PEMBAHASAN baru
Transcript of PEMBAHASAN baru
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hampir sebagian besar organisasi besar dan kecil memakai bentuk
organisasi perseroan terbatas untuk melakukan aktivitas-aktivitas usaha mereka.
Karakteristik-karakteristik legal dari perseroan terbatas berbeda dari firma
maupun perusahaan perseorangan. Bentuk organisasi perseroan terbatas juga
mempunyai unggulan dan kelemahan yang berbeda, di samping entri-entri dan
melaporkan informasi spesifik kepada manajemen perseroan terbatas.
Perseroan terbatas pada dasarnya mudah menarik modal melalui
penerbitan saham. Pembelian saham di dalam sebuah perseroan sering lebih
menggoda bagi investor dibandingkan penanaman modal modal dalam
persekutuan karena seorang pemegang saham mempunyai kewajiban yang
terbatas dan sahamnya gampang pula dialihkan. Selain itu, banyak individu
berkesempatan menjadi pemegang saham walaupun hanya menanamkan sedikit
dananya. Karakteristik ini mengangkat kemampuan perusahaan untuk
menghimpun dana yang sangat besar dengan cara menerbitkan saham. Karena
baik pemodal kecil maupun pemodal besar bisa membeli saham perusahaan, maka
terdapat spektrum luas pemodal potensial. Kemampuan untuk mengakumulasikan
dan menggunakan jumlah modal yang sangat besar membuat perseron terbatas
dominan dalam perekonomian dewasa ini.
Investasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan
menyimpan saham pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam
mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai
saham meningkat. Hal tersebut juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi
saham ( kepemilikan ) dengan turut serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak
tercatat di bursa ) atau perusahaan baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru
dibuat ). Ketika investasi dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut
sebagai investasi modal ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko
1
lebih besar dari pada investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa
dilakukan.
Dengan latar belakang ini penulis tertarik untuk membuat makalah
seminar yang berjudul “ MODAL DISETOR “.
Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas beberapa masalah,
diantaranya:
a) Apakah yang dimaksud dengan modal disetor?
b) Apakah sumber-sumber modal disetor?
c) Bagaimana akuntansi untuk penerbitan saham?
d) Bagaimana akuntansi untuk pemesanan saham?
e) Bagaimana akuntansi untuk penerbitan saham dengan konversi?
f) Bagaiman akuntansi untuk pecah saham?
g) Bagaimana akuntasi untuk saham yang diperolah kembali?
h) Apakah yang dimaksud dengan hak, Waran dan Opsi Atas saham?
2
PEMBAHASAN
Pengertian Modal Disetor
Dua kategori ekuitas pemilik yaitu modal saham dan tambahan modal
disetor merupakan modal disetor kontribusi. Modal kontribusi ( modal disetor )
adalah total jumlah yang disetorkan ke modal saham-jumlah tertentu tersebut
diberikan oleh pemegang saham kepada perseroan untuk digunakan dalam
bisnisnya.
Sumber-sumber Modal Disetor
Sumber utama modal disetor berasal dari penerbitan saham. Saham ini
disebut modal saham ( capital stock ), yang dapat dijual secara secara umum
kepada investor atau dijual secara pribadi kepada beberapa investor.
Perseroaan adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan UU, mempunyai
eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat melakukan usaha dalam
batas-batas tertentu. Pada saat perseroaan terbatas berdiri, biasanya hanya
diterbitkan satu jenis saham, yang disebut dengan saham biasa ( common stock ).
Perusahaan kemudian menyadari adanya keuntungan dengan menerbitkan satu
atau lebih jenis saham lainnya dengan prioritas dan hak-hak yang berbeda. Saham
dengan hak-hak tertentu yang melebihi saham biasa disebut saham prefered
(preferred stock).
Saham Biasa ( Common Stock )
Pemegang saham biasa dari suatu perseroan terbatas dapat disebut sebagai
pemilik sesungguhnya dari perusahaan tersebut. Jika kinerja perusahaan buruk,
maka pemegang saham biasa dapat kehilangan sebagian atau seluruh investasinya
karena mereka dapat menerima bagian kas dari perusahaan hanya setelah
kewajiban terhadap semua pihak lain ( seperti kreditor, karyawan, pemerintah,
pemegang saham preferen ) telah dipenuhi. Jika kinerja perusahaan baik, maka
pemegang saham biasa dapat memperoleh keuntungan karena mereka memiliki
seluruh aktiva perusahaan setelah dikurangi kewajiban yang harus dipenuhi
3
kepada pihak lain. Singkatnya, pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih
besar, namun mereka juga dapat memperoleh pengembalian yang lebih tinggi pula
dari investasi mereka.
