pembahasan asam salisilat

11
A. Hasil Pengamatan 1. Penentuan Normalitas Larutan Baku NaOH Normalitas larutan baku Asam Oksalat : 0,1 N Indikator : Phenolpthalein (PP) Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi : dari bening menjadi merah muda Data volume titrasi: Pengulangan Volume titrat (Asam Oksalat) Volume titran (NaOH) I 10 mL 10 mL II 10 mL 10 mL III 10 mL 10 mL 2. Penentuan Normalitas Larutan Baku HCl Normalitas larutan baku NaOH : 0,1 N Indikator : Phenolphtalein (PP) Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi : dari merah muda menjadi jernih Data volume titrasi: Pengulangan Volume titrat (NaOH) Volume titran (HCl) I 10 mL 8,2 mL II 10 mL 8,2 mL III 10 mL 8,2 mL 3. Penetapan kadar Sampel (Asam Salisilat) a. Titrasi langsung

Transcript of pembahasan asam salisilat

Page 1: pembahasan asam salisilat

A. Hasil Pengamatan

1. Penentuan Normalitas Larutan Baku NaOH

Normalitas larutan baku Asam Oksalat : 0,1 N

Indikator : Phenolpthalein (PP)

Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi: dari bening menjadi

merah muda

Data volume titrasi:

Pengulangan Volume titrat (Asam

Oksalat)

Volume titran

(NaOH)

I 10 mL 10 mL

II 10 mL 10 mL

III 10 mL 10 mL

2. Penentuan Normalitas Larutan Baku HCl

Normalitas larutan baku NaOH : 0,1 N

Indikator : Phenolphtalein (PP)

Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi: dari merah muda

menjadi jernih

Data volume titrasi:

Pengulangan Volume titrat

(NaOH)

Volume titran (HCl)

I 10 mL 8,2 mL

II 10 mL 8,2 mL

III 10 mL 8,2 mL

3. Penetapan kadar Sampel (Asam Salisilat)

a. Titrasi langsung

Indikator : Phenolphthalein (PP)

Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi : dari bening

menjadi merah muda.

Page 2: pembahasan asam salisilat

Data volume titrasi

Pengulangan Volume titrat (Asam

Salisilat dalam Air)

Volume titran

(NaOH)

I 10 mL 3,75 mL

II 10 ml 3,90 mL

b. Titrasi Balik

Indikator : Phenolphthalein (PP)

Perubahan warna yang terjadi saat titik akhir titrasi : dari merah

muda menjadi bening

Data volume titrasi

Pengulangan Volume titrat (Asam

Salisilat yang dilarutkan

dalam NaOH)

Volume titran (HCl)

I 30 mL 12,5 mL

II 30 mL 12,6 mL

Gambar Penentuan Kadar Asam Salisilat

No Pengujian Gambar Keterangan

1 Penentuan

normalitas

larutan baku

NaOH

Sebelum titrasi Setelah titrasi

Setelah dititrasi,

larutan asam Oksalat

yang telah ditetesi

indicator PP berubah

warna dari bening

menjadi merah muda.

Page 3: pembahasan asam salisilat

2 Penentuan

normalitas

larutan baku

HCl

Sebelum titrasi Setelah titrasi

Setelah dititrasi,

larutan NaOH yang

telah ditetesi indicator

PP berubah warna dari

merah muda menjadi

bening

3 Penetapan

kadar Sampel

Asam Salisilat

(Titrasi

Langsung)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

Sampel asam salisilat

yang telah dilarutkan

dengan etanol setelah

dititrasi dengan NaOH

dengan penambahan

indicator PP berubah

warna dari bening

menjadi merah muda.

4 Penetapan

kadar Sampel

Asam Salisilat

(Titrasi

Langsung)

Sebelum titrasi Setelah titrasi

Sampel asam salisilat

yang telah dilarutkan

dengan ethanol,

ditambahkan NaOH

secara berlebih (20

ml) dan dititrasi

dengan HCl dengan

penambahan indicator

PP, mengalami

perubahan warna dari

merah muda menjadi

bening.

Page 4: pembahasan asam salisilat

B. Perhitungan

1. Penentuan Normalitas Larutan Baku NaOH

Volume Titrasi Rata-rata =

=

=

= 10 mL

Dik : V1 = 10 mL

N1 = 0,1 N

V2 = 10 mL

Dit : N2 = ….?

Jawab :

V1 x N1 = V2 x N2

10 mL x 0,1 N = 10 mL x N2

N2 =

= 0,1 N

2. Penentuan Normalitas Larutan Baku HCl

Volume Titrasi Rata-rata =

=

Page 5: pembahasan asam salisilat

=

= 8,2 mL

Dik : V1 = 10 mL

N1 = 0,1 N

V2 = 8,2 mL

Dit : N2 = ….?

