Pemasangan GT

9
By : Drg. Trisnawaty K. I. Penilaian Aspek Psikologi Sebelum menyerahkan gigi tiruan kepada pasien hendaknya dokter gigi memeriksa dengan cermat mengenai : Retensi Stabilisasi Dimensi Vertikal Oklusi sentrik Estetik Fonetiknya Bila setiap tahap pembuatan GT dilakukan secara sistematis dan cermat, maka jarang terjadi kegagalan. Namun bila sampai terjadi, kita hrs memperbaikinya. Untuk sesuatu hal yang tidak diduga sebelumnya lebih baik seorang operator jangan menjanjikan bahwa pada kunjungan setelah uji-coba, GT pasien selesai. Bagi pasien yang tergolong rewel akan marah, kecil hati, kepercayaannya pada dokter gigi menjadi hilang. Bila terjadi kesalahan dapat diperbaiki tanpa disadari pasien dan baru diserahkan setelah beberapa kali penyesuaian. Tahap penyerahan ini harus betul-betul pada saat pasien sudah merasa puas dengan GT-nya. II. Uji Coba Gigi Tiruan Akrilik Pada tahap ini akan diperlukan waktu yang lama, bila GT dibuat tanpa rencana, karena operator harus melakukan banyak perbaikan. Tahap ini diketahui oleh pasien sebagai pemasangan GT sementara. Pemasangan sementara GT mempunyai tujuan pengenalan : 1. Daerah landasan GT yang menimbulkan rasa sakit dan dikenal dengan sebutan “sore spot”. 2. Bagian GT yang menganggu kekokohannya dan pemantapannya. 3. Estetik yang tidak disenangi pasien 4. Oklusi yang salah 5. Saat yang tepat untuk pemasangan akhir. Pada tahap ini operator menilai : (1) Kekokohan Gt. GT dipasang dalam mulut pasien dan dibiarkan beberapa menit dalam posisi menggigit. Selanjutnya pasien diminta membuka mulut selebar mungkin, senyum, bicara, membasahi mulutnya, menelan ludah. Pada setiap perlakuan GT tidak boleh lepas.

description

pemasangan GTP

Transcript of Pemasangan GT

Page 1: Pemasangan GT

By : Drg. Trisnawaty K.

I. Penilaian Aspek Psikologi

Sebelum menyerahkan gigi tiruan kepada pasien hendaknya dokter gigi memeriksa dengan cermat mengenai :

Retensi Stabilisasi Dimensi Vertikal Oklusi sentrik Estetik Fonetiknya

Bila setiap tahap pembuatan GT dilakukan secara sistematis dan cermat, maka jarang terjadi kegagalan. Namun bila sampai terjadi, kita hrs memperbaikinya. Untuk sesuatu hal yang tidak diduga sebelumnya lebih baik seorang operator jangan menjanjikan bahwa pada kunjungan setelah uji-coba, GT pasien selesai. Bagi pasien yang tergolong rewel akan marah, kecil hati, kepercayaannya pada dokter gigi menjadi hilang. Bila terjadi kesalahan dapat diperbaiki tanpa disadari pasien dan baru diserahkan setelah beberapa kali penyesuaian. Tahap penyerahan ini harus betul-betul pada saat pasien sudah merasa puas dengan GT-nya.

II. Uji Coba Gigi Tiruan Akrilik

Pada tahap ini akan diperlukan waktu yang lama, bila GT dibuat tanpa rencana, karena operator harus melakukan banyak perbaikan. Tahap ini diketahui oleh pasien sebagai pemasangan GT sementara. Pemasangan sementara GT mempunyai tujuan pengenalan :1. Daerah landasan GT yang menimbulkan rasa sakit dan

dikenal dengan sebutan “sore spot”.2. Bagian GT yang menganggu kekokohannya dan

pemantapannya.3. Estetik yang tidak disenangi pasien4. Oklusi yang salah5. Saat yang tepat untuk pemasangan akhir.

Pada tahap ini operator menilai :(1) Kekokohan Gt.