Dalam akuntansi sering disebut modal dasar. Modal perseroan adalah
jumlah modal yang disebut dalam akta pendirian perusahaan dan merupakan
jumlah maksimum yang diotorisasi ( authorized ) atas penerbitan surat-surat
saham. Modal perseroan merupakan jumlah tetap. Penambahan atau pengurangan
dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil modal melalui perubahan akta
pendirian. Istilah diterbitkan ( issued ) mengacu kepada saham-saham yang telah
ditempatkan dan disetor penuh oleh pemegang saham. Saham yang masih tersisa
di pemegang saham kemudian dinamakan saham yang beredar (outstanding
stock).
Hak-hak utama yang menyertai kepemilikan saham adalah sebagai berikut:
1. Hak untuk memberikan suara dalam hal-hal yang terkait dengan
perusahaan.
2. Hak untuk mendapatkan bagian dari distribusi laba.
3. Hak untuk mendapatkan bagian atas aktiva perusahaan saat perusahaan
dilikuidasi.
Saham biasa menanggung resiko terbesar karena para pemegangnya
menerima dividen setelah pemegang saham preferen dibayar.
Nilai-nilai Saham Biasa
Lembar saham biasanya dinyatakan dalam satuan mata uang, yang disebut
nilai nominal ( nominal value ) atau nilai pari ( par value ). Perusahaan mungkin
menerbitkan sertifikat saham ( stock sertificated ) bagi para pemegang saham
untuk mencatat kepemilikan mereka. Dalam sertifikat saham tercetak dalam
nominal saham, nama pemegang saham, dan jumlah saham yang dimiliki. Saham
juga bisa diterbitkan tanpa nilai nominal, yang disebut tanpa nilai nominal
nominal ( no par stock ). Sejumlah negara bagian mewajibkan dewan direksi 4
untuk menentukan nilai ditetapkan atau nilai dinyatakan ( stated value )bagi
saham tanpa nilai nominal ( yang berfungsi sebagai nilai nominal untuk tujuan
pelaporan keuangan ). Modal saham yng nilainya ditetapkan tidak terdapat di
indonesia. Nilai yang ditetapkan biasanya dipatok dibawah harga pasar pada
waktu penerbitan. Namun berbeda dengan nilai pari nilai yang ditetapkan tidaklah
tercetak pada sertifikat saham.
Perusahaan menerbitkan saham tanpa bernilai pari dengan dua alasan.
Alasan pertama adalah menghindari kebingungan. Penggunaan nilai pari dapat
membingungkan kalangan pemodal karena nilai pari biasanya tidak sesuai dengan
nilai pasar. Penerbitan saham tidak bernilai pari akan menghindarkan sumber
kebingungan tersebut.
Alasan kedua adalah bertalian dengan undang-undang harga penerbitan
orisinal per lembar saham. Diskonto atas modal saham (discount on capital stock)
merupakan jumlah dengannya nilai pari saham melebihi harga penerbitannya.
Saham tanpa nilai pari biasanya dimiliki oleh perusahaan yang belum
terbuka. Saham tanpa nilai pari disebut juga dengan nilai intrinsik. Ada 2 metoda
untuk menghitung nilai wajar saham ini yaitu:
1. Metode dividend discount model. Metoda ini dengan menggunakan
dasar pertumbuhan dividen, dengan formula seperti berikut:
Po= D 1k−g
diman a
Po = Harga saham saat ini
D1 = dividen yang akan diterima tahun depan, dapat dicari dengan formula: D1 = Do x (1+g)
k = tingkat keuntunan pemegang saham
g = pertumbuhan laba, yang dapat dicari dengan formula ROE x b
5
2. Metode Earning Multiplier. Metode ini menggunakan dasar “ Earning
Multiplier” (EM) yang dapat dihitung dengan formula:
Ea rning Multiplier= Dpok−g
diman a:
Dpo=dividend payout=dividen per sahamlaba per saham
atau
¿ jumlah dividenEAT
Nilai saham dihitung dengan formula: Po = EM x EPS1, dimana
EPS1 = EPS satu tahun yang akan datang, dengan pertumbuhan
konstan dapat diketahui dengan formula EPS1 = EPSo x (1+g)
Saham Preferren ( Preferred Stock )
Beberapa perusahaan menerbitkan lebih dari satu jenisa saham. Jenis- jenis
saham dapat berbeda dari hak suara dan hak dividen. Laporan perusahaan akan
menggambarkan kelas-kelas saham yang berbeda yang diterbitkan perusahaan.
Salah atu jenis saham yang diterbitkan oleh banyak perusahaan disamping saham
biasa, adalah saham preferen.
