pembahasan makalah fluida

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Hal ini telah digariskan dalm sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan penmbanguann nasional. Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program keluarga berencana. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang 1

Transcript of pembahasan makalah fluida

Page 1: pembahasan makalah fluida

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan

dilakukan disegala bidang. Hal ini telah digariskan dalm sistem kesehatan nasional antara

lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum

dari tujuan penmbanguann nasional. Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan

mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan.

Dalam upanya untuk menurunkan angka kematian bayi, anak balita, dan angka

kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja

melalui, program-program kesehatan melainkan berhubungan erat dengan program

keluarga berencana. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan

pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang

pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu).

Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam

bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat,

penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan

KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemuda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka kami akan merumuskan masalah

penelitiannya sebagai berikut : “Bagaimanakah peran serta kader dalam kegiatan

posyandu?”

1.3 Tujuan

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peran serta

kader dalam kegiatan posyandu

1

Page 2: pembahasan makalah fluida

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peran Serta Kader Posyandu

A. Pengertian Peran

Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam

masyarakat sebagai organisasi, peran juga dapat diartikan sebagai perikelakuan

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat (Soejono Sokanto, 2000).

Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila

seseorang melaksanakan hak - hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan (Yasyin,1999).

Peran juga dapat diartikan seperangkat tingkat yang diperankan oleh orang

yang berkedudukan dalam masyarakat (Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa,

1984). Menurut Balai Pustaka (1992) peran adalah suatu tindakan yang dilakukan

oleh seseorang atau lembaga dalam suatu peristiwa.

Peran menunjuk pada organisasi tindakan dalam suatu tipe hubungan interaksi

khusus. Dua dimensi peran adalah: kewajiban dan hak. Tindakan yang diharapkan

akan dilaksanakan oleh seseorang merupakan kewajiban suatu peran, tindakan atau

respon orang lain merupakan hak. Konsep peran dihubungkan dengan konsep status.

Dalam penggunaan ini status hanya menunjuk pada posisi seseorang dalam suatu

hubungan interaksi, bukan pada prestise yang terdapat pada seseorang. Sehingga

peran status adalah satuan struktural yang paling mendasar sebagai syarat fungsional

yang harus dipenuhi (Sofyan Cholid, 2009).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu

rangkaian tugas yang dilakukan seseorang berdasarkan kedudukannya di dalam

masyarakat.

Peran serta merupakan suatu bentuk perilaku nyata. Oleh karena itu kajian

mengenai faktor yang mempengaruhi peran sama dengan faktor yang mempengaruhi

perilaku. Dengan demikian peran dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan sikap,

pengalaman, keyakinan, sosial, budaya dan sarana fisik. Pengaruh atau rangsangan

itu bersifat internal dan eksternal dan diklasifikasikan menjadi faktor yang

mempengaruhi perilaku. Menurut Lawrence Green meliputi faktor predisposisi

2

Page 3: pembahasan makalah fluida

(predisposing factors), faktor pemungkin (enabling factors), dan faktor pendorong

(reinforcing factors ).

Faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada pada diri individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk

berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan.

Faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan berperilaku, tersedianya

sumberdaya, keterjangkauan, rujukan, dan keterampilan.

Faktor penguat merupakan faktor yang menguatkan perilaku, seperti sikap dan

keterampilan, teman sebaya, orangtua, dan majikan (Suliha, 2002).

Selain itu peran juga dipengaruhi berbagai faktor dibawah ini terkait dengan

pengetahuan yang harus dimiliki sebagai sumber peran. Faktor tersebut meliputi :

1. Pendidikan.

Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain

terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan

nilai - nilai yang baru diperkenalkan.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Umur

Umur dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada

empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan

proporsi, ketiga, hilangnya ciri- ciri lama, keempat, timbulnya ciri - ciri baru. Ini

terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf

berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

3

Page 4: pembahasan makalah fluida

4. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang

kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman

terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan

yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirya

dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan

Lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu

wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat

mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang (Saifuddin A, 2002) dalam

(Mubarak, dkk, 2007).

7. Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru. (Mubarak, dkk, 2007).