GT dipasang dalam mulut pasien dan dibiarkan beberapa menit dalam posisi menggigit. Selanjutnya pasien diminta membuka mulut selebar mungkin, senyum, bicara, membasahi mulutnya, menelan ludah. Pada setiap perlakuan GT tidak boleh lepas. Diperhatikan satu persatu dan dokter gigi mencari dan memperbaiki kesalahannya. Faktor penyebab GT mudah lepas adalah :

a. Adaptasi permukaan anatomis yang tidak tepat.b. Sayap landasan labial/bukal/lingual terlalu panjang atau

sebaliknya terlalu pendekc. Batas posterior yang tidak tepat pada garis “A” atau

pembuatan “post dam” nya kurang baikd. Sayap landasan yang terlalu tebal.

Page 2: Pemasangan GT

Faktor penyebab tersebut harus segera dihilangkan sebelum melanjutkan langkah berikutnya. Cara memperbaikinya masing-masing adalah :

a. Beri lapisan adukan bahan pengetes, seperti malam lunak, “visco gel” atau paste seng okside eugenol. Bahan tersebut dioleskan secara merata pada permukaan anatomi GT, tempatkan kembali dalam mulut pasien. Pasien diminta menggigit sentrik yang sebelumnya operator merasakan ketepatan kedudukan Gtnya. Setelah beberapa meniy dalam mulut, pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. GT dilepas dan diperiksa lapisan bahan tadi, bila tidak merata terutama ada bagian landasan yang terlihat harus diulang dengan “relining”.

b. Pada pinggiran yang tampak terlalu panjang diberi seng oksid eugenol (pasta putih), tempatkan GT dalam mulut pasien. Operator menahannya dalam mulut dengan tekanan ringan sambil menggerakkan otot yang berhubungan dengan sayap yang terlalu tinggi. Keluarkan GT dari mulut pasien dan bila bahan tes terhapus, bagian tersebut harus dikurangi. Lakukan berkali-kali sampai GT tidak lepas oleh gerakan otot.Bila sayap terlalu pendek, operator harus memperpanjangnya dengan menambah kompon pada pinggiran GT. Biasanya digunakan “Xantigen”, bahan tersebut dilunakkan dan dioleskan di pinggiran yang terlalu pendek. Segera tempatkan dalam mulut dan ditahan oleh operator sambil menarik-narik otot pasien. Keluarkan GT dari mulut pasien dan periksa teraannya, bila telah sempurna bentuknya lakukan prosedur penggantian dengan akrilik seperti biasanya.

c. Untuk ketepatan garis “A”, pasien diminta mengucapkan “A” dan goreskan potlot tinta pada garis getarnya. GT ditempatkan pada RA,bila terlalu panjang potlot tinta akan pindah pada permukaan anatomis. Sedang batas posterior yang terlalu pendek, garis potlot akan tampak berada dibelakang batas GT. Operator harus memotong yang terlalu panjang dan mengulang kembali membuat “postdam”. Pada yang terlalu pendek memperpanjang sambil membentuk “postdam” dalam mulut pasien.

d. Sayap yang terlalu tebal harus dikurangi, oleskan malam lunak atau adukan pasta seng oksid pada permukaan luar GT> Masukkan dalam mulut pasien dan diminta untuk mengerak-gerakkan vivir, pipi dan melakukan gerakan menelan. GT dikeluarkan dari mulut pasien dan diperiksa teraannya dalam fungsi dan bentuk pinggiran harus membulat. Selanjutnya pendam dan ganti dengan akrilik seperti biasanya.

(2) Kemantapan Gigi TiruanPertama-tama lakuakan pemeriksaan dengan menekan GT

dalam mulut pasien, rasakan apakah ada goncangan. Kemudian tempatkan kertas artikulasi antara GT atas dan bawah, pasien diminta mengigit sentrik. Lakukan berkali-kali, kemudian GT dikeluarkan dan periksa teraannya. Bila terdapat teraan yang

Page 3: Pemasangan GT

terlalu tebal suatu tanda bahwa masih ada kontak prematur. Teraan yang terlalu tebal harus digerinda samapai terdapat teraan yang merata.

