Pembahasan Evaluasi Granul

14
Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan alat yang digunakan untuk mengevaluasi sediaan solid misalnya granul dan tablet. Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan atau tidak. Evaluasi granul yang telah dilakukan adalah menghitung laju alir dan sudut istirahat, uji kompresibilitas menggunakan tap density dan uji susut pengeringan (LOD). Sedangkan untuk tablet dilakukan evaluasi berupa uji kekerasan tablet, uji friabilitas, uji keseragaman tablet dan uji waktu hancur tablet menggunakan desintergant testing. Evaluasi granul yang pertama adalah menghitung laju alir dan sudut istirahat. Untuk menentukan sifat aliran apakah baik atau tidak digunakan kemiringan aliran (sudut lereng, sudut tuang, sudut luncur) yang dihasilkan jika suatu zat berupa serbuk dibiarkan mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Corong yang digunakan biasanya terbuat dari baja tahan karat dengan volume kurang lebih 480 mL dan lubang corong bagian bawah biasa digunakan 3 macam ukuran yakni diameter 6.0 , 8.0 dan 11.3 mm. Serbuk tersebut akan membentuk suatu kerucut, yang kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang

description

pembahasan granul

Transcript of Pembahasan Evaluasi Granul

Page 1: Pembahasan Evaluasi Granul

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengenalan alat yang digunakan untuk

mengevaluasi sediaan solid misalnya granul dan tablet. Evaluasi harus dilakukan

untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan atau tidak.

Evaluasi granul yang telah dilakukan adalah menghitung laju alir dan sudut istirahat,

uji kompresibilitas menggunakan tap density dan uji susut pengeringan (LOD).

Sedangkan untuk tablet dilakukan evaluasi berupa uji kekerasan tablet, uji friabilitas,

uji keseragaman tablet dan uji waktu hancur tablet menggunakan desintergant testing.

Evaluasi granul yang pertama adalah menghitung laju alir dan sudut istirahat.

Untuk menentukan sifat aliran apakah baik atau tidak digunakan kemiringan aliran

(sudut lereng, sudut tuang, sudut luncur) yang dihasilkan jika suatu zat berupa serbuk

dibiarkan mengalir bebas dari corong ke atas dasar. Corong yang digunakan biasanya

terbuat dari baja tahan karat dengan volume kurang lebih 480 mL dan lubang corong

bagian bawah biasa digunakan 3 macam ukuran yakni diameter 6.0 , 8.0 dan 11.3

mm. Serbuk tersebut akan membentuk suatu kerucut, yang kemudian sudut

kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang dihasilkan, artinya sudut

kemiringannya semakin kecil dan semakin baik sifat aliran serbuk tersebut. Dari hasil

pengukuran diperoleh tinggi = 2,6 cm, waktu = 2.64 detik, diameter = 8,375 cm, jari-

jari = 4,1875 cm dengan massa awal 20,00425 gram. Kemudian dihitung laju alirnya

dengan rumus :

lajualir= tinggiwaktu

kemudian dihitung sudut istirahat dengan rumus :

tan ɵ=¿ tinggijari− jari

¿

Setelah dihitung, laju alir granul adalah 7,577 gram/detik dan sudut istirahat sebesar

31,840. Berdasarkan sudut istirahat yang telah dihitung, granul memiliki aliran serbuk

Page 2: Pembahasan Evaluasi Granul

yang cukup baik. Berikut ini disajikan tabel hubungan sudut istirahat dengan sifat

aliran serbuk.

Tabel 1.Hubungan Sudut Istirahat dengan Aliran Serbuk

Sudut Istirahat (derajat) Aliran

< 25 Sangat baik

25-30 Baik

30-40 Cukup baik

>40 Sangat buruk

Besar kecilnya sudut istirahat sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya

tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul

akan lebih cepat dan mudah mengalir. Selain itu sudut istirahat juga dipengaruhi oleh

ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin tinggi

yang akan mengurangi kecepatan alirnya sehingga sudut istirahat yang terbentuk

semakin besar. Aliran partikel yang relative halus (kurang dari 10 um) melalui lubang

celah akan terhenti karena gaya kohesif diantara partikel sama besarnya dengan gaya

gravitasi. Demikian pula aliran serbuk menjadi lebih buruk jika serbuk tersebut

lembab. Dalam hal ini proses pegeringan akan memperbaki sifat alir.

