Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

21
1 PEMANFAATAN MEDIA BARU DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Dr. Rulli Nasrullah, M.Si Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan Studi dan Informasi (LPSI) Jakarta Email: [email protected] Kontak : 0817804088 Abstrak Kehadiran media teknologi dan informasi yang semakin baru tentu saja merupakan keuntungan yang bisa membantu dalam pelaksanaan musrembang. Beragam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Salah satu keuntungan pemanfaatan media baru itu adalah cara kerja yang lebih praktis, menghemat waktu, bahkan mengatasi persoalan tempat. Juga, penyebaran informasi menggunakan media baru menjadi kekuatan baru, misalnya, dalam menyebarkan informasi terkait potensi daerah sehingga memberikan peluang bagi invetasi daerah untuk lebih maju. Kata Kunci : internet, promosi, musrembang, facebook, potensi daerah Pendahuluan Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju belakangan ini telah memberikan tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk penyebaran informasi semata, melainkan juga bisa menyediakan beragam pilihan perangkat. Hal ini

description

Kehadiran media teknologi dan informasi yang semakin baru tentu saja merupakan keuntungan yang bisa membantu dalam pelaksanaan musrembang. Beragam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Salah satu keuntungan pemanfaatan media baru itu adalah cara kerja yang lebih praktis, menghemat waktu, bahkan mengatasi persoalan tempat. Juga, penyebaran informasi menggunakan media baru menjadi kekuatan baru, misalnya, dalam menyebarkan informasi terkait potensi daerah sehingga memberikan peluang bagi invetasi daerah untuk lebih maju.

Transcript of Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

Page 1: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

1

PEMANFAATAN MEDIA BARU DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Dr. Rulli Nasrullah, M.SiDosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, JakartaDirektur Eksekutif Lembaga Pengembangan Studi dan Informasi (LPSI) Jakarta

Email: [email protected] : 0817804088

Abstrak

Kehadiran media teknologi dan informasi yang semakin baru tentu saja merupakan keuntungan yang bisa membantu dalam pelaksanaan musrembang. Beragam perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) bisa dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Salah satu keuntungan pemanfaatan media baru itu adalah cara kerja yang lebih praktis, menghemat waktu, bahkan mengatasi persoalan tempat. Juga,

penyebaran informasi menggunakan media baru menjadi kekuatan baru, misalnya, dalam menyebarkan informasi terkait potensi daerah sehingga memberikan peluang bagi invetasi

daerah untuk lebih maju.

Kata Kunci : internet, promosi, musrembang, facebook, potensi daerah

Pendahuluan

Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju belakangan ini telah

memberikan tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk penyebaran informasi semata,

melainkan juga bisa menyediakan beragam pilihan perangkat. Hal ini menjadi semakin

penting, karena munculnya media baru telah mengubah posisi khalayak yang lebih aktif

dan interaktif dalam proses komunikasi serta memberikan kemudahan dalam komunikasi

tanpa tatap muka tanpa memperhitungkan batas-batas geografis (Nasrullah, 2012). Potensi

ini tentunya memberikan keuntungan tersendiri dalam pelaksanaan program-program

pembangunan daerah, terutama dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah

(Musrembang).

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman

Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrembang) dalam Bab VII tentang Peran Musrembang RPKD (Rencana

Page 2: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

2

Kerja Pemerintah Daerah) dalam Proses Perencanaan Partisipatif dijelaskan bahwa peran

dan kedudukan Musrembang RPKD merupakan wahana publik atau public event yang

penting untuk membawa para pemangku kepentingan (stakeholders) memahami isu-isu dan

pemasalahan pembangunan daerah. Itu artinya, Musrembang RPKD tidak hanya dilakukan

guna mengidentifikasi dan membahas isu-isu dan permasalahan pembangunan semata,

tetapi juga memiliki tujuan untuk Menfasilitasi pertukaran (sharing) informasi,

pengembangan konsensus dan kesepakatan atas penanganan masalah pembangunan daerah.