Kemudian pasien diminta menggerakkan rahang kelateral kiri dan kanan, GT dikeluarkan dari mulut pasien, periksa teraannya. Bila teraannya tidak merata kita gerinda yang tebalnya dengan sistem „BULL“. BULL berasal dari kata “buccal upper-Lingual Lower” . Sistem ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk lengkung Monson untuk kemantapan GT. Selain itu bonjol-bonjol gigi sebagai pengunci saat oklusi sentrik tidak terganggu.

(3) Penilaian Estetik dan Kontur WajahGTL harus mendukung otot-otot wajah sehingga pasien tidak

tampak ompong lagi. Alur-alur yang berada di sepertiga wajah bagian bawah wajar kembali kecuali alur akibat penuaan. Penampilan yang wajar sesuai pribadi pasien disebabkan oleh penyusunan gigi-geliginya, dan kontur wajah oleh sayap landasan labial/bukal GT. Penilaian estetik sebenarnya sudah dilakukan saat uji-coba sehingga tidak perlu terjadi kesalahan. Namun, masih dapat terjadi saat memoles GT karena terlalu banyak mengerinda permukaan sayap atau pinggirannya. Maka sebenarnya saat memoles tidak boleh menggerinda, cukup menghaluskan dengan sikat saja. Pengerindaan dilakukan hanya untuk bintik akrilik yang berlebihan dan bagian yang dirasakan tajam. Dengan cara tersebut kita dapat mempertahankan hasil kontur gusi yang telah dilakukan seperti rugae, alur antara tonjolan akar, “stipling” yang sering hilang akibat pemolesan yang salah.

(4) Pemeriksaan Gigitan Sentrik sekaligus Dimensi Vertikal Pasien Kesalahan dapat terjadi akibat dari tahap akhir yaitu saat mengisi akrilik. Misalnya tanpa melakukan pres percobaan, atau tidak memperhatikan kontak kuvet lawanya yang harus merapat kembali setelah diisi akrilik. Pemeriksaan dilakukan setelah GT dipoles di luar mulut pasien. Kedua GT atas dan bawah dikatupkan dan dirasakan apakah goncang atau stabil. Periksa apakah masih terdapat sisa-sisa akrilik pada permukaan oklusal gigi-giginya. Selanjutnya masukkan dlm mulut, lihat secara cermat saat pasien diminta menggigit dengan gerakan membuka dan menutup mulut. Bila tampak kesalahan hendaknya jangan tegesa-gesa mengambil keputusan untuk memperbaikinya, karena cara memperbaiki kesalahan di dalam mulut banyak ragamnya. Tentunya harus yakin terlebih dahulu apa penyebabnya, pilihlah cara perbaikan yang tepat. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena :a. Pergeseran tempat GT di atas jaringan lunak.b. Gigitan yang terlalu keras dilakukan pasien sehingga

mengubah bentuk jaringan/pendukungnya. c. Tekanan yang tidak sama pada landasan GT yang dapat terjadi

karena menggunakan bahan pencatatan sentrik yang tidak homogen.

d. GT yang dipasang diatas jaringan pendukung yang mengalami perubahan karena GT lama pasien.

e. Pencatatan sentrik tidak dapat dilakukan secara akurat karena kelainan anatomi dan fisiologi rahang. Selain itu kejiwaan pasien dan kemampuannya yang terbatas sehingga sukar mengkomunikasikan apa yang harus pasien lakukan.

Cara mengatasi masing-masing kesalahan tersebut adalah, untuk kesalahan a,b,c dengan menggunakan gips pencatat antar oklusal.

Page 4: Pemasangan GT

Gips adalah abahan yang paling baik karena tidak menimbulkan tekanan pada landasana gigi tiruan.Kesalahan d. Dapat dicegah, pasien diminta melepaskan GT yang lama paling sedikit 24 jam sebelum yang baru dipasang. Dan kesalahan e. Tidak dapat diatasi secara sempurna dan biasanya hanya dengan pengalaman operator saja.

Keslahan yang terjadi diluar mulut, diantaranya adalah pemasangan model dalam artikulator. Biasnya karena :

1. Penempatan kembali GT kurang tepat saat melakukan pemasangan ulang dlm artikulator.

2. Penempatan catatan antar oklusal yang salah3. Terdapat gangguan pada model atau GT saat dipasang

dalam artikulator4. Persiapan artikulator kurang baik sebelum memasang

model.5. Kekurang telitian dalam penggunaan gips waktu

memasang modelnya.

