Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

10
TUGAS BIOESSAY PEMBAHASAN JURNAL “STUDI IN VITRO FAKTOR PENENTU SIFAT HIPOGLISEMIK KACANG MERAH” Dibuat Oleh : Kelompok 9 1. Khalida Suskha 10 04 109 2. Nadia Madilla Putri 08 04 037 3. Selviana 08 04 040 4. Erik Prima Putra 08 04 056 5. Dewi Citra 08 04 060 6. Yori Nita Marwan 08 04 064 7. Yelsa Nopita Sari 08 04 068 8. Rosmaini 08 04 096 9. Helin Dayanti 08 04 097 10. Ipatimah 08 04 098 11. Benny Kurniawan 07 04 032 12. Resti Afriana 07 04 078

Transcript of Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

Page 1: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

TUGAS BIOESSAY

PEMBAHASAN JURNAL “STUDI IN VITRO FAKTOR PENENTU SIFAT

HIPOGLISEMIK KACANG MERAH”

Dibuat Oleh :

Kelompok 91. Khalida Suskha 10 04 1092. Nadia Madilla Putri 08 04 0373. Selviana 08 04 0404. Erik Prima Putra 08 04 0565. Dewi Citra 08 04 0606. Yori Nita Marwan 08 04 0647. Yelsa Nopita Sari 08 04 0688. Rosmaini 08 04 0969. Helin Dayanti 08 04 09710. Ipatimah 08 04 09811. Benny Kurniawan 07 04 03212. Resti Afriana 07 04 078

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2012

Page 2: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

Latar Belakang

Penyakit diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

peningkatan kemunculannya disebabkan perubahan gaya hidup dan pola makan

dari makanan yang berbasis karbohidrat menjadi makanan berlemak tinggi.

Prevalensi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan mencapai 5 juta pada

tahun 2020. Untuk mencegah hal tersebut, salah satu alternatif yang murah adalah

terapi diet pada penderita dengan memberikan makanan yang dapat menekan

peningkatan gula darah penderita.

Jumlah karbohidrat tidak sepenuhnya dapat dipegang sebagai satu-satunya

acuan pemilihan makanan bagi penderita diabetes karena walaupun jumlah

karbohidrat sama, tapi jika berasal dari sumber yang berbeda, maka dapat

memberikan respon yang berbeda. Karbohidrat di dalam makanan yang berbeda

dapat memiliki respon glisemik yang berbeda.

Indek Glisemik (IG) dapat dipakai sebagai acuan pemilihan makanan bagi

penderita diabetes. Makanan yang mempunyai IG rendah akan lebih

menguntungkan dalam pengendalian gula darah dibandingkan makanan yang

mempunyai IG tinggi. Daftar Indeks Glisemik di Indonesia masih langka.

Berdasarkan penelitian beberapa jenis kacang-kacangan, Indeks Glisemik kacang

merah sangat rendah yaitu 26, sedang kacang hijau, kacang tunggak, kacang gude,

kapri dan kedelai berturut-turut adalah 76, 51, 35, 30 dan 31. Penelitian lanjutan

untuk mengetahui efek konsumsi kacang merah dalam jangka panjang terhadap

penurunan kadar gula darah pada hewan coba telah dilakukan dan terbukti efektif

menurunkan gula darah pada tikus yang diinduksi diabet dengan alloxan sebesar

73,5%. Di samping itu, kacang merah juga efektif dalam menurunkan kadar

kolesterol dalam darah tikus diabetik yang diinduksi dengan alloxan.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut faktor

penentu sifat hipoglisemik kacang merah dengan mengetahui pengaruh kacang

merah terhadap daya absorbsi glukosa pada usus halus tikus. Kedelai digunakan

sebagai pembanding pada penelitian ini sebab bahan pangan ini sudah diyakini

memiliki potensi yang besar untuk penurunan kadar gula darah.

