Rangkuman p5 Blok 21 Lia

106
Mati terbakarkah ? Mayat seorang laki – laki Tn.X berumur sekitar 30 tahunan ditemukan terbakar pada pagi hari di rumah kontrakannya. Menurut keterangan penduduk sekitar, sumber api berasal dari rumah Tn. X tersebut dan api berhasil dipadamkan sebelum sempat menjalar ke rumah lain. Polisi yang menyelidiki TKP menemukan kejanggalan dan kemudian segera mengumpulkan informasi dari tetangga sekitarnya. Dari cerita pemilik warung di seberang kontrakan rumah Tn. X, pda malam sebelumnya, ssat ia mau menutup warung, ia masih melihat Tn. X masih menerima seorang tamu laki – laki yang sering datang berkunjung datang ke rumah Tn. X. Berdasarkan informasi yang didapat, polisi segera mencari orang tersebut, yang kemudian diketahui bernama Tn. Y. Sedangkan mayat Tn. X segera di bawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik lebih lanjut Setelah Tn. Y ditemukan, polisis segera melakukan investigasi lebih lanjut. Tn. Y mengaku memang ia telah berkunjung ke rumah Tn. X. Tapi menyangkal membunuh Tn. X walaupun mereka sempat bersitegang karena masalah utang – piutang. Bahkan Tn. Y mengaku, bahwa Tn. X hampir membacoknya dengan pisau samurai, tapi berhasil ditangkis dengan tas yang dibawanya, walaupun ia sempat tergores sedikit di jari tangannya. Iapun menunjukkan luka iris sepanjang 1 cm di jari kelingking tangan kanannya Setelah mayat Tn. X diperiksa lebih lanjut oleh bagian forensik, maka didapatkan : Pada pemeriksaan luar : ditemukan seluruh bagian mayat bewarna hitam, dan berjelaga, dengan posisi Heat siftenning Pada autopsi mayat : ditemukan fraktur pada beberapa tulang & terdapat pseudohemoral hematom pada kepala. Tidak diteukan jelaga pada trakea dan percabangannya. Apa yang dapat Anda pelajari dari kasus di atas?

description

rankuman 2

Transcript of Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Page 1: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Mati terbakarkah ?• Mayat seorang laki – laki Tn.X berumur sekitar 30 tahunan ditemukan terbakar pada pagi hari di

rumah kontrakannya. Menurut keterangan penduduk sekitar, sumber api berasal dari rumah Tn. X tersebut dan api berhasil dipadamkan sebelum sempat menjalar ke rumah lain. Polisi yang menyelidiki TKP menemukan kejanggalan dan kemudian segera mengumpulkan informasi dari tetangga sekitarnya.

• Dari cerita pemilik warung di seberang kontrakan rumah Tn. X, pda malam sebelumnya, ssat ia mau menutup warung, ia masih melihat Tn. X masih menerima seorang tamu laki – laki yang sering datang berkunjung datang ke rumah Tn. X. Berdasarkan informasi yang didapat, polisi segera mencari orang tersebut, yang kemudian diketahui bernama Tn. Y. Sedangkan mayat Tn. X segera di bawa ke RS untuk dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik lebih lanjut

• Setelah Tn. Y ditemukan, polisis segera melakukan investigasi lebih lanjut. Tn. Y mengaku memang ia telah berkunjung ke rumah Tn. X. Tapi menyangkal membunuh Tn. X walaupun mereka sempat bersitegang karena masalah utang – piutang. Bahkan Tn. Y mengaku, bahwa Tn. X hampir membacoknya dengan pisau samurai, tapi berhasil ditangkis dengan tas yang dibawanya, walaupun ia sempat tergores sedikit di jari tangannya. Iapun menunjukkan luka iris sepanjang 1 cm di jari kelingking tangan kanannya

• Setelah mayat Tn. X diperiksa lebih lanjut oleh bagian forensik, maka didapatkan : • Pada pemeriksaan luar : ditemukan seluruh bagian mayat bewarna hitam, dan berjelaga, dengan

posisi Heat siftenning• Pada autopsi mayat : ditemukan fraktur pada beberapa tulang & terdapat pseudohemoral

hematom pada kepala. Tidak diteukan jelaga pada trakea dan percabangannya.• Apa yang dapat Anda pelajari dari kasus di atas?

Page 2: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Tanatologi• Ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kematian

yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut

• MANFAAT TANATOLOGI• Menentukan seseorang benar-benar telah meninggal atau belum.• Menentukan kapan seseorang telah meninggal.• Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan

kelainan-kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup• Menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban

Page 3: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

JENIS KEMATIAN

Mati somatis (mati klinis)

• Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu SSP, sistem KV, sistem pernapasan yang menetap (irreversible)• Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba, denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan, suara nafas tidak terdengar pada auskultasi.

Mati suri (suspended animation, apparent death)

• Terhentinya ketiga sistem kehidupan di atas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana.• Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi.• Sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat arus listrik, dan tenggelam.

Mati seluler (mati molekuler)

• Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis.• Timbul secara tidak bersamaan.

Mati serebral • Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan KV masih berfungsi dengan bantuan alat.

Mati otak (mati batang otak)

• Bila telah terjadi kerusakan isi neuronal intrakranial yang irreversible, termasuk batang otak dan serebelum.• Dengan diketahuinya mati otak seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu dapat dihentikan.

Page 4: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Cara kematian (manner of death)• Menjelaskan bagaimana

penyebab kematian itu datang.• Jenis Cara kematian • Alami (natural)• Tidak wajar (un-natural death)/

Kekerasan (violent)– Tersering kecelakaan

(accidental) – Pembunuhan (homicidal)– Jarang bunuh diri (suicidal)

• Tidak dapat ditentukan (keadaan mayat rusak/ busuk sekali luka/penyakit tidak dapat dilihat dan ditemukan lagi)

• Contoh : Seseorang dapat meninggal karena perdarahan masif (mekanisme kematian) dikarenakan luka tembak pada jantung (penyebab kematian), dengan cara kematian secara pembunuhan (seseorang menembaknya), bunuh diri (menembak dirinya sendiri), kecelakaan (senjata jatuh), atau tidak dapat dijelaskan (tidak dapat diketahui apa yang terjadi).

Page 5: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Mekanisme kematian• Kekacauan fisik yang dihasilkan oleh penyebab kematian yang menghasilkan

kematian• Alami, misalnya penyakit jantung koroner• Kekerasan :

Perdarahan (hemoragic shock) Perlukaan pada otak (brain contusion)

• Depresi pusat pernapasan pusat pernapasan jadi kurang sensitif terhadap stimulus CO2 atau H+

• Edema paru peningkatan tek.cairan serebrospinal dan TIK serta berkurangnya sensitifitas pusat pernapasan terhadap CO2

• Syok anafilaktik hipersensitifitas terhadap morfin/heroin atau bahan pencampurnya

• Kematian pada pemakai narkoba dapat pula diakibatkan seperti: Pemakaian alat suntik & bahan tidak steril sehingga menimbulkan infeksi Bila cara penyuntikan tidak benar atau jarum yang terlepas dari spuit saat yang

bersangkutan dalam keadaan tidak sadar udara masuk emboli udara

Page 6: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Contoh dari mekanisme kematian : perdarahan, septikemia, dan aritmia jantung• Keterangan tentang mekanime kematian dapat diperoleh dari beberapa

penyebab kematian dan sebaliknya• Jadi, jika seseorang meninggal karena perdarahan masif, itu dapat dihasilkan dari

luka tembak, luka tusuk, tumor ganas dari paru yang masuk ke pembuluh darah dan seterusnya

• Kebalikannya adalah bahwa penyebab kematian, sebagai contoh, luka tembak pada abdomen, dapat menghasilkan banyak kemungkinan mekanisme kematian yang terjadi, contohnya perdarahan atau peritonitis

• Sebab kematian• Adanya perlukaan/ penyakit yang menimbulkan kekacauan fisik pada tubuh yang

menghasilkan kematian pada seseorang1. Penyakit (disease)2. Perlukaan (injury)3. Kombinasi 1 dan 2

Page 7: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Fungsi Terhalang

Rusak (hancur)

Hypovolemic Shock

Neurogenic Shock

Sebab KematianMekanisme Kematian

Kekerasan

KEMAT IAN

Perdarahan

Dehidrasi

Vena Kerusakan Pembuluh

Darah

Arteri

TumpulTajamTembakanAsfiksiaTenggelamTerbakarListrikdll

Page 8: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Perubahan yang terjadi saat kematian/ tanda kematian

• Proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.

• Perubahan tersebut dapat timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit kemudian, misalnya kerja jantung dan peredaran darah berhenti, pernapasan berhenti, refleks cahaya dan refleks kornea mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot

• Setelah beberapa waktu, timbul perubahan pasca mati yang jelas memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti.

• Tanda- tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa lebam mayat (hipostasis atau lividitas pasca-mati), kaku mayat (rigor mortis), penurunan suhu tubuh, pembusukan, mumifikasi, dan adiposera.