B. Pengertian Kader Posyandu

Kader adalah istilah umum yang dipergunakan untuk tenaga-tenaga yang

berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama masyarakat

dan untuk masyarakat secara sukarela (Zulkifli, 2003).

Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau kemampuannya

diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin pengembangan posyandu

disuatu tempat atau desa (Depkes, 2008). Setiap warga keluarahan setempat laki -

laki maupun perempuan yang bisa membaca dan menulis huruf latin, mempunyai

waktu luang, memiliki kemampuan dan mau bekerja sukarela dengan tulus ikhlas

bisa menajadi kader (Rahaju, 2005).

4

Page 5: pembahasan makalah fluida

C. Posyandu

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan

dan keluarga berencana. Sasaran posyandu adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu

menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur).

Adapun tujuan posyandu adalah:

a) Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.

b) Meningkatkan pelayanan kesehatan Ibu untuk menurunkan IMR (Infant

Mortality Rate).

c) Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).

d) Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi

untuk swakelola usaha- usaha kesehatan masyarakat.

e) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan.

Pelaksana kegiatan posyandu adalah anggota masyarakat yang telah dilatih

menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas. Sedangkan

pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari

kader PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di

wilayah tersebut ( Efendi,1998).

Persyaratan menjadi kader posyandu menurut Zulkifli (2003) adalah dapat

membaca dan menulis dengan bahasa Indonesia, secara fisik dapat melaksanakan

tugas- tugas sebagai kader, berwibawa, mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal

tetap di desa yang bersangkutan. Selain itu kader yang dipilih adalah orang-orang

yang aktif dalam kegiatan–kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, serta

dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya.

dr. Ida Bagus (2003), mempunyai pendapat lain mengenai persyaratan bagi

seorang kader antara lain adalah warga yang bisa membaca dan menulis, merupakan

penduduk yang tinggal di desa tersebut, berasal dari masyarakat setempat dan

diterima oleh masyarakat setempat, tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu

yang lama serta masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari

nafkah lain.

Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas

dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup

5

Page 6: pembahasan makalah fluida

bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat dimana

perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi,

mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masyarakat

sekitarnya.

Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan

oleh kader dan petugas puskesmas. Hari bukanya ditentukan berdasarkan

kesepakatan masyarakat dan pelaksana, bisa bedasarkan hari ataupun tanggal. Yang

diutamakan adalah waktu yang ditentukan sasaran posyandu bisa hadir sebanyak-

banyaknya.

2.2 Tugas dan Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu

A. Peran Kader Posyandu

Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta

pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan

mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam

jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan (Heru, 1995).

Peran serta atau keikutsertaan kader Pos Pelayanan Terpadu melalui berbagai

organisasi dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan pembangunan kesehatan

masyarakat desa harus dapat terorganisir dan terencana dengan tepat dan jelas.

Beberapa hal yang dapat atau perlu dipersiapkan oleh kader seharusnya sudah

dimengerti dan dipahami sejak awal oleh kader posyandu. Karena disadari atau tidak

keberadaan posyandu adalah sebuah usaha untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Upaya posyandu yang telah ada dan telah berjalan selama ini mampu

lebih ditingkatkan dan dilestarikan (Rachman, 2005).

Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader

bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan

kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik

menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.

Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Menurut Depkes RI

(2000) ada dua peran kader yaitu:

1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:

a) Melaksanakan pendaftaran (pada meja I)

b) Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II)

6

Page 7: pembahasan makalah fluida

c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III)

d) Memberikan penyuluhan (pada meja IV)

e) Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas puskesmas

(pada meja V)

2. Peran kader di luar posyandu adalah:

a) Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan penanggulangan diare.

b) Mengajak ibu- ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.

c) Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang

ada, seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah,

pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air

bersih, menyediakan sarana jamban keluarga, pemberian pertolongan

pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat.

Kader posyandu tidaklah bekerja dalam suatu ruangan yang tertutup, namun

mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari sebuah sistem

kesehatan, karena itulah mereka harus dibina, dituntun serta didukung oleh para

pembimbing yang lebih terampil dan berpengalaman (WHO, 1995). Hal ini

bertujuan agar kader posyandu dapat melakukan fungsinya dengan baik.

