PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI MAHASISWA CALON GURU...
Transcript of PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI MAHASISWA CALON GURU...
i
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI MAHASISWA CALON GURU
FISIKA TERHADAP KONSEP GERAK PARABOLA TINGKAT
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Sentia
NIM: 141424044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Satu-satunya persiapan terbaik untuk hari esok adalah
menggunakan hari ini sebaik-baiknya.”
Hiduplah seperti rajawali yang memanfaatkan badai (masalah)
untuk terbang lebih tinggi.
Ingatlah…..
Waktu seperti sungai,
kamu tidak bisa menyentuh air yang sama
untuk kedua kalinya,
karena air yang mengalir
akan terus berlalu
dan tidak akan pernah KEMBALI.
Untuk itu……….
buat hidupmu lebih berarti !
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus Kekuatanku;
Orang tua yang sangat kucintai:
Anyan dan Hermin;
Adik-adik yang sangat kusayangi:
Terisna, Narton, Alvina;
Almamaterku:
Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Sentia. 2019. Pemahaman dan Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru
Fisika Terhadap Konsep Gerak Parabola Tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA). Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat
pemahaman mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep gerak parabola tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA). (2) Miskonsepsi pada mahasiswa calon guru
fisika terhadap konsep gerak parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
Penelitian ini dilaksanakan di kampus III Paingan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada bulan Mei 2019. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
21 orang mahasiswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kuantitatif-kualitatif. Pada penelitian ini digunakan teknik Certainly of Response
Index (CRI) untuk mengidentifikasi pemahaman mahasiswa. Identifikasi
dilakukan dengan menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 8 butir soal yang
dilengkapi indeks keyakinan mahasiswa terhadap jawaban tes. Untuk memperkuat
data dilakukan wawancara terhadap 6 orang mahasiswa.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap konsep gerak parabola sangat kurang dengan persentase
sebesar 33,33%. Ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap konsep
gerak parabola sangat kurang terutama pada sub konsep posisi peluru dalam arah
vertikal. (2) Miskonsepsi yang dialami mahasiswa banyak terdapat pada sub
konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi dan sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi. Miskonsepsi
tersebut dikarenakan mahasiswa salah dalam menerapkan rumus, ada yang tahu
cara mengerjakannya namun salah dalam perhitungan, tidak mengerti, tidak
paham dengan konsep dan menebak-nebak dalam memilih jawaban.
Kata kunci: Pemahaman, miskonsepsi, Certainly of Response Index (CRI), gerak
parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Sentia. 2019. The comprehension and misconception of students of
Prospective Teacher of Physics upon Projectile Motion Concept in Senior High
School. Physics Education Study Program. Major of Mathematics and Sciences
Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma
University of Yogyakarta.
The research is aimed to find out (1) The level of comprehension of
students of Prospective Teacher of Physics upon Projectile Motion concept in
Senior High School. (2) The misconception of students of Prospective Teacher of
Physics upon Projectile Motion concept in Senior High School.
The research is completed at Campus III of Sanata Dharma University,
Yogyakarta on May 2019. There are 21 students of samples. Using descriptive
quantitative-qualitative method, the technique of Certainly of Response Index
(CRI) is involved to identify the students comprehension. The identification is
done using 8 multiple choice questions with the certainty index of students upon
the answer. An interview to 6 students is conducted as a data approval.
The results showed: (1) Students comprehension level upon projectile
motion concept is very less with a percentage of 33,33%. This indicates that
students comprehension level upon projectile motion concept is very less
particular in the sub concept of the bullet position in the vertical direction. (2)
Students misconceptions are found in the sub concept graphic showing the motion
of objects thrown upwards to the highest point and the sub concept of ball speed
when reaching the highest point. The misconception caused by misapplication of
the formula, some students know how to accomplish it but making some mistakes
in the calculation, some others do not understand the concept at all and simply
guessing for the answer.
Keywords: Comprehension, misconception, Certainly of Response Index (CRI),
projectile motion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik setiap proses dari
awal sampai akhir dalam menyusun skripsi ini, baik penelitian maupun penulisan
skripsi yang berjudul “Pemahaman dan Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru
Fisika Terhadap Konsep Gerak Parabola Tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA)”.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
material, saran dan dukungan, sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan dengan baik. Penulis secara khusus mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar saat
memberi bimbingan, saran dan masukan yang berguna untuk perbaikan
penulisan skripsi menjadi lebih baik.
2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan
memperkenankan penulis untuk melakukan penelitian di kampus Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta serta memberikan saran dan masukan yang
berguna dan membangun penulis selama pengerjaan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Semua teman-teman Pendidikan Fisika semester II Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk berpikir dan mengerjakan soal test; terlebih untuk teman-teman yang
bersedia untuk diwawancarai.
4. Segenap staf dan karyawan Sekretariat JPMIPA atas segala bantuan dan
informasi yang telah diberikan.
5. Segenap dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengenyam
pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
6. Bapak Anyan, Ibu Hermin, Terisna, Narton, Alvina dan semua keluarga
jasmaniku serta keluarga rohaniku “Chosen Of God” di GBI Generasi Baru
Yogyakarta atas dukungan baik material, doa, semangat, saran dan kasih
sayang yang tak pernah henti kepada penulis.
7. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2014 atas kebersamaan, dukungan
dan doa selama masa perkuliahan.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas segala
bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 5
E. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 6
F. Pembatasan Istilah ................................................................................................. 6
G. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7
H. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 10
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi ................................................................... 10
B. Pemahaman ......................................................................................................... 11
C. Kognitif – Pengetahuan (Knowledge) ................................................................. 12
D. Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi ............................................................ 14
E. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika .................................................................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
F. Certainly of Response Index (CRI) ..................................................................... 17
G. Gerak Parabola .................................................................................................... 19
H. Kajian Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 28
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................... 29
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 31
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 31
E. Instrumen Penelitian............................................................................................ 32
F. Desain Penelitian ................................................................................................. 35
G. Metode Analisis Data .......................................................................................... 36
H. Validitas Instrumen ............................................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 40
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 40
B. Data dan Analisis Data ........................................................................................ 40
1. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola ............ 41
2. Miskonsepsi Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola ........................ 42
C. Pembahasan ......................................................................................................... 43
1. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola ............ 43
2. Miskonsepsi Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola ........................ 45
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 56
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 58
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 58
B. Saran .................................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penjelasan dan Pilihan Kata Kerja Kunci dari Aspek Kognitif ...................... 12
Tabel 2.2 CRI dan Kriterianya ........................................................................................ 18
Tabel 2.3 Ketentuan untuk Membedakan antara Paham, Tidak Paham dan
Miskonsepsi .................................................................................................... 18
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis............................................................................... 34
Tabel 3.2 Kriteria Pengelompokan Mahasiswa Berdasarkan CRI .................................. 36
Tabel 3.3 Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang Diberikan dengan
CRI.................................................................................................................. 37
Tabel 3.4 Persentase Masing-masing Kriteria ................................................................ 37
Tabel 3.5 Persentase Tingkat Pemahaman ...................................................................... 38
Tabel 3.6 Validitas Pakar ................................................................................................ 39
Tabel 4.1 Tabel Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 40
Tabel 4.2 Persentase Respon Setiap Mahasiswa Terhadap Soal Pilihan Ganda
Pada Konsep Gerak Parabola ......................................................................... 41
Tabel 4.3 Tabel Setiap Butir Soal Secara Keseluruhan Yang Dijawab Oleh
Mahasiswa ...................................................................................................... 42
Tabel 4.4 Persentase Setiap Butir Soal Secara Keseluruhan Yang Dijawab Oleh
Mahasiswa ...................................................................................................... 42
Tabel 4.5 Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sub Konsep Gerak Parabola pada
Setiap Butir Soal ............................................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lintasan Bola Basket Saat Dilempar ke Dalam Ring Akan Berbentuk
Parabola ...................................................................................................... 19
Gambar 2.2 Arah Gaya pada Lintasan Gerak Parabola ................................................. 20
Gambar 2.3 Lintasan Gerak Parabola Benda dengan Titik Tertinggi di B dan Titik
Terjauh di C................................................................................................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 62
Lampiran 2 Instrumen Penelitian .................................................................................... 63
Lampiran 3 Jawaban Soal Pilihan Ganda........................................................................ 67
Lampiran 4 Data Hasil Wawancara ................................................................................ 70
Lampiran 5 Dokumentasi (Foto-foto) ............................................................................. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, fisika adalah salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa/mahasiswa. Persepsi siswa/mahasiswa bahwa fisika
itu sulit membuat mereka takut akan fisika, bahkan ada yang sampai fobia
dengan mata pelajaran ini. Ketakutan siswa/mahasiswa tersebut juga dapat
membuat mereka berani bolos sekolah hanya untuk menghindari mata
pelajaran fisika. Tetapi tidak sedikit orang yang merasa tertarik belajar fisika
apabila diajarkan dengan metode yang menarik. Dalam upaya meraih
keberhasilan dalam pembelajaran fisika, guru maupun pengajar lainnya
senantiasa berusaha untuk mengembangkan strategi pembelajaran misalnya
dengan menerapkan metode, media pembelajaran atau alat peraga yang sesuai
dan menarik. Dengan metode yang baik serta media pembelajaran dan alat
peraga yang sesuai diharapkan siswa/mahasiswa lebih mudah memahami
konsep serta dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar.
Salah satu ilmu pengetahuan yang memberikan bekal kepada
siswa/mahasiswa agar mampu menyelesaikan berbagai persoalan hidup sehari-
hari adalah fisika. Fisika terlahir dari fenomena yang terjadi di alam, yang
berasal dari pembuktian gejala yang diamati dan taat kepada prinsip dan
hukum-hukumnya. Dalam pembelajaran fisika siswa/mahasiswa tidak hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dituntut kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum, akan tetapi
juga dituntut kemampuan dalam menyelesaikan masalah.
Melalui pembelajaran, siswa/mahasiswa diharapkan memperoleh
pemahaman yang baik terhadap konsep yang dipelajari. Namun dalam
kenyataannya banyak siswa/mahasiswa yang masih mengalami miskonsepsi
pada fisika. Salah satu materi yang sering mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran fisika baik dari tingkat menengah bahkan sampai pada tingkat
perguruan tinggi adalah di bidang mekanika.
Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa ataupun mahasiswa sering
disebabkan oleh pemahaman awal, buku pelajaran ataupun dari pengajar.
Masalah tersebut pada umumnya dialami oleh semua mata pelajaran yang ada.
Mata pelajaran fisikapun tidak terlepas dari permasalahan tersebut.
Pengetahuan awal siswa/mahasiswa sangat penting dalam proses
pembelajaran, seringkali pengetahuan awal tersebut tidak cocok dengan
pengetahuan dengan para pakar dan menjadi suatu miskonsepsi. Prakonsepsi
yang dimiliki oleh siswa/mahasiswa menunjukkan bahwa pikiran anak sejak
lahir tidak diam, tetapi terus belajar memahami sesuatu. Menurut Van den
Berg (1991) anak tidak memasuki pelajaran fisika dengan kepala yang kosong
yang dapat diisi dengan pengetahuan fisika. Malah sebaliknya, kepala anak
sudah penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan
fisika. Semua anak sudah berpengalaman dengan gerak, gaya, benda yang
jatuh bebas, listrik, energi, dan banyak peristiwa fisika yang lain. Dengan
pengalaman sudah terbentuk intuisi dan ‘teori siswa’ mengenai peristiwa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
peristiwa fisika dalam lingkungan sehari-hari manusia. Belum tentu intuisi dan
teori yang terbentuk begitu benar. Kebanyakan anak secara konsisten
mengembangkan konsep fisika yang salah yang secara tidak sengaja dan terus-
menerus mengganggu pelajaran fisika. Salah konsep muncul dari pengalaman
sehari-hari dan sulit sekali diperbaiki.
