PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan...

9
Volume 8 / No.1, Juli 2013 Jurnal Perspektif Arsitektur ISSN 1907 - 8536 17 PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA MEJADI RUANG TEBUKA HIJAU (TAMAN TERANTANG SUKAMARA) Ir. Hibnu Mardhani, MT 1 Abstrak Tujuan Pemanfaatan Lahan kosong dalam kota atau penataan kembali adalah meningkatan dan memanfaatkan kawasan yang tidak optimal atau pada area dalam kota yang strategis ke arah yang lebih baik dan tertata rapi. Dengan sasaran seluruh aspek yang terkait dan berpengaruh terhadap kawasan lingkungan terutama kawasan perkotaan khususnya pada lahan kosong yang strategis sebagai wajah atau koridor kota Sukamara akan menjadi dasar untuk menyusun Penanganan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup di kawasan tersebut. PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan lokasinya ini sampai sekarang Sukarama menjadi pusat dari jaring-jaring pertumbuhan di Daerah Sukamara. Bagi area yang dilalui jalan utama, Sukamara merupakan kota dari kabupaten baru yang baru berkembang. Masih banyak fasilitas kota yang belum memadai terbukti masih banyak lahan kosong/lahan terbengkalai yang merupakan area dalam kota. Lahan tersebut sebagian besar memiliki tata letak yang strategis dengan luasan ±9.801,198 m 2 , sehingga kemungkinan besar dapat dimanfaatkan/dioptimalisasikan menjadi sebuah kawasan yang berdaya guna misal taman kota/ ruang terbuka, ruang bermain umum (playground) dan masih banyak lagi. Dan pada tulisan kali ini, mengangkat penataan ruang kawasan terbengkalai di kota sukamara dengan bertitik point pada kawasan Terangang yang diapit oleh 3 jalan sekaligus. Sehingga baik untuk penataan taman bahkan landmark baru kota sukamara. Rumusan Masalah A. Visi Penanganan dan Pengembangan Adalah meningkatan /mengoptimalkan kawasan terbengkalai ke arah yang lebih baik dan bermanfaat. B. Rumusan Masalah a. Belum adanya identitas di kawasan Terantang b. Konsep yang akan diterapkan pada desain Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Memanfaatkan lahan kosong yang terbengkalai menjadi lahan optimal yaitu sebuah Taman kota / ruang terbuka. b. Memberikan Pengetahuan dan Masukan bagi Pemerintah Daerah dalam penangan suatu kawasan terbengkalai/ kosong yang strategis. 1 Staff Pengajar Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya

Transcript of PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan...

Page 1: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Volume 8 / No.1, Juli 2013 │ Jurnal Perspektif Arsitektur

ISSN 1907 - 8536 17

PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA MEJADI RUANG TEBUKA HIJAU

(TAMAN TERANTANG SUKAMARA)

Ir. Hibnu Mardhani, MT1

Abstrak Tujuan Pemanfaatan Lahan kosong dalam kota atau penataan kembali adalah meningkatan dan memanfaatkan kawasan yang tidak optimal atau pada area dalam kota yang strategis ke arah yang lebih baik dan tertata rapi. Dengan sasaran seluruh aspek yang terkait dan berpengaruh terhadap kawasan lingkungan terutama kawasan perkotaan khususnya pada lahan kosong yang strategis sebagai wajah atau koridor kota Sukamara akan menjadi dasar untuk menyusun Penanganan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup di kawasan tersebut. PENDAHULUAN Latar Belakang Dengan lokasinya ini sampai sekarang Sukarama menjadi pusat dari jaring-jaring pertumbuhan di Daerah Sukamara. Bagi area yang dilalui jalan utama, Sukamara merupakan kota dari kabupaten baru yang baru berkembang. Masih banyak fasilitas kota yang belum memadai terbukti masih banyak lahan kosong/lahan terbengkalai yang merupakan area dalam kota. Lahan tersebut sebagian besar memiliki tata letak yang strategis dengan luasan ±9.801,198 m2, sehingga kemungkinan besar dapat dimanfaatkan/dioptimalisasikan menjadi sebuah kawasan yang berdaya guna misal taman kota/ ruang terbuka, ruang bermain umum (playground) dan masih banyak lagi. Dan pada tulisan kali ini, mengangkat penataan ruang kawasan terbengkalai di kota sukamara dengan bertitik point pada kawasan Terangang yang diapit oleh 3 jalan sekaligus. Sehingga baik untuk penataan taman bahkan landmark baru kota sukamara. Rumusan Masalah A. Visi Penanganan dan Pengembangan

Adalah meningkatan /mengoptimalkan kawasan terbengkalai ke arah yang lebih baik dan bermanfaat.