Evaluasi granul selanjutnya adalah uji kemampatan. Prinsip kerja dari uji

kemampatan atau kompresibilitas sama dengan uji kompaktibilitas. Uji ini

dimaksudkan untuk mengetahui kemampatan campuran serbuk selama dikempa.

Hasil percobaan menunjukkan volume awal serbuk adalah 42,5 ml. Setelah serbuk

diketukkan selama 4 menit, volume serbuk menjadi 35 ml. Dengan rumus berikut ini:

ρ nyata= massavolume awal

ρmampat= massavolumeakhir

Didapatkan 𝜌 nyata sebesar 0,471 dan 𝜌 mampat sebesar 0,572. Sehingga

dapat dihitung % kemampatan dengan rumus :

Page 3: Pembahasan Evaluasi Granul

% kemampatan = ρmampat− ρnyata

ρmampatx 100 %

Indeks pengetapan atau % kemampatan serbuk sebesar 17,657 %. Indeks

pengetapan, yang tergantung pada penurunan volume granul atau serbuk akibat

keretakan atau getaran. Semakin kecil harga % indeks pengetapan, semakin baik sifat

alirnya. Granul atau serbuk dengan indeks pengetapan lebih dari 20% mempunyai

sifat alir yang kurang baik. Keterangan hasil uji kompresibilitas adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.Hubungan % Kompresibilitas dengan Aliran Serbuk

% Kompresibilitas Aliran

5 – 15 Sangat baik

12 – 16 Baik

18 – 21 Cukup

23 – 35 Buruk

33-38 Sangat Buruk

>40 Sangat buruk sekali

Evaluasi granul selanjutnya adalah uji susut pengeringan atau Loss on Drying

(LOD). Loss on drying (LOD) menyatakan kelembapan berdasarkan berat basah.

Kelembapan di dalam zat padat dapat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat

kering. Berdasarkan berat basah, kandungan air dari suatu bahan dihitung sebagai

persen berat dari bahan basah, sedangkan berdasarkan beratkering, air dinyatakan

sebagai persen berat dari bahan kering. Pada saat pengujian LOD serbuk yang telah

dimasukkan keatas piringan alumunium harus didistribusikan secara homogen agar

alat tersebut mengukur kadar air serbuk secara akurat. Alat dapat berhenti mengukur

kadar air serbuk kurang dari 10 menit jika hasil kadar airnya sudah konstan.

Page 4: Pembahasan Evaluasi Granul

Dari hasil percobaan didapatkan berat serbuk menyusut menjadi 9,873 gram

dan kadar kelembaban serbuk sebesar 1,41%. Hasil ini menunjukan bahwa stabilitas

zat dalam serbuk cukup baik, karena nilai LOD ≤ 5 %, yang artinya kemungkinan

terjadi reaksi penguraian secara kimia maupun mikrobiologis dan degradasi sediaan

sangat kecil. Hilangnya air dalam serbuk saat pengeringan bertujuan menjamin

stabilitas dan pengawetan yang efektif.

Selain evaluasi granul, ada pula evaluasi tablet yang meliputi pengujian

keseragaman bobot dan ukuran, friabilitas, kekerasan, dan waktu hancur. Pengujian

keseragaman bobot berupa berat dari tablet. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan

mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif. Jumlah

tablet yang digunakan adalah 20 tablet sesuai dengan yang tercantum pada FI IV.

Adapun faktor –faktor yang menyebabkan terjadinya variasi dalam penimbangan

bobot antara lain : volume dan berat bahan yang diisikan ke dalam cetakan serta garis

tengah cetakan dan kondisi peralatan yang digunakan selama proses penabletan

seperti berubahnya tekanan yang diberikan pada bahan saat dilakukan kompresi.

Berdasarkan hasil penimbangan diperoleh rata-rata bobot tablet adalah

0,60453 gram. Syarat dari keseragaman bobot tablet adalah, jika ditimbang satu per

satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang

lebih besar dari berat rata – ratanya berdasarkan pada kolom A yang sudah ditetapkan

dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata –

ratanya berdasarkan aturan pada kolom B yang sudah ditetapkan. Persyaratan ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Bobot rata – rata Penyimpanan bobot rata –

rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

Page 5: Pembahasan Evaluasi Granul

26 mg sampai dengan

150 mg

10% 20%

151 mg sampai dengan

300 mg

75% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Rata-rata bobot tablet yang diperoleh 0,60453 gram atau 604,53 mg termasuk

dalam lebih dari 300 mg dengan penyimpangan berat kurang dari 10 % dan lebih

dari 5 % bobot rata-rata tablet. Rentang penyimpangan bobot tablet harus kurang dari

0,664983 gram dan lebih dari 0,5743035 gram. Dari ke 20 tablet tidak ada yang

beratnya menyimpang, artinya sediaan tablet yang dibuat seragam dalam hal bobot,

karena memenuhi persyaratan keseragaman bobot.