Miskonsepsi pada siswa/mahasiswa yang muncul secara terus-menerus
dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak
memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya
akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini sering terjadi
pada semua tingkatan baik tingkat sekolah dasar, sampai dengan tingkat
perguruan tinggi bahkan gurupun dapat mengalami miskonsepsi. Pada
akhirnya, bila tidak segera diperbaiki miskonsepsi tersebut akan menjadi
hambatan bagi siswa pada pembelajaran lanjut.
Miskonsepsi akan berdampak juga pada siswa jika terjadi pada calon
guru fisika. Menurut Kopenan (dalam Munfaridah, 2017), pengetahuan calon
guru fisika terhadap konsep fisika berpengaruh pada kemampuan memahami
dan mengkonstruk pengetahuan baru siswa yang nantinya mengalami
pembelajaran dengan mahasiswa calon guru fisika tersebut. Dalam penelitian
ini, mahasiswa calon guru fisika akan dianalisis kemampuannya dalam materi
gerak parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut beberapa
penelitian, miskonsepsi banyak terjadi pada gerak parabola sehingga penulis
tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang materi gerak parabola.
Siswa/mahasiswa masih sulit memahami apakah kecepatan suatu benda saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berada di titik tertinggi adalah nol. Kebanyakan mereka berpikir, suatu benda
saat berada di titik tertinggi nilai kecepatannya itu nol. Kemudian materi gerak
parabola dianggap sulit karena menggunakan vektor dan siswa/mahasiswa
harus dapat menganalisis gerak suatu benda dengan menentukan analisis
vektor-vektor yang bekerja pada benda tersebut. Penulis menggunakan materi
gerak parabola tingkat SMA karena sebagai calon guru, mahasiswa harus
menguasai materi yang akan diajarkan kelak ketika menjadi guru SMA.
Kemudian dalam penelitian ini, sampel yang peneliti ambil adalah mahasiswa
semester II Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma tahun ajaran
2018/2019 karena sekitar setahun yang lalu mahasiswa telah lulus dari bangku
SMA dimana mahasiswa tersebut sudah mempelajari materi tentang gerak
parabola dan juga dipelajari kembali di semester I.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk meneliti
miskonsepsi mahasiswa calon guru pada konsep gerak parabola tingkat SMA
dan penulis mengambil judul dalam penelitian ini mengenai “Pemahaman dan
Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika Terhadap Konsep Gerak Parabola
Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa banyak siswa/mahasiswa
yang mengalami kesulitan pada materi gerak parabola sehingga terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
miskonsepsi. Contohnya siswa/mahasiswa masih sulit memahami apakah
kecepatan suatu benda saat berada di titik tertinggi adalah nol.
2. Materi gerak parabola dianggap sulit karena menggunakan vektor dan
siswa/mahasiswa harus dapat menganalisis gerak suatu benda dengan
menentukan analisis vektor-vektor yang bekerja pada benda tersebut.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pemahaman mahasiswa calon guru fisika terhadap
konsep gerak parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)?
2. Seperti apa miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep
gerak parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pemahaman mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep gerak
parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
2. Miskonsepsi pada mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep gerak
parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Pembatasan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas.
Supaya penelitian ini lebih terarah, maka masalah penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
1. Hasil belajar gerak parabola yang diukur hanya mencakup aspek kognitif
berdasarkan pada Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson, dkk
(2001) pada tingkatan C2, C3, dan C4.
2. Tingkat pemahaman mahasiswa pada konsep gerak parabola akan diukur
dengan tes tertulis berupa soal pilihan ganda disertai dengan menulis
indeks keyakinan terhadap jawaban (CRI). Tingkat pemahaman
dikelompokkan kedalam tiga kriteria, yaitu: paham, tidak paham, dan
miskonsepsi.
3. Miskonsepsi pada mahasiswa dalam memahami konsep gerak parabola.
F. Pembatasan Istilah
1. Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengetahui
atau memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
2. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk suatu konsep yang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam
bidang itu. Miskonsepsi juga merupakan pengertian yang tidak akurat akan
konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang
salah, kekacauan konsep-konsep yang tidak benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Gerak parabola adalah gerak sebuah benda titik yang dilemparkan dengan
arah yang tidak vertikal sehingga geraknya hanya dipengaruhi oleh
percepatan gravitasi bumi dan membuat lintasan berbentuk parabola.
4. Certainly of Response Index (CRI) merupakan teknik untuk mengukur
tingkat keyakinan atau kepastian responden dalam menjawab suatu soal.
Tingkat keyakinan atau kepastian jawaban responden dapat terlihat dari
skala CRI yang diberikan. CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan
responden terhadap konsep yang dipahami atau biasanya jawaban tersebut
ditentukan atas dasar penebakan, CRI yang tinggi menandakan keyakinan
responden terhadap konsep yang dipahami, disini unsur menjawab secara
tebakan sangat kecil kemungkinannya.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Dosen
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan agar dosen
dapat mengatasi kesulitan mahasiswa saat pembelajaran berlangsung.
Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan
pembelajaran yang baik dan efektif di dalam kelas, khususnya pada materi
gerak parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Mahasiswa
Dengan teridentifikasinya miskonsepsi, diharapkan mahasiswa
dapat memperbaiki miskonsepsi yang terjadi pada dirinya sehingga hasil
belajarnya meningkat.
3. Peneliti
Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat mengetahui
pemahaman yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan materi gerak
parabola bahkan sebagai acuan dalam mengatasi miskonsepsi ketika
menjadi guru kelak. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai
pengalaman dalam menulis karya ilmiah serta dapat menambah
pengetahuan mengenai pentingnya mengetahui pemahaman dan
miskonsepsi mahasiswa.
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah,
pembatasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang konsep, konsepsi, dan prakonsepsi;
pemahaman, kognitif-pengetahuan (knowledge), miskonsepsi dan
penyebab miskonsepsi; miskonsepsi pada bidang mekanika,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Certainly of Response Index (CRI), gerak parabola, dan kajian
penelitian yang relevan.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel
penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, desain penelitian, metode analisis data, dan
validitas instrumen.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, data
hasil penelitian, analisis data penelitian, pembahasan hasil analisis
data, dan keterbatasan penelitian.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat ditarik dan
saran-saran yang dapat diberikan untuk instansi terkait serta untuk
peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi
1. Konsep
Konsep merupakan benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi,
atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas dan yang terwakili dalam setiap
budaya oleh suatu tanda atau simbol (Ausubel dalam Van den Berg, 1991).
Konsep juga merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan
manusia berpikir (Van den Berg, 1991: 8).
2. Konsepsi
Menurut Van den Berg (1991) siswa/mahasiswa tidak memasuki
pelajaran fisika dengan kepala yang kosong yang dapat diisi dengan
pengetahuan fisika. Malah sebaliknya, kepala siswa/mahasiswa sudah
penuh dengan pengalaman dan pengetahuan yang berhubungan dengan
fisika yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari. Semua siswa/mahasiswa
sudah berpengalaman dengan gerak, gaya, benda yang jatuh bebas, listrik,
energi, dan “teori siswa/mahasiswa” mengenai peristiwa-peristiwa fisika
dalam lingkungan sehari-hari manusia. Penafsiran terhadap suatu konsep
tertentu disebut sebagai konsepsi. Misalnya, inti konsep massa jenis adalah
bahwa untuk jenis bahan tertentu hasil bagi massa dan volume selalu tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan bahwa tetapan itu berbeda untuk setiap unsur/senyawa/campuran,
maka unsur/senyawa dapat dikenal dari massa jenisnya. Tetapi banyak
siswa/mahasiswa yang mempunyai konsepsi yang berbeda, mereka
cenderung berpikir bahwa jika jumlah zat (massanya) ditambah, maka
massa jenisnya juga bertambah. Inilah salah satu contoh miskonsepsi yang
dialami oleh siswa/mahasiswa.
3. Prakonsepsi
Dari banyak penelitian ternyata siswa/mahasiswa sudah
mempunyai konsepsi mengenai konsep-konsep fisika sebelum mereka
mengikuti pelajaran fisika di sekolah. Misalnya sebelum siswa/mahasiswa
mengikuti pelajaran mekanika, mereka sudah banyak berpengalaman
dengan peristiwa-peristiwa mekanika (benda yang jatuh, benda yang
bergerak, gaya, dan sebagainya) dan karena itu mereka sudah
mengembangkan banyak konsepsi (kecepatan, gaya, dan sebagainya) yang
belum tentu sama dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi semacam itu
disebut prakonsepsi (Van den Berg, 1991).
B. Pemahaman
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, pemahaman adalah
sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Sementara itu,
menurut Sudijono (1996: 50) pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti, mengetahui atau memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berbagai segi. Siswa dikatakan paham jika mampu memberikan penjelasan
atau uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
C. Kognitif – Pengetahuan (Knowledge)
Aspek kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Menurut Lorin
Anderson Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme yang telah
memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil
perbaikan tersebut baru dipublikasi pada tahun 2001 dengan nama Revisi
Taksonomi Bloom. Aspek kognitif terdiri dari 6 (enam) level, yaitu
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi/menilai, dan
mencipta. Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari aspek
kognitif:
Tabel 2.1 Penjelasan dan Pilihan Kata Kerja Kunci dari Aspek Kognitif
Aspek Kogntif – Pengetahuan (Knowledge)
No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1. Mengingat (C1)
Kemampuan
menyebutkan kembali
informasi/pengetahuan
yang tersimpan dalam
ingatan. Contoh:
Menyebutkan arti
taksonomi.
Mendefinisikan, menyusun
daftar, menjelaskan,
mengingat, mengenali,
menemukan kembali,
menyatakan, mengulang,
mengurutkan, menamai,
menempatkan,
menyebutkan.
2. Memahami (C2) Kemampuan
memahami instruksi
dan menegaskan
pengertian/makna ide
atau konsep yang telah
diajarkan baik dalam
Menerangkan, menjelaskan,
menterjemahkan,
menguraikan, mengartikan,
menyatakan kembali,
menafsirkan,
menginterpretasikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Aspek Kogntif – Pengetahuan (Knowledge)
No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
bentuk lisan, tertulis,
maupun
grafik/diagram.
Contoh: Merangkum
materi yang telah
diajarkan dengan kata-
kata sendiri.
mendiskusikan, menyeleksi,
mendeteksi, melaporkan,
menduga,
mengelompokkan, memberi
contoh, merangkum,
menganalogikan,
mengubah, memperkirakan.
3. Menerapkan (C3) Kemampuan
melakukan sesuatu
dan mengaplikasikan
konsep dalam situasi
tertentu. Contoh:
Melakukan proses
pembayaran gaji
sesuai dengan sistem
berlaku.