Page 9: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Tanda Kematian Tidak Pasti Tanda Kematian Pasti

Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, dan auskultasi)

• Lebam mayat (livor mortis)• Kaku mayat (rigor mortis) • Penurunan suhu tubuh (algor mortis) • Pembusukan (decomposition, putrefaction)•Stomach Content (isi lambung)•Insect activity (aktivitas serangga)•Scene markers (tanda-tanda yang ditemukan pada sekitar tempat kejadian)• Adiposera atau lilin mayat• Mummifikasi

Sirkulasi berhenti, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba

Perubahan pada kulit (pucat) bukan tanda yang dapat dipercaya

Relaksasi otot dan tonus menghilang.Relaksasi dari otot-otot wajah menyebabkan kulit menimbul sehingga kadang-kadang membuat orang menjadi lebih awet mudaKelemasan otot sesaat setelah kematian disebut relaksasi primer, hal ini menyebabkan pendataran daerah-daerah yang tertekan, misalnya daerah bokong dan belikat pada mayat terlentang

Segmentasi pembuluh darah retina beberapa menit sebelum kematian ( segmen tepi retina menetap)

Pengeringan kornea kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air

Page 10: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Livor mortis/ lebam mayat • Terjadi akibat pengendapan eritrosit sesudah kematian akibat berentinya sirkulasi dan adanya gravitasi bumi • Setelah kematian klinis eritrosit menempati tempat terbawah akibat gaya tarik bumi (gravitasi) mengisi vena dan

venula membentuk bercak warna merah ungu (livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.

• Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisis yang berasal dari endotel pembuluh darah.• Biasanya mulai tampak 20 – 30 menit pasca mati, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap

setelah 8 – 12 jam sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang (memucat) pada penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah.

• Memucatnya lebam akan lebih cepat dan sempurna apabila penekanan atau perubahan posisi tersebut dilakukan dalam 6 jam pertama setelah mati klinis.

• Lebam jenazah normal berwarna merah keunguan• Keracunan sianaida (CN) dan karbon monoksida (CO) merah cerah (cherry red)• Lebam berwarna kecoklatan keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonat

Page 11: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Lebam mayat Luka memar

Lokasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat

Bila ditekan Lazim hilang Tidak hilang

Pembengkakan Ada Tidak ada

Bila di iris Darah intravasculer Darah extravasculer

Tanda intravital Tidak ada ada

• Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh:– Tertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah

lagi.– Kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah mempersulit perpindahan tersebut.

• Lebam mayat yang belum menetap / masih hilang pada penekanan menunjukkan kematian kurang dari 8 – 12 jam sebelum saat pemeriksaan.

• Mengingat lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi)– Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan air,

maka warna merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat– Tidak menghilang resapan darah

Page 12: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Jenasah dgn posisi terlentang lebam mayat ditemukan pada bagian :

Kuduk Punggung Pantat bagian flexor tungkai• Jenazah pada posisi

telungkup lebam mayat ditemukan pada bagian :

Dahi, Pipi & Dagu Dada Perut bagian extensor tungkai

• Kadang-kadang stagnasi darah demikian hebat, sehingga pembuluh darah dalam rongga hidung pecah perdarahan dari hidung.

• Pada korban yang menggantung lebam mayat terdapat pada bagian :

Ujung extremitas atas Ujung extremitas bawah

genitalia externa (scrotum)

Page 13: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Rigor mortis/ kaku mayat• Setelah orang mati, metabolisme dalam otot berubah zat ATP tidak dapat

dibentuk kembali (resynthesis) dan terbentuk banyak asam laktat (ATP memisahkan ikatan aktin dan myosin relaksasi otot kematian cadangan ATP ikatan aktin dan myosin menetap (menggumpal) kekakuan jenazah) otot-otot menjadi kaku (terjadi dalam 1 – 3 jam setelah kematian somatik) Pembentukannya dimulai pada bagian atas tubuh Setelah 12 jam sesudah kematian somatik kaku mayat menjadi lengkap dipertahankan selama 12 jam kemudian mulai hilang dengan urutan yang sama (dari bagian atas tubuh ke bagian bawah)

• Fase rigor mortis :1. Kaku mayat belum lengkap (3 jam) : Mula-mula kaku mayat terlihat pada Mm.

Orbicularis occuli otot-otot rahang bawah, otot-otot leher, extremitas atas, thoraxs, abdomen dan extremitas bawah

2. Kaku mayat lengkap dipertahankan selama 12 jam3. Kaku mayat mulai menghilang (6 jam) : urutan sama seperti pada waktu

timbulnya, terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas

Page 14: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• 3 Periode Rigor Mortis • Sampai 12 jam : bagian atas kaku, bagian bawah belum semua• 12 – 24 jam : semua bagian kaku• 24 – 36 jam : bagian atas mulai lemas, bagian bawah masih kaku• Faktor-faktor yang mempengaruhi : suhu tubuh (makin tinggi

makin cepat), volume otot dan suhu lingkungan• Pemeriksaan : menggerakkan sendi fleksi dan antefleksi pada

seluruh persendian tubuh

Page 15: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Cadaveric Spasmus : kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap sesudah kematian, timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer, akibat hilangnya ATP lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum mati.

Adanya physical stress yang hebat Sedang melakukan physical excercise yang berat• Kejadian ini tampak pada : Orang yang bunuh diri dengan masih menggenggam pistol Orang yang tenggelam dengan memegang rumput Orang yang dibunuh dengan menggenggam rambut si pembunuh

Page 16: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Heat stiffening : kekakuan otot akibat koagulasi protein karena panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi flexi sendi. Misalnya pada mayat yang tersimpan dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam waktu yang lama.

• Cold stiffening : kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin sehingga terjadi pembekuan cairan sendi dalam tubuh bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi dan pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot.

• Keracunan strychnine atau cyanide, karena otot-otot menjadi kaku oleh racunnya.

Page 17: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Terjadi karena adanya proses pemindahan panas dari badan ke benda-benda di sekitar yang lebih dingin secara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi

• Perkiraan saat kematian pengukuran suhu jenazah perrektal (rectal temperature/rt)

• Saat kematian (dalam jam) rumus PMI (post mortem interval) Formula untuk suhu dalam o celcius PMI = 37 o C-RT o C +3 Formula untuk suhu dalam o fahrenheit PMI = 98,6 o F-RT o F/

1,5

PENURUNAN SUHU TUBUH (ARGOR MORTIS)

Page 18: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Kurve penurunan suhu tubuh berbentuk huruf S dan dipengaruhi oleh: Suhu sekelilingnya ( suhu lingkugan rendah suhu badan

menurun lebih cepat suhu tubuh = suhu lingkungan)Adanya ventilasiBentuk tubuh (anak dan orang yang sudah tua lebih cepat)Keadaan fisik (gemuk atau kurus lebih cepat)Penutup tubuh (pakaian, selimut)Benda di dekatnya (AC, kompor) Suhu tubuh pada waktu mati (demam)

Page 19: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Terjadi akibat proses degradasi jaringan karena autolisis dan kerja bakteri• Autolisis : pelunakkan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaaan

steril yang akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.

• seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh (dari usus dan terutama Clostridium welchii) jaringan Darah (media bakteri bertumbuh)

• Mulai muncul 24 jam postmortem, berupa warna kehijauan (terbentuknya sulf-met-hemoglobin) dimulai dari daerah sekum menyebar ke seluruh dinding perut dan berbau busuk karena terbentuk gas alkana, HCN, H2S , asam amino, asam lemak, dll Gas yang terjadi menyebabkan pembengkakan

• Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman kulit ari terkelupas / gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.

• Pembentukkan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung.

Decomposition/ pembusukan

Page 20: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Gas dalam jaringan dinding tubuh terabanya derik (krepitasi) pembengkakan tubuh menyeluruh. Tetapi ketegangan terbesar di jaringan longggar (skrotum dan payudara)

• Tubuh sikap seperti petinju (pugilistic atitude) : kedua lengan dan tungkai sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di dalam rongga sendi

• Selanjutnya, rambut dengan mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah menggembung dan berwarna ungu kehijauan, mata melotot, kelopak mata membengkak, pipi tembem, bibir tebal, lidah membengkan dan sering terjulur diantara gigi.

• Pembusukan lebih mudah/ cepat terjadi : udara terbuka, suhu lingkungan yang hangat/panas dan kelembaban tinggi, penyakit infeksi

• Di bagian dalam tampak jaringan tubuh mulai mencair/membubur.• Keadaan pembusukan yang sudah agak lanjut (mati sudah > 1 minggu)

saat kematian dapat diperkirakan dengan memeriksa larva lalat (jenis, life cycle) yang terdapat pada mayat itu.

• Perbandingan kecepatan pembusukan :Dalam tanah : dalam air : di atas tanah = 1 : 2 : 6

Page 21: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pembusukan Alat Dalam Tubuh • Lambung (terutama fundus) dan usus menjadi ungu kecoklatan• Mukosa saluran napas menjadi kemerahan (akibat hemolisis darah)• Difusi empedu dari kandung empedu warna coklat kehijauan di

jaringan sekitarnya• Otak melunak• Hati menjadi berongga seperti spons• Limpa melunak dan mudah robek• Alat dalam akan mengerut• Prostat dan uterus non gravid paling lama bertahan terhadap

perubahan pembusukan.

Page 22: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Terjadi pada 12-14 minggu• Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat

sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan.

• Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.

• Mumifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembapan rendah, aliran udara yang baik, tubuhyang dehidrasi dan waktu yang lama (12-14 minggu).

• Mumifikasi jarang dijumpai pada cuaca yang normal.

mummifikasi

Page 23: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

adipocera• Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak, atau berminyak, berbau

tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati.

• Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial

• Biasanya perubahan berbentuk bercak, dapat terlihat di pipi, payudara, atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh lemak tubuh berubah menjadi adiposera

• Jaringan lemak di bawah kulit diubah menjadi zat seperti lilin oleh suatu proses semacam persabunan dipersyaratkan:

– Terdapat banyak lemak di bawah kulit (orang gemuk)

– Sekelilingnya cukup lembab

Page 24: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera:

Kelembapan dan lemak tubuh yang cukup

Suhu yang hangat

Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan pasca mati

• Yang menghambat:

Air yang mengalir yang membuang elektrolit

Udara yang dingin

• Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan

• Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah

• Lemak segar hanya mengandung kira-kira 0,5% asam lemak bebas, tetapi dalam waktu 4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20% dan setelah 12 minggu menjadi 70% atau lebih

• Baru tampak setelah 3 bulan, walaupun prosesnya sudah dimulai beberapa hari setelah kematian.

• Mempunyai bau asam yang khas (rancid odour).

Page 25: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Pengosongan lambung dapat dijadikan salah satu petunjuk mengenai saat kematian

• Karena makanan tertentu akan membutuhkan waktu spesifik untuk dicerna dan dikosongkan dari lambung

• Misalnya sandwich akan dicerna dalam waktu 1 jam sedangkan makan besar membtuhkan waktu 3 sampai 5 jam untuk dicerna.

Gastric emptying

Page 26: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Aktivitas serangga juga dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian yaitu dengan menentukan umur serangga yang biasa ditemukan pada jenaza

• Necrophagus species akan memakan jaringan tubuh jenazah• Sedangkan predator dan parasit akan memakan serangga

Necrophagus• Omnivorus species akan memakan keduanya baik jaringan tubuh

maupun serangga.• Telur lalat biasanya akan mulai ditemukan pada jenazah sesudah

1-2 hari postmortem• Larva ditemukan pada 6-10 hari postmortem• Sedangkan larva dewasa yang akan berubah menjadi pupa

ditemukan pada 12-18 hari

Aktivitas serangga

Page 27: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Perkiraan waktu kematian

Perubahan mata • Taches noires sclerotiques• Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis menetap setelah 6 jam pasca mati• Tekanan bola mata menurun distorsi pupil pada penekanan bola mata• Perubahan retina kekeruhan makula dan memucatnya diskus optikus

Perubahan lambung

• Ditemukan makanan tertentu (pisang, kulit, tomat, biji-bijian) dalam lambung korban sebelum meninggal telah makan makanan tersebut.

Perubahan rambut

• Kecepatan tumbuh rambut rata-rata 0,4 mm/hari panjang rambut kumis dan jenggot dapat diperkirakan untuk memperkirakan saat kematian hanya untuk pria yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis / jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencukur.

Pertumbuhan kuku

• Pertumbuhan kuku sekitar 0,1 mm/hari untuk memperkirakan saat kematian bila diketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.

Perubahan dalam CSS

• Kadar nitrogen asam amino < 14% kematian belum lewat 10 jam• Kadar nitrogen non-protein < 80 mg% kematian belum 24 jam• Kadar kreatinin < 5 mg% kematian belum mencapai 10 jam• Kadar kreatinin < 10 mg% kematian belum 30 jam

Cairan vitreus • Peningkatan kadar kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat kematian antara 24 – 100 jam pasca mati.

Perubahan kadar komponen darah

• Analisis darah pasca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi zat-zat tersebut semasa hidupnya.

Reaksi supravital • Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup.

Page 28: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Mengetahui sebab kematian Pemeriksaan di TKP

• Bunuh diri– Tempat tersembunyi– Pintu dikunci dari dalam– Keadaan ruangan tenang dan

teratur rapi– Alat yang sering dipake biasanya

alat di ruangan itu sendiri– Alatnya masih ada– Ada surat peninggalan : putus

asa/ merasa bersalah– Korban berpakaian rapi dan

dalam keadaan baik– Darah berkumpul di satu tempat– Distribusi bercak darah pada

pakaian teratur

• Pembunuhan– Tidak ada tempat tertentu– Ruangan kacau– Sering ada barang yang hilang– Alat yang dipakai biasanya alat

yang dibawa/ dipersiapkan pembunuh

– Alat tidak ditemukan di tempat kejadian

– Pakaian korban tidak beraturan– Sering ada robekan– Surat ancaman– Bercak darah tidak beraturan

Page 29: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Traumatologi

• Traumatologi : Ilmu yang mempelajari tentang luka & cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa)

• Luka : keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan

• Trauma : semua jenis kekerasan yang menimpa tubuh sehingga terjadi kerusakan/gangguan pada struktur dan fungsi jaringan/organ tubuh yang terkena, bahkan secara sistemik dapat berdampak pada aspek fisiologis, kejiwaan dan kondisi sosial insan yang bersangkutan.

Page 30: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Berdasarkan sifat & penyebabnya jenis Kekerasan

• MekanikKekarasan oleh benda tajamKekerasan oleh benda tumpulTembakan senjata api

• Fisika Suhu ListrikPetirPerubahan tekanan udaraAkustik & radiasi (jarang tidak berhubungan dengan

forensik)• Kimia : asam/ basa kuat

Page 31: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• 3 kualifikasi luka: Luka yg tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan

pekerjaan atau jabatan Luka yg mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan

pekerjaan atau jabatan untuk sementara waktu Luka yg dimaksudkan dalam KUHP ps 90: Penyakit atau luka yg tak dapat diharapkan akan sembuh dengan

sempurna atau yg dapat mendatangkan bahaya maut Senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan

pencaharian Tidak dapat lagi memakai salah satu panca indra Mendapat cacat besar Lumpuh (kelumpuhan) Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

Page 32: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Penentuan Umur Luka

• Dilakukan atas dasar sifat-sifat yang terdapat pada luka yang diperiksa

• Memar luas dan dalam merah atau merah gelap untuk beberapa hari atau minggu

• Memar superfisial berwarna merah, merah gelap atau hitam jika memar baru, tidak > 24 jam

• Akhir minggu pertama: kehijauan berakhir sampai akhir minggu kedua timbul warna kuning

• Memar tidak besar hilang pada akhir minggu keempat

Page 33: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat kekerasan benda tumpul

• SEBAB KEMATIAN :• Kerusakan organ vital• Perdarahan• Shock• Thrombosis• Emboli• Infeksi / sepsis

• BENDA TUMPUL :• Tidak bermata tajam• Konsistensi keras / kenyal• Permukaan halus / kasar• CARA KEMATIAN :• Tersering kecelakaan• Pembunuhan• Jarang bunuh diri

Page 34: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• MENURUT JARINGAN/ORGAN YANG TERKENA

1. KULIT :• L. Lecet• L. Memar• L. Robek2. KEPALA :• Tengkorak• Jaringan Otak3. LEHER dan TULANG BELAKANG4. DADA • Tulang• Organ dalam dada5. PERUT• Organ Parenchym• Organ berongga6. ANGGOTA GERAK

KEKERASAN BENDA TUMPUL PADA KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT1. Luka Lecet (Abrasion)2. Luka Memar (Contusion)3. Luka Robek, Retak, Koyak (Laceration)

Page 35: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

LUKA LECET (abrasion)• Luka akibat kekerasan benda yang bepermukaan kasar sehingga epidermis

sebagian / seluruh lapisannya hilang• Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam

tubuh• Petunjuk dari arah kekerasan• Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang

menyebabkan luka Benda kasar : terseret di jalan aspal Tali tampar : gantung diri Benda runcing : duri, kuku Meninggalkan bekas : ban mobil• Ciri LUKA LECET :1. Sebagian/seluruh epitel hilang2. Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (CRUSTA)3. Timbul reaksi radang (Sel PMN)4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut

Page 36: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Memperkirakan Umur LUKA LECET:• Hari ke 1 - 3 : warna coklat kemerahan• Hari ke 4 - 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram• Hari ke 7 - 14 : pembentukan epidermis baru• Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap

Antemortem Postmortem

Warna Coklat kemerahan Kekuningan

Kulit Terdapat sisa-sisa epitel Epidermis terpisah sempurna dari dermis

Tanda intravital (+) (-)

Lokasi Sembarang tempat Pada daerah penonjolan tulang

Page 37: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan: Luka lecet gores: benda runcing yang menggeser

lapisan permukaan kulit. Luka lecet serut: akibat persentuhan kulit dengan

permukaan badan yang kasar dengan arah kekerasan yang miring / sejajar thd kulit. Arah kekerasan dilihat dari tupukan epitel

Luka lecet tekan: penekanan benda tumpul secara tegak lurus thdp permukaan kulit. Bentuk luka umumnya sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebut. Luka tampak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya

Luka lecet geser: akibat tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser (kasus gantung dan pecut)

Page 38: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Kerusakan jaringan subkutan dimana pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwarna merah kebiruan.

