PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA...

83
PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE TENTANG HADIS LARANGAN MENASABKAN NAMA SELAIN KEPADA AYAH KANDUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Muhammad Rezza Hidayat NIM : 1110034000030 PROGRAM STUDI AL-QUR’AN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA...

Page 1: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

TENTANG HADIS LARANGAN MENASABKAN NAMA SELAIN KEPADA AYAH KANDUNG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Muhammad Rezza Hidayat

NIM : 1110034000030

PROGRAM STUDI AL-QUR’AN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 3: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 4: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

LEMBAR PERNYATAAN

Nama : Muhammad Rezza Hidayat

NIM : 1110034000030

Jurusan : Al-Qur’an Tafsir

Fakultas : Ushuluddin

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar starata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat ,23 Februari 2017

Muhammad Rezza Hidayat

Page 5: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

i

ABSTRAK

Muhammad Rezza Hidayat

Pemahaman Masyarakat Perumahan Triraksa Village Tentang Hadis Larangan

Menasabkan Nama Selain Kepada Ayah Kandung.

Nasab merupakan suatu hal yang harus di jaga kemurniannya, guna mengetahui latar

belakang pendahulu-pendahulunya. Begitu pula dengan nasab anak angkat, nasab anak angkat

yang sebenar-benarnya ialah tetap dikaitkan dengan keluarga kandungnya dan bukan dikaitkan

kepada orang tua angkat. Mengapa kita diharuskan menjaga kemurnian nasab? Karena nasab

berkaitan dengan hak wali pernikahan (bagi anak perempuan) yang tidak mungkin disandarkan

kepada orang tua angkatnya serta perihal waris-mewarisi, karena anak angkat di dalam keluarga

angkat tidak dapat mewarisi maupun di warisi oleh keluarga angkatnya. Pemahaman masyarakat

Perumahan Triraksa Village mengenai hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah

kandung dalam penelitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan : bagaimana Pemahaman

Masyarakat di Perumahan Triraksa Village tentang hadis Larangan Menasabkan Nama Selain

Kepada Ayah Kandung sehingga keluarga yang melakukan kegiatan pengangkatan anak tidak

melampaui batasan yang ada dalam agama Islam mengenai pengangkatan anak.

Diawali dengan observasi dengan cara mendatangi dan mengamati kehidupan di

Perumahan Triraksa Vilage, kemudian dilanjutkan dengan menyebarkan 50 quesioner mengenai

nasab anak angkat beserta hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung kepada

masyarakat setempat serta dilanjutkan dengan mewawancarai tokoh agama, tokoh masyarakat

maupun keluarga yang melakukan kegiatan pengangkatan anak.

Dengan penelitian tersebut memberikan kesimpulan, bahwa masyarakat di Perumahan

Triraksa Village kurang memahami seperti apa itu nasab anak angkat dan hadis larangan

menasabkan nama selain kepada ayah kandung. Akan tetapi dibalik kekurangan tersebut,

keluarga yang melakukan kegiatan pengangkatan anak tidak ada yang menasabkan nama anak

angkatnya kepada dirinya.

Page 6: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah swt, yang menyinari hamba-Nya dengan cahaya al-

Qur’ān, dan menjadikan al-Qur’ān sebagai obat bagi penyakit hati, petunjuk, dan rahmat bagi

orang-orang mu’min, sehingga dengan taufiq-Nya penulisan skripsi yang berjudul “Pemahaman

Masyarakat Perumahan Triraksa Village Tentang Hadis Larangan Menasabkan Nama

Selain Kepada Ayah Kandung” ini, alhamdulillah dapat diselesaikan. Shalawat bertangkaikan

salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat serta seluruh

pengikutnya.

Sebagai karya tulis yang jauh dari kata sempurna, tentunya di dalam skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Segala kesalahan tersebut tak lain adalah bukti

keterbatasan penulis di dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian ini merupakan wujud keingintahuan penulis terhadap beberapa objek yang

kelihatannya terkesan sepele namun penting untuk dikaji, sebagai usaha untuk mendapatkan

pengetahuan yang lebih mendalam terkait “Nasab Anak Angkat di dalam Agama Islam”. Penulis

juga menyadari bahwa, penulisan skripsi ini tidak luput dari jasa lembaga dan orang-orang yang

telah mendukung penulis, baik secara moril maupun materil. Atas segala bantuan tersebut,

penulis sampaikan banyak terima kasih, khususnya kepada:

1. Segenap civitas akademika UIN Syari Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

(Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof. Dr. Masri Mansoer,

MA. (Dekan Fakultas Ushuluddin), Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA. yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu dan pengetahuan hingga penulis dapat

menyelesaikan program sarjana ini.

Page 7: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

iii

2. Dr. Atiyatul Ulya, M.A yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

3. Segenap dosen serta staf-staf Fakultas Ushuluddin, khususnya dosen-dosen jurusan Tafsir-

Hadis, yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis.

4. Ayahanda Soleh Hidayat dan Ibunda Tri Murti yang telah membesarkan dan mendidik

penulis dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang tak akan mampu penulis untuk

membalas jasa-jasanya. Serta orang tua yang telah banyak memberikan nasihat, arahan,

motivasi serta do’a dalam kehidupan penulis.

5. Kakanda dan adinda penulis (Nurul Hidayat S.Pd dan Dewi Murti Hidayat) yang selalu

memberikan doa, motivasi, bantuan moril serta materil yang menjadikan pelecut semangat

penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

6. Rifanny Fathia Caesa Putri S. Sy yang selalu hadir memberikan dorongan semangat,

bantuan, motivasi serta doanya.

7. Keluarga Besar IKPDN Jakarta (IBM Andhika, Kamal Fanani, Ardiyanshah, Penghuni

Mabes Gg. Bunin, dkk) yang telah memberikan ilmu serta membuat hari-hari penulis

berwarna.

8. Rekan-rekan Darunnajah Angkatan 33 (Yusuf Anbar Firdausi, Imam Mufakkir, Faiz

Ramadhan, Chairul Hanifi, Syahdam Khoirul Anam, Rizaluddin, Askarul Mahdi, Santyo

Hadi, Imam Subhan).

9. Rekan-rekan Tafsir-Hadis angkatan 2010/2011 khususnya untuk kelas TH-A 2010 (H.

Angga Marzuki S.Thi, Budimanshah S.Thi, Muhammad Soleh S. Thi, Saiful Ahmad,

Fadlurrahman, Putri Dahlia, Siti Mashitoh S.Thi, Wahyuni ZahrinaS.Thi, Muhammad

Page 8: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

iv

Rifqi, dkk) yang tak kalah pula memberikan semangat, motivasi, bantuan serta doa bagi

penulis.

10. Sahabat-sahabat Kuya (Dedy Sofyan, Azzam al-Insan, Jajang Zaini, Fauzi serta Kuya-

Kuya lainnya) yang senantiasa selalu memberikan pengalaman-pengalaman yang luar biasa

bagi penulis.

11. Teman dan keluarga KKN BERDIKARI, yang secara moral semuanya telah banyak

membantu dalam penulisan skripsi ini.

12. Serta teman-teman penulis yang berada dimanapun.

Atas semua kebaikan, tidak ada kata yang mampu penulis sampaikan, kecuali ucapan

terima kasih yang tak terhingga, serta do’a. Semoga amal kebaikan kita semua diterima Allah

SWT. Aamiin..

Ciputat, 23 Februari 2017

Muhammad Rezza Hidayat

Page 9: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Konsonan

Huruf Arab

Huruf Latin

Keterangan

A tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Th te dan ha ث

J Je ج

ḥ Ha dengan titik bawah ح

Kh Ka dan Ha خ

D De د

Dz De dan Zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sh Es dan Ha ش

ṣ Es dengan titik bawah ص

ḍ De dengan titik bawah ض

ṭ Te dengan titik bawah ط

ẓ Zet dengan titik bawah ظ

koma terbalik keatas, menghadap kekanan ‘ ع

Gh Ge dan Ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

Page 10: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

vi

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrop ‘ ء

Y Ye ي

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vocal

tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk vocal tunggal alih

aksaranya adalah sebagai berikut :

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

A Fatḥah ـ

I Kasrah ـ

U Ḍammah ـ

Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut :

TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan

Ai a dan i _______ي

Au a dan u _______و

Page 11: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

vii

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas ىا

Ī i dengan garis di atas ىي

Ū u dengan garis di atas ىو

Contoh:

qāla = قال

qīla = قيل

yaqūlu = يقول

D. Keterangan Tambahan

1. Kata sandang ال (alif lam ma’rifah) ditransliterasikan dengan al-. Seperti ( يزي اجل ) al-

jizyah, (االاثر) al-athar. Kata sandang ini menggunakan huruf kecil, kecuali bila

berada pada awal kalimat.

2. Tashdid atau shaddad dilambangkan dengan huruf ganda. Seperti ( وأ امل ) al-Muwatta’.

3. Kata-kata yang sudah menjadi bagian dari bahasa Indonesia, ditulis sesuai dengan

ejaan yang berlaku. Seperti al-Qur’an, hadis dan lainnya.

Page 12: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….. ii

PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………………………………. v

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………….… 7

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………………... 8

D. Metodologi Penelitian……………………………………………………………… 9

E. Kajian Pustaka……………………………………………………………………... 13

F. Sistematika Penulisan……………………………………………………………… 14

BAB II : NASAB ANAK ANGKAT…………………………………………………………... 16

A. Pengertian Nasab…………………………………………………………………... 16

B. Cara Menetapkan Nasab…………………………………………………………... 18

C. Dasar Hukum Nasab………………………………………………………………. 20

D. Analisa Hadis Larangan Menasabkan Selain Kepada Ayah Kandung…………….. 21

1. Penelitian Sanad Hadis………………………………………………………….. 21

2. Penelitian Matan Hadis………………………………………………………….. 22

b. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Al-Qur’an …………./......…... 22

c. Penelitian Matan Hadis dengan Hadis Lain yang Lebih Kuat..……...…….. 23

d. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Sejarah……………………….. 24

e. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Bahasa……………………….. 24

E. Analisa Penulis…………………………………………………………………….. 25

Page 13: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE………………… 33

A. Letak Geografis…………………………………………………………………….. 33

B. Kondisi Demografi…………………………………………………………………. 33

1. Kependudukan………………………………………………………………….. 33

2. Kondisi Pendidikan…………………………………………………………….. 35

3. Kondisi Sosial………………………………………………………………….. 36

4. Kondisi Perekonomian…………………………………………………………. 36

5. Kondisi Keberagamaan………………………………………………………… 37

BAB IV : ANALISA PENELITIAN…………………………………………………………… 40

A. Deskripsi dan Penyajian Data………………………………………………………. 40

B. Pemahaman Masyarakat Perumahan Triraksa Village…………………………...… 41

C. Analisa Penulis……………………………………………………………………… 45

BAB V : PENUTUP…………………………………………………………………………….. 48

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 48

B. Saran…………………………………………………………………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….. 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 53

Page 14: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan salah satu cara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT

untuk memperoleh anak dan memperbanyak keturunan, serta melangsungkan

kehidupan manusia.1 Salah satu tujuan dari pernikahan yang dilakukan pada dasarnya

adalah untuk memperoleh keturunan, yaitu anak.

Begitu pentingnya hal keturunan (anak) ini, sehingga menimbulkan berbagai

peristiwa hukum. Seperti ketiadaan keturunan (tidak dikaruniai anak), maka akan

membawa kegoncangan di dalam keluarga tersebut, perceraian, poligami serta

pengangkatan anak. Hal-hal tersebut merupakan beberapa peristiwa hukum yang

terjadi karena alasan di dalam perkawinan itu tidak dikaruniai anak (walaupun bukan

satu-satunya alasan).

Tingginya frekuensi perceraian, poligami dan pengangkatan anak yang

dilakukan di dalam masyarakat mungkin merupakan akibat dari perkawinan yang

tidak menghasilkan keturunan. Jadi, seolah-olah apabila suatu perkawinan tidak

memperoleh keturunan, maka tujuan perkawinan tidak tercapai.2 Dengan demikian,

bisa dikatakan bahwa apabila di dalam suatu pernikahan telah dikaruniai keturunan

(anak), maka tujuan pernikahan dianggap telah tercapai dan proses pelanjutan

generasi dapat berjalan.

Dalam kenyataan tidak selalu disetiap pernikahan dikaruniai keturunan (anak),

sehingga terkadang terdapat pasangan suami-istri yang tidak dikaruniai anak. Dengan

demikian,karena alasan emosional tersebut maka timbullah rasauntuk memiliki

1 „Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995), Cet. Pertama, h. 42.

2 Soerjono Soekanto & Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, (Jakarta, CV. Rajawali, 1986, Cet.

III), h. 275.

Page 15: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

2

keturunan,dan pada akhirnya terjadilah perpindahan anak dari satu kelompok

keluarga kedalam kelompok keluarga yang lain, yang biasa di sebut dengan istilah

adopsi atau pengakatan anak.3

Pada dasarnya perpindahan anak dari kelompok keluarga satu kedalam

kelompok keluarga lain tidak sesederhana seperti kita memberikan barang atau

apapun kepada orang lain. Akan tetapi dalam melakukan kegiatan pengangkatan anak

ada undang-undang yang mengatur kegiatan tersebut, dimana kita sebagai warga

negara diharuskan untuk mematuhinya.

Penulis mengemukakan undang-undang yang mengatur tentang pengangkatan

anak terdahulu, yaitu undang-undang “Staatsblad” tahun 1917 nomor 129. Yang

berbunyi:“Pengangkatan anak atau bisa dikatakan perpindahan anak dari kelompok

keluarga satu ke kelompok keluarga lainnya bukan hanya sekedar perpindahan hak

milik, akan tetapi perpindahan keturunan dengan segala konsekuensinya.”4

Yang

dapat disimpulkan bahwa sang anak seakan-akan bertukar darah dagingnya dan

disulap menjadi manusia baru. Ini sama saja dengan pencurian dan pemalsuan, hanya

saja menggunakan istilah dan cara yang berbeda.

Masyarakat internasional pun telah mengenal pengangkatan anak dengan

sebutan adopsi, yaitu suatu pengangkatan anak orang lain menjadi anak kandung

orang tua angkatnya, hak perwalian dan lain-lain. Konsep adopsi yang mengharuskan

memutuskan hubungan nasab anak dengan orang tua kandungnya, maka anak tersebut

dipanggil dengan penggunaan nama ayah angkatnya serta saling mewariskan.5

Seiring berjalannya waktu, undang-undang yang mengatur mengenai

pengangkatan anak pun (“Staatsblad” tahun 1917 nomor 129) mengalami perubahan

3 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), h. 8.

