Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

download Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

of 13

Transcript of Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    1/13

    PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM UPAYA

    PENINGKATAN KUALITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN [1]

    Oleh: Karwono [2]

    Perlunya Pemanfaatan Sumber Belajar

    Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap oranguntuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang,

    bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng(1990: 83) menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapatdipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponensumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.

    Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik yangdidesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran.Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks danguru sebagai sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington(1984), bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan. Hal senada juga diperkuat oleh suatu hasil penelitian para dosen IKIPSemarang mengenai kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa banyak sumber

    belajar diperpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui penggunaannya.Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga masih bergantung

    pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar lain termasuk bukupun

    tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.

    Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarsondalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, Science necessarily begins in theenvironment in which we live. Consequently the students study of science should havethis orientation . Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari

    berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagaisumber belajar sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhiusaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b)

    kemampuan guru untuk dpat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.

    Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu pesertadidik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu gurudituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatansumber belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu: (a)

    http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftn1http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftn2http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftn2http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftn1
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    2/13

    Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkandan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam

    pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuaidengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar

    sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaansumber belajar secara efektif.

    Di samping kemampuan di atas, guru perlu (1) mengetahui proses komunikasi dalam proses belajar, yang bahannya diperoleh dari teori komunikasi dan psikologi pendidikan,(2) mengetahui sifat masing-masing sumber belajar, baik secara fisik maupun sifat-sifatyang ditimbulkan oleh faktor lain yang mempengaruhi sumber belajar tersebut, (3)memperolehnya, yaitu tahu benar dimana lokasi suatu sumber dan bagaimana caramemberikan pelayanannya. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk memberikangambaran bahwa guru perlu menyadari pentingnya kemampuan-kemampuan khusus yangdikembangkan bila menginginkan proses belajar mencapai sasaran yang optimal. Sajian

    ini akan mencoba menyoroti dari 3 (tiga) bagian yaitu, sumber belajar, pemanfaatansumber belajar, dan pengelolaan sumber belajar.

    Perkembangan Sumber Belajar

    a. Sumber Belajar Praguru

    Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluargaatau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangatlangka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan kulit

    karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada yangmenggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan peradaban masing-masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka, sedangkan pencari

    pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan coba-cobasendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrolkeluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan

    pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi pembelajaran.

    b. Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama

    Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar komponenlainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan,isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan, namundemikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan

    belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudahdiserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani secara khusus tentang

    pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang yang berbentuk masih

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    3/13

    sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab itu kelancaran Proses Instruksionaldan Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.

    c. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak

    Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya.Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya perubahan tugasdan peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan sumber belajar utamayang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak maka tugasguru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik, majalah, koran,

    panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran dapatdiperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah, sehinggamerupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat itu.

    d. Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi

    Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan ( hardware dan software ) pada abad 17,efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah timbulistilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia kedua mulai berubahmenjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi instruksional.Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual, yakni

    pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya dalam sistem pendidikan.

    Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam bidang

    audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu teori komunikasidan konsep sistem (AECT, 1977). Karena pengaruh-pengaruh ilmu sosial seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara mendesain sumber belajar lebihterarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional. Misalnya: program televisi

    pendidikan, program radio pendidikan, film pendidikan, slide pendidikan, komputer pendidikan dan lain-lain. Keempat perkembangan sejarah sumber belajar ini oleh EricAshby dalam Sadiman (1989), disebut sebagai empat perkembangan keajaiban yangterjadi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi pendidikan.

    Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.

    Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan. AECTdalam Miarso (1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang adadalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk

    pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan kurikulum.Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar manusia,membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    4/13

    Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar. Inilah yangdisebut bahan atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari kenyataanyang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan, diaplikasikan,

    dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut sebagai: Sumber belajar daridunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi sumber belajar karena didesain untuk itu,sedangkan yang lainnya menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.

    Fungsi Sumber Belajar

    Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapatdimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Fungsi sumber belajar menurut Hanafi (1983: 4-6)adalah untuk:

    a. Meningkatkan produktifitas pendidikan, yaitu dengan jalan (1) Memepercepat laju

    belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. (2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina danmengembangkan gairah peserta didik.

    b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: (1)Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. (2) Memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuannya.

    c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan: (1)Perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis. (2) Pengembangan bahan

    pelajaran yang dilandasi penelitian.

    d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan jalan (1) Meningkatkan kemampuanmanusia dalam penggunaan berbagai media komunikasi (2) Penyajian data dan informasisecara lebih konkrit.

    e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena (1) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkret. (2)Memberikan pengetahuan yang bersifat langsung.

    f. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan adanya mediamassa, dengan jalan: (1) Pemanfaatan secara bersama lebih luas tenaga atau kejadian

    yang langka. (2) Penyajian informasi yang mampu menembus geografis.Peranan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran

    Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan,adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

    a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    5/13

    Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individualadalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang ataufasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola komunikasi dalam

    pembelajaran individual adalah sebagai berikut:

    Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

    (1) Front line teaching method , dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkansumber belajar yang perlu dipelajari.

    (2) Keller Plan , yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yangdidesain khusus untuk belajar individual.

    (3) Metode proyek , peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik,sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang danmelaksanakan berbagai kegiatan belajar.

    Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan prinsip: (a) Dialog, drama, diskusiyang disajikan menarik melalui permainan, kombinasi warna dan suara. (b) Persuasif dan

    bukan menggurui atau mendikte. (c) Pemilihan sumber belajar yang tepat. (d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan menyeluruh. Dalam pembelajaran individual, perananguru dalam interaksi dengan peserta didik lebih banyak sebagai konsultan, pengelola

    belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil kemajuan belajar peserta didik. Waktuyang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaran individual 10 % dari totalwaktu belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.

    b. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal

    Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsungantara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru,karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada

    peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/50/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    6/13

    Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal initerjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secarakeseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan

    penggunaan sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalahmetode ceramah. Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuhdalam belajar dengan metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurundrastis. Misalnya dalam 50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya

    berkisar antara 12-15 menit, kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.

    Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % inderasentuhan dan rabaan dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitianyang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman(1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal(tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses

    belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yangmengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkansendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri danmengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus

    pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

    c. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

    Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunyaEducational Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua polakomunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/51/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    7/13

    a. Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yangdigunakan sebelumnya.

    b. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lainadalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek

    laboratorium

    c. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalahyang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dantujuan instruksional tertentu.

    d. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.

    e. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).

    f. Micro teaching , (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).

    g. Self helf group (kelompok swamandiri).

    Pola-pola Instruksional

    a. Pola Instruksional Tradisional

    Pembelajaran tradisional pada umumnya guru mempunyai kedudukan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam sistem instruksional. Guru memegang kontrol dan kendalisepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar, bahkan kadang-kadang juga dalammenilai kemajuan belajar mahasiswa. Pola instruksional ini dapat disebut dengan diagram

    berikut:

    b. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang dibantu sumber lain.

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/53/http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/52/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    8/13

    Kecenderungan standarisasi masukan pada dasarnya beranggapan bahwa adanya standar tersebut mempunyai nilai ekonomis, di samping juga dapat memperbaiki kontrol atas

    proses kegiatan. Nilai ekonomis yang diperoleh dengan adanya standar masukan,misalnya atas buku teks, satu bentuk dan desain gedung serta fasilitas sekolah, satu

    bentuk papan tulis dan lain-lain sumber.

    Perkembangan teknologi mula-mula dengan ciri instrumentasi sebagai perpanjangananggota badan manusia mengubah orientasi, mengubah teknik, dan juga mengubahsituasi belajar. Dalam situasi inilah maka dalam pola instruksional terdapat subkomponen baru yaitu alat yang dipakai oleh guru sebagai sarana untuk membantu

    pelaksanaan kegiatan. Pola instruksional yang memanfaatkan sumber belajar laindisamping guru, dapat ditunjukkan dalam diagram berikut ini

    Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang dibantu sumber belajar lain

    c. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang (guru) bekerja samadengan sumber belajar lain.

    Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secaraefektif, maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alataudio visual, dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalammengkomunikasikan segala pengetahuan dan pesan baik secara verbal maupun nonverbal. Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia, tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di samping untuk mengembangkan terus pengetahuan, ketrampilan, dan teknik baru. Di samping itu mulaidisadari bahwa standarisasi pada masukan belum dapat menjamin hasil yang baik,kiranya diperlukan adanya standarisasi dalam proses dengan jalan lebih memprogram

    proses itu sendiri. Dalam hubungan ini sumber belajar tertentu khusus dipersiapkan untuk dapat dipakai oleh peserta didik dalam kegiatan instruksional secara langsung. Sumber inilazim berupa media yang dipersiapkan secara khusus oleh kelompok guru- media yang

    berinteraksi dengan peserta didik secara tidak langsung, yaitu melalui media. Guru danguru media ini saling berinteraksi dengan peserta didik berdasarkan satu tanggung jawab

    bersama. Pola instruksional yang demikian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/54/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    9/13

    Pola Instruksional dimana terdapat tanggung jawab bersama antara guru dan sumber lain .

    d. Pola Instruksional dengan belajar mandiri.

    Meningkatnya kebutuhan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, semakindirasakan terbatasnya sumber belajar yang berupa guru. Di samping meningkatnyatuntutan profesional terhadap guru, juga berkembangnya lapangan kerja baru yangmemberikan jaminan hidup yang lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik.Memperbanyak guru yang baik tidak mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapimasih dimungkinkan memperbanyak karyanya berupa berbagai media instruksional.Guru yang baik dapat ditugaskan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran yanglengkap secara sistematis dan terprogram dalam bentuk modul atau paket untuk keperluan belajar mandiri lainnya. Apabila peserta didik sudah mempunyai disiplin yangtinggi, latar belakang pengalaman cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, makainteraksi langsung antar peserta didik dengan media yang dipersiapkan oleh guru ahli,dapat berjalan tanpa intervensi guru kelas. Dengan demikian kehadiran guru dapatsepenuhnya digantikan oleh sumber belajar yang diciptakannya. Media semacam inidisebut guru-media. Pola instruksional ini dapat digambarkan sebagai berikut:

    e. Pola sistem Instruksional

    Kombinasi keempat pola dasar instruksional di atas dapat dijelaskan dalam diagram

    sebagai berikut:

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/56/http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/55/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    10/13

    Arus balik dan evaluasi

    Perkembangan pola-pola instruksional tersebut diatas dapat dirangkum sebagai berikut:

    Agar dapat gambaran yang jelas pola instruksional tersebut di atas dapat dijelaskan:

    1. Dalam Pola 1, sumber belajar hanya berupa orang saja. Guru kelas memegang kendaliyang penuh atas terjadinya pembelajaran.

    2. Dalam pola 2, sumber belajar berupa orang dibantu oleh sumber lain. Meskipundemikian dalam pola ini guru kelas masih memegang kendali, hanya saja tidak mutlak,karena dibantu oleh

    3. sumber lain. Dalam pola ini sumber belajar berfungsi sebagai alat bantu.

    4. Dalam pola 3, sumber belajar berupa orang bekerjasama dengan sumber belajar lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. Dalam hal ini kontrol terhadap kegiatan pembelajaran di bagi bersama antara sumber manusia dan sumber lain. Sumber laintersebut merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar.

    http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/58/http://karwono.wordpress.com/2007/11/09/seminar-sumber-belajar/57/
  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    11/13

    5. Dalam Pola 4, peserta didik belajar hanya dari satu sumber yang bukan manusia

    Kualitas dan Hasil Pembelajaran

    Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa

    bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilahyang dimaksud dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin

    baiknya prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secaraumum dilukiskan Gagne sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar.Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengansumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut, setiap

    peserta didik diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal.

    Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang dilakukanyaitu strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro, strategi penyampaian

    pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di bawah kondisi

    yang ada yaitu karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik pesertadidik. Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa

    berupa efek yang disengaja dirancang oleh sebab itu merupakan efek yang diinginkan,dan juga berupa efek nyata sebagai hasil penggunaan metode pembelajaran tertentu.

    Bila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang diinginkan, makahasil ini harus ditetapkan lebih dahulu sebelum menetapkan metode pembelajaran.Langkah ini akan terbalik, apabila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil

    pembelajaran yang nyata ( actual ) maka metode pembelajaran yang akan dipakaiditetapkan lebih dahulu, selanjutnya mengamati hasil pembelajaran sebagai akibat dari

    penggunaan metode di bawah kondisi pembelajaran yang ada. Pada tingkat yang amatumum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1)keefektifan ( effectivenees ) (2) efesiensi ( efficiency ), dan daya tarik ( appeal ).

    Keefektifan Pembelajaran, biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada 4aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran

    yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkatkesalahan (2) kecepatan unjuk kerja (3) tingkat alih belajar (4) tingkat retensi dari apayang dipelajari.

    Efisiensi Pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlahwaktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    12/13

    Daya Tarik Pembelajaran, biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik

    bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar untuk terus dan atau tidak terus

    belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

    Daftar Rujukan:

    AECT. 1977. Selecting Media for Learning . Washington DC: Association for EducationCommunication and Technology.

    Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.

    Barbara B. Seels, Rita C. Richey. 1994. Instructional Technology: The definition and Domains of the Field. Washington, DC: Associations and Technology.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1983. Teknologi Instruksional. Jakarta: DitjenDikti, Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi.

    Gagne, R.M., & Briggs, L.J., 1979. Principles of Instructional Design, New York: Holt,Renerhart and Winston.

    Henry & Perceval, Elington, Fred. 1984. A Handbook of Educational technology.London: Kogan Page Ltd. Pentoville Road.

    Regeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview f their

    Current Status. Hillsdale, N.J: Lawrence Erlbaum Associates, 3-36.

    Suthardhi, SD. 1981. Pemanfaatan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar Anak. Analisis Pendidikan . Depdikbud. Jakarta Tahun II. (1) 146-159.

    a. Media

    Ada hubungan historis antara Media dengan Teknologi Pembelajaran. Meskipun istilahmedia sangat populer dan jelas, namun demikian mempunyai pengertian yang membatasikeseluruhan konsep sumber belajar. Pembatasan ini merupakan hasil dari pemberiankonotasi yang terlalu ambisius terhadap istilah (AECT, 1977). Kecakupan ini

    menghasilkan istilah-istilah seperti pembelajaran non manusia, pembelajaran melaluimedia, yang tidak mencakup pembelajaran melalui perantaraan orang. Menggunakanistilah sumber belajar dan komponen instruksional dengan memasukkan orang sebagaisalah satu kelompok sumber belajar (atau komponen) memperjelas ungkapan ini.

    Sumber Belajar

    Sumber Pengertian Contoh

  • 8/8/2019 Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya

    13/13

    Belajar Pesan Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh

    komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta, makna,dan data.

    Materi bidang studi IPS,

    Orang Orang-orang yang bertindak sebagai penyimpandan atau penyalur pesan

    Guru, Peserta didik, Pembicara, Polisi,Tokoh Masyarakat.

    Bahan Barang-barang (lazim disebut media atau perangkat lunak/software) yang biasanya berisi pesan untuk disampaikan dengan mengguna-kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri sudahmerupakan bentuk penyajian.

    Buku teks, majalah, video, taperecorder, pembelajaran terprogram,film.

    Alat Barang-barang (lazim disebut perangkatkeras/hardware) digunakan untuk menyampai-kan

    pesan yang terdapat dalam bahan.

    OHP, proyektor film,tape recorder,video, pesawat TV, pesawat radio.

    Teknik Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam

    menggunakan bahan, alat, tata tempat dan oranguntuk menyampaikan pesan

    Simulasi, permainan, studi lapangan,

    metode bertanya, pem- belajaranindividual, pembelajaran kelompok ceramah, diskusi

    Latar Lingkungan dimana pesan diterima oleh pesertadidik.

    Lingkungan fisik;gedung sekolah, perpustakaan, pusat sarana belajar,studio, museum, taman, peninggal-ansejarah, lingkungan non fisik,

    penerangan, sirkulasi udara.

    *) Diadaftasi dari AECT (1977).

    Sumber belajar tersebut diatas dapat menjadi komponen sistem instruksional dan dapatmempengaruhi perbuatan belajar peserta didik (Mudhoffir, 1991: 2). Apabiladigambarkan komponen sistem instruksional/sumber belajar adalah sebagai berikut:

    [1] Disampaikan dalam Seminar tentang Pemanfaatan Sumber Belajar tanggal 13 Nopember 2007 di Metro [2] Doktor Teknologi Pendidikan bekerja sebagai dosen PNS Kopertis Wilayah II dpk pada FKIP Universitas Muhammadiyah Metro dan sebagai Deputy Team Leader pada Sustainable Capacity Building for Decentralization Field Tam East (FTE) ADB-LOAN 1964-INO.

    http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref1http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref2http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref1http://karwono.wordpress.com/wp-admin/#_ftnref2