Memilih, menerapkan,
melaksanakan, mengubah,
menggunakan,
mendemonstrasikan,
memodifikasi,
menginterpretasikan,
menunjukkan, membuktikan
menggambarkan,
mengoperasikan,
menjalankan,
memprogramkan,
mempraktekkan, memulai.
4. Menganalisis
(C4)
Kemampuan
memisahkan konsep
kedalam beberapa
komponen dan
menghubungkan satu
sama lain untuk
memperoleh
pemahaman atas
konsep tersebut secara
utuh. Contoh:
Menganalisis
penyebab
meningkatnya harga
pokok penjualan
dalam laporan
keuangan dengan
memisahkan
komponen-
komponennya.
Mengkaji ulang,
membedakan,
membandingkan,
mengkontraskan,
memisahkan,
menghubungkan,
menunjukan hubungan
antara variabel, memecah
menjadi beberapa bagian,
menyisihkan, menduga,
mempertimbangkan,
mempertentangkan, menata
ulang, mencirikan,
mengubah struktur,
melakukan pengetesan,
mengintegrasikan,
mengorganisir,
mengkerangkakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Aspek Kogntif – Pengetahuan (Knowledge)
No. Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
5. Mengevaluasi
atau Menilai (C5)
Kemampuan
menetapkan derajat
sesuatu berdasarkan
norma, kriteria atau
patokan tertentu.
Contoh:
Membandingkan hasil
ujian siswa dengan
kunci jawaban.
Mengkaji ulang,
mempertahankan,
menyeleksi, mengevaluasi,
mendukung, menilai,
menjustifikasi, mengecek,
mengkritik, memprediksi,
membenarkan,
menyalahkan.
6. Mencipta (C6) Kemampuan
memadukan unsur-
unsur menjadi sesuatu
bentuk baru yang utuh
dan koheren, atau
membuat sesuatu yang
orisinil. Contoh:
Membuat kurikulum
dengan
mengintegrasikan
pendapat dan materi
dari beberapa sumber.
Merakit, merancang,
menemukan, menciptakan,
memperoleh,
mengembangkan,
memformulasikan,
membangun, membentuk,
melengkapi, membuat,
menyempurnakan,
melakukan inovasi,
mendesain, menghasilkan
karya.
(Anderson, dkk. 2001)
D. Miskonsepsi dan Penyebab Miskonsepsi
1. Miskonsepsi
Menurut Van den Berg (1991) dalam kenyataan kita selalu
temukan bahwa konsepsi siswa/mahasiswa selalu berbeda dengan
konsepsi fisikawan. Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih
canggih, lebih komplek, lebih rumit, melibatkan lebih banyak hubungan
antar konsep daripada konsepsi siswa/mahasiswa. Kalau konsepsi
siswa/mahasiswa adalah sama dengan konsepsi fisikawan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
disederhanakan, konsepsi siswa/mahasiswa tidak dapat disebut salah.
Tetapi kalau konsepsi siswa/mahasiswa bertentangan dengan konsepsi
para fisikawan, sehingga kita menggunakan istilah miskonsepsi
(misconception).
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk suatu konsep yang tidak
sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar
dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Menurut Fowler (dalam Suparno,
2005), miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep,
penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah,
kekacauan konsep-konsep yang tidak benar.
Menurut Clement (dalam Suparno, 2005), jenis miskonsepsi yang
paling banyak terjadi adalah bukan pengertian yang salah selama proses
belajar mengajar, tetapi suatu konsep awal (prakonsepsi) yang dibawa
siswa/mahasiswa ke kelas formal. Dari sini tampak bahwa pengalaman
siswa/mahasiswa dengan konsep-konsep itu sebelum pembelajaran formal
di kelas, sangat mewarnai miskonsepsi yang dipunyai. Hal ini juga berarti,
siswa/mahasiswa sebenarnya sejak awal, bahkan sejak kecil, sudah terus
mengonstruksi konsep-konsep lewat pengalaman hidup mereka. Semenjak
kecil, siswa/mahasiswa sudah belajar untuk mengetahui sesuatu, bukan
hanya sejak sekolah formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Penyebab Miskonsepsi
Menurut Suparno (2005) miskonsepsi disebabkan oleh bermacam-
macam hal. Secara umum dapat disebabkan oleh siswa/mahasiswa sendiri,
guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks.
Penyebab dari siswa/mahasiswa pun dapat bermacam-macam, seperti
prakonsepsi siswa/mahasiswa sebelum memperoleh pelajaran, lingkungan
masyarakat di mana siswa/mahasiswa tinggal, teman, pengalaman hidup
terlebih pengalaman mendapat pengertian, dan juga minat
siswa/mahasiswa. Guru yang salah mengajar, salah mengerti bahan, dapat
mempunyai andil besar dalam menambah miskonsepsi siswa/mahasiswa.
Miskonsepsi yang disebabkan salah mengajar biasanya agak sulit dibenahi
karena siswa/mahasiswa merasa yakin bahwa yang diajarkan guru itu
benar. Demikian juga buku teks yang keliru ataupun mengungkapkan
konsep yang salah, akan membingungkan siswa/mahasiswa dan juga
mengembangkan miskonsepsi siswa/mahasiswa. Tidak ketinggalan
beberapa metode mengajar, yang meski baik, kadang-kadang juga
memunculkan miskonsepsi karena hanya menekankan salah satu segi dari
kebenaran yang diajarkan.
E. Miskonsepsi pada Bidang Mekanika
Miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes,
dan Novak (dalam Suparno, 2005) dalam artikelnya mengenai Research on
Alternative Conceptions in Science, menjelaskan bahwa konsep alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai konsep alternatif
bidang fisika, ada 300 yang meneliti tentang miskonsepsi dalam mekanika;
159 tentang listrik; 70 tentang panas, optika, dan sifat-sifat materi; 35 tentang
bumi dan antariksa; serta 10 studi mengenai fisika modern. Cukup jelas bahwa
bidang mekanika berada di urutan teratas dari bidang-bidang fisika yang
mengalami miskonsepsi. Bidang mekanika sangat berkaitan dengan
kehidupan. Sehingga tidak heran bahwa ketika belajar mekanika kepala
siswa/mahasiswa sudah dipenuhi oleh segala konsepsi ataupun pengalaman-
pengalaman yang berkaitan dengan bidang tersebut. Konsepsi atau intuisi
tersebut justru sering menganggu daripada membantu siswa/mahasiswa
mempelajari mekanika.
F. Certainly of Response Index (CRI)
Data utama dalam penelitian ini adalah data hasil pemahaman konsep
mekanika (gerak parabola). Data ini diperoleh dengan cara pemberian tes
tertulis berupa soal pilihan ganda yang disertai dengan indeks keyakinan
(CRI) kepada sampel.
Teknik Certainly of Response Index (CRI) merupakan teknik untuk
mengukur tingkat keyakinan atau kepastian responden dalam menjawab suatu
soal. Tingkat keyakinan atau kepastian jawaban responden dapat terlihat dari
skala CRI yang diberikan. CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan
responden terhadap konsep yang dipahami atau biasanya jawaban tersebut
ditentukan atas dasar penebakan, CRI yang tinggi menandakan keyakinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
responden terhadap konsep yang dipahami, disini unsur menjawab secara
tebakan sangat kecil kemungkinannya. Responden yang paham, tidak paham
dan yang mengalami miskonsepsi dapat dibedakan dengan cara
membandingkan benar tidaknya jawaban soal dengan tinggi rendahnya indeks
kepastian jawaban (CRI) yang diberikan untuk soal tersebut.
Data yang diperoleh dari hasil pilihan ganda CRI. Jawaban mahasiswa dinilai
dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 2.2 CRI dan Kriterianya
CRI Kriteria
1 Yakin
0 Tidak Yakin
(Hasan, dkk. 1999:296 dalam Ulfah dan Fitriyani, 2016)
Jawaban mahasiswa dianalisis dengan menggunakan model CRI.
Merujuk pada jawaban yang benar dan yang salah dari mahasiswa dan
merujuk pada klasifikasi CRI. Bentuk matriks jawaban mahasiswa dan
pengkategoriannya disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.3 Ketentuan untuk Membedakan antara Paham, Tidak Paham,
dan Miskonsepsi
Kriteria
Jawaban CRI Rendah = 0 CRI Tinggi = 1
Benar
Jawaban benar tapi
CRI = 0 berarti tidak
tahu konsep (tidak
paham)
Jawaban benar dan
CRI = 1 berarti
menguasai konsep
dengan baik (paham)
Salah
Jawaban salah dan
CRI = 0 berarti tidak
tahu konsep (tidak
Jawaban salah tapi
CRI = 1 berarti
terjadi salah konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kriteria
Jawaban CRI Rendah = 0 CRI Tinggi = 1
paham) (miskonsepsi)
(Hasan, dkk. 1999: 296 dalam Ulfah dan Fitriyani, 2016)
G. Gerak Parabola
Materi gerak parabola yang ditulis oleh Aip Saripudin, dkk (2009: 14-
19). Perhatikanlah lintasan yang dibentuk oleh bola basket yang dilemparkan
ke dalam ring pada Gambar 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Lintasan Bola Basket Saat Dilempar ke Dalam Ring Akan Berbentuk
Parabola
Lintasan bola basket tersebut berbentuk parabola. Gerak yang
lintasannya berbentuk parabola disebut gerak parabola. Contoh umum gerak
parabola adalah benda yang dilempar ke atas membentuk sudut tertentu
terhadap permukaan tanah. Gerak parabola dapat dipandang dalam dua arah,
yaitu arah vertikal (sumbu-y) yang merupakan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB), dan arah horizontal (sumbu-x) yang merupakan gerak lurus beraturan
(GLB). Perhatikan Gambar 2.2 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
y
�⃗⃗� y = 0 pada titik ini
�⃗⃗� y �⃗⃗� �⃗⃗� = �⃗⃗� x
�⃗⃗� x
�⃗⃗� 0y �⃗⃗�
𝛼
0 �⃗⃗� 0x a = g �⃗⃗� x
�⃗⃗� y �⃗⃗� B
Gambar 2.2 Arah Gaya pada Lintasan Gerak Parabola
Gerak pada sumbu-x (horizontal) adalah gerak lurus beraturan karena
kecepatan benda di setiap titik bernilai konstan dan berlaku persamaan
vx = v0x = v0 cos 𝛼 (1)
Adapun, jarak mendatar yang ditempuh oleh sebuah benda ditentukan
persamaan
x = vx t = v0 cos 𝛼 t (2)
Gerak pada sumbu-y (vertikal) adalah gerak lurus berubah beraturan,
karena benda mengalami perubahan kecepatan akibat percepatan gravitasi
Bumi. Dalam hal ini, arah gerak benda vertikal ke atas sehingga persamaan
kecepatan geraknya pada setiap detik adalah
vy = v0y – gt (3)
oleh karena v0y = v0 sin 𝛼, Persamaan (3) dapat dituliskan menjadi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
vy = v0 sin 𝛼 – gt (4)
Posisi benda pada sumbu-y (menurut ketinggian) dapat dituliskan dengan
persamaan berikut
y = v0y t – 1
2 gt2 (5)
atau
y = v0 sin 𝛼 t – 1
2 gt2 (6)
1. Kecepatan dan Arah Kecepatan Benda di Sembarang Titik
Pada gerak parabola, benda memiliki kecepatan pada komponen
sumbu-x dan sumbu-y sehingga besar kecepatan benda di sembarang titik
secara matematis, dirumuskan sebagai berikut.
v = √𝑣𝑥2 + 𝑣𝑦
2 (7)
Arah kecepatan benda terhadap sumbu mendatar (sumbu-x) dirumuskan
sebagai berikut.
tan 𝜃 = 𝑣𝑦
𝑣𝑥 (8)
Oleh karena nilai vx selalu positif maka positif atau negatifnya sudut 𝜃
bergantung pada nilai vy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Beberapa Persamaan Khusus pada Gerak Parabola
Persamaan-persamaan khusus gerak parabola ini hanya berlaku
untuk gerak parabola dengan lintasan dari tanah, kemudian kembali lagi ke
tanah seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini.