Jawab :

V1 x N1 = V2 x N2

10 mL x 0,1 N = 8,2 mL x N2

N2 =

= 0,12 N

3. Penetapan kadar Sampel (Asam Salisilat)

a. Titrasi Langsung

Volume Titrasi Rata-rata =

=

=

= 3,83 mL

b. Titrasi Balik

Page 6: pembahasan asam salisilat

Volume Titrasi Rata-rata =

=

=

= 12,55 mL

C. Pembahasan

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat

iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan

yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam

salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula

garam salisilat. Asam salisilat dapat digunakan untuk efek keratolitik yaitu

akan mengurangi ketebalan interseluler dalam selaput tanduk dengan cara

melarutkan semen interseluler dan menyebabkan desintegrasi dan

pengelupasana kulit. Asam organis ini berkhasiat fungisit terhadap banyak

fungi pada konsentrasi 3-6% dalam salep. Salisilat sering digunakan untuk

mengobati segala keluhan ringan dan tidak berarti sehingga banyak terjadi

penyalahgunaan obat bebas ini. Pemakaian asam salisilat secara topikal pada

konsetrasi tinggi juga sering mengakibatkan iritasi lokal, peradangan akut,

bahkan ulserasi. Keracunan salisilat yang berat dapat menyebabkan kematian,

tetapi umumnya keracunan salisilat bersifat ringan.

Penentuan kadar asam salisilat dalam suatu sampel dapat dilakukan

dengan menggunakan metode titrasi asam basa. Reaksi asam basa digunakan

untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi asam basa

biasanya dilakukan dengan meneteskan larutan basa yang konsentrasinya sudah

diketahui ke dalam larutan asam yang konsentrasinya belum diketahui atau

dengan cara sebaliknya, metode ini disebut dengan analisis volumetric. Proses

Page 7: pembahasan asam salisilat

penetesan tersebut dilakukan sampai larutan asam dan basa tepat habis bereaksi

atau mencapai titik ekivalen yang ditandai dengan perubahan warna oleh

larutan standarnya dengan indikatornya.

Pada praktikum penentuan kadar asam salisilat dalam sampel, hal yang

pertama dilakukan adalah pembuatan larutan baku Asam Oksalat 0,1 N yang

akan digunakan sebagai titran pada standarisasi larutan baku NaOH.

Pembuatan larutan baku NaOH 0,1 N yang akan digunakan sebagai titrat pada

titrasi langsung dalam pengujian kadar asam salisilat dalam sampel. Pembuatan

larutan baku HCl 0,1 N yang akan digunakan sebagai titrat pada titrasi balik

dalam pengujian kadar asam salisilat dalam sampel. Untuk membuat 500 ml

asam okasalat 0,1 N diperlukan 3,15 gram asam oksalat dihidrat. Untuk

membuat 500 ml NaOH 0,1 N diperlukan 2 gram NaOH. Dan untuk membuat

500 ml HCl 0,1 N diperlukan 5 ml larutan HCl 37%.

Indicator yang digunakan dalam titrasi asam basa ini adalah indicator

Phenolphtalein (PP). indicator adalah zat yang digunakan untuk menunjukkan

titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana titrasi harus

dihentikan tepat saat terjadi perubahan warna indicator. Phenolphtaein adalah

indicator yang mempunyai trayek pH 8,0-9,6 sehingga perubahan warna yang

terjadi pada indicator adalah dari bening menjadi merah muda.

Sebelum larutan baku ini digunakan untuk analisis, larutan ini harus

distandarisasi terhadap larutan NaOH dan larutan HCl terlebih dahulu untuk

menentukan kadar atau normalitas sebenarnya dari larutan yang telah dibuat.

Dari hasil standarisasi yang telah dilakukan didapatkan normalitas NaOH

adalah 0,1 N. sedangkan normalitas HCl adalah 0,12 N. Normalitas HCl yang

dibuat tidak tepat 0,1 N karena terjadi kesalahan pada perhitungan penentuan

volume HCl 37% yang harus dipipet. Perhitungan yang dilakukan tidak

memperhitungkan massa jenis HCl. Sehingga hasilnya akan berbeda apabila

massa jenis HCl diperhitungkan. Volume larutan HCl 37% sebenarnya yang

harus dipipet aapabila memperhitungkan massa jenis ditentukan dengan rumus

berikut ini:

Page 8: pembahasan asam salisilat