Pembahasan Scale
-
Upload
adhityo-gilang-bhaskoro -
Category
Documents
-
view
180 -
download
0
Transcript of Pembahasan Scale
BAB V
PEMBAHASAN
Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada matrik batuan
maupun pada dinding-dinding pipa dan peralatan dipermukaan, seperti halnya
endapan yang sering kita jumpai pada panci ataupun ketel untuk memasak air.
Adanya endapan scale akan berpengaruh terhadap penurunan laju produksi
produksi.
Terbentuknya endapan scale pada lapangan minyak berkaitan erat dengan
air formasi, dimana scale mulai terbentuk setelah air formasi ikut terproduksi ke
permukaan. Selain itu jenis scale yang terbentuk juga tergantung dari komposisi
komponen-komponen penyusun air formasi.
Mekanisme terbentuknya kristal-kristal pembentuk scale berhubungan
dengan kelarutan masing-masing komponen dalam air formasi. Sedangkan
kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem formasi, terutama
tekanan dan temperatur. Perubahan kondisi sistem juga akan berpengaruh
terhadap kelarutan komponen.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan keterkaitan pembentukan scale
dengan kedua hal tersebut, baik karakteristik air formasi maupun kondisi
reservoir, identifikasi terbentuknya scale berdasarkan mekanisme pembentukan,
lokasi terbentuknya dan komposisi scale yang terbentuk serta metode pencegahan
dan penanggulangannya.
5.1. Tinjauan Terhadap Karakteristik Reservoir
Komponen reservoir yang berpengaruh terhadap pembentuka scale adalah
batuan reservoir, fluida reservoir serta kondisi dari reservoir tersebut.
1. Batuan Reservoir
Komposisi kimia dari air formasi dipengaruhi oleh jenis batuan reservoir,
dimana masing-masing jenis batuan memiliki mineral penyusun yang berbeda.
Jenis batuan reservoir antara lain adalah batupasir (sandstone), batuan
karbonat serta batuan shale.
a. Batupasir
Batupasir (sandstone) merupakan batuan yang paling sering dijumpai di
lapangan sebagai batuan reservoir. Batu pasir merupakan hasil dari proses
sedimentasi mekanik, yaitu berasal dari proses pelapukan dan disintegrasi,
yang kemudian tertransportasi serta mengalami proses kompaksi dan
pengendapan. Berdasarkan mineral penyusunnya serta kandungan
mineralnya, maka batupasir dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
orthoquartzites, pasir lempungan (graywacke), dan arkose.
Kandungan air formasi pada reservoir batupasir yang dapat menimbulkan
endapan scale antara lain adalah kalsium (Ca2+), barium (Ba2+) dan
stronsium (Sr2+), sebagaimana terlihat pada tabel komposisi kimia
batupasir (Tabel II-1 sampai Tabel II-5). Kation-kation tersebut
merupakan hasil dari pelarutan dari batuan.
Air formasi pada reservoir batupasir biasanya bersifat korosif serta
mengandung komponen-komponen besi, sehingga scale yang mungkin
terbentuk adalah scale campuran barium-stronsium (Ba, Sr) X2 serta scale
komponen besi, baik ferro (Fe2+) maupun ferro (Fe3+).
b. Batuan Karbonat
Batuan yang dikategorikan karbonat adalah limestone, dolomite, dan yang
bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa dipakai
untuk kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80 % calcium
carbonate atau magnesium. Istilah limestone juga dipakai untuk batuan
yang mempunyai fraksi karbonat melebihi unsur non-karbonatnya. Pada
limestone fraksi disusun terutama oleh mineral kalsit dengan kandungan
CaO dan CO2 yang besar, sedangkan pada dolomite mineral penyusun
utamanya adalah mineral dolomite.
Air formasi pada reservoir karbonat mengandung dominasi kation kalsium
(Ca2+) dan magnesium (Mg2+). Selain itu adanya kontaminasi batuan
karbonat pada air formasi akan melarutkan senyawa gas CO2 yang akan
membentuk asan karbonat (H2CO3).
Jenis scale yang paling mungkin terbentuk adalah kalsium karbonat
(CaCO3), sedangkan yang lainnya adalah scale jenis magnesium.
c. Batuan Shale
Unsur penyusun batuan shale didominasi oleh mineral silicon dioxide
(SiO2), dan alumunium oxide (Al2O3).
Jenis scale yang mungkin terbentuk adalah scale silika.
2. Fluida Reservoir
Jenis fluida yang berpengaruh terhadap kecenderungan pembentukan scale
adalah air formasi dan gas, baik gas yang bebas maupun gas yang terlarut
dalam air formasi.
a. Air Formasi
Air formasi merupakan faktor utama yang berkaitan dengan pembentukan
scale. Kontak antara air formasi dengan batuan reservoir akan melarutkan
sejumlah mineral komponen batuan kedalam air dan berpengaruh terhadap
kuantitas masing-masing komponen terlarut. Mineral-mineral batuan yang
terlarut dalam air formasi akan terionisasi menjadi ion-ion (kation dan
anion). Jenis ion-ion utama penyusun air formasi terdiri dari kation-kation
Ca, Mg, Fe, Ba, dan anion-anion Cl, CO3, HCO3, dan SO4.
Besarnya kandungan masing-masing ion akan menunjukkan besarnya
kecenderungan terbentuknya scale yang mengandung komponen tersebut.
b. Gas
Gas yang berpengaruh terhadap terbentuknya scale adalah gas yang
terlepas dari sistem fluida reservoir, akibat dari adanya perubahan kondisi
reservoir (tekanan dan temperatur). Gas yang terlepas tersebut, selain
mempengaruhi tekanan sistem, juga akan menyebabkan terjadinya slip,
dimana gas akan bergerak mendahului minyak ataupun air. Semakin besar
selisih kecepatan tersebut (pressure drop semakin tinggi), maka
kecenderungan terbentuknya scale akan semakin besar. Selain itu adanya
kandungan gas CO2 dalam air juga akan berpengaruh terhadap
pembentukan scale, terutama yang berkaitan dengan adanya tekanan
parsialnya..
3. Kondisi Reservoir
Beberapa kondisi reservoir yang berpengaruh terhadap pembentukan scale
antara lain adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Tekanan (pressure drop)
Penurunan tekanan reservoir secara pasti akan terjadi sebagai akibat dari
proses produksi. Adanya penurunan tekanan akan mengakibatkan
terlepasnya gas terlarut, terutama CO2, dari dalam air formasi, sehingga
akan mengakibatkan kenaikan pH air.
b. Perubahan Temperatur
Kenaikan temperatur larutan akan menyebabkan terjadinya penguapan air,
sehingga akan meurunkan harga kelarutan komponen terlarut dan
memumgkinkan terbentuknya endapan.
c. Perubahan pH dan Turbulensi.
Meningkatnya harga pH air formasi akan menyebabkan turunnya harga
kelarutan masing-masing komponen yang terlarut dalam air formasi,
sehingga akan memperbesar kecederungan adanya pengendapan
komponen terlarut. Sedangkan proses agitasi atau turbulensi akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan kristal scale. Semakin besar agitasi
yang terjadi, maka kemungkinan penggabungan inti kristal akan semakin
sering terjadi sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan kristal.
5.2. Identifikasi Scale
Perkiraan terhadap terbentuknya scale dapat dilakukan berdasarkan data
hasil dari analisa air formasi. Data tersebut berupa besaran komponen penyusun
air formasi, terutama ion-ion yang pokok, yaitu sodium, kalsium, magnesium,
barium dan stronsium untuk kation serta khlorida, bikarbonat, sulfat, karbonat dan
hidroksida untuk anionnya. Selain itu data hasil analisa air formasi juga berupa
sifat fisik air formasi, seperti pH, padatan tersuspensi, turbiditas, temperatur,
specific gravity
Identifikasi kecenderungan pembentukan scale juga dapat dilakukan secara
matematik dengan menghitung besarnya harga kecenderungan pembentukan scale
(scale tendency). Metode yang digunakan berbeda-beda untuk tiap jenis scale.
Untuk memperkirakan kecenderungan pembentukan scale kalsium karbonat dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Langelier, Ryznar, Stiff-Davis, serta
metode Oddo-Tompson. Sedangkan perkiraan kecenderungan terbentuknya scale
kalsium sulfat dilakukan dengan menggunakan metode Case dan metode
Skillman-McDonald-Stiff. Metode-metode tersebut diatas mempunyai
keterbatasan-keterbatasan dan keakuratan hasilnya tergantung pada data analisa
air yang representatif untuk tiap kondisi yang dianalisa.
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penggunaan
metode perhitungan kelarutan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Metode Langelier hanya diperuntukkan untuk air tawar dan tidak dapat
digunakan pada analisa air formasi, sehingga membutuhkan perhitungan
konversi untuk digunakan pada air formasi.
b. Metode Stiff and Davis merupakan modifikasi dari metode Langelier, dan
dapat digunakan untuk menganalisa air formasi, tetapi hanya pada kondisi
tertentu, sehingga untuk menganalisa pada kondisi reservoir diperlukan
perhitungan ekstrapolasi.
c. Perhitungan kecenderungan pembentukan scale kalsium sulfat dengan
menggunakan metode Skillman-McDonald-Stiff, hanya dapat digunakan pada
air formasi dengan kandungan total padatan (total dissolved solids, TDS)
kurang dari 150.000 mg/lt, sehingga untuk air formasi dengan TDS lebih
besar dari batas tersebut harus ditentukan dengan ekstrapolasi.
Identifikasi terhadap mekanisme dan kondisi pembentukan, lokasi
terbentuknya scale serta komposisi endapan yang terbentuk merupakan langkah
awal dalam perencanaan program penanganan, baik pencegahan maupun
penanggulangan yang effektif.
Kondisi-kondisi yang mengakibatkan dan mempercepat pembentukan
endapan scale antara lain adalah sebagai berikut :
1. Percampuran Dua Jenis Air yang tidak Kompatibel
Bertemunya dua jenis air yang tidak kompatibel merupakan kondisi yang
paling pokok berkaitan dengan pembentukan scale. Percampuran tersebut
biasanya terjadi pada proses water flooding, yaitu antara air injeksi dengan air
formasi, meskipun demikian tidak jarang pula pencampuran tersebut terjadi
pada saat perencanaan air injeksi. Jenis air yang umum digunakan dalam
proses injeksi air, adalah air laut ataupun air garam, yang biasanya memiliki
kandungan SO42- dengan konsentrasi cukup besar, mencapai 2.000 mg/lt.
Pada reservoir batupasir, air formasi mengandung Ca+, sehingga terdapat
kecenderungan terbentuknya endapan scale kalsium sulfat. Sedangkan pada
reservoir batugamping dimana air formasi mengandung Ba+, scale barium
sulfat akan terbentuk, disertai dengan scale stronsium sulfat.
2. Autoscaling
Pada kondisi ini, scale terbentuk secara alami karena adanya perubahan
kondisi reservoir, atau disebut juga self-scaling. Pada waktu fluida reservoir
diproduksikan ke permukaan, maka temperatur dan tekanan reservoir akan
mengalami penurunan, yang akan berpengaruh terhadap kelarutan komponen-
komponen air. Air mempunyai batas kemampuan dalam menjaga senyawa
hasil kombinasi ion-ion tersebut tetap dalam larutan, dan jika perubahan
kondisi tersebut menyebabkan harga kelarutan terlampaui, maka komponen-
komponen tersebut tidak akan terlarut lagi, melainkan terpisah dari pelarutnya
dan membentuk endapan scale.
Jenis scale yang biasa terbentuk pada kondisi pressure drop adalah karbonat
dan sulfat, sedangkan scale sodium khlorida (halite) hanya terbentuk pada air
dengan salinitas yang tinggi dan penurunan temperatur yang cukup besar.
Perubahan tekanan akan berpengaruh terhadap pembentukan scale karbonat,
terutama pada air formasi yang mengandung gas asam, dimana penurunan
tekanan terjadi seiring dengan proses penguapan gas dari larutan.
3. Evaporation-Induced Scale
Mekanisme pembentukan scale ini, terutama untuk halite, biasanya terjadi
pada reservoir dengan temperatur dan tekanan yang tinggi (high temperature
high pressure, HTHP) dan memproduksikan gas dan air formasi secara
bersamaan. Penguapan gas akan terjadi, bersama dengan meningkatnya
tekanan hidrostatik pada tubing, dan akan berpengaruh terhadap kelarutan
mineral terlarut pada air formasi. Mekanisme pembentukan scale jenis ini juga
terjadi pada proses injeksi gas CO2.
Sedangkan lokasi yang umum pada pengendapan scale adalah :
a. Scale pada pipa (Tubing dan Peralatan Produksi Permukaan)
Pengendapan scale pada pipa biasanya berupa lapisan yang relatif tipis yang
menempel pada dinding bagian dalam dari pipa. Ukuran partikel scale yang
terbentuk agak kasar, pada ukuran 1 cm atau bahkan lebih. Pembentukan
endapan ini terpengaruh adanya penurunan laju produksi, sehingga akan
meningkatkan kekasaran permukaan pipa dan memperkecil luasan ruang alir
fluida dalam pipa. Pertembuhan kristal scale yang tak terkendali
memungkinkan terjadinya penyumbatan pipa sacara menyeluruh.
b. Scale pada matriks formasi sekitar dasar sumur
Scale yang terbentuk pada matriks formasi sekitar dasar sumur biasanya
mempunyai ukuran partikel yang lebih halus jika dibandingkan dengan scale
pada pipa. Scale yang biasa terbentuk adalah scale karbonat ataupun sulfat.
Endapan scale yang terbentuk akan menyumbat matriks batuan, screen
ataupun gravel pack pada perforasi.
c. Scale pada Sumur Injeksi
Mekanisme terbentuknya scale pada sumur injeksi berupa auto-scaling
sebagai akibat dari penurunan temperatur. Selain itu scale juga terbentuk
sebagai akibat dari percampuran dua jenis air yang tidak kompatibel, yaitu
pada saat air injeksi bercampur dengan air air formasi yang terdapat disekitar
dasar sumur injeksi pada tahap awal dari proses injeksi air. Scale yang
terbentuk akan menurunkan permeabilitas dan berpengaruh terhadap
keberhasilan program injeksi.
5.3. Penanganan Masalah Scale
Penanganan masalah scale meliputi upaya pencegahan terhadap
pembentukan maupun pengendapan scale serta penanggulangan atau pembersihan
scale yang telah terbentuk. Program penanganan didesain berdasarkan pada data
hasil identifikasi mekanisme dan kondisi pembentukan, lokasi terbentuknya scale
serta komposisi endapan yang terbentuk.
Upaya pencegahan yang seringkali dilakukan adalah dengan
meninjeksikan zat kimia pengontrol scale (scale inhibitor), baik pada formasi
maupun pada pipa-pipa dan peralatan produksi dipermukaan. Zat kimia tersebut
bekerja dengan cara menjaga partikel pembentuk scale tetap dalam larutan,
sehingga diharapkan tidak terjadi pengendapan..
Selain penggunaan scale inhibitor, dengan mempertimbangkan pengaruh
tekanan pada penurunan kelarutan, pressure maintenance baik dengan injeksi air
ataupun injeksi gas, dapat berperan dalam upaya pencegahan terbentuknya scale.
Sedangkan pada program injeksi air untuk meningkatkan perolehan minyak
(water flooding), upaya pencegahan diterapkan pada perencanaan air yang akan
diinjeksikan. Berdasarkan pada data air formasi dari analisa, air injeksi dirancang
mempunyai sifat fisik dan kandungan kimia tertentu, sehingga kemungkinan
adanya reaksi pembentukan padatan scale dapat dieliminasi.
Penanggulangan masalah scale bertujuan untuk menghilangkan endapan
scale baik scale yang menyumbat pada matriks batuan formasi ataupun scale yang
menempel pada dinding pipa dan peralatan di permukaan. Hal pokok yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan program penanggulangan adalah kecepatan
proses, pengaruh terhadap adanya kerusakan pada peralatan produksi, tubing
ataupun formasi yang akan dibersihkan, serta kemampuan untuk mencegah
terbentuknya endapan lanjutan (re-precipitation).
Berdasarkan metode yang digunakan, penanggulangan scale dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu penanggulangan secara mekanik dan
kimiawi. Pemilihan metode mekanik yang digunakan pada program
penanggulangan scale didasarkan pada lokasi terbentuknya scale, sedangkan
pemilihan metode kimia didasarkan pada jenis scale yang terbentuk. Scale yang
terbentuk pada formasi dapat dibersihkan secara kimiawi dengan pengasaman
serta penerapan hydraulic fracturing. Untuk endapan scale pada pipa-pipa dan
peralatan produksi, akan lebih efektif apabila digunakan metode mekanik,
meskipun tidak menutup kemungkinan penggunaan metode kimia.