Pemanfaatan Internet Studi Kasus

download Pemanfaatan Internet Studi Kasus

of 12

Transcript of Pemanfaatan Internet Studi Kasus

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    1/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 7

    Pemanfaatan InternetStudi Kasus Tentang Pola, Manfaat dan Tujuan

    Penggunaan Internet Oleh Mahasiswa pada Perpustakaan USU

    Jonner HasugianDepartemen Studi Perpustakaan dan Informasi

    Universitas Sumatera Utara

     Abstract

    The objective of this research is, to know (a) the pattern of Internet utilization practiced by

    students at the USU Library, (b) the extent to which the Internet is useful to meet the study need

    of students, (c) the purpose of Internet utilization by students, and (d) the evaluation of students

    on the Internet service. Based on a survey conducted against 200 people, descriptively the

    general description has been gained that majority of respondent (50,50%) just start to use the

     Internet in the library, while 49,50% have ever used the Internet before being a college student

    at USU. Majority of respondent 60,50% said, that they most often use The Internet in Internet

    shop, and then in libraries (37%). The most common used facility is WWW (93,50%). About

    77% of respondent said that they most often utilized the facility of e-mail. The main purposes of

    the respondents assume to use the Internet is to search for scientific information (63%). In

    addition, they also use the Internet as communication device (e-mail and chatting) and also as a

    device for gaining the news from a wide range of newspaper, magazines, and so on in online of

    nature. Majority of respondent (59%) said that the Internet is useful to use in supporting the

    study requirements. The evaluation of respondent against Internet is good and excellent

    (96,50%). By 54,50% of respondent said that the cost of Internet use at the library is very

    cheap.

    Keywords: Internet, Information Technology, Library

    1. Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa

     perpustakaan di negara maju seperti Amerika

    Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer

    sebagai alat bantu untuk melaksanakan sejumlah

    kegiatan perpustakaan. Penggunaannya semakin

    meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

    informasi.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    yang sangat pesat juga berdampak terhadap

     pertumbuhan informasi, termasuk informasi

    ilmiah. Perkembangan ini terasa semakin cepat

    karena dipacu oleh adanya kemudahan pada

     penyebarluasan informasi baik melalui media

    cetak maupun melalui Internet. Berbagai jenis

    informasi ilmiah semakin tersedia di berbagai

    situs di Internet, dan akses terhadap informasi

    tersebut semakin mudah. Semua hal itu

    merupakan suasana yang kondusif bagi

     berkembangnya kegiatan pengajaran dan

     penelitian di suatu perguruan tinggi.

    Teknologi informasi membawa perubahan

     penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam

    mengelola, memberikan layanan baru, menjalin

    hubungan antar-perpustakaan atau dengan

     berbagai pangkalan data di luar perpustakaan.Konsep pelayanan perpustakaan yang secara

    konvensional menekankan penyediaan akses ke

    informasi yang dimiliki, kini dengan kehadiran

    Internet telah berubah ke arah konsep tanpa harus

    memilikinya. Peran perpustakaan yang secara

    tradisional hanya memberi layanan peminjaman

    koleksi kepada pengguna, akan berubah menjadi

     penyedia hubungan antara pengguna dengan

     berbagai jenis dan bentuk informasi di tempat

    manapun (agent of information). Melalui

    Internet, perpustakaan dapat menghubungkan

     pengguna ke berbagai situs atau pangkalan data

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    2/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 8

    di mancanegara. Dewasa ini, Internet dianggap

    sebagai sumber daya informasi yang sangat

     besar.

    Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet

     berdampak positif terhadap perpustakaan.

    Internet memunculkan suatu paradigma baru

    dalam pelayanan perpustakaan. Internet

    memberikan banyak kemudahan bagi

     pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan

    misinya. Sekalipun Internet memberi perubahan

    kepada konsep dasar pengelolaan dan pelayanan

     perpustakaan, namun Internet tidak akan

    menghilangkan keberadaan perpustakaan, bahkan

    tidak akan dapat menghilangkan atau

    menggantikan media cetak, akan tetapi justru

    sebaliknya, dengan kehadiran Internetkeberadaan perpustakaan sebagai penyedia,

     pengolah dan penyebar informasi semakin eksis

    dan kuat.

    Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU)

    mulai menyediakan layanan Internet sejak awal

    masuknya Internet di kota Medan, yaitu pada

    akhir tahun 1996. Internet Service Provider  (ISP)

    yang dilanggan Perpustakaan dengan sistem dial-

    up  pada saat itu adalah IdolaNet dengan

    kecepatan (bandwidth) masih 14,4 Kbps (kilobit

     per detik). Dengan peralatan teknologi yangmasih sederhana, Perpustakaan ini telah aktif

    mensosialisasikan pemanfaatan Internet kepada

     penggunanya.

    Berdasarkan data ISP IdolaNet pada saat itu,

    Perpustakaan USU tercatat sebagai pelanggan

    Internet yang keempat di kota Medan. Data ini

    mengindikasikan bahwa tingginya tingkat

    kepekaan Perpustakaan terhadap perkembangan

    teknologi informasi. Kemudian, pada tahun 1996

    sampai sekarang Perpustakaan beralih menjadi

     pelanggan Internet dengan sistem leased line  bersamaan dengan terbentuknya jaringan

    USUnet. USUnet merupakan jaringan kampus

    USU yang menghubungkan fakultas dan unit-unit

    kerja termasuk perpustakaan dengan

    menggunakan kabel serat optik (fiber optic)

    sepanjang sekitar 8.000 meter dengan kecepatan

    (bandwidth) 10 – 100 Mbps (megabit per detik).

    Sedangkan akses Internetnya ke ISP Telkom

    dengan kecepatan 2 Mbps. Dengan cara ini

     penggunaan Internet di Perpustakaan semakin

    meningkat, dan fasilitas yang disediakan untuk

     pengguna juga dirasa semakin memadai.

    Saat ini, Perpustakaan USU menyediakan dua

    ruangan untuk layanan akses Internet yaitu

    khusus untuk berbagai penggunaan (dikenakan

     biaya pengunaan terminal) tersedia sekitar 50

    terminal, dan khusus untuk penelusuran artikel

     jurnal (tidak dikenakan biaya) tersedia 20

    komputer. Pelayanan Internet di kedua ruangan

    ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang

    dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi

     pengguna dalam melakukan penelusuran

    informasi.