Lampiran Kemendagri tersebut juga menjelaskan kesiapan dan keterlibatan pelaku dalam

memanfaatkan media informasi yang digunakan. Bahkan jelas ditegaskan bahwa salah satu

keberhasilan pelaksanaan Musrembang RPKD adalah pentingnya ketersediaaan informasi

dan “informasi ini harus disampaikan jauh sebelum waktu pelaksanaan musrembang,

sehingga memungkinkan stakeholders mempelajari dan menguasai permasalahan yang

perlu dibahas”. selanjutnya ditegaskan pula terkait kesiapan informasi dan instrumen bahwa

pelaksanaan musrembang sangat dituntut untuk mempertimbangkan tools atau instrumen

yang digunakan (lihat Tabel 1). Instrumen itu tidak hanya untuk menginformasikan tetapi

juga sebagai media dalam menyerap dan menganalisis aspirasi atau pendapat parapihak

yang terlibat.

Tabel 1

Page 3: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

3

Salah satu kriteria syarat keberhasilan musrembangSumber: Lampiran Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor:

050-187/Kep/Bangda/2007

Ini menegaskan kembali bahwa pentingnya pemanfaatan media demi kelancaran

pelaksanaan musrembang. Namun, fakta di lapangan seringkali menunjukkan bahwa

ketersediaan perangkat atau media komunikasi tidak dipergunakan semaksimal mungkin.

Padahal selain media tersebut akan memperlancar komunikasi, pertimbangan pembiayaan

yang murah bahkan tanpa perlu alokasi anggaran yang khusus juga menjadi faktor yang

tidak bisa dikesampingkan.

Perkembangan Internet di Indonesia

Dari data yang dirilis dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia atau APJJI

hingga akhir 2012 menunjukkan bahwa perkembangan pemakain internet setiap tahun

semakin meningkat. Ambil contoh, bahwa hingga 2008 saja sudah tercatat sekitar 25 juta

pengguna internet di Indonesia dan pada tahun 2012 menjadi sekitar 63 juta pengguna

internet. Diperkirakan jumlah pengguna ini akan meningkat jauh menjadi 139 juta pada

tahun 2015 (lihat tabel 2). Lebih jauh, data perkembangan pengguna internet di Indonesia

yang meningkat ini juga ditampilkan oleh internetworldstats.com yang menyebut bahwa

terdapat lonjakan pengguna atau pengakses internet dari 2 juta pada tahun 2000 menjadi

39.600 juta pada tahun 2012. Sedangkan peringkat Indonesia berada di urutan ke-4 dari

pengguna terbanyak internet di Asia, urutan pertama ditempati oleh China memiliki 485

juta pengakses internet, India sebanyak 100 juta, kemudian Jepang dengan 99,182 juta.

Tabel 2Perkembangan Pemakai Internet di Indonesia menurut APJJI

Page 4: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

4

Sumber: http://www.apjii.or.id/v2/index.php/read/page/halaman-data/9/statistik.html diakses tanggal 24 April 2013

Data-data di atas menunjukkan bahwa perkembangan teknologi dan informasi terutama

internet telah semakin akrab digunakan oleh penduduk di Indonesia. Apalagi perangkat

untuk mengakses internet juga semakin murah, perangkat seperti telepon genggam yang

bisa mengakses internet banyak dijumpai tidak hanya di kota-kota besar semata. Juga,

program pemerintah telah memfasilitasi perangkat mengakses internet hingga ke kecamatan

di seluruh Indonesia melalui Penyedia Layanan Internet Kecamatan(PLIK) yang dikelola

oleh Kemenkominfo. Meski pada peresmian program ini di Bandung pada 8 Agustus 2011

baru diluncurkan sebanyak 1.907 kendaraan mobile PLIK dan disebar di enam provinsi di

Indonesia yaitu Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Maluku Utara, Sulawesi

Utara dan Jawa Timur, namun diperkirakan pada tahun 2015 nanti semua kecamatan di

semua provinsi sudah bisa menikmati fasilitas ini.

Karakteristik Internet sebagai Media Baru Komunikasi

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa internet itu ditempatkan penulis sebagai media

komunikasi yang penting. Ini tidak terlepas dari karateristik internet itu sendiri yang

berbeda dibandingkan media komunikasi tradisional seperti surat-menyurat, surat kabar,

radio, dan televisi. Salah satu karakteristik itu adalah sifat jejaring (network). Jejaring ini

Page 5: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

5

tidak hanya diartikan sebagai infrastruktur yang menghubungkan antarkomputer dan

perangkat keras lainnya, namun juga menghubungkan antarindividu (lihat Miller, 2005:16;

Gane dan Beer, 2008:16). Hubungan atau jejaring itu tidak hanya bertipe koneksi dengan

dua individu saja, melainkan juga bisa melibatkan jumlah individu yang bahkan tidak

dibatasi. Pada dasarnya karakteristik jejaring ini memiliki beragam tipe jaringan yang

dibuatnya, yakni local area network (LAN atau Ethernet) dan a wide area network (WAN)

(Comer, 2004:107 dan Shay, 1999:10-12 dalam Gane dan Beer, 2008:17). LAN

menandakan bahwa jaringan yang terjadi berada dalam area yang terbatas, menghubungkan

antarkomputer yang berada di satu gedung perkantoran atau satu lokasi yang memiliki

beberapa gedung perkantoran. Sementara dalam WAN menandakan bahwa jaringan yang

terjadi mengoneksikan area yang lebih luas, antartempat, antarnegara, hingga ke secara

global; untuk menandai atau mengindentifikasi perangkat yang terhubung, maka masing-

masing perangkat memiliki identitas tunggal tersendiri yang disebut dengan protocol.

Joost van Loon (2006) menyatakan bahwa kata jejaring tidak lagi mewakili terminologi

dalam teknologi informasi semata, melainkan juga telah melebar pada terminologi di

bidang antropologi, sosiologi, budaya, dan ilmu-ilmu sosial lainnya yang terkadang

terminologinya semakin berkembang karena adanya proses mobilitas dari masyarakat,

komoditas, kapital, tanda-tanda hingga informasi yang berkembang di dunia global. Oleh

karena itu, jejaring tidak hanya melibatkan perangkat seperti komputer tetapi juga

melibatkan individu atau actor networking (lihat Gane and Beer, 2008:16).

Katrakter yang kedua adalah interaksi. Interaksi atau (interactivity) merupakan konsep

yang sering digunakan untuk membedakan antara media baru yang digital dengan media

tradisional yang menggunakan analog (Graham, 2004; Lev Manovich, 2001; Spiro Kiousis,

2002). Interactivity bagi Graham merupakan salah satu cara yang berjalan di antara

pengguna dan mesin (teknologi). Kehadiran teknologi komunikasi pada dasarnya

memberikan kemudahan bagi siapapun yang menggunakan teknologi untuk saling

berinteraksi, saling terhubung dalam waktu yang bersamaan; bahkan teknologi telah

mewakili kehadiran dan atau keterlibatan fisik dalam berkomunikasi Bagi Graham,

teknologi telah memediasi—Graham menyebutnya dengan istilah ‘remediated’—segala

Page 6: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

6

aktivitas manusia. Perbedaan wilayah, misalnya, tidak lagi menjadi kendala bagi dua orang

untuk melakukan komunikasi secara langsung; kehadiran Skypee, situs perbincangan

langsung (live chat) melalui video (video conference) memungkinkan di antara pengguna

saling berkomunikasi langsung sekaligus melihat ekspresi wajah mereka melalui webcam

atau kamera yang terhubung ke internet (lihat graham 2004:11).