Sedangkan keseragaman ukuran menggambarkan reprodusibilitas dan terkait

selanjutnya dengan keseragaman kandungan dan juga terkait dengan faktor estetika.

Untuk keseragaman ukuran, dilakukan prosedur pengukuran ketebalan dan diameter

tablet pada 20 sampel sediaan tablet yang sudah jadi, sama dengan sampel untuk

keseragaman bobot dengan menggunakan jangka sorong. Penggunaan jangka sorong

dikarenakan memiliki ketelitian yang cukup bagus dan sesuai dengan pengukuran

diameter dan tebal tablet. Adapun ketelitian jangka sorong adalah 0,05 mm. 

Ketebalan suatu tablet dipengaruhi oleh volume dari bahan yang yang diisikan

ke dalam cetakan, garis tengah cetakan dan besarnya tekanan oleh punch serta

dipengaruhi oleh kompresibilitas dan sifat alir dari serbuk. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan tablet yang tebalnya seragam, harus dilakukan pengawasan selama

proses produksi. Menurut Farmakope Indonesia, diameter tablet tidak lebih dari tiga

kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

Page 6: Pembahasan Evaluasi Granul

Dari data hasil pengukuran, dapat dihitung rata-ratanya. Adapun rata-rata

untuk tebal tablet adalah 5,6445 mm, sedangkan untuk diameternya adalah 12,22 mm.

Berdasarkan aturan yang telah ditetapkan Farmakope Indonesia tersebut, maka

sediaan tablet yang diuji keseragaman ukurannya sudah memenuhi syarat karena

diameter tablet tidak lebih dari tiga kali tebal tablet yaitu 12,22 mm < 3 x 5,6445 mm

= 16,9335 mm dan tidak kurang dari 4/3 tebal tablet yaitu 12,22 mm > 4/3 x 5,6445

mm = 7,526 mm.

Pengujian selanjutnya adalah waktu hancur yang dilakukan dengan

memasukkan 6 tablet ke dalam masing-masing kolom lalu dimasukkan cakram.

Alasan mengapa dipiih 6 tablet supaya memenuhi syarat uji disintegrasi di

Farmakope III. Penggunaan penutup dimaksudkan agar tablet tetap terjaga dalam

keranjang dan tidak keluar dari tube saat dinaik turunkan. Proses pencelupan naik

turun ini merupakan simulasi dari gerakan peristaltik saluran cerna, sedangkan

volume medium 800 ml dengan suhu 370 C dipilih untuk menyerupai volume cairan

tubuh manusia dan suhu tubuhnya. Dalam monografi yang lain disebutkan

mediumnya merupakan simulasi larutan gastric. Namun, pada pengujian ini media

yang digunakan adalah aquadest dengan pertimbangan bahwa sebagian besar cairan

tubuh manusia adalah air. Agar kehancuran tablet benar-benar dalam kondisi yang

memenuhi syarat di Farmakope III, maka perlu diperhatikan bahwa volume cairan

dalam wadah sedemikian rupa sehinga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa

berada paling sedikit 2,5 cm dibawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah

berjarak tidak kurang dari 2,5 cm dari dasar wadah. Kemudian diamati keadaan tablet

hingga semua hancur sempurna.

Dari data yang didapat, tablet-tablet tersebut hancur dalam waktu yang

berbeda-beda dengan rentan antara 1 menit 58 detik hingga 14 menit 9 detik. Hal ini

sesuai dengan persyaratan uji tablet di Farmakope III bahwa tablet tidak bersalut

kurang dari 15 menit. Dengan kata lain, tablet yang diuji memenuhi persyaratan uji

Farmakope III.

