PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan...

38
TAKSONOMI BLOOM Disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan Dosen pengampu : Disusun oleh : 1. Marfuatun (101 2. Sri Lestari (11144100037) 3. Deviana Nian Kumandari (14144100079) 4. Tika Nur Cahyani (14144100096) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Transcript of PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan...

Page 1: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

TAKSONOMI BLOOM

Disusun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen pengampu :

Disusun oleh :

1. Marfuatun (101

2. Sri Lestari (11144100037)

3. Deviana Nian Kumandari (14144100079)

4. Tika Nur Cahyani (14144100096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2015

Page 2: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom
Page 3: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom
Page 4: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI BENJAMIN S. BLOOM

Benjamin S. Bloom lahir pada 21 Februari 1913 di Lansford

Pennsylvania, dan meninggal pada tanggal 13 September 1999. Beliau

menerima gelar sarjana dan gelar master dari Pennsylvania State University

pada tahun 1935 dan Ph. D. Pendidikan dari University of Chicago Maret

1942. Beliau menjadi anggota Staff Board of Examinations di University of

Chicago pada tahun 1940 dan bertugas sampai 1959. Beliau juga seorang

guru, penasihat pendidikan dan psikologi pendidikan.

Benjamin S. Bloom adalah seorang psikologi pendidikan

berkebangsaan Amerika Serikat memberikan kontribusi besar di bidang

pendidikan dengan menyusun klasifikasi objektif kognitif kependidikan

serta teori belajar tuntas (mastery learning). Konsep Taksonomi Bloom

dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom bersama dengan

rekannya Krathwohl.

Pengembangan taksonomi Bloom di mulai sejak tahun 1948 oleh

Bloom dibawah pimpinan Ralph Tyler, dan baru diselesaikan dan

dipublikasikan resmi tahun 1956. Sejak itu taksonomi Bloom ini banyak

dikembangkan oleh para ahli terutama oleh Kratwohl dan Anderson, versi

terakhir tercatat dikembangkan tahun 2001. Esensi taksonomi Bloom adalah

pengembangan sistem kategori perilaku belajar yang terukur, dapat diamati,

untuk membantu perencanaan dan penilaian hasil belajar. Asalnya

taksonomi Bloom ini justru dikembangkan kalangan akademis diperguruan

tinggi serta pelatihan-pelatihan manajemen, tetapi ternyata relevan juga

untuk semua tingkat pembelajaran.

Menurut Bloom, pendidikan seharusnya berfokus kepada

penguasaan pokok bahasan (mastery subject) dan pencapaian hasil berfikir

tingkat tinggi (higher order thinking) sebagai ktritik terhadap pandangan

para utilitarian (aliran yang menekankan kegunaan belajar) yang semata-

mata memaksudkan belajar sebagai sarana untuk mentransfer fakta-fakta.

Page 5: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

Sebagai hasil dari kajiannya yang dibantu oleh para ahli yang lain, semula

pada tahun 1956 diterbitkan buku Taxonomy of Educational Objective

Handbook I The Cognitive Domain, yang diselesaikan bersama-sama

Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl. Sedangkan handbook II The Efective

Domain diselesaikan oleh Kratwool, Bloom dan Masia pada tahun 1964.

Sementara itu psikomotor domain dikembngkan oleh tiga ahli dengan versi

berbeda masing-masing oleh R. H Dave (1967/1970), E.J. Simpson (1966-

1972) dan Anita J. Harrow (1972).

B. SEJARAH TAKSONOMI BLOOM

Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein

yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi Taksonomi

berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini

kemudian digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog

bidang pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai

kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.

Sejarah taksonomi bloom bermula ketika awal tahun 1950-an,

dalam Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan

mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di

sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya

meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Konferensi tersebut

merupakan lanjutan dari konferensi yang dilakukan pada tahun 1948.

Menurut Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam

kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang

lebih tinggi yang harus dicapai agar proses pembelajaran dapat

menghasilkan siswa yang kompeten di bidangnya.

Akhirnya pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan

Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir

yang dinamakan Taxonomy Bloom. Jadi, Taksonomi Bloom adalah struktur

hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai dari tingkat yang rendah

hingga yang tinggi. Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level

Page 6: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

yang rendah harus dipenuhi lebih dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan

pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan

intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

C. KAJIAN TEORI TAKSONOMI BLOOM

Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan

Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

1. Tentukan tujuan pembelajaran.

2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah

peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu

dipertimbangkan karakteristik mata diklat, dan peserta didik.

3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi

pembelajaran, antara lain:

a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada

tingkatan Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis,

Menilai, Membuat.

b. Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk

penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi dan

Karakterisasi.

c. Ranah Psikomotorik: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk

Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural

(mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks Kreativitas.

4. Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk menjelaskan instruksi ke

dalam materi, baik pada tujuan program diklat, kompetensi dasar dan

indikator pencapaian.

5. Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah

kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan

mengacu pada Bloom’s Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini

dapat dilihat pada lingkaran terluar yang berwarna hijau

Secara teoritis, menurut taksonomi Bloom ini, tujuan pendidikan

dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

Page 7: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

1. Ranah Kognitif

Pada dasarnya Kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam

berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Menurut Bloom, segala

upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah

kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir,

termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ranah

kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari

jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.

Berikut adalah ke-enam jenjang ranah kognitif : 

a. Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk

mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang

nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan

kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan di

sebut sebagai proses berfikir yang paling rendah. 

b. Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan untuk mengerti

atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.

Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan

dapat melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik

dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan

atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan

menggunakan kata-katanya sendiri. 

c. Aplikasi (Application) adalah kemampuan menggunakan atau

menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan

menyangkut penggunaan aturan dan prinsip. Penerapan merupakan

tingkat kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada pemahaman. 

d. Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk merinci atau

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang

lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian

atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. 

Page 8: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

e. Sintesis (Synthesis) adalah kemampuan berfikir yang merupakan

kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu

proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,

sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau

berbentuk pola baru. 

f. Evaluasi (Evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi

dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Penilaian/evaluasi

disini merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan terhadap

suatu kondisi, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa

pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai

dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

Level ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramida berikut:

Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking

Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.

Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level

tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu

untuk naik ke tingkat berikutnya. Skema ini hanya menunjukkan bahwa

semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

Page 9: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang

dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan

kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada

peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

a. Penerimaan (Receiving/Attending) . Penerimaan atau Receiving adalah

kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar

yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan

lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah kesadaran dan

keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi

gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau

attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk

memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini

peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-

nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau

menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri

dengan nilai itu. 

b. Tanggapan (Responding). Tanggapan atau Responding mengandung

arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi, kemampuan menanggapi adalah

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan

dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi

terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang

receiving.  

c. Penghargaan (Valuing). Menilai atau menghargai artinya memberikan

nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau

obyek. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik

disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka

telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik

atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan

mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa

peserta didik telah menjalani proses penilaian.  

Page 10: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

d. Pengorganisasian (Organization). Mengatur atau mengorganisasikan

artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru

yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau

mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu

sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan

nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya 

e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or

Value Complex) ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup

sesorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan

keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Yaitu keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara

konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Pada

jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol

tingkah lakunya untuk waktu yang lama, sehingga membentu

karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menjadi lebih konsisten,

menetap dan lebih mudah diperkirakan.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi

motorik manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan

sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu tersebut, meliputi keterampilan

motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial. Rincian

dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun dibuat oleh ahli lain

tetapi tetap berdasarkan pada domain yang dibuat Bloom. 

Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh Simpson, dan

klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah:

a. Persepsi (Perception). Penggunaan alat indera untuk menjadi

pegangan dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup

kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik

Page 11: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan

hadirnya ransangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh

rangsangan yang ada. 

b. Kesiapan (Set). Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk

melakukan gerakan. Kesiapan mencakup kemampuan untuk

menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan

atau rangakaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk

kesiapan jasmani dan rohani. 

c. Respon Terpimpin (Guided Response) . Tahap awal dalam

mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya

imitasi dan gerakan coba-coba. 

d. Mekanisme (Mechanism). Membiasakan gerakan-gerakan yang telah

dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Ini

mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangakaian gerakan

dengan lancer karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan

contoh yang diberikan. 

e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response). Gerakan

motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan

yang kompleks. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk

melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa

komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan

menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan

gerak-gerik yang teratur. 

f. Penyesuaian (Adaptation). Keterampilan yang sudah berkembang

sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Adaptasi ini

mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan

menyesuaikan poila gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan

menunjukkan taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran. 

Page 12: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

g. Penciptaan (Origination). Membuat pola gerakan baru yang

disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. Penciptaan

atau kreativitas adalah mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka

pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan

inisiatif sendiri.

D. TAKSONOMI BLOOM SEBELUM REVISI DAN TAKSONOMI

BLOOM SESUDAH REVISI

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson

Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki

taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan

tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi

Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif. Revisi

tersebut meliputi:

1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap

level taksonomi.

2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan

level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi.

1. Taksonomi Bloom Sebelum Revisi

Pada tahun 1956 Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam

level, yaitu :

a. Pengetahuan (knowledge). Berisikan kemampuan untuk mengenali

dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,

urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta

menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di level ini bisa

menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk

yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.

b. Pemahaman (comprehension). Tingkatan yang paling rendah dalam

aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti

tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu

Page 13: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan

beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan

ide-ide lain dengan segala implikasinya.

c. Aplikasi (apply). Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk

menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam

kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang

penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di

tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan

penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram

d. Analisis (analysis). Di tingkat analisis, seseorang akan mampu

menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau

menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk

mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta

membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg

rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-

milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan

tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap

penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.

e. Sintesis (synthesis). Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat

sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah

skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data

atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg

dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas

mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di

produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab

turunnya kualitas produk.

f. Evaluasi (evaluation). Dikenali dari kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan

menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk

memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di

tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif

Page 14: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi,

nilai manfaat, nilai ekonomis,

2. Taksonomi Bloom Setelah Revisi

Menurut Anderson dan Krathwohl (2001: 66-88) dimensi proses kognitif

terdiri atas beberapa tingkat yaitu:

a. Mengingat (Remember). Mengingat adalah kemampuan memperoleh

kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.

Kategori Remember terdiri dari proses kognitif Recognizing

(mengenal kembali) dan Recalling (mengingat). Untuk menilai

Remember, siswa diberi soal yang berkaitan dengan proses kognitif

Recognizing (mengenal kembali) dan Recalling (mengingat).

1) mengenal kembali (Recognizing) . Recognizing adalah memperoleh

kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang

kemudian membandingkannya dengan informasi yang tersaji.

Dalam Recognizing, siswa mencari potongan informasi dalam

memori jangka panjang yang identik atau hampir sama dengan

informasi yang baru disampaikan. Ketika menemui informasi baru,

siswa menentukan mana informasi yang berkaitan dengan

pengetahuan yang sebelumnya diperoleh kemudian mencari yang

cocok.

2) mengingat (Recalling). Recalling adalah memperoleh kembali

pengetahuan yang sesuai dari memori jangka panjang ketika

merespon suatu masalah atau diberikan suatu perintah. Perintah

dapat berupa sebuah pertanyaan. Dalam Recalling, siswa mencari

sebagian informasi dalam memori jangka panjang, kemudian

membawanya untuk mengerjakan memori dimana informasi ini

dapat diproses.

b. Memahami (Understand). Memahami adalah kemampuan

merumuskan makna dari pesan pembelajaran dan mampu

mengkomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan maupun grafik.

Page 15: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

Siswa mengerti ketika mereka mampu menentukan hubungan antara

pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan mereka yang

lalu. Kategori Understand terdiri dari proses kognitif Interpreting

(menginterpretasikan), Exemplifying (memberi contoh), Classifying

(mengklasifikasikan), Summarizing (menyimpulkan), Inferring

(menduga), Comparing (membandingkan), dan Explaining

(menjelaskan).

1) Menginterpretasikan (Interpreting). Interpreting adalah

kemampuan siswa untuk mengubah informasi yang disajikan dari

satu bentuk ke bentuk yang lain. Interpreting dapat berupa

mengubah kalimat ke kalimat, gambar ke kalimat, angka ke

kalimat, kalimat ke angka, dan lain sebagainya.

2) Memberi contoh (Exemplifying). Exemplifying adalah kemampuan

siswa untuk memberikan contoh yang spesifik atau contoh

mengenai konsep secara umum. Exemplifying dapat pula berarti

mengidentifikasi pengertian dari bagian-bagian pada konsep

umum.

3) Mengklasifikasikan (Classifying). Classifying adalah ketika siswa

mengetahui bahwa sesuatu merupakan bagian dari suatu

kategori.  Classifying dapat diartikan pula sebagai mendeteksi ciri

atau pola yang menunjukkan bahwa ciri atau pola tersebut sesuai

dengan kategori tertentu atau konsep tertentu. Jika Exemplifying

dimulai dari konsep umum dan meminta siswa untuk mencari

contoh khususnya, maka Classifying dimulai dari contoh khusus

dan meminta siswa untuk mencari konsep umumnya.

4) Menyimpulkan (Summarizing). Siswa dikatakan memiliki

kemampuan Summarizing ketika siswa dapat memberikan

pernyataan tunggal yang menyatakan informasi yang disampaikan

atau topik secara umum.

5) Menduga (Inferring). Inferring berarti dapat mencari pola dari

beberapa contoh kasus. Siswa dikatakan memiliki kemampuan

Page 16: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

Inferring jika siswa dapat membayangkan konsep atau prinsip yang

merupakan bagian dari contoh dengan cara mengkode karakteristik

yang sesuai dari masing-masing contoh dan lebih penting lagi

dengan tidak ada hubungan antara contoh-contoh tersebut.

6) Membandingkan (Comparing). Comparing  adalah kemampuan

menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih

objek. Comparing dapat juga diartikan sebagai mencari

korespondensi satu-satu antara objek yang satu dengan objek yang

lain.

7) Menjelaskan (Explaining). Explaining adalah kemampuan

merumuskan dan menggunakan model sebab akibat sebuah sistem.

Siswa yang memiliki kemampuan menjelaskan dapat menggunakan

hubungan sebab akibat antar bagian dalam suatu sistem.

c. Menerapkan (Apply). Menerapkan adalah kemampuan menggunakan

prosedur untuk menyelesaikan masalah. Siswa memerlukan latihan

soal sehingga siswa terlatih untuk mengetahui prosedur apa yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal. Kategori menerapkan (Apply)

terdiri dari proses kognitif kemampuan melakukan (Executing) dan

kemampuan menerapkan (Implementing).

1) Melakukan (Executing). Dalam Executing, jika siswa menemui soal

yang sudah dikenal, siswa akan mengetahui prosedur yang akan

digunakan. Keadaan yang sudah dikenal ini sering memberikan

petunjuk kepada siswa mengenai cara apa yang akan digunakan.

Executing lebih cenderung kepada kemampuan menyelesaikan

masalah secara skill dan algoritma daripada kemampuan teknik dan

metode. Skill dan algoritma memiliki ciri sebagai berikut: 1)

langkah pengerjaan soal lebih berurutan 2) jika setiap langkah

dikerjakan dengan benar, maka hasil yang akan diperoleh juga pasti

benar.

Page 17: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

2) Menerapkan (Implementing). Dalam Implementing, siswa memilih

dan menggunakan prosedur untuk menyelesaikan soal yang belum

dikenal siswa. Karena itu, siswa harus memahami benar masalah

tersebut sehingga siswa dapat menemukan prosedur yang tepat

digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Implementing

berhubungan dengan dua kategori yang lain yaitu Understand dan

Create. Karena siswa belum mengenal soal yang dihadapi sehingga

siswa belum mengetahui prosedur apa yang akan digunakan.

Karena itu, kemungkinan prosedur yang akan digunakan bukan

hanya satu, mungkin membutuhkan beberapa prosedur yang

dimodifikasi. Implementing berhubungan dengan teknik dan

metode daripada skill dan algoritma. Teknik dan metode memiliki

dua ciri: 1) prosedur mungkin lebih cenderung berupa flowchart

daripada langkah yang berurutan, karena itu prosedur memiliki

beberapa titik tujuan, 2) jawaban mungkin tidak tunggal. Jawaban

yang tepat mungkin terjadi jika setiap langkah dilakukan dengan

benar.

d. Menganalisis (Analyze). Menganalisis meliputi kemampuan untuk

memecah suatu kesatuan menjadi bagian-bagian dan menentukan

bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain

atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Analisis menekankan

pada kemampuan merinci sesuatu unsur pokok menjadi bagian-bagian

dan melihat hubungan antar bagian tersebut.

Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa

informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan

informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau

hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor

penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori Apply

terdiri kemampuan membedakan (Differentiating), mengorganisasi

(Organizing) dan memberi simbol (Attributing)

Page 18: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

1) Membedakan (Differentiating). Membedakan meliputi kemampuan

membedakan bagian-bagian dari keseluruhan struktur dalam bentuk

yang sesuai.

2) Mengorganisasi (Organizing). Mengorganisasi meliputi

kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur secara bersama-sama

menjadi struktur yang saling terkait.Attributing (Memberi simbol)

3) Attributing adalah kemampuan siswa untuk menyebutkan tentang

sudut pandang, bias, nilai atau maksud dari suatu masalah yang

diajukan. Attributing membutuhkan pengetahuan dasar yang lebih

agar dapat menerka maksud dari inti permasalahan yang diajukan.

e. Menilai (Evaluate). Menilai didefinisikan sebagai kemampuan

melakukan judgement berdasar pada kriteria dan standar tertentu.

Kriteria sering digunakan adalah menentukan kualitas, efektifitas,

efisiensi, dan konsistensi, sedangkan standar digunakan dalam

menentukan kuantitas maupun kualitas.

Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom dapat digambarkan

sebagai berikut:

Page 19: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah)

merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level

berikutnya Higher Order Thinking Skill. Jadi, dalam

menginterpretasikan piramida di atas, secara logika adalah sebagai

berikut:

Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus

mengingatnya terlebih dahulu

Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih

dahulu

Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu

Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu

Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan

mengevaluasi.

Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar kriteria tertentu.

Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan memberikan penilaian

terhadap sesuatu. Kategori menilai terdiri dari Checking (mengecek)

dan Critiquing (mengkritik).

1) Mengecek (Checking). Cheking adalah kemampuan untuk

mengetes konsistensi internal atau kesalahan pada operasi atau

hasil. mendeteksi keefektifan prosedur yang digunakan.

2) Mengkritik (Critiquing). Critique adalah kemampuan memutuskan

hasil atau operasi berdasarkan criteria dan standar tertentu.

mendeteksi apakah hasil yang diperoleh berdasarkan suatu

prosedur menyelesaikan suatu masalah mendekati jawaban yang

benar

f. Berkreasi (Create). Create didefinisikan sebagai menggeneralisasi ide

baru, produk atau cara pandang yang baru dari sesuatu kejadian.

Page 20: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

Create di sini diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam

satu kesatuan yang menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu

bentuk yang koheren atau fungsional. Siswa dikatakan mampu Create

jika dapat membuat produk baru dengan merombak beberapa elemen

atau bagian ke dalam bentuk atau stuktur yang belum pernah

diterangkan oleh guru sebelumnya. Proses Create umumnya

berhubungan dengan pengalaman belajar siswa yang sebelumnya.

Proses Create dapat dipecah mnjadi tiga fase yaitu: masalah

diberikan, dimana siswa mencoba untuk memahami soal, dan

mengeluarkan solusi yang mungkin; perencanaaan penyelesaian, di

mana siswa memeriksa kemungkinan dan memikirkan rancangan yang

dilaksanakan; dan pelaksanaan penyelesian, di mana siswa berhasil

melaksanakan rencana. Karena itu, proses kreatif dapat diartikan

sebagai awalan yang memiliki fase yang berbeda di mana akan

muncul kemungkinan penyelesaian yang bermacam-macam

sebagaimana yang dilakukan siswa yang mencoba untuk memahami

soal (Generating). Langkah ini dilanjutkan dengan langkah yang

mengerucut, dimana siswa memikirkan metode penyelesaian dan

menggunakannya dalam rancangan kegiatan (Planning). Terakhir,

rencana dilaksanakan dengan cara siswa menyusun penyelesaian

(Producing).

Perbandingan Taksonomi Bloom sebelum revisi dan Taksonomi

Bloom setelah Revisi

Tingkatan Ranah Kognitif Sebelum revisi Setelah revisi

C1 Knowledge Remember

C2 Understand Understand

C3 Apply Apply

C4 Analyze Analyze

C5 Aynthesis Evaluate

Page 21: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

C6 Evaluate Create

E. CONTOH PENERAPAN TAKSONOMI BLOOM DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Para guru khususnya guru matematika, tentu tidak asing dengan

taksonomi Bloom, yaitu taksonomi yang membahas jenjang ranah kognitif.

Disinilah guru matematika dalam mengajarkan siswanya dalam bidang

matematika sebaiknya menerapkan dengan ranah kognitif. Sebab, pada

ranah kognitif ini telah memenuhi jenjang-jenjang yang dapat diterapkan

dalam proses belajar mengajar.

Beberapa diantaranya contoh penerapan Taksonomi Bloom dalam

pembelajaran matematika di kelas :

1. Aspek Bilangan

Untuk jenjang pendidikan / kelas IV sekolah dasar semester 1

a. Mengingat

Buatlah daftar jenis makanan dan minuman yang dapat kamu beli

dengan harga Rp 500, Rp 5.000, dan Rp 20.000.

b. Memahami

Jelaskan besaran uang rupiah yang dapat digunakan untuk membayar

barang-barang tersebut.

c. Menerapkan

Hitunglah kembalian yang kamu terima jika uangmu Rp 1.000, Rp

10.000 atau Rp 20.000 untuk makanan/minuman yang kamu beli.

d. Menganalisa

Tentukan dan catat operasi hitung apa yang kamu gunakan untuk

menghitung kembalian tersebut.

e. Mengevaluasi

Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah

jawabanmu benar atau salah?

Page 22: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

f. Menciptakan

Buatlah daftar pesanan makanan yang terdiri dari 3 macam makanan

yang harganya mendekati atau seharga Rp 2.500, Rp 7.500 dan Rp

25.000. Hitung harga total pesananmu ! jika kamu diberikan uang

sebesar Rp 50.000, hitung uang kembaliannya!

2. Aspek Geometri dan Pengukuran

Untuk kelas V SD semester 1

a. Mengingat

Apa pengertian kubus?

b. Memahami

Sebutkan barang-barang di sekitarmu yang mempunyai bentuk kubus?

c. Menerapkan

Guntinglah/irislah sebuah karton yang berbentuk kubus menuruti

rusuk-rusuknya sehingga terbentuk jarring-jaring kotak tersebut yang

disebut juga jarring-jaring kubus.

d. Menganalisa

Ada berapa banyak jarring-jaring kubus yang terbentuk? Untuk

keperluan ini kamu bisa menggunakan kertas berpetk untuk

mengeksplorasi bentuk-bentuk yang berbeda.

e. Mengevaluasi

Jelaskan alasanmu mengatakan banyaknya jarring-jaring kubus di

atas.

f. Menciptakan

Ciptakan suatu desain kotak kado berbentuk kubus dari lembaran

karton seperti ini! (guru dapat memilih karton yang berbentuk bangun

datar tidak teratur yang ada rincian ukurannya). Gambar sketsa

jarring-jaringnya dan berilah alasan mengapa kamu memilih jarring-

jring tersebut!

Page 23: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

3. Aspek Aljabar

Untuk kelas X SMA semester 1

a. Mengingat

Sebutkan dua jenis fungsi yang kamu ketahui.

b. Memahami

Tuliskan contoh bentuk umum fungsi-fungsi tersebut sebagai fungsi

dalam x dan berikan contoh khusus.

c. Menerapkan

1) Gambarkan grafik masing-masing contoh itu dalam koordinat

cartesius.

2) Tentukan persamaan grafik fungsi berikut ini! (guru memberikan

gambar grafik fungsi linear, kuadrrat dengan beberapa informasi

yang dibutuhkan).

d. Menganalisa

Jika kita mau menentukan rumus suatu fungsi yang bentuk grafiknya

terbatas, syarat apa yang har us ditambahkan?

e. Mengevaluasi

Kriteria apa yang kamu gunakan untuk mengetahui apakah jawabanmu

benar atau salah?

f. Menciptakan

Buatlah suatu gambar benda-benda dalam khidupan sehari-hari (missal

gambar rumah, perahu, orang dll), yang terdiri dari 3 jenis fungsi yang

kamu sebutkan sebelumnya dalam koordinat cartesisus! Berilah

penjelasan rumus fungsi yang kamu gunakan beserta domainnya untuk

masing-masing grafik.

Proses penerapan taksonomi Bloom Revisi tentu saja harus

dianalisis tingkat kebutuhan dan karakteristis siswa/peserta didik yang kita

ajar, proses pengetahuan gambaran awal kemampuan siswa tertera dalam

Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) khususnya intake siswa.

Page 24: PEMBAHASAN - file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas pgri yogyakarta. 2015. pembahasan. biografi benjamin s. bloom

DAFTAR PUSTAKA

Iriyanti, P. 2008. Taksonomi Bloom Revisi. Yogyakarta : PPPPPTK Matematika.

Utari, Retno. 2011. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Penggunaanya?.

Pusdiklat KNPK. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2015 pada

pukul 09:45.

Suyono dan hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.