PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN...

131
PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN MASJID DARUSSALAMAH TERHADAP AYAT-AYAT DAKWAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh Ahmad Muhaemin NIM 11150340000005 FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN...

Page 1: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR

DAN MASJID DARUSSALAMAH TERHADAP AYAT-AYAT

DAKWAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Ahmad Muhaemin

NIM 11150340000005

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,
Page 3: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,
Page 4: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,
Page 5: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

iv

ABSTRAK

Ahmad Muhaemin

“Pemahaman Jamaah Tablig di Musholla An-Nur dan Masjid

Darussalamah terhadap Ayat-ayat Dakwah”

Ayat-ayat dakwah dalam Alquran yang dipahami dan

diterapkan Jamaah Tablig dalam berdakwah kiranya patut ditelaah.

Munculnya konsep dakwah seperti khuruj dan jaulah menuai

polemik baik di kalangan agamawan maupun masyarakat yang

berperan sebagai mad’u (objek) dakwahnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman Jamaah

Tablig tentang ayat-ayat dakwah yang dirujuknya sehingga

melahirkan pola dakwah dengan cara khuruj dan jaulah.

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan

pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun metode yang digunakan

untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

sehingga data-data yang diperoleh bersumber hasil dari wawancara

dan pengamatan di lapangan. Kemudian data ini diolah dengan

cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penilitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman

Jamaah Tablig terhadap sejumlah ayat dakwah yang dijadikan

basis argumennya, dapat dikatakan bahwa mereka lebih melihat

kepada aspek literal-tekstual, daripada makna substanstif-

kontekstual. Sedangkan mengenai khurûj dan jaulah, yang

menjadi rujukan utama ialah kisah-kisah perjuangan dakwah para

nabi dan Rasululllah Saw., sehingga ayat yang dikutip Jamaah

Tablig dalam hal ini adalah ayat-ayat yang secara teks berisi

tentang kisah perjuangan dakwah para nabi seperti dalam QS. Nuh

[71]:(5-6), QS. Hud [11]: 51, dan QS. Yusuf [12]: 108. Hasil

temuan lain dalam skripsi ini juga menyimpulkan bahwa ada

faktor-faktor lain yang bisa jadi memengaruhi pengikutnya untuk

tetap melakukan khuruj, yaitu latar belakang pendidikan dan atau

profesi seseorang saat sebelum menjadi Jamaah Tablig.

Kata Kunci : Dakwah, Jamaah Tablig, Khurûj, Jaulah.

Page 6: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt yang telah

menurunkan Al-Qur’an dengan aneka ayat yang menyeru manusia

untuk saling mengajak dan mengingatkan kepada jalan ketaatan.

Lantaran karunia-Nyalah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pemahaman Jamaah Tablig di Musholla An-Nur

dan Masjid Darussalamah terhadap Ayat-ayat Dakwah.”

Begitupun curahan shalawat serta salam kepada baginda Nabi

Muhammad Saw. penyampai risalah dan penebar rahmat Allah bagi

semesta alam. Revolusioner agung yang keteladanan hidupnya

merebak wangi hingga kini. Perjuangan dakwahnya jugalah yang telah

menginspirasi gaya gerakan Jamaah Tablig dalam berdakwah hingga

ke seluruh pelosok dunia.

Selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang sudah membantu dalam menyusun skripsi ini, sehingga proses

penulisan ini berjalan dengan baik dan lancar. Dengan rasa hormat

yang tinggi, penulis ucapkan terima kasih ini kepada:

1. Ibu Prof. Dr. H. Amany Lubis, MA., Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., Dekan Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, MA., dan bapak Fahrizal Mahdi,

Lc. MIRKH. Selaku Ketua dan Sekretaris program studi

Ilmu Alquran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin.

Page 7: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

vi

4. Bapak Dr. Abdul Hakim Wahid, MA., sebagai dosen

pembimbing dalam menulis skripsi ini yang selalu ada dan

meluangkan waktunya untuk penulis. Terima kasih tak

terhingga atas kesabaran dan keikhlasannya dalam

membimbing penulis sampai pada rampungnya penulisan

ini. Atas segala perhatian yang telah Bapak berikan tersebut

saya hanya mampu membalasnya dengan do’a, semoga

kesehatan, kemudahan, dan keberkahan dari Allah

senantiasa mengiringi setiap langkah perjalanan hidup

Bapak.

5. Bapak Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA., selaku dosen

Pembimbing Akademik. Segenap Bapak dan Ibu Dosen

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang telah begitu banyak

membekali ilmu dan pengetahuan. Juga tak lupa saya

haturkan terima kasih kepada para karyawan Ushuluddin,

Pak Toto dkk, yang sedikit banyak sudah mempermudah

segala urusan akademik kampus yang berkaitan dengan

saya maupun skripsi saya.

6. Orang tua tercinta, H. Mamat Al-Taman dan Hj. Euis

Dedeh K, yang saya panggil mereka babah dan mamah.

Kasih sayang dan do’anya yang tulus dan tak henti untuk

segala keberhasilan anaknya. Terima kasih banyak atas

segala energi yang selalu memicu agar skripsi ini lekas saya

tuntaskan. Kakak dan adik saya di rumah, a Latif dan teh

Siska, juga neng Ita, yang juga tak luput mendo’akan.

7. Rombongan Khuruj Jamaah Tablig Masjid Jami Kebon

Jeruk. Amir, Ustadz Yunus. Juga yang lainnya, Ust.

Slamet, Ust. Sadelih, Ust. Rudi Asmi, terima kasih atas

Page 8: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

vii

segala petuah dan kesediannya untuk diwawancarai. Tentu

juga kepada Pak Muslim, Mas Rozi, Mas Fadil, Mas Ilham,

jazakumullah atas semua kebersamaan dan pengalamannya

selama saya mengikuti khuruj. Barakallahfikum!.

8. Ust. Mulyadi dan Pak Ibrahim. Sangat banyak saya

berterimakasih kepada keduanya, karena bermula dari

merekalah saya mengenal dan memandang Jamaah Tablig

dari sisi yang berbeda. Berkat mereka pulalah saya

kemudian berniat meneliti skripsi ini dengan bukan hanya

meneliti secara kepustakaan, tapi juga terjun dan berbaur

langsung dengan Jamaah di lapangan. Berjamaah untuk

dakwah dengan khuruj ke berbagai tempat, hingga jaulah

ke banyak pintu rumah umat dengan segala ujian

kesabarannya, adalah sebuah pengalaman teramat mahal

bagi saya dan terkenang hingga nanti pastinya.

9. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., dan Bapak KH.

Mustofa. Atas segala bimbingannya di padepokan

Ayatirrahman, Bogor. Beliau serta keluarga telah

mencontohkan keberkahan hidup bersama Alquran.

10. Teman-teman dari berbagai macam komunitas yang

senantiasa membersamai saya dalam bertumbuh dan

berkembang selama di Ciputat. Mereka-mereka adalah

yang terkait dan terikat di KAC (Keluarga Alumni

Cipasung). Para Ustadz di PSQ (Pusat Studi Alquran), serta

pengelola Perpustakaan Lentera Hati yang telah membantu

penulis dalam menggali informasi dan referensi terkait

Tafsir Alquran. Kawanan para penulis di FLP (forum

Lingkar Pena) Ciputat. Mamang-bibi DERMAGA

Page 9: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

viii

(Dedikasi Riung Mahasiswa Garut). Kawan-kawan

seperjuangan Tafsir Hadis 2015. Juga kepada mereka yang

pernah hidup satu alamat dengan saya di perantauan,

teman-teman kost Rumah Prestasi, kost Pondok 1548,

pesantren luhur Sabilussalam, dan bapak-bapak jamaah

Musholla komplek Pesona Gintung Residence, Rempoa.

11. Terakhir, yang benar-benar patut saya haturkan terima

kasih sebesar-besarnya. Sabihisma Fajriyah alias Mais, atas

segala bantuannya dalam merampungkan penulisan ini.

Marifat Kilwakit alias mbak Beti, atas stimulan ide untuk

judul skripsi ini. Asep Ridwan alias mang Asep, teman

diskusi skripsi sekaligus guru rohani. M. Furqan alias Ucin,

teman asik dalam bertukar pikiran. Dan, Nida Arafat alias

mang Afat, teman penulis dalam berproses dan berprogres.

Besar harapan penulis, semoga skripsi yang penulis susun ini

dapat bermanfaat baik bagi penulis, para akademisi, maupun

masyarakat umum.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Ciputat, 07 Mei 2019

Penulis

Page 10: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini

berpedoman pada buku pedoman penulisan skripsi yang terdapat

dalam buku Pedoman Akademik Program Strata 1 Tahun 2017

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

a. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

ẖ h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Page 11: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

x

Sy es da ye ش

S es dengan garis di bawah ص

ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ te dengan garis di bawah ط

ẕ zet dengan garis di bawah ظ

koma terbali di atas hadap kanan ‘ ع

Gh ge da ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

՚ Apostrof ء

Y Ye ي

Page 12: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xi

b. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti dalam bahasa Indonesia,

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau

diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Vokal tunggal Vokal panjang Vokal rangkap

Fathah : a أ : â ى...´ : ai

Kasrah : i ى : î و....´ : au

Dhammah : u و : û

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya

adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي Ai a dan i

و Au a dan i

c. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam

bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 a dengan topi di atas ىآ

Page 13: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xii

Î i dengan topi di atas ىي

Û u dengan topi di atas ىو

huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-

rijal, bukan ar-rijal, al-diwân bukan ad-diwân.

d. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan sebuah tanda ( ), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf

yang diberi syaddah itu. Akan tetapi hal ini tidak berlaku jika huruf

yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruh-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورة

tidak ditulis aḏ-darûrah melainkan al-ḏarûrah, demikian

seterusnya.

e. Ta Marbûṯah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûṯah

terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah ini). Hal

yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut diikuti oleh

datkata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah

diikuti kata benda), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi

huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Tanda Vokal Latin Keterangan

ṯarîqah طريقة 1

Page 14: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xiii

al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah الجامعة اإلسالمي ة 2

waẖdat al-wujûd وحدة الوجود 3

f. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak

dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga

digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-

lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis

dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid Al-Ghazâlî

bukan Abû Hâmid al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dari EBI sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai

huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut

EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian

halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh

yang berasal dari dunia nusantara sendiri, disarankan tidak

dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab.

Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad

al-Palimbânî; Nuruddin alRaniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

g. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l) , kata benda (ism), maupun

huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh

Page 15: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xiv

alih aksara atas kalimat-kalimat dalam Bahasa Arab, dengan

berpedoman pada ketentuan di atas.

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustâdzu ذهب األستاذ

tsabata al-ajru ثبت األجر

العصري ةالحركة al-ẖarakah al-‘asriyyah

asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشهد ان ال إله إال هللا

maulâna Malik al-sâliẖ موالنا ملك الصالح

yu’atstsirukum Allâh يؤثركم هللا

Al-maẕâhir al-‘aqliyyah المظاهر العقلية

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama

diri mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang

Arab tidak perlu dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid,

bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad Roem, bukan Muhammad

Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.

Page 16: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................... iii

ABSTRAK .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................ v

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah . 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................. 10

D. Metodologi Penelitian ............................................. 11

E. Kajian Pustaka ......................................................... 17

F. Sistematika Penulisan .............................................. 24

BAB II MAKNA DAKWAH DALAM ALQURAN

A. Definisi Dakwah dan Urgensinya dalam Kehidupan

Islam ........................................................................ 26

B. Klasifikasi Ayat-ayat Dakwah dalam Alquran ........ 29

C. Uraian Penafsiran Ayat-ayat Dakwah ..................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG JAMAAH

TABLIG, LOKASI KEGIATAN, DAN INFORMAN

PENELITIAN

A. Profil Gerakan Jamaah Tablig ................................. 41

a. 1. Sejarah dan Perkembangan Jamaah Tablig ...... 41

a.2. Prinsip dan Ajaran Jamaah Tablig .................... 47

a.3. Profil Markas Jamaah Tablig Indonesia ........... 57

Page 17: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

xvi

B. Gambaran Umum Penilitian .................................... 59

b.1. Sekilas tentang Masjid Darussalamah .............. 59

b.2. Sekilas tentang Musholla An-Nur .................... 60

b.3 Biografi Singkat Informan Penilitian ................ 63

C. Rujukan Teks Ayat-ayat Dakwah Jamaah Tablig .... 65

BAB IV PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG TENTANG

AYAT-AYAT DAKWAH DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP KONSEP KHURȖJ DAN JAULAH

A. Pemahaman Jamaah Tablig mengenai Kewajiban

Berdakwah dalam Alquran ...................................... 68

B. Khurûj dan Alquran ................................................. 75

C. Pemahaman Jamaah Tablig terkait Berdakwah dengan

cara Khuruj .............................................................. 79

D. Landasan Jamaah Tablig mengenai Jaulah dalam

Berdakwah ............................................................... 85

E. Refleksi Jamaah Tablig dalam Memahami dan

Mengamalkan Sebuah Ayat ..................................... 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................. 95

B. Saran ........................................................................ 96

Daftar Pustaka ......................................................... 97

Lampiran.................................................................. 102

Page 18: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam banyak pengertian, pada hakikatnya, dakwah,

menurut Syaikh Ali Mahfuz dalam kitabnya Hidâyat Al-

Mursyidîn, adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan

dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan

melarang mereka dari perbuatan buruk agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan

pendapat imam al-Ghazali dalam karyanya Iẖyâ ʻUlûmuddîn yang

menyatakan bahwa Amr Maʻrûf Nahî Munkar adalah inti gerakan

dakwah sekaligus penggerak dalam masyarakat Islam.1 Dengan

demikian, tujuan dakwah sebagai usaha untuk merealisasikan

ajaran agama Islam pada semua aspek kehidupan bisa dikatakan

sebagai salah satu bentuk implementasi dari sebuah tanggung

jawab Islam.

Ketika hendak berdakwah, seorang dai2 tentunya perlu

mempunyai metode dan pendekatan yang dilakukan agar pesan

dakwahnya dapat dengan mudah tersampaikan. Rasulullah sebagai

sosok role model dalam berdakwah mempunyai cara pendekatan

tersendiri ketika berdakwah, salah satunya adalah dengan

1 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h. 243. 2 Kata dai berasal dari bahasa Arab da’i, Ibnu Manzur menjelaskan

bahwa da’i memiliki makna seseorang yang mengajak kepada sesuatu baik

sesuatu itu merupakan hal yang baik maupun buruk. Ibnu Manzur, Lisan al-Arab

(Beirut: Daar Shadar), vol. 14, h. 259.

Page 19: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

2

Pendekatan Misi.3 Maksud dari pendekatan ini adalah dengan cara

mengirimkan tenaga para dai ke daerah-daerah di luar tempat

domisili.4 Dewasa ini, terdapat beberapa organisasi yang bergerak

di bidang dakwah mengirimkan dai mereka untuk disebarluaskan

ke daerah-daerah yang minim para dainya, di samping itu bisanya

daerah yang menjadi tujuan adalah mereka yang kurang

memahami ajaran-ajaran Islam yang bersifat prinsipil.5 Penulis

menduga, agaknya pendekatan semacam ini adalah pendekatan

yang dilakukan oleh gerakan Jamaah Tablig.

Menurut Mumtaz Ahmad, gerakan Jamaah Tablig muncul

sebagai bentuk respon Maulana Muhammad Ilyas atas pelbagai

persoalan sosial keagamaan yang terjadi di India waktu itu.6

3 Setidaknya ada lima jenis pendekatan yang pernah dilakukan

Rasulullah dalam mendakwahkan ajaran Islam, yaitu; Pendekatan Personal,

Pendekatan Pendidikan, Pendekatan Diskusi, Pendekatan Penawaran, dan

Pendekatan Misi. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta:

Mitra Pustaka, 2000), h. 55. 4 Pendekatan Misi ini pernah dirintis Rasulullah saat di Mekkah, tapi

belum berhasil, kemudian dikembangkan di Madinah dengan hasil yang

maksimal. Pendekatan serupa pula dilakukan secara besar-besaran pada zaman

Sahabat khususnya pemerintahan Umar bin Khattab ra. Contoh-contoh dakwah

melalui pendekatan ini antara lain misi dakwah ke Yatsrib, Najed, Najran, dan

Mekkah. Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2000), h. 55. 5 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 259. 6 Konon, pembentukan Jamaah ini juga diilhami oleh mimpi Maulana

Muhammad Ilyas pada suatu malam tentang firman Allah QS. Ali Imran [3]:

104 berupa perintah Allah agar memperbaiki kondisi umat manusia.

يتعون إل ٱلت ة يدت م

نكمت أ كن م لحون ولت تمفت ولئك هم ٱل

منكر وأ

ت ن عن ٱل روف وينتهوت معتت ٱل مرون ب

ت ١٠٤ويأ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.

Ayat ini kemudian menjadi landasan utama Jamaah Tabligh dalam

menggerakan semangat dakwahnya. Husein bin Muslin bin Ali Jabir,

Page 20: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

3

Adapun bentuk-bentuk respon yang dilakukan, ialah meliputi tiga

hal, Pertama, membangkitkan kembali keimanan dan menegaskan

ulang identitas relijius-kultural Muslim. Dalam konteks ini

kelahirannya dapat dikatakan sebagai bentuk ortodoksi Islam yang

disegarkan kembali, maupun sebuah sufisme yang diperbaharui.

Kedua, menanggapi langsung terhadap gerakan-gerakan

pengalihan agama Hindu yang agresif yang dilakukan oleh gerakan

Shuddhi (penyucian) dan Sangathan (konsolidasi), yang

melancarkan upaya besar-besaran untuk meng-Hindu-kan kembali

orang-orang yang telah memeluk Islam pada masa lalu. Ketiga,

mengislamkan kembali Muslim “tapal batas” dari praktik-praktik

keagamaan dan kebiasaan sosial nenek moyang orang Hindu.7

Pada mulanya, gerakan dakwah yang dipimpin oleh

Maulana Muhammad Ilyas ini hanya terkonsentrasi di Mewat,

kemudian pada masa-masa selanjutnya, kegiatan Jamaah Tablig

berpusat di Masjid Bangle Wali, Nizamuddin, New Delhi.8 Setelah

Maulana Muhammad Ilyas wafat, kepemimpinan diteruskan oleh

puteranya, Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi (1917-

1965). Pada masa inilah, Jamaah Tablig mengalami perkembangan

Membentuk Jama’ah Muslimin (Jakarta: Gema Insani Press, 1992), Cet. III, h.

259. 7 Lihat Mumtaz Ahmad, “Jamaah Tabligh,” dalam John L. Esposito

(ed.), Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern (Bandung: Mizan, 2001), h. 35-

36. 8 Muhammad Khalid Masud (ed.), Travellers in Faith; Studiess of the

Tablighi Jama’at as a Transnational Islamic Movement for Faith Renewal,

sebagaimana dikutip dalam artikel Didi Junaedi, Memahami Teks, Melahirkan

Konteks: Menelisik Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh, Journal of Qur’an

and Hadith Studies. Vol. 2, No. 1, 2013, h. 5.

Page 21: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

4

yang pesat,9 yaitu menyebar ke seluruh India, Pakistan,

Bangladesh, bahkan melintasi pelbagai negera, hingga ke Asia

Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, hingga Amerika

Serikat.10

Dalam konteks Indonesia,11 Jamaah Tablig datang pertama

kali pada 1915 ke masjid al-Hidayah Medan yang dipimpin oleh

Miaji Isa dengan menamakan kelompoknya sebagai Jamâʻah

Khurûj, yaitu Jamaah yang keluar di jalan Allah untuk melatih

memperbaiki diri mengajak untuk taat kepada Allah.12 Gerakan ini

semakin nyata menunjukkan keberadaannya pada tahun 1974 yang

berpusat di masjid Kebon Jeruk Jakarta. Keberadaan markas ini

menunjukkan bahwa Jamaah Tablig di Indonesia telah

mendapatkan tempat dan tanggapan positif, terlebih dengan

banyaknya pengikut jamaah ini di Nusantara. Lebih dari itu,

9 Gerakan ini bahkan disebut-sebut sebagai gerakan keagamaan dan

terbesar di dunia pada abad ini yang memiliki pengaruh luas bahkan di hampir

negara yang berpenduduk muslim sunni. Umdatul Hasanah, Keberadaan

Kelompok Jamaah Tabligh dan Reaksi Masyarakat (Perspektif Teori

Penyebaran Informasi dan Pengaruh), Jurnal Indo-Islamika, Vol. 4, 2014, h. 22. 10 Keterangan lebih lanjut, lihat M. Anwarul Haq, The Faith Movement

of Maulana Muhammad Ilyaas, London: George Allen & Unwin Ltd., 1972. 11 Sejarah mencatat bahwa sejak awal tahun 1980-an, terjadi

perkembangan dakwah di Indonesia. Saat itu berdatangan elemen-elemen

pergerakan dakwah Islam dari luar negeri yang kelompok-kelompok tersebut

memiliki corak pergerakan yang berbeda-beda dalam menyampaikan ajaran

Islam. Ada gerakan yang bertujuan untuk mengubah masyarakat dari seluruh

tatanan kehidupan sosialnya mulai dari elit-elit politik hingga pada sistem

pemerintahannya. Ada juga gerakan dakwah yang hanya fokus pada

peningkatan spiritualitas dan peningkatan ibadah, namun tidak menyentuh sikap

dan kehidupan politik. Nurdin, Reaksi Sosial terhadap Pelaksanaan Khuruj Fi

Sabilillah dalam Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh di Kabupaten Gowa

(Skripsi Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar, 2017), h. 7. 12 Abdul Aziz, “The Jamaah Tabligh Movement in Indonesia,” Studia

Islamika, 11:3, (2004).

Page 22: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

5

lembaga kaderisasi dari Jamaah Tablgih juga telah didirikan yang

dipusatkan di Pondok Pesantren al-Fatah, Magetan, Jawa Timur.13

Metode utama dakwah yang dilakukan Jamaah Tablig ialah

metode silaturahmi.14 Dakwah dengan melalui silaturahmi ini

dilakukan oleh Jamaah Tablig dalam sebuah konsep dakwah yang

dinamai Jaulah.15 Berdakwah dengan cara menyambangi tiap

pintu rumah ini kemudian menjadi ciri khas dari sebuah pola

dakwah yang dilakukan rombongan Jamaah Tablig ketika

mengunjungi suatu daerah.

Begitupun dengan prinsip dasar Jamaah Tablig yang dalam

berdakwah tanpa memilah siapa yang ingin menjadi da’i, menjadi

kekhasan tersendiri bagi gerakan dakwah yang satu ini, sehingga

tidak heran jika anggota Jamaah Tablig berasal dari berbagai

kalangan. Para Ustadz, Pedagang, hingga kalangan akademis dan

artis. Gerakan dakwah yang apolotis dan menghidari khilafiyah,

13 Yusran Razak, Jamaah Tablig, Ajaran dan Dakwahnya, Disertasi

Doktor, Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h. 60,

sebagaimana dikutip oleh Umdatul Hasanah, Keberadaan Kelompok Jamaah

Tablig dan Reaksi Masyarakat (Perspektif Teori Penyebaran Informasi dan

Pengaruh), h. 22. 14 Dakwah dengan metode silaturahmi sendiri memiliki berbagai

kelebihan. Kunjungan dakwah semacam ini dapat menciptakan hubungan yang

lebih akrab antara da’i dan mad’u, terutama bila keduanya saling mengenal. Bila

mereka belum saling mengenal, maka dapat terjalin persahabatan atas dasar

keimanan yang kemudian berbuah menjadi persaudaran. Interaksi semacam ini

mungkin tidak ada dalam dakwah dengan metode ceramah atau yang lainnya.

