Pembahasan Viskositas

3
PEMBAHASAN VISKOSITAS Pada praktikum kali ini langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat-alat serta bahan yang akan digunakan. Alat-alat yang akan digunakan antara lain ; viskometer Brookfield, mortir, stamper, dan beaker glass. Sedangkan bahan- bahan yang akan digunakan antara lain ; Na-CMC dan air. Kemudian air yang telah disiapkan, dipanaskan terlebih dahulu di atas penangas air. Setelah disiapkannya alat-alat serta bahan yang akan digunakan dalam praktikum, dilakukan pembuatan larutan bahan uji terlebih dahulu. Dimana pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan Na-CMC sebagai bahan uji. Larutan bahan uji yang akan dibuat didasarkan 2 variasi konsentrasi, dimana variasi konsentrasi yang digunakan adalah 5% yang dibuat dalam 300 ml air dan 1 % yang dibuat dalam 600 ml air. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, % disini menunjukkan persen bobot per volume yang menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan. Sehingga untuk membuat larutan Na-CMC 5% dalam 300 ml air dan Na-CMC 1 % dalam 600 ml air, dilakukan penimbangan jumlah Na-CMC yang diperlukan pada masing-masing konsentrasi terlebih dahulu. Untuk larutan Na- CMC 5% dalam 300 ml diperlukan Na-CMC sebanyak 15 gram. sedangkan untuk membuat larutan Na-CMC 1 % diperlukan Na-CMC sebanyak 6 gram. Setelah bahan-bahan dilakukan penimbangan, larutan bahan uji dibuat berdasarkan masing-masing konsentrasi. Untuk larutan bahan uji dengan konsentrasi 5% dalam 300 ml. Hal yang pertama dilakukan adalah air yang telah dipanaskan dituangkan ke dalam gelas ukur dalam skala 300 ml lalu dituangkan kembali ke dalam mortir yang sudah disiapkan. Setelah itu Na-CMC yang telah ditimbang sebanyak 15 gram ditaburkan sedikit demi

description

Berikut ini adalah pembahasan viskositas dalam praktikum Farmasi Fisika.

Transcript of Pembahasan Viskositas

Page 1: Pembahasan Viskositas

PEMBAHASAN VISKOSITAS

Pada praktikum kali ini langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat-alat serta bahan yang akan digunakan. Alat-alat yang akan digunakan antara lain ; viskometer Brookfield, mortir, stamper, dan beaker glass. Sedangkan bahan-bahan yang akan digunakan antara lain ; Na-CMC dan air. Kemudian air yang telah disiapkan, dipanaskan terlebih dahulu di atas penangas air.

Setelah disiapkannya alat-alat serta bahan yang akan digunakan dalam praktikum, dilakukan pembuatan larutan bahan uji terlebih dahulu. Dimana pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan Na-CMC sebagai bahan uji. Larutan bahan uji yang akan dibuat didasarkan 2 variasi konsentrasi, dimana variasi konsentrasi yang digunakan adalah 5% yang dibuat dalam 300 ml air dan 1 % yang dibuat dalam 600 ml air. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, % disini menunjukkan persen bobot per volume yang menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan. Sehingga untuk membuat larutan Na-CMC 5% dalam 300 ml air dan Na-CMC 1 % dalam 600 ml air, dilakukan penimbangan jumlah Na-CMC yang diperlukan pada masing-masing konsentrasi terlebih dahulu. Untuk larutan Na-CMC 5% dalam 300 ml diperlukan Na-CMC sebanyak 15 gram. sedangkan untuk membuat larutan Na-CMC 1 % diperlukan Na-CMC sebanyak 6 gram.

Setelah bahan-bahan dilakukan penimbangan, larutan bahan uji dibuat berdasarkan masing-masing konsentrasi.

