PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN...

90
PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN HADĪTS MAUŪ’I) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Feby Saputra 1113034000183 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H./2019 M

Transcript of PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN...

Page 1: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS

(KAJIAN HADĪTS MAUḎŪ’I)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Feby Saputra

1113034000183

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H./2019 M

Page 2: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat
Page 3: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat
Page 4: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

LEⅣIBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,Desember 2018

Feby Saputra

Page 5: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini

berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2015.

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

a tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

ḫ ح h dengan garis di bawah

kh ka dan ha خ

d De د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

Ḏ de dengan garis di bawah ض

ṯ ط te dengan garis di bawah

ẕ ظ zet dengan garis di bawah

koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

w We و

h Ha ه

Apostrof ` ء

y ye ي

Page 6: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

v

2. Vokal Tunggal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri

dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U Ḏammah و

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ي

Au a dan u و

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas ا

Ī i dengan daris di atas ي

Ū u dengan garis di atas و

4. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti

huruf syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh: al-syamsiyyah bukan

asy-syamsiyyah, al-rijāl bukan ar-rijāl.

5. Tasydīd

Huruf yang ber-tasydīd ditulis dengan dua huruf serupa secara

berturut-turut, seperti السنة = al-sunnah.

Page 7: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

vi

6. Ta marbūṯ ah

Jika ta marbūṯ ah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka

huruf tersebut dialih-aksarakan menjadi huruf /h/, seperti أبو هريرة = Abū

Hurairah.

7. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh

kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal

nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya, seperti

.al-Bukhāri = الجخبري

Page 8: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

vii

KATA PENGANTAR

ثطم اهلل الر ؽمن الرؽيم

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan kasih

sayang, kesehatan dan ridho-Nya serta memberikan istiqomah, keikhlasan dan kesabaran

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Pemahaman Hadis-Hadis

Tentang Menangis (Kajian Hadīts MauḎū‟i). Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad

Saw junjungan para umat yang berpikir, dimana mencari sebuah kebenaran dalam sebuah

konsep ketuhanan yang telah dikonsep secara rapi dan sistematis untuk umatnya hingga akhir

zaman.

Penulis sangat bersyukur atas selesainya tugas akhir untuk jenjang pendidikan Strata

Satu (S1) yang penulis tempuh. Penulis yakin di dalam penulisan skripsi ini pasti banyak

kekurangan di dalam menyelesaikannya. Maka dari itu penulis menyadari dan mempunyai

kewajiban untuk menghaturkan permintaan maaf kepada pembaca atas ketidaksempurnaan

yang memang itu telah kodrat bagi manusia itu sendiri.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah mungkin dapat tercapai tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu sebagai ungkapan rasa hormat,

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Segenap civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta: Bapak Prof. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya dan Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer,

MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Ibu Dr. Lilik Ummi Kultsum, MA.

Selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir dan Ibu Dra. Banun

Binaningrum, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir.

2. Bapak Dr. Muhammad Zuhdi M.Ag, selaku dosen pembimbing penulis yang

telah memberikan arahan, saran dan dukungan kepada penulis, sehingga skripsi

dapat terselesaikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama proses

bimbingan penulis banyak merepotkan. Semoga bapak selalu sehat dan

diberikan kelancaran dalam segala urusannya. Aamiin.

3. Seluruh dosen pada Fakultas Ushuluddin khususnya di Program Studi Ilmu al-

Qur`an dan Tafsir atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan wawasan

Page 9: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

viii

dan pengalaman yang telah diberikan. Kepada seluruh staf dan karyawan

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Umum, Perpustakaan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Terkhusus kepada kedua orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi

ayahanda Bapak Ramdani dan ibunda tercinta Ibu Supriati yang selalu

memberikan masukan kepada penulis untuk selalu semangat dan sabar dalam

menyelesaikan skripsi ini dan tidak lupa mereka selalu mendoakan penulis agar

selalu diberikan kesehatan dan waktu luang agar dapat mengerjakan skripsi ini

dengan baik dan benar. Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

bagi penulis dalam menjalankan hidup dan menyelesaikan skripsi ini, semoga

Allah selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada mereka berdua.

Aamiin.

6. Kepada saudara-saudara penulis yang tersayang Putri Meilany Humairah,

Ghozali al-Rofi, dan Rany Syamila serta keluarga besar penulis yang selalu

memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini.

7. Kepada Kaum Jenggot (Fauzan, Haikal, Aristo, Fauzi, dan As‟ad), yang telah

membantu serta menjadi penghibur disaat penulis sedang pusing dalam

penelitian ini, terkhusus kepada Fauzan, Haikal dan Aristo yang sudah menjadi

guru pembimbing kedua bagi penulis dari semester satu hingga akhir dan dalam

penulisan skripsi ini semoga kalian semua selalu dirahmati Allah. Aamiin.

8. Teman-teman seperjuangan. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadis

angkatan 2013, Mohamad Fauzan, Zulhuzay, Salman dan lainnya. Yang telah

sama-sama saling memberikan semangat dan motivasi bagi penulis. Maafkan

penulis tidak dapat menuliskan seluruh nama-nama kalian seangkatan, tapi

percayalah pertemanan kita akan selalu dikenang.

9. Kepada dr. Sri Juliati Adji. Sp.M, yang ikut membantu memberikan masukan

dan saran untuk penulisan skripsi penulis, semoga selalu diberikan kesehatan

dan kelancaran dalam segala urusannya. Aamiin.

10. Kepada teman-teman nongkrong penulis di lingkungan rumah yang sudah

banyak memberikan dorongan motivasi dan semangat kepada penulis untuk

segera menyelesaikan masa studi penulis.

Page 10: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

ix

11. Kepada Teman-Teman KKN SERSAN, kebersamaan dengan kalian selama

kurang lebih sebulan banyak memberi saya pelajaran yang sangat berharga,

serta memberi banyak masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

12. Dan kepada seluruh teman-teman lainnya yang penulis tidak dapat sebutkan

namanya satu persatu yang selalu memberikan semangat dan motivasi penulis

dalam menyelasaikan karya ilmiah ini.

Semoga amal baik mereka semua dibalas berlipat ganda oleh Allah SWT.Sungguh

hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat

ganda.

Jakarta, Desember 2018

Feby Saputra

Page 11: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

x

ABSTRAK

Feby Saputra

Pemahaman Hadis-Hadis Tentang Menangis (Kajian Hadīts MauḎū’i)

Menangis adalah sebuah aktivitas fisik yang dilakukan ketika

manusia sedang merasakan sedih, stres, takut, harap atau bahkan

ketika sedang bergembira karena haru.Namun menangis juga banyak

disalah artikan sebagai suatu hal yang mengindikasikan kelemahan

atau kecengengan bagi sebagian manusia, sehingga banyak dari

mereka tidak mengetahui faedah dan hikmah yang dapat diperoleh

dari keluarnya air mata.Hal ini sangat bersebrangan apabila kita

merujuk ke dalam al-Qur‟an dan hadis yang banyak dijelaskan

manfaat serta berbagai macam kebaikan dalam menangis. Rasulullah

pun banyak memberikan contoh tangisan-tangisan yang sarat dengan

makna dan dalam situasi yang berbeda-beda guna memberikan

pemahaman dan i‟tibar untuk umat muslim agar selalu dapat

mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas menangis. Dari

latar belakang yang dikemukakan di atas maka timbullah rumusan

masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana

memahami hadis-hadis tentang menangis yang dikaji dengan metode

hadis mauḎū‟i?

Penelitian skripsi ini merupakan jenis penelitian kepustakaan

(library research) dan Pembahasan di dalam skripsi ini bersifat

deskriptif analitis, yaitu suatu penjelasan melalui pengumpulan data-

data dan pendapat (syarah) ahli hadis, kemudian ditelaah dan

dianalisis sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Untuk itu digunakan

bahan-bahan kepustakaan dengan sumber primer dari Sunan at-

Tirmidzī, Sahih al-Bukhārī, Sahih Muslim, Sunan an-Nasāi, Musnad

Ahmad ibn Hanbal, Sunan Abu Daud, serta kitab takhrij yang

penulis ambil dari kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah, alasan penulis

mentakhrij dengan kitab ini adalah karena kitab Miftah al-Kunuz al-

Sunnah lah yang mempunyai sistem takhrij dengan metode mauḎū‟i.

Dan sumber sekunder berasal dari kitab-kitab syarah hadis, tesis,

skripsi, artikel, dan tulisan yang mengenai pembahasan tentang

menangis. kitab-kitab syarahnya dirujuk dari Tuhfatul Ahwadzī, Fath

al-Bārī, Syarah Sahih Muslim, Syuruh Sunan Ibnu Majah dan „Aunul

Ma‟bud. Dalam mengolah data, langkah pertama adalah menjelaskan

metode penelitian dalam kajian hadis mauḎū‟i, kemudian langkah

kedua mencari hadis mauḎū‟i tentang menangis, lalu ditakhrij untuk

mengetahui validitas dari hadis tersebut, dan langkah ketiga

dilakukan metode syarah hadis guna mengetahui penjelasan dari ahli

hadis (ulama hadis).

Dari skripsi ini disimpulkan bahwa ternyata ditemukan

makna-makna positif dalam menangis yang dilakukan Rasulullah

Page 12: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

xi

dalam sudut pandang agama (al-Qur‟an dan hadis). Rasulullah Saw

telah memberikan contoh bahwa dengan menangis yang ikhlas

karena Allah ta‟ala dan dilakukan dalam batas yang wajar akan

melahirkan nilai-nilai kebaikan dalam agama, dan juga bermanfaat

bagi jiwa dan raga. maka dari itu penulis tidak menemukan satu

hadis pun yang menceritakan bahwa ada tangisan Rasulullah yang

bernilai buruk.

KataKunci: Menangis, Hadis MauḎū‟i

Page 13: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................. 8

C. Tujuan Masalah ................................................................................. 10

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10

E. Metodologi Penelitian ....................................................................... 12

F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 14

BAB II .................................................................................................................. 15

KAJIAN HADĪTS MAUḎŪ’I DAN LINGUISTIK KATA MENANGIS

DALAM BAHASA ARAB .................................................................................. 15

A. Pengertian Dan Metode Dalam Hadīts MauḎū‟i .............................. 15

B. Pengertian Takhrij al-Hadīts ............................................................. 19

C. Kajian Linguistik Kata Menangis Dalam Bahasa Arab .................... 21

BAB III ................................................................................................................. 30

TAKHRIJ DAN SYARAH HADĪTS MAUḎŪ’I TENTANG MENANGIS ... 30

A. Takhrij Hadīts MauḎū‟i Tentang Menangis ..................................... 30

Page 14: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

xiii

B. Syarah Hadis Tentang Menangis ...................................................... 41

C. Substansi Dari Kajian Hadis Menangis Nabi Saw ............................ 62

BAB IV ................................................................................................................. 72

PENUTUP ............................................................................................................ 72

A. Kesimpulan ....................................................................................... 72

B. Saran .................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

Page 15: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menangis adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, bahkan para

Nabi pun yang merupakan hamba terdekat dengan Allah Subhānahuwata‟ālā

juga menangis. Nabi Adam „alayhis-salām menangis selama empat puluh

tahun ketika dikeluarkan dari surga, sedang ia adalah bapaknya para

manusia, pemilik kehormatan yang terjaga. Nabi Ya‟qub „alayhis-salām

menangisi putranya yaitu Nabi Yusuf „alayhis-salām hingga matanya

tampak memutih karena kesedihannya yang sangat mendalam. Nabi Dawud

„alayhis-salām menangis selama empat puluh hari atas kesalahannya, dan

tidak berani mengangkat kepalanya ke langit karena malu.1

Menangis dalam sudut pandang etimologi terdiri dari dua kata, jika

ditulis dengan metode pemenggalan baku bahasa Indonesia menjadi me-

tangis, jadi kata dasar dari menangis adalah tangis. Kata tangis adalah kata

benda, kemudian diimbuhi awalan me-yang merubah kedudukannya

menjadi kata kerja yaitu menjadi “menangis”. Sedangkan dalam pengertian

terminologi sebagaimana disebutkan dalam KBBI disebutkan bahwa kata

“tangis” atau “menangis” diartikan sebagai ungkapan perasaan sedih

(kecewa, menyesal, dan sebagainya) dengan mencucurkan air mata dan

1Al-Habib Muhammad ibn „Alwi Alaydrus.“Apa Yang Anda Ketahui Tentang

Menangis?” dengan judul asli “Mādzā Ta‟rif „anil Bukā‟?”. Penerjemah, Eko Prayitno.

(Yogyakarta: CV. Layar Creativa Mediatama, 2017). Hal, x.

Page 16: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

2

mengeluarkan suara (tersedu-sedu, menjerit-jerit, dan sebagainya).2 Abdul

Mujib menambahkan bahwa ekspresi menangis terkadang diwujudkan oleh

gejala-gejala lahiriah, seperti cucuran air mata, isakan atau lengkingan suara

yang keluar dari mulut, mata berkaca-kaca, keluarnya ingus dari hidung,

ataupun gerakan-gerakan tangan, kaki, atau kepala yang tak beraturan dan

tak bertujuan. Terkadang ekspresi menangis terpendam dalam batin, yang

tampak hanyalah kemurungan dan kelesuan wajah.3

Sedangkan menurut hemat penulis sendiri menangis adalah suatu

gejala fisik yang berawal dari gejala batin berupa emosi jiwa akibat

merasakan suatu perasaan sedih yang kemudian melahirkan air mata. Bila

dirincikan mekanismenya, menangis itu dimulai dari perasaan (emosi)

kemudian emosi tersebut dihantarkan menuju otak untuk dicerna dan

difikirkan jenis tangisan apa yang akan dikelurkan, dan kemudian otak

memerintahkan mata untuk mengerluarkan air matanya.

Jika berbicara tentang menangis tentulah mata menjadi hal yang

sangat mendasar, karena mata adalah bagian inti dari tangisan tersebut.Mata

manusia adalah alat penglihatan yang terdiri atas bola mata, saraf

penglihatan, dan alat-alat tambahan mata.4 Mata manusia berbentuk agak

bulat hampir seperti telur ayam dan memiliki fungsi hampir sama seperti

kamera. Dalam proses kerja mata ada cairan yang sangat penting untuk

menunjang kegiatan mata yang disebut air mata. Air mata normal adalah

2 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002),

Cet.II, hal. 1139 3 Abdul Mujib, Apa Arti Tangisan Anda?, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2002), Cet.I, hal. 1 4 Iriani Indri Hapsari dkk, Psikologi Faal, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), hal. 66

Page 17: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

3

selaput tiga lapis yang melumasi mata. Lapisan musin (glikoprotein yang

dihasilkan sel selaput lendir) teratas dibuat dalam kelopak mata dan di

permukaan mata. Lapisan tengah yang berair adalah hasil sekresi kelenjar

lakrimal yang terletak di atas mata.Sementara lapisan berminyak terluar

dibuat di kelenjar meibomian dalam kelopak mata. Dalam bidang kesehatan,

keluarnya air mata atau bisa disebut dengan istilah “menangis” bermanfaat

untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah membantu penglihatan,

membunuh bakteri, mengeluarkan racun, mengurangi stres, dan

mempercepat penyembuhan radang sendi/reumatik.5

Ketika kita memperhatikan beragam hasil ciptaan Allah Swt,

nyatalah bahwa manusia merupakan sosok makhluk yang paling sempurna

sekaligus unik ketimbang makhluk lainnya.Apa yang ada dalam jasad

makhluk yang dinamakan manusia baik secara fisik maupun psikis,

senantiasa menarik untuk dikaji. Satu diantara banyak hal yang menarik itu

adalah “Menangis”.6 Karena al-Qur‟ān pun telah memaparkan dengan

implisit didalam QS.Fussilat/41:53 :

5Flullerena, Menangis Dalam Perspektif al-Qur‟an dan Kesehatan, dalam

http//FlullerenaBlogspot.Com/2012/08-Menangis-Dalam-Perspektif-Alquran-dan-

Kesehatan. diunduh pada 11 April 2015 6 Abdul Muiz. Tesis tentang “Menangis Dalam Konsep Hadis” (Jakarta: Uin

Syarif Hidayatullah, 2007) , hal. 25

Page 18: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

4

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda

(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka

sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah

benar.Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi

atas segala sesuatu?”

Satu diantara fenomena anfus yang tersirat dalam QS.Fussilat/41:53.

Adalah “menangis”.Dengan demikian, menangis (al-bukā) merupakan salah

satu sunnatullah (law of nature) terhadap kejiwaan manusia.7Menurut Imam

al-Qurthubi (w. 567 H.), sebagaimana yang juga dikutip oleh Imam „Ali al-

Sabūnī, bahwa yang dimaksud “anfus” di sini adalah mencakup

kelembutannya, hikmahnya, sampai saluran anus (dubur) dan air seninya

(qubul).Termasuk pula makna anfus di sini kedua bola mata yang dapat

meneteskan air mata (menangis) yang dapat digunakan untuk melihat segala

sesuatu.8 Oleh karena itu, mempelajari tangisan manusia merupakan salah

satu realisasi dari upaya pemahaman surat Fussilat ayat 53 di atas.9

Jika dalam pandangan mayoritas masyarakat selama ini menangis

diidentikkan dengan “kelemahan” atau “kecengengan” yang dapat dikatakan

sebuah predikat negatif di mata umum, namun tidaklah demikian dalam

perspektif al-Qur‟ān dan al-Hadis. Dan yang paling menarik, ternyata di

dalam al-Qur‟ān.Allah menyatakan bahwa para Nabi serta orang-orang yang

mendapatkan petunjuk dan terpilih, apabila mendengar ayat-ayat Allah

mereka menyungkur dengan bersujud sambil menangis.