Ali Mustafa, Model Dakwah Silaturahmi Jamaah Tabligh dalam Jaulah Khususi.

Jurnal As-Salam, 2017, Vol. I, h. 81. 15 Jaulah ialah sebuah metode dakwah yang dilakukan Jamaah Tablig

dengan cara berkeliling mendatangi setiap rumah di sebuah kampung tertentu

untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah. Ali Mustafa, Model Dakwah

Silaturahmi Jamaah Tabligh dalam Jaulah Khususi. Jurnal As-Salam, h. 84.

Page 23: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

6

juga menjadi salah satu penyebab Jamaah Tablig digandrungi

banyak kalangan dan tetap eksis hingga kini.

Namun, ketidakpedulian Jamaah Tablig terhadap

kompetensi para pengikutnya sebagai juru dakwah, tidak sedikit

kalangan yang menilainya negatif. Konsep dan pola dakah yang

dilakukan Jamaah Tablig dinilai salah dan bertentangan dengan

syariat Islam. Gerakan ini juga acapkali mendapat klaim bidah dan

sesat dari beberapa ulama oleh sebab amalan yang dipraktikan

tidak berdasarkan Alquran dan sunnah. Sehingga, metode dakwah

Jamaah Tablig ditentang keras dan melarang umat Islam untuk

mengikuti ajarannya.16 Persoalan lain juga muncul dari aktivitas

khuruj untuk berdakwah yang seiring waktu mengundang reaksi

sosial negatif terhadap gerakan Jamaah Tablig.17

Menurut hemat penulis, praktik-praktik dakwah yang

dilakukan Jamaah Tablig, bisa jadi disebabkan atas dasar

pemahaman mereka atas teks ayat tentang dakwah dalam Alquran.

Hal ini mengingat landasan yang digunakannya untuk berdakwah,

sebagaimana ditulis oleh Abdurrahman As-Sirbuny dalam buku

16 Dikutip dari https://almanhaj.or.id/1221-jamaah-tabligh-tidak-

berdiri-berdasarkan-kitabullah-dan-sunnah-rasulnya.html diakses pada Selasa,

05 Maret 2019. Kritikan semacam ini juga selaras dengan fatwa Nashiruddin

Albany tentang Jamaah Tablig yang ditulis oleh Abu Umamah Abdurrahim al

Atsary dalam buku Jamaah Tabligh; kenyataan dan pengakuan (Yogyakarta:

Hikmah Ahlussunnah, 2015), h. 52.

17 Akar permasalahan ini biasanya timbul berkaitan dengan keharmo-

nisan dan kesejahteraan keluarga pengikut Jamaah Tablig yang ditinggalkan

beberapa lama untuk khuruj berdakwah. Nurdin, Reaksi Sosial Terhadap

Pelaksanaan Khuruj Fi Sabilillah dalam Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh di

Kabupaten Gowa, Makasar: Studi Living Quran (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar 2017). h. 10.

Page 24: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

7

Kupas Tuntas Jamaah Tablig, Jamaah Tablig merujuk kepada

beberapa ayat seruan berdakwah dalam Alquran, antara lain yang

termaktub dalam QS. Ȃli ʻImrân[3]: 110.

ن عن روف وتنتهوت معتت ٱل مرون ب

تلناس تأ رجتت ل خت

ة أ م

أ كنتمت خيت

ه ٱل منون ب منكر وتؤتت كب ل ٱل

ت ٱ ٱ هتنتهم ولوت منمن أ هم م ا ل ن خيتقون تف س ثهم ٱ كت

منون وأ تمؤت ١١٠ٱل

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”18

Ayat lain yang dijadikan dalil dakwah, yaitu QS. Al-

Taubah[9]:2419,

و نكمت ناؤكمت إوخت بتو جكمت قٱت إن كن منباؤكمت وأ زت

وأ

ن ن كسادها ومس ك تموها وتج رة تتشوت تفت و ل ٱقت متيتكمت وأ وعش

هاد ف سبيلهۦ ۦ وج ورسول ن ٱل حل إلتكم م نها أ بصون ترتضوت فت

ۦه وٱل ره متأ ب ٱل ت

تقني حت يأ تف س تقوتم ٱ دي ٱ ٢٤ل يهت

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-

isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal

yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-

Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah

mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

18 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 25: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

8

Ayat tersebut dipahami Jamaah Tablig sebagai perintah

berjihad dalam berdakwah yang kemudian menjadi landasan untuk

melakukan khurûj.20 Pemahaman atas teks sebagaimana demikian,

menuai tanggapan yang menilainya keliru dalam memahami ayat.

Kekeliruan pemahaman tersebut bisa dilihat dengan

membandingkannya dengan penjelasan para mufasir. Sebagai

contoh Mufasir Rasyid Ridha. Ketika menafsirkan Ali Imran[3]:104,

beliau berpendapat bahwa dalam urusan berdakwah tidak boleh

diserahkan kepada sembarang orang, tugas ini harus dimandatkan kepada

kelompok profesional (khawwas al-ummah) yang memahami perincian

ajaran agama dan pemahamannya.21 Pemahaman Jamaah Tablig

terkait ayat dakwah yang berseberangan dengan mayoritas

penjelasan para ulama tafsir bisa jadi disebabkan oleh

pemahamannya yang tidak mendasarkan penafsirannya terhadap

sumber-sumber otoritatif, seperti kaidah tafsir, prinsip-prinsip

Ulum al-Quran, dan lain sebagainya.

Berdasarkan penjajakan masalah di atas, penulis

mengamati bahwa permasalahan yang berdampak kepada pola

dakwah Jamaah Tablig ini belum bisa diklaim secara pasti apakah

berdasarkan pemahaman mereka atas teks, atau ada faktor lain

yang mempengaruhinya. Sehingga kiranya persolan ini perlu dikaji

20 Khuruj yang dimaksud adalah meluangkan waktu untuk pergi keluar

(biasanya dalam kurun waktu 3 hari, 7 hari, 40 hari, hingga 4 bulan) dengan

meninggalkan keluarga dan kampung halaman demi menjalankan tugas

berdakwah ke seluruh pelosok bahkan luar negeri. Abdurrahman As-Sirbuny,

Kupas Tuntas Jamaah Tablig (Cirebon: Pustaka Nabawi, 2012), h. 147. 21 Rasyid Ridha, Tafsir Alquran al-Hakim al-Syahir bi al-Tafisr al-

Manar (Kairo: Hai’ah Misriyyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1990), juz 4, h. 23.

Page 26: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

9

dan diteliti lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis mengajukan

penelitian skripsi dengan judul PEMAHAMAN JAMAAH

TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN MASJID

DARUSSALAMAH TERHADAP AYAT-AYAT DAKWAH.

Penelitian ini akan melibatkan satu rombongan yang berasal dari

markas pusat gerakan Jamaah Tablig Indonesia, yaitu jamaah

Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat yang akan khuruj ke dua

lokasi yang dijadikannya sebagai titik berdakwah, yaitu Musholla

An-Nur yang berada di Rempoa Ciputat timur, dan Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Mengamati latar belakang permasalahan yang telah

dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah

yang kiranya perlu dikaji dari berbagai sudut pandang, antara lain

sebagai berikut;

1. Model dakwah yang dilakukan Jamaah Tablig

berpotensi menuai tanggapan negatif terlebih bagi

lingkungan masyarakat yang telah mempunyai kultur

keagamaan tertentu.

2. Kewajiban berdakwah yang dipahami Jamaah Tablig

perlu dikaji ulang dari perspektif hukum.

3. Pandangan Jamaah Tablig berkaitan dengan caranya

dalam berdakwah perlu ditelusuri perihal faktor-faktor

apa saja yang dapat mempengaruhinya.

Page 27: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

10

2. Pembatasan Masalah

Dari ketiga permasalahan di atas, penulis membatasi untuk

hanya fokus kepada permasalahan dari sudut pemahaman teks,

yaitu perihal pemahaman mereka terhadap teks Alquran yang

kemudian menjadi sebuah landasan dalam beberapa konsep

dakwah Jamaah Tablig.

3. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan sebuah

permasalahan tentang bagaimana pemahaman Jamaah Tablig

terhadap ayat-ayat dakwah?. Kemudian rumusan ini diuraikan

dalam dua sub masalah: (1) Bagaimana pemahaman Jamaah Tablig

terkait berdakwah dengan cara khurûj? dan, (2) Apa landasan

Jamaah Tablig mengenai jaulah dalam berdakwah?.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman Jamaah

Tablig terkait ayat-ayat yang dirujuk sebagai dalil

sehingga muncul beberapa konsep dakwah yang

dilakukan.

b. Untuk mengamati tentang bagaimana ayat-ayat dakwah

dalam Alquran diapahami dan diamalkan oleh Jamaah

Tablig sebagai landasan dalam berdakwah.

Page 28: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

11

c. Untuk mengungkap dan memahami konsep

pelaksanaan dakwah gerakan Jamaah Tablig yang

sedang khuruj di Musholla An-Nur dan Masjid

Darussalamah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penilitian ini berguna agar tidak memengaruhi

pandangan masyarakat dalam memahami ayat-ayat

tentang dakwah yang sejatinya masih bersifat

multitafsir.

b. Penelitian ini dapat berguna untuk memberikan

pemahaman kepada masyarakat terkait cara dan pola

dakwah yang dilakukan oleh Jamaah Tablig.

c. Penelitian ini diharapkan mampu berguna sebagai

sumber rujukan terkait pemahaman ayat-ayat dakwah

dalam pandangan Jamaah Tablig.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penilitian lapangan dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Secara harfiah

penelitian deskriptif adalah situasi-siatusi atau kejadian-kejadian

tertentu sehingga diperoleh deskripsi yang sistematis faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah

tertentu.22 Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan bentuk studi kasus yang dapat memberikan nilai

22 Lexy J Moloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung:

Rosda Karya, 1998), h. 3.

Page 29: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

12

tambah pada pengetahuan tentang fenomena individual dan dapat

digeneralisasikan ke preposisi teoritis.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi berdasarkan rute wilayah

masjid yang dikunjungi Jamaah Tablig selama 7 hari. Ada dua

lokasi tujuan masjid yang akan disinggahi penulis bersama

rombongan, yaitu, Musholla An-Nur yang beralamat di Jl.

Pendidikan, RT.03/RW.03, Rempoa, Ciputat timur, Tangerang

Selatan, dan Masjid Jami Baitussalamah, yang terletak di Jl.

Bintaro Selatan, Blok N1, No.1, RT.11/RW.11, Bintaro,

Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Satu

bulan untuk penelusuran buku-buku dan literatur lain terkait

dengan masalah yang dibahas, dua bulan berikutnya untuk

penulisan dan penelitian lapangan. Penulis melakukan penelitian

ini pada bulan Januari - Maret 2019.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah massa (manusia atau bukan)

yang terdapat dalam kawasan tertentu dalam satu unit kesatuan.23

Adapun objek penelitian ini adalah sebagian jamaah dari Masjid

Jami Kebon Jeruk yang tergabung dalam satu rombongan dengan

23 Aminudin Rasyad, Metodologi Riset (Jakarta: Fakultas Tarbiyah,

IAIN, 1987), h. 62.

Page 30: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

13

jumlah 10 orang. Oleh sebab seluruh populasi yang ada berjumlah

10 orang, maka penulis hanya mengambil sampel 6 orang anggota

yang terlibat untuk kemudian mengajukan masing-masing 9

pertanyaan yang sama.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah sebuah metode ilmiah berupa

pengamatan dan pencatatan secara sistematik mengenai fenomena-

fenomena yang diselidiki.24 Pengamatan dilakukan secara

langsung terhadap anggota rombongan Jamaah Tablig di lapangan

untuk memperoleh data berkenaan dengan fokus penelitian.

Observasi sebagai sebuah metode pengumpulan data secara

umum dibagi dalam dua jenis pengamatan: Pertama pengamatan

murni, adalah sebuah pengamatan yang dilakukan dengan tidak

melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan sosial, artinya

murni sebuah pengamatan. Kedua, pengamatan terlibat (observasi

partisipatif), yakni sebuah pengamatan yang sekaligus melibatkan

diri dalam sebuah kegiatan yang diteliti. Observasi partisipatif

dilakukan untuk melihat bagaimana informan atau subjek

penelitian memahami dan mempraktikan apa yang menjadi

24 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1999), h. 83.

Page 31: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

14

pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari.25 Adapun dalam

penilitian ini penulis akan melakukan pengamatan secara terlibat

(observasi partisipatif) di Musholla An-Nur dan Masjid

Darussalamah yang oleh rombongan Jamaah Masjid Kebon Jeruk

untuk dijadikan sebagai titik berdakwah.

b. Interview (Wawancara)

Wawancara dalam penelitian ini, penulis menggunakan

metode perekaman melalui alat recorder dalam handphone untuk

kemudian disalin ke dalam bentuk tulisan dan dilampirkan sebagai

data penelitian.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan

mengenai alasan mengikuti kegiatan, pengetahuan, serta

pemahaman Jamaah. Masing-masing sebanyak 10 pertanyaan

dengan komposisi 3 pertanyaan seputar alasan mengikuti kegiatan,

dan 7 pertanyaan tentang pengetahuan dan pemahaman Jamaah

soal ayat-ayat dakwah dalam Alquran.

6. Teknik Pengolahan Data

Setelah semua informasi atau data diperoleh dari data hasil

observasi dan wawancara. Informasi tersebut bisa dikatakan

sebagai hasil penelitian. Untuk mendapatkan hasil informasi secara

komprehensif. Maka data tersebut melalui proses analisa, adapun

untuk memperoleh gambaran yang lebih baik dari data hasil

25 Muhammad, Soehada’, Buku Daras; Pengantar Metode Penelitian

Sosial Kualitatif (Yogyakarta: Program Studi Sosiologi Agama Fakultas

Ushuluddin UIN Suka, 2004), h. 26-32.

Page 32: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

15

penelitian ini maka penulis melakukan tahap-tahap pengolahan

data.

Tahap pertama, reduksi data, tahap reduksi data, pada

tahap ini peneliti melakukan proses penyelesaian, penyederhanaan,

pemfokusan dan abstraksi data yang terambil dari hasil catatan

lapangan. 26 Berdasarkan teori ini maka semua data yang penulis

peroleh selama mengikuti khuruj bersama Jamaah Tablig secara

keseluruhan dikumpulkan, kemudian supaya data yang diperoleh

menjadi data yang sudah terbagi pada kelompok-kelompok

tertentu sesuai dengan konsep yang telah dibentuk oleh peneliti.

Proses reduksi data bertujuan untuk lebih menajamkan,

mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan, serta

mengorganisir data sehingga memudahkan untuk dilakukan

penarikan kesimpulan.27

Tahap kedua, penyajian data. Pada tahap ini peneliti

melakukan organisasi data, mengaitkan hubungan-hubungan

tertentu antara data yang satu dengan data lainnya. Lebih jelasnya

dalam penelitian ini, data-data yang diperoleh penulis ketika ketika

mengikuti program seperti khuruj dan jaulah akan menghasilan

data yang lebih konkrit, tervisiualisasi, memperjelas informasi

agar nantinya dapat lebih dipahami oleh pembaca.28

26 Andi Firman, Pemahaman Umat Islām Terhadap Surat Yāsin di

Desa Nyiur Permai. Kab. Tembelihan Riau (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016). h. 20. 27 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan

Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 151. 28 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi

Agama (Yogyakarta: SUKA Press, 2012), h. 131.

Page 33: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

16

Tahap ketiga, tahap verifikasi data, merupakan tahap akhir,

yaitu proses verifikasi yang dimaknai sebagai penarikan arti data

yang ditampilkan. Proses verifikasi ini dilakukan dengan

mengingat hasil-hasil temuan terdahulu dan melakukan cross chek

dengan temuan lainnya, proses ini juga menghasilkan penafsiran

(interpretasi) terhadap data. Proses ini bertujuan agar data tersebut

memiliki makna. Sehingga dalam proses ini menghasilkan

jawaban dan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian.29

Konkretnya, penulis kembali mengecek ulang hasil pengamatan

terhadap Jamaah Tablig, termasuk wawancara dengan informan.

Dengan melakukan verifikasi ini nantinya dapat mempertahankan

dan menjamin validitas dan rehabilitas hasil temuan penulis terkait

kegiatan dan pemahaman Jamaah Tablig selama 7 hari mengikuti

khuruj.

Kemudian untuk menganalisis data dalam penelitian ini,

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penafsiran (interpretatif analityc). Metode ini merupakan sebuah

metode analisis data sebagai upaya untuk menjelaskan tentang apa

yang dikatakan oleh informan dan menafsirkan kembali penjelasan

dan aktifitas tersebut berdasarkan penafsiran peneliti.30 Maka

dalam penilitiannya nanti, penulis menganilisis kembali data-data

dari temuan di lokasi Jamaah Tablig dan menafsirkan ulang semua

penjelasan yang diperoleh dari informan penelitian.

29 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan

Kualitatif dan Kuantitatif, h. 151. 30 Moh. Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk Studi

Agama, h. 138.

Page 34: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

17

E. Tinjauan Pustaka

Supaya tidak terjadi kesamaan pembahasan dengan skripsi,

tesis, disertasi, dan jurnal lain maka penulis menelusuri kajian-

kajian yang pernah dilakukan dan memiliki unsur kesamaan,

selanjutnya hasil dari penelitian ini dilakukan untuk tidak

mengambil metode yang sama, sehingga diharapkan kajian ini

bukan merupakan plagiat dari kajian yang telah ada.

Ketika melakukan tinjauan pustaka, penulis menemukan

beberapa tulisan yang berkaitan dengan kajian yang akan dibahas

oleh penulis baik berupa jurnal maupun skripsi. Tulisan-tulisan

tersebut adalah:

Artikel yang ditulis oleh Ali Mustafa dengan judul Model

Dakwah Silaturahmi Jamaah Tabligh Dalam Jaulah Khususi.

Dalam artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa pertama, Jamaah

Tablig memiliki konsep dakwah yang komprehensif terkait metode

dakwah silaturahmi. Kedua, kunjungan dakwah yang dilakukan

Jamaah Tablig demikian teroganisir, hal ini dapat dilihat dari

prinsip niṣab –menyisihkan waktu 2,5 jam perhari, 3 hari dalam

sebulan, 40 hari dalam setahun, dan 4 bulan sekali seumur hidup.

Ketiga, dalam silaturahmi dakwah Jamâʻah Tablîgh tercermin nilai

ikrâm (memuliakan) sesama Muslim.31

Artikel yang ditulis oleh Ibrahim Latepo dengan judul

Jama’ah Tabligh dan Penguat Reliji di Masyarakat. Dalam artikel

tersebut dapat disimpulkan bahwasanya penulis melakukan

31 Ali Mustafa, Model Dakwah Silaturahmi Jamaah Tabligh dalam

Jaulah Khususi, Jurnal As-Salam, vol.1 (3). 2017.

Page 35: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

18

penelitian terhadap dakwah jamaah masturat karena mereka

menjalankan usaha dakwah di kalangan wanita terutama bagi

wanita yang telah berumah tangga.32

Artikel yang ditulis oleh Achmad Sulfikar. Dengan judul

Rekonseptualisasi Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh Kota

Palopo. Dalam artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa penulis

melakukan penelitian di Kota Palopo. Dalam konteks Jamaah

Tablig Kota Palopo, setting yang melekat padanya adalah: Khurûj;

berarti keluar berdakwah di jalan Allah. Khurûj perlu keyakinan

dan motivasi yang kuat karena meninggalkan keluarga, anak, istri,

pekerjaan, harta untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.

Khurûj ini dijadikan sebagai landasan kemantapan berdakwah dan

bertabligh untuk menyampaikan pesan dakwah.33

Artikel yang ditulis oleh M. Azizzullah Ilyas, dengan judul

Kompetensi Juru Dakwah dalam Pandangan Jamaah Tabligh.

Dalam artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang pendakwah namun Jamaah Tablig

sendiri telah menekankan perlunya tiga belas sifat yang harus

dimiliki oleh dai dan empat sifat; taat. Sabar. Taqwa. Tawajjuh.

Jamaah Tablig sendiri sesungguhnya telah menggariskan

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dai, hanya saja dalam

praktik lapangan dai Jamaah Tablig tidak diharuskan sudah

memiliki ketiga belas kompetensi sebelum memulai khurûj, tetapi

32 Ibrahim Latepo, Jamaah Tabligh dan Penguat Reliji di Masyarakat,

Jurnal al-Misbah, Vol. 12 Nomor 1 Januari-Juni 2016. 33 Achmad Sulfikar, Rekonseptualisasi Gerakan Jamaah Tabligh Kota

Palopo, Journal of Social-Religi Research, Vol.1, No.2 Oktober 2016.

Page 36: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

19

dai diharapkan dapat belajar menerapkan dan mewujudkan

kompetensi tersebut selama khurûj.34

Artikel yang ditulis oleh Ujang Saepuloh dengan judul

Model Komunikasi Jamaah Tabligh. Dalam artikel tersebut dapat

disimpulkan bahwa pertama, gerakan dakwah Jamaah Tablig

fluktuatif dari satu masa ke masa yang lain. Kedua, simbol-simbol

komunikasi nonverbal Jamaah Tablig, meliputi: jenggot, peci

lonjong dan pakaian gamis. Ketiga, pesan-pesan dakwah yang

kerap disampaikan meliputi tiga hal pokok, yaitu: wahdaniyat,

akhirat dan kematian, risalah dakwah. Keempat, model

komunikasi dakwah Jamaah Tablig terdiri atas: infrodi, ijtima’i,

khususi dan umumi.35

Artikel yang ditulis oleh Hadi Putra Wirman dengan judul

Fenomena Jamaah Tabligh. Dalam artikel tersebut dapat

disimpulkan bahwa hal yang menjadi perhatian tentang gerakan

Jamaah Tablig adalah amalan khurûj. Amalan khurûj sangat khas

dan tidak memberi kesan adanya pemaksaan dari pimpinan jamaah

kepada para anggotanya. Biasanya seorang jamaah yang tergabung

dengan kelompok ini diharuskan mengikuti program khurûj

selama kurang lebih 6 sampai 9 bulan dengan resiko meninggalkan

keluarga dan orang-orang yang semestinya dilindungi. Meski

program ini cenderung menuntut anggotanya untuk mengeluarkan

hartanya demi suksesnya program tersebut, tetapi tidak sedikit

34 M. Azizullah Ilyas, Kompetensi Juru Dakwah dalam Pandangan Ja-

maah Tabligh, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol.2, No. 01, Desember 2017. 35 Ujang Saepuloh, Model Komunikasi Jamaah Tabligh, Jurnal Ilmu

Dakwah, Vol. 4 No. 14 Juli-Desember 2009.

Page 37: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

20

jamaah yang rela mengeluarkan hartanya hingga sawah dan

ladangnya habis terjual.36

Artikel yang ditulis oleh Didi Junaedi dengan judul

Memahami Teks, Melahirkan Konteks: Menelisiki Interpretasi

Ideologis Jamaah Tabligh. Dalam artikel tersebut dapat

disimpulkan bahwa dalam memahami teks-teks keagamaan,

Jamaah Tablig lebih melihat pada aspek literal-tekstual. Dengan

kata lain, subyektivitas penafsiran mereka lebih terlihat, daripada

obyektivitasnya. Dalam akidah, bisa dikatakan Jamaah Tablig

menganut paham sunni-asy’ari. Dalam fikih, meski awalnya

pendiri Jamaah Tablig adalah bermazhab Hanafi, namun

cenderung lebih toleran terhadap perbedaan madzhab. Mereka

tidak pernah mempertentangkan khilafiah.37

Artikel yang ditulis oleh Umdatul Hasanah dengan judul

Keberadaan Kelompok Jamaah Tabligh dan Reaksi Masyarakat

(Perspektif Teori Penyebaran Informasi dan Pengaruh). Dalam

artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa kewajiban untuk

berdakwah bukan berarti harus meninggalkan kewajiban lainnya.