Kader posyandu seyogyanya membantu pemerintah daerah setempat dan

masyarakat setempat untuk mengambil inisiatif dan harus memperlihatkan adanya

kemauan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya membangun

masyarakat. Seyogyanya para kader kesehatan posyandu itu selalu

mempertimbangkan tentang apa yang dapat diselesaikan di wilayah tersebut dengan

menggunakan sumber daya lokal milik masyarakat setempat, dan tentu saja dalam

batas biaya yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat pula (Heru, 1995).

B. Tugas Kader Posyandu

Melakukan kegiatan bulanan posyandu, yang meliputi:

a. Mempersiapkan pelaksanaan posyandu

Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka Posyandu,

meliputi :

1) Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga,

LILA, alat pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil besi, vitamin A,

oralit), bahan atau materi penyuluhan.

7

Page 8: pembahasan makalah fluida

2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu

untuk datang ke Posyandu.

3) Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan

kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas

sektor bisa hadir pada hari buka Posyandu.

4) Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas di

antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan.

b. Tugas kader pada kegiatan bulanan Posyandu

Tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5

meja, meliputi :

1. Meja 1, yaitu bertugas mendaftar bayi atau ballita, yaitu menuliskan nama

balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS dan

mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau

Register ibu hamil.

2. Meja 2, yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil

penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS.

3. Meja 3, yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil

penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.

4. Meja 4, yaitu bertugas menjelaskan data KMS atau keadaan anak

berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik

KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan dan memberikan penyuluhan

kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil

pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

5. Meja 5, merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh

petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain. Pelayanan yang diberikan

antara lain: Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana,

Pengobatan Pemberian pil penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-

obatan lainnya.

c. Kegiatan setelah pelayanan bulanan Posyandu

Tugas-tugas kader setelah hari buka Posyandu, meliputi :

1. Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam

buku register atau buku bantu kader.

8

Page 9: pembahasan makalah fluida

2. Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari

Posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok (penyuluhan

kelompok) bersama ibu-ibu yang rumahnya berdekatan (kelompok

dasawisma).

3. Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan) merupakan tindak

lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke Posyandu pada kegiatan bulan

berikutnya.

Melaksanakan kegiatan di luar posyandu :

a. Melaksanakan kunjungan rumah

1. Setelah kegiatan di dalam Posyandu selesai, rumah ibu-ibu yang akan

dikunjungi ditentukan bersama.

2. Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing kader.

Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk ikut kunjungan rumah.

3. Mereka yang perlu dikunjungi adalah :

a) Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan berturut-turut di

Posyandu

b) Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin

c) Berat badanny tidak naik 2 (dua) bulan berturut-turut

d) Berat badannya di bawah garis merah KMS

e) Sasaran Posyandu yang sakit

f) Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan Posyandu 2 (dua) bulan

berturut-turut

g) Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke puskesmas

h) Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya

i) Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul iodium

j) Balita yang terlalu gemuk

b. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan

Posyandu

1. Langsung ke tengah masyarakat

2. Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat

c. Membantu petugas kesehatandalam pendaftaran, penyuluhan, dan berbagai

usaha kesehatan masyarakat.

9

Page 10: pembahasan makalah fluida

2.3 Contoh Kasus Peran Serta Kader dalam Kegiatan Posyandu yaitu Pada Upaya

Peningkatan Status Gizi Balita

Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan

hubungannya dengan kesehatan optimal. Sedangkan menurut WHO menyatakan bahwa

gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan.

Status gizi adalah keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat - zat

gizi (Almatsier, 2005). Status gizi digunakan untuk mengetahui kesehatan anak.

Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan komplit,

pada hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan

tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Upaya peningkatan status gizi pada balita di

posyandu dilaksanakan oleh kader posyandu di lingkungan tersebut dengan dibantu pihak

puskesmas setempat. Upaya peningkatan gizi balita oleh kader posyandu dapat dilihat

pelaksanaanya melalui sistem 5 meja dalam posyandu, yaitu:

1) Pendaftaran (Meja I)

Pada meja pendaftaran, peran kader adalah mencatat data balita yang datang ke

posyandu, yaitu nama balita, umur balita, dan nama orangtua balita. Buku catatan ini

akan memberikan gambaran kehadiran balita selama posyandu dilaksanakan. Dari

buku catatan kehadiran ini dapat diketahui balita yang aktif dan yang tidak aktif

mengikuti posyandu setiap bulannya. Jika balita kurang aktif mengikuti posyandu,

maka kader akan memberikan motivasi kepada ibu balita agar rajin membawa

balitanya setiap posyandu dilaksanakan.