Graham melihat karakter interaksi ini dalam konsep kerja teknologi media baru dalam

aktivitas manusia sehari-hari. Pendapat sama juga disampaikan oleh Manovich bahwa

konsep interactivity pada media baru sebenarnya telah membawa pengaburan

(‘transendence’) terhadap batasan-batasan fisik dan sosial. Selanjutnya Gane dan Beer

(2008:97)memberikan empat tipe untuk mendekati kata ‘interactivity’, yakni: 1) sebuah

struktur yang dibangun dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari berbagai sistem

media, 2) human agency, melibatkan manusia, dan adanya desain maupun perangkat

sebagai variabel-variabel yang bebas digunakan, 3) konsep untuk menjelaskan tentang

komunikasi yang terjadi antara pengguna yang termediasi oleh media baru dan memberikan

kemungkinan-kemungkinan baru yang selama ini ada dalam proses komunikasi

interpersonal, dan 4) bisa diartikan sebagai konsep yang menghapuskan sekat-sekat,

sebagai contoh, antara pemerintah dan warga negara.

Karakter yang ketiga adalah perangkat (interface). Teknologi media baru, baik perangkat

keras (hardware) seperti komputer maupun perangkat lunak (software) seperti jaringan

internet, pada dasarnya beroperasi dengan saling terhubung. Sebagaimana dijelaskan dalam

karakteristik jejaring di atas. Bahwa setiap komputer, sebagai misal, merupakan satu entitas

tersendiri yang membentuk jaringan di antara komputer-komputer yang lain (Nasrullah,

2012). Namun, pada dasarnya baik komputer maupun internet merupakan media lalulintas

informasi yang mewakili manusia sebagi konsumen cum produsen. Sedangkan Steven

Johnson (1997) juga menjelaskan bahwa kata ‘interface’ merupakan perangkat lunak yang

menghubungkan interaksi antara pengguna (user) dengan komputer.

Page 7: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

7

Dalam media baru, perangkat komputer bisa dikatakan sebagai interfaces. Perangkat seperti

tetikus (mouse), papan ketik (keyboard), layar (monitor), perangkat lunak itulah yang

menghubungkan manusia dengan jaringan. Di dalam tubuh manusia juga ada interfaces

berupa jari yang menekan papan ketik maupun memainkan tetikus atau mata yang

memerhatikan gambar di layar. Wacana tentang ‘tubuh’ atau body menurut Bell (2001)

perbincangan tentang teori tubuh dalam media baru pada kenyataannya mengulas tubuh

dalam pengertian yang bermacam-macam dan dimaknai dengan cara yang beragam pula.

Body direpresentasikan dengan atau melalui teks di komputer. Artinya, melalui interfaces

perangkat keras maupun perangkat lunak komputerlah body bertransformasi menjadi entitas

dalam sebuah jaringan. Misalnya, komunikasi melalui media komputer atau Computer

Mediated Communication (CMC) pada dasarnya mentransformasikan body kedalam bits

dan bites. Sementara body dalam pengertian tubuh yang dibalut daging dan darah (meat)

dalam perspektif cybercultures, maka Bell (2001) menyatakan bahwa term yang digunakan

dalam hal ini adalah techno-bodies.

Berbeda dengan media tradisional—seperti buku, majalah, bahkan radio—dalam media

baru keberadaan pengguna tidak hanya pasif menerima informai, melainkan juga aktif

dalam memroduksi informasi. Pengguna juga tidak hanya menerima satu informasi sesuai

dengan apa yang diproduksi oleh institusi media yang terkadang juga memuat informasi

yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna, melainkan pengguna bisa memilah

informasi apa saja yang diinginkan dan dari sumber yang jumlahnya bisa dikatakan tak

terbatas. Juga, menurut Manovich (2001:65), sebagai sebuah interfaces, komputer tidak

hanya medium yang menghubungkan manusia maupun mesin dalam jaringan informasi di

internet semata, melainkan sudah menjadi budaya yang mengatur bagaimana manusia

melakukan koneksi dengan jaringan informasi atau berhubungan dengan beragam data di

internet.

Bentuk-bentuk Media Baru

Page 8: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

8

Terkait dengan pemanfaatan media baru dalam melaksanakan musrembang, berikut ini

penulis akan memaparkan beragam media baru yang bisa dimanfaatkan dan menjadi

alternatif pilihan. Terdapat dua kategori dalam pembagian media, yakni kategori media

yang terkait dengan internet atau platform dan perangkat media baru itu sendiri. Dalam

konteks ini media-media tersebut hanya dideskripsikan secara fungsi perangkat semata,

sementara dalam segi konten atau isi bisa diselaraskan dengan maksud dan kepentingan

parapihak yang ada di Musrembang RPKAD itu sendiri.

1. Mail List dan Forums

Fasilitas Mail List atau disebut juga dengan istilah “milis” merupakan produk media

baru yang digunakan untuk berkomunikasi (Gillmor, 2004:26). Milis bekerja pada

komunitas atau kelompok yang memiliki kesukaan atau minat yang sama atau berasal

dari suatu tempat, misalnya Milis Mahasiswa KBM UGM. Setiap anggota dari

komunitas tersebut, yang telah memiliki akun surat elektronik atau e-mail, tergabung

dalam sebuah grup. Setiap e-mail yang dikirim oleh anggota grup akan secara

otomatis disebarkan kepada anggota grup yang lain. Dari segi keanggotaan milis bisa

dimasuki oleh siapa saja (open) dan bisa juga hanya dikhususkan bagi anggota

tertentu (closed) dimana anggota tergantung dari persetujuan (approve) dari

moderator (admin) grup tersebut. Dari segi konten atau isi milis juga bisa dilihat oleh

siapa saja atau bisa hanya dilihat oleh anggota grup.

Pada praktiknya, dalam pelaksanaan musrembang para anggota (stakeholders) jika

menggunakan media ini menjadi sarana untuk berbagi informasi. Sifatnya yang

tertutup memungkinkan informasi-informasi atau data-data yang akan dibincangkan

dalam proses perencanaan Musrembang RPKD menjadi bisa didistribusikan kepada

para anggota. Di sisi lain dengan sifatnya yang terbuka dan dengan melibatkan

anggota musrembang antardaerah, milis atau forum bisa digunakan untuk bertukar

informasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Weblogs

Page 9: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

9

Istilah blog berasal dari kata weblog, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jorn

Berger pada tahun 1997. Pada awalnya blog merupakan suatu bentuk situs pribadi

yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan diperbaharui

setiap harinya, perkembangan selanjutnya blog banyak memuat jurnal, tulisan

pribadi, si pemilik dan terdapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengunjung.

Defenisi yang tak jauh berbeda ditegaskan oleh Stuart Allan (2006:44) yang

menyatakan bahwa blog merupakan situs yang memuat jurnal pribadi sang

pemiliknya; “as diaries or journals written by individuals seeking to establish an

online presence”.

Weblog ini dalam praktik musrembang tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan pribadi, tetapi juga bisa digunakan untuk mempublikasikan, misalnya,

langkah-langkah pelaksanaan dari evaluasi Musrembang RPKD tersebut. Dengan

demikian, informasi itu bisa dicontoh oleh anggota musrembang lain di berbagai

daerah. Pembuatan laporan kegiatan merupakan salah satu aspek evaluasi kegiatan

yang terbilang penting. Dengan adanya publikasi melalui weblog, diharapkan tidak

hanya anggota musrembang di satu daerah saja yang bisa melihatnya, melainkan

juga laporan evaluasi yang bernilai baik bisa dijadikan contoh untuk lokasi-lokasi

berbeda.