Saham preferen ( preferred stock ) adalah jenis saham dengan bermacam-
macam karakteristik yang membendakan dari saham biasa. Saham preferen ini
mempunyai di atas saham biasa. Biasanya preferen ini berkaitan dengan dividen
dan aset perusahaan manakala perusahaan dilikuidasi. Dividen kas harus
dibayarkan pada para pemegang saham preferen sebelum dividen kas tersebut
dibagikan pada kalangan pemegang saham biasa. Jika perusahaan tidak sanggup
memenuhi kewajibannya dan harus melikuidai asetnya, maka para pemegang
saham preferen akan dibayar terlebih dahulu sebelum para pemegang saham biasa.
Perusahaan menerbitkan saham preferen untuk memikat kalangan pemodal
yang tidak menghendaki resiko sebesar para pemegang saham biasa. Dewan
direksi sebuah perusahaan memiliki wewenang penuh untuk mendistribusikan
dividen kepada para pemegang saham. Pada saat memutuskan untuk
6
mendistribusikan dividen, dewan direksi mengatakan mengumumkan ( declare )
dividen. Para pemegang saham preferen memiliki hak prioritas terhadap dividen,
mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menerima dividen secara
teratur dibandingkan pemegang saham biasa.
Perlindungan ( hak istimewa ) yang dimiliki pemegang saham preferen,
dibandingkan pemegang saham biasa adalah:
1. Pemegang saham preferen berhak menerima seluruh dividen
tunai sebelum dividen tunai apapun dibagikan ke pemegang
saham biasa.
2. Jika perusahaan pailit, pemegang saham preferen didahulukan
dalam pengembalian investasi sepenuhnya, sebelum bagian
pemegang saham biasa dibagikan.
Jika saham preferen mempunyai nilai pari, maka dividen dinyatakan
dengan suatu persentase dan nilai pari. Tapi jika saham preferen tidak mempunyai
nilai pari, maka dividen harus dinyatakan dalam jumlah uang.
Contohnya: Pemegang saham preferen 5% dengan nilai pari 50 akan berhak atas
dividen tahunan sebesar 2,5 per saham sebelum dilakukan distribusi kepada para
pemegang saham biasa, dan pemegang saham preferen 5%, tanpa nilai nominal,
berhak atas dividen tahunan sebesar 5 per saham sebelum dividen dibayarkan
kepada para pemegang saham biasa.
Saham preferen dapat dikelompokan menjadi:
1. Saham preferen kumulatif (cumulative preferred stock)
2. Saham preferen konvertibel (convertible preferred stock)
3. Saham preferen yang dapat ditarik kembali (callable preferred stock)
7
Saham preferen Kumulatif dan Nonkumulatif ( Cumulative and
Noncumulative )
Saham preferen kumulatif menetapkan bahwa jika perusahaan tidak
mengumumkan dividen untuk golongan ini, dividen itu diakumulasikan dan harus
dibayar kemudian hari sebelum dividen dibayarkan kepada para pemegang saham
biasa.
Contoh:
PT ABC mempunyai 100.000 lembar saham preferen kumulatif 9% yang beredar
dengan nilai pari sebesar Rp 10.
Dividen yang dibayarkan terakhir adalah tahun 1994.
Total dividen sebesar Rp 300.000 telah diumumkan oleh dewan direksi pada
tahun 1997. Mayoritas dari jumlah tersebut akan diperuntukkan bagi para
pemegang saham preferen dengan komposisi sebagai berikut:
Dividen bagiPemegang
SahamPreferen
Dividen bagiPemegang
SahamBiasa
JumlahDividen
Dividen kumulatif - 1995
90.000 0 90.000
Dividen kumulatif - 1996
90.000 0 90.000
Dividen untuk tahun 1997
90.000 30.000 120.000
Jumlah 270.000 30.000 300.000
Jika saham preferen bersifat nonkumulatif, penetapan jumlah dividen yang
berlaku tidak diperlukan. Dividen yang tidak dibayarkan pada tahun tertentu
berarti tidak akan dibayarkan untuk selamanya.
8
Contoh diambil dari contoh diatas:
Dividen bagiPemegang
SahamPreferen
Dividen bagiPemegang
SahamBiasa
JumlahDividen
Dividen kumulatif - 1995
0 0 0
Dividen kumulatif - 1996
0 0 0
Dividen untuk tahun 1997
90.000 210.000 300.000
Jumlah 90.000 210.000 300.000
Saham Preferen Konvertibel (Convertible Preferred Stock)
Saham preferen dapat dikonversi jika syarat penerbitan menetapkan bahwa saham
preferen itu dapat ditukarkan oleh pemiliknya dengan surat berharga lain dari
perseroan yang menerbitkannya.
Saham Preferen yang dapat ditarik (Callabel Preferred Stock)
Saham preferen dapat ditarik jika saham itu dapat ditebus sesuai dengan kehendak
perusahaan.
Saham Preferen yang dapat ditebus (Redeemable Preferred Stock)
Saham preferen kadang tunduk pada persyaratan penebusan yang diharuskan atau
ketentuan penebusan lain yang mengakibatkan sifat surat berharga itu tumpang
tindih antara sifat hutang dan sifat ekuitas. Jenis saham ini disebut sebagai saham
preferen yang dapat ditebus.
Saham Aktiva dan dividen dalam likuiditas Perseroan (Asset and Dividend
Preferences Upon Corporation Liquidation)
Saham preferen biasanya didahulukan terhadap saham biasa atas pendistribusian
aktiva dalam likuiditas perseroan.
9
Penerbitan Saham
Penerbitan Saham Biasa dengan Nilai Nominal Secara Tunai
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, nilai nominal tidak
menunjukkan nilai pasar saham. Oleh karen itu, hasil pembayaran dari penerbitan
saham dengan nilai nominal bisa sama, di atas nilai, atau di bawah nilai
nominalnya.
Contoh:
PT. DFB menerbitkan 20.000 lembar saham dengan nilai nominal $ 1 per lembar
saham secara tunai. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Date Description Ref Debit Kredit
1 Jan Kas $ 20.000
Saham Biasa $ 20.000
Jika PT. DFB menerbitkan 20.000 lembar saham secara tunai seharga $ 5 per
lembar saham dengan nilai nominal $ 1 per lembar, maka jurnalnya:
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $ 100.000
Saham Biasa $ 20.000
Agio Saham $ 80.000
10
Penerbitan Saham Biasa Tanpa Nilai Nominal Secara Tunai
Saat saham biasa tidak memiliki nilai nominal namun memiliki nilai yang
ditetapkan, maka ayat jurnal yang dibuat sama dengan contoh untuk saham
dengan nilai nominal. Tetapi jika perusahaan tidak menentukan nilai yang
ditetapkan pada saham tanpa nilai nominal akan dicatat sebagai berikut ( contoh
sama dengan di atas ):
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $ 100.000
Saham Biasa $ 100.000
Pada saat penerbitan saham preferen ayat jurnal yang dicatat sama dengan
saat mencatat penerbitan saham biasa.
Penerbitan Saham untuk jasa atau aset non tunai
saham dapat juga diterbitkan untuk jasa yang diterima atau menerima
pembayaran bukan dalam bentuk tunai. Dalam kasus ini, berapakah biaya
perolehan yang harus diakui sebagai nilai transaksi? Kita harus kembali ke prinsip
biaya perolehan, dalam transaksi nonkas ini yang dimaksud dengan biaya adalah
harga setara tunai yang dibayarkan
Contoh:
PT. Ballack menerbitkan 200 lembar saham biasa dengan nilai nominal $ 0,50
yang ditukar dengan tanah. Saham tersebut dijual dengan harga $ 50 per lembar
11
Date Description Ref Debit Kredit
Tanah $ 10.000
Saham Biasa $ 100
Agio Saham $ 9.900
Pemesanan Saham
Perusahaan biasanya menjual sahamnya secara tunai dan langsung
menerbitka sahamnya. Dalam transaksi pesanan saham ( stock subscription ),
pembeli saham menyepakati perjanjian untuk membeli saham perusahaan. Dalam
kontrak pesanan saham, pemesan saham setuju ( investor ) setuju untuk membeli
sejumlah saham pada suatu harga tertentu.
Penerbitan saham atas dasar pesanan adalah setara dengan penerbitan
saham secara kredit. Perusahaan yang nenerbitkan saham menerima uang muka
secara tunai dan mendapat janji akan dibayar secara tunai, piutang dagang, sebesar
nilai pembelian yang tertangguh. Piutang, yang disebut piutang kepada pemesan
saham, merupaka jumlah yang akan ditagih oleh perusahaan penerbit saham
sebelum menerbitkan sahamnya.
Contoh:
PT. Dadali menerima pesanan sebanyak 2000 lembar saham biasa dengan harga $
50 per lembar saham. Dibayarkan uang muka sebesar $ 20 dan sisanya akan
dibayar nanti. Dan menerima pesanan saham preferen sebanyak 1000 lembar
dengan harga $ 100 per lembar saham. Dibayarkan uang muka sebesar $ 50 dan
sisanya akan dibayar nanti. Nilai nominal saham biasa adalah $ 40 dan saham
preferen adalah $ 80. Ayat jurnal yang dicatat adalah sebagai berikut:
12
Pemesanan
Date Description Ref Debit Kredit
Piutang pemegang saham biasa
$ 100.000
Piutang pemegang saham preferen
$ 100.000
Saham biasa yang dipesan
$ 80.000
Saham preferen yang dipesan
$ 80.000
Agio saham biasa $ 20.000
Agio saham preferen $ 20.000
Uang muka
Date Description Ref Debit Kredit
Tanah $ 90.000
Saham Biasa $ 40.000
Saham Preferen $ 50.000
500 saham biasa gagal membayar dan seluruh pembayaran oleh pemesan
dikembalikan, dan seluruh saham yang dipesan dikembalikan.