B
v0 h
A 𝜃 C
x
Gambar 2.3 Lintasan Gerak Parabola Benda dengan Titik Tertinggi di B dan Titik
Terjauh di C.
Pada contoh gerak parabola tersebut, suatu benda bergerak dari
titik A dengan kecepatan awal v0 dan sudut 𝜃. Benda tersebut mencapai
titik tertinggi di titik B dan jarak terjauh di titik C.
a. Waktu untuk Mencapai Titik Tertinggi (Titik B)
Pada saat benda yang melakukan gerak parabola mencapai titik
tertinggi, kecepatan benda pada komponen vertikal (sumbu-y) vy = 0.
Persamaannya adalah sebagai berikut.
vy = v0y – gtAB
0 = v0 sin 𝛼 – gtAB
gtAB = v0 sin 𝛼
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tAB = 𝑣0 sin𝛼
𝑔 (9)
Ketinggian benda di titik tertinggi adalah h = 1
2 (gBC)t2. Sifat
simetri grafik parabola memperlihatkan bahwa waktu yang diperlukan
benda untuk mencapai titik tertinggi dari posisi awal (tAB), sama
dengan waktu tempuh benda dari titik tertinggi ke jarak terjauh (tBC).
Dengan demikian, akan diperoleh persamaan
tAB = tBC = 𝑣0 sin𝛼
𝑔 = √
2ℎ
𝑔 (10)
b. Tinggi Maksimum (hmaks)
Tinggi maksimum benda yang melakukan gerak parabola dapat
ditentukan dari penurunan persamaan (10) sebagai berikut.
𝑣0 sin𝛼
𝑔 = √
2ℎ
𝑔 dikuadratkan menjadi
𝑣02𝑠𝑖𝑛2𝛼
𝑔2 =
2ℎ𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑔 sehingga
diperoleh
hmaks = 𝑣0
2𝑠𝑖 〳2 𝛼
2𝑔 (11)
c. Jarak Tempuh (x)
Waktu tempuh untuk mencapai titik terjauh (titik C) sama
dengan dua kali waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi
(tAC = 2tAB). Jarak terjauh yang dicapai benda pada sumbu-x
(dilambangkan dengan x) adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
x = v0x tAC = v0 cos 𝛼 2 (𝑣0 sin𝛼
𝑔) = v0
2 2 (sin𝛼
𝑔) cos 𝛼
Menurut trigonometri, 2 sin 𝛼 cos 𝛼 = sin 2𝛼 sehingga persamaan
untuk jarak terjauh yang dapat dicapai benda dapat dituliskan
x = 𝑣0
2 sin 2𝛼
𝑔 (12)
Perbandingan antara jarak terjauh (x) dan tinggi maksimum
(hmaks) akan menghasilkan persamaan
x
hmaks =
(𝑣0
2 2 𝑠𝑖𝑛𝛼𝑐𝑜𝑠𝛼
𝑔)
(𝑣0
2𝑠𝑖𝑛2 𝛼
2𝑔)
= 4
tan𝛼 (13)
3. Persamaan Vektor Gerak Parabola
Menurut analisis vektor, persamaan-persamaan gerak parabola
dapat dituliskan sebagai berikut. Vektor posisi pada gerak parabola adalah
r = xi + yj
r = (v0 cos 𝛼 t)i + (v0 sin 𝛼 t – 1
2 gt2)j (14)
Vektor kecepatan gerak parabola adalah
v = vx i + vy j
v = (v0 cos 𝛼)i + (v0 sin 𝛼 – gt)j (15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
H. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Natalis Emanuel Koli Soge
pada tahun 2016 mengenai analisis pemahaman konsep vektor pada siswa
kelas X SMA Bopkri 1 Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa: (1)
pemahaman konsep siswa terhadap materi vektor berada pada kategori
rendah (persentase tingkat pemahaman berada pada rentang 0-30% yaitu
sebesar 22,08%); (2) pemahaman konsep siswa terhadap sub konsep
mendefenisikan vektor berada pada kategori rendah (persentase tingkat
pemahaman berada pada rentang 0-30% yaitu sebesar 28,40%); (3)
pemahaman konsep siswa terhadap sub konsep menguraikan komponen-
komponen vektor berada pada kategori rendah (persentase tingkat
pemahaman berada pada rentang 0-30% yaitu sebesar 11,30%); (4)
pemahaman konsep siswa terhadap sub konsep menjumlahkan dan
mengurangkan vektor dengan cara geometri berada pada kategori rendah
(persentase tingkat pemahaman berada pada rentang 0-30% yaitu sebesar
29,20% dan 22%); (5) pemahaman konsep siswa terhadap sub konsep
menjumlahkan dan mengurangkan vektor dengan cara analisis berada pada
kategori rendah (persentase tingkat pemahaman berada pada rentang 0-
30% yaitu sebesar 23,25%); (6) pemahaman konsep siswa terhadap sub
konsep menghitung perkalian titik dan perkalian silang vektor berada pada
kategori rendah (persentase tingkat pemahaman berada pada rentang 0-
30% yaitu sebesar 11%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Murni pada tahun 2012
mengenai identifikasi miskonsepsi mahasiswa pada konsep substansi
genetika menggunakan Certainly of Response Index menyimpulkan bahwa
21,16% mahasiswa mengalami miskonsepsi sedangkan sisanya 64,02%
tahu konsep dan 14,82% tidak tahu konsep. Persentase miskonsepsi
tertinggi ditemukan pada subkonsep mekanisme sintesis protein (25%) dan
diikuti dengan subkonsep struktur organisasi gen (24,53%). Kemudian
hasil wawancara menunjukkan bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi
antara lain karakter konsep substansi genetika yang bersifat abstrak,
banyak istilah asing, bahasanya sulit, serta ketidaksiapan mahasiswa dalam
menerima materi yang disampaikan oleh dosen.
3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Andrea Vicky Novianti pada
tahun 2017 mengenai pemahaman siswa SMA kelas XI IPA tahun ajaran
2016/2017 di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang tentang materi
pemantulan pada cermin datar dan cermin lengkung. Pada penelitian ini
digunakan teknik CRI (Certainly of Response Index) untuk
mengidentifikasi pemahaman siswa. Identifikasi tersebut dilakukan dengan
menggunakan tes esai sebanyak 5 butir soal yang dilengkapi dengan
indeks keyakinan siswa dalam menjawab soal. Wawancara dilakukan
terhadap 6 siswa yang berada di Kabupaten Wonogiri, wawancara
dilakukan sebagai penguat data. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pemahaman siswa SMA kelas XI IPA tahun ajaran 2016/2017 di
Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang dinilai masih sangat kurang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hal ini ditunjukkan dari hasil persentase pemahaman siswa yang kurang
dari 40%. Namun demikian, pemahaman siswa di Kabupaten Wonogiri
lebih tinggi dibanding pemahaman siswa di Kecamatan Sintang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep gerak parabola
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan tujuan penelitian
tersebut, maka untuk mencapainya peneliti akan mendeskripsikan pemahaman
mahasiswa dan miskonsepsi yang terjadi berdasarkan tes dan wawancara yang
dilaksanakan. Tes menggunakan instrumen soal tertulis berupa soal pilihan
ganda, kemudian responden juga harus menuliskan indeks keyakinan terhadap
jawabannya (CRI) yaitu angka 1 atau 0. Selanjutnya dilakukan wawancara
terhadap responden yang mengalami ketidakpahaman dan miskonsepsi dalam
mengerjakan soal pilihan ganda yang disertai dengan lembar jawaban CRI
untuk mengetahui kemampuan dan kesulitan yang terjadi. Oleh karena itu,
jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif-kualitatif dimana tes soal pilihan ganda adalah data
kuantitatif dan wawancara adalah data kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan (to describe), menjelaskan, dan menjawab persoalan-
persoalan tentang fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
fenomena sebagaimana adanya maupun analisis hubungan antara berbagai
variabel dalam suatu fenomena (Zainal, 2011: 41).
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha mencoba
memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya di mana peneliti
tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Leedy &
Ormrod; Patton; dan Saunder et al., (dalam, Sarosa 2012: 7).
Metode penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008: 149).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran
2018/2019. Sedangkan sebelum melakukan penelitian, sampel yang digunakan
adalah 34 orang mahasiswa semester II Pendidikan Fisika Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.
Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti meminta daftar
lengkap nama mahasiswa semester II tahun ajaran 2018/2019 di Sekretariat
JPMIPA. Ketika peneliti memperoleh daftar nama mahasiswa semester II,
peneliti kemudian mengkonfirmasi kepada 2 orang mahasiswa semester II
apakah mahasiswa semester II masih lengkap berjumlah 34 orang mahasiswa
atau tidak tetapi peneliti memperoleh jawaban bahwa 2 orang mahasiswa
sudah pindah ke program studi ke Pendidikan Bahasa Inggris dan Psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Saat akan berlangsung memulai untuk pengambilan data ada 1 orang
mahasiswa yang ijin pulang duluan karena mau ke Rumah Sakit dan juga
ternyata ada 6 orang mahasiswa yang tidak masuk mengikuti proses belajar
mata kuliah Elektrostatika jadi otomatis 6 orang mahasiswa tersebut tidak
berpartisipasi saat peneliti melakukan pengambilan data. Dalam penelitian ini,
sampel peneliti adalah mahasiswa semester II tahun ajaran 2018/2019 tetapi
ketika berlangsungnya pengambilan data ternyata ada 1 orang mahasiswa
semester IV tahun ajaran 2018/2019 yang berpartisipasi dalam mengikuti
proses pengambilan data yang dilakukan peneliti karena mahasiswa tersebut
juga mengikuti proses belajar mata kuliah Elektrostatika.
Pada saat pengambilan data, ada 27 orang mahasiswa yang
berpartisipasi tetapi 6 orang diantaranya data tes nya tidak peneliti ambil untuk
data penelitian karena tidak lengkap dimana ada sebagian nomor pada lembar
soal tes yang tidak dikerjakan dan ada yang mengerjakan lembar soal tes tetapi
tidak mengisi lembar jawab CRI.
Sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang mahasiswa
terdiri dari: mahasiswa semester IV berjumlah 1 orang mahasiswa dan
mahasiswa semester II berjumlah 20 orang mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kamis, 16 Mei 2019 pukul 11:50 – 12:20
WIB setelah mahasiswa selesai mengikuti proses belajar mata kuliah
Elektrostatika.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang 402 kampus III Paingan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode adalah teknik atau prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian atau hipotesis (Leedy & Ormrod; Patton (dalam Sarosa, 2012: 5).
Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Tes
Penelitian ini menggunakan tes. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda. Tes pilihan ganda
adalah sejenis tes objektif yang masing-masing butir tes nya memiliki
lebih dari dua pilihan jawaban. Dengan jumlah pilihan yang lebih banyak
(dibandingkan dengan pilihan salah-benar), tes pilihan ganda memiliki
keampuhan dalam sifat menjebak, yaitu berkurangnya presentase kuatnya
pilihan. Tes tertulis tersebut dikerjakan mahasiswa secara individu selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
20 menit dan tanpa membuka buku catatan atau buku lain yang berkaitan
dengan materi yang diuji.
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengungkap miskonsepsi serta
permasalahan yang dialami mahasiswa dalam memahami materi gerak
parabola. Hal ini bersinergis dengan definisi wawancara menurut Golden
(dalam Herdiansyah, 2013: 29) yang berarti bahwa wawancara merupakan
percakapan antara dua orang dimana salah satunya bertujuan untuk
menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Dalam
penelitian ini, wawancara juga membantu peneliti untuk mengetahui cara
berpikir mahasiswa pada saat mengerjakan soal sehingga peneliti dapat
mengetahui kemampuan dan kesulitan yang dialami mahasiswa.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data-data lewat pengumpulan benda-benda tertulis
seperti buku, majalah, dokumen, notulen catatan harian, daftar nilai dan
foto-foto, dll (Suparno, 2010: 64).
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berbentuk pilihan
ganda dengan jumlah soal sebanyak 8 butir soal dan diselesaikan dalam
waktu 20 menit (lihat Lampiran 3 Instrumen Penelitian). Tes tertulis
tersebut juga dilengkapi dengan CRI (Certainly of Response Index). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
CRI mahasiswa diminta untuk menentukan tingkat keyakinan mahasiswa
dalam menyelesaikan soal tes tersebut. Melalui CRI dapat diketahui
apakah mahasiswa mengalami miskonsepsi atau tidak dalam konsep gerak
parabola. Jika skala CRI tinggi maka diketahui bahwa mahasiswa benar-
benar yakin akan jawaban yang dipilih tersebut. Tetapi sebaliknya, jika
skala CRI rendah dapat diketahui bahwa mahasiswa kurang memahami
konsep gerak parabola.
Pada lembar jawaban telah diberi CRI dengan format lembar jawaban
sebagai berikut:
Lembar Jawaban
Nama :
NIM :
Berikan skala keyakinan anda dalam memilih jawaban dengan
memberi tanda silang (X) pada salah satu dari skala keyakinan!
1.
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
a. Kisi-kisi Soal Tes Tertulis
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal, berfungsi
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok
bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu (Trisnamansyah, S.
2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Jumlah soal tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 8 butir soal pilihan ganda mengenai gerak parabola dengan
menggunakan lembar jawaban model CRI (Certainly of Response
Index). Setiap butir soal disesuaikan dengan kisi-kisi berdasarkan
aspek kognitif menurut Lorin Anderson Krathwohl dan para ahli
psikologi aliran kognitivisme yang telah memperbaiki taksonomi
Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Dari 6 level aspek
kognitif taksonomi Bloom, dalam penelitian ini hanya menggunakan 3
aspek kognitif yaitu memahami (C2), menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4). Kisi-kisi soal hanya menggunakan 4 indikator
karena waktu yang disediakan untuk mahasiswa mengerjakan soal
terbatas yaitu 20 menit, lalu setiap 1 indikator terdiri atas 2 soal.
Berikut kisi-kisi soal tes pilihan ganda yang digunakan:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis
Materi
Pokok
Kompetensi
Dasar Indikator
Level
Kognitif
Nomor
Soal
Gerak
Parabola
Memahami
konsep gerak
parabola,
menganalisa dan
membuktikan
secara
matematika
gerak parabola
menggunakan
vektor.
Mahasiswa dapat menyebutkan
pengertian dan contoh dari gerak
parabola.
C2 1, 2
Mahasiswa dapat menentukan
peristiwa yang menunjukkan ciri-ciri
dari gerak parabola.
C3 3, 4
Mahasiswa dapat menentukan
komponen-komponen yang bekerja
dalam gerak parabola.
C3 5, 6
Mahasiswa dapat menghitung serta
menganalisa besar posisi dan besar
kecepatan awal benda pada gerak
parabola.
C4 7, 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Wawancara
Berdasarkan hasil tes tertulis tersebut lalu dilakukan wawancara
terhadap mahasiswa yang setiap butir soalnya memperoleh hasil paham
sedikit dan memiliki tidak paham dan atau miskonsepsi banyak yang
bertujuan untuk mengetahui lebih jelas kesulitan yang mengakibatkan
ketidakpahaman dan miskonsepsi yang dialami oleh mahasiswa terhadap
konsep gerak parabola. Wawancara dilakukan secara individu dengan
waktu yang berbeda untuk setiap mahasiswa. Wawancara dilakukan
setelah dilakukan analisis data mengenai tes tertulis.
Bentuk pertanyaan dalam wawancara secara garis besar hampir
sama dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada soal tes tertulis.
Pertanyaan-pertanyaan saat melakukan wawancara berupa pokok
permasalahan yang dialami mahasiswa. Pokok permasalahannya yaitu
bagaimana jalan berpikir yang digunakan mahasiswa sehingga dapat
memperoleh jawaban dari soal-soal tersebut dan mengapa mahasiswa
tersebut yakin atau tidak yakin dengan jawabannya. Agar peneliti lebih
mudah dalam melakukan transkrip hasil wawancara maka digunakan alat
bantu berupa aplikasi recorder yang tersedia di smartphone.
F. Desain Penelitian
Penelitian ini diawali dengan memberikan tes tertulis berupa soal
pilihan ganda yang disertai dengan CRI kepada mahasiswa. Berdasarkan tes
tertulis yang diberikan, diharapkan mahasiswa menjawab pertanyaan sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dengan pemahaman yang dimilikinya. Langkah berikutnya peneliti mengolah
jawaban mahasiswa untuk memperoleh data yang diharapkan. Data tersebut
nantinya dianalisis sehingga dapat diketahui informasi tentang tingkat
pemahaman dan miskonsepsi yang dialami mahasiswa.
Berdasarkan analisis tingkat pemahaman mahasiswa, mahasiswa yang
mengalami ketidakpahaman dan miskonsepsi dalam pengerjaan soal tertulis
akan dilakukan wawancara untuk mengungkap mengapa adanya
ketidakpahaman dan miskonsepsi serta permasalahan-permasalahan secara
lebih mendalam.
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Data miskonsepsi diperoleh dari hasil pemberian tes tertulis berupa
pilihan ganda yang telah dilengkapi dengan skor CRI. Melalui CRI dapat
diketahui apakah mahasiswa menyelesaikan soal karena menerka atau
karena sungguh-sungguh paham dengan konsep gerak parabola.
Untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang terjadi pada
konsep gerak parabola, digunakan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Pengelompakan Mahasiswa Berdasarkan CRI
No Kriteria Jawaban Yakin Tidak Yakin
1. Benar Paham Tidak paham
2. Salah Miskonsepsi Tidak paham
(Hasan, dkk. 1999: 296 dalam Ulfah dan Fitriyani, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kemudian bentuk jawaban mahasiswa dan pengkategorian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang
Diberikan dengan CRI
No Kriteria
Jawaban
Kriteria CRI
Keterangan 0 1
Tidak Yakin Yakin
1. A (Benar) √ Tidak paham
B (Salah) √ Tidak paham
2. B (Benar) √ Paham
C (Salah) √ Miskonsepsi
Setelah itu dihitung persentase masing-masing kriterianya dengan
rumus yang digunakan oleh Cahyaningsih (dalam Murni, 2013) seperti di
bawah ini:
Tabel 3.4 Persentase Masing-masing Kriteria
Persentase PH = PH
N× 100%
Persentase TP = TP
N× 100%
Persentase MK = MK
N× 100%
Keterangan:
PH = Jumlah mahasiswa yang paham
TP = Jumlah mahasiswa yang tidak paham
MK = Jumlah mahasiswa yang miskonsepsi
N = Jumlah total mahasiswa
Selanjutnya dilakukan analisis pemahaman mahasiswa pada gerak
parabola dengan cara menjumlah persentase mahasiswa yang paham, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
paham dan miskonsepsi berdasarkan benar tidaknya jawaban soal dengan
tinggi rendahnya indeks kepastian jawaban (CRI) yang diberikan untuk
soal tersebut. Kemudian mahasiswa yang mengalami ketidakpahaman dan
miskonsepsi dilakukan wawancara untuk mengetahui kesulitan yang
mengakibatkan ketidakpahaman dan miskonsepsi yang dialami oleh
mahasiswa.
Sedangkan persentase tingkat pemahaman dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kategori seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Persentase Tingkat Pemahaman
Persentase Tingkat Pemahaman
81% – 100% Sangat Baik
69% – 80% Baik
51% – 68% Cukup
41% – 50% Kurang
0% ≤ 40% Sangat Kurang
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara. Data wawancara
berupa rekaman suara selama wawancara pada mahasiswa. Hasil rekaman
wawancara ditranskrip dan selanjutnya di deskripsikan ketidakpahaman
dan miskonsepsi serta permasalahan yang ditemukan pada mahasiswa.
H. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu instrumen (Kasmadi, 2013: 77). Validitas instrumen yang berupa soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tes pada penelitian ini akan menggunakan validitas pakar. Dalam hal ini yang
menjadi pakar untuk mengecek validitas instrumen adalah dosen pembimbing
peneliti. Soal akan diperiksa berdasarkan kesesuaian soal dengan materi,
tingkat kesulitan mahasiswa, bahasa yang digunakan, dan kesesuaian dengan
waktu. Aspek-aspek tersebut akan diperiksa oleh pakar (dosen pembimbing)
dan akan direvisi apabila ada ketidaksesuaian. Berikut ini merupakan format
tabel validitas pakar.
Tabel 3.6 Validitas Pakar
No Aspek yang dinilai Kurang Sedang Baik Catatan
1. Kesesuaian soal
dengan materi
2. Tingkat kesulitan
soal
3. Bahasa yang
digunakan
4. Kesesuaian dengan
waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang 402 kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada bulan Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa semester II Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 34 orang mahasiswa dan
sampel berjumlah 21 orang mahasiswa terdiri dari: mahasiswa semester IV
berjumlah 1 orang mahasiswa dan mahasiswa semester II berjumlah 20 orang
mahasiswa.
Proses pelaksanaan penelitian ini akan disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Proses Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Hari, tgl/bln/thn
1. Menyerahkan surat ijin penelitian ke Ketua
Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Rabu, 08 Mei 2019
2. Melaksanakan pengambilan data di kampus
III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kamis, 16 Mei 2019
3. Mewawancarai 6 orang mahasiswa Sabtu dan Senin, 15
dan 17 Juni 2019
B. Data dan Analisis Data
Data penelitian ini terdiri dari hasil analisis data tingkat pemahaman
dan miskonsepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
gerak parabola tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) serta hasil wawancara
dengan 6 orang mahasiswa.
1. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola
Tabel 4.2 Persentase Respon Setiap Mahasiswa Terhadap Soal Pilihan
Ganda Pada Konsep Gerak Parabola
No Mahasiswa
Respon (%) Tingkat
Pemahaman B + Y B + TY S + Y S + TY
PH TP MK TP
1 AK 12,5 25 0 62,5 Sangat Kurang
2 YF 25 12,5 37,5 25 Sangat Kurang
3 CNM 50 12,5 12,5 25 Kurang
4 RVL 37,5 12,5 50 0 Sangat Kurang
5 MT 62,5 0 12,5 25 Baik
6 FAO 62,5 0 25 12,5 Baik
7 NDS 25 0 75 0 Sangat Kurang
8 YAT 12,5 12,5 50 25 Sangat Kurang
9 FYDK 37,5 12,5 0 50 Sangat Kurang
10 NLPAP 0 25 25 50 Sangat Kurang
11 JFEPB 25 0 75 0 Sangat Kurang
12 MGK 87,5 0 12,5 0 Sangat Baik
13 SEA 12,5 0 62,5 25 Sangat Kurang
14 ACLP 12,5 12,5 62,5 12,5 Sangat Kurang
15 PL 25 0 50 25 Sangat Kurang
16 EPG 25 25 12,5 37,5 Sangat Kurang
17 HG 62,5 0 37,5 0 Baik
18 SRG 50 50 0 0 Kurang
19 TS 37,5 0 50 12,5 Sangat Kurang
20 EAS 37,5 0 25 37,5 Sangat Kurang
21 RA 0 12,5 25 62,5 Sangat Kurang
Rata-rata 33,33 10,12 33,33 23,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.5 dapat disajikan
jumlah mahasiswa dalam tahap kategori pemahaman sebagai berikut:
Tabel 4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap
Konsep Gerak Parabola
Tingkat
Pemahaman
Skor
B + Y
Jumlah
Mahasiswa Persen (%)
Sangat Baik 81% – 100% 1 4,76%
Baik 69% – 80% - 0%
Cukup 51% – 68% 3 14,29%
Kurang 41% – 50% 2 9,52%
Sangat Kurang 0% ≤ 40% 15 71,43%
2. Miskonsepsi Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola
Tabel 4.4 Persentase Setiap Butir Soal Secara Keseluruhan Yang
Dijawab Oleh Mahasiswa
Nomor
Soal
Mahasiswa (%)
B + Y B + TY S + Y S + TY
PH TP MK TP
1 61,91 4,76 33,33 0
2 66,67 4,76 9,52 19,05
3 33,33 9,52 38,10 19,05
4 28,57 0 61,91 9,52
5 23,80 9,52 52,39 14,29
6 42,85 19,05 19,05 19,05
7 0 9,52 28,57 61,91
8 9,52 4,76 38,10 47,62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini, mahasiswa semester II sudah diajari materi
tentang gerak parabola di mata kuliah kinematika semester I bahkan saat
berada di bangku SMA. Berikut akan dibahas bagaimana tingkat pemahaman
mahasiswa dan seperti apa miskonsepsi mahasiswa terhadap konsep gerak
parabola.
1. Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Konsep Gerak Parabola
➢ Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa
tentang konsep gerak parabola ada dalam rentang 0 – 87,5%.
➢ Dari tabel 4.3 hanya terdapat 4 orang mahasiswa dengan persentase
19,05% yang memiliki pemahaman konsep gerak parabola dalam
kategori lebih dari sama dengan cukup.
➢ Pada tabel 4.3 terdapat 17 orang mahasiswa (71,43%) memiliki
pemahaman yang kurang, bahkan ada 15 orang mahasiswa yang
memiliki pemahaman konsep gerak parabola dalam kategori sangat
kurang.
Berdasarkan kisi-kisi soal pilihan ganda pada tabel 3.1 dapat
disajikan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap sub konsep pada setiap
butir soal.
Tabel 4.5 Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sub Konsep Gerak
Parabola pada Setiap Butir Soal
Konsep Sub Konsep Nomor
Soal
Mahasiwa
dengan
Jawaban B + Y
Persen
(%)
Mahasiswa dapat
menyebutkan
Pengertian gerak
parabola.
1 13 61,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Konsep Sub Konsep Nomor
Soal
Mahasiwa
dengan
Jawaban B + Y
Persen
(%)
pengertian dan
contoh dari
gerak parabola.
Contoh gerak parabola
yang sering dijumpai
dalam kehidupan
sehari-hari.
2 14 66,67
Mahasiswa dapat
menentukan
peristiwa yang
menunjukkan
ciri-ciri dari
gerak parabola.
Kelajuan benda paling
kecil dan besar berada
dimana dalam gerak
parabola.
3 7 33,33
Grafik yang
menunjukkan gerak
benda yang
dilemparkan ke atas
sampai titik tertinggi.
4 6 28,57
Mahasiswa dapat
menentukan
komponen-
komponen yang
bekerja dalam
gerak parabola.
Kecepatan bola saat
mencapai titik
tertinggi.
5 5 23,80
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
ketinggian benda yang
mengalami gerak
parabola.
6 9 42,85
Mahasiswa dapat
menghitung serta
menganalisa
besar posisi dan
besar kecepatan
awal benda pada
gerak parabola.
Posisi peluru dalam
arah vertikal.
7 0 0
Kecepatan awal suatu
benda yang dilempar
ke atas pada ketinggian
tertentu.
8 2 9,52
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa konsep yang berhubungan dengan
pengertian dan contoh dari gerak parabola sudah dipahami dengan baik
oleh sebagian besar mahasiswa. Sedangkan kemampuan mahasiswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menghitung serta menganalisa posisi dan besar kecepatan awal benda pada
gerak parabola ada dalam kategori sangat kurang.
Kemudian peneliti mengkajikan secara keseluruhan tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap konsep gerak parabola. Berdasarkan
analisis hasil penelitian yang diperoleh melalui CRI menunjukkan dari 8
butir soal pilihan ganda, diperoleh tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap konsep gerak parabola sangat kurang dengan persentase sebesar
33,33%. Ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap konsep
gerak parabola sangat kurang terutama pada sub konsep posisi peluru
dalam arah vertikal.
2. Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Parabola
➢ Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa semua soal (sub konsep)
terdapat miskonsepsi.
➢ Miskonsepsi paling banyak terdapat pada sub konsep grafik yang
menunjukkan gerak benda yang dilemparkan ke atas sampai titik
tertinggi dan sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi
(soal nomor 4 dan nomor 5).
➢ Miskonsepsi paling sedikit terjadi pada pemahaman sub konsep contoh
gerak parabola yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (soal
nomor 2).
Untuk mengeksplorasi miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa telah
dilakukan wawancara dengan metode bebas terpimpin dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
untuk mendapatkan konfirmasi sekaligus informasi bagaimana mahasiswa
menjawab soal, hasil wawancara digunakan sebagai penguat data hasil
analisis soal pilihan ganda dengan menggunakan lembar jawab model
CRI.
Wawancara dilakukan pada mahasiswa yang setiap butir soalnya
memperoleh hasil paham sedikit dan memiliki tidak paham dan atau
miskonsepsi banyak. Jadi peneliti mewawacarai 6 orang mahasiswa dalam
kategori tidak paham dan miskonsepsi. Kegiatan wawancara dilakukan
selama dua hari. Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan waktu
kosong dan kesediaan mahasiswa untuk diwawancarai. Wawancara
dilakukan di kampus setelah mahasiswa selesai melakukan kegiatan
latihan koor dan selesai mengerjakan Ujian Akhir Semester.
Berikut disajikan tabel hasil wawancara dengan 6 orang
mahasiswa.
➢ Data Hasil Wawancara Soal Pilihan Ganda terhadap 6 Orang
Mahasiswa (terlampir).
Hasil wawancara membenarkan bahwa pada setiap sub konsep ada
mahasiswa yang benar-benar mengalami miskonsepsi. Tetapi berikut
peneliti hanya membahas kutipan wawancara untuk sub konsep yang
paling banyak mengalami miskonsepsi.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa EPG
untuk sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke
atas sampai titik tertinggi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
P: Nomor 4 kamu memilih jawaban D dan kamu yakin
dengan jawaban kamu? Coba ceritakan.
M: Kan di soal ditanya grafik gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi, aku pikir gak berpengaruh sama
nilainya, dibilangnya kan lempar ke atas sampai titik tertinggi
jadi aku pikirnya dari rendah ke tinggi itu yang aku patokkan
berarti sampai titik tertinggi makanya aku pikir dari titik
rendah (nol) ke titik tinggi. Aku gak berpatokan dengan nilai
V terhadap t, aku kira tidak berpengaruh. Kan seharusnya
semakin tinggi kecepatan/kelajuannya semakin kecil tapi aku
gak melihat itu, aku hanya berpatokan sama titik tertinggi jadi
dari bawah sampai ke atas gitu kak.
Tapi aku baca ulang harusnya bagian E kak.hehe
P: Kalau kamu bilang harusnya E, terus apa bedanya dengan
bagian C?
M: Kalau yang bagian E kecepatannya itu benar-benar sampai
puncaknya gitu maksudnya kecepatannya benar-benar nol
pada saat waktu mencapai titik tertinggi. Kalau bagian C kan,
kecepatannya belum sampai nol, waktunya sepertinya sudah
mencapai titik tertinggi tapi kecepatannya masih ada.
Dari kutipan wawancara diatas, terlihat bahwa mahasiswa EPG
untuk konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi mengalami miskonsepsi. EPG mengatakan karena
pertanyaan yang ditanya adalah grafik gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi, sehingga EPG memilih gambar grafik yang dari titik
rendah (nol) ke titik tinggi tanpa berpatokan dengan nilai kecepatan
terhadap waktu padahal EPG sudah tahu bila suatu benda dilempar ke atas
kecepatannya akan semakin kecil. Kemudian saat EPG membaca ulang
pertanyaan soal tersebut, EPG mengatakan bahwa jawaban seharusnya
adalah bagian E dimana grafik nilai kecepatan terhadap waktu semakin
kecil. Tetapi peneliti mencoba bertanya kembali kalau jawaban bagian C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
juga nilai kecepatan terhadap waktu semakin kecil, lalu apa bedanya. EPG
menjawab kalau yang bagian E kecepatannya itu benar-benar sampai
puncaknya dimana kecepatannya benar-benar nol pada saat waktu
mencapai titik tertinggi. Kalau bagian C kecepatannya belum sampai nol,
waktunya sepertinya sudah mencapai titik tertinggi tapi kecepatannya
masih ada. Oleh karena itu, peneliti mengkategorikan mahasiswa EPG
untuk konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi ke dalam kategori miskonsepsi karena yakin akan
jawabannya meskipun jawaban tersebut kurang tepat (salah).
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa NDS
untuk sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke
atas sampai titik tertinggi:
P: Nomor 4 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu pilih D?
M: Itukan dari bawah, berarti V0 nya di titik nol berarti nanti dia
dilempar menuju titik tertinggi berarti gerakannya itu GLBB.
P: Nah tapi di grafik itu yang diketahui kecepatan terhadap
waktu, jadi yang ditanya kecepatan sampai titik tertinggi,
misalnya kita lempar suatu benda ke atas, kecepatannya
itu gimana?
