PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK...

235
PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi Komunikasi Pada Masyarakat Minangkabau Kota Padang, Sumatera Barat) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Stephanie Elia 12140110237 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2016

Transcript of PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK...

Page 1: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI

PADANG (Studi Etnografi Komunikasi Pada Masyarakat Minangkabau Kota Padang,

Sumatera Barat)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Stephanie Elia

12140110237

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI MULTIMEDIA JOURNALISM

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2016

Page 2: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya

sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain,

dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk pada skripsi ini

telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka.

Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/penyimpangan, baik

dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia

menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang

telah saya tempuh.

Tangerang, 19 Juni 2016

Stephanie Elia

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 3: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

iv

PEMAKNAAN PROSESI ADAT ‘BARALEK’ NAGARI PADANG

(Studi Etnografi Komunikasi Pada Masyarakat Minangkabau di Kota Padang

Sumatera Barat)

ABSTRAK

Oleh: Stephanie Elia

Perkawinan merupakan suatu fase kehidupan yang akan dijalani oleh manusia.

Perkawinan bagi orang Minang dianggap sebagai suatu masa peralihan hidup yang

amat penting. Setelah menikah, seseorang dianggap telah memasuki dunia dewasa

dan mengalami peralihan status dari kemenakan menjadi urang (orang). Bagi orang

Minang, perkawinan merupakan sebuah bentuk peresmian ikatan atau hubungan

timbal balik antara dua kaum yang dipersatukan dalam sebuah ikatan perkawinan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menjadikan

konstruktivis sebagai paradigma penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode etnografi komunikasi, dikarenakan

penelitian ini berfokus pada pemaknaan rangkaian prosesi adat ‘Baralek’ Nagari

Padang, Kota Padang, Sumatera Barat. Teori yang melatarbelakangi penelitian ini

adalah teori interaksionisme simbolik dan etnografi komunikasi. Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) Mengetahui komponen komunikasi yang terkandung dalam

prosesi adat ‘Baralek’ Nagari Padang; (2) Mengetahui situasi komunikasi dari prosesi

adat ‘Baralek’ Nagari Padang; (3) Mengetahui tindakan komunikasi prosesi adat

‘Baralek’ Nagari Padang. (4) Mengetahui makna prosesi adat ‘Baralek’ Nagari

Padang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi dalam

prosesi adat ‘Baralek’ Nagari Padang dibangun dari peristiwa, situasi, dan tindakan

komunikasi. Masyarakat Minangkabau memaknai prosesi adat ‘Baralek’ Nagari

Padang sebagai sebuah kewajiban adat dan bagian dari identitas mereka sebagai

orang Minangkabau. Dalam pelaksanaannya ‘Baralek’ menjunjung nilai Islami yang

dipegang teguh dan dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak.

Kata kunci : perkawinan, adat, budaya, etnografi komunikasi, interaksionisme

simbolik

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 4: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas

penyertaanNya selama ini, berkat karunia dan kasih sayang-Nya penulis dapat

melakukan dan menyelesaikan penelitian berjudul Pelaksanaan Prosesi Adat

‘Baralek’ Nagari Padang (Studi Etnografi Komunikasi Pada Masyarakat

Minangkabau di Kota Padang Sumatera Barat).

Selama peneliti melaksanakan penelitian ini, peneliti banyak sekali

mendapatkan bimbingan dan bantuan dari dosen pembimbing, orangtua, sahabat,

serta narasumber. Dalam penyusunan laporan penelitian ini pun penulis mendapatkan

banyak sekali dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekat.

Dengan berakhirnya proses penulisan laporan penelitian ini, peneliti ingin

mempergunakan kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang terus mendukung peneliti untuk menyelesaikan karya ini tepat waktu. Terima

kasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada :

1. Dr. Amin Sar Manihuruk, M,Si., selaku dosen pembimbing skripsi

yang selalu membimbing dan menyemangati peneliti dalam

penyusunan dan pembuatan skripsi sehingga peneliti dapat

menyelesaikannya tepat pada waktunya. Terima kasih atas

kesempatannya.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 5: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

vi

2. Dr. Bertha Sri Eko M., M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas

Ilmu Komunikasi sekaligus penguji, karena telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk menyusun penelitian ini dan

memberi masukan.

3. Camelia Catharina L.S., S.Sos., M.Si. selaku ketua sidang yang

telah memimpin jalannya sidang dengan sangat baik.

4. Kepada ayah, Edward Benthus yang telah sangat membantu dan

berperan besar dalam membantu peneliti menemukan narasumber

yang dibutuhkan. Terima kasih untuk selalu memberikan dorongan

dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Juga kepada ibu, Yaniwati Litardi. Terima kasih atas motivasi dan

penyertaannya baik dalam moriil maupun materiil.

5. Kepada Indra Faisal, Chessie, Dewi, Novianty, dan Marah Yulius

selaku informan yang telah bersedia untuk diwawancarai serta

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Terima kasih

atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan.

6. Kepada Sisilia Yolanda dan Sabrina Effendi selaku sahabat yang

sangat membantu peneliti dalam menemukan narasumber,

informasi, dan buku-buku mengenai budaya Minangkabau. peneliti

merasa amat bersyukur atas support dan perhatian yang diberikan.

Terima kasih untuk selalu ada.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 6: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

vii

7. Kepada Wenny Halim, selaku kakak yang bersedia meminjamkan

netbook miliknya untuk digunakan peneliti dalam mengetik serta

menyusun skripsi ini, dari awal hingga akhir.

8. Kepada The Binales: Jerry, Sen, Via, Gaby, Toyo, Yoko, Della,

Nca, dan Fabi selaku sahabat. Terima kasih atas perhatian, support,

canda, tawa, serta cobaan yang diberikan kepada peneliti selama

menyusun skripsi ini. See you on top, Guys!

9. Kepada teman seperjuangan menyusun skripsi. Maya Novita dan

Michelle Clysia. Terima kasih karena telah menemani, serta

memberi saran kepada peneliti dalam proses penulisan skripsi.

Bertoga 2016!

10. Terima kasih kepada Jonathan Vito selaku partner setia peneliti

dalam menjalani hari-hari. Terima kasih atas dukungannya.

11. Dan terima kasih kepada semua teman yang sudah memberi

dukungan, canda tawa, dan berbagi kisah selama proses

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas partisipasi, bantuan,

semangat, dan motivasinya.

Terima kasih untuk semua pihak di atas, yang jasa-jasanya tak bisa dikupas

satu per satu. Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu

peneliti terbuka untuk kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat, baik sebagai

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 7: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

viii

sumber informasi maupun sumber inspirasi, baik dalam bidang akademis maupun

praktis.

Tangerang, 17 Juni 2016

Stephanie Elia

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 8: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..…….ii

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………..….iii

ABSTRAKSI……………………………………………………...............................iv

KATA PENGANTAR …………………………………………….…………………v

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..xiv

DAFTAR TABEL………………………………………….…………………….…xv

DAFTAR BAGAN………………………………………………………………..xvi

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………..……...1

1.1 Latar Belakang………………………….……………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………...….………...…....……...4

1.3 Tujuan Penelitian…..…………….…….………..……......…….4

1.4 Kegunaan Penelitian……………………………...…………….5

BAB II

KERANGKA TEORI…………………………………………………..……..6

2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu………………………………….…..6

2.2 Teori dan Konsep Yang Digunakan……………………………..10

2.2.1 Landasan Teori………………………………..…………...10

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 9: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

x

2.2.1.1 Interaksionisme Simbolik……………………..….10

2.2.1.2 Etnografi Komunikasi………………………...…...13

2.2.1.3 Kebudayaan……………………………………….15

2.2.1.4 Baralek ………………………………………….19

2.2.1.5 Langkah Adat Perkawinan Minangkabau………..23

2.3 Kerangka Pemikiran………………………...……………………37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN……………………………..………………38

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ……………………………….…….38

3.2 Metode Penelitian…….……………..………………………….40

3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………….40

3.4 Unit Analisis.…………………………………………………..43

3.5 Keabsahan data….……………………………………………..45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….………………..……....50

4.1 Subjek dan objek peneitian…….…………….……………..….50

4.1.1 Prosesi Baralek Adat Nagari Padang………….………….56

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 10: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xi

4.1.2 Letak Geografis…………………………….……………..54

4.1.3 Jumlah Penduduk Kota Padang………………………….54

4.1.4 Profil Informan……………………………………………56

4.2 Hasil Penelitian……………………………………….………….58

4.2.1 Pelaksanaan Prosesi Baralek Nagari Padang…….………61

4.2.2 Pemaknaan Prosesi Baralek Nagari Padang………..…….62

4.2.3Pengaruh Agama dalam Prosesi Baralek

Nagari Padang………………………………………….….87

4.3 Pembahasan………………………………………………………89

4.3.1 Makna Prosesi Baralek Nagari Padang dalam

Perspektif Teori Interaksi Simbolik.....................................91

4.3.2 Makna Prosesi Baralek Nagari Padang dalam

Perspektif Teori Interaksi Simbolik dan

Etnografi Komunikasi……………………………………..93

4.3.3 Analisis Makna Peristiwa Komunikasi…………...………95

4.3.3.1 Prosesi Manapuak Banduah………………….…..95

4.3.3.2 Prosesi Maminang dan Barundiang……………105

4.3.3.3 Prosesi Malam Bainai………………….…….…..114

4.3.3.4 Prosesi Manjapuik Marapulai……………….…..123

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 11: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xii

4.3.3.5 Akad Nikah………………………………………132

4.3.3.6 Babako…………………………………...………137

4.3.3.7 Baralek……………………………………..…….144

4.3.4 Analisis Makna Situasi Komunikasi pada Prosesi

Baralek Nagari Padang………………..…...…………….146

4.3.5 Analisis Tindak Komunikasi pada Prosesi Adat

Baralek Nagari Padang………………............................151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………..156

5.1 Simpulan………………………….……………………………...158

5.2 Saran……………………………………………………………...160

5.2.1 Saran Akademis…………………………………………...162

5.2.2. Saran Praktis………………………………………………164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 12: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xiii

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 13: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Makan Bajamba………………………………………………………...61

Gambar 4.2 Carano………………………………………………………………......66

Gambar 4.3 Prosesi Malam Bainai…………………………………………………..69

Gambar 4.4 Anak Daro Bersama Daun Inai di Jari…………………………………71

Gambar 4.5 Akad Nikah……………………………………………………………..73

Gambar 4.6 Anak Daro Diantar Bako Menuju Rumah Orangtua…………………...75

Gambar 4.7 Tarian Pasambahan……………………………………………………..75

Gambar 4.8 Baju Adat Marapulai dan anak daro………………………….………74

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 14: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Review Penelitian Sejenis Terdahulu…………………………………..…9

Tabel 3.1 Matriks Informan……………………………………………………….41

Tabel 4.1Jumlah Penduduk Kota Padang…………………………………………....53

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 15: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………………35

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 16: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia ditakdirkan untuk hidup berpasang-pasangan dan terikat

dalam suatu hubungan perkawinan. Perkawinan sendiri dilakukan oleh

seorang laki-laki dan perempuan untuk memenuhi kebutuhan masing-

masing, baik secara rohani maupun jasmani. Perkawinan bagi orang

Indonesia khususnya suku Minangkabau, tentunya tidak hanya melibatkan

kedua mempelai semata, namun juga orang tua serta seluruh anggota

keluarga besar dari kedua belah pihak.

Perkawinan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan

perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial (Asmin,

1986, h. 10). Perkawinan dinilai sebagai suatu hal yang sakral dan amat

penting bagi suku Minangkabau.

Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Republik Indonesia

Pasal 1 menjelaskan, bahwa perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

ketuhanan Yang Maha Esa.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 17: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

2

Suku Minangkabau adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi

seluruh hukum adat dan segala ketentuannya. Bagi masyarakat ini, adat

merupakan jalan hidup, cara berpikir dan bertindak. Dari cara berpikir dan

bertindak itulah lahirnya sebuah kebudayaan. Bicara tentang adat

dan budaya Minangkabau sama artinya dengan bicara tentang penerapan

ajaran-ajaran Islam di dalam masyarakat Minangkabau. Dengan kata lain,

Minangkabau adalah Islam.

Pada masyarakat Minangkabau terdapat empat peristiwa penting dalam

kehidupan. Yaitu mendirikan rumah gadang, perkawinan, pengangkatan

penghulu (kepala kaum), dan kematian. Empat peristiwa ini dinilai penting

karena merupakan tonggak penentuan status sosial bagi seseorang atau

kaum Minangkabau.

Masyarakat Minangkabau menyebut prosesi atau rangkaian perayaan

atau pesta perkawinan adat dengan istilah Baralek. Perkawinan bagi

masyarakat Minangkabau merupakan penentuan status seorang kemenakan

menjadi dewasa. Setelah menikah, seorang laki-laki Minang akan menjadi

sumando sekaligus mamak bagi kaum pihak istri. Sedangkan perempuan

akan menjadi mande pada kaumnya sendiri. Sumando adalah sebutan

untuk laki-laki Minang yang menjadi menantu di keluarga perempuan atau

istrinya. Mande adalah panggilan untuk seorang ibu, sedangkan mamak

adalah sebutan bagi paman atau saudara laki-laki dari pihak ibu.

Puti Reno Raudha Thaib dalam bukunya yang berjudul Palaminan

Minangkabau (2014, h. 2), menuliskan bahwa perkawinan bagi individu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 18: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

3

Minangkabau merupakan peresmian seorang laki-laki atau perempuan dari

suatu kaum memasuki dunia dewasa. Perkawinan menjadi sebuah

peresmian atau terjadinya hubungan timbal balik yang seimbang antara

dua kaum yang dihubungkan dalam tali atau ikatan perkawinan tersebut.

Karena begitu pentingnya makna sebuah perkawinan pada suku

Minangkabau, maka Baralek menjadi upacara penggabungan dua kaum

yang berbeda dengan masing-masing kebesaran, kehormatan, harga diri,

dan kekayaan.

Prosesi perkawinan adat Minangkabau atau Baralek sendiri memiliki

proses yang cukup panjang dan amat kaya dengan simbol-simbol yang

mengandung makna. Berlangsung kurang lebih selama tiga hingga tujuh

hari, Baralek memiliki tujuh langkah tradisi adat yang harus dijalani

hingga perkawinan tersebut dianggap sah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berniat dan ingin

mengetahui secara lengkap mengenai prosesi perkawinan adat

Minangkabau Nagari Padang. Peneliti menemukan tradisi yang terkandung

dalam prosesi Baralek amat menarik untuk diteliti. Baralek dengan segala

tradisi, prosesi adat, baju tradisional, hingga pelaminannya yang tak biasa

mengandung makna dan simbol yang tak akan pernah habis untuk dibahas.

Ruang lingkup penelitian Pemaknaan Prosesi Perkawinan Adat

‘Baralek’ Nagari Padang adalah masyarakat Minangkabau yang

memahami dan menjalani prosesi adat ‘Baralek’.Penelitian ini dilakukan

di Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan objek penelitian

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 19: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

4

merupakan masyarakat Minangkabau yang menetap di Kota Padang.

Penelitian ini dilakukan pada Maret hingga Juni 2016.

1.2 Latar Belakang

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan dalam

penelitian ini adalah:

1) Bagaimana peristiwa komunikasi yang terkandung dalam prosesi

Adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari Padang?

2) Bagaimana situasi komunikasi dalam prosesi Adat perkawinan

‘Baralek’ Nagari Padang?

3) Bagaimana tindakan komunikasi yang pada prosesi Adat perkawinan

‘Baralek’ Nagari Padang?

4) Bagaimana makna Prosesi Adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari

Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui komponen komunikasi yang terkandung dalam

prosesi Adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari Padang.

2. Tindakan komunikasi dari prosesi Adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari

Padang.

3. Situasi komunikasi yang ada pada prosesi Adat perkawinan ‘Baralek’

Nagari Padang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 20: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

5

4. Untuk mengetahui makna prosesi Adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari

Padang.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoretis

Penelitian ini dapat memberi kontribusi pada kajian llmu komunikasi

khususnya di bidang etnografi komunikasi budaya. Menambah

pengetahuan pada kajian ilmu etnografi budaya dengan menggunakan

masyarakat Minangkabau sebagai objek penelitian.

2. Secara Praktis

Manfaat penelitian ini untuk menggali nilai-nilai budaya yang

terkandung pada prosesi Baralek atau perkawinan adat Masyarakat

Minangkabau Nagari Padang. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah apresiasi terhadap prosesi Baralek atau perkawinan adat

Masyarakat Minangkabau Nagari Padang. mengenai makna yang

terkandung di dalamnya dan meningkatkan pengetahuan mengenai

nilai-nilai dalam prosesi Baralek atau perkawinan adat Masyarakat

Minangkabau Nagari Padang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 21: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

6

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Penelitian Sejenis Terdahulu

Dalam menentukan judul penelitian ini, penulis melihat beberapa jenis

skripsi yang sudah ada sebagai referensi. Skripsi tersebut berasal dari

beberapa universitas yang ada di Indonesia. Kedua skripsi sejenis yang

penulis pilih memiliki isu yang sama dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu tentang perkawinan adat tradisional. Hanya saja objek atau

subjek penelitian, media, dan metodologinya berbeda.

Penelitian pertama karya Melisa, mahasiswi Universitas Sriwijaya yang

berjudul “Proses Pernikahan Adat Masyarakat Palembang Di Kelurahan 15

Ulu”. Teori serta konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah

etnografi komunikasi dan Interaksionisme simbolik. Penelitian bersifat

deskriptif dan menggunakan studi kasus dan wawancara sebagai teknik

pengumpulan data.

Hasil temuan penelitian menujukkan pernikahan masyarakat Palembang

memiliki beberapa tahapan, antara lain proses pelaksanaan sebelum

pernikahan, proses pelaksanaan pernikahan, antara lain proses pelaksanaan

sesudah pernikahan merupakan rangkaian upacara peninggalan nenek

moyang yang diwariskan secara turun- temurun kepada masyarakat

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 22: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

7

Palembang. Dalam pelaksanaanya, tak semua hal masih diikuti oleh

masyarakat.

Salah satu proses yang mulai ditinggalkan adalah ngantarke keris,

ketika mau masuk ke rumah pengantin perempuan, pengantin laki-laki

harus melangkahi pedupaan”. Perubahan pada proses pernikahan adat

masyarakat Palembang merupakan akibat dari penyebaran unsur-unsur

kebudayaan (difusi), asimilasi, dan akulturasi yang dipengaruhi oleh faktor

perubahan pola pikir dan kemajuan pendidikan, pengaruh kebudayaan

masyarakat lain, perubahan sikap masyarakat.

Penelitian kedua berjudul: “Makna Prosesi Perkawinan Jawa Timur”

oleh Usfatun Zannah, mahasiswi Universitas Riau, Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik. Penelitian ini menggunakan etnografi komunikasi dan

interaksionisme simbolik sebagai teori dan konsep. Penelitian ini bersifat

deskriptif dan menggunakan studi kasus, observasi lapangan, dan

wawancara sebagai teknik pengumpulan. Penelitian ini menggunakan teks

sejarah sebagai acuan penelitian.

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa bebagai nilai lokal yang

terkandung dalam upacara “Tebus Kembar Mayang” adalah bahwa

upacara ini berasal dari agama Hindu, dan merupakan perwujudan dari

adat dan agama. Prosesi adat ini juga menunjukkan keunikan dari

masyarakat Jawa Timur yang masih mempertahankan keaslian budaya.

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis

lakukan terlihat dari beberapa unsur. Yaitu objek penelitian, paradigma

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 23: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

8

penelitian, serta hasil penelitian. Objek penelitian yang digunakan peneliti

adalah masyarakat Minangkabau yang tinggal di wilayah Nagari Padang.

Berbeda dengan Melisa dan Usfatun yang menjadikan masyarakat

Palembang Kelurahan 15 Ulu dan masyarakat Desa Jatibaru, Kabupaten

Siak sebagai objek penelitian. Peneliti menggunakan paradigma

konstruktivis, sedangkan Usfatun menggunakan paradigma intepretif

dalam melihat fenomena yang dikaji. Review mengenai kedua penelitian

tersebut bisa dilihat dari tabel berikut.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sejenis Terdahulu

Penelitian Penelitian Pertama Penelitian Kedua

Judul

Penelitian

Proses Pernikahan Adat

Masyarakat Palembang Di

Kelurahan 15 Ulu

Makna Prosesi Perkawinan Jawa

Timur (Pendekatan Etnografi

Komunikasi dalam Upacara

Tembus Kembar Mayang di Desa

Jatibaru, Kacamatan Bungaraya,

Kabupaten Siak, Provinsi Riau)

Penulis Melisa Usfatun Zannah

Universitas Universitas Sriwijaya Universitas Riau

Teori yang

digunakan

Etnografi Komunikasi dan

interaksionisme simbolik oleh

Sofian dalam Lexy J.

Etnografi komunikasi dan

interaksionisme simbolik

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 24: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

9

Moeleong

Metode

Penelitian

Penelitian Kualitatif dengan

pendekatan Etnografi

komunikasi.

Penelitian Kualitatif dengan

paradigma interpretif.

Hasil

Penelitian

Proses pernikahan adat

masyarakat Palembang

merupakan akibat dari

penyebaran unsur-unsur

kebudayaan (difusi), asmilasi,

dan akulturasi yang

dipengaruhi oleh factor

perubahan pola piker dan

kemajuan pendidikan,

pengaruh kebudayaan

masyarakat lain, dan

perubahan sikap masyarakat.

Tradisi Kembar Mayang

merupakan pewujudan dari adat

dan agama. Tradisi ini

mencerminkan keunikan

masyarakat Jawa Timur yang

masih mempertahankan keaslian

budayanya, sekaligus memberi

peluang untuk menghidupkan

kembali nilai-nilai budayanya.

Persamaan -Isu perkawinan adat

masyarakat tertentu

-Penelitian deskriptif

kualitatif

-Teknik pengumpulan data

dengan observasi, wawancara

- Isu perkawinan adat masyarakat

tertentu

- Penelitian deskriptif kualitatif

-Teknik pengumpulan data dengan

observasi, wawancara mendalam

-Strategi penelitian: studi kasus

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 25: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

10

mendalam dan dokumentasi

- Strategi penelitian: studi

kasus

Perbedaan Objek penelitian adalah

masyarakat Palembang

Kelurahan 15 Ulu

- Objek penelitian adalah

masyarakat Jawa Timur Desa

Jatibaru

2.2 Teori dan Konsep

2.2.1 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik dan

Teori Etnografi komunikasi dalam mengkaji situasi, peristiwa, dan

tindak komunikasi yang terjadi dalam upacara Adat Perkawinan

„Baralek‟ Nagari Padang.

2.2.1.1 Interaksionisme Simbolik

Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme

Simbolik untuk mengkaji fenomena yang terjadi dalam adat

perkawinan „Baralek‟ Nagari Padang. Teori ini menjadi

acuan peneliti dalam memaknai setiap ritual yang ada.

Larossa dan Reitzes (1993 dikutip dalam West-Turner,

2008, h. 96) menyatakan bahwa interaksi simbolik adalah

sebuah kerangka referensi untuk memahami bagaimana

manusia, bersama dengan orang lainnya, menciptakan dunia

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 26: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

11

simbolik dan bagaimana dunia ini, sebaliknya, membentuk

perilaku manusia.

Susanne K. Langer (Mulyana, 2008, h. 92) menjelaskan

salah satu kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan

simbolisasi atau penggunaan lambang, di mana manusia

adalah satu-satunya hewan yang menggunakan lambang. Di

dalam buku yang sama, Ernst Cassirer juga mengatakan

bahwa keunggulan manusia dari makhluk lain adalah

keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Yaitu

mampu menggunakan simbol sebagai cerminan kemampuan

manusia untuk berbahasa atau berkomunikasi.

Sedangkan Kuswarno (2008, h. 22) menyatakan bahwa

karakteristik dasar dari ide ini adalah suatu hubungan yang

terjadi secara alami antara manusia dalam masyarakat dan

hubungan masyarakat dengan individu.

Pencipta teori ini sejatinya adalah George Herbert Mead,

namun kemudian muridnya yang bernama Herbert Blumer

mempopulerkan teori ini dengan nama „Teori Interaksi

Simbolik‟. Larossa & Reitzes, (1993, h. 136) menjelaskan

pada intinya interaksi simbolik merupakan sebuah kerangka

referensi untuk memahami bagaimana manusia, bersama

dengan orang lainnya, menciptakan dunia simbolik dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 27: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

12

bagaimana dunia ini, sebaliknya membentuk perilaku

manusia (West & Turner, 2013, h. 96).

Larossa & Reitzes (1993) mengatakan bahwa ada tiga

tema besar yang mendasari asumsi dalam teori interaksi

simbolik (West & Turner, 2008, h. 98-104) yaitu:

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

a) Manusia bertindak terhadap orang lain berdasarkan

makna yang diberikan orang lain terhadap mereka.

b) Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia.

c) Makna dimodifikasi melalui proses interpretif.

2. Pentingnya konsep mengenai diri

a) Individu-individu mengembangkan konsep diri

melalui interaksi dengan orang lain.

b) Konsep diri memberikan sebuah motif penting

untuk berperilaku.

3. Hubungan antara individu dan masyarakat

a) Orang dan kelompok-kelompok dipengaruhi oleh

proses budaya dan sosial.

b) Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

Mead (West & Turner, 2008, h. 104-108) menyatakan

bahwa interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam

membentuk makna yang berasal dari Mind (pikiran

manusia) Self (mengenai diri), dan hubungannya di tengah

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 28: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

13

interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk

memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah Society

(masyarakat) di mana individu tersebut menetap. Douglas

(1970) dalam Ardianto (2007, h.136) menuliskan bahwa

makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain

untuk membentuk makna, selain dengan membangun

hubungan dengan individu lain melalui interaksi.

Berdasarkan berbagai keterangan dari para ahli di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa semua tindakan yang

dilakukan manusia berasal dan terbentuk dari konsep

pikiran, diri, dan masyarakat. Manusia bereaksi dan saling

berkomunikasi berdasarkan makna-makna yang ada. Hal ini

berjalan selaras dan tak terpisahkan.

Pada penelitian ini, interaksi yang dilakukan individu

dalam setiap prosesi adat „Baralek‟ Nagari Padang menjadi

salah satu objek penelitian. Lewat teori interaksionisme

simbolik, peneliti akan menganalisis dan menginterpretasi

makna yang terkandung dalam prosesi adat „Baralek‟

Nagari Padang.

2.2.1.2 Etnografi Komunikasi

Dalam penelitian ini, penelliti juga menggunakan teori

etnografi komunikasi untuk mengkaji peristiwa yang terjadi

dalam adat perkawinan „Baralek‟ Nagari Padang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 29: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

14

Etnografi komunikasi adalah ilmu yang mengkaji tentang

bagian sejarah dalam masyarakat, kebudayaan yang dianut

oleh sekelompok masyarakat yang dikaji dengan

menggunakan teori etnografi. Kuswarno (2008, h. 11)

menyatakan bahwa etnografi komunikasi adalah ilmu yang

lahir dari pengembangan antropologi linguistic yang

dipahami dalam konteks ilmu komunikasi.

Littlejohn & Foss (2009, h. 460) menuliskan bahwa

etnografi komunikasi melihat pada:

1) Pola komunikasi yang digunakan oleh sebuah

kelompok.

2) Mengartikan semua kegiatan komunikasi ini ada

untuk kelompok.

3) Kapan dan di mana anggota kelompok menggunakan

semua kegiatan.

4) Bagaimana praktik komunikasi menciptakan suatu

komunitas.

5) Keragaman kode yang digunakan oleh sebuah

kelompok.

Kuswarno (2008, h.2) menuliskan bahwa etnografi

komunikasi merupakan salah satu dari studi penelitian yang

mengkhususkan pada berbagai penemuan pola komunikasi

manusia dalam suatu masyarakat tutur. Menurutnya,

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 30: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

15

definisi etnografi komunikasi sendiri adalah pengkajian

peranan bahasa dalam perilaku komunikatif masyarakat,

yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam

masyarakat yang bebeda-beda kebudayaannya (2008, h. 11).

Hymes dalam Teori Komunikasi (Little John & Foss

2008, h. 461) menjelaskan:

Budaya berkomunikasi memiliki cara yang berbeda,

tetapi semua bentuk komunikasi membutuhkan kode

bersama, pelaku komunikasi yang tahu dan

menggunakan kode, sebuah alat, keadaan, bentuk

pesan, topik, dan sebuah peristiwa yang diciptakan

dengan penyebaran pesan.

Hymes (Kuswarno, 2008, h. 14) juga menuliskan ruang

lingkup kajian etnografi sebagai berikut:

1) Pola dan fungsi komunikasi

2) Hakekat dan definisi masyarakat tutur

3) Cara-cara berkomunikasi

4) Komponen-komponen kompetensi komunikatif

5) Hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan

organisasi sosial.

6) Semesta dan ketidaksamaan linguistik dan sosial.

Teori etnografi komunikasi menurut Littlejohn & Fosh

(2009, h. 356-357) memiliki tujuh asumsi sebagai berikut:

1) Komunikasi dapat digambarkan dalam sistem aturan.

Anggota masyarakat membuat komunikasi pilihan di

luar tata bahasa. Mereka membuat pilihan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 31: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

16

berdasarkan apa yang cocok dalam konteks sosial

budaya mereka.

2) Para pengguna simbol, khususnya simbol yang

melingkupi struktur kehidupan sosial budaya.

3) Komunikasi berpola. Meskipun kepribadian dan

kekhasan individu dapat mempengaruhi pilihan

komunikasi, namun sebagian besar dari komunikasi

manusia tidak terstruktur. Pada umumnya, kehidupan

sehari-hari terdiri dari banyak urutan komunikasi yang

diulang-ulang setiap harinya.

4) Komunikasi berbeda. Sumber apa saja yang tersedia

untuk melakukan komunikasi, bagaimana komunikasi

dilakukan, dan bagaimana komunikasi dinilai berbeda

di seluruh konteks sosial budaya.

5) Komunikasi adalah konsekuensi sosial, orang-orang

yang menanggung konsekuensi oleh suatu masyarakat

tertentu.

6) Komunikasi strategis. Menggunakan kode verbal dan

nonverbal sebagai acuan untuk individu ataupun

kelompok mencapai hasil yang diharapkan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 32: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

17

7) Komunikasi tidak mutlak ditentukan oleh budaya atau

kelompok.

Kuswarno (2008, h. 34) menyatakan bahwa fokus

perhatian etnografi komunikasi adalah perilaku komunikasi

dalam tema kebudayaan tertentu, jadi bukan keseluruhan

perilaku seperti dalam etnografi. Yang dimaksud adalah

tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok atau khalayak

ketika terlibat dalam proses komunikasi.

Peneliti harus mengetahui terlebih dahulu mengenai

bagaimana peristiwa dan bentuk tindakan komunikasi yang

dilakukan, agar dapat menyimpulkan hubungan berbagai

komponen dalam proses komunikasi tersebut.

2.2.1.4 Kebudayaan

Gustini & Alfan (2012, h. 15) menuliskan bahwa kata

budaya berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah, yaitu

bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Dengan demikian, budaya dapat diartikan sebagai “hal-hal

yang berkenaan dengan akal”.

Menurut Lonner dan Malpass dalam Samovar (2010, h.

27), budaya merupakan pemrograman pikiran atau hal yang

dibuat manusia dan lingkungan. Di dalam budaya, adat

istiadat serta kebiasaan dari para leluhur diturunkan dari

generasi ke generasi berikutnya.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 33: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

18

Koentjaraningrat (2009, h. 165) mengatakan bahwa ada

tujuh unsur kebudayaan universal yang akan selalu ada pada

semua bangsa di dunia, yaitu:

1. Bahasa

2. Kelengkapan hidup

3. Sistem sosial kemasyarakatan

4. Sistem mata pencaharian

5. Sistem pendidikan dan pengajaran

6. Sistem kepercayaan

7. Sistem kesenian

Merill dalam Gustini & Alfan (2012, h. 17) menjelaskan

kebudayaan merupakan pola-pola perilaku yang dihasilkan

dalam interaksi sosial dan semua perilaku ataupun semua

produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota

masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.

Dari berbagai definisi dan penjelasan di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa budaya merupakan suatu hal yang

diciptakan oleh manusia dan memiliki peran amat penting

dalam membentuk pola perilaku manusia. Budaya menjadi

menjadi pedoman manusia dalam bertindak dan mengambil

keputusan. Hal ini menjadi amat sulit dipisahkan dan

seringkali menjadi sejalan dengan sistem kepercayaan

manusia.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 34: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

19

2.2.1.5 Baralek (Perkawinan Adat pada Masyarakat

Minangkabau)

Pada setiap kelompok masyarakat, perkawinan

merupakan suatu ikatan penting yang tidak boleh

disepelekan atau dianggap remeh. Perkawinan merupakan

suatu peralihan penting dalam tingkatan kehidupan

seseorang. Koentjaraningrat (Sukmasari dan Amir M.S.,

2009, h. 65) mengatakan bahwa arti perkawinan dari sudut

kebudayaan adalah:

1. Pengatur kelakuan manusia yang bersangkut paut

dengan kehidupan seksnya.

2. Memberi ketentuan hak dan kewajiban serta

perlindungan kepada anak-anak sebagai hasil dari

perkawinan itu.

3. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan seorang

teman hidup, harta, gengsi, dan naik kelas (derajat)

dalam masyarakat.

4. Pemeliharaan hubungan baik antara kelompok-

kelompok tertentu.

Perkawinan menjadi suatu ikatan khusus yang

membentuk tatanan masyarakat. Oleh karena itu,

perkawinan tak hanya menyangkut hubungan kedua

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 35: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

20

mempelai atau calon pengantin saja, namun juga melibatkan

persoalan hubungan keluarga besar masing-masing pihak.

Agar hubungan perkawinan kedua mempelai dapat

berjalan lancar dan selaras, mereka harus terlebih dahulu

melakukan penyesuaian diri. Hal ini dikarenakan kedua

calon bisa saja berasal dari dua latar belakang, pendidikan,

dan status sosial yang berbeda. Perbedaan tentunya kadang

dapat menyebabkan konflik dan gesekan yang tak dapat

dihindari. Sebelum melangkah ke dalam ikatan perkawinan

yang sakral, pasangan harus terlebih dahulu mampu

mengatasi berbagai perbedaan yang ada.

Berbagai pertimbangan inilah yang kerap dihadapi oleh

pasangan dengan etnis Minangkabau. Masyarakat

Minangkabau amat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dalam

suatu ikatan perkawinan. Bagi Masyarakat Minangkabau,

perkawinan adalah peresmian dan terjadinya hubungan

timbal balik, seimbang dan berimbang serta setara antara

dua buah kaum yang dihubungkan dengan tali perkawinan.

(2014, h. 2).

Ajaran agama Islam sebagai pedoman utama masyarakat

Minangkabau tentunya juga turut mempengaruhi tatanan

adat dan syarat utama terlaksananya suatu ikatan

perkawinan. Sukmasari (2009, h.13) dalam buku

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 36: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

21

Perkawinan Adat Minangkabau menyebutkan syarat utama

yang harus dipenuhi oleh pasangan agar dapat terjadinya

perkawinan Minangkabau adalah sebagai berikut:

1. Kedua calon mempelai harus beragama Islam.

2. Kedua calon mempelai tidak sedarah atau tidak berasal

dari suku yang sama, kecuali pesukuan itu berasal dari

nagari atau luhak yang lain.

3. Kedua calon mempelai dapat saling menghormati dan

menghargai orang tua dan keluarga kedua belah pihak.

4. Calon suami (marapulai) harus sudah mempunyai

sumber penghasilan untuk dapat menjamin kehidupan

keluarganya. Perkawinan yang dilakukan tanpa

memenuhi semua syarat di atas dianggap perkawinan

sumbang, atau perkawinan yang tidak memenuhi syarat

menurut adat Minang. Selain dari itu masih ada

tatakrama dan upacara adat dan ketentuan agama Islam

yang harus dipenuhi seperti tatakrama japuik

manjapuik, pinang meminang, batuka tando, akad

nikah, baralek gadang, dan sebagainya. Tatakrama dan

upacara adat perkawinan inipun tak mungkin

diremehkan karena semua orang Minang menganggap

bahwa perkawinan itu sesuatu yang agung, yang kini

diyakini hanya sekali seumur hidup.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 37: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

22

2.2.1.6 Langkah-langkah Adat Perkawinan Minangkabau

Sebelum suatu pasangan dapat melangsungkan pesta

perkawinan atau biasa disebut dengan baralek oleh

masyarakat Minangkabau, terdapat rangkaian kegiatan yang

harus dijalani terlebih dahulu. Langkah adat ini tak hanya

melibatkan kedua individu yang akan menikah saja, namun

juga segenap keluarga besar keduanya. Langkah adat ini

dilakukan berurutan.

Yang pertama dimulai dari Manapuak Banduah, yaitu

tradisi menjodohkan atau saling memperkenalkan calon

pengantin perempuan atau pria. Biasanya, telah ada

kesepakatan terlebih dahulu antara Ninik Mamak dengan

orangtua yang anaknya akan dicarikan jodoh tersebut. Jika

sudah merasa cocok dan menemukan Urang Sumando

(menantu laki-laki) yang dirasa tepat, maka akan berlanjut

pada jenjang selanjutnya. Langkah kedua adalah

Maminang. Ketiga adalah Malam Bainai untuk pihak

perempuan, hingga Akad Nikah atau Katangah

dilaksanakan.

Berikut adalah penjelasan mengenai tiga langkah awal

yang harus dilakukan sebelum upacara perkawinan atau

baralek dapat berlangsung:

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 38: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

23

1. Manapuak Banduah (Perjodohan atau

Perkenalan)

Manapuak Banduah atau perjodohan merupakan

langkah paling awal dalam rangkaian adat perkawinan

Minangkabau. Pada tahap ini, pihak keluarga

perempuan lebih aktif. Usaha menjodohkan ini

dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu pihak

perempuan mendatangi atau berkunjung ke rumah

calon istri atau pihak laki-laki. Sejatinya, sebelum

melangsungkan tahap ini kedua pihak keluarga besar

sudah saling mengenal terlebih dahulu. Biasanya

kedua pihak sudah menilai terlebih dahulu hal-hal

mengenai latar belakang, pendidikan, dan bagaimana

kehidupan keluarga masing-masing. Jika kedua calon

mempelai merasa tertarik atau cocok, barulah usaha

perjodohan ini akan berlanjut.

2. Maminang dan Barundiang (Lamaran dan

Berunding)

Maminang dapat berarti meminang dalam bahasa

Indonesia. Pada langkah ini, pihak keluarga

perempuan mengirimkan utusan untuk datang ke

rumah pihak laki-laki. Utusan yang datang adalah

Ninik Mamak, Bundo Kanduang, keluarga, dan Bako

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 39: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

24

(saudara perempuan dari ayah). Tujuan kedatangan ini

tentu saja untuk menyampaikan ketertarikan dan

keinginan dari pihak perempuan untuk meminang

sang laki-laki. Maksud ini disampaikan kepada pihak

laki-laki yang sudah menunggu.

Tamu yang datang membawa Carano berisi sirih,

pinang, atau rokok. Juga ada makanan seperti ayam

panggang, ikan bakar, bolu hias, dan pisang untuk

dinikmati bersama-sama. Kunjungan ini biasanya

dilakukan pada malam hari di waktu yang telah

ditentukan.

Saat maksud kedatangan pihak perempuan sudah

diutarakan, kedua pihak keluarga akan barundiang

bersama untuk mencapai kata sepakat. Mereka akan

membicarakan mengenai waktu atau hari akan

dilakukan upacara pernikahan atau akad nikah dan

tata cara pelaksanaan adat sampai sedetil-detilnya.

Jika sudah mencapai kata sepakat, maka biasanya

juga akan dilaksanakan Timbang Tando atau bertukar

tanda ikatan janji, sebagai bukti kedua belah pihak

sudah setuju untuk menjodohkan dan menikahkan

anak kemenakannya.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 40: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

25

Pada zaman dahulu, pihak pria akan memberikan

keris kepada pihak perempuan. Sebagai balasannya,

pihak perempuan akan memberikan selendang sebagai

tanda. Namun pada era modern seperti sekarang,

tanda ini berubah menjadi cincin. Setelah ini, kedua

belah pihak akan menjalani masa menghitung hari

pernikahan.

3. Malam Bainai (Malam Menggunakan Inai)

Upacara ini dilakukan khusus bagi anak daro atau

pengantin perempuan. Bainai berarti meletakkan daun

inai kepada kuku jari calon anak daro. Daun ini

dibiarkan semalaman hingga meninggalkan bekas

kemerahan pada kuku. Tradisi yang satu ini

dilaksanakan sebagai bentuk curahan kasih sayang

dan perhatian dari seluruh keluarga dan tetangga

dekat untuk melepas sang anak daro yang akan

melangsungkan pesta perkawinan esok hari. Ada juga

masyarakat Minangkabau yang percaya bahwa

meletakkan daun inai pada kuku bertujuan untuk

menghindarkan sang anak daro dari hal buruk yang

tak diinginkan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 41: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

26

4. Manjapuik Marapulai

Pada hari perkawinan atau pengucapan Ijab Qabul

dilakukan, marapulai akan bersiap-siap mengenakan

pakaian bercorak keagamaan di rumah orangtuanya.

Pakaian yang digunakan biasanya terdiri dari jas,

kemeja, sarung, peci atau kopiah, dan kaos kaki.

Anak daro atau pengantin perempuan akan berjalan

menuju ke rumah Marapulai atau pengantin pria

sambil membawa Carano berisi sirih pinang, yang

dipimpin oleh Urang Sumando (suami dari saudara

perempuan Anak Daro).

Sesampainya di rumah Marapulai, akan

dilangsungkan prosesi “Turun Ranjang”. Prosesi ini

merupakan saatnya marapulai minta diri kepada

kedua orangtuanya untuk menikah. Prosesi ini

menandakan anak lelaki Minangkabau akan berpisah

dari orangtuanya dan memulai hidup baru di

lingkungan keluarga istrinya.

Barulah setelah prosesi ini berakhir, Marapulai

dibawa pergi menuju kediaman istrinya atau anak

daro.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 42: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

27

5. Akad Nikah/Ijab Qabul

Ijab Qabul dilaksanakan di kediaman pengantin

perempuan atau Anak Daro. Acara ini dipimpin dan

disahkan oleh penghulu dari KUA (Kantor Urusan

Agama).

Fiony Sukmasari dan Amir M.S. dalam bukunya

Traditional Wedding of Minangkabau (2009, h. 82)

menuliskan bahwa, agar acara Ijab Qabul ini dapat

terlaksana secara sah, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi oleh kedua mempelai, yaitu:

a. Ada persetujuan dari Anak Daro untuk

dinikahkan

b. Ada persetujuan dari bapak atau saudara laki-

laki dari si Anak Daro

c. Ada dua saksi yang ditunjuk keluarga Anak

Daro

d. Menandatangani akta nikah

e. Anak Daro dalam keadaan bersih (tidak datang

bulan).

Pada prosesi ini juga akan dilakukan acara

penyerahan mahar atau mas kawin, biasanya

diberikan oleh mempelai pria kepada mempelai

perempuan. Umumnya yang dijadikan mas kawin

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 43: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

28

adalah kitab suci Al Quran atau seperangkat alat

salat atau sembahyang. Setelah pengucapan Ijab

Qabul selesai dilaksanakan, barulah Marapulai

memberikan mas kawin kepada Anak Daro.

Setelah melangsungkan akad nikah dan telah sah

menjadi sepasang suami istri, maka keluarga kedua

belah pihak akan melangsungkan serangkaian

upacara perayaan untuk memperingatinya. Di

antaranya adalah Babako dan puncaknya, yaitu

Baralek/Katangah.

Berikut adalah penjelasan mengenai upacara adat

yang dilakukan:

1. Babako (Kembali dari rumah Bako)

Babako berarti turun dari rumah Bako

(saudara perempuan dari ayah). Anak Daro

akan didandani dengan cantik dan diberi

makan di rumah Bako dan diantar bersama-

sama menuju ke rumah orang tuanya.

Sesampainya di rumah orangtuanya,

rombongan akan disambut dan dipersilakan

masuk. Anak Daro akan minta restu kepada

keluarga besarnya. Dimulai dari tetua terlebih

dahulu, setelah itu dilanjutkan hingga anggota

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 44: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

29

keluarga lainnya. Babako ini sendiri

dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan

dan penghargaan dari pihak keluarga ayah,

karena hendak melepas sang anak gadis untuk

menikah.

2. Baralek

Sebelum baralek, marapulai dijemput lagi

ke rumah ibunya, dan saat itu telah siap

mengenakan pakaian marapulai lengkap yang

dinamakan Roki. Marapulai juga mengenakan

cincin dan memegang Carano. Dengan

berjalan kaki menuju lokasi baralek, marapulai

diiringi oleh dua orang pasumandan dan kaum

ibu bersunting rendah.

Marapulai dibawa berjalan ke rumah anak

daro untuk dipersandingkan di bawah

pelaminan. Inilah puncak dari rangkaian acara

perkawinan adat Minangkabau. Pesta

perkawinan ini diselenggarakan secara meriah.

Biasanya diadakan di rumah mempelai

perempuan atau gedung. Terdapat Palaminan

atau tempat duduk khusus bagi pengantin yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 45: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

30

didesain secara mewah dan sarat akan simbol

adat.

Elemen-elemen yang ada di

palaminan menurut Puti Reno Raudha Thaib

(2014, h. 36) adalah:

1. Dasar Palaminan

Dibuat dari kain beludru merupakan dasar

palaminan atau latar belakang dari sebuah

palaminan, diletakkan pada bagian paling

belakang, untuk menutupi seluruh dinding

belakang palaminan. Motif sulaman polos.

Warna: hijau laut atau warna gelap lainnya.

2. Kain Bakabek

Dibuat dari kain beludru warna merah

kemudian bagian tengahnya diikat longgar dan

digantungkan tegak lurus di kiri kanan, di

depan dasar palaminan. Motif sulaman polos.

3. Sabeang atau Lansie

Dibuat dari kain beludru warna hitam atau

merah kasumbo terdiri dari dua helai kain

yang dipasang tegak lurus di kiri kanan

sebagai pengikat kain bakabek. Motif sulaman:

bada mudiak atau siriah gadang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 46: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

31

4. Kalambu

Dibuat dari kain sutera atau bahan yang lebih

halus,ringan, transparan dengan berbagai

warna yang meriah. Digantungkan dengan

berlapis-lapis dari atas sampai ke lantai di kiri

kanan bagian dalam sebeang dan bagian

tengah tiap lapis kelambu diikat longgar. Motif

sulaman polos atau pinggirnya di sulam halus

dengan motif kain basusun.

5. Kain Jalin

Dibuat dari kain katun atau bahan lainnya

terdiri dari tiga warna: kuning, hijau, dan

merah. Ketiga kain itu dijalinkan pada dua

buah kayu/tonggak yang berjarak melengkung

seperti kubah masjid. Didirikan di kiri kanan

sebagai bingkai dari kalambu. Kain jalin ini

ada dibuat dari kain panjang batik.

6. Tonggak Katorok

Dibuat dari kain katun atau satin berwarna

kuning dan disusun dalam rangkaian kain

berbentuk gelombang, dipasang di samping

kiri dan kanan kain bajalin.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 47: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

32

7. Banta Gadang

Dibuat dari kain satin atau beludru berwarna

hitam atau merah yang disulam dengan benang

emas dan dilekatkan pada sisi kiri, kanan, dan

depan pada rangka lemari kayu dengan

konstruksi seperti pondok kecil. Banta gadang

ini dua buah yang diletakkan di kiri kanan

bagian luar dari kain jalin. Motif sulaman:

singo-singo, burung-burung, ula Gerang,

saluak laka, dan lainnya.

8. Tabie atau Paco-Paco

Dibuat dari bahan kain perca-perca dari katun

berwarna-warni; hijau, kuning, dan merah

dalam berbagai bentuk geometris yang satu

sama lain dijahit untuk menyambungkannya.

Diletakkan di kiri kanan di luar palaminan

untuk menutup dinding.

9. Tirai

Dibuat dari kain sutera, satin atau beludru

berbentuk persegi panjang dan bagian

bawahnya meruncing ke tengah yang disulam

dengan benang emas. Dijahitkan ke atas tabie

dan diletakkan di bagian belakang, di kiri

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 48: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

33

kanan, melekat ke loteng. Warna: setiap tirai

berbeda; kuniang mudo, ijau daun, bungo

taruang,manggih masak. Motif; paco-paco,

api-api, dan di tengahnya dijahitkan cermin

bulat (dulu terbuat dari batu mulia).

10. Tirai Awan Bararak

Terdiri dari tirai dan tabia yang diberi

ornament dengan berbagai ragam hias yang

dipasang pada dinding bagian atas, bentuknya

persegi panjang. Ragam hiasnya beragam.

11. Tirai kolam (langik-langik batirai)

Dibuat dari kain satin atau beludru berwarna:

hitam, merah, kuning, dan hijau laut.

Bentuknya empat persegi dan dibentangkan

untuk penutup loteng, di atas depan kelambu.

Motif; sulaman pada bagian tengah yang

berwarna hijau laut disulam dengan benang

emas. Sekeliling kain hijau tersebut dijahitkan

kain hitam dan di sekeliling kain hitam

dijahitkan kain kuning dan di bagian luar

dikelilingi oleh kain berwarna merah.

12. Angkin

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 49: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

34

Dibuat dari kain berwarna-warni, asal bukan

krem atau metalik dan dibentuk seperti kuda-

kuda, kupu-kupu, atau bunga-bunga dan

digantungkan dilluar kain jalin. Motif

sulaman;nago-nago, aka cino, dan lainnya.

13. Rambai-rambai (karamai)

Dibuat dari benang yang kuat dan kertas

timah. Bentuk: bulat-bulat seperti buah

rambai. Masing-masing dirangkaikan menjadi

sebuah rangkaian timah berkilat. Diletakkan

dengan dirapatkan pada ondas berbentuk

gelombang-gelombang.

14. Layang-layang

Merupakan hiasan yang dipasang pada langit-

langit berbentuk segi empat panjang dan

lancip.

15. Ombak-ombak

Hiasan seperti lidah-lidah, dibuat dari kain tiga

lapis dengan jarak tertentu. Pada lapis

belakang berwarna hijau dan pada lapis kedua

di tengah berwarna merah lado, dan bagian

depan berwarna kuning kunik. Diletakkan

memanjang dan merapat ke loteng. Motif

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 50: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

35

sulaman; manggih masak atau pucuak

rabuang.

16. Lidah-lidah

Bentuk; seperti lidah manusia atau dasi

berwarna merah, kuning, dan hijau daun.

Motif sulaman untuk masing-masing lidah

sulamannya adalah; saik galamai, pucuak

rabuang. Dipasang melekat pada setiap ondas;

masing-masing empat buah.

17. Peti kayu

Terdiri dari kayu berukir sebanyak dua buah

yang diletakkan di antara banta gadang.

18. Dulang Bakaki

Dulang tinggi bakaki untuk meletakkan

makanan dan ditutup dengan tuduang saji. Dan

dalamak dengan motif sulaman; burung-

burung, saik wajik dan lainnya.

19. Tudung Saji

Dibuat dari pandan untuk penutup makanan di

dulang. Berbentuk kerucut ada yang dihiasi

dengan benang dam perca warna-warni dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 51: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

36

ada juga yang tanpa hiasan, ditutup dengan

dalamak.

20. Dalamak

Untuk menutup tudung saji dan carano,

berbentuk segi empat dan diberi ornamen

dengan berbagai bentuk seperti segitiga.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 52: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

37

Bagan 2.1

ParadigmaKonstruktivis

EtnografiKomunikasi InteraksionismeSimbolik

Prosesi AdatPerkawinan ‘Baralek’

Nagari Padang

AspekBudaya MetodePenelitian:Etnografi

Komunikasi

PemaknaanProsesiAdatPerkawinan ‘Baralek’

Nagari Padang

(StudiEtnografiKomunikasiPadaMasyarakat

Minangkabau, Kota Padang)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 53: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dalam melihat

fenomena yang dikaji. Seperti penjelasan oleh West & Turner (2013, h.

55) paradigma ini menyatakan bahwa para individu secara berkala

menciptakan struktur sosial melalui aksi dan interaksi mereka; karenanya

tidak terdapat kebenaran abstrak atau realita ada hanya ketika orang yang

menciptakannya secara bersama-sama.

Hidayat (2002, h. 204) menjelaskan dimensi yang ada dalam paradigma

konstruktivis adalah:

1. Ontologi

Realitas merupakan konstruksi sosial kebenaran, suatu realitas

bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan

oleh pelaku sosial.

2. Epistimologis

Pemahaman suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan

produk interaksi peneliti dengan yang diteliti.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 54: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

39

3. Aksiologi

a. Nilai, etika, dan pilihan moral merupakan bagian tak terpisahkan

dari penelitian.

b. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang

menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial.

c. Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secara dialektis

antara peneliti dan yang diteliti.

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan tujuan

menemukan dan mengetahui bagaimana sebuah makna atau pesan

terbentuk melalui berbagai tindakan dan peristiwa yang dilakukan oleh

masyarakat Nagari Padang.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Menurut

Sugiyono (2011, h. 7) tipe penelitian kualitatif didasarkan pada bentuk

data yang terkumpul maupun hasil analisisnya. Penelitian kualitatif

menganggap objek yang diteliti sebagai sesuatu yang bersifat dinamis,

serta merupakan hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap

gejala yang diamati. Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif

berfokus pada perilaku yang sedang terjadi. Tujuan dalam sifat ini

membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta dan

sifat obyek tertentu (Kriyantono, 2006, h. 61). Data yang diperoleh peneliti

dari hasil wawancara dan obervasi akan dianalisis oleh peneliti.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 55: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

40

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah etnografi

komunikasi. Kriyantono (2006, h. 67) menjelaskan bahwa:

Metode etnografi komunikasi adalah riset yang digunakan untuk

menggambarkan bagaimana individu-individu menggunakan budayanya

untuk memaknai realitas. Riset ini bertujuan untuk mendeskripsikan

kebudayaan tertentu secara mendalam dari berbagai aspek seperti artefak-

artefak budaya, pengalaman-pengalaman hidup, kepercayaan, dan sistem

nilai dari suatu masyarakat.

Melalui metode etnografi komunikasi, peneliti ingin mengkaji peristiwa

dalam prosesi Baralek atau perkawinan adat Nagari Padang. Menurut

Kuswarno (2008, h. 15) tujuan utama metode etnografi adalah

menghimpun data deskriptif dan analisis terhadapnya tentang bagaimana

makna-makna sosial dipergunakan.

Peneliti ingin meneliti mengenai perilaku dan tindakan dalam kegiatan

yang terjadi dalam prosesi adat perkawinan ‘Baralek’ Nagari Padang yang

mengandung banyak makna dan simbol.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Kuswarno (2008, h. 60) menjelaskan mengenai tujuan utama

pengumpulan data dalam studi etnografi adalah untuk lebih mengerti

masyarakat yang sedang diteliti. Adapun caranya yaitu dengan

mengumpulkan dan membuat sendiri kesimpulan-kesimpulan statistik,

mengumpulkan artifak, mengambil foto, membuat

daftar,mendokumentasikan kebiasaan-kebiasaan yang unik, menggambar

peta dan masih banyak lagi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 56: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

41

Menurut Lofland dan Lofland (Kuswarno, 2008, h. 60), sumber data

utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen, dan lain-lain.

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti melaksanakan penelitian

dengan cara observasi non partisipan, wawancara, dan studi dokumen

terkait prosesi adat perkawinan masyarakat Minangkabau Nagari Padang.

Peneliti akan mendapatkan informasi dari narasumber dengan daftar

pertanyaan yang telah dibuat dan disusun oleh peneliti mengenai prosesi

adat perkawinan masyarakat Minangkabau Nagari Padang.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Observasi Non-Partisipan

Kuswarno (2008, h. 58) menjelaskan observasi non partisipan

sangat cocok digunakan untuk mengamati perilaku-perilaku atau

kegiatan yang tidak memungkinkan peneliti untuk ikut terlibat di

dalamnya.

Peneliti terjun langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan

mengenai aktivitas dan kegiatan yang terjadi dalam prosesi

perkawinan adat masyarakat Nagari Padang. Pemanfaatan teknologi

seperti kamera dan video akan sangat membantu peneliti dalam

mengumpulkan data di lapangan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 57: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

42

2. Wawancara Mendalam

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti

adalah teknik wawancara mendalam atau wawancara tidak

terstruktur. Kuswarno (2008, h. 54) menjelaskan bahwa dalam

penelitian etnografi, pada umumnya wawancara terdiri dari

pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki alternatif respon yang

ditentukan sebelumnya.

Peneliti berada di Kota Padang dan melakukan wawancara

mendalam terhadap sejumlah narasumber yang sudah ditentukan.

Peneliti akan melakukan wawancara secara tatap muka dengan

narasumber dan bertanya mengenai hal seputar prosesi perkawinan

adat masyarakat Minangkabau di kota Padang. Peneliti tidak akan

seluruhnya bergantung pada urutan pertanyaan yang akan diajukan,

melainkan mengikuti alur wawancara.

3. Studi Dokumen

Teknik pengumpulan data lain yang akan digunakan oleh peneliti

adalah studi dokumen. Menurut Sugiyono (2008, h. 83) studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Peneliti juga akan

mempelajari data berupa dokumentasi foto atau video upacara

‘Baralek’ dari narasumber yang diwawancarai.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 58: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

43

3.4 Unit Analisis / Informan

Unit analisis dalam penelitian ini adalah prosesi adat ‘Baralek’ Nagari

Padang di Kota Padang, Sumatera Barat. Seluruh individu yang berada di

dalamnya merupakan unit analisis bagi peneliti. Pemilihan informan

berfokus kepada masalah yang hendak diteliti.

Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk menentukan

informan. Menurut Moleong (2010, h. 224-225) ciri-ciri purposive

sampling adalah:

1. Rancangan sampel yang muncul: sampel tak dapat ditentukan atau

ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan : bertujuan memperoleh variasi

sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan

sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan

dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas

informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat

dipertentangkan atau diisi kesenjangan informasi yang didapat.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : mulanya sampel dapat sama

kegunaannya. Sesudah makin banyak informasi yang di

dapat,sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan : pada purposive

sample jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi yang

diperlukan. Penarikan sampel dapat diakhiri jika tidak ada lagi

infomasi yang disaring.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 59: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

44

Informan yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah tokoh adat yang

memahami seluk beluk adat Minangkabau di Kota Padang. Hal ini

dikarenakan informan tersebut memiliki kekayaan informasi mengenai

topik yang dibahas oleh peneliti. Beberapa kriteria pemilihan informan

menurut Neuman (2000, h. 394) adalah:

1. The informant is totally familiar with the culture and is in position to

witness significant events makes a good informant. (Informan yang

baik adalah informan yang sangat terbiasa dengan budaya tersebut

dan menyaksikan peristiwa penting tersebut).

2. The individual is currently involved in the field.(Individu tersebut

terlibat langsung di lapangan).

3. The person can spend tine with the researcher. (Orang tersebut

mampu menghabiskan waktu bersama peneliti).

4. Non-analytic individuals make better informant. A non-analytic

informant is familiar with and uses native folk theory or pragmatic

common sense. (Individu non-analisis merupakan informan yang

lebih baik karena individu ini akrab dengan budaya dan mampu

menjelaskan berdasarkan pengalaman pribadinya).

Berdasarkan kriteria di atas, maka peneliti memutuskan untuk memilih

lima informan untuk diwawancarai. Antara lain adalah Indra Faisal,

Chessie, Dewi, Novianti, dan Marah Yulius. Kelimanya merupakan orang

Minangkabau yang menetap di Kota Padang dan memahami adat

‘Baralek’.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 60: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

45

Tabel 3.1 Matriks Informan

Nama Informan Keterangan

1. Indra Faisal Seorang keturunan penghulu

Minangkabu yang menjalankan prosesi

adat ‘Baralek’ secara lengkap.

2. Chessie Anak dari Datuk di Minangkabau yang

menjalankan prosesi adat ‘Baralek’

secara lengkap.

3. Dewi Masyarakat Minangkabau yang tidak

menjalankan prosesi adat secara

lengkap.

4. Marah Yulius Anggota KAN (Kerapatan Adat

Nagari) Padang. Sangat memahami

mengenai adat ‘Baralek’.

5. Novianti Awaludin Kepala UPBD Museum

Adityawarman, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Sumatera Barat.

3.5 Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi data dalam menguji keabsahan

data hasil penelitian, agar valid dan akurat. Data yang telah diperoleh akan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 61: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

46

diteliti kebenarannya dengan menggunakan data empiris atau sumber lain

yang ada.

Menurut Moleong (2010, h. 330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

dengan metode. Pada triangulasi dengan metode, Patton dalam Moleong

(2010, h. 331) menjelaskan terdapat dua strategi, yaitu:

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

Bungin (2011, h. 265) menjelaskan mengenai penggunaan teknik

triangulasi data:

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap

penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat

dengan metode wawancara sama dengan metode observasi, atau apakah

hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika

diwawancarai. Begitu pula teknik yang dilakukan untuk menguji sumber

data, apakah sumber data ketika diwawancarai dan diobservasi akan

memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda maka

peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk

mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.

3.6 Teknik Analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan etnografi

komunikasi.

1. Aktivitas Komunikasi

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 62: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

47

Peneliti akan mengidentifikasi pertistiwa komunikasi atau proses

komunikasi. Kuswarno (2008, h. 41) mengatakan bahwa hal ini

penting untuk dibahas agar proses komunikasi yang ada menjadi

khas dan dapat dibedakan dari proses komunikasi yang dibahas

dalam konteks komunikasi yang lain.

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas komunikasi

dalam etnografi komunikasi , diperlukan pemahaman mengenai unit-

unit diskrit aktivitas komunikasi yang dikemukakan oleh Hymes

(Kuswarno, 2008, h. 41):

a. Situasi komunikasi atau konteks terjadinya komunikasi.

b. Peristiwa komunikatif atau keseluruhan perangkat komponen

yang utuh, yang dimulai dengan tujuan umum komunikasi.

c. Tindak komunikatif, yaitu fungsi interaksi tunggal,seperti

pernyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non

verbal.

Jadi aktivitas komunikasi menurut etnografi komunikasi tidak

bergantung pada adanya pesan, komunikator, komunikati, media,

efek, dan sebagainya. Aktivitas komunikasi dalam etnografi

komunikasi merupakan peristiwa-peristiwa yang khas yang berulang

peristiwa komunikasi itu sendiri pada akhirnya akan membawa

penelitian kepada pemolaan komunikasi, karena akan ditemukan

hubungan-hubungan khas antar komponen pembentuk satu peristiwa

komunikasi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 63: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

48

2. Komponen komunikasi

Dalam penelitian etnografi komunikasi, komponen komunikasi

merupakan bagian yang sangat penting, karena melalui komponen

komunikasi suatu peristiwa komunikasi dapat diidentifikasi.

Hymes (Zakiah, 2008, h. 187) menjelaskan bahwa peristiwa

komunikasi harus memenuhi 8 komponen komunikasi:

1. Setting, mengacu pada lokasi, waktu, musim, dan aspek fisik

situasi, dan scene mengacu pada abstrak dari situasi psikologis

kebudayaan.

2. Participant, mengacu pada pihak-pihak yang terlibat langsung

pada peristiwa.

3. Ends, mengacu pada tujuan dari peristiwa, termasuk hasil

akhir dari suatu peristiwa.

4. Act sequence, mengacu pada tindak komunikatif, tindak tutur,

atau ujaran pada peristiwa.

5. Key, mengacu pada nada, cara, dan semangat dalam tindak

tutur.

6. Instrumental, mengacu pada bentuk pesan, baik lisan maupun

tulisan.

7. Norm of interaction, mengacu pada norma atau aturan dalam

berinteraksi pada suatu peristiwa.

8. Genre, mengacu pada jenis penyampaian, seperti narasi, puisi,

mitodologi, peribahasa, ceramah, serta pesan komersial.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 64: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

49

Penelitian berfokus pada komponen komunikasi di atas untuk

mengamati dan menggali makna-makna pesan verbal maupun non

verbal yang ada dalam peristiwa komunikasi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 65: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Subjek atau Objek Penelitian

4.1.1 Prosesi Baralek adat Nagari Padang

Nagari Padang adalah satu dari nagari-nagari yang berada dalam

Lingkungan Alam Minangkabau pada Provinsi Sumatera Barat.

Penduduk aslinya berasal dari suku Minangkabau dan tersebar pada

daerah Luhak Nan Tigo. Artinya wilayah kawasan Gunung Merapi dan

Gunung Singgalang yang meliputi Tanah Datar, Agam, dan Luhak

Limo Puluah Koto, juga daerah rantau seperti: Pariaman, kota Padang,

Pasisia, dan daerah lainnya. Dengan populasi yang diperkirakan

berjumlah lebih dari delapan juta jiwa, suku Minangkabau ini dikenal

sebagai “Orang Minang” atau “Orang Padang”.

Perkawinan bagi orang Minang dianggap sebagai suatu masa

peralihan hidup yang amat penting. Setelah menikah, seseorang

dianggap telah memasuki dunia dewasa dan mengalami peralihan

status dari kemenakan menjadi urang/orang. Bagi orang Minang,

perkawinan merupakan sebuah bentuk peresmian ikatan atau hubungan

timbal balik antara dua kaum yang dipersatukan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 66: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

51

Orang Minang dikenal sangat menghargai dan menjunjung tinggi

adat istiadat dan norma di manapun mereka berada. Oleh karena begitu

pentingnya makna sebuah ikatan perkawinan di Minangkabau, maka

perkawinan menjadi suatu hal yang patut dan harus dirayakan secara

meriah lewat upacara adat dan keagamaan yang berlaku. Sesuai

dengan pepatah Minang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi

Kitabullah, yang berarti adat yang didasarkan kepada syariat agama

Islam.

Upacara atau prosesi perkawinan Minangkabau ini disebut Baralek,

yang artinya pesta. Rangkaian prosesi adat ini amat menarik untuk

diteliti satu per satu. Adapun rangkaian prosesi tersebut dimulai dari

Manapuak banduah atau perkenalan, Maminang atau lamaran,

Barundiang atau berunding, BaBako, Malam bainai, Manjapuik

marapulai, Akad nikah, dan Baralek. Masing-masing dilakukan secara

berurutan, sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku.

Dalam hidup bermasyarakat, orang Minang dikenal sangat

menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong. Dalam hal

ini sesuai dengan ungkapan pepatah ringan samo dijinjiang, barek

samo dipikua (ringan sama dijinjing, berat sama dipikul). Pepatah adat

ini diterapkan secara penuh selama pelaksanaan prosesi perkawinan.

Hal ini terlihat dari fakta lapangan yang menunjukkan bahwa saat

melangsungkan prosesi adat, seluruh kerabat, sanak saudara, dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 67: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

52

tetangga turut terlibat dalam mempersiapkan segala sesuatunya.

Seperti membantu meringankan beban dengan memberikan bantuan

berupa bahan makanan, ternak, ataupun sumbangan tenaga di hari H.

Khusus untuk keluarga besar, mereka biasanya akan datang membawa

makanan berupa kue-kue yang dijunjung atau diletakkan di atas kepala

untuk dinikmati bersama.

Orang Minang juga mempunyai rasa malu yang besar atau harga

diri tinggi mengenai hal ini. Jika seseorang atau sebuah keluarga

sedang mengalami peristiwa kebahagiaan (atau bahkan duka) dan tidak

ada tetangga yang berpartisipasi untuk datang membantu, maka orang

atau keluarga Minang tersebut akan merasa malu. Bagi orang sekitar,

hal ini akan menjadi tanda bahwa ia adalah orang yang dikucilkan atau

dianggap sebagai orang yang tidak bermasyarakat. Oleh karena itu,

kebersamaan menjadi satu hal yang amat penting bagi orang Minang.

Bagi orang Minang yang melangsungkan upacara Baralek tanpa

mengikuti prosesi adat yang ada, maka orang tersebut dianggap

sebagai orang yang tidak punya adat dan bahkan tidak punya keluarga

oleh lingkungannya.

“Kalau misalnya kita tidak menjalani, itu tandanya kita tidak punya

adat. Berarti kita dianggap orang yang tidak punya adat dan tidak

punya ninik mamak. Karena ninik mamak itu merupakan kebanggaan

di Sumatera Barat.” 1

1 Hasil wawancara dengan Informan 1, Indra Faisal pada 29 Maret 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 68: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

53

Namun belakangan ini, dalam masyarakat Minangkabau kini telah

mengalami beberapa pergeseran dan perubahan dari sebelumnya. Hal

ini terutama terlihat dalam tata cara pelaksanaan dan langkah adatnya.

Jika dulu pelaksanaan keseluruhan prosesi adat baralek bisa

menghabiskan waktu selama kurang lebih satu minggu, kini prosesi

tersebut bisa dilakukan dalam dua hari atau bahkan satu hari saja. Hal

ini dikarenakan ada banyak langkah adat yang tak diikuti alias

dilangkahi begitu saja.

Perubahan bentuk dan susunan dekorasi pelaminan juga cukup

signifikan. Seiring berlalunya waktu, tak banyak lagi masyarakat yang

mengetahui dan memahami bagaimana tata cara pelaksanaan baralek

yang seharusnya. Tak banyak lagi yang memahami apa makna yang

terkandung dalam setiap prosesi adat yang dilakukan.

Mayoritas pelaksanaan adat baralek ini telah mengkuti kondisi

dan keadaan masyarakat setempat. Kecenderungan masyarakat masa

kini yang sangat mengutamakan kepraktisan dan efisiensi waktu

menjadi alasan utama. Pelaksanaan prosesi adat Baralek kini memang

mengalami beberapa penyesuaian, namun tentu saja tanpa mengurangi

kesakralan dan kesucian ikatan perkawinan itu sendiri.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 69: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

54

4.1.2 Letak Geografis

Secara geografi kota Padang terletak di pesisir pantai barat pulau

Sumatera, dengan garis pantai sepanjang 84 km. Luas keseluruhan

Kota Padang adalah 694,96 km², dan lebih dari 60% dari luas tersebut,

sekitar ± 434,63 km² merupakan daerah perbukitan yang ditutupi hutan

lindung, sementara selebihnya merupakan daerah efektif perkotaan.

Sedangkan keadaan topografi kota ini bervariasi, 49,48% luas wilayah

daratan Kota Padang berada pada wilayah kemiringan lebih dari 40%

dan 23,57% berada pada wilayah kemiringan landai.

4.1.3 Jumlah Penduduk Kota Padang

Berdasarkan data yang diperoleh, penduduk Kota Padang, provinsi

Sumatera Barat, yang terbagi menjadi 11 kecamatan, saat ini

berjumlah 876,678 jiwa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 437,612

jiwa dan perempuan berjumlah 439,516 jiwa.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Padang

bersambung..

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 70: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

55

4. Padang Selatan 29,459 29,321 58,780 100.47

5. Padang Timur 39,129 39,660 78,789 98.66

6. Padang Barat 23,077 22,704 45,781 101.64

7. Padang Utara 33,193 36,858 70,051 90.06

8. Nanggalo 28,694 30,443 59,137 94.25

9. Kuranji 67,448 68,339 135,787 98.70

10. Pauh 32,711 32,153 64,864 101.74

11. Koto Tangah 87,928 86,639 174,567 101.49

Padang 2013 437,162 439,516 876,678 99.46

2012 421,656 432,680 854,336 97.45

2011 420,641 423,675 844,316 99.28

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 71: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

56

K

o

t

a

P

Padang merupakan ibukota provinsi Sumatera Barat, yang amat kaya

dengan hasil bumi berupa batubara dan semen. Provinsi ini berada di

sepanjang pesisir barat Sumatera bagian tengah. Mata pencaharian

utama masyarakat Minangkabau di Kota Padang terletak pada sektor

pertanian, industri pengolahan, jasa, dan pertambangan.

4.1.4 Profil Informan

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lima orang informan

yang berada di kota Padang. Wawancara ini dilakukan secara

mendalam, menyesuaikan dengan objek yang diteliti untuk

memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Kelima informan

telah diwawancarai, dilakukan dari tanggal 29 Maret 2016 hingga 12

April 2016.

Kelima informan berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Agar

peneliti mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhan, maka

2010 415,315 418,247 833,562 99.30

2009 432,515 443,235 875,750 97.58

(Sumber : BPS Kota Padang 2006)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 72: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

57

peneliti memilih untuk mewawancarai informan yang secara relevan

memahami dan menjalankan prosesi adat Baralek Nagari Padang.

Oleh karena itu, seluruh informan merupakan masyarakat asli suku

Minangkabau, atau lebih dikenal dengan sebutan orang Padang

(Minang). Peneliti melakukan observasi langsung ke Kota Padang dari

tanggal 25 Maret 2016 hingga 13 April 2016.

Namun tentu saja selama berada di lapangan ada banyak kendala

atau hambatan yang dihadapi. Kendala utama tentu saja untuk

menemukan informan yang sesuai dengan kriteria. Peneliti juga harus

selalu fleksibel dan siap sedia menyiapkan waktu untuk bertemu

dengan narasumber yang sibuk dan memiliki rutinitas yang beragam.

Informan pertama, bernama Indra Faisal yang berprofesi sebagai

dosen pengajar di Universitas UPI YPTK Padang. Indra baru saja

melangsungkan pesta perkawinan atau Baralek dengan istrinya Amalia

Halifah pada 22 Desember 2016. Peneliti memilih Indra sebagai

informan karena memenuhi kriteria peneliti sebagai informan yang

memahami serta menjalani prosesi „Baralek‟ adat Nagari Padang

dengan baik. Peneliti menemui Indra di UPI YPTK untuk wawancara

pada Selasa, 29 Maret 2016. Saat mewawancarai Indra, peneliti tidak

menemukan kendala berarti, dikarenakan Indra mampu bercerita dan

memberikan informasi dengan baik.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 73: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

58

Informan kedua adalah Dewi Andriani, berusia 31 tahun dan

bekerja sebagai pegawai swasta. Dewi Baralek pada April 2015.

Peneliti memilih Dewi sebagai narasumber dikarenakan Dewi

merupakan orang Minang yang menikah tapi tidak menjalankan

prosesi adat baralek secara utuh. Dewi hanya menjalankan akad nikah

dan langsung pesta keesokan harinya. Sama sekali tak ada ritual adat

yang dilakukan. Menarik untuk mengetahui alasan dan faktor yang

melatarbelakangi Dewi untuk tidak menjalankan prosesi adat,

mengingat Dewi merupakan orang Minang asli yang masih

mengetahui bagaimana langkah adat yang seharusnya. Peneliti hanya

mengalami kendala kecil saat mewawancarai Dewi, yaitu penjelasan

yang diberikan relatif singkat dan kurang mendetil. Namun akhirnya

peneliti mampu untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam

dari Dewi.

Informan ketiga, adalah Marah Yulius. Yulius merupakan anggota

dari Kerapatan Adat Nagari Padang (KAN) yang amat memahami adat

istiadat yang berlaku pada masyarakat Minangkabau. Peneliti menemui

Yulius di kantor KAN dan melakukan wawancara di sana. Yulius

menjabarkan mengenai makna prosesi baralek secara mendetil dan

jelas. Peneliti merasa amat terbantu dengan informasi yang diberikan

oleh Yulius.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 74: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

59

Informan keempat adalah Chessie H Fitriani, yang baru saja

menikah dengan Ahmad Reza pada Januari 2016 lalu. Chessie

melaksanakan prosesi Baralek secara lengkap dan meriah. Peneliti

menjadikan Chessie sebagai narasumber dikarenakan Chessie amat

memahami adat Minangkabau dan merupakan putri satu-satunya dari

Datuk Rangkayo Basa. Hal inilah yang melatar belakangi Chessie

menjadi orang Minang yang sangat menghargai adat istiadat. Peneliti

juga diberi video dokumentasi lengkap mengenai prosesi adat yang

dijalani oleh Chessie.

Informan kelima sekaligus terakhir adalah Novianti Awaludin,

anggota Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat

yang menjabat sebagai Kepala UPBD Museum Adityawarman Kota

Padang. Cukup banyak kendala yang dialami oleh peneliti untuk

mewawancarai Novianti, dikarenakan jadwalnya yang padat dalam

mempersiapkan Komodo Exercise 2016. Jadwal wawancara yang

sudah disepakati terpaksa harus tertunda beberapa kali, hingga

akhirnya peneliti berhasil mewawancarai Novianti pada tanggal 12

April 2016, bertempat di kantor Dinas Kebudayaan Kota Padang.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Prosesi Adat Baralek Nagari Padang

Prosesi Adat „Baralek‟ Nagari Padang merupakan sebuah adat

istiadat dan tradisi yang tak terpisahkan dalam diri masyarakat

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 75: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

60

Minangkabau. Setiap individu Minangkabau pasti akan menjalani

Baralek sebagai suatu fase hidup yang tak dapat terelakkan. Sudah

menjadi ketentuan adat tersendiri di kalangan masyarakat

Minangkabau, bahwa jika tidak menjalankan prosesi baralek sesuai

dengan ketentuan yang ada, orang tersebut akan dianggap sebagai

manusia yang tidak memiliki adat. Orang tersebut akan dicemooh oleh

lingkungan sekitarnya dan dapat dianggap sebagai bukan orang

Minang. Hal serupa juga diungkapkan oleh Novianti, Kepala UPBD

Museum Adityawarman, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi

Sumatera Barat.

“Saya: Jadi tidak ada aturan resmi mengenai itu?

Novi: Tidak, itu aturan adat. Itu kan aturan hukum adat. Hukum adat

kan juga tidak secara formal. Itu sudah berlaku secara turun

temurun dan orang tidak akan merasa jadi orang Minang kalau

tidak melaksanakan, begitu.“ 2

Pengetahuan mengenai prosesi adat Baralek secara keseluruhan

atau garis besar diketahui oleh setiap lapisan masyarakat

Minangkabau. Dikarenakan pengetahuan mengenai adat sudah

diajarkan sejak dini oleh didikan keluarga atau ibu. Pada sekolah dasar

dan menengah juga terdapat mata pelajaran khusus yang mengajarkan

mengenai Budaya Alam Minangkabau. Lebih dikenal dengan sebutan

2 Hasil wawancara dengan Informan 5, Novianti pada 12 Maret 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 76: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

61

BAM. Hal ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman dan

kesadaran akan adat Minangkabau yang berpengangan erat terhadap

nilai-nilai syariat Islam.

Kelima informan yang telah diwawancarai peneliti mengemukakan

hal yang sama. Dalam pelaksanaan prosesi Baralek sendiri, faktor

ekonomi dan ketersediaan waktu yang dimiliki individu menjadi

penentu utama terlaksana atau tidaknya prosesi ini.

Informan 3 merupakan seorang tokoh adat yang amat memahami

prosesi adat Baralek Nagari Padang. Informan 3 membantu

menjelaskan kepada peneliti mengenai perbedaan adat yang dimiliki

oleh masyarakat Minangkabau. Beda daerah, beda pula detil prosesi

yang dilakukan. Hal ini dikarenakan masyarakat Minangkabau

tersebar di seluruh penjuru Sumatera Barat.

“Seperti yang saya bilang tadi, adat salingka nagari. Maksud adat salingka

nagari ini kan Nagari Padang ini. Tata caranya ada bedanya dengan

payakumbuh, pariaman. Kalau pariaman dulu malah laki-laki dibeli. Di

Padang dulu sekali juga begitu. Tapi sekarang tidak lagi, karena kemajuan

zaman.”3

Oleh karena itu, peneliti fokus membahas mengenai prosesi baralek

yang terdapat pada wilayah Nagari Padang yang berada di Kota

Padang. Menurut informan 3, terdapat perbedaan terhadap jamuan

makan yang diadakan pada zaman dahulu dengan saat ini. Pada

jamuan makan baralek tempo dulu, makanan dihidangkan pada satu

3 Hasil wawancara dengan Informan 3, Marah Yulius pada 6 April 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 77: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

62

meja panjang. Keluarga dan seluruh tamu undangan akan duduk

bersama di sepanjang meja dan menikmati hidangan yang sudah di

sediakan. Jamuan makan ini disebut dengan Makan Bajamba (Makan

Bersama).

Namun pada saat ini telah terjadi sebuah pergeseran. Makan

Bajamba kini dilakukan hanya pada prosesi sebelum Baralek, seperti

Malam bainai dan hari Akad nikah dilaksanakan. Jamuan makan

Baralek sendiri sudah berubah bentuk menjadi prasmanan biasa.

Semua karena alasan kepraktisan dan efisiensi waktu.

“Kalau dulu sekali baralek di Minang ini, dibuat satu meja panjang,

dihidangkan tuh. Datang tamu, bersama-sama berpantun. Baru makan

bersama. Sekarang mana ada lagi. Ambil sendiri-sendiri, kan? Pakai

katering bahkan. Makan Bajamba itu namanya. Bajamba tuh artinya

disiapkan makanan. Makan Basamo. Jadi begitulah adat istiadat. Melihat

situasi dan kondisi.”4

Gambar 4.1 Makan Bajamba

4 Hasil wawancara dengan Marah Yulius, pada 6 April 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 78: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

63

Mengenai langkah adat yang harus dilakukan sebelum baralek bisa

digelar, informan 1 dan 4 tidaklah kesulitan dalam menjawab berbagai

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Keduanya mampu

menceritakan pengalaman masing-masing secara lengkap dan

mendetil.

4.2.2 Pelaksanaan Prosesi Adat Baralek Nagari Padang

Baralek merupakan sebuah adat istiadat masyarakat Minangkabau

yang sudah mendarah daging dan tak bisa dipisahkan dari kehidupan

setiap orang Minang. Seluruh masyarakat Minangkabau pasti

menjalani dan melakukan prosesi ini, terlepas dari lengkap atau

tidaknya prosesi dijalani. Jika tidak menjalankan prosesi ini, maka

orang tersebut akan dianggap bukan orang Minang dan dinilai sebagai

orang yang tidak punya adat.

Perkawinan bagi masyarakat Minangkabau merupakan suatu hal

besar yang patut dirayakan dengan meriah dan penuh kegembiraan.

Namun Baralek ini sendiri harus melalui banyak tahapan dan proses

yang cukup panjang. Seluruh prosesnya turut melibatkan seluruh

keluarga besar kedua pengantin seperti ayah, ibu, dan ninik mamak.

Bahkan para tetangga juga turut dilibatkan dalam mempersiapkan

segala sesuatunya. Nilai kekeluargaan dan kebersamaan menjadi hal

utama dalam prosesi Baralek adat Nagari Padang ini. Semua langkah

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 79: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

64

adat dilakukan sesuai dengan aturan adat istiadat yang sudah berlaku

secara turun-temurun.

1. Pelaksanaan Manapuak Banduah (Perjodohan)

Manapuak Banduah atau perjodohan merupakan langkah

paling awal dalam rangkaian adat perkawinan Minangkabau.

Dikarenakan Minangkabau menganut sistem adat Matrilineal,

maka pihak perempuan yang mendatangi pihak laki-laki untuk

menyampaikan niatnya meminang atau melangsungkan

pernikahan. Matrilineal adalah menganut garis keturunan dari

pihak ibu.

Hal ini dirasa penulis sebagai hal yang unik, dikarenakan suku

lainnya di Indonesia melakukan hal sebaliknya: pihak laki-laki

yang meminang dan menganut sistem kekerabatan Patrilineal.

Usaha menjodohkan ini dilakukan dengan cara yang

sederhana, yaitu pihak keluarga perempuan mendatangi atau

berkunjung ke rumah calon Urang sumando atau menantu laki-

laki Minangkabau. Memilih Urang sumando dilakukan dengan

sangat hati-hati oleh keluarga perempuan di Minangkabau. Hal

ini dikarenakan Urang sumando memiliki berbagai fungsi dalam

keluarga Minang:

a. Urang Sumando merupakan bibit yang baik dan akan

menjadikan kampung halaman ramai dan berseri-seri.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 80: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

65

b. Urang Sumando akan menjadi tempat kepercayaan dalam

rumah tangga.

c. Urang Sumando menjadi pagaran yang teguh untuk

menjaga kampung halaman, penolong bagi Ninik Mamak.

d. Kalau dia orang cerdik pandai, Urang Sumando akan

menjadi guru bagi anak dan kemenakan.

e. Jika Urang Sumando kaya, ia akan dapat membantu anak

kemenakan yang ada dalam kesulitan.

Biasanya kedua belah pihak sudah menilai terlebih dahulu

hal-hal mengenai latar belakang, pendidikan, dan bagaimana

kehidupan keluarga masing-masing. Hal ini biasanya dilakukan

oleh anggota keluarga pihak perempuan yang memilki pergaulan

luas dan dapat dipercaya. Orang ini akan disebut sebagai “Mak

Jomblang”. Jika kedua calon mempelai merasakan sebuah

ketertarikan atau kecocokan, barulah usaha perjodohan ini akan

berlanjut.

2. Pelaksanaan Maminang (Lamaran)

Maminang dapat berarti meminang dalam bahasa Indonesia.

Pada langkah ini, pihak keluarga perempuan yang sudah

mendapat tanggapan positif dari pihak laki-laki mengirimkan

utusan untuk datang ke rumah pihak laki-laki secara resmi.

Utusan yang datang adalah Ninik Mamak, Bundo Kanduang,

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 81: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

66

keluarga, dan Bako (saudara perempuan dari ayah). Tujuan

kedatangan ini tentu saja untuk menyampaikan ketertarikan dan

keinginan dari pihak perempuan untuk meminang sang laki-laki.

Maksud ini disampaikan kepada pihak laki-laki yang sudah

menunggu di rumahnya, lengkap dengan ninik mamak beserta

keluarganya.

Tamu yang datang membawa Carano berisi sirih, pinang, atau

rokok. Juga ada makanan seperti ayam panggang, ikan bakar,

bolu hias, dan pisang untuk dinikmati bersama-sama. Kunjungan

ini biasanya dilakukan pada malam hari di waktu yang telah

ditentukan.

Carano adalah sebuah wadah logam yang diisi dengan

sirih,pinang, serta rokok. Pada bagian atasnya selalu ditutupi

dengan dulamak atau kain penutup carano bercorak indah.

Makna yang dimiliki carano amat penting dalam setiap upacara

adat yang dilaksanakan. Yakni sebagai simbol kemuliaan bagi

penghulu, urang sumando, mamak rumah, ayah, ibu, dan anak

daro.

Carano sendiri dapat diibaratkan sebagai alat pemanggil

pengantin laki-laki dalam setiap langkah adat yang dilakukan.

Seperti pada saat meminang dan manjapuik marapulai. Juga

sebagai bentuk penghormatan kepada setiap tamu yang hadir dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 82: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

67

simbol pengharapan untuk nasib baik di kemudian hari. Carano

diberikan pada saat kedua belah pihak bertemu dan saling

bertukar pantun.

Sirih lengkap bersama pinang juga menjadi suatu keharusan

dalam prosesi. Makna yang terkandung adalah selama proses

persiapan perkawinan sangatlah wajar jika terdapat berbagai

kekurangan. Sama seperti sirih yang jika dikunyah akan terasa

manis sekaligus pahit. Ada ungkapan adat yang menggambarkan

hal ini:

Kok Siriah lah kami makan

Manih lah lakek diujuang lidah

Pahik lah luluih karakuangan

Jika sirih sudah kami makan

Yang manis lekat di ujung lidah

Yang pahit lolos ke kerongkongan

Pepatah ini bermakna agar kedua pihak saling tak

mempermasalahkan kekurangan dan jelekan masing-masing

selama acara. Semua itu wajar adanya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa carano beserta sirih merupakan

sebuah benda adat yang sakral dan amat penting posisinya bagi

keberlangsungan suatu upacara perkawinan adat Minangkabau.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 83: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

68

Gambar 4.1 Carano

Saat maksud kedatangan pihak perempuan sudah diutarakan,

kedua pihak keluarga akan berunding bersama untuk mencapai

kata sepakat. Akan dibicarakan mengenai waktu atau hari akan

dilakukan upacara pernikahan atau akad nikah dan tata cara

pelaksanaan adat sampai sedetil-detilnya. Jika sudah mencapai

kata sepakat, maka biasanya juga akan dilaksanakan Timbang

Tando atau bertukar tanda ikatan janji, sebagai bukti kedua belah

pihak sudah setuju untuk menjodohkan dan menikahkan anak

kemenakannya. Sama seperti apa yang dikemukakan oleh

Chessie, informan 4.

“Boleh tandanya apa aja. Kalau kakak maunya songket. Pokoknya adat

itu kuat, loh. Pokoknya kalau misalnya adat tidak dipenuhi, dia bisa nggak

mau. Kalau ada satu aja yang kurang, biasanya Bako-Bakonya dia,

mamak-mamaknya dia nggak mau. Ya itu kacau lah acara. Pernah terjadi

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 84: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

69

seperti itu. Trus kakak kasihnya itu kan simbolisnya di cincin. Cincin

tunangan ibaratnya.”5

Hal mengenai Timbang Tando ini juga tergambar dalam

pepatah Minang: Batampuak lah buliah dijinjiang, batali lah

buliah dilirik. Pepatah ini berarti jika kedua pihak sudah

melaksanakan tukar tanda, itu berarti keterikatan di mata adat tak

hanya terjadi di antara sang laki-laki dan perempuan saja, tapi

juga di antara kedua kelauarga besar, dan tak bisa dibatalkan

begitu saja secara sepihak.

Pada zaman dahulu, pihak pria akan memberikan keris kepada

pihak perempuan. Sebagai balasannya, pihak perempuan akan

memberikan selendang sebagai tanda. Namun pada era modern

seperti sekarang, tanda ini berubah menjadi cincin, atau sesuai

dengan kesepakatan kedua pihak.

3. Pelaksanaan Malam Bainai (Malam Daun Inai)

Malam bainai atau malam kasih sayang. Upacara ini

dilakukan khusus bagi anak daro atau pengantin perempuan.

Bainai berarti meletakkan daun inai atau pacar merah kepada

kuku jari calon anakdaro. Daun ini dibiarkan semalaman hingga

meninggalkan bekas kemerahan pada kuku. Kuku yang telah

5 Hasil wawancara dengan Chessie, pada 7 Maret 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 85: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

70

bainai menjadi tanda bagi semua orang, bahwa perempuan

Minang tersebut sudah menjadi milik suaminya dan tidak lajang

lagi.

Ketika memasuki rumah atau menuruni tangga, di sepanjang

jalan akan dibentang karpet kuning, sebagai alas untuk berjalan.

Seiring anak daro berjalan, saudara laki-lakinya akan bersiap di

belakangnya untuk menggulung karpet kuning yang sudah

dilalui. Hal ini menjadi tanda bahwa tugas sang saudara laki-laki

dalam menjaga saudara perempuannya sudah selesai.

Sebelum acara Bainai dimulai, ada acara siraman secara

simbolis. Anak daro akan diperciki air dan beras yang telah

disiapkan pada tempayan yang berisi air kembang. Setelah

prosesi siraman selesai, barulah Anak daro akan dibawa menuju

pelaminan untuk mulai melaksanakan prosesi Bainai. Anak daro

memakai Suntiang rendah.

Gambar 4.2 Prosesi Malam bainai.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 86: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

71

Upacara ini dihadiri oleh semua keluaga besar anak daro.

Satu anggota keluarga akan memasangkan inai untuk satu kuku.

Setelah memasangkan inai, anggota keluarga tersebut akan

memberikan hadiahnya untuk anak daro. Biasanya akan

berbentuk perhiasan emas atau amplop berisi uang yang akan

langsung dipasangkan pada tubuh anak daro. Wejangan juga

akan diberikan. Biasanya berupa nasehat mengenai bagaimana

cara menjalankan perkawinan yang sakinah, mawadah, dan

warohmah.

Berdasarkan studi dokumen, peneliti menemukan bahwa pada

pemasangan inai di jari terdapat arti dari masing-masing jari

yang dipasangkan inai tersebut yaitu:

1) Ibu jari atau jempol

Melambangkan penghargaan, kebaikan, dan pujian si calon

istri kepada calon suami

2) Telunjuk

Melambangkan kehati-hatian calon istri dalam bertindak,

tidak semena-mena dalam bersikap, dan tidak leluasa

dalam memerintah

3) Jari tengah

Melambangkan kehati-hatian dalam menimbang hati calon

mertua, calon ipar, calon besan dan orang lain.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 87: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

72

4) Jari manis

Melambangkan keidealisan pasangan dalam menjalankan

hidup berumah tangga

5) Jari kelingking

Kelingking bermakna terkecil. Artinya kelingking

merupakan jari yang paling kecil dan terletak di paling

ujung yang melambangkan pengharapan agar calon anak

daro dapat bersikap, rendah hati, tidak sombong selalu

tawaddu’. Diharapkan juga calon anak daro tidak

tersisihkan, terkebelakangi oleh calon ipar, calon besan,

calon mertua serta keluarga lainnya.

Gambar 4.3 Daun Inai di jari anak daro.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 88: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

73

Ketika seluruh anggota keluarga telah memberikan inai,

tibalah saatnya bagi Anak daro untuk gantian memberikan

sepatah dua patah kata. Mengucapkan terima kasih kepada

orangtua dan keluarga yang telah membesarkan, mendidik, dan

merawatnya hingga akan menikah. Ini merupakan saat yang

paling menyentuh dan mengharukan bagi seluruh pihak yang

terlibat.

Tradisi yang satu ini dilaksanakan sebagai bentuk curahan

kasih sayang dan perhatian dari seluruh keluarga dan tetangga

dekat untuk melepas sang anak daro yang akan melangsungkan

pesta perkawinan esok hari. Ada juga masyarakat Minangkabau

yang percaya bahwa meletakkan daun inai pada kuku bertujuan

untuk menghindarkan sang anak daro dari hal buruk yang tak

diinginkan.

Jadi malam bainai juga dapat disimpulkan sebagai malam

kebebasan terakhir dari seorang gadis Minang. Sebagai tanda

bahwa seorang perempuan Minang sudah tidak lajang lagi.

4. Pelaksanaan Manjapuik Marapulai (Menjemput Pengantin

Pria)

Pada hari perkawinan atau pengucapan Ijab Qabul dilakukan,

marapulai akan bersiap-siap mengenakan pakaian bercorak

keagamaan di rumah orangtuanya. Pakaian yang digunakan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 89: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

74

biasanya terdiri dari jas, kemeja, sarung, peci atau kopiah, dan

kaos kaki.

Anak daro atau pengantin perempuan akan berjalan menuju

ke rumah Marapulai atau pengantin pria sambil membawa

“cerana” berisi sirih pinang, yang dipimpin oleh Urang sumando

(suami dari saudara perempuan Anak daro).

Sesampainya di rumah Marapulai, akan dilangsungkan

prosesi “Turun Ranjang”. Prosesi ini merupakan saatnya

Marapulai minta diri kepada kedua orangtuanya untuk menikah.

Prosesi ini menandakan anak lelaki Minangkabau akan berpisah

dari orangtuanya dan memulai hidup baru di lingkungan

keluarga istrinya. Barulah setelah prosesi ini berakhir, Marapulai

dibawa pergi menuju kediaman istrinya atau Anak daro.

5. Pelaksanaan Akad nikah

Akad nikah adalah upacara keagamaan, dan baru akan sah jika

dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Proses pernikahan ini

bagi anak perempuan dilakukan dan dilaksanakan oleh ayah

kandungnya di depan para saksi, ninik mamak, kaum kerabat

dari kedua belah pihak yang dipandu oleh pejabat agama Islam

(Kadi). Akad nikah biasanya dilaksanakan pada hari Jumat di

masjid atau di rumah calon pengantin perempuan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 90: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

75

Gambar 4.4 Akad nikah

6. Pelaksanaan Babako (Kembali Dari Rumah Bako)

Babako berarti turun dari rumah Bako atau keluarga besar

ayah. Anak daro yang akan melangsungkan pesta perkawinan

didandani oleh Bako. Anak daro akan dirias dengan cantik,

dipakaikan baju pesta yang indah, dan diberi makan. Setelah itu

Anak daro akan diantar beramai-ramai oleh Bako menuju rumah

orangtua, sambil membawa makanan yang telah dimasak secara

beramai-ramai oleh Bako sebelumnya.

“Jadi kan gini, filosofinya kalau di Minang itu asal mulanya anak

itu kan dari laki-laki. Dari ayah. Jadi kalau mau anak itu jadi

orang pinter, orang hebat, sukses, itu biasanya keturunannya dari

mana nih? Dari Bako. Dari bapak.” 6

6 Hasil wawancara dengan Chessie, pada 7 Maret 2016.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 91: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

76

Sesampainya di rumah orangtua, Anak daro bersama Bako

akan disambut oleh keluarganya dan diadakan pertunjukan musik

talempong serta tari-tarian tradisional. Biasanya berupa tarian

Pasambahan.

Gambar 4.5 Anak daro Diantar Bako Menuju Rumah

Orangtua

Gambar 4.6 Tarian Pasambahan

Besar kecil upacara ini tergantung dengan kemampuan dari

pihak keluarga Anak daro. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 92: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

77

tanggung jawab dan penghargaan dari pihak keluarga ayah

terhadap anak saudaranya yang hendak menikah. Besar kecilnya

hantaran yang diberikan juga merupakan gambaran kerukunan

dan kemampuan dari pihak keluarga pengantin.

7. Pelaksanaan Baralek (Pesta Perkawinan)

Baralek secara harfiah berarti pesta perkawinan. Baralek atau

pesta perkawinan Minangkabau ini merupakan puncak dari

seluruh rangkaian adat pernikahan. Marapulai dibawa ke rumah

anak daro untuk basanding atau dipersandingkan di bawah

pelaminan. Pesta ini diadakan untuk merayakan kebahagiaan,

karena salah satu anak kemenakan akhirnya menikah. Baralek

juga menjadi tanda pemberitahuan pada masyarakat sekitar,

bahwa anak dari keluarga Minang tersebut sudah dewasa,

meninggalkan status lajangnya untuk membentuk suatu keluarga

baru.

Pada umumnya, Baralek didadakan secara meriah dan

mewah. Pesta ini dihadiri oleh seluruh anggota keluarga, relasi,

tetangga, teman dekat, dan berbagai tamu undangan. Marapulai

dan Anak daro basanding seharian di pelaminan, melayani setiap

tamu yang datang. Keduanya mengenakan baju adat, yaitu baju

kebesaran adat penghulu untuk Marapulai, dan baju kurung

panjang dengan hiasan kepala berbentuk Suntiang bagi Anak

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 93: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

78

daro. Seluruh atribut hiasan pakaian adat dan pelaminan Minang

selalu didominasi oleh warna emas.

a. Pakaian Adat Marapulai (Pengantin Pria)

Pakaian adat yang dikenakan oleh pengantin pria atau

marapulai adalah baju kurung kebesaran Minangkabau

yang biasanya dipakai oleh penghulu. Puti Reno (2014, h.

69) menjelaskan bahwa pakaian pengantin laki-laki pakai

roki terdiri dari baju merah yang terbuka bagian depannya,

pinggir baju, pinggir leher,dan ujung lengan bajunya yang

kembang atau lebar diberi minsie berwarna emas. Baju

batabuah dengan benang emas atau emas. Memakai kemeja

putih sebagai baju dalam yang ditutupi di bagian dadanya

dengan sejenis oto warna hijau sewarna dengan tokoh

pengantin perempuan. Pengantin laki-laki juga memakai

seuntai kalung panjang warna emas. Celana berwarna hijau

yang ujungnya diberi minsie dua lapis di bagian bawah

lebih lebar dari bagian atasnya. Kain sesamping dari

balapak senada dengan kain pengantin perempuan. Yang

unik adalah bentuk tutup kepala seperti topi berjalin

berwarna merah dan dihiasi dengan benang emas. Alas

kaki sepatu tertutup warna hitam atau cokelat.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 94: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

79

Baju berlengan panjang dan dihiasi dengan motif

sulaman yang dijahit menggunakan benang emas. Pakaian

adat ini biasanya berwarna merah. Destar berwarna emas

menjadi hiasan kepala wajib bagi marapulai.

Baju kebesaran ini menjadi lambang kehormatan bagi

Marapulai karena di hari resepsi perkawinannya,

marapulai dijadikan sebagai „raja‟ sehari.

Gambar 4.7 Baju Adat Marapulai dan Anak Daro

b. Pakaian Anak daro (Pengantin Perempuan)

Baju yang dikenakan oleh Anak daro pada hari Baralek

adalah baju kurung panjang bersulam benang emas dan

kain sarung balapak. Warna pakaian selalu didominasi oleh

tiga warna, yaitu merah, hitam, dan kuning.

Pakaian ini tentu disesuaikan dengan syariat Islam.

Yang khas dan berbeda dari pengantin Minang adalah

hiasan kepala yang bernama Suntiang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 95: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

80

Suntiang adalah hiasan kepala pengantin perempuan

Minangkabau yang terbuat dari susunan bunga yang

dibentuk setengah lingkaran dan diletakkan di atas kepala.

Suntiang berwarna emas, biasanya terbuat dari bahan

logam. Namun saat ini juga banyak yang terbuat dari

plastik, agar lebih ringan saat dikenakan.

Suntiang ini terdiri dari beberapa lapisan hiasan.

Lapisan dasar atau pertama tersusun dari bunga serunai.

Bunga ini biasanya terdiri dari tiga hingga lima lapis.

Lapisan kedua terdiri dari bunga gadang atau bunga besar

sebanyak tiga hingga lima lapis. Hiasan puncaknya adalah

kambang goyang atau bunga goyang. Selain itu, juga ada

hiasan bunga yang menjuntai di sisi kiri dan kanan kepala

pengantin. Hiasan ini bernama kote-kote.

Puti Retno dalam bukunya yang berjudul Pakaian Adat

Perempuan Minangkabau (2014, h. 29) menuliskan bahwa

pola pakaian adat Minangkabau terdiri dari:

1. Tekuluak

Tekuluak adalah penutup kepala. Masing-masing

nagari memiliki berbagai corak tekuluak yang

mempunyai variasi dari segi: bentuk, bahannya, cara

pembuatan, dan pemakaiannya.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 96: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

81

2. Baju Kuruang Basiba

Baju kurung sudah merupakan pakaian yang umum

dipakai perempuan, tidak hanya di Minangkabau tapi

juga di daerah lainnya. Baju kurung ini juga

mempunyai berbagai corak jahitan, dan warna.

3. Lambak

Lambak adalah kain yang disarungkan sampai ke

mata kaki. Disebut juga kodek terdiri dari kain

balapak/songket, sarung bugis, sarung batik. Lambak

mempunyai banyak corak, motif tenunan dan

jahitannya, bahannya dan jahitan-jahitannya.

4. Kain sandang

Kain yang disandang di atas bahu dan

diselempangkan di atas dada. Terdiri dari kain

balapak, kain jao, selendang gadang bajaik Koto

Gadang. Pemakaian kain sandang juga bervariasi di

setiap nagari, termasuk juga bahan, warna, dan motif

ornamennya sulamannya.

5. Perhiasan untuk kepala

Masing-masing nagari pun mempunyai berbagai

variasi yang sangat banyak sekali. Perhiasan untuk

kepala biasanya dipakai di depan atau belakang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 97: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

82

rambut berupa suntiang, tusuk sanggul atau lacah.

Sunting ini berbagai coraknya, seperti: suntiang

gadang/kambang Pariaman, suntiang pisang saparak

Payakumbuah, dan lain-lain.

6. Perhiasan untuk leher atau dukuah

Terdiri dari: dukuah nasura dukuah pualam, dukuah

calak intan, dukuah bungo tanjuang, dan lain-lain.

Gelang dan cincin pun bermacam coraknya. Pada

beberapa daerah, jari kelingking perempuan juga

diberi hiasan berupa kuku ameh atau kuku canggai

yang dibuat dari emas.

c. Palaminan

Pelaminan bisa diartikan sebagai tempat duduk dan

bersandingnya pengantin Minang pada hari pesta

perkawinan atau Baralek. Asal katanya dari bahasa

Melayu, yaitu lamin, yang berarti hiasan. Pelaminan

biasanya berada di dalam rumah pengantin perempuan,

menghadap ke arah pintu rumah. Dalam bukunya yang

berjudul Palaminan Minangkabau, Puti Reno (2008, h. 14)

menuliskan pelaminan dalam pengertian luas dan umum

adalah seperangkat (satu unit kesatuan) hiasan dalam

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 98: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

83

(interior) sebuah rumah gadang milik suatu kaum dalam

serangkaian upacara perkawinan.

Pelaminan terdiri dari berbagai elemen dan hiasan yang

cukup rumit. Puti Reno (2008, h.19) menyebutkan warna-

warna dasar pelaminan didominasi oleh warna agak gelap.

Seperti merah kasumbo, ijau kumbang janti, kuniang

gadiang, kuniang ameh, manggih masak, dan hitam. Hal

ini dipengaruhi oleh letak geografis daerah yang beriklim

sejuk dan memiliki banyak pohon.

Makna dari simbol atau lambang dan tanda dari elemen

palaminan antara lain (Puti Retno, 2008, h. 9):

1. Tabir/Tabie

Dibuat dari kain perca berwarna-warni; hitam,

merah, kuning, hijau, dan putih. Bentuknya empat

persegi panjang, segitiga. Digunakan untuk penutup

dinding di dalam dan samping pelaminan. Tabir ini

melambangkan keberagaman adat dalam setiap

nagari di Minangkabau yang dikenal dengan adat

salingka nagari yang diikat atau disatukan oleh adat

nan sabatang panjang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 99: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

84

2. Tirai awan bararak

Dibuat dari kain katun dengan warna kuning,

hitam, dan merah, bentuknya empat persegi panjang.

Tirai awan ini melambangkan perjalanan hidup

seseorang.

3. Langit-langit/tirai kolam

Dibuat dari kain satin atau beludru warna hitam,

merah, merah hijau, merah biru. Bentuk empat

persegi panjang. Disulam dengan benang emas. Ini

melambangkan tentang keterbatasan manusia.

4. Kain Bajalin

Dibuat dari kain katun atau polyster. Warna

jalinnya merah, kuning, hitam atau merah, kuning,

hijau. Melambangkan kemufakatan „tali tigo sapilin,

tungku tigo sajarangan’.

5. Pancuang

Dibuat dari kain katun atau bahan lainnya. Warna

merah, kuning, hijau. Bentuk segitiga atau setengah

lingkaran. Melambangkan status sosial orang yang

mengadakan acara.

6. Tonggak Katorok

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 100: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

85

Dibuat dari kain katun berwarna kuning yang

diikat dalam bentuk gelembung. Bermakna setiap

orang harus melihat segala sesuatu itu dari tampak

lahir dan yang tampak batin.

7. Kelambu

Dibuat dari satin, beluduru, atau sutra berbagai

warna yang lembut. Bentuk empat persegi panjang.

Ini melambangkan perempuan Minangkabau terjaga

berlapis-lapis dan tidak gampang saja untuk

dipersunting.

8. Garedeang

Dibuat dari kain satin/ beludru berwarna merah,

hijau, biru, dan bentuknya empat persegi panjang.

Melambangkan hidup yang ingin dicapai adalah

hidup bahagia, tentram dan damai sejahtera.

9. Lansir

Dibuat dari kain satin/beludru berwarna hitam,

hijau, merah manggis dengan bentuk empat persegi

panjang yang diikat di tengahnya. Melambangkan

ikatan kehidupan suami istri yang selaras dan

harmonis.

10. Samie

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 101: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

86

Dibuat dari kain satin/beludru warna merah,

merah kasumbo bentuk empat persegi panjang.

Samie melambangkan sandaran kehidupan suami

istri.

11. Lidah-lidah

Dibuat dari kain satin/beludru berbagai

warna,bentuk seperti dasi. Melambangkan seseorang

harus menjaga bahasanya kalau bicara harus hati-hati

dan jangan sampai menyinggung orang lain.

12. Karamalai

Dibuat dari kertas perak yang dibentuk dalam

untaian manik-manik. Melambangkan hubungan

suami istri dan keluarga yang langgeng.

13. Angkin

Dibuat dari kain satin/beludru dengan berbagai

macam warna, bentuk seperti bunga atau kupu-kupu

atau bentuk-bentuk lain. Menandakan bahwa seorang

laki-laki yang sudah menikah kepalanya akan

menyentuh angkin ini sewaktu dia didudukkan

bersanding. Dulu orang-orang tua mengingatkan

kepada anak laki-laki yang berperilaku kurang baik

dengan ungkapan:

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 102: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

87

kok indak barubah parangai nan indak elok tu,

makoindak ka di santuah angkin kapalo wa ang nak.

Ungkapan ini bermakna bahwa jika kelakuan atau

kebiasan buruk sang anak laki-laki tersebut tidak

berubah, maka kepalanya tidak akan menyentuh

angkin, yang berarti sang anak tidak akan menikah

atau lama menemukan jodohnya.

14. Puti manyibuak

Dibuat dari kain sutra dengan berbagai warna,

bentuk seperti gulungan kain. Menggambarkan

keberadaan seorang putri atau penganten di dalam

kelambu sebagai pembatas, artinya tidak boleh

langsung dilihat dan disentuh oleh calon suaminya

sebelum ijab Kabul.

15. Ula naga/sabit

Dibuat dari logam warna perak bentuk seperti dua

ekor ular naga. Maknanya ada yang menjaga dan

memelihara putri yang akan dipersunting.

16. Banta kopek

Dibuat dari kain satin/beludru warna merah, bentuk

empat persegi panjang. Melambangkan tingkat

kedudukan sosial yang punya acara.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 103: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

88

17. Banta gadang/lemari

Dibuat dari kain katun/beludru/satin warna merah,

hijau, hitam, bentuk seperti rumah/pondok kecil.

Tempat menyimpan pakaian, peralatan adat.

Menggambarkan status sosial yang punya acara.

18. Dulang bakaki

Dibuat dari kuningan, bentuk bundar, dan berkaki.

Tempat makanan bagi penganten. Melambangkan

kehormatan dan kemuliaan bagi kedua pengantin.

19. Carano

Dibuat dari kuningan, bentuk bundar bertirai dan

berkaki, ukurannya lebih kecil dari dulang bakaki.

Untuk meletakkan sirih dengan pelengkapnya.

Sebagai tanda legitimasi untuk memulai setiap

upacara adat.

4.2.3 Pengaruh agama dalam Prosesi Baralek Nagari Padang

Seluruh atau 98% masyarakat Minangkabau memeluk agama Islam,

setelah pada abad ke-7 pedagang Arab memasuki daerah pesisir pantai

Sumatera. Maka ajaran Islam sudah menyatu dalam setiap aspek

kehidupan masyarakat Minangkabau.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 104: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

89

Dalam prosesi Baralek adat Nagari Padang, seluruh langkah adat

dilakukan dengan berpegangan kepada pepatah adat yang menjadi

pedoman hidup masyarakat Minangkabau di manapun mereka berada,

yaitu adat basandi syarak basandi kitabullah. Yang berarti hidup yang

ditopang oleh syariat Islam.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Makna Prosesi Baralek Adat Nagari Padang dalam perspektif

Teori Interaksi Simbolik

Dalam kajian teori interaksionisme, orang akan melakukan suatu

tindakan yang didasarkan pada makna simbolik yang didapat dari

situasi tertentu. Zakiah (2005, h. 181) mengatakan simbol dapat

berbentuk kata-kata, gerakan tangan, gambar, atau objek yang memuat

makna khusus, dan yang hanya dipahami oleh anggota kelompok yang

berada dalam kultur bersangkutan. Dalam kata lain, semua tindakan

komunikasi yang dilakukan merupakan suatu kegiatan pertukaran

simbol yang akan menciptakan dan membangun suatu makna.

Ditinjau dari sudut pandang interaksi simbolik, rangkaian prosesi

adat baralek yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di Kota

Padang merupakan gabungan dari berbagai simbol yang membangun

sebuah makna. Hal ini tercermin dari setiap langkah adat yang

dilakukan. Seperti prosesi Maminang dan Manjapuik marapulai yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 105: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

90

mengharuskan salah satu pihak membawa carano berisi sirih sebagai

tanda penghormatan dan lambang kedatangan secara adat. Juga pada

barang hantaran yang dibawa oleh pihak perempuan. Ini merupakan

syarat adat yang jika tidak dijalankan sesuai dengan kesepakatan, bisa

menyinggung pihak besan. Dalam beberapa kasus bahkan rencana

perkawinan tersebut dibatalkan secara sepihak, dikarenakan barang

hantaran yang dibawa tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

Namun dalam setiap masyarakat adat tentu akan ada pihak-pihak

yang melaksanakan prosesi adat tanpa memahami makna yang

terkandung di dalamnya. Pihak ini biasanya terdiri dari generasi muda

dan anak-anak. Mereka biasanya menjalankan prosesi karena

keinginan pihak keluarga dan sebagai bentuk formalitas saja. Seperti

pada pelaksanaan prosesi Malam bainai. Kini perempuan Minang rata-

rata tidak lagi mengetahui secara lengkap makna di balik setiap jari

yang dipakaikan inai tersebut. Mereka menjalankan prosesi

berdasarkan anjuran dan instruksi dari tetua adat atau keluarga. Anak

daro melakukan prosesi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang

lain untuk menghindari cemoohan dan anggapan miring dari

lingkungan sekitar.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 106: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

91

4.3.2 Makna Prosesi Baralek Adat Nagari Padang dalam perspektif

Teori Etnografi Komunikasi dan Interaksi Simbolik

Etnografi komunikasi adalah sebuah kajian teori yang membahas

mengenai budaya, bahasa, dan komunikasi secara ilmiah. Dalam

pengaplikasiannya, teori etnografi komunikasi dapat berjalan sejajar

dengan teori interaksionisme simbolik. Hal ini dikarenakan teori

interaksionisme simbolik yang membahas bahasa dan makna dari

simbol-simbol yang terkandung dalam suatu kebudayaan, sehingga

jika kedua teori ini dihubungkan akan menghasilkan sebuah kajian

yang mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan Prosesi

Baralek Adat Nagari Padang sebagai objek penelitian.

Teori interaksionisme simbolik memiliki tiga konsep penting:

pikiran (mind), diri (self), dan masyarakat (society). Konsep mind pada

masyarakat Minangkabau Nagari Padang adalah adat dan budaya yang

didasarkan seutuhnya pada ajaran agama Islam. Hal ini tampak jelas

pada pepatah hidup yang dipegang erat oleh setiap individu

Minangkabau, yaitu adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Artinya adalah adat yang bersendikan syariat Islam.

Dalam aspek self, konsep religius juga terlihat jelas pada bentuk

pakaian adat khas Minangkabau yang serba tertutup dan sopan. Hal ini

berjalan selaras dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk selalu

menutup aurat. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa perempuan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 107: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

92

Minangkabau selalu mengenakan baju kurung serta hijab dalam setiap

upacara adat. Dalam pelaksanaan prosesi baralek sendiri, masyarakat

Minangkabau sudah menganggap tradisi ini menjadi bagian dari

identitas mereka sebagai orang Minang. Bisa melaksanakan

keseluruhan prosesi adat merupakan kebanggaan tersendiri bagi

masyarakat Minangkabau.

Dalam konsep society, pada masyarakat Minangkabau telah

terbentuk suatu pemikiran jika mereka tidak melaksanakan prosesi

baralek, maka mereka bisa dianggap bukan orang Minang. Hal ini

menjadi suatu hal yang memalukan di kalangan masyarakat

Minangkabau. Orang yang menikah tanpa menjalani keseluruhan

prosesi adat akan dicemooh oleh lingkungan sekitarnya.

Seluruh langkah adat yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau

dalam prosesi baralek ini mengandung makna dan simbol yang akan

dibahas lebih dalam dengan menggunakan delapan komponen

etnografi komunikasi. Komponen ini mencakup setting&scene,

participant, ends, act sequence, key, instrumentalis, norm, dan genre.

4.3.3 Analisis Makna Peristiwa Komunikasi

Komponen komunikasi menempati posisi yang amat penting dalam

pemaknaan peristiwa komunikasi. Hal ini dikarenakan komponen

komunikasi berfungsi untuk mengidentifikasi sebuah peristiwa

komunikasi yang membangun dan membentuk sebuah pola

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 108: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

93

komunikasi. Agar dapat mengidentifikasi dan mengetahui peristiwa

apa saja yang terjadi dalam rangkaian panjang prosesi Baralek adat

Nagari Padang, peneliti akan menelaah prosesi Baralek dengan

menggunakan beberapa komponen dalam kajian etnografi komunikasi.

Yaitu setting, scene, participant, ends, act, sequence, key,

instrumentalis, norms, dan genre yang dicetuskan oleh Hymes (1974).

4.3.3.1 Prosesi Manapuak banduah

Langkah awal dari keseluruhan rangkaian prosesi Baralek

adat Nagari Padang adalah Manapuak banduah. Artinya adalah

kaum/keluarga yang mencarikan jodoh untuk anak/

kemenakannya yang dirasa sudah cukup umur untuk menikah.

Bagi orang Minang, hal ini merupakan hal yang wajib

dilakukan, karena merupakan utang bagi keluarga untuk

mencarikan jodoh bagi anak/kemenakan yang belum

mempunyai calon.

Pada zaman dahulu langkah ini bisa disebut dengan

perjodohan, karena belum lazim dikenal apa yang disebut

dengan berpacaran, karena tak diajarkan dalam agama Islam.

Kedua insan muda mudi menikah atas perjodohan keluarga

masing-masing. Para ninik mamak dengan ibu bapak akan

bersepakat mencarikan jodoh yang sesuai dengan

anak/kemenakan. Setelah dirasa telah menemukan beberapa

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 109: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

94

calon yang sesuai, maka akan ditunjuk orang yang dirasa

mampu dan dapat dipercaya untuk melakukan peninjauan.

Biasanya anggota keluarga atau kerabat yang dinilai

mempunyai pergaulan yang luas.

Jika tugas yang diberikan kepadanya berhasil, barulah usaha

perjodohan berlanjut. Pihak perempuan akan mendatangi

rumah keluarga calon menantu. Hal ini dilakukan sebagai

perkenalan atau tanda keseriusan pihak perempuan untuk

menjodohkan kedua putra-putri mereka. Biasanya akan dibawa

buah tangan secukupnya. Kedatangan ini bisa berlangsung

hingga dua atau tiga kali. Pihak perempuan secara simbolis

akan membawa pisang sebagai tanda keseriusan. Jika pisang

tersebut diterima oleh pihak keluarga laki-laki, maka

perjodohan akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Namun jika

pisang tersebut tidak diterima atau diminta untuk dibawa

kembali, maka niat perjodohan itu ditolak dan tidak dapat

dilaksanakan.

Kini, langkah adat ini dilakukan hanya jika dirasa perlu saja.

Jika sang anak/kemenakan sudah mempunyai calon sendiri,

maka pihak keluarga akan menilai calon menantunya tersebut.

Pihak keluarga akan menimbang bibit, bebet, dan bobotnya.

Apakah sesuai dan cocok untuk bergabung menjadi anggota

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 110: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

95

baru dalam keluarga. Biasanya dilakukan oleh pihak keluarga

perempuan.

Berikut tahapan komponen analisis yang digunakan untuk

memahami peristiwa komunikasi prosesi Manapuak banduah:

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan tertentu

yang berisikan mengenai tata ruang, perlengkapan, dan

pelaksanaan peristiwa komunikasi. Setting meliputi waktu

dan tempat, juga tampilan ruang dan dekorasinya. Lokasi

merujuk pada tempat dilaksanakannya peristiwa

komunikasi. Tak ada dekorasi atau syarat khusus dalam

prosesi Manapuak banduah ini. Dikarenakan lokasi

bertempat di ruang tamu laki-laki dan berjalan natural apa

adanya.

Pelaksanaan prosesi Manapuak banduah dilakukan di

ruang tamu rumah pihak laki-laki yang hendak dijodohkan

dengan pihak perempuan. Pemilihan waktu bebas, tak

memiliki aturan serta tergantung kesepakatan dan

ketersediaan waktu kedua-belah pihak. Namun biasanya

dilakukan pada malam hari, ketika kedua pihak keluarga

sudah bersantai dan memiliki waktu luang.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 111: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

96

Kedua pihak duduk bersama berhadap-hadapan untuk

membicarakan dan menyampaikan niat untuk melakukan

perjodohan. Mamak duduk di tengah, diapit oleh orangtua

mempelai dan bako. Hal ini melambangkan pentingnya

peran mamak sebagai juru bicara keluarga dalam prosesi ini.

Mamak dari keluarga pihak perempuan akan memulai

prosesi ini dengan pantun sebagai pembuka. Pantun

digunakan orang Minangkabau untuk menyampakan maksud

dan keinginan karena pantun dinilai sebagai cara yang halus

dan sopan. Sejalan dengan masyarakat Minangkabau yang

menjunjung tinggi sopan santun dan tata krama.

Selanjutnya, percakapan mamak dari pihak perempuan

dan mamak dari pihak laki-laki mengenai rencana

perjodohan akan menjadi inti dari tindakan komunikasi

prosesi Manapuak Banduah. Pihak keluarga perempuan

akan membawa pisang sebagai buah tangan.

Pisang merupakan buah tangan yang sekaligus berfungsi

sebagai tanda penerimaan atau penolakan di Minangkabau.

Tidak diketahui secara jelas sejak kapan dan alasan apa yang

melatarbelakangi pemilihan buah pisang sebagai simbol,

namun ada sebuah pemikiran pada masyarakat Minangkabau

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 112: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

97

bahwa tidak sopan jika bertamu tanpa membawa buah

tangan. Terlebih dalam prosesi adat perkawinan.

Jika niat perjodohan tersebut diterima, maka pihak

keluarga laki-laki akan menerima pisang tersebut. Jika

lamaran ditolak, maka mamak laki-laki lewat pantun akan

secara halus meminta agar pihak perempuan membawa

kembali pisang tersebut. Tidak ada contoh khusus atau

patokan pantun untuk menolak sebuah pinangan dalam

Minangkabau. Semua murni bergantung kepada cara, tata

bahasa, serta kebijaksanaan dari mamak kaum yang menolak

untuk menyampaikan maksudnya.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

Manapuak banduah adalah keluarga dekat dari kedua belah

pihak. Anggota keluarga perempuan yang datang adalah

mamak, ayah , ibu, sumando, dan Bako.

Mamak menduduki posisi tertinggi pada prosesi ini.

Mamak atau saudara laki-laki dari ibu di Minangkabau harus

selalu ada dan tampil dalam setiap langkah adat. Hal ini

dikarenakan mamak berperan sebagai kepala kaum,

pembimbing, dan pelindung bagi kemenakannya. Ini

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 113: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

98

merupakan suatu bentuk tanggungjawab mamak dalam

keluarga.

Pihak keluarga laki-laki yang sudah diberi tahu mengenai

kedatangan tersebut akan menunggu. Yang menunggu dan

menyambut adalah mamak, ayah, ibu, sumando, dan Bako.

Setibanya di rumah pihak keluarga laki-laki, mamaklah

yang membuka pembicaraan, dengan berbalas pantun hingga

ada yang menutup, dan penyampaian maksud kedatangan

diutarakan.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari sebuah

peristiwa. Prosesi Manapuak banduah ditujukan

menyampaikan maksud perjodohan dan untuk menemukan

calon menantu yang tepat dan dirasa cocok bagi

anak/kemenakan. Langkah ini dilakukan untuk meneliti

calon menantu, mengetahui sifat-sifat yang melekat dalam

dirinya, dan menghindarkan dari kemungkinan timbulnya

masalah di lingkungan keluarga pada kemudian hari.

Ada beberapa bentuk penilaian terhadap urang sumando

(menantu laki-laki) dalam keluarga Minang:

a. Urang sumando Kacang Miang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 114: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

99

Yaitu urang sumando yang suka menimbulkan

keributan dalam lingkungan keluarga istri.

b. Urang sumando Lapiek Buruak

Yaitu urang sumando yang tidak bisa mengajari istrinya

yang berkelakukan kurang baik dan bersifat

menghabiskan harta istrinya.

c. Urang sumando Bapak Paja

Yaitu urang sumando yang tidak menghiraukan

keberadaan istrinya.

d. Urang sumando Ninik Mamak

Yaitu urang sumando yang bertanggung jawab terhadap

rumah tangga istrinya.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan komunikasi

dan bagaimana prosesnya, juga berkaitan dengan isi dan

bentuk ujaran. Hal ini berkaitan dengan kata-kata yang

digunakan, penggunaannya, serta hubungan antara apa yang

akan dikatakan dan menjadi topik.

Urutan tindakan dalam prosesi Manapuak banduah

adalah:

1. Mak Jomblang melaksanakan tugasnya dan

memberitahukan niatan keluarga perempuan untuk

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 115: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

100

menjodohkan anak mereka. Sekaligus

memberitahukan waktu kedatangan agar pihak

keluarga laki-laki juga dapat mempersiapkan diri.

2. Ninik mamak bersama keluarga pihak perempuan

lainnya datang ke rumah pihak laki-laki. Ninik mamak

akan mewakili keluarga dengan mengeluarkan pantun

yang menyiratkan maksud kedatangan mereka.

3. Setelah disambut oleh ninik mamak pihak keluarga

laki-laki, pihak perempuan akan dipersilahkan masuk.

Pihak perempuan akan memberikan pisang dan

berbagai hantaran secukupnya sebagai tanda

penghormatan. Pisang melambangkan maksud

kedatangan pihak perempuan untuk menjodohkan

putra-putri mereka.

4. Kedua belah pihak akan bercakap-cakap mengenai

usaha perjodohan tersebut. Biasanya pihak keluarga

laki-laki sudah melakukan perundingan sendiri

sebelumnya, untuk menerima pinangan tersebut atau

tidak. Jika pihak keluarga laki-laki menerima tawaran

tersebut, maka pisang yang dibawa dan diberikan oleh

pihak keluarga perempuan akan diterima. Jika

menolak, maka secara halus pihak keluarga laki-laki

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 116: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

101

akan meminta pihak perempuan membawa kembali

pisang tersebut.

5. Jika diterima, kedua pihak akan membicarakan tanggal

dan kapan lamaran akan dilaksanakan. Jika ditolak,

maka niatan lamaran tersebut terhenti sampai disitu

saja.

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa cara,

nada bicara, sikap, dan semangat (emosional) yang

diutarakan seseorang.

Penelitian ini menunjukkan dalam menjalankan prosesi

Manapuak Banduah, masyarakat Minangkabau

menggunakan nada bicara yang santai, namun tetap sopan

dan ramah. Secara keseluruhan menunjukkan emosi bahagia.

6. Instrumentalis

Instrumentalis mencakup pada cara penyampaian pesan

atau medium yang digunakan, baik secara lisan maupun

tulisan. Juga mencakup varietas bahasa yang digunakan saat

prosesi Manapuak Banduah berlangsung.

Pesan disampaikan melalui pantun dan ucapan lisan

selama kunjungan berlangsung. Pantun bagi masyarakat

Minangkabau merupakan bentuk komunikasi untuk

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 117: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

102

menunjukkan tingkat pemikiran dan kesopanan yang tinggi.

Juga melalui pisang yang secara simbolis dibawa oleh pihak

perempuan.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah. Dalam hal

ini merupakan bahasa Minangkabau yang digunakan sebagai

bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau. Nada dan

intonasi suara dalam prosesi ini santun dan ramah. Prosesi

ini difokuskan pada penyampaian niat untuk menjodohkan

putri dari pihak perempuan dengan pihak laki-laki yang

sudah dipilih sebelumnya.

7. Norms

Norms atau norma mencakup aturan interaksi dan aturan

dalam interpretasi, seperti sistem kepercayaan dalam sebuah

masyarakat tutur. Komponen ini merujuk pada norma-norma

atau aturan interaksi yang dilakukan oleh pihak yang terlibat

selama prosesi Manapuak Banduah. Terkait dengan aturan

dan kepercayaan yang mengatur jalannya percakapan dalam

interaksi yang dilakukan.

Pedoman yang dipegang masyarakat Minangkabau dalam

berbicara adalah ungkapan Kato Di Nan Ampek atau seni

berbicara Empat Jenis Kata.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 118: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

103

Yang pertama adalah Kato Mandaki, cara berbicara orang

yang muda kepada orang yang lebih tua atau dihormati.

Seperti cara bicara anak kepada ayah dan ibunya, cara bicara

kemenakan kepada paman, tante, kakek, ataupun neneknya.

Cara bicara haruslah santun dan menjaga sikap saat

berbicara. Seperti kewajiban untuk memanggil ibu dengan

sebutan bunda atau bundo, dan kewajiban memanggil paman

dengan sebutan mamak.

Yang kedua adalah Kato Manurun, cara berbicara orang

yang tua kepada orang yang lebih muda usianya. Ini

merupakan kebalikan dari Kato Mandaki. Orang yang lebih

tua tidak boleh berbicara semena-mena dan kasar kepada

orang yang lebih muda. Seperti cara orangtua bicara kepada

anaknya dan kakak kepada adiknya. Nada bicara juga harus

dijaga agar orang yang muda tidak merasa diremehkan atau

tidak dihargai.

Yang ketiga adalah Kato Malereang, cara bicara dengan

orang yang disegani dan dihormati. Seperti ipar, besan,

sumando, penghulu, dan mamak. Cara bicara kepada orang

yang disegani tidak boleh terus terang dan terlalu lugas.

Harus menjaga sopan santun dan menggunakan kiasan atau

ungkapan tertentu. Contohnya bisa saja dengan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 119: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

104

menyampaikan maksud dengan menggunakan peribahasa,

kiasan, atau sindiran. Saat berbicara, diri sendiri harus

disebut dengan sebutan ambo atau „saya‟.

Yang keempat,adalah Kato Mandata, cara bicara dengan

orang yang seusia dan memiliki status sosial yang sama.

Tata bahasa yang digunakan lebih bebas. Laki-laki

Minangkabau memanggil lawan bicaranya dengan sebutan

inyo ,waang, ang yang berarti „kamu‟ dan diri sendiri

dengan sebutan den atau aden yang berarti „saya‟.

Keempat aturan berbicara dalam masyarakat

Minangkabau ini berlaku sepenuhnya tidak hanya dalam

prosesi Manapuak Banduah, namun dalam keseluruhan

prosesi adat dan kehidupan sehari-hari. Hanya saja dalam

prosesi Manapuak Banduah ini yang dominan adalah Kato

Malereang, karena harus menunjukkan rasa hormat pada

besan. Hal inilah yang melatarbelakangi mamak untuk

membuka prosesi lewat pantun. Acara harus selalu dimulai

oleh mamak dengan berbalas pantun terlebih dahulu, yang

baru berakhir setelah salah satu pihak ada yang menyudahi

atau mengakhiri. Jika bukan mamak yang memulai, maka

keluarga tersebut dianggap tidak menghormati dan tidak

memiliki adat.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 120: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

105

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk komunikasi pada peristiwa

komunikasi, seperti penyampaian seperti puisi, narasi,

pepatah, doa dalam prosesi Manapuak banduah.

Bentuk komunikasi diawali dengan pantun terlebih

dahulu, lalu dilanjutkan dengan narasi yang disampaikan

oleh pihak perempuan. Setelah itu terjadi percakapan dengan

menggunakan tata bahasa Kato Malereang, karena pihak

perempuan bertujuan untuk menyampaikan maksud

perjodohan kepada pihak laki-laki atau calon besan, yang

pada prosesi ini merupakan pihak yang dihargai dan

disegani.

Oleh karena itulah pantun selalu digunakan sebagai

pembuka dalam setiap prosesi adat. Pantun digunakan

sebagai tanda kesopanan masyarakat Minangkabau dan

bentuk penghormatan kepada pihak besan. Juga sebagai

sarana penyampaian maksud dan tujuan secara halus. Sesuai

dengan budaya orang Minangkabau yang penuh sopan

santun namun tetap dapat menyampaikan maksudnya

dengan lugas.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 121: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

106

4.3.3.2 Prosesi Maminang dan Barundiang

Jika prosesi manapuak banduah berjalan lancar dan diterima

oleh pihak laki-laki, maka akan berlanjut kepada tahap

maminang atau melamar. Pada masyarakat Minangkabau

Nagari Padang, pihak perempuanlah yang datang untuk

meminang laki-laki. Hal ini dipengaruhi oleh sistem

kekerabatan Matrilineal yang dianut oleh masyarakat

Minangkabau. Koentjaraningrat dalam Fiony (2009, h. 98)

mengemukakan pandangan matrilineal adalah suatu pandangan

terhadap kelompok keluarga tertentu yang garis keturunannya

akan diperhitungkan menurut garis keturunan ibu. Masyarakat

Minangkabau termasuk dalam masyarakat matrilineal ini, yang

merupakan sistem masyarakat langka.

Berikut tahapan komponen analisis yang digunakan untuk

memahami peristiwa komunikasi prosesi Maminang:

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan

tertentu yang berisikan mengenai tata ruang,

perlengkapan, dan pelaksanaan peristiwa komunikasi.

Setting meliputi waktu dan tempat, juga tampilan ruang

dan dekorasinya. Lokasi merujuk pada tempat

dilaksanakannya peristiwa komunikasi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 122: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

107

Pelaksanaan prosesi Maminang dilakukan di rumah

pihak laki-laki. Pihak perempuan datang secara resmi,

sesuai dengan ketentuan adat. Mamak perempuan datang

untuk bertemu dengan ninik mamak pihak laki-laki

dengan membawa Carano dan berbagai seserahan

makanan lainnya.

Seperti prosesi sebelumnya, pertemuan ini juga

diawali dengan berbalas pantun. Setelah itu pihak

perempuan menyampaikan maksudnya untuk meminang

dan berlanjut dengan prosesi Timbang Tando atau

bertukar tanda.

Tanda yang diberikan bisa berupa cincin emas,

melambangkan kesepakatan adanya ikatan antara kedua

keluarga tersebut. Acara Maminang ini biasanya

dilaksanakan pada malam hari. Biasanya pada pukul

19.00 atau 20.00 WIB. Akan dibicarakan juga mengenai

detil pelaksanaan acara dan menentukan tanggal

pernikahan dan kapan Baralek dilangsungkan. Maminang

ini bersifat kekeluargaan dan musyawarah, oleh karena

itu biasanya bisa memakan waktu yang cukup lama dan

tidak bisa diprediksi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 123: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

108

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

maminang adalah keluarga dari kedua belah pihak yang

hendak melaksanakan prosesi lamaran. Anggota keluarga

perempuan yang datang adalah mamak, ayah , ibu,

sumando, dan bako. Kedua calon pengantin tidak

diizinkan hadir dalam prosesi ini, karena proses

berunding dianggap sebagai urusan keluarga.

Namun biasanya sebelum prosesi barundiang

dilakukan, mamak akan berunding terlebih dahulu

dengan calon pengantin dan keluarga besar mengenai

keinginan masing-masing.

Mamak diwajibkan hadir karena akan memimpin

jalannya prosesi dan menduduki posisi tertinggi dalam

keluarga. Orangtua, bako dan sumando yang dalam

prosesi perkawinan posisinya berada di bawah mamak

hadir untuk mendampingi. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan tanda ketertarikan dan keinginan mereka

untuk meminang sang laki-laki. Jika perundingan sudah

mencapai kata sepakat untuk menikahkan putra putri

mereka barulah tanggal pernikahan dan detil acara

dibicarakan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 124: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

109

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari sebuah

peristiwa. Prosesi Maminang ditujukan untuk meminang

atau melamar pihak laki-laki, guna menuju ke jenjang

dan tahapan kehidupan selanjutnya.

Langkah ini memegang peranan yang sangat penting

dan cukup vital bagi keberlangsungan keseluruhan acara.

Hal ini dikarenakan pertemuan ini berfungsi sebagai

penentu dan perencanaan bagaimana tata cara pernikahan

dan Baralek akan dilaksanakan nanti.

Mas kawin, pembagian tanggung jawab, serta tanggal

pernikahan menjadi hal penting yang dibahas dalam

prosesi meminang ini.

Prosesi Barundiang yang dilakukan setelah meminang

ini dapat digambarkan dalam sebuah pantun Minang:

Bulek aia dek pambuluah

Bulek kato jo mufakat

Tuah sakato nan basamo

Barek samo dipikua

Ringan samo dijinjiang

Samo baiak nan dicinto

Sepakat nan salingkuang cupak

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 125: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

110

Paham sasuai lahie batin

Bulek nan tidak bapasagi

Pantun adat ini bermakna kesepakatan yang hendak

dicapai bersama. Lewat musyawarah, kedua belah pihak

keluarga hendaklah saling meringankan beban. Sesuai

ungkapan ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan

komunikasi dan bagaimana prosesnya. Mamak akan

saling berbalas pantun pada awal pertemuan dan tak akan

berakhir jika salah satu pihak tidak menyudahinya. Pihak

perempuan memberikan carano yang dibawa kepada

ninik mamak pihak laki-laki, bersama semua hantaran

yang dibawa. Setelah itu barulah para wakil keluarga ini

duduk bersama, membahas mengenai rencana pernikahan

putra-putri mereka hingga pada akhirnya menemukan

kata sepakat.

Contoh pantun yang dilantunkan mamak pada saat

meminang:

Pucuk pauh di tepi pamatang

Buah berangan rasanya lezat

Daripado jauah kami datang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 126: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

111

Datang dengan seribu hajat

Buah berangan rasanya lezat

Mari dibawa dari rokan

Kalau ada maksud dan hajat

Nyawa dan badan kami serahkan

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa

cara, nada, dan semangat yang diutarakan. Prosesi ini

difokuskan pada proses lamaran yang dilakukan oleh

pihak perempuan kepada pihak laki-laki.

Pesan disampaikan melalui pantun dan ucapan lisan

selama kunjungan berlangsung. Pesan disampaikan

dengan nada bicara santai dan ramah dengan

menggunakan Kato Malereang. Sikap santun ditunjukkan

guna mencerminkan itikad baik keluarga perempuan.

6. Instrumentalis

Instrumentalis pada pembahasan ini merujuk pada

pemakaian bahasa, baik lisan atau tulisan dalam

pelaksanaan prosesi Maminang yang dilakukan oleh

masyarakat Minangkabau yang berada di Kota Padang,

Sumatera Barat.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 127: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

112

Dalam penyampaian pesan, prosesi ini menggunakan

instrumen verbal dan non verbal secara

bersamaan.Instrumen lisan terlihat dari penggunaan

bahasa Indonesia dan Minangkabau. Dalam prosesi ini,

pantun Minang digunakan sebagai pembuka, sebagai

tanda penghargaan. Hal ini sudah menjadi adat istiadat di

Minangkabau, dimana maksud kedatangan tidak boleh

disampaikan begitu saja, secara biasa-biasa saja.

Sedangkan tindakan non verbal terlihat dari hantaran

yang dibawa. Carano merupakan benda yang wajib ada

yang menentukan dalam prosesi ini. Seperti yang sudah

disampaikan sebelumnya, carano merupakan lambang

pemanggil dan penghormatan kepada ninik mamak dan

keluarga besar calon besan. Jika tak ada carano maka

prosesi maminang bisa batal dilaksanakan, bahkan bisa

menyinggung pihak keluarga laki-laki. Karena bisa

ditafsirkan sebagai tindakan tidak menghargai dan

menghormati.

Carano dipegang oleh ninik mamak dan berisikan

sirih, pinang, dan rokok untuk diberikan kepada ninik

mamak pihak laki-laki. Dibawa bersama dengan berbagai

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 128: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

113

hantaran makanan lain, seperti ayam bakar, bolu hias, dan

lain-lain untuk dinikmati bersama.

7. Norms

Norms atau norma mencakup aturan interaksi dan

aturan dalam interpretasi, seperti sistem kepercayaan

dalam sebuah masyarakat tutur. Komponen ini merujuk

pada norma-norma atau aturan interaksi yang dilakukan

oleh pihak yang terlibat selama prosesi Maminang.

Terkait dengan aturan dan kepercayaan yang mengatur

jalannya percakapan dalam interaksi yang dilakukan.

Dalam hal ini yaitu pihak perempuan yang mendatangi

pihak laki-laki sambil membawa carano berisi sirih,

pinang, dan rokok. Adanya carano merupakan sebuah

keharusan. Tak lupa juga berbagai hantaran makanan

lainnya turut diberikan. Biasanya berupa bolu hias, ayam

panggang, atau ikan bakar untuk dinikmati bersama.

Acara harus selalu dimulai dengan berbalas pantun

terlebih dahulu, yang baru berakhir setelah ada yang

menutup atau menyudahinya.

Adanya carano dan tanda ikatan antara kedua keluarga

yang sudah sepakat akan menikahkan anak kemenakan

mereka menjadi aturan yang wajib untuk dituruti dalam

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 129: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

114

prosesi maminang di Minangkabau. Jika tidak dijalankan,

hal ini bisa menyinggung salah satu pihak. Hal ini

menunjukkan betapa kentalnya nilai adat yang melekat

dalam diri masyarakat Minangkabau.

Ungkapan Minangkabau mengenai Batuka Tando atau

Timbang tanda adalah:

Bahaso rundiang lah sakua

(perundingan sudah selesai)

dek bana alah sasuai

(karena benar-benar sudah sesuai)

Manuruik barisan adat

(menurut barisan adat)

putiah kapeh buliah diliek

(putih kapas boleh dilihat)

putiah hati bakaadaan

(putihnya hati memang begini adanya)

Batimbang batando jadi

(bertukar tanda perjanjian)

Basaua pamenan adat

(sesuai dengan ketentuan adat)

nak lahia bakanyataan

(yang berasal dari kenyataan)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 130: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

115

siang bak hari naknyo nyato

(agar niat jelas adanya)

Pantun adat ini bermakna telah adanya kecocokan di

antara kedua pihak keluarga. Oleh karena ketulusan hati

dan niat yang baik, hendaklah kedua pihak saling

memberi tanda, agar maksud dan niat tampak jelas, sesuai

dengan ketentuan adat yang ada.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti

puisi, narasi, pepatah, doa dalam prosesi Maminang.

Sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya,

Maminang bertujuan untuk melamar pihak laki-laki dan

merencanakan pernikahan.

Penyampaian maksud secara lisan dilakukan lewat

pantun terlebih dahulu. Barulah setelah itu dilanjutkan

dengan narasi yang disampaikan oleh pihak perempuan,

setelah diberikannya carano dan berbagai hantaran

kepada pihak laki-kaki sebagai bentuk penghormatan dan

itikad baik untuk menjalin hubungan.

4.3.3.3 Malam bainai

Malam bainai merupakan malam penuh kasih sayang bagi

pihak perempuan. Sang anak daro akan dipakaikan daun inai

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 131: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

116

pada kuku-kukunya hingga berwarna merah cemerlang. Prosesi

ini menjadi lambang perpisahan dari keluarga yang hendak

melepas sang anak gadis untuk menikah keesokan harinya.

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan

tertentu yang berisikan mengenai tata ruang,

perlengkapan, dan pelaksanaan peristiwa komunikasi.

Setting meliputi waktu dan tempat, juga tampilan ruang

dan dekorasinya. Lokasi merujuk pada tempat

dilaksanakannya peristiwa komunikasi.

Pelaksanaan prosesi Malam bainai dilakukan di rumah

pihak perempuan. Di dalam rumah telah dipasang

pelaminan sebagai tempat untuk melaksanakan prosesi

pemasangan inai di kuku, untuk melambangkan sang

Anak daro yang akan segera menikah dan segera

bersanding di pelaminan pada keesokan hari.

Anak daro akan memasuki lokasi dengan berjalan di

sebuah karpet kuning. Seiring sang anak daro berjalan,

maka karpet tersebut akan digulung oleh saudara laki-

laki. Jika sang anak daro tak memiliki saudara laki-laki,

maka sepupu laki-laki diperkenankan untuk

menggantikan posisi ini. Langkah ini dilakukan untuk

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 132: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

117

melambangkan selesainya tugas sang saudara laki-laki

untuk menjaga saudarinya. Karpet kuning yang digulung

melambangkan pernikahan yang dijalani hendaknya

berlangsung sekali seumur hidup. Juga berakhirnya masa

lajang sang anak daro dan melambangkan perjalanan

hidup sang gadis semenjak kecil, remaja, hingga dewasa

hendak menikah. Ini dinamakan dengan Maniti Kain

Kuniang.

Setelah itu anak daro akan sampai pada tempayan air

kembang yang telah disiapkan oleh keluarga. Prosesi ini

disebut dengan Bamandi-mandi. Sebelum acara bainai

dimulai, akan ada acara siraman simbolis. Sambil duduk

di kursi yang diletakkan bersebelahan dengan tempayan

berisi air kembang, Anak daro akan dipercik oleh air

kembang dan beras oleh anggota keluarga. Prosesi ini

bertujuan agar aura cantik sang anak daro keluar.

Setelah prosesi ini selesai, sang anak daro dibawa

menuju kamarnya dan akan berganti hiasan kepala

dengan suntiang rendah. Barulah prosesi Bainai dimulai.

Sang anak daro didudukkan di pelaminan. Anggota

keluarga secara bergantian dimulai dari yang tertua akan

memakaikan daun inai pada kuku anak daro. Satu kuku

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 133: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

118

untuk satu anggota keluarga. Seiring memakaikan daun

inai pada kuku, sang anggota keluarga akan memberikan

sekaligus memasangkan hadiah pada anak daro.

Hadiah yang diberikan biasanya berupa uang atau

perhiasan. Ini diharapkan agar dapat menjadi bekal untuk

kehidupan rumah tangga si anak daro dan suaminya

kelak. Setelah itu, sang anggota keluarga akan

memberikan petuah dan nasehat mengenai perkawinan

untuk sang anak daro.

Setelah semua selesai memberikan inai, barulah

bergantian giliran sang anak daro yang memberikan

sepatah dua patah kata. Sang anak daro biasanya akan

mengucapkan terima kasih kepada keluarga karena sudah

membesarkan sekaligus meminta maaf atas semua

kesalahan yang sudah diperbuat. Prosesi ini akan

berlangsung dengan penuh haru dan linangan air mata.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

Malam bainai adalah sang anak daro beserta seluruh

keluarga besarnya. Hal ini dikarenakan prosesi malam

bainai hanya diperuntukkan bagi sang anak daro. Sejak

zaman dahulu prosesi ini dihadiri oleh kerabat dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 134: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

119

keluarga dekat saja. Seperti Bako, istri dari paman, tante,

serta ibu yang dituakan. Anak daro juga diharuskan

berada dalam keadaan bersih, tidak sedang datang bulan.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari sebuah

peristiwa. Prosesi Malam bainai ditujukan untuk melepas

sang anak daro untuk menikah di keesokan harinya.

Secara keseluruhan, prosesi ini bertujuan untuk

mempersiapkan dan mempercantik sang calon anak daro

yang hendak menikah di keesokan hari. Anak daro akan

diberi daun inai hingga kukunya berwarna merah

cemerlang. Tangan anak daro juga dihias dan digambari

motif bunga dari hena. Anak daro akan dibekali dengan

berbagai hadiah petuah nasehat yang bisa digunakan

untuk masa depan.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan

komunikasi dan bagaimana prosesnya. Urutan tindakan

dalam prosesi Malam bainai adalah:

1. MC acara akan memandu jalannya prosesi Malam

bainai. Akan dimulai dengan pantun singkat

dengan tema serupa.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 135: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

120

2. Prosesi akan dimulai dari anggota keluarga tertua,

yang akan segera memasangkan inai dan hadiah

yang diberikan untuk anak daro.

3. Seiring pemasangan inai, MC akan menyebutkan

nama dan posisi sang anggota keluarga. MC akan

membacakan juga detil hadiah yang diberikan.

Seperti: cincin emas beserta berat dan jumlah

karatnya.

4. Setelah itu barulah sang anggota keluarga

memberikan petatah petitih mengenai perkawinan.

Ini merupakan bagian penting dari prosesi ini.

5. Setelah seluruh anggota keluarga selesai

memberikan inai dan petuah, barulah bergantian

sang anak daro yang memberikan sepatah dua

patah kata. Anak daro akan memberikan ucapan

terima kasih dan permintaan maaf kepada seluruh

keluarga besar.

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa

cara, nada, dan semangat yang diutarakan. Prosesi ini

difokuskan pada proses pemasangan inai yang dilakukan

oleh keluarga sang anak daro.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 136: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

121

Keluarga secara silih berganti memasangkan inai pada

kesepuluh jari anak daro. Setelah memasangkan inai

pada satu jari, sang anggota keluarga akan memberikan

hadiah. Bisa berupa perhiasan atau uang sebagai bekal

bagi sang anak daro kelak. Setelah itu barulah sang

anggota keluarga memberikan petuah, nasehat, dan

wejangan untuk anak daro mengenai kehidupan

berumahtangga. Masing-masing anggota keluarga

memberi wejangan dan saran kepada anak daro

mengenai bagaimana menjadi istri yang baik dan soleha.

Prosesi ini dipenuhi dengan rasa haru dan linangan air

mata.

6. Instrumentalis

Instrumentalis mencakup cara penyampaian pesan atau

medium yang digunakan. Pada pembahasan ini merujuk

pada pemakaian bahasa, baik lisan atau tulisan dalam

pelaksanaan prosesi Malam bainai yang dilakukan oleh

masyarakat Minangkabau yang berada di Kota Padang,

Sumatera Barat.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah. Dalam

hal ini merupakan bahasa Minangkabau yang digunakan

sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 137: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

122

Minangkabau. Sebutan khusus hanya diberikan kepada

calon mempelai perempuan, yaitu Anak Daro. Ini berarti

anak dara yang sebentar lagi akan melepas masa

lajangnya untuk menikah dengan calon suaminya.

Dalam prosesi ini, masyarakat Minangkabau

berkomunikasi dengan cara verbal dan non verbal.

Contoh verbal adalah penggunaan pantun Minangkabau

sebagai pembuka oleh MC acara, sebagai tanda

penghargaan. Hal ini sudah menjadi adat istiadat di

Minangkabau, dimana maksud kedatangan tidak boleh

disampaikan begitu saja. Instrumen lisan juga terlihat saat

anggota keluarga secara bergiliran memberikan wejangan

mengenai kehidupan berumah tangga kepada sang anak

daro. Bahasa yang digunakan anggota keluarga kepada

anak daro adalah Kato Manurun. Sedangkan anak daro

menggunakan Kato Mandaki untuk berbicara kepada

seluruh anggota keluarganya. Pesan juga

dikomunikasikan secara non verbal, lewat prosesi

simbolik siraman, lempar beras, dan pemakaian daun inai

di kuku jari sang anak daro.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 138: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

123

Dalam prosesi Malam Bainai, terlihat bahwa

instrumen verbal dan non verbal dapat digunakan secara

bersamaan pada saat berkomunikasi.

7. Norms

Komponen ini merujuk pada norma-norma atau aturan

dalam prosesi Malam Bainai. Dalam hal ini sang

keluarga besar yang hadir wajib untuk memberikan

wejangan kepada anak daro mengenai kehidupan rumah

tangga yang akan dijalaninya kelak. Keluarga besar juga

harus memberikan hadiah atau bekal untuk anak daro

sebagai bekal dikemudian hari. Ini sebagai wujud

perhatian, kasih sayang, dan tanggung jawab keluarga

untuk melepas anak kemenakan mereka yang akan

menikah. Untuk merayakan malam terakhir masa lajang

sang kemenakan yang esoknya akan segera menikah dan

menjadi istri orang.

Sang anak daro juga wajib untuk balas mengucapkan

rasa terima kasihnya kepada keluarga besar yang selama

ini sudah membesarkan, membimbing, serta mendidiknya

dengan penuh kasih sayang hingga sudah dewasa dan

hendak menikah. Permintaan maaf atas segala

kekurangan dan kesalahan juga tak lupa diucapkan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 139: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

124

Saat melangsungkan prosesi ini, sang anak daro harus

dalam keadaan bersih, tidak dalam keadaan sedang

datang bulan. Hal ini dikarenakan masyarakat

Minangkabau sangat menjunjung tinggi nilai-nilai islami

dalam kehidupan.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti

puisi, narasi, pepatah, doa dalam prosesi Malam bainai.

Dalam prosesi ini, pesan disampaikan dalam bentuk

wejangan, pepatah, nasihat, dan saran dari pihak keluarga

anak daro, sesaat setelah memakaikan hadiah pada anak

daro. Keluarga menyampaikan dan doa harapan terbaik

mereka untuk kehidupan sang anak daro kelak. Sang anak

daro juga menyampaikan permintaan maafnya kepada

keluarga besar secara langsung dan apa adanya. Inilah

yang membangun suasana haru dalam prosesi ini.

4.3.3.4 Manjapuik marapulai

Manjapuik marapulai merupakan prosesi yang wajib

dilakukan. Tradisi menjemput marapulai di rumahnya oleh

keluarga pihak perempuan sebelum akad nikah dilaksanakan

ini juga diselingi oleh rasa haru dan air mata. Hal ini terjadi

saat marapulai akhirnya minta diri kepada kedua orangtuanya

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 140: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

125

serta tetua kaumnya yang pantas dihormati untuk menikah.

Peristiwa ini disebut dengan Turun Ranjang. Artinya sang

marapulai pergi meninggalkan rumah orangtuanya untuk hidup

bersama istrinya.

Marapulai akan dijemput oleh Mamak dan beberapa

perempuan yang cukup dituakan dalam keluarga. Mereka akan

membawa carano berisi sirih, pakaian marapulai lengkap dari

penutup kepala hingga sepatunya, dan makanan. Makanan

biasanya berupa nasi kuning lengkap beserta lauknya. Ini

merupakan persyaratan wajib untuk menjemput marapulai

menuju tempat akad nikah dilaksanakan.

Hal mengenai hantaran ini haruslah sesuai dengan aturan

adat masing-masing keluarga. Kesepakatan merupakan hal

utama dalam prosesi yang satu ini. Pada beberapa kelurga,

acara penjemputan ini terpaksa batal dikarenakan tak

tercapainya kesepakatan dan tidak sesuainya barang hantaran

yang dibawa pihak perempuan. Seluruh hantaran diletakkan

rapi di wadah masing-masing.

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan tertentu

yang berisikan mengenai tata ruang, perlengkapan, dan

pelaksanaan peristiwa komunikasi. Setting meliputi waktu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 141: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

126

dan tempat, juga tampilan ruang dan dekorasinya. Lokasi

merujuk pada tempat dilaksanakannya peristiwa

komunikasi.

Pelaksanaan prosesi Manjapuik marapulai dilakukan

dengan berjalan dari rumah anak daro menuju kediaman

marapulai. Pihak keluarga perempuan yang terdiri dari ninik

mamak, Bundo Kanduang, urang sumando, dan lain-lain

akan berjalan untuk menjemput marapulai sambil membawa

cerana dan beberapa hantaran yang dibutuhkan.

Pihak laki-laki akan menunggu tamunya yang akan

datang di halaman rumah, sambil bersiap untuk menerima

berbagai hantaran yang dibawa oleh pihak perempuan.

Setelah pihak perempuan tiba, mereka akan dipersilahkan

untuk masuk dan duduk di dalam rumah. Carano besama

seluruh hantaran yang dibawa akan diterima dan diletakkan

di atas meja atau tengah rumah agar bisa dilihat semua

orang.

Prosesi ini dimulai oleh pihak penjemput, yang akan

berpantun terlebih dahulu, karena tidaklah sopan jika

langsung mengemukakan maksud kedatangan pada tuan

rumah. Biasanya juru bicara atau ninik mamak akan

memulai dengan ucapan:

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 142: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

127

Jikok ado nan takana di ati

Nan tailan-ilan dimato

Alah kok buliah kami katangahkan ?

Kata-kata ini bermaksud untuk menanyakan apakah ini

merupakan saat yang tepat untuk mengungkapkan maksud

kedatangan mereka. Biasanya sang tuan rumah akan

menjawab dengan mempersilahkan tamu yang datang untuk

makan dan minum dahulu, setelah itu barulah mereka

menyampaikan maksud kedatanngannya.

Jawabannya biasanya berupa:

Jikok manggolek di nan data

Jikok batanyo lapeh arak

Jikok barundiang sudah makan

Setelah mereka menyantap kue dan hidangan yang

disiapkan, barulah sang penjemput menyampaikan maksud

kedatangannya. Mereka akan menunggu sang marapulai

mengenakan pakaian yang mereka bawa. Lalu setelah itu,

mereka akan berjalan bersama menuju kediaman anak daro

atau mesjid tempat akad nikah dilaksanakan. Di sana telah

menunggu anak daro beserta ayah, ibu, penghulu, dan

seluruh sanak saudara atau kerabat yang akan menjadi saksi

akad nikah. Acara ini dipimpin oleh penghulu dari KUA.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 143: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

128

Lokasi tempat pelaksanaan akad nikah pada umumnya

berlokasi di rumah anak daro. Namun banyak juga yang

melaksanakan di mesjid terdekat, semua tergantung pada

kesepakatan bersama.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

Manjapuik marapulai adalah marapulai, ninik mamak,

Bundo Kanduang, dan pasumandan atau pengiring

penjemputan pengantin untuk mengiringi marapulai menuju

rumah anak daro. Juga sang wali atau juru bicara yang akan

menyambut marapulai saat tiba di rumah anak daro nanti.

Semua pihak dari keluarga besar pada umumnya terlibat

dalam prosesi ini, kecuali sang anak daro dan orangtuanya

yang menunggu di lokasi akad nikah.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari sebuah

peristiwa. Prosesi manjapuik marapulai bertujuan untuk

menjemput sang marapulai dari kediamannya menuju ke

tempat lokasi akad nikah dilaksanakan. Prosesi ini harus

dilaksanakan, karena sudah menjadi tradisi wajib yang

sudah ada dan dilaksanakan secara turun-temurun. Jika

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 144: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

129

prosesi ini tidak dilaksanakan, maka acara akad nikah tak

akan bisa dilaksanakan.

Penjemputan marapulai dalam prosesi ini melambangkan

penghormatan dan penghargaan kepada pihak laki-laki.

Karena sang marapulai akan segera menjadi sumando,

memasuki keluarga besar perempuan dan bukan sebaliknya.

Nantinya dalam kehidupan rumah tangga, kedudukan suami

diibaratkan sebagai seorang tamu di dalam rumah.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan komunikasi

dan bagaimana prosesnya. Sebelum dijemput oleh pihak

keluarga istri atau anak daro, sang marapulai akan minta

diri terlebih dahulu pada orangtuanya. Marapulai akan

minta izin untuk menikah dan tinggal bersama istrinya. Ini

merupakan momen penuh haru dan menyentuh.

Selain itu, pada prosesi ini tak terlalu banyak tindak tutur

yang dilakukan, karena lebih berfokus kepada prosesi

penjemputan dan barang hantaran yang dibawa oleh pihak

perempuan. Inti dari prosesi ini adalah carano yang

melambangkan „pemanggilan‟ adat secara resmi, serta

seluruh barang hantaran yang sudah disepakati bersama oleh

kedua pihak keluarga.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 145: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

130

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa cara,

nada, dan semangat yang diutarakan. Wali atau juru bicara

dari masing-masing keluarga nantinya akan menyampaikan

pesan atau petatah petitih untuk menyambut sang marapulai

di kediaman anak daro. Pesan disampaikan lewat pantun

dengan ramah dan santun, namun tetap menunjukkan rasa

syukur dengan nada gembira. Hal ini dikarenakan kedua

pihak sudah sampai pada tahap akan melaksanakan ijab

qabul. Setelah berbalas pantun selesai, barulah akan

berlanjut pada prosesi akad nikah.

6. Instrumentalis

Instrumentalis pada pembahasan ini merujuk pada cara

penyampaian pesan atau medium yang digunakan, seperti

pemakaian bahasa, baik lisan atau tulisan dalam pelaksanaan

prosesi Manjapuik marapulai.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah. Dalam hal

ini merupakan bahasa Minangkabau yang digunakan sebagai

bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau. Tata

bahasa yang digunakan adalah Kato Malereang, untuk

menunjukkan rasa hormat pada pihak yang dijemput dan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 146: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

131

menjemput. Secara umum, instrumen lisan paling banyak

digunakan dalam prosesi ini.

Dalam prosesi ini, pantun Minang digunakan oleh juru

bicara atau wali keluarga sebagai bentuk sambutan tibanya

marapulai di rumah anak daro. Hal ini sudah menjadi adat

istiadat di Minangkabau, di mana maksud kedatangan tidak

boleh disampaikan begitu saja, secara biasa-biasa saja.

7. Norms

Komponen ini merujuk pada norma-norma atau aturan

dalam prosesi Manjapuik marapulai. Dalam hal ini yaitu

pihak perempuan yang menjemput pihak laki-laki di

kediaman orangtuanya, dan bukan sebaliknya. Ini

merupakan peristiwa adat yang sudah dilakukan secara turun

temurun.

Aturan lainnya yang harus dilaksanakan adalah pihak

perempuan harus membawa carano berisi sirih. Juga

pakaian marapulai lengkap, mulai dari penutup kepala

hingga alas kaki. Seluruh hantaran wajib lainnya berupa

makanan, tergantung dari kesepakatan bersama dan

kemampuan dari pihak perempuan saja.

Sesampainya marapulai di rumah anak daro, haruslah

disambut dengan baik oleh pihak keluarga perempuan yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 147: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

132

berjejer di pekarangan rumah. Melambangkan bentuk

penghargaan kepada marapulai dan pihak besan.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti puisi,

narasi, pepatah, doa, pesan komersial, peribahasa, dalam

prosesi Manjapuik marapulai. Pada saat sang marapulai tiba

di rumah anak daro, akan disambut oleh wali atau juru

bicara keluarga anak daro. Jika kebetulan sang mamak tidak

mahir berpantun, maka biasanya akan ditunjuk orang yang

pandai berbicara dan menguasai segala macam petatah-

petitih adat Minangkabau. Acara berbalas pantun ini

menggunakan bahasa adat yang cukup tinggi, dan tak semua

orang memahaminya. Inti dari percakapan penyambutan ini

harus mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Mereka adalah juru bicara resmi yang mewakili kedua

pihak keluarga.

2. Rombongan penjemput marapulai datang secara adat.

Itu ditandai dengan adanya carano berisi sirih dan

semua hantaran yang dibawa.

3. Tujuan rombongan adalah untuk mejemput dan

mengantarkan marapulai. Nama marapulai dan nama

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 148: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

133

orangtuanya haruslah disebutkan secara lengkap

beserta gelarnya.

4.3.3.5 Akad nikah

Akad nikah merupakan prosesi inti dan puncak dari acara

pernikahan. Pasangan yang hendak menikah akan

mengucapkan Ijab Qabul. Ini merupakan kegiatan keagamaan

dan dilakukan di depan penghulu, saksi, dan seluruh anggota

keluarga yang menyaksikan. Dengan kata lain, ini merupakan

upacara agama yang dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam

untuk melaksanakan prosesi penyerahan tanggung jawab dari

orang tua sang anak daro kepada sang suami. Ini merupakan

prosesi penuh sukacita sekaligus haru. Karena sang orangtua

anak daro merasa sedih melepas tanggung jawab terhadap anak

gadis mereka.

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan

tertentu yang berisikan mengenai tata ruang,

perlengkapan, dan pelaksanaan peristiwa komunikasi.

Setting meliputi waktu dan tempat, juga tampilan ruang

dan dekorasinya. Lokasi merujuk pada tempat

dilaksanakannya peristiwa komunikasi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 149: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

134

Lokasi tempat dilaksanakannya akad nikah adalah

rumah sang anak daro. Terkadang juga ada yang

melaksanakannya di mesjid pada hari Jumat, pukul 09.00

WIB. Ruangan yang digunakan biasanya ruang tamu atau

bagian terbaik dari rumah tersebut, yang dilapisi dengan

karpet sebagai alas duduk. Namun biasanya juga

menyesuaikan dengan kondisi rumah anak daro. Akan

disediakan meja rendah sebagai tempat bersandingnya

pengantin saat mengucap ijab qabul. Pengantin akan

duduk bersisian menghadap ayah sang anak daro. Sang

marapulai akan berjabat tangan sambil mengucapkan ijab

qabul, sembari disahkan oleh penghulu. Di atas meja

diletakkan mahar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Upacara ini disaksikan oleh seluruh anggota keluarga dan

tamu yang hadir.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi Akad

nikah adalah marapulai, anak daro, orangtua dari kedua

belah pihak, penghulu, saksi, dan seluruh anggota

keluarga beserta tamu undangan. Marapulai dan anak

daro akan dinikahkan oleh ayah sang anak daro dan

disahkan oleh penghulu. Para anggota keluarga beserta

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 150: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

135

tamu undangan lainnya akan menyaksikan jalannya

prosesi ini. Biasanya dapat dihadiri puluhan tamu.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari upacara

Akad nikah. Upacara ini bertujuan untuk menikahkan

sang marapulai dan anak daro secara agama, sesuai

dengan syariat Islam. Ini bertujuan agar kehidupan rumah

tangga yang dijalani bahagia dan dapat menjadi keluarga

yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Jika keduanya

telah mengucap ijab qabul dan disahkan oleh penghulu

sebagai sepasang suami istri, barulah perkawinan mereka

diakui secara adat dan diperbolehkan membangun

kehidupan berumah tangga bersama.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan

komunikasi dan bagaimana prosesnya. Sebelum

memasuki rumah atau lokasi tempat dilaksanakannya

akad nikah, kaki marapulai akan diperciki air terlebih

dahulu. Ini sebagai lambang atau tanda untuk

menyucikan. Pada zaman dahulu kepala marapuai juga

akan ditaburi dengan beras kuning oleh tetua kaum.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 151: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

136

Inti dari prosesi akad nikah adalah ijab qabul atau janji

pernikahan yang diucapkan keduanya di depan penghulu,

orangtua dan saksi yang hadir. Prosesi diawali dengan

pembacaan ayat suci, dilanjutkan dengan ijab qabul, dan

dilanjutkan dengan nasihat perkawinan dan doa.

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa

cara, nada, dan semangat yang diutarakan. Prosesi ini

difokuskan pada prosesi pengucapan ijab qabul oleh

kedua pengantin.

Pengucapan janji nikah ini dipimpin oleh penghulu

dan dilangsungkan dengan khidmat, tenang, dan hormat.

Situasi ini berlangsung sakral, resmi, sekaligus penuh

rasa haru dari pihak yang menyaksikan. Kedua pihak

keluarga yang menyaksikan akan menampilkan kesan

sopan dan penuh tata krama.

6. Instrumentalis

Instrumentalis merujuk pada bentuk dan cara

penyampaian pesan (medium) yang digunakan. Seperti

pemakaian bahasa, baik lisan atau tulisan dalam

pelaksanaan prosesi Ijab Qabul.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 152: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

137

Instrumen utama yang digunakan dalam prosesi ini

adalah verbal atau lisan. Pesan secara langsung

dikomunikasikan lewat ucapan atau pembacaan ayat suci

kalam ilahi (Alquran) oleh penghulu, ijab qabul yang

diucapkan oleh mempelai, serta doa yang dipanjatkan.

Pesan juga dikomunikasikan lewat surat nikah yang

ditandatangani oleh kedua mempelai.

7. Norms

Komponen ini mencakup aturan interaksi dan aturan

dalam intrepretasi, seperti sistem kepercayaan dalam

sebuah masyarakat tutur. Merujuk pada norma-norma

atau aturan interaksi yang dilakukan pada prosesi Akad

Nikah. Penghulu harus meminta izin dari ayah pihak

perempuan untuk melaksanakan prosesi Akad Nikah.

Setelah diberi izin atau restu, barulah penghulu

diperkenankan untuk memimpin dan mengesahkan ikatan

perkawinan, sesuai dengan hukum Islam.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti

puisi, narasi, pepatah, doa, pesan komersial, peribahasa,

dalam prosesi akad nikah. Penghulu memegang peranan

penting dalam prosesi ini, karena memimpin jalannya

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 153: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

138

acara dengan membacakan ayat suci Al-quran, memberi

nasihat perkawinan, dan doa. Semua bernada sama, yaitu

agar sang marapulai dan anak daro dapat menjadi

keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Juga

agar menjadi pasangan Minangkabau yang hidup

berpegang teguh dengan ajaran agama Islam.

4.3.3.6 Babako

Babako merupakan suatu prosesi yang diadakan oleh pihak

ayah dari pengantin perempuan. Hal ini dimaksudkan sebagai

bentuk tanggung jawab pihak keluarga ayah kepada anak

saudaranya yang hendak menikah.

Anak daro yang telah menginap selama satu malam dan

berada di rumah Bako akan didandani dengan cantik dan diberi

makan. Setelah itu, dengan bersama-sama Bako akan

mengantar anak daro menuju ke rumah orangtuanya dalam satu

arak-arakan.

Para Bako akan datang ke rumah pihak perempuan dan

membawa berbagai macam hantaran untuk meringankan beban.

Biasanya Bako akan membawa barang-barang kebutuhan

pernikahan. Seperti pakaian, makanan, bahan dapur, ternak,

emas, dan lain-lain. Banyak atau tidaknya hantaran yang

dibawa tergantung dari kemampuan pihak keluarga ayah.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 154: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

139

Ini sebagai bentuk keterlibatan dan kasih sayang keluarga

pihak ayah kepada anak kemenakan mereka yang telah

menikah.

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan

tertentu yang berisikan mengenai tata ruang,

perlengkapan, dan pelaksanaan peristiwa komunikasi.

Setting meliputi waktu dan tempat, juga tampilan ruang

dan dekorasinya. Lokasi merujuk pada tempat

dilaksanakannya peristiwa komunikasi.

Lokasi tempat dilaksanakannya Babako adalah rumah

orangtua sang anak daro. Bako bersama dengan anak

daro akan datang ke rumah orangtua dalam suatu arak-

arakan. Rombongan akan disambut secara meriah. Jika

sang anak daro berasal dari keluarga yang mampu, akan

ada pengiring musik tradisional seperti talempong. Juga

ada tari-tarian yang menyambut. Biasanya berupa tarian

pasambahan khas Minangkabau.

Rombongan Bako akan disambut di halaman rumah

oleh kaum ibu, sambil menerima hantaran yang dibawa

oleh Bako. Setelah itu barulah rombongan memasuki

rumah. Sang anak daro akan mengucapkan salam kepada

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 155: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

140

keluarga besarnya yang sudah menunggu di rumah. Mulai

dari yang tertua seperti kakek, nenek, ayah, ibu, berlanjut

kepada om dan tante. Setelah selesai, acara akan

dilanjutkan dengan makan bersama. Seluruh keluarga

akan menyantap hidangan yang sudah disediakan dan

dibawa oleh pihak Bako. Sudah menjadi tradisi bahwa

pihak Bako membawa makanan yang dimasak sendiri ke

rumah orangtua anak daro atau saudaranya tersebut.

Seluruh hantaran yang dibawa oleh pihak Bako akan

diletakkan secara berjejer di dalam rumah, agar bisa

dilihat oleh semua orang.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

Babako adalah saudara ayah alias Bako itu sendiri, anak

daro beserta orangtuanya, keluarga besar anak daro, MC

atau pemandu acara jika dibutuhkan, pemain atau

pengiring musik tradisional, dan penari.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari upacara

Babako. Tujuan diadakannya prosesi babako ini sebagai

bentuk tanggung jawab, perhatian,dan kasih sayang dari

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 156: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

141

pihak keluarga ayah kepada anak kemenakan mereka

yang menikah.

Prosesi ini juga ditujukan untuk meringankan beban

keluarga pengantin yang mengadakan perhelatan besar.

Namun Bako tetap memberikan bantuan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan

komunikasi dan bagaimana prosesnya. Juga merujuk

pada bentuk pesan yang disampaikan.

Pada saat anak daro menginap di rumah Bako,

semalaman anak daro akan diberi nasehat dan petatah-

petitih mengenai kehidupan rumah tangga yang akan

dijalani. Keesokan harinya, barulah anak daro

dipersiapkan, didandani dengan cantik untuk diarak

menuju kediaman orangtuanya.

Setelah tiba dan menyampaikan berbagai hantaran

yang dibawa Bako, barulah anak daro masuk dan

menyampaikan salam kepada seluruh anggota keluarga

besarnya. Seluruh hantaran dari Bako dibawa dengan cara

dijunjung di atas kepala. Hantaran tersebut kemudian

diletakkan di tengah ruangan atau rumah, agar seluruh

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 157: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

142

pihak bisa melihatnya. Hal ini juga melambangkan

kemampuan si Bako itu sendiri.

5. Keys

Keys merupakan dalam prosesi ini merujuk pada

bentuk penyampaian pesan berupa luapan rasa kasih

sayang dari keluarga pihak ibu atau bako kepada sang

kemenakan, anak daro.

Prosesi ini difokuskan pada prosesi pengantaran anak

daro dan serah terima hantaran yang dibawa oleh Bako.

Dalam prosesi ini, penyampaian pesan banyak dilakukan

oleh Bako yang memberi petuah kepada anak daro

mengenai kehidupan berumah tangga dan bagaimana

menjadi istri yang baik. Bako menyampaikan rasa sayang

kepada anak kemenakannya yang menikah dengan

memberikan berbagai hantaran yang dapat meringankan

beban keluarga sang pengantin.

6. Instrumentalis

Instrumentalis pada pembahasan ini merujuk pada

bentuk dan penyampaian pesan. Seperti pemakaian

bahasa, baik lisan atau tulisan dalam pelaksanaan prosesi

Babako.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 158: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

143

Dalam prosesi ini, instrumen verbal dan non verbal

digunakan beriringan. Pesan dikomunikasikan langsung

secara verbal oleh bako kepada anak daro lewat

percakapan dengan memberikan wejangan saat anak daro

menginap di rumahnya. Pesan juga disampaikan secara

non verbal lewat tindakan bako, dengan mendandani anak

daro dengan cantik, mengantarkannya kembali ke rumah

orangtuanya, serta membawakan hantaran lengkap

sebagai wujud perhatian dan kasih sayangnya.

Pada prosesi ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa

daerah dan bahasa Indonesia. Dalam hal ini merupakan

bahasa Minangkabau yang digunakan sebagai bahasa

sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau. Anak daro

berbicara kepada bako dengan menggunakan Kato

Mandaki, sedangkan bako menggunakan Kato Manurun.

7. Norms

Komponen ini merujuk pada norma-norma atau aturan

dalam prosesi Babako. Sang anak daro haruslah

didandani dengan cantik oleh Bako, dan diarak menuju

kediaman orangtuanya. Semua hantaran haruslah

dijunjung di atas kepala, melambangkan rasa sukacita.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 159: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

144

Barang hantaran yang harus ada ialah carano berisi

sirih, nasi kuning dengan ayam, pakaian adat, bahan

dapur seperti beras, makanan jadi seperti kue-kue dan

lauk makanan. Jika sang Bako cukup mampu, ia juga

akan membawa seperangkat perhiasan emas yang akan

diberikan untuk anak daro.

Orangtua sang anak daro juga harus mempersiapkan

sambutan dengan baik dan meriah juga. Untuk itulah

diadakan upacara tari-tarian dan pengiring musik

tradisional di depan rumah.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti

puisi, narasi, pepatah, doa, pesan komersial, peribahasa,

dalam prosesi Babako. Pesan disampaikan Bako kepada

anak daro dalam cara yang santai dan informal, pada saat

anak daro menginap di rumahnya.

Sedangkan anak daro mengucapkan salam kepada

keluarga besarnya dengan cara sungkem dan penuh

hormat. Sang anak daro akan mengucapkan rasa terima

kasih serta syukurnya atas seluruh kasih sayang yang

telah diberikan oleh keluarga.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 160: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

145

4.3.3.7 Baralek

Baralek merupakan pesta perayaan yang digelar oleh kedua

pihak keluarga besar pengantin. Sesuai dengan pepatah Minang

yang mengatakan kabar baik berhimbauan, kabar buruk

berhamburan. Pepatah ini berarti menyebarkan kabar gembira

kepada seluruh keluarga, sanak saudara, dan tetangga. Hal yang

sama juga berlaku bagi berita duka.

Pesta perkawinan ini digelar secara meriah di rumah

pengantin perempuan. Di dalam rumah diletakkan pelaminan

sebagai tempat bersandingnya kedua mempelai. Di sisi kiri dan

kanan juga disediakan tempat duduk bagi kedua orangtua

masing-masing.

Pada pagi hari, pengantin laki-laki kembali dijemput oleh

utusan dari pihak perempuan di rumahnya. Sang marapulai

sudah siap dengan pakaian adatnya dan berjalan menuju lokasi

baralek diiringi oleh dua sumandan perempuan yang

mengenakan baju kurung dan sunting rendah. Iring-iringan

keluarga sang marapulai juga mengikuti di belakang. Sang

pengantin perempuan sudah menunggu di depan rumah,

lengkap dengan keluarganya beserta setiap orang yang hadir.

Setelah kedua pengantin duduk bersanding di pelaminan,

maka secara adat mereka telah resmi menjadi sepasang suami

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 161: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

146

istri di mata masyarakat Minangkabau. Mereka akan menjadi

raja dan ratu sehari, merayakan kebahagiaan hingga seharian

penuh, hingga malam menjelang. Para tamu undangan yang

hadir dipersilahkan menikmati hidangan yang disediakan.

Umumnya masyarakat Minangkabau selalu memasak sendiri

setiap makanan yang mereka hidangkan. Acara memasak

makanan pesta biasanya dilakukan dengan bantuan dari

tetangga dan kerabat.

Sepanjang hari, kedua pengantin akan berada di pelaminan

untuk menerima ucapan selamat dan doa restu dari tamu

undangan yang hadir. Pada malam hari, biasanya diadakan

acara bermain kim yang membagikan hadiah, sekedar untuk

hiburan bagi tamu undangan,

1. Setting and Scene

Setting dan scene merupakan rangkaian penataan

tertentu yang berisikan mengenai tata ruang,

perlengkapan, dan pelaksanaan peristiwa komunikasi.

Setting meliputi waktu dan tempat, juga tampilan ruang

dan dekorasinya. Lokasi merujuk pada tempat

dilaksanakannya peristiwa komunikasi.

Lokasi tempat dilaksanakannya Baralek adalah rumah

pengantin perempuan. Di ruang tamu, telah diletakkan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 162: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

147

pelaminan yang telah dibuat sesuai dengan elemen

pelaminan. Hal ini sesuai dengan ketentuan adat yang

mengharuskan pelaminan berada di bagian terbaik rumah,

yaitu ruang tamu. Ini dikarenakan pelaminan pada zaman

dahulu merupakan singgasana atau tempat duduk

kebesaran datuk, namun seiring perkembangan zaman

telah mengalami pergeseran fungsi. Oleh karena itu,

keagungan pelaminan harus tetap dijaga dengan

diletakkan di ruang tamu. Lantai pelaminan dihiasi

dengan karpet.

Di bagian lainnya (biasanya halaman rumah) telah

disiapkan meja panjang, kursi, berikut tenda yang telah

dipercantik dengan dekorasi. Diatasnya diletakkan

berbagai hidangan untuk dinikmati oleh para tamu

undangan.

Sepanjang hari, acara baralek akan diiringi oleh orkes

atau band yang pada umumnya menyanyikan lagu adat

Minangkabau ataupun dangdut. Para tamu undangan juga

dipersilahkan untuk ikut bernyanyi jika berminat.

2. Participants

Partisipan atau pihak yang terlibat dalam prosesi

Baralek adalah seluruh pihak. Kedua pengantin,orangtua,

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 163: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

148

ninik mamak, keluarga besar, seluruh sanak saudara,

tetangga atau orang kampung, hingga relasi atau

teman.Yang memegang peranan dalam memimpin

jalannya acara adalah MC, didampingi oleh semua kru

hiburan. Seperti orkes atau band pengiring acara.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan dari upacara

Baralek. Tujuan dari upacara baralek ini sendiri adalah

untuk merayakan kebahagiaan kedua mempelai beserta

seluruh keluarga besar yang baru saja melangsungkan

pernikahan.

Acara ini menjadi satu sarana untuk mengatakan

kepada masyarakat Minangkabau secara resmi bahwa

anak dari keluarga tersebut sudah menikah dan tidak

lajang lagi.

Perayaan ini merupakan kebanggaan yang dinanti-

nanti bagi orang Minangkabau. Karena jika tidak baralek,

maka akan terasa seperti bukan orang Minang. Besar

kecil dan meriah atau tidaknya acara baralek yang

diadakan menjadi suatu pertanda bagaimana status sosial

keluarga tersebut.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 164: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

149

4. Act Sequence

Act sequence merujuk pada urutan tindakan

komunikasi dan bagaimana prosesnya. Dalam prosesi

baralek, tindak komunikatif yang dilakukan adalah

diutusnya sumandan beserta anggota keluarga perempuan

yang dituakan untuk menjemput marapulai di rumahnya.

Pada penjemputan ini, utusan pihak perempuan akan

menyampaikan maksud kedatangannya lewat pantun.

Setelah itu, marapulai beserta pengiringnya akan tiba di

rumah pihak perempuan atau lokasi pesta untuk

bersanding di pelaminan. Seharian, kedua pengantin akan

menerima ucapan selamat dan doa restu dari para tamu

undangan.

5. Keys

Keys merupakan bentuk penyampaian pesan berupa

cara, nada, dan semangat yang diutarakan. Selama berada

dalam pesta perkawinan atau baralek, MC acara yang

memegang peranan untuk memimpin jalannya acara. MC

berbicara dengan bahasa Indonesia dan Minangkabau.

Nada bicara ceria dan penuh semangat, berguna untuk

membangun suasana gembira. Kedua pengantin akan

menerima ucapan selamat dari tamu undangan dengan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 165: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

150

sikap sopan sambil mengucapkan terima kasih. Suasana

gembira dan penuh semangat mendominasi jalannya

acara.

6. Instrumentalis

Instrumentalis pada pembahasan ini merujuk pada

pemakaian bahasa, baik lisan atau tulisan dalam

pelaksanaan prosesi Baralek.

MC menjadi cukup dominan dalam memimpin

jalannya acara. Instrumen komunikasi yang digunakan

adalah lisan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa

daerah dan bahasa Indonesia. Dalam hal ini merupakan

bahasa Minangkabau yang digunakan sebagai bahasa

sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau.

Tindakan penyampaian pesan juga dilakukan lewat

nyanyian oleh band atau orkes yang dihadirkan. Lagu

yang dibawakan berupa lagu daerah Minangkabau

bertema perkawinan dan kebahagiaan.

7. Norms

Komponen ini merujuk pada norma-norma atau aturan

dalam prosesi baralek. Agar prosesi ini bisa terlaksana,

haruslah dihadiri oleh kedua pengantin itu sendiri. Dalam

hal ini, sang marapulai harus dijemput terlebih dahulu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 166: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

151

baru dapat melangsungkan pesta perkawinan. Kedua

mempelai haruslah mengenakan pakaian adat pernikahan.

Marapulai lengkap dengan pakaian adat beserta

saluak, sang anak daro lengkap dengan suntiang gadang

di atas kepala. Pakaian adat yang dikenakan haruslah

dapat menutup aurat, sesuai dengan ajaran agama Islam.

Para tamu undangan yang hadir haruslah disuguhi

makanan serta hiburan. Hiburan bisanya berupa suguhan

tari-tarian dan organ tunggal. Para tamu juga

dipersilahkan untuk bernyanyi.

8. Genre

Genre merujuk pada bentuk penyampaian seperti

puisi, narasi, pepatah, doa, pesan komersial, peribahasa,

dalam prosesi Baralek. Jalannya acara dipandu oleh MC

yang biasanya juga akan memulai acara dengan doa dan

pantun terlebih dahulu.

4.3.4 Analisis Makna Situasi Komunikasi pada Prosesi Adat Baralek

Nagari Padang

Situasi komunikasi adalah konteks di mana terjadinya proses

komunikasi (Kuswarno, 2008, h. 41). Dalam kata lain, situasi

komunikasi menggambarkan suasana yang terjadi dalam suatu

upacara. Rangkaian prosesi adat Baralek Nagari Padang secara

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 167: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

152

keseluruhan menggambarkan suasana formal, penuh adat kesopanan,

namun tetap berbalut emosi bahagia. Hal ini dikarenakan masyarakat

Minangkabau sangat menjunjung tinggi adat dan menganggap ikatan

perkawinan sebagai hal yang sakral dan berlangsung sekali seumur

hidup.

Namun berbeda langkah prosesi yang dilakukan, berbeda pula

situasi komunikasi yang tercipta. Seperti situasi komunikasi penuh

haru yang terbentuk pada prosesi Malam bainai. Air mata tak bisa

dibendung saat sang Anak daro meminta maaf, berterima kasih dan

mohon restu kepada orangtua serta seluruh anggota keluarga yang

hadir.

Situasi komunikasi formal dan serius amat terasa pada prosesi

Maminang. Terlebih saat pihak perempuan datang secara adat dengan

membawa carano dan berbagai hantaran ke rumah pihak laki-laki.

Pembicaraan selalu dimulai dengan pantun terlebih dahulu. Hal

sebaliknya justru terasa pada resepsi perkawinan atau Baralek. Semua

pihak yang hadir berada dalam suasana informal. Situasi komunikasi

pada prosesi Baralek didominasi oleh suasana gembira.

4.3.5 Analisis Tindak Komunikasi pada Prosesi Adat Baralek Nagari

Padang

Hymes (Kuswarno, 2008, h. 41) mengungkapkan bahwa tindak

komunikatif merupakan bagian dalam peristiwa komunikasi yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 168: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

153

memiliki fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan, permohonan,

perintah, ataupun perilaku non verbal. Kuswarno (2008, h. 43) juga

menyatakan bahwa tindak komunikatif individu sebagai bagian dari

masyarakat tutur, dalam perspektif etnografi komunikasi lahir dari

integrasi tiga keterampilan, yaitu keterampilan linguistik, keterampilan

interaksi, dan keterampilan kebudayaan.

Tindak komunikasi yang dilakukan masyarakat Minangkabau

berbeda dan terlihat dalam setiap situasi komunikasi. Seperti tindak

komunikasi yang terlihat pada prosesi Manapuak Banduah. Pada

prosesi ini, pihak perempuan melakukan tindak komunikasi dengan

datang ke rumah laki-laki dengan maksud menyampaikan niat

perjodohan. Niat itu disampaikan dengan memulai interaksi

komunikasi verbal lewat pantun Minangkabau yang dilantunkan oleh

mamak sang anak daro. Dalam berinteraksi, kedua pihak keluarga

menggunakan tata bahasa Kato Malereang. Kato Malereang

merupakan salah satu seni berbicara di kalangan masyarakat

Minangkabau yang mengatur tentang cara berbicara dengan orang

yang disegani. Maksud disampaikan lewat pantun, kiasan atau

peribahasa dengan nada ramah. Sedangkan tindak komunikasi non

verbal ditunjukkan lewat buah pisang yang dibawa oleh pihak

perempuan, guna mengetahui apakah niat baik mereka diterima atau

tidak.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 169: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

154

Pada prosesi Maminang atau Barundiang, tindak komunikasi yang

dilakukan adalah perundingan serius yang dilakukan oleh kedua belah

pihak guna mencapai kata sepakat. Tata bahasa yang digunakan adalah

Kato Malereang, untuk tetap menunjukkan rasa hormat kepada calon

besan. Jika sudah mencapai kata sepakat, maka akan dilanjutkan

dengan Timbang Tando atau bertukar tanda. Tanda yang digunakan

biasanya berupa cincin emas. Ini merupakan tindakan komunikasi non

verbal untuk menunjukkan ikatan yang sudah terjalin antara dua

keluarga tersebut.

Dalam prosesi Malam bainai, tindak komunikasi yang dilakukan

adalah berkumpulnya seluruh keluarga besar di rumah anak daro

untuk melakukan siraman simbolis, memasangkan daun inai di kuku,

dan memberikan hadiah serta wejangan untuk anak daro yang hendak

menikah keesokan harinya. Tindak komunikasi verbal dan non verbal

digunakan secara bersamaan dalam prosesi ini, untuk menunjukkan

kasih sayang kepada anak daro yang akan menikah keesokan harinya.

Saat Akad nikah, tindakan komunikasi yang dilakukan tentu saja

menggunakan instrumen lisan lewat pembacaan ayat suci Alquran oleh

penghulu dan pengucapan ijab qabul yang dilakukan kedua pengantin.

Tindakan komunikasi ini disaksikan oleh penghulu, ayah, ibu, saksi,

serta seluruh keluarga besar dan tamu undangan yang hadir.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 170: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

155

Pada prosesi Babako yang berarti turun dari rumah Bako, tindak

komunikasi yang dilakukan adalah didandaninya anak daro dengan

cantik oleh Bako dan diantar menuju rumah kedua orangtuanya dengan

arak-arakan meriah. Sesampainya di rumah, anak daro akan disambut

dengan meriah. Akan ada pengiring musik tradisional dan tarian

pasambahan. Ini merupakan instrumen komunikasi non verbal yang

dilakukan, sebagai bentuk keterlibatan dan kasih sayang keluarga

pihak ayah kepada anak kemenakan mereka yang telah menikah. Pada

malam anak daro menginap, bako melakukan tindakan komunikasi

verbal dengan menasihati anak daro mengenenai bagaimana bersikap

dan menjadi istri yang baik untuk suaminya kelak. Anak daro akan

berbicara kepada bako dengan menggunakan Kato Mandaki, sesuai

dengan aturan berbicara di Minangkabau yang mengharuskan

kemenakan berbicara santun kepada orang yang lebih tua.

Saat Manjapuik marapulai, tindak komunikasi yang dilakukan

adalah datangnya utusan atau sumandan dari pihak perempuan untuk

menjemput marapulai di rumahnya. Sang penjemput akan

menyampaikan maksudnya secara lisan untuk menjemput marapulai

menuju lokasi akad nikah setelah memberikan carano berisi sirih dan

berbagai hantarannya kepada para penyambut yang sudah bersiap

menunggu di halaman. Tata bahasa yang digunakan adalah Kato

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 171: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

156

Malereang. Setelah itu, barulah mereka berjalan bersama menuju

lokasi akad nikah dan pesta.

Bagi orang Minangkabau, adat adalah pegangan hidup yang

menjadi patokan mengenai bagaimana harus bertindak dan bertingkah

laku. Dan adat bagi orang Minangkabau dilandasi dengan kepercayaan

penuh terhadap agama Islam. Jadi, Orang Minangkabau menjadikan

ajaran atau syariat Islam sebagai pegangan hidupnya. Dalam

menjalankan adat, mereka sama sekali tidak mempercayai hal mistis

berupa pantangan-pantangan atau larangan tertentu yang tidak berasal

dari ajaran agama Islam. Islam merupakan bagian dari adat yang

dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau.

Dalam tindakan komunikasi yang dilakukan, tampak jelas bahwa

masyarakat Minangkabau memiliki keterampilan linguistik dan

keterampilan interaksi yang luar biasa baik. Masyarakat Minangkabau

sangat memahami bagaimana cara menyampaikan maksud secara jelas

melalui instrumen verbal namun tetap mengutamakan nilai-nilai

kesopanan dan tata krama. Hal ini terlihat dari penggunaan pantun

dalam setiap prosesi adat dan seni berbicara yang diatur dalam Kato Di

Nan Ampek.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 172: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

157

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan analisis data yang diperoleh peneliti

dari hasil observasi dan wawancara langsung ke lapangan, maka dapat

disimpulkan bahwa prosesi adat Baralek Minangkabau merupakan salah

satu dari kekayaan dan keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh

Indonesia. Baralek merupakan suatu budaya yang amat kompleks dan sarat

akan makna.

Jika dikaitkan dengan etnografi komunikasi, maka peneliti akan mampu

menganalisis serta memaknai peristiwa, tindakan, dan situasi komunikasi

yang terkandung dalam prosesi ‘Baralek’ masyarakat Minangkabau di

wilayah Nagari Padang. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bahwa

setiap langkah atau prosesi adat ‘Baralek’ memiliki perbedaan dalam

tindakan dan situasi komunikasinya.

Tindakan komunikasi dalam prosesi adat ‘Baralek’ berbeda dalam

setiap langkah adatnya. Sebagai contoh adalah tindakan komunikasi dalam

prosesi Manapuak Banduah. Sang pihak perempuan datang ke rumah laki-

laki dengan maksud menyampaikan niat perjodohan, sambil membawa

pisang, sebagai tanda niat perjodohan diterima dengan baik atau tidak.

Pada prosesi Maminang, tindakan komunikasi yang dilakukan adalah

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 173: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

158

perundingan serius yang dilakukan oleh kedua belah pihak guna mencapai

kata sepakat. Sedangkan saat Manjapuik marapulai, tindak komunikasi

yang dilakukan adalah datangnya utusan dari pihak perempuan untuk

menjemput marapulai di rumahnya.

Situasi komunikasi dalam setiap prosesi adat juga berbeda. Seperti

situasi komunikasi penuh haru yang terbentuk pada prosesi Malam bainai.

Situasi komunikasi formal dan serius pada prosesi Maminang. Dan

sebaliknya, suasana gembira yang justru mendominasi prosesi ‘Baralek itu

sendiri. Namun setiap perbedaan yang ada dalam tindakan dan situasi

komunikasi yang ada mengarah pada tujuan yang sama, yaitu tercapainya

perkawinan adat yang sah dan sesuai dengan syariat Islam.

Peneliti memaknai peristiwa komunikasi dan menemukan masyarakat

Minangkabau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah, yaitu

bahasa Minangkabau. Setiap peristiwa komunikasi yang terjadi dalam

langkah adat selalu diwarnai dengan pantun dan petatah-petitih Minang.

Masyarakat Minangkabau menyampaikan maksud kedatangan lewat

pantun yang dianggap sebagai sarana komunikasi yang sopan untuk

menunjukkan penghargaan kepada pihak besan. Pantun telah dianggap

sebagai bagian dari kesepakatan simbol dalam masyarakat Minangkabau.

Bahasa, budaya, dan komunikasi merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dalam kajian ilmu etnografi komunikasi. Dari hal ini juga

tercermin bahwa masyarakat Minangkabau memiliki budaya, tata krama,

dan sopan santun yang tinggi dan halus.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 174: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

159

Terlihat bahwa masyarakat Minangkabau memiliki keterampilan

linguistik yang sangat baik. Tercermin dari pantun yang selalu digunakan

dalam setiap prosesi adat dan Kato Di Nan Ampek yang menjadi pedoman

berbicara bagi masyarakat Minangkabau .

Rangkaian prosesi adat Baralek yang terdiri dari tujuh langkah ini telah

melekat dan menjadi bagian dari setiap individu Minangkabau. Dalam

kalangan masyarakat Minangkabau sendiri telah terbentuk pemahaman

bahwa jika tidak baralek dan menjalankan seluruh prosesi adatnya, maka

mereka tidak merasa dan belum dianggap sebagai orang Minangkabau. Di

sinilah terlihat bahwa setiap individu Minangkabau memiliki kesadaran

adat yang amat tinggi. Hidup setiap individu Minangkabau dipagari oleh

adat., adat yang berpegang teguh pada ajaran sesuai syariat Islam. Sesuai

dengan pepatah Minang yang menjadi panutan hidup masyarakat Minang,

yaitu adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

Tata cara pelaksanaan prosesi Baralek pun telah mengalami perubahan

dalam kelengkapan dan tata urutan. Pelaksanaannya kini berubah,

menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan zaman. Banyak

masyarakat Minangkabau yang hanya melaksanakan akad nikah dan

Baralek saja. Ada juga yang melaksanakan keseluruhan langkah adat

namun tidak mengkuti urutan yang seharusnya. Hal ini dipengaruhi oleh

kecenderungan masyarakat Minangkabau masa kini yang menginginkan

kepraktisan dan kemudahan. Faktor pekerjaan yang tidak memungkinkan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 175: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

160

untuk mengambil cuti panjang, serta faktor ekonomi menjadi alasan

utama.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Minangkabau memaknai prosesi

adat ‘Baralek’ sebagai suatu kewajiban adat. Perkawinan yang dianggap

sebagai peristiwa penting dan berlangsung sekali seumur hidup ini

sedikitnya telah mengalami pergeseran makna di kalangan masyarakat

Minangkabau. ‘Baralek’ kini dianggap sebagai suatu kebanggaan dan

penentu status sosial atau harga diri sebuah kaum (keluarga) di kalangan

masyarakat Minangkabau.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti

memiliki beberapa saran yang dapat membantu dalam memperkaya ilmu

pengetahuan yang berbasis budaya ini.

5.2.1 Saran Akademis

Penelitian yang dibuat dan disusun oleh peneliti ini masih dapat

dikembangkan secara luas dan diteliti secara lebih mendalam,

dengan melihat aspek-aspek komunikasi yang mungkin masih

terlewat dan belum mampu dibahas secara mendalam oleh peneliti.

5.2.2 Saran Praktis

Hendaknya rangkaian prosesi adat ‘Baralek’ Nagari Padang

pada masyarakat Minangkabau dapat dilestarikan dan dijaga

sebagai salah satu kearifan lokal. Kesadaran masyarakat

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 176: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

161

Minangkabau yang tinggi akan budaya yang dimiliki juga harus

tetap dipertahankan agar tak luntur seiring perkembangan zaman..

Hendaknya masyarakat Minangkabau tidak lagi memberi sangsi

sosial terhadap anggota masyarakat yang tidak mampu

melaksanakan prosesi adat secara utuh.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 177: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.S. 1987. Tonggak Tuo Budaya Minang. Jakarta: Karya Indah.

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Aness. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Asmin, 1986. Status Perkawinan Antar Agama Ditinjau Dari Undang-Undang

Perkawinan No.1/1974. Jakarta: Dian Rakyat.

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hidayat, Syarifudin. 2002. Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju

Kuswarno, Engkus. 2008. Metode Penelitian Komunikasi: Etnografi Komunikasi

Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjajaran.

Kriyantono, Rakhmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada

Media Group.

Linton, R. 1945. The Cultural Background of Personality. New York: The Appleton-

Century Company.Inc.

Littlejohn, Stephen dan Karen A. Foss. 2014. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba

Humanika.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Depdikbud.

Reno Raudha Thaib, Puti. 2014. Palaminan Minangkabau. Padang: Bundo Kanduang

Sumatera Barat.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 178: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Richards, dkk. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistics. UK: Longman

Group Ltd.

Samovar, Larry A. dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sukmasari, Fiony dan Amir M.S. Traditional Wedding of Minangkabau. 2009.

Jakarta: Citra Harta Prima.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta.

Bandung.

Soeprapto, Riyadi 2002. Interaksionisme Simbolik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

West Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis Dan

Aplikasi. Buku 1 edisi ke-3 Terjemahan Maria Natalia Damayanti Maer.

Jakarta: Salemba Humanika.

SKRIPSI

Christy, Eveline. 2014. Pemaknaan Rangkaian Upacara Menyambut Tahun Baru

Saka Pada Masyarakat Bali. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

Melisa. 2013. Proses Pemaknaan Adat Masyarakat Palembang di Kelurahan 15 Ulu.

Palembang: Universitas Sriwijaya.

JURNAL

Zakiah, kiki. 2008. Penelitian Etnografi Komunikasi: Tipe dan Metode. Jurnal,

Bandung: Mediator.

WEBSITE

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/pengertian-budaya-menurut-para-

ahli.html. (diakses pada 18 Desember 2015)

http://jurnal.lppm-umsb.com/wp-content/uploads/2015/03/19_Surya-Prahara-

LAMP..-121.pdf (diakses pada 3 Januari 2016)

http://eric-harramain.blogspot.co.id/ (diakses pada 3 Januari 2016)

https://www.academia.edu/7128765/BAB_I_PENDAHULUAN (diakses pada 11

Januari 2016)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 179: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-dan-tujuan-pernikahan.html#_

(diakses pada 24 Februari 2016)

http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/UUPerkawinan.pdf (diakses pada 4 Maret

2016)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 180: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

LAMPIRAN FOTO

Hantaran yang dibawa saat Manjapuik Marapulai

Makan Bajamba (Makan bersama)

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 181: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Baralek yang dihadiri oleh peneliti

Peneti bersama Marapulai dan Anak Daro

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 182: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Nama : Indra Faisal

Usia : 27 tahun

Status : Informan

Profesi : Dosen UPI YPTK Padang, Direktur Galeri Investasi Bursa Efek UPI

YPTK Padang

Saya: Bisa tolong sebutkan nama dan pekerjaan bapak serta istri?

Indra: Nama saya Indra Faisal ya, kerjaan staf dosen di UPI YPTK Padang, juga

selaku direktur Galeri Investasi Bursa Efek UPI YPTK Padang. Nah, istri saya

Amalia Halifah, bekerja sebagai staf di galeri Indosat Padang.

Saya: Jadi kemarin bapak dan istri bapak Baralek di bulan apa dan tanggal berapa,

Pak?

Indra: Ya, kita nikah tanggal 21 Desember 2015. Itu nikah di tempat wanita.

Saya: Itu di daerah mana, Pak?

Indra: Itu di daerah Batusangkar. Nah tanggal 21 nikah,besoknya langsung resepsi.

Istilahnya di Padang itu Baralek. Baraleknya tanggal 22 Desember. Di rumah

mempelai wanita. Nah, selang dua minggu kemudian tanggal 9 Januari, kembali

lagi resepsi pesta lagi, di tempat saya daerah Padang. Ya, tanggal 9 Januari.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 183: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Jadi Baralek itu menggunakan adat Minang, Pak. Sepengetahuan saya ada

langkah-langkah sebelum prosesi dimulai, seperti Manyiriah. Bapak

menjalankan prosesi apa saja sebelum Baralek?

Indra: Ya. Artinya sebelum kita Baralek, tentu sebelum kita memastikan kapan

nikahnya, kapan tanggalnya, itu artinya dari kedua belah pihak kan sudah oke

nih, tentu kita ada rencana. Tapi kalau di daerah saya Padang dan istri saya

Batusangkar,kita sebelum mulai ditentukan hari tentu kita lapor dulu atau itu

kita diskusikan kepada ninik mamak. Karena kaum saya, suku saya kan

Simabua. Itu istilahnya suku di Padang. Jadi sebelum menikah keluarga saya

harus melapor dulu kepada pimpinan kaum atau suku. Nah disini kita punya

pimpinan namanya Datuk. Kalau untuk saya namanya Datuk Rajo di Rajo. Itu

dia pimpinan suku Simabua di Padang. Lapor dulu. Setelah lapor nanti

perangkat suku atau pimpinan akan rapat. Kira-kira kapan kita akan melamar,

menentukan tanggal pernikahan. Dua opsi ya. Opsi ini unik di tempat saya.

Kenapa unik? Karena kalau di tempat saya, adat Padang, laki-laki yang

mendatangi perempuan. Yang calon saya, mempelai wanita itu adatnya

perempuan yang mendatangi pihak laki-laki. Harusnya begitu. Jadi kan ada

benturan nih. Tapi setelah kita diskusi, antara saya pribadi dan keluarga besar,

karena nikah ini bukan hanya masalah pribadi, tapi juga ninik mamak atau

pimpinan suku saya dan pimpinan suku dia. Ninik mamak ya sebutannya. Jadi

ya mereka itu yang menentukan dealnya. Kalau kita mah ngikut. Apa kata ninik

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 184: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

mamak atau datuk harus ngikut. Jadi ketika itu kita simpulkan bahwa kita dari

pihak laki-laki yang datang. Kita gunakan adat Padang.

Saya: Oh jadi keluarga perempuan ngalah?

Indra: Iya. Perempuan ngalah, laki-laki yang mendatangi perempuan. Nah datang

saya lupa tanggal berapa ya, 17 kalau tidak salah. Eh maaf, satu bulan sebelum.

Satu bulan sebelum hari H, itu saya tidak datang, karena saya tidak boleh

datang. Saya sebagai mempelai pria tidak boleh datang. Yang datang itu kepala

suku atau ninik mamak.

Saya: Oh bukan keluarga besar gitu?

Indra: Oh bukan. Karena keluarga besar tidak harus datang. Yang datang harus ninik

mamak atau perangkat suku. Keluarga itu tidak boleh. Jadi saya punya datuk,

Datuk Rajo di Rajo istilahnya, datang menemui dan dinanti atau disambut oleh

datuk di sana juga, atau pimpinan suku di sana juga. Nah datang ke rumah

mempelai wanita itu satu bulan sebelumnya sebelum hari H.

Saya: Nah itu datang membawa apa saja Pak?

Indra: Nah kalau kita sih bawanya enggak ada. Paling bawa Carano. Itu hanya

sebagai prosesi pas hari H saja. Karena kita ketika sudah di ruangan ada petatah

petitih atau pantun panjang. Sebagai bentuk kita dihargai, Carano kita dibuka.

Kalau isinya makanan dimakan, kalau isinya sirih dimakan sirihnya, kalau

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 185: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

isinya rokok dihisap rokoknya. Kalau isinya permen dimakan permennya. Nah

kebetulan kemarin ketika rombongan saya datang, itu saling tukar Carano. Jadi

yang dari kita itu isinya rokok.

Saya: Jadi itu sebagai bentuk penghargaan?

Indra: Iya. Bahwasannya kita datang bawa ini lah. Terus datang, lalu Carani

diketengahkan. Kemudian sebelum acara dimulai, tentu dari yang menjamu

dulu membuka acaranya. Lalu kita yang tamu nanti akan saling tukar menukar

Carano. Punya kita isinya rokok. Jadi kalau si tuan rumah tidak hisap rokoknya,

itu tandanya dia tidak menghormati kita. Kalau dihisap berarti oke. Walaupun

dihisap sedikit aja, itu namanya dia sudah menghormati. Kalau zaman dulu kan

makan sirih. Sekarang kita rokok. Tapi semua itu tergantung kepada kondisi

adat masing-masing. Jadi itulah, sebulan sebelum hari H, datuk saya datang

untuk memperkenalkan bahwasannya betul, keponakan kami si Indra dan

keponakan dia si Hanifah akan menikah. Diterima tidak keponakan kami disini?

Kalau iya, kapan tanggalnya, bagaimana menggunakan adatnya, terus kapan

prosesinya. Pokoknya panjang lah dibahas itu. Itu membutuhkan waktu kurang

lebih tiga jam.

Saya: Jadi intinya itu, pestanya kapan,pakai baju adat seperti apa dan segala

macamnya itu ditentukan oleh ninik mamak?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 186: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Indra: Nah, kalau untuk hari tentu keluarga sebelum ninik mamak kesana telah

berunding bersama terlebih dahulu. Kita dari keluarga maunya hari apa. Lalu si

ninik mamak baru menyampaikan bahwa keluarga maunya hari apa.

Dicocokkan dengan harinya mempelai.

Saya: Jadi yang menentukan tanggal finalnya itu ninik mamak?

Indra: Betul. Menentukannya pas hari itu.

Saya: Jadi sesudah mengantar Carano, selanjutnya?

Indra: Sudah menunggu hari H lagi.

Saya: Lalu ini ada prosesi Manjapuik dan lain-lain bagaimana?

Indra: Oh iya. Contohnya ini hari H saya kan tanggal 21 Desember ya. Nah artinya

dari pihak perempuan karena baraleknya atau resepsinya tanggal 22 dia sudah

siap-siap. Pada tanggal 21, saya nikahnya jam setegah dua siang. Artinya saya

diantar sama ninik mamak, datuk, keluarga dari Padang jam 10. Kita

ketemunya sama pihak mempelai perempuan itu ke mesjid yang telah

ditentukan, yang dekat rumah mempelai wanita.

Saya: Itu dianternya jalan apa bagaimana Pak?

Indra: Nah itu nganternya itu kita mencari tempat biasa, kurang lebih 100 meter dari

mesjid. 100 meter berhenti, lalu jalan lagi.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 187: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Oh jadi sebelumnya naik mobil biasa gitu? Dianternya pakai payung atau bawa

apa gitu?

Indra: Oh nggak ada. Paling bawa mahar. Kemarin saya kebetulan maharnya satu

cincin emas dan seperangkat alat sholat.

Saya: Yang menentukan mahar itu waktu berunding kemarin? Apa bagaimana?

Indra: Sebenarnya itu kalau dari segi agama kan perempuan yang minta. Tapi karena

kita kekeluargaan, itu yang wanita menyerahkan semuanya kepada pihak laki-

laki. Jadi yang nganter itu semua. Saya paling depan, keluarga, dan ninik

mamak. Jadi di Minangkabau, jika menikah itu yang berperan besar itu ninik

mamak, bukan keluarga besar.

Saya: Oh itu intinya ya.

Indra: Intinya itu. Keluarga memang pasti berperan, tapi yang tampil di permukaan

itu ninik mamak atau datuk. Karena istilahnya kalau di Padang kan Anak

digendong,Kemenakan dibimbing.

Saya: Oke.Jadi tadi bapak dianter, mempelai perempuannya udah nunggu di mesjid

gitu?

Indra: Iya. Mempelai perempuan udah nunggu, langsung siap-siap untuk prosesi

pernikahan atau Ijab Qabul. Ya Ijab Qabul biasa, ada dipimpin oleh KUAnya,

ada saksi, ada wali, begitu.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 188: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Sehabis Ijab Qabul?

Indra: Tentu keluarga foto-foto, mengabadikan. Setelah nikah, saya dan keluarga saya

oleh ninik mamak kembali dibawa ke rumah perempuan untuk makan. Atau

istilahnya disambut dan dijamu oleh pihak perempuan. Kemudian dipastikan

apakah saya sebagai mempelai pria ini langsung tinggal disana atau pulang lagi

ke Padang. Dan diputuskan, saya kembali lagi ke Padang dan datang lagi

besoknya, ketika acara Baralek. Oh iya satu lagi. Ketika saya menikah saya itu

dijemput. Dijemput oleh kurang lebih perwakilan lima atau enam orang dari

pihak wanita.

Saya: Jadi bapak kembali ke Padang..

Indra: Iya. Besoknya saya diantar lagi sama ninik mamak ke tempat resepsi atau

Baralek di rumah pihak perempuan.

Saya: Oh jadi nikah hari ini besoknya langsung pesta gitu?

Indra: Iya. Saya kembali ke Padang karena malamnya saya belum boleh serumah.

Saya: Kalau belum pesta jadi belum boleh serumah gitu?

Indra: Ya kembali lagi ke kesepakatan oleh ninik mamak. Harusnya kan udah boleh

karena udah sah. Tapi memang karena kesepakatan ninik mamak dan adat itu

begitu. Sebenarnya kan itu repot, tapi ya emang itu adat. Di perjalanan saya

satu jam, begitu sampai saya siap-siap berganti baju adat atau baju pesta.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 189: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Jadi pesta mulai jam berapa Pak? Seharian?

Indra: Kalau pesta itu mulainya jam 10 pagi biasanya. Saya kan sampai jam 8. Lalu

bersiap-siap. Apalagi perempuan kan, berias dulu.

Saya: Bainainya kapan Pak?

Indra: Bainainya malam, sehari sebelum Baralek. Ini hanya sebatas tradisi,

menandakan bahwa si wanita akan dipinang oleh orang.

Saya: Lalu itu bapak pestanya benar-benar seharian itu ya?

Indra: Betul. Jadi mulai kan jam 10, pelaminannya kan diluar, saya bersanding dari

jam 10 sampai jam 9 malam. Jadi jam 10 sampai jam setengah satu saya break

sholat, lalu saya makan. Setengah jam break langsung kembali ke pelaminan

sampai jam setengah empat sholat lagi. Jam empat standby lagi di pelaminan

sampai jam setengah tujuh. Lalu magrib, setelah maghrib baru saya mandi.

Saya: Oh mandi dulu?

Indra: Iya. Yang perempuan juga. Setelah itu kembali lagi makeup. Biar segar, tapi

tergantung. Ada sebagian yang tidak mandi supaya tidak repot atau hanya

berganti baju saja. Karena baju pagi sampai sore berbeda dengan baju malam.

Saya: Harus beda?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 190: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Indra: Bukan harus sih, tapi biasanya orang begitu. Kalau pagi sudah pakai baju

begitu, masa malam pakai baju itu lagi. Malam itu dari jam 7 sampai jam 9 lah.

Karena kita malam ada acara main kim.

Saya: Oh kalau orang Baralek biasanya ada main kim gitu?

Indra: Itu tergantung. Ini hiburan untuk masyarakat aja. Setelah itu yasudah kembali

lagi ke kamar.nah saya sudah boleh bermalam di rumah perempuan.

Saya: Baralek apakah memang harus satu hari?

Indra: Tergantung, biasanya satu hari. Tapi kadang ada yang mau dua hari. Hari ini

untuk orang kampung atau khusus untuk tamu-tamu dia. Tergantung si tuan

rumah dan kesepakatan ninik mamak.

Saya: Jadi bapak pesta seharian, makanan harus selalu ada tersedia gitu? Bapak

melayani tamu yang datang?

Indra: Jadi di Minangkabau itu, kalau di Padang Baralek harusnya tidak perlu sewa

orang untuk bekerja. Karena kita orang-orang kampung yang di daerah kita

akan bantu, apalagi sesuku kita.

Saya: Tetangga gitu?

Indra: Ya, memang harus begitu. Jika dikampung iya, jika adat masih berlaku iya. Dia

bantu masak, ada pembagiannya.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 191: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Jadi orang Minang dan tetangga sekeliling itu harus akrab? Harus saling kenal?

Indra: Betul. Harus, kalau kita pergi ke daerah-daerah memang begitu. Artinya kita

Baralek memang harus dibantu, kalau tidak orang akan berpikir bahwa kita ini

dikucilkan orang. Kapan orang Minang dikatakan bahwa dia dikucilkan?

Bahwa acara dia baik suka maupun duka, kalau tidak ada orang berarti

masyarakat akan berkesimpulan kalau orang ini kurang bertetangga, kurang

bermasyarakat.

Saya: Berarti orang Minang harus pandai bersosialisasi ya.

Indra: Betul. Minang memang harus bersosialisasi. Kaumnya memang harus kompak.

Saya: Oh begitu. Jadi setelah selesai Baralek, besoknya apa sudah tidak ada acara

adat lagi? Soalnya saya ada mendengar soal mahar yang dikembalikan.

Indra: Ohya. Jadi sebelum atau pada saat saya dijemput mau menikah ini, jadi ada

yang namanya tanda, tanda dari pihak perempuan. Ninik mamaknya perempuan

memberikan sebentuk cincin emas kepada saya. Ini bukan diberikan, namun

sebatas bukti atau jaminan kalau “ini, kami serius dengan anak bapak,” . Ini

disimpan oleh pihak datuk saya. Nanti dikembalikan pada saat hari pernikahan

atau resepsi.

Saya: Itu saat mengembalikan apakah ada prosesi khusus?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 192: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Indra: Begini. ketika ninik mamak saya naik ke rumah mempelai wanita,mereka pasti

aka nada berpantun atau berpetatah-petitih. Bahasanya tidak boleh langsung

begitu saja, tapi ada dulu pembukanya, pantunnya. Waktu saya Baralek juga

ada usulan dari datuk saya bahwa saya harus punya gelar. Karena di Minang

kan „ketek banamo, gadang bagala‟. Kecil punya nama, besar punya gelar.

Saya: Jadi bapak dikasih gelar gitu? Yang memberikan gelar itu siapa?

Indra: Dari kaum saya.

Saya: Lalu bapak mendapat gelar apa ?

Indra: Kalau saya Sutan Rajo Mudo.

Saya: Artinya apa pak?

Indra: Ya artinya Sutan Raja Muda. Dia muda sudah jadi raja.

Saya: Jadi gelar itu bisa macam-macam gitu?

Indra: Betul, itu tergantung dari kesepakatan si ninik mamak melihat kondisi si

mempelai atau kemenakan mereka. Contohnya ini ya, misalnya si anaknya

pemarah, gelarnya muingkin jadi Sutan Angek Garang.

Saya: Jadi gelar itu berfungsi sebagai apa pak?

Indra: Oh itu sebagai pelaksanaan adat. Karena seperti yang sudah saya sebutkan tadi,

„ketek banamo, gadang bagala‟. Jadi ketika udah nikah, panggilannya bukan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 193: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

nama lagi, tetapi gelar. Saya kalau di kampung panggilannya bukan Indra, tapi

Rajo Mudo.

Saya: Jadi bapak menjalankan semua rangkaian adat,itu apakah karena tuntutan

keluarga, formalitas, atau keinginan sendiri?

Indra: Karena sudah menjadi tradisi. Kita memang begitu,sebelum Baralek harus

begitu.

Saya: Kalau misalnya bapak nggak mau, itu bagaimana? Apakah bisa?

Indra: Kalau misalnya kita tidak menjalani, itu tandanya kita tidak punya adat. Berarti

kita dianggap orang yang tidak punya adat dan tidak punya ninik mamak.

Karena ninik mamak itu merupakan kebanggaan di Sumatera Barat. Sudah

pernah nonton film tenggelamnya kapal Van Der Wijk? Disana kan ceritanya

kenapa saat Pevita mau dinikahi oleh Junot Ali itu tidak diterima oleh keluarga

Pevita. Karena si Junot itu orang Makasar, maaf ya, bukan orang Padang. Dan

dia dianggap tidak punya mamak. Aib bagi orang Padang.

Saya: Oh jadi apakah orang Padang itu harus menikah dengan orang Padang juga?

Indra: Oh tentu tidak. Tapi minimal dia ada mamak, ada keluarga.

Saya: Hmm baik. Jadi orang Minang memang harus Baralek, ya.

Indra: Baralek ini tergantung keputusan. Nikahnya yang penting, Ijab Qabulnya.

Kalau Baralek ini kan bicara soal kemampuan. Kalau mampu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 194: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Alhamdulillah,kalau tidak mampu tidak usah dipaksakan. Apakah hanya

mendoa saja. Baralek itu kan hanya resepsi. Yang penting itu ninik mamak

ketemu.

Saya: Oh gitu ya. Ada juga orang yang Baralek besar-besaran, berhari-hari. Apakah

itu ada faktor status sosial atau gengsi ?

Indra: Betul, gengsi juga bisa. Bisa diartikan begitu, memang belum ada riset ya, tapi

bisa diartikan begitu. Pun misalnya dia, maaf, berasal dari kastanya tinggi, dia

ingin memperlihatkan bahwa dia punya pesta yang bagus. Pesta tujuh hari tujuh

malam, gitu.

Saya: Oh ada yang begitu?

Indra: Ada, tapi jarang. Kan lebih ke oknumnya. Kalau dia ingin begitu ya silahkan,

kalau tidak ya tak apa-apa. Sebenarnya menurut saya ini tidak terlalu ribet ya.

Saya: Tapi waktu say abaca di buku ada banyak langkah-langkahnya gitu pak.

Indra: Ya, itu tergantung kaumnya ya, apakah dia menjalankan adat secara

keseluruhan. Jika misalnya pun ada yang tidak menjalankan penuh, itu

dikarenakan keterbatasan waktu. Kan ada pasangan yang bekerja dan tidak bisa

cuti panjang.

Saya: Tapi bapak pribadi sebelum menikah sudah menjalankan adat secara penuh ya,

pak?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 195: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Indra: Iya sudah semua. Artinya dari segi berunding, segala macam. Lalu kalau di

pemuda ada Baiyo-Iyo. Artinya kumpul pemuda-pemuda bahwa saya akan

Baralek. Karena ada begini. Biasanya ada sumbangsih dari si A bahwa dia

memberi ini dan itu. Karena sebenarnya kalau Baralek di Minangkabau enak

sebenarnya. Karena ketika Baiyo-iyo itu dibicarakan mengenai sumbangan

yang akan diberikan. Misalnya ada yang nyumbang cabe segini, wortel segini,

dan macam-macam.

Saya: Berarti orang Minang menikah selalu di rumah ya.

Indra: Lebih bagus di rumah. Paradigmanya kalau orang Minang menikah lebih enak

di rumah. Kenapa? Karena kita melibatkan banyak orang. Disitulah terlihat

kalau kita bersilaturahmi dengan tetangga dan keluarga. Masih menggunakan

masakan dari kaum laki-laki. Semacam daging yang disembelih. Seperti

kambing atau sapi. Pihak perempuan memasak sayur-sayuran. Kalau masak

daging kambing pihak laki-laki semua.

Saya: Baik. Jadi menurut bapak kelebihan dan kekurangan adat Minang yang seperti

ini itu apa?

Indra: Ya artinya tergantung orangnya. Kadang kalau orang dengan kondisi adat

seperti ini dia merasa terpaksa tentu mengatakan bahwa dia tidak suka. Nah

kalau kita, masih berada di lingkungan yang masih menjunjung tinggi adat, kita

sangat bangga dan menikmati prosesi ini. Kalau saya pribadi, karena kita harus

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 196: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

berkomunikasi dengan kaum , Alhamdulillah lancar, kita dibantu dengan

adanya adat. Bayangkan kalau kita tidak ada adat, tidak ada ninik mamak, saya

dan keluarga saya saja yang memikirkan. Oke, dengan uang bisa dibeli, disewa,

bayar orang. Tapi kenikmatannya tidak ada. Kebersamaan itu tidak ada. Enak

itu bersama-sama. Sibuk ini, sibuk itu, nolong-nolong parkir, mendekorasi

segala macam, itu yang namanya Baralek. Baralek apa tujuannya?

Menyampaikan kepada masyarakat bahwa anak si A telah menikah. Makanya

diundang, kan. Kalau di kampung saya, malahan orang kampung saya,

sebenarnya mungkin agak malas datang. Karena kalau datang mereka harus

membawa sesuatu, dijunjung di atas kepala. Bawa kue segala macam.

Meskipun dia bawa mobil, disimpang dia jalan. Kalau untuk tamu pegawai

biasanya bawa amplop atau kado. Kalau tamu-tamu dari kampung datang

biasanya bawa kue atau makanan yang dia junjung di atas kepala sambil

berjalan kaki. Makanan berat semua dimasak oleh keluarga. Seperti gulai

kambing. Karena di tempat saya wajib membantai. Wajib memotong hewan.

Saya: Jadi perkawinan orang Minang jarang pesan katering, ya.

Indra: Iya. Kalau dia masih menjunjung adat, tidak akan pesan katering. Karena orang

Minang bukan masalah Baraleknya, tapi kebersamaannya.

Saya: Oh mau tanya sedikit tentang suku-suku. Di Minangkabau itu ada berapa suku

sih, Pak?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 197: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Indra: Jadi di Minang ada yang namanya suku Koto Piliang dan Bodi Caniago. Nah

Koto Piliang dibagi dua lagi, Koto dan Piliang. Banyak lagi cabangnya. Piliang

banyak lagi cabangnya. Bodi banyak lagi cabangnya. Caniago banyak lagi

cabangnya. Saya Simabua, kan? Kalau diliat rumpunnya saya leboih ke Koto.

Saya: Soal Pelaminan. Apakah itu ada ketentuannya lagi Pak?

Indra: Sebenarnya kalau untuk pelaminan itu kalau untuk Minang tidak boleh diluar.

Harus di dalam rumah. Tapi karena saya sudah sepakat dengan KAN.

Kerapatan Adat Nagari. Kita izin. Izinnya nanti boleh kita berdenda atau segala

macam.

Saya: Apa itu KAN?

Indra: Kumpulan atau persatuan adat di daerah masing-masing. Dia menghimpun

semua suku dari daerahnya. Kalau mau menggali informasi lebih dalam soal

adat, kamu ke KAN saja. Saya kurang tahu di daerah sini karena banyak

pendatang, tapi ada. Bisa kamu temukan.

Saya: Mengenai Baralek sendiri apakah ada hubungannya dengan dinas kebudayaan

setempat pak? Atau lebih condong ke KAN?

Indra: Menurut saya dinas kebudayaan lebih mengurus kepada administrasi saja,

seperti KUA. Surat nikah. Mengadakan screening sebelum nikah. Dibekali

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 198: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

terlebih dahulu. Apa kewajiban istri, apa kewajiban suami. Nanti waktu praktek

lapangan pelaksanaan adat baru ke KAN.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 199: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Nama : Chessie H Fitriani

Usia : 25 tahun

Status : Informan

Profesi : Ibu rumah tangga

Saya: Coba sebutkan nama lengkap dan usia kakak beserta pasangan

Cesi: Kakak namanya Chessie H Fitriani, sama pasangannya Ahmad Reza. Usia

kakak 25 tahun dan pasangan kakak 30 tahun. Jadi kita nikah itu tanggal 23

Januari 2016.

Saya: Oh Januari? Masih baru banget ya..

Cesi: Iya, masih baru. Jadi pesta kemaren kita memang ngadain adat.. karena

memang kakak dari Padang. Untuk di Minangkabau sendiri itu untuk

pernikahan ada beberapa prosesi untuk perempuan. Misalnya Malam Bainai,

Babako. Nah kalau untuk Babako ini ada dua nih, kalau kakak menjalani

Babakonya sebelum menikah.

Saya: Babako itu apa?

Cesi: Babako itu turun dari rumah Bako. Keluarga dari ayah pihak perempuan.

Keluarga dari papa. Jadi itu namanya Babako. Jadi kakak turun dari rumah

Bako itu untuk diantar ke rumah kakak. Jadi kan gini, filosofinya kalau di

Minang itu asal mulanya anak itu kan dari laki-laki. Dari ayah. Jadi kalau mau

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 200: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

anak itu jadi orang pinter, orang hebat, sukses, itu biasanya keturunannya dari

mana nih? Dari Bako. Dari bapak. Nah jadi kayak kita tuh seakan-akan asalnya

dari mana sih? Kita dibawa kesana dulu baru dibawa ke orangtua. Gitu.

Saya: Jadi itu prosesi atau caranya bagaimana kak?

Cesi: Prosesinya pertama itu kakak kan nikahnya Sabtu. Sabtu itu tanggal 23. Berarti

prosesinya kakak dua hari sebelum Baralek. Jadi satu hari sebelum akad nikah.

Jadi kakak dempet antara Babako dan Malam Bainai. Itu disatuin dalam hari

yang sama. Jadi pas tanggal 22 berarti ya. Tanggal 22 Babako dulu sorenya.

Dari jam 4 sampai mau maghrib atau jam 6.

Saya: Kegiatannya ngapain aja kak?

Cesi: Kita kan dari rumah Bako nih. Kita di rumah Bako itu didandani, di pakein baju

adat. Baju kurung dan pakai selendang gitu. Koto Gadang namanya.

Saya: Harus pakai baju itu? Apa sebagai tanda?

Cesi: Sebenarnya itu baju adat aja sih. Cuma kalau di prosesi adatnya sih memang

pakai baju Babako itu. Sebenarnya gini aja. Kita kalau Babako itu didandani

sama Bako atau keluarga ayah. Untuk diantar kerumah untuk siap-siap nikah

gitu.

Saya: Diantar gitu, sesampainya di rumah ngapain?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 201: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Cesi: Sesampainya di dirumah itu hanya simbolis aja, kita cuma dianter lagi ke rumah

orangtua kita. Jadi ini loh, anak ni asalnya dari Bako. Keluarga ayah. Jadi

penghargaan aja dari Bako, untuk keponakannya mau nikah gitu.

Saya: Saat dianter itu kakak ada bawa makanan atau apa gitu?

Cesi: Ada. Ini kan yang kita jalani ya. Cuma kalau adatnya gatau juga pakemnya

bagaimana ya. Cuma sedikit banyak adatnya. Jadi kita dari jam 4 sore itu kita

udah di rumah Bako nih. Kita dipasangkan baju, didandani dari rumah bako,

dikasih makan, dijamu lah. Setelah itu pergi ke rumahnya kakak, dianter.

Nyampe di rumah itu disambut pakai tarian, tari pasambahan atau tari apa aja

boleh gitu. Tapi biasanya tari pasambahan gitu. Untuk menyambut atau

penghargaan kalau Bako datang ke rumah nih. Di rumah itu udah disambut

sama orangtua kakak. Jadi kakak pergi ke rumah bako itu cuma sendirian aja.

Mungkin bisa dilihat di videonya. Jadi dirumah itu orangtua kakak sama

keluarga besar kakak udah nunggu. Jadi udah disambut sama tarian, baru masuk

bako-bakonya di rumah. Dikasih makan, dijamu makan gitu. Trus ngobrol-

ngobrol aja sampai nanti waktunya malam bainai, jadi kakak di rumah, kakak

diduduki di pelaminan. Sendirian,karena kakak waktu itu kan belum ada

pasangan. Karena belum sah. Trus bako-bako ngobrol, kakak ganti suntiang

untuk Malam Bainai.

Saya: Oh jadi kalau Malam Bainai itu udah pakai baju baralek?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 202: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Cesi: Iya. Tapi pakai sunting yang tidak terlalu tinggi. Sunting yang rendah. Lalu

didandani lagi nih. Maksudnya cuma ganti sunting aja, trus makna dari Malam

Bainai itu dalem sebenernya. Pernah denger Midodaremi? Itu maknanya kurang

lebih sama. Ini versi Minangnya, mirip intinya. Hanya prosesinya saja yang

beda. Kalau di Minang itu kan Malam Bainai itu ngasih inai di jari-jari

mempelai.

Saya: Yang ngasih itu siapa?

Cesi: Yang ngasih itu dari keluarga, temen, atau dari Bako.

Saya: Itu khusus perempuan atau bagaimana?

Cesi: Oh enggak. Itu yang memasangkan itu boleh aja kok. Jadi malam kasih sayang

sebenernya itu. Malam keakraban untuk melepas masa lajangnya kakak.

Perempuan yang akan menikah. Pokoknya ini malam dari prosesi supaya

pengantinnya dibikin cantik, dikasih inai. Tanda kalau sebenernya dia ini udah

ada yang memiliki gitu. Jadi sebenernya maknanya dalem sih. Yang diinai itu

cuma 9 jari. Jadi diinai dari mertua dulu, orang tua enggak. Jadi nanti ada

temen, temen deket.

Saya: Jadi satu orang satu jari?

Cesi: Iya. Kalau kakak sih siapa aja boleh. Jadi nanti bisa dilepas lagi, dipasang lagi.

Jadi siapa yang pengen bisa. Maknanya kan beda-beda. Jadi setiap dia ngasih

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 203: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

satu inai itu, dikasih nasehat. Misal dikasih inai nih, habis itu dikasih wejangan

agar jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Terus kalau jadi istri

harus bla bla bla begitulah. Tapi waktu kan nggak banyak karena malem. Jadi

itu dipersingkat. Kemudian habis diinai itu nanti kakak dempet dengan

pemberian-pemberian Bako.

Saya: Jadi sambil dipakaikan inai, sambil kasih wejangan, sambil kasih sesuatu?

Cesi: Iya. Tapi habis dikasih wejangan itu apa ya. Oh ya dikasih dulu. Misal Bako

mau ngasih perhiasan. Atau dari om-om kandung, dari keluarga mama mau

ngasih apa gitu, boleh. Jadi dipasangin atau gimana. Jadi adatnya begitu.

Setelah itu, baru kakak, yang perempuan ngasih sepatah dua patah kata ke

orangtua. Disanalah sakralnya. Kita minta maaf ke orangtua, minta maaf ke

adik-adik, minta maaf ke om, minta maaf ke tante, Bako, jadi nanti bisa dilihat

di video.

Saya: Jadi nanti nangis-nangis dong?

Cesi: Iya, hahaha. Prosesinya nangis nangis sebenernya. Ohya ada satu lagi

ketinggalan. Jadi ada lagi maknanya. Begitu turun dari kamar, keluar dari

kamar, sebelum acara yang diinai itu, ada ketinggalan dikit. Pas calon

pengantin keluar, itu dikasih karpet kuning. Diletakkan di kaki. Jadi kayak red

carpet, tapi ini kuning. Berjalan di atas karpet kuning. Digulung sama saudara

laki-lakinya. Dari belakang. Jadi kakak kan sendiri perempuan, selebihnya kan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 204: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

laki, jadi semua tiga-tiganya digulung sama adik kakak. Kakak jalan, digulung

sama adik-adik semua, kalau tidak ada saudara laki-laki bisa sepupu laki-laki.

Harus laki-laki. Jadi itu ada maknanya, maknanya kalau saudara laki-laki kan

menjaga saudara perempuan, jadi digulung itu selesai lah tugas mereka untuk

menjaga kakaknya. Cukuplah menikah itu hanya satu kali saja. Jadi sudah tutup

buku ibaratnya untuk masa lajang gitu. Terus udah di gulung karpet, disiram.

Jadi ada siraman.

Saya: Oh ada siraman juga?

Cesi: Iya jadi setelah karpetnya digulung, kakak duduk dulu di kursi, nanti disiram.

Siramannya bukan mandi, kakak tetap pakai jilbab, Cuma simbolis aja.

Dipercik aja.

Saya: Pakai air apa?

Cesi: Pakai air kembang, sama beras. Tabur beras. Itu aja. Supaya cantik , supaya

keluar auranya. Itu kan cuma adat, simbolis ya. Jadi pertama turun gulung

karpet, ada siraman simbolis, baru ke pelaminan, di pelaminan baru diinai,

setelah diinai dikasih nasehat sama keluarga, kakak minta maaf sama orangtua,

sama saudara-saudara semua, setelah itu baru orangtua ngasih nasehat ke kakak.

Ngasih nasehat, pokoknya nangis-nangis lah. Malam keakraban, kan. Setelah

itu barulah selesai, foto-foto sama keluarga. Besoknya, baru kita acara prosesi

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 205: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

nikah. Sebenernya sebelum nikah itu ada banyak sekali acara-acara adat. Kayak

lamaran, hantaran,

Saya: Kenapa perempuan itu pakai Suntiang?

Cesi: Suntiang itu kan berat, berat banget. Makanya antara Malam Bainai sama

Baralek, kakak jauh lebih capek waktu Malam Bainai, karena kan banyak

nunduk, banyak beraktivitas. Meskipun suntingnya kecil. Tapi kalau baralek

kakak cuma harus tegap atau berdiri seharian. Jadi lebih pusing Malam Bainai.

Jadi makna suntiang itu adalah melambangkan peran perempuan. Peran

perempuan sangat besar dan tanggungjawabnya berat. Sebagai ibu, sebagai

istri, jadi perempuan itu tidak gampang. Setelah menikah itu bebannya tidak

mudah. Maknanya yang pernah kakak dengar itu. Maknanya sih sangat-sangat

besar. Kalau kakak sih bangga ya jadi orang Minang. Menurut kakak makna

suntiang itu bagus banget. Sangat bagus kamu masukin skripsi. Bajunya juga.

Ada lagi rompinya. Dan cara meminangpun di Minang itu unik.

Saya: Jadi di Minang itu cara meminangnya kebalik, kan? Perempuan ke laki-laki?

Cesi: Iya. Jadi memang gadis Minang itu harus benar-benar tau maknanya gadis

Minang itu. Harus pegang itu. Jadi menariknya itu emang sebagai gadis Minang

itu bukan terkungkung dengan adat, cuma kita memang dijaga oleh adat. Oleh

agama. Jadi sebenarnya pacaran itu tidak boleh, kan? Yang ada itu Ta’aruf.

Perkenalan. Dalam Ta’aruf itu kita boleh ketemu, tapi harus ada muhrim yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 206: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

menemani. Ya memang Minang seperti itu. Kakak juga sama calon, sama

suami kakak begitu. Jadi kita dikenalin, ditemenin, ketemu cuma beberapa kali

doang, setelah itu dia melamar, melamar itu semacam gini loh. Kita kan udah

ketemu nih, udah ketemu keluarga, belum ada nih ceritanya kita mau merit.

Tapi akhirnya cocok, mungkin, dia bilang ke orangtuanya kalau suka. Jadi

orangtuanya yang dateng. Jadi semacam kode gitu loh. Jadi kalau misalnya

memang iya, memang saling sama-sama suka dan mau. Dari pihak laki-laki

emang udah iya nih. Dari pihak perempuan bagaimana? Kalau iya, dateng ke

rumah. Jadi memang kita perempuan yang mendatangi pihak laki-laki. Tapi,

tetap nanti laki-laki datang lagi ke rumah kita untuk menghargai. Ini juga

sebenarnya hasil dari kesepakatan dua-duanya. Saling ngelamar.

Saya: Oh begitu.. Bisa tolong jelaskan lagi langkah prosesi kakak dari awal tidak?

Cesi: Jadi begini. Manapuak Banduah. Itu kakak laksanakan keluarga perempuan

datang ke rumah keluarga laki-laki. Itu bawa Carano,isinya sirih, pinang, rokok.

Saya: Itu isinya tiga-tiganya atau boleh salah satu saja ?

Cesi: Harus tiga-tiganya. Harus lengkap. Disini juga nanti boleh kita menentukan

tanggal. Setelah itu meminang baru laki-laki datang ke keluarga perempuan.

Tukar cincin. Batuka Tando. Itu bisa dari cincin, tapi yang masangin itu

orangtua masing-masing. Bukan kita yang saling bertukar cincin. Jadi nanti

bukan cuma cincin ya, jadi dari kakak itu dulu ngasih dia kain songket. Itu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 207: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

tanda kakak ke dia. Dia ngasih tanda ke kakak perhiasan. Kalau nggak ada

songket, kain cabiak juga gapapa.

Saya: Jadi kakak harus ngasih dia kain?

Cesi: Nggak. Boleh tandanya apa aja. Kalau kakak maunya songket. Pokoknya adat

itu kuat, loh. Pokoknya kalau misalnya adat tidak dipenuhi, dia bisa nggak mau.

Kalau ada satu aja yang kurang, biasanya Bako-bakonya dia, mamak-

mamaknya dia nggak mau. Ya itu kacau lah acara. Pernah terjadi seperti itu.

Trus kakak kasihnya itu kan simbolisnya di cincin. Cincin tunangan ibaratnya.

Setelah itu akad. Sebelum akad, di meminang ini kan kita udah menentukan

tanggal nih. Tanggal segala macem udah fix tanggalnya. Jadi sebelum akad

nikah, keluarga perempuan jemput marapulainya ke rumahnya. Disitu ada.

Nanti menjemput itu harus sama mamak-mamak. Harus sama pemangku adat.

Jadi kakak bawa datuknya kakak. Datuk tau kan?

Saya: Datuk itu sebenernya definisinya apa sih di kaum?

Cesi: Oh pemangku adat. Jadi ketua suku adat itu. Kayak raja, bisa dibilang begitu.

Dituakan lah. Kebetulan papa kakak datuk. Datuk Rangkayo Basa. Jadi papa

juga ketua KAN. Jadi bawa carano lagi. Dibawa lagi. Carano itu ibaratnya harta

untuk memanggil orang-orang tua. Bentuk penghargaan penghormatan kita lah.

Saya: Jadi Carano ini penting banget dong?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 208: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Cesi: Iya, penting banget. Jadi kerumah laki-laki menjemput marapulai sama datuk-

datuk. Dia juga punya datuk. Dan kebetulan papanya kakak datuk, papanya dia

juga datuk. Jadi pas sampai di rumahnya sambut-sambutan. Kamu bisa lihat

juga disitu.

Saya: Ada pantun-pantunnya juga?

Cesi: Ada. Pokoknya pantun-pantun itu kalau tidak selesai, tidak ada yang menutup,

tidak akan habis acara. Pokoknya dia bales-balesan gitu, sampai ada yang

menutup nanti. Kalau gak ada yang nutup dia akan tetap kayak gitu, mau berapa

jam juga. Lama. Kayak gitu juga yang pas meminang itu, sebelum selesai

ngomong-ngomong itu bisa sampai jam berapa gitu. Sebelum ada yang nutup.

Jadi setelah dijemput marapulainya baru dia ketempat akad.

Saya: Jadi manjampuik itu adalah prosesi sebelum akad nikah?

Cesi: Iya..

Saya: Jadi setelah akad nikah?

Cesi: Ya itu, sudah sah. Nah boleh acara Babako. Babako yang kakak lakukan itu

tanpa marapulai. Kalau ini Babakonya sudah suami istri. Bersama suami.

Disana didandani. Jadi Bako yang nganterin ke rumah perempuan. Jadi gini,

sebenarnya tanggung jawab baralek di Minang itu lebih banyak perempuan.

Yang megang peranan. Megang kendali. Jadi supaya mengurangi beban yang

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 209: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

laki-laki, diambil alih sama ninik mamak bako perempuan. Supaya bebannya

jadi tidak terlalu banyak. Supaya tidak terlalu banyak beli ini-beli itu. Jadi

maknanya disini contohnya Bakonya yang ngasih baju, ngasih sunting, ngasih

pelaminan.

Saya: Berarti Babako ini sambil bawa hantaran dong?

Cesi: Oh enggak. Hanya berupa semacam diskusi atau omongan saja. Jadi disinilah

bagusnya Minang ya. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Biar sama-

sama enak. Gotong royong. Maksudnya saling bantu membantu gitu antar

keluarga. Misalnya kalau memang ada pihak yang tidak sanggup gitu, biar

ditolong sama ninik mamak biayanya. Atau apa gitu. Kalau ini Babako

maknanya untuk mengurangi beban. Meringankan beban ninik mamaknya

marapulai dalam upacara perkawinan. Jadi untuk menolong. Maknanya besar

kecil yang dikasih sama Bako perempuan ya tercermin juga kemampuan. Jadi

di Minang juga ada yang dipandang dari status sosial. Gimana sih keluarga

ayah? Kompak atau tidak? Rukun atau tidak? Tergambar disini. Ibaratnya

mungkin mampu atau tidak.

Saya: Kalau dengan Chatam Quran?

Cesi: Kalau chatam quran biasanya untuk cewek saja. Alquran harus selesai atau

tamat dibaca sebelum menikah. Biasanya ada di acara pengajian. Ada juga

disini. Kakak bikin pengajian gitu. Tidak wajib sih. Tapi idealnya begitu.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 210: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Lalu untuk baralek, ada jam mulainya tidak? Atau fleksibel?

Cesi: Oh tidak ada. Itu fleksibel. Paling pakai suntiang. Gitu-gitu aja yang wajib.

Saya: Baralek itu biasanya harusnya di rumah ya?

Cesi: Iya di rumah. Biasanya kalau di rumah itu kan agar orang bisa lihat kamar

pengantin.

Saya: Kalau kamar pengantin itu harus ada yang disiapin dulu nggak?

Cesi: Hmm, nggak. Itu tergantung. Kan nggak semua orang bisa mendandani bagus.

Jadi ya sebenarnya itu di rumah biar kamar pengantinnya orang bisa lihat. Gitu

aja. Kalau nggak juga nggak apa-apa. Kalau kakak dulu kamar itu di shoot aja,

di tampilin di layar.

Saya: Pasumandan itu apa? Lalu waktu manjapuik itu diiringi sama siapa saja?

Orangtua ikut?

Cesi: Oh nggak. Orangtua tidak ikut, udah ready aja nunggu. Diiringi sama tante, om,

Bako, datuk, ninik mamak. Jadi ninik mamak marapulai juga nunggu di sana.

Saling menyambut.

Saya: Mahanta Nasi itu apa?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 211: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Cesi: Itu nama lainnya Manjalang Mintuo. Jadi itu hanya menghantar makanan saja.