• Memperkirakan Umur Luka Memar• Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan• Hari ke 2 - 3 : warna biru kehitaman• Hari ke 4 - 6 : biru kehijauan–coklat• > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh

Luka memar Lebam mayat

Lokasi Di sembarang tempat Bagian tubuh yang terendah

Pembengkakan (+) (-)

Tanda Intravital

Penekanan Tidak hilang hilang

Pengirisan Dibersihkan dengan kapas bersih

LUKA memar/ kontusio/ hematom

Page 39: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Letak, bentuk, luas luka dipengaruhi oleh besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan (J.ikat longgar<mata,leher>; J. lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warma kulit, kerapuhan pemb.darah, penyakit (hipertensi,diatesis hemoragik, kardiovaskuler)

• Bayi J.ikat longgar dan tipisnya jar lemak subkutan mempermudah hematom

• Gravitasi lokasi hematom jauh dari lokasi benturan (benturan pada dahi hematom di palpebra)

• Saat timbul, memar berwarna merah lalu menjadi ungu atau hitam; setelah 4-5 hari hijau; 7-10 hari kuning ; 14-15 hari hilang

• Hematom ante mortem dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara penyayatan kulit.Hematom ante-mortem menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan; pada lebam mayat warna merah nampak merata

Page 40: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah kulit• Mudah terjadi pada kulit yang ada tulang di bawahnya• Biasanya pada penyembuhan, meninggalkan jaringan parut• Terjadi bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui

elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumpul

• Ciri bentuk luka: Tidak beraturan Tepi / dinding tidak rata Tampak jembatan jaringan antara kedua tepi luka Bentuk dasar luka tidak beraturan Sering tampak luka lecet atau luka memar di sisi luka Akar rambut tampak hancur atau tercabut bila terjadi pada daerah yang

berambut

LUKA robek

Page 41: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

1. KULIT :• L. Lecet• L. Memar• L. Robek2. TENGKORAK• Fraktur Basis Cranii• Fraktur Calvaria

3. OTAK : • Contusio Cerebri• Laceratio Cerebri• Oedema Cerebri• Commotio Cerebri4. SELAPUT OTAK• Epidural Haemorrhage• Sub dural Haemorrhage• Sub arachnoid Haemorrhage

• Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala

Page 42: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Kekerasan Benda Tumpul Pada LEHER• Patah tulang leher• Robek P. darah, otot, oesophagus,

trachea/larynx• Kerusakan syaraf• Kekerasan Benda Tumpul Pada DADA• Patah os costae, sternum, scapula

clavicula• Robek organ jantung, paru,

pericardium• Kekerasan Benda Tumpul Pada PERUT• Patah os pubis, os sacrum,

symphysiolysis, Luxatio sendi sacro iliaca

• Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung, usus, kandung seni

• Kekerasan Benda Tumpul Pada VERTEBRA

• Dapat berakibat : Fraktura, dislokasi os vertebrae

• Dapat karena :1. Trauma langsung2. Tidak langsung karena tarikan /

tekukan• Kekerasan benda Tumpul Pada

ANGGOTA GERAK• Patah tulang, dislokasi sendi• Robek otot, P.darah, kerusakan

saraf

Page 43: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Patah tulang• Terjadi pada kekerasan tumpul yang cukup kua• Patah tulang jenis impresi: akibat kekekrasan benda tumpul pada

tulang dan daerah persinggungan yang kecilA) cedera kepala • Lesi otak selain ditemukan didaerah benturan (coup), juga

ditemukan pada sisis lain dari titik benturan (contre coup), dan diantara keduanya (intermediate coup)

• Mengakibatkan perdarahan: Perdarahan epidural: sering pada kekerasan tumpul daerah pelipis

dan belakang kepala Perdarahan subdural: akibat robeknya sinus, vena jembatan,

a.Basilaris atau berasal dari perdarahan subarakhnoid Perdarahan subarakhnoid: biasanya berasal dari konstusio/laserasi

jaringan otak. Dapat terjadi akibat heat stroke, leukimia, tumor,dll.

Page 44: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

b) cedera leher (whisplash injury): terjadi pada penumpang yang ditabrak dari belakang. Penumpang mengalami percepatan mendadak hiperekstensi hiperfleksi.

• Cedera terutama terjadi pada tulang leher ke 4 dan ke 5 yang membahayakan sumsum tulang belakang

• Kerusakan pada medula oblongata fatal• Timbulnya cedera leher dipengaruhi: Sandaran tempat duduk Kelengahan korban

Page 45: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pada kasus menggunakan benda tumpul• Batu, tongkat, batang pohon, kursi atau kepalan tangan pembunuhan• Bunuh diri sangat jarang, karena kematiannya menimbulkan nyeri hebat

dan perlu waktu yang lama• Pada kasus menggunakan senjata api• Biasanya senjata genggam• Bunuh diri : daerah pelipis, dahi, mulut, dada

– Letak + arah tergantung dari keadaan korban– Kidal : lokasi umumnya sebelah kiri– Jaraknya dekat, dalam jangkauan lengan bunuh diri

• Pembunuhan : tidak ada tempat khusus– Daerah belakang kepala dan belakang telinga– Dahi, pelipis, mulut jika korban sudah terpojok

• Arah saluran Tembak di mulut– Bunuh diri : depan bawah kebelakang atas, lidah tidak terluka– Pembunuhan : depan atas kebelakang bawah, pangkal lidah sering hancur

Page 46: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pada kasus penggantunganFaktor Pembunuhan Bunuh diri

TKP Lokasi Variabel Tersembunyi

Kondisi Tidak teratur Teratur

Pakaian Variabel Rapi dan baik

Alat Berasal dari si pembunuh

Berasal dari alat yang tersedia di tempat

Surat/catatan Tidak ada Ada (seringkali)

peninggalan kamar variabel, bila terkunci dikunci dari luar

Terkunci dari dalam

Alat penjerat Simpul Mati (biasanya) Hidup

Lilitan Hanya sekali Sekali tapi sering berulang kali

Arah Mendatar Serong keatas

Jarak simpul dengan tumpuan

Lebih dekkat Jauh

Page 47: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Korban Jejas jerat Jejas berjalan mendatar

Jejas, merah coklat seperti perkamen; serong

Perlawanan Ada (biasanya) -

Luka lain Ada (sering didaerah leher)

Tidak ada (biasanya), luka percobaan dapat ditemukan

Jarak dengan lantai

Jauh Dekat, seringkali masih menempel

Page 48: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat kekerasan benda setengah tajam

• Cedera akibat kekerasan benda tumpul yang mempunyai tepi rata, misalnya tepi meja, lempengan besi, gigi dan sebagainya

• Luka luka ciri akibat kekerasan tumpul namun bentuknya beraturan

• Jejas gigit (bite mark) luka lecet tekan/ hematoma berbentuk garis lengkung terputus – putus

• Dilakukan pengukuran, pemotretan berskala & swab air liur (penentuan gol. Darah pelaku)

• Cetakan gigi tersangka perbandingan• Korban hidup luka gigitanumumnya masih baik : bentuk dan

ukurannya sampai 3 jam pasca trauma berubah bentuk akibat elastisitas kulit

Page 49: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat kekerasan benda tajam

• Putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing

• Ciri Luka Akibat Benda Tajam:• Tepi luka rata• Sudut luka tajam• Rambut ikut terpotong• Jembatan jaringan ( - )• Memar/lecet di sekitarnya ( - )

Page 50: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Cara melukis luka hendaknya ditentukan :

1. Lokalisasi : a. ordinat b. absis2. Ukuran3. Jumlah luka4. Bentuk luka5. Benda asing6. Terjadinya intravital/post

mortal7. Luka tersebut menyebabkan

kematian/tidak8. Cara kejadian

luka:kecelakaan/bunuh diri/pembunuhan

• Sebab Kematian Luka Akibat Benda Tajam :

1. Perdarahan, Kerusakan organ vital, Emboli udara, Aspirasi darah

2. Sepsis / infeksi• 3 Macam Luka Akibat Benda

Tajam:• Luka Iris (Incisied Wound)• Luka Tusuk (Stab Wound)• Luka Bacok (Chop Wound)

Page 51: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka Iris (Incisied Wound)• Luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh

karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.

• Ciri luka iris :• Pinggir luka rata• Sudut luka tajam• Rambut ikut terpotong• Jembatan jaringan ( - )• Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai

tulang

Page 52: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Cara Kematian : Bunuh diri ( tersering ), Pembunuhan, Kecelakaan• Luka retak : Luka yang terjadi pada daerah tubuh yang ada tulang

di bawah kulitnya (misalnya : kepala/dahi) dan luka ini terjadi akibat kekerasan dengan benda tumpul yang mempunyai pinggiran (misalnya: tepi meja)

Perbedaan Luka iris Luka retak

Tepi luka Rata Tidak rata

Sudut luka Lancip Tak lancip

Jembatan Jaingan Tidak ada Ada

Luka Memar sekitar Tidak ada Ada

Rambut Terpotong Tidak terpotong

Lokalisasi Dimana - mana Daerah yg di bwh ada tulang

Page 53: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Luka iris pada bunuh diri :• Lokalisasi luka pada daerah

tubuh yang dapat dicapai korban sendiri.

leher pergelangan tangan lekuk siku, lekuk lutut pelipatan paha• Ditemukan “Luka Iris

Percobaan”• Tidak ditemukan “Luka

Tangkisan”• Pakaian disingkirkan dahulu

tidak ikut robek

• Luka iris pada pembunuhan :• Sebenarnya sukar membunuh

seseorang dengan irisan, kecuali kalau fisik korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam keadaan/dibuat tidak berdaya

• Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tidak mungkin dicapai tangan korban sendiri

• Ditemukan luka tangkisan/tanda perlawanan

• Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tsb

Page 54: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka Tusuk (Stab Wound)• Luka akibat alat yang

berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.