M: Diperlambat kak.
P: Terus grafikmu gimana?
M: Harusnya E ya kak?hehe
P: Kalau E ya bisa, terus bedanya dengan C bagaimana?
M: Kalau yang C waktunya diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
P: Terus kamu yakin kenapa?
M: Ya yakin aja dengan jawabanku yang awal tadi kak.hehe
Dari kutipan wawancara diatas, terlihat bahwa mahasiswa NDS
untuk konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi mengalami miskonsepsi. NDS beranggapan bahwa
grafik kecepatan tehadap waktu dimulai dari bawah, dimana kecepatan
awalnya di titik nol kemudian benda dilempar menuju titik tertinggi
sehingga gerakannya GLBB. Oleh karena itu, peneliti mengkategorikan
mahasiswa NDS untuk konsep grafik yang menunjukkan gerak benda
yang dilempar ke atas sampai titik tertinggi ke dalam kategori miskonsepsi
karena yakin akan jawabannya meskipun jawaban tersebut kurang tepat
(salah).
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa YAT
untuk sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke
atas sampai titik tertinggi:
P: Nomor 4 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Kenapa kamu memilih D dek?
M: Kalau dia gerak ke atas kan semakin tinggi kak jadi
gambarnya dari bawah ke atas jadi saya pilih ini.
P: Ini kan grafiknya kecepatan terhadap waktu, berarti
kalau kecepatannya ke atas harusnya bagaimana?
M: Kecil kak.
P: Terus kenapa kamu bisa memilih jawaban D?
M: Ya karena gambarnya dari bawah ke atas kak.hehe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Yakin kak.
Dari kutipan wawancara diatas, mahasiswa YAT mengalami
miskonsepsi karena yakin akan jawabannya. YAT mengatakan benda
bergerak ke atas semakin tinggi jadi gambar yang dipilih adalah gambar
yang dari bawah ke atas.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa SRG
untuk sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke
atas sampai titik tertinggi:
P: Nomor 4 kamu pilih D kenapa?
M: Saya pilih D kemarin karena ini kan grafik V terhadap t jadi
untuk gerak GLBB kan kecepatannya itu linier jadi dari
antara pilihan A sampai E, saya liat yang lebih tepatnya itu D
soalnya dia ambil titik acuannya dari nol sedangkan yang
lain bukan dari nol. Kalau GLBB kan kecepatannya berubah,
sedangkan GLB itu kecepatannya konstan, jadi saya liat yang
A udah gak termasuk, terus yang D kecepatannya semakin
berubah.
P: Tapi B, C, dan E kecepatannya juga berubah, itu
bagaimana?
M: Tapi kan mulainya gak dari titik nol kak.
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Yakin kak.
Dari kutipan wawancara diatas, mahasiswa SRG untuk konsep
grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi mengalami miskonsepsi. SRG mengatakan bahwa grafik
kecepatan terhadap waktu merupakan GLBB dimana kecepatannya itu
linier jadi dari pilihan jawaban bagian A sampai E yang paling tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
adalah bagian D karena titik acuannya dari nol sedangkan bagian yang lain
tidak dari nol. Kemudian SRG katakan kalau bagian D merupakan GLBB
karena kecepatannya berubah, tetapi bagian A bukan GLBB karena
kecepatannya konstan. Oleh karena itu, peneliti mengkategorikan
mahasiswa NDS untuk konsep grafik yang menunjukkan gerak benda
yang dilempar ke atas sampai titik tertinggi ke dalam kategori miskonsepsi
karena yakin akan jawabannya meskipun jawaban tersebut kurang tepat
(salah).
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa TS untuk
sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi:
P: Nomor 4 kamu pilih jawaban D. Coba ceritakan kenapa
kamu memilih D, kenapa tidak memilih jawaban A, B, C,
dan E?
M: Waktu itu mikirnya gambar yang ke atas cuman D, karena
kalau ke atas gerak parabola bentuknya melengkung jadi
cuman pilihan D yang kecepatannya yang ke atas. Kan kalau
ke atas kecepatannya itu tidak konstan karena GLBB.
P: Kalau kamu bilang karena kecepatannya ke atas, yang
bagian B juga kecepatannya ke atas? Terus apa bedanya?
M: Yang bagian B kan kecepatannya tidak mulai dari nol.
P: Jadi kamu cari yang kecepatannya ke atas dan geraknya
di mulai dari titik nol?
M: Iya kak.
P: Jadi kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya yakin kak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari kutipan wawancara diatas, terlihat bahwa mahasiswa TS
mengalami miskonsepsi karena yakin akan jawabannya. TS mengatakan
bahwa gambar yang ke atas hanya bagian D karena bila suatu benda ke
atas kecepatannya tidak konstan karena GLBB. Kemudian peneliti
mencoba bertanya kembali kalau jawaban bagian B juga kecepatannya ke
atas lalu apa bedanya. TS menjawab bahwa bagian B kecepatannya tidak
mulai dari nol, tetapi bagian D kecepatannya mulai dari nol.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa PL untuk
sub konsep grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas
sampai titik tertinggi:
P: Nomor 4 kamu pilih apa?
M: Jawaban D kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu memilih jawaban D?
M: Saya baca ulang sih kak harusnya saya pilih bagian E,
kayaknya kemarin saya tidak baca baik-baik soal nya
deh.hehe tapi disini saya yakin juga dengan jawaban
saya.hehe
Seharusnya jawabannya E kak.
P: Kalau kamu bilang seharusnya jawabannya E, terus
bedanya dengan jawaban C apa?
M: Kalau bagian yang C kan kecepatan maksimumnya itu masih
ada seharusnya jawaban E karena kalau dia di titik
maksimum kecepatannya itu sudah nol. Jadi kalau bendanya
turun lagi baru ada kecepatannya lagi.
Dari kutipan wawancara diatas, mahasiswa PL mengalami
miskonsepsi karena yakin akan jawabannya. Terlihat bahwa PL
mengalami kebingungan karena memilih jawaban bagian D dan yakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
akan jawabannya. Tetapi saat PL membaca ulang pertanyaan soal tersebut,
PL mengatakan bahwa seharusnya jawabannya bagian E.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa YAT
untuk sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi:
P: Nomor 5 kenapa kamu memilih jawaban E?
M: Kalau menurut saya kan ditanya kecepatan bola saat
mencapai titik tertinggi berarti Vmaks = √2𝑔ℎ , nilai h nya itu
nol.
Sehingga Vmaks = √2𝑔ℎ = √2(10 𝑚/𝑠2). 0 = 0
P: Jadi kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya yakin kak.
Dari kutipan wawancara diatas, mahasiswa YAT mengalami
miskonsepsi karena yakin akan jawabannya meskipun jawaban tersebut
kurang tepat (salah). YAT mengatakan bahwa kecepatan bola saat
mencapai titik tertinggi adalah nol dengan menggunakan persamaan Vmaks
= √2𝑔ℎ, dimana nilai h sama dengan nol.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa SRG
untuk sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi:
P: Nomor 5 kamu pilih B kenapa?
M: Saya pilih B karena pada gerak parabola membentuk sudut
elevasi jadi saya sih kemarin juga tulis agak ragu-ragu ya
karena kalau saya pilih C juga bisa karena di sini juga bisa
di pakai untuk GLBB gerak parabola. V0 + at misalnya tapi
karena gak ada sudut elevasi maka saya pilih B, karena kalau
B membentuk sudut sin. Titik tertinggi kan kita tinjau dari
sumbu y jadi pada sumbu y itu membentuk sudut karena
pengaruh dari gravitasi jadi saya pilih V0 sin 𝜃.
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
M: Yakin kak.
Dari kutipan wawancara diatas, terlihat bahwa mahasiswa SRG
untuk konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi mengalami
miskonsepsi. SRG memilih jawaban V0 sin 𝜃 karena gerak parabola
membentuk sudut elevasi dan titik tertinggi ditinjau dari sumbu y yang
membentuk sudut sin. Oleh karena itu, peneliti mengkategorikan
mahasiswa SRG untuk soal konsep kecepatan bola saat mencapai titik
tertinggi dalam kategori miskonsepsi karena yakin akan jawabannya
meskipun jawaban tersebut kurang tepat (salah) karena komponen
kecepatan dalam arah sumbu y memakai sudut cos.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa TS untuk
sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi:
P: Nomor 5 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Kenapa kamu memilih D dan disini kamu yakin dengan
jawaban kamu?
M: Sebenarnya saya tidak yakin juga kak.
Kan kecepatan ke atas geraknya diperlambat ketika dia
kembali ke bawah kecepatannya dipercepat. Karena saya
tidak suka sin atau cos jadi saya pilih V0 – at.
Dari kutipan wawancara diatas, mahasiswa TS mengalami
miskonsepsi. Terlihat bahwa TS untuk konsep kecepatan bola saat
mencapai titik tertinggi, tidak paham terhadap soal yang dipertanyakan. TS
tidak serius dalam pengerjaan soal tersebut. Kalimat “karena saya tidak
suka sin atau cos jadi saya pilih V0 – at” menyakinkan peneliti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mahasiswa TS tidak paham dan menebak jawaban untuk soal tersebut
walaupun lembar CRI memilih yakin.
Berikut disajikan kutipan wawancara dengan mahasiswa PL untuk
sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi:
P: Nomor 5 ceritakan kenapa kamu pilih jawaban E?
M: Iya nol kak, karena kecepatan benda saat mencapai titik
tertinggi adalah nol kak. Pokoknya dia di titik tertinggi itu
nol.
P: Kenapa kamu tidak memilih jawaban A atau B gitu?
M: Gak kak, karena itu kan ada kecepatan V0 cos 𝜃 atau V0 sin 𝜃
berarti itu kan ada kecepatannya, ada sudutnya juga. Kalau
di titik tertinggi kan gak ada kecepatan dan sudutnya maka
nilainya nol.
Dari kutipan wawancara di atas, terlihat bahwa mahasiswa PL
untuk konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi mengalami
miskonsepsi. Hal ini terlihat dari yakin akan jawabannya dan mengklaim
bahwa “pokoknya benda bila di titik tertinggi itu nilainya nol”. Oleh
karena itu, peneliti mengkategorikan mahasiswa PL untuk soal nomor 5 ke
dalam kategori miskonsepsi karena yakin akan jawabannya meskipun
jawaban tersebut kurang tepat (salah).
Dari kutipan beberapa wawancara diatas terhadap sub konsep
grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi dan sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi,
peneliti menyimpulkan secara garis besar bahwa miskonsepsi yang
dialami mahasiswa terhadap sub konsep grafik yang menunjukkan gerak
benda yang dilempar ke atas sampai titik tertinggi dan sub konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi adalah dikarenakan mahasiswa
salah dalam menerapkan rumus, ada yang tahu cara mengerjakannya
namun salah dalam perhitungan, tidak mengerti, tidak paham dengan
konsep dan menebak-nebak dalam memilih jawaban.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa keterbatasan.
Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan instrumen soal pada nomor 2, peneliti memberi lima pilihan
contoh gerak dimana subyek hanya akan memilih dua dari contoh tersebut
yang merupakan contoh dari gerak parabola yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam pilihan jawaban, peneliti tidak
mencantumkan pilihan contoh gerak nomor kelima.
b. Pada saat mengambilan data, peneliti tidak meminta subyek untuk menulis
cara pengerjaan nomor 7 dan 8 di lembar jawaban sehingga subyek ada
yang sebagian menulis pengerjaannya di lembar jawaban, sebagian lagi di
buku lain bahkan menjawab hanya tebak-tebakan tanpa menghitung
dengan persamaan/rumus yang terdapat dalam gerak parabola.
c. Pada saat ingin melakukan wawancara, peneliti sudah menetapkan 8 orang
mahasiswa yang setiap butir soalnya memperoleh hasil paham sedikit dan
memiliki tidak paham dan atau miskonsepsi banyak. Tetapi saat peneliti
menghubungi 8 orang mahasiswa tersebut hanya ada 2 orang yang
bersedia untuk diwawancarai sehingga peneliti harus mencari mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
lagi yang banyak tidak paham dan mengalami miskonsepsi selain 6 orang
yang sudah peneliti tetapkan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman mahasiswa terhadap konsep gerak parabola sangat
kurang dengan persentase sebesar 33,33%. Ini menunjukkan bahwa
pemahaman mahasiswa terhadap konsep gerak parabola sangat kurang
terutama pada sub konsep posisi peluru dalam arah vertikal.
2. Miskonsepsi yang dialami mahasiswa banyak terdapat pada sub konsep
grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi dan sub konsep kecepatan bola saat mencapai titik tertinggi.
Miskonsepsi tersebut dikarenakan mahasiswa salah dalam menerapkan
rumus, ada yang tahu cara mengerjakannya namun salah dalam
perhitungan, tidak mengerti, tidak paham dengan konsep dan menebak-
nebak dalam memilih jawaban.
B. Saran
Penelitian ini merupakan penelitian awal. Penelitian lanjutan
hendaknya lebih memperluas topik yang akan diujikan supaya mendapatkan
informasi yang lebih banyak dan memperkuat hasil penelitian dengan mencari
penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami responden. Sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
melaksanakan wawancara, peneliti harus menyajikan pertanyaan-pertanyaan
secara detail mengenai materi yang akan ditanyakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Aip Saripudin, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI. Jakarta: Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Anderson, dkk. 2001. A Taxonomy for Learning and Assessing: a Revision of
Bloom Taxonomy. New York: Longman Publising retrieved from:
https://docplayer.info/29803601-Taksonomi-bloom-apa-dan-bagaimana-
menggunakannya-oleh-retno-utari-widyaiswara-madya-pusdiklat-
knpk.html. (18 Januari 2019)
Zainal, Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups:Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasiram, Mohammad. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif.
Malang: UIN Malang Press.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bangdung: Alfabeta.
Munfaridah, dkk. 2017. Analisis Miskonsepsi “Gerak dan Gaya” Menggunakan
Instrumen Force Concept Inventory (FCI) pada Mahasiswa Calon Guru
Fisika. Malang: Universitas Negeri Malang.
Murni, Dewi. 2013. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep Substansi Genetika
Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Banten: Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Novianti, Andrea V. 2017. Pemahaman Siswa SMA Kelas XI IPA Tahun Ajaran
2016/2017 di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Sintang tentang Materi
Pemantulan pada Cermin Datar dan Cermin Lengkung. Skripsi.
Yogyakarta: Perpustakaan USD.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Soge, Natalis E. K. 2016. Analisis Pemahaman Konsep Vektor pada Siswa Kelas
X SMA Bopkri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Perpustakaan USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta: Grasindo.
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Trisnamansyah, S. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Ulfah, Siti & Fitriyani, Harina. 2016. Certainty of Response Index (CRI):
Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Pecahan. Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan.
Van den Berg, E. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas
Kristen Satya Wacana.
https://www.academia.edu/17889735/Evaluasi_Pilihan_Ganda, diakses tanggal 12
Oktober 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Nama :
NIM :
PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL
1. Periksa dan bacalah soal-soal dengan saksama sebelum Anda menjawabnya.
2. Untuk soal pilihan ganda berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf pada
Lembar Jawaban yang Anda anggap paling benar.
3. Berikan skala keyakinan anda dalam memilih jawaban dengan memberi tanda
silang (X) pada salah satu dari skala keyakinan.
1.
No Gerak I Gerak II
1 Gerak lurus Gerak lurus beraturan
2 Gerak lurus beraturan Gerak lurus beraturan
3 Gerak lurus berubah
beraturan
Gerak lurus beraturan
4 Gerak lurus berubah
beraturan
Gerak lurus
5 Gerak lurus Gerak lurus
Sebuah benda dipengaruhi oleh Gerak I dan Gerak II. Arah kedua gerak saling
tegak lurus. Dari tabel jenis gerak di atas, gerak parabola merupakan
perpaduan dari gerak pada nomor ….
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
2. Berikut adalah beberapa contoh gerak parabola yang sering dijumpai:
1) Christian Ronaldo menendang bola dengan membentuk sudut terhadap
bidang datar.
2) Sebuah bola dilemparkan lurus ke atas.
3) Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan hingga menempuh
jarak tertentu.
4) Sebuah bom dijatuhkan dari pesawat.
5) Pesawat terbang yang sedang menjelajah pada suatu ketinggian yang
tetap dan kecepatan tetap pada selang waktu tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pasangan yang tepat tentang contoh gerak parabola adalah ….
a. 1) dan 2) d. 2) dan 3)
b. 1) dan 3) e. 2) dan 4)
c. 1) dan 4)
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
3. Pada gerak parabola, di titik manakah kelajuan benda paling kecil dan paling
besar?
a. Titik terjauh dan titik terdangkal
b. Titik terjauh dan titik tertinggi
c. Titik tertinggi dan titik terdepan
d. Titik tertinggi dan titik terjauh
e. Titik tertinggi dan titik terdangkal
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
4. Grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi yaitu ….
a. V d. V
b. V e. V
.
c. V
t
t t
t
t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
5. Sebuah bola dengan massa m ditendang dengan sudut elevasi 𝜃 sehingga bola
bergerak parabola seperti gambar di bawah ini. Kecepatan bola saat mencapai
titik tertinggi adalah ….
Vo
𝜃
a. V0 cos 𝜃 d. V0 - at
b. V0 sin 𝜃 e. 0
c. V0 + at
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
6. Perhatikan faktor-faktor berikut!
i. Kecepatan awal
ii. Sudut yang dialami benda
iii. Waktu
iv. Percepatan gravitasi
v. Kecepatan akhir
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketinggian benda yang mengalami gerak
parabola ditunjukkan pada nomor ….
a. i, ii, dan iii saja d. iii dan v saja
b. i, ii, iii, dan iv e. iv dan v saja
c. i, ii, iii, dan v
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
7. Sebuah peluru meriam ditembakkan dengan kecepatan awal 60 m/s dan sudut
elevasi 30°. Bila g = 10 m/s2 maka posisi peluru dalam arah vertikal pada detik
ke 1 adalah ….m
a. 25 d. 50
b. 30 e. 60
c. 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
8. Bobi melempar kelereng ke atas pada ketinggian 4 m dari tanah, kecepatannya
1 m/s. Jika g = 10 m/s2, kecepatan awal kelereng adalah ….
a. 2,5 m/s d. 15 m/s
b. 4 m/s e. 40 m/s
c. 9 m/s
Keterangan Tidak Yakin Yakin
Skala 0 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 3 Jawaban Soal Pilihan Ganda
No. Soal
1. Sebuah benda dipengaruhi oleh Gerak I dan Gerak II. Arah kedua gerak
saling tegak lurus. Dari tabel jenis geraknya di atas, gerak parabola
merupakan perpaduan dari gerak pada nomor ….
Jawaban: 3 (C) => Gerak lurus berubah beraturan dan gerak lurus
beraturan.
2. Pasangan yang tepat tentang contoh gerak parabola adalah ….
Jawaban: 1) dan 4) (C) => 1) Christian Ronaldo menendang bola dengan
membentuk sudut terhadap bidang datar.
4) Sebuah bom dijatuhkan dari pesawat.
3. Pada gerak parabola, di titik manakah kelajuan benda paling kecil dan paling
besar?
Penyelesaian:
Kelajuan terkecil adalah pada titik tertinggi, karena pada titik ini vy = 0
sehingga v = √(𝑣𝑥)2
Kelajuan terbesar adalah pada titik terjauh.
Jawaban: Titik tertinggi dan titik terjauh (D)
4. Grafik yang menunjukkan gerak benda yang dilempar ke atas sampai titik
tertinggi yaitu ….
Jawaban: (E)
t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
No. Soal
5. Sebuah bola dengan massa m ditendang dengan sudut elevasi 𝜃 sehingga
bola bergerak parabola seperti gambar di bawah ini. Kecepatan bola saat
mencapai titik tertinggi adalah ….
Jawaban: V0 cos 𝜽 (A)
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketinggian benda yang mengalami gerak
parabola ditunjukkan pada nomor ….
Jawaban: i, ii, iii, dan iv (B)
i. Kecepatan awal
ii. Sudut yang dialami benda
iii. Waktu
iv. Percepatan gravitasi
7. Sebuah peluru meriam ditembakkan dengan kecepatan awal 60 m/s dan sudut
elevasi 30°. Bila g = 10 m/s2 maka posisi peluru dalam arah vertikal pada
detik ke 1 adalah ….
Penyelesaian
Diketahui: v0 = 60 m/s
α = 30°
g = 10 m/s2
t = 1 s
Ditanya: posisi (y) = ….?
Jawab:
Rumus:
y = 60 m/s sin (30°). 1 s – ½ (10 m/s2) (1 s)2
y = 60 m (½) – 5 m
y = 25 m
Jawaban: 25 m (A)
8 Bobi melempar kelereng ke atas pada ketinggian 4 m dari tanah,
kecepatannya 1 m/s. Jika g = 10 m/s2, kecepatan awal kelereng adalah ….
Penyelesaian
Diketahui: h = 4 m
vt = 1 m/s
g = 10 m/s2
Ditanya: v0 = ….?
y = v0 sin α.t – ½ g.t2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No. Soal
Jawab:
Rumus:
(1 m/s)2 = v02 – 2 (10 m/s2) (4 m)
1 m2/s2 = v02 – 80 m2/s2
v02 = 81 m2/s2
v0 = √81 m2/s2
v0 = 9 m/s
Jawaban: v0 = 9 m/s (C)
vt2 = v0
2 – 2gh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 4 Data Hasil Wawancara
Data Hasil Wawancara Soal Pilihan Ganda terhadap 6 Orang Mahasiswa
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
1. Mahasiswa
dapat
menyebutkan
pengertian
dan contoh
dari gerak
parabola.
1 PL (MK) P: Nomor 1 kamu pilih apa?
M: D kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu pilih D dan
yakin dengan jawaban kamu?
M: Karena gerak parabola merupakan
perpaduan dari gerak lurus berubah
beraturan dan gerak lurus.
P: Kenapa kamu memilih gerak lurus?
kenapa tidak pilih gerak lurus beraturan
gitu?
M: Karena di kasus ini kan ada GLB, ada
percepatannya.
P: Coba kamu gambarkan bentuk gerak
parabola.
M: Begini kak:
P: Kan ada 2 gerak ni, kalau ke arah sumbu
y geraknya bagaimana?
M: GLBB kak.
P: Terus gerak ