pembahan mikro

11
4.2 Pembahasan Pada percobaan kali ini kami menggunakan dua jenis bakteri yang berbeda, yaitu: bakteri E. coli dan S.aureus. Menurut literatur, pada bakteri E.coli yang menggunakan perbenihan gula-gula didapat pada media glukosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning pada media glukosa, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol didapat tidak adanya pembentukan gas yang ditandai dengan tidak berubahnya warna pada medium dan juga tidak terjadi pembentukan gas yang ditandai dengan tidak adanya gelembung pada tabung durham. Setelah 24 jam di inkubasikan dalam inkubator. Kami mendapatkan hasil yang berbeda pada kedua jenis bakteri ini, yaitu: Pada percobaan yang di ujikan oleh kelompok 1, 2, 3 dan 4 yang menggunakan bakteri E.coli sebagai bakteri pembanding. Pada medium SIM diperoleh hasil positif, yaitu terdapat gelembung di daerah inokulasi yang menandakan bahwa bakteri E.coli mampu mengurai SIM dalam proses fermentasi bakteri dan bakteri E.coli membutuhkan SIM dalam proses metabolismenya. Kandungan dari medium SIM : Nutrisi (salah satunya pepton yang mengandung asam amino termasuk Triptofan), Iron, dan

description

Pada percobaan kali ini kami menggunakan dua jenis bakteri yang berbeda, yaitu: bakteri E. coli dan S.aureus.Menurut literatur, pada bakteri E.coli yang menggunakan perbenihan gula-gula didapat pada media glukosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning pada media glukosa, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol didapat tidak adanya pembentukan gas yang ditandai dengan tidak berubahnya warna pada medium dan juga tidak terjadi pembentukan gas yang ditandai dengan tidak adanya gelembung pada tabung durham.

Transcript of pembahan mikro

4.2 Pembahasan

4.2 PembahasanPada percobaan kali ini kami menggunakan dua jenis bakteri yang berbeda, yaitu: bakteri E. coli dan S.aureus.

Menurut literatur, pada bakteri E.coli yang menggunakan perbenihan gula-gula didapat pada media glukosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna dari merah menjadi kuning pada media glukosa, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pada media glukosa juga terbentuk gelembung pada tabung durham yang diletakkan terbalik didalam tabung media artinya hasil fermentasi berbentuk gas. Sedangkan pada medium sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol didapat tidak adanya pembentukan gas yang ditandai dengan tidak berubahnya warna pada medium dan juga tidak terjadi pembentukan gas yang ditandai dengan tidak adanya gelembung pada tabung durham.

Setelah 24 jam di inkubasikan dalam inkubator. Kami mendapatkan hasil yang berbeda pada kedua jenis bakteri ini, yaitu:

Pada percobaan yang di ujikan oleh kelompok 1, 2, 3 dan 4 yang menggunakan bakteri E.coli sebagai bakteri pembanding.

Pada medium SIM diperoleh hasil positif, yaitu terdapat gelembung di daerah inokulasi yang menandakan bahwa bakteri E.coli mampu mengurai SIM dalam proses fermentasi bakteri dan bakteri E.coli membutuhkan SIM dalam proses metabolismenya. Kandungan dari medium SIM : Nutrisi (salah satunya pepton yang mengandung asam amino termasuk Triptofan), Iron, dan Natrium thiosulfat. Dari kandungan inilah bakteri E. coli dapat mengurai SIM untuk metabolisme dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium SIM untuk untuk jenis bakteri E. coli.