Mendidik dan memenuhi kebutuhan keluarga juga merupakan

kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Doktrin khurûj telah

dipahami secara kaku oleh jamaah bagi mereka ini merupakan

prinsip dimana urusan Agama Allah di atas segalanya. Sementara

36 Hadi Putra Wirman, Fenomena Jamaah Tabligh, Jurnal Al-

Hurriyah, Vol. 13, No. 2, Juli-Desember 2012. 37 Didi Junaedi, Memahami Teks, Melahirkan Konteks: Menelisiki

Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh, Journal of Qur’an and Hadith Studies,

Vol. 2, No. 1, 2013.

Page 38: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

21

bagi sebagian orang yang belum terbiasa mungkin berpandangan

negatif terhadap doktrin tersebut.38

Artikel yang ditulis oleh Azzahro Amalia dengan judul

Khuruj Struktur Sosial Keagamaan Jamaah Tabligh di Desa

Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Dalam artikel

tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang dilakukan untuk

menunaikan ajaran mereka andil dalam pelestarian norma dan

aturan dalam masyarakat, struktur yang pertama adalah kiai.

Kemudian struktur sosial keagamaan dalam masyarakat Temboro

yang kedua adalah masyarakat laki-laki.39

Skripsi yang ditulis oleh Moh. Misbakhul Munir dengan

judul Problematika Pemenuhan Nafkah Istri dan Anak Jamaah

Tabligh yang Ditinggal Khuruj Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi Kasus di Dusun Tlatah Desa Wateswinangun Kecamatan

Sambeng Lamongan). Dalam skripsi tersebut bahwa penulis

melakukan penelitian lapangan dan ada beberapa kesimpulan yang

dapat ditarik oleh penulis yaitu pemenuhan nafkah matriil dan

inmatriil yang terjadi di kalangan keluarga Jamaah Tablig yang

ditinggal khurûj oleh suaminya pada intinya adalah sebagai

berikut: suami tidak memberikan nafkah yang cukup kepada istri

dan anak-anaknya, istri merasa kekurangan ketika ditinggal khurûj

oleh suaminya, dengan adanya khurûj kebutuhan perhatian

38 Umdatul Hasanah, Keberadaan Kelompok Jamaah Tabligh dan

Reaksi Masyarakat (Perspektif Teori Penyebaran Informasi dan Pengaruh),

Indo-Islamika, Vol. 4, Nomor 1, Januari-Juni, 2014. 39 Azzahro Amalia, Khuruj Struktur Sosial Keagamaan Jamaah

Tabligh di Desa Temboro Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

Page 39: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

22

maupun kasih sayang dan perlindungan suami kepada istri tidak

dapat terpenuhi.40

Skripsi yang ditulis oleh Nurdi dengan judul Reaksi Sosial

Terhadap Pelaksanaan Khuruj Fi Sabilillah Dalam Gerakan

Dakwah Jamaah Tabligh di Kabupaten Gowa. Dalam skripsi

tersebut bahwa penulis melakukan penelitian lapangan dan dapat

ditarik beberapa kesimpulan diantaranya, bentuk-bentuk

pelaksanaan khurûj fî sabîl Allâh dalam gerakan dakwah Jamaah

Tablig antara lain yaitu: Musyawarah, Ta’lim wa ta’lum, Bayan,

Mudzkarah dan Jaulah. Dalam hasil penelitian ada beberapa

pandangan atau reaksi yang beragam dari masyarakat terkait

masalah pelaksanaan khurûj fî sabîl Allâh dalam gerakan dakwah

Jamaah Tablig. Jamaah Tablig dalam merespon reaksi sosial

terhadap pelaksanaan khurûj fî sabîl Allâh dalam gerakan

dakwahnya di Kabupaten Gowa cenderung menganggap hal-hal

negatif dari reaksi sosial tersebut sebagai tantangan dalam

berdakwah.41

Skripsi yang ditulis oleh Sri Mayuni BR Manurung dengan

judul Pengaruh Jamaah Tabligh Terhadap Keagamaan

Masyarakat Desa Tinggi Raja. Dalam skripsi tersebut dapat

40 Moh. Misbakhul Munir, Problematika Pemenuhan Nafkah Istri

dan Anak Jamaah Tabligh yang Ditinggal Khuruj Dalam Perspektif Hukum

Islam (Studi Kasus di Dusun Tlatah Desa Wateswinangun Kecamatan Sambeng

Lamongan), Surabaya: studi Living Qur’ān (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2016). 41 Nurdin, Reaksi Sosial Terhadap Pelaksanaan Khuruj Fi Sabilillah

Dalam Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh di Kabupaten Gowa, Makasar: studi

Living Quran (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri

Alauddin Makasar 2017).

Page 40: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

23

disimpulkan bahwa penulis menyebutkan sejarah kemunculan,

tokoh dan awal gerakan Jamaah Tablig di Indonesia. Respon

masyarakat terhadap Jamaah Tablig ada yang positif dan ada pula

yang negatif. Menurut pandangan kepala dusun di dusun Tinggi

Raja Sawah bahwa keberadaan Jamaah Tablig sangat membantu

masyarakat Muslim untuk pada perbuatan yang baik dan

meninggalkan segala perbuatan kemaksiatan yang dilarang oleh

Allah SWT. perilaku yang tadinya bergelimang dengan

kemaksiatan masing-masing mengalami perubahan kepada

perbuatan yang baik.42

Skripsi yang ditulis oleh Fikri Rivai dengan judul Aktivitas

Dakwah KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah Tabligh. Dalam skripsi

tersebut dapat disimpulkan bahwa penulis membahasa salah satu

tokoh penggerak Jamaah Tablig yaitu KH. Najib Al-Ayyubi.

Adapun bentuk-bentuk aktivitas dakwah yang dilakukan oleh KH.

Najib meliputi: Bayan, Ta’lim wa Ta’alum, Khurûj Fi Sabilillah,

Jaulah, Khidmat dan mengamalkan enam sifat sahabat. Media

yang digunakan dalam dakwahnya hanyalah menggunakan

komunikasi langsung dan bersilaturahmi, dan sebagai pusat sentral

dakwahnya adalah masjid.43

42 Sri Mayuni BR Manurung, Pengaruh Jamaah Tabligh Terhadap

Keagamaan Masyarakat Desa Tinggi Raja, Medan: studi Living Quran (Skripsi

S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan,

2017). 43 Fikri Rivai, Aktivitas Dakwah KH. Najib Al-Ayyubi di Jamaah

Tabligh (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).

Page 41: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

24

Setelah melihat beberapa kajian terdahulu, penulis

menemukan bahwa mayoritas para peneliti terdahulu yang

mengkaji permasalahan Jamaah Tablig ini lebih fokus kepada

tinjauan hukum, pengaruh, dan reaksi sosial kemasyarakatan.

Sejauh dari yang penulis telusuri, belum ditemukan

penelitian yang mengkaji Jamaah Tablig dari segi pemahamannya

atas ayat-ayat dakwah, terlebih yang mengkhususkan penelitian ini

dengan cara berpartisipasi langsung bersama rombongan dari pusat

gerakan itu sendiri, yaitu Masjid Jami Kebon Jeruk. Dengan

demikian, penelitian skripsi ini dapat dipastikan tidak memiliki

kesamaan dengan skripsi yang telah ada.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi,

penulis membagi penjelasannya menjadi beberapa bab dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan, dimana dalam

pendahuluan ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab kedua adalah menjelaskan definisi dakwah dan

derivasinya dalam Alquran, ayat yang berbicara tentang dakwah,

dan pemahaman para Mufasir tentang ayat dakwah dari tinjauan

kitab-kitab tafsir klasik maupun kontemporer.

Bab ketiga, menjelaskan tentang profil Jamaah Tablig,

mulai dari biografi pendiri Jamaah Tablig, sejarah dan

Page 42: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

25

perkembangannya di Indonesia, hingga profil kelompok Jamaah

Tablig Masjid Jami’ Kebon Jeruk.

Bab keempat, pada bab ini penulis akan menjelaskan

tentang pemahaman Jamaah Tablig Masjid Jami’ Kebon Jeruk

tentang rujukan dan signifikansi terkait ayat-ayat yang dipahami

dan digunakan sebagai landasan dalam konsep berdakwah, amr

maʻrûf nahî munkar hingga konsep kegiatan khurûj dan jaulah.

Bab kelima, berisi bab penutup yang meliputi kesimpulan

dan saran.

Page 43: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

26

BAB II

MAKNA DAKWAH DALAM ALQURAN

A. Definisi Dakwah dan Urgensinya dalam Kehidupan

Islam

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab

“da’wah”. Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dâl, ʻain, dan

wâwu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan

ragam makna. Makna-makna tersebut adalah do’a, panggilan,

ajakan, undangan, permintaan, dan seruan.1 Dalam Alquran, kata

da’wah dan berbagai bentuk katanya ditemukan sebanyak 198 kali

menurut hitungan Muẖammad Sulṯon,2 atau 212 kali menurut Asep

Muẖiddîn.3 Hemat penulis, jumlah yang dihitung Asep Muẖiddîn

lebih kuat, ini mengingat jumlah kata dakwah dan derivasinya

disebutkan dalam Alquran lebih banyak daripada jumlah ayat yang

memuatnya. Yang pasti, banyaknya kata da’wah dalam Alquran

mengindikasikan bahwa betapa pentingnya seruan ini untuk

dijalankan.

Penelusuran makna dakwah juga menunjukkan bahwa

masing-masing makna tersebut menunjuk kata yang membutuhkan

objek. Hal ini menunjukkan selalu adanya sasaran dakwah. Dalam

kegiatan dakwah, setidaknya ada tiga komponen, yaitu pelaku

1Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia

(Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1997), h. 406. 2 Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), h. 4. 3 Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Ilmu Al-Qur’an

(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 43.

Page 44: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

27

dakwah (pendakwah), pesan dakwah, dan sasaran dakwah (mitra

dakwah). Masing-masing makna tersebut juga menunjukkan

hubungan searah. Dalam Alquran tidak ditemukan bentuk kata

dakwah dan bentuknya yang berarti kerja sama (musyaarakah),

seperti kata dâʻa atau tadâʻâ. Hal ini menunjukkan bahwa

pendakwah adalah pelaku yang aktif, sementara mitra dakwah

hanya sebagai pihak yang pasif. Pendakwah lebih mengetahui

daripada mitra dakwah dalam beberapa hal. Pendakwah harus

memimpin dan menguasai mitra dakwah.4

Adapun definisi dakwah menurut para ahli, amat beragam,

di antaranya seperti yang dikemukakan Imam al-ghazali bahwa

dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan

dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan

melarang mereka dari perbuatan buruk agar mereka mendapat

kebahagiaan di dunia dan akhirat, beliau juga berpendapat bahwa

dakwah adalah inti gerakan dakwah sekaligus penggerak dalam

masyarakat Islam.5

Dalam literatur lain, dakwah diartikan juga sebagai seruan

kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang

lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun

masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha

peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan

pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.

4 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Group, 2016), h. 16. 5 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h. 243.

Page 45: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

28

Apalagi pada masa sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju

kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam

berbagai aspek kehidupan.6

Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa dakwah

merupakan upaya untuk merealisasikan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari-hari, baik bagi kehidupan seseorang maupun

masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka

pembangunan bangsa dan umat manusia untuk memeroleh

keridhaan Allah swt.7

Melihat beberapa definisi yang ditinjau dari segi etimologi

dan terminologi sebagaimana penjelasan di atas adalah bahwa

dakwah itu memiliki tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut;

1. Al-Taujîẖ, yaitu memberikan tuntunan dan pedoman serta

jalan hidup mana yang harus dilalui dan dihindari oleh

manusia sehingga dengan itu nyatalah jalan hidayah dan

jalan yang sesat.

2. Al-Taghyîr, yaitu mengubah dan memperbaiki keadaan

sesorang atau masyarakat kepada suasana hidup yang baru

yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.

3. Al-Tarjîẖ, yaitu memberikan pengharapan suatu nilai

agama yang disampaikan. Dalam hal ini dakwah harus

6 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran

Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Jakarta: Mizan, 2007), h. 303. 7 Definisi ini lebih menekankan pada makna dakwah dalam konteks

dakwah bil hal untuk membangun karakter tata hidup manusia yang diridhai

Allah swt. A. Rosyad Shaleh, Management Dakwah Islam (Jakarta: Bulan

Bintang, 1997), h. 74.

Page 46: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

29

mampu menunjukkan nilai apa yang terkandung di dalam

suatu perintah agama sehingga dirasakan sebagai suatu

kebutuhan vital dalam kehidupan masyarakat.8

Oleh sebab dakwah merupakan satu bagian yang pasti ada

dalam kehidupan umat beragama, maka dalam ajaran agama Islam

ia menjadi suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada

pemeluknya. Sehingga, dengan demikian, dakwah bukanlah

semata-mata timbul dari pribadi atau golongan, walaupun setidak-

tidaknya hanya segolongan yang melaksanakannya.

Fethullah Gulen mengungkapkan bahwa urgensi dakwah

bagi kehidupan umat Islam, terlebih di masa kini, tegaknya amr

maʻrûf nahî munkar betul-betul sangat dibutukan, bahkan dengan

porsi yang lebih dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Ia

juga menyebutkan beberapa urgensi lain yang menjadikan sebab

pentingnya menegakkan dakwah dalam kehidupan Islam, seperti

ketegasannya bahwa dakwah merupakan tugas penting, sebagai

kado termahal, bahkan kehadiran dakwah dianggap sebagai tujuan

hidup.9

B. Klasifikasi Ayat-ayat Dakwah dalam Alquran

Untuk mengelompokkan ayat-ayat dakwah yang termuat

dalam Alquran, penulis menggunakan buku Indeks Al-Qur’an

karya Azharuddin Sahil, di dalamnya terdapat indeks makna ayat

8 Nasaruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah (Jakarta:

Penerbit Firma Dara), h. 11. 9 Fethullah Gulen, Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan

Menyikapi Hidup, diterjemahkan oleh: Ibnu Ibrahim Ba’adillah (Jakarta:

Republika Penerbit 2011), h. 26.

Page 47: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

30

yang diambil dari kata dasar bahasa Indonesia. Dalam

menguraikan pencarian makna ayat yang menunjukkan tentang

dakwah, Azhahruddin Sahil menggunakan kata “seru”. Dari kata

“seru” ini, ditemukan 10 ayat yang dalam redaksinya terdapat kata

da’a (seru) dan derivasinya. 10 Ayat-ayat tersebut antara lain; QS.

ʻAlî ʻImrân[3]:104 tentang seruan Allah untuk amar ma’ruf nahi

munkar.11 QS. Al-Mâ’idah[5]:58 mengenai sikap orang-orang

yang mengolok-olok terhadap seruan untuk shalat.12 Dan QS. Al-

Naẖl[16]:125 terkait cara yang diperintahkan Allah dalam

menyeru manusia kepada jalan ketaatan.13

Selanjutnya, Moh. Ali Aziz, menyebutkan bahwa kata

dakwah dalam Alquran ini dapat ditelusuri pula istilah-istilah lain

10 Azharuddin Sahil, Indeks Al-Quran; Panduan Mencari Ayat Al-

Quran Berdasarkan Kata Dasarnya (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), Cet. V,

h. 406-408.

نكمت 11 كن م لحو ولت تمفت ولئك هم ٱلمنكر وأ

ت ن عن ٱل روف وينتهوت تمعت ٱل مرون بت ويأ يت

عون إل ٱلت ة يدت من أ

١٠٤

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung.”

قلون 12 نهمت قوتم ل يعتأ ك ب ذوها هزوا ولعبا ذل

لوة ٱت تمت إل ٱلص ٥٨إوذا ناديت

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang,

mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah

karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.”

سن إن ربك ه 13 حت أ ت ه

ٱل هم بت ل سنة وجد تموتعظة ٱلت مة وٱل كت ك بٱلت ع إل سبيل رب ل عن ٱدت من لم ب عت

و أ

ين تد تمهت ٱل لم ب عت ١٢٥سبيلهۦ وهو أ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Page 48: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

31

yang sepadan dengan kata dakwah, antara lain tabligh, naṣihah,

amr maʻrûf nahî munkar, tabsyîr wa tandzîr, tarbiyah wa taʻlîm,

dan sebagainya. Masing-masing istilah ini berasal dari bahasa

Arab yang telah menjadi istilah agama Islam dan sebagian telah

populer dalam masyarakat muslim. Di bawah ini merupakan ayat-

ayat Alquran yang mempunyai istilah atau arti serupa dengan kata

dakwah;

1. Tablîgh

Arti asal tabligh adalah menyampaikan. Pelakunya disebut

Muballig. Tablig lebih bersifat pengenalan dasar tentang hukum

Islam. Tablig bisa bersifat argumentatif ataupun komunikatif.14

Salah satu ayat yang terdapat kata tablig adalah seperti firman-

Nya;

ت علت فما بلغت ك إون لمت تفت ب نزل إلتك من رغت ما أ ها ٱلرسول بل ي

أ ي

ي د ل يهت إن ٱلل مك من ٱنلاس يعتص ۥ وٱلل كفرين رسالهٱلتقوتم ٱلت

٦٧ “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari

Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan

itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah

memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah

tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-

Maidah[5]:67).15

14 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 20. 15 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 49: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

32

2. Naṣîẖah

Nasihat adalah menyampaikan suatu ucapan kepada orang

lain untuk memperbaiki kekurangan atau kekeliruan tingkah

lakunya. 16 Dalam Alquran, kata ini termuat dalam QS. Al-

A’raf[7]:62,

لمون ما ل تعت لم من ٱلل عتنصح لكمت وأ

وأ غكمت رسلت رب بل

٦٢أ

"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku

memberi nasihat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa

yang tidak kamu ketahui."17

3. Amr Maʻrûf Nahî Munkar

Amr Maʻrûf Nahî Munkar tak lain merupakan kewajiban

bagi setiap muslim sekaligus sebagai identis orang mukmin.

Pelaksanaannya diutamakan kepada orang-orang yang terdekat

sesuai dengan kemampuannya.18 Cukup banyak ayat-ayat yang

mengandung seruan untuk menegakkan amar ma’ru nahi munkar.

Antara lain dalam seperti dalam firman-Nya;

ت ٱل مرون بت يأ اء بعتض ل وت

ضهمت أ منت بعت تمؤت منون وٱل تمؤت روف وٱل معت

يعون ٱلل كوة ويط تون ٱلز لوة ويؤت منكر ويقيمون ٱلصت ن عن ٱل وينتهوت

عزيز حكيم إن ٱلل ولئك سيتحهم ٱللۥ أ ٧١ورسول

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian

yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf,

16 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 23. 17 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 18 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 38.

Page 50: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

33

mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan

zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan

diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana.” (QS. Al-Taubah[9]71).19

4. Tabsyîr wa Tandzîr

Tabsyir adalah memberikan uraian keagamaan kepada

orang lain yang isinya berupa berita-berita yang menggembirakan

pendengar, seperti berita tentang janji Allah Swt. berupa pahala

surga bagi yang beriman. Sedangkan Tandzir ialah kebalikannya.

Yaitu menyampaikan uraian keagamaan kepada orang lain yang

isinya peringatan atau ancaman bagi orang-orang yang melanggar

syari’at Allah Swt. Tandzir diberikan dengan harapan orang yang

menerimanya tidak melakukan atau menghentikan perbuatan

dosa.20 Terdapat sejumlah ayat yang menyebut tabsyir dan tandzir.

Di antaranya adalah QS. Al-Baqarah[2]:119,

يرا ول تست يا ونذ بش ق ٱلت رتسلتنك ب

أ ا يم ل ننت إن ح حب ٱلت صت

أ

١١٩ “Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan

kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi

peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab)

tentang penghuni-penghuni neraka.”21

5. Tarbiyah wa Taʻlîm

19 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 20 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 26. 21 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 51: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

34

Kedua istilah ini memiliki arti yang tidak jauh berbeda

dengan dakwah. Keduanya umumnya diartikan dengan pendidikan

dan pengajaran. Pendidikan merupakan transformasi nilai-nilai,

ilmu pengetahuan, maupun keterampilan yang membentuk

wawasan, sikap, dan tingkah laku individu atau masyarakat.22

Dalam Alquran, salahsatu ayat yang merepresentasikan Tarbiyah

wa Taʻlîm ini terdapat QS. Al-Jumu’ah[62]:2,

ي م ي بعث ف ٱلت يهمت هو ٱل

يتهمت ءاتهۦ ويز نتهمت يتتلوا عل ن رسول م

بني لل م ف مة إون كنوا من قبتل ل كت مهم ٱلتكتب وٱلت ٢ويعل

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang

Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada

mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan

Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya

benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-

Jumu’ah[62]:2).23

C. Uraian Penafsiran Ayat-ayat Dakwah

Setelah menguraikan indeks ayat Alquran berkaitan dengan

dakwah di atas, pada sub-bab ini penulis mencoba

mendeskripsikan tentang pemahaman beberapa ayat dalam hal ini

ayat yang berhubungan dengan pembahasan yang dikaji, yaitu

Jamaah Tablig. Dari sekian banyak ayat Alquran yang menyeru

untuk berdakwah, dalam buku karya Abdurrahman Ahmad As-

Sirbuny yang ia sendiri merupakan anggota Jamaah Tablg,24

22 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 34. 23 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 24 Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jamaah Tabligh

(Cirebon: Pustaka Nabawi, 2012), vol. 3, h. 147.

Page 52: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

35

penulis menemukan bahwa terdapat dua ayat yang dijadikan

landasan utama Jamaah Tablig untuk menegakkan prinsip

dakwahnya. Rujukan ayat tersebut adalah QS. ʻAlî ‘Imrân[3]:104

yang berisi tentang seruan Allah untuk berdakwah, dan QS. Al-

Taubah[9]:24 berkenaan dengan program khuruj yang dinilainya

sebagai bentuk jihad di jalan Allah. Atas dasar tersebut, di bawah

ini penulis uraikan beberapa penjelesan mufasir baik era klasik

maupun modern terkait QS. ʻAlî ‘Imrân[3]:104 dan QS. Al-

Taubah[9]:24.

ن روف وينتهوت تمعت ٱل مرون بت ويأ يت

عون إل ٱلت ة يدت منكمت أ كن م ولت

لحون تمفت ولئك هم ٱل وأ منكر

ت ١٠٤عن ٱل“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.” (QS. Ali Imran[3]:104)25

Dalam redaksi ayat ini, terdapat satu kata yang kerap

menjadi persoalan perihal apakah kewajiban amr maʻrûf nahî

munkar ini merupakan kewajiban individu atau cukup segolongan

tertentu saja. Apabila melihat kepada uraian para mufasir tentang

ayat ini yang persoalannya adalah sama, yaitu kata نكمت tentu م

beragam pendapat. Sayyid Quṯub, termasuk ulama yang

berpendapat bahwa hukum dakwah itu adalah wajib ʻain.

Menurutnya, dakwah merupakan konsekuensi logis dari iman.

Iman dipandang eksis bila telah diwujudkan dalam bentuk amal

25 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 53: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

36

saleh dan dakwah. Namun demikian, pada kesempatan lain

menurut Sayyid Quṯub, dakwah memerlukan jamaah inti yang

seluruh hidupnya dibaktikan untuk berdakwah. Dari pandangan

ini, berarti Sayyid Quṯub dapat digolongkan dalam kelompok

ulama yang mendukung hukum ganda dakwah, wajib individu, dan

kolektif sekaligus.26

Dalam Tafsir al-Manar, Rasyid Ridha juga berpendapat

bahwa dakwah itu bertingkat-tingkat, dari dakwah umat muslim

kepada non-muslim hingga dakwah intern umat muslim.27

Menurut Ridha, yang terakhir ini menempuh dua metode.

