Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan...

26
MODUL PERKULIAHAN BUSINESS ETHICS AND GOOD GOVERNANCE PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PASCA MM 02 35040 DR.MIRZA, ST , MM Abstract Kompetensi

Transcript of Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan...

Page 1: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

MODUL PERKULIAHAN

BUSINESS ETHICS AND GOOD GOVERNANCE

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PASCA MM 02 35040 DR.MIRZA, ST , MM

Abstract KompetensiMembahas tentang konsep bagaimana membuat keputusan yang beretika dalam

Diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana membuat keputusan yang beretika

Page 2: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

bisnis

PembahasanI. Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis

Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (ethical decission making-EDM) menilai

etikalitas keputusan atau tindakan yang dibuat terkena dampak:

a) Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya

b) Hak dan kewajiban terkena dampak

c) Kesetaraan yang dilibatkan

d) Motivasi atau kebijakan yang diharapkan

II. Sniff Tests dan Aturan Praktis Umum – Tes Awal Etikalitas Sebuah KeputusanA. Sniff Test Untuk Pengambilan Keputusan Etis, diantaranya:

1) Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau keputusan ini

muncul dihalaman depan surat kabar nasional besok pagi?

2) Akankah saya bangga dengan keputusan ini?

3) Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?

4) Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dank ode etik

perusahaan?

5) Apakah hal ini terasa benar bagi saya?

B. Aturan Praktis Untuk Pengambilan Keputusan Etis1) Golden Rule: Perlakuan orang lain seperti anda ingin diperlakukan

2) Peraturan pengungkapan: jika anda merasa nyaman dengan tindakan

atau keputusan setelah bertanya pada diri sendiri apakah anda akan

keberatan jika semua rekan, teman, dan keluarga anda meyadari hal

itu, maka anda harus bertindak atau memutuskan.

3) Etika intuisi: lakukan apa yang “firasat anda” katakana untuk anda

lakukan.

4) Imperatif Kategoris: jangan mengadopsi prinsip-prinsip tindakan,

kecuali prinsip-prinsip tersebut dapat, tanpa adanya inkonsistensi,

diadopsi oleh orang lain.

5) Etika profesi: lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan didepan

komite dari rekan-rekan professional anda.

6) Prinsip Utilitarian: lakukan “yang terbaik untuk jumlah terbesar”

7) Prinsip kebajikan: lakukan apa yang menujukkan kebajikan yang

diharapkan.

2016 2 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

III. Analisis Dampak Pemangku Kepentingan – Perangkat Komprehensif untuk Menilai Keputusan dan Tindakan

A. Kepentingan Dasar Para Pemangku KepentinganUntuk memfokuskan analisis dan pengambilan keputusan pada dimensi etika:

1) Kepentingan mereka harus menjadi lebih baik sebagai akibat dari keputusan

tersebut.

2) Keputusan akan menghasilkan distribusi yang adil antara manfaat dan beban.

3) Keputusan seharusnya tidak menyinggung salah satu hak setiap pemangku

kepentingan, termasuk hak pengambilan keputusan.

4) Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-baiknya.

Nilai pertama berasal dari konsekuensialisme, nilai kedua, ketiga, dan keempat dari

deontologi dan etika kebajikan. Untuk tingkat tertentu, kepentingan dasar ini harus didukung

dengan kenyataan yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Dalam syarat pemangku untuk

perdagangan dan untuk memahami bahwa keputusan bisa meningkatkan kekayaan semua

pemangku kepentingan sebagai kelompok, bahkan jika beberapa individu secara pribadi

menerima efek yang buruk, kepentingan dasar ini harus dimidifikasi untuk berfokus pada

kekayaan pemangku kepentingan dari pada hanya perbaikan mereka. Modifikasi ini

menunjukkan pergeseran dari utilitarianisme menjadi konsekuensilianisme.

Setelah fokus pada perbaikan telah beralih menjadi kekayaan, kebuthna untuk

menganalisis dampak keputusan dalam kaitannya dengan empat kepentingandasar menjadi

jelas. Keputusan yang tidak menunjukkan karakter, integritas, atau keberanian yang

diharapkan akan dicurigai(secara etis) oleh para pemangku kepentingan. Akibatnya,

keputusan yang diusulkan dapat dinyatakan tidak etis jika tidak memberikan manfaat bersih,

tidak adil, atau meninggung hak pemangku kepentingan termasuk ekspetasi yang wajar

untuk perilaku bajik. Pengujian terhadap keputusan yang diusulkan dengan satu prinsip saja

jelas picik, dan biasanya menghasilkan diagnosis yang salah.

B. Pengukuran Dampak yang Dapat Diukur1) Laba

Laba merupakan dasar untuk kepentingan pemegang saham dan sangat penting

untuk kelangsungan hidup dan kesehatan perusahaan kita. Di masa inflasi, laba

merupakan hal yang penting untuk menggantikan inventori pada harga tinggi yang

diperlukan. Untungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya

dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan

keputusan etis. Memang benar, bagaimanapun, bahwa keuntungan merupakan

ukuran jangka pendek, dan beberapa dampak penting tidak terungkap dalam

penentuan laba. Kedua kondisi ini dapat diperbaiki dalam bagian berikut.