    Fasilitas layanan Internet yang disediakan

    semakin baik dan lengkap dibanding dengan

    masa sebelumnya. Akan tetapi bila seluruh

    fasilitas layanan Internet yang disediakan tersebuttidak atau belum dimanfaatkan secara maksimal,

    maka fasilitas itu menjadi sesuatu yang sia-sia

    (percuma). Oleh karena itu, masalah pemanfaatan

    Internet di Perpustakaan USU menjadi sesuatu

    yang penting dan menarik untuk diteliti.

    Pengguna Internet di Perpustakaan USU selama

    tahun 2004 mencapai jumlah 68.548 orang

    (Laporan Akuntabilitas Perpustakaan USU

    2004:24). Data ini menunjukkan bahwa tingkat

     penggunaan Internet oleh mahasiswa di

    Perpustakaan adalah tinggi. Bila dibandingkandengan jumlah mahasiswa yang menjadi anggota

    Perpustakaan pada tahun yang sama adalah

    24.089 orang, maka dapat interpretasikan bahwa

    rata-rata setiap mahasiswa USU sudah pernah

    memanfaatkan Internet di Perpustakaan selama

    tahun 2004.

    1.2 Permasalahan

    Sekalipun tingkat penggunaan Internet oleh

    mahasiswa pada Perpustakaan USU tinggi,

    namum belum diketahui secara pasti apa tujuanmereka menggunakan Internet. Untuk keperluan

    apa Internet digunakan oleh mahasiswa? Apakah

    untuk mendapatkan informasi ilmiah dalam

    rangka memenuhi kebutuhan studi atau tidak?

    Bagaimanakah pola mereka menggunakannya?

    Jawaban terhadap pertanyaan itu masih belum

    diperoleh. Oleh karena itu, pola pemanfaatan

    Internet dijadikan sebagai masalah utama yang

    akan diteliti melalui penelitian ini. Selain itu,

    aspek lain yang juga perlu diketahui adalah

    tujuan mahasiswa menggunakan Internet dan

    manfaat Internet bagi kebutuhan studinya.

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    3/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 9

    1.3 Pertanyaan Penelitian

    Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian

    ini adalah:

    a.  Bagaimanakah pola pemanfaatan Internet

    yang dilakukan oleh mahasiswa di

    Perpustakaan USU?

     b.  Sejauh manakah Internet bermanfaat untuk

    memenuhi kebutuhan studi mahasiswa?

    c.  Apakah tujuan mahasiswa menggunakan

    Internet?

    d.  Bagaimanakah penilaian mahasiswa terhadap

     pelayanan Internet di Perpustakaan USU?

    2. Tinjauan Teori

    2.1 Internet dan Fasilitasnya

    Internet adalah merupakan jaringan dari ribuan

     jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang

    di seluruh dunia (LaQuery, 1997). Pendapat ini

    menunjukkan bahwa Internet merupakan suatu

     jaringan internasional atau mancanegara yang

    menghubungkan jutaan komputer di dunia.

    Pendapat lain menyatakan bahwa Internet adalah

    sistem komputer yang saling berhubungan,

    sehingga memungkinkan komputer desktop yang

    kita miliki dapat bertukar data, pesan, dan file-file dengan berjuta-juta komputer lain yang

     berhubungan ke Internet (Allen, 1997). Kedua

    definisi di atas memberikan pemahaman yang

    sangat mendasar, bahwa berbicara tentang

    Internet objeknya adalah komputer, jaringan dan

     perangkat lainnya (hardware dan software).

    Jaringan komputer tersedia dalam berbagai

    format, namun ada dua jenis yang utama yaitu

     Local Area Network   (LAN) dan Wide Area

     Network   (WAN).  Local Area Network   biasanya

    terbentuk dengan menghubungkan beberapakomputer yang berdekatan, yang berada pada

    suatu ruangan atau gedung dengan menggunakan

    kabel sebagai penghubungnya. Sedangkan Wide

     Area Network   adalah format jaringan di mana

    suatu komputer dihubungkan dengan yang

    lainnya melalui sambungan telepon. Data dikirim

    atau diterima oleh atau dari suatu komputer ke

    komputer lainnya lewat sambungan telepon.

    Konektor suatu komputer dengan telepon adalah

    menggunakan modem.

    Internet menyediakan sejumlah fasilitas yang

    dapat digunakan oleh pengguna, antara lain:

     Electronic Mail  (E-mail), World Wide Web 

    (WWW), File Transfer Protocol  (FTP),

     Newsgroup  atau  Mailing List , Gopher, Chat

    Group, Telnet, dan sebagainya (Sitompul, 1997).

    2.2 Dampak Internet Terhadap Perpustakaan

    Kehadiran teknologi informasi seperti Internet

    dan multimedia telah merubah konsep dasar

    maupun peran perpustakaan (Rahardjo, 1995).

    Konsep pelayanan perpustakaan yang secara

    konvensional menekankan penyediaan akses ke

    informasi yang dimiliki, kini dengan Internet

     berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya.

    Konsep perpustakaan yang selama berabad-abad

    menjadi pengelola informasi berbasis cetak

    (paper-based), kini dengan Internet dapat menjadi pengelola informasi elektronik.

    Internet, terutama dengan memanfaatkan fasilitas

    www-nya, akan memungkinkan banyak

     perpustakaan menjadi online. Perpustakaan yang

    online, berarti bahwa database  koleksinya

    tersambung ke Internet, dengan demikian dapat

    diakses dari luar perpustakaan atau dari berbagai

    tempat. Internet telah membuka dunia baru bagi

     perpustakaan. Perpustakaan yang secara

    konvensional berinteraksi secara pasif kepada

     pengguna melalui layanan buku, maupun jurnalsemata, akan menjadi lebih agresif dengan

    Internet.

    Ada beberapa konsekuensi menarik dengan

     banyaknya perpustakaan yang tersambung ke

    Internet yaitu:

    (1)  Sumber ilmu pengetahuan yang biasanya

    terbatas hanya tersedia pada jenis

     perpustakaan tertentu, kini menjadi tidak

    terbatas dengan adanya akses Internet.

    (2) Buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian dan

    dokumen lainnya yang umumnya tersediahanya di perpustakaan lokal, menjadi tidak

    terbatas karena dapat dicari di berbagai

     perpustakaan yang ada di Internet.

    (3)  Perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi

     berbasis cetak (paper based), akan tetapi

    menjadi pusat diseminasi informasi maupun

     pangkalan data penelitian serta aktivitas

    lainnya (Purbo, 1996)

    Melakukan pengambilan  file  (download) suatu

    informasi tertentu dari Internet ada kalanya

     bersifat gratis dan ada juga yang harus

    membayar.  Download file  artikel dari jurnal

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    4/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 10

    ilmiah tertentu, biasanya selalu meminta

     pembayaran, atau untuk dapat mengakses jurnal

    itu harus membayar biaya langganan per tahun.

    Sekalipun demikian, jika dihitung biaya

    melanggan suatu jurnal ilmiah tercetak jauh lebih

    mahal, jika dibandingkan dengan biaya

    melanggan jurnal itu secara online. Hal ini dapat

    dimengerti, karena penerbit jurnal tersebut tidak

    lagi memperkirakan biaya pencetakan, distribusi

    dan sebagainya. Bagi perpustakaan yang sudah

    tersambung dengan Internet keadaan ini sangat

    menguntungkan karena menghemat biaya

     pengadaan, menghemat penyimpanan, dan dapat

    memperoleh informasi dari jurnal itu dalam

    waktu yang relatif sangat cepat, dan sebagainya.

    Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet berdampak positif terhadap perpustakaan.

    Internet memunculkan suatu paradigma baru

    dalam pelayanan perpustakaan. Internet

    memberikan banyak kemudahan bagi

     pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan

    misinya.

    2.3 Internet sebagai Sumber Informasi Ilmiah

    Sebagai akibat dari perkembangan teknologi

    informasi yang begitu pesat, beraneka ragam

    sumber daya informasi telah terdigitalisasi atauterkomputerisasi. Perkiraan di masa mendatang,

    koleksi perpustakaan dalam format elektronik

    akan dapat menyamai koleksi dalam format

    cetak. Mengamati fenomena dari perubahan yang

    sedang terjadi dewasa ini, mungkin beberapa

     perpustakaan tertentu akan lebih mengandalkan

    informasi-informasi dalam format elektronik di

    masa mendatang.

    Dengan Internet, mungkin puluhan ribu

     perpustakaan atau pusat informasi yang memiliki

    sumber informasi yang tak terhingga banyaknyadapat saling terhubung, dan dapat dimanfaatkan

    oleh ratusan juta pemakai yang terdiri dari

    individu atau organisasi (Garret, 1995).

    Ketersambungan antara berbagai perpustakaan

    melalui Internet ini, membentuk suatu sistem

    informasi yang maha besar, yang sering disebut

     perpustakaan virtual (Simanjuntak, 1995).

    Konsep perpustakaan virtual pada dasarnya

    adalah akses jarak jauh ke isi dan layanan

     perpustakaan dan sumber-sumber informasi lain,

     baik bahan-bahan cetak maupun elektronik.

    Berbagai jenis perpustakaan tersambung ke

    Internet, yang memungkinkan akses dapat

    dilakukan dan mengambil informasi dari

     perpustakaan lain yang tersebar di seluruh dunia.

    Dengan demikian, masalah akses menjadi isu

     penting untuk menyatakan kekuatan layanan

     perpustakaan.

    Selama ini persepsi tentang besar kecilnya

     perpustakaan selalu diukur berdasarkan dimensi

    fisik gedung dan koleksi. Makin banyak bahan

     pustaka buku dan majalah yang dimiliki suatu

     perpustakaan, cenderung menunjukkan kehebatan

     perpustakaan itu, karena makin besar dan

    kemungkinan koleksinya lebih lengkap.

    Perpustakaan besar selalu diasumsikan sebagai

    suatu perpustakaan yang mempunyai jumlah buku dan majalah yang banyak, kursi baca yang

     banyak, gedung yang besar dan jumlah

     pustakawan yang banyak pula. Sebaliknya,

     perpustakaan yang hanya memiliki 10 atau 15

    ribu eksemplar koleksi, sering dianggap sebagai

     perpustakaan kecil.

    Persepsi pustakawan tentang besar kecilnya

     perpustakaan berdasarkan dimensi fisik seperti

    disebut di atas tidak selamanya benar. Sebagai

    contoh, satu set General Periodical Ondisk

    Proquest dari UMI yang terdiri atas kurang lebih800 CD-ROM, yang jika ditumpukkan akan

    membentuk silinder 12 cm, maka tingginya

    mungkin hanya 1 sampai 2 meter saja, yang bila

    disimpan cukup menggunakan satu atau dua laci

     file  kabinet saja. Padahal, CD-ROM ini memuat

    citra penuh (fulltext) dari kurang lebih 1.500

     judul majalah ilmiah yang terus menerus di-

    update  setiap bulannya sejak tahun 1994 sampai

    sekarang. Jika kita menyimpan seluruh versi

    cetak yang dikandung oleh 800 CD-ROM itu,

    mungkin akan menghabiskan ruangan antara 150

    sampai 200 meter persegi. Jika dibandingkan darisudut penyimpanan, maka bahan digital seperti

    CD-ROM itu, jauh lebih menguntungkan.

    2.4 Pola Pemanfaatan Internet

    Pola pemanfaatan yang dimaksud dalam konteks

     penelitian ini adalah mencakup: proses, cara, dan

     perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas yang

    tersedia di Internet. Perbuatan memanfaatkan

    seluruh fasilitas mencakup penggunaan fasilitas

    search engine, relevansi, dan juga cara

    menelusur/mencari informasi di Internet. Proses

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    5/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 11

    mencakup: pengalaman, tempat, dan frekuensi

     penggunaan Internet.

    3. Metode

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei.

    Sumber data utama yang digunakan adalah

    responden. Responden penelitian ini adalah

    mahasiswa USU tahun akademik 2004/2005

    yang pernah menggunakan Internet di

    Perpustakaan. Selain itu, digunakan juga

    sejumlah dokumen tertentu untuk memperoleh

    data yang menyangkut jumlah mahasiswa baru,

    kondisi perpustakaan dan sebagainya. Dengan

    teknik accidental sampling  ditetapkan sampel

     penelitian sejumlah 200 responden.

    Alat pengumpul data yang digunakan dalam

     penelitian ini kuesioner atau angket. Angket

    dirancang dalam bentuk sejumlah pertanyaan

    yang mengandung aspek-aspek yang akan diteliti.

    Analisis data dilakukan dengan menggunakan

    statistik deskriptif. Berdasarkan besaran

     persentase, ditarik kesimpulan berkenan dengan

    aspek-aspek yang diteliti.