Ke rumah mertua. Bersilaturahmi. Anterin nasi dan lain-lain. Supaya kita lebih

dekat dengan keluarga laki-laki, gitu.

Saya: Kakak kan sudah menjalani rangkaian ini semua, itu makan waktu berapa hari

sih?

Cesi: Satu minggu lebih. Karena kakak menjalani baraleknya tiga kali. Kakak paling

agak berbeda dengan adat sedikit karena melangsungkan Babakonya sebelum

menikah. Harusnya sesudah menikah. Itu karena biar fleksibel waktunya. Jadi

pas babako belum ada suami. Ada babako setelah nikah, sebelum baralek.

Saya: Kakak menjalani semuanya ini sampai beberapa kali, sebenarnya kemauan

sendiri atau ada faktor keluarga?

Cesi: Kalau kitanya personal maunya yang simpel lah ya. Tapi didukung sama, kalau

kakak setuju untuk tetap melestarikan adat Minangkabau gitu ya, terus

kebetulan orangtua, dua-duanya kebetulan dari pihak kakak dan suami

keduanya datuk. Jadi kita memang menjalani, apalagi kakak anak perempuan,

sendiri, jadi papa juga ketua KAN, ibaratnya masa anak Datuk tidak

menjalankan? Sebenarnya menyenangkan menurut kakak. Sebenarnya gini lo,

orang perempuan Minang sebelum menikah itu pasti bilang ribet,berat, tapi

kalau menjalani tahu maknanya, kita bisa tahu makna hidup itu apa. Kalau kita

dalami, betapa sayangnya sih orangtua itu ke kita. Betapa berharganya kita di

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 212: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

mata keluarga. Betapa bagusnya perempuan itu di mata adat. Jadi menurut

kakak sih prosesi itu sebaiknya jangan dijadikan suatu beban, tapi kita maknai

aja. Kalau kita tau maknanya, pasti kita mau kok ngejalaninnya. Berarti kita

sebagai perempuan itu benar-benar dihargai atau punya beban hidup yang

berarti untuk suatu keluarga. Dari sunting kita pakai, itu baru beban di kepala.

Belum beban di pundak, di mana-mana. Jadi itu maknanya. Jadi bukan masalah

ribet atau enggak, tapi adat itu ya dijalani sewajarnya. Menurut kakak ada juga

adat yang tidak masuk akal.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 213: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Nama : Dewi Andriani

Usia : 31 tahun

Status : Informan

Profesi : Pegawai swasta

Saya: Nama dan usia kakak?

Dewi: Nama saya Dewi Andriani, usia 31 tahun.

Saya: Kapan baraleknya kak?

Dewi: Baraleknya bulan April 2015.

Saya: Lokasinya dimana?

Dewi: Dirumah saya, daerah Lubuk Lintah.

Saya: Kakak kan sudah baralek, apakah menjalankan adat Minang secara lengkap?

Dewi: Oh nggak lengkap..

Saya: Yang nggak dijalankan bagian yang mana saja? Atau coba ceritakan saja

kemarin berjalannya seperti apa..

Dewi: Yang dijalankan cuma bagian keluarga perempuan datang meminang pihak

laki-laki. Di Bukitinggi. Pertemuan antara keluarga inti, tapi mempelai tidak

ikut. Datangnya bawa makanan, buah sejenis itu lah.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 214: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Katanya orang meminang itu bawa Carano. Kakak bawa Carano juga?

Dewi: Nah, itu kan adat. Cuma kakak ndak menjalankan. Jadi cuma datang bawa

makanan saja. Kakak cuma menjalankan proses silaturahmi keluarga dan

meminang saja. Dan menentukan tanggal pernikahan. Dah itu saja. Setelah itu

kan sudah selesai tahap satu. Hari sabtu menikah ijab qabul, hari minggunya

pesta. Baralek.

Saya: Kakak tidak ada menjalankan prosesi malam bainai?

Dewi: Tidak ada. Langsung resepsi. Sabtu nikah, minggu baralek.

Saya: Kenapa kakak tidak menjalankan adat secara keseluruhan?

Dewi: Pertama, terlalu banyak. Kedua, pengen singkat dan praktis. Hemat waktu dan

hemat biaya.

Saya: Lalu pihak keluarga laki-laki tidak ada masalah?

Dewi: Tidak ada. Karena di perhitungan awalnya udah sama-sama emang pengen

menjalankan secara ringkas dan sesederhana mungkin.

Saya: Tapi kakak dan keluarga kakak apakah mengetahui adat baralek yang

semestinya itu bagaimana?

Dewi: Tahu. Cuma ya kedua belah pihak sama-sama pengen yang sederhana, gitu.

Jadi akhirnya diambil jalan tengah, tidak mengikuti keseluruhan adat.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 215: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Oh iya mengenai makanan waktu baralek. Orang Minang selalu masak sendiri

ya?

Dewi: Kalau orang dulu iya, selalu masak sendiri. Banyak melibatkan tetangga. Tapi

sekarang ini sudah jarang sekali. Banyak yang pakai jasa katering.

Saya: Sekedar mau bertanya soal langkah Mahanta Nasi. Yang berjalan itu

sebenarnya pihak yang mana?

Dewi: Awalnya ya perempuan yang menjemput pihak laki-laki, dibawa semua

pakaiannya. Dipakaikan lengkap dia di sana, sehabis itu baru berjalan. Sehabis

itu waktu sudah sampai di janjang (tangga) depan rumah, ada pula yang

menyambut itu. Tetua pihak perempuan, biasanya ninik mamak. Berpantun lah

mereka, kalau pantunnya sudah cocok, sudah nyambung, barulah mereka boleh

masuk dan baralek. Sambil dijamu makan dengan makanan yang dibawa itu.

Saya: Oh begitu. Susah ya menemukan orang yang menjalankan semua langkah adat..

Dewi: Iya karena jaman sekarang orang kan ingin yang serba cepat dan praktis. Jadi

baralek yang asli itu bisa dikatakan sangat langka. Susah menemukannya.

Kalau dulu menikah di kampung, justru kalau kita pakai jasa katering para

tetangga tidak mau datang. Karena mereka menganggapnya “Cuma makan”.

Mereka menganggap kita tidak butuh bantuan mereka. Sekaya apapun dia,

tetangga tidak datang. Itu artinya yang punya pesta tidak terbuka, tidak

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 216: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

bermasyarakat. Kalau misal memasak, tetangga bakal datang bawa kelapa, lada,

garam, dan lain-lain.

Saya: Kalau soal Maisi Suduik?

Dewi: Kalau di Padang, pihak perempuan yang mengisi. Tapi ya di era modern

seperti sekarang ini semua tergantung kesepakatan bersama. Maunya seperti

apa. Termasuk soal Batuka Tando atau tukar tanda. Kalau waktu sedang

menunggu hari itu salah satu pihak ada menemukan orang lain atau

membatalkan, dia ada lagi dendanya. Yang menentukan denda itu ya itu tadi,

kesepakatan bersama.

Saya: Soal Malam Bainai itu yang mengerjakannya siapa?

Dewi: Keluarga. Masing-masing jari beda lagi yang mengerjakan. Satu jari satu

anggota keluarga, apakah itu tante atau sepupu. Jari kaki dan tangan. Sambil

dikasih inai, sambil dikasih hadiah. Entah itu mungkin cincin atau apa.

Saya: Oh begitu. Jadi langkah pertama dari kegiatan ini memperkenalkan diri ya.

Dewi: Iya. Tapi itu pun dilakukan sampai tiga kali datang bolak balik. Jadi begini.

Pihak perempuan datang, maksudnya keluarga pihak perempuan datang

berkunjung ke rumah pihak laki-laki, bertamu. “anak awak la bakawan, kama

ka dilanjuikkan”(anak kita sudah berteman, ke arah mana mau dilanjutkan).

Setuju atau tidak keluarga pihak laki-laki? Kan ada responnya tuh. Bawa

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 217: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

pisang. Kalau misalnya pisangnya di ambil, itu tandanya dia suka, bisa

dilanjutkan. Kalau misalnya pisangnya disuruh bawa kembali, itu tandanya

tidak.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 218: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Nama : Marah Yulius

Usia : 49 tahun

Status : Informan

Profesi : Anggota Kerapatan Adat Nagari Padang (KAN)

Saya: Fungsi KAN dalam keseharian itu apa?

Yulius: KAN itu fungsinya itu adalah menyelesaikan masalah sako (gelar) dan

pusako (harta pusaka) yang turun-temurun. Maksudnya kalau ada masalah di

kedua hal itu, disini menyelesaikannya. Mendamaikan mereka yang

bersengketa. Itu fungsinya. Jadi kamu mau bertanya mengenai apa?

Saya: Oh saya ingin bertanya mengenai baralek. Apakah KAN juga mengurusi atau

memegang peranan dalam hal baralek atau tidak, begitu.

Yulius: KAN itu kan tempatnya berkumpul para ninik mamak. Ninik mamak itu

dalam kaum kan anggapannya ibarat ketuanya. Nah disini tempat

berkumpulnya. Jadi kalau baralek itu, itu urusan kaum. Tapi untuk sebagai

pedoman bertanya ya disini. Bagaimana cara baralek, bagaimana cara

kematian, orang KAN harus tau. Soalnya disini tempat berkumpulnya ninik

mamak itu.

Saya: Jadi kemarin saya juga sempat bertanya kepada beberapa orang Minang yang

melaksanakan dan tidak melaksanakan adat. Jadi berdasarkan keterangan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 219: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

mereka, saya menemukan bahwa saat ini amat banyak orang Minang yang

tidak lagi menjalankan adat secara utuh dan benar.

Yulius: Nah, untuk melestarikan adat juga merupakan salah satu fungsi KAN juga,

tuh.

Saya: Sejauh ini ada tindakan tertentu yang diambil KAN, tidak?

Yulius: Tindakan tertentu seperti apa maksudnya?

Saya: Maksudnya kalau ada orang baralek yang tidak menggunakan adat, ada

himbauan tidak? Atau bagaimana, gitu.

Yulius: Oh ada. Cuma ya kadang-kadang melihat kondisi sekarang, orang pun tidak

bisa dipaksa. Kadang kalau misalnya dia tidak mampu, ya tidak apa. Tapi

yang adat ini ada macam-macam, ya. Adat ini ada empat. Adat nan sabana

adat, adat istiadat, adat teradat, dan adat nan diadatkan. Nah jadi kalau seperti

perkawinan ini, masuk ke dalam adat istiadat. Artinya, adat salingka nagari,

pusako salingka kaum.

Saya: Jadi makna baralek bagi orang Minang itu apa?

Yulius: Baralek itu kan artinya mengadakan acara. Memanggil sanak saudara, anak

keponakan untuk mengatakan bahwa inilah, sudah ada jodohnya.

Dipertemukan, diadakan acara. Baralek itu artinya mengundang orang.

Supaya orang tau, kan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 220: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Jadi tradisi baralek ini sudah ada sejak jaman dulu sekali?

Yulius: iya, dulu dulu sekali.

Saya: Jadi memang sudah ada tata caranya, ya?

Yulius: Iya. Tapi tata cara baralek ini kan termasuk adat istiadat yang fleksibel. Bisa

ditambah, bisa dikurang. Bahkan bisa ditambah, kayak ada orang ditambah

yang lain-lain supaya lebih semarak. Kadang-kadang sesuai dengan

kemampuan. Kalau dirasa berat ya dikurangkan. Tapi kayak nikah, kan

sebelum baralek nikah dulu, itu masuk ke adat sebana adat. Harus dilakukan.

Tidak bisa diubah segala macam. Harus ada penghulu. Tapi untuk acara-acara

ini dulunya baralek ini, dulu diadakan di rumah gadang. Nah disana lah

baralek, disana acara pesta. Kalau sekarang kadang-kadang ada yang diadakan

di gedung. Karena fleksibel dan melihat situasi kondisi. Orang kan sekarang

sudah tidak ada rumah gadang. Jadi bisa dikurang bisa ditambah, lah. Ada

yang biar meriah dikasih pertunjukan tari-tarian, nah itu bedanya.

Saya: Saya agak bingung mengenai tata cara urutan baralek. Karena setiap saya

temukan di internet atau buku, pasti terdapat perbedaan.

Yulius: Seperti yang saya bilang tadi, adat salingka nagari. Maksud adat salingka

nagari ini kan Nagari Padang ini. Tata caranya ada bedanya dengan

payakumbuh, pariaman. Kalau pariaman dulu malah laki-laki dibeli. Di

Padang dulu sekali juga begitu. Tapi sekarang tidak lagi, karena kemajuan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 221: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

zaman. Kalau dulu sekali baralek di Minang ini, dibuat satu meja panjang,

dihidangkan tuh. Datang tamu, bersama-sama berpantun. Baru makan

bersama. Sekarang mana ada lagi. Ambil sendiri-sendiri, kan? Pakai katering

bahkan. Makan Bajamba itu namanya. Bajamba tuh artinya disiapkan

makanan. Makan Basamo. Jadi begitulah adat istiadat. Melihat situasi dan

kondisi.

Saya: Jadi langkah pertamanya apa, Pak?

Yulius: Nah begini. Pertama sekali waktu kita ingin pesta itu ibarat bahasa

Minangnya Manapiak Banduah. Mengunjungi antara ke rumah lelaki.

Saya: Itu bahasa lainnya sama dengan meminang, pak?

Yulius: Nah, pas. Tentu dalam meminang itu kita membawa hantaran. Kue-kue.

Umpamanya, kue bolu dua, pisang, kue bolu pakai hiasan, pakai ikan bakar,

ayam panggang. Ada juga bawa Carano. Isinya bisa sirih, pinang, atau rokok.

Sirih itu maknanya menunjukkan tanda kita orang yang bermufakat. Rokok

maknanya bergaul atau pergaulan. Bajalan babuah tangan. Kita kalau ke

rumah orang sebagai tanda menghormati juga. Untuk dimakan bersama-sama.

Nanti pergi meminang itu antara ninik mamak dengan Bundo Kanduang.

Ninik mamak dari perempuan. Perginya itu ninik mamak, urang mudo,

Bundo Kanduang.

Saya: Urang mudo itu siapa, pak?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 222: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Yulius: Urang mudo itu menantu. Menantu rumah. Sesudah meminang, menentukan

hari pesta. Ibaratnya Maetong hari. Sesudah itu melaksanakan pesta. Sesudah

itu menjemput marapulai. Ada yang satu hari, ada dua hari, ada yang tiga hari.

Berbeda-beda. Kalau di daerah Padang, dulu, ada tiga kecamatan. Sekarang

ada 11 kecamatan. Diperluas. Jadi, adat ini adat salingka nagari, adat salingka

kaum. Kalau adat Padang ini dengan adat pinggir kota ini berbeda.

Pelaksanaan. Cara berpakaian. Cara meminang. Jadi maka itu sesudah pesta

kita menjemput marapulai. Sesudah baralek. Hari Minggu baralek, senin

malam kita jemput marapulai.

Saya: Oh menjemput marapulai itu sesudah baralek? Bukannya sebelum?

Yulius: Tidak. Sesudah pesta, marapulai dijemput, dia kan tidur di rumah perempuan.

Ada tiga hari. Ada dua hari, ada sehari. Kebanyakan orang memakai sehari,

tidak repot. Sesudah itu manjalang mertua. Menjalang itu pakai nasi kunyit

selengkap-lengkapnya.

Saya: Yang menjemput itu siapa?

Yulius: Yang menjemput itu adalah Bundo Kanduang bersama urang mudo. Nanti

yang laki-laki itu diantar lagi sama urang mudo ke rumah perempuan.

Saya: Jadi ini waktu sedang manakuak hari, ada malam bainai. Nah malam bainainya

kapan, pak?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 223: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Yulius: Nah. Sebelum pesta. Sesudah cocok timbal balik antara pihak laki-laki dan

perempuan, sesudah dia menikah. Baru diadakan acara bainai. Malam bainai

itu dilakukan hanya di rumah perempuan. Diinaikan kukunya. Ada yang

bacoki. Itu budaya Padang lama itu. Nanti bacoki itu ada cincinnya.

Diletakkan disana, disuruh mencari. Nanti siapa yang dapat. Itulah namanya

bacoki. Nah soal nanti lelaki sudah tagak gala(diberi gelar), itu sesudah nikah.

Tentu galanya turunnya dari ninik mamak. Gala kaum. Umpamanya anak

bapak mau kawin. Gala saya ini diserahkan. Nanti akan ditanya, siapa gala

menantu? Nah itu harus dilewakan. Harus memanggil galanya, pihak

perempuan. Kalau gelarnya tidak dipanggil, ada sumpah adat. Makanya

Minangkabau harus galanya yang dipanggil. Bukan namanya lagi. Jadi gala

itu adalah tanda kebesaran orang Minang. Kalau tidak dipanggil gala, berarti

orang itu tidak beradat.

Saya: Cara memberikan gelar atau gala? Berpantun?

Yulius: Jadi gala itu nanti dari kaum lelaki. Nanti ada jawab menjawab, ada

berpantun. Pihak perempuan itu tidak ikut. Yang ada itu paman-pamannya

semuanya. Makanya adat yang spesialis ini adat Nagari Padang. Padang ini

kan dulunya terdiri dari 13 kepala kampung, 4 kecamatannya. Padang Barat,

Padang Timur, Padang Selatan, dan Padang Utara. Itu Padang lama. Itu

budayanya berbeda dengan yang lain. 1980 diperluas lah kota PADANG

menjadi 11 kecamatan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 224: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Jadi judul skripsi saya lokasinya seharusnya Nagari Padang?

Yulius: Jadi daerah ini, daerah Pondok, masuk dalam Nagari Ninik Mamak Salapan

Suku.

Saya: Jadi kalau misalnya ada orang yang baralek tidak menggunakan adat, hanya

menikah di mesjid dan langsung baralek pesta, itu bagaimana?

Yulius: Ada juga, Cuma dia dicemooh dalam Minangkabau. Diolok-olokkan. Malu.

Saya: Oh begitu. Beda daerah memang beda adat tata caranya, ya. Pantas saya agak

bingung, karena dari kemarin tiap dicari, pelaksanaannya pasti ada perbedaan.

Yulius: Kamu tinggal di Pondok, kan? Makanya kalau kita bicara adat, kita

berpedoman dengan Nagari Padang Lamo. Yang asli, jadi Padang ini kan ada

13 kepala kampung. Dulu kepala kampung bukan lurah. Lurah ini kan waktu

sudah diperluas, zaman Suharto lah. Masuklah lurah. Kalau dulu 13 kepala

kampung, 3 kecamatannya. Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan.

Padang Barat luasnya sampai Ulak Karang, Tabing itu. Diperluas kota jadi 11

kecamatan. Padang Barat masuk Padang Lamo. Disini ada sejarahnya tertulis.

Saya: Oh begitu. Bapak tahu sekali ya..

Yulius: Iya, bapak yang selama ini di lapangan. Baik orang meminang, pesta, bapak

yang bawa terus.

Saya: Oh lalu kalau soal Banta Gadang di Pelaminan. Itu melambangkan apa?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 225: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Yulius: Sebetulnya gini. Minang ini kan berbaur budaya dengan Tionghoa. Jadi

penduduk Minangkabau terdiri dari tiga komponen. Tionghoa, Arab, Minang.

Maka pakaian Minang warna merah itu kan lambang Cina. Padang itu

rumahnya begonjong itu, bukan. Itu kan atapnya model kelenteng. Rumah

orang Minang begitu juga. Dulu pernah Padang ini dijajah oleh Aceh, tidak

boleh bergonjong. Hanya boleh model kajang pedati. Maka itu Padang ini

tidak ada rumahnya bagonjong. Itu kelenteng. Kamu ada liat Mesjid Raya

Ganting? Ciri khasnya? Seperti kelenteng. Itu arsiteknya orang tionghoa.

Kakeknya Ferianto Gani. Jadi orang Tionghoa sudah berbaur dengan orang

Minang. Tapi kalau orang Tionghoa pendatang dia tidak pernah berbaur.

Makanya pengisi penduduk kota Padang tadi terdiri dari tiga komponen tadi.

Tionghoa, Arab, Minang.

Saya: Oke. Jadi baralek sudah ada prosesinya disini. Apa ada pantangan tidak?

Yulius: Kalau urang sumando ini, kalau dirumah tangga ini dilarang memakai celana

pendek. Harus yang sopan. Atau berkain sarung di rumah mertua. Atau celana

panjang. Perempuannya begitu juga. Jangan atau harus pakai baju dalam,

celana jangan ketat-ketat. Tidak enak dilihat oleh tetangga-tetangga. Kan

begitu. Kita sebetulnya adat Minang ini kesehatan bagi perempuan.

Perempuan menggunakan celana ketat itu resikonya tinggi. Penyakit. Padahal

orang Minang ini sudah dari dulu dilarang pakai celana ketat-ketat. Merusak.

Di adatnya janggal. Kan itu seperti memperlihatkan tubuh kita semuanya itu

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 226: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

dengan celana ketat. Kedua, mengandung resiko penyakit. Tidak boleh anak-

anak gadis ini pakai celana ketat. Jadi orang ini tidak tahu. Jadi kalau bicara

soal adat ya, memang berbeda-beda. Adat salingka nagari. Jadi karena kita

tinggal disini, kita harus menjunjung adat disini. Menampilkan budaya adat

nagari salapan suku. Tidak mengambil seluruh daerah Minangkabau. Jangan

samakan.

Saya: Nan Salapan Suku itu suku apa saja itu pak?

Yulius: Tanjung Koto, Tanjung Sikumbang, Tanjung Balai Masiang, Malayu,

Caniago Sumangek, Caniago Mandaliko, Caniago Panjalai, Jambak.

Saya: Bapak yang mana?

Yulius: Saya Malayu. Jadi kamu bikin judulnya di Nagari Padang Niniak Mamak

Nan Salapan Suku. Biar tidak ngambang. Ada orang Padang di Jakarta,

bingung karena adatnya berbeda-beda. Dia tidak tau bagaimana sejarahnya

Padang ini. Kamu jelaskan dulu, judul kamu di ambil di daerah Padang Niniak

Mamak Nan Salapan Suku. Delapan suku terdiri dari 13 kepala kampung,

empat kecamatan. Kecamatannya diurai. Padang Selatan, Padang Barat,

Padang Timur, Padang Utara. Jadi diurai dulu biar jelas. Karena di Jakarta itu

tidak ada yang sama mengenai pendapat Minang ini.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 227: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Nama : Novianti Awaludin

Usia : 49 tahun

Status : Informan

Profesi : Kepala UPBD Museum Adityawarman, Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan

Saya: Bisa tolong sebutkan nama, usia, dan profesi ibu?

Novi: Novianti Awaludin, kalau disini sebagai Kepala UPBD Museum

Adityawarman, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.

Usia ibu sudah 49 tahun.

Saya: Saya ingin bertanya terlebih dahulu mengenai fungsi dan tugas dinas

kebudayaan secara keseluruhan.

Novi: Kalau dinas pendidikan dan kebudayaan itu fungsinya pasti mengedukasi, ya

bidangnya pasti edukasi ya. Kalau khusus museum, itu peran kita adalah

lembaga informal pendidikan sejarah dan budaya. Jadi kita merupakan

UPTB, artinya unit pelaksanaan teknis, dinas yang membantu untuk

melaksanakan peran dan fungsi sebagai lembaga informal tadi. Nah dalam

program, itu akan lahir dua yang kita laksanakan disini. Antara lain program

pendidikan budaya dan satu lagi program pengelolaan kekayaan budaya. Di

dalam dua program ini banyak kegiatan dan sub kegiatan yang kita laksanakan

untuk mewujudkan visi dan misi kita disini.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 228: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Visi dan misinya secara garis besar kalau saya boleh tahu?

Novi: Nanti akan saya berikan profilnya, karena nanti akan terlalu panjang. Nanti

akan jelas di sana apa tugas pokok dan fungsi kita, lalu visi misi kita dan

target serta sasaran tugas kita apa.

Saya: Untuk budaya baralek sendiri, di sini dinas kebudayaan punya peranan apa?

Novi: Kalau baralek itu sendiri, kita di sini perannya adalah mempublikasi, artinya

begini, menginventaris. Kami mengumpulkan dan memamerkan berbagai

benda yang memiliki nilai sejarah dan budaya, terkait budaya baralek tersebut.

Kami juga mengedukasi anak-anak didik terutama siswa sekolah.

Saya: Oh jadi sering diadakan tur ke museum atau bagaimana?

Novi: Kita ada kegiatan museum masuk sekolah, yaitu meninjau sekolah dengan

memberikan edukasi dan ada membawa anak-anak sekolah untuk ke museum-

museum yang ada di daerah.

Saya: Jadi dinas kebudayaan secara keseluruhan melestarikan budaya baralek itu

sendiri salah satunya dari?

Novi: Salah satunya dari UPT kita. Kalau budaya baralek itu UPT museum ini yang

akan berperan. Melalui pameran, nanti ada koleksi-koleksi di sana. Dan

koleksi itulah yang akan menginformasikan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 229: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Banyak fasilitas-faslitiasnya berupa pameran di museum, dan edukasi untuk

anak-anak sekolah, begitu?

Novi: Ya, disini juga ada studio mini, kita akan memberikan edukasi kalau levelnya

tk dan sd, itu film animasi. Film-film yang bernilai sejarah budaya. Kalau smp

keatas, nanti ada prosesi baralek, adat budaya tabuik, mau sistem matrilineal,

banyak. Jadi kita punya paket-paket edukasi, materi pendidikan yang akan

diberikan kepada pengunjung.

Saya: Tujuannya?

Novi: Tujuannya untuk mengedukasi mengenai budaya sumatera barat.

Saya: Lalu budaya baralek ini bisa dikatakan sebagai budaya yang paling terkenal di

Minangkabau, orang Minang sendiri, sumatera barat. Jadi budaya ini apa

punya daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata?

Novi: Oh iya pasti. Kalau kita menggambarkan satu prosesi baralek gadang itu sangat

kompleks sekali ya. Sangat lengkap sekali apa yang bisa diedukasi kepada

generasi muda. Pertama prosesi baralek gadang itu baretong. Artinya setiap

calon mertua dan calon orangtua dari masing-masing mempelai akan

berkumpul keluarganya untuk membicarakan mengenai pesta yang akan

diangkat. Baretong itu intinya pertemuan dua keluarga yang ingin

membicarakan mengenai hajat yang akan diangkat. Kalau di Minang itu

perempuan yang meminang, jadi perempuan yang punya hajat menyampaikan

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 230: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

ke calon suaminya. Itu ada kesepakatan, kapan mau diadakan, sudah

setujukah, apa biaya-biaya yang akan di jemput, nah itu namanya baretong. Itu

saja sudah mempunyai daya tarik. Karena pihak perempuan itu datang tidak

serta merta dengan tangan kosong. Ada bawaan juga, sebagai basa basi

perkenalan lah istilahnya. Lalu setelah perkenalan ditentukanlah. Kalau

memang sepakat kedua anaknya memang sudah ketemu bergaul dan

sebagainya, pasti mereka juga akan mengambil keputusan kapan tanggalnya.

Melangkah lagi, setelah semua kesepakatan ini, ke pestanya, pestanya juga itu

juga sangat banyak. Nah baraleknya itu nanti ada prosesi babako, babako itu

kalau seandainya pihak perempuan yang pergi meminang, itu pihak

perempuan ini punya saudara ayah. Kadang kalau keluarga itu berada atau

mampu, dia akan mengadakan prosesi ini. Dia akan mengambil satu hari

untuk adat babako ini. Nanti bako akan membawa arak-arakan pengantin.

Keliling kampung, mewartakan kalau anaknya sudah dipersunting, bako nanti

juga memberikan perhiasan, pakaian, pokoknya tergantung dari keluarganya,

apa saja bisa untuk diberikan. Nah itu sudah prosesi bagian dari baralek,

begitu. Lalu menikah. Itu juga ada banyak keterlibatan dua pihak begitu. Lalu

pesta. Pesta itu juga ada tari-tarian pembukaan, kemudian semua keluarga

juga sudah kumpul dengan pakaian-pakaian adat minang. Lalu ornamen pesta,

pelaminannya juga adat minang.. semua ada di display di museum.

Saya: Berarti daya tarik wisatanya..

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 231: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Novi: Luar biasa. Disana juga ada music tradisional. Penyambutan pengantinnya juga

ada musiknya, penarinya, pakaian adatnya.

Saya: Sebelum ini saya juga sudah sempat penelitian dan banyak bertanya mengenai

budaya baralek ini. Belakangan ini sudah banyak orang minang yang tidak

menjalankan adat baralek ini sepenuhnya, tidak full..

Novi: Oh pakai kok. Cuma bedanya, kalau ekonominya lemah, pestanya mungkin

tidak pakai tari-tarian, tapi kalau yang dasar-dasar tetap kok. Kedua pihak

misalnya dari keluarga sederhana, ya paling bawa pisang. Nanti kedua calon

pengantin juga ada kesepakatan-kesepakatan antara mereka gitu.

Saya: Dari dinas sendiri apakah tidak mengatur pelaksanaan budaya itu?

Novi: Oh tidak. Itu sudah merupakan adat dan budaya yang melekat, dan sampai saat

ini masih dilaksanakan.

Saya: Jadi tidak ada aturan resmi mengenai itu?

Novi: Tidak, itu aturan adat. Itu kan aturan hukum adat. Hukum adat kan juga tidak

secara formal. Itu sudah berlaku secara turun-temurun dan orang tidak akan

merasa jadi orang Minang kalau tidak melaksanakan, begitu.

Saya: Berarti itu lebih ke kaumnya?

Novi: Iya. Kaum, juga ada wadahnya untuk yang akan melestarikan. LKAM

namanya, Lembaga Kerapataan Adat Minangkabau. Bundo Kanduang juga

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 232: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

sebagai lembaga dan organisasi juga melestarikan adat dan budaya tadi. Ada

sosialisasi atau apa, kegiatan yang terkait dengan adat.

Saya: Itu organisasi yang membentuk diri sendiri atau dibentuk pemerintah?

Novi: Itu dibentuk oleh kelompok-kelompok, kalau LKAM itu tingkatnya provinsi,

kalau kabupaten kota KAN namanya. Kerapatan Adat Nagari. Bundo

Kanduang merupakan payuang panji, atau perempuan yang sangat dihormati,

sangat menentukan di lingkup adat. Bundo Kanduang itu nama organisasi

sekalian satu perfomen dari perempuan Minang. Ada tingkat provinsi dan

kabuapaten kota juga. Kalau ketua provinsi itu ibu Raudha Thaib. Professor.

Saya: Oh iya saya juga punya salah satu buku karangan beliau.

Novi: Iya. Itu jatuhnya sebagai lembaga resmi adat. Bukan pemerintahan. Pemerintah

sendiri mendukung keberadaan organisasi sosial ini untuk membantu

pemerintah melestarikan adat dan budaya. Jadi kalau dinas budaya wadahnya

untuk merangkul semua organisasi-organisasi sosial yang bergerak di bidang

adat dan budaya.

Saya: Masalah melestarikan budaya itu, apa ada anggaran khusus?

Novi: Kalau dulu ada, teranggarkan di Binsos. Biro dinas sosial. Namun kalau

sekarang itu saya tidak tahu ada peraturan baru, sehingga tahun ini terputus.

Jadi mereka diminta untuk mandiri gitu. Jadi organisasi itu diminta mandiri

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 233: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

kalau misal ada aktivitas bisa mencari sponsor atau CSR. Digunakan untuk

aktivitas pelestarian budaya. Jadi misalnya Bundo Kanduang itu pergi

sosialisasi ke daerah tentang adat budaya sumbar gitu, nanti dia kumpulkan

lagi Bundo Kanduang yang di daerah, untuk memberikan sosialisasi atau

edukasi perempuan yang ada di daerah.

Saya: Berarti artinya nggak perlu ada peraturan khusus karena kalau orang Minang

menikah pasti pakai adat gitu? Apa ada hambatan yang ditemui ?

Novi: Kalau hambatan selama ini nggak ada. Cuma selama ini kan ekonomi yang

menentukan. Jadi kesemarakan atau kemeriahan suatu pesta itu ditentukan

oleh ekonomi tadi. Tapi kalau dasar-dasarnya tadi harus dilalui. Seperti

baretong. Kalaupun tidak ada bakonya, orang biasa-biasa, ekonomi tidak

mapan, yaudah tidak diadakan. Tapi dia tau, bahwa dia memakai sistem

matrilineal, dia tau bahwa bakonya ini. Dia tau bahwa pamannya ini lho. Dia

tau dan akan dikenalkan. Lalu kalau sudah berkumpul dengan calon keluarga

laki-laki, juga tau. Itu besan saya. Ipar, gitu.

Saya: Berarti yang di pajang di museum itu lengkap semua? Pelaminann dll?

Novi: Lengkap. Pelaminan, lalu pakaiannya, ada di kita.

Saya: Itu dari semua daerah?

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 234: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Novi: Kita punya dari semua daerah. Tapi sesuai tema. Kalau temanya baralek itu

udah kia tutup. Sekarang temanya kriya tradisional Minangkabau.

Saya: Oh itu ada musim-musimnya gitu berapa bulan?

Novi: Iya, jadi kita itu ada tata pamer tetap. Jadi kalau yang tetap itu sekali tiga tahun

paling cepat. Ditukar temanya. Kalau temporer enam bulan sekali. Atau satu

tahun harus ditukar.

Saya: Kalau baralek itu masuknya ke?

Novi: Tetap itu. Udah tiga atau empat tahun, udah jenuh. Makanya ibu udah empat

tahun juga disini, jadi sudah ada selama itu, ditukar. Setiap orang ke sini udah

jenuh, yang dilihat itu lagi itu lagi. Jadi ya cari tema lagi. Jadi kalau disini itu

koleksi yang berbicara. Koleksi yang menginfokan apa yang ada.

Saya: Berarti secara keseluruhan pemerintah melestarikan dengan memberikan

edukasi, trus memajang koleksi di museum. Tapi tidak ada bentuk himbauan

untuk orang minang harus melaksanakan penuh, karena itu kesadaran dari

adat masing-masing.

Novi: Iya. Udah turun temurun. Sistem kekerabatannya itu matrilineal, jadi dari garis

ibu. Nah itu yang punya anak otomatis mengajarkan kepada anaknya step

mengenai pernikahan.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016

Page 235: PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANGkc.umn.ac.id/152/1/SKRIPSI-PEMAKNAAN PROSESI BARALEK NAGARI PADANG... · PEMAKNAAN PROSESI ‘BARALEK’ NAGARI PADANG (Studi Etnografi

Saya: Iya. Kalau misalnya ada yang tidak diketahui mengenai detil adat baru ke

KAN, seperti itu?

Novi: KAN sebagai pedoman melengkapi detilnya, karena fungsinya juga sebagai

pengulu, ninik mamak, cadiak pandai. Itu fungsinya nanti, kan. Makanya

disana ada aturan adat saja.

Pemaknaan Prosesi..., Stephanie Elia, FIKOM UMN, 2016