Dental Anxiety Scale

26
DENTAL ANXIETY SCALE IN EXODONTIA PATIENTS Dosen Pembimbing : Drg. Purwandito Pujoraharjo Journal Reading

description

dental

Transcript of Dental Anxiety Scale

DENTAL ANXIETY SCALE IN EXODONTIA PATIENTS

Dosen Pembimbing :Drg. Purwandito Pujoraharjo

Journal Reading

PENDAHULUAN

Gangguan fobia didefinisikan sebagai gangguan yang menetap, tidak masuk akal atau kekhawatiran hebat akan situasi, keadaan atau benda.

Ketakutan akan dokter gigi diklasifikasikan sebagai "fobia spesifik" menurut klasifikasi Internasional gangguan mental dan perilaku.

PENDAHULUAN

ketakutan akan dokter gigi tidak ada kunjungan ke dokter gigi kebersihan mulut yang buruk

Tujuan

1. menentukan frekuensi kecemasan akan dokter gigi, distribusi usia dan jenis kelamin,

2. mengetahui ketakutan akan anestesi lokal pada pasien yang dilakukan ekstraksi ke Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Khyber College of Dentistry, Peshawar

ALAT & METODE

Lokasi Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Khyber College of Dentistry Pakistan

Waktu

Sampel

1 September - 15 November 2010

200 pasien usia ≥ 18 tahun yang datang ke Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial untuk dilakukan ekstraksi.

Random Sampling

Alat Modified Dental Anxiety Scale (MDAS)

Skor maksimum adalah 25.

Skor ≥ 19 orang tersebut sangat cemas atau mungkin menderita dental phobia.

Prevalensi Kecemasan terhadap Dokter Gigi...

Fobia

Seve

relya Anxio

us

Moderat

ely Anxio

us

Midly

Anxious

Not Phobic

0%10%20%30%

27.00%14.50% 19.50%

28.00%11.00%

Pres

enta

se

Keterangan :

Fobia = 27 / 100 x 200 orang =

54 orang

Severaly Anxious = 14,5 / 100 x 200 orang =

29 orang

Moderately Anxious = 19, 5 / 100 x 200 orang =

39 orang

Midly Anxious = 28 / 100 X 200 orang =

56 orang

Not Phobic = 11 / 100 x 200 orang =

22 orang †

Jumlah Sampel = 100 / 100 x 200 orang = 200 orang

Hasil ...

Keterangan : Laki- laki = 15 / 100 x 54 orang = 8 orang Perempuan = 85 / 100 x 54 orang = 46 orang Jmlh. Pasien = 100 / 100 x 54 orang = 54 orang

Laki-Laki15%

Perempuan 85%

Distribusi Jenis Kelamin 54 orang Pasien yang mengalami Fobia

Laki-laki : Perempuan1: 5,75

Hasil....

No Usia Total Anxious Non Anxious

Persentase

1 18 – 33 tahun 99 orang 93 orang 6 orang 94 %2 34 – 49 tahun 65 orang 56 orang 9 orang 86 %3 ≥ 50 tahun 36 orang 29 orang 7 orang 80 %

Total 200 orang 178 orang 22 orang 100 %

Tabel Distribusi Kecemasan terhadap Dokter Gigi berdasarkan Usia

Keterangan : Usia 18 – 33 tahun = 93 orang / 99 orang x 100 % = 94 %Usia 34 – 49 tahun = 56 orang / 65 orang x 100 % = 86 %Usia ≥ 50 tahun = 29 orang / 36 orang x 100 % = 80%

Sedangkan untuk ketakutan akan injeksi anestesi lokal : 73 Orang (36,5%) fobia,14 orang (7%) sangat cemas, 40 orang (20%) cukup cemas40 orang (20 %) sedikit cemas33 orang (16,5%) tidak cemas sama sekali.

Grafik Ketakutan Pasien akan Injeksi Anastesi Lokal

Extremely

Anxious

Very Anxio

us

Fairly

Anxious

Sligh

ly Anxio

us

Not Anxio

us 0.00%5.00%

10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%40.00%

37%

7%

20% 20%

33%

Tingkat Kecemasan

Pers

enta

se

Pembahasan...

Dalam penelitian ini tingkat kecemasan terhadap dokter gigi terbilang tinggi (94%) di antara orang dewasa berusia 18-33, namun menurun (80%) di antara kelompok usia yang lebih tua.

Humphris & Kumar dan Heaton, kecemasan 4x lebih besar di alami oleh kelompok usia yang lebih muda (18-39 tahun) dibandingkan dengan populasi yang lebih tua (60 + tahun).

Hagglin (1968-1996) kecemasan terhadap dokter gigi menurun seiring usia.

Pembahasan...

Pada Penelitian ini :Persentase yang lebih besar adalah dari pasien dengan kecemasan ringan (28%) diikuti oleh fobia terhadap dokter gigi (27%), kecemasan sedang (19,5%), dan kecemasan yang parah (14,5%), sementara 11% dari pasien tidak cemas sama sekali.

Berbagai penelitian lain :Sri Lanka (32%), Bulgaria (29,9%), Brasil (28,17%), Fiji (28% cemas, 13% sangat cemas), India (25,8%), Perancis (13,5%), Inggris (13%), Rusia (12,6%), Lithuania (11,3%), China (10,5%) dan Kanada (5,8%).

Kesimpulan

1. Angka kejadian kecemasan terhadap dokter gigi diantara pasien yang datang ke Khyber College of Dentistry Peshawar adalah cukup tinggi.

2. Kecemasan terhadap dokter gigi lebih umum terjadi diantara usia muda dan terutama wanita.

3. Angka kejadian kecemasan terhadap dokter gigi menurun sering bertambahnya usia yang mungkin disebabkan karena peningkatan status pematangan dan kemampuan individu untuk merasionalisasi pengalaman.

4. Angka kejadian dari kecemasan terhadap injeksi anestesi lokal terbilang tinggi.

Komplikasi-Komplikasi Eksodontia (Studi Retrospektif)

Dosen Pembimbing :Drg. Purwandito Pujoraharjo

Journal Reading

• This journal is taken from Indian Journal of Dental Research 22(5), 2011

• By: Gokul Parameswar, Muku Nandkumar, Aman Rajiv, Shruti Tejprakash

Pendahuluan

• Eksodontia adaalah tindakan pencabutan gigi• Komplikasi adalah kejadian yang dapat meningkatkan

morbiditas dan menigkatkan masa penyembuhan• Komplikasi eksodontia bervariasi sangat luas – Alveolaris osteotitis– Fraktur akar– Sisa fragmen gigi pada sinus maksilaris – Fistula oro-antral– Trismus– Laserasi– Dll

Tujuan

• Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kejadian dan distribusi komplikasi yang menyertai eksodontia rutin yang di lakukan di Departemen Gigi dan Bedah mulut Dr. D. Y. Patil Dental College dan Hospital, India

Metode

• Studi Retrospektif • October 2007- September 2010• 22,330 ekstraksi pada 14,975 pasien• 8464 pria, 6511 wanita• Range umur 14-28 tahun dengan rata-rata 41

tahun• Kriteria eksklusi:– Pasien beresiko : Ibu hami, Menyusui– Ekstraksi kompleks : sfot tissue flap, bone removal

• 912 ekstraksi pada 842 pasien di ekslukis karena merupaka pasien dengan resiko dan ekstraksi komplek.

• Penyebab ekstraksi di tunjukkan tabel dibawah.• Caries menjadi penyebab terbanyak.

Gigi yang paling banyak di ekstraksi adalah gigi mandibular posterior dengan 33%

Tabel menunjukkan distribusi anatomi letak gigi yang diekstraksi

Distribusi jumlah pasien pada tahun 2007 - 2010

Hasil

Peneliti membagi komplikasi kedalam 3 klompok; frekuensi tinggi, frekuensi sedang, dan frekuensi rendah.

Komplikasi Jumlah

Fraktur gigi 4566

Trismus 4023

Fraktur palatum Kortikal 3607

Aveolar osteitis 2618

Trauma jaringan lunak 1818

Laserasi 902

Nyeri postoperatif 864

Wound dehiscene 779

Perdarahan 289

Fraktur maksila 112

Infeksi 86

Luksasi gigi 28

Sisa gigi pada sinus lain 12

Sisa gigi sinus maksila 9

Fraktur Mandibula 0

Hubungan Operator dengan jumlah komplikasi

Pada operator yang berstatus mahasiswa (52%) terjadi komplikasi lebih tinggi (63%) di banding dengan operator intern (48%) dengan 37%.

Hubungan Lamanya tindakan dengan komplikasi

Table diatas menujukkan tindakan yang membutuhkan waktu di bwah 30 menit (49%) terjadi komplikasi lebih sedikit (35%) dibandingkan dengan tindakan yang membutuhkan waktu lebih dari 30 menit (51%) dengan presentase komplikasi (65%)

Hubungan Perbedaan Rahang lokasi gigi yang di ekstraksi dengan Komplikasi

Ekstraksi gigi rahang atas (maksila) (51%) terjadi 45% komplikasiEkstraksi gigi rahang bawah (submandibulla) (49%) terjadi komplikasi (55%)

Kesimpulan

1. Karies merupakan alasan terbanyak untuk dilakukannya ekstraksi gigi.

2. Komplikasi yang paling sering terjadi dari ekstraksi gigi adalah Fraktur gigi.

3. Komplikasi dari ekstraksi gigi lebih tinggi terjadi jika operatornya berstatus mahasiswa

4. Semakin lama tindakan ekstraksi dilakukan semakin tinggi kemungkinan terjadinya komplikasi.

5. Ekstraksi yang dilakukan pada gigi regio rahang bawah memiliki presentasi yang besar untuk timbulnya komplikasi.