Pembahasan, Kesimpulan Saran, Dapus Ct
-
Upload
mutiapratiwiberampu -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
description
Transcript of Pembahasan, Kesimpulan Saran, Dapus Ct
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas menganai prinsip dan proses kerja
dari alat cooling tower apparatus. Alat ini merupakan suatu rangkaian alat yang
terdiri dari: heater ,louver, fan, packing, basin, nozzle, manometer, flow meter,
make up tank, dll. Pada alat tersebut masing masing memiliki peranan dan fungsi
tertentu. Pada cooling tower apparatus ini memiliki 2 macam jenis aliran yang
bisa dilakukan, yaitu; cross current dan counter current. Pada aliran cross current
(bersilangan) dimana memiliki karakteristik louver pada menaranya terbuka
sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam menara melalui celah tersebut.
Pada pola aliran cross current ini memakai alat bantu berupa induced draft, yang
artinya udara dari luar disedot dari atas menara dengan menggunakan blower
sehingga waktu kontak antara udara dan air proses hanya ¾ dari keseluruhan
bagian cooling tower.
Pada pola aliran counter current, udara dan air proses masuk melalui
arah yang berlawanan. Air masuk melalui nozzle yang di semprotkan dari atas
sementara udara dihembuskan dengan fan dari dasar menara (forced draft).
Dimana waktu kontak antara air dan udara tersebut terjadi diseluruh bagian
menara secara keseluruhan. Cooling tower merupakan contoh proses direct
contact karena pada prosesnya air dan udara bertemu secara langsung dalam
menara tersebut tanpa melalui perantara.
Pada prinsipnya cooling tower apparatus ini bekerja dengan prinsip
difusi, maksudnya adanya perubahan temperatur yang dapat mengakibatkan
perbedaan besarnya laju perpindahan massa yang terjadi yang bergantung pada
luas daerah kontak antara fluida panas dan fluida dinginnya. Terdapat dua macam
perpindahan pada cooling tower ini yaitu perpindahan panas dan perpindahan
massa. Perpindahan panas terjadi saat fluida panas (air) yang dikontakkan secara
langsung dengan fluida dingin (udara), terjadi perpindahan panas pada temperatur
air yang lebih panas akan turun setelah dikontakkan ke fluida dinginnya.
Sedangkan perpindahan massa terjadi pada saat penguapan di dalam cooling
tower atau karena adanya losses dalam proses tersebut.
Macam-macam losses yang dapat terjadi dalam proses tersebut ada 3
macam yaitu: drift, evaporation, dan blowdown. Drift merupakan losses yang
terjadi karena percikan air yang terkena packing sehingga dapat menyebabkan
volume air berkurang. Sementara itu, evaporation terjadi pada saat air tersebut
menguap di dalam cooling tower tersebut karena dikontakkan dengan fluida
dingin yang perbedaan temperaturnya cukup jauh sehingga dapat menyebabkan
penurunan volume air. Blowdown merupakan salah satu losses yang terjadi saat
air proses yang ditampung oleh basin terdapat endapan yang mengendap,
sehingga endapan tersebut harus dibuang dan akibatnya volume air juga akan
berkurang.
Penggunaan packing pada cooling tower ini juga sangat penting karena
packing merupakan media yang dapat memperlama waktu kontak antara air dan
udara di dalam cooling tower tersebut. Jenis packing ada dua macam yaitu:
packing regular dan random. Perbedaannya terdapat pada cara pemasangannya
didalam menara, dimana packing reguler dipasang teratur sesuai stage sementara
packing regular diletakan secara acak di dalam cooling tower. Penggunaan
packing reguler cukup dianjurkan dalam perancangan cooling tower. Karena,
packing reguler dapat meminimalisir terjadinya losses secara berlebihan dan
mengurangi pressure drop di dalam menara, sementara penggunaan packing
random dapat memperbesar terjadinya pressure drop dan losses di dalam menara.
Pada proses lanjutan setelah air hasil proses di cooling tower ditampung
di dalam basin, selanjutnya adalah menambahkan air tersebut dengan make-up
water yang disimpan di dalam make-up tank. Make-up water ini merupakan air
domestik yang ditambahkan ke dalam basin yang ditujukan untuk menambah
kembali volume air yang berkurang akibat adanya losses selama proses tersbut
berlangsung yang selanjutnya air tersebut akan kembali di alirkan ke semua alat.
Tidak semua proses di dalam cooling tower berjalan sempurna, tentunya
akan ada masalah yang terjadi di dalam cooling tower tersebut seperti korosi,
fouling, scalling blowdown dll. Untuk meminimalisirnya ditambahkan chemical
treatment pada cooling tower tersebut. Chemical treatment itu dapat berupa
corrosion inhibitor, oxygen scavanger, biocide, penambahan senyawa anti bakteri,
dan menjaga pH antara 6,8-7,2 di dalam cooling tower tetap terjaga. Seperti
contoh pada basin ditambahkan senyawa klorin yang digunakan untuk
menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang terbawa dari cooling tower tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1) Prinsip pada cooling tower didasarkan pada prinsip difusi, dimana
perubahan temperatur dapat mengakibatkan besarnya perbedaan laju
perpindahan massa yang terjadi. Cara kerja pada cooling tower dengan
mengkontakan air pendingin dengan udara dari lingkungan.
2) Salah satu aplikasi cooling tower dalam industri adalah pada pabrik
petrokimia seperti pada perusahaan PT.Petrokimia Gresik yaitu dalam sistem
utilitas dan penyediaan air. Unit ini bertugas menyediakan air pendingin
dengan suhu ± 30 untuk unit utilitas dan proses.
3) Semakin cepat aliran udara maka semakin besar pula penurunan temperatur.
5.2. Saran
1) Penggunaan laju alir udara harus disesuaikan dengan kebutuhan pendinginan
agar kehilangan air dapat dikontrol.
2) Dalam penggunaan pompa supaya diatur debit alir airnya.
DAFTAR PUSTAKA
McCabe, L. 1993. Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Erlangga.
Nicholas P and Paul N. 1983. Cooling Tower Selection Design and Practice.
Michinger, USA: ANN Arbor Science.
Perry, H dan Don Green, H. 1984. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook. Edisi
Keenam. USA: McGraw-Hill.
Treyball, E. 1987. Mass Transfer Operation, Edisi ketiga. USA: McGraw-Hill.
Yulhamar.2012.Tinjauan Pustaka Cooling Tower.
(Online)
.http://yulharmanino.blogspot.co.id/2012/07/behaviorurldefaultvmlo.html
(Diakses 26 September 2015)