Page 7: Pembahasan Evaluasi Granul

Selanjutnya adalah pengujian friabilitas yang dilakukan dengan menggunakan

alat friabilator. Alat ini menguji kerapuhan suatu tablet terhadap gesekan dan

bantingan selama waktu tertentu. Prinsip pengujian ini adalah dengan mengukur

kehilangan bobot dari sejumlah tablet yang ditimbang hingga 6-6,5 g selama diputar

dalam friabilator dalam waktu 4 menit dengan kecepatan putaran 25 rpm. Ketahanan

terhadap kehilangan berat menunjukkan tablet tersebut untuk bertahan terhadap

goresan ringan atau kerusakan dalam penanganan pengemasan dan pengepakan.

Sedangkan kerapuhan tersebut diakibatkan karena pengikat yang digunakan tidak

terdistrubusi dengan homogen di dalam tablet atau dapat diakibatkan oleh kesalahan

saat proses kompresi secara manual sehingga tablet yang terbentuk kurang kompak

dan tablet menjadi rapuh. Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi

konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Tablet dengan konsentrasi

zat aktif yang kecil (tablet dengan bobot kecil) adanya kehilangan massa akibat rapuh

akan mempengaruhi kadar zat aktif yang masih terdapat dalam tablet.

Dari hasil penimbangan, diperoleh berat awal sebesar 6,3016 gram (11 tablet)

dan menjadi 6,2592 gram setelah proses pemutaran dalam friabilator. Maka

friabilitasnya sebesar 0,67%, dimana hal ini menunjukkan bahwa tablet masih

memenuhi standar karena presentase kehilangan berat tablet tidak lebih dari 1%.

Tablet yang nilai hasil uji friabilitasnya melebihi batas tersebut dianggap terlalu rapuh

dan akan sulit penanganannya selama pengemasan dan distribusi.

Pengujian terakhir untuk tablet adalah uji kekerasan menggunakan alat bernama

hardness tester dan angka yang ditunjukkan oleh alat tersebut adalah seberapa berat

beban yang dapat menghancurkan tablet. Uji ini dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran tentang ketahanan tablet melawan mekanik (goncangan) dan tekanan pada

saat pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan serta proses distribusi. Akan tetapi

harus cukup lunak untuk melarut dan akan hancur sempurna begitu masuk ke dalam

tubuh manusia atau dapat dipatahkan di antara garis tengah tablet bila memang perlu

dibagi untuk pemakaiannya. Intinya, tablet tidak boleh terlalu keras dan tidak boleh

Page 8: Pembahasan Evaluasi Granul

terlalu lunak. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka perlu dilakukan uji kekerasan

tablet guna menghindari kerugian akibat kegagalan proses produksi tablet.

Faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah kompresibilitas alat cetak

dan sifat fisiko kimia bahan yang dikempa. Selain itu yang menyebabkan kekerasan

dari tablet bervariasi adalah karena mesin pencetak tablet dioperasikan secara manual

sehingga kekuatan kompresi dalam pencetakan masing-masing tablet berbeda-beda.

Kekerasan juga tergantung pada berat dari materi serta ruangan antara punch atas dan

bawah pada waktu pencetakan. Bila volume materi atau jarak kedua punch berbeda,

maka kekerasan tablet tidak akan konsisten.

Kekerasan tablet erat kaitannya dengan ketebalan, bentuk dan waktu

hancur tablet. Adapun syarat dari kekerasan tablet adalah sekitar ± 50 Newton. Tablet

yang terlalu keras dapat disebabkan oleh terlalu tingginya porositas, terlalu rendahnya

kerja bahan pengikat, terlalu rendah atau tingginya kelembaban dan tidak cocoknya

penambahan pelincir.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap 20 sampel sediaan tablet menggunakan

alat hardness tester, diperoleh rata-ratanya adalah 35,1 Newton. Hal ini menunjukan

bahwa tablet yang diuji belum memenuhi persyaratan.

Namun nilai kekerasan tablet yang berada di luar rentang yang dipersyaratkan tidak

langsung menunjukkan bahwa suatu tablet memiliki kualitas yang buruk. Nilai

kekerasan yang kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya

tidak melebihi batas yang diterapkan.

Kesimpulan

1. Mahasiswa mengetahui pengujian granul dan tablet. Pengujian yang dilakukan

antara lain, uji alir serbuk, uji kerapatan, Loss on Dying (LOD), uji waktu

hancur, uji friabilitas, uji keseragaman bobot tablet, uji kekerasan tablet, dan

uji ketebalan tablet.

Page 9: Pembahasan Evaluasi Granul

2. Mahasiswa mengenal alat-alat yang digunakan untuk pengujian granul dan

tablet serta cara penggunaannya.