Pertama, dakwah general dan komprehensif (al daʻwah al-

‘âmmah al-kulliyah). Metode dakwah ini menurut Riḏa tidak boleh

diserahkan kepada sembarang orang, tetapi kepada kelompok

profesional (khawwas al-ummah) yang memahami perincian

ajaran agama dan pemahamannya. Ridha menunjuk QS. al-

Taubah[9]:122 sebagai argumennya. Kedua, dakwah yang bersifat

parsial (al-da’wah al-juziyyah al-khâṣṣah), yaitu dakwah yang

berkenaan dengan pesan dan wasiat antar-sesama muslim serta

mengajak kepada kebaikan umum dan mengingatkan sesama dari

perbuatan mungkar. Pada level ini, dakwah menjadi kewajiban

setiap muslim, baik yang awam maupun yang alim dilakukan

berdasarkan kesanggupan masing-masing.28

26 Sayyid Quṯub, Fi Zhilalil Qur’an, Penerjemah. Ainur Rafiq Shaleh

Tamhid dan Syafril Halim (Jakarta: Rabbani Press, 2001), h. 347-348. 27 Rasyid Ridha, Tafsir Alquran al-Hakim al-Syahir bi al-Tafisr al-

Manar (Kairo: Hai’ah Misriyyah al-‘Ammah li al-Kitab, 1990), juz 4, h. 23. 28 Rasyid Ridha, Tafsir Alquran al-Hakim al-Syahir bi al-Tafisr al-

Manar, juz 4, h. 24.

Page 54: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

37

Sedangkan M. Quraish Shihab ketika menafsirkan QS. Alî

ʻImrân ayat 104 ini mengambil jalan tengah. Menurutnya,

pengetahuan kebaikan seseorang jika tidak diingatkan lama-

kelamaan akan berkurang. Untuk itulah, manusia perlu diingatkan

dan diberi keteladanan melalui dakwah. Kalau tugas itu tidak bisa

dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat, maka sebagian di

antaranya pun tidak mengapa. Terpenting sekali, bahwa haruslah

ada sebagian kelompok orang yang dapat mengingatkan

masyarakat akan kebaikan dan dapat dijadikan teladan untuk itu.

Dari pernyataan ini, dapat dipahami bahwa dakwah, bagi M.

Quraish Shihab, memiliki dua status hukum. Pertama, dakwah

memiliki status hukum wajib ‘ain, yaitu ketika dakwah dipandang

dalam pengertiannya yang umum sebagai kegiatan mengajak

orang kepada kebaikan. Dalam ruang lingkup ini, dakwah memang

memungkinkan untuk dilakukan oleh siapa saja dari setiap umat

muslim. Hal demikian, karena dakwah dalam pengertian ini tidak

menuntut suatu keahlian dan spesifikasi khusus, dan siapa saja

tanpa terkait kategori tertentu dapat mengajak orang lain kepada

kebaikan. Kedua, dakwah dihukumi wajib kolektif (kifâyah), yang

menjadi tanggung jawab ulama atau kelompok profesional. Ketika

dipahami seperti itu, dakwah secara otomatis naik tugas dan

fungsinya menjadi sebuah rekayasa sosial yang membutuhkan

keahlian dan spesifikasi tertentu. Atas dasar itu, maka profesi

dakwah tertentu bukanlah ditujukan kepada setiap orang

Page 55: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

38

melainkan hanya kepada ulama, dan pemuka-pemuka agama yang

berkompeten di bidang ini.29

Adapun dalam menafsirkan QS. Al-Taubah[9]:24, Imam

Al-Qurṯubi menguraikan terlebih dahulu sabab musabab turunnya

ayat tersebut. Ketika Allah Swt. memerintahkan Rasulullah Saw.

untuk hijrah dari Makkah ke Madinah, seseorang berkata kepada

ayahnya, ayah berkata kepada anaknya, saudara berkata kepada

saudarinya, dan suami berkata kepada istrinya, “Sesungguhnya

kami telah diperintahkan untuk berhijrah.” Di antara mereka ada

yang menerimanya, namun di antara mereka juga ada yang enggan

untuk menerimanya. Setelah itu seorang ayah berkata, “Demi

Allah, jika kalian tidak pergi ke negeri hijrah maka aku tidak akan

dapat memberi manfaat apa pun kepada kalian dan tidak akan

memberi nafkah sedikit pun kepada kalian untuk selamanya.”30 Di

antara mereka juga ada istri dan anak yang memohon kepada suami

atau bapaknya agar tidak pergi hijrah. Mereka berkata, “Aku

mohon kepadamu dengan nama Allah, janganlah kamu pergi,

sebab kami akan terlunta-lunta setelah kepergianmu.”31 Di sisi

lain, ada juga di antara mereka yang lemah hatinya, sehingga tidak

ikut hijrah dan tetap tinggal bersama mereka. Lalu turunlah ayat

ini,

29 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian

Alquran (Jakarta: Lentera Hati, 2000), Vol. II, h. 162. 30 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an,

penerjemah; Budi Rosyadi, Fathurrahman, Nashiulhaq ( Jakarta: Pustaka

Azzam, 2008), h. 219. 31 Syaikh Imam Al-Qurṯubi, Al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an, h. 219-220.

Page 56: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

39

اء إن ل وتونكمت أ ءاباءكمت إوخت ذوا ل تتخ ين ءامنوا ها ٱل ي

أ ي

ولئك نكمت فأ هم م ومن يتول يمن

ر لع ٱلت ٱلتكفت تحبوا هم ٱستلمون ٢٣ٱلظ

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan

saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih

mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu

yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang

yang zalim.” (QS. At-Taubah [9]: 23).32

Dalam Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab menegaskan

bahwa ayat ini bukan berarti melarang mencintai keluarga atau

harta benda. Allah tidak mungkin melarangnya karena cinta

terhadap harta dan anak sejatinya adalah sebuah naluri seorang

manusia. Hal ini dikuatkan dalam surah lain QS. ʻAlî ʻImrân

[3]:14.33 Oleh sebab itu, ayat ke-23 dalam surah Al-Taubah ini,

beliau memahami bahwa ayat ini hanya mengingatkan untuk

jangan sampai kecintaan kepada keluarga atau harta benda

melampaui batas sampai-sampai menjadikanya lupa dan

mengabaikan kepentingan agama. Karena itulah sehingga ayat di

atas menggunakan kata aẖabba/lebih kamu cintai. Kecintaan

kepada sesuatu diukur ketika seseorang dihadapkan kepada dua hal

32 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

ة33 هب وٱلتفض تمقنطرة من ٱل ي ٱل قنطنني وٱلت ساء وٱلت هوت من ٱلن لناس حب ٱلش ن ل يتل زي

ومة ٱلتمس وٱلتن ٱلتم عندهۥ حست وٱلل يا نت يوة ٱدل ك متع ٱلت ذل رتث نتعم وٱلت

١٤ا وٱلت

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-

apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari

jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.

Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang

baik (surga).”

Page 57: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

40

atau lebih yang harus dipilih salah satunya. Dalam konteks ini jika

kenikmatan duniawi disandingkan dengan nilai-nilai Ilahi, lalu

harus dipilih salah satunya maka cinta yang lebih besar akan

terlihat saat menjatuhkan pilihan.34

Berdasarkan uraian beberapa mufasir di atas, terkhusus

mengenai ayat utama tentang seruan berdakwah (QS. ʻAlî ʻImrân

[3]:104), yang menjadi catatan penulis adalah bahwa pada

dasarnya pemaknaan kata minkum dalam ayat tersebut menunjuk

kepada sebagian kelompok tertentu yang lebih memahami ajaran

agama. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kata minkum

tersebut menunjuk kepada keseluruhan, sehingga kewajiban untuk

berdakwah (amr maʻrûf nahî munkar) ini meliputi semua

kalangan. Pandangan ini sebagaimana diungkapkan Sayyid

Quthub, beralasan karena dakwah itu sendiri merupakan

konsekuensi logis dari iman. Menurutnya, keimanan seseorang

dipandang eksis bila telah diwujudkan dalam bentuk amal saleh

dan dakwah.

34 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian

Al-Qur’an, Vol. V, h. 531-532.

Page 58: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

41

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG JAMAAH TABLIG, LOKASI

KEGIATAN, DAN INFORMAN PENELITIAN

A. Profil Gerakan Jamaah Tablig

a.1. Sejarah dan Perkembangan Jamaah Tablig

Pendiri Jamaah Tablig adalah Muhammad Ilyas al-

Kandahlawy. Ia lahir pada tahun 1303 H (1886) di desa Kandahlah

di kawasan Muzhafar Nagar, Utar Pradesh, India. Ayahnya

bernama Syaikh Ismail dan Ibunya bernama Shafiyah al-Hafidzah.

Keluarga Maulana Muhammad Ilyas terkenal sebagai gudang ilmu

agama dan memiliki sifat wara’. Saudaranya antara lain Maulana

Muahammad yang tertua, Maulana Muhammad Yahya, dan

Maulana Muhammad Ilyas yang merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara ini.

Maulana Muhammad Ilyas pertama kali belajar agama

pada kakeknya Syeikh Muhammad Yahya, beliau adalah seorang

guru agama pada madrasah di kota kelahirannya. Kakeknya ini

adalah seorang penganut madzhab Hanafi dan teman dari seorang

ulama, sekaligus penulis Islam terkenal, Syeikh Abu al-Hasan al-

Hasani an-Nadwi yang menjabat sebagai seorang direktur pada

pada lembaga Dar al-‘Ulum di Lucknow, India. Sedangkan

ayahnya, yaitu Syeikh Muhammad Ismail adalah seorang

ruhaniawan besar yang suka menjalani hidup dengan beruzlah,

berkhalwat dan beribadah, membaca Alquran dan melayani para

Page 59: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

42

mufasir yang datang dan pergi serta mengajarkan Alquran dan

ilmu-ilmu agama.

Maulana Muhammad Ilyas sendiri mulai mengenal

pendidikan pada sekolah Ibtidaiyah (dasar). Sejak saat itulah ia

mulai menghafal Alquran, hal ini disebabkan pula oleh tradisi yang

ada dalam keluarga Syeikh Muhammad Ismail yang kebanyakan

dari mereka adalah hafidz Alquran. Sehingga diriwayatkan bahwa

dalam shalat berjamaah separuh shaff bagian depan semuanya

adalah hafidzah terkecuali muadzin saja. Sejak kecil telah tampak

ruh dan semangat agama dalam dirinya, dia memiliki kerisauan

terhadap umat, agama dan dakwah. Sehingga Allamah asy-Syaikh

Mahmud Hasan yang dikenal sebagai Syaikhul Hind (guru besar

Ilmu Hadis pada madrasah Dâr al-ʻUlûm (Deoband) mengatakan,

“Sesungguhnya apabila aku melihat Maulana Ilyas, aku teringat

akan kisah perjuangan para sahabat. 1

Pada tanggal 9 Agustus 1925, Muhammad Yahya wafat.

Setelah ditinggal oleh seorang kakaknya tersebut, Muhammad

Ilyas mengalami goncangan batin yang cukup besar. Kemudian

dua tahun setelahnya, menyusul kakaknya yang tertua, Maulânâ

Muhammad. Maulana Muhammad meninggal di Masjid Nawab

Wali, Qassab Pura dan dimakamkan di Nizamuddin. Kematian

Maulana Muhammad ini mendapat perhatian dari masyarakat

sekitarnya. Seribu orang menziarahi jenazahnya. Setelah itu,

masyarakat meminta kepada Maulana Ilyas untuk menggantikan

1 Sayyid Abul Hasan al-Nadwi, Riwayat Hidup dan Usaha Dakwah

Maulana Muhammad Ilyas (Yogyakarta: Ash-Shaff, 1999), h. 5.

Page 60: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

43

kakaknya di Nizamuddin padahal waktu itu beliau sedang menjadi

salah seorang pengajar di Madrasah Mazhahir al-Ulum.

Karena semangat yang tinggi untuk memajukan agama,

Maulana Ilyas kemudian mendirikan maktab di Mewat, tetapi

kondisi geografis yang agraris menyebabkan masyaraktnya lebih

menyukai anak-anak mereka pergi ke kebun atau ke sawah

daripada ke madrasah atau makrab untuk belajar agama, membaca

atau menulis. Dengan demikian, Maulana Ilyas dengan terpaksa

meminta orang Mewat untuk menyiapkan anak-anak mereka

belajar dengan pembiayaan yang ditanggung oleh Maulana sendiri.

Besarnya pengorbanan Maulana untuk memajukan pendidikan

agama bagi masyarakat Mewat tidak mendapatkan perhatian.

Bahkan mereka enggan menuntut ilmu, mereka lebih senang hidup

dalam kondisi yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun

turun temurun.

Kondisi Mewat yang sangat miskin pengetahuan itu

semakin menambah kerisauan Maulana Ilyas akan keadaan umat

Islam terutama masyarakat Mewat. Kunjungan-kunjungan

diadakan bahkan madarasah-madarasah banyak didirikan, tetapi

hal itu belum bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi problem

yang dihadapi masyarakat Mewat. Kondisi buruk yang terus

berlarut ini akhirnya menjadi inspirasi bagi Muhammad Ilyas

untuk mengirimkan delegasi Jamaah Dakwah ke Mewat.

Kemudian Pada tahun 1351 H/1931 M, Maulana menunaikan

ibadah hajji yang ketiga ke tanah suci Mekkah. Kesempatan

tersebut ia pergunakan untuk menemui tokoh-tokoh India yang ada

Page 61: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

44

di Arab guna mempromosikan usaha dakwah, dengan harapan agar

usaha ini dapat terus dijalankan di tanah Arab.2

Keinginannya yang besar itu menyebabkan ia

berkesempatan menemui Sultan Ibn Sa’ud yang menjadi raja tanah

Arab untuk mempromosikan usaha dakwah yang dibawanya.

Selama berada di Mekkah, Jamaah ini melakukan banyak aktifitas

pergerakan secara intensif, setiap hari sejak pagi sampai petang,

usaha dakwah terus dilakukan untuk mengajak masyarakat

menaati perintah Allah dan menegakkan dakwah.

Sepulang dari ibadah haji tersebut, Maulana mengadakan

dua kunjungan ke Mewat, masing-maing disertai jamaah dengan

jumlah yang cukup besar, sedikitnya seratus orang. Bahkan di

beberapa tempat, jumlah itu justru semakin membengkak.

Kunjungan pertama dilakukan selama satu bulan dan kunjungan

kedua dilakukan hanya beberapa hari saja. Dalam kunjungan

tersebut dia selalu membentuk jamaah-jamaah yang dikirim ke

kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke

rumah) guna menyampaikan pentingnya agama.3

Maulana Muhammad memiliki konfidensi penuh bahwa

kebodohan, kelalaian serta hilangnya semangat agama dan jiwa

keislaman itulahh yang menjadi sumber kerusakan. Adapun satu-

satunya jalan untuk memberantas virus tersebut adalah dengan

2 Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di

Mata Masyarakat, STAIN Ponorogo Press. h. 48-49. 3 Sayyid Abul Hasan al-Nadwi, Riwayat Hidup dan Usaha Dakwah

Maulana Muhammad Ilyas, h. 40.

Page 62: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

45

membujuk masyarakat Mewat agar keluar dari kampung

halamannya guna memperbaiki diri dan memperdalam agama,

serta melatih disiplin dalam hal positif sehingga tumbuh kesadaran

untuk mencintai agama lebih daripada dunia mementingkan harta.

Dari Mewat inilah secara berangsur-angsur usaha tablîgh

meluas ke Delhi, United Province, Punjab, Khurja, Aligarh, Agra,

Merut, Panipat, Rohtak dan daerah lainnya. Begitu juga di bandar-

bandar pelabuhan banyak jamaah yang tinggal dan terus bergerak

menuju tempat-tempat yang ditargetkan seperti halnya daerah Asia

Barat. Setelah jamaah ini terbentuk, mereka tak lantas memperluas

sayap dakwah dengan membentuk beberapa jaringan di sejumlah

negara. Jamaah ini memiliki misi ganda yaitu iṣlâẖ diri

(peningkatan kualitas individu) dan mendakwahkan kebesaran

Allah Swt. kepada seluruh umat manusia.4

Perkembangan Jamaah cukup fantastis. Setiap hari banyak

jamaah yang dikirim ke daerah-daerah yang menjadi target operasi

dakwah. Selain itu, masing-masing anggota jamaah ada yang

kemudian membentuk rombongan baru. Dengan usaha tersebut,

Jamaah Tablig ingin mempererat tali silaturahmi antara kaum

Muslimin dengan Muslim yang lain. Gerakan Jamaah tidak hanya

tersebar di India tetapi juga sedikit demi sedikit telah menyebar ke

berbagai negara.

Muẖammad Ilyas tanpa henti terus memberi motivasi dan

arahan untuk menggerakkan mesin dakwah ini agar sampai ke

4 Sayyid Abul Hasan al-Nadwi, Riwayat Hidup dan Usaha Dakwah

Maulana Muhammad Ilyas, h. 39.

Page 63: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

46

seluruh dunia. Ketika usianya sudah menjelang senja, Maulana

terus bersemangat hingga tubuhnya yang kurus tidak mampu lagi

untuk digerakkan ketika ia menderita sakit.5

Kemudian pada hari terakhir dalam sejarah hidupnya,

Maulana mengirim utusan kepada Syaikhul Hadis Maulana Zkaria,

dan Maulana Zafar Ahmad, bahwa ia akan mengamanahkan

kepercayaan sebagai Amir Jamaah kepada sahabat-sahabatnya

seperti Hafidz Maqhul Hasan, Qozi Dawud, Mulvi Muhammad

Yusuf, dan Mulvi Ihtisamul Hasan. Saat itu terpilihlah Mulvi

Muhammad Yusuf sebagai penerus estafet perjuangan Maulana

Muhammad Ilyas dalam memimpin usaha dakwah dan tablig.

Akhirnya, pada tanggal 13 Juli 1944, Maulana

menghembuskan nafas terakhirnya ketika menjelang subuh setelah

cukup lama terbaring di tempat tidur oleh sebab sebuah penyakit

yang dideritanya. Beliau tidak banyak meninggalkan karya-karya

tulisan tentang kerisauannya akan keadaan umat. Buah pikirannya

dituangkan dalam lembar-lembar kertas surat yang dihimpun oleh

Maulana Manzoor Nu’ami dengan judul Aur Un Ki Deeni Dawat

yang ditujukan kepada para ulama dan seluruh umat Islam yang

mengambil usaha dakwah dalam Jamaah Tablig. Karyanya yang

paling nyata adalah bahwa ia tellah meninggalkan ide-ide bagi

5 Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di

Mata Masyarakat, STAIN Ponorogo Press.

Page 64: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

47

umat Islam hari ini dan metode kerja dakwah yang telah menyebar

ke seluruh pelosok dunia.6

Demikianlah sekilas riwayat hidup Muhammad Ilyas

beserta faktor dan alasan yang melatarbelakangi berdirinya Jamaah

Tablig. Muhammad Ilyas bukanlah seorang ulama yang membuat

suatu ajaran agama yang baru. Apa yang menjadi pemikiran

Muhammad Ilyas adalah buah pikirnya atas ayat-ayat Allah Swt

dan hadis Rasulullah Saw walaupun ada beberapa pengaruh dari

ajaran tasawuf. Apa yang menjadi dasar Muhammad Ilyas di dalam

berijtihad adalah sangat jelas dan tidak bertentangan dengan

Alquran maupun hadis. Setidaknya inilah yang dipegang teguh

oleh Muhammad Ilyas yang bermadzhab Imam Hanafi.7

a.2. Prinsip dan Ajaran Jamaah Tablig

Jamaah Tablig merangkum enam prinsipp yang mereka

namai dengan enam sifat para sahabat. Karena Jamaah Tablig

berpandangan bahwa Umat Islam saat ini belum mengamalkan

agama secara sempurna. Bagi mereka, para sahabat telah berhasil

mengamalkan agama dengan sempurna karena memiliki enam

sifat. Oleh karena itu, Jamaah Tablig meyakini bahwa akan ada

kekuatan untuk mengamalkan agama dengan sempurna apabila

6 Sayyid Abul Hasan al-Nadwi, Riwayat Hidup dan Usaha Dakwah

Maulana Muhammad Ilyas, h. 47. 7 Angga Kurniawan, Teologi Jama’ah Tabligh (Studi Kasus di

Pesantren Sunanul Husna Manjangan), (Skripsi Fakultas Ushuluddin,

UIN Jakarta, 2017), h. 22.

Page 65: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

48

memilikki enam sifat sahabat. Setiap sifat dipelajari arti, maksud,

keuntungan, dan cara mendapatkannya.

Keenam sifat yang menjadi prinsip tersebut ialah sebagai berikut;

1. Yakin Terhadap Kalimat Ṯayyibah (Lâ Ilâha Illa Allâh

Muẖammad al-Rasullullah)

Meyakini kalimat Lâ Ilâh Illa Allâh ini, Jamaah Tablig

merujuk kepada sebuah hadis yang menjelaskan keuntungan dari

meyakini kalimat Lâ Ilâh Illa Allâh;

ن ا م ث ع ن له ع وس ه ي ل ع لله ا لهى ص لله ا ول رس ل ا ق ل ا ن ق ن م لنهة ا ل خ د لله ا له إ ه ل إ ل نهه أ ل م ع ي و وه ت ا ن

Dari Utsman r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda,

“barangsiapa meninggal dunia sedangkan ia mengetahui

(meyakini) bahwa sesungguhnya tiada yang berhak disembah

selain Allah Swt, maka pasti ia masuk surga.” (HR. Muslim

No.38).8

Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan bahwa cara

mendapatkannya adalah pertama, selalu mendakwahkan

pentingnya iman. Kedua, latihan dengan cara membentuk ẖalaqah

iman, majelis yang di dalamnya dibicarakan tentang pentingnya

iman. Ketiga, berdoa kepada Allah Swt agar dikaruniakan hakikat

iman.9

8 Dikutip dari https://tafsirq.com/hadits/muslim/38 9 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani (Bandung: Pustaka Ramadhan, 2006),

h. 5.