B. Rumusan Masalah a. Belum adanya identitas di kawasan Terantang b. Konsep yang akan diterapkan pada desain

Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Memanfaatkan lahan kosong yang terbengkalai menjadi lahan optimal yaitu sebuah Taman

kota / ruang terbuka. b. Memberikan Pengetahuan dan Masukan bagi Pemerintah Daerah dalam penangan suatu

kawasan terbengkalai/ kosong yang strategis.

1 Staff Pengajar Jurusan Arsitektur Universitas Palangka Raya

Page 2: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 8 / No.1, Juli 2013

18 ISSN 1907 - 8536

c. Meningkatan fungsi kawasan bagi perekonomian BATASAN SUBSTANSI Penelitian lebih diutamakan pada penataan fasade

KARAKTERISTIK WILAYAH Identifikasi Ruang Terbuka Hijau A. Pertumbuhan RTH di Kota Sukamara RTH kota di Sukamara harus dapat memenuhi kebutuhan warga kota dengan berbagai aktifitasnya. Kepmen PU No. 387 tahun 1987, menetapkan kebutuhan RTH kota yang dibagi atas : fasilitas hijau umum 2,3 m2 / jiwa, sedang untuk penyangga lingkungan kota ( ruang hijau) 15 m2 / jiwa. RTH tersebut harus dapat memenuhi fungsi seperti yang dijelaskan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007, yakni fungsi kawasan penyeimbang, konservasi ekosistem dan pencipta iklim mikro (ekologis), sarana rekreasi olahraga dan pelayanan umum (ekonomis), pembibitan , penelitian (edukatif), dan keindahan lansekap kota (estetis). Semua jens RTH harus diusahakan dapat berfungsi estetis, karena secara alami manusia membutuhkan hidup dekat alam yang asri, nyaman dans sehat, sehingga terjadi siklus kehidupan penunjang fungsi ekosistem alam. Untuk itu, kelengkapan sarana infrastruktur kota (RTH) disuatu kota sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan kota itu sendiri. B. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan RTH

Tabel 1. Jenis, Fungsi, dan Tujuan Pembangunan RTH

JENIS RTH FUNGSI LAHAN TUJUAN KETERANGAN

TAMAN KOTA (termasuk Taman BermainAnak (balita), Taman Bunga, (Lansia)

Ekologis, Rekreatif, Estetis, Olahraga (terbatas)

Keindahan ( tajuk, tegakkan pengarah, pengaman, pengisi danpengatas), kurangi cemaran, meredam bising, perbaiki iklim, mikro, daerah resapan, penyangga system kehidupan, kenyaman

Mutlak dibutuhkan bagi kota keserasian, rekreatif aktif dan pasif, nuansa rekreatif, terjadinya keseimbangan mental psikologis dan fisik manusia, habitat, keseimbangan eka-sistem

TAMAN – OLAH RAGA, LAPANGAN

Kesehatan, Rekreasi

Kenikmatan, kesenangan, kesehatan, interaksikenyaman

Rekreasi aktif, sosialisasi mencapai prestasii, menumbuhkan kepercayaan diri

Page 3: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Volume 8 / No.1, Juli 2013 │ Jurnal Perspektif Arsitektur

ISSN 1907 - 8536 19

TAMAN PEMAKAMAN (UMUM)

Pelayanan Publik (Umum), Keindahan

Pelindung, Pendukung ekosistem makam, „ventilasi‟ dan pemersatu ruang kota

Dibutuhkan seluruh anggota masyarakat, menghilangkan rasa „angker‟

TAMAN (HUTAN) KOTA / PERHUTANAN

Konservasi, Pendidikan, Produksi

Pelayanan masyarakat dan penyangga lingkungan kota, wisata, rekreasi, produksi „hasilhutan‟, iklimmikro, oksigen, ekonomi