Untuk larutan bahan uji dengan konsentrasi 5% dalam 300 ml. Hal yang pertama dilakukan adalah air yang telah dipanaskan dituangkan ke dalam gelas ukur dalam skala 300 ml lalu dituangkan kembali ke dalam mortir yang sudah disiapkan. Setelah itu Na-CMC yang telah ditimbang sebanyak 15 gram ditaburkan sedikit demi sedikit ke permukaan air panas dalam mortir. Begitu pun untuk larutan bahan uji yang akan dibuat dalam konsentrasi 1% dalam 600 ml. Air yang telah dipanaskan dituangkan ke dalam gelas ukur dalam skala 600 ml lalu dituangkan kembali ke dalam mortir yang sudah disiapkan. Setelah itu Na-CMC yang telah ditimbang sebanyak 6 gram ditaburkan sedikit demi sedikit ke permukaan air panas dalam mortir.

Sehingga Na-CMC dapat terdispersi dalam air dan serbuk-serbuk Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air hingga terjadi pengembangan. Air yang sebelumnya ada di luar serbuk dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak dengan bebas lagi sehingga keadaan larutan terjadi peningkatan viskositas. Lalu ditunggu beberapa saat hingga serbuk-serbuk Na-CMC terlihat lebih menyerap air, setelah itu Na-CMC dalam air digerus menggunakan stamper hingga larutan Na-CMC menjadi homogen secara sempurna. Hal ini dilakukan agar viskositas di setiap bagian yang ada pada larutan terdispersi secara merata.

Page 2: Pembahasan Viskositas

Setelah larutan bahan uji mencapai homogenitas, masing-masing sampel (Na-CMC 5% dan Na-CMC 1%) dimasukkan ke dalam beaker glass untuk ditentukan viskositasnya, dengan menggunakan viskosimeter Brookfield.

Dalam menentukan viskositas suatu cairan dengan menggunakan viskometer Brookfield ini, ada beberapa hal yang perlu untuk ditentukan, diantaranya adalah kecepatan yang akan digunakan serta benang spindle yang akan dipakai dalam pengukuran berlangsung. Pemilihan spindle bergantung pada viskositas cairan yang akan diuji, semakin besar viskositas dari suatu cairan uji maka spindle yang digunakan semakin besar, hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengukuran sifat aliran.

Langkah awal yang dilakukan yakni, spindle dipasang pada gantungan spindle dalam viskometer Brookfield untuk mengukur kecepatan geser (shearing stress) dari suatu larutan. Kemudian spindle diturunkan sedemikian rupa pada cairan bahan uji hingga batas spindle tercelup ke dalam cairan tanpa menyentuh dasar maupun dinging dari gelas beaker karena jika spindle menyentuh dasar akan terjadi pergesekan yang akan memberi gaya yang menghambat perputaran spindle dan dapat merusak alat. Hal ini dapat menyebabkan pengukuran yang dihasilkan menjadi kurang tepat adanya. Kontrol kecepatan pada alat dimulai dari kecepatan rendah, yaitu rpm 6, 12, 30, 60, 100. Viskositas diukur saat spindle sudah mulai berputar, maka pada penampang alat akan terlihat harga viskositas zat dalam cP (centipoises). Harga dari viskositas akan muncul yang jika presentasi skala yang muncul > 0 %. Jika skala tidak menunjukkan angka atau menunjukkan angka negative, hal terserbut dapat disebabkan oleh 2 faktor. Faktor pertama, alat tersebut tidak mampu mengukur viskositas sample pada kecepatan yang telah ditentukan. Dan faktor ke dua adalah kesalahan dalam menentukan spindle yang digunakan. Hal ini dapat disebabkan karena viskositas dari suatu sample yang akan diuji terlalu besar.

(Mel, gabungin didaerah sini aja berarti ya?)

Dari hasil percobaan, Na-CMC merupakan cairan non-newton karena dipengaruhi oleh waktu karena Na-CMC merupakan memiliki nilai viskositas yang tidak konstan dan termasuk kelompok aliran tiksotropik.