13
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $ 25.000
Piutang saham biasa $ 25.000
Penghapusan Saham
Date Description Ref Debit Kredit
Saham biasa yang dipesan $ 20.000
Agio saham biasa $ 15.000
Kas $ 10.000
Piutang saham biasa $ 25.000
Pembayaran
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $ 95.000
Piutang saham biasa $ 45.000
Piutang saham preferen $ 50.000
14
Penerbitan
Date Description Ref Debit Kredit
Saham biasa yang dipesan $ 60.000
Saham preferen yang dipesan
$ 80.000
Saham biasa $ 60.000
Saham preferen $ 80.000
Jika pemesan membatalkan pesanan karena gagal menbayar sisa pesanan
ketika jatuh tempo, perusahaan dapat:
1. Mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan
2. Mengembalikan jumlah yang dibayar dikurangi dengan biaya yang
terjadi pada saat menjual kembali saham tersebut
3. Menyatakan jumlah yang dibayarkan oleh pemesan telah hangus dan
mencatat jumlah yang telah dibayarkan sebagai tambahan modal dari
pembatalan penjualan saham
4. Menerbitkan saham yang sebanding dengan jumlah pembayaran yang
telah dilakukan.
Praktiknya tergantung dari kebijakan perusahaan dalam batasan undang-
undang negara bagian dimana perusahaan didirikan.
15
Penerbitan Saham Dengan Konversi
Para pemegang saham dengan syarat perjanjian atau kebijakan tertentu,
dimungkin untuk menukarkan sahamnya dengan saham dari kelas lain. Tidak ada
keuntungan atau kerugian yang diakui dalam konversi ini karena konversi
merupakan suatu pertukaran satu ekuitas dengan ekuitas yang lain.
Dalam hal tertentu penukaran itu dapat mempengaruhi perkiraan modal
setoran saja, dalam hal lain penukaran itu mungkin mempengaruhi perkiraan
modal maupun laba yang ditahan dapat dipengaruhi.
Contoh:
Pada saat penerbitan 1000 lembar saham preferen dengan nilai pasar $ 100
dikonvers menjadi 4 lembar saham biasa untuk satu lembar saham pereferen. Nilai
nominal saham biasa adalah $ 5 per lembar saham. Ayat jurnal untuk mencatat
transaksi adalah:
Date Description Ref Debit Kredit
Saham preferen $ 80.000
Agio saham preferen $ 20.000
Saham biasa $ 20.000
Agio saham biasa $ 80.000
16
Pecah Saham
Pemecahan saham tidaklah terlalu mempengaruhi aset bersih atau ekuitas
pemegang saham, dan tidak ada imbasnya terhadap saldo laba. Oleh karena itu,
perusahaan tidak perlu membuat ayat jurnal untuk mencatat pemecahan saham.
Walaupun demikian, perusahaan haruslah mencantumkan informasi perihal
pemecahan saham dalam catatn pemegang sahamnya. Selain itu, perusahaan perlu
pula memodifikasi deskripsi saham dalam neracanya.
Saham Treasuri
Saham treasuri ( treasury stock ) adalah saham sendiri yang dibeli kembali
dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara
formal.
Perlakuan saham treasuri:
1. Tidak boleh dianggap sebagai aktiva.
2. Saham ini harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri
secara total.
3. Tidak mempunyai hak-hak seperti yang dimiliki oleh para pemegang
saham perseroan seperti dividen atau hak suara.
4. Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan
kembali saham treasuri.
5. Pembelian saham treasuri menurunkan jumlah saham yang beredar,
sementara penerbitannya kembali akan menaikkan jumlah saham yang
beredar tapi modal resmi tidak berubah baik dengan adanya pembelian
saham sendiri maupun penerbitan atau pengeluarannya kembali.
6. Tidak ada pengakuan keuntungan atau kerugian yang timbul dengan
adanya pembelian saham sendiri, penerbitan kembali atau penghentian
peredaran saham treasuri untuk selamanya.
17
7. Laba ditahan dapat berkurang dengan adanya transaksi saham treasuri
tapi tidak akan pernah bertambah dengan adanya transaksi seperti diatas.
Akuntansi untuk saham treasuri ( Accounting for Treasury Stock )
Ada 2 metode yang dipakai untuk pencatatan transaksi saham treasuri yang dapat
diterima umum:
Metode biaya atau harga perolehan ( cost method )
Di mana pembelian saham treasuri dianggap menimbulkan elemen modal yang
tujuan akhirnya masih akan ditentukan.
Metode Biaya ( Cost Method )
1. Pembelian saham treasuri dicatat dengan cara:
Date Description Ref Debit Kredit
Saham treasuri xx
Kas xx
2. Harga perolehan ditentukan menurut harga pasar saham yang berlaku
dan tidak dihubungkan dengan harga penerbitan awal saham.
3. Saldo saham treasuri dilaporkan dalam neraca sebagai pengurangan
terhadap total ekuitas pemegang saham.
4. Jika Saham treasuri akan disimpan selamanya, maka saldo debet dalam
perkiraan saham treasuri dieliminasi dengan mengalokasikan jumlah yang
setara pada perkiraan modal saham, atau tambahan modal setoran atau laba
yang ditahan
18
5. Jika saham treasuri dijual, maka selisih antara harga perolehan dengan
harga penjualan dilaporkan sebagai penambahan atau pengurangan ekuitas
pemegang saham
Contoh:
Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari
$ 100 dengan harga jual $ 150 per lembar saham.
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $1.500.000
saham biasa $1.000.000
Agio saham biasa $ 500.000
Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar $ 300.000
Date Description Ref Debit Kredit
Ikhtisar Laba Rugi $300.000
Laba ditahan $300.000
Pada tahun 200a perusahaan membeli saham biasanya pada harga $ 160
Date Description Ref Debit Kredit
Saham treasuri $1.600.000
Kas $1.600.000
Dijual 200 lembar saham treasuri seharga Rp 200 per lembar
19
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $40.000
Saham Treasuri $32.000
Agio dari saham treasuri
$8.000
Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga Rp 140 per lembar
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $ 70.000
Agio dari saham treasuri $ 8.000
Laba ditahan $ 2.000
Saham treasuri $ 80.000
Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri untuk selamanya
Date Description Ref Debit Kredit
Saham biasa $30.000
Agio saham biasa $18.000
Saham treasuri $48.000
20
Metode Nilai Pari atau Nilai Statuter ( Par or stated Value Method )
Dalam metode ini, setiap pembelian saham treasuri dianggap pengunduran diri
sekompok pemegang saham.
Setiap terjadi penjualan atau penerbitan kembali saham treasuri berarti dianggap
masuknya kelompok pemegang saham baru, sehingga diperlukan ayat jurnal yang
memperlihatkan adanya pengaruh dari investasi kelompok tersebut.
Contoh:
Perseroan yang baru didirikan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa, nilai pari
$ 100 dengan harga jual $ 150 per lembar saham.
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $1.500.000
saham biasa $1.000.000
Agio saham biasa $500.000
Laba bersih untuk operasi tahun pertama sebesar $ 300.000
Date Description Ref Debit Kredit
Ikhtisar Laba Rugi $300.000
Laba ditahan $300.000
21
Pada tahun 200a perusahaan membeli saham biasanya pada harga $ 160
Date Description Ref Debit Kredit
Saham treasuri $1.000.000
Agio saham biasa $500.000
Laba ditahan $100.000
Kas $1.600.000
Dijual 200 lembar saham treasuri seharga $ 200 per lembar
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $40.000
Saham Treasuri $20.000
Agio dari saham treasuri
$20.000
Dijual 500 lembar saham treasuri dengan harga $ 140 per lembar
Date Description Ref Debit Kredit
Kas $70.000
Saham Treasuri $50.000
Agio dari saham treasuri
$20.000
22
Dihentikan peredaran 300 lembar saham treasuri untuk selamanya
Date Description Ref Debit Kredit
Saham biasa $30.000
Saham treasuri $30.000
HAK, WARAN DAN OPSI ATAS SAHAM (Stock Rights, Warrants, and Option )
Perseroan dapat memberikan hak, waran dan opsi atas saham yang
memperbolehkan pembelian saham perseroan selama periode tertentu (periode
pelaksanaan) dengan harga tertentu (harga pelaksanaan)
Perbedaan hak, waran dan opsi:
1. Hak atas saham biasanya diberikan kepada para pemegang saham yang ada untuk memungkinkan mereka mempertahankan proporsi hak milik mereka jika ada penerbitan saham baru
2. Waran atas saham biasanya dijual oleh perseroan untuk memperoleh kas, pada umumnya dalam kaitannya dengan sekuritas lainnya
3. Opsi atas saham biasanya diberikan kepada para pejabat atau karyawan perseroan, kadang-kadang sebagai bagian dari program kompensasi
Maksud perusahaan menawarkan hak, waran atau opsi yaitu:
• Menambah modal
• Mendorong penjualan kelas sekuritas tertentu
• Kompensasi atas jasa yang diterima perusahaan
Periode pelaksanaan untuk waran dan opsi umumnya lebih lama
dibandingkan hak atas saham. Waran dan hak atas saham dapat diperdagangkan
bebas di antara para investor.
23
Sedangkan opsi hanya diperdagangkan sebatas untuk orang-orang atau
kelompok tertentu saja yaitu kepada siapa opsi tersebut diberikan.
Hak atas Saham ( Stock Rights )
Saat perusahaan mengumumkan diberikan hak untuk membeli tambahan
modal saham, maka direksi perseroan akan menetapkan tanggal kapan hak
tersebut akan diberikan atau diterbitkan.
Semua para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal penerbitan akan
dicatat untuk menerima hak. Jadi antara tanggal pengumuman hak dan penerbitan
hak, saham tersebut di anggap menjual right on.
Setelah hak itu diterbitkan, maka saham tersebut menjual ex-right dan hak
tersebut dapat dijual secara terpisah oleh orang-orang yang menerimanya dari
perseroan.Tanggal kadarluwarsa juga ditentukan pada saat hak tersebut
diumumkan, dan hak tidak yang tidak dimanfaatkan sampai tanggal kadarluwarsa
tidak bernilai lagi.
Akuntansi untuk hak atas saham oleh penerbit (Accounting for Stock Rights
by the Issuer)
Jika hak atas saham diterbitkan bagi para pemegang saham, maka yang
perlu dibuat hanya memo yang menunjukkan jumlah lembar saham yang dapat
dimiliki berdasarkan hak yang beredar. Informasi ini diperlukan agar perusahaan
menyediakan saham yang belum diterbitkan atau yang dibeli kembali dalam
masalah yang memadai untuk memenuhi ketentuan hak atas saham tersebut.
Atas penyerahan hak dan penerimaan pembayaran sebagaimana digariskan
oleh hak tersebut, diterbitkanlah saham dan dibuat satu jurnal memori untuk
mencatat penurunan jumlah lembar hak yang beredar disertai satu jurnal untuk
mencatat penjualan saham.
Informasi yang berkaitan dengan hak atas saham yang masih beredar harus
dilaporkan dalam neraca perseroan sehingga pengaruh dari penggunaan atas hak
yang masih tersisa dapat ditentukan.
24
Waran atas Saham (Stock Warrants)
Waran dapat dijual dalam kaitan dengan sekuritas jenis lain sebagai suatu
penarik untuk sekuritas tersebut.
Waran untuk membeli saham biasa suatu perseroan dapat diterbitkan
bersama-sama dengan obligasi untuk mendorong para investor agar tertarik
membeli obligasi tersebut.
Waran akan bernilai jika harga beli dengan memanfaatkan waran tersebut
jauh lebih rendah dibanding dengan nilai pasar, apakah yang berlaku sekarang
atau yang mungkin akan terjadi di kemudian hari, dari sekuritas yang dapat dibeli
dengan memanfaatkan waran tesebut.
Waran dapat diterbitkan bersama-sama dengan sekuritas lainnya, dapat
sama-sama berdiri sendiri atau saling tergantung.
Waran yang berdiri sendiri (detachable warrant) mirip dengan hak atas saham
karena dapat diperdagangkan secara terpisah dari sekuritas yang semula
diterbitkan bersama-sama dengan waran tersebut.
Waran yang tidak dapat berdiri sendiri (nondetachable warrant) tidak dapat
dipisahkan dari sekuritas yang diterbitkan bersama-sama dengan waran tersebut.
Nilai yang ditetapkan = Jumlah harga X nilai pasar wajar dari waran Untuk waran penerbitan nilai pasar wajar dari + nilai pasar wajar
Sekuritas tanpa waran dari waran
Menurut APB dalam Opinion no 14 merekomendasikan penetapan sebagian dari
harga penerbitan sekuritas hutang sebagai waran atas saham yang dapat berdiri
sendiri dan mengklasifikasikannya sebagai bagian dari modal sendiri.
Opsi atas saham yang diterbitkan bagi karyawan ( Stock Options Issued to
Employees )
25
Ada banyak perusahaan yang menganut berbagai jenis program opsi
saham untuk memberikan kemungkinan bagi para eksekutif serta karyawan
lainnya untuk membeli saham perusahaan yang dimaksudkan sebagai suatu
bentuk kompensasi, terutama jika ditujukan atau terbatas hanya bagi para anggota
eksekutif saja.
Program seperti ini disebut program kompensasi, dimana berbeda dengan
program nonkompensasi yang ditawarkan bagi semua karyawan tetap dengan
dasar yang sama.
Program nonkompensasi secara umum memberikan kemungkinan untuk
membeli saham dengan diskonto yang relatif kecil dari harga saham yang berlaku
di bursa.
Tidak ada masalah akuntansi khusus yang timbul dari program opsi saham
nonkompensasi. Saham yang diterbitkan dengan penggunaan opsi dicatat secara
biasa, yaitu sebagai penambahan saham biasa atau saham preferen termasuk
penambahan agio atas nilai pari atau nilai statuter.
Harga saat penerbitan adalah sebesar jumlah yang diterima yaitu harga
yang berlaku.
Pengukuran besarnya beban kompensasi (Measuring Compensation Expense)
Salah satu masalah penting yang berkaitan dengan program opsi atas
saham adalah mengenai masalah tanggal pengukuran yang tepat yaitu kapan nilai
opsi atas saham harus ditentukan.
Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan yaitu:
1. Tanggal dimulai program (tanggal program)
2. Tanggal suatu opsi diberikan kepada pihak penerima tertentu (tanggal
pemberian)
26
3. Tanggal di mana pihak penerima pertama kali menggunakan suatu opsi
(tanggal mulai berlaku)
4. Tanggal di mana pihak penerima benar-benar menggunakan suatu opsi
(tanggal penggunaan)
5. Tanggal di mana pihak penerima menjual saham yang diperoleh
(tanggal penjualan)
6. Pada saat terdapatnya faktor-faktor variabel, yaitu tanggal di mana baik
jumlah lembar saham maupun harga saham pertama sekali diketahui.
APB (Accounting Principles Board) telah menetapkan tanggal pengukuran yang
tepat adalah saat pertama sekali kedua hal ini diketahui yaitu:
1. Banyaknya saham yang akan diberikan kepada seorang karyawan
2. Harga opsi atau harga penggunaan opsi jika ada
Untuk program yang bersifat tetap, yaitu program di mana jumlah lembar
saham serta harga dengan menggunakan opsi ditetapkan pada tanggal pemberian
opsi, tanggal pengukuran yang digunakan pada umumnya adalah pemberian opsi.
Akan tetapi program yang bersifat tidak tetap, sering menggunakan
tanggal mulai berlaku atau tanggal penggunaannya.
Besarnya beban kompensasi yang diakui untuk suatu program kompensasi
adalah kelebihan harga pasar pada tanggal pengukuran terhadap harga dengan
menggunakan opsi yang berlaku.
Jika seorang majikan hanya akan mengakui adanya beban kompensasi jika
harga dengan penggunaan opsi lebih rendah daripada harga pasar pada tanggal
pengukuran.
Masalah yang ada setelah beban kompensasi ini telah diakui dan
jumlahnya ditetapkan yaitu mengenai penentuan kapan beban kompensasi tersebut
harus diakui.
27
Secara umum, beban kompensasi harus dibebankan ke periode berjalan
dan periode mendatang pada saat para karyawan memberikan jasa sebagai dasar
pemberi opsi tersebut.
Periode yang sudah lewat tidak boleh disesuaikan. Program opsi dapat
menetapkan satu atau beberapa periode pemberian jasa, atau hal ini dapat dilihat
dari pola-pola pemberian imbalan atau penghargaan di masa lalu.
Jika terdapat beberapa periode di mana karyawan bekerja sebelum saham
diterbitkan, maka perseroan harus menangguhkan beban kompensasi dalam setiap
periode yang terkait.
Jika tanggal pengukuran adalah setelah tanggal pemberian, maka beban
kompensasi untuk setiap periode sebelum tanggal pengukuran harus diestimasi
berdasarkan harga pasar saham yang t ercatat di bursa pada akhir setiap periode.
28
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam melaporkan ekuitas pemegang saham, informasi yang diberikan
kepada pembaca informasi adalah:
1.Sumber-sumber ekuitas pemegang saham, khususnya mengenai jumlah
yang dibayarkan oleh pemegang saham dan jumlah laba yang ditahan
dalam perusahaan
2.Kelas saham, termasuk nilai pari atau nilai statuter, jumlah lembar saham
yang diotorisasi, diterbitkan, dan beredar, dan jumlah lembar saham
treasuri
3.Semua pembatasan terhadap laba yang ditahan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Fees, Phillip.E, Warren, Carl.S, Reeve, James.f., 2005, Accounting, Edisi 21,
Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Horngren, T.Charles, T.Walter, Harrison Jr, Linda., Bamber, Smith., 2005,
Akuntansi, Edisi 6, Jakarta, Penerbit Indeks.
Simamora, Hendry., 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid
II, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Stice, K.Earl, James.D, Stice, K.Fred, Skousen., 2004, Intermediate Accounting,
Buku Satu Edisi 15, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Tim Penyusun Modul Lab. Akuntansi Keuangan II, 2008, Modul Lab.Akuntansi
Keuangan II, Bogor, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan.
Weygandt, J.Jerry, E.Donald, Kieso, D.Terry, Walfield., 2002, Akuntansi
Intermediate, Edisi 10, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Weygandt, J.Jerry, E.Donald, Kieso, Paul.D, Kimmel., 2008, Accounting
Principal, Buku II, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/05/ekuitas.html.
30
31