PEMBAHASAN p5 siti.doc

4

Click here to load reader

Transcript of PEMBAHASAN p5 siti.doc

Page 1: PEMBAHASAN p5 siti.doc

I. PEMBAHASAN

Secara umum analisis obat tradisional jamu dikelompokkan menjadi dua macam

analisis, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berfungsi untuk

mengidentifikasikan jenis dari suatu zat atau simplisia yang terdapat pada bahan bakunya,

sedangkan analisis kuantitatif yaitu penetapan kadar atau kemurnian dari zat atau simplisia

yang akan dianalisis (Amin, A.2005).

Pada praktikum yang kami lakukan ini, kami hanya melakukan pengujian secara

kualitatif obat tradisional jamu biasanya yang dipergunakan untuk mengidentifikasi atau

menganalisis jenis bahan baku dari suatu simplisia baik dari jenis tumbuhan maupun

hewan. Di dalam pemeriksaan kualitatif ini, meliputi analisis sebagai berikut :

1. Pengujian organolepik yaitu untuk mengetahui kekhususan warna, bau dan rasa dari

simplisia yang diuji.

2. Pengujian makroskopik yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan kaca

pembesar atau dengan indera. Fungsinya untuk mencari kekhususan morfologi ukuran

dan bentuk simplisia yang diuji.

3. Pengujian mikroskopik yaitu pengujian yang dilakukan dengan menggunakan

mikroskop dengan pembesar tertentu yang disesuaikan dengan keperluan simplisia

yang diuji dapat berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau

berupa serbuk. Fungsinya untuk mengetahui unsur-unsur anatomi jaringan yang khas

dari simplisia (Dharma, A.P. 1985).

Langkah pertama yang kami lakukan dalam pengujian ini yaitu mengambil

kantung simplisia serbuk jamu yang terdiri dari komponen-komponen simplisia dengan

kode A dalam kantung terdapat 2 macam serbuk jamu. Kemudian simplisia diamati secara

mikroskopik yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Pada pengujian dengan

menggunakan mikroskop tujuannya untuk mengetahui fragmen-fragmen khas yang

terdapat dalam komponen simplisia penyusun jamu tersebut. Pertama, masing-masing

simplisia jamu tersebut diulas ke objek glass dan diberi 1-2 tetes kloramfekal lalu ditutup

dengan kaca penutup untuk diamati di bawah mikroskop dan diamati fragmen khasnya.

Page 2: PEMBAHASAN p5 siti.doc

Selanjutnya pengamatan pada simplisia kantung yang lain secara makroskopik dengan

menggunakan kaca pembesar atau dengan indera meliputi ukuran dan bentuk dari

komponen penyusun jamu tersebut. Lalu dilakukan pengujian kembali dengan uji

organoleptis yang meliputi rasa, bau, dan warna. Berdasarkan pengujian tersebut, maka

kita dapat menentukan nama simplisia penyusun serbuk jamu tersebut.

Pada uji mikroskopik, terdapat 2 simplisia hasil pengamatan pada simplisia

pertama menunjukkan warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir

pati, gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat, parenkim

dengan sel sekresi, fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala, fragmen rambut penutup

warna kuning; tidak terdapat serabut. Pada simplisia kedua menunjukkan epidermis terdiri

dari selapis sel bentuk empat persegi panjang,berkutikula. Flavedo berupa jaringan

parenkim,berupa sel berisi Kristal kalsium oksalat berbentuk prisma. Albedo berupa

jaringan parenkim, ukuran sel lebih besar dari flavedo, makin ke dalam dinding sel makin

tebal. Pada albedo dan flavedo terdapat rongga minyak skizo lisigen, ukuran beraneka

ragam, berkas pengangkut tipe kolateral. Berdasarkan pengujian tersebut, kami dapat

menentukan komponen simplisia penyusun jamu kode A pada simplisia pertama adalah

Curcuma domestica atau kunyit dan simplisia kedua Citrus sp atau kulit jeruk.

Selanjutnya pada pengujian makroskopik, simplisia penyusun jamu berbentuk

lonjong, ukurannya besar, dan keadaan permukaannya berbintik. Sehingga berdasarkan

pengujian tersebut, kami dapat menentukan komponen simplisia penyusun jamu pada

kantung adalah Longoatis galanga atau lengkuas.

II. DAFTAR PUSTAKA

Amin, A. 2005. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Makassar : Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia.

Anonim. 2008. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Jimbaran : Jurusan Farmasi

FMIPA Universitas Udayana. Jimbaran.

Dharma, A.P. 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Jannah, Annisa Nur. 2012. Saintifikasi Jamu dan Standardisasi Bahan Alam

(http://farmasi.unsoed.ac.id/) diakses pada tanggal 25 November 2014.

Page 3: PEMBAHASAN p5 siti.doc

Hasil literature sudah sesuai pada uji mikroskopik menunjukkan warna kuning sampai kuning jingga. Fragmen pengenal adalah butir pati, gumpalan tidak beraturan zat berwarna kuning sampai kuning coklat, parenkim dengan sel sekresi, fragmen pembuluh tangga dan pembuluh jala, fragmen rambut penutup warna kuning; tidak terdapat serabut. komponen simplisia penyusun jamu simplisia pertama adalah Curcuma domestica atau kunyit. Dan simplisia kedua menunjukkan epidermis terdiri dari selapis sel bentuk empat persegi panjang,berkutikula. komponen simplisia penyusun jamu kode A pada simplisia kedua Citrus sp atau kulit jeruk.

Pada pengamatan secara makroskopik pada pengujiannya, simplisia penyusun jamu berbentuk lonjong, ukurannya besar, dan keadaan permukaannya berbintik. Sehingga berdasarkan pengujian tersebut, kami dapat menentukan komponen simplisia penyusun jamu pada kantung adalah Longoatis galanga atau lengkuas.