Pada medium sitrat diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna dan tidak terdapat gelembung di daerah goresan, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli tidak membutuhkan sitrat dalam proses metabolismenya dan dikarenakan bakteri E.coli tidak mempunyai enzim sitrat permiase yang merupakan enzim pembawa sitrat Komposisi medium Sitrat. Komposisi medium sitrat, yaitu : Fermentasi menggunakan mikroorganisme, Aspergillus niger, sumber nitrogen dan fosfat. Dari kandungan inilah E.coli tidak dapat mengurai sitrat untuk metabolisme. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium Sitrat untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium glukosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna jingga menjadi kuning yang menandakan bahwa bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Adanya gelembung pada tabung durham menandakan bahwa hasil fermentasi dari bakteri E.coli berbentuk gas dan dikarenakan oleh bakteri E.coli membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya. Komposisi medium glukosa, yaitu : Pepton, BTB dan glukosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai glukosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium glukosa untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium laktosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna, dari warna merah menjadi warna kuning. Hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli membentuk asam dari fermentasi laktosa. Komposisi medium laktosa, yaitu : Pepton, BTB dan laktosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai laktosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium laktosa untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium sukrosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna merah menjadi warna kuning, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli membentuk asam dari fermentasi sukrosa. Komposisi medium sukrosa, yaitu : Pepton, BTB dan sukrosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai sukrosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium sukrosa untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium manosa diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna merah menjadi warna kuning, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli membentuk asam dari fermentasi manosa. Komposisi medium manosa, yaitu : Pepton, BTB dan manosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai glukosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium manosa untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium manitol diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna merah menjadi warna kuning muda, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli membentuk asam dari fermentasi manitol. Komposisi medium manitol, yaitu : Pepton, BTB dan manitol. Dari kandungan inilah E.coli mengurai manitol untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium manitol untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium MR diperoleh hasil positif, yaitu adanya perubahan warna kuning keemasan menjadi warna kuning muda, hal ini menandakan bahwa bakteri E.coli membentuk asam dari fermentasi MR. Komposisi dari medium MR adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa. Dari kandungan inilah E.coli mengurai MR untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium MR untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium VP diperoleh hasil negatif, yaitu tidak adanya perubahan warna yang terjadi dan tidak ada terdapat gelembung. Hal ini dikarenakan oleh bakteri E.coli membentuk basa dari fermentasi VP. Komposisi dari medium VP adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa. Dari kandungan inilah mengapa E.coli tidak dapat mengurai VP untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium VP untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium urea diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terdapat koloni di daerah sekitar goresan. Hal ini dikarenakan oleh, bakteri E.coli tidak membutuhkan urea untuk proses metabolismenya. Komposisi dari urea, yaitu: buffer, urea, sedikit nutrient, indicator phenol red. Dari kandungan inilah mengapa E.coli tidak dapat mengurai urea untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium urea untuk jenis bakteri E.coli. Dari kandungan inilah mengapa E.coli tidak dapat mengurai urea untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium urea untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium acid diperoleh hasil negatif, hal ini dikarenakan oleh kesalahan pada teknik penggoresan pada praktikan ataupun ketidaksterilan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini. Karena, menurut literatur hasil yang seharusnya kami peroleh adalah positif, yang dimana terjadi perubahan warna dan terdapat koloni di sekitar goresan yang menandakan bahwa bakteri E.coli membutuhkan acid untuk proses metabolismenya. Komposisi dari medium acid, yaitu: Asam sulfanilat, larutan alpha naftilamin dan agar. Dari kandungan inilah mengapa E.coli tidak dapat mengurai acid untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium acid untuk jenis bakteri E.coli.

Pada medium KIA diperoleh hasil positif, karena terdapat koloni di sekitar goresan. Hal ini menandakan bahwa medium KIA mengidentifikasi adanya bakteri Enterobacteroceae serta adanya produksi H2S (gas asam).

Menurut literatur, komposisi dari medium KIA, yaitu: Peptone, Yeast extract, Glucose, Lactose, Iron (II) sulfate, Sodium chloride, Sodium thiosulphate, Phenol red, dan Agar. Dari kandungan inilah E.coli mengurai KIA untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium KIA untuk jenis bakteri E.coli. Indikator medium KIA : Phenol red pH 7,8 0,2. Suasana asam : warna kuning, suasana basa : warna merah. Bakteri yang memecah karbohidrat akan memberikan suasana asam dengan indikator phenol red media menjadi berwarna kuning. Bakteri yang tidak memecah karbohidrat akan memberikan suasana basa dengan indikator phenol red media menjadi berwarna merah. Bakteri yang menghasilkan H2S memanfaatkan Iron (II) sulfate membentuk endapan hitam (FeS).