    4. Hasil dan Pembahasan

    4.1 Pola Pemanfaatan Internet

    Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya

     bahwa pola pemanfaatan Internet yang dimaksud

    dalam konteks penelitian ini adalah mencakup:

     proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan

    seluruh fasilitas yang tersedia di Internet. Namun

    sebelum membahas pola tersebut, perlu diketahui

    gambaran umum tentang pengenalan mahasiswa

    akan Internet.

    4.1.1 Pengenalan Internet

    Masa awal pengenalan Internet bagi mahasiswa,

    dapat berbeda bagi seseorang dengan yang

    lainnya. Ada mahasiswa yang sudah mengenal

    Internet sejak dini di sekolah asalnya dan ada

     pula baru mengenalnya setelah menjadi

    mahasiswa. Sebahagian besar responden

    (50,50%) mulai mengenal dan menggunakan

    Internet adalah sesudah menjadi mahasiswa. Data

    ini mengindikasikan bahwa kebanyakan

    responden belum pernah menggunakan Internet

    ketika mereka masih duduk di sekolah lanjutan,

    dengan demikian bagi sebahagian besar

    responden pengalaman menggunakan Internet

    erat kaitannya dengan statusnya sebagai

    mahasiswa. Mengingat Perpustakaan USU

    merupakan unit kerja yang pertama sekali

    menyediakan layanan Internet kepada sivitas

    akademika, maka secara langsung atau tidak

    langsung penyediaan layanan Internet di

    Perpustakaan sangat berperan dalam

    memperkenalkan dan memotivasi mahasiswa

    untuk menggunakan Internet.

    Sekitar 49,50% responden telah mengenal

    Internet sebelum menjadi mahasiswa. Mereka

    telah memiliki pengalaman menggunakan

    Internet sebelum diterima menjadi mahasiswa.

    Dengan demkian, Internet bukanlah sesuatu yang

     baru ketika mereka diterima sebagai mahasiswa.Pengalaman itu tentunya akan memudahkankan

    mereka untuk menggunakan Internet di

    Perpustakaan, dan diharapkan mereka dapat

    mendorong mahasiswa lain untuk belajar

    menggunakan Internet.

    4.1.2 Cara Mengenal Internet

    Seseorang mengenal Internet dapat melalui

     berbagai cara, di antaranya melalui pendidikan

    atau kursus, melalui bantuan teman, belajar

    sendiri dan sebagainya. Mayoritas responden(72%) menggunakan Internet melalui bantuan

    temannya. Data ini mengindikasikan bahwa pada

    umumnya responden belajar Internet adalah atas

    inisiatif sendiri melalui pergaulannya dengan

    teman-temannya.

    4.1.3 Tempat Menggunakan Internet

    Fasilitas yang tersedia untuk menggunakan

    Internet di perpustakaan/kampus tentu jumlahnya

    tidak akan sebanding dengan jumlah mahasiswa.

    Kemampuan universitas untuk menyediakanfasilitas Internet diduga sangat terbatas. Oleh

    karena itu, tempat menggunakan Internet bagi

    responden tidak terbatas hanya di perpustakaan

    atau di kampus.

    Mayoritas responden (60,50%) menyatakan

     bahwa mereka paling sering menggunakan

    Internet di Warnet, kemudian di Perpustakaan

    USU (37%). Data ini menggambarkan kondisi

    yang realistis, mengingat jumlah mahasiswa USU

    yang sangat besar, sementara ketersediaan jumlah

    komputer yang dapat digunakan untuk

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    6/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 12

    melakukan akses Internet di Perpustakaan masih

    sangat terbatas. Sekalipun persentasenya kecil

    (2,50%), namun ada di antara responden yang

    telah dapat menggunakan Internet dari rumahnya.

    4.1.4 Frekuensi Penggunaan Internet

    Frekuensi penggunaan Internet yang diukur

    melalui penelitian ini adalah rata-rata

     penggunaan Internet per bulan. Frekuensi

     penggunaan Internet bagi pemakai dipengaruhi

     banyak faktor misalnya, waktu, kebutuhan

    informasi, biaya dan sebagainya. Data

    menunjukkan bahwa sekitar 46,50% responden

    menggunakan Internet selama 1 s.d. 5 hari per

     bulan, 37,50% menyatakan menggunakan

    Internet selama 6 s.d. 10 hari per bulan, 8%menggunakan selama 11 s.d. 15 hari per bulan

    dan 4% masing-masing menggunakan Internet

    selama 16 s.d. 20 hari dan lebih dari 20 hari per

     bulan. Berdasarkan data ini dapat

    diinterpretasikan bahwa mayoritas responden

    (53,50%) telah menggunakan Internet selama 6

    hari atau lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan. Data

    ini menggambarkan bahwa responden telah

    meluangkan sebagian waktu belajarnya dan

    sebahagian dari uang belanjanya untuk

    melakukan akses informasi dengan menggunakan

    Internet.

    4.1.5 Lama Akses

    Lama akses yang dilakukan oleh setiap

     pengakses informasi pada saat menggunakan

    Internet dapat dipengaruhi oleh banyak hal

    misalnya waktu, ketersediaan dana, kecepatan

     jaringan, jenis informasi yang ingin dicari,

     perolehan informasi yang relevan dan

    sebagainya. Data menunjukkan bahwa mayoritas

    responden (82%) melakukan akses selama 1 s.d.

    2 jam pada setiap kali menggunakan Internet, dansekitar 16% melakukan akses selama 3 s.d. 5 jam.

    Hanya sekitar 1% yang melakukan akses selama

    6 s.d. 8 jam dan di atas 8 jam pada setiap kali

    menggunakan Internet.

    Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akses

     pada setiap kali menggunakan Internet sifatnya

    relatif, artinya sangat bergantung kepada

     berbagai faktor atau keadaan seperti kecepatan

     jaringan, kejelasan alamat atau situs yang

    diakses, jenis informasi yang dicari, dan juga

    ketersediaan dana untuk membayar jasa layanan.

    Biasanya bila tingkat kecepatan jaringan baik,

    maka lama askes sekitar 2 (dua) jam telah

    memadai untuk mengakses informasi melalui

    Internet. Bagi pada umumnya mahasiswa, lama

    akses ini juga sangat dipengaruhi oleh

    kemampuan dananya (untuk penggunaan

     berbagai keperluan). Patut diduga bahwa banyak

    di antara responden yang ingin melakukan akses

    Internet (bukan untuk mengakses artikel jurnal

    elektronik) dengan waktu berjam-jam, akan tetapi

    karena keterbatasan dana yang dimilikinya, maka

    mahasiswa tersebut cenderung akan membatasi

    diri.

    4.1.6 Penggunaan Fasilitas Internet

    Di Internet tersedia sejumlah fasilitas yang dapatdigunakan pada setiap kali menggunakan

    Internet. Penggunaan fasilitas tersebut sangat

    tergantung kepada keperluan pengguna Internet.

    Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa

    fasilitas yang paling sering digunakan responden

     pada setiap kali menggunakan Internet ialah

    WWW (93,50%). Data ini sangat realitis

    mengingat fasilitas ini merupakan fasilitas yang

     paling ampuh digunakan untuk melakukan

     penelusuran atau pencarian informasi.

    Fasilitas e-mail  juga merupakan fasilitas yangsangat dominan digunakan oleh responden.

    Sekitar 77% responden menyatakan bahwa

    mereka paling sering memanfaatkan fasilitas e-

    mail  dibanding dengan fasilitas chatting, telnet,

    dan sebagainya. Berdasarkan data ini dapat

    diinterpretasikan bahwa mayoritas responden

    telah terbiasa berkomunikasi menggunakan surat

    elektronik (e-mail). Berkomunikasi dengan surat

    elektronik selain prosesnya sangat cepat,

     biayanya juga sangat murah.

    Selain menggunakan fasilitas tersebut di atas, pengguna Internet juga harus menggunakan

    search  engine  untuk melakukan pencarian

    informasi. Terdapat sejumlah search engine yang

    dapat digunakan untuk melakukan pencarian

    informasi di Internet. Kemampuan masing-

    masing search engine  dalam menemukan situs

    informasi yang relevan dengan query  pengguna

    ada kalanya berbeda. Desain dan interface  dari

    masing-masing search engine  juga selalu

     berbeda. Keberadaan desain dan interface  dari

    masing-masing search  engine  sangat

     berpengaruh untuk menarik minat dan perhatian

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    7/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 13

     pengguna dalam melakukan penelusuran di

    Internet.

    Data memperlihatkan bahwa search engine yang

     paling sering digunakan responden ketika

    melakukan penelusuran di Internet ialah Google

    (84,50%) dan Yahoo (72%), sedangkan

     penggunaan search engine yang lain tidak begitu

    menonjol jika dibanding dengan kedua search 

    engine  tersebut. Gambaran data ini berhubungan

    erat dengan kemampuan kedua search engine 

    tersebut yang dinilai memiliki berbagai

    keunggulan dibanding dengan yang lainnya.

    Dalam penilaian umum pengguna Internet, kedua

    search engine  tersebut dikategorikan sebagai

    search engine  yang paling baik dan akrab bagi

     pengguna pada saat ini.4.1.7 Titik Akses

    Umumnya responden dapat melakukan

     penelusuran informasi dari sejumlah titik akses.

    Data menunjukkan bahwa mayoritas responden

    selalu melakukan penelusuran melalui titik akses

     judul, subjek, kata kunci dan teks bebas.

    Penelusuran melalui titik akses judul, subjek dan

    kata kunci biasanya akan menghasilkan tingkat

    ketepatan (precision) yang tinggi dalam

    memanggil dokumen yang relevan dengan

     permintaan. Dilatar-belakangi tingkat ketepatanyang tinggi tersebut, sehingga pada umumnya

     pengguna selalu melakukan penelusuran melalui

    titik akses tersebut.

    4.1.8 Penggunaan Operator dalam Melakukan

    Penelusuran

    Untuk merumuskan query ke dalam format yang

    spesifik dan terbaca oleh mesin penelusuran,

    diperlukan sejumlah operator yang sudah standar

    dan lazim digunakan dalam penelusuran di

    Internet. Data menunjukkan bahwa hanya

    sebahagian kecil (22%) responden yang sering

    menggunakan operator Boolean dalam

    melakukan pencarian informasi di Internet.

    Padahal, operator Boolean merupakan operator

    yang paling umum tersedia pada hampir seluruh

    sistem temu-balik (information retrieval) dari

     berbagai pangkalan data. Patut diduga, data ini

    mengindikasikan bahwa sebahagian besar

    responden kurang atau belum mengenal dan

    memahami fungsi dari operator Boolean dalam

     pencarian informasi di Internet.

    Sebagian besar (61%) responden menyatakan

    sering menggunakan operator  proximity  dalam

    melakukan pencarian informasi di Internet.

    Pengenalan dan pemahaman terhadap fungsi

    operator ini akan membantu pengguna Internet

    untuk bisa mendapatkan informasi dengan tingkat

    ketepatan (precision) yang tinggi. Sebab dengan

    operator ini responden dapat memperoleh

    dokumen yang sangat relevan dengan query-nya,

    karena dengan operator ini akan terpanggil

    dokumen yang berisi kata/isitilah yang tingkat

    kedekatannya sangat dekat dengan kata/istilah

     penelusuran. Akan tetapi perlu diketahui bahwa

    masih banyak sistem temu-balik informasi yang

    masih belum menerapkan fungsi dari operator ini.

    Persentase responden yang sering menggunakan

    operator truncation  jumlahnya sangat kecil(13%), dan mayoritas responden (68%)

    menyatakan tidak pernah menggunakannya. Data

    ini mengindikasikan bahwa responden kurang

    atau belum mengenal fungsi dari operator

    tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena operator

    ini masih belum umum digunakan pada sistem

    temu- balik dari berbagai pangkalan data pada

    sejumlah situs di Internet.

    4.1.9 Relevansi Perolehan dengan Kebutuhan

    Informasi

    Keinginan pencari informasi adalah untuk

    mendapatkan informasi yang relevan dengan

    kebutuhan. Akan tetapi, pencarian informasi di

    Internet tidak selalu berhasil untuk mendapatkan

    informasi yang relevan dengan kebutuhan. Hal

    itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari si

     penelusur untuk menentukan strategi

     penelusuran, dan juga dipengaruhi oleh faktor

    ketersediaan informasi pada sejumlah situs yang

    dituju. Mayoritas responden (67,50%)

    menyatakan informasi yang didapatkannya dari

    hasil penelusuran menggunakan Internet kadang-kadang relevan, sedangkan sekitar 26%

    menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar

    6,50% yang menyatakan jarang. Data ini

    menggambarkan hal yang nyata, karena seperti

    apa yang dikemukakan di atas, bahwa pada setiap

     pencarian informasi di Internet tidak selalu pasti

     berhasil mendapatkan informasi yang relevan

    dengan kebutuhan, sebab banyak faktor yang

    sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan

    tersebut.

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    8/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 14

    4.1.10 Jenis Informasi yang Paling Sering

    Dicari di Internet

    Jenis informasi yang dicari oleh pengguna di

    Internet dapat berupa informasi ilmiah dan/atau

    informasi umum atau non-ilmiah. Jenis informasi

    yang diinginkan sangat tergantung dengan

    kebutuhan dan kondisi pengguna Internet.

    Data menunjukkan bahwa mayoritas responden

    (77,50%) menyatakan bahwa jenis informasi

    yang paling sering dicari di Internet adalah

    informasi ilmiah. Data ini menggambarkan

    keadaan yang sangat realistis, sebab idealnya

     bahwa seorang mahasiswa harus lebih

    memprioritaskan pencarian informasi ilmiah

    daripada jenis informasi yang lainnya. Data ini juga sangat sinkron dengan data lain yang

    menyatakan bahwa tujuan utama dari mayoritas

    responden menggunakan Internet adalah untuk

    mendapatkan informasi ilmiah. Selain itu, data

    ini juga dapat merupakan jawaban untuk menepis

    anggapan atau wacana yang menyatakan bahwa

    umumnya mahasiswa menggunakan Internet

    hanya untuk mencari informasi umum atau

    informasi non-ilmiah termasuk informasi yang

     bersifat pornografi. Melalui data tersebut di atas

    dapat diinterpretasikan bahwa mayoritas

    responden telah memanfaatkan Internet sebagaisarana penting guna mendapatkan informasi

    ilmiah.

    4.1.11 Perlakuan Terhadap Informasi

    Informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran

    menggunakan Internet dapat di-download ,

    dicetak dan/atau hanya dibaca di monitor. Pada

    dasarnya pengguna dapat secara bebas

    memperlakuan informasi yang didapatnya

    melalui penelusuran dari Internet.

    Data menunjukkan bahwa perlakuan yang paling

    sering dilakukan responden terhadap informasi

    yang didapatkan dari Internet adalah men-

    download   (56,50%) dan mencetak (44%),

    sedangkan yang hanya membaca di Internet

     jarang dilakukan. Biasanya bila seseorang men-

    download   atau mencetak informasi yang

    diperoleh dari Internet, cenderung informasi

    tersebut adalah informasi yang penting atau yang

     berguna baginya atau sesuai dengan

    kebutuhannya. Sedangkan bila informasi hanya

    dibaca di monitor, biasanya informasi tersebut

    adalah informasi yang kurang atau tidak penting

    untuk dimilikinya. Oleh karena itu, data di atas

    mengindikasikan bahwa rasio perolehan (recall)

    informasi dengan tingkat ketepatan (precision)

    yang sering dialami oleh responden cenderung

    tinggi. Diduga, kecenderungan ini yang

    menyebabkan responden selalu men-download  

    dan/atau mencetak hasil penelusuran yang

    diperolehnya dari Internet.

    4.2 Manfaat Internet

    Sebagai salah satu sumber daya informasi yang

    sangat besar, Internet dapat dimanfaatkan untuk

     berbagai keperluan, baik untuk keperluan pribadi

    maupun organisasi. Untuk keperluan pribadi

    misalnya, Internet dapat bermanfaat untuk berbagai hal di antaranya untuk keperluan studi,

     pekerjaan, komunikasi dan sebagainya.

    Mayoritas responden (59%) menyatakan bahwa

    Internet bermanfaat digunakan untuk membantu

    keperluan studi. Hal itu berarti bahwa Internet

    telah dijadikan sebagai salah satu sumber daya

    informasi guna memenuhi kebutuhan studinya.

    Sebahagian besar responden telah memanfaatkan

    Internet untuk melakukan pencarian informasi

    guna mendukung keperluan studinya. Data ini

    sinkron dengan data lain yang menggambarkan

    tujuan utama responden menggunakan Internetadalah untuk mencari informasi ilmiah guna

    memenuhi kebutuhan studinya.

    Selain untuk memenuhi kebutuhan studi,

    responden juga menggunakan Internet sebagai

    media komunikasi (31%), hiburan (8,50%) dan

    untuk berbelanja (1,50%). Sebahagian responden

    telah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di

    Internet sebagai media untuk berkomunikasi

    misalnya untuk mengirim dan menerima surat

    yang sifatnya elektronik (e-mail) dan chatting.

    Sekalipun persentasenya kecil, responden telahmenggunakan Internet sebagai sarana hiburan.

    Berdasarkan data ini dapat ditafsirkan bahwa

    sumberdaya informasi yang tersedia di Internet

    telah dapat dimanfaatkan oleh sebahagian

    responden sebagai sarana rekreasi. Hal ini sesuai

    dengan salah satu fungsi perpustakaan yaitu

    sebagai sarana untuk mendapatkan rekreasi

    melalui bacaan. Artinya, melalui bahan bacaan

    yang tersedia di Internet, seseorang yang

    membacanya dapat terhibur.

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    9/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 15

    Bagi sebahagian pencari informasi, ada yang

    telah menjadikan Internet menjadi sumber daya

    informasi yang utama, pelengkap dan sebagainya.

    Keadaan ini sangat tergantung kepada status dan

     profesi dari pencari informasi. Status dan profesi

    sangat berpengaruh terhadap kebutuhan

    informasi. Kebutuhan informasi akan

    menentukan untuk dijadikan sebagai dasar utama

    dalam rangka memilih sumber daya informasi

    yang akan digunakan. Bagi sebahagian besar

    responden (58%), Internet dijadikan sebagai

    sumber informasi pelengkap dalam rangka

    memenuhi kebutuhan studinya, sedangkan bagi

    sekitar 23,50% responden telah menjadikan

    Internet sebagai sumber informasi utama guna

    memenuhi kebutuhan studinya. Data ini

    menggambarkan bahwa berbagai situs yangtersedia di Internet telah dapat diandalkan

    sebagai sumber daya informasi utama guna

    memenuhi kebutuhan studi mahasiswa untuk

     jenis dan jenjang program studi tertentu.

    4.3 Tujuan Menggunakan Internet

    Tujuan seseorang menggunakan Internet dapat

     berbeda. Perbedaan tujuan itu sangat dipengaruhi

     banyak faktor, di antaranya kebutuhan informasi

    dan komunikasi. Mayoritas responden

    menyatakan bahwa tujuan utama menggunakanInternet adalah untuk mencari informasi ilmiah

    (63%). Data ini mengindikasikan bahwa

    umumnya responden telah memanfaatkan

    Internet sebagai salah satu sumber daya informasi

    ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya.

    Keadaan ini sangat positif mengingat tugas

     pokok mahasiswa adalah untuk belajar. Salah

    satu proses yang harus dilakukan dalam belajar

    ialah bagaimana cara untuk mendapatkan

     berbagai sumber informasi ilmiah yang secara

    mutlak diperlukan untuk mendukung

    keberhasilan studi.

    Selain itu, responden juga telah menggunakan

    Internet sebagai sarana komunikasi yaitu e-mail 

    dan chatting  (28,50%) dan juga sebagai sarana

    untuk mendapatkan berita dari berbagai surat

    kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya

    online  (7%), bahkan sekitar 1,50%

    menggunakannya untuk berbelanja. Data ini

    menggabarkan bahwa sebahagian responden

    telah memanfaatkan berbagai fasilitas dan

    kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan

    informasi yang tersedia di Internet untuk

    menambah pengetahuan dan kemampuannya.

    4.4 Penilaian Terhadap Pelayanan Internet

    pada Perpustakaan USU

    4.4.1 Fasilitas Pelayanan

    Fasilitas layanan yang akan dievaluasi responden

    melalui penelitian ini mencakup keadaan

    ruangan, komputer, printer dan jam layanan.

    Penilaian responden terhadap fasilitas layanan

    Internet di Perpustakaan USU tergambar melalui

    data yang diperoleh. Data menunjukkan bahwa

    hanya sekitar 3,50% yang menyatakan tidak baik,

    dengan demikian sekitar 96,50% responden

    menyatakan bahwa fasilitas layanan Internetsudah memadai, baik dan/atau sangat baik. Data

    ini mengindikasikan bahwa fasilitas layanan

    Internet yang disediakan oleh Perpustakaan USU

    telah memadai bagi kebutuhan pengguna. Dapat

    diinterpretasikan bahwa dari segi ketersediaan

    fasilitas, mahasiswa USU yang menjadi

     pengguna Internet di Perpustakaan tidak

    mendapat hambatan yang berarti dalam

    melakukan penelusuran informasi, dengan

    demikian pernyataan responden terhadap fasilitas

    layanan Internet di Perpustakaan USU dapat

    dinyatakan baik.

    4.4.2 Biaya Penggunaan Internet di

    Perpustakaan USU

    Seperti telah dikemukakan di atas bahwa salah

    satu faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi

     pemakaian Internet adalah biaya. Biasanya para

     pengguna Internet selalu mencari tempat

    menggunakan Internet yang tarif atau biaya

     penggunaannya murah. Sebaliknya, bila tempat

     penyedia akses Internet menetapkan tarif atau

     biaya penggunaan yang mahal, maka cenderung pengunanya akan sedikit. Biasanya tarif biaya

     penggunaan Internet ditetapkan berdasarkan jam

     penggunaan, misalnya Rp 3.000 per jam. Dewasa

    ini tarif biaya penggunaan Internet pada sejumlah

    rental (warnet) selalu bersaing.

    Data menunjukkan bahwa biaya penggunaan

    Internet (untuk penggunaan berbagai keperluan)

    di Perpustakaan USU adalah murah. Hal itu

    dinyatakan melalui jawaban responden di mana

    sekitar 54,50% responden menyatakan bahwa

     biaya penggunaan Internet di Perpustakaan

    adalah murah dan sangat murah. Data ini

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    10/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 16

    mengindikasikan bahwa dilihat dari sisi biaya,

    maka layanan Internet yang disediakan oleh

    Perpustakaan telah sanggup berkompetisi dengan

    sejumlah rental atau Warnet yang ada di sekitar

    kampus. Dapat diinterpretasikan bahwa dari segi

    tarif atau biaya, mahasiswa USU yang menjadi

     pengguna layanan Internet tidak atau kurang

    mengalami kendala yang berarti pada setiap kali

    menggunakan Internet di Perpustakaan.

    4.4.3 Bantuan Pengguna

    Tidak semua pengguna dapat belajar secara

    mandiri untuk menggunakan Internet. Seperti

    telah dikemukakan di atas bahwa seseorang bisa

    menggunakan Internet dapat melalui berbagai

    cara, seperti melalui kursus, bantuan teman,

    melalui buku, mencoba sendiri dan sebagainya.Salah satu nilai tambah bagi pengguna Internet di

    Perpustakaan ialah tersedianya bantuan

     pengguna. Bantuan pengguna disediakan kepada

    umumnya pengguna khususnya para pengguna

     pemula. Bantuan tesebut berupa penyediaan

     pustakawan yang telah terampil dalam

    melakukan pencarian informasi di Internet.

    Bantuan ini sifatnya cuma-cuma.

    Mayoritas responden (55,50%) menyatakan

     bahwa mereka jarang menerima bantuan tentang

    cara menggunakan Internet dari pustakawan.Data ini menggambarkan keadaan yang

    sebenarnya, sebab bila dihubungkan dengan data

    sebelumnya di mana mayoritas responden telah

    menggunakan Internet sekitar 3 s.d. 4 tahun

    lamanya. Dengan demikian, pada umumnya

    responden bukan lagi pemakai pemula dalam

    menggunakan Internet. Dipastikan mereka telah

    dapat menggunakan Internet secara mandiri,

    tanpa harus mendapat bantuan dari pustakawan.

    Bagi sebagian kecil responden (25,50%) bantuan

    tentang cara menggunakan Internet masihdiperlukan. Dapat dipastikan kelompok

    responden ini adalah pengguna Internet pemula

    yang mungkin baru mulai menggunakan Internet.

    Data ini mengindikasikan bahwa penyediaan

     bantuan penggunaan Internet di perpustakaan

    senantiasa diperlukan, sebab belum seluruh

    mahasiswa USU bisa menggunakan Internet

    secara mandiri.

    5. Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan

    Dari uraian di atas dapat ditarik sejumlah

    kesimpulan antara lain:

    (1)  Sebahagian besar responden (50,50%) mulai

    menggunakan Internet adalah sesudah

    diterima menjadi mahasiswa USU.

    (2) Mayoritas responden (72%) menggunakan

    Internet melalui bantuan temannya. Data ini

    mengindikasikan bahwa pada umumnya

    responden belajar Internet adalah atas

    inisiatif sendiri melalui pergaulan dengan

    teman-temannya.

