Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatankonstruktivisme

7
PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Media Harja [email protected] Abstrak : Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran matematika yaituagar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara lu!es akurat e"sien dan tepat dalam pemecahan masalah. Terdapat #anyak peserta didik yang setelah #elajar matematika tidak mampu memahami #ahkan pada #agian yang paling sederhana sekalipun #anyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap se#agai ilmu yang sukar ru!et dan sulit.Pemahaman konsep merupakan #agian yang paling penting dalam pem#elajaran matematika peningkatan pemahaman konsep matematika perlu diupayakan demi ke#erhasilan peserta didik dalam #elajar. Pendekatan Konstruktivisme merupakan salah satu upaya mengatasi permasalah terse#ut yaitu dengan menjadikan sis!a se#agai su#jek #elajar #ukan lagi o#jek #elajar. Kata Kunci : Pemahaman Konsep Pem#elajaran Matematika Kostruktivisme. PENDAHULUAN A. Latar B!akan" Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkem#angan teknologi modern mempunyai peran penting dalam #er#agai disiplin dan mengem#angkan daya pikir manusia. Perkem#angan pesat di #idang teknologi in$ormasi dan komunikasi de!asa ini dilandasi oleh perkem#angan matematika di #idang teori #ilangan alja#ar analisis teori peluang dan matematika d

description

MATEMATIKA

Transcript of Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatankonstruktivisme

PEMAHAMAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATANKONSTRUKTIVISME

Media [email protected]

Abstrak:Salah satu tujuan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP)pelajaran matematika,yaituagar peserta didik memiliki kemampuanmemahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit.Pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika, peningkatan pemahaman konsep matematika perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam belajar. PendekatanKonstruktivismemerupakan salah satu upaya mengatasi permasalah tersebut yaitu denganmenjadikan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi objek belajar.

Kata Kunci :Pemahaman, Konsep, Pembelajaran, Matematika,Kostruktivisme.

PENDAHULUAN

A.Latar BelakangMatematika merupakan ilmuuniversalyang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.Mengingat pentingnya peranan matematika ini, upaya untuk meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian, khususnya bagi pemerintah dan ahli pendidikan matematika. Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah terlihat pada penyempurnaan kurikulum matematika.Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar danmenengahuntuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).MenurutDepdiknas (2006),Salah satu tujuan KurikulumKTSPpelajaran matematikayaituagar peserta didik memiliki kemampuanmemahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. MenurutRohana (2011:111) Dalam memahami konsep matematika diperlukan kemampuan generalisasi serta abstraksi yang cukup tinggi. Sedangkan saat ini penguasaan peserta didik terhadap materi konsep konsep matematika masih lemah bahkan dipahami dengan keliru. Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi (2006:156) bahwa terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003:7) bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep. Artinya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik dalam matematika bukanlah suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap suatu konsep matematika dilakukan secara individual. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami konsep konsep matematika. Namun demikian peningkatan pemahaman konsep matematika perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam belajar. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalah tersebut,guru dituntut untuk profesional dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu mendesain pembelajaran matematika dengan metode, teori atau pendekatan yang mampu menjadikan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi objek belajar. Pendekatan Konstruktivisme merupakan salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru matematika dalam mengembangkan kemampuan siswa berpikir, bernalar, komunikasi, dan pemecahan masalah baik dalam pelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajarandengan pendekatankonstruktivismeadalah proses belajar mengajar dimana siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri, karena siswa terlibat aktif dan tekanan proses pembelajarannya terletak pada siswa. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan kajian matematika dengan judul Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran Matematika dengan PendekatanKonstruktivisme. Berdasakan latar belakang masalah, permasalahan diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:1.Apakahyang dimaksudtentang pemahaman konsep matematika2.Apakah teoriKonstruktivismetersebut ?Berdasarkan rumusan masalah diatas,tujuan penulisini adalahuntuk:1.mengetahui maksud pemahaman konsep matematika2.mengetahui teorikonstruktivisme.Penulisan ini diharapkan dapat memberikanmanfaatsebagai berikut :1.Bagi Penulis, dapat menambahpengetahuantentang pemahaman konsep matematika dan teorikonstruktivisme.2.Bagi Pembaca, penambah wawasantentang pemahaman konsep matematika danteorikonstruktivisme.