Kesalahan tersebut sukar untuk diperbaiki dalam mulut pasien pada saat GT dipasang sebagai percobaan. Perbaikan harus dengan mengulang prosedur yang salah, misal untuk :1. Membongkar kembali salah satu model yang telah dipasang,

biasanya model RB.2. Mencari catatan antar oklusal kembali dlm mulut pasien

Pasang antara GT atas-bawah dengan tepat dan dalam artikulator. Pilihlah bahan pencatat yang tepat, lazim digunakan gips atau pasta seng oksid.

3. Mengecek gangguan pada model atau GT sehingga penempatan GT pada model tidak tepat. Biasanya terjadi pada GT yang bersayap panjang dan banyak daerah gerong sehingga pemasngan kembali pada model sukar.

4. Mengulang pemasangan kembali dalam artikulator dengan pesiapan yang lebih teliti

5. Mengulang kembali pemasangan dengan menggunakan adukan gips yang cukup kental. Adukan gips yang terlalu kental atau sebaliknya terlalu encer akan mengganggu penempatan model. Laksanakan pemasngan model satu per satu, biasanya model atas dahulu. Setelah mengeras betul gipsnya baru artikulator dibalik dan mengecor dengan gips di bagian bawahnya dan biarkan dari kelebihan gips bekas pasang dan melakukan penilaian GT.

(3) PenyuluhanPenyuluhan dapat diberikan secara lisan atau tertulis. Bagi mereka

yang pernah mempunyai GT, GT yang baru dipasang tidak merupakan sesuatu yang asing. Hanya tinggal menyesuaikan saja dan biasanya tidak memerlukan waktu yang lama. Namun pada pasien tetap diberitahukan bahwa GT yang baru ini masih belum selesai, masih dalam masa percobaan. Masih memungkinkan perbaikan sedikit-sedikit sampai enak dipakai. Hal-hal lain yang harus diketahui pasien terutama bagi pasien yang untuk pertama kalinya menggunakan GT, ialah yang umum terjadi, seperti:

1. Merasa penuh dalam mulut2. Sukar berbicara3. Sukar mengunyah4. Terasa mau lepas5. Merangsang jaringan lunak dan air ludah bertambah banyak dan6. penampilan yang tidak serasi

Page 5: Pemasangan GT

Untuk hal tersebut perlu diberi penjelasan pada pasien jauh sebelumnya bahwa:

1. GT tidak seperti gigi asli yang tertanam dalamlinggir, GT mempunyai landasan dan ketebalan yang menutupi jaringan pendukung seluas mungkin. Luas landasan dan ketebalannya mengambil ruangan pada rongga mulut sehingga dirasakan penuh. Perasaan ini sifatnya hanya sementara, sesudah beberapa minggu pemakaian GT perasaan penuh tadi akan hilang.

2. Sifatnyapun hanya sementara karena terganggu oleh GT yang mengambil tempat dalam rongga mulut. Hal ini biasanya tidak segera diperbaiki, hanya pasien diminta melatih diri dan dalam beberapa waktu fungsi bicara akan normal kembali.

3. Kesukaran dalam pengunyahan disebabkan karena untuk pertama kalinya menggunakan GT yang menopang di atas jaringan pendukung. Selain itu terdapat faktor lain yang berperan serta pada saat pengunyahan seperti lidah, vivir, pipi, tenggorokan, sendi rahang, dan kelenjar ludah. Sebelum dapat menyesuaikan diri dan mekanisme pengunyahan dengan GT, hendaknya pasien makan makanan lunak dan tidak lengket yang dapat mengangkat GT dari tempatnya. Pasien harus sebanyak mungkin menggunakan gerahamnya untuk mengunyah. Kebiasaan mengunyah di anterior sebelum mempunyai gigi tiruan harus dihilangkan.Selanjutnya secara bertahap diperbolehkan memilih makanan yang agak keras.

4. Perasaan akan terlepasnya gigi tiruan baik yang atas maupun yang bawah harus kita periksa dengan seksama sebelum memperbaikinya. Karena sekarang dengan adanya kemajuan teknik mencetak kita dapat membuat gigi tiruan yang kokoh, kecuali pada kasus linggir rendah terutama pada rahang bawah, kekokohan gigi tiruan tidak dapat dicapai. Namun kita dapat mengimbanginya dengan membuat gigi tiruan yang mantap sehingga gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik.

5. Banyak faktor yang dapat merangsang jaringan lunak dibawah landasan atau dipinggiran gigi tiruan. Hal inipun harus diperiksa dengan seksama penyebabnya. Bertambahnya pengeluaran air ludah tidak perlu diresahkan, sifatnya sementara dan akan normal kembali bila telah terbiasa. Hal ini disebabkan gigi tiruan merupakan benda asing didalam mulut sehingga merangsang pengeluaran air ludah.

6. Penampilan yang dirasakan aneh oleh pasien biasanya karena kurang memenuhi harapannya. Misal permintaan untuk menggunakan gigi yang putih dan kecil yang menurut operator tidak sepadan dengan umur dan ukuran yang sesuai dengan kenyataan. Ketidakpuasan ini akhirnya bisa diterima oleh pasien setelah tidak ada komentar dari lingkungannya karena tidak tampak palsu. Biasanya operator memesan supaya pasien jangan memperlihatkan dirinya memakai gigi tiruan. Komentar akan timbul dari orang yang terdekat bila memang tampak aneh.

Hal lain yang tidak dapat diatasi hendaknya diberitahukan jauh sebelumnya supaya pasien tidak kecewa. Seperti kerutan wajah karena ketuaan yang diharapkan pasien dapat hilang karena dukungan dari gigi tiruannya.

Selain keenam hal tersebut perlu diberitahukan penggunaannya, pemeliharaannya, dan pemeriksaan kembali secara teratur.

Page 6: Pemasangan GT

Gigi tiruan harus dipakai terus dalam keadaan bersih supaya jangan terasa tidak enak dan tercium bau. Setiap pemakaian harus dilepas dan digosok atau disikat dengan sabun atau odol. Untuk lebih cepat membiasakan diri boleh dipasang lagi pada malam hari. Bila telah terbiasa lebih baik malam gigi dilepas dan direndam dalam air dingin dan sekali-kali diberi obat rendam seperti polident atau sebagainya.

Bila terdapat luka atau sakit segera kembali kedokter gigi walaupun belum waktunya. Hal tersebut dapat mempermudah cara penanganannya operator dan pasien dapt segera tertolong. Biasanya jangka waktu memeriksakan kembali setelah dipasang ialah 24 jam, tiga hari, satu minggu, seterusnya tergantung kebutuhan.

IV. Penyesuaian dan pemasangan akhir gigi tiruan.

Penyesuaian dapat dilakukan beberapa kali sampai pasien merasa puas. Pada setiap tahap penyesuaian kita harus menanyakan keluhan pasien terlebih dahulu.Bila perlu kita mencatatnya dan menggolongkan dalam keluhan umum atau khusus. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kita yang mana yang perlu diatasi terlebih dahulu.Keluhan umum adalah keluhan yang bersifat sementara karena belum terbiasa dengan gigi tiruannya. Operator jangan tergesa – gesa memperbaikinya karena kebanyakan tidak memerlukan perbaikan. Kita harus dapat menilai setiap tahap kunjungan ada tidaknya perubahan, bila ada kemajuan maka jelas bagi kita untuk tidak memperbaikinya.

Setelah menampung keluhan, opertaor meminta pasien melepaskan gigi tiruannya dan memeriksa jaringan pendukung dan sekitarnya. Utamakn mengatasi keluhan pasien dan mencari penyebabnya supaya dapat mengatasinya dengan tepat. Sering pasien merasa sakit pada jaringan pendukung. Rasa sakit ini dapat terlihat karena menimbulkan luka, operaor dapat dengan mudah mengatasinya. Luka biasanya tmpk pada bats gigi tiruan atau pada frenulum karena sayap yang terlalu panjang.Sayap gigi tiruan yang sesuai dengan lokasi luka diberi seng oksid eugenol putih, tempatkan gigi tiruan dalam mulut dan otot sekitarnay digerak – gerakan. Gigi tiruan dilepaskan dan pinggiran sayp yang tampak karena seng oksid terhapus harus digerinda karena terlalu panjang. Daerah frenulum harus diperiksa sampai frenulum dapat bergerak bebas, tidak boleh terjepit. Tetapi pengurangan sayap harus hati-hati jangan terlalu banyak sehingga seal hilang. Hal tersebut akan menimbulakan kebocoran sehingga dapat mengganggu kekokohan gigi tiruan. Lakukan secara bertahap setiap kunjungan, pengurangannya sedikit demi sedikit. Rasa sakit yang tidak tampak akan menyulitkan operator untuk mengatasinya. Sebelum mengatasinya operator harus mencari penyebabanya dahulu. Dapat kita tanyakan lokasinya pada pasien, lokasi ini dapat menentukan penyebabnya. Rasa sakit setempat dan kadang tampak kemerah-merahan dikenal dengan “sore spot” penyebabnya adalah tekanan berlebih atau ada bagian landasan yang kasar.Cara mengatasinya kalau bukan oleh sisa akrilik pad permukaan anatomik landasan, kita harus meredakannya. Daerah yang dirasakan sakit oleh pasien diberi tanda dengan potlot tinta dan gigi tiruan dipasang sehingga akan tertera pada landasan dan daerah tersebut kita redakan. Lakukan secara bertahap.

Rasa sakit secara menyeluruh dan tidak menentu disebabkan oleh dimensi vertikal yang terlalu tinggi. Sering dibarengi dengan rasa panas dan pasien tidak dapat memakai gigi tiruannya lama, dalam waktu yang suingkat pasien merasa lelah. Cara mengatasinya, harus mengulang dan merubah dimensi vertikal yang salah. Biasanya kita

Page 7: Pemasangan GT

merubah gigi tiruan yang bawah, melepas gigi-geliginya dan menggantinya dengan tanggul gigitan malam. Mencari dimensi vertikal dalam mulut pasien bersama gigitan sentrik dan dipasang kembali dalam artikulator. Susun kembali gigi geliginya dan sebaiknya melakukan ujuicoba dan diukur kembali dengan cermat.

Pada penilaian oklusi sentrik, kita tempatkan selembar kertas artikulasi dan pasien diminta menggigitnya berkali-kali dengan aba-aba membuka-menutup mulut atau dengan gerakan menelan ludah. Gigi tiruan dikeluarkan dari mulut pasien dan diperiksa teraannya, bila tidak merata teraannya harus digerinda. Yang digerinda adalah teraan yang paling tua warnanya, lakukan sedikit demi sedikit sampai merata. Teraan yang warnanya paling tua artinya terdapat kontak prematur. Daerah tersebut berkontak terlebih dahulu dari bagian lainnya. Sedang yang dikatakan oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dan bwah secar serempak. Maka warna teraannya harus sama ketebalannya.

Penilaian kemantapn gigi tiruan sama seperti diatas tapi pasien diminta melakukan gerakkan mengunyah.Pertama-tama diminta menggerakkan rahang bawahnya ke lateral kiri atau kanan. Gigi tirusn dikeluarkan dari mulut dan periksa teraannya, bila belum merata harus digerinda pula. Penggerindaanya berlainan dengan kontak prematur tadi dan teraan yang terlalu tua warnanya disebut hambatan atau “interference”. Karena bonjol tersebut menghambat kelancaran gerakan rahang. Kita gerinda dengan sistem „Bull“, lakukan sedikit demi sedikit sampai teraannya merata pula.

Semua penilaian tersebut selalu diulang pada kunjungan penyesuaian berikutnya. Kunjungan dapat bervariasi jumlahnya pda setiap pasien, minimal tiga kali. Pada yang terakhir ini setelah pasien merasa puas dapat kita sebut pemasangan gigi tiruan akhir. Namun masih kita minta pada pasien untuk sekali waktu kembali memeriksakannya terutama pasien yang mengidap penyakit sistematik. Biasanya setelahenam sampai delapan bulan pemakaian dan lakukan cara periodik walaupun tidak merasa sakit. Bila ada hal yang dapat menimbulkan akibat buruk tanpa disadari pasien, dapat kita atasi sedini mungkin.