    (3)  Tujuan utama responden menggunakan

    Internet adalah untuk mencari informasiilmiah (63%). Selain itu, responden juga

    telah menggunakan Internet sebagai sarana

    komunikasi (e-mail) dan juga sebagai sarana

    untuk mendapatkan berita dari berbagai surat

    kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya

    online.

    (4) Mayoritas responden (59%) menyatakan

     bahwa Internet bermanfaat digunakan untuk

    membantu keperluan studi. Selain untuk

    memenuhi kebutuhan studi, responden juga

    menggunakan Internet sebagai media

    komunikasi, hiburan dan untuk berbelanja.(5) Mayoritas responden (60,50%) menyatakan

     paling sering menggunakan Internet di

    Warnet, kemudian di perpustakaan (37%).

    (6) Mayoritas responden (53,50%) telah

    menggunakan Internet selama 6 hari atau

    lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan, dan

    mayoritas (82%) dari mereka melakukan

    akses selama 1 s.d. 2 jam pada setiap kali

    menggunakan Internet.

    (7)  Fasilitas yang paling sering digunakan

    responden pada setiap kali menggunakan

    Internet ialah WWW (93,50%) dan e-mail (77%).

    (8) Mayoritas responden (78%) selalu

    melakukan penelusuran melalui titik akses

     judul, subjek, kata kunci dan teks bebas, dan

    hanya sebahagian kecil (22%) responden

    yang sering menggunakan operator Boolean

    untuk memformulasikan query-nya dalam

    melakukan pencarian informasi di Internet.

    (9) Mayoritas responden (67,50%) menyatakan

    informasi yang didapatkannya dari hasil

     penelusuran menggunakan Internet kadang-

    kadang relevan, sedangkan sekitar 26%

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    11/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 17

    menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar

    6,50 % yang menyatakan jarang.

    (10)  Mayoritas responden (77,50%) menyatakan

     bahwa jenis informasi yang paling sering

    dicari di Internet adalah informasi ilmiah.

    (11)  Perlakuan yang paling sering dilakukan

    responden terhadap informasi yang

    didapatkan dari Internet adalah men-

    download   (56%) dan mencetak (44%),

    sedangkan yang hanya membaca di monitor

     jarang dilakukan. Data ini mengindikasikan

     bahwa rasio perolehan (recall) informasi

    dengan tingkat ketepatan (precision) yang

    sering dialami oleh responden cenderung

    tinggi.

    (12)  Pernyataan responden terhadap fasilitas

    layanan Internet di Perpustakaan USUadalah baik. Sekitar 96,50% responden

    menyatakan bahwa fasilitas layanan Internet

    sudah memadai dan/atau sangat baik.

    Kemudian, 54,50% responden menyatakan

     biaya penggunaan Internet di Perpustakaan

    USU adalah sangat murah.

    5.2 Saran

    Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil

    responden yang menggunakan Internet di

     perpustakaan/kampus sedangkan mayoritasresponden menggunakan Internet adalah di

    warnet di luar kampus. Disarankan agar pimpinan

    universitas memanfaatkan kondisi ini sebagai

     peluang untuk berinvestasi atau mengundang

     pihak swasta melakukan investasi dalam bidang

    layanan jasa Internet, mengingat seluruh

    mahasiswa USU adalah pengguna potensial

    (potential users) dalam layanan jasa Internet.

    Masih banyak responden yang belum dapat

    memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Internetsecara maksimal, untuk mengatasi hal ini

     pendidikan atau bimbingan pemakai untuk

     penggunaan Internet dirasa sangat perlu diberikan

    oleh unit-unit yang menyediakan layanan jasa

    Internet seperti perpustakaan, pusat komputer dan

    sebagainya.

    Rujukan

    Allen, Douglas W., Johnson, Steve; Suharsono

    [alih bahasa] (1997). Pedoman belajar

    Internet = The Learning guide to the

    Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo.

    Creth, Sheila (1996). The Electronic Library:

    slouching toward the future or creating a

    new information environment. Follet

    Lecture Series.

    .

    Duval, Beverly K., Main, Linda (1992).

    Automated Library Systems: a librarian’s

    guide and teaching manual. Meckler,

    London.

    Garret, John R (1995). “What is a digital library”.Digital Libraries Conference: Moving

    forward into the information era.

    Kaniki, Andrew M. (1992). “Information seeking

    and information providers among Jambian

    Farmers”. Libri: International Library

    Rivew, 41 (3), 147-168.

    Keen, Peter G. W. (1995). Every managers guide

    to information technology. Boston:

    Harvard Business School.

    LaQuey, Tracy, Wospakrik, Hans J.

    [Penerjemah] (1997). Sahabat Internet:

     pedoman bagi pemula untuk memasuki jaringan-jaringan global = Internet

    companion: a beginner’s guide to global

    networking. Bandung: Penerbit ITB.

    Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

    (2002). Laporan Akuntabilitas Tahun 2002.

    Medan: Perpustakaan USU.

    Purbo, Onno W. (1996). Perpustakaan dan

    teknologi informasi/Internet. Bandung:

    Institut Teknologi Bandung.

    Rahardjo, Arlinah Imam (1996). “Teknologi

    informasi: ancaman ataukah peluang bagi

     profesi pustakawan di Indonesia”.Prosiding Kongres VII Ikatan Pustakawan

    Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta:

    Ikatan Pustakawan Indonesia.

    Rimbarawa, Kosam (ed) (1995). Kerjasama

     jaringan perpustakaan dan akses informasi:

    kumpulan karya tulis. Luwarsih

    Pringgoadisurjo. Jakarta: PDII-LIPI.

    Simanjuntak, Melling (1995) “Kepustakawanan

    Alternatif”. Prosiding Kongres VII Ikatan

    Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah.

    Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

  • 8/18/2019 Pemanfaatan Internet Studi Kasus

    12/12

    Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

    Halaman 18

    Sitompul, Darwin (1997). Perkembangan

    Internet. Medan: Puskom USU.

    Sugiyono (1998). Metode Penelitian

    Administrasi. Bandung: Alfabeta.

    Tedd, Lucy A. (1993). An Introduction to

    Computer-Based Library Systems, Third

    Edition. John Wiley & Sons: Chichester.

    Wahyudi, J.B. (1992). Teknologi informasi dan

     produksi citra bergerak. Jakarta: Gramedia

    Pustaka Utama.