Pembahasan Aas

2
PEMBAHASAN Dalam praktikum kali ini dilakukan uji kuantitatif kadar Fe dari sampel bayam merah dan daun selada. Hal yang dilakukan pertama kali yaitu menimbang sampel sebanyak 2 gr. Lalu, dimasukkan ke dalam beaker glass dan tambahkan HNO3 pekat yang bertujuan untuk memecah sampel menjadi senyawa yang mudah terurai. Selanjutnya ditambahkan HCLO4 yang bertujuan untuk membantu proses pemecahan sampel dalam proses destruksi yang kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan ditutup dengan kaca arloji sampai larutan menjadi jernih dan tidak keluar asap lagi. Proses penambahan HNO3 pekat dan HCLO4 merupakan proses destruksi, dimana destruksi dilakukan untuk memutuskan ikatan antara unsur logam dengan matriks sampel agar diperoleh logam dalam bentuk bebas sehingga dapat dianalisis dengan AAS. sampel yang digunakan berbentuk padatan sehingga perlu dilakukan destruksi. Terdapat tiga teknik destruksi yang dapat dlakukan, yaitu destruksi kering, destruksi basah dan fusion. Pada praktikum ini dilakukan destruksi basah, yakni proses yang dibantu dengan penambahan asam pekat pada sampel. Asam yang biasa digunakan yaitu asam nitrat pekat, asam sulfat pekat dan asam perklorat pekat. Larutan asam nitrat pekat digunakan karena asam yang paling efektif dan paling sering digunakan pada destruksi basah. Asam perklorat digunakan untuk menyempurnakan proses destruksi yang telah dilakukan oleh asam nitrat pekat. Selanjutnya filtrat sampel disaring ke dalam labu ukur lalu di add sampai tanda batas. Tujuan dari penyaringan yaitu agar tidak terdapat partikel padat pada sampel karena partikel padat tersebut dapat menyumbat pipa kapiler dari instrumen AAS. Setelah itu, blanko serta larutan sampel diukur kadar Fe-nya dengan AAS. hasil yang didapatkan pada bayam merah yakni 0,0116% dan kadar Fe pada selada yakni 0,0221%. Berdasarkan literatur yang didapatkan, kandungan Fe dalam 100 gr bayam merah segar yaitu 3,9 mg yang jika dikonversikan dalam persen yaitu 0,0039%. kadar Fe pada sampel bayam merah lebih tinggi jika dibandingkan dengan referensi. Selisih yang didapatkan yakni : 0,0116 % 0,0039% =0,0077 % Nilai tersebut menandakan besarnya konsentrasi pengotor yang terdapat sampel. Sedangkan pada sampel selada, hasil yang didapatkan yakni 0,0221%. Berdasarkan literatur yang didapatkan, kandungan Fe dalam 100 gr

description

Pembahasan AAS

Transcript of Pembahasan Aas

PEMBAHASANDalam praktikum kali ini dilakukan uji kuantitatif kadar Fe dari sampel bayam merah dan daun selada. Hal yang dilakukan pertama kali yaitu menimbang sampel sebanyak 2 gr. Lalu, dimasukkan ke dalam beaker glass dan tambahkan HNO3 pekat yang bertujuan untuk memecah sampel menjadi senyawa yang mudah terurai. Selanjutnya ditambahkan HCLO4 yang bertujuan untuk membantu proses pemecahan sampel dalam proses destruksi yang kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan ditutup dengan kaca arloji sampai larutan menjadi jernih dan tidak keluar asap lagi. Proses penambahan HNO3 pekat dan HCLO4 merupakan proses destruksi, dimana destruksi dilakukan untuk memutuskan ikatan antara unsur logam dengan matriks sampel agar diperoleh logam dalam bentuk bebas sehingga dapat dianalisis dengan AAS. sampel yang digunakan berbentuk padatan sehingga perlu dilakukan destruksi.Terdapat tiga teknik destruksi yang dapat dlakukan, yaitu destruksi kering, destruksi basah dan fusion. Pada praktikum ini dilakukan destruksi basah, yakni proses yang dibantu dengan penambahan asam pekat pada sampel. Asam yang biasa digunakan yaitu asam nitrat pekat, asam sulfat pekat dan asam perklorat pekat. Larutan asam nitrat pekat digunakan karena asam yang paling efektif dan paling sering digunakan pada destruksi basah. Asam perklorat digunakan untuk menyempurnakan proses destruksi yang telah dilakukan oleh asam nitrat pekat.Selanjutnya filtrat sampel disaring ke dalam labu ukur lalu di add sampai tanda batas. Tujuan dari penyaringan yaitu agar tidak terdapat partikel padat pada sampel karena partikel padat tersebut dapat menyumbat pipa kapiler dari instrumen AAS.Setelah itu, blanko serta larutan sampel diukur kadar Fe-nya dengan AAS. hasil yang didapatkan pada bayam merah yakni 0,0116% dan kadar Fe pada selada yakni 0,0221%. Berdasarkan literatur yang didapatkan, kandungan Fe dalam 100 gr bayam merah segar yaitu 3,9 mg yang jika dikonversikan dalam persen yaitu 0,0039%. kadar Fe pada sampel bayam merah lebih tinggi jika dibandingkan dengan referensi. Selisih yang didapatkan yakni :

Nilai tersebut menandakan besarnya konsentrasi pengotor yang terdapat sampel. Sedangkan pada sampel selada, hasil yang didapatkan yakni 0,0221%. Berdasarkan literatur yang didapatkan, kandungan Fe dalam 100 gr selada segar yaitu 0,5 mg yang jika dikonversikan dalam persen yaitu 0,0005%. Kadar Fe pada sampel selada lebih tinggi jika dibandinkan dengan yang didapat pada referensi. Selisih yang didapatkan yakni:

Nilai tersebut juga merupakan konsentrasi pengotor yang terdapat dalam sampel.Pada kedua sampel terdapat pengotor yang terbaca oleh AAS, yang berarti sampel mengandung logam Fe yang merupakan bukan kandungan dari sampel tersebut atau dalam kata lain merupakan logam pengotor. Kandungan logam pengotor ini bisa didapatkan dari tercemarnya lingkungan baik tercemarnya udara, air maupun tanah. Sumber terjadinya pencemaran dapat berasal dari cerobong asap industri maupun kendaraan bermotor juga bisa dari limbah insutri maupun rumah tangga. Walaupun logam Fe dibutuhkan oleh tubuh, namun jika kadarnya melebihi batas dapat menyebabkan efek toksik. Dalam jangka waktu yang panjang, logam dapat terakumulasi dalam tubuh karena proses eliminasinya yang lambat.

Referensi : ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, KADMIUM PADA DAUN DAN BATANG SELADA, BAYAM MERAH, DAN GENJER SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM OLEH RATNA MUKTI PURNAMISARI. UNIVERSITAS INDONESIA. JANUARI 2012. EVALUASI KANDUNGAN LOGAM-LOGAM BERAT Pb, Fe dan Ca DALAM CONTOH UJI LINGKUNGAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM OLEH SUPRIYANTO C. DKK. Puslitbang teknologi Maju BATAN, Yogyakarta. 8 Juli 2003