TINJAUAN PUSTAKA

A.DefinisiPemahaman,Konsep, dan Matematika Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar mahasiswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat fundamental, karena denganpemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur. Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Sementara Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya Ernawati (2003:8) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu mengklasifikasikannya. Menurut Virlianti (2002:6) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait. Sejalan dengan pendapat diatas, pemahaman menurut Hamalik (2003:48) adalah kemampuan melihat hubunganhubungan antara berbagai faktor atau unsur dalam situasi yang problematis. Berdasarkan pengertian pemahaman diatas, penulis menyimpulkan pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya.Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang harus disukai siswa.Pengertian konsepMenurut Ruseffendi(1998:157) adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikanataumengelompokkan objek atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut. B.Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Pada setiap pembelajaran diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekaldasar yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi, koneksi dan pemecahan masalah. Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan atau mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama. MenurutPatria (2007:21) mengatakan apa yangdimaksud pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Patria(2007:22) indikatoryang termuat dalam pemahaman konsep diantaranya :(1) mampu menerangka secara verbalmengenai apa yang telah dicapainya, (2) mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui perbedaan, (3) mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, (3) mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur, (4) mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari, (5) mampu menerapkan konsep secara algoritma, (6) mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari. Pendapat diatas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2001 tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu : (1) menyatakan ulang sebuah konsep, (2) mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya, (3) memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, (5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, (6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah. Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan definisi pemahaman konsep adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaikan.C.TeoriKonstruktivisme

Menerapkan pendekatan konstruktivismeme dalampembelajaran matematikadiarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif baik fisik, mental-intelektual, maupun sosial untuk membangun sendiri konsep-konsep matematika.Konstruktivisme mempunyai pandangan bahwa pembelajaran merupakan produk interaksi antara apa yang diketahui siswa, informasi yang mereka temui, dan apa yang mereka lakukan ketika belajar. Dengan kata lain, dalam pembelajaran yang beroerientasi pada konstruktivisme, siswa diharapkan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui serangkaian aktivitas pembelajaran.Selanjutnya Slavin (1994) menjelaskan bahwa pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada pengajaran top-down daripada bottom-up. Top-down berarti siswa mulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan dan kemudian menemukan (dengan bimbingan guru) keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan. Pendekatan top-down ini berlawanan dengan bottom-up yang pengajarannya dimulai dengan hal-hal mendasar menuju ke yang lebih kompleks. Menurut Suparno (1997) prinsip-prinsip konstruktivis yang banyak digunakan dalam pengajaran adalah :(1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam pembelajaran terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) pembelajaran lebih ditekankan pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, (6) guru adalah fasilitator.Dengan demikian arah pembelajaran harus mengacu pada siswa atau student oriented yang bermakna pembentukan keterampilan membangun pengetahuan sendiri. Dengan kata lain pendekatan konstruktivisme menghendaki agar siswa dapat menemukan secara individual pengetahuan tersebut, mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada, dan merevisinya bila perlu. Dalam proses ini keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.Lalu bagaimanakah menerapkan pendekatankonstruktivismepada pembelajaran matematika di kelas ? Menurut Nurhadi (2004), ada lima langkah penting dalam pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan konstruktivismeme ini. Kelima langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), (2) pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) secara keseluruhan dan detail, (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) melalui penyelidikan dan sharing kepada sesama siswa, (4) menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh (applying knowledge) melalui pemecahan masalah-masalah matematika, (5) melakukan refleksi (reflecting on knowledge).Menurut Asikin(2004:11-14), dalam teori-teorinya yaitu teori konstruksi, notasi, kekontrasan dan variasi, serta konektivitas menyatakan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat materi itu apabila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. Dengan memahami ko