• Contoh: Belati, bayonet, keris Clurit Kikir Tanduk kerbau

• Ciri Luka Tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet)

• Tepi luka rata• Dalam luka lebih besar dari

panjang luka• Sudut luka tajam• Sisi tumpul pisau

menyebabkan sudut luka kurang tajam

• Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

Page 55: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Identifikasi Senjata pada LUKA TUSUK:1. Panjang Luka : ukuran maksimal dari lebar senjata2. Dalam luka : ukuran minimal dari panjang senjata DADA (Stabil)• Untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan panjang senjatanya karena

perut sangat elastis.• Cara Kematian : Pembunuhan ( tersering) , Bunuh diri, Kecelakaan• Luka Tusuk pada PEMBUNUHAN:• Lokalisasi di sembarang tempat, juga di daerah tubuh yang tak mungkin dicapai tangan

korban• Jumlah luka dapat satu/lebih• Didapatkan tanda perlawanan dari korban yang menyebabkan luka tangkisan• Pakaian ikut terkoyak• Luka Tusuk pada BUNUH DIRI :• Lokalisasi pada daerah tubuh yang mudah dicapai tubuh korban (dada, perut)• Jumlah luka yang mematikan biasanya satu• Ditemukan “Luka Tusuk Percobaan”• Tidak ditemukan “Luka Tangkisan”• Bila pada daerah yang ada pakaian, maka pakaian disingkirkan lebih dahulu, sehingga

tidak ikut terkoyak• Kadang-kadang tangan mengalami CADAVERIC SPASM

Page 56: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Beberapa pola luka:1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan

kemudian ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun pada organ.

2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.

3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.

4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar.

Page 57: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar

• Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal• Ciri LUKA BACOK :• Luka biasanya besar• Pinggir luka rata• Sudut luka tajam• Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat

memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan• Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi• Cara Kematian : Pembunuhan (terbanyak), Kecelakaan

Luka Bacok (Chop Wound)

Page 58: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pada kasus dengan menggunakan senjata tajam• Bunuh diri

– Leher,dada,perut bagian atas, pergelangan tangan– Ditemukan luka percobaan yang berjalan sejajar baik disekitar luka

fatal maupun bagian tubuh lain– Senjata tergenggam di tangan korban (cadveric spasm)– Luka terbuka berjalan serong, mulai dari bawah telinga ke arah

bawah melewati garis pertengahan leher– Lokasi orang kidal : di sebelah kanan, dan sebaliknya

• Pembunuhan– Tidak ada tempat khusus– Jumlah luka > 1– Ada luka bagian belakang (khas)– Lengan dan telapak tangan sering ada luka tangkis– Memotong daerah leher : luka umumnya mendatar

Page 59: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Trauma Tumpul Tajam

Bentuk luka Tidak teratur Teratur

Tepi luka Tidak rata Rata

Jembatan jaringan Ada Tidak ada

Rambut Tidak ikut terpotong Ikut terpotong

Dasar luka Tidak teratur Berupa garis / titik

Sekitar luka Luka lecet/ memar Tidak ada luka lain

PERBEDAAN LUKA TUMPUL DAN TAJAM

Page 60: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat tembakan senjata api• Senjata api : senjata yang dengan menggunakan tenaga hasil

peledakan mesiu, dapat melontarkan anak peluru dengan kecepatan tinggi

• Senjata api yang beralur dibedakan :• Senjata api dengan alur ke kiri

Senjata tipe COLT, kaliber 0.36 ,0.38 dan 0.45. Anak peluru dari senjata api ini memiliki goresan dan alur yang memutar ke kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru

• Senjata api dengan alur ke kananSenjata tipe SMITH dan WESON (SW), dengan kaliber 0.22, 0.36, 0.38, 0.45 dan 0.46. Anak peluru memiliki ciri terdapatnya goresan dan alur memutar ke kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru

Page 61: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Keparahan luka tembak akibat anak peluru tergantung pada :Besar dan bentuk anak peluruBalistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru)Kerapuhan anak peluruKepadatan jaringan sasaranVurnerabilitas jaringan sasaran

• Kondisi merubah gambaran luka tembak dengan cepat1. Luka terbuka yang sudah mengering2. Proses pembusukan tubuh3. Penyembuhan dari luka itu sendiri4. Intervensi tenaga medis5. Intervensi bedah6. Intervensi oleh personel/ orang yang tidak profesional7. Pencucian atau pembersihan luka setelah korban mati

Page 62: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pada suatu tembakan, maka dari laras akan keluar

• Anak peluru mencapai jarak yang jauh, pada kulit anak peluru ini akan membuat: Lubang luka pada jangat lobang luka berukuran lebih kecil daripada kaliber anak

peluru, oleh karena jangat bersifat elastis. Kelim lecet (kelim memar/kontusio) kulit ari dilubangi sesuai kaliber anak peluru

(sebenarnya juga sedikit lebih kecil), oleh karena kulit ari tidak elastis. Oleh karena kulit ari hilang dan jangat masih ada, maka akan tampak luka lecet berbentuk cincin (dengan lobang di dalam) dan dinamakan kelim lecet.

Kelim kesat (Schmutszring) oleh anak peluru pertama dibawa minyak dari laras dan dikesatkan pada bagian dalam lubang luka, sedangkan anak peluru selanjutnya akan membawa jelaga dan sisa mesiu

• Mesiu yang tidak terbakar Butir-butir mesiu akan mengenai kulit dan mebuat luka-luka kecil, seolah-olah kulit

ditatoo kelim cacat atau kelim tatoo. Terdapat pada jarak tembak maksimal satu yard atau sekitar 90 cm. Jika ditemukan butir-butir mesiu dapat ditentukan buatan pabrik mana, oleh

karena tiap pabrik senjata membuat mesiu dengan bentuk serta susunan kimiawi tertentu

Page 63: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Area yang Tidak Terluka Pada Kasus Luka Tembak

1. Percikan darah (dan kadang-kadang jaringan) pada kedua tangan. Kondisi ini sering ditemukan pada korban bunuh diri. Percikan darah atau jaringan pada tangan terjadi ketika kontak antara senjata api dengan tangan yang memegang pelatuk senjata. Selian itu juga sering ditemukan percikan jaringan otak. Pada korban penyerangan atau pembunuhan, pada tangan penyerang sering ditemukan percikan darah/jaringan korban, namun seringkali penyerang sudah membersihkan percikan tersebut.

2. Darah mungkin bisa turun ke bagian kaki atau bagian bawah yang lain dari korban.

3. Residu (sisa) dari senjata api yang terdapat pada daerah luka bisa menggambarkan posisi dan waktu korban itu ditembak. Percikan api atau bubuk mesiu yang keluar dari lubang yang berbentuk silinder senjata bisa menggambarkan posisi tembakan dan jenis senjata yang digunakan. Percikan bubuk mesiu ini membentuk sebuah tatto pada luka korban.

4. Terdapat tanda pada telapak tangan yang memegang senjata api berupa jelaga dan bubuk mesiu korban bunuh diri.

Page 64: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka tembak tempel (contact wounds)• Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan

ditembakkan.• Bila tekanan pada tubuh erat disebut “hard contact”, sedangkan yang

tidak erat disebut “soft contact”.• Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama

lebarnya pada setiap bagian• Di sekeliling luka tampak daerah yang bewarna merah atau merah coklat

yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata jejas laras.• Rambut dan kulit di sekitar luka dapat hangus terbakar.• aluran luka akan bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir

mesiu,jelaga dan minyak pelumas.• Tepi luka dapat bewarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.• Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan / densitas

jaringan yang berada di bawahnya• Luka di tulang bintang• Luka di organ berongga bundar

Page 65: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka tembak jarak dekat (close range wounds)

• Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban masihdalam jangkauan butir-butir mesiu (luka tembak jarak dekat), atau jangkauan jelaga dan api (luka tembak jarak sangat dekat).

• Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru, dengan di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato) dan atau jelaga (kelim jelaga).

• Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang bewarna merah atau hangus terbakar.

• Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antara moncong senjata dengan korban sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.

• Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm).

• Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata dengan korban sekitar 15 cm.

Page 66: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka tembak jarak jauh (long range wound)

• Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau terbakar sebagian.

• Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.

• Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau kelim lemak.

