Tugas ti feby

30
Problematika Pendidikan Indonesia Oleh: Fitriah Febriyani 3402130250 Manajemen F

Transcript of Tugas ti feby

Page 1: Tugas ti feby

Problematika Pendidikan IndonesiaOleh:

Fitriah Febriyani3402130250Manajemen F

Page 2: Tugas ti feby

PEMBAHASAN MATERI• Pengertian Problematika Pendidikan• Masalah-masalah Pokok Pendidikan Di Indonesia• Empat Masalah Pokok Pendidikan Yang Telah Menjadi

Kesempatan Nasional Yang Perlu Diprioritaskan Penanggulangan

• Solusi Pemecahan Problematika Pendidikan Di Indonesia

• Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan

• Kualitas Pendidikan Di Indonesia• Tabel APBN 2005 Sampai Dengan RAPBN 2010,

Perkembangan Alokasi Dan Rasio Terhadap APBN.• Grafik APBN 2005 Sampai Dengan RAPBN 2010,

Perkembangan Rasio Terhadap APBN• Salah Satu Contoh Potret Pembangunan Pendidikan Di

Indonesia

Page 3: Tugas ti feby

PENGERTIAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

• Problematika• Pendidikan• Problematika Pendidikan

Page 4: Tugas ti feby

Problematika adalah berasal dari akar kata bahasa Inggris “problem” artinya, soal, masalah atau teka-teki. Juga berarti problematik, yaitu ketidak tentuan.

Page 5: Tugas ti feby

Tentang pendidikan banyak definisi yang berbagai macam, namun secara umum ada yang mendefinisikan bahwa, pendidikan adalah suatu hasil peradaban sebuah bangsa yang dikembangkan atas dasar suatu pandangan hidup bangsa itu sendiri, sebagai suatu pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan, dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan mereka berkembang. Definisi pendidikan secara lebih khusus ialah suatu proses pertumbuhan di dalam mana seorang individu di bantu mengembangkan daya-daya kemampuannya, bakatnya, kecakapannya dan minatnya. Sehingga dapat di simpulkan disini bahwa pendidikan adalah, suatu usaha sadar dalam rangka menanamkan daya-daya kemampuan, baik yang berhubungan dengan pengalaman kognitif (daya pengetahuan), afektif (aspek sikap) maupun psikomotorik (aspek ketrampilan) yang dimiliki oleh  seorang individu.

Page 6: Tugas ti feby

Problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.

Page 7: Tugas ti feby

MASALAH-MASALAH POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA• Masalah internal pendidikan

yang dihadapi• Masalah pokok yang dihadapi

oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini

• Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.

Page 8: Tugas ti feby

1. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan iptek.

2. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.

3. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.

4. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja

Page 9: Tugas ti feby

1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

2. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Page 10: Tugas ti feby

Empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya• Masalah Pemerataan

Pendidikan• Masalah Mutu Pendidikan• Masalah Efisiensi

Pendidikan• Masalah Relevansi

Pendidikan

Page 11: Tugas ti feby

Masalah Pemerataan Pendidikan

• Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.

• Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita pendidikan yang tersedia.

Page 12: Tugas ti feby

Masalah Mutu Pendidikan• Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil

pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.

• Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluaranya. Jika tujuan pendidikan nasioanl dijadikan kriteria, maka pertanyaanya adalah: apakah keluaran dari sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri, anggota masyarakat yang sosial yang bertanggung jawab.

Page 13: Tugas ti feby

Masalah efisiensi pendidikan• Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan

bagaimana suatu sistem pendidikn mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.

• Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:

a. Bagaimana tenaga kependidikan difungsikanb. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan

digunakanc. Bagaimana pendidikan diselenggarakand. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.

Page 14: Tugas ti feby

Masalah Relevansi Pendidikan

• Masalah relevensi adalah masalah yang timbul karena tidak sesuainya sistem pendidikan dengan pembangunan nasional setara kebutuhan perorangan, keluarga, dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, maupun dalam jangka panjang.

• Pendidikan merupakan faktor penunjang bagi pembangunan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, perlu keterpaduan di dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan dengan pembangunan nasional tersebut. Sebagai contoh pendidikan di sekolah harus di rencanakan berdasarkan kebutuhan nyata dalam gerak pembangunan nasional, serta memperhatikan ciri-ciri ketenagaan yang di perlukan sesuai dengan keadaan lingkungan di wilayah-wilayah lingkungan tertentu.

Page 15: Tugas ti feby

SOLUSI PEMECAHAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA

• Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan

• Solusi Masalah Mutu, Efisiensi dan Relevansi Pendidikan

Page 16: Tugas ti feby

• Cara konvesional antara lain:a. Membangun gedung sekolah seperti SD inpres dan atau

ruangan belajar.b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem

bergantian pagi dan sore).Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anaknya.

• Cara Inovatif antara lain:Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact sistem, sistem tersebut dirintis di solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi.

a. SD kecil pada daerah terpencilb. Sistem guru kunjungc. SMP terbukad. Kejar paket A dan be. Belajar jarak jauh, seperti di universitas terbuka

Page 17: Tugas ti feby

Upaya pemecahan masalah masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen. Sebagai berikut:

• Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnay untuk Slta dan PT.

• Pengembanagn kemanpuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.

• Penyempurnaaan kurikulum• Pengembanagan prasarana yang menciptakan

lingkungan yang tenteram untuk belajar• Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket,

media pembelajaran• Peniungkatan adminisrasi manajemen khususnya yang

mengenai anggaran• Kegiatan pengendalian mutu.

Page 18: Tugas ti feby

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan

1. Perkembangan Iptek Dan Seni2. Laju Pertumbuhan Penduduk.3. Aspirasi Masyarakat4. Keterbelakangan Budaya Dan

Sarana Kehidupan.

Page 19: Tugas ti feby

Kualitas Pendidikan di Indonesia

• Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk. Faktor-faktor tersebut yaitu :

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik.2. Rendahnya Kualitas Guru3. Rendahnya Kesejahteraan Guru4. Rendahnya Prestasi Siswa5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan

Pendidikan6. Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan

Kebutuhan7. Mahalnya Biaya Pendidikan

Page 20: Tugas ti feby

Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.

Page 21: Tugas ti feby

 Rendahnya Kualitas Guru

• Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

• Kendati secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup memadai, namun secara kualitas mutu guru di negara ini, pada umumnya masih rendah. Secara umum, para guru di Indonesia kurang bisa memerankan fungsinya dengan optimal, karena pemerintah masih kurang memperhatikan mereka, khususnya dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Secara kuantitatif, sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak terlalu buruk. Apabila dilihat ratio guru dengan siswa, angka-angkanya cukup bagus yakni di SD 1:22, SLTP 1:16, dan SMU/SMK 1:12. Meskipun demikian, dalam hal distribusi guru ternyata banyak mengandung kelemahan yakni pada satu sisi ada daerah atau sekolah yang kelebihan jumlah guru, dan di sisi lain ada daerah atau sekolah yang kekurangan guru. Dalam banyak kasus, ada SD yang jumlah gurunya hanya tiga hingga empat orang, sehingga mereka harus mengajar kelas secara paralel dan simultan.

Page 22: Tugas ti feby

Rendahnya Kesejahteraan Guru• Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam

membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dengan pendapatan yang rendah, terang saja banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya.

• Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.

Page 23: Tugas ti feby

Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.

Page 24: Tugas ti feby

Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan

 

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen PendidikanNasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Agka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

Page 25: Tugas ti feby

Rendahnya Relevansi Pendidikan dengan Kebutuhan

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

Page 26: Tugas ti feby

Mahalnya Biaya Pendidikan

  Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.

Page 27: Tugas ti feby

Tabel APBN 2005 sampai dengan RAPBN 2010, perkembangan alokasi dan rasio terhadap APBN.

APBN Alokasi Rasio

2005 33,40 triliun 8,1 %

2006 44,11 triliun 10,1 %

2007 53,07 triliun 10,5 %

2008 158,52 triliun 18,5 %

2009 207,41 triliun 20,0 %

2010 209,54 triliun 20,0 %

Page 28: Tugas ti feby

Grafik APBN 2005 sampai dengan RAPBN 2010, perkembangan rasio terhadap APBN

2005 2006 2007 2008 2009 2010

0.00%2.00%4.00%6.00%8.00%

10.00%12.00%14.00%16.00%18.00%20.00%

Rasio

Peningkatan anggaran pendidikan di atas cukup mencengangkan, terjadi kenaikan rasio yang sangat signifikan.

Page 29: Tugas ti feby

Salah Satu Contoh Potret Pembangunan Pendidikan di Indonesia

Page 30: Tugas ti feby