7 Abdul Mujib. Apa Arti Tangisan Anda? (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2002), hal. 7 8 al-Qurthūbī, al-Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟ān, (Beīrūt: Dār al-Fikr, 1987), cet I, Juz

15, hal. 374-375; Muhammad „Ali al-Sabūnī, Safwah al-Tafāsīr, (Jakarta: Dār al-Kutub al-

Islamiyyah, 1999), cet I, jilid 3, hal. 128 9 Abdul Muiz. “Menangis Dalam Konsep Hadis” (Jakarta: Uin Syarif

Hidayatullah, 2007) , hal. 50

Page 19: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

5

Menurut Syekh Muhammad „Ali al-Sabūni, hal ini terjadi karena di

dalam diri mereka timbul rasa takut (khasyyah) kepada Allah. Begitulah

keadaan orang yang mempunyai derajat yang tinggi dan kebersihan jiwa

(nafs) di sisi Allah Swt. Pernyataan Allah tersebut, ungkap Al-Qurthubi,

sekaligus menjadi petunjuk (dalālah) bahwa ayat-ayat al-Qur‟an mampu

memberikan pengaruh kepada kalbu manusia.10

Di dalam al-Qur‟an terdapat sekitar sembilan konteks ayat-ayat yang

terkait dengan tangisan, tetapi hanya terdapat dua ayat yang konteksnya

menggambarkan sifat hamba Allah yang menangis dikarenakan takut

kepada-Nya, yaitu di dalam (QS. al-Isrā/17:109 & QS.Maryam/19:58)11

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan

mereka bertambah khusyu.”

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh

Allah, Yaitu Para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang

10

Muhammad „Ali al-Sabūni.Safwah al-Tafāsir, (Jakarta: Dār al-Kutub al-

Islamiyyah, 1999/1420), jilid 2, hlm.221 11

Al-Habib Muhammad ibn „Alwi Alaydrus.“Apa Yang Anda Ketahui Tentang

Menangis?” dengan judul asli “Mādzā Ta‟rif „anil Bukā‟?”. Penerjemah, Eko Prayitno.

(Yogyakarta: CV. Layar Creativa Mediatama, 2017). Hal, 2.

Page 20: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

6

yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan

Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah

Kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah

kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan

menangis.”

Jika demikian pandangan al-Qur‟an secara umum yang dituangkan

dalam QS.al-Isrā/17:109 & QS.Maryam/19:58 tentang menangis, lalu

bagaimana peran Rasulullah Saw dalam menyampaikan hadis-hadisnya

tentang anjuran serta ajakan untuk menangis dalam mendekatkan diri

kepada Allah? Kajian tentang Pemahaman Hadis-Hadis Tentang Menangis

(Kajian Hadis Maudhū‟I) ini sangatlah menarik bila dikaji secara seksama

dan mendalam, karena Nabi Muhammad Saw bukan hanya menjadi figur

dari al-Qur‟ān saja, beliau pun mencontohkan dengan terperinci bagaimana

menjadi seorang muslim yang sungguh-sungguh dalam taat kepada Allah,

melalui sabda-sabdanya beliau senantiasa mengajarkan umatnya untuk

membiasakan menangis dalam mengisi saat-saat keberagamaan, takut

kepada Allah ketika ingin atau sedang bermaksiat, bukan dengan canda dan

gelak tawa.

Dari penjelasan diatas dapat diambil keterangan bahwa menangis

adalah hal yang perlu dan amat dibutuhkan oleh seorang muslim guna

mendekatkan diri kepada Sang Khalik, bukan saja melalui perantara ibadah

mahdhah tapi juga dapat dilakukan dengan ibadah ghairu mahdhah ataupun

hanya dengan merenungi beragam ciptaan Allah yang terlintas didepan

mata, karena semua hal itu ialah suatu jalan lurus seorang muslim untuk

menggapai keimanan serta meninggikan tingkat ketaqwaan kepada Allah

Page 21: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

7

Swt. Dan juga menangis adalah suatu metode sebagai perekat keimanan

seorang hamba kepada Allah Swt dengan meninggikan rasa takutnya,

karena takut pada Allah adalah suatu jalan menuju kesempurnaan iman.

Sesuai judul dari apa yang penulis angkat tentunya penulis akan

mencantumkan sebuahhadīs yang se-tema yang menjadi landasan penelitian

kajian ini:

ثددب ؽددثصا جيبددت ؾبيددا لددنب لجيبددث ال دد ؽددثصاب حؾمددث ثبددن ثبددبرا ثابددثارد ثددب ؽددثصاب

بددا ثبددن لب ثبددن لجبددث الددرؽبمن لددنب ؽ بددرح لددنب الاجدد صدد ا ال دد صددما لددنب يثدد رر

دددب الب الب حدددب ددد دددد لدددب لدددب ددداب ددد لددد فدددمب ال ددد خد ضددد م ثدددب ضدددجب ل يبددد

ددد د لددد البمطدددب ح رعددددد ث بجددد بددد لددد لجدددب ح رثددد رع دددبت رؾبثدددب لددد شدددبة عث

عمدددب ا ل دددب احبدددريحد اد حاب دددتا رعددددد ة جزبددد رثدددب ل يبددد ر دددب ل يبددد اعبزم ال ددد

رعدددد ميادد دد حددب راب ب ددم شددمبل ددا ؽزددا لددب ر رعدددد ر ددث ي ب دد ي ددبل ال دد

بضذب ليبابه بليب ل كر ال

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar

berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah

berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman

dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan

mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali

naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang

menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-

laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang

saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena

Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak

berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia

berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah

dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak

mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta

seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan

diri hingga kedua matanya basah karena menangis."

Page 22: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

8

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa menangis

ternyata menjadi sebuah „tradisi‟ orang-orang shalih yang diwariskan dari

seorang Nabi pilihan Muhammad Saw, yang tidak hanya menjadi sebuah

simbol negatif: kelemahan atau kecengengan. Namun jauh lebih banyak sisi

positif dari itu, sangat banyak makna positif yang dapat kita ambil dari suatu

kejadian alamiah fisik yang ada dalam diri kita ini (menangis).

Maka berdasarkan hal tersebut, masalah pokok dalam skripsi ini

yang akan penulis bahas adalah hadis-hadis Rasulullah yang berkaitan

dengan hal menangis dengan mencantumkan pula takhrijnya,kemudian

hadis tentang menangis tersebut dikaji dengan metode syarah hadis guna

memberikan penjelasan dalam hadis tersebut, maka penelitian ini diberi

judul : “Pemahaman Hadis-Hadis Tentang Menangis (Kajian Hadīts

MauḎū’i)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan mempertimbangkan latar belakang masalah di atas dan agar

dalam pembahasan nantinya lebih terarah dengan baik dalam menjelaskan

objek yang dimaksud. Maka peneliti perlu mengidentifikasi pokok masalah

yang akan menjadi objek pembahasan. Berikut perumusan masalah yang

akan penulis angkat :

Dari beberapa poin di atas tersebut peneliti akan berusaha memaparkan

dan mengorek dalam-dalam mengapa timbul pertanyaan-pertanyaan tersebut

Page 23: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

9

dengan menggunakan kajian pustaka yang tentunya berpedoman pada al-

Qur‟ān dan al-Hadis (kitab-kitab hadis) serta buku, jurnal, artikel, majalah,

tabloid, surat kabar, jurnal dalam bentuk website dan kitab-kitab yang ada,

maka dari itu pembatasan masalah yang ada adalah:

a. Pertama penulis akan menjelaskan metode penelitian dalam

hadis mauḎū‟i

b. Kedua mencari hadis tentang menangis yang akan dikaji dengan

metode mauḎū‟i, karena skripsi ini menggunakan metode

mauḎū‟i maka penulis memilih kitab Miftah al-Kunuz al-

Sunnah yang di dalamnya menggunakan metode tematik

(mauḎū‟i)

c. Kemudian langkah ketiga mencoba mentakhrij hadis-hadis

tematik tersebut di dalam kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah dan

juga penulis tambahkan takhrij hadis dari kitab Mu‟jam al-

Mufahras sebagai pelengkap

d. Dan yang terakhir penulis tambahkan keterangan (syarah) hadis

dari ulama-ulama yang ahli dalam bidang hadis maupun dalam

bidang lainnya yang berkompeten dan sinkron dengan

pembahasan atau judul dari skripsi ini, dan selebihnya tentu

digunakan penalaran penulis sendiri.

2. Perumusan Masalah

Bagaimana memahami hadis-hadis tentang menangis dengan metode

mauḎū‟i?

Page 24: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

10

C. Tujuan Masalah

Untuk mengetahui lebih jelas lagi makna dan pemahaman

dari hadis tersebut dengan metode hadis mauḎū‟i serta

menambahkan syarah dan pendapat para ulama

Untuk menambah lagi wawasan pengetahuan keagamaan

khususnya mengenai hadis tentang menangis atau anjuran

menangis dari Nabi Saw.

Untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menyelesaikan

gelar sarjana Strata Satu (SI) pada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan pembahasan pada skripsi

ini dengan skripsi lain, terlebih dahulu penulis menelusuri kajian-kajian

yang pernah dilakukan atau memiliki kesamaan. Selanjutnya hasil

penulusuran ini akan menjadi acuan penulis untuk tidak mengangkat

metodologi atau pendekatan yang sama, sehingga diharapkan kajian yang

penulis lakukan tidak plagiat dari kajian yang telah ada.

Berdasarkan pengamatan dan pencarian yang penulis lakukan,

penulis menemukan skripsi dan tesis yang membahas hadis tentang

menangis atau yang berkaitan (se-tema).Yang pertama penulis menemukan

tesis yang berjudul “Menangis Dalam Konsep Hadis” yang ditulis oleh

saudara Abdul Muiz.S.Ag. pada tahun 2007. Tesis ini cukup detail dalam

membahas hadis-hadis maupun ayat al-Qur‟ān tentang menangis bab per

bab. Kemudian penulis menemukan pula skripsi dengan judul “Makna

Page 25: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

11

Menangis Pada Self-Awareness Dalam Religiusitas” yang ditulis oleh

Fatma Nur Aqmarina mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tahun 2007. Dalam skripsinya saudari Fatma menjelaskan tentang

makna menangis dalam meningkatkan kesadaran diri di dalam agama, yang

secara garis besar menjelaskan bahwa menangis itu adalah suatu kebutuhan

untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan sebagai metode

pengingat akan kesalahan-kesalahan (dosa) yang ada dalam diri untuk

kembali ke jalan tuntunan agama yang benar yang disajikan dengan

perspektif ilmu psikologi.

Untuk menghindari plagiat penulis dapat mempertanggung jawabkan

apa yang ditulis dalam skripsi ini nantinya dan menjadi pembeda antara

skripsi penulis dengan tesis saudara Abdul Muiz dan juga skripsi saudari

Fatma Nur Aqmarina. Jika penulis telaah yang membedakan antara skripsi

ini dengan skripsi saudari Fatma Nur Aqmarina terletak di pokok ilmu yang

dibahas, jika saudari Fatma membahas menangis dalam disiplin ilmu

psikolgi maka penulis membahas menangis dalam perspektif ilmu hadis,

kemudian juga dalam perbedaan pembahasannya karena penulis hanya

membahas pemahaman-pemahaman tentang apakah menangis itu, berbeda

dengan skripsi saudari Fatma yang menerangkan skripsinya dengan survey

di lapangan dengan metode analisa kasus ke beberapa orang.

Kemudian hal yang membedakan antara skripsi penulis dengan tesis

saudara Abdul Muiz adalah terletak pada penelitian denganmetode hadis

maudhū‟i. Setelah penulis membaca tesis saudara Abdul Muiz penulis

menyimpulkan bahwa beliau lebih banyak menjelaskan menangis dari segi

Page 26: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

12

perspektif al-Qur‟an, macam-macam menangis, beragam tangisan

Rasulullah dan hukum menangis dalam Islam. Dengan kata lain bahwa tesis

yang di tulis oleh saudara Abdul Muiz itu lebih bertendensi kepada hukum

dari tangisan tersebut yang dijelaskan dalam al-Qur‟an dan hadis dan beliau

tidak memakai metode hadis mauḎū‟i dalam penelitiannya. Dan penulis rasa

perihal yang telah dijelaskan itu cukup sebagai penguat skripsi ini, dan

sebagai pembeda dengan skripsi yang di tulis oleh saudari Fatma Nur

Aqmarina dan tesis oleh saudara Abdul Muiz.

E. Metodologi Penelitian

Untuk menyelesaikan Skripsi ini, penulis menempuh tiga metode

yaitu:

1. Pengumupulan Data

Dalam upaya pengumpulan data penulis menggunakan metode

library research (kajian pustaka) yaitu dengan cara mengumpulkan buku

atau tulisan yang ada kaitan dengan tema penelitian kemudian data

dokumen-dokumen tersebut digali sesuai dengan masalah dan tujuan

penelitian. Sumbernya pun tidak terbatas pada buku saja, bisa bersumber dari

jurnal penelitian, literatur, artikel, majalah serta sumber lainnya yang

memuat informasi dan data yang valid seputar tentang pembahasan yang

penulis kaji.

2. Analisa Data

a. Mencari data melalui akar kata yaitu menangis (al-bukā) dengan

menggunakan kitab kamus hadis Miftah al-Kunuz al-Sunnah secara

Page 27: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

13

tematik dan Mu‟jam al-Mufahras yang menggunakan akar kata

dalam mencari hadisnya

b. Mencari data-data yang sudah diperoleh dari kitab kamus tersebut

dan kemudian merujuk pada kitab asli yang datanya sudah dicari

dalam kitab kamus hadis

c. Mendeskripsikan pengertian dan langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian hadis mauḎū‟i, pengertian takhrij hadis dan

mengkaji kata “menangis” dalam literatur bahasa arab.

d. Mentakhrij hadis-hadis yang se-tema (tematik) tentang menangisnya

Nabi Saw dalam kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah dan Mu‟jam al-

Mufahras

e. Kemudian langkah akhir dari penelitian penulis adalah menganalisa

hadis yang terkait yaitu: menjelaskan syarah hadis guna memberikan

pemahaman hadis-hadis tersebut yang dikutip dari pendapat para

ulama.

f. Memberi kesimpulan dari hasil penelitian.

3. Pengolahan Data

Pembahasan di dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis, yaitu

suatu penjelasan melalui pengumpulan data-data dan pendapat para ahli,

kemudian ditelaah dan dianalisis sehingga menjadi sebuah kesimpulan.

Sedangkan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman

penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2013/2014.

Page 28: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

14

F. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman dalam tulisan ini, maka penulis

susun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama merupakan Pendahuluan, didalam bab ini penulis

menjelaskan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penelitian.

Bab kedua penulis akan menjelaskan tentang metode penelitian

hadis mauḎū‟i, pengertian takhrij hadis dan mengkaji kata “menangis”

dalam literatur bahasa arab.

Bab ketiga penulis akan menguraikan takhrij hadis tematik tentang

menangis dalam kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah dan Mu‟jam al-Mufahras

kemudian mencari syarah dari tiap tema hadisnya guna menjelaskan makna

dari hadis-hadis yang dicantumkan agar menjadi sebuah pemahaman yang

kompleks dan yang terakhir dijelaskan pula substansi dari kajian tentang

hadis menangis dalam skripsi ini.

Bab keempat merupakan penutup, di dalam bab ini meliputi

kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang dibuat oleh penulis, serta

saran-saran yang insya Allah mendapat manfaatnya.

Page 29: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

15

BAB II

KAJIAN HADĪTS MAUḎŪ’I DAN LINGUISTIK KATA MENANGIS

DALAM BAHASA ARAB

A. Pengertian Dan Metode Dalam Hadīts MauḎū’i

1. Pengertian

Metode mauḎū‟i adalah metode pembahasan hadis sesuai dengan tema

tertentu yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis. Semua hadis yang

berkaitan dengan tema tertentu, ditelusuri dan dihimpun yang kemudian

dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek. Misalnya,

pendidikan menurut perspektif hadis dalam kitab karya al-Bukhari atau

wanita dalam kitab karya Muslim, atau menghimpun hadis-hadis yang

berbicara tentang puasa Ramadhan, ihsan (berbuat baik) dan lain

sebagainya. Tema-tema seperti ini sekarang sedang dikembangkan dalam

penulisan skripsi, tesis, dan disertasi di berbagai perguruan tinggi.1

Jika dikaitkan dengan penafsiran Al-Qur‟an, metode mauḎū‟i

merupakan salah satu cara mengkaji Al-Qur‟an dengan mengumpulkan

seluruh atau sebagian ayat-ayat Al-Qur‟an dalam tema tertentu, untuk

kemudian dikaitkan satu sama lain, hingga akhirnya diambil satu

1 Abdul Majid Khon, Takhrij & Metode Memahami Hadis, (Jakarta: Amzah,

2014), hal. 141

Page 30: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

16

kesimpulan menyeluruh tentang masalah tersebut menurut prespektif Al-

Qur‟an.2

Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi untuk dapat memahami as-Sunnah

dengan benar, kita harus menghimpun semua hadis shahih yang berkaitan

dengan suatu tema tertentu. Selanjutnya mengembalikan kandungannya

yang mutasyabih kepada yang muhkam, yang muthlaq dengan yang

muqayyad, yang „am dan yang khas. Sehingga dengan ini tidak ada hadis

yang bertentangan dan dapat diperoleh makna yang lebih jelas.3 Menurut

penulis pendapat dari Abdul Majid Khon dan Quraish Shihab adalah

pendapat yang paling efisien dan komperehensif, karena pada dasarnya

metode maudhu‟i adalah, metode mengumpulkan hadis-hadis atau ayat al-

Qur‟an yang satu tema kemudian dianalisa dengan berbagai aspek sehingga

membuahkan hasil akhir yang menyeluruh dari suatu tema yang dikaji

tersebut.

2. Langkah-langkah

Secara umum, langkah-langkah yang ditempuh dalam metode mauḎū‟i

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan sebuah tema yang akan dibahas

b. Menghimpun hadis-hadis yang terjalin dalam tema yang

telah ditentukan

2 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an. Hal.87. Lihat juga Umar Shihab,

Kontekstualitas Al-Qur‟an : Kajian Tematik Atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur‟an

(Cet.5 ; Jakarta : Penamadani, 2008), hal. 13

3 Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata‟amal ma‟a as-Sunnah an-Nabawiyyah.Hal. 106.

Page 31: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

17

c. Menyusun kerangka pembahasan (outline) dan

mengklasifikasikan hadis-hadis yang telah terhimpun sesuai

dengan spesifik pembahasannya.

d. Menganalisis hadis-hadis tersebut dengan menggunakan

berbagai teknik dan pendekatan.

e. Meskipun metode ini tidak mengharuskan uraian tentang

pengertian kosa kata, namun kesempurnaannya dapat dicapai

jika pensyarah berusaha memahami kata-kata yang

terkandung dalam hadis, sehingga akan lebih baik jika

pensyarah menganalisis matan hadis yang mencakup

pengertian kosa kata, ungkapan, asbab al-wurud dan hal-hal

lain yang biasa dilakukan dalam metode tahlili.

f. Menjelaskan aspek-aspek yang terkait dengan hadis yang

dimaksud, seperti faedah dan pendapat para ulama (syarah)

mengenai hadis tersebut.4

g. Menarik kesimpulan makna yang utuh dari hasil analisis

terhadap hadis-hadis tersebut.

3. Kelebihan dan Kekurangan

Metode mauḎū‟i dapat diandalkan untuk memecahkan permasalahan

yang terdapat dalam masyarakat, karena metode ini memberikan

kesempatan kepada seseorang untuk berusaha memberikan jawaban bagi

4 http://melaselta.blogspot.com/2016/01/metode-pemahaman-hadis-maudhui.html?m=1.

Page 32: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

18

permasalahan tersebut yang diambil dari petunjuk-petunjuk Al-Qur‟an dan

Hadis, disamping memperhatikan penemuan manusia. Sebagai hasilnya,

banyak bermunculan karya ilmiah yang membahas topik tertentu menurut

perspektif al-Qur‟an dan Hadis. Contohnya, perempuan dalam pandangan

Al-Qur‟an dan hadis, dan lain-lain.

Kelebihan metode mauḎū‟i selain karena dapat menjawab tantangan

zaman dengan permasalahannya yang semakin kompleks dan rumit, metode

ini juga memiliki kelebihan yang lain, diantaranya:5

a. Praktis dan Sistematis

Metode tematik disusun secara praktis dan sistematis dalam

memecahkan permasalahan yang timbul. Hal ini memungkinkan masyarakat

untuk mendapatkan petunjuk al-Qur‟an dan hadis dengan waktu yang lebih

efektif dan efesien.

b. Dinamis

Metode tematik membuat tafsir Al-Qur‟an dan hadis selalu dinamis

sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga, masyarakat akan terasa bahwa al-

Qur‟an dan hadis selalu aktual (updated), tak pernah ketinggalan zaman

(outdated) dan mereka tertarik untuk mengamalkan ajaran-ajarannya. Meski

tidak mustahil hal ini didapatkan dari ketiga metode yang lain, namun hal

itu bukan menjadi sasaran yang pokok.

c. Membuat Pemahaman Menjadi Utuh

5 Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur‟an, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005) hal. 165-167

Page 33: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

19

Dengan ditetapkannya tema tertentu, maka pemahaman kita terhadap

hadis Nabi Saw menjadi utuh. Kita hanya perlu membahas segala aspek

yang berkaitan dengan tema tersebut tanpa perlu membahas hal-hal lain

diluar tema yang ditetapkan.

d. Penjelasan Antar Hadis Dalam Metode MauḎū‟i Bersifat Lebih

Integral dan Kesimpulan Yang Dihasilkan Mudah Dipahami.

Adapun kekurangannya ialah metode ini terikat pada tema yang telah

ditetapkannya dan tidak membahas lebih jauh hal-hal diluar dari tema

tersebut, sehingga metode ini kurang tepat bagi orang yang menginginkan

penjelasan yang terperinci mengenai suatu hadis dari segala aspek.6

B. Pengertian Takhrij al-Hadīts

Pengertian takhrij secara etimologi adalah mengeluarkan, menampakkan,

meriwayatkan, melatih, dan mengajarkan. Sementara itu menurut

terminologi, takhrij ialah berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sedangkan Prof.Dr. Abdul Muhdi menjelaskan definisi takhrij sebagai

berikut:7

1. Menyebutkan beberapa hadis dengan sanadnya

2. Menyebutkan sanad-sanad lain beberapa hadis yang terdapat

dalam sebuah kitab. Penyebutan beberapa sanad tersebut

dalam suatu bab memperkuat posisi sanad dan menambah

ragam dalam matan.

6 http://melaselta.blogspot.com/2016/01/metode-pemahaman-hadis-maudhui.html?m=1.

7 Abdul Majid Khon, Takhrij & Metode Memahami Hadis, (Jakarta: Amzah, 2014), hal. 2

Page 34: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

20

3. Menunjukkan asal beberapa hadis pada kitab-kitab yang ada

(kitab induk hadis) dengan menerangkan hukumnya.

(pengertian takhrij hadis setelah dibukukan)

1. Objek Takhrij al-Hadīts

Objek dari takhrij hadis adalah penelitian matan dan sanad, kedua objek

penelitian ini saling berkaitan karena matan dapat dianggap valid jika

disertai silsilah sanad yang valid pula. Studi pertama, yaitu penelitian matan,

biasanya menurut pakar hadis disebut studi internal hadis. Sementara studi

kedua, yaitu penelitian sanad disebut studi eksternal hadis. Studi internal

hadis yang tidak disertai silsilah sanad yang valid atau disertai silsilah sanad

tetapi perawi tidak memiliki kredibilitas yang tinggi hadisnya menjadi tidak

sahih dan dapat ditolak.

Studi internal hadis adalah tujuan studi, sedangkan studi eksternal hadis

adalah sarana proses validitas suatu matan. Studi internal hadis merupakan

output, sedangkan studi eksternal hadis merupakan input. Studi internal

hadis bertujuan pengamalan semata karena hadis merupakan sumber ajaran

Islam yang harus dipatuhi, sedangkan studi eksternal hadis bertujuan

pemeliharaan orisinalitas syariat Islam itu sendiri.

2. Tujuan Takhrij al-Hadīts:

1. Menemukan suatu hadis dari beberapa buku induk hadis

2. Mengetahui eksistensi suatu hadis, apakah hadis tersebut

benar-benar ada di dalam buku-buku hadis atau tidak.

Page 35: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

21

3. Mengetahui berbagai redaksi matan dan sanad dari mukharrij

yang berbeda

4. Mengetahui kualitas dan kuantitas hadis, baik dari segi sanad

maupun matan. Dengan demikian, dapat ditetapkan apakah

hadis tersebut dapat diterima (makbul) atau tertolak (mardud)

5. Menemukan cacat dalam sanad atau matan, mengetahui

sanad yang bersambung (muttashil) atau terputus (munqathi‟)

dan mengetahui kemampuan periwayat dalam mengingat

hadis serta kejujurannya.

6. Mengetahui suatu hadis. Apabila sanad suatu hadis

hukumnya dha‟if kemudian melalui sanad lain hukumnya

sahih, akan meningkatkan status hadis tersebut yang awalnya

dha‟if menjadi hasan lighairihi atau dari hasan menjadi

shahih lighairihi

7. Mengetahui bagaimana ulama menilai hadis dan bagaimana

penilaian tersebut disampaikan.8

C. Kajian Linguistik Kata Menangis Dalam Bahasa Arab

Dalam memahami teks hadis dalam bahasa Arab dibutuhkan

pemahaman akar kata dalam hadis tersebut yang berkaitan dengan kata

bahasa Indonesia nya yaitu “menangis” agar memperoleh makna yang tepat.

Menangis bisa diartikan dengan banyak ragam kata dalam bahasa Arab,

8Abdul Majid Khon, Takhrij & Metode Memahami Hadis, (Jakarta: Amzah, 2014), hal. 4-5

Page 36: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

22

contohnya “al-bukā (ratapan/tangisan), al-dzarf (mengalirkan/meneteskan),

„abrah (air mata), anīn (rintihan/tangisan)”. Semua kata tersebut memang

bukan hanya berarti “menangis” namun semuanya berkaitan dengan hal

menangis. Dalam al-Qur‟an dan hadis ditemukan beberapa istilah yang

digunakan untuk menunjuk kepada pengertian menangis ini. Berikut adalah

ulasan dari istilah-istilah diatas:

1. al-Bukā

Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor dalam karyanya “Kamus

Kontemporer Arab-Indonesia” serta Ahmad Warson M dalam karyanya

“Kamus Al-Munawwir” menjelaskan kata “al-bukā” sebagai ratapan atau

tangisan.9 Menurut al-Farrā (w. 207 H), kata ini dapat dibaca panjang

(yumadd) dan dapat pula dibaca pendek (yuqassar). Jika dibaca panjang

الجكدب ) maka yang dimaksud adalah suara yang mengiringi tangisan ,(ثكدب )

maka artinya ,(ثكدا ) Sedangkan jika dibaca pendek .(ال داد الد ي كدات حد

adalah “air mata dan keluarnya air mata” (الثحاع رعفب).10

Adapun al-Habib Muhammad bin „Alwi Alaydrus berpendapat di

dalam kitabnya yang berjudul Mādzā Ta‟rif „Anil Bukā (Apa Yang Anda

Ketahui Tentang Menangis?) bahwa kata Bakā dari materi huruf (ba ya kaf):

bakā – yabkī – bukā‟an, dapat dibaca panjang dan pendek. Dibaca panjang

seperti ( ثكدب) ia bermakna suara tangisan. Jika dibaca pendek ( ثكدا) ia

9 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia,(Yogyakarta: Penerbit Multi Karya Grafika, 1998), Cet V, h. 346; Ahmad

Warson M, Kamus Al-Munawwir,(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), Cet.XIV, h.103 10

Ibn Manzūr, Lisān al-„Arab, jilid 14, h. 82

Page 37: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

23

bermakna air mata yang keluar. Bakāhu ( )ثكدبه dan bakā „alaihi ()ثكدا ل يبد

mempunyai arti membuatnya menangis, arti yang sama terdapat pula pada

lafadz abkāhu ( يثبكدبه( sedangkan istabkāhu ( ضبدزجبكبه( dan abkāhu ( يثبكدبه(

bermakna )رجدبكا( yaitu, pura-pura menangis.11

Orang yang sering menangis

disebut “bakiyyun” ( ثك) atau “bakka” (ثكب).12

Abu Zaid pernah menyenandungkan sebuah sya‟ir yang ditujukan

kepada Ka‟ab bin Malik:

ثكذ ليا ؽ لفب ثكبرب حب غاا الجكب ال الاد

“Mataku menitikkan air mata, dan itu memang haknya.Akan tetapi, tangisan

dan ratapan itu tidak memberikan arti apa-apa.”

Al-Khansa juga pernah juga pernah menyenandungkan sebuah sya‟ir

yang di dalamnya digunakan kata al-bukā yang dipanjangkan, yaitu ( الجكدب).

Sya‟ir tersebut berbunyi:

لذ ثك الخطاة يذ ؽ لمن اثل الخطت الغ يال

ا ثجؼ الجكب ل ا ثزيد ريذ ثكب ك الؾطن الغميال

“Aku serahkan segala urusan kepadamu saat engkau masih hidup

(setelah kematianmu) kepada siapakah segala urusan besar diserahkan?

Jika menangisi orang yang terbunuh dianggap buruk

11

Al-Habib Muhammad ibn „Alwi Alaydrus.“Apa Yang Anda Ketahui Tentang

Menangis?” dengan judul asli “Mādzā Ta‟rif „anil Bukā‟?”. Penerjemah, Eko Prayitno.

(Yogyakarta: CV. Layar Creativa Mediatama, 2017), h. 1 12

Ibn Manzūr, Lisān al-„Arab, jilid 14, h. 83

Page 38: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

24

Maka aku yakin bahwa menangisi (kematian)-mu adalah baik dan indah”

Dari pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa menangis

dalam pengertian “al-bukā” meniscayakan adanya tetesan atau cucuran air

mata yang keluar dari kedua kelopak mata. Untuk memperjelas hal ini,

Syaikh Abu „Ali al-Fadl bin al-Hasan al-Tarbasi (w. 548 H.) mendefinisikan

“al-bukā” (menangis) sebagai berikut;13

ح ع برر لنب غم لا ابلباعب خثربي الثحابع ل ا البؽب د ر بجض

“Menangis (al-bukā) adalah suatu kondisi kemurungan hati yang

lahir atau tampak dari kedukaan di wajah yang disertai dengan

deraian air mata di atas pipi.”14

Dalam al-Qur‟an maupun hadis, nampaknya istilah inilah (al-bukā)

yang paling populer dan paling banyak digunakan. Di dalam al-Qur‟an

sendiri, kata “al-bukā” dengan segala bentuknya ditemukan dalam tujuh

surat, yaitu: QS.al-Taubah: 82, Yūsuf: 16, al-Isrā: 109, Maryam: 58, al-

Najm: 43 & 60, dan al-Dukhān: 29. Sebagai contoh, penulis hanya mengutip

dua dari ketujuh ayat di atas:

“Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak,

sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS.al-

Taubah: 82)

13Abdul Muiz. Menangis Dalam Konsep Hadis (Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah,

2007) , h. 41

14

al-Tarbasi, Majma‟ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur‟ān, juz 5 h. 90

Page 39: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

25

“Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah,

Yaitu Para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang

Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil,

dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami

pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada

mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.”

(QS. Maryam: 58)

2. al-Dzarf

Dalam kamus Lisān al-„Arab, al-Munjid, Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia serta Kamus al-Munawwir, kata al-dzarf bermakna “sabb al-dam”

(mengalirkan atau meneteskan air mata). Dzarafa semakna dengan kata

“sāla” (mengalir). Sedangkan dzarafat al-„ain al-dam‟ bermakna “kelopak

matanya mengalirkan atau meneteskan air mata”.15

Dalam Kamus Ilyas al-„Ashri disebutkan bahwa “dzarafat al-„ain

dam‟aha” bermakna “to shed tears to water” yang artinya mencucurkan

atau meneteskan air mata.16

15

Ibn Manzūr, Lisān al-„Arab. Juz 9, h. 109; Lous Ma‟luf, al-Munjid fi al-Lughah

wa al-A‟lam, (Beirūt: Dār al-Masyriq, 2002), Cet. XXXIX, h. 235; Ahmad Warson M,

Kamus Al-Munawwir, h. 445; Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer

Arab-Indonesia, h. 931 16

Ilyas Anton dan Edwar Ilyas, Qamus Ilyas al-„Ashri: „Arabi-Injilizi, (Beirut: Dar

al-Habl, 1972), h. 231

Page 40: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

26

Dalam sebuah hadis dari al-„Irbad ia berkata: “Rasulullah Saw

menyampaikan nasehat yang sangat berkesan kepada kami (mau‟izah

balighah) sehingga membuat yang mendengarnya mencucurkan air mata

(dzarafat minhā al-„uyūn).”17

Dalam al-Qur‟an kata ini tidak ditemukan penggunaannya.

Sedangkan dalam hadis yang menggunakan kata ini adalah sebagai berikut:

بيبت لنب لبصم ثبن لجيبث ؽثصاب حؾمث ثبن ثببرا ؽثصاب لجبث الرؽبمن ثبن حفبثي ؽثصاب ض

ض م ثجد لضبمبت ثب ل يب لنب الب بضم ثبن حؾمثا لنب لبئبخ يت الاج ص ا ال ن ال

ب جبك ي را را حيذد اتا ب عبثرا ل البجبة لنب اثبن ل ثب ليبابه ر برلبتح جبشا

را حيذد ثب يثا ليطا ض م ل يب لبئبخ ثبلاا ت يثب ثكبرا ثجد الاج ص ا ال

18ؽثش لبئبخ ؽثشد ؽطند صؾيؼد

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah

menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi, telah

menceritakan kepada kami Sufyan dari 'Ashim bin 'Ubaidillah dari

Al-Qasim bin Muhammad dari 'Aisyah bahwa Nabi shallallahu

'alaihi wasallam mencium Utsman bin Mazh'un ketika dia meninggal

sambil menangis, atau dia berkata; dan air matanya bercucuran.

Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Jabir dan

'Aisyah.Mereka berkata; "Abu Bakar mencium Nabi shallallahu

'alaihi wasallam ketika beliau meninggal."Abu 'Isa berkata; "Hadits

'Aisyah merupakan hadits hasan shahih."

3. ‘Abrah (Air Mata)

Kata “abara” dapat memiliki beberapa arti, yaitu:

17

Ibn Manzūr, Lisān al-„Arab, juz 9, h. 109 18

al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi. Abwāb al-Janāiz „An Rasūlullāh Bāb Mā Jā-a fi

Taqbīl al-Mayyit. Hadis no. 910.Menurut Imam al-Tirmidzi kualitas hadis ini adalah hasan

sahih

Page 41: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

27

a) „Abara bermakna tadabbara (merenungi/mengkaji). Jika dikatakan

‟abaral kitāb, maka maknanya adalah: ia merenungi isi kandungan

kitab itu tanpa mengeraskan bacaannya.

b) „Abara bermakna wazana (menimbang), contoh:

لجر المزبع الثرارم

Artinya : ia menimbang perhiasan dan dirham

c) Jika kata „abara ini berkembang menjadi i‟tabara minhu ( ,)لزجدر حاد

maka maknanya adalah ta‟ajjaba (takjub/heran)

d) I‟tabara ( لزجدر) dapat pula diartikan mengambil pelajaran, dan ibrah

artinya pelajaran. Dalam al-Qur‟an disebutkan:

“Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-

orang yang mempunyai wawasan.” (QS. Al-Hasyr: 2)

e) al-„Abūr = anak kambing

f) al-„Abīr = campuran minyak wangi yang dipadukan dengan za‟faran.

Adapula yang menyatakan bahwa yang dimaksud al-„abir adalah

za‟faran itu sendiri

g) „Abara )لجدر(dan ista‟bara )ضدزجر( bermakna “bakā” yang artinya

“menangis”. al-„Abrah bermakna “al-dam‟ah” yang artinya adalah

“air mata”.

Page 42: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

28

Adapula yang mengartikan al-„abrah dengan:

1) Bercucuran air mata tanpa mendengar tangisan.

2) Air mata sebelum bercucuran

3) Gejolak (taraddud) tangisan di dalam dada

4) Kesedihan tanpa tangisan

Jama‟ dari kata „abrah adalah „abarāt atau „ibar. Dari sekian arti di

atas, makna yang paling sahih adalah yang pertama (al-dam‟ah).Jika

dikatakan “‟abarat „ainuh wasta‟barat” )لجددرد ليادد اضددزجرد( maka

maknanya adalah ( حدذ ) atau ( yang artinya “bercucuran air (عدرد لياد

matanya”. Sedangkan orang yang bercucuran air matanya disebut “al-„ābir”

19)البثر(

Dan contoh penggunaan kata “‟abrah” di dalam hadis Nabi Saw

adalah sebagai berikut:

زيب ض ش ض م الؾغر صم لن اثبن لمر ثب ضبز بجد رضاب اهلل ص ا اهلل ل يب

جبك ب لمر رفاب رطبكت ل يب جبك ب ل ب مر ثبن البخطبة ذ ل ارا ث بال صم البز ب ةا

جراد الب

Dari Ibnu „Umar r.a. ia berkata: Rasulullah Saw. menghadap hajar

(aswad) lalu beliau meletakkan kedua bibirnya di atas batu tersebut

sambil menangis cukup lama. Kemudian beliau berpaling dan tiba-

tiba saja ada „Umar bin Khattab yang juga menangis.lalu beliau

bersabda: “Ya „Umar, di sinilah air mata akan banyak bertetesan.”

(H.R. al-Bukhāri dan Ibnu Mājah)

19Abdul Muiz,“Menangis Dalam Konsep Hadis”(Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah,

2007) , hal. 46

Page 43: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

29

4. Anīn (Rintihan atau Tangisan)

Anīn berasal dari kata “anna-ya‟innu-anīnan” yang artinya merintih,

mengerang, atau mengaduh. Jika dikatakan “anna al-rajul min al-waja‟i”

maka artinya adalah “seseorang merintih atau )يت البرعددددب حدددن الباعددد (

mengerang karena sakit yang dideritanya.”20

Orang yang banyak merintih

disebut “annān-unān-unanah.”

20Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, h. 45; Ibn Manzūr, Lisān al-

„Arab. Juz 13, h. 28

Page 44: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

30

BAB III

TAKHRIJ DAN SYARAH HADĪTS MAUḎŪ’I TENTANG

MENANGIS

A. Takhrij Hadīts MauḎū’i Tentang Menangis

Pada bab ini penulis akan menjabarkan takhrij hadis tentang menangis

dengan menggunakan kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah dan kitab Mu‟jam

al-Mufahras, penggunaan kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah ini penulis

anggap sebagai langkah yang paling tepat karena kitab ini menggunakan

metode takhrij hadis dengan metode tematik atau membahas hadis dari

sebuah tema tertentu, sedangkan penggunaan kitab Mu‟jam al-Mufahras

sebagai pelengkap dari pembahasan hadis menangis Nabi Saw. Yang

kemudian dijelaskan dan dikumpulkan hadis dibawahnya, berikut

penjelasannya :1

} الجكب{

ار يضب: الؾثا . الميذ

الجكب لا ال الح

1۵۱ة ٢ك –ثث

اضزؾجبة الجكب يصباب رالح ال رآت

1۷۱ة ۵ك –حظ

1 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Miftah Kunuz as-Sunah, (Lahore: Idarah

Tarjuman al-Sunnah, 1978) hal. 81

Page 45: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

31

ثكب الاج ص لمر لاث الؾغر األضا

٢۷ة ٢۵ك –حظ

حن كر اهلل بليب لبضذ ليبابه

1۱ة ٢٢ك –ثخ

كب الب حن اهللالج

1۱ة ۷۷ك –حظ

ب مات حب يل م الضؾكزم ث يال لجكيبزمب كضيبرا لا ر

1۱ة ۷۷ك –حظ

Dari kutipan takhrij di kitab Miftah al-Kunuz al-Sunnah tentang

menangis yang diambil dari kata al-Bukā ini penulis menemukan 6 tema

pembahasan yaitu :

1. Menangis dalam sholat :

(Sunan Abī Dāwud, Kitab ke 2, bab 156/ Kitab Salāh Bab Bukā‟i

Fi Salāh)

2. Keistimewaan menangis di tengah-tengah membaca al-Qur‟an :

(Sunan Ibnu Mājah, kitab ke 5 bab 176/ Kitab Iqāmati Salāh Wa

Sunnati Fīhā Bab Fī Husni Sawti Bi al-Qur‟ān)

3. Nabi Saw dan Umar R.A menangis ketika mencium hajar

aswad :

(Sunan Ibnu Mājah, kitab ke 25, bab ke 27/ Kitab Manasik Bab

Istilam al-Hajar)

Page 46: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

32

4. Tangisan seseorang yang mengingat nama Allah dalam

kesendirian :

(Sahih al-Bukhāri, kitab ke 24, bab 16)

5. Menangis karena takut kepada Allah :

(Sunan Ibnu Mājah, kitab 37 bab 19/ Kitab al-Zuhd Bab al-Huzn

Wa al-Bukā)

6. Menangis ketika seeorang mengetahui sesuatu yang Nabi ketahui

niscaya mereka akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis :

(Sunan Ibnu Mājah, kitab 37, bab 19/ Kitab al-Zuhd Bab al-Huzn

Wa al-Bukā)

1. Menangis dalam shalat (Sunan Abī Dāwud, Kitab ke 2, bab 156/

Kitab Salāh Bab Bukā’i Fi Salāh)

با اثبن ر سث ا ؽثصاب ب ؽمب د ؽثصا لجبث الرؽبمن ثبن حؾمث ثبن ض ب برت ي بجر

ل يب ص ا ال بذ رضا ال ثب ري با اثبن ض مخ لنب صبثذا لنب حطرلا لنب يثي

ض ل يب ل صثبره يزسد ك زس الرؽا حنب البجكب ص ا ال مض م ٢

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Muhammad bin

Salam telah menceritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Harun telah

mengabarkan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Salamah dari Tsabit

dari Mutharif dari ayahnya dia berkata; saya melihat Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat, sedang dalam dada

beliau terdengar bunyi seperti batu penggiling gandum karena

tangisan beliau shallallahu 'alaihi wasallam."

2 Abī Dāwud, Sunan Abī Dāwud, (Amman, Bayt al-Afkar ad-Dawliyyah, t.t) hal. 116

Page 47: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

33

2. Keistimewaan menangis di tengah-tengah membaca al-Qur’an

(Sunan Ibnu Mājah, kitab ke 5 bab 176/ Kitab Iqāmati Salāh Wa

Sunnati Fīhā Bab Fī Husni Sawti Bi al-Qur’ān)

ثبن يؽبمث ثبن ثبير ثبن كباات الثحبب ؽثصاب الباليث ثبن حطب ما ؽثص اب يثا ؽثصاب لجبث ال

بث ثبن يث رال ا لنب اثبن يث ح يبك ل يباب ض خ لنب لجبث الرؽبمن ثبن الطبئت ثب ثث

ل ب حربؽجب ثبثبن ي بذ ل بجربر ل ب حنب ي ثثب كف ث ره لط مبذ ل يب ثبصا

ب ك ؽطن ال ابد ثبلب ربآت ضم ا ت ث غا ي ض م ل يب ص ا ال ذ رضا ال

لمنب ل رغاابا ث س ثؾسبتا ل ا ثريبرماه لبثبكاا ل تب لمب رجبكاا لزجبكابا مب ر ا الب ربآت

ل يبص حاب زغن ث۷

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Basyir

bin Dzakwan Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami

Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Abu

Rafi' dari Ibnu Abu Mulaikah dari 'Abdurrahman bin As Sa`ib ia

berkata, " Sa'd bin Abu Waqash datang menemui kami sementara

matanya telah buta, maka aku pun mengucapkan salam kepadanya,

ia berkata, "Siapa kamu?" maka aku pun kabarkan kepadanya (siapa

kami). Ia pun berkata, "Selamat datang wahai anak saudaraku, telah

sampai kepadaku bahwa suaramu bagus ketika membaca Al Qur`an.

Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya Al Qur`an turun dengan kesedihan, jika kalian

membacanya maka bacalah dengan menangis, jika kalian tidak bisa

menangis maka berpura-puralah untuk menangis. Dan lagukanlah

dalam membaca, barangsiapa tidak melagukannya maka ia bukan

dari golongan kami. "

3. Nabi dan Umar menangis ketika mencium hajar aswad (Sunan

Ibnu Mājah, kitab ke 25, bab ke 27/ Kitab Manasik Bab Istilam

al-Hajar)

3 Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal. 148

Page 48: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

34

بل ا لنب اثبن لمر ثب ب ا لنب حؾمث ثبن لابتا لنب ؽثصاب ل ثبن حؾمثا ؽثصاب بل

ض م ل يب ص ا ال جبك ةا ب صم اضبز بجد رضا ال ل يب زيب ض ش البؾغر صم

جراد ب لمر ربراب رطبكت الب جبك ل ب مر ثبن البخطبة ذ ل ا را ث البز٢

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad; telah

menceritakan kepada kami Pamanku, Ya'la dari Muhammad bin

'Aun dari Nafi' dari Ibnu 'Umar, ia berkata; "Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam menghadap Hajar Aswad kemudian meletakkan

kedua bibirnya kepadanya, dan beliau menangis lama sekali,

kemudian dia berpaling, dan ternyata dia menemukan 'Umar dalam

keadaan menangis pula, beliau bersabda: 'Wahai Umar, di sinilah

ditumpahkan air mata.'"

4. Tangisan seseorang yang mengingat nama Allah dalam

kesendirian ( Sahih al-Bukhāri, kitab ke 24, bab 16 )

ثب ؽثصا جيبت ثبن ل جبث ؽثصاب حؾمث ثبن ثببرا ثابثارد ثب ؽثصاب ؾبيا لنب لجيبث ال

ل يب برح لنب الاج ص ا ال با ثبن لبصما لنب يث رر ض م ثب الرؽبمن لنب ؽ

ب ل لجب ح شبة ب الب الب حب د لب لب اب ل فمب ال خد ضجب رث

ر ب ل يب اعبزم رع بت رؾبثب ل ال د ل البمطبعث ح رعدد رعدد ث بج رثب ل يب

ب م ا ؽزا لب ر رعدد ر ث ي ب ي بل ال عمب ا ل ب احبريحد اد حاب تا ة جزب

بضذب ليبابه بليب ل رعدد كر ال ميا حب راب شمبل

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar

berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah

berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman

dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan

mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali

naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang

menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-

4 Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal. 320

Page 49: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

35

laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang

saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena

Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak

berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia

berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah

dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak

mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta

seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan

diri hingga kedua matanya basah karena menangis."

5. Menangis karena takut kepada Allah (Sunan Ibnu Mājah, kitab

37 bab 19/ Kitab al-Zuhd Bab al-Huzn Wa al-Bukā)

ثبراريم ثبن البماب ر ثبلب ؽثصاب اثبن يث بكا ؽثصاب لجبث الرؽبمن ثبن ثبراريم الثحبب لث

ا ا لنب ؽثصا ثبن لزبجخ ثبن حطب ؽمب ثبن يث ؽميبثا السرث لنب لابت ثبن لجبث ال

ض م حب حنب لجبثا ل يب ص ا ال ا ا ثب ثب رضا ال ثبن حطب لنب لجبث ال يثي

صم ر يت حؤبحنا خبرط حنب ليب تب كبت حضبد ريبش ال ثبة حنب ببيخ ال حاعد ايب

ل ا الابر ال لب ؽرح عبف شيبئب حنب ؽر 5

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Ad

Dimasyqi dan Ibrahim bin Al Mundzir keduanya berkata; telah

menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah menceritakan

kepadaku Hammad bin Abu Humaid Az Zuraqi dari 'Aun bin

Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Ayahnya dari Abdullah bin

Mas'ud dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Tidaklah seorang mukmin mengeluarkan air mata dari

kedua matanya walaupun sebesar kepala ekor lalat karena takut

kepada Allah, kemudian ia mengenai wajahnya melainkan Allah

akan membaskannya dari neraka."

6. Menangis ketika seeorang mengetahui sesuatu yang Nabi

ketahui niscaya mereka akan sedikit tertawa dan lebih banyak

menangis (Sunan Ibnu Mājah, kitab 37, bab 19/ Kitab al-Zuhd

Bab al-Huzn Wa al-Bukā)

5 Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal. 453

Page 50: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

36

د لنب ثزب ح لنب ؽثصاب حؾمث ثبن البمضاا ؽثصاب لجبث ال مث ثبن لجبث الباارس ؽث صاب رمب

ب مات حب يلب م لضؾكبزمب ض م لاب ر ل يب ص ا ال ص ثبن حبلكا ثب ثب رضا ال ي

لجكيبزمب كضيرا ث ي ب 6

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah

menceritakan kepada kami Abdus Shamad bin Abdul Warits telah

menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Anas bin

Malik dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian

akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

Dan berikut takhrij hadis dari kitab al-Mu‟jam al-Mufahrās li Alfāẕ

al-Hadīts al-Nabawī yang metode takhrijnya menggunakan akar kata dalam

suatu hadis, penulis hanya membatasi takhrij ini dalam tiga tema hadis

menangis, berikut penjelasannya:

1. Hadis tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena

takut kepada Allah.

Hadis yang diriwayatkan oleh Imām at-Tirmidzī:

ثبن البمجبرك لنب لجبث الرؽبمن ثبن لجبث ال ؽثصاب راب د ؽثصاب لجبث ال

ا ي لنب حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن لنب ليطا ثبن برح البمطب ة بؾخ لنب يث رر

ظ الابر رعدد ثكا حنب ببيخ ض م لب ل يب ص ا ال ثب ثب رضا ال

بت عفام لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ا ال جن ل الضربع ؽزا ال ۷

اثبن لجبشا ثب ر ا ؽثشد ؽطند صؾيؼد ث خ بؾب ل البجبة لنب يث ر ب

6 Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal.

452-453 7 al-Tirmidzī, Abū Isa Muhammad Ibn Musa al-Dahaq al-Sulami al-Bughi, Sunan

al-Tirmidzī, Abwāb al-Zuhd Bāb Mā Jā‟a fī Fadl al-Bukā min Khasy-yah al-Lāh (Riyadh:

Dar al-Salām, 1999) h. 382

Page 51: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

37

بجخ ش ى لاب ص خد ر را حث حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن را حابلا آ ة بؾخ

بيبت الضابري ض

“Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan

kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak dari Abdurrahman bin

'Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin Abdurrahman dari 'Isa

bin Thalhah dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu

'alaihi wa salam bersabda: "Tidak masuk neraka orang yang

menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali lagi ke

teteknya dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dengan asap

neraka jahannam." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa

dari Abu Raihanah dan Ibnu 'Abbas. Hadits ini hasan shahih.

Muhammad bin Abdurrahman adalah budak keluarga Thalhah, ia

orang Madinah, terpercaya, Syu'bah dan Sufyan ats-Tsauri

meriwayatkan darinya.”

Pada hadis pertama ini penulis menggunakan kamus hadis kitab al-

Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīs, penulis menelusuri kata ثكا, dan

data yang diuraikan dalam kitab tersebut sebagai berikut:

۷8٢, 8د السرث,

٢۷۱, 8ت الغفب ,

, 5٠5, ٢ؽم 8

۷٢8

Dari keterangan di atas diketahui bahwa hadis tersebut terdapat

pada: Sunan al-Tirmidzī kitab zuhud bab 8 halaman 382, Sunan an-Nasāi

kitab Jihad bab 8 halaman 479, dan Musnad Ahmad ibn Hanbal Juz 2 no

hadis 505 halaman 748.

A. Susunan riwayat hadis yang dikeluarkan Sunan at-Tirmidzī:

ثبن البمجبرك لنب لجبث الرؽبمن ؽثصاب راب د ؽثصاب لجبث ال ثبن لجبث ال

برح ا ي لنب حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن لنب ليطا ثبن ة بؾخ لنب يث رر البمطب

8 A.J Wensinck, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīts al-Nabawiyah, juz 1,

hal. 211

Page 52: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

38

ظ الابر رعدد ثكا حنب ببيخ ض م لب ل يب ص ا ال ثب ثب رضا ال

ا ؽزا بت عفامال لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ال جن ل الضربع ۱

اثبن لجبشا ثب ر ا ؽثشد ؽطند صؾيؼد خ بؾب ل البجبة لنب يث ر ثب

را ح بجخ حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن را حابلا آ ة بؾخ ش ى لاب ص خد ر ث

بيبت الضابري ض

B. Susunan riwayat hadis yang dikeluarkan Sunan an-Nasāi:

ا ي لنب حؾمث ثبن لجبث ب راب ثبن الطري لن اثبن المجبرك لن البمطب ي بجر

الرؽبمن لنب ليطا ثبن ة بؾ ل يب برح ، لن الاج ص ا ال خ لنب يث رر

ا ال جن ـ ربلا ـ ؽزا ظ الابر رعدد ثكا حنب ببيخ ال ض م ثب : لب

برعفام بت لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ل الضربع

C. Susunan riwayat hadis yang dikeluarkan Musnad Ahmad bin

Hanbal:

اب ي، لنب حؾمثا ب البمطب بث : ي بجر س يثا لجبثالرؽبمن، ثب بثد، س ؽثصاب

برح، لن ال حابلا الط بؾخ، لنب ليبطا ثبن ة بؾخ، لنب يث ب رر اج ص ا ال

ا عد ؽزا لس ظ الابر يؽثد ثكا حنب ببيخ ال ض م ثب : لب ل يب

بت عفام، ل حابخري لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ال جن ل الضربع

احبرئا يثثا

9 al-Tirmidzī, Abū Isa Muhammad Ibn Musa al-Dahaq al-Sulami al-Bughi, Sunan

al-Tirmidzī, Abwāb al-Zuhd Bāb Mā Jā‟a fī Fadl al-Bukā min Khasy-yah al-Lāh (Riyadh:

Dar al-Salām, 1999) h. 382

Page 53: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

39

2. Hadis ketika Nabi Saw menangis mendengarkan bacaan al-

Qur’an oleh Ibnu Mas’ud:

ثبن حرح، لنب را، لنب لمبر بتا لنب حطب يثاب كر ؽثصاب يثا ثكبر ثبن يث ب شيبجخ

ص ا ثبرا ريبم ثب ثب الاج ب ال اب ا ثبريب ل ض ل يب جبث اهلل ثبن حطب م ل

حنب غيبريب ثب ل ري ب يؽت يتب يضبم بس ؟ ثب ل يبك ي ثب يثبري ل يبك

} لكيبف ا ا عئباب حنب ك ضابرح الاطب لا ثابل حنب ي ل يب د احخا ثبفيبثا

عئباب ثك ل ا رؤ ال شفيبث { لجكا1٠

Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah dan Abū

Kuraib dari Mis‟ar dari „Amr dan Ibn Murrah dari Ibrahim dia berkata:

“Nabi Saw pernah bersabda kepada Abdullah bin Mas‟ud r.a.: „Bacakanlah

untukku (al-Qur‟an)!‟ Ibnu Mas‟ud berkata: „Apakah aku akan

membacakannya untukmu, sedangkan ia diturunkan kepadamu?‟ Beliau

menjawab: „Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain.‟ Lalu

Ibnu Mas‟ud membacakannya dari awal surat An-Nisa sehingga ketika

sampai pada ayat “(Maka bagaimanakah {halnya orang-orang kafir nanti},

apabila kami mendatangkan seorang saksi {Rasul} dari tiap-tiap umat dan

kami mendatangkan kamu {Muhammad} sebagai saksi atas mereka itu

{sebagai umatmu}”)-QS.al-Nisā: 41-beliaupun menangis.”

Pada hadis kedua ini penulis juga menggunakan kamus hadis kitab al-

Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīs, penulis menelusuri kata لجكا dan

data yang diuraikan dalam kitab tersebut sebagai berikut:

حطبلرن، 11

۷6٠

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa hadis tersebut

terdapat pada : Sahih Muslim Kitab Sholātul Musāfirīn wa Qosiruhā

halaman 360.

1. Susunan riwayat hadis yang dikeluarkan Sahih Muslim :

10 Muslim, Sahīh Muslim, juz 1, Kitāb Sholātul Musāfirīn wa Qosiruhā Bāb al-

Fadl Istimā‟ al-Qur‟ān wa Talab al-Qirā‟ah min Hāfidzihi al-Istimā‟ wa al-Bukā „inda al-

Qirā‟ah wa Tadabbur, (Beirut: Dārul Fikr, 2003), h. 360

11

A.J Wensinck, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīts al-Nabawiyah, juz 1,

hal. 211

Page 54: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

40

بتا يثاب كر ثبن حرح، لنب ؽثصاب يثا ثكبر ثبن يث ب شيبجخ را، لنب لمبر لنب حطب

ص ا ثبرا ريبم ثب ثب الاج ب ال اب ا ثبريب ل ل يب جبث اهلل ثبن حطب ض م ل

حنب ب يؽت يتب يضبم بس ؟ ثب ل يبك ي غيبريب ثب ل ري ثب يثبري ل يبك

} لكيبف ا ا عئباب حنب كد احخا ثبفيبثا ضابرح الاطب لا ثابل حنب ي ل يب

عئباب ثك ل ا رؤ ال شفيبث { لجكا

3. Hadis ketika Nabi Saw menangis saat ziarah ke makam

ibunya:

زريبر ثبن ؽربةا ثب ؽثصاب حؾمثد اثبن لجيبث لنب ؽث صاب يثاب ثكبر ثبن يث ب شيبجخ

برح ثب زار اج ب ص ا ا لنب يث ب رر بث ثبن كيبطبت لنب يث ب ؽبز س ال ل يب

لجكا ر لفب ض م ثجبر يح بذ رث ب ل ب يتب يضبزغب ل ب اضبز ب يثبكا حنب ؽابل

فب با الب جابر ل بر بر ثجبررب ل ت ل ب لس ل ب يتب يز بز اضبز ب ل مب ؤب تب ل ب

ر كر البمابد1٢

Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaībah dan

Zuhaīr bin Harb ia berkata Telah menceritakan kepada kami

Muhammad bin „Ubaīd dari Yazīd bin Kaisan dari Abī Hāzim dari

Abū Hurairah r.a ia berkata: “Nabi Saw pernah berziarah ke makam

ibunya lalu menangis dan membuat orang di sekitarnya ikut

menangis. lalu beliau bersabda: „Aku telah meminta izin kepada

Tuhanku untuk memohonkan ampunan baginya tetapi tidak

diberikan izin. Dan aku meminta izin kepada-Nya untuk berziarah ke

kuburannya, maka Dia-pun memberikan izin kepadaku. Oleh karena

itu, berziarahlah ke kuburan karena sesungguhnya ia mengingatkan

kepada kematian.‟”

12

Muslim, Sahih Muslim, juz 1, Kitāb al-Janāiz Bāb Isti‟dzān al-Nabī Saw Rabbah

„Azza wa Jalla fī Ziyārah Qabr Ummihi, (Beirut: Dārul Fikr, 2003) hal. 433-434

Page 55: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

41

Yang terakhir pada hadis ketiga ini penulis juga menggunakan

kamus hadis kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīs, penulis

kembali menelusuri kata لجكا, dan data yang diuraikan dalam kitab tersebut

sebagai berikut:

، 1٠1ت عاب ز، 1۷

۷٢٢

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa hadis tersebut

terdapat pada : Sunan an-Nasāi Kitab Janaiz bab 101 halaman 324.

1. Susunan riwayat hadis yang dikeluarkan Sunan an-Nasāi :

ا بث ثبن كيطبت لنب يث ب ؽبزب س ي بجرب ثزيبجخ ثب : ؽثصاب حؾمث ثبن لجيبثا لن

برح، ثب : زار رضا اهلل ص ا لنب يث ب رر ال ل يب ، لجكا ض م ثجبر يح

ر لفب ل مب عد ـ ل ب يتب يضبزغب بذ رث ب ـ لس ، ل ب : اضبز ب يثبكا حنب ؽابل

با الب ج بر بر ثجبررب ل ت ل ب لس بذ ل ب يتب يز اضبز ب فب ر كر كم ؤب تب ل ب ابر ل

البمابد

B. Syarah Hadis Tentang Menangis

1. Menangis dalam shalat )Sunan Abī Dāwud, Kitab ke 2, bab 156/

Kitab Salāh Bab Bukā’i Fi Salāh)

با اثبن سث ا ؽثصاب ب ؽثصا لجبث الرؽبمن ثبن حؾمث ثبن ض ب ربرت ي بجر

بذ رضا ال ثب ري با اثبن ض مخ لنب صبثذا لنب حطرلا لنب يثي ؽمب د

ل صثبره يزسد ك زس الرؽا حنب البجكب ص ا ض م ل يب ص ا ال

ض ل يب مال

13

A.J Wensinck, al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīts al-Nabawiyah, juz 1,

hal. 211

Page 56: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

42

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Muhammad bin

Salam telah menceritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Harun telah

mengabarkan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Salamah dari Tsabit

dari Mutharif dari ayahnya dia berkata; saya melihat Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat, sedang dalam dada

beliau terdengar bunyi seperti batu penggiling gandum karena

tangisan beliau shallallahu 'alaihi wasallam."

Telah berkata Ibnu Hajar al-Makki dalam Kitab Syarah Syamail,

lafadz al-bukā jika dibaca pendek maka maknanya adalah keluarnya air

mata beserta kesedihan, dan jika dibaca panjang maka maksudnya adalah

keluarnya air mata beserta suara yang tinggi. Seperti yang sudah dijelaskan

pada bab sebelumnya penjelasan dari Ibnu Hajar al-Makki ini berkaitan

dengan ilmu nahwu dalam kata al-bukā, Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi

Muhdlor dalam karyanya “Kamus Kontemporer Arab-Indonesia” serta

Ahmad Warson M dalam karyanya “Kamus Al-Munawwir” menjelaskan

kata “al-bukā” sebagai ratapan atau tangisan.14

Menurut al-Farrā (w. 207 H),

kata ini dapat dibaca panjang (yumadd) dan dapat pula dibaca pendek

(yuqassar). Jika dibaca panjang ( ثكب), maka yang dimaksud adalah suara

yang mengiringi tangisan ( الجكب ال اد ال ي كات ح). Sedangkan jika

dibaca pendek (ثكا), maka artinya adalah “air mata dan keluarnya air mata”

15.(الثحاع رعفب)

Adapun al-Habib Muhammad bin „Alwi Alaydrus berpendapat di

dalam kitabnya yang berjudul Mādzā Ta‟rif „Anil Bukā, bahwa kata bakā

dari materi huruf (ba ya kaf): bakā – yabkī – bukā‟an, dapat dibaca panjang

14 Attabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia,(Yogyakarta: Penerbit Multi Karya Grafika, 1998), Cet V, h. 346; Ahmad

Warson M, Kamus Al-Munawwir,(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), Cet.XIV, h.103

15

Ibn Manzūr, Lisān al-„Arab, jilid 14, h. 82

Page 57: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

43

dan pendek. Dibaca panjang seperti ( ثكب) ia bermakna suara tangisan. Jika

dibaca pendek (ثكا) ia bermakna air mata yang keluar. Hadis ini menjadi

dalil bahwasanya tangisan itu tidak membatalkan sholat baik tangisan

tersebut mengeluarkan dua huruf ataupun tidak. Dan dikatakan bahwa

tangisan yang takut karena Allah tidak membatalkan sholat.16

Menurut hemat penulis tangisan di dalam sholat adalah sebuah tanda

kekhusyukan sholat dan pengagungan tinggi akan keesaan Allah sehingga

saat hati merasakan kenikmatan sholat maka dengan otomatis ia mengirim

sinyal ke otak kemudian memerintahkan mata untuk menangis, itu adalah

sebuah gejala batin dalam jiwa manusia yang tidak dapat ditolak karena

sudah menjadi sunnatullah bahwa ketika manusia merasakan suatu

kenikmatan dari Tuhannya maka dia akan melampiaskannya dengan cara-

cara tertentu, berbeda dengan keluarnya gas dari dalam dubur atau

keluarnya zat-zat lain dari kemaluan yang dalam hukum fiqih sudah mutlak

bahwa jika zat itu keluar di saat seseorang sedang sholat maka batal

sholatnya.

2. Keistimewaan menangis di tengah-tengah membaca al-Qur’an

(Sunan Ibnu Mājah, kitab ke 5 bab 176/ Kitab Iqāmati Salāh Wa

Sunnati Fīhā Bab Fī Husni Sawti Bi al-Qur’ān)

ثبن يؽبمث ثبن ثبير ثبن كباات الثحبب ؽثصاب الباليث ثبن حطب ما ؽثص اب يثا ؽثصاب لجبث ال

بث ثبن يث رال ا لنب ل يباب ض اثبن يث ح يبكخ لنب لجبث الرؽبمن ثبن الطبئت ثب ثث

ل ب حربؽجب ثبثبن ي بذ ل بجربر ل ب حنب ي ثثب كف ث ره لط مبذ ل يب ثبصا

16 Abu Abdirrahman Syaroful Haq al-„Azhim Ābadi, „Unwanul Ma‟bud, (Beirut,

Dār Ibnu Hazm, 2005) Cet. Pertama, hal. 452

Page 58: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

44

ك ؽطن ال اب ا ت ث غا ي ض م ل يب ص ا ال بذ رضا ال د ثبلب ربآت ضم

لمنب ل رغاابا ث س ثؾسبتا ل ا ثريبرماه لبثبكاا ل تب لمب رجبكاا لزجبكابا مب ر ا الب ربآت

ل يبص حاب زغن ث

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin Basyir

bin Dzakwan Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan kepada kami

Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan kepada kami Abu

Rafi' dari Ibnu Abu Mulaikah dari 'Abdurrahman bin As Sa`ib ia

berkata, " Sa'd bin Abu Waqash datang menemui kami sementara

matanya telah buta, maka aku pun mengucapkan salam kepadanya,

ia berkata, "Siapa kamu?" maka aku pun kabarkan kepadanya (siapa

kami). Ia pun berkata, "Selamat datang wahai anak saudaraku, telah

sampai kepadaku bahwa suaramu bagus ketika membaca Al Qur`an.

Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya Al Qur`an turun dengan kesedihan, jika kalian

membacanya maka bacalah dengan menangis, jika kalian tidak bisa

menangis maka berpura-puralah untuk menangis. Dan lagukanlah

dalam membaca, barangsiapa tidak melagukannya maka ia bukan

dari golongan kami. "

Perkataan Rasul bahwa al-Qur‟an turun dengan kesedihan disini

maksudnya adalah al-Qur‟an turun untuk menjadi sebab kesedihan karena

semua manusia akan takut dengan ancaman-ancamannya, dan semua kitab-

kitab Allah itu adalah peringatan. Allah berfirman dalam surah al-An‟am

ayat 96:

“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk

beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan.

Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”

Page 59: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

45

Alasan ini tidak bermaksud meniadakan kabar gembira bagi orang

mukmin karena alasan al-Qur‟an itu sebagai peringatan tidak nampak bagi

orang-orang kafir sedangkan kabar gembira itu bercabang bagi orang

mukmin, maka alasan yang lebih kuat al-Qur‟an itu diturunkan karena

peringatan.17

Maksud dari peringatan tidak nampak bagi orang-orang kafir

diatas adalah orang-orang kafir akan menutup mata dan hatinya atas segala

macam peringatan yang ada di dalam al-Qur‟an karena mereka tidak pernah

senang dan selalu mencemooh ayat-ayat al-Qur‟an seperti yang dijelaskan

dalam QS. Al-Jātsiyah 45:9 :

“Dan apabila Dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami,

Maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang

memperoleh azab yang menghinakan.”

Seperti sebuah kisah tentang Abu Jahal yang mengolol-olok ayat al-

Qur‟an, ketika Abu Jahal mengetahui ayat tentang pohon zaqqum (makanan

penghuni neraka) dalam (QS. 44: 43-44) dia mengolok-olok ayat-ayat ini

dengan meminta kurma dan keju, seraya berkata kepada teman-temannya,

“Makanlah buah zaqqum ini, yang diancamkan Muhammad kepadamu itu

tidak lain adalah makanan yang manisnya seperti madu.” Dan dalam kisah

yang lain ketika mengetahui ayat tentang sembilan belas malaikat penjaga

neraka Saqor (QS. 74: 30) dia (Abu Jahal) berkata, “Kalau penjaganya

17 Rāid Shobri Abū Ulfah, Syuruh Sunan Ibnu Majah, (Amman, Baitul Afkar ad-

Dawliyyah, 2007) hal. 535

Page 60: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

46

hanya sembilan belas, maka aku sendiri yang akan melemparkan mereka

itu.”18

3. Nabi dan Umar menangis ketika mencium hajar aswad (Sunan

Ibnu Mājah, kitab ke 25, bab ke 27/ Kitab Manasik Bab Istilam

al-Hajar)

بل ا لنب اثبن لمر ثب ب ا لنب حؾمث ثبن لابتا لنب ؽثصاب ل ثبن حؾمثا ؽثصاب بل

ل زيب ض ش ض م البؾغر صم ل يب ص ا ال جبك ةا ب صم اضبز بجد رضا ال يب

جراد ب لمر ربراب رطبكت الب جبك ل ب مر ثبن البخطبة ذ ل ا را ث البز

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad; telah

menceritakan kepada kami Pamanku, Ya'la dari Muhammad

bin 'Aun dari Nafi' dari Ibnu 'Umar, ia berkata; "Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam menghadap Hajar Aswad

kemudian meletakkan kedua bibirnya kepadanya, dan beliau

menangis lama sekali, kemudian dia berpaling, dan ternyata

dia menemukan 'Umar dalam keadaan menangis pula, beliau

bersabda: 'Wahai Umar, di sinilah ditumpahkan air mata.'"

Berkata Imam as-Sanadi: ditumpahkannya air mata di hajar aswad

adalah karena kerinduan, ketakutan dan malu kepada Allah Ta‟ala19

4. Tangisan seseorang yang mengingat nama Allah dalam

kesendirian (Sahih al-Bukhāri, kitab ke 24, bab 16)

ثب ؽثصا جيبت ثبن ل جبث ؽثصاب حؾمث ثبن ثببرا ثابثارد ثب ؽثصاب ؾبيا لنب لجيبث ال

برح لنب الاج با ثبن لبصما لنب يث رر ض م ثب الرؽبمن لنب ؽ ل يب ص ا ال

ب ل لجب ح شبة ب الب الب حب د لب لب اب ل فمب ال خد ضجب رث

اعبز رع بت رؾبثب ل ال د ل البمطبعث ح رعدد رعدد ث بج رثب ل يب ر ب ل يب م

18 Abdullah al-Musthofa,

https://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2016/10/16/102689/orang-kafir-megolok-olok-al-quran-1.html

19 Rāid Shobri Abū Ulfah, Syuruh Sunan Ibnu Majah, (Amman, Baitul Afkar ad-

Dawliyyah, 2007) hal. 1114

Page 61: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

47

ب م ا ؽزا لب ر رعدد ر ث ي ب ي بل ال عمب ا ل ب احبريحد اد حاب تا ة جزب

بضذب ليبابه بليب ل رعدد كر ال ميا حب راب شمبل

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar

berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah

berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman

dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan

mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali

naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang

menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-

laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang

saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena

Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak

berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia

berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah

dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak

mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta

seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan

diri hingga kedua matanya basah karena menangis."

Berkata Imam Qurthubi: sebab bercucuran air mata tersebut adalah

karena dia sedang berdzikir dan karena Allah telah membuka baginya pintu

taubat. Maka karena sifat keagungan Allah seorang hamba menangis, takut

terhadapnya, dan karena sifat keindahan Allah seorang hamba menangis

karena rindu menghadap-Nya.20

5. Menangis karena takut kepada Allah (Sunan Ibnu Mājah, kitab

37 bab 19/ Kitab al-Zuhd Bab al-Huzn Wa al-Bukā)

ثبراريم ثبن البماب ر ثبلب ؽثصاب اثبن يث بكا ؽثصاب لجبث الرؽبمن ثبن ثبراريم الثحبب لث

ا ا لنب ؽثصا ؽمب ثبن يث ؽميبثا السرث ثبن لزبجخ ثبن حطب لنب لابت ثبن لجبث ال

ض م حب حنب لجبثا ل يب ص ا ال ا ا ثب ثب رضا ال ثبن حطب لنب لجبث ال يثي

20

Ibnu Hajar al-Asqolani, Fathul Bāri, (Beirut, Dar Ihya al-Turats, 1348 H) hal. 116

Page 62: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

48

تب كبت حضبد ريب حاعد صم ر يت حؤبحنا خبرط حنب ليبايب ش ال ثبة حنب ببيخ ال

ل ا الابر ال لب ؽرح عبف شيبئب حنب ؽر

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ibrahim Ad

Dimasyqi dan Ibrahim bin Al Mundzir keduanya berkata; telah

menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik telah menceritakan

kepadaku Hammad bin Abu Humaid Az Zuraqi dari 'Aun bin

Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud dari Ayahnya dari Abdullah bin

Mas'ud dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Tidaklah seorang mukmin mengeluarkan air mata dari

kedua matanya walaupun sebesar kepala ekor lalat karena takut

kepada Allah, kemudian ia mengenai wajahnya melainkan Allah

akan membaskannya dari neraka."

Tidak penulis temukan syarah hadis tersebut di dalam Syuruh

Sunan Ibnu Majah, akan tetapi penulis mendapatkan pengertian dari

hadis dengan tema yang serupa yaitu hadis tentang menangis karena

takut kepada Allah namun dalam periwayatan dan matan yang

berbeda:

ثبن البمجبرك لنب لجب ا ي ؽثصاب راب د ؽثصاب لجبث ال البمطب ث الرؽبمن ثبن لجبث ال

برح ثب ثب رضا لنب حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن لنب ليطا ثبن ة بؾخ لنب يث رر

ظ الابر رعدد ثكا حنب ببيخ ال ض م لب ل يب ص ا ال ا ال جن ال ؽزا

بت عفام لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ل الضربع ٢1ل البجبة لنب يث ثب

حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن را اثبن لجبشا ثب ر ا ؽثشد ؽطند صؾيؼد خ بؾب ر

بيبت الضابريحابلا آ ة ب ض بجخ ش ى لاب ص خد ر را حث ؾخ

“Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan

kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak dari Abdurrahman bin

21

al-Tirmidzī, Abū Isa Muhammad Ibn Musa al-Dahaq al-Sulami al-Bughi, Sunan

al-Tirmidzī, Abwāb al-Zuhd Bāb Mā Jā‟a fī Fadl al-Bukā min Khasy-yah al-Lāh (Riyadh:

Dar al-Salām, 1999) h. 382

Page 63: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

49

'Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin Abdurrahman dari 'Isa

bin Thalhah dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu

'alaihi wa salam bersabda: "Tidak masuk neraka orang yang

menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali lagi ke

teteknya dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dengan asap

neraka jahannam." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa

dari Abu Raihanah dan Ibnu 'Abbas. Hadits ini hasan shahih.

Muhammad bin Abdurrahman adalah budak keluarga Thalhah, ia

orang Madinah, terpercaya, Syu'bah dan Sufyan Ats Tsauri

meriwayatkan darinya.”

Telah dijelaskan dalam kitab Tuhfatul Ahwadzī karya al-Imam

al-Hafidz Abul Ulā Muhammad „Abd ar-Rahman bin „Abd ar-Rahim al-

Mubarakfury, bahwa seorang laki-laki yang menangis karena takut

kepada Allah itu tidak masuk neraka sampai susu itu kembali lagi ke

dalam tetek, maka sesungguhnya menangis karena takut kepada Allah

itu merupakan perintah ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. ا ؽزا

seperti (ini merupakan bab pengandaian yang mustahil) ال جن ل الضربع

firman Allah ta‟ala dalam surah al-A‟raf ayat 40 berikut:

“Hingga unta masuk ke lubang jarum”

Artinya bahwa mustahil seekor unta itu masuk ke dalam lubang

jarum, dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dengan asap neraka

jahanam, artinya kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda

yang tidak bakal menyatu seperti dunia dan akhirat yang mempunyai

Page 64: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

50

perbedaan yang sangat signifikan.22

Adapun penjelasan tersebut

bermaksud sama dengan matan dari hadis yang sebelumnya yaitu dalam

kalimat: "Tidaklah seorang mukmin mengeluarkan air mata dari kedua

matanya walaupun sebesar kepala ekor lalat karena takut kepada Allah,

kemudian ia mengenai wajahnya melainkan Allah akan membaskannya

dari neraka." Yang mana makna dari ibarat „sebesar kepala kepala ekor

lalat‟ adalah makna pengandaian.

6. Menangis ketika seseorang mengetahui sesuatu yang Nabi

ketahui niscaya mereka akan sedikit tertawa dan lebih banyak

menangis (Sunan Ibnu Mājah, kitab 37, bab 19/ Kitab al-Zuhd

Bab al-Huzn Wa al-Bukā)

د لنب ثزب ح ل نب ؽثصاب حؾمث ثبن البمضاا ؽثصاب لجبث ال مث ثبن لجبث الباارس ؽثصاب رمب

ص ا ال ص ثبن حبلكا ثب ثب رضا ال ب مات حب يلب م لضؾكبزمب ي ض م لاب ر ل يب

لجكيبزمب كضيرا ث ي ب

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah

menceritakan kepada kami Abdus Shamad bin Abdul Warits telah

menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Anas bin

Malik dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian

akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

Syarah hadis dari kitab Mu‟jam al-Mufahras:

1. Hadis tidak akan masuk neraka orang yang menangis

karena takut kepada Allah:

22

al-Imam al-Hafidz Abul Ula Muhammad, Tuhfatul Ahwadzī (Kairo: Dārul Fiqr,

tth) hal. 260

Page 65: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

51

ا ي البمطب ثبن البمجبرك لنب لجبث الرؽبمن ثبن لجبث ال ؽثصاب راب د ؽثصاب لجبث ال

برح ثب ثب رضا لنب حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن لنب ليطا ثبن ة بؾخ لنب يث رر

ل ص ا ال ا ال جن ال ؽزا ظ الابر رعدد ثكا حنب ببيخ ال ض م لب يب

بت عفام لب غبزم غجبرد ل ضجيد ال ل الضربع ٢۷ل البجبة لنب يث ثب

اثبن لجبشا ثب ر ا ؽثشد خ بؾب حؾمث ثبن لجبث الرؽبمن را ر ؽطند صؾيؼد

بيبت الضابري ض بجخ ش ى لاب ص خد ر را حث حابلا آ ة بؾخ

“Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan

kepada kami 'Abdullah bin Al Mubarak dari Abdurrahman bin

'Abdullah Al Mas'udi dari Muhammad bin Abdurrahman dari 'Isa

bin Thalhah dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu

'alaihi wa salam bersabda: "Tidak masuk neraka orang yang

menangis karena takut kepada Allah hingga susu kembali lagi ke

teteknya dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dengan asap

neraka jahannam." Berkata Abu Isa: Dalam hal ini ada hadits serupa

dari Abu Raihanah dan Ibnu 'Abbas. Hadits ini hasan shahih.

Muhammad bin Abdurrahman adalah budak keluarga Thalhah, ia

orang Madinah, terpercaya, Syu'bah dan Sufyan Ats Tsauri

meriwayatkan darinya.”

Dari hadis di atas penulis menemukan syarah (penjelasan) dari

kitab Tuhfatul Ahwadzī karya al-Imam al-Hafidz Abul Ulā Muhammad

„Abd ar-Rahman bin „Abd ar-Rahim al-Mubarakfury. Beliau

menjelaskan bahwa seorang laki-laki yang menangis karena takut

kepada Allah itu tidak masuk neraka sampai susu itu kembali lagi ke

dalam tetek, maka sesungguhnya menangis karena takut kepada Allah

itu merupakan perintah ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. ا ؽز ا

23

al-Tirmidzī, Abū Isa Muhammad Ibn Musa al-Dahaq al-Sulami al-Bughi, Sunan

al-Tirmidzī, Abwāb al-Zuhd Bāb Mā Jā‟a fī Fadl al-Bukā min Khasy-yah al-Lāh (Riyadh:

Dar al-Salām, 1999) h. 382

Page 66: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

52

seperti (ini merupakan bab pengandaian yang mustahil) ال جن ل الضربع

firman Allah ta‟ala dalam surah al-A‟raf ayat 40 berikut:

“Hingga unta masuk ke lubang jarum”

Artinya bahwa mustahil seekor unta itu masuk ke dalam lubang

jarum, dan tidaklah menyatu debu dijalan Allah dengan asap neraka

jahanam, artinya kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang berbeda

yang tidak bakal menyatu seperti dunia dan akhirat yang mempunyai

perbedaan yang sangat signifikan.24

2. Hadis ketika Nabi Saw menangis mendengarkan bacaan al-

Qur’an oleh Ibnu Mas’ud:

ثبن حرح، لنب را، لنب لمبر بتا لنب حطب يثاب كر ؽثصاب يثا ثكبر ثبن يث ب شيبجخ

ص ا ثبرا ريبم ثب ثب الاج ب ال اب ا ثبريب ل ثب ل يب جبث اهلل ثبن حطب ض م ل

حنب حنب غيبريب ثب ل ري ل يب ب يؽت يتب يضبم بس ؟ ثب ل يبك ي يثبري ل يبك

} لكيبف ا ا ع ضابرح الاطب لا ثابل عئباب ثك ل ا ي ئباب حنب كد احخا ثبفيبثا

رؤ ال شفيبثا { لجكا٢5

Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah

dan Abū Kuraib dari Mis‟ar dari „Amr dan Ibn Murrah dari

24 al-Imam al-Hafidz Abul Ula Muhammad, Tuhfatul Ahwadzī (Kairo: Dārul Fiqr,

tth) hal. 260

25

Muslim, Sahīh Muslim, juz 1, Kitāb Sholātul Musāfirīn wa Qosiruhā Bāb al-

Fadl Istimā‟ al-Qur‟ān wa Talab al-Qirā‟ah min Hāfidzihi al-Istimā‟ wa al-Bukā „inda al-

Qirā‟ah wa Tadabbur, (Beirut: Dārul Fikr, 2003), h. 360

Page 67: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

53

Ibrahim dia berkata: “Nabi Saw pernah bersabda kepada

Abdullah bin Mas‟ud r.a.: „Bacakanlah untukku (al-Qur‟an)!‟

Ibnu Mas‟ud berkata: „Apakah aku akan membacakannya

untukmu, sedangkan ia diturunkan kepadamu?‟ Beliau

menjawab: „Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari

orang lain.‟ Lalu Ibnu Mas‟ud membacakannya dari awal

surat An-Nisa sehingga ketika sampai pada ayat “(Maka

bagaimanakah {halnya orang-orang kafir nanti}, apabila kami

mendatangkan seorang saksi {Rasul} dari tiap-tiap umat dan

kami mendatangkan kamu {Muhammad} sebagai saksi atas

mereka itu {sebagai umatmu}”)-QS.al-Nisā: 41-beliaupun

menangis.”

Pada hadis kedua ini penulis menemukan syarah (penjelasan)

dari kitab Fāthul Bārī karya al-Imam al-Hafidz Ahmad bin „Ali bin

Hajar al-Asqolany26

. Imam Nawawi berpendapat bahwa menangis ketika

membaca al-Qur‟an itu merupakan sifat orang-orang arif dan syiar-

syiarnya orang-orang shalih sebagaimana Allah berfirman di dalam surat

al-Kahfi ayat 109. Artinya orang-orang arif dan orang-orang shalih

menyungkurkan atau menundukkan wajahnya sambil menangis dengan

penuh keimanan dan kepercayaan terhadap ayat suci al-Qur‟an. Imam

al-Ghozali berpendapat bahwa menangis saat membaca al-Qur‟an itu

disunnahkan, caranya adalah menghadirkan hatinya dengan penuh

kesedihan dan ketakutan kepada Allah Swt dengan mentadaburkan

kandungan yang ada dalam al-Qur‟an seperti ancaman yang sangat

pedih dan perjanjian-perjanjian, kemudian memandang keteledoran yang

ada dalam diri, dan jika tidak menghadirkan kesedihan di dalam hati

maka tangisilah dirimu karena ketiadaan rasa sedih dan bahwasanya itu

merupakan musibah yang sangat besar.

26 al-Imam al-Hafidz Ahmad bin „Ali bin Hajar al-Asqolany, Fāthul Bārī (Riyadh:

al-Jāmi‟atul Islamiyyah, Cet. Pertama: 2001) hal. 729

Page 68: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

54

Saat Nabi berada di atas mimbar Ibnu Mas‟ud diminta untuk

membacakan ayat suci al-Qur‟an untuknya ketika sampai di surat an-

Nisā ayat 41 kemudian Nabi menangis sampai janggutnya basah

kemudian Nabi bersabda ayat ini untuk orang-orang yang bersamaku

maka bagaimana jika orang-orang yang tidak melihatku. Ibnul Mubarak

di dalam kitab az-Zuhd berpendapat ia berkata bukanlah termasuk dari

golongan umatnya Nabi apabila mereka menghindarkan atau tidak

istiqomah dalam menjalankan ajaran Nabi, oleh karena itu orang yang

termasuk umatnya Nabi adalah orang yang menyaksikannya dan

menjalankan ajarannya dengan sebenar-benarnya. Kemudian Ibnu

Bathol mengatakan “sesungguhnya Rasulullah Saw menangis ketika

membaca ayat ini karena bahwasanya nanti di hari kiamat ada kejadian

yang sangat menakutkan untuk umatnya sampai suatu ketika ia menjadi

persaksian untuk umatnya dengan kebenaran dan memintakannya

syafaat bagi umatnya saat itu, dan Nabi selalu menangis ketika

memikirkan umatnya dan dzahir menangisnya Nabi Muhammad itu

sebagai rahmat bagi umatnya karena bahwasanya Nabi Muhammad itu

mengetahui bahwa dia benar-benar harus menyaksikan akan perbuatan

umatnya dan terkadang umatnya mengabaikannya hingga mereka

mendapatkan azab.27

Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa para ulama mengatakan

“Diwajibkan bagi pembaca al-Qur‟an untuk menghadiri hatinya serta

27 Kejadian perkara tersebut ketika Nabi dan Ibnu Mas‟ud beserta para sahabat

yang lainnya berkunjung ke Bani Dzafar pada saat itu Nabi memerintahkan Ibnu Mas‟ud

membacakan ayat tersebut.

Page 69: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

55

bertafakur (merenungkan) saat membacanya, karena dia sedang

membaca kitab (firman) Allah yang ditujukan kepada hamba-

hambaNya. Oleh karena itu, barang siapa yang membaca al-Qur‟an

dengan tidak bertafakur padanya sedang ia termasuk orang yang

mempunyai kemampuan untuk memahami dan mentadaburinya maka

dia sama seperti orang yang tidak membacanya dan tidak sampai pada

tujuan dari bacaannya itu.28

Sedangkan dalam kitab syarah sahih muslim Imam Nawawi

menjelaskan bahwa dalam hadis ini ada beberapa faidah diantaranya

adalah dianjurkannya mendengarkan bacaan Qur‟an dan menangis

karena mentadaburi bacaan tersebut dan dianjurkan pula minta

dibacakan al-Qur‟an dari orang lain supaya ia mendengarkannya karena

dengan cara tersebut lebih bisa memahami dan mentadaburi ayat al-

Qur‟an dari pada membacanya sendiri.29

Tetesan air mata yang Nabi

Saw keluarkan saat membaca atau mendengarkan al-Qur‟an itu menurut

para ulama sebagaimana yang dikutip oleh Imam Ibnu Hajar al-

Asqalānī, Imam al-Ghazali, Imam al-Qurthubi maupun Imam Muslim

adalah bentuk dari cerminan keadaan hati Nabi Saw yang merasakan dan

mentadaburi betapa agungnya isi kansungan ayat tersebut, yaitu

pemandangan yang mencekam dan keadaan yang menyeramkan di hari

kiamat nanti dimana pada saat itu para Nabi akan dihadirkan sebagai

28 Khumais as-Sa‟id, Menangislah Sebagaimana Rasulullah SAW dan Para

Sahabat Menangis, (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005) hal. 51

29

al-Imam an-Nawawi, Syarah Sahih Muslim (Kairo: Dārus Sya‟ab, tth) hal. 455

Page 70: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

56

saksi atas umat mereka sendiri. Sedangkan Nabi Saw akan dihadirkan

sebagai saksi bagi umatnya dan umat yang lain.

Pada hadis ini begitu ditekankan sifat tadabur Nabi Saw dalam

membaca atau mendengarkan bacaan al-Qur‟an sehingga Nabi dapat

menyelami intisari-instisari dan lautan keagungan yang ada di dalam al-

Qur‟an hingga beliau menangis, namun apakah makna “tadabur‟ itu

sendiri? Menurut Sa‟id Abu Ukasyah tadabur diambil dari kata ثر yang

secara bahasa menunjukkan kepada makna: akhir dari sesuatu.

Sedangkan tadabbur (رثثر) menunjukkan kepada makna memperhatikan

kesudahan dari suatu perkara, dan memikirkan akibatnya. Dan kata

tadabbur digunakan untuk setiap bentuk merenungkan sesuatu, bagian-

bagiannya, perkara yang mendahuluinya, perkara yang mengikutinya

atau akibat suatu perkara. Oleh karena itu Syaikh al-Utsaimin

rahimahullah mendefinisikan tadabbur sebagai berikut:

األ لبظ ل اصا لا حب يفبالز حد ل

“Merenungkan lafal-lafal untuk sampai kepada kandungan-

kandungan maknanya”

Kata tadabbur berasal dari wazan at-Tafa‟ul (الزد( yang

berfungsi menunjukkan kepada makna membebani perbuatan dan

meraih sesuatu setelah mengerahkan usaha yang sungguh-sungguh.

Dengan demikian, orang yang bertadabur adalah orang yang

memperhatikan suatu perkara secara berulang-ulang atau dari berbagai

Page 71: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

57

sisi.30

Pada asalnya mentadaburi al-Qur‟an itu setelah paham maknanya,

karena tidak mungkin seseorang dituntut untuk mentadaburi ucapan

yang ia tidak pahami maknanya, dengan demikian mentadaburi al-

Qur‟an itu pada asalnya setelah seseorang paham maknanya, atau

dengan kata lain ia paham tafsirnya baru bisa merenungi berbagai

pelajaran yang bisa diambil darinya (al-Qur‟an).31

Sedangkan Imam al-Qurthubi berpendapat di dalam tafsirnya

tentang surat an-Nisā ayat 4132

, beliau menjelaskan bahwa huruf fa‟,

(pada kalimat fakaifa) difathahkan karena bertemunya dua huruf yang

sama-sama berharakat sukun, sedangkan kata adalah zharaf zaman ا

(keterangan waktu), adapun „amilnya adalah kata عئباب. Abu Laits as-

Samarqandi berkata: “Ibnu Māni‟ menceritakan kepada kami, ia berkata:

Abu Kamil menceritakan kepada kami, ia berkata: Fudhail menceritakan

kepada kami, dari Yunus bin Muhammad bin Fudhallah, dari ayahnya:

bahwa Rasulullah SAW mendatangi mereka di kediaman Bani Zhafar33

,

lantas beliau duduk di atas batu besar yang ada di tempat itu, pada saat

itu beliau ditemani oleh Ibnu Mas‟ud, Muadz dan beberapa sahabat yang

lainnya, lalu beliau memerintahkan seseorang untuk membaca firman

Allah, sehingga ketika sampai pada ayat berikut ini:

30 Diringkas dan disimpulkan dari Kitab Mahfumut Tafsir wat Ta‟wil wal Istinbath

wal Mufassir karya Dr. Musa‟id bin Sulaiman Ath-Thayyār, hal. 185 dan Ushulun fī Tafsīr

karya Syaikh al-Utsaimin, hal. 23

31

https://muslim.or.id/29799-apakah-kita-termasuk-orang-yang-mentadaburi-al-

quran-1.html. Diposting pada tanggal 17 April 2017

32

Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Ta‟liq: Muhammad Ibrahim al-Hifnawi,

Takhrij: Mahmud Hamid Usman, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet. Pertama Juni 2008) hal.

465-466

33

Bani Zhafar ada dua, dari kalangan Anshar dan Bani Tamim. Lihatlah Lisān al-

„Arab hal. 2750, dan Qamus al-Muhīt (2/81).

Page 72: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

58

“Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila

kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami

mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu

(sebagai umatmu)” Beliau SAW menangis sampai kedua pipinya basah,

lalu beliau berkata, “Ya Rabbi, (aku) akan menjadi (saksi) orang-orang

yang berada di sekitarku, lalu bagaimana (nantinya kalau aku menjadi

saksi) atas orang-orang yang tidak pernah aku lihat.”34

Ulama kita (madzhab Maliki) berkata, “Tangisan Nabi SAW itu

disebabkan oleh esensi ayat ini, (yaitu) begitu dahsyatnya (kejadian)

pada hari kiamat nanti, dan perkara yang akan dihadapi, ketika para

Nabi didatangkan untuk menjadi saksi atas umat-umatnya, (yaitu)

dengan mengatakan benar atau bohong (atas ucapan mereka), dan

Rasulullah SAW juga didatangkan pada hari kiamat untuk menjadi

saksi.”35

Adapun isyarat pada firman-Nya “atas mereka itu”,

ditujukan pada kafir Quraisy dan orang-orang kafir yang lain,

penyebutan kafir Quraisy secara khusus disini adalah disebabkan azab

34 Hadits ini disebutkan oleh Ibnu Kātsir dalam tafsirnya (1/498), dari riwayat Ibnu

Abi Hatim.

35

Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Ta‟liq: Muhammad Ibrahim al-Hifnawi,

Takhrij: Mahmud Hamid Usman, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet. Pertama Juni 2008) hal.

467

Page 73: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

59

yang akan menimpa mereka itu lebih dahsyat dibandingkan dengan azab

yang akan menimpa orang-orang kafir lainnya, ini karena kedurhakaan

dan penentangan mereka ketika melihat mukjizat (kenabian), dan begitu

pula kejadian-kejaidan luar biasa yang Allah tampakkan lewat Nabi-

Nya. Maknanya adalah, „lantas bagaimanakah kondisi orang-orang kafir

pada hari kiamat nanti?‟,

“Maka bagaimanakah (halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami

mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami

mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai

umatmu)”. apakah mereka itu akan mendapatkan azab ataukah kenikmatan?

Pertanyaan seperti ini mengandung makna celaan. Pendapat lain

mengatakan bahwa isyarat tadi ditujukan untuk semua umat Beliau SAW.36

Kata kaifa disini dalam bentuk nashab, dan yang

menashabkannya adalah kata kerja yang tersembunyi. Jadi, fakaifa

yakūnu hāluhum (maka bagaimanakah kondisi mereka),

sebagaimana yang kami sebutkan, dan kata kerja yang tersembunyi

itu terkadang menggantikan kata idzā, adapun yang menjadi „amil

pada kata ا ا عئباددب dan شددفيبثا adalah hāl (yang menerangkan kondisi).

Adapun hukum fikih yang dapat diambil dari hadis itu adalah

36 Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Ta‟liq: Muhammad Ibrahim al-Hifnawi,

Takhrij: Mahmud Hamid Usman, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet. Pertama Juni 2008) hal.

467-468

Page 74: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

60

diperbolehkannya seorang murid untuk membaca kitab dihadapan

syaikhnya, dan membaca (atau memperdengarkan) hafalannya di

depan syaikhnya ataupun sebaliknya.37

3. Hadis ketika Nabi Saw menangis saat berziarah ke makam

ibunya:

زر بث ثبن ؽثصاب يثاب ثكبر ثبن يث ب شيبجخ س يبر ثبن ؽربةا ثب ؽثصاب حؾمثد اثبن لجيبث لنب

برح ثب زار اج ب ص ا ا لنب يث ب رر كيبطبت لنب يث ب ؽبز ال ل يب ض م ثجبر يح

بذ ل ب اضبز ب يثبكا حنب ؽابل لجكا بز اضبز ب ر لفب ل مب ؤب تب ل ب رث ب ل ب يتب يضبزغب

فب ر كر البمابد با الب جابر ل بر بر ثجبررب ل ت ل ب لس ل ب يتب يز۷8

Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaībah

dan Zuhaīr bin Harb ia berkata Telah menceritakan kepada

kami Muhammad bin „Ubaīd dari Yazīd bin Kaisan dari Abī

Hāzim dari Abū Hurairah r.a ia berkata: “Nabi Saw pernah

berziarah ke makam ibunya lalu menangis dan membuat

orang di sekitarnya ikut menangis. lalu beliau bersabda: „Aku

telah meminta izin kepada Tuhanku untuk memohonkan

ampunan baginya tetapi tidak diberikan izin. Dan aku

meminta izin kepada-Nya untuk berziarah ke kuburannya,

maka Dia-pun memberikan izin kepadaku. Oleh karena itu,

berziarahlah ke kuburan karena sesungguhnya ia

mengingatkan kepada kematian.‟”

Alam kubur atau alam barzakh adalah suatu masa tanpa batas

tertentu yang akan dialami oleh semua manusia tanpa terkecuali. Dan

menurut pandangan Ahlus Sunnah wal Jama‟ah bahwa ketika manusia

37 Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Ta‟liq: Muhammad Ibrahim al-Hifnawi,

Takhrij: Mahmud Hamid Usman, (Jakarta: Pustaka Azzam, cet. Pertama Juni 2008) hal.

468

38

Muslim, Sahih Muslim, juz 1, Kitāb al-Janāiz Bāb Isti‟dzān al-Nabī Saw

Rabbah „Azza wa Jalla fī Ziyārah Qabr Ummihi, (Beirut: Dārul Fikr, 2003) hal. 433-434

Page 75: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

61

telah meninggal dunia pasti ia akan ditanya oleh malaikat Munkar dan

Nakir baik mayat itu dikuburkan atau tidak.39

Bahagia dan sengsaranya

seseorang di alam kubur sangat ditentukan oleh amal ketika ia hidup di

dunia. Jika baik amalnya maka kenikmatan akan didapatnya, jika buruk

amalnya maka siksa pedih yang akan ditanggungnya, itulah mengapa

Rasulullah mengingatkan kepada umatnya agar senantiasa mengingat

dan berlindung dari siksa kubur dengan cara melakukan hal-hal yang

diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-

larangan-Nya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abū

Huraīrah Nabi Saw bersabda:

بزال ؽثصاب ؽطبت ثبن لطي خ ؽثصا زريبر ثبن ؽربةا ؽثصاب الباليث ثبن حطب ما ؽثصا الب

ؽثصا حؾمث ثبن يث ل ل يب ص ا ال الب ثب رضا ال برح ضم يثب رر بئبخ ي

حنب يربث ا حنب ل اة عفام ا ب ثبل حنب لض م ا لرغ يؽثكمب حنب الزبفث البآ ر ل بيز

حنب لزبا البؾكم ثبن حا اة الب جبر حنب شر البمطيؼ الثعب ؽثصاي البممبد خ البمؾبيب

با اثبن اص ب ليطا ا ي بجر ب ا ثب ػ ؽثصاب ل ثبن ببر ضا ؽثصاب ر بد ثبن ز

بزال ثف ا الب ب لنب الب بكرب البآ رعمي لمب ثب ا لرغ يؽثكمب حنب الزبفث ضباب ٢٠

“Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepa

da kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepadaku Auza'i tela

h menceritakan kepada kami Hasan bin 'Athiyyah telah menceritakan ke

padaku Muhammad bin Abu 'Aisyah, ia mendengar Abu Hurairah berka

ta; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika salah seorang

diantara kalian selesai dari tasyahhud akhir, maka mintalah perlindunga

n kepada Allah dari empat perkara, yaitu; siksa jahannam, siksa kubur, f

itnah kehidupan dan kematian, dan keburukan Al Masih Ad Dajjal." Da

n telah menceritakan kepadaku Al Hakam bin Musa telah menceritakan

39 Sayid Sabiq, Aqidah Islam, (Bandung: CV. Diponegor, 1999) hal. 389-390

40

Muslim, Sahih Muslim, Juz 1, Kitab al-Masājid wa Mawādi‟ al-Salāh Bāb

Yusta‟adzu minh al-Salāh, hal. 237

Page 76: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

62

kepada kami Hiql bin Ziyad dia berkata, (Dan diriwayatkan dari jalur la

in) telah menceritakan kepada kami Ali bin Khasyram telah mengabark

an kepada kami Isa yaitu Ibnu Yunus semuanya dari Auza'I dengan isna

d ini, dia berkata; "Jika salah seorang diantara kalian selesai tasyahhud.

" Dan Auza'i tidak memakai redaksi akhir.”

dan syarah (penjelasan) dari hadis ketiga ini penulis dapatkan

dari kitab Syarah Sahih Muslim: يثبكا حنب ؽابل kemudian Nabi) لجكا

menangis dan orang-orang di sekitarnyapun ikut menangis) telah berkata

al-Qadhi: menangisnya Nabi Saw itu terhadap sesuatu yang di mana

hari-harinya Nabi Muhammad itu tanpa seorang ibu di sisinya.

C. Substansi Dari Kajian Hadis Menangis Nabi Saw

Setelah banyak dijelaskan menangis dalam perpektif hadis Nabi Saw di

atas yang beragam baik dalam suasana maupun sebab yang melatar

belakangi munculnya hadis tersebut, maka kemudian lahirlah hikmah,

i‟tibar (pelajaran) dan uswah hasanah (suri tauladan yan baik) yang Nabi

Saw berikan kepada umatnya dengan cara atau anjuran untuk menangis

yang baik dan benar menurut agama, jika menangis dalam pandangan

Rasulullah Saw diperbolehkan bahkan dianjurkan, maka tentunya hal ini

banyak mengandung hikmah atau keutamaan yang besar bagi umatnya

untuk meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. oleh karena itu dalam

hal ini menangis pun memiliki keutamaan-keutamaan yaitu:

1. Menangis dapat memotivasi seseorang untuk banyak merenungi

makna kehidupan sehingga ia akan tekun beribadah.

Page 77: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

63

Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan

sedikit tertawa dan banyak menangis.”

د لنب ثزب ح ل نب ؽثصاب حؾمث ثبن البمضاا ؽثصاب لجبث ال مث ثبن لجبث الباارس ؽثصاب رمب

ص ا ال ص ثبن حبلكا ثب ثب رضا ال ب مات حب يلب م لضؾكبزمب ي ض م لاب ر ل يب

لجكيبزمب كضيرا ث ي ب ٢1

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah

menceritakan kepada kami Abdus Shamad bin Abdul Warits telah

menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Anas bin

Malik dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, sungguh kalian

akan sedikit tertawa dan banyak menangis."

Melalui hadis di atas, Nabi Muhammad Saw ingin

menegaskan bahwa seandainya manusia mengetahui berbagai

siksaan dan kepedihan yang Allah berikan kepada para pendurhaka

serta hiruk pikuknya hari penghitungan kelak, pasti mereka akan

sedikit tertawa dan lebih banyak menangis. Artinya, rasa takut

(khauf) mereka berada di atas rasa harap (rajā) mereka. Menurut al-

Hāfiz, bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan di sini adalah hal

terkait dengan keagungan Allah, siksa bagi para pendurhaka, huru-

hara atau kepelikan yang terjadi saat kematian, saat di alam kubur,

dan hari kiamat kelak.42

41 Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal.

452-453 42

Muhammad Abdurrahman al-Mubarakfūrī, Tuhfah al-Ahwadzī, Juz 6, hal. 603

Page 78: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

64

2. Menangis dapat menyebabkan seseorang mendapatkan naungan

Allah di hari kiamat.

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

ثب ؽثصا جيبت ثبن لجبث ؽثصاب حؾمث ثبن ثببرا ثابثارد ثب ؽثصاب ؾبيا لنب لجيبث ال

ض م ثب ل يب برح لنب الاج ص ا ال با ثبن لبصما لنب يث رر الرؽبمن لنب ؽ

ب ل لجب ح شبة ب الب الب حب د لب لب اب ل فمب ال خد ضجب رث

ر رثب ل يب ر ب ل يب اعبزم رع بت رؾبثب ل ال د ل البمطبعث ح عدد رعدد ث بج

ب م ا ؽزا لب ر رعدد ر ث ي ب ي بل ال عمب ا ل ب احبريحد اد حاب تا ة جزب

بضذب ليبابهش بليب ل رعدد كر ال ميا حب راب مبل

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar Bundar

berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah

berkata, telah menceritakan kepadaku Khubaib bin 'Abdurrahman

dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam bersabda: "Ada tujuh golongan manusia yang akan

mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali

naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang

menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-

laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang

saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena

Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak

berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia

berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah

dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak

mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta

seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan

diri hingga kedua matanya basah karena menangis."

Seorang muslim yang menyendiri dengan Rabb-nya dengan

mengakui segala kemaksiatan, kejahatan, dan berbagai dosa yang

telah dilakukannya, mengingat dan menyebut Pencipta dan Penguasa

dirinya seraya bersimpuh memohon ampun-Nya, bertaubat di

Page 79: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

65

hadapan-Nya, dan benar-benar sangat menyesal. Siapa saja orang

yang berperilaku seperti tersebut, maka tetesan air matanya akan

mengalir karena keikhlasan dirinya bersimpuh di hadapan Sang

Khaliq. Dengan demikian, dzikir dalam kesendirian dapat

melembutkan dan mencairkan kebekuan hati. Berdzikirlah dengan

dzikir yang mencucurkan air mata dan melembutkan kejumudan

mata. Dzikir jugalah yang hanya mampu memberikan ketenangan

dan kedamaian hati seorang muslim.43

3. Menangis yang dilakukan karena takut kepada Allah akan

membebaskan pelakunya dari siksa api neraka. Hal ini sebagaimana

yang telah dijelaskan di atas.

4. Menangis dapat membantu seseorang dalam mentadabburi al-

Qur‟an.

Allah memang menganjurkan kepada umat Islam untuk

mentadabburi ayat-ayat al-Qur‟an (QS. Muhammad/ 47:24):

“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran

ataukah hati mereka terkunci?”

Itulah sebabnya, imam al-Qurthubi (w. 567 H.) mengatakan: “Para

ulama mengatakan: „Diwajibkan bagi pembaca al-Qur‟an untuk

43 Abdul Muiz. “Menangis Dalam Konsep Hadis” (Jakarta: Uin Syarif

Hidayatullah, 2007) , hal. 160

Page 80: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

66

menghadirkan hatinya serta bertafakkur (merenungkan saat membacanya,

karena dia sedang membaca khitāb (firman) Allah yang ditujukan kepada

hamba-hambanya. “Oleh karena itu, barangsiapa yang membaca al-Qur‟an

dengan tidak bertafakkur padanya, sedang dia termasuk orang yang

mempunyai kemampuan untuk memahami dan mentafakkurinya, maka dia

sama seperti orang yang tidak membacanya dan tidak sampai pada tujuan

dari bacaannya itu.44

Rasulullah Saw setiap kali mendengarkan atau membaca Kitabullah

senantiasa menyaksikannya dengan hati dan pemahaman, tidak lengah dan

tidak lalai. Kondisi inilah yang memberikan pengaruh kuat kepada beliau

sehingga tatkala al-Qur‟an dibacakan, maka beliau akan diliputi rasa takut

dan akhirnya meneteskan air mata.

Ibn Hajar al-Asqalānī (w. 852 H.) mengutip pandangan Imam al-

Ghazali (w. 505 H.) yang menyatakan: “Disunnahkan menangis saat

membaca al-Qur‟an . dan cara menghadirkan tangis saat membaca al-Qur‟an

adalah dengan menghadirkan kepada kalbunya rasa sedih dan rasa takut,

dengan merenungi segala ancaman yang keras dan janji-janji di dalamnya.

Kemudian mengingatkan segala pelanggaran yang dia lakukan dalam hal

tersebut. Jika dia tidak bisa menghadirkan kesedihan, maka hendaklah dia

menangis atas hilangnya kemampuan untuk itu dan menilai hal itu sebagai

musibah yang paling parah.”45

44 Khumais as-Sa‟id, Menangislah Sebagaimana Rasulullah Saw Dan Para

Sahabat Menangis, hal. 51 45

Ibn Hajar al-Asqalānī, Fath al-Bārī, Juz 10, hal. 121

Page 81: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

67

Imam Ibnu Mājah juga meriwayatkan hadis yang menganjurkan

menangis saat membaca al-Qur‟an:

ثبن يؽبمث ثبن ثبير ثبن كباات الثحبب ؽثصاب الباليث ثبن حطب ما ؽثص اب يثا ؽثصاب لجبث ال

بث ثبن ل يباب ض يث رال ا لنب اثبن يث ح يبكخ لنب لجبث الرؽبمن ثبن الطبئت ثب ثث

ل ب حربؽجب ثبثبن ي بذ ل بجربر ل ب حنب ي ثثب كف ث ره لط مبذ ل يب ثبصا

ا ت ض م ل يب ص ا ال بذ رضا ال ك ؽطن ال ابد ثبلب ربآت ضم ث غا ي

لمنب لمب ر ا الب رغاابا ث س ثؾسبتا ل ا ثريبرماه لبثبكاا ل تب لمب رجبكاا لزجبكابا ربآت

ل يبص حاب زغن ث٢6

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ahmad bin

Basyir bin Dzakwan Ad Dimasyqi berkata, telah menceritakan

kepada kami Al Walid bin Muslim berkata, telah menceritakan

kepada kami Abu Rafi' dari Ibnu Abu Mulaikah dari

'Abdurrahman bin As Sa`ib ia berkata, " Sa'd bin Abu Waqash

datang menemui kami sementara matanya telah buta, maka aku

pun mengucapkan salam kepadanya, ia berkata, "Siapa kamu?"

maka aku pun kabarkan kepadanya (siapa kami). Ia pun

berkata, "Selamat datang wahai anak saudaraku, telah sampai

kepadaku bahwa suaramu bagus ketika membaca Al Qur`an.

Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Sesungguhnya Al Qur`an turun dengan kesedihan,

jika kalian membacanya maka bacalah dengan menangis, jika

kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah untuk

menangis. Dan lagukanlah dalam membaca, barangsiapa tidak

melagukannya maka ia bukan dari golongan kami. "

Dan menurut Imam al-Nawawī, menangis saat membaca al-Qur‟an

adalah sifat para arifin dan syi‟ar para shalihin.47

46

Ibnu Mājah. Sunan Ibnu Mājah. (Jordan: Bayt al-Afkar ad-Dauliyah, t.t) hal. 148

47

Ibn Hajar al-Asqalānī, Fath al-Bārī, Juz 10, hal. 121

Page 82: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

68

5. Menangisi segala kesalahan merupakan salah satu kiat meraih

kesuksesan

Seluruh umat Islam, tanpa terkecuali, pasti mengidamkan

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat yang kekal abadi dalam

bentuk surga yang penuh dengan kenikmatan. Sedangkan neraka

yang penuh dengan beragam siksa yang memedihkan dan

menghinakan membuat semua orang tidak pernah

mengharapkannya, bahkan semuanya berdoa agar dihindari dari

siksa api neraka. Akan tetapi, kenikmatan dunia yang penuh

kesemuan telah menterlenakan dan menipu manusia dari tujuan

hidup yang sebenarnya. Dorongan nafsu dan bisikan setan telah

menyebabkan seseorang tidak lagi melihat akhirat dan

menjadikannya sebagai orientasi hidup dalam jangka panjang.

Orientasi hidupnya hanyalah terbatas pada kehidupan jangka

pendek, yaitu yang hanya memberikan kenikmatan sesaat. Mereka

menjual kenikmatan yang kekal abadi dengan materi dunia yang

tiada berarti.

Dalam kondisi seperti ini, muhasabah (introspeksi diri)

menjadi sedemikian penting dan berarti dalam kehidupan setiap

manusia. Muhasabah adalah upaya untuk introspeksi diri,

menghitung-hitung, atau menimbang amal-amal yang telah kita

lakukan. Aktivitas ini lazimnya dilakukan setiap hari saat seseorang

hendak memejamkan matanya menuju peraduannya. Ia kembali

mengenang segala peristiwa yang terjadi pada hari itu. Ada bahagia

Page 83: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

69

dan sengsara, ada suka ada duka, ada senang dan marah, ada damai

dan gundah, ada tenang dan hiruk pikuk, dan sebagainya. Saat itu,

seorang muslim akan menimbang berapa banyak dosa yang sudah ia

lakukan sehingga menimbulkan murka Sang Khaliq dan karenanya

ia harus beristighfar. Dan berapa banyak pula kebaikan yang telah

berhasil ia persembahkan sehingga patut disyukuri.

Salah seorang ulama berkata: “Para orang tua kami selalu

menghisab diri dari apa yang mereka perbuat dan apa yang mereka

ucapkan, kemudian mereka menulisnya dalam sebuah daftar. Jika

shalat isya telah usai, mereka mengeluarkan daftar amal dan

ucapannya kemudian menghisabnya. Jika amalan yang diperbuat

adalah amalan buruk yang perlu istighfar, maka mereka bertaubat

dan berisitghfar. Namun jika amalannya adalah amalan yang baik

dan perlu disyukuri, maka merekapun bersyukur kepada Allah

hingga mereka tertidur. Dan kamipun mengikuti jejak mereka. Kami

mencatat apa yang kami perbuat dan kami menghisabnya.48

Dikisahkan bahwa pada suatu malam seseorang sedang tidur

di atas tikar bersama anaknya. Tiba-tiba tubuh anaknya menggigil.

Si ayah pun bertanya: “Hai anakku, apakah engkau sakit?”

Anak itu menjawab: “Tidak ayah, Ayah, besok adalah hari

kamis, di mana ustadz akan memeriksa ilmu yang kudapati dalam

seminggu. Aku khawatir ustadz akan menemukan kesalahan dariku

sehingga ia memarahi ataupun memukulku”. Kemudian sang ayah

48

Abdurrahman as-Sinjari, Menangis Karena Takut Kepada Allah, hal. 33-34

Page 84: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

70

bangkin dari tidurnya seraya berkata: “Wahai anakku, aku lebih

layak untuk takut menghadapi hari yang ditampakkannya amalanku

di hadapan Allah dengan dosa-dosa yang telah aku perbuat di dunia,

sebagaimana firman Allah,‟Dan mereka akan dibawa ke hadapan

Rabb-mu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada kami

sebagaimana kami menciptakan kamu pada kali pertama. Bahkan

kamu mengatakan bahwa kami sekali-kali tidak menetapkan bagi

kamu waktu (memenuhi) perjanjian. (QS. al-Kahfi/18:48)”49

“Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris.

Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu

pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak

akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian.”

Oleh karena itu, dalam sebuah kesempatan Rasulullah Saw

menganjurkan agar seseorang selalu menangisi segala dosa dan

kesalahannya, bahkan menangis seperti ini dipandang sebagai salah

satu kiat agar dapat meraih kesuksesan.50

Dalam sebuah hadis

disebutkan:

ؽثصاب اثبن البمجبرك ب اثبن البمجبرك لنب ؽثصاب صبلؼ ثبن لجبث ال بثد ي بجر ػ ؽثصاب ضا

سث لنب الب بضم لنب يث يحبحخ ثبن زؽبرا لنب ل ثبن اة لنب لجيبث ال ؾبيا ثبن ي

49

Abdurrahman as-Sinjari, Menangis Karena Takut Kepada Allah, hal. 34-35

50

Abdul Muiz. “Menangis Dalam Konsep Hadis” (Jakarta: Uin Syarif

Hidayatullah, 2007) , hal. 166

Page 85: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

71

حب الاغبح ث ب رضا ال بك لنب ل بجخ ثبن لبحرا ثب ث بذ لبيط ك ب يحبطكب ل يبك لطب

اثبك ل ا طيئزك ثب يثا ليطا ر ا ؽثشد ؽطن ثيبزك 51

Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Abdullah telah

menceritakan kepada kami Ibnu Al Mubarak, dan telah menceritakan

kepada kami Suwaid telah menceritakan kepada kami Ibnu Al

Mubarak dari Yahya bin Ayyub dari 'Ubaidillah bin Zahr dari 'Ali

bin Yazid dari Al Qasim dari Abu Umamah dari 'Uqbah bin 'Amir

berkata, Aku bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana supaya

selamat? beliau menjawab: "Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu

membuatmu lapang dan menangislah karena dosa dosamu." Abu Isa

berkata: Hadits ini hasan.

51 Al-Tirmidzī, Sunan al-Tirmidzī, Juz 3, Abwāb al-Zuhd Bāb Mā Jā‟a fi Hifz al-

Lisān , No. Hadis 2517, hal. 31

Page 86: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

72

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dikaji secara seksama dalam bab per bab yang sudah

dijelaskan di atas maka dapat dipetik kesimpulan bahwa menangis

adalah suatu hal yang lazim bagi manusia, menangis adalah sunnatullah

yang tidak bisa dihindarkan dari tiap mata manusia dari awal kehidup

hingga kematian menjemputnya menangis adalah suatu hal yang wajar

untuk dilakukan, namun menangis yang dilakukan Nabi Saw adalah

menangis yang penuh kebaikan dan pelajaran yang dapat diambil di

dalamnya mulai dari tangisan beliau ketika sedang shalat hingga

tangisan beliau ketika sedang berziarah ke makam ibunya, berdasarkan

penelitian penulis terhadap hadis-hadis beliau, dapat dipastikan bahwa

tidak ada tangisan beliau yang bernilai buruk. Dengan demikian,

menangis tidak bebas nilai, baik dan buruknya nilai tangisan sangat

ditentukan dari motif yang melatarbelakanginya. Jika motifnya baik,

maka tangisannya pun baik, dan jika motifnya buruk, maka tangisan

yang dihasilkan pun akan buruk dan tidak baik dalam norma agama.

Oleh karena itu penulis kembali menegaskan bahwa, tetesan air

mata yang terjadi pada diri Rasulullah Saw adalah karena kelembutan

dan kejernihan hati beliau, dan karenanya jadi bernilai ibadah di sisi

Allah. Tangisan beliau adalah tangisan hamba yang shalih. Dengan

Page 87: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

73

demikian, menangis adalah salah satu karakteristik orang-orang salih.

Sepanjang sejarah, orang-orang yang salih senantiasa mencucurkan air

mata dalam banyak kesempatan.

B. Saran

1. Sebagai seorang muslim, hendaklah kita meningkatkan selalu

ketaqwaan kepada Allah Swt serta menjadikan al-Qur‟an dan hadis

sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, sehingga apa yang

diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw terutama anjurannya

untuk menangis dalam mendekatkan diri kepada Allah dapat

diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

2. Menangis adalah sunnatullah bagi seluruh makhluk hidup yang

memiliki perasaan dan lazim dilakukan, namun hendaknya tidaklah

berlebihan dalam menyikapi sesuatu dengan tangisan yang

berangsur-angsur karena selain memiliki banyak dampak buruk bagi

kesehatan, juga terdapat dampak buruk bagi kejiwaan dan norma

dalam agama.

3. Studi tentang menangis ini perlu diperbanyak dan diperluas

kajiannya baik dalam majelis-majelis ilmu yang terdapat di masjid,

maupun dalam bentuk tulisan. Karena menurut penulis pembahasan

tentang menangis ini sangatlah menarik dan penting untuk dipahami

oleh masyarakat umum.

Page 88: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

74

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, Al-Habib Muhammad ibn „Alwi. Apa Yang Anda Ketahui

Tentang Menangis?dengan judul asli Mādzā Ta‟rif „anil Bukā‟?.

Penerjemah, Eko Prayitno. Yogyakarta: CV. Layar Creativa

Mediatama, 2017.

Ali, Attabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia, Yogyakarta:Penerbit Multi Karya Grafika, 1998, Cet V.

Anton, Ilyas dan Edwar Ilyas, Qamus Ilyas al-„Ashri: „Arabi-Injilizī,

Beirūt: Dār al-Halb,1972.

Al-„Asqalānī, Ahmad bin „Ali bin Hajar, Fath al-Bārī, Riyadh: al-

Jāmi‟atul Islamiyyah, Cet.Pertama: 2001.

Aqmarina, Fatma Nur. Makna Menangis Pada Self-Awareness Dalam

Religiusitas, Jakarta:Uin Syarif Hidayatullah, 2007.

Bastaman, Hanna Djumhana. Meraih Hidup Bermakna: Kisah Pribadi

Dengan Pengalaman Tragis, Jakarta: Paramadina, 1996.

Al-Bukhārī, Muhammad bin Ismā‟il bin Ibrāhim al-Ja‟fī, Sahih Bukhārī,

Kairo: al-Mathba‟ah al-Salafiyyah, 1400 H.

Deane B, Judd. Color in Business, Sciense and Industry, Willey Series

in Pure and AppliedOptics, Wyszecki: Günter, 1975.

Harold, Ellis. A Revision and Applied Anatomy for Clinical Students

Eleventh Edition,Massachusetts: Blackwell Publishing,Inc, 2006.

Hutapea, Albert M. Keajaiban-Keajaiban Dalam Tubuh Manusia, Jakarta:

GramediaPustaka Utama, 2005.

Ibrahim Siraj, Muhammad. Menangislah Jika Memang Ada Alasan

Untuk Menangis, Qum:Shaf, 2015.

Indri Hapsari, Iriani, Psikologi Faal, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2012.

Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. Zād al-Ma‟ād fī Hady Khair al-„Ibād, Beirut:

Mu‟assasah al-Risālah, 1998, Cet. Ke-3.

Juan, Stephen. Tubuh Ajaib; Membuka Misteri-Misteri Aneh dan

Menakjubkan Tubuh Kita, penerjemah: T. Hermaya, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Page 89: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

75

Kamal Abdul Aziz, Muhammad. Ensiklopedia Keajaiban Tubuh Manusia

Berdasarkan al-Qur‟an dan Sains, penerjemah: Imron Rosidi,

Yogyakarta: Citra Risalah, 2008.

Maksum, Muhammad Syukron. The Power Of Air Mata,

Yogyakarta:Mutiara Media, 2009.

Ma‟luf, Louis. al-Munjid fi al-Lughah wa al-A‟lam, (Beirūt: Dār al-

Masyriq, 2002), Cet. Ke-39.

Manzūr, Ibn. Lisān al-„Arab, Beirūt: Dār al-Fikr, 1990.

Muhdiyyin, Muhammad. Tangis Rindu Padamu; Merajut Kebahagiaan

dan Kesuksesan dengan Air Mata Spiritual, Bandung: Mizania,

2008.

Muiz, Abdul, Menangis Dalam Konsep Hadis, Jakarta: Uin Syarif

Hidayatullah, 2007.

Mujib, Abdul, Apa Arti Tangisan Anda?, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), Cet.I.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir, Surabaya: Pustaka

Progresif, 1997, Cet. Ke-14.

Al-Nawawī, Abu Zakaria Muhyiddin, Syarah Sahih Muslim, Kairo: Dār

as-Sya‟ab, tth.

Al-Naisaburī, Abī Al-Husayn Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyayrī, Sahih

Muslim, Beirut: Dārul Fikr, 2003.

Puspitawati, Ira, Iriani Indri Hapsari & Ratna Dyah Suryaratri,

Psikologi Faal Tinjauan Psikologi dan Fisiologi Dalam Memahami

Perilaku Manusia, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. Pertama,

2012.

Penyusun, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002. Cet.II.

Al-Qurthubī, al-Jāmi‟ li Ahkām al-Qur‟ān, Beīrūt: Dār al-Fikr, 1987,

cet I.

Al-Qurthubī, Tafsir al-Qurthubī , Ta‟liq: Muhammad Ibrahim al- Hifnawi,

Takhrij: Mahmud Hamid Usman, Jakarta: Pustaka Azzam, cet.

Pertama Juni 2008.

Sabiq, Sayid. Aqidah Islam, Bandung: CV. Diponegoro, 1999.

Page 90: PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG MENANGIS (KAJIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45396/1/FEBY SAPUTRA... · Kedua orang tua adalah sumber inspirasi dan semangat

76

Al-Sabūnī, M. „Ali, Safwah al-Tafāsīr, Jakarta: Dār al-Kutub al-

Islamiyyah, 1999/1420, cet I.

As-Sa‟id, Khumais. Menangislah Sebagaimana Rasulullah SAW dan

Para Sahabat Menangis, Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005.

Al-Tarbasi, Majma‟ al-Bayān fī Tafsīr al-Qur‟ān, Beirūt: Dār al-Fikr,

1414 H/ 1994 M.

Al-Tirmidzī, Abū Isa Muhammad Ibn Musa al-Dahaq al-Sulami al- Bughi,

Sunan al-Tirmidzī, Riyadh: Dār al-Salām, 1999.

Al-Ulā Muhammad, Abu. Tuhfatul Ahwadzī, Kairo: Dārul Fiqr, tth.

Wensinck, A.J. al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfazi al-Hadīts al-

Nabawiyyah, Leiden: Briel, 1969.

Website:Abdullahal-Musthofa,

https://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2016/10/16/102689/o

rang-kafir-megolok-olok-al-quran-1.html