Kemudian, pada percobaan yang di ujikan oleh kelompok 5 dan 6 yang menggunakan bakteri S.aureus.

Pada medium SIM diperoleh hasil positif, yaitu terjadi perubahan warna dari warna kuning menjadi warna warna kuning keruh yang menandakan bahwa bakteri S.aureus membentuk asam dari fermentasi medium SIM. Kandungan dari medium SIM : Nutrisi (salah satunya pepton yang mengandung asam amino termasuk Triptofan), Iron, dan Natrium thiosulfat. Dari kandungan inilah bakteri S.aureus dapat mengurai SIM untuk metabolisme dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium SIM untuk untuk jenis bakteri S.aureus.

Pada medium sitrat diperoleh hasil negatif, karena tidak terjadi perubahan warna pada medium dan tidak adanya pertumbuhan bakteri di daerah goresan. Hal ini dikarenakan oleh bakteri S.aureus tidak mempunyai enzim sitrat permiase yang merupakan enzim pembawa sitrat. Komposisi medium Sitrat, yaitu : Fermentasi menggunakan mikroorganisme, Aspergillus niger, sumber nitrogen dan fosfat. Dari kandungan inilah S.aureus tidak dapat mengurai sitrat untuk metabolisme. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium Sitrat untuk jenis bakteri S.aureus.

Menurut literatur, Pada bakteri S.aureus yang menggunakan medium glukosa, maltosa dan sukrosa terjadi pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna media dari merah menjadi kuning dan tidak adanya gelembung pada medium glukosa tepatnya pada tabung durham yang menunjukkan tidak adanya pembentukan gas. Sedangkan pada media laktosa dan manitol, didapatkan tidak terjadinya pembentukan gas ditandai dengan tidak berubahnya warna media.

Pada medium glukosa diperoleh hasil positif, yaitu terdapat gelembung pada tabung durham yang menandakan bahwa hasil fermentasi dari bakteri S. aureus berbentuk gas. Kemudian, terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning. Ini menandakan bahwa terjadi pembentukan asam pada glukosa. Komposisi medium glukosa, yaitu : Pepton, BTB dan glukosa. Dari kandungan inilah S.aureus mengurai glukosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium glukosa untuk jenis bakteri S.aureus.

Pada medium laktosa diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna pada medium laktosa. Hal ini dikarenakan oleh bakteri S. aureus tidak membutuhkan laktosa untuk proses metabolismenya. Komposisi medium laktosa, yaitu : Pepton, BTB dan laktosa. Dari kandungan inilah S.aureus tidak dapat mengurai laktosa untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium laktosa untuk jenis bakteri S.aureus.

Pada medium sukrosa diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna pada medium sukrosa. Hal ini dikarenakan oleh bakteri S. aureus tidak membutuhkan sukrosa untuk proses metabolismenya sehingga tidak terbentuknya asam yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna pada medium. Komposisi medium sukrosa, yaitu : Pepton, BTB dan sukrosa. Dari kandungan inilah sebabnya S.aureus tidak dapat memfermentasi kandungan atau komponen dari senyawa tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium sukrosa untuk jenis bakteri S.aureus.Pada medium manosa diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna pada medium manosa. Hal ini dikarenakan oleh bakteri S. aureus tidak membutuhkan sukrosa untuk proses metabolismenya sehingga tidak terbentuknya asam yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan warna pada medium. Komposisi medium sukrosa, yaitu : Pepton, BTB dan manosa. Dari kandungan inilah sebabnya S.aureus tidak dapat memfermentasi kandungan atau komponen dari senyawa tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium sukrosa untuk jenis bakteri S.aureus.Pada medium manitol diperoleh hasil negatif, yaitu tidak terjadi perubahan warna pada medium manitol. Hal ini dikarenakan oleh bakteri S. aureus tidak membutuhkan manitol untuk proses metabolismenya. Komposisi medium manitol, yaitu : Pepton, BTB dan manitol. Dari kandungan inilah sebabnya S.aureus tidak dapat memfermentasi komponen dari senyawa tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium sukrosa untuk jenis bakteri S.aureus.Pada medium MR diperoleh hasil negatif yaitu tidak adanya perubahan warna pada medium. Karena, bakteri S. aureus tidak menghasilkan asam pada medium ini. Komposisi dari medium MR adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa. Dari kandungan inilah bakteri S.aureus tidak dapat mengurai MR untuk proses metabolismenya. Karena, bakteri S.aureus tidak menpunyai enzim tertentu yang dapat mengurai medium ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium MR untuk jenis bakteri S. aureus.

Pada medium VP diperoleh hasil negatif yaitu tidak adanya perubahan warna pada medium. Karena, bakteri S. aureus tidak menghasilkan asam pada medium ini. Komposisi dari medium VP adalah media kaldu yang mengandung pepton, buffer, dan glukosa. Dari kandungan inilah S. aureus tidak dapat mengurai VP untuk proses metabolismenya. Karena, bakteri S.aureus tidak menpunyai enzim tertentu yang dapat mengurai medium ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium MR untuk jenis bakteri S. aureus.

Pada medium urea diperoleh hasil negatif, yang dimana tidak terjadi perubahan warna dan tidak bertumbuhnya bakteri di sekitar goresan. Hal ini dikarenakan oleh kesalahan teknik penggoresan yang dilakukan oleh praktikan atau ketidaksterilan alat-alat yang digunakan selama praktikum ini. Seharusnya hasil yang diperoleh ialah positif, yang mana terdapat koloni di daerah sekitar goresan. Karena bakteri S. aureus membutuhkan urea untuk proses fermentasinya, begitupun pada medium acid. Komposisi dari urea, yaitu: buffer, urea, sedikit nutrient, indicator phenol red. Dari kandungan inilah S.aureus dapat mengurai urea untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium urea untuk jenis bakteri S.aureus.

Pada medium acid diperoleh hasil negatif, yang dimana tidak terjadi perubahan warna dan tidak bertumbuhnya bakteri di sekitar goresan. Hal ini dikarenakan oleh kesalahan teknik penggoresan yang dilakukan oleh praktikan atau ketidaksterilan alat-alat yang digunakan selama praktikum ini. Seharusnya hasil yang diperoleh ialah positif, yang mana terdapat koloni di daerah sekitar goresan. Karena bakteri S. aureus membutuhkan acid untuk proses fermentasinya. Komposisi dari medium acid, yaitu : Asam sulfanilat, larutan alpha naftilamin dan agar. Dari kandungan inilah S.aureus dapat mengurai KIA untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium acid untuk jenis bakteri S.aureus.

Pada medium KIA diperoleh hasil negatif, yakni tidak terdapat koloni di daerah sekitar goresan. Hal ini menandakan bahwa medium KIA tidak membantu dalam proses fermentasi S. aureus sehingga tidak memproduksi H2S (Hidrogen Sulfida) atau yang biasa disebut dengan gas asam. Komposisi dari medium KIA, yaitu: Peptone, Yeast extract, Glucose, Lactose, Iron (II) sulfate, Sodium chloride, Sodium thiosulphate, Phenol red, dan Agar. Dari kandungan inilah S.aureus tidak dapat mengurai KIA untuk proses metabolismenya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan medium KIA untuk jenis bakteri S.aureus.Jika pada tabel tersebut terdapat kesalahan mungkin karena saat melakukan percobaan tersebut tidak terlalu benar dalam hal melakukan penusukan terhadap medium atau terdapat kesalahan lain seperti ketidaksterilan alat-alat yang digunakan pada praktikum ini sehingga memberikan dampak yang fatal pada hasil yang diperoleh.

Pada percobaan kali ini hasil yang diperoleh di setiap bakteri berbeda-beda. Karena, setiap bakteri tidak mempunyai sifat yang sama. Maka dari itu hasil yang kami dapatkan juga berbeda.