Page 66: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

49

Kemudian Muhammad Yusuf al-Kandahlawi

menambahkan bahwa Nabi Muhammad Saw diutus Allah Swt

sebagai suri tauladan yang baik dan perlu dicontoh, pembawa

syariat (risalah agama), raẖmatan li al-ʻâlamîn dan penutup para

nabi.10

Dalam berprinsip untuk meyakini keutamaan kalimat ini,

Jamaah Tablig merujuk kepada sebuah hadis yang menjelaskan

keuntungan dari menghidupkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad

Saw adalah;

لله ا لهى ص لله ا ول رس ل ل ا ق ك ل ا ن ن ب س ن أ ن له م ع ع وس ه ي لل ا ف ي ع ن ن ا بهن ك ح أ ن ون بهن ح أ د ق ف نهت س ا ي ح أ ن نهة ن

Dari Annas ra berkata, Rasulullah Saw bersabda,

‘’barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, berarti ia cinta

kepadaku, dan barangsiapa yang cinta kepadaku, maka ia akan

bersamaku di dalam surga.” (HR. Tirmidzi, No. 2602)11

Bagi Jamaah Tablig, cara mendapatkannya pertama, selalu

mendakwahkan pentingnya sunnah Rasulullah Saw.. Kedua,

latihan dengan cara selalu menghidupkan sunnah-sunnah

Rasulullah Saw dalam kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari: (1)

Surah: penampilan Rasulullah Saw, (2) Sirah: perjalanan hidup

Rasulullah Saw, (3) Sarirah: pikir dan kerisauan Rasululullah

Saw. Ketiga, berdoa kepada Allah Swt agar diberikan taufik dan

10 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 6. 11 Dikutip dari https://tafsirq.com/hadits/tirmidzi/2602

Page 67: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

50

hidayah-Nya sehingga dapat mengamalkan sunnah-sunnah

Rasulullah Saw.12

2. Shalat Khusyûʻ dan Khudu’

Khusyûʻ artinya konsentrasi dalam shalat. Tingkat khusyûʻ

yang paling tinggi adalah apabila seseorang bisa shalat seolah-olah

dia sedang berhadapan langsung dengan Allah Swt dan derajat-

derajat berikutnya yaitu apabila dia bisa meyakini bahwa Allah

Swt melihatnya. Norma-norma syariat yang termasuk di dalam

pelaksanaan ibadah, jika dihayati dengan khusyûʻ dan keikhlasan

akan membawa pengaruh positif pada moral.13

Adapun ayat Alquran yang menjelaskan keuntungan dari shalat

dengan khusyûʻ adalah:

ب لوة إونها لكبرية إل لع ٱلخشعني وٱستعينوا بٱلص ٤٥وٱلص“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi

orang-orang yang khusyu´.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)14

فلح ٱلمؤم ين هم ف صلتهم خشعون ١نون قد أ ٢ٱل

12 An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah (Bandung: Pustaka

Ramadhan, 2007),

h. 90. 13 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti

dalam Ibadat dan Tasawuf (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), h. 11. 14 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 68: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

51

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu)

orang-orang yang khusyu´ dalam sembahyangnya.” (QS. Al-

Mu’minûn [23]: 1-2)15

Sedangkan khuduʻ artinya tertib, yakni tertib waktu shalat,

tertib tempatnya di mana saja adzan dikumandangkan baik di

Mushalla ataupun di Masjid dan tertib pelaksanannya dengan cara

berjamaah.16 Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan

bahwa cara mendapatkan keuntungan atau manfaat dari shalat

khusyu dan khuduʻ adalah pertama, selalu mendakwahkan

pentingnya shalat khusyu dan khudu. Kedua, memperbaiki tertib

ẕahir shalat dari mulai istinja, wudhûʻ, hingga bacaan-bacaan dan

gerakan-gerakan shalat. Ketiga, menghadirkan keagungan Allah

Swt ke dalam hati kita ketika sedang melakukan shalat. Keempat,

belajar menyelesaikan masalah dengan shalat. Kelima, berdoa

kepada Allah Swt agar diberi taufik untuk mengerjakan shalat

dengan khusyûʻ dan khuduʻ.17

3. Ilmu serta Dzikir

Maksud dari kalimat ilmu dan dzikir ini adalah untuk

mengetahui, memahami, dan mengamalkan seluruh perintah dan

larangan Allah Swt dalam setiap saat dan keadaan setiap hari.18

15 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 16 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti

dalam Ibadat dan Tasawuf, h. 12 17 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 8. 18 An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, h. 100.

Page 69: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

52

Prinsip ketiga ini, Jamaah Tablig merujuk kepada beberapa ayat

Alquran yang menjelaskan kentungan dari berilmu dan maupun

berdizkir. Di antaranya sebagai berikut;

ف ٱلمجلس فٱفسحوا حوا إذا قيل لكم تفس ين ءامنوا ها ٱل يأ ي

ين ءامنوا ٱل يرفع ٱلل وا فٱنش وا لكم إوذا قيل ٱنش يفسح ٱللوتوا ٱلعلم در

ين أ منكم وٱل وٱلل ١١بما تعملون خبري جت

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujâdilah

[58]: 11)19

ين ءامنوا وتطمئن تطمئن ٱلقلوب ٱل ل بذكر ٱلل أ قلوبهم بذكر ٱلل

٢٨

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Raʻd [13]:

28)20

Pengetahuan yang disukai Allah adalah pengetahuan yang

menjadikan manusia dekat dengan-Nya. Jamaah Tablig berusaha

agar selalu belajar dan berdzikir karena ilmu tanpa dzikir

merupakan kejahilan sedangkan dzikir tanppa ilmu lebih

19 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 20 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 70: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

53

berbahaya daripada kelalaian. Oleh sebab itu, para Jamaah Tablig

selama beberapa hari meninggalkan rumah tangganya karena ingin

menari ilmu tentang Islam akan dimuliakan Allah sebagai orang

yang berjihad di jalan Allah Swt.21

Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan bahwa cara

mendapatkan keuntungan dari keutamaan dzikir adalah pertama,

selalu mendakwahkan pentingnya dzikir. Kedua, istiqamah

membaca Alquran setiap hari. Ketiga, berdikir istighfâr, tasbîẖ,

taẖmîd, taẖlîl, takbîr, dan ṣalawat sekurang-kurangnya seratus kali

tiap pagi dan petang. Keempat, mengamalkan doa-doa masnunah

(sunnah) dalam ssetiap kegiatan sehari-hari. Kelima, berdoa

kepada Allah Swt agar diberi hajat (perasaan butuh) kepada

dzikir.22

4. Ikrâm al-Muslimîn

Ikrâm al-Muslimîn ialah hak-hak sesama Muslim, tanpa

mengharap hak-hak kita ditunaikan, dengan berakhlak baik

terhadap manusia maupun kepada makhluk yang lain.23

Jamâʻah Tablîgh mengutip ayat berkenaan dengan Ikrâm al-

Muslimîn dalam QS. Al-Hujurât: 10)

21 Furqan Ahmad Ansari, Pedoman Bertabligh (Malaysia: Dewan

Pakistan 1995), h. 36. 22 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 19. 23 An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, h. 108.

Page 71: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

54

لعلكم إنما ٱلمؤمن ٱلل قوا خويكم وٱت بني أ صلحوا

فأ ون إخوة

١٠ترحون “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu

dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”24

Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan bahwa cara

mendapatkan keuntungan dari keutamaan ikrâm al-muslimîn

adalah pertama, selalu mendakwahkan pentingnya ikrâm al-

muslimîn. Kedua, memuliakan alim ulama, menghormati orang

tua, menghargai sebaya dan menyayangi yang muda. Ketiga,

memberi slaam baik kepada orang yang dikenal ataupun orang

yang itdak dikenal. Keempat, bergaul dengan orang-orang yang

berbeda-beda wataknya. Kelima, berdoa kepada Allah Swt agar

dikaruniakan sifat Ikrâm al-muslimn.25

5. Taṣẖîẖ al-Niyyah (Ikhlas)

Adalah meluruskan, memperbaiki, dan membersihkan niat,

ikhlas adalah mengosongkan hati dari seluruh motivasi dunia

dalam amal akhirat. Maksdu tujuan beramal semata-mata karena

Allah Swt, mengerjakan perintah dan meninggalakan larangan dan

hanya mengharap ridha-Nya. Keihklasan dalam setiap amal sangat

penting, karena amal yang dikerjakan tanpa dilandasi keikhlasan

makan tidak ada nilainya di sisi Allah Swt wawlaupun amalan

24 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 25 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 23.

Page 72: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

55

tersebut banyak. Adapun sebaliknya, amal yang dikerjakan dengan

keikhlasan walaupun sedikit maka sangat tinggi nilainya di sisi

Allah Swt.26

Adapun teks Alquran dan hadis yang menjelaskan

keuntungan dari Taṣẖîẖ al-Niyyah adalah;

ل ؤج كتبا م ن تموت إل بإذن ٱللومن يرد ثواب وما كن لفس أ

وسنجزي نيا نؤتهۦ منها ومن يرد ثواب ٱألخرة نؤتهۦ منها ٱدلكرين ١٤٥ٱلش

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin

Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang

siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya

pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat,

Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan

memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. ‘Ali

Imran [3]:145)27

Muhammad Yusuf al-Kandahlawi kemudian menjelaskan

bahwa cara mendapatkan dari keutamaan taṣẖîẖ al-niyyah adalah

pertama, selalu mendakwahkan pentingnya ikhlas dan

memperbaiki niat. Kedua, memperbaiki niat dengan cara

memeriksa niat sebelum beramal, ketika sedang beramal dan

setelah beramal. Ketiga, berdoa kepada Allah Swt agar ditanamkan

sifat ikhlas ke dalam hati.28

26 An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj Fi Sabilillah, h. 112. 27 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 28 Maulana Muḥammad Yusuf al-Kandahlawi, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 25.

Page 73: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

56

6. Dakwah al-tabîgh dan khurûj fî sabîl Allâh

Dakwah artinya mengajak. Al-tablîgh menyampaikan, dan

khurûj fî sabîl Allâh artinya keluar di jalan Allah Swt.

Khurûj dalam pengertian di Jamaah Tablig ini adalah

mereka yang keluar dari kediaman rumahnya yang nyaman untuk

menyerukan kalimat Allah Swt (tauhid) dan mengingatkan kepada

saudaranya (sesama muslim) untuk kembali kepada ajaran agama

secara kâffah (menyeluruh) serta mengamalkan sunnah, juga amr

maʻrûf nahî munkar (ʻubûdiyah).

Adapun teks Alquran yang menjelaskan keuntungan dari

dakwah al-tablîgh khurûj fî sabîl Allâh adalah;

ن دع إل ٱلل م حسن قول م وعمل صلحا وقال إنن من ومن أ

٣٣ٱلمسلمني “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang

menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?.”

(QS. Fushilat [41]:33)29

Berdakwah menyeru manusia kepada agama Allah Swt

dengan cara apa saja, maka ia berhak menndapat kehormatan

berupa berita gembira dan pujian seperti yang disebutkan dalam

ayat di atas. Dalam hal ini misalnya, para nabi as berdakwah

dengan menggunakan mukjizatnya, para ulama berdakwah dengan

menggunakan dalil dan hujjahnya, para mujahid berdakwah

29 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 74: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

57

dengan pedangnya, dan para muadzin berdakwah dengan

adzannya. Intinya, siapapun yang menyeru kepada kebaikan, ia

berhak mendapatkan kehormatan itu, baik mengajak kepada

amalan-amalan zahir maupun batin sebagaimana para ahli tasawuf

yang mengajak kepada mengenal keagungan Allah Swt.30

Demikian penjelasan Muhammad Yusuf al-Kandahlawi

dalam buku Faḏilah Amal yang juga merupakan buku utama

Jamaah Tablig dalam berdakwah.

Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjelaskan bahwa cara

mendapatkan keuntungan dari keutamaan dakwah al-tablîgh

khurûj fî sabîl Allâh adalah pertama, selalu mendakwahkan

pentingnya dakwah al-tablîgh khurûj fî sabîl Allâh. Kedua,

meluangkan waktu untuk keluar di jalan Allah Swt. sekurang-

kurangnya empat bulan seumur hidup, empat puluh hari setiap

tahun, tiga hari setiap bulan, dan dua setengah jam setiap hari.

Ketiga, berdoa kepada Allah Swt agar diberi hakikat dakwah al-

tablîgh khurûj fî sabîl Allâh serta diberikan kekuatan untuk

menjalankannya.31

a.3. Profil Markas Jamaah Tablig Indonesia

Masjid Jami’ Kebon Jeruk sebagai pusat kegiatan tablig

dan dakwah Islam di Indonesia. Masjid ini selalu dipadati oleh

jamaah dari berbagai daerah, bahkan muslim dari berbagai negara

pun mudah kita jumpai di sini. Mereka rata-rata berjenggot,

30 Maulana Muhammad Zakariyya, Fadhilah Amal, h. 342. 31 Maulana Muḥammad Yūsuf al-Kandahlawī, Mudzakaroh Enam

Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, h. 27.

Page 75: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

58

mengenakan baju koko, surban atau peci putih, dan celana mereka

tidak ada yang menutupi mata kaki.

Jamaah di Masjid Kebon Jeruk ini dikenal dengan sebutan

Jamaah Tablig, mereka selalu rutin dan khusyuk mendengarkan

ceramah setiap usai shalat maghrib. Jemaah terdiri dari berbagai

profesi, seperti pimpinan pondok pesantren, bupati, pedagang kaki

lima, pengusaha, mantan preman, artis hingga para pelajar.32

Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis bersama

Muhammad Yunus, masjid Jami’ Kebon Jeruk memiliki fungsi

ganda, yaitu sebagai markas Jamaah Tablig dan sebagai lembaga

penerima (host institution) bagi pengikut Jamaah Tablig dari

berbagai negara. Pada fungsi pertama, masjid ini menjadi tempat

Iʻtikâf dan pelayanan bagi pengikut Jamaah Tablig dari seluruh

Indonesia. Pada setiap Kamis malam, masjid ini dipenuhi sekitar

1000-an jamaah dari berbagai ẖalaqah daerah di Jakarta dan luar

Jakarta. Saat ini terdapat sekitar 170 ẖalaqah di seluruh DKI

Jakarta. Setiap ẖalaqah melayani antara 20 hingga 40 masjid.

Untuk kegiatan musyawarah besar yang dilaksanakan sekali dalam

2 tahun, Masjid Jami’ Kebon Jeruk mengagendakannya pada

tanggal 1-3 April.

Setiap hari, masjid ini menerima pendaftaran (tasykîl) dari

anggota Jamaah Tablig untuk perjalanan dakwah keluar (khurûj)

32 Wawancara dengan Mulyadi, yang merupakan anggota aktif Jamaah

Masjid Kebon Jeruk sekaligus yang mengenalkan penulis kepada Jamaah

Tablig, pada 13 Januari 2019, di Masjid Jami’ Kebon Jeruk.

Page 76: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

59

beberapa hari (3 dan 40 hari) atau bulan (4 bulan) ke berbagai

daerah di Indonesia dan negara luar. Keputusan tentang berapa

kelompok, siapa saja yang menempati posisi dalam setiap

kelompok dan daerah sasaran dibacakan pada kegiatan

musyawarah setiap selesai sholat Isya pada musyawarah ini.

Fungsi kedua, masjid ini sebagai lembaga penjamin (host

institustion) yang menguruskan izin tinggal bagi pengikut Jamaah

Tablig yang berasal dari luar negeri. Masjid ini juga menyediakan

ruang khusus untuk mereka di lantai 3 masjid selama mereka

menunggu proses pengurusan surat-surat yang dibutuhkan.

Sebagaimana dikatakan sebelumnya, anggota Jamaah Tablig asing

ini akan bergabung dengan anggota Jamaah Tablig lain dari

Indonesia untuk melakukan ke berbagai daerah di seluruh

Indonesia. Mereka memang sudah menuliskan dalam surat

pengantar ke Masjid Jami’ Kebon Jeruk untuk sasaran daerah mana

saja yang akan dikunjungi di Indonesia.33

B. Gambaran Umum Penelitian

b.1. Sekilas tentang Musholla An-Nur

Berdasarkan pengamatan penulis, musholla An-Nur

merupakan salah satu musholla yang berada di Jl. Pendidikan,

RT.03/RW.03, Rempoa, Ciputat timur, Tangerang Selatan. Secara

fisik bangunan, mushola ini tidak jauh berbeda dengan mushollla

pada umumnya. Fasilitas di sini berupa peralatan atau

33 Hasil observasi dan wawancara dengan Mulyadi, pada 13 Januari

2019, di Mushalla Masjid Jami’ Kebon Jeruk.

Page 77: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

60

perlengkapan musholla seperti microphone dan Alquran, dan lain

sebagainya. Ada keunikan tersendiri di musholla berukuran kurang

lebih 7x11 meter ini, yaitu satu ruang toilet dan tempat berwudhu

yang berada di dalam musholla. Sehingga, keadaan musholla

mempunyai kemiripan dengan sebuah rumah.

Jamaah musholla ini adalah warga setempat yang notabene

tinggal di rumah-ruamah kontrakan. Warga di sekitar musholla

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda sehingga kondisi

sosial masyarakat sekitar bisa digolongkan ke dalam kategori kelas

menengah ke bawah. Keadaan masyarakat yang demikian

kemudian berpengaruh terhadap ektifitas kegiatan jaulah Jamaah

Tablig.

Pada saat melakukan jaulah di lingkungan sekitar musholla

tersebut, penulis turut serta mengikuti jaulah bersama empat orang

lainnya. Lima orang dalam satu kelompok jaulah masing-masing

memiliki tugasnya sendiri. Selain berdakwah anggota lainnya

bertugas untuk berzikir yang dimaksudkan agar mad’u (objek

dakwah) mendapatkan hidayah Allah Stw. Selain jaulah, kegiatan

lain yang Jamaah Tablig jalankan dalam sebuah kegiatan khuruj

adalah musyawarah. Musyawarah tersebut dilakukan setiap pagi

yang mana semua anggota jamaah wajib melaporkan amalan

harian yang dilakukan kepada seorang amir (ketua rombongan).

b.2. Sekilas tentang Masjid Darussalamah

Masjid Jami Darussalamah adalah sebuah masjid yang

memiliki struktur takmir masjid yang lengkap dan cukup padat

dengan kegiatan pengajian yang dilakukan. Kegiatan-kegiatan

Page 78: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

61

tersebut mulai dari kajian mingguan kitab fiqih, pengajian rutin

majelis ta’lim, serta pengajian khusus remaja dengan materi dan

narasumber yang berbeda. Masjid besar dengan arsitektur megah

berwarna hijau ini terletak di Jl. Bintaro Selatan, Blok N1, No.1,

RT.11/RW.11, Bintaro, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan.

Masyarakat yang berada di lingkungan sekitar masjid

Darussalamah bisa dikatakan mempunyai dua kelas sosial yang

berbeda. Sebagian warga tinggal di komplek perumahan elit,

sebagian lainnya memilih tinggal di pemukiman yang padat.

Dengan demikian, jamaah yang mendatangi masjid ini pun

memiliki paham keberagamaan yang beragam. Di antara

banyaknya jamaah masjid tersebut, terdapat beberapa Ahbab

(seorang warga setempat yang juga biasa khuruj). Ahbab inilah

yang kemudian nantinya oleh rombongan Jamaah dijadikan

sebagai Dalil (penunjuk jalan ketika melakukan jaulah).

Tiga hari lamanya penulis bersama rombongan menempati

dan melaksanakan semua rutinitas Jamaah Tablig. Kegiatan-

kegiatan ta’lim yang biasa rutin dilakukan oleh DKM

Darussalamah, selama 3 hari tersebut, “dipindahalikan” kepada

Jamaah Tablig. Pengajian rutin di masjid menjadi makin padat

dengan bertambah beberapa kajian tambahan dari Jamaah Tablig

seperti Bayan Subuh, Bayan Dzuhur, dan Ta’lim ba’da Isya.

Adapun terkait respon dari jamaah dan warga setempat,

kedatangan Jamaah Tablig ditanggapi dengan beragam penilaian.

Ketika Jamaah ber-jaulah ke warga yang tinggal di pemukiman

misalnya, beberapa di antara mereka ada yang menyambutnya

Page 79: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

62

dengan senang hati, namun ada juga yang menolak dan bahkan

mengusirnya.

b.3. Biografi Singkat Informan Penilitian

Di bawah ini adalah uraian biografi singkat para informan

dalam penilitian yang nantinya bertujuan supaya dapat diketahui

faktor-faktor lain yang memengaruhi mereka untuk mengikuti

Jamaah Tablig.

1. Ahmad Fahrurozi

Fahrurozi adalah seorang guru mengaji di daerah

tempat ia tinggal. Ia lahir di Tangerang pada 26 September

1986. Ia mempelajari agama dan mengaji di tempat ia

berasal dengan guru-guru di sekitar tempat tinggalnya. Ia

mulai mengikuti khuruj sejak sepuluh tahun yang lalu.

Daerah yang telah ia singgahi ketika khuruj meliputi India,

Pakistan, Banyuwangi, Probolinggo, Flores, NTT, dan

wilayah JABODETABEK. Alamat tempat tinggalnya

berada di Jl. Manjangan IV rt 01/04, Pondok Ranji,

Kecamatan Ciputat Timur.

2. Muhammad Yunus

H. Muhammad Yunus, S. Ag adalah sarjana lulusan

IAIN Jakarta di Fakultas Ushuluddin. Ia merupakan amir

(ketua rombongan) Jamaah Tablig. Ia dilahirkan di

Tangerang pada 12 September 1969. Tempat tinggalnya

berada di Tangerang, tepatnya di Jl. Manjangan IV rt 01/04,

pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur. Ia berprofesi

sebagai guru mengaji. Awal mengikuti khuruj pada tahun

Page 80: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

63

1995 yang mana ia pada awalnya sering kali diajak oleh

orang tuanya khuruj ke berbagai tempat. Itu pula yang

menjadikan ia sampai sekarang tetap istiqomah

menjalankan khuruj sampai menjadi amir, karena memang

dari keluarganya terlebih orang tuanya yang mengajarkan

sejak muda khuruj juga menanamkan jiwa tablig pada

dirinya. Daerah yang pernah ia singgahi ketika khuruj yaitu

India, Pakistan, Bangladesh, Afrika Selatan, Somalia,

Papua, Maluku, Sumatera Selatan, Lampung, dan sekitaran

Pulau Jawa.

3. Sadelih

Sadelih adalah seorang supplyer tanaman hias. Ia

aktif khuruj sejak tahun 1992. Daerah yang pernah ia

singgahi ketika khuruj yaitu Thailand, Malaysia,

Bangladesh, India, Sumatera, Lampung, Ambon,

Kalimantan Barat, Banten. Ia mulai tertarik mendalami

ilmu agama sejak ia mengenal Jamaah Tablig yang mana

dikenalkan oleh orang tuanya sejak ia masih duduk di

bangku SMA. Ia tinggal di daerah Ciputat tepatya di Jl.

Cempaka Raya rt 04/03, Rengas, Ciputat Timur.

4. Slamet Riyadi

Slamet Riyadi adalah seorang wiraswasta yang

lahir di Kendal pada 22 Agustus 1968. Ia aktif khuruj sejak

23 tahun silam. Pengalamannya saat melakukan khuruj

bersama dengan Jamaah Tablig lainnya adalah pernah

merasakan diusir saat berjaulah terlebih oleh masyarakat

Page 81: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

64

pelosok pulau jawa yang sudah memiliki paham tersendiri.

Ia bersama jamaah lainnya bahkan pernah dilaporkan ke

polisi oleh masyarakat karena kegiatan khuruj. Daerah

yang pernah ia singgahi ketika khuruj adalah India,

Pakistan, Bangladesh, Palembang, Lampung, Malaysia,

Ambon, Jambi, Kalimantan Barat, Batam dan sekitar Pulau

Jawa. Ia tinggal di Jl. Manjangan, Pondok Ranji.

5. Syamsul Bahri dan Rudi Asmi

Syamsul Bahri adalah seorang Guru SMA adalah

lulusan Psikologi di IAIN Jakarta. Ia lahir di Jakarta pada

01 November 1988. Syamsul aktif khuruj sejak tahun 2010

ketika ia masih menyandang status sebagai mahasiswa,

bahkan skripsi yang ia tulis adalah mengenai Jamaah

Tablig. Tempat yang pernah ia singgahi ketika khuruj yaitu

Jakarta, Jawa Barat, dan sekitaran Jawa Tengah. Alamat

tempat tinggalnya berada di Jl. Rawa Papan, Bintaro.

Berbeda dengan Rudi Asmi, ia adalah seorang pedagang

yang lahir di Palembang pada 30 Juli 1971. Alamat tempat

tinggalnya berada di Jl. Manjangan, Pondok Ranji. Rudi

aktif khuruj sejak tahun 1990. Daerah yang pernah ia

sinhgahi ketika khuruj adalah India, Bangladesh, Malaysia,

Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku Tengah.

Berdasarkan data masing-masing informan penelitian di

atas dan pengamatan penulis selama menetap 7 hari bersama

mereka, penulis menyimpulkan bahwa pijakan dasar mereka untuk

mengikuti Jamaah Tablig sejatinya tidak berdasarkan pemahaman

Page 82: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

65

mereka atas teks ayat-ayat tentang dakwah, melainkan bermula

dari dorongan diri sendiri, bahkan ada juga yang memang telah

menjadi “tradisi” turun temurun dari keluarganya. Seperti yang

dialami informan, Muhammad Yunus.

C. Teks Ayat-ayat Dakwah Jamaah Tablig

Perihal ayat-ayat apa saja yang dikutip Jamaah Tablig

ketika berdakwah. Sebagaimana pengamatan penulis di lapangan

ketika mengikuti khuruj selama 7 hari di 2 lokasi, terdapat 3 ayat

yang sering disampaikan Jamaah baik ketika bayan di masjid,

ataupun bayan ketika jaulah. Ayat tersebut adalah QS. Ali Imran

[3]: 104 dan 110, serta satu ayat yang dijadikan bahan utama

berdakwah untuk mengikuti khuruj, yaitu QS. Al-Taubah [9]: 24.34

Ketiga ayat yang dikutip tersebut sejalan dengan apa yang ditulis

Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny sebagaimana telah penulis

ungkapkan pada Bab 2.

Dari sekian banyak ayat Alquran yang berisi tentang

dakwah, kemudian yang dikutip lebih sering 3 ayat. Penulis

mengamati bahwa pengetahuan Jamaah terhadap beberapa kutipan

tersebut juga bersamaan dengan pemahaman mereka terkait

prinsip dakwah yang dilakukan. Ketika mereka mengutip QS. Ali

Imran [3]: 104 misalnya, mereka berpandangan dan

menyampaikan tentang penafsirannya dengan menjelaskan bahwa

kata نكم dalam redaksi ayat tersebut bermakna seluruh kaum م

muslim. Oleh karenanya pula lah, pinsip dasar Jamaah Tablig yang

34 Hasil Observasi Penulis pada 12-18 Januari 2019.

Page 83: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

66

dalam pengamalan berdakwahnya tidak menyeleksi terlebih

dahulu orang-orang yang kiranya berkompeten untuk berdakwah.

Atas dasar pemahaman mereka terhadap ayat QS. Ali

Imran [3]: 104 dan 11 kemudian berimplikasi kepada keyakinan

akan kewajiban berdakwah. Sebagian besar dari mereka

menganggap kewajiban tersebut sama halnya dengan kewajiban

shalat lima waktu. Kewajiban berdakwah juga tidak hanya dimiki

oleh kelompok Jamaah laki-laki, tetapi sebagian besar para istrinya

pun memiliki kewajiban yang sama. Sehingga kemudian, dalam

kegiatan khuruj Jamaah Tablig, sesekali mereka mengajak istri dan

anaknya untuk bersama-sama mengikuti khuruj ke suatu daerah

yang tentu saja dengan penempatan titik-titik berdakwah yang

berbeda dengan para suaminya.35

Demikian halnya dengan pemahaman mereka terhadap QS.

Al-Taubah [9]: 24.

زوجكم بناؤكم إوخونكم وأ

قل إن كن ءاباؤكم وأمول ٱقتفتموها

وتجرة تشون كسادها ومسكن وعشريتكم وأ

ورسولۦ وجهاد ف سبيلهۦ ن ٱلل حب إلكم م بصوا ترضونها أ فت

ل يهدي ٱلقوم ٱلفسقني مرهۦ وٱلل بأ ت ٱلل

يأ ٢٤حت

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-

saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu

35 Hasil Observasi dan Wawancara Penulis bersama pak Sadelih yang

ketika itu menghadiri bayan masturah (kajian yang diikuti oleh Jamaah laki-laki dan perempuan di rumah seorang ahbab). Kegiatan tersebut berlangsung pada 15 Januari 2019, yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 84: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

67

usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan

tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari

Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka

tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan

Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara Penulis dengan

beberapa informan terkait ayat ini, mereka memahami bahwa kata

jihad dalam redaksi ayat di atas mempunyai makna lain salah

satunya dengan berdakwah di jalan Allah. Oleh karenanya, ayat ini

kemudian menjadi pijakan utama untuk mereka melakukan khuruj

berdakwah dengan rela meninggalkan istri dan anak mereka dalam

tempo tertentu. Kegiatan khuruj Jamaah Tablig pada umumnya

dilakukan dalam dua bentuk dakwah, yaitu dakwah umumi dan

dakwah infiradi.36

Penjajakan observasi penulis di atas terkait teks-teks ayat

yang menjadi rujukan Jamaah Tablig dalam berdakwah, secara

singkat dapat disimpulkan bahwa cara mereka memahami suatu

ayat mempunyai pandangan tersendiri. Pemahaman mereka

tersebut bisa dikatakan banyak perbedaan dengan penjelasan para

mufasir seperti yang Penulis uraikan pada Bab sebelumnya.

36 Bentuk dakwah umumi menurut mereka adalah dakwah yang

disampaikan secara berjamaah dan disampaikan kepada masyarakat luas di

masjid-masjid. Dakwah jenis ini biasanya dilakukan dengan cara menetap di

suatu daerah sesuai kesepakatan satu rombongan. Adapun dakwah infiradi ialah

dakwah yang dilakukan secara pribadi. Biasanya dakwah infiradi ini dilakukan

dengan bentuk menghadiri pada dua majelis taklim dalam satu hari, membaca

satu juz Alquran setiap hari, menjaga dzikrullah pada pasi dan sore, dan lain

sebagainya. Hasil Observasi dan wawancara Penulis bersama Slamet Riyadi, di

Masjid Darussalamah, pada tanggal 17 Januari 2019.

Page 85: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

68

BAB IV

PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG TENTANG AYAT-

AYAT DAKWAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

KONSEP KHURȖJ DAN JAULAH

A. Pemahaman Jamaah Tablig mengenai Kewajiban

Berdakwah dalam Alquran

Untuk mengetahui bagaimana pandangan Jamaah Tablig

tentang ayat-ayat dakwah, penulis perlu menyebutkan di awal

terkait ayat-ayat mana saja yang kiranya sering digunakan

landasan oleh Jamâʻah Tablîgh untuk berdakwah. Merujuk kepada

sebuah buku yang ditulis oleh penerus kepemimpinan Jamaah

Tablig se-dunia, yaitu Syaikh Maulana Muhammad Zakaria Al-

Kandahlawi, bahwa di antara banyaknya ayat-ayat dakwah dalam

Alquran seperti yang telah penulis kemukakan pada Bab dua,

Jamâʻah Tablîgh hanya mengutip tujuh ayat dan dua di antaranya

adalah yang kerapkali disampaikan ketika sedang bayân (ceramah

setiap usai shalat fardhu). Dua ayat yang dimaksud adalah QS. Ȃli

ʻImrân [3]: 104 dan 110.1

Kemudian setelah mengetahui dua ayat yang dirujuknya

tersebut, penulis perlu menguraikan terlebih dahulu tentang

bagaimana pendapat beberapa mufasir yang berada di era klasik

maupun kontemporer terkait QS. Ȃli ʻImrân [3] ayat 104 dan 110.

Ini bertujuan untuk melihat perbandingan uraian antar para mufasir

1 Maulana Muhammad Zakaria Al-Kandahlawi, Fadhilah Amal,

penerjemah: tim penerjemah Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta (Yogyakarta:

Ash-Shaf, 2012), h. 342.

Page 86: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

69

sehingga dengannya dapat diketahui kepada penjelasan mana

condongnya pandangan Jamaah Tablig dalam memahami dua ayat

dakwah tersebut.

Redaksi ayat QS. Ȃli ʻImrân [3]: 104 adalah sebagai

berikut;

ن روف وينتهوت تمعت ٱل مرون بت ويأ يت عون إل ٱلت ة يدت م

نكمت أ كن م ولت

لحو تمفت ولئك هم ٱل وأ تمنكر ١٠٤ن عن ٱل

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan

mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.”2

Apabila melihat kepada uraian penafsiran era klasik

semisal Al-Qurṯubi, yang menjadi permasalahan dalam ayat ini

adalah terletak pada kalimat minkum. Beliau menjelaskan bahwa

kata min pada kalimat minkum adalah untuk menunjukkan

sebagian. Artinya bahwa, orang-orang yang memerintahkan yang

ma’rûf haruslah para ulama, karena tidak semua orang itu ulama

(memahami dan ahli dalam bidang agama). Namun, beliau sendiri

tidak memungkiri bahwa ada pendapat lain yang mengatakan

bahwa kata min adalah untuk menjelaskan jenis. Maka makna yang

dipahami adalah: Hendaknya kalian semua harus seperti itu.

Terlepas dari itu, Al-Qurṯubi lebih setuju kepada pendapat yang

pertama. Menurutnya, redaksi ayat ini menunjukkan bahwa amr

maʻrûf nahî munkar hukumnya fardhu kifayah. Allah telah

2 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 87: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

70

menentukan kriteria mereka dalam firman-Nya QS. Al-Ḥajj [22]:

413 dipahami bahwa tidak semua orang diberikan keteguhan.4

Lain halnya dengan pendapat mufasir lain, Sayyid Quṯub.

Menurutnya, dakwah merupakan konsekuensi logis dari iman.

Iman dipandang eksis bila telah diwujudkan dalam bentuk amal

saleh dan dakwah. Sayyid Quṯub lebih menekankan kepada

penjelasan makna dari kata يت عون إل ٱلت ن dan يدت روف وينتهوت تمعت ٱل مرون بتيأ

تمنكر beliau memahami bahwa dalam hal menyeru kepada عن ٱل

kebaikan itu bisa disampaikan oleh siapa saja, kecuali untuk

memerintah dan melarang haruslah oleh orang yang memiliki

kekuasaan. Dari pandangan ini, berarti Sayyid Quṯub dapat

digolongkan dalam kelompok ulama yang mendukung hukum

ganda dakwah, wajib individu, dan kolektif sekaligus.5

Redaksi ayat dakwah kedua, QS. Ȃli ʻImrân [3]: 110;

ين 3 همت ف ٱل ن ك رض إن م ٱلت قاموا

ة أ لو ٱلص كوة وءاتوا ٱلز ب مروا

روف وأ تمعت عن ٱل ا تمنكر ونهوت ٱل

قبة ع مور ولل ٤١ ٱلت

“(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan

mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang,

menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma´ruf dan mencegah dari

perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” 4 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al-Quran, penerjemah;

Dudi Rosyadi, dkk, h. 411. 5 Sayyid Quṯub, Fi Zhilalil Qur’an, Penerjemah. Ainur Rafiq Shaleh

Tamhid dan Syafril Halim, h. 347-348.

Page 88: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

71

ن عن روف وتنتهوت تمعت ٱل مرون بتلناس تأ رجتت ل خت

ة أ م

أ كنتمت خيت

نتهم هم م ا ل ل ٱلتكتب لكن خيت هت ولوت ءامن أ ٱلل منون ب تمنكر وتؤت ٱل

ق ثهم ٱلتفس كتمنون وأ تمؤت ١١٠ون ٱل

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah

itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.6

Meninjau aspek asbâb al-nuzûl pada ayat 110 ini, M.

Quraish Shihab memberikan penjelasan bahwa ayat ini berkaitan

dengan ayat ke-104 yang menjelaskan kewajiban berdakwah atas

umat Islam. Menurutnya, pada ayat 104, persatuan dan kesatuan

mereka yang dituntut, kini (dalam ayat 110) dikemukakan bahwa

kewajiban dan tuntutan itu pada hakikatnya lahir dari kedudukan

umat ini sebagai sebaik-baik umat. Ini yang membedakan umat ini

dengan sementara Ahl al-Kitab yang justru mengambil sikap

bertolak dengan itu. Tanpa ketiga hal yang disebut oleh ayat ini,

kedudukan mereka sebagai sebaik-baik umat tidak dapat mereka

pertahankan.7

Kata لناس رجتت ل ختة أ م

أ menegaskan bahwa Allah Swt كنتمت خيت

telah memberikan derajat paling tinggi kepada umat Nabi

Muhammad Saw sebagai umat terbaik di antara umat lainnya.

6 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 7 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian

Alquran), h. 221.

Page 89: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

72

Predikat umat terbaik ini seyogyanya dapat direpresentasikan

dengan wajah sebuah umat yang penuh kebaikan dan keteladanan.

Selain itu, dengan posisi tersebut tentu saja umat ini harus

menyadari akan berbagai konsekwensi dan tanggungjawabnya.

Konsekwensi pertama dari posisi ini ialah hendaknya ia

melindungi kehidupan ini dari keburukan dan kerusakan.

Hendaknya ia memiliki keimanan yang kuat dan kekuatan yang

memungkinkannya untuk melaksanakan amr maʻrûf dan nahî

munkar, karena ia adalah umat terbaik yang ditampilkan kepada

seluruh manusia. Tugas untuk amr maʻrûf dan nahî munkar ini

secara gamblang Allah sebutkan dalam lanjutan redaksi ayat

tersebut, مرت تأ ٱلل منون ب تمنكر وتؤت ن عن ٱل روف وتنتهوت تمعت ٱل ون ب menggalakkan

kebaikan dan menentang keburukan dengan segenap kesulitan

yang menyertai di jalannya, merupakan bagian dari tugas sebagai

sebuah umat terbaik di sisi Allah Swt. Demikian uraian tafsir ayat

ke-110 ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al-Qurthubi.8

Selanjutnya penulis mewawancarai beberapa Jamaah

terkait pandangan mereka terhadap makna QS. Ȃli ʻImrân [3]: 104

dan 110. Dalam memaknai ayat 104, seorang jamaah bernama

Sadelih menjelaskan “… Ayat ke-104 ini jelas, bahwa semua kita

diperintahkan Allah Swt untuk menyampaikan pesan ajaran

agama, mengajak kepada kebaikan dan ketaatan kepada Allah Swt,

dan dakwah ini tidak terbatas oleh hanya para ustadz dan ulama

8 Syaikh Imam Al-Qurthubi, Al Jami’ li Ahkam Al-Quran, penerjemah;

Dudi Rosyadi, dkk, h. 355-356.

Page 90: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

73

saja, semua kita, seorang bapak dalam sebuah keluarga contoh

kecilnya, ia menjadi da’i bagi keluarganya…”.9 Begitu pun dengan

Sadelih yang memberikan pendapatnya bahwa “… Ayat

berdakwah dalam Alquran surah Ȃli ʻImrân ini bermakna perintah

Allah Swt kepada kita agar mampu mensyiarkan ajaran Islam

dengan cara-cara yang telah dicontohkan Rasulullah Saw dalam

banyak riwayat. Kemudian dalam berjihad menyampaikan

kebenaran ini pastinya banyak sekali godaan dan rintangan yang

menghampiri. Mencintai urusan duniawi adalah salahsatu godaan

yang harus kita tinggalkan ketika ingin benar-benar berdakwah

dengan cara yang pernah nabi contohkan…”.10 Lebih tegas lagi

pemahaman yang disampaikan Rudi Asmi, menurutnya “… QS.

Ȃli ʻImrân ayat 104 menegaskan bahwa Allah Swt memerintahkan

umat Islam supaya meluangkan waktunya untuk berdakwah

menyampaikan kalimat Lâ Ilâh Illa Allâh dan mengajak muslim

lain kembali kepada ketataan. Maka dari itu, tugas untuk

berdakwah ini tidak memandang pangkat, karena semua kita tentu

ingin menjadi orang-orang yang disebutkan pada akhir ayat ini,

yakni لحون تمفت ولئك هم ٱل 11”.وأ

Bila dilihat dari argumentasi mereka di atas, hal ini

mengindikasikan bahwa Jamaah Tablig dalam memahami ayat

9 Wawancara dengan pak Slamet Riyadi, pada 17 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 10 Wawancara dengan pak Sadelih, pada 17 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 11 Wawancara dengan pak Rudi Asmi, pada 17 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 91: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

74

seruan berdakwah pada QS. Ȃli ʻImrân [3]: 104 lebih condong

kepada penafsiran yang disampaikan oleh Sayyid Quṯub dalam

tafsir Fî Ẕilâlil Qur’an yang menjelaskan bahwa kewajiban dakwah ini

merupakan wajib individu setiap muslim.

Kemudian ketika penulis mewawancarai Jamaah tentang

pemahamannya terkait QS. Ȃli ʻImrân [3]: 110. Dari ketiga

narasumber sebelumnya dan narasumber yang lain yaitu Syamsul

Bachri dan Ahmad Fakhrurrazi, penulis menyimpulkan bahwa

pandangan mereka bermiripan dengan pendapat Imam Al-

Qurthubi yang mengungkapkan bahwa kalimat رجتت ختة أ م

أ كنتمت خيت

لناس adalah sebuah penghargaan dari Allah Swt kepada umat ini ل

sehingga dengannya kita patut menjadi teladan bagi umat lain

dengan cara menegakkan kebaikan dan menentang keburukan

serta melindungi umat dari segala hal yang membuat kerusakan.12

Prinsip dasar Jamaah Tablig dalam berdakwah tanpa

memilah siapa yang ingin menjadi da’i, menjadi kekhasan

tersendiri bagi gerakan dakwah yang satu ini, sehingga tidak heran

jika anggota Jamaah Tablig berasal dari berbagai kalangan. Para

Ustadz, Pedagang, hingga kalangan akademis dan artis.

Kendatipun tak jarang mendapat kritikan perihal kompentensi

seorang da’i, tetapi mereka tetap teguh dengan prinsip dakwahnya

yang terbukti hingga kini makin banyak pengikutnya.

12 Wawancara dengan pak Slamet, pak Rudi, pak Sadelih, pak Syamsul,

dan pak Razi, pada 18 Januari 2019, di Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta

Selatan.

Page 92: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

75

B. Khurûj dan Alquran

Definisi Khurûj yang dimaksud dalam gerakan Jamaah

Tablig adalah tak lain sebagaimana telah ditulis oleh Abdurrahman

Ahmad As-Sirbuny yang ia sendiri merupakan salahsatu anggota

aktif Jamaah Tablig. Dalam bukunya disebutkan;

Secara ringkas, khurûjnya Jamaah Tablig adalah keluarnya

seseorang dari lingkungannya untuk memperbaiki diri dengan

belajar meluangkan sebagian harta serta waktunya dari

kesibukannya di pekerjaan, keluarga, dan urusan-urusan lainnya,

demi meningkatkan iman dan amal shalih semata karena Allah

Swt.13

Adapun berkaitan dengan asal muasal kata khurûj itu sendiri

ialah “khurûj”, atau khurûj fî sabîl Allâh yang mana secara literal

berarti keluar di jalan Allah. Istilah ini terambil dari kata-kata

“ukhrijat” dalam Q.S. Ȃli ʻImrân [3]: 110.14

Dalam menjelaskan Khurûj, Abdurrahman merujuk kepada QS. al-

Ṣaf [61]: 10-12, dan QS. Al-Taubah[9]:24

م لنت عذاب أ يكم م تجرة تنج دلكمت لع

ين ءامنوا هلت أ ها ٱل ي

أ يلكمت ١٠ و مت

أ ب ۦ وتجهدون ف سبيل ٱلل ورسول ٱلل منون ب تؤت

لمون لكمت إن كنتمت تعت لكمت خيت ذ كمت نفسفرت لكمت ١١وأ يغت

ن طي نتهر ومسك ت تتري من تتتها ٱلت لتكمت جن خ بة ذنوبكمت ويدت

يم ز ٱلتعظ ك ٱلتفوت ل ن ذ ت عدت ١٢ف جن

13 Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, Kupas Tuntas Jamaah Tabligh,

vol. 3, h. 147. 14 Didi Junaedi, Memahami Teks, Melahirkan Konteks: Menelisiki

Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh, h. 13.

Page 93: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

76

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari

azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah

akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam

jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan

(memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah

´Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”15

وجكمت زتنكمت وأ و ناؤكمت إوخت بت

قلت إن كن ءاباؤكمت وأ

ن ن كسادها ومسك تموها وتجرة تتشوت تفت ل ٱقت و متيتكمت وأ وعش

ن حب إلتكم م نها أ هاد ف سبيلهۦ ترتضوت ۦ وج ورسول بصوا ٱلل فت

قني دي ٱلتقوتم ٱلتفس ل يهت ۦ وٱلل ره متأ ب ٱلل ت

ت يأ ٢٤حت

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara,

isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang

kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari

berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan

keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

yang fasik.16

Berdasarkan definisi dan pengamatan penulis di lapangan,

kegiatan khurûj ini bukan sekadar pergi keluar meninggalkan

kampung halaman dalam rangka memperbaiki diri, tetapi juga

sekaligus mengajak kaum muslim untuk bersama-sama

mendengarkan kajian agama yang disampaikan di mushalla atau

masjid setempat yang sekaligus sebagai markas berdakwahnya

satu rombongan. Aktivitas khurûj ini dipimpin oleh seorang amir

15 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 16 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 94: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

77

yang dipilih berdasarkan musyawarah, ketaatan kepada amir

menjadi kewajiban bagi setiap anggota rombongan, amir Jamaah

yang memutuskan petugas-petugas dan mengatur arah dakwah

selama khurûj.17

Selama khurûj, kegiatan diisi dengan taʻlîm (membaca

hadis atau kisah sahabat yang termuat dalam kitab Fadhail Amal

karya Maulana Zakaria), jaulah (mengunjungi rumah-rumah

sekitar masjid dengan tujuan mengajak untuk mendengarkan

kajian agama), ada pula bayân (ceramah usai shalat fardhu),

mudzakarah (mengahafal 6 sifat sahabat), karkuzari

(menyampaikan laporan harian kepada amir), dan musyawarah.18

Lamanya khurûj tergantung kesepakatan sebuah rombongan

sebelum berangkat, bilangannya antara 3 hari, tujuh hari, hingga

40 hari. Selama khurûj, Jamaah tinggal dan tidur di musholla atau

masjid yang disinggahi.19

Menurut Azizullah Ilyas aktifitas khurûj dengan sendirinya

membentuk kepribadian seorang juru dakwah yang memiliki sifat

personal positif seperti sifat taat, sabar, taqwa, dan tawajjuh.

Dengan melakukan kegiatan dan program khurûj serta

mengorbankan waktu, diri dan harta untuk keperluan agama

diharapkan akan mendatangkan sifat-sifat tersebut, karena

sebagaimana disebutkan bahwa kegiatan khurûj sendiri

17 Hasil Observasi pada 14-17 Januari 2019, di Mushallla An-Nur,

Cirendeu dan Masjid Darussalamah, Bintaro. 18 Khusniati Rofiah, Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di

Masyarakat. h. 79. 19 Hasil Observasi pada 15 Januari 2019, di Mushallla An-Nur,

Cirendeu, Tangerang Selatan.

Page 95: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

78

dimaksudkan sebagai sarana untuk memperbaiki umat secara

bertahap.20

Kemudian oleh sebab kegiatan Jamaah Tablig fokus pada

ranah amalan-amalan keagamaan, maka setelah seseorang

mengikuti khurûj, diharapkan dapat kembali mengamalkan semua

amalan yang pernah dilakukan selama khurûj, semisal dzikir,

meramaikan masjid dengan suasana kajian agama, dan mengajak

para tetangga berangat ke Masjid. Khurûj juga dinilai sebagai

sarana untuk memperbaiki individu secara bertahap-tahap dan

berkelanjutan yang nantinya akan membentuk insan yang memiliki

kompetensi keimanan dan kemampuan untuk berdakwah.21

Setelah penulis telusuri lebih jauh tentang kegiatan khurûj

dan kaitannya dengan Alquran, Penulis mengamati bahwa amalan-

amalan yang dilakukan Jamaah Tablig pada dasarnya berasal dari

teks ayat Alquran. Hal ini terlihat dari semua rutinitas yang

dilakukannya ketika khurûj dan menetap di sebuah masjid. Selain

mengutamakan sifat-sifat yang diajarkan Alquran seperti taat,

sabar, taqwa, dan tawajjuh. Posisi Alquran dalam rangkaian

kegiatan khurûj juga menjadi bagian dari sebuah amalan yang

diwajibkan. Misalnya setelah bayan subuh, kegiatan yang

diwajibkan adalah membaca surah Yasin 3x sebelum akhirnya

dilanjutkan ke musyawarah pagi.