Pelestarian , Perlindungan dan pemamfaatan plasma nulfah, keanekaragaman hayati, pendiikan, penelitian

JALUR HIJAU PENGAMAN

Keamanan Penunjang iklim mikro, thermal, estetika

Pengaman jalur lalulintas, Jalur listrik tegangan tinggi, dan lokasi berbahaya lain

Kawasan terantang ini terletak di dalam kota diapit oleh dua jalan utama yaitu jalan Cjilik Riwut dan Jalan Margasari sukamara sehingga letaknya cukup strategis. Pada kawasan studi diterapkan konsep Ruang Terbuka atau Taman Olahraga, pedestrian, ruang bermain sebagai fasilitas kota yang belum dimiliki dengan dilengkapi ruang duduk/santai, vegetasi, penerangan pada malam hari hingga fasilitas Wifi/internet gratis.

C. Identitas Tata Ruang Pola pertumbuhan kota Sukamara mengarah linear yaitu pembangunan dimulai dari jalur jalan yang terbangun dulunya hinggsaat ini. Sebagai kabupaten baru (hasil pemekaran) pertumbuhan pembangunan mulai mengarah keselatan dari embrio kota yang berada tepi sungai sehingga pada area pengembangannya masih tahap berkembang.

Lokasi Site (Taman Terantang)

Gambar 1. Lokasi Site

Page 4: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 8 / No.1, Juli 2013

20 ISSN 1907 - 8536

penggunaan ruang Kota Sukamara saat ini memperlihatkan bentuk yang cenderung poligonal dan cul de sac dengan pusat kotanya yang terdiri dari pasar, toko dan pelabuhan yang terletak disatu tempat. Intensitas penggunaan lahan tertinggi ada di pusat kota yaitu di sekitar pusat perdagangan tepi sungai. Pola penggunaan ruang yang ada saat ini cenderung dipengaruhi oleh bentuk dan pola jaringan jalan yang ada . Dilihat berdasarkan arah kecenderung, perkembangan pola penggunaan ruang terlihat bahwa terjadi arah perkembangan yang terkonsentrasi tikungan jalan. Di sebelah selatan selain jalan diperlebar juga telah pemda. Karena itu kota Sukamara cenderung berkembang kearah selatan. Berdasarkan pola penggunaan lahan serta potensi dan kecenderungan perkembangan fisik kota yang ada saat ini, maka arah pembangunan kota sebagai upaya membentuk kota yang semakin kompak dan memberikan pola pelayanan kepada penduduk dengan lebih baik, maka Penataan terhadap ruang terbuka atau taman dalam kota dianggap penting demi memajukan kesejahteraan masyarakat D. Identitas Lingkungan dan Fasade Identitas lingkungan suatu kota (kawasan) terbentuk dari adanya unsur-unsur ath, Landmark, nodes, districtm edges (Lynch 1960). Penggalian identitas kota dapat menggunakan parameter-parameter misal : Nilai arkeologi, Nilai kekhasan dan keunikan setempat; baik kegiatan sosial maupau ekonomi, Nilai religiositas (mesjid besar, dan tempat ibadah lainnya), Nilai Keselarasan antara lingkungan buatan dengan potensi alam yang dimiliki, Nilai Arsitektur Lokal/Tradisional hingga Nilai Kesejaarahan. Sedang Fasade dalam menghasilkan estetika pada bangunan diantaranya : Repetition and similarity (pengulangan dan kesamaan), merupakan cara paling mudah untuk digunakan dalam membentuk estetika namau tanpa kesan terlulangnya sesuatu secara teratur dan memberi kesan sesuatu yang ditaati, sesuatu yang berdisiplin, Namun irama yang konstan (sama terus menerus) dan tidak berubah dapat mengurangi daya tarik dan mutu estetika. Contrast (kontras), terdiri dari dua bentuk yang berlainan jjauh. Dalam merancang konstras dapat digunakan untuk mengubah suasana space (ruang) lingkungan. Konstras dapat dicapai melalui beberapa cara, melalui derajat intensitas warna, tekstur, bentuk, matra, gaya, struktur dan material. Konstras dapat menjadi positif bila dapat meningkatkan kesan kesatuan dan kekuatan setting yang ada. Sebaliknya kontras menjadi negai, bila menurunkan ikatan atau kesan keatuan setting lingkungan. Dan yang terakhir Complexity (keruwetan), memiliki interprestasi yang banyak dalam kaitannya dengan bentuk arsitektur yang dihasilkan. Dapat dikontrol dengan adanya satu benang merah dalam desainnya.