2) Penimbangan ( Meja II)

Setelah dilakukan pendataan pada meja pendaftaran, kemudian balita akan ditimbang

oleh kader posyandu. Penimbangan berat badan merupakan kegiatan rutin posyandu

yang berfungsi memantau pertumb uhan balita yang dilakukan setiap bulannya. Di

dalam melakukan penimbangan berat badan balita perlu suatu keterampilan

tersendiri oleh petugas, agar dapat melakukan penimbangan secara benar sehingga

tidak menyebabkan kesalahan dalam interpretasi status gizi. Keterampilan kader

dalam melakukan penimbangan dapat dinilai berdasarkan ketepatan dan

ketelitiannya dalam melakukan penimbangan atau yang disebut presisi dan akurasi.

Presisi adalah kemampuan mengukur subjek yang sama secara berulang- ulang

dengan kesalahan yang minimum. Sedangkan akurasi adalah kemampuan untuk

10

Page 11: pembahasan makalah fluida

mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang diperoleh penyelia

(Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto 1990 dalam Supariasa, 2002).

Adapun tahapan dalam penimbangan balita di posyandu yaitu sebagai berikut:

a. Menggantungkan dacin pada dahan pohon atau palang rumah atau penyangga

yang lain

b. Memeriksa apakah dacin sudah tergantung dengan kuat

c. Meletakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai

d. Memasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang pada dacin

e. Menyeimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung timbang/kotak timbang

f. Melakukan penimbangan pada anak

g. Menentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul geser

h. Mencatat hasil penimbangan di secarik kertas sebelum ditulis di KMS

i. Sebelum anak diturunkan, menggeser bandul geser ke angka 0 (nol) dan

meletakkan batang dacin dalam tali pengaman.

3) Pencatatan (Meja III)

Pada meja pencatatan, peran kader posyandu adalah memindahkan hasil

penimbangan kedalam KMS balita. KMS balita memberikan gambaran keadaan

balita,yaitu status gizi balita. Di dalam KMS berat badan balita hasil penimbangan

ditandai dengan titik dan dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis

pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat

badan anak hasil penimbangan 2 bulan berturut-turut , Naik (N) atau Tidak naik (T).

Berdasarkan grafik ini, kader posyandu harus memperhatikan apakah balita berada

di garis merah, dibawah garis merah atau di atas garis merah. Hal ini berguna untuk

pemberian penyuluhan yang akan diberikan oleh kader posyandu pada meja

selanjutnya kepada ibu balita sesuai dengan kebutuhan balita pada saat itu.

4) Penyuluhan (Meja IV)

Pada meja penyuluhan ini, kader posyandu memberikan informasi yang penting

kepada ibu balita. Informasi yang diberikan dapat berupa masalah-masalah gizi

balita yang sering terjadi serta upaya - upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

status gizi balita. Melalui konseling/ penyuluhan gizi, pengunjung posyandu dengan

bimbingan kader diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalah gizi yang

dihadapi dan terdorong untuk mencari dan memilih cara pemecahan masalah gizi

secara mudah sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

11

Page 12: pembahasan makalah fluida

Masalah- masalah gizi balita yang sering terjadi antara lain:

a. Penyakit Kurang Energi Protein

Kurang energi protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan

rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari - hari sehingga

tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). Penyakit kurang energi protein

ini ditandai dengan anak tampak kurus, cengeng, rewel, pandangan mata sayu,

wajah membulat dan sembab.

b. Defisiensi Vitamin A

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam tubuh.

Sebagian besar vitamin A disimpan didalam hati. Sumber vitamin A (retinol)

terutama terdapat pada minyak ikan, hati, kuning telur, mentega dan krim.

Sayuran berdaun hijau dan sayuran berwarna kuning mengandung karoten

(misalnya beta - karotin), yang secara perlahan akan diubah oleh tubuh menjadi

vitamin A. Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun

senja. Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian

putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut

(xeroftalmia), yang bisa menyebabkan kebutaan yang menetap. Kekurangan

vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan meningkatkan

kemungkinan terkena infeksi (dr. Danu, 2009).

c. Penyakit Defisiensi Zat Yodium

Zat yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan

komponen dari hormon tiroksin yang berpengaruh kepada banyak fungsi tubuh

dan merupakan hormon pertumbuhan (Growth Hormon). Kekurangan zat

yodium mengakibatkan kondisi hipotiroidisme (kekurangan B12) dan tubuh

mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok.

Akibatnya terjadi hipertropi (membesarnya kelenjar tiroid) yang kemudian

disebut penyakit gondok oleh orang awam.

d. Defisiensi Zat Besi dan Anemia Gizi Besi

Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau

kurang kebutuhan tubuh. Defesiensi Fe dapat didiagnosis berdasarkan data

klinik dan data laboratorium yang ditunjang oleh data kon sumsi pangan.

Gambaran klinik memperlihatkan anemia. Muka penderita terlihat pucat, juga

selaput lendir kelopak mata, bibir dan kuku. Penderita terlihat badannya lemas,

12

Page 13: pembahasan makalah fluida

kurang bergairah, dan cepat merasa lelah, serta sering menunjukkan sesak nafas

(Santoso, 1999). Penyuluhan yang diberikan kader posyandu kepada ibu balita

dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan di KMS. Kader posyandu akan

menanyakan kepada ibu balita yang balitanya berada di bawah atau tepat di garis

merah mengenai penyebab masalah gizi yang sedang dihadapi balita. Penyebab

masalah gizi pada balita yaitu anak tidak mau makan dan anak sakit.Anak tidak

mau makan disebabkan karena terlalu banyak ngemil, makanan yang disajikan

kurang menarik sehingga anak malas makan. Kader posyandu bertugas

memberikan informasi tentang cara mengatasi masalah gizi balita, misalnya

dengan meningkatkan asupan makanan balita, memberikan anak makan dengan

porsi kecil tapi sering, memperhatikan kandungan gizi yang dikonsumsi oleh

balita,mengimunisasi anak sesuai jadwal yang telah diberikan, menjaga

lingkungan agar tetap sehat, menjauhkan anak dari orang yang sakit, serta

pemberian makanan tambahan yang juga biasanya dilakukan di puskesmas.

5) Pelayanan tenaga professional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan dan

pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat (meja V).

Tugas kader di meja 5 sebenarnya bukan merupakan tugas kader, melainkan

pelayanan sektor yang dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara lain :

pelayanan lmunisasi, pelayanan KB, pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu

hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pengobatan dan pemberian pil tambah darah,

Vitamin A (Kader dapat membantu pemberiannya), kapsul yodium dan obat -

obatan lainnya (Rahaju, 2005).

13

Page 14: pembahasan makalah fluida

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian maka dapatlah disimpulkan bahwa berpuasa membawa manfaat

yang sangat besar bagi manusia baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.

Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita. Sehingga setelah

seseorang menjalankan ibadah puasa baik yang wajib maupun yang sunnah diharapkan ia

menjadi bersih dan sehat baik jasmani maupun rohani dan kembali suci lahir dan batin,

Amin…….

3.2 Saran

Sebagai kader Posyandu yang bertugas memberikan informasi-informasi kepada

masyarakat diharapkan lebih meningkatkan sumber daya yang telah dimilikinya agar

menjadi kader Posyandu yang berkualitas dan profesional. c). Untuk lebih meningkatkan

pelayanan dan pelaksanaan kegiatan Posyandu, maka sangat diperlukan peranan secara

aktif dari masyarakat dan kader untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan kegiatan

posyandu.

14

Page 15: pembahasan makalah fluida

DAFTAR PUSTAKA

adivancha.blogspot.com.

Pusat Studi Wanita, Lembaga Penelitian, Universitas Gadjah Mada, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1995

Panduan Kesehatan Masyarakat

224 halaman, 2003

15