2016 3 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

2) Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Dapat Langsung DiukurAda dampak dari keputusan perusahaan dan kegiatan yang tidak dimasukkan dalam

penentuan laba perusahaan yang menyebabkan dampak. Sebagai contoh, ketika

sebuah perusahaan melakukan pencemaran, biaya pembersihan biasanya

dikeluarkan oleh individu, perusahaan, atau kota yang terletak di hilir atau arah

angin. Biaya tersebut disebut sebagai eksternalitas, dan dampaknya dapat diukur

langsung oleh biaya pembersihan yang dilakukan oleh orang lain.

Untuk melihat gambaran lengkap tentang dampak dari sebuah keputusan, laba atau

rugi yang muncul dari transaksi harus dimodifikasi oleh eksternalitas yang

ditimbulkannya. Sering kali, perusahaan yang mengabaikan eksternalitas menyadari

bahwa mereka telah meremehkan biaya sebenarnya dari keputusan saat muncul

denda dan biaya pembersihan, atau muncul pemberitaan yang kurang baik.

3) Produk yang Tidak Termasuk dalam Laba: Tidak Dapat Langsung DiukurEksternalitas lain muncul ketika biaya tersebut dimasukkan dalam penentuan laba

perusahaan, tetapi ketika manfaatnya dinikmati oleh orang-orang diluar perusahaan.

Sumbangan atau beasiswa adalah contoh eksternalitas, dan tentunya akan menarik

untuk memasukkan perkiraan manfaat yang terlibat dalam keseluruhan evaluasi

keputusan yang diusulkan. Masalahnya adalah bahwa baik keuntungan maupun

biaya beberapa dampak negatif, seperti berkurangnya kesehatan yang diderita orang

karena menyerap polusi, dapat diukur secara langsung, tetapi mereka harus

dimasukkan dalam penilaian secara keseluruhan.

Meskipun tidak mugkin untuk mengukur eksternalitas tersebut secara langsung, ada

kemungkinan untuk mengukur dampak tidak langsung dengan menggunakan

alternatif pengganti atau bayangan cermin. Pada kasus beasiswa, pengganti

keuntungan dapat berupa peningkatan laba yang diperoleh oleh penerima. Nilai

kerugian dari berkurangnya kesehatan dapat diperkirakan sebagai pendapatan yang

hilang ditambah biaya perlakuan medis ditambah dengan produktivitas yang hilang di

tempat kerja sebagaimana diukur dengan biaya penambahan pekerja.

Keakuratan estimasi bergantung pada kemiripan ukuran dengan bayangan cermin.

Ada kemungkinan, bagaimanapun, bahwa perkiraan yang ada akan mengecilkan

dampak yang terlibat; dalam contoh sebelumnya, tidak ada perkiraan yang dibuat

untuk keuntungan intelektual dari pendidikan yang dibiayai oleh beasiswa atau rasa

sakit dan penderitaan yang dihadapi sebagai akibat dari hilangnya kesehatan.

Meskipun demikian, jauh lebih baik jika membuat estimasi yang akurat secara

2016 4 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

umum, daripada membuat keputusan atas dasar tindakan langsung yang diukur

dengan tepat hanya sebagian kecil dari dampak keputusan yang diusulkan.

4) Membawa Masa Depan ke Masa KiniTeknik untuk membawa dampak keputusan masa depan ke dalam analisis tidak sulit.

Hal ini ditangani secara paralel dengan analisis penganggaran modal, di mana nilai-

nilai masa depan didiskontokan pada tingkat bunga yang mencerminkan tingkat suku

bunga yang diharapkan di masa mendatang. Pendekatan ini ditunjukkan sebagai

bagian dari analisis biaya-manfaat (ABM) dalam Brooks (1979).

Pendekatan nilai bersih masa kini:

Nilai Bersih Masa Kini = Nilai Keuntungan Bersih Masa Kini – Nilai Biaya Masa Kini

Usulan Tindakan

Sering kali, eksekutif yang telah belajar keras untuk tetap berfokus pada keuntungan

jangka pendek akan menolak gagasan untuk memasukkan eksternalitas dalam

analisis mereka. Bagaimanapun, apa yang dianjurkan di sini bukan berarti mereka

meninggalkan keuntungan jangka pendek sebagai sebuah ukuran, tetapi mereka

juga mempertimbangkan dampak bahwa eksternalitas saat ini memiliki kesempatan

besar dalam memengaruhi perusahaan baru di masa depan. Apa yang

diperkenankan pada analisis biaya-manfaat bagi pembuat keputusan adalah untuk

membawa manfaat dan biaya masa depan ke masa kini agar dapat dianalisis secara

lebih lengkap dari sebuah keputusan.

5) Menangani Ketidakpastian HasilSama seperti dalam analisis penganggaran modal, ada perkiraan yang tidak pasti.

Namun, berbagai teknik telah dikembangkan untuk memasukkan ketidakpastian ini

ke dalam analisis keputusan yang diusulkan. Sebagai contoh, analisis dapat

didasarkan pada perkiraan terbaik, dalam tiga kemungkinan (paling optimis, pesimis,

dan perkiraan terbaik), atau nilai-nilai yang diharapkan, di mana dikembangkan dari

sebuah simulasi komputer. Semua ini merupakan nilai-nilai yang diharapkan, yang

merupakan kombinasi dari nilai dan kemungkinan terjadinya. Hal ini biasanya

dinyatakan sebagai berikut:

Nilai Hasil yang Diharapkan = Nilai Hasil x Kemungkinan Terjadinya Hasil

Keuntungan dari rumusan nilai yang diharapkan ini adalah kerangka kerja analisis

biaya-manfaat dapat dimodivikasi untuk menyertakan risiko yang terkait dengan

hasil. Pendekatan baru ini disebut sebagai analisis risiko-manfaat (RBA), dan dapat

diterapkan di mana hasil berisiko ditemukan dalam kerangka berikut:

Nilai yang Diharapkan dari Manfaat Bersih atau yang = Nilai Masa Kini yang Diharpkan - Nilai Masa Kini dari Biaya Masa Datang Disesuaikan dengan Risiko

2016 5 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

6) Identifikasi dan Petingkat Pemangku KepentinganPengukuran laba, yang ditambahkan oleh eksternalitas yang didiskontokan ke masa

sekarang dan difaktorkan oleh resiko hasil, lebih berguna dalam menilai keputusan

yang diusulkan jika dibandingkan dengan hanya darikeuntungan saja. Namun

demikian, manfaat dari analalisis dampak pemangku kepentingan bergantung pada

identifikasi penuh semua pemangku kepentingan dan kepentingan mereka, serta

apresiasiyang penuh terhadap signifikansi dampaknya pada posisi masing – masing.

Ketika penambahan manfaat sederhana dan biaya tidak sepenuhnya mencerminkan

pentingnya pemangku kepentingan atau dampak yang terlibat. Dalam situasi ini, nilai

– nilai yang termasuk dalam ABM atau RBA dapat ditimbang, atau nilai

bersihsekarang dapat dibuat peringkat sesuai dengan dampak yang dibuat pada

pemangku kepentingan yang terlibat. Peringkat pemangku kepentingan dan dampak

yang terjadi atas mereka bergantung pada ketahanan situasional mereka dalam

menahan dampak juga digunakan ketika dampak yang tidak bisa diukur sedang

dipertimbangkan.

Kekuatan keuangan yang relatif tidak hanya memberikan alasan untuk membuat

peringkat kepentingan para pemangku kepentingan. Bahkan, ada beberapa alasan,

termasuk dampak dari tindakan yang diusulkan pada kehidupan atau kesehatan

pemangku kepentingan, atau pada beberapa aspek flora, fauna, atau lingkungan kita

yang lebih berada pada ambang bahaya atau kepunahan. Biasanya, masyarakat

mempunyai prasangka buruk pada perusahaanyang mengambil keuntungan atas

kehidupan, kesehatan, atau habitat kita. Di samping itu, membuat isu – isu ini

sebagai prioritas utama sering kali justru akanmemicu adanya pemikiran ulang

terhadap tindakan yang menyinggung agar diperbaii dengan menghilangkannya.

Mitchell, Agle, dan Wood (1997) menyatakan bahwa pemangku kepentingan dan

kepentingan mereka dinilai dalam tiga dimensi : legitimasi atau hak hukum dan/atau

moral untuk mempengaruhi organisasi; kekuatan untuk memengaruhi organisasi

melalui media, pemerintah atau cara yang lain; serta urgensi (urgensitas) yang

dirasakan nyata dari persoalan yang muncul. Analisis semacam ini memaksa

pertimbangan terhadap dampak yang dianggap sangat merusak (khususnya untuk

pemangku kepentingan eksternal) terdahulu, sehingga jika seorang eksekutif

memutuskan untuk terus maju dengan rencana suboptimal, setidaknya kerugian

potensial akan dikenali.

Logika menunjukkan bahwa klaim dari tiga lingkaran yang saling tumpang tindih

(yaitu sah dan/atau dianggap sah, darurat, dan dipegang oleh penguasa) akan selalu

menjadi yang paling penting. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Klaim yang

2016 6 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

mendesak dari pemangku kepentingan lain dapat menjadi yang paling penting jika

mereka mengumpulkan lebih banyak dukungan dari penguasa dan mereka yang

mempunyai klaim yang sah, dan akhirnya dianggap mempunyai legitimasi.

Pendekatan untuk Mengukur Dampak yang Dapat Dihitung dari Keputusan yang

Diajukan

1) Hanya laba atau rugi

2) A. ditambah eksternalitas (dengan kata lain, Analisis Biaya-Manfaat/ABM)

3) B. ditambah probabilitas hasil (dengan kata lain, Analisis

Risiko-Manfaat/RBA)

4) ABM atau RBA ditambah peringkat pemangku kepentingan

C. Penilaian Dampak yang Tidak Dapat Dikuantifikasi1. Keadilan di Antara Para Pemangku Kepentingan

Kepedulian atas perlakuan yang telah adil telah menjadi perhatian masyarakat baru

– baru ini mengenai isu – isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal

lainnya yang menyangkut perekrutan, promosi, dan pembayaran. Akibatnya,

keputusan akan dianggap tidak etis kecuali jika dipandang wajar oleh semua

pemangku kepentingan.

2. Hak Pemangku Kepentingan

Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak menggagu hak

para pemangku kepentingan, dan hak si pembuat keputusan. Pemangku

kepentingan individu maupun kelompok umumnya berharap dapat menikmati hak –

hak sebagai berikut :

Hak Pemangku Kepentingan

Kehidupan

Kesehatan dan Keselamatan

Perlakuan adil

Penggunaan hati nurani

Harga diri dan privasi

Kebebasan berbicara

Beberapa hak ini telah dilindungi undang – undang dan peraturan hukum, sedangkan

yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau melalui sanksi publik bagi yang

melanggar. Sebagai contoh, karyawan dan konsumen dilindungi undang – undang

kesehatan dan keselamatan, sedangkan martabat dan privasi dilindungi hukum

umum, dan efek jera menjadi subjek dari sanksi publik.