Page 3: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

Prinsip

Melihat daya absorbsi glukosa pada usus halus tikus secara in vitro karena

adanya pengaruh diet dari kacang merah dan kedelai sebagai pembanding dengan

menggunakan metode kantung usus terbalik rancangan Crane dan Wilson (1958)

yang telah dimodifikasi Yuwono (1987). Setiap 15 menit selama 90 menit diuji

kadar gula reduksi dan dihitung secara akumulatif.

Prosedur

1. Analisa proksimat kacang merah dan kedelai

Terdiri dari :

Analisa kadar air dilakukan dengan metode thermogravimetri

Kadar abu ditentukan dengan metode pembakaran

Lemak dengan metode Soxhlet

Kadar protein dengan metode Mikro-Kjeldahl

Viscositas pakan diukur dengan viskometer (Brookfield model RVT)

2. Kacang merah dan kedelai diproses menjadi tepung untuk digunakan dalam

pembuatan pakan tikus

3. Pengujian in vitro

puasakan tikus selama 20-24 jam dan tetap diberi minum → tikus dianestesi →

pembedahan → pemotongan usus → pembalikan usus sehingga villi berada

diluar → pengikatan salah satu ujung → pemasangan pada kanula → pengisian

kantung usus dengan larutan NaCl 0,9% disebut cairan serosa (tiap 5 cm usus

diisi 1 ml) → pengikatan ujung yang lain → pemasukan usus halus ke dalam

tabung yang berisi pakan kacang merah dalam larutan NaCl 0,9% dengan kadar

gula reduksi 1,4% yang disebut cairan mukosa (selama percobaan seluruh

bagian usus harus terendam dalam cairan mukosa) → pengaliran O2 (harus

dijenuhi dengan oksigen (100 gelembung/menit), temperatur harus selalu tetap

pada 37°C) → pengadukan secara terus-menerus setiap 15 menit selama 90

menit ( dimasukkan dalam waterbath bergoyang selama 90 menit, temperatur

selalu tetap pada 37°C → pengambilan cairan dari usus tiap 15 menit →

analisis gula reduksi.

Page 4: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa proksimat kacang merah dan kedelai terlihat bahwa

kadar total karbohidrat kacang merah lebih besar jika dibandingkan dengan total

karbohidrat kedelai. Kadar total karbohidrat kacang merah sebesar 77,02 %,

sedangkan kedelai yaitu 32,42 %.

Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Kylen and McReady (1975)

dalam Mas Yamaguchi (1983) dan Daftar Komposisi Bahan Makanan (1989)

komposisi untuk protein, lemak, abu, dan karbohidrat kedelai berturut-turut adalah

34,9; 18,1; 4,7; dan 34,8. Sedangkan untuk kacang merah adalah 23,1; 1,7; 6,7;

dan 59,5.

Tabel 1. Komposisi kimia kacang merah dan kedelai ( % db)

Tabel 2. Viskositas diet standar, kacang merah, dan kedelai

Hasil analisis viskositas pakan pada diet yang diberikan pada tikus

memperlihatkan bahwa nilai viskositas diet kacang merah adalah yang tertinggi

yaitu 53,50 cps, kemudian diikuti dengan diet kedelai, dan diet standar. Sesuai

dengan hasil analisis gula darah pada penelitian sebelumnya, diet kacang merah

cenderung menurunkan level gula darah lebih baik jika dibandingkan dengan diet

yang lain. Hal ini dimungkinkan karena viskositasnya yang lebih besar. Serat

yang viskus dapat menunda pencernaan dan penyerapan makanan ke dalam tubuh

(Hockaday, 1989). Menurut Hull dan Cummings (1989), berbagai sumber serat

Page 5: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

mempunyai pengaruh yang menguntungkan pada homeostatis glukosa pada

penderita diabet, khususnya serat larut yang dapat menunda pengosongan

lambung dan absorbsi di usus halus karena peningkatan viskositas mungkin

menyebabkan perbedaan konsentrasi digesta.

Penelitian secara in vitro untuk menentukan daya absorbsi glukosa pada usus

halus tikus karena perbedaan diet yang diberikan menggunakan metode kantung

usus terbalik. Hasil analisis terhadap daya absorbsi glukosa diperlihatkan pada

gambar 1.

Gambar 1. Daya Absorbsi Glukosa Usus Halus Tikus

Gambar 1 memperlihatkan bahwa daya absorbsi glukosa pada usus halus

tikus menurun dengan adanya pemberian diet kacang merah. Terjadi penurunan

absorbsi glukosa yang berbeda nyata dengan kontrol pada pengamatan 15 menit

ke empat dan selanjutnya. Pada penelitian ini penurunan daya absorbsi glukosa

oleh diet kacang merah lebih besar dibandingkan dengan diet yang lain. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Fitri Rahmawati (2003) yang memperlihatkan diet

kacang merah menurunkan gula darah tikus yang diinduksi diabet dengan alloxan

akibat. Adanya penurunan daya absorbsi glukosa dimungkinkan karena kacang

Page 6: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

merah mengandung serat yang tinggi sehingga absorbsi glukosa ke dalam usus

halus dapat dihambat. Pada penelitian ini diet kacang merah mempunyai

viskositas tertinggi dan sifat viskus dari serat tersebut dapat menghambat absorbsi

glukosa ke dalam usus halus.

Diet kacang merah dapat menurunkan daya absorbsi glukosa sebesar 48,43%.

Sedangkan untuk diet kedelai dapat menurunkan daya absorbsi sebesar 45,84%.

Manthey et.al., (1999) mengatakan bahwa serat larut air dapat membentuk larutan

yang viskus, kenaikan viskusitas di dalam usus dapat memperlambat absorbsi

glukosa oleh usus halus. Serat larut yang viskus tersebut dapat menurunkan gula

darah postpandrial dan level insulin. Absorbsi merupakan proses masuknya

nutrien melalui sel-sel dinding saluran cerna ke dalam darah atau limpa (Anonim,

1989). Hal ini senada dengan yang dikemukakan Astuti (1991) bahwa absorbsi

merupakan proses dimana nutrien yang berasal dari makanan masuk ke dalam

cairan dan jaringan tubuh. Dalam penelitian ini, absorbsi merupakan proses

masuknya nutrien makanan melalui sel-sel dinding usus halus. Nutrien atau zat

gizi dalam makanan sebagian besar berada dalam bentuk kompleks, sedangkan

proses absorbsi melalui sel dinding usus halus hanya dapat dilakukan oleh nutrien

dalam bentuk sederhana. Oleh karena itu, nutrien yang dalam bentuk komplek

perlu disederhanakan terlebih dahulu menjadi bentuk sederhana sehingga siap

untuk diserap.

Menurut Astuti (1984), didalam membran brush border, glukosa diikat oleh

pengemban yang berupa bahan berprotein dan dibawa masuk ke dalam sel epitel.

Konsentrasi gula reduksi yang tinggi dalam lumen usus, akan terjadi transport

sejalan dengan konsentrasinya. Penelitian yang dilakukan secara in vitro

menunjukkan kapasitas absorbsi glukosa cukup besar pada semua bagian usus

halus, tetapi paling tinggi terjadi pada duodenum bagian bawah dan jejenum

bagian atas. Kemungkinan banyak faktor lain yang belum diketahui yang

mempengaruhi daya absorbsi glukosa pada diet kacang merah sebab di dalam

kacang merah juga terkandung protein dan mineral yang dapat berpengaruh pada

proses absorbsi.

Page 7: Pembahasan Jurnal Studi in Vitro Faktor Penentu Sifat Hipoglisemik Kacang Merah

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa komposisi kimia

kacang merah dan kedelai meliputi : kadar air, protein, lemak, abu dan karbohidrat

by difference berturut-turut adalah: 10,08; 17,78; 1,08; 4,12; 77,02 dan untuk

kedelai 11,68; 36,57; 15,61; 5,53; 42,29. Viskositas diet kacang merah

mempunyai nilai tertinggi yaitu 53,50 cps dan dapat menurunkan daya absorbsi

glukosa pada usus halus tikus sebesar 48,43%.