Gambar 2. Kondisi Eksisting

Page 5: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Volume 8 / No.1, Juli 2013 │ Jurnal Perspektif Arsitektur

ISSN 1907 - 8536 21

E. Perancangan Tapak

KONSEP TERAPAN YANG DIGUNAKAN Konsep Penataan Site dan Bentukan

A. Penataan Site : Dengan Bentuk Site yang Segitiga dan diapit dua jalan utama taman dibentuk menyesuaikan site yang ada menunmbuhkan Landmark baru bagi kota dengan memasukan elemen air yang berubak

Tampak

Perancangan tapak : Penataan Site/ kawasan dengan memberikan konsep-konsep tertentu dalam site baik tata fasade, pedestrian, parkir, sirkulasi kedaraan maupun sirkulasi pejalan kaki, ruang-ruang dalam site, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan lingkungan baik buatan maupun alami menjadi satu kesatuan yang selaras dan serasi.

Parkir Kawasan/ PKL

Taman Bundaran

Hutan Kota/Jogging Track/ Taman

Landmark Elemen Air

Jalan Lingkungan

Pedestrian dalam kawasan

Rancang Tapak

Playground

Taman/ Ruang Duduk

Jalan Lingkungan

Perumahan

Gambar 3. Perancangan Tapak

Gambar 4. Konsep Penataan Site

Page 6: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 8 / No.1, Juli 2013

22 ISSN 1907 - 8536

B. Konsep Penataan Fasade : Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian kawasan

C. Konsep Penataan Pedestrian dalam Site & Vegetasi Penataan pedestrian dibuat seperti jalur dengan elemen batu, lebar 1,20 meter, berbentuk lekukan yang dinamis dengan mengelilingi site. Vegetasi yang dihadirkan diusahakan vegetasi peneduh dan vegetasi yang bermanfaat misal tanaman buah-buahan seperti kelengkeng, manggis, mangga, dan sebaginya.

D. Penataan Bangunan (Landmark) : Pada Kawasan dapat dibuat sebuah Landmark kawasan baik berupa bundaran dengan bangunan non bertingkat pada sisi gambar dapat didesain dengan menghadirkan elemen air. Elemen ini bertujuan mewujudkan kesejukan selain vegetasi peneduh yang ada. Sehingga pengunjung saat datang ke lokasi ini menjadi segar dari kejenuhan aktiftas pekerjaan dan lain sebagainya.

E. Penataan Jogging Track Penataan Jogging Track pada kawasan dibuat bebas tidak lurus atau kaku agar tidak terkesan monoton, sehingga dibentuk lekukan dan dibuat titik pertemuan baik berupa pusat pertemuan, ruang duduk atau santai dan mencapai jaringan internet.

Gambar 5. Konsep Penataan Fasade

Gambar 6. Konsep Penataan Pedestrian dalam Site & Vegetasi

Gambar 7. Penataan Bangunan (Landmark)

Gambar 8. Penataan Jogging Track

Page 7: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Volume 8 / No.1, Juli 2013 │ Jurnal Perspektif Arsitektur

ISSN 1907 - 8536 23

F. Konsep Penataan Sirkulasi Sirkulasi pada umumnya mengikuti jalur kendaraan. Pada lokasi site sirkulasi kendaraan ada pada bagian selatan yang terdapat parkir kedaraan roda 4 dan roda 2 dengan kapasitas terbatas dan dapat didua fungsikan sebagai lapangan bermain sepatu roda, dll.. Dan pada khususnya. Pada bagian luar kawasan dapat diterapkan kawasan bebas parkir guna memenuhi kebutuhan parkir itu pun disesuikan pada jam.hari tertentu misal hari sabtu dan minggu. G. Konsep Penataan Pedangan Kaki Lima Untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak diperkenankan ruang untuk berjualan di dalam kawasan ini. Yang bisa diadakan sebagai ruang PKL ada pada kawasan dekat parkir atau bagian paling selatan site ini dari jalan dalam lingkungan hingga kawasan ruang terbuka parkir. konsep site pada kawasan ini mengikuti bentuk dengan kesan penerimaan terhadap tamu yang telah memasuki kawasan kota Sukamara dengan memberikan kesan membimbing tamu ke arah pusat kota dimana area ini dijadikan ruang istirahat sementara dari perjalan jauh ke kota ini sebelum ke kawasan pusat kota Sukamara atau tempat tujuan

Area Parkir

Sirkulasi Kendaraan Luar kawasan dan

Dalam kawasan

Gambar 9. Konsep Penataan Sirkulasi

Gambar 10. Konsep Penataan Pedagang Kaki Lima

Jogging Track/ Hutan Kota

Ruang Parkir dan PKL Pedestrian dalam Site

Elemen Air

Jalan Utama Ke Pusat Kota

Sebagai Landmark

Page 8: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Jurnal Perspektif Arsitektur │Volume 8 / No.1, Juli 2013

24 ISSN 1907 - 8536

H. Penataan Jogging Track/ Hutan Kota Secara ekonomis, dengan kondisi perekonomian yang relatif sedang dan rendah, dimungkinkan kemampuan masyarakat setempat akan hiburan dan olahraga yang minim biaya sangat diidamkan baik olahraga gratis, fasilitas wifi/ internet gratis, menoton pertunjukan gratis hingga ajang kumpul-kumpul anak muda sangatlah tinggi sehingga kawasan Jogging Track/ hutan kota memiliki multi fungsi selain sebagai tempat olah raga dan lainnya juga sebagai ruang pertunjukan atau pergelaran seni khas daerah maupun pertunjukan even-even besar lainnya.

I. Penataan Bangunan (Landmark) : Pada Kawasan dapat dibuat sebuah Landmark kawasan baik berupa bundaran dengan bangunan non bertingkat pada sisi gambar dapat didesain dengan menghadirkan elemen air. Elemen ini bertujuan mewujudkan kesejukan selain vegetasi peneduh yang ada. Sehingga pengunjung saat datang ke lokasi ini menjadi segar dari kejenuhan aktiftas pekerjaan dan lain sebagainya.

Ruang Terbuka Hijau/ Hutan

Kota

Jogging Track

Landmark

Gambar 11. Penataan Jogging Track/ Hutan Kota

Gambar 12. Penataan Bangunan (Landmark)

Page 9: PEMANFAATAN LAHAN KOSONG DALAM KOTA …Jurnal PA Vol.08 No.01... · Penataan Fasade antara Jalan Raya dengan Kawasan dibatasi dengan Pedestrian dan Vegetasi sebagai keamanan dan keasrian

Volume 8 / No.1, Juli 2013 │ Jurnal Perspektif Arsitektur

ISSN 1907 - 8536 25

DAFTAR PUSTAKA Ari, Isnu Rini D. Penggunaan Ruang Publik Oleh Remaja di Kota Malang. Jurnal Teknik Volume

VIII no. 3. Universitas Brawijaya. Malang 2001.

Budiharjo, Eko. Tata Ruang Perkotaan. Alumni Bandung 1992.

Budiharjo, Eko. Kota Berkelanjutan. Alumni Bandung 1992.

Daldjoeni, Eko. Seluk Beluk Masyarakat Kota. Alumni Bandung 1992

Hadi, Dwita dan Bakti Setiawan. Perancangan Kota Ekologi. Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi Depdikbud, Jakarta. 1999.

Hakim, Rustam. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Landskap, Bumi Aksara. Jakarta, 1993.

Catanese, Anthony & Snyder, James, An Introduction to Urban Design, Harper and Row, Publisher. Ny. 1979.

Hedraningsih, Dkk., Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur, Cetakan Kedua, Teknik Arsitektur, ITS, Surabaya. 1985.

Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan raya No. 13/1970, badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta 1976.

De Chiara, Joseph & Koppelmen, Lee, Planning Design Criteria, Scrippta Book Company, 1969.