4 Budiarto. Pengangkatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum. (Jakarta: Akademika Pressindo,1985), h.

15. 5 Sjukrie Sofyan Erna, Lembaga Pengangkatan Anak”, (Mahkamah Agung RI, 1992), H. 32.

Page 16: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

3

mengikuti kebijakan-kebijakan baru yang lahir. Undang-undang terbaru mengenai

pengangkatan anak ialah undang-undang no. 54 tahun 2007 yang menyimpulkan

bahwa “Pengangkatan anak tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang

diangkat dengan orang tua kandungnya”.6

Maḥmūd Salṭut mengemukakan dua pengertian pengangkatan anak dalam

hukum Islam. Pertama, mengambil anak orang lain untuk diasuh dan dididik dengan

penuh perhatian dan kasih sayang tanpa diberikan status anak kandung kepadanya.

Kedua, mengambil anak orang lain sebagai anak kandungnya sendiri dan diberikan

status anak kandung, sehingga ia berhak memakai nama keturunan nasab orang tua

angkatnya dan saling mewarisi harta peninggalannya serta hak-hak lain sebagai

akibat hukum antara anak angkat dan orang tua angkat itu.7

Pengertian pertama itulah konsepsi definitif yang telah dikembangkan dan

diberlakukan di dalam hukum Islam, sedangkan konsepsi yang kedua adalah konsep

adopsi yang diberlakukan sebelum datangnya agama Islam atau pada masa Arab

Jahiliyyah terdahulu.

Sebelum masa kerasulan Muḥammad SAW, bangsa Arab sudah mengenal

pengangkatan anak (adopsi) seperti yang terjadi pada bangsa Romawi, Yunani, India

dan berbagai bangsa sebelumnya. Nabi Muḥammad SAW pun pernah mengangkat

seorang anak bekas budak yang bernama Zaid bin Ḥarithah dan mengubah namanya

menjadi Zaid bin Muḥammad, Hal ini beliau lakukan dihadapan beberapa orang

kaum Quraisy.

6 https://kepri.kemenag.go.id/files/kepri/file/file/Perpu/hjig1391671799.pdf di akses pada 11

November 2016. 7 Maḥmūd Salṭut. Al-Fatāwā. (Kairo: Dār al-Qalam,t.t.), h. 318. Lihat juga Masjfuk Zuhdi, Masāil

Fiqhiyah. (Jakarta: Masagung, 1991), h. 27. Lihat juga Nasroen Haroen, Ensiklopedi Hukum Islam. (Jakarta:

PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), Jilid I, h. 29-30.

Page 17: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

4

Namun setelah kerasulan Nabi Muḥammad SAW, Allah SWT menurunkan

ayat ke-4 dan 5 dalam surat Al-Ahzab yang membahas mengenai larangan

menasabkan nama selain kepada ayah kandung.8

Allah swt berfirman ;

(4) Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam

rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar9 itu sebagai

ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu

(sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah

mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar). (5)

Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak

mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui

bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu

seagama dan maula-maulamu10

. dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu

khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan

adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.11

8 Yaswirman. Hukum Keluarga (Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat dalam Masyarakat

Matrilinear Minangkabau). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2013), cet ke-2, h. 252. 9 Zhihar ialah Perkataan seorang suami kepada istrinya: punggungmu Haram bagiku seperti punggung

ibuku atau Perkataan lain yang sama maksudnya. adalah menjadi adat kebiasaan bagi orang Arab Jahiliyah

bahwa bila Dia berkata demikian kepada Istrinya Maka Istrinya itu haramnya baginya untuk selama-lamanya.

tetapi setelah Islam datang, Maka yang Haram untuk selama-lamanya itu dihapuskan dan istri-istri itu kembali

halal baginya dengan membayar kaffarat (denda). 10

Maula-maula ialah seorang hamba sahaya yang sudah dimerdekakan atau seorang yang telah

dijadikan anak angkat, seperti Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah. 11

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia), h.

253-254.

Page 18: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

5

Rasulullah SAWpun bersabda :

يقول من ادهعى عليه وسله عت النهبه صله الله عنه قال س عن سعد رض الله

هه غي أبيه فالجنهة ل غي أبيه وهو يعل أن عليه حرام.ا

“Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia

mengetahui bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya

surga”12

Masalah pengangkatan anak bukanlah permasalahan yang baru, termasuk di

Indonesia. Sudah sejak zaman dahulu telah dilakukan pengangkatan anak dengan cara

dan motivasi yang berbeda-beda, sesuai dengan sistem hukum dan perasaan hukum

yang hidup serta yang berkembang di daerah yang bersangkutan.13

Dari hadis diatas

telah jelas bahwa salah satu permasalahan yang harus dihindari di dalam kegiatan

pengangkatan anak ialah menisbatkan atau manasabkan nama anak kepada selain

ayah kandungnya.

Pada umumnya, sebagian besar yang melakukan kegiatan pengangkatan anak

bertujuan untuk menolong masa depan sang anak yang terlantar agar terhindar dari

masa depan yang suram. Dari tujuan tersebut terdapat kepedulian sosial dan rasa

untuk saling bantu membantu. Dari sinilah, selama melakukan pengangkatan anak

dengan tujuan yang positif dan tidak keluar dari batasan-batasan yang diatur di dalam

hukum Islam, masyarakat dapat menerima dengan baik dan agama pun menganjurkan

kepada umat manusia untuk hidup saling bantu-membantu.

Akan tetapi, tidak semua orang mengetahui akan hal larangan menasabkan

anak kepada selain ayah kandung. Terdapat beberapa masyarakat di Perumahan

Triraksa Village yang ada di wilayah Kelurahan Tigaraksa Tangerang, yang

12

Al-Bukhari, Abū Abdillah Muḥammad, Ṣahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Kotob al-„Ilmiyah, 1998),

Kitab Faraid, Jilid IV hal. 326, No. 6766 13

Muderis Zaini, Adopsi suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h.

7.

Page 19: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

6

melakukan kegiatan pengangkatan anak14

dari berbagai sumber, seperti panti asuhan,

tetangga atau saudaranya yang kurang mampu untuk mengurus anaknya dan bahkan

menemukan anak yang dibuang oleh orang tua kandungnya, sehingga tergerak

hatinya untuk mengurus sang anak demi masa depan sang anak tersebut.

Betul adanya bahwa pengangkatan anak yang terlantar untuk diasuh adalah

suatu perbuatan yang baik dan memang dianjurkan oleh agama. Akan tetapi yang

dilarang ialah ketika pasangan suami-istriyang telah lama tidak dikaruniai

keturunan,kemudian mereka melakukan kegiatan pengangkatan anak dan

menasabkan namanya kepada anak angkatnya. Karena, apabila hal ini terjadi akan

mendatangkan dampak yang kurang baik pada masa depan keluarganya maupun

untuk masa depan anak yang ia angkat, terlebih apabila anak yang ia angkat adalah

seorang perempuan.

Melihat keadaan seperti ini, adalah sebuah keharusan sebagai umat muslim

yang mengetahui hukum mengenai permasalahan tersebut untuk memberikan arahan

dan pengertian kepada orang tua-orang tua angkat yang menasabkan dirinya kepada

anak angkatnya serta kepada masyarakat umum di Perumahan Triraksa Village.

Bahwa menasabkan selain kepada ayah kandung adalah salah dan dilarang dalam

agama Islam.

Karena sudah sepatutnya sebagai putera daerah memberikan yang terbaik

untuk daerahnya, walaupun tak banyak setidaknya penulis dapat memberikan

pencerahan kepada orang tua-orang tua angkat dan masyarakat umum di perumahan

Triraksa Village, bahwa menasabkan nama selain kepada ayah kandung adalah salah

dan harus dihindari, karena telah jelas bahwa hal tersebut memiliki dalil yang dapat

dipertanggung jawabkan yang terdapat pada Al-Qur‟an maupun Hadis Nabi.

14

Hasil wawancara dengan tokoh agama setempat pada tanggal 30 November 2016.

Page 20: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

7

Permasalahan inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengkaji lebih

dalam mengenai “Pemahaman Masyarakat di Perumahan Triraksa Village

Tentang Hadis Larangan Menasabkan Nama Selain Kepada Ayah Kandung”

B. Identifikasi, Batasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dan untuk memperjelas

alur penelitian ini, maka penulis perlu mengidentifikasi beberapa permasalahan

untuk kemudian diteliti lebih lanjut diantaranya, dalam kegiatan pengangkatan

anak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga yang melakukan

kegiatan pengangkatan anak, dimana keluarga angkat harus membatasi hak anak

kandung dengan hak yang dimiliki oleh anak angkat, seperti halnya hak anak

angkat dalam hal waris, kemudian dalam hal nasab/garis keturunan anak angkat

tersebut, maupun dalam hal perwalian anak angkat (khususnya bagi anak

perempuan) dalam pernikahan.

Keluarga yang melakukan kegiatan pengangkatan anak ini apakah mereka

memperhatikan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh anak angkat, atau hanya

mengikuti kehendak pribadinya saja bahwa kini ia telah memiliki anak tanpa

memikirkan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh anak angkat tersebut.

Kemudian sejauh mana masyarakat di Perumahan Triraksa Village ini

memahami nasab anak angkat, khususnya hadis larangan menasabkan nama

selain kepada ayah kandung.

Page 21: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

8

2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi pembahasan tentang

pemahaman nasab anak angkat dan hadis larangan menasabkan nama selain

kepada ayah kandungnya dengan merujuk pada pemahaman masyarakat di

Perumahan Triraksa Village.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu bagaimana pemahaman masyarakat di Perumahan Triraksa

Village tentang hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung?

C. Tujuan Penelitian.

Sebagaimana yang tertuang dalam rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan

yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah ;

1. Tujuan akademis, yaitu memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi S-1 pada

Program Studi Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin

2. Untuk mengetahui secara spesifik bagaimana pemahaman masyarakat di

Perumahan Triraksa Village mengenai nasab anak angkat.

3. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat di Perumahan Triraksa Village

mengenai hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandungnya.

4. Mengetahui kualitas hadis tersebut, apakah hadis tersebut dapat dijadikan

pedoman (hujjah) dalam kehidupan kita atau tidak.

5. Memperbanyak khazanah tentang kajian hadis dan ilmu ke-Islaman di lingkungan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada khususnya dan masyarakat luar pada

umumnya.

Page 22: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

9

D. Metodologi Penelitian

Salah satu syarat dalam suatu karya ilmiah adalah upaya yang sistematis

dalam penyusunan dengan menggunakan data yang objektif. Penelitian juga bertujuan

untuk mengumpulkan informasi yang bermanfaat untuk menambah ilmu

pengetahuan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif, yakni penelitian yang difokuskan untuk menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang yang dijadikan sumber

informasi untuk menganalisa data secara non-statistik, selain itu juga data

tambahan berupa dokumen dan penelitian kepustakaan lainnya. Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu

metode yang menggambarkan dan memberikan analisis terhadap kenyataan di

lapangan.

2. Sumber Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer

yaitu pengumpulan data yang didapat ketika penelitian di lapangan, seperti data

yang didapat dari responden yang diwawancarai serta data dari kantor Kelurahan

Tigaraksa maupun kantor Perumahan Triraksa Village. Sedangkan data sekunder

terdiri atas Al-Qur‟an, buku-buku teks yang ditulis oleh para ahli yang

berpengaruh.

Page 23: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

10

3. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan.15

Dalam penelitian ini ada beberapa

tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu ;

a. Teknik Angket

Teknik angket ini merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini teknik angket

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pemahaman masyarakat

tentang nasab anak angkat.

b. Teknik Wawancara

Wawancara merupakan teknik interaksi dan interaksi secara langsung

antara peneliti dengan responden, hal ini dilakukan untuk mengumpulkan

data-data dan informasi melalui Tanya jawab dengan mengajukan beberapa

pertanyaan.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-

dokumen yang bisa memberikan informasi tentang judul yang bersangkutan,

yaitu dengan menggunakan tehnik book survey, tehnik mencari data dengan

jalan melakukan telaah dan analisis terhadap buku, kitab, majalah, dokumen

dan lain-lain.

d. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang diteliti adalah wilayah Perumahan

Triraksa Village dan penulis akan melakukan wawacara kepada Pemuka

15

Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1988), h. 211.

Page 24: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

11

Agama, Tokoh Masyarakat, Orang Tua Angkat serta Masyarakat umum di

Perumahan Triraksa Village. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 28-30

November 2016.

Proses pelaksanaanya dilakukan secara bertahap, yakni tahap

perencanaan yang meliputi penyususnan perangkat penelitian, mengajukan

ijin dan meminta data-data terkait tempat yang diteliti, tahap pelaksanaan

melakukan penelitian terkait permasalahan yang sedang penulis kaji, terhadap

penyelesaian meliputi proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

e. Populasi dan Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang akan kita amati, sedangkan

populasi ialah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi kita.16

Dalam penelitian ini, populasinya ialah masyarakat di Perumahan Triraksa

Villageyang ada di wilayah Kelurahan Tigaraksa Tangerang Kabupaten.

Sedangkan sampelnya penulis pilih dari masyarakat di Perumahan Tigaraksa,

yaitu ialah 50 orang responden (orang tua-orang tua yang memiliki anak

angkat dan masyarakat umum di Perumahan Triraksa Village) yang dipilih

secara acak.

f. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Dalam prosesnya, penelitian ini menggunakan desain yang spesifik dan detail

agar hasilnya bisa terstruktur dengan rapih. Hal ini dikarenakan dalam

penelitian kuantitatif, angka yang di teliti bersifat angka maupun statistic yang

pengukurannya berasal dari sampel yang menjadi objek penelitian. Kegunaan

16

Alamuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 2006), h. 160

Page 25: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

12

penelitian ini untuk menghimpun data, mengolah dan menganalisa hasil

penelitian dalam bentuk angka-angka atau statistik.17

g. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data mencakup seluruh kegiatan mengklasifikasikan,

menganalisa, memaknai dan menarik kesimpulan dari semua data yang

terkumpul. Penulis akan berusaha untuk menggabungkan semua data yang ada

untuk menjelaskan permasalahan yang sedang dilakukan.

4. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data dilakukan dengan cara mengedit data, lalu data

yang sudah di edit kemudian dikelompokkan dan diberikan pengkodean dan

disusun berdasarkan kategorisasi dan diklasifikasikan berdasarkan permasalahan

yang dirumuskan secara deduktif. Dari data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

secara kualitatif.18

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan pada skripsi ini mengacu pada penilisan skripsi

pada buku “Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Strata

1 2010/2011”. Yang disusun oleh tim penyusun dan diterbitkan pada tahun 2010.

17

Hamka Hasan, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2008), h. 42. 18

Lexy J. Moleong. Metodologo Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004), h. 135.

Page 26: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

13

E. Kajian Pustaka

Penulis melakukan kajian literatur, salah satunya dengan menggunakan

tulisan yang sudah pernah dibahas oleh orang lain tentang permasalahan yang terkait

dengan tema pembahasan ini, dalam bentuk skripsi.

Dalam pembuatan judul skripsi ini, penulis belum menemukan judul yang

samaseperti apa yang penulis ingin bahas. Namun penulis menemukan beberapa

tulisan yang memiliki tema pembahasan yang kurang lebih sama, antara lain :

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Siti Sunnatil Mahmudah, mahasiswi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum Tahun 2011 yang berjudul

“Nasab Anak Hamil Diluar Nikah Dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum

Islam”. Dalam skripsi ini hanya membahas status anak diluar nikah menurut hukum

positif dan hukum Islam saja.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Jaya C. Manangin, mahasiswa Universitas

Sebelas Maret yang berjudul “Pengangkatan Anak (Adopsi) ditinjau dari Perspektif

Hukum Islam”. Dalam skripsi ini lebih menitik beratkan pada konsep pengangkatan

anak yang ditinjau dari perspektif hukum Islam dan upaya perlindungan anak yang

dikaitkan dengan pengkatan anak di Indonesia.

Ketiga, tesis yang ditulis oleh Dewi Rahmawati, mahasiswi pascasarjana UIN

Sunan Ampel Surabaya yang berjudul “Tela‟ah Adopsi dalam Al-Qur‟an”. Dalam

tesis ini lebih menitik beratkan pada pendiskripsian kedudukan anak angkat di dalam

keluarga angkat dalam Al-Qur‟an dari berbagai penafsiran ayat-ayat terkait baik

secara khusus maupun umum.

Keempat, jurnal internasional yang ditulis oleh Ahmad Syukran Baharuddin,

Mohd Amir Wan Harun, Aminuddin Ruskam dan Ahdul Rahim Yacob mahasiswa

Universitas Teknologi Malaysia yang berjudul “Forensik Biologi dalam Penjagaan

Page 27: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

14

Nasab (Hifz Al-Nasab/Nasl)”. Dalam jurnal ini menitik beratkan pada menyelidiki

peran ilmu forensik dalam menentukan faktor keturunan serta menganalisa teks-teks

klasik yang mengandung unsur ilmu forensik yang menyebabkan penentuan garis

keturunan.

Kelima, penulis menemukan buku karya Muhammad Nurur Irfan yang

berjudul “Nasab dan Status Anak Dalam Hukum Islam” yang diterbitkan oleh

AMZAH pada tahun 2012. Buku tersebut menjelaskan tentang nasab dan status anak

dalam hukum Islam.

Dalam penelitian ini penulis secara umum tidak akan jauh berbeda dengan

penelitian yang sudah ada diatas, hanya saja dalam penelitian ini lebih menitik

beratkan pada pemahaman masyarakat di Perumahan Triraksa Village tentang Hadis

Larangan Menasabkan Nama Selain Kepada Ayah Kandung.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan merupakan pengaturan langkah-langkah penulisan

penelitian agar runtut, ada keterkaitan yang harmonis antara pembahasan pertama

dengan pembahasan berikutnya, antara bab satu dengan bab bab selanjutnya.

Untuk mempermudah dalam memberikan pemahaman dan gambaran yang

utuh dan jelas tentang isi penelitian ini, maka pembahasan dalam skripsi ini akan

disusun dalam sebuah sistematika pembahasan yang teratur, dimana skripsi ini secara

keseluruhan terdiri dari lima bab, sebuah bab pendahuluan, tiga bab isi dan ditutup

dengan sabuah bab penutup yang memuat kesimpulan penelitian ini. Dalam penelitian

ini penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut ;

Page 28: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

15

Bab pertama, bab ini berisikan tentang pendahuluan yang berisikan latar

belakang masalah, identifikasi, batasan dan perumusan masalah, tinjauan

kepustakaan, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, bab ini berisikan pengertian nasab, cara menentukan nasab, dasar

hukum nasab serta analisa sanad dan matan hadis tentang larangan menasabakan

nama selain kepada ayah kandunya serta pengecualian hukum.

Bab ketiga,bab ini menguraikan tentang gambaran umum di Perumahan

Triraksa Village yang mencakup letak geografis, kondisi demografi, serta potret

kondisi sosiokultural yang mencakup kondisi perekonomian, kondisi sosial, kondisi

budaya maupun kondisi keberagamaan yang ada di Perumahan Triraksa Village.

Bab Keempat, bab ini menguraikan hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi

penyajian data dan analisa data.

Bab kelima, bab ini merupakan penutup serta kesimpulan umum yang akan

penulis simpulkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, serta saran dan

diakhiri dengan dafta pustaka yang penulis gunakan sebagai narasumber dalam

penelitian ini.

Page 29: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

16

BAB II

NASAB ANAK ANGKAT

A. Pengertian Nasab

Secara etimologis istilah nasab berasal dari bahasa Arab “an-nasab” yang berarti

keturunan, kerabat,1 memberikan ciri dan menyebutkan keturunannya.

2 Nasab juga

dipahami sebagai pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah sebagai salah satu

akibat dari perkawinan yang sah. Ulama fikih mengatakan bahwa nasab3merupakan salah

satu pondasi yang kokoh dalam membina suatu kehidupan rumah tangga yang bisa

mengikat antarpribadi berdasarkan kesatuan darah.

Sedangkan secara terminologis, nasabadalah keturunan atau ikatan keluarga

sebagai hubungan darah, baik karena hubungan darah keatas (bapak, kakek, nenek dan

seterusnya), kebawah (anak, cucu dan seterusnya) maupun kesamping (saudara, paman

dan lain-lain).4

Nasab merupakan salah satu hak seorang anak yang terpenting dan merupakan

sesuatu yang banyak memberikan dampak terhadap kepribadian dan masa depan anak.5

Seorang anak harus mengetahui tentang keturunannya, karena asal usul yang menyangkut

keturunanya sangat penting untuk menempuh kehidupannya dalam bermasyarakat.

Allah SWT menciptakan atau mengadakan nasab bukan tanpa sebab, karena ini

adalah salah satu dari jutaan kasih sayang Allah SWT terhadap manusia untuk dijadikan

pedoman dalam mengatur serta menjaga apa yang kita punya untuk terhindar dari yang

tidak diinginkan. Karena itulah nasab merupakan salah satu nikmat yang paling besar,

yang diturunkan Allah SWT kepada hambanya sesuai dengan firman-Nya:

1 Ibn Manẓur, Lisān al-„Arab, (Mesir: Dār al-Ma‟arif, t.t.h), Jilid VI, h. 4405.

2 Luis Ma‟luf, Al-Munjid fī al-Lughah, (Beirūt: Dār al-Masyriq,1977), Cet. ke-22, h. 803.

3 Dalam al-Qur‟an terdapat tiga ayat yang menggunakan kata nasab dan yang seakar dengannya, yaitu

surat Al-Mu‟minūn ayat 101, surat Al-Ṣāfat ayat 158 dan surat Al-Furqān ayat 54. 4 Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1994), Cet. ke-I, Jilid IV, h. 2337.

5 Kautsar al-Mainawi, Huqūq fī al-Islām, (Riyadh: Ammar Press, 1414), h. 49.

Page 30: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

17

“dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya)

keturunan dan mushaharah6 dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”

7

Al-Qurtubi ketika menafsirkan ayat diatas mengatakan bahwa kata nasab bersifat

umum yang mencakup hubungan kerabat diantara manusia.8 Dalam perspektif lain, Ibn

„Arabi (sebagaimana yang dikutip oleh al-Qurtubi) menjelaskan bahwa nasabadalah

istilah yang merefleksikan proses percampuran antara sperma laki-laki dan ovum

perempuan berdasarkan syariat. Jika percampuran itu dilakukan dengan cara maksiat

(zina), maka itu tidak lebih merupakan reproduksi biasa, bukan merupakan nasab yang

benar secara syariat.9

Dalam kaitan ini pula seorang ayah dilarang mengingkari keturunannya dan

haram bagi wanita menisbahkan seorang anak kepada yang bukan ayah kandungnya.

Sebaliknya, anak juga diharamkan menasabkan dirinya kepada laki-laki lain selain

ayahnya sendiri. Dalam hal ini Rasulullah SAW mengatakan :

قول من ادهغى ػليو وسله ؼت اميهبه صله الله غيو قال س غن سؼد رض الله

هو غي أبيو ف ل غي أبيو وىو ؼل أه امجيهة ػليو حرام.ا

6 Mushaharah artinya hubungan kekeluargaan yang berasal dari perkawinan seperti menantu, ipar,

mertua dan lain-lain. 7 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia).

8 Muhammad ibn Aḥmad al-Anṣari al-Qurṭubi, Al-Jāmi‟ lī Aḥkām Al-Qur‟an. (Beirūt: Dār al-Fikr,tth),

Jilid 13, h. 59. 9 Muhammad ibn Aḥmad al-Anṣari al-Qurṭubi, Al-Jāmi‟ lī Aḥkām Al-Qur‟an. h. 59.

Page 31: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

18

“Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia mengetahui

bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya surga”10

Konsep nasab tidak hanya menyangkut masalah asal usul orang tua saja, tetapi

juga masalah status kekerabatan dan ikatan keturunan. Memang anak diperbolehkan

mengambil nasab dari kedua belah pihak (ayah dan ibu), akan tetapi penghubungan nasab

kepada bapak lebih dominan daripada kepada ibu. Semua madzhab hukum dalam Islam

menyepakati makna paling utama dari nasab adalah menyangkut sisi bapak, yang erat

kaitannya dengan legitimasi dimana anak memperoleh identitas hukum dan agamanya.11

Walaupun sumber-sumber hukum, baik Syi‟ah maupun Maliki mengakui garis

bapak sebagai model utama ikatan keturunan, mereka berbeda dalam konsepsi tentang

ikatan keturunan dari ibu, yang bisa secara ekstrim mewakili dua kutub interprestasi

tentang pengertian syariah mengenai ikatan perkawinan.12

B. Cara Menetapkan Nasab

Ulama fiqh sepakat bahwa nasab seorang anak dapat ditetapkan melalui dua cara,

yaitu sebagai berikut :

1. Melalui nikah ṣaḥiḥ atau fāsid. Ulama fikih sepakat bahwa nikah yang sah dan

fāsid merupakan salah satu cara dalam menetapkan nasab seorang anak kepada

ayahnya, sekalipun pernikahan dan kelahiran anak tidak didaftarkan secara resmi

pada instansi terkait.13

10

Al-Bukhari, Abū Abdillah Muḥammad bin Isma‟īl, Ṣaḥiḥ Bukhari, (Beirūt: Dār al-Kotob al-ilmiyah,

1998), Kitab Faraid, Jilid IV hal. 326, No. 6766 11

Ziba Mir Hosseini, Perkawinan dalam Kontroversi Dua Madzhab: Kajian Hukum Keluarga Dalam

Islam, terj. Marriage an Trial: A Study of Islamic Family Law, (Jakarta: ICIP, 2005), h. 168. 1212

Ziba Mir Hosseini, Perkawinan dalam Kontroversi Dua Madzhab: Kajian Hukum Keluarga

Dalam Islam, terj. Marriage an Trial: A Study of Islamic Family Law, h. 168. 13

13

Ziba Mir Hosseini, Perkawinan dalam Kontroversi Dua Madzhab: Kajian Hukum Keluarga

Dalam Islam, terj. Marriage an Trial: A Study of Islamic Family Law, h. 690.

Page 32: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

19

2. Melalui pengakuan atau gugatan terhadap anak. Ulama fikih membedakan antara

pengakuan terhadap anak dan pengakuan terhadap selain anak, seperti saudara,

paman atau kakek. Jika seorang laki-laki mengakui bahwa seorang anak kecil

adalah anaknya, atau sebaliknya seorang anak kecil yang sudah baligh (menurut

jumhur ulama) atau mumayiz (menurut ulama madzhab Hanbali) mengakui

seorang laki-laki adalah ayahnya, maka pengakuan itu dapat dibenarkan dan sang

anak dinasabkan kepada laki-laki tersebut, apabila memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut14

;

a. Anak tidak jelas nasabnya, tidak diketahui ayahnya. Apabila ayahnya

diketahui, maka pengakuan ini batal, karena Rasulullah saw. mencela

seseorang yang mengakui dan menjadikan anak orang lain sebagai nasabnya

(HR Al-Bukhari, Muslim, Abū Dāud, Aḥmad bin Ḥanbal dan Ibn Mājah

dari Sa‟ad bin Abī Waqqas). Ulama fikih sepakat bahwa apabila anak itu

adalah anak yang dinafikan ayahnya melalui li‟an, maka tidak dibolehkan

seseorang mangakui nasabnya, selain suami yang me-li‟an ibunya.

b. Pengakuan tersebut rasional. Maksudnya, seseorang yang mengakui sebagai

ayah dari anak tersebut, usianya berbeda jauh dari anak yang diakui sebagai

nasabnya. Demikian pula halnya apabila seseorang mengakui nasab seorang

anak tetapi kemudian datang laki-laki lain yang mengakui nasab anak

tersebut. Dalam kasus seperti ini terdapat dua pengakuan, sehingga hakim

perlu meneliti lebih jauh tentang siapa yang berhak terhadap anak tersebut.

c. Apabila anak tersebut telah baligh dan berakal (menurut jumhur ulama) atau

telah mumayiz (menurut ulama Madzhab Ḥanafi), dan membenarkan

pengakuan laki-laki tersebut. Akan tetapi, syarat ini tidak diterima oleh

14

Allama Hammam Maulana Syekh Nisham, Al-Fatawy al-Hindiyyah, (Beirut: Dār Al-Ma‟rifah,tth),

jilid VII, h. 176.