2016 7 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

D. Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan Keputusan

Beberapa (pendapat) telah dikembangkan yang memanfaatkan analisi dampak

pemangku kepentingan untuk menyediakan panduan tentang etikalitas tindakan yang

diajukan pada pengambil keputusan. Diskusi dari tiga pendekatan tradisional akan dibahas

kemudian. Memilih pendekatan yang paling berguna bergantung pada apakah dampak

eputusan bersifat jangka pendek jika dibandingkan dengan jangka panjang, melibatkan

eksternalitas dan garis mirin atau probabilitas , atau terjadi dalam situasi perusahaan .

pendekatan mungkin digabungkan kedalam penyesuaian pendekatan gabungan yang

dirancang khusus untuk dapat mengatasi situasi tertentu dengan baik.

Penting untuk diakui, bahwa ketika masing-masing pendekatan berhubungan

dengan perkembangan deontologist terhadap dampak pada hak-hak, keadilan, dan tugas-

tugas yang diharapkan, tidak ada yang secara khusus memasukkan kajian mendalam

tentang motivasi bagi keputusan-keputusan yang terlibat, sifat kebajikan atau karakter yang

diharapkan di era akuntabilitas pengku kepentingan modern. Suatu analisis etika yang

konprehensif harus keluar dari odel tradisional Tucker, velasquez, dan Pastin untuk

memasukkan penilaikan tentang motivasi, kebijakan,dan karakter yang ditampikan

dibandingkan dengan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan

Apakah keputusan itu ?Interes pemangku kepentingan yang di periksa

1. menguntungkan ? pemegang saham-biasanya jangka pendek

2. sah dimata hukum?

masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan

oleh hukum

3. adil? keadilan bagi semua

4. benar ? hak-hak lain bagi semua

5. mendukung pembangunan berkelanjutan

lebih lanjut ?

hak khusus

E. Pendekatan 5-Pertanyaan TradisionalKeputusan yang diusulkan ditantang dengan mengajukan semua pertanyaan. Jika

respons negatif timbul (atau lebih dari satu) ketika semua lima pertanyaan

diajukan/dipertanyakan, maka pengambil/pembuat keputusan dapat mencoba untuk

merevisi tindakan yang diusulkan untuk menghapus dan/atau mengimbangi jawaban negatif

itu. Apabila proses revisi berhasil, maka usulan menjadi etis. Jika tidak, proposal harus

ditinggalkan karena tidak etis. Bahkan, jika tidak ada tanggapan negatif ketika pertanyaan

2016 8 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

ditanyakan diawal, sebuah upaya harus dilakukan untuk memperbaiki tindakan yang

diusulkan menggunakan lima pertanyaan sebagai panduan.

Urutan mengajukan pertanyaan tidak penting, tapi semua dari empat pertanyaan

pertama harus ditayangkan untuk memastikan bahwa pengambil keputusan tidak

mengbaikan dampak dari bidang yang penting. Beberapa permasalahan etika tdak rentan

terhadap pemeriksaan dengan 5-pertanyaan jika dibandingkan dengan pendekatan lain

yang diuraikan dalam bagian berikutnya.

F. Pendekatan Standar Moral TradisionalPendekatan standar moral untuk analisis dampak pemangku kepentingan

membangun secara langsung atas tiga kepetingan mendasar dari para pemangku

kepentingan yang diidentifikasi.

Standar moral Pertanyaan dari keputusan yang diusulkan

utilitarian

memaksimalkan keuntungan

bersih bagi seluruh masyarakat

apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat

sosial dan meminimalkan luka sosial ?

hak-hak individudihormati dan dilindungi apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak

setiap orang ?

keadilandistribusi manfaat dan beban

yang adil

apakah tindakan (tersebut) membawa (kita) pada

sebuah distribusi yang adil dari manfaat dan beban ?

Pada tabel di atas, hal ini agak lebih umum dari pada focus dari pendekatan 5

pertanyaan,dan mengarahkan pengambil keputusan untuk membuat analisis yang berbasis

lebih luas pada manfaat bersih bukan hanya profitabilitas,sebagai tantangan pertama

keputusan yang diusulkan. Akibatnya ,pendekatan ini menawarkan kerangka kerja yang

lebih sesuai dengan pertimbangan keputusan yang memiliki dampak yang signifikan diluar

perusahaan dari kerangka 5 pertanyaan.

Pertanyaan ang berfokus pada keadilan distributive, atau kejujuran, ditangani

dengan cara yang sama seperti pada pendekatan 5-pertanyaan. Untuk perlakuan lengkap

dari pendekatan standar normal, lihat Business Ethics : Concepts and Cases oleh Manual G.

Velasquez, (1992). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Pendekatan Standar Moral

2016 9 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

Tradisional I tidak secara khusus memberikan kajian yang mendalam tentang motifasi bagi

keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang diharapkan.