3. Wiki

Wiki merupakan situs yang mengumpulkan artikel maupun berita sesuai dengan

sebuah kata kunci. Mirip dengan kamus, Wiki menghadirkan kepada pengguna

pengertian, sejarah, hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata. Dalam

praktiknya penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh para pengunjung. Situs

Wiki hanya menyediakan perangkat lunak yang bisa dimasuki oleh siapa saja untuk

mengisi, mengedit, menyunting, bahkan mengomentari tentang sebuah lema yang

dijelaskan (Gilmor, 2004:32). Setiap pengguna yang memberikan kontribusi di

Page 10: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

10

dalam Wiki akan bisa melihat bagaimana kronologis atau historis perubahan-

perubahan yang terjadi di dalam lema tersebut. Dengan demikian, pengguna akan

mengetahui data terakhir atau terbaru apa yang telah dimasukkan oleh pengguna

yang lainnya, apakah data itu bersifat valid atau tidak, bagaimana referensi lain

berbicara tentang lema tersebut yang ada di tautan, hingga foto-foto yang ada di

sana.

Gambar 1Situs Wikipedia

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cimahidiakses pada 26 April 2013

Fasilitas Wiki ini bisa digunakan untuk mempromosikan, misalnya, potensi-potensi

yang dimiliki oleh daerah tersebut. Misalnya, dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 41 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Dalam Negeri khususnya di Bab VI Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah

disebutkan bahwa salah satu tugas pokok Subdirektorat Promosi dan Investasi

Daerah adalah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi serta

monitoring dan evaluasi promosi dan investasi daerah (pasal 527-530). Bahwa

bidang atau subdirektorat ini memfasilitasi pelaksanaan promosi ekonomi dan

investasi daerah. Itu artinya, pemanfaatan Wiki sebagai media baru dalam

melakukan promosi dan kerjasama informasi yang disediakan oleh musrembang di

seluruh daerah mampu menghasilkan informasi yang akurat terkait potensi-potensi

Page 11: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

11

ekonomi apa saja yang bisa dioleh, dikerjasamakan, dan membuka investasi dari

pihak-pihak luar.

4. Peer-to-peer

Peer-to-peer atau P2P merupakan platform komunikasi antarpengguna di internet.

Fasilitas ini tidak hanya soal percakapan atau Instant Messaging (IM) seperti Yahoo

Mesengger, Google Talk, atau AOL melainkan juga memungkinan pengguna untuk

perangkat berbagi file seperti DropBox atau Google Doc.

Gambar 2Yahoo! Messenger

Menurut Gillmor (2004:37-38) perkembangan P2P ini sangat menguntungkan

karena selain karena biaya yang murah, P2P memberikan jalan keluar dari persoalan

penyimpanan file dalam sebuah server. Jika selama ini sebuah file disimpan hanya

dalam satu tempat dan setiap pengguna dikenakan biaya untuk mengakses atau

mengunduh file tersebut, di dalam sistem P2P perangkat lunak ini akan

menghubungkan pengguna ke berbagai tempat dari penyimpanan yang bisa didapat

secara gratis. Juga, P2P bisa digunakan untuk komunikasi yang melibatkan jumlah

anggota banyak atau virtual konferensi. Melaui fasilitas virtual konferensi ini antar

Page 12: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

12

anggota musrembang bisa saling bertukar ide, berdiskusi, dan membuat laporan atau

perencanaan secara bersama-sama dan di waktu yang sama tanpa harus hadir di

sebuah ruangan.

5. The RSS

Content-syndication format (RSS) atau sindikasi konten ini bekerja untuk

mengambil dan mengumpulkan konten berita atau informasi di internet sesuai

dengan keinginan pengguna. Artinya, sebagai contoh, apabila pengguna

menginginkan berita dari situs tertentu atau kanal dari situs tersebut, maka RSS

akan mendeteksi seluruh kata kunci yang terkait dengan konten dimaksud. Melalui

cara kerja tak jauh berbeda dengan mesin pencari (search engine), RSS akan

menampilakn satu halaman penuh tautan di halaman khusus. Perbedaan dengan

mesin pencari adalah RSS bisa bekerja sesuai dengan keinginan pengguna untuk

mengakses situs atau blog mana saja yang menjadi sumber tautan tersebut. Fasilitas

ini tentu akan sangat bermanfaat terutama untuk melakukan promosi seperti

promosi potensi daerah. Dengan demikian, siapapun pengakses internet akan

mendapatkan update atau pembaruan informasi.

6. Social Networking Sites

Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) seperti Facebook

memberikan ruang bagi siapapun di dunia maya. Banyak fasilitas situs jejaring

sosial yang bisa dimanfaatkan, misalnya ”wall atau dinding” di Facebok. Facebook

juga menyediakan fasilitas grup; fasilitas yang mengumpulkan pengguna Facebook

yang tertarik atau memiliki kesamaan terhadap suatu konten. Cara kerja grup di

Facebook sama seperti di dalam milis.

Kesimpulan

Selalu ada persoalan terkait media baru ini, salah satunya adalah kesiapan sumber daya

manusia dalam menggunakan perangkat-perangkat baik lunak (software) maupun keras

Page 13: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

13

(hardware). Namun, dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin hari

semakin baru tentu saja kebutuhan kemampuan untuk menggunakan perangkat ini perlu

kiranya dipertimbangkan demi kelancaran serta peningkatan kinerja.

Kehadiran media teknologi dan informasi yang semakin baru tentu saja merupakan

keuntungan yang bisa membantu dalam pelaksanaan musrembang. Keuntungan tersebut

setidaknya bisa dideskripsikan melalui beberapa jal, seperti: pertama, perangkat teknologi

yang berbiaya murah menyebabkan siapapun bisa memilikinya; kedua, fasilitas yang

disediakan di media baru seperti internet memberikan keuntungan dari segi waktu dan

lokasi sehingga kendala dua faktor ini bisa diminimalisir; ketiga, penyebaran informasi

seperti peta lokasi potensi daerah atau pencapaian dalam pembangunan daerah bisa

menjangkau ke seluruh belahan dunia. Tidak ada lagi batasan geografis dan informasi yang

ditampilkan di internet bisa diakses kapanpun; kelima, dalam praktiknya perlu

diperimbangkan pula bahwa tukar-menukar informasi dalam rangka musrembang adalah

kenyataan yang tidak bisa dihindarkan. Mengetahui pencapaian dan bagaimana cara

mencapai pembangunan di sebuah daerah adalah contoh kasus yang patut dipertimbangkan

oleh daerah lain. Media baru memberikan fasilitas secara murah bahkan beberapa

cenderung gratis untuk mendukung pertukaran informasi tersebut.

Daftar Pustaka

Allan, Stuart, 2008, News Culture, New York: Open University Press.

Bell, David, 2001, An Introduction to Cybercultures, London and New York: Routledge.

Gane, Nicholas and Beer, David, 2008, New Media: The Key Concepts, Oxford & New York: Berg.

Gillmor, Dan, 2004, We The Media, California: O’Reilly Media, Inc.

Graham, P, 2000, “Hypercapitalism: A Political Economy of Informational Idealism”, dalam New Media & Society, Vol.2, No.2, hal. 131-156.

Johnson, S, 1997, Interface Culture: How New Tecnology Transform the Way We Create and Communicate, New York: HarperCollins.

Page 14: Pemanfaatan Media Dalam Pembangunan Daerah

14

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri

Manovich, Lev, 2001, The Language of New Media, Cambridge, Massachusetts: The MIT Press.Miller, Vincent, 2010, New Media, Networking and Phatic Culture, dalam Nayar, Pramond K (.ed), The New Media and Cybercultures Anthology, Oxford: Willey-Blackwell, hal.534-543.

Nasrullah, Rulli, 2012, Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Siber, Jakarta: Kencana.

“Seluruh kecamatan berjaringan internet pada 2014” dipublikasikan pada Kamis, 7 Maret 2013 pukul 23:49 WIB di http://www.antaranews.com/berita/362188/seluruh-kecamatan-berjaringan-internet-pada-2014 diakses pada Jumat, 26 April 2013.