Page 33: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

20

ulama Madzhab Mālikī, karena menurut mereka nasab merupakan hak dari

anak bukan dari ayah.

d. Laki-laki yang mengakui nasab anak tersebut menyangkal bahwa anak

tersebut adalah anaknya dari hasil hubungan perzinahan, karena perzinahan

tidak bisa menjadi dasar penetapan nasabanak.15

Apabila syarat-syarat di atas terpenuhi, maka pengakuan nasab terhadap

seseorang adalah sah dan anak tersebut berhak mendapatkan nafkah, pendidikan

selayaknya, dan harta warisan dari ayah tersebut. Ketika itu, ayah yang telah mengakui

anak tersebut sebagai anaknya tidak boleh mencabut pengakuannya, karena nasab tidak

bisa dibatalkan.

C. Dasar Hukum Nasab

Jika diteliti secara mendalam, Kompilasi Hukum Islam tidak menentukan secara

khusus dan pasti tentang pengelompokan jenis anak, sebagaimana pengelompokan yang

terdapat dalam hukum perdata umum. Dalam Kompilasi Hukum Islam selain dijelaskan

tentang kriteria anak sah (yang dilahirkan dalam ikatan perkawinan yang sah),

sebagaimana yang dicantumkan dalam pasal 99 KHI, yang berbunyi bahwa anak yang

sah adalah :

a. Anak yang dilahirkan dalam atau akibat pernikahan yang sah.

b. Hasil pembuahan suami istri yang diluar rahim dan dilahirkan oleh istri

tersebut.

Adapula anak yang lahir diluar perkawinan yang sah, seperti tercantum dalam

pasal 100 KHI bahwa anak yang lahir diluar perkawinan yang sah hanya mempunyai

hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya. Disamping itu dijelaskan juga

15

Muḥammad Abu Zaḥrah, Al-Aḥwal al-Syakhsiyyah, (t.t : Dār al-Fikr al-Arabī, t.t.h), h. 464.

Page 34: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

21

tentang status anak dari perkawinan seorang laki-laki dengan perempuan yang

dihamilinya sebelum pernikahan. Sebagaimana yang tercantum pada pasal 53 ayat 3 KHI.

Dengan demikian, jelas bahwa Kompilasi Hukum Islam tidak ada pengelompokan

anak secara sistematis yang disusun dalam satu bab tertentu, sebagaimana

pengklasifikasian yang tercantum dalam UU Nomor 1 Tahun 1974. Serta nasab yang

murni ialah nasab dari hasil pembuahan suami istri melalui perkawinan yang sah.

D. Analisa Hadis Larangan Menasabkan Selain Kepada Ayah Kandung

1. Penelitian Sanad Hadis

Hadis tentang larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung16

:

ػليو ؼت اميهبه صله الله غيو قال س قول من ادهغى غن سؼد رض الله وسله

هو غي أبيو فامجيهة ػليو حرام. ل غي أبيو وىو ؼل أه ا

“Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia mengetahui

bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya surga”17

Hadīs di atas adalah hadits yang melarang menasabkan anak selain kepada

ayah kandungnya. Dalam kutubus ṡittāh sendiri terdapat sekitar 11 kali disebutkan.

16

Hadis ini diriwayatkan juga oleh periwayat lain dengan jalur yang berbeda, yaitu : terdapat dalam

Ṣaḥiḥ Bukhari pada bab al-Maghozī, jilid III Hadis No. 3508, Hadis No. 4326, Hal. 115. Pada bab Faraid, jilid

IV No. 6766, Hal 326. Dalam Ṣaḥiḥ Muslim pada kitab al-Imān, No. 63, Hal 48 dan Bab Status Keimanan

Seseorang yang Benci Kepada Ayah Kandungnya, Hadis No. 93, Bab Keutamaan Kota Madinah, Hadis No.

2433. Bab Haramnya Budak Memberikan Loyalitasnya Kepada Selain Tuannya, Hadis No. 2774, dan Hadis

No. 3509. Dalam Sunan Ibn Mājaḥ, pada bab Manidda‟a ilaa Ghoira Abihi, Jilid III No. 2610, Hal. 254 dan

Kitab Huduud, Hadis No. 2611, Hal. 254, Bab Barang Siapa Mengklaim Orang Lain Sebagai Bapaknya, Hadis

No. 2609.Dalam Sunan Tirmidzi, Bab Orang yang Diwarisi Tak Berhak Peroleh Wasiat, Hadis No. 2046, 2047.

Dalam Sunan Abu Dawud pada bab Da‟a ilaa Ghoiru Abi No. 4449 dan Hadis No. 5115. Hal. 926. Dalam

Musnad Ahmad pada bab Abu Ishaq bin Abi Waqash No. 1415, 1417 dan 1471, Bab Musnad Ali bin Abi

Thalib, Hadis No. 581. Dalam Sunan Ad-Darimi pada bab Manida‟a ilaa Ghoira Abihi No. 2418 dan 2736. 17

Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Isma‟il, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kotob al-ilmiyah,

1998), Kitab Faraid, Jilid IV hal. 326, No. 6766

Page 35: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

22

Dengan rincian dalam kitab Shahih Bukhāri terdapat 3 kali, dalam Ṣaḥiḥ Muslim

terdapat 1 kali, dalam Sunan Ibnu Mājaḥ terdapat 1 kali, dalam Sunan Abu Dawud 1

kali, dalam Sunan Aḥmad 3 kali dan dalam Sunan Ad-Darimi 2 kali. Dari beberapa

kitab yang menyebutkan hadis ini ataupun dari masing-masing kitab terdapat

perbedaan pada Sanad hadits. Namun secara makna, sama.

Menurut Ibnu Shalah, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari adalah

hadis yang benar-benar valid ke-shahih-annya, karena dalam menulis hadis beliau

memiliki syarat seperti, pertama beliau hanya menulis hadis yang pe-rawi hadisnya

hidup sezaman dengan guru yang menyampaikan hadis kepadanya (perawi), kedua

beliau menggali informasi bahwa si pe-rawi benar-benar mendengar hadis dari

gurunya. Maka dapat disimpulkan bahwa hadits ini memenuhi syarat untuk katagori

sebagai hadis shahih. Dan dapat dikatakan bahwa hadis ini adalah merupakan hadis

yang Ṣaḥih dan dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya.

2. Penelitian Matan Hadis

a. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Al-Qur‟an

Hadis di atas berbicara mengenai Larangan menisbatkan anak angkat

kepada selain ayah kandungnya. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS

al-Ahzab (33) : 5 yang menjelaskan bahwa kita harus berlaku adil terhadap anak

angkat yang dimaksud adalah dengan tidak menasabkan nama selain nama ayah

kandungnya.

Seperti ayat di bawah ini;

ين وموا خواىك ف البءه فا ن مم ثؼلموا أ

فا م ىو أقسط غيد الله بئ ميك ادغوه ل

دت غفورا رحمياوميس ػليك جناح فميا أخطأت بو ومكن ما ثؼمه قلوبك وكن الله

Page 36: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

23

“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-

bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak

mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-

saudaramu seagama dan maula-maulamu Dan tidak ada dosa bagimu terhadap

apa yang kamu salah padanya, tetapi (yang ada dosanya adalah) apa yang

disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang” (QS al-Ahzaab: 5).

Imam Ibn Katsīr berkata, “Ayat ini berisi perintah Allah SWT yang

menghapuskan perkara yang diperbolehkan di awal Islam, yaitu mengakui

sebagai anak terhadap orang yang bukan anak kandung, yaitu anak angkat. Maka

dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan untuk mengembalikan penisbatan

mereka kepada ayah mereka yang sebenarnya (ayah kandung), dan inilah sikap

adil dan tidak berat sebelah”.18

b. Penelitian Matan Hadis dengan Hadis Lain yang Lebih Kuat

Kitab yang ditulis oleh Abū Abdillah Muḥammad bin Ismaīl al-Bukhari

ini adalah kitab hadis pertama dalam sejarah Islam, yang secara khusus memuat

riwayat-riwayat shaḥiḥ dari Nabi Muḥammad shallallahu „alaihi wasalam, tanpa

ada campuran hadis-hadis lemah di dalamnya.

Ibn Ṣalah menjelaskan bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-

Bukhari adalah hadis yang shaḥiḥ. Karena Imam Bukhari tidak banyak

meriwayatkan hadis melalui jalur para perawi kontroversial yang ada dalam

kitabnya.Walaupun ada, namun perawi kontroversial yang diriwayatkan oleh

Imam Bukhari adalah guru-gurunya sendiri, yang pernah ia temui dan ia ketahui

sendiri tingkat kredibilitas mereka. Serta hadis-hadis yang diriwayatkan dari jalur

para perawi kontroversial tersebut hanya dijadikan sebagai riwayat penguat,

bukan sebagai riwayat utama.

18

Tafsir Ibnu Katsir, Jilid III, h. 615

Page 37: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

24

c. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Sejarah

Dilihat dari aspek sejarah menunjukkan bahwa matan ini tidak

bertentangan dengan fakta sejarah. Bahwa ketika sebelum masa kenabian Nabi

Muḥammad SAW beliau mengangkat seorang bekas budak dan menasabkan

budak tersebut kepadanya kemudian Allah SWT menurunkan Ayat ke 4-5 dari

Surat Al-Aḥzab yang melarang menasabkan kepada selain ayah kandung. Saat itu

pula beliau melarang umat Islam menasabkan nama selain kepada ayah kandung.

Sudah menjadi pemahaman umum bagi umat Islam sedunia bahwa

perjuangan Nabi Muḥammad SAW semasa hidup selalu memperjuangkan nilai

kebenaran dan keadilan bagi umat manusia.

d. Penelitian Matan Hadis dengan Pendekatan Bahasa

Dilihat dari struktur bahasa menunjukkan bahwa matan ini memiliki

struktur bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang sudah lazim berlaku.

Sedangkan esensi pesan matan mampu menggambarkan sikap dan ketauladanan

Nabi MuḥammadSAW, berupa ketegasan Nabi SAW dalam menjawab persoalan

yang terjadi pada masanya. Dimana, orang yang menasabkan nama selain kepada

ayah kandung telah jelas hukuman yang akan didapatkanya seperti pemaparan

diatas.

Page 38: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

25

E. Analisa Penulis

Dalam menelusuri hadis-hadis yang berbicara tentang pelarangan menasabkan

kepada selain ayah kandung, penulis menemukan empat garis besar hukuman yang

ditujukan bagi seseorang yang menasabkan dirinya kepada selain ayah kandungnya,

antara lain:

1) Kebohongan Besar

Penelusuran hadis yang penulis lakukan, telah menemukan sebuah hadis

terkait pelarangan menasabkan kepada selain ayah kandung, barang siapa melakukan

perbuatan tersebut sungguh telah melakukan kebohongan yang besar, adapun

hadisnya sebagai berikut:

اميهصي قال ثن غبد امواحد بن غبد الله ثيا حريز قال حده ثيا ػل بن غيهاش حده حده

نه من أغظم امف ا ػليو وسله صله الله ؼت واثل بن السقع قول قال رسول الله رى س

أ صله الله ل غي أبيو أو يري غييو ما مم تر أوقول ػل رسول اللهجل ا غي امره ن ده

ما مم قل ػليو وسله19

"Sesungguhnya diantara kebohongan yang besar adalah bila seseorang mengaku

(sebagai anak) dari orang yang bukan bapaknya atau (seseorang) mengaku kedua

matanya melihat sesuatu dalam mimpi padahal tidak bermimpi apapun atau

seseorang mengatakan sesuatu atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

apa yang beliau tidak mensabdakannya".

Syarh Hadis :

نه من أغظم امفرى .(Sesungguhnya dia termasuk kedustaan paling besar) ا

Kata firaa merupakan bentuk jamak dari kata firyah yang artinya adalah dusta.

Hikmah larangan berdusta atas nama Nabi Muhammad SAW juga cukup jelas, sebab

19

Al-Bukhari, Abū Abdillah Muḥammad bin Isma‟īl, Shahih Bukhari, (Beirut: Dār al-Kotob al-

„Ilmiyah, 1998), Hadis No. 3509.

Page 39: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

26

Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang menyampaikan berita dari Allah

SWT. maka orang yang berdusta atas nama Nabi Muhammad SAW berarti telah

berdusta atas nama Allah SWT.

Sementara orang yang berdusta atas nama Allah SWT telah diancam keras

dalam firmannya dalam surat Yunus [10] ayat ke-17 yang berbunyi ;

“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan

terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat Nya?”20

Allah SWT menyamakan orang yang berdusta atas nama Allah SWT dengan orang

kafir. Allah SWT beriman dalam surat Az-Zumar [39] ayat ke-60 yang berbunyi ;

“dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat Dusta terhadap Allah,

mukanya menjadi hitam.”21

Ayat-ayat yang berbicara mengenai ini cukup banyak dan beragam. Hikmah dari

larangan berdusta dalam hadis ini ialah apabila seseorang berdusta dalam

menceritakan silsilah/keturunannya, niscaya ia telah berdusta atas nama Allah SWT

dan atas nama Malaikat. Sebagaimana orang yang berdusta atas nama Nabi

Muḥammad SAW berarti menisbatkan kepadanya syariat yang tidak diucapkannya,

sedangkan syariat pada umumnya diterima Nabi Muḥammad SAW melalui lisan

20

Al-qur‟an Terjemah Kemenag, Surat Yunus (10) ayat ke-17 21

Al-qur‟an Terjemah Kemenag, Surat Az-Zumar (39) ayat ke-60

Page 40: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

27

Malaikat, maka orang yang berdusta dalam hal itu berarti berdusta atas nama Allah

dan Malaikat.22

2) Haram Baginya Surga

Sungguh seseorang yang menasabkan dirinya kepada selain ayah kandung

mendapatkan ancaman yang sangat mengerikan, ancaman itu telah disabdakan oleh

Nabi Muḥammad SAW yang penulis temukan pada sebuah hadis yang berbunyi

sebagai berikut:

بن بهاح أهبأن سفيان غن غبد امكرمي غن مجاىد غن غبد الله د بن امصه ثيا محمه حده

ل غي غى ا من اده ػليو وسله صله الله رو قال قال رسول الله ح رائة ع أبيو ممي

س مائة ػام نه رحييا ميوجد من مسية خامجيهة وا

23

"Barangsiapa yang mengaku-ngaku memiliki hubungan nasab kepada selain

ayahnya, maka surga menjadi haram baginya, padahal bau surga dapat dicium

sepanjang jarak perjalanan lima ratus tahun."

Syarh Hadis :

ة امجيهة Al-Sindi menerangkan ,(Tidak bisa mencium wanginya surga) مم يرح رائ

hadis ini dengan dua perumpamaan/penjelasan yang berbeda namun memiliki makna

yang sama. Pertama, Al-Sindi mengumpamakan/memberikan penjelasan bahwa

orang yang menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya tidak akan melihat indahnya

serta nikmatnya berada di surga. Jangankan melihat atau menikmati, masuk pun tidak

akan bisa.

22

Ahmad bin „Ali bin Hajar Al-„Asqolani, Fathul Bari bii Syarh Shohih Al-Imam Abu Abdullah

Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari. (TT. Maktabah As-Salafiyah.TH), Juz IV, Hal. 540. 23

Ibn Mājah. Sunan Ibnu Mājah, (Beirut: Dārul Ma‟rifah, 1996), Kitab Huduud, Hadis No. 2611, Hal.

254.

Page 41: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

28

Kedua, bahwa orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya

itu bisa memasuki surga namun ia tidak dapat mencium wanginya surga. Dari kedua

penjelasan di atas terlihat berbeda, namun jelas bahwa orang yang menisbatkan

dirinya kepada selain bapaknya tidak akan bisa menikmati indah serta bau harumnya

surga karena perbuatannya tersebut.24

3) Menjadi Kafir25

Penemuan selanjutnya yang penulis dapatkan dari penelitian terhadap hadis-

hadis yang terkait yaitu, penulis menemukan dua hadis yang membicarakan

pelarangan menasabkan kepada selain ayah kandung, di dalam hadis tersebut

menghukumi seseorang yang menasabkan kepada selain ayah kandung niscaya

menjadi kafir, berikut hadisnya:

بن بردة قال ثيا غبد اموارث غن امحسي غن غبد الله ثيا أبو مؼمر حده بب حده

هو غيو أه ثو غن أب ذر رض الله له حده ي بن ؼمر أنه أب السود ال ثن حي ع حده س

له كف غى مغي أبيو وىو ؼلمو ا قول ميس من رجل اده ػليو وسله ر اميهبه صله الله

أ مقؼده من اميهار غى قوما ميس ل فهيم فليتبوه ومن اده بالله26

"Tidaklah seorang mengaku (sebagai anak) dari bukan bapaknya padahal dia

mengetahuinya melainkan telah kafir dan siapa yang mengaku dirinya berasal dari

suatu kaum padahal dia bukan dari kaum itu maka bersiaplah menempati tempat

duduknya di neraka".

24 Syurūh Sunan Ibn Mājah, (Jordan : Baitul Al-Afkar Al-Dauliyah, 2007) Bab Hudud,Hal. 996 25

Diriwayatkan juga di dalam Shahih Muslim, Bab Status Keimanan Seseorang yang Benci Kepada

Ayah Kandungnya, Hadis No. 93. 26

Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Isma‟il, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kotob al-ilmiyah,

1998), Hadis No. 3508.

Page 42: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

29

Syarh Hadis :

غى اده له كفر باللهمغي أبيو وىو ؼلمو ا (Menisbatkan diri kepada selain bapaknya

sementara dia mengetahuinya melainkan telah kafir kepada Allah)

Demikianlah lafadz yang tercantum pada hadis ini, yakni Jika .(Kepada Allah) بالله

lafadz “kepada Allah” terbukti akurat, maka yang dimaksud adalah orang yang

menghalalkan perbuatan tersebut, padahal ia mengetahui bahwa perbuatan tersebut

adalah haram.

Menurut riwayat yang masyhur, bahwa yang dimaksud adalah kufur nikmat,

kalimat itu sendiri tidak bisa dipahami secara tekstual. Bahkan yang dimaksud adalah

ancaman keras dan pencegahan agar tidak berbuat demikian. Serta maksud kata

“kafir” disini adalah bahwa pelakunya telah mengerjakan perbuatan yang mirip

dengan perilaku orang-orang kafir. Masalah ini telah dijelaskan pada pembahasan

tentang iman, (Barang siapa menisbatkan diri kepada suatu kaum, padahal dia tidak

memiliki nasab kepada kaum itu, maka hendaklah dia menyiapkan tempat duduknya

di neraka).

Dalam hadis diatas terdapat larangan mengingkari nasab diri sendiri yang

sudah jelas diketahui dan menisbatkannya kepada nasab lain. Namun, hal ini terkait

dengan pengetahuan tentang nasab itu sendiri, bahkan pengetahuan tentang nasab

menjadi suatu yang harus kita ketahui, baik dalam menafikan nasab maupun saat

menetapkan nasab. Karena dosa hanya akan didapat apabila seseorang mengetahui

hukumnya dan ia sengaja melanggarnya. Hal seperti inilah yang menjadikan ia kafir,

karena ia sudah mengetahui hukumnya tetapi ia mengabaikannya. Dari hadis ini

diketahui pula tentang bolehnya menggunakan kata “kafir” pada perbuatan-perbuatan

Page 43: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

30

maksiat yang bertujuan untuk mencegah melakukan perbuatan-perbuatan yang

memang sudah jelas dilarang dalam Agama Islam.27

4) Laknat Allah SWT28

Hukuman yang paling sering kali disematkan pada seseorang yang

menasabkan dirinya kepada selain ayah kandungnya yaitu berupa laknat Allah,

malaikat dan Manusia. Hadis yang berbicara tentang ini sebanyak tujuh hadis yang

diriwayatkan dalam beberapa riwayat, adapun hadis yang fokus berbicara tentang ini

adalah sebagai berikut:

حن ر بن غبد امواحد غن غبد امره ثيا ع مشقي حده ن ال ح ثيا سليمان بن غبد امره حده

ن ثن سؼيد بن أب سؼيد ون وت غن أوس بن مال بن يزد بن جابر قال حده ببي

ل ل غي أبيو أو اهتمى ا

غى ا قول من اده ػليو وسله صله الله ؼت رسول الله قال س

ل ومامقيامة اممتتابؼة ا غي مواميو فؼليو مؼية الله

29

"Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin 'Abdurrahman Ad Dimasyqi berkata, telah

menceritakan kepada kami Umar bin Abdul Wahid dari 'Abdurrahman bin Yazid bin Jabir ia

berkata; telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id -ketika kami sedang berada di

Bairut- dari Anas bin Malik ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Barangsiapa menisbatkan dirinya kepada selain bapaknya, atau

kepada selain tuan-tuannya, maka ia akan mendapatkan laknat Allah yang berturut-turut

hingga datang hari kiamat."

27

Ahmad bin „Ali bin Hajar Al-„Asqolani, Fathul Bari bii Syarh Shohih Al-Imam Abu Abdullah

Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari. (TT. Maktabah As-Salafiyah.TH), Juz IV, Hal. 539. 28

Diriwayatkan juga dalam Shahih Muslim, Bab Keutamaan Kota Madinah, Hadis No. 2433. Bab

Haramnya Budak Memberikan Loyalitasnya Kepada Selain Tuannya, Hadis No. 2774. Dalam Sunan Tirmidzi,

Bab Orang yang Diwarisi Tak Berhak Peroleh Wasiat, Hadis No. 2046, 2047. Dalam Sunan Ahmad, Bab

Musnad Ali bin Abi Thalib, Hadis No. 581. Dalam Sunan Ibnu Majjah, Bab Barang Siapa Mengklaim Orang

Lain Sebagai Bapaknya, Hadis No. 2609. 29

Sajastani, Abi Daud Sulaiman, Sunan Abu Daud, (Riyadh : Maktabah Ma‟arif Linnatsir wa At-

Tauri‟ 1423 M), Hadis No. 5115. Hal. 926.

Page 44: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

31

Syarh Hadis :

ل غي أبيو .(Barangsiapa menisbatkan diri selain kepada bapaknya) من ادهغى ا

Menurut Nawawi, ini bentuk penguatan terhadap pengharaman bernasab kepada

selain ayah kandung, atau seorang budak yang dibebaskan mengambil wali kepada

yang bukan walinya, karena itu merupakan perbuatan kufur terhadap nikmat yang

Allah SWT berikan, menghilangkan hak-hak waris, perwalian serta merupakan

perbuatan yang dapat memutus tali silaturrahim dan durhaka kepada orang tua.30

Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap syarh matan hadis-hadis yang

bertema sama, penulis tidak/belum temukan syarh yang menjelaskan terkait dengan

lafadz secara khusus. Para ulama hanya memfokuskan kepada pembahasan مؼية الله

mengenai larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung saja.

Hadis diatas menjelaskan bahwa, seseorang tidak boleh menasabkan dirinya

kepada selain ayah kandungnya, apabila ia mengetahui siapa ayahnya. Jadi apabila

seseorang menasabkan dirinya kepada selain ayah kandungnya, sedang dia tahu

bahwa itu bukan ayahnya maka dia termasuk orang yang kufur dan ia layak

mendapatkan laknat Allah SWT.

Setiap anak angkat kemudian dinasabkan kepada nasab yang sebenarnya,

yaitu kepada ayah kandung si anak angkat, dan penasaban kepada orang yang

mengangkat anak pun ditinggalkan. Namun apabila hal tersebut (manasabkan nama

kepada selain ayah kandung) terjadi di dalam keluarga angkat, maka jalan keluar

terbaik ialah dengan mengganti nama anak tersebut dengan nama-nama yang baik

30

Abu Abdullah An-Nu‟ami, „Aunul Ma‟bud „ala Syarh Sunan Abi Dawud. (Beirut: Daar Ibn Hazm,

2005), Hal. 2328

Page 45: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

32

sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh „Aisyah

Radiallahu‟anha ;

)رواه امرتمذى( كن رسول هللا صل هللا ػليو و سل غي الإمس امقبيح اإل الإمس احلسن

“Sesungguhnya Rasulullah SAW merubah nama-nama yang jelek menjadi nama-

nama yang baik.” (HR. At-Tirmidzi).

Ibnu Bathal pun menjelaskan makna kufur disini bukanlah kufur sebenarnya

yang menyebabkan pelakunya kekal di neraka, akan tetapi hanya berlaku bagi mereka

yang mengingkari kebenaran namun ia memahami yang sesungguhnya. Ulama lain

dalam menjelaskan makna kufur disini adalah orang yang melakukan perbuatan

tersebut telah berdusta kepada Allah SWT ia mengetahui kebenarannya namun

mengingkarinya, seakan-akan ia berkata “Allah SWT menciptakanku dari air mani si

fulan” namun pada kenyatannya tidaklah demikian.31

31

Ahmad bin „Ali bin Hajar Al-„Asqolani, Fathul Bari bii Syarh Shohih Al-Imam Abu Abdullah

Muhammad bin Isma‟il Al-Bukhari. (TT. Maktabah As-Salafiyah.TH), Juz IV.

Page 46: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

33

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

A. Letak Geografis

Perumahan Triraksa Village merupakan bagian dari wilayah Kelurahan Tigaraksa,

Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang terletak ±65 km dari

ibu kota DKI Jakarta. Perumahan Triraksa Villagedi prakarsai oleh PT. Mitra Usaha

Perkasa yang telah berdiri sejak tahun 2009 dan memiliki luas wilayah -+10 Ha yang

didalamnya terdapat 800 lokal perumahanyang memiliki2 Rukun Tetangga.1

Adapun yang menjadi batas-batas Perumahan Triraksa Village adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kp. Tegal Baju

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kp. Tegal Baju

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kp.Kadu

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kp. Jaha & Kp. Pongporang

B. Keadaan Demografis

1. Kependudukan

Jumlah penduduk yang besar biasanya menjadi modal dasar pembangunan

sekaligus dapat menjadi beban pembangunan. Jumlah penduduk yang adadi dalam

Perumahan Triraksa Village sebanyak 1.159 Jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 373 KK2. Agar dapat menjadi dasar pembangunan maka jumlah penduduk yang

besar harus disertai SDM yang tinggi. Penanganan kependudukan sangat penting

sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong dalam pembangunan,

khususnya pembangunan di wilayah Kelurahan Tigaraksa. Berkaitan dengan

kependudukan, aspek yang penting antara lain; perkembangan jumlah penduduk,

kepadatan dan persebaran serta strukturnya.

1Company Profile PT. Mitra Usaha Perkasa (Perumahan Triraksa Village).

2Data Ketua RT 6 & 7 Perumahan Triraksa Village bulan November 2016.

Page 47: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

34

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk di Perumahan Triraksa Village

Laki-Laki Perempuan Jumlah

532 Jiwa 603 Jiwa 1.135 Jiwa

Tabel 3.2

Data Penduduk Perumahan Triraksa Village

Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

NO UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. 0 – 4 Tahun 54 Jiwa 63 Jiwa 117 Jiwa

2. 5 – 9 Tahun 83 Jiwa 92 Jiwa 175Jiwa

3. 10 – 13 Tahun 67 Jiwa 75 Jiwa 142Jiwa

4. 14 – 19 Tahun 70 Jiwa 91 Jiwa 161Jiwa

5. 20 – 24 Tahun 68 Jiwa 83Jiwa 151Jiwa

6. 25 – 29 Tahun 48 Jiwa 49 Jiwa 97Jiwa

7. 30 – 34 Tahun 40 Jiwa 49 Jiwa 89Jiwa

8. 35 – 39 Tahun 38 Jiwa 35 Jiwa 73Jiwa

9. 40 – 44 Tahun 36 Jiwa 38 Jiwa 74Jiwa

10. 45 – Keatas 25 Jiwa 31 Jiwa 56 Jiwa

JUMLAH 532 Jiwa 603 Jiwa 1.135Jiwa

Sumber : Data Monografi yang didapat dari ketua RT bulan November 2016.

Berdasarkan struktur umum, penduduk di Triraksa Village tergolong

penduduk berusia Anak-Anak sampai Remaja. Indikasi ini tergambar dari rasio

penduduk usia kelompok umur 0-19 tahun merupakan yang terbanyak jumlahnya

bahkan melebihi setengah dari total penduduk, yaitu sebanyak 595 jiwa. Serta rasio

Page 48: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

35

jenis kelaminmasyarakat di Perumahan Triraksa Village menunjukkan bahwa

masyarakat di Perumahan Triraksa Village ini di dominasi oleh kaum

Hawa/Perempuan.

2. Kondisi Pendidikan

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan

pada umumnya dan tingkat ekonomi pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan

yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan pula

akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan pada gilirannya

mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru.

Dengan munculnya lapangan pekerjaan baru tersebut telah membantu

program pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru guna mengatasi

pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematik pikir atau

pola pikir individu, selain itu mudah menerima inormasi yang lebih maju.

Dalam bidang pendidikan, MasyarakatPerumahan Triraksa Villagesangat

terbantu dengan adanya fasilitas-fasilitas yang ada di wilayah Kelurahan Tigaraksa.

Disamping akses sekolah yang dekat dengan tempat tinggal, Kelurahan Tigaraksa

merupakan salah satu Kelurahan yang memiliki fasilitas pendidikan yang cukup

memadai, hal ini terbukti dengan adanya fasilitas pendidikan mulai dari Taman

Kanak-Kanak/Raudhatul Atfal, Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah

Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan, pondok-pondok salaf

maupun Perguruan Tinggi Swasta yang layak dan baik.

Sarana pendikan yang terdapat di dalam Perumahan Triraksa Village sendiri

yaitu pendidikan non formal seperti taman baca al-qur’an yang di ikuti oleh anak-

anak usia 4-12 tahun yang ada di Mushola Babussalam maupun di rumah-rumah

warga setempat yang peduli dengan pendidikan agama bagi anak-anak setempat.

Page 49: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

36

3. Kondisi Sosial

Seperti diketahui, Indonesia tidak terdiri atas satu masyarakat yang

homogeny, tetapi sangat bermacam-macam termasuk masyarakat di Perumahan

Triraksa Village. Walaupun bermacam-macam etnis yang ada didalamnya namun

apabila terjadi suatu hal yang menimpa salah satu warga, baik suka maupun duka,

warga lain pasti ikut andil membantu, saling meringankan beban warga yang sedang

berkepentingan. Tak penting dari suku mana maupun beda agama, karena hal tersebut

merupakan nomor yang kesekian dalam kehidupan bersosial.

Seperti kematian, jika sebuah keluarga mendapat musibah maka warga yang

lain akan datang dan ikut berkabung, bersama-sama mengurus proses penguburan

mulai dari memandikan, mengafani, menyolatkan, menyiapkan liang lahat hingga

menguburkan sang mayat tersebut.

Begitu pula dengan pengaruh yang masuk kedalamnya, relatif berbeda-beda

satu wilayah dengan wilayah lainnya, baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam

hal inilah kondisi masyarakat di wilayah Perumahan Triraksa Village dan pengaruh

dari masyarakat yang datang dari luar Kelurahan Tigaraksa yang sangat memengaruhi

dalam pembentukan masyarakat yang bertingkat-tingkat, namun tak mengurangi rasa

sosial untuk saling bantu-membantu dikala ada tetangga yang kesusahan.

4. Kondisi Perekonomian

Keadaan ekonomi masyarakat di Perumahan Triraksa Village dikategorikan

sebagai penduduk yang ekonominya di taraf menengah kebawah. Hal ini terlihat dari

mata pencaharian secara umum penduduk warga di Perumahan Triraksa Village, yang

mayoritas penduduknya adalah buruh pabrik, karyawan, pedagang, PNS, polisi, TNI

dan sebagian adalah guru.

Page 50: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

37

Untuk lebih jelasnya, profesi warga di Perumahan Triraksa Village dapat

dilihat dalam table komposisi penduduk menurut mata pencaharian dibawah ini:

Tabel 3.3

Tabel Mata Pencaharian Warga Perumahan Triraksa Village3

NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH

1. PNS 23 Orang

2. TNI 2 Orang

3. POLRI 11 Orang

4. Karyawan Swasta/Buruh Pabrik 232 Orang

5. Wiraswasta/Pedagang 124 Orang

6. Buruh Tani 36 Orang

7. Buruh Lepas 46 Orang

5. Kondisi Keberagamaan

Agama4 adalah hubungan antara mahluk dan khaliq-nya, hubungan ini

mewujud kepada sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan

tercermin pula dalam kehidupan tiap individu sehari-hari.5 Agama di Perumahan

Triraksa Village dikenal sebagai suatu keyakinan yang mengarahkan untuk bersikap

baik, khususnya masyarakat yang memeluk agama Islam.Meskipun masih ada agama

lain selain Islam di wilayah Perumahan Triraksa Village, tapi keberagamaan di

Perumahan Triraksa Village ini berjalan harmonis dan semakin indah tatkala

masyarakat pun saling menumbuhkan rasa bertoleransi antar agama, yang berakibat

3CatatanMonografi yang di dapat dari Ketua RTbulan Juli-September 2016.

4Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalahsistem yang mengatur tata keimanan

(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan

pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. 5M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung, Mizan, 1992), h. 210.

Page 51: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

38

tidak menimbulkan perselisihan atau pertengkaran antar masyarakat terkait agama

bahkan yang terlahir adalah rasa saling menghormati, menyayangi serta melindungi

antar masyarakat walaupun berbeda Agama.

Masyarakat di Perumahan Triraksa Village mayoritas penduduknya ialah

beragama Islam.Terdapat 2 mushola, dimana sarana ibadah tersebut selain digunakan

sebagai tempat ibadah solat lima waktu, juga digunakan sebagai pusat kegiatan oleh

masyarakat Perumahan Triraksa Village. Bermacam-macam kegiatan yang dilakukan

di lingkungan musholla tersebut, terkhusus di musholla Babussalam, yang dijadikan

sebagai pusat kegiatan masyarakat karena letaknya yang strategis di tengah-tengah

pemukiman.Kegiatan yang rutin dilakukan mulai dari pengajian anak-anak, pengajian

remaja, pengajian ibu-ibu serta serta pengajian bapak-bapak. Baik pengajian rutin

mingguan yang dilakukan pada setiap hari kamis malam, jumat malam, sabtu malam

serta ahad subuh dan malam hari setelah solat maghrib yang membahas berbagai

kajian seperti Qur’an Tafsir, Qur’an Tajwid, Fiqh serta hadis.6

Kegiatan rutin selain pengajian mingguan ialah kegiatan “One Week One

Juz”7, dimana para tokoh agama setempat mengajak masyarakat untuk tetap

menanamkan al-Qur’an di hati setiap masyarakat walaupun dunia semakin

menjauhkan kita dari al-Qur’an. Kegiatan ini adalah bentuk terobosan yang dibuat

oleh tokoh agama setempat untuk menyeimbangkan antara tetap berpegang teguh

pada Al-Qur’an, mengamalkan Al-Qur’an, cinta Al-Qur’an dengan hidup di zaman

yang serba maju ini, dimana masyarakat baik itu anak-anak, remaja, ibu-ibu maupun

bapak-bapak diajak untuk sama-sama membaca Al-Qur’an minimal satu Juz.

Walaupun masyarakat Perumahan Triraksa Village mayoritas beragama

Islam, namun kehidupan antar agama di lingkungan tersebut dapat dikatakan baik dan

6Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, 28 November 2016

7Hasil wawancara dengan tokoh masyarakats etempat, 30 November 2016

Page 52: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

39

harmonis. Menurut Bapak Tugimun selaku ketua RT 06 di Perumahan Triraksa

Village, bahwa apabila ada warganya yang sedang tertimpa musibah pastilah seluruh

masyarakat akan datang membantu termasuk warganya yang non muslim, begitupun

sebaliknya. Hal ini lah yang bisa dikatakan sebagai kehidupan antar agama yang baik

serta harmonis.

Berikut sarana-sarana ibadah yang ada di Perumahan Triraksa Village :

Tabel 3.4

Sarana Ibadah di Perumahan Triraksa Village

NO SARANA IBADAH JUMLAH

1. Masjid -

2. Mushalla 2 Buah

3. Klenteng 1 Buah

Page 53: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

40

BAB IV

ANALISA PENELITIAN

A. Deskripsi dan Penyajian Data

Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara dalam bentuk wawancara

mendalam terhadap responden yang memiliki anak angkat serta terhadap masyarakat

umum di Perumahan Triraksa Village seperti tokoh masyarakat maupun tokoh agama

yang ada dan bersedia. Disini penulis menyediakan kuesioner mengenai pemahaman

masyarakat di Perumahan Triraksa Village tentang hadis larangan menasabkan nama

selain kepada ayah kandung.

Dalam pengolahan data tersebut penulis/peneliti menggabungkan tiga proses

penggabungan data dengan mengolah data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi

menjadi sebuah data yang bisa saling melengkapi sehingga dapat di deskripsikan. Setelah

itu penulis/peneliti mencoba menafsirkan hasil penggabungan tiga sumber diatas menjadi

sebuah narasi deskriptif kualitatif yang diuraikan ke dalam bahasa yang sederhana hingga

mudah dimengerti. Karena penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif maka

penulis/peneliti cukup menggambarkan realitas yang ada. Dari data yang terkumpul

tersebut akan dijelaskan apa adanya dengan kata-kata untuk memperoleh suatu

kesimpulan.

Untuk mempermudah pemahaman bagi pembaca, maka penulis akan

mengkatagorikan pertanyaan-pertanyaan yang penulis lontarkan kepada responden

menjadi dua kategori, yaitu; pertama, pertanyaan menyangkut pengetahuan tentang

pengangkatan anak. Kedua, pertanyaan yang menyangkut nasab anak angkat dan hadis

larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung.

Page 54: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

41

B. Pemahaman Masyarakat Perumahan Triraksa Village Tentang Nasab Anak Angkat.

1. Pengetahuan Tentang Pengangkatan Anak

Dalam kategori pertanyaan ini, penulis berusaha mencari tahu seberapa besar

pengetahuan responden mengenai pengangkatan anak.

Tabel 4.1

Pemahaman Masyarakat Tentang Pengangkatan Anak

NO Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%)

1. Sangat Mengetahui 7 14 %

2. Cukup Mengetahui 31 62 %

3. Kurang Mengetahui 11 22 %

4. Tidak Mengetahui 1 2 %

TOTAL 50 100%

Berdasarkan tabel diatas,bahwa mayoritas masyarakat di perumahan Triraksa

Village mengetahui apa itu pengangkatan anak, yaitu sebanyak 31 responden (62%)

yang cukup mengetahui dan 7 responden (14%) yang sangat mengetahui.Mayoritas

penjabaran masyarakat dalam memahami apa itu pengangkatan anak ialah “mengurus

anak orang lain untuk disekolahkan dan membantu meringankan biaya hidup orang

tua kandungnya”. Namun ada pula masyarakat yang kurang mengetahui apa itu

pengangkatan anak, yaitu sebanyak 11 responden (22%) yang kurang mengetahui

serta 1 responden (2%) yang tidak mengetahui.1

1Hasil penelitian kuesioner sebanyak 50 angket di wilayah Kelurahan Tigaraksa pada tanggal 28-30

November 2016

Page 55: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

42

Tabel 4.2

Bagaimana Hukum Melakukan Pengangkatan Anak?

No Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%)

1 Diperbolehkan 39 78%

2 Dianjurkan 6 12%

3 Tidak Dianjurkan 4 8%

4 Dilarang 1 2%

Total 50 100%

Berdasarkan tabel diatas, masyarakat di Perumahan Triraksa Village

memahami bahwa melakukan pengangkatan anak itu diperbolehkan. Hal ini dapat

dilihat jawaban yang diberikan oleh responden mayoritas memperbolehkan

melakukan pengangkatan anak dengan jumlah 39 responden (78%). Dengan jawaban

mayoritas ialah “membantu orang yang kurang mampu (dalam hal ekonomi) untuk

membesarkan sang anak”.Sebanyak 6 responden (12%) yang menjawab dianjurkan,

4 responden (8%) yang menjawab tidak dianjurkan dan 1 responden (2%) yang

menjawab dilarang.2

2. Pengetahuan Nasab Anak Angkat dan Hadis Larangan Menasabkan Nama

Selain Kepada Ayah Kandung

Dalam kategori pertanyaan ini, penulis berusaha untuk mencari tahu apakah

masyarakat di Perumahan Triraksa Village mengetahui tentang nasab, nasab anak

angkat serta hadis tentang larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung

dan apakah mereka sepakat dengan kandungan hadis tersebut?

2Hasil penelitian kuesioner sebanyak 50 angket di wilayah Kelurahan Tigaraksa pada tanggal 28-30

November 2016

Page 56: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

43

Tabel 4.3

Pemahaman Masyarakat Tentang Nasab

NO Alternatif Jawaban Jumlah Persentase (%)

1. Sangat Mengetahui 5 10%

2. Cukup Mengetahui 20 40%

3. Kurang Mengetahui 16 32%

4. Tidak Mengetahui 9 18%

TOTAL 50 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat di

Perumahan Triraksa Village tentang nasabcukup berimbang antara mengetahui dan

tidak. Dapat dilihat, sebanyak 5 responden (10%) menjawab sangat mengetahui dan

sebanyak 20 responden (40%) menjawab cukup mengetahui, dimana mayoritas

jawaban yang masyarakat Perumahan Triraksa Village jabarkan ialah “silsilah

keluarga dan garis keturunan”. Serta 16 responden (32%) menjawab kurang

mengetahui dan 9 responden (18%) yang menjawab tidak mengetahui.

Tabel 4.4

Pemahaman Masyarakan Tentang Nasab Anak Angkat

No Alternatif Jawaban Jumlah Peresentase (%)

1 Sangat Memahami 1 2%

2 Cukup Memahami 12 24 %

3 Kurang Memahami 19 38 %

4 Tidak Memahami 18 36 %

Jumlah 50 100 %

Page 57: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

44

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa Masyarakat Perumahan Triraksa

Village kurang atau tidak memahami seperti apa nasab anak angkat. Bisa dilihat,

bahwa hanya 1 responden (2%) yang sangat mengetahui nasab anak angkat, 12

responden (24%) yang cukup memahami, 19 responden (38%) yang kurang

memahami serta 18 respondeng (36%) yang tidak memahami sama sekali. Dari data

diatas menjelaskan bahwa pemahaman masyarakat tentang nasab anak angkat itu

kurang dan perlu tindak lanjut agar masyarakat di Kelurahan Tigaraksa memahami

nasab anak angkat tersebut, karena hal ini sangatlah penting bagi keluarga-keluarga

yang telah dan yang akan melakukan kegiatan pengangkatan anak.

Tabel 4.5

Distribusi responden berdasarkan pernah mengkaji atau hanya mendengar

hadis tentang larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung

No Alternatif Jawaban Jumlah Presentase (%)

1 Pernah Mengkaji - 0 %

2 Pernah Mendengar 28 56 %

3 Tidak Tahu 22 44 %

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas, bahwa mayoritas responden hanya pernah

mendengar hadis ini secara tersirat saja tanpa memahami secara jelas apa makna di

dalam kandungan hadis tersebut. Dapat dilihat, sebanyak 28 responden (56%)

menjawab pernah mendengar, dan 22 respondeng (44%) menjawab tidak tahu.

Pemahaman masyarakat di perumahan Triraksa Village tentang hadis larangan

menasabkan nama selain kepada ayah kandung dapat dikatakan kurang memahami,

hal ini dapat disebabkan karena kurangnya perhatian dari masyarakat itu sendiri

Page 58: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

45

terhadap hadis tersebut. Sebagian dari mereka menganggap tidak terlalu penting

karena mereka merasa tidak melakukan kegiatan pengangkatan anak, dan bagi

keluarga yang melakukan kegiatan anak ini tidak berani menanyakan kepada tokoh

Agama maupun tokoh masyarakat setempat mengenai hal-hal yang menyangkut

pengangkatan anak karena rasa malu yang tinggi yang disebabkan tidak bisa

bereproduksi. Serta kurangnya pengarahan maupun perhatian lebih dari tokoh agama

setempat dalam mengkaji kajian yang lebih variatif terkhusus mengkaji hadis tersebut

serta permasalahan-permasalahan mengenai pengangkatan anak lebih dalam.3

C. Analisa Penulis

Dari hasil penelitian diatas, penulis dapat menganalisa sebagai berikut ;

Masyarakat di Perumahan Triraksa Village mengetahui betapa pentingnya

menumbuhkan serta mengembangkan pengetahuan agama untuk bekal kehidupan sehari-

hari di dunia maupun di akhirat kelak. Dari kegiatan penelitian yang penulis lakukan

cukup membuat masyarakat di perum Triraksa Village kembali sadar dan berkeinginan

kembali untuk terus mengaji, mengkaji serta menerapkan ilmu yang telah didapat.

Dalam kenyataanya, masyarakat di Perumahan Triraksa village kurang

memahami mengenai hal nasab anak angkat serta hadis larangan menasabkan nama

selain kepada ayah kandung. Sebagian masyarakat menganggap bahwa kegiatan

pengangkatan anak adalah bentuk dari kepedulian sosial, karena dengan melakukan

kegiatan pengangkatan anak ia telah membantu keluarga kandung dari anak angkat

tersebut dalam hal ekonomi serta pendidikan sang anak.

Kegiatan pengangkatan anak memang benar bentuk dari hubungan sosial dan baik

apabila dilakukan, namun kurang di ikuti oleh pemahaman seperti apa hal-hal yang

terikat apabila melakukan kegiatan pengangkatan anak. Bahwa dalam melakukan

3Hasil wawancara dengan Tokoh Agama Setempat, pada tanggal 30 November 2016

Page 59: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

46

kegiatan pengangkatan anak perlu diperhatikan hak-hak yang dimiliki oleh sang anak

angkat serta batasan-batasan yang dimiliki anak angkat.

Kegiatan penelitian yang penulis ketahui mengenai pengangkatan anak di

Perumahan Triraksa Village hanya sebatas mengurus serta membiayai sekolah anak

angkat tersebut, karena masyarakat setempat memang kurang memahami nasab anak

angkat yang dibenarkan dalam ajaran Islam. Memang kegiatan pengangkatan anak di

Perumahan Triraksa Village ini tidak melampaui batasan yang ada di dalam kegiatan

pengangkatan anak dalam agama Islam. Namun tetap diperlukan edukasi bagi orang tua-

orang tua angkat mengenai hal-hal yang terkait dalam kegiatan pengangkatan anak

seperti nasab anak angkat serta memahami hadis yang melarang menasabkan nama selain

kepada ayah kandung.

Kenyataanya, bukan hanya orang tua-orang tua angkat dan anak angkat saja yang

kurang memahami bagaimana nasab anak angkat yang sebenarnya, tetapi banyak pula

masyarakat umum yang masih belum memahami seperti apa itu nasab anak angkat, dan

bagaimana cara melakukan kegiatan pengangkatan anak agar tidak melewati batasan

yang telah di tetapkan dalam agama Islam.

Dari adanya kegiatan penelitian ini banyaknya respon dari sebagian masyarakat

umum di Perumahan Triraksa Village yang tertarik untuk membahas hal ini lebih

mendalam. Bukan hanya mengenai pengangkatan anak atau nasab anak angkat saja, akan

tetapi mereka sadar bahwa ilmu agama terkait dengan hukum-hukum dalam agama Islam

kurang mereka dapatkan karena serba keterbatasan. Keterbatasan ahli dalam bidangnya,

keterbatasan waktu dan lainnya.

Dari sini sudah jelas, bahwa perlu adanya kegiatan-kegiatan keagamaan atau

pengajian rutin yang terjadwal dengan baik terus menerus dengan didukung oleh tenaga-

tenaga ahli dalam bidang keagamaan atau ustad yang membahas bahasan kajian-kajian

Page 60: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

47

yang lebih variatif dan tidak monoton. Agar masyarakat di Perumahan Triraksa Village

memiliki wawasan yang luas dalam bidang ilmu Agama serta masyarakatkembali sadar

akan pentingnya ilmu-ilmu agama untuk kehidupan sehari-hari agar mampu

menyeimbangkan urusan dunia dengan urusan akhirat, agartidak hanyut dalam

perkembangan tekhnologi yang berkembang pesat sekarang ini.

Page 61: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

48

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang sudah penulis lakukan di Peumahan Triraksa Village Tangerang

Kabupaten, pemahaman masyarakat di Perumahan Triraksa Village tentang hadis

larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung, dapat disimpulkan sebagai

berikut ;

Sebagian besar masyarakat di Perumahan Triraksa Village kurang mengetahui

tentang hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung. Hal ini terbukti

dari 50 responden yang penulis teliti 22 responden menjawab tidak tahu dan 28 lainnya

menjawab hanya pernah mendengar tanpa memahami apa kandungan di dalam hadis

tersebut. Kurangnya pemahaman ini diantaranya dipengaruhi oleh kurangnya keinginan

yang dimiliki untuk mengkaji hadis tersebut.

Meskipun mayoritas masyarakat di Perumahan Triraksa Village kurang

memahami apa itu nasab anak angkat, hasil dari data yang penulis peroleh di lapangan

bahwa masyarakat yang melakukan kegiatan pengangkatan anak tidak ada yang

menasabkan nama angkat mereka kepadanya.

Page 62: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

49

B. Saran

Kedudukan hadis Nabi SAW sebagai sumber ajaran agama Islam setelah al-

Qur’an mempunyai peranan penting dalam kehidupan umat muslim di dunia. Untuk itu

penulis menghimbau sebagai berikut :

Agar pembaca dapat terus mendalami pengetahuan terhadap hadis-hadis yang

telah beredar dikalangan masyarakat maupun hadis-hadis yang sudah menjadi ‘amaliyah

kaum muslim terkhusus di Perumahan Triraksa Village. Dengan tujuan memberikan

perhatian yang penuh terhadap hadis. agar pengetahuan, pemahaman dan pengamalan

hadis di masyarakat dapat tersebar dan diamalkan dengan baik.

Teruntuk tokoh masyarakat Perumahan Triraksa Village, orang tua-orang tua

yang telah melakukan kegiatan pengangkatan anak maupun yang akan melakukan

kegiatan pengangkatan anak, haruslah memperhatikan batasan-batasan pada kegiatan

pengangkatan anak yang telah diatur oleh agama Islam.

Penulis membuka kritik dan saran seluas-luasnya atas pemikiran penulis yang

tertuang dalam skripsi ini. Penelitian ini pastinya memiliki banyak sekali kekurangan

yang kiranya harus dibenarkan, sebanding dengan sedikitnya wawasan dan ketidaktahuan

serta ketidakpahaman penulis akan pengetahuannya.

Page 63: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

50

50

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi al-Sandi, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kotob al-ilmiyah, 1998), Kitab Faraid,

Jilid IV.

‘Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1995).

Abu Abdullah An-Nu’ami, ‘Aunul Ma’bud ‘ala Syarh Sunan Abi Dawud. (Beirut: Daar Ibn

Hazm, 2005).

Abu Qutaibah Nazir Muhammad Al-Faroyani,Shahih Muslim (Riyadh: Daar Thoyyibah

Linnisyri wa Al-Tawzii’, 2016).

Abu ‘Ubaidah Masyhur bin Hasan, Sunan Abu Daud, (Riyadh : Maktabah Ma’arif Linnatsir

wa At-Tauri’ 1423 M).

Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al-‘Asqolani, Fathul Bari bii Syarh Shohih Al-Imam Abu

Abdullah Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari. (TT. Maktabah As-Salafiyah.TH).

Ahmad Muhammad Syakir, Al-Jaami’ Al-Shohih Sunan Tirmidzi.

Alamuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 2006).

Allama Hammam Maulana Syekh Nisham, Al-Fatawy al-Hindiyyah, (Beirut: Dar Al-

Ma’rifah,tth).

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antar Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. Kedua.

Budiarto. Pengangkatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum. (Jakarta: Akademika

Pressindo,1985).

Buku Monografi Kelurahan Tigaraksa, Bulan Juli-September 2016.

Data Ketua RT 6 & 7 Perumahan Triraksa Village bulan November 2016.

Hamka Hasan, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, 2008).

Page 64: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

51

https://kepri.kemenag.go.id/files/kepri/file/file/Perpu/hjig1391671799.pdf di akses pada 11

November 2016.

Husain Saliim, Musnad Ad-Daarimi, Sunan Ad-Darimi pada bab Manida’a ilaa Ghoira

Abihi (Riyadh: Daar Al-Mughny Linnisyri wa Al-Tawzi’, 2000).

Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Araby, (Mesir: Dar al-Ma’arif, t.t.h), Jilid VI.

Isma’il bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim, (Beirut: Daar Ibn Hazm. 2000).

Kautsar al-Mainawi, Huquq al-Thifl fii al-Islam, (Riyadh: Ammar Press, 1414).

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka

Indonesia).

Kholil Ma’mun Syiha. Sunan Ibnu Majjah, (Beirut: Daarul Ma’riah, 1996), Kitab Huduud,

Hadis No. 2611.

KHO Sholeh, HAA. Dahlan, MD. Dahlan, Asbabun Nuzul, (Bandung: Diponegoro,tt).

Lexy J. Moleong. Metodologo Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2004).

Luis Ma’luf, Al-Munjid fii Al-Lughah, (Beirut: Dar al-Masyriq,1977), Cet. ke-22.

Maḥmud Shalṭut. Al-Fatawā. (Kairo: Dār al-Qalam,t.t.).

Masjfuk Zuhdi, Masāil Fiqhiyah. (Jakarta: Masagung, 1991).

Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika,

1995).

Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (t.t : Dar Al-Fikr Al-Araby, t.t.h).

Muhammad ibn Ahmad al-Anshari al-Qurtubi, Al-Jami’ lii Ahkam Al-Qur’an. (Beirut: Dar

al-Fikr,tth).

Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1988).

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung, Mizan, 1992).

Nasroen Haroen, Ensiklopedi Hukum Islam. (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996).

Page 65: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

52

Sjukrie Sofyan Erna, Lembaga Pengangkatan Anak”, (Mahkamah Agung RI, 1992).

Soerjono Soekanto & Soleman B. Taneko, Hukum Adat Indonesia, (Jakarta, CV. Rajawali,

1986).

Syarh Sunan Ibn Majjah, (Jordan : Baitul Al-Afkar Al-Dauliyah, 2007).

Syua’ib Al-Arnauut, Musnad Ahmad (Beirut: Al-Resalah Publishing House, 1997).

W. Van Houve, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1994).

Yaswirman. Hukum Keluarga (Karakteristik dan Prospek Doktrin Islam dan Adat dalam

Masyarakat Matrilinear Minangkabau). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2013).

Ziba Mir Hosseini, Perkawinan dalam Kontroversi Dua Madzhab: Kajian Hukum Keluarga

Dalam Islam, terj. Marriage an Trial: A Study of Islamic Family Law, (Jakarta: ICIP,

2005).

Page 66: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

Lampiran 1

INFORMED CONCEPT

Salam Hormat,

Saya adalah mahasiswa S1 Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian tentang hadis larangan

menasabkan nama selain kepada ayah kandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa jauh pemahaman masyarakat di Perum Triraksa Village Mengenai nasab anak angkat

dalam memahami hadis tersebut.

Saat ini saya bermaksud untuk melakukan pengambilan dan penelitian mengenai

pemahaman tersebut. Proses pengambilan data ini dilakukan melalui wawancara maupun

pengisian kuesioner/angket yang akan di isi oleh orang tua-orang tua yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak dan masyarakat umum di wilayah Kelurahan Tigaraksa. Hasil penelitian ini

tergantung pada jawaban saudara/i berikan, oleh karena itu saya memohon jawaban wawancara

maupun pengisian kuesioner/angket ini sesuai dengan pemahaman saudara/i mengenai nasab

anak angkat dan hadis larangan menasabkan nama selain kepada ayah kandung.

Agar data tersaji secara akurat dan tidak terjadi kesalahan dalam pengisian, saya mohon

bacalah petunjuk penelitian dengan seksama. Data yang diberikan saudara/i hanya akan

digunakan untuk keperluan penelitian skripsi ini.

Saya sangat menghargai luang waktu yang saudara/i berikan untuk wawancara dan

mengisi kuesioner/angket yang penulis ajukan, atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan

terima kasih.