ASPEK KUNCI TUJUAN PEMERIKSAAN

Etika aturan dasar Untuk menjelaskan sebuah organisasi dan/atau aturan dan

nilai-nilai individu

etika titik-akhir untuk menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk

semua pihak

etika peraturan untuk menetukan batasan-batasan yang harus

dipertimbangkan seseorang atau organisasi sesuai dengan

prinsip-prinsip etis

etika kontrak social untuk menetukan cara bagaimana memindahkan batasan-

batasan demi menghapus kekhawatiran atau konflik

G. Pendekatan Pastin TradisionalDalam bukunya, The Hard Problrms of Management: Gaining the Ethical

Edge,Mark Pastin(1986) menyajikan gagasannya tentang pendekatan yang tepat untuk

analisi etika, yang melibatkan pemeriksaan terhadap empat aspek kunci etika seperti yang

terlihat pada Tabel di atas.

Pastin menggunakan konsep etika aturan dasar utnuk menangkap gagasan bahwa

individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar untuk nilai-nilai pundamental yang

mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap

menyinggung nilai-nilai ini, ada kemungkinan kan terjadi kekecewaan atau balas dendam.

Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang

pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi tempat

dia bekerja. Untuk memahami aturan dasar yang berlaku, mengatur komitmen organisasi

secara benar atas proposal, dan melindungi para pembuat keputusan, Pastin mengusulkan

agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan dimasa lalu. Ia menyebut

pendekatan ini sebagai rekayasa balik sebuah keputusan , karena dilakukan usaha untuk

membongkar pengambilan keputusan masa lalu selain untuk melihat bagaimana dan

mengapa keputusan tersebut dibuat. Pasti menunjukan bahwa individu sering dibatasi

(secara sukarela maupun tidak) dalam mengungkapkan nilai-nilai mereka, dan rekayasa

balik menawarkan cara untuk melihat, melalui tindakan-tindakan mereka dimasa lalu, dan

apa nilai-nilai mereka sebenarnya.

2016 10 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

H. Memperluas dan Memadukan Pendekatan TradisionalDari waktu ke waktu, masalah etika akan muncul yang mungkin tidak sesuai

dengan salah satu pendeatan yang telah diuraikan. Sebagai contoh, isu yang diangkat oleh

permasalahan etika dapat diperiksa dengan pendekatan 5 pertanyaan, kecuali jika ada

dampak jangka panjang yang signifikan atau hal lain yang lebih membutuhkan analisis

biaya-manfaat dari pada keuntungan sebagai pertanyaan tingkat pertama. Untungnya,

anaisis biaya-manfaat dapat diganti atau ditambahkan untuk memperkaya pendekatan

tersebut. Mungkin pula, konsep etika aturan dasar dapat dipindahkan kependekatan non-

Pastin, jika diperlukan dalam keputusan yang berhubungan dengan keadaan perusahaan.

Harus hati-hati ketika memperluas dan menggabungkan pendekatan yang ada. Namun,

untuk memastikan bahwa masing-masing bidang kebaikan, keadilan, dan dampaknya

terhadap hak-hak individu telah diperiksa dalam analisis yang komprehensif-jika tidak,

keputusan akhir kemungkinan salah.

IV. Pendekatan Filosofis dan Analisis Dampak Pemangku KepentinganPendekatan filosofis konsekuensialisme, deotologi, dan ektika kebajikan

merupakan landasan, dan harus selalu diingat untuk menginformasikan dan memperkaya,

analisis ketika mengguanakan tiga pendektatan dampak pemangku kepentingan.

Pendekatan analissi dampak pemangku kepentingan yang digunakan harus memberikan

pemahaman tentang fakta-fakta, hak, kewajiban, dan keadilan yang terlibat dalam

keputusan atau tindakan yang penting untuk analisis etika yang tepat dari motivasi,

kebajikan, dan karakter yang diharapkan.

Pada analisis yang efektif dan koperhensif terhadap etikalitas suatu keputusan atau

tindakan yang diusulkan, pendekatan-pendekatan filosofis tradisonal harus meningkatkan

model pemangku kepentingan, dan sebaliknya.

V. Memodifikasi Pendekatan Tradisional Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Menilai Motivasi, Kebijakan yang Diharapkan, dan Sifat Karakter

A. Mengapa Mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku?Suatu analisis etika yang komperhensif harus melebihi pendekatan tradisional

Tucker, Velasquez, dan pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi,

kebajikan, dan karakter yang terllibat dalam perbandingan dengan apa yang

diharapkan oleh para pemangku kepentingan.Namun, seperti yang terrlihat dalam

skandal yang baru-baru ini terjadi, para pengambil keputusan di masa lalu tidak

mengenali pentingnya harapan pemangku kepentingan akan kebajikan. Jika mereka

mengenalinya, keputusan yang dibuat oleh eksekutif perusahaan, akuntan m dan

2016 11 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

pengacara yang terlibat dalam Enron, arthur andersen, WorldCom, Tyco, Adephia,

dan lain-lain mungkin telah menghindari tragedi pribadi dan organisasi yang terjadi.

Beberapa eksekutif dimotivasi oleh keserakahan , bukan oleh kepentingan pribadi

yang berfokus pada kebaikan semua orang.

Intinya adalah mereka lupa mempertimbangkan kebajikan (dan tugas ) secara tepat

yang seharusnya mereka tunjukkan. Apabila suatu tugas fidusia merupakan utang

kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya dimasa depan .

Sifat karakter, seperti integritas, profesionalisme , keberanian , dan seterusnya tidak

diperhitungkan dengan pantas. Dalam peninjauan kembali (retrospect), akan sangat

bijaksana jika menyertakan penilaian etika kebajikan yang diharapkan sebagai

langkah terpisah dalam setiap proses EDM untuk memperkuat tata kelola dan sistem

manajemen risiko serta menjaga dari kepututsan tidak etis dan berorientasi jangka

pendek.

Dilihat pada karyawan yang terus-menerus membuat keputusan untuk alasan yang

salah, bahkan jika konsekuensi hasil adalah benar dapat menimbulkan risiko tata

kelola yang tinggi . Terdapat banyak contoh dimana eksekutif yang hanya termotifasi

oleh keserakahan tergelincir ke dalam praktik tidak etis, dan yang lainnya tersesat

oleh sistem insetif yang salah.

Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi yang terlalu sempit dapat

menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri dan pengawasan

eksternal yang pantas tidak mencukupi. Pemantauan ekternal tidak mungkin

menangkap semua keputusan sebelum pelaksanaan, maka penting bagi semua

karyawan untuk memahami motibasi yang luas akan membela kepentingan diri dan

organisasi mereka dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya para pembuat

keputusan harus mempertimbankan motivasi dan perilaku yang diharapkan oleh para

pemangku kepentingan dalam pendekatan EDM komperhensif, dan organisasi harus

meminta akuntabilitas dari karyawan atas harapan itu melalui mekanisme tata kelola.

B. Penilaian Etis Motivasi dan PerilakuEtika kebijakan, beberapa aspek perilaku etis diidentifikasi sebagai indikasi mens rea

(pikiran bersalah), yang merupakan salah satu dari dua dimensi tanggung jawab,

kemungkinan melakukan kesalahan, atau perasaan bersalah.

Perilaku pribadi atau perusahaan tidak memnuhi harapan , mungkin akan

berdampak negatif pada reputasi dan kemampuan untuk mencapai tujuan strategis

yang berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang, proses penilaian dampak

pemangku kepentingan akan menawarkan kesempatan untuk menilai motivasi yang

mendasari kepututsan atau tindakan yang diusulkan.

2016 12 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

Harapan harapan motivasi , kebajikan , sifat karakter , dan prosesMotivasi yang diharapkan,

Pengendalian diri atas keserakahan

Pertimbangan kesetaraan atau keadilan

Kebaikan , kepedulian, kasih sayang , dan kebajikan

Kebajikan yang diharapkanLoyalitas penuh

Integritas dan trasparansi

Ketulusan bukan bermukan dua

Sifat karakter yang diharapkanKeberanian untuk melakukan hal yang benar setiap individu dan standar profesional

Keandalan

Objektifitas , ketidakberpihakkan

Kejujuran , kebenaran

Mementingkan diri sendiri bukan egoisme

Menyeimbangkan pilihan di antara pebedaan besar

Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komperhensif,

penilaian motivasi, kebajikan, dan sifat karakter yang diharapkan, harus ditambahkan

pada pendektatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaaan modifikasi atau

analisis tucker, pendekatan standa moral yang dimodifikasi, pendekatan pastin yang

dimodifikasi, atau kombinasi turunan dari pendekatan yang dimodifikasi.

VI. Permasalahan Lainnya dalam Pengambilan Keputusan EtisA. Masalah Bersama

Istilah masalah bersama mengacu pada kesengajaan atau mengetahui penggunaan

aset atau sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan. Namun, dalam

praktiknya sering kali pengambil keputusan tidak peka terhadap masalah bersama,

sehingga tidak akan memberikan atribut nilai yang cukup tinggi untuk penggunaan

aset atau sumber daya, dan karena itu mereka membuat keputusan yang salah.

Kesadaran akan masalah ini dapat memperbaiki hal tersebut dan memperbaiki

pengambilan keputusan. Jika seorang eksekutif dihadapkan pada penggunaan suatu

aset atau sumber daya yang berlebihan, mereka akan melakukan dengan baik untuk

menggunakan solusi yang diterapkan di zaman dahulu.

B. Mengembangkan Aksi yang Lebih EtisPerbaikan yang berulang-ulang adalah salah satu keuntungan dari menggunakan

kerangka kerja EDM yang diusulkan. Menggunakan serangkaian pendekatan

2016 13 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

filosofis, 5-pertanyaan, standar moral, Pastin, atau pendekatan bersama yang

memungkinkan aspek-aspek tidak etis dari sebuah keputusan dapat diidentifikasi,

kemudian dimodifikasi secara berulang-ulang untuk memperbaiki dampak

keseluruhan dari keputusan tersebut. Pada akhir setiap pendekatan EDM, harus ada

pencarian yang spesifik untuk hasil sama-sama untung. Proses ini melibatkan

pelaksanaan imajinasi moral. Terkadang, direktur, eksekutif, atau akuntan

profesional akan mengalami kelumpuhan keputusan akibat dari kompleksitas analisis

atau ketidakmampuan untuk menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidak

pastian, kendala waktu, atau sebab lainnya. Herbert Simon mengusulkan konsep

satisficing untuk memecahkan masalah ini. Ia berargumen bahwa seseorang “tidak

boleh membiarkan kesempurnaan menjadi musuh kebaikan” – perbaikan yang harus

terus menerus sampai tidak ada kemajuan lebih lanjut yang dibuat seharusnya

menghasilkan solusi yang dianggap cukup baik dan bahkan optimal pada titik waktu

tersebut.

C. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan EtisMenghindari perangkap umum pengambilan keputusan etis sangatlah penting.

Pengalaman menunjukkan bahwa para pengambil keputusan secara berulang-ulang

membuat kesalahan berikut:

1) Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis. Ada banyak contoh dimana

budaya perusahaan yang tidak didasarkan pada nilai-nilai etika telah

memengaruhi atau memotivasi eksekutif dan karyawan untuk

membuat/mengambil keputusan yang tidak etis. Dalam banyak kasus tidak

adanya etika kepemimpinan merupakan penyebabnya.di lain kasus,

perusahaan itu diam atau kurang jelas tentang nilai-nilai inti mereka, atau ini

disalah artikan, untuk memungkinkan diambilnya tindakan tidak etis dan

ilegal. Pada kesempatan lain, sistem penghargaan yang tidak etis memotivasi

karyawan untuk memanipulasi hasil keuangan atau berfokus pada kegiatan

yang tidak dalam kepentingan terbaik organisasi.

2) Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira

bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:

“semua orang melakukannya,” atau

“jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya,” atau

“saya bebas dari beban tanggung jawab karena atasan

memerinahkan saya untuk melakukannya,”.

Dalam dunia sekarang ini, pembenaran bagi keputusan yang tidak etis sangat

mencurigakan. Setiap tindakan harus dipikirkan dengan saksama dari sisi

2016 14 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

standar etika.

3) Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang

saham. Sering kali, dampak yang paling signifikan (bagi para pemangku

kepentingan yang bukan pemegang saham) dari tindakan yang diusulkan

adalah apa yang akan terjadi di masa depan akan terlebih dahulu menimpa

pemangku kepentingan yang bukan pemegang saham. Hanya setelah

kelompok-kelompok ini bereaksi barulah pemegang saham menanggung

biaya untuk kelakuan buruk mereka. Sarana bagi pemikiran yang dangkal ini

adalah untuk memastikan pandangan yang tepat untuk melakukan analisis,

dan untuk memperhitungkan eksternalitas atas dasar biaya—dampak dari

manfaat yang diukur pada awalnya dirasakan oleh sekelompok non-

pemegang saham.

4) Berfokus hanya pada legalitas. Banyak manajer hanya peduli dengan suatu

tindakan yang sah secara hukum. Mereka berpendapat, “Jika sah secara

hukum, maka tindakan tersebut etis.” Sayangnya, banyak ditemukan

perusahaan yang dikenai boikot konsumen, karyawan yang mundur,

meningkatnya regulasi pemerintah untuk menutup celah, dan denda.

Beberapa tidak peduli karena mereka hanya berniat untuk bekerja di

perusahaan ini untuk sementara waktu. Faktanya adalah undang-undang dan

peraturan tidak seperti yang diinginkan masyarakat, tetapi reaksi bisa datang

jauh sebelum undang-undang dan peraturan yang baru dibuat. Salah satu

alasannya adalah bahwa perusahaan mencoba memengaruhi perubahan

aturan tersebut. Hanya karena tindakan yang diusulkan sah secara hukum,

tidak berarti itu membuatnya menjadi tindakan yang etis.

5) Batas keberimbangan. Terkadang, pengambil keputusan memiliki sikap bias

atau ingin bersikap adil hanya untuk kelompok yang mereka suka.

Sayangnya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan opini

publik dan biasanya harus membayar kekeliruan mereka di akhir. Banyak

eksekutif telah mengalah pada organisasi-organisasi aktivis, tetapi juga

belajar bahwa jika isu-isu lingkungan diabaikan maka akan berbahaya bagi

mereka. Sebuah kajian penuh tentang keadilan untuk semua pemangku

kepentingan adalah satu-satunya cara untuk memastikan sebuah keputusan

akan menjadi etis.

6) Batas untuk meneliti hak. Bias tidak terbatas pada keadilan saja. Para

pembuat keputusan harus meneliti dampak pada keseluruhan hak semua

kelompok pemangku kepentingan. Selain itu, para pembuat keputusan harus

2016 15 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

didorong untuk mempertimbangkan nilai-nilai mereka sendiri saat membuat

keputusan.

7) Konflik kepentingan. Bias yang didasarkan atas prasangka bukan satu-

satunya alasan penilaian keliru dari tindakan yang diusulkan. Penilaian dapat

menutupi kepentingan pribadi yang saling bertentangan—kepentingan

pengambil kepuutusan versus kepentingan terbaik perusahaan, atau

kepentingan kelompok dimana pembuat keputusan bersikap parsial versus

kepentingan terbaik perusahaan, keduanya dapat menyebabkan penilaian

dan keputusan yang keliru. Kadang-kadang, karyawan terjebak pada apa

yang disebut dengan slippery slope, dimana mereka mulai dengan keputusan

kecil yang bertentangan dengan kepentingan majikan mereka, diikuti oleh

keputusan lain yang tumbuh secara signifikan, dan akan menjadi sangat sulit

untuk mengoreksi atau mengakui keputusan yang mereka buat sebelumnya.

8) Keterkaitan di antara pemangku kepentingan. Sering kali, para pengambil

keputusan gagal mengantisipasi apa yang mereka lakukan untuk sau

kelompok akan berkontribusi memicu tindakan orang lain. Sebagai contoh,

pencemaran lingkungan di negara yang jauh dari perusahaan dapat

menyebabkan reaksi negatif dari pelanggan dalam negeri dan pasar modal.

9) Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan.

Kebutuhan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan

dan kepentingan mereka sebelum menilai dampaknya pada masing-masing

kelompok merupakan bukti pribadi. Namun, hal ini merupakan langkah yang

sering diambil tanpa pemahaman, dengan hasil bahwa isu-isu penting

menjadi tidak diketahui. Pendekatan yang berguna untuk membantu masalah

ini adalah untuk berspekulasi pada kemungkinan buruk yang mungkin terjadi

dari tindakan yang diusulkan, dan mencoba untuk menilai bagaimana media

akan bereaksi.

10) Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para

pemangku kepentingan. Kecenderungan yang umum adalah untuk

memperlakukan kepentingan seluruh pemangku kepentingan menjadi sama

pentingnya. Namun, mereka yang mendesak biasanya menjadi yang

terpenting. Mengabaikan hal ini benar-benar picik, dan dapat menghasilkan

keputusan yang suboptimal dan tidak etis.

11) Mengacuhkan kekayaan, keadilan, atau hak. Seperti yang ditunjukkan

sebelumnya, keputusan etis yang komprehensif tidak bisa dilakukan jika

salah satu dari ketiga aspek ini ada yang terlupakan. Namun, berulang kali

para pembuat keputusan mengambil jalan pendek dan menderita akibatnya.

2016 16 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

12) Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan. Selama

bertahun-tahun, pengusaha dan profesional tidak khawatir tentang motivasi

untuk sebuah tindakan, selama konsekuensinya dapat diterima. Sayangnya,

banyak pengambil keputusan kehilangan kebutuhan untuk meningkatkan

manfaat bersih secara keseluruhan bagi semua (atau sebanyak mungkin

orang), dan mengambil/membuat keputusan yang dibuat untuk

menguntungkan dirinya, aau hanya beberapa di antaranya, yang bermanfaat

dalam jangka pendek dan merugikan orang lain pada jangka panjang.

Keputusan picik ini, yang diambil demi keuntungan pribadi pengambil

keputusan, mencerminkan risiko tata kelola yang tinggi bagi organisasi.

13) Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk

ditunjukkan. Anggota dewan, eksekutif, dan akuntan profesional diharapkan

untuk bertindak dengan itikad baik dan melaksanakan tugas fidusia bagi

orang-orang yang bergantung pada mereka. Mengabaikan kebajikan yang

diharapkan dari mereka dapat menyebabkan ketidakjujuran, kurangnya

integritas dalam penyusunan laporan, kegagalan untuk bertindak atas nama

pemangku kepentingan, dan kegagalan untuk menunjukkan keberanian

dalam menghadapi orang lain yang terlibat dalam tindakan tidak etis, atau

whistle-blowing saat dibutuhkan. Akuntan profesional yang mengabaikan

kebajikan yang diharapkan dari mereka cenderung melupakan bahwa mereka

diharapkan untuk melindungi kepentingan umum.

VII. Sebuah Kerangka Kerja Komprehensif Pengambilan Keputusan EtisPendekatan terbaik EDM akan bergantung pada sifat dari tindakan yang diusulkan

atau dilema etikan dan pemangku kepentingan yang terlibat . Sebagai cotoh , sebuah

masalah yang melibatkan dampak jangka pendek dan tidak ada eksternalitas mungkin

cocok untuk analisis 5 pertanyaan yang dimodifikasi , Masalah dengan dampak jangka

panjang dan ekternalitas ini mungkin lebih cocok dengan pendekatan standar moral yang

dimodifikasi, atau pendekatan pastin yang dimodifikasi . Masalah signifikansi bagi

masyarakat dari pada bagi perusahaan kemungkinan akan baik jika dianalisis menggunakan

pendekatan filosofis , atau pendekatan standar moral yang dimodifikasi. Pendekatan EDM

apaun yang digunakan , pembuat keptursan harus mepertimbangkan semua isu yang

diangkat .

A. Ringkasan Langkah-langkah untuk sebuah Keputusan Etis

2016 17 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

Pendekatan dan isu-isu yang telah dijelaskan sebellumnya dapat digunakan secara

terpisah atau dalam kombinasi gabungan untuk membantu dalam mengambil

keputusan etis. Pengalaman menunjukan bahwa dengan menyelesaikan tiga

langkah berikut menyediakan dasar untuk menantang keputusan yang diusulkan .

a) Identifikasi fakta dan semua kolompok pemangku kepentingan serta

kepentingan yang mungkin akan terpengaruhi

b) Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka,

identifikasi yang paling penting dan lebih mempertimbangkan mereka dalam

analisis

c) Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepeentingan

kelompok pemangku kepentingan berkenaan dengaan kekayaan mereka,

keadilan perlakuan, dan hak-hak lainnya, termasuk harapan kebajikan ,

menggunakan pertanyaan kerangka kerja yang komperhensif , dan

memastikan bahwa perangkap umum yang dibahas nanti tidak masuk

kedalam analisis.

2016 18 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 19: Pembahasan... · Web viewUntungnya, pengukuran laba dikembangkan dengan baik dan hanya dibutuhkan beberapa pendapat tentang penggunaannya dalam pengambilan keputusan etis. Memang

Daftar PustakaBrooks, Leonard J dan Paul Dunn. 2011. Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif,

dan Akuntan. Jakarta; PT Salemba Empat.

2016 19 Business Ethics And GCG

Pusat Bahan Ajar dan eLearningDR.Mirza, ST , MM http://www.mercubuana.ac.id