20 M. Azizzullah Ilyas, Kompetensi Juru Dakwah dalam Pandangan

Jama’ah Tabligh, Jurnal Dakwah dan Komunikasi, Vol.2, No. 01, Desember

2017. 21 Hasil Observasi pada 16 Januari 2019, di Mushallla An-Nur,

Cirendeu, Tangerang Selatan.

Page 96: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

79

C. Pemahaman Jamaah Tablig terkait Berdakwah dengan

cara Khurûj

Berkenaan dengan kegiatan khurûj yang menjadi khas

dalam gerakan ini, penulis mewawancarai amir Jamaah yang

membersamai rombongan penulis, yaitu Ust. Yunus, beliau

berpendapat bahwa “... Khurûj Fî Sabîl Allâh ini seperti usaha

pertania; keluar tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, atau empat

bulan ibarat petani yang mengolah sawah. Jika petani tidak

mengikuti cara dan tata tertib pertanian, maka tidak akan

menghasilkan padi. Mengolah sawah lebih lama daripada

memanen hasil. Mengolahnya memakan waktu tiga sampai empat

bulan, sedangkan memanennya cukup dengan sehari.”22

Adapun terkait ayat-ayat Alquran yang dijadikan landasan

untuk ber-khurûj, penulis mewawancarai pak Sadelih, salahsatu

Jamaah yang sudah lebih dari 25 tahun berdakwah bersama Jamaah

Tablig Masjid Kebon Jeruk. Beliau berpendapat,… “Di dalam

Alquran terdapat banyak sekali ayat-ayat yang menyeru kita untuk

berdakwah, termasuk kisah-kisah Nabi terdahulu yang berdakwah

dari satu wilayah ke wilayah lain, mereka berjuang demi tegaknya

ajaran Islam. Maka, dengan ayat-ayat tersebutlah kita dapat

mengambil hikmah dan keteladanan tentang perjuangan para Nabi

22 Wawancara dengan Ust. Muhmmad Yunus, S.Ag, pada 17 Januari

2019, di Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 97: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

80

untuk berdakwah. Antara lain seperti dalam QS. Hûd [11]: 51, QS.

Al-ʻAnkabût [29]: 29, dan QS. Nûẖ [71]: 5-6…”23

Sejalan dengan Sadelih, Jamaah lain asal Kendal, Slamet

Riyadi, menjelaskan pandangannya bahwa “… Berdakwah dengan

cara khurûj seperti ini tak lain kita berusaha mencontoh metode

dakwah yang digunakan Rasulullah Saw dan para sahabat kala itu.

Mereka rela meninggalkan keluarga, harta, dan tempat tinggal

mereka demi berjihad menegakkan kalimat Lâ Ilâha Illa Allâh.

Tentu saja apa yang mereka lakukan berdasarkan seruan-seruan

Allah dalam Alquran semisal surah ʻAlî ʻImrân [3]: 104 dan 110.

Kemudian dalam Alquran juga terdapat banyak sekali kisah-kisah

perjuangan para Nabi terdahulu untuk menyampaikan risalah

Islam, maka tidakkah kita sebagai umat terbaik ini meneladani

mengikuti cara perjuangan mereka dalam berdakwah?, QS. Yûsuf

[12]: 108, QS. Hûd [11]: 51, QS. Nûẖ [71]: 5-6, QS. al-Ṣaf [61]:

10-11, QS. Al-Taubah [9]: 18, dan masih banyak ayat lainnya yang

dapat kita rujuk sebagai alasan berdakwah dengan cara seperti

ini…”24

Wawancara berikutnya penulis lakukan untuk menggali

informasi terkait landasan hitungan hari dalam khurûj. Adalah

Rudi Asmi, seorang Jamaah yang konsisten mengikuti khurûj

bertahun-tahun dan telah berkeliling hingga ke mancanegara.

23 Wawancara dengan pak Sadelih, pada 18 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 24 Wawancara dengan pak Slamet Riyadi, pada 18 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 98: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

81

Ketika ditanya soal ketentuan jumlah hari dalam mengikuti khurûj,

ia menjelaskan, “…Penetapan bilangan hari dan bulan untuk

berdakwah di jalan Allah ini bukan sesuatu yang mengada-ngada,

tetapi berdasarkan berbagai riwayat dan beberapa ayat Alquran

serta hadis yang berkaitan. Anjuran berdakwah khurûj selama tiga

hari misalnya, dulu, Rasulullah Saw pernah mengirim Khalid bin

Walid ke Banu Harits bin Ka’ab di Najran, beliau memerintahkan

Khalid agar ia mau tinggal di kampung tersebut selama tiga hari

dalam rangka mengajarkan ajaran Islam, maka setelah tiga hari

berlalu, dengan izin Allah kampung tersebut banyak yang masuk

Islam…”25

Rudi Asmi juga menambahkan bahwa penetapan bilangan

khurûj hingga 40 hari pun merupakan bilangan yang telah banyak

disebutkan dalam Alquran seperti pada saat Nabi Musa as. pergi

meninggalkan para sahabatnya selama 40 hari untuk menerima

Taurat dari Allah di bukit Thur. Kisah tersebut termaktub dalam

QS. Al-Aʻrâf [7]: 147. Kemudian Rudi juga menjelaskan bahwa di

balik penetapan bilangan hari untuk berdakwah ini mengandung

banyak hikmah. Masa 40 hari yang dijalani oleh seseorang di

dalam suatu pendidikan dan suasana kebaikan, pasti akan

berpengaruh besar bagi peningkatan kebaikan orang tersebut.

Walaupun ini bukan suatu kewajiban dan keharusan, tetapi dengan

lamanya seseorang berbaur dalam suasana yang penuh dengan

25 Wawancara dengan pak Rudi Asmi, pada 17 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 99: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

82

keshaliihan dan ketaatan, maka seseorang dapat lebih

meningkatkan ketakwaan dan keimanannya.26

Dalam kesempatan sama, seorang jamaah lain yang

berprofesi sebagai guru SMA, Syamsul Bahri menyatakan bahwa

tujuan dari khurûj tidak lain untuk memperbaiki diri sendiri baik

dari segi akhlak maupun ibadah. Kemudian ia juga mengatakan

bahwa Allah Swt. sudah menetapkan kepada kaum muslimin

sebagai penyelamat bagi kaum muslimin lainnya dengan cara

berdakwah. Hal itu lah yang dipahami Syamsul dari

pemahamannya mengenai QS. Ali Imran ayat 104 dan 110.

Syamsul berpendapat bahwa kata minkum di dalam ayat tersebut

bahwa kewajiban berdakwah hukumnya wajib untuk semua

kalangan masyarakat.27

Ahmad Fahrurozi, salah satu jamaah yang berprofesi

sebagai guru ngaji mengatakan bahwa kita umat Islam merupakan

sebaik-baiknya umat dibandingkan dengan umat lain ataupun umat

terdahulu. Oleh karena itu sebagai umat terbaik haruslah kita

menerapkan amr ma’rûf nahî munkar di dalam kehidupan karena

hal itu sebagai bentuk wujud ciri umat terbaik. Kemudian

Fahrurozi dalam memahami kata minkum yang menjadi subjek

dalam berdakwah yang bersandar pada QS. Ali Imran ayat 104

adalah bahwasanya seluruh umat manusia wajib menjalankan

26 Wawancara dengan pak Rudi Asmi, pada 17 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 27 Wawancara dengan Syamsul Bahri, pada 17 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 100: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

83

dakwah karena berdakwah ditujukan kepada semua umat

Rasulullah.28

Dengan demikian, berdasarkan beberapa argumentasi

jamaah yang telah dipaparkan berkaitan dengan khurûj di atas,

dapat diuraikan ayat mana saja yang mereka jadikan sebagai

landasan untuk berdakwah dengan cara khurûj. Ayat-ayat tersebut

adalah sebagai berikut;

ست لا يقوتم ل أ

أ ي فرري ري إل لع ٱل جت

ر إ إنت أ جت

لكمت عليته أ

قلون ٥١تعت“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi

seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah

menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?” (QS.

Hûd [11]: 5129

إ تمنكر تون ف ناديكم ٱلتبيل وتأ رعون ٱلس جال وتقت تون ٱلر

تنكمت لأ ئ

أ

إن كنت من فما كن جواب قوت عذاب ٱلل نا ب ٱئتت ن قالوا أ إل مهۦ

قني د ٢٩ٱلص“Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki,

menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat

pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya

mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu

termasuk orang-orang yang benar". (QS. Al-ʻAnkabût [29]: 29).30

28 Wawancara dengan Ahmad Fahrurozi, pada 17 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 29 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 30 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 101: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

84

إن دعوتت قوتم لتا ونهارا للمت يزدتهمت دعءي إل لرارا ٥قال رب ٦

“Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah

menyeru kaumku malam dan siang”. (6). “Maka seruanku itu

hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).” (QS. Nûẖ [61]:

5-6).31

وسبتحن ومن ٱتبعن ناية أ بص لع عوا إل ٱلل دت

أ ۦ سبيل ه قلت هذ

و كني ٱلل تمشت نا من ٱل ١٠٨ما أ

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang

yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah

yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang

yang musyrik". (QS. Yûsuf [12]: 108).32

م لنت عذاب أ يكم م تجرة تنج دلكمت لع

ين ءامنوا هلت أ ها ٱل ي

أ يلكمت ١٠ و مت

أ ب ۦ وتجهدون ف سبيل ٱلل ورسول ٱلل منون ب تؤت

لمون لكمت إن كنتمت تعت لكمت خيت ذ كمت نفس ١١وأ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari

azab yang pedih. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”. (QS. Ash-Ṣaff

[61]: 10-11).33

31 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 32 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 33 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 102: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

85

ة لو قام ٱلصر وأ وتم ٱألخ وٱلت ٱلل منت ءامن ب د ٱلل مر مسج إنما يعت

من ن يكونواولئك أ

إ فعس أ ة ولمت يتش إل ٱلل كو وءات ٱلز

ين تد تمهت ١٨ٱل“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta

tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada

siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang

diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat

petunjuk.” (QS. Al-Taubah [9]: 18).34

D. Landasan Jamaah Tablig mengenai Jaulah dalam

Berdakwah

Ketika khurûj dan menempati suatu masjid yang dijadikan

sebagai titik berdakwah, Jamaah Tablig mempunyai cara tersendiri

untuk menyampaikan dakwahnya, yaitu dengan cara yang dinamai

jaulah. Term jaulah yang dimaksud oleh gerakan ini ialah

berkeliling mengunjungi rumah-rumah di sekitar masjid tempat

khurûj dengan tujuan bersilaturahmi sekaligus mengajak penghuni

rumah mendengarkan ta’lim di masjid. Metode dakwah dengan

jaulah ini mengikuti cara Nabi Saw dan para sahabatnya ketika

menyebarkan agama dari rumah ke rumah di kota Makkah.35

Berdasarkan observasi penulis, ketika tiba saatnya jaulah,

jamaah membagi dua kelompok; satu kelompok di dalam masjid,

satu kelompok di luar masjid. Anggota Jamaah yang di dalam

34 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 35 Wawancara dengan Ust. Muhmmad Yunus, S.Ag, pada 15 Januari

2019, di Mushalla An-Nur, Cirendeu, Tangerang Selatan.

Page 103: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

86

masjid masing-masing bertugas sebagai; (1), Mudzakkir, berdzikir

dan berdo’a hingga kelompok yang di luar kembali. (2), Muqarrâr,

mengulang-ulang pembicaraan iman dan amal shalih dalam kitab

fadhail amal. (3), Mustamî’, mendengarkan pembicaraan taqrîr

iman dengan seksama. (4), Istiqbâl, menyambut orang yang

mendatangi masjid.

Sedangkan untuk kelompok yang di luar masjid, mereka

diemban tugas sebagai; (1) Dalîl, penunjuk jalan, biasanya petugas

ini adalah seorang karkun (warga setempat yang sebelumnya

pernah/sering mengikuti khurûj). (2) Mutakallim, menyampaikan

materi dakwah ke tiap rumah yang dikunjungi. (3) Makmûr,

berdzikir dalam hati agar orang yang di rumah dilimpahkan

hidayah Allah, kemudian apabila memang orang tersebut bersedia

mengikuti ajakan, maka Makmûr mengantarkannya ke masjid. (4)

Amîr Jaulah, bertanggungjawab terhadap perjalanan jaulah

jamaah, dialah yang memutuskan rute dan durasi waktu jaulah.36

Kemudian mengenai alasan mengapa harus dengan cara

jaulah, penulis mewawancari Ustadz Yunus, selaku amir jamaah,

ia menjelaskan “… Kalau kita perhatikan dalam shirah dakwah

Rasulullah Saw. dapat diketahui satu maksud, bahwa Rasulullah

tidak pernah menunggu orang mendatangi beliau, melainkan

beliau sendiri dan para da’i yang beliau kirim yang mendatangi

mereka dan mendakwahkan ajaran agama kepada mereka. Selain

itu, dakwah dengan cara mendatangi rumah-rumah tentu akan

36 Hasil Observasi pada 14-18 Januari 2019, di Masjid Darussalamah,

Bintaro, Jakarta Selatan

Page 104: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

87

banyak manfaat yang diraih. Tidak sedikit dengan melalui

kunjungan ke rumah-rumah telah menyadarkan umat dari

kelalaiannya selama ini, sehingga mereka mau bertaubat dan

berubah…”37

Selanjutnya penulis mewawancarai Slamet Riyadi untuk

mendapati informasi perihal ayat-ayat mana saja yang dijadikan

dalil berdakwah dengan jaulah. Beliau mengatakan “…ayat-ayat

yang bisa kita rujuk untuk jaulah ini antara lain QS. Al-Naẖl

[16]:90, dan QS. Al-Syura [42]: 214…” Beliau juga menambahkan

bahwa metode jaulah ini sudah jelas telah dicontohkan Nabi Saw

bersama para sahabat dulu. Mereka berjuang pantang menyerah

demi menegakkan ajaran yang benar. Bahkan perjuangannya, kita

tahu, Nabi dan sahabat sampai-sampai ketika hendak berdakwah

mereka dicemooh, diusir, dilempari kotoran, dan sebagainya.

Meskipun di zaman sekarang metode dan alat dakwah sudah serba

modern, bisa lewat media HP ataupun TV, tetapi apabila kita

berdakwah dengan cara yang pernah nabi praktekan, maka pastilah

lebih besar keberkahannya, selain itu, kita juga akan betul-betul

merasakan apa yang dulu nabi rasakan betapa tidak mudahnya

mengajak orang-orang untuk taat kepada perintah Allah Swt.38

Hal senada juga disampaikan Sadelih, terkait dalil ayat

untuk ber-jaulah beliau berpendapat bahwa “… Untuk hal ini (dalil

jaulah ini) tidak jauh berbeda dengan dalil-dalil yang digunakan

37 Wawancara dengan Ust. Muhmmad Yunus, S.Ag, pada 15 Januari

2019, di Mushalla An-Nur, Cirendeu, Tangerang Selatan. 38 Wawancara dengan pak Slamet Riyadi, pada 16 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 105: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

88

untuk khurûj. Ayat-ayat seperti dalam QS. Al-Ṣaf [61]: 10-11, QS.

Al-Naẖl [16]:90, dan QS. Al-Syuara [24]: 214, adalah seruan-

seruan Allah kepada nabi ketika itu dan termasuk kepada kita di

hari ini. Adapun soal metode dakwah yang dipakai kenapa dengan

cara berkeliling dari satu pintu ke pintu lain, adalah salahsatu

contoh kita berupaya mengamalkan sunnah nabi saw…”39

Begitu pun dengan pendapat Fahrurozi. Ia mengatakan

bahwa yang menjadi dalil perintah dakwah dengan cara berjaulah

yaitu dengan merujuk kepaa kisah Nabi Muhammad Saw. dalam

menyebarkan agama Islam. Alasan mengapa harus dilakukan

dengan berjaulah yaitu karena menurutnya hal tersebut sudah

dilakukan oleh para nabi terdahulu dalam mensyiarkan agama dan

menegakkan tauhid kepada Tuhan. Oleh karena itu, kita sebagai

umat yang mengimani para nabi wajiblah mengikuti jejak mereka

termasuk berdakwah serta mencontoh mereka dalam hal metode

berdakawah.40

Tidak jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan

oeh Syamsul Bahri, bahwa yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara jaulah yaitu karena mengikuti jejak para nabi juga

para sahabat yang hidup pada zaman nabi. Alasan melakukan

dakwah dengan cara tersebut tidak lain adalah karena hal tersebut

merupakan salah satu wujud dalam berjihad, yang mana jihad yang

dimaksud pada zaman sekarang yaitu bagaimana kita

39 Wawancara dengan Sadelih, pada 16 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 40 Wawancara dengan Ahmad Fahrurozi, pada 16 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 106: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

89

memeperjungkan waktu untuk bisa digunakan berdakwah demi

meninggalkan pekerjaan maupun orang-orang yang kita cintai.41

Kemudian hal yang sama juga diungkapkan oleh Rudi

Asmi. Ia mengatakan bahwa dalil yang digunakan untu berdakwah

dengan cara jaulah yaitu semua ayat yang berkenaan dengan kisah

para nabi terdahulu termasuksalah satunya QS. Al-Ankabut ayat

29. Ungkapan rudi tidak jauh berbeda bahkan bisa dibilang sama

dengan para jamaah lainnya yaitu alasan mengapa berdakwah

harus dengan cara berjaulah karena metode tersebut telah

dilakukan oleh para nabi dan kita sebagai umatnya haruslah

mengikuti jejak para nabi terdahulu agar menandakan bahwa kita

merupakan umat terbaik.42

Berdasarkan penjelasan dan beberapa argumentasi para

narasumber di atas, dapat disimpulkan bahwa metode jaulah ini

merupakan sebuah metode yang mencontoh kepada metode

dakwah nabi dan para sahabat pada saat menyebarkan ajaran Islam.

Ada beberapa ayat yang berkaitan dan menurut Jamaah Tablig

ayat-ayat tersebut dapat dimaknai sebagai seruan berdakwah dan

jaulah. Ayat-ayat tersebut adalah;

QS. Al-Naẖl [16]: 90,

41 Wawancara dengan Syamsul Bahri, pada 16 Januari 2019, di

Masjid Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan. 42 Wawancara dengan Rudi Asmi, pada 16 Januari 2019, di Masjid

Darussalamah, Bintaro, Jakarta Selatan.

Page 107: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

90

ب وينته عن سن إويتاي ذي ٱلتقرت حتل وٱلت ٱلتعدت مر ب

ت يأ إن ٱلل

رون يعظكمت لعلكمت تذك غت تمنكر وٱلت شاء وٱل ٩٠ٱلتفحت“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari

perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi

pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”43

QS. Al-Ṣaf [61]: 10-11

ين ها ٱل يأ م ي ل

نت عذاب أ يكم م تجرة تنج دلكمت لع

ءامنوا هلت أ

لكمت ١٠ و متأ ب ۦ وتجهدون ف سبيل ٱلل ورسول ٱلل منون ب تؤت

لمون لكمت إن كنتمت تعت لكمت خيت ذ كمت نفس ١١وأ

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku

tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari

azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah

yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”44

QS. Al-Syuara [24]: 214

ني ربقت يتك ٱلت رت عش نذ

٢١٤وأ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang

terdekat.’’45

43 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 44 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013. 45 Addins Quran in Ms Word, made by Mohamad Taufiq, version

2.2.0.0., 2013.

Page 108: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

91

E. Refleksi Jamaah Tablig dalam Memahami dan

Mengamalkan Sebuah Ayat

Setelah menguraikan ayat-ayat yang dikutip dan dipahami

Jamaah Tablig dalam dakwah, hingga prinsip khurûj, dan jaulah.

Pada bagian akhir Bab ini, penulis mencoba menuangkan beberapa

hal yang berkaitan dengan bagaimana jalan pemahaman Jamaah

Tablig ketika menafsirkan sebuah ayat. Refleksi ini perlu

mengingat pandangan mereka yang kemudian menjadi sebuah

konsep dakwah lahir atas pembacaan mereka terhadap suatu ayat.

Penulis mengamati bahwa prinsip utama dakwah Jamaah

Tablig tak lain adalah membawa kesuksesan dan kejayaan umat

manusia baik di dunia maupun di akhirat. Adapun sumber ajaran

dari gerakan ini adalah Alquran dan al-Sunnah. Kemudian kitab-

kitab yang digunakan untuk melengkapi amalannya ialah kitab

karangan para ulama salaf, seperti: Riyad al-Salihin, Ihya ‘Ulum

al-Din, Fath al-Mu’in.46 Dengan demikian, tidak ada perbedaan

yang prinsip antara gerakan Jamaah Tablig dengan umat Islam

pada umumnya.

Sebagaimana disinggung di bagian awal yang kemudian

juga melatarbelakangi penulisan skripsi ini, ialah bahwa ketika

46 Kitab lain yang juga dijadikan pegangan standar bagi para pengikut

Jama’ah Tabligh ini adalah Hayat al-Sahabah, karya Mawlana Yusuf al-

Kandahlawi, putra Maulana Muhammad Ilyas, serta Muntakhab Ahadith, yang

juga merupakan karya Maulana Yusuf al-Kandahlawi yang disusun kembali

oleh Maulana Sa’ad al-Kandahlawi. Dalam kitab Muntakhab Ahadith inilah

dijelaskan secara detail enam prinsip (ajaran) gerakan Jama’ah Tabligh, yang

kemudian mereka sebut dengan “enam sifat sahabat” sebagaimana telah penulis

kemukakan pada uraian Bab ke-3.

Page 109: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

92

Jamaah Tablig memberikan penjelasan perihal landasan mereka

untuk menggerakan konsep dakwah ala nabi seperti khurûj dan

jaulah, maka argumentasi yang disampaikan ialah merujuk kepada

ayat-ayat yang secara teks tidak berkaitan dengan yang mereka

maksud. Misalnya ketika memahami QS. Hûd ayat 51 yang secara

terjemahan adalah perintah Allah kepada umat nabi Hûd as. yaitu

kaum ‘Ad kemudian dipahami sebagai anjuran untuk khurûj. Atau

ketika menyebutkan bahwa metode jaulah berdasarkan QS. Nuh

[71]: 5-6 yang dalam redaksinya berisi tentang keluhan nabi Nuh

as. tentang umatnya yang enggan menyembah Allah.

Ini kemudian menjadi bahan kritikan baik dari kalangan

ulama maupun masyarakat yang menjadi mad’u (obyek dakwah)

setiap kali Jamaah ini berdakwah. Adalah kelompok salafi-wahabi,

salahsatu kelompok yang mengkritik keras terhadap praktek

dakwah Jamaah Tablig, seperti yang dilontarkan Syaikh ‘Ali bin

Hasan al-Halabi al-Atsari bahwa segala amalan yang dilakukan

Jamaah Tablig itu bersumber dari hadis-hadis yang dhaif,

begitupun dengan ayat-ayat yang dirujuknya. Ayat-ayat yang

dirujuk Jamaah Tablig dalam konsep khurûj dengan menetapkan

jumlah hari dalam berdakwah itu, misalnya, Hasan al-Halabi

menilai bahwa mereka keliru dalam memaknai dan memahami

ayat. Sehingga dengannya, Jamaah Tablig dianggap sebagai

sebuah gerakan yang menyimpang dan sesat karena pengikutnya

mengerjakan amalan-amalan yang bid’ah.47

47 Sebagaimana dalam almanhaj.or.id diakses pada Kamis, 18 April,

2019.

Page 110: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

93

Pandangan mereka terhadap sebuah ayat lebih banyak

didasari dengan cara menelaah teks terjemahan ayat tersebut.

Seperti dalam memaknai QS. Asy-Syuara [26]:214, QS. Ȃli Imrân

[3]:110, QS. Yûsuf [12]:108, dan ayat-ayat lain yang dalam redaksi

ayatnya berisi seruan-seruan Allah untuk mengerjakan amar maruf

nahi munkar. model pemahaman yang diterapkan Jamaah Tablig

terhadap sejumlah ayat yang dijadikan basis argumennya, dapat

dikatakan bahwa mereka lebih melihat kepada aspek literal-

tekstual, daripada makna substanstif-kontekstual. Dengan kata

lain, subyektivitas penafsiran mereka lebih terlihat, daripada

obyektivitasnya. Jalan penafsiran Jamaah Tablig seperti itu dapat

terlihat dari bagaimana mereka menyampaikan sebuah materi

dakwah ketika bayan, jaulah, ataupun saat memberi jawaban atas

pertanyaan penulis saat mewawancarai mereka.

Betapapun Jamaah Tablig, sebagai gerakan dakwah Islam

yang lahir sebagai respon atas pemahaman terhadap realitas dipadu

dengan pemaknaan terhadap teks-teks keagamaan yaitu Alquran

dan al-Sunnah, kiranya patut diapresiasi. Gerakan dakwah yang

hingga kini bisa mempunyai pengikut hampir di setiap negara ini,

tidak terlepas dari pemikiran yang ditawarkannya kepada para

pengikutnya. Ada dua prinsip yang sangat fundamental bagi

Jamaah Tablig yaitu tidak melibatkan diri dalam politik praktis dan

tidak membahas masalah keagamaan yang bersifat khilafiyah.

Selain itu, penulis juga memerhatikan bahwasannya

pendekatan dakwah dan ibadah yang digunakan adalah dengan

cara tasawuf, tidak dengan politik, sosial, ataupun budaya. Sebab,

Page 111: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

94

sebagaimana penulis sadur dari keterangan beberapa Jamaah,

mereka sangat meyakini bahwa tasawuf adalah cara untuk

mewujudkan hubungan dengan Allah Swt dan memeroleh

kelezatan iman. Berangkat dari sebuah gerakan yang

mengutamakan amalan ibadah mahḏah seperti memperbanyak

dzikir layaknya tasawuf kemudian menjadi alasan yang kiranya

dapat dimaklumi perihal jalan penafsiran mereka dengan cara

meninjau aspek literal-tekstual.

Pada akhirnya, dari catatan penulis tentang gerakan ini

perlu digarisbawahi bahwa, Jamaah Tablig pada dasarnya hanya

mengembangkan ajaran dakwah sebagaimana yang telah dibuat

Nabi Muhammad Saw. di awal-awal penyebaran agama Islam

dengan tujuan untuk mereformasi perilaku individu dan

mengembangkan masyarakat Muslim yang ideal sesuai dengan

ajaran Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian, tidak ada

perbedaan yang prinsipal antara gerakan Jamaah Tablig dengan

dengan gerakan dakwah lainnya dalam hal beribadah, perbedaanya

hanya terletak pada bagaimana metode mereka dalam

merealisasikan ayat-ayat dakwah yang tertulis dalam Alquran.

Oleh karena itu, meskipun semua amalan Jamaah Tablig

sejatinya bukan atas dasar pemahaman mereka terhadap teks ayat

Alquran. Tetapi dalam rangkaian kegiatan mereka selama khuruj,

tidak terlepas dari Alquran, baik dengan mengamalkannya lewat

nilai-nilai ketika menjalankan khuruj, maupun mengamalkannya

dengan bentuk rutinitas membaca atau menghafalnya setiap

setelah kegiatan bayan.

Page 112: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ayat-ayat dakwah yang dirujuk dan dipahami Jamaah

Tablig pada dasarnya sama dengan kebanyakan gerakan dakwah

lainnya. Dalam memahami sejumlah ayat yang kemudian

dijadikan sebagai basis argumennya, dapat dikatakan bahwa

mereka lebih melihat kepada aspek literal-tekstual, daripada

makna substanstif-kontekstual. Hal ini terlihat dari 3 ayat yang

dijadikannya sebagai landasan utama untuk berdakwah dalam QS.

Ali Imran[3]: 104 dan 110, serta dalil untuk khuruj yang tertulis

dalam QS. Al-Taubah[9]: 24 .

Adapun lahirnya konsep dakwah dengan nama khurûj dan

jaulah ialah merupakan suatu bentuk representasi dari cara

meneledani kisah-kisah perjuangan dakwah para nabi terdahulu

termasuk rekam jejak Rasululllah Saw.. Karenanya, perihal ayat-

ayat khurûj dan jaulah, Jamaah Tablig mengutip beberapa ayat

yang secara teks berisi tentang kisah perjuangan dakwah para nabi.

Ayat-ayat tersebut antara lain QS. Nuh [71]:(5-6), QS. Hud [11]:

51, dan QS. Yusuf [12]: 108. Selebihnya Jamaah Tablig tetap

mengutip ayat-ayat yang dalam redaksinya berkaitan dengan

dakwah. Hasil temuan lain dalam skripsi ini menyimpulkan bahwa

ada faktor-faktor lain yang bisa jadi memengaruhi pengikutnya

untuk tetap melakukan khuruj, yaitu latar belakang pendidikan dan

atau profesi seseorang saat sebelum menjadi Jamaah Tablig.

Page 113: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

96

B. Saran

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan beberapa

keterangan yang penulis sadur dari Jamaah Tablig Masjid Kebon

Jeruk yang melakukan khuruj di dua lokasi penelitian. Gerakan

yang didirikan Syaikh Muhammad Maulana Ilyas ini memiliki

model pendekatan dakwah dengan mengutamakan ibadah-ibadah

mahdhah bahkan cenderung tasawuf. Label tasawuf ini bisa jadi

didasari dari sang pendirinya sendiri yang semasa hidupnya

berafiliasi dengan sebuah tarekat sufi yang menganggap ketaatan

syariat sebagai bagian integral dari praktek sufi mereka.

Kemudian oleh karena penulisan dan penelitian skripsi

tentang Jamaah Tablig ini fokus menelaah dari aspek kajian ayat

tafsir Alquran, maka penulis sendiri menyarankan kepada para

mahasiswa yang hendak menulis skripsi dengan tema yang sama

agar mengkaji persoalan Jamaah Tablig dari perspektif kajian

keilmuan lain semisal ilmu tasawuf. Tinjauan sisi tasawuf ini

penting dibahas agar kemudian dapat diketahui apa alasan lain

hingga mereka rela meninggalkan keluarganya demi berdakwah

dengan cara khuruj fi sabilillah.

Page 114: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

96

DAFTAR PUSTAKA

Ardani, Moh. (2005). Akhlak Tasawuf: Nilai-Nilai Akhlak/Budi

Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakarta: CV. Karya

Mulia

al-Atsary, Abu Umamah Abdurrahim. (2015). Jamaah Tabligh;

kenyataan dan pengakuan, Yogyakarta: Hikmah

Ahlussunnah Aziz, Abdul. (2004). “The Jamaah Tabligh Movement in

Indonesia,” Studia Islamika, 11(3).

Esposito, John L. (ed.). (2001). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam

Modern, Bandung: Mizan

Firman, Andi. (2016). Pemahaman Umat Islam Terhadap Surat

Yāsin Di Desa Nyiur Permai. Kab. Tembelihan Riau.

(Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Ilmu Qur’an, Jakarta).

Gulen, Fethullah. (2011). Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir

dan Menyikapi Hidup, diterjemahkan oleh: Ibnu Ibrahim

Ba’adillah, Jakarta: Republika

Hasanah, Umdatul. (2014). “Keberadaan Kelompok Jamaah

Tbaligh dan Reaksi Masyarakat (Perspektiff Teori

Penyebaran Informasi dan Pengaruh)”, Jurnal Indo-

Islamika, 4.

https://almanhaj.or.id/1221-jamaah-tabligh-tidak-berdiri-

berdasarkan-kitabullah-dan-sunnah-rasulnya.html

http://mesjidjamikebonjeruk.blogspot.com/2009/09/artikel-

masjid-kebojeruk.html

Page 115: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

97

https://openlibrary.org/publishers/Dinas_Museum_dan_Pemugara

n,_Propinsi_DKI_Jakarta

Husein bin Muslin bin Ali Jabir. (1992). Membentuk Jama’ah

Muslimin, Jakarta: Gema Insani Press

Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial

Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: Erlangga

Ilyas, M. Azizzullah. (2017). “Kompetensi Juru Dakwah dalam

Pandangan Jama’ah Tabligh”, Jurnal Dakwah dan

Komunikasi, 2(1).

Ishaq Shahab, al-Nadhr M. (2007). Khuruj Fi Sabilillah, Bandung:

Pustaka Ramadhan

Junaedi, Didi. (2013). “Memahami Teks, Melahirkan Konteks:

Menelisik Interpretasi Ideologis Jamaah Tabligh”, Journal

of Qur’an and Hadith Studies, 2(1).

al-Kandahlawi, Maulana Muḥammad Yusuf. (2006). Mudzakaroh

Enam Sifat Para Sahabat dan Amalan Nurani, Bandung:

Pustaka Ramadhan

Katarina, Widya. (2012). “Studi Bentuk dan Elemen Arsiteksur

Masjid di Jakarta Abad 18-20. Binus University”, Jurnal

ComTech, 3(2).

khuruj.tripod.com/id2.html

Page 116: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

98

Kurniawan, Angga. (2017). Teologi Jama’ah Tabligh (Studi Kasus

di Pesantren Sunanul Husna Manjangan), (Skripsi

Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta).

Latif, Nasaruddin. Teori dan Praktek Dakwah Islamiyah, Jakarta:

Firma Dara

Manzur, Ibnu. Lisan al-Arab, Beirut: Daar Shadar

Moleong, Lexi J. (1990). Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung: Remaja Rosda Karya

Muhiddin, Asep. (2002). Dakwah dalam Perspektif Ilmu Al-

Qur’an, Bandung: Pustaka Setia

Munawwir, Ahmad Warson. (1997). Kamus Al-Munawwir Arab-

Indonesia. Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif

Muriah, Siti. (2000). Metodologi Dakwah Kontemporer,

Yogyakarta; Mitra Pustaka

Mustafa, Ali. (2017). Model Dakwah Silaturahmi Jamaah Tabligh

dalam Jaulah Khususi. Jurnal As-Salam, 1(3).

al-Nadwi, Sayyid Abul Hasan. (1999). Riwayat Hidup dan Usaha

Dakwah Maulana Muhammad Ilyas, Yogyakarta: Ash-

Shaff

Nurdin. (2017). Reaksi Sosial terhadap Pelaksanaan Khuruj Fi

Sabilillah dalam Gerakan Dakwah Jamaah Tabligh di

Kabupaten Gowa. (Skripsi Fakultas Ushuluddin, Filsafat

dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Page 117: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

99

al-Qurthubi, Syaikh Imam. (2008). Al-Jami’ Li Ahkam al-Qur’an,

penerjemah; Budi Rosyadi, Fathurrahman, Nashiulhaq,

Jakarta: Pustaka Azzam

Quthb, Sayyid. (2001). Fi Zhilalil Qur’an, Penerjemah. Ainur

Rafiq Shaleh Tamhid dan Syafril Halim, Jakarta: Rabbani

Press

Ridha, Rasyid. (1990). Tafsir Alquran al-Hakim al-Syahir bi al-

Tafisr al-Manar, Kairo: Hai’ah Misriyyah al-‘Ammah li al-

Kitab

Rofiah, Khusniati. Dakwah Jamaah Tabligh dan Eksistensinya di

Mata Masyarakat, STAIN Ponorogo Press

Sahil, Azharuddin. (1996). Indeks Al-Quran; Panduan Mencari

Ayat Al-Quran Berdasarkan Kata Dasarnya, Bandung:

Mizan

Saputra, Wahidin. (2012). Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta:

Rajawali Peress

Shaleh, A. Rosyad. (1997). Management Dakwah Islam, Jakarta:

Bulan Bintang

Shihab, M. Quraish. (2007). Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan

Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Jakarta:

Mizan

________________. (2000). Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan, dan

Keserasian Alquran, Jakarta: Lentera Hati

al-Sirbuny, Abdurrahman Ahmad. (2014). Kupas Tuntas Jamaah

Tabligh, Cirebon: Nabawi Press

Page 118: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

100

Soehada, Muhammad. (2004). Buku Daras; Pengantar Metode

Penelitian Sosial Kualitatif Yogyakarta: Program Studi

Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Suka

Soehada, Muhammad. (2004). Buku Daras; Pengantar Metode

Penelitian Sosial Kualitatif, Yogyakarta: Program Studi

Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga

Soehadha, Moh. (2012). Metode Penelitian Sosial Kualitatif untuk

Studi Agama, Yogyakarta: SUKA Press

Sulthon, Muhammad. (2003). Desain Ilmu Dakwah, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Suyanti (ed.), Bagong. (2007). Metodologi Penelitian Sosial

Berbagai Alternatif Pendekatan Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Page 119: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I

LAMPIRAN WAWANCARA DENGAN JAMAAH

Wawancara 1

Nama : Ahmad Fahrurozi

Tempat&Tgl Lahir : Tangerang, 26 September 1986

Alamat Rumah : Jl. Manjangan IV, rt 01/04, Pd. Ranji,

Ciputat Timur

Profesi : Guru Ngaji

Aktif Khuruj sejak :

Wilayah Khuruj yang

Pernah disinggahi : India, Pakistan, Banyuwangi,

Probolinggo, Flores, NTT, dan JABODETABEK.

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 10 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Untuk melatih dan mencharge keimanan.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Musyawarah, ta’lim, mudzakarah, jaulah.

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Ali Imran: 110.

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Page 120: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

102

Jawab: Kita merupakan sebaik-baiknya umat dibandingkan

dengan umat terdahulu dengan menjalankan amar ma’ruf nahi

munkar.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Minkum adalah ditujukan kepada semua umat Rasulullah.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Jawab: Kisah Nabi Muhammda dalam menyebarkan agama.

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara para Nabi berdakwah.

9. Menurut bapak, apa hikmah kita mengikuti metode nabi

dalam berdakwah?

Jawab: Jihad pada saat ini adalah dengan cara khuruj fi sabilillah

tetapi tidak meninggalkan keluarga atau pekerjaan selama-

lamanya.

Wawancara 2

Nama : H. Muhammad Yunus S.Ag

Tempat&Tgl Lahir : Tangerang, 12 September 1969

Alamat Rumah : Jl. Manjangan IV, rt 01/04, Pd. Ranji,

Ciputat Timur

Profesi : Guru Ngaji

Aktif Khuruj sejak : 1995

Wilayah Khuruj yang

Page 121: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

103

Pernah disinggahi : India, Pakistan, Bangladesh, Afrika

Selatan, Somalia, Papua, Maluku, Sumatera Selatan, Lampung,

Jawa.

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 22 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Memperbaiki diri (iman), belajar menghidupkan amal

masjid seperti hidup pada zaman Nabi.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Musyawarah, ta’lim, mudzakarah, jaulah, UMM,

khirasah, tausiyah/kultum.

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Yusuf: 108, Ali Imran: 104.

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Jawab: Dalam amar ma’ruf tersimpan nahi munkar, dalam

kebaikan tersimpan mencegah kemunkaran.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Dakwah untuk memperbaiki diri sendiri hukumnya wajib

dilaksanakan bagi setiap orang, sedangkan dakwah untuk

memperbaiki orang banyak hukumnya fardhu kifayah.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Page 122: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

104

Jawab: Dalil pentingnya dakwah, caranya mengikuti cara Nabi

berdakwah.

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara Nabi berdakwah.

9. Bagaimana Bapak memahami makna Jihad dalam QS. Al-

Taubah[9]: 24?

Jawab: Makna jihad pada ayat tersebut adalah berdakwah.

Wawancara 3

Nama : Sadelih

Tempat&Tgl Lahir : Tangerang, 06 Juli 1971

Alamat Rumah : Jl. Cempaka Raya Rt. 04/03, Rengas,

Ciputat Timur

Profesi : Supplyer tanaman rias

Aktif Khuruj sejak : 1992

Wilayah Khuruj yang

Pernah disinggahi : Thailand, Malaysia, Bangladesh, India,

Sumatera, Lampung, Ambon, Kalimantan Barat, Banten.

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 26 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Agar ibadahnya selalu terjaga dan dapat memperbaiki diri

dalam hal keimanan.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Jaulah, membentuk rombongan dan menunjuk amir,

mudzakaroh, kultum.

Page 123: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

105

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Ali Imran: 110, An-Naml, Al-Kahfi, kisah-kisah para

Nabi.

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Jawab: Amar ma’ruf nahi munkar menjadi bumerang juga untuk

diri sendiri ketika didakwahkan kepada orang lain.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Semua golongan berkompeten dalam berdakwah.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara Nabi berdakwah.

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab:

9. Bagaimana Bapak memahami makna Jihad dalam QS. Al-

Taubah[9]: 24?

Jawab: Semua pahala yang Allah berikan kepada kita memiliki

nilai jihad. Seperti pahala orang yang sedang menuntut ilmu

bahkan pahala orang yang shalat berjamaah.

Wawancara 4

Nama : Slamet Riyadi

Tempat&Tgl Lahir : Kendal, 22 Agustus 1968

Alamat Rumah : Jl. Manjangan, Pd. Ranji, Ciputat Timur.

Profesi : Wiraswasta (Sopir)

Page 124: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

106

Aktif Khuruj sejak :

Wilayah Khuruj yang

Pernah disinggahi : India, Pakistan, Bangladesh, Palembang,

Lampung, Malaysia, Ambon, Jambi, Kalimantan Barat, Batam,

Pulau Jawa.

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 23 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Menjaga nisab tahunan.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Berdakwah, jaulah, silaturahim.

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Yusuf: 108, Ali Imran: 104 & 110, Hadis-hadis

mengenai dakwah.

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Jawab: Jika dakwah tidak dilakukan, maka kualitas ibadah akan

menurun.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Minkum= ana (Nabi) + wamanittaba’ani (Pengikut Nabi)

wajib melakukan dakwah.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Jawab: QS. Hud: 51, Nuh: 5-6.

Page 125: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

107

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara Nabi berdakwah.

9. Bagaimana Bapak memahami makna Jihad dalam QS. Al-

Taubah[9]: 24?

Jawab: Jihad= qital. Di sisi lain ada jihad melawan hawa nafsu.

Jihad yang melawan hawa nafsu lebih besar pahalanya

dibandingkan dengan jihad qital.

Wawancara 5

Nama : Syamsul Bachri S.Psi

Tempat&Tgl Lahir : Jakarta, 01 November 1988

Alamat Rumah : Jl. Rawa Papan, Bintaro

Profesi : Guru SMA

Aktif Khuruj sejak : 2010

Wilayah Khuruj yang

Pernah disinggahi : Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 6 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Untuk memperbaiki diri sendiri yang berkenaan dengan

akhlak, janji yang tertanam semenjak kuliah.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Banyak beribadah dan berdakwah, silaturahim.

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Ali Imran: 104.

Page 126: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

108

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Jawab: Kaum muslimin sudah ditetapkan oleh Allah Swt. sebagai

penyelamat bagi kaum muslimin lainnya.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Minkum adalah termasuk semua lapisan masyarakat.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Jawab: Kisah para Nabi yang berjaulah juga kisah para sahabat.

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara Nabi dan sahabat berdakwah.

9. Bagaimana Bapak memahami makna Jihad dalam QS. Al-

Taubah[9]: 24?

Jawab: Jihad adalah bagaimana perjuangan kita meluangkan

waktu untuk berdakwah demi meninggalkan pekerjaan maupun

orang-orang yang dicintai.

Wawancara 6

Nama : Rudi Asmi

Tempat&Tgl Lahir : Palembang, 30 Juli 1971

Alamat Rumah : Jl. Manjangan, Pd. Ranji, Ciputat Timur

Profesi : Pedagang

Aktif Khuruj sejak : 1990

Wilayah Khuruj yang

Pernah disinggahi : India, Bangladesh, Malaysia, Sumatera,

Jawa, Kalimantan, Maluku Tengah

Page 127: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

109

1. Sudah berapa lama Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: 29 tahun.

2. Apa alasan Bapak mengikuti Khuruj?

Jawab: Karena melihat kurangnya kerisauan umat tentang akhir

zaman.

3. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan ketika Khuruj?

Jawab: Ta’lim, jaulah, silaturahim, dzikir, ibadah, dan khidmat.

4. Apa saja dalil Alquran yang berkenaan dengan dakwah

yang Bapak ketahui?

Jawab: QS. Ali Imran: 31, 104, 110; Ash-Shaf: 10-11; At-Taubah:

18.

5. Bagaimana pemahaman Bapak tentang ayat seruan

berdakwah dalam QS. Ali Imran[3]: 104 dan 110?

Jawab: Jika amar ma’ruf ditegakkan, maka munkarnya akan

hilang.

6. Menurut Bapak, kata minkum pada Ali Imran ayat 104, itu

menunjuk kepada segolongan saja atau seluruh umat Islam?

Jawab: Kata minkum berlaku untuk semua umat Islam yang wajib

melakukan dakwah.

7. Apa ayat Alquran yang menjadi dalil untuk berdakwah

dengan cara Jaulah?

Jawab: Semua ayat yang berkenaan dengan kisah-kisah para Nabi.

QS. Al-Ankabut: 29.

8. Mengapa harus dengan Jaulah?

Jawab: Mengikuti cara para Nabi berdakwah.

Page 128: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

110

9. Bagaimana Bapak memahami makna Jihad dalam QS. Al-

Taubah[9]: 24?

Jawab: Ittiba’ (mengikuti) cara Nabi, tidak hanya jihad dalam

berperang.

Page 129: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

111

Lampiran II

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN KHURUJ JAMAAH

Gambar I: Masjid Jami’ Kebon Jeruk, Jakarta. (Dok. Google.com)

Gambar II: Mushalla An-Nur, Rempoa. (Dok. Penulis)

Gambar III: Masjid Jami' Darussalamah, Bintaro. (Dok. Penulis)

Page 130: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

112

Gambar IV: Suasana Musyawarah Mingguan di Masjid Kebon Jeruk. (Dok. Penulis)

Gambar V: Berangkat Khuruj. (Dok. Penulis)

Gambar VI: Jaulah. (Dok. Google.com)

Gambar VII: Suasana Ta'lim ba'da Maghrib. (Dok. Penulis)

Page 131: PEMAHAMAN JAMAAH TABLIG DI MUSHOLLA AN-NUR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46913/1/AHMAD... · untuk mengumpulkan data ialah dengan observasi partisipatif,

113

Gambar VIII: Melanjutkan Khuruj ke Tempat Selanjutnya. (Dok. Penulis)

Gambar IX: Musyawarah Harian di Masjid Darussalamah. (Dok. Penulis)

Gambar IX: Seusai Wawancara dengan Ust. Sadelih. (Dok. Penulis)

Gambar X: Penulis bersama Rombongan Jamaah Khuruj. (Dok. Penulis)