Page 67: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

LUKA TEMBAK MASUK (LTM)Jenis LTM Pembentuk Bentuk

LTM jarak jauh Komponen anak peluru Lubang dengan kelim lecet dan kelim kesat pada dindingnya

LTM jarak dekat Komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar dan jelaga

Lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tatoo dan/atau kelim jelaga

LTM jarak sangat dekat

Komponen anak peluru, butir mesiu, jelaga, dan panas/api

Lubang dengan kelim lecet, kelim kesat, kelim tatoo dan/atau kelim jelaga, dengan kelim api di tepi lubangnya

LTM tempel Seluruh komponen tersebut (yang akan masuk seluruhnya atau sebagian ke dalam saluran luka) dan jejas laras

Saluran luka akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi di luar LTM sebagai luka lecet tekan

Page 68: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Akibat api (flame effect) : Luka bakar (kulit kering, hangus, dan kaku pada perabaan)

• Akibat asap (smoke effect) : Jelaga, klaim jelaga tampak kelabu kehitaman disekitar lubang luka, mudah dihilangkan dengan cara dihapus

• Akibat butir-butir mesiu (gun powder effect) Tattoo/ stipplingKlem tatoo tampak sebagai bintik hitam yang bercampur dengan

luka lecet dan perdarahan Tidak dapat dihilangkan karena butir mesiu masuk ke kulit• Akibat anak peluru (bullet effect) Luka terbuka yang dikelilingi kelim lecetBila senjata yang dipakai sering dibersihkan dinding luka dan

kelim lecet ada kelim kesat/ kelim lemak

Page 69: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Akibat partikel logam (metal effect) “fouling” tampak sebagai luka-luka lecet atau luka robek kecil-

kecil disekitar lubang luka Et : partikel logam yang terbentuk akibat goresan antara anak

peluru dengan laras yang beralur, partikel logam dapat masuk kedalam kulit atau menempel pada pakaian

• Akibat moncong senjata (muzzle effect) Jejas laras luka tembak tempel dan tampak sebagai luka lecet

tekan atau memar yang bentuknya sesuai moncong senjata Jejas dipengaruhi ada tidaknya tulang dekat permukaan kulit,

tebalnya tulang dan posisi senjata terhadap tubuh korban• Kelainan pada tulang : Kerusakan pada bagian luar (tabula

externa) < kerusakan dalam (tabula interna) lubang bentuk corong

Page 70: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

1. Yang mengenai kulit secara tegak lurus

Jarak dekat sekali (close shot, a bout portant) di sini akan tampak :

• Lubang luka• Kelim kesat• Kelim lecet• Kelim cacat• Kelim jelaga• Daerah yang terbakar

Jarak dekat (near shot) di sini akan tampak :

• Lubang luka• Kelim kesat• Kelim lecet• Kelim cacat• Kelim jelagaJarak jauh di sini akan

tampak :• Lubang luka• Kelim kesat• Kelim lecet

Page 71: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

2. Yang mengenai kulit secara tangensial (miring)Di sini akan terdapat kelim lecet yang berbentuk seperti

sayap disebabkan karena anak peluru menggesek kulit dulu sebelum masuk ke dalamnya.

Bentuk sayap menunjukkan arah tembakannya.3. Yang memantul (ricochet luar)

Sebelum mengenai tubuh anak peluru itu telah mengenai sasaran lain dan memantul.

Biasanya anak peluru itu sudah berubah bentuknya (peyot) dan masuk ke dalam tubuh dalam bermacam posisi (melintang, miring, dsb) bentuk luka tembak masuknya tergantung dari bentuk dan posisi ini.

Page 72: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

4. Yang menempel (contact shot, a bout touchant)• Pada umumnya akibat bunuh diri lokasi tertentu : pelipis, dahi,

leher, dalam mulut, dada kiri• Yang di bawahnya langsung ada rongga Yang keluar dari laras anak peluru, mesiu yang tidak terbakar,

mesiu yang setengah terbakar, gas-gas, serta api masuk ke dalam rongga tubuh.

Pada kulit akan tampak lubang luka dan kelim lecet serta jejak laras berupa luka bakar berbentuk cincin.

Laras telah menjadi panas seolah-olah kulit ditempeli logam panas.

• Yang di bawahnya tidak langsung ada ronggaPada daerah pelipis terdapat otot (daging) yang keluar dari laras

tidak dapat langsung masuk ke dalam rongga tengkorak. Terutama gas-gas akan masuk di antara otot-otot dan kemudian

sebagian keluar lagi dengan membuat luka seperti bintang.

Page 73: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

5. Anak peluru yang pertama : Setelah senjata api dipakai menembak, maka larasnya harus dibersihkan dan diberi minyak agar tidak berkarat anak peluru yang pertama kali ditembakkan setelah diberi minyak, akan dilumuri minyak pada permukaannya minyak ini akan menempel pada pinggir lubang luka dan pinggir luar kelim lecet kelim kesat

6. Tandem bullets• Suatu anak peluru mungkin macet dalam laras karena kerusakan

pada senjata apinya atau amunisinya yang tidak baik.• Jika pelatuk ditarik lagi, mungkin anak peluru kedua mendorong

anak peluru yang macet tadi bersama-sama keluar dari laras kedua anak peluru : tandem bullets.

• Biasanya hanya terdapat satu luka tembak masuk, tapi di dalam tubuh kedua anak peluru ini dapat memisahkan diri dan mengenai dua sasaran.

Page 74: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Kelim• Kelim lecet : bagian yang kehilangan kulit ari yang

mengelilingi lubang akibat anak peluru yang menembus kulit

• Kelim kesat : usapan zat yang melekat pada anak peluru (pelumas, jelaga, dan elemen mesiu) pada tepi lubang

• Kelim tatoo : butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar yang tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet

• Kelim jelaga : penampilan jelaga/asap pada permukaan kulit di sekitar lubang luka tidak masuk

• Kelim api : daerah hiperemi / jaringan yang terbakar yang terletak tepat di tepi lubang luka

Page 75: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

LTM Akibat Senjata Api Tak Beralur• Disebut juga : Entrance Shotgun Wound• Tampak kelainan yang disebabkan oleh komponen-

komponen yang keluar sewaktu penembakan, yaitu :– Mesiu– Api– Asap– Pellet– Sumbat peluru (wad)

• Membantu dalam menentukan arah tembakan• Membantu dalam menentukan sikap korban sewaktu

penembakan• Dapat memberikan gambaran yang variabel• Umumnya lukanya berbentuk bundar atau oval dengan

tepi yang terangkat keluar (elevated margins)

Page 76: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pemeriksaan Mikroskopis dari LTM

• Untuk kasus-kasus yang meragukan, yang pada dasarnya akibat dari trauma mekanis dan thermis

• Ditemukan :Kompresi dari epitel, elongasi, distorsiTampak perdarahan serta butir-butir mesiuNekrosis koagulatipSembabnya epitelVakuolisasi sel-sel basalMenjadi piknotiknya inti selPada pewarnaan HE > banyak mengambil warna biru

(basophilic staining)

Page 77: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pemeriksaan Kimiawi dari LTM

• Dapat dideteksinya unsur-unsur yang terdapat dalam mesiu

• Misalnya : Pada smokeless goundpowder dapat dideteksi nitrit dan

cellulosa nitrateBlack powder black goundpowder dapat dideteksi karbon,

nitrit, sulfid, sulfat, karbonat, tiosianat, tiosulfat Senjata yang lebih modern : timah hitam, antimon,

merkuri• Dapat ditemukan unsur dari laras senjata dan anak

peluru : timah hitam, antimon, nikel, tembaga, bismut, perak, dan thalium

Page 78: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Pemeriksaan Radiologis

• Sinar X : Mencari anak peluru dan partikel logam dalam

tubuh korbanMenentukan apakah korban merupakan korban

penembakan senjata api yang tidak beralur dan pada kasus khusus, yaitu dimana jumlah anak peluru > jumlah luka tembak, pada penembakkan dengan senjata api yang beralur (tandem bullet injury)

Page 79: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Internal Ricochet

• Terjadi bila kekuatan anak peluru tidak cukup untuk menembus jaringan tubuh

• Misalnya saat anak peluru mengenai kepala• Dapat terjadi variasi dari perjalanan anak peluru

yang perlu diketahui :Single ricochetDouble ricochetInner tangantial at contralateral sideInner tangantial at contralateral side and ricochetInner tangential at entrance side

Page 80: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

LUKA TEMBAK KELUAR (LTK)• Luka tembak yang terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh

korban • LTK umumnya lebih besar dari LTM akibat terjadinya deformitas

anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah keluar dari LTK.

• LTK mungkin lebih kecil dari LTM dari LTM bila terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat akan keluar meninggalkan tubuh

• Bentuk LTK tidak khas, tidak beraturan dan tidak memiliki kelim• Di sekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada

tempat keluar tersebut terdapat benda yang keras, misalnya ikat pinggang, atau korban sedang bersandar pada dinding

Page 81: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Memberikan informasi :Arah tembakan Sikap dari korban pada saat penembakan Jumlah peluru yang masih terdapat di tubuh korban• Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya perbedaan

besarnya luka tembak luar :Velocity (kecepatan) Luas permukaan anak peluru pada tempat keluar Yawing dan tumbling of the bullet (pergerakan anak peluru yang

tidak beraturan dalam tubuh dan pergerakan berputar menurut poros penunjang

Ada tidaknya fragmen tulang yang ikut keluarAda tidaknya tulang dibawah kulit tempat luka tembak keluar Ada tidaknya benda yang menekan kulit pada tempat keluarnya

anak peluru

Page 82: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

JENIS LTK• Jika anak peluru tidak terbentur pada tulang luka menyerupai

bintang, tanpa kelim lecet.• Jika tenaga/kekuatan anak peluru itu sudah hampir habis luka

berupa suatu celah, anak peluru ditemukan di dekatnya.• Jika anak peluru membentur tulang bentuknya berubah

(peyot), lukanya akan sesuai dengan bentuk ini serta posisinya sewaktu keluar dari tubuh

• Adakalanya tulangnya pecah dan pecahan tulang ikut keluar lukanya menjadi besar karena disebabkan oleh anak peluru ditambah dengan pecahan tulang itu.

• Mungkin juga anak peluru tertahan oleh tulang yang keluar hanya pecahan tulang saja.

Page 83: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Cara kematian akibat senjata tajam

Faktor Pembunuhan Bunuh diri

TKP Lokasi Variabel Tersembunyi

Kondisi Tidak teratur Teratur

Pakaian Tertembus Terbuka, luka tampak jelas

Senjata Tidak ada Ada

Surat/catatan peninggalan Tidak ada Ada (seringkali)

Luka Titik anatomis Variabel Tertentu

Jumlah (fatal) Satu/lebih Biasanya satu

Luka percobaan - Ada

Luka tangkis Ada (biasanya) -

Tanda pergulatan Ada (biasanya) -

Mutilasi Ada (dapat) -

Arah irisan Variabel sejajar

Page 84: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Tangan Si Penembak• Tangan si penembak selalu akan kecipratan mesiu (nitrat) dapat dibuktikan

dengan zat yang disebut diphenylamine jika terdapat nitrat akan tampak warna biru.

• Untuk memudahkan pemeriksaan biasanya dibuatkan paraffin glove dari tangan si penembak.

• Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap: Tangan seorang tersangka Tangan korban bunuh diri• Bunuh Diri dengan Senjata Api • Perlu diperhatikan letak senjata itu di tempat kejadian.• Kemungkinannya ialah: Terlempar oleh daya tolak tembakan Tetap digenggam oleh si korban terbentuk cadaveric spasm• Tembakan Melalui Tulang Gepeng (tulang tengkorak, tulang dada, tulang iga, dan

tulang panggul) mempunyai bentuk yang khas yaitu berbentuk corong yang melebar sesuai dengan arah tembakannya.

• Jadi pada lubang tembak masuk bagian luar lebih kecil dari bagian dalam, sedangkan pada luka tembak keluar bagian luar > daripada bagian dalam.

Page 85: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat suhu/ temperaturLuka akibat suhu tinggi

• Heat exhaustion primer : Temperatur kulit yang tinggi & rendahnya penglepasan panas kolaps ketidakseimbangan antara darah sirkulasi dengan lumen pembuluh darah terjadi pada : Pemaparan terhadap panas, kerja jasmani berlebihan, pakaian terlalu tebal

• Heat exhaustion sekunder : kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (dehdrasi)

• Heat stroke : kegagalan kerja pusat pengatur suhu akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh Suhu lethal eksogen : 43C Penglepasan panas tubuh secara konduksi & radiasi : 30 C Panas tubuh dikeluarkan melalui penguapan keringat : >35

• Sun stroke : akibat panas sinar matahari hipertermia• Heat cramps : akibat menghilangnya NaCl darah dengan cepat akibat

suhu tinggi

Page 86: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Luka bakar : akibat kontak kulit dengan benda bersuhu tinggi• Kerusakan kulit bergantung : tinggi suhu & lama kontak Kontak kulit dengan uap air panas selama 2 detik suhu kulit

pada kedalaman 1 mm 66C Ledakan bensin waktu singkat 47C Luka bakar : 43 -44 C jika kontak cukup lama• Derajat luka bakar• I. Eritema 35 C 120 detik• II. Vesikel dan bullae 55-57 C 30-120 detik• III. Nekrosis koagulatif• IV. karbonisasi

Page 87: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Derajat luka bakar

1/ superficial 2/ dermis 3

Dangkal Dalam

Mengenai Lapisan epidermis Lap. Atas dermis

Seluruh lap. Dermis

Seluruh lapisan kulit

Tanda

Warna kulit Hiperemik (eritem) Pucat/ coklat

Nyeri -

Bulla - -

Eskar -

Penyembuhan 5-7 hari 10-14 hari > 1bulan Lama

Jaringan parut - KLASIFIKASI Ringan Sedang Berat

Derajat 2 – Anak < 10 % 10-20 % 20 % / > (merah)

Derajat 2-Dewasa <15 % 15-25 % 25 % / > (merah)

Derajat 3 < 2 % < 10 % 10 % / > (biru)

Lain - lain (hijau) (merah) Tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perineum (biru)

Cedera inhalasi, listrik, trauma lain (biru)

Page 88: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

DERAJAT LUKA BAKAR• Derjat 1 & 2 : nyeri (ujung saraf sensorik teriritasi)• Derajat 2 berupa reaksi inflamasi & proses eksudasi bula berisi cairan

eksudat dari pembuluh permeabilitas dindingnya meninggiA. Derajat II dangkal/superficial (IIA) : organ kulit (folikel rambut, kelenjar

sebecea) masih banyakB. Derajat II dalam / deep (IIB) : sisa jaringan epitel & organ kulit tinggal sedikit• Derajat 3 : organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel

& tidak mengalami epitalisasi spontan• Koagulasi protein pada epidermis dan dermis dermis yang terbakar

mengering/ menciut eskar eskar melingkar menekan arteri, vena, dan syaraf perifer rasa kesemutan (sayatan longitudinal ;lapisan dermis tanpa memotong vena membebaskan penekanan) minggu ke-2 eskar mulai lepas jaringan granulasi (th/ skin graft) menebal jaringan parut yang tebal & menyempit/ kontraktur

• Tidak nyeri dan hilang sensasi (ujung sensorik rusak)

Page 89: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Klasifikasi Menurut Etiologi• Luka Bakar Lepuh (Scald

Burns) kontak dgn air panas pada temperatur tertentu

Pada temperatur 60˚C terjadi luka bakar dalam (deep partial dan full thickness burns) dalam 3 detik, pada 69˚C kerusakan terjadi dalam 1 detik

Dapat juga terjadi akibat kontak dgn minyak panas

• Luka Bakar Api (Flame Burns) terbakarnya baju, korban biasanya menderita full thickness burns

• Luka Bakar Ledakan (Flash Burns) ledakan gas-gas alami, propana, butana, distilat petroleum, alkohol dan cairan lain serta kejutan listrik

Bersifat epidermal / partial thickness

Luka akibat listrik dan ledakan gasolin biasanya full thickness dan memerlukan graft kulit

• Luka Bakar Kontak (Contact Burns) menyentuh logam, plastik, kaca dan bara panas

Tidak meluas, tetapi mengakibatkan kerusakan yg cukup dalam

Page 90: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Pada orang yang mati terbakar ditemukan :• Lebam mayat berwarna merah terang (pink) darah mengandung CO

dipastikan dengan alkali dilution test terhadap darah.• Oleh karena telah menghirup udara yang panas karena kebakaran, maka

selaput lendir saluran napas: Menjadi merah Menjadi sembab Mengeluarkan banyak lendir Dan padanya menempel banyak butir-butir arang yang halus.

• Sebaliknya pada orang yang mati terbakar ada hal-hal yang sering dikira karena kekerasan, padahal ini adalah bagian dari terbakar yaitu:

• Pugilistic attitude • Patah tulang karena tulang menjadi rapuh oleh kebakaran• Celah-celah pada kulit karena tekanan gas dari dalam• Adanya pseudo-hematom epiduralis

Page 91: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Penyebab kematian pada luka bakar • CO poisoning dan smoke inhalation• Trauma mekanik (tertimpa gedung)• Anoxia dan Hypoxia• Luka bakar 30 – 50 % (lokasi, derajad dan luas luka bakar)• Excessive Heat (tubuh tereksposure pada gas panas,air panas /

ledakan panas shock + kolaps kardiovaskuler mematikan) Syok neurogen; commotio neuro – vascularis Gangguan permeabilitas akibat penglepasan histamin dan kehilangan

NaCl kulit yang cepat (dehidrasi)• Identifikasi pada luka bakar• Finger prints• Dental identification/ dental charts gigi relatif tahan terhadap api• Membandingkan x-ray yang diambil antemortem dan postmortem

korban• Pemeriksaan DNA

Page 92: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat suhu rendah

• Pemaparan terhadap suhu rendah (puncak gunung) kematian mendadak Akibat kegagalan pusat pengatur suhu/ rendahnya disosiasi Oxy-Hb

• Kurang tanggap dingin : bayi, orang tua, kelelahan, alkohlism, hipopituitarism, myoedema, steatorrhoea

• Derajat luka I. Hiperemia II. Edema & vesikel III. Nekrosis IV. Pembekuan disertai kerusakan jaringan

Page 93: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat trauma listrik• Faktor yang berperan• Tegangan (volt)

Tegangan rendah (< 65 V) tidak berbahaya Tegangan sedang (65 – 1000 V) mematikan

• Kuat arus (ampere) Banyaknya arus listrik yang mengalir menentukan fatalitas seseorang

• Tahanan kulit (ohm)• Luas permukaan & lama kontak

50 cm2 (telapak tangan) mematikan tanpa menimbulkan arus listrik

Kuat arus letal (100 mA), kepadatan arus pada daerah telapak tangan hanya 2 Ma/cm2 tidak cukup besar jejas listrik

Kuat arus yang memungkinkan bagi tangan untuk melepaskan diri Let Go Current (besarnya berbeda – beda tiap orang)

Page 94: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Gambaran makroskopis jejas listrik pada daerah kontak kerusakan lapisan tanduk kulit sebagai luka bakar dengan tepi yang menonjol, disekitarnya terdapat daerah pucat & hiperemi (bentuk sesuai benda penyebab)

• Metalisasi dapat ditemukan pada jejas listrik• Gambaran serupa jejas listrik akibat persentuhan kulit dengan

benda/ logam panas (membara) dibedakan dengan pemeriksaan makroskopis

• Jejas listrik # tanda intravital dapat ditimbulkan pada kulit mayat/ pasca mati (tanpa daerah hiperemi)

• Kematian terjadi karena : fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot pernapasan, kelumpuhan pusat pernapasan

Page 95: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Kematian akibat tegangan rendah dan tinggi

• tegangan yang <1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan rendah, tegangan yang lebih >1000 volt dapat dikatakan arus bertegangan tinggi.

1. Arus bertegangan rendah • Sebab kematian kadang tidak jelas• Harus ada konyak langsung antara korban dengan arus listrik• Kematian utama karena fibrilasi ventrikel• Jika arus rendah tapi kontak lama masih dapat menyebabkan kematian tapi mekanisme

kematian biasanya karena paralysis otot dengan asfiksia sekunder2. Arus tegangan tinggi• Kontak langsung dengan sumber tidak diperlukan.• Arus listrik dapat menimbulkan temperature tinggi, setinggi 4000 C• Arus listrik dapat loncat dan mengenai korban• Kematian akibat arus tegangan tinggi karena respiratory arrest atau eletrothermal

injuris yang disebabkan oleh arus dengan suhu tinggi.elektrotermal injuris biasanya ireversibel.

Page 96: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

RESISTENSI (TAHANAN) DAN ARUS LISTRIK

• Karena besarnya tegangan dipertahankan konstan, perubahan resistensi (tahanan) menjadi factor penting dalam menentukan besarnya aliran yang melewati tubuh.

Kulit manusia mempunyai derajat resistensi paling tinggi terhadap listrik/elektrik dibandingkan organ tubuh lain, diikuti oleh tulang, lemak, saraf, otot dan resistensi yang paling rendah yaitu darah dan cairan tubuh

Perbedaan jenis kulit menyebabkan perbedaan derajat resistensi• Jumlah resistensi yang timbul tergantung dari jenis pakaian yang terkontak dengan

aliran listrik tersebut. Sepatu boot karet dapat melindungi kaki dari tanah, sedangkan sarung tangan karet dapat melindungi tangan dari konduktor

Jenis Kulit Resistensi

Kering,kalus,kulit tebal 1 juta

Kering tanpa kalus 100.000

Lembab 1000

Lembab,tipis 100

Page 97: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Arus Listrik Yang Melewati Tubuh• Arus listrik yang melewati tubuh, melewati jalur yang terpendek, tapi tidak selalu melewati jalur

organ yang terkecil resistensinya.• Arus dapat melewati jalur yang berbeda-beda pada tubuh, tergantung dari tempat masuk atau

keluarnya listrik. Contohnya jalur dari tangan ke kaki, tangan ke tangan melewati dada, kepala ke kaki atau dada ke tangan. Jika arus melewati jantung atau otak, hasil yang didapatkan akan lebih parah dibandingkan bila arus hanya melewati kaki menuju ke tanah.

• Perbedaan jumlah arus yang melewati tubuh dapat menyebabkan perbedaan efek pada tubuh. Efek-efek yang paling mungkin terjadi dalam 1 detik kontak dengan listrik pada jumlah arus yang berbeda.

• Jika arus yang sangat tinggi (2 Amps atau lebih) menyebabkan ventrikel arrest, jantung akan kembali berdetak setelah arus kontak terhenti, tidak ditemukan trauma elektro thermal yang reversible.

Arus (dalam mA) Efek terhadap tubuh

1 Ambang batas persepsi,sensasi tingling pada lidah

5 Tremor otot

15 Kontraksi otot

40 Hilang kesadaran

75-100 Fibrilasi ventrikel

2000(2 Amps) Ventrikel berhenti berkontraksi (Ventrikel arrest)

Page 98: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat petir• Petir : loncatan arus listrik tegangan tinggi antar awan dengan

tanah• Tegangan dapat mencapai 10 mega V & kuat arus mencapai

100.000 A• Kematian terjadi karena : efek arus listrik (kelumpuhan SSP,

fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas paas yang timbul• Tanda Aboresent mark (kemerahan seperti percabangan pohon) Metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai ke

dalam kulit) Magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet) Pakaian terbakar & robek karena ledakan/ panas

Page 99: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat perubahan tekanan udara

• Peningkatan tekanan udara & perubahan volume gas dalam tubuh trauma fisik• Barotrauma aural : rasa nyeri ringan yang berdengung pada telinga yang sering

dijumpai pada pesawat lepas landas/ akan mendarat/ waktu menyelam (gejala lbih berat : retraksi gendang telinga, hieremi, kongesti telinga tengah, pecahnya gendang telinga)

• Barotrauma pulmoner emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru, & emboli udara

• Kelainan lain : nyeri pada gigi kavitas, vertigo, gangguan penglihatan, pendengaran, keeimbangan

• Perubahan volume gas dalam SSP tremor, konvulsi, somnolen, pusing, mual• Perubahan gas pada persendian atralgia hiperbarik• Penyakit dekompresi (disbarisme) : reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi Tekanan tinggi kelarutan gas tubuh (Nitrogen) Tekanan mendadak kelarutan gas pembebasan gas gelembung –

gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli udara) & jaringan Gejala utama : nyeri, pusing paralisis, napas pendek, kelelahan ekstremitas, dan kolaps• Emboli udara

Page 100: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Luka akibat trauma bahan kimia

• Efek korosi asam/ Basa kuat• Asam kuat mengkoagulasikan protein luka korosi kering,

keras seperti kertas perkamen• Basa kuat reaksi penyabunan intra sel luka basah, licin,

kerusakan akan terus berlanjut samapai dalam

• Karena biasanya bahan kimia berbentuk cair bentuk luka sesuai dengan mengalirnya bahan cair tersebut

Page 101: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Intravitalitas/ reaksi vital terhadap luka

• Trauma tubuh manusia yang masih hidup reaksi tubuh• Tujuan : saat terjadi trauma, yang bersangkutan masih hidup/

luka terjadi intravital• Reaksi vital umum : Perdarahan ekimosis, Petechiae, Emboli • Perdarahan ekimosis– Penilaian teliti (terutama luka di daerah hipostasis)– Luka pada korban diperhatikan seksama, termasuk saluran

luka, kerusakan jaringan di bawah kulit• Petechiae• Emboli lemak patah tulang & trauma tumpul jaringan lemak• Emboli udara vena superfisial terbuka• Emboli jaringan alat dalam

Page 102: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

• Kadar laktat darah reaksi adrenergik parameter terjadinya suatu situasi stres premortal (kecelakaan pesawat)

• Reaksi radang, sepsis, & ulcus duodeni/ ventrikulus (curling’s ulcer)

• Luka bakar intravital Eritema di sekieliling vesikel/ bullae & pemeriksaan mikroskopik : pelebaran kapiler, sebukan lekosit PMN, perdarahan, & edema

• Jelaga pada saluran napas & lambung & CO-Hb darah (10%), cyanida orang masih hidup waktu terbakar

• Peningkatan histamin bebas & serotonin pada jaringan yang mengalami trauma

• Perubahan aktivitas enzymatik LDH pada jaringan yang mengalami perlukaan

• Reaksi penyembuhan, granulasi, & sebukan sel radang (akut/ kronik)

Page 103: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Aspek medikolegikal dari kekerasan mekanik

Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal

Tajam Iris, sayat Pembunuhan, Bunuh Diri

Tusuk Pembunuhan, Bunuh Diri

Bacok Pembunuhan

Tumpul Lecet Kecelakaan, Pembunuhan, Bunuh Diri

Memar Kecelakaan, Pembunuhan

Robek Kecelakaan, Pembunuhan

Senjata api tembak Pembunuhan, Bunuh Diri, Kecelakaan

Page 104: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Aspek medikolegikal dari kekerasan fisik

Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal

Listrik Electric mark Kecelakaan, Pembunuhan

Joule burn Kecelakaan, Pembunuhan

Exogenous burn Kecelakaan

petir Surface burns Kecelakaan

Linear burns Kecelakaan

Arborescence filigree burn Kecelakaan

Suhu tinggi Luka bakar (dry heat) Kecelakaan, Bunuh Diri, Pembunuhan

Luka bakar (scald) Kecelakaan, Pembunuhan

Suhu rendah Frostbite Kecelakaan

Immersion foot Kecelakaan

hypotermia Kecelakaan

Page 105: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Aspek medikolegikal dari kekerasan kimiawi

Jenis kekerasan Jenis luka Aspek medikolegikal

Asam organik

Asam karbol (Phenol) Abu – abu keputihan Bunuh Diri, Kecelakaan

Asam oksalat Abu –a bu kehitaman Bunuh Diri, Kecelakaan

Asam anorganik

Asam sulfat/ klorida Abu – abu hitam Bunuh Diri, Kecelakaan, Pembunuhan

Asam nitrat Coklat Bunuh Diri, Kecelakaan

Kaustik alkali Abu – abu keputihan Bunuh Diri, Kecelakaan, Pembunuhan

Garam logam berat

Zinc chloride Keputih – putihan Bunuh Diri, Kecelakaan

Mercury chloride Biru keputihan + perdarahan

Bunuh Diri, Kecelakaan

Page 106: Rangkuman p5 Blok 21 Lia

Kesimpulan & Saran• 5A• Kemungkinan mahasiswa ini mati karena luka tembak & luka

tumpul• Kemungkinan perkiraan kematian Korban < 8 jam• 5B• Tn. X dibunuh kemudian dibakar