Penulis

Muhammad Rezza Hidayat

1110034000030

Page 67: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

Lampiran 2

POPULASI DAN SAMPLE PENELITIAN

Populasi Masyarakat Perumahan Triraksa Village

Sample Bapak-Bapak

29 Orang

Ibu-Ibu

13 Orang

Remaja

7 Orang

Berikut adalah data responden penelitian :

NAMA

NO L/P UMUR PEKERJAAN

1 Ustad Ahmad Nawawi L 43 Th Pengajar/Ustad

2 Saudara Ade Satria L 25 Th Mahasiswa/i

3 Bapak Rizwan Januar L 40 Th Karyawan

4 Ibu Enno Muhimah P 47 Th Ibu Rumah Tangga

5 Bapak Muhammad Rifki L 35 Th Karyawan

6 Bapak Agus Saptono L 44 Th Buruh Lepas

7 Ibu Nurhayati P 41 Th Ibu Rumah Tangga

8 ibu Endang P 34 Th Ibu Rumah Tangga

9 Ibu Rohaini P 36 Th Ibu Rumah Tangga

10 Ibu Alfin P 28 Th Karyawan

11 ibu Selena P 30 Th Karyawan

12 Ibu Aspiah P 31 Th Ibu Rumah Tangga

13 Bapak Luki Suryadi L 33 Th Wirausaha

14 Ibu Hambaeni/Heni P 33 Th Wirausaha

15 Bapak Rahmat Hidayat L 52 Th Buruh Lepas

16 Bapak Supriyadi L 24 Th Karyawan

17 Bapak Mucklis P 46 Th Karyawan

18 Fulan

19 Bapak Yusup Setyanto L 45 Th Karyawan

20 Bapak Supriyono L 38 Th Karyawan

21 Ibu Rahayu P Pengajar/Ustadzah

22 Saudara Kosim Nurjaman L 24 Th Karyawan

23 Ustad Solihin L 36 Th Pengajar/Ustad

24 Bapak Paino L 39 Th Karyawan

25 Bapak Tugimun L 47 Th Buruh Lepas

26 Bapak Asep Suherman L 46 Th Guru/Pengajar

27 Ustad Bach. Yunof Candra, M. Pd.I L 29 Th Guru/Pengajar

Page 68: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

28 Bapak Rahmat L 37 Th Wirausaha

29 Bapak Awaludin L 34 Th Karyawan

30 Bapak Sabil L 39 Th Karyawan

31 Bapak Yudi A L 33 Th Karyawan

32 Ustad Abas Sutriadi L 45 Th Karyawan

33 Ustad Syaiful Anwar L 29 Th Guru/Pengajar

34 Bapak Irul L 29 Th Karyawan

35 Saudara Anam L 26 Th Karyawan

36 Bapak Dedy L 36 Th Wirausaha

37 Bapak Marjuki L 32 Th Karyawan

38 Bapak Angga L 40 Th Wirausaha

39 Ibu Endang P 52 Th Karyawan

40 Saudari Chaerunnisa P 18 Th Mahasiswa/i

41 Bapak M. Rizal L 56 Th Karyawan

42 Bapak Ahmad Syariuddin L 47 Th Karyawan

43 Saudara Dziki Adnan L 26 Th Karyawan

44 Saudari Erika P 29 Th Karyawan

45 Ibu Nurhayati P 46 Th Karyawan

46 Saudari Rifanny Fathia P 24 Th Mahasiswa/i

47 Bapak Yusuf L 33 Th Karyawan

48 Bapak Anbar L 27 Th Karyawan

49 Ibu Fitria P 35 Th Ibu Rumah Tangga

50 Ibu Adinda P 29 Th Karyawan

Page 69: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK DIWAWANCARAI

Setelah mendapatkan penjelasan dari maksud dan tujuan penelitian ini, maka saya bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara :

Nama : Muhammad Rezza Hidayat

NIM : 1110034000030

Judul : Pemahaman Masyarakat di Kelurahan Tigaraksa tentang Nasab Anak Angkat

(Analisis terhadap hadis larangan menasabkan selain kepada ayah kandung)

Demikianlah persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela serta tanpa adanya paksaan dari

siapapun.

Tangerang, 28 November 2016

Responden

(…………………………...)

Page 70: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

Lampiran 4

KUESIONER

Petunjuk :

1. Berilah tanda silang (X) pada jawaban saudara/i.

2. Pilihlah salah satu jawaban yang saudara/i anggap paling tepat dan benar.

3. Sertakan alasan & penjelasan atas pilihan anda.

Hari/Tanggal : ______________________

Nama : ______________________

Alamat : ______________________

Jenis Kelamin : ______________________

1. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu pengangkatan anak?

a. Sangat Mengetahui

b. Cukup Mengetahui

c. Kurang Mengetahui

d. Tidak Mengetahui

Mohon di Jelaskan : ____________________________________________________________

____________________________________________________________

2. Apakah bapak/ibu pernah melakukan kegiatan pengangkatan anak?

a. Pernah

b. Tidak Pernah

Sertakan Alasan : ______________________________________________________________

______________________________________________________________

3. Apa hukum pengangkatan anak sepengetahuan bapak/ibu?

a. Diperbolehkan

b. Dianjurkan

c. Tidak Dianjurkan

d. Dilarang

Sertakan Alasan : ______________________________________________________________

______________________________________________________________

4. Apakah bapak/ibu mengetahui apa itu nasab?

a. Sangat Mengetahui

b. Cukup Mengetahui

c. Kurang Mengetahui

d. Tidak mengetahui

Mohon di Jelaskan : ____________________________________________________________

____________________________________________________________

5. Apakah bapak/ibu memahami nasab anak angkat?

a. Sangat Memahami

b. Cukup Memahami

c. Kurang Memahami

d. Tidak Memahami

Mohon di Jelaskan : ____________________________________________________________

____________________________________________________________

Page 71: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

6. Apakah bapak/ibu pernah mendengar atau pernah mengkaji hadis dibawah ini?

عت النهبه صلهى الله عليه وسلهم ي قول من ادهعى إل عن سعد رضي الله عنه قال س

ر أبيه فالنهة عليه حرام.غي أبيه وهو ي علم أنهه غي “Barang siapa menisbatkan dirinya kepada selain ayah kandungnya padahal ia mengetahui

bahwa itu bukanlah ayah kandungnya, maka diharamkan baginya surga” (H.R. Bukhari Muslim)

a. Pernah Mengkaji.

b. Pernah Mendengar saja

c. Tidak Tahu

Mohon di Jelaskan : ____________________________________________________________

____________________________________________________________

7. Apa tanggapan bapak/ibu apabila ada salah satu dari tetangga atau sanak saudara kita yang

melakukan kegiatan pengangkatan anak dan menasabkan anak angkat tersebut tidak kepada

ayah kandungnya?

a. Memberikan Pengertian Kepada Orang Tua Angkat Tersebut.

b. Membiarkan Saja.

Mohon di Jelaskan : ____________________________________________________________

____________________________________________________________

Page 72: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

Lampiran 5

DOKUMENTASI PENELITIAN

*Perumahan Triraksa Village Tampak Depan

*Musholla Babussalam Tampak Kiri *Mushollah Babussalam Tampak Kanan

*Klenteng

Page 73: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 74: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 75: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 76: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Selasa

Tanggal : 29 November 2016

Nama : Bapak Tugimun

Keterangan : Ketua RT 06/05

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh masyarakat setempat?

R : Ada, pengajian rutin itu dalam satu bulan di setiap malam senin yang membahas tajwid, al-

qur‟an dan pengajian lainnya. Pengajian tersebut di khususkan bagi bapak-bapak di perumahan

ini, da nada pengajian khusus untuk ibu-ibu juga tetapi saya kurang mengetahui dengan jelas

jadwal pengajian tersebut.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : Pengajian rutin yang biasa kita adakan biasanya membahas Ilmu Tajwid, Al-Qur‟an dan lain-

lain

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasbkan nama selain kepada ayah kandung?

R : Belum, di pengajian rutin yang biasa kita adakan belum pernah kita membahas hadis tersebut.

P : Apakah di wilayah perumahan Triraksa Village ini ada keluarga yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak?

R : Belum ada, selama saya menjabat sebagai ketua RT disini selama enam tahun belum ada warga

saya yang melakukan kegiatan pengangkatan anak. Akan tetapi, ada beberapa keluarga yang

menganggap anak orang lain sebagai anaknya dan hanya sekedar membantu membiayai

keperluan sekolah sang anak saja karena melihat keluarga sang anak yang kurang mampu.

Page 77: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Selasa

Tanggal : 29 November 2016

Nama : Bapak Asep

Keterangan : Ketua RT 07/05

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh masyarakat setempat?

R : Ada, pengajian rutin itu ada untuk bapak-bapak, adapula untuk ibu-ibu. Dan setiap minggu

materi yang diajarkan berganti-ganti. Pengajian bapak-bapak diadakan setiap malam senin yang

berlangsung di Mushola Babussalam serta pengajian ibu-ibu diadakan setiap minggu sore. Bukan

hanya di hari minggu kita mengadakan pengajian, di setiap malam jumat pun kita rutin

mengadakan baca surat Yaasin bersama dan setiap hari sabtu malam kita mengadakan kegiatan

yang namanya “One Week One Juz”.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : Pengajian Tafsir Al-Qur‟an, Cara baca Al-Qur‟an, Kajian Ilmu Fiqh,

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasbkan nama selain kepada ayah kandung?

R : Kebetulan untuk materi itu belum sampai.

P : Apakah di wilayah perumahan Triraksa Village ini ada keluarga yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak?

R : Sampai saat ini, yang saya ketahui yang secara formal itu belum ada. Akan tetapi untuk hal

semacam itu biasanya keluarga yang melakukan kegiatan pengangkatan anak ini tertutup,

mungkin ada tapi kita tidak mengetahui secara jelasnya ada atau tidaknya.

Page 78: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Rabu

Tanggal : 30 November 2016

Nama : Bapak Bayu

Keterangan : Tokoh Agama

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh masyarakat setempat?

R : Alhamdulillah, di perumahan ini ada beberapa pengajian rutin yang biasa kita adakan. Untuk

bapak-bapak setiap hari minggu ba‟da maghrib dan untuk ibu-ibu setiap hari minggu ba‟da ashar,

dan ada pula kajian subuh setiap hari minggu ba‟da solat subuh, jadi rata-rata diadakan dihari

libur. Ada pula pengajian remaja yang diadakan setiap hari jum‟at dan sabtu ba‟da solat isya.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : Di pengajian bapak-bapak itu ada kajian Tafsir Qur‟an, Tajwid, Bahasa Arab-Nahwu Sorof dan

Fiqh. Pengajian ibu-ibu Akidah AH hlak, Fiqh, Hadis dan Tajwid. Untuk kajian subuh ada kajian

Fiqh Dakwah, Pengetahuan Islam, Tasawuf. Dan untuk pengajian remaja itu sifatnya incidental

dan ke remajaan.

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasbkan nama selain kepada ayah kandung?

R : setau saya belum pernah.

P : Apakah di wilayah perumahan Triraksa Village ini ada keluarga yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak?

R : ada, namun sifatnya pribadi/tertutup.

Page 79: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Rabu

Tanggal : 30 November 2016

Nama : Bapak Abas

Keterangan : Tokoh Agama

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh masyarakat setempat?

R : Ada, pengajian disini setiap satu minggu satu kali yang biasanya dalam kajian tersebut mengkaji

pembahsan yang berbeda-beda.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : pengajian Bahasa Arab, Fiqh, Tafsir, Tahsin/baca Al-Qur‟an

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasbkan nama selain kepada ayah kandung?

R : Pada saat ini kita belum mengkaji bahasan tersebut.

P : Apakah di wilayah perumahan Triraksa Village ini ada keluarga yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak?

R : sepengetahuan selama ini yang saya ketahui itu belum ada.

Page 80: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Rabu

Tanggal : 30 November 2016

Nama : Bapak Saiful Anwar

Keterangan : Tokoh Agama

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh masyarakat setempat?

R : Alhamdulillah, selama saya tinggal disini itu sudah terlaksana pengajian baik itu secara

mingguan maupun bulanan. Dimana setiap hari sabtu itu ada pengajian remaja dan kegiatan

tilawah Al-Qur‟an yaitu „One Week One Juz‟, kemudian ahad ba‟da solat subuh ada kajian

umum, kemudian di sore-malem di hari yang sama pun adapula pengajian ibu-ibu serta bapak-

bapak.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : Kajian-kajian islam, seperti Qur‟an Tajwid, Tafsir, Fiqh dan Bahasa Arab.

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasbkan nama selain kepada ayah kandung?

R : Kebetulan yang saya ketahui kita belum sampai kesana, dan insyaAllah lambat laun kita akan

mengkahi hal tersebut.

P : Apakah di wilayah perumahan Triraksa Village ini ada keluarga yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak?

R : Sepengetahuan saya sampai detik ini belum ada warga ini yang melakukan kegiatan

pengangkatan anak.

Page 81: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk

WAWANCARA

MASYARAKAT PERUMAHAN TRIRAKSA VILLAGE

Hari : Selasa

Tanggal : 10 April 2017

Nama : Bapak Wahyu Supriadi

Keterangan : Ayah Angkat/Keluarga Angkat

P : Apa bapak pernah melakukan kegiatan pengangkatan anak?

R : Iya, saya pernah melakukan kegiatan pengangkatan anak.

P : Boleh saya mengetahui latar belakang bapak melakukan kegiatan pengangkatan anak?

R : Saya melakukan kegiatan pengangkatan anak karena saat itu melihat tetangga saya yang

memiliki banyak anak yang rata-rata masih kecil kemudian ia memiliki anak lagi (bayi baru lahir)

dan dilihat secara ekonomi keluarganya dapat dikatakan kurang mampu, hal tersebutlah yang

melatar belakangi saya melakukan kegiatan pengangkatan anak.

P : Sudah berapa lama bapak melakukan kegiatan pengangkatan anak?

R : Kurang lebih 3 Tahun (Sejak bayi).

P : Di perumahan ini, apakah ada pengajian rutin yang di ikuti oleh bapak maupun masyarakat

setempat?

R : Ada, pengajian rutin yang ada di perumahan triraksa ini biasanya pada hari sabtu dan minggu

setelah shalat maghrib dan isya yang di ikuti rata-rata oleh bapak-bapak.

P : Kajian apa saja yang dibahas dalam pengajian tersebut?

R : Pengajian rutin yang biasa di adakan biasanya membahas Ilmu Tajwid, Al-Qur‟an dan lain-lain

P : Selama ini, apakah pernah di dalam pengajian rutin ini membahas/mengkaji hadis larangan

menasabkan nama selain kepada ayah kandung?

R : Belum, selama saya mengikuti pengajian rutin yang ada di perumahan triraksa ini belum pernah

mendengar/mengkaji hadis tentang hal tersebut.

P : Apakah bapak menasab nama bapak kepada anak angkat bapak?

R : Saya memang kurang memahami seperti apa makna nasab yang sebenarnya tapi saya tidak

menasabkan/menyisipkan nama saya kepada anak angkat saya.

Page 82: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk
Page 83: PEMAHAMAN MASYARAKAT DI PERUMAHAN TRIRAKSA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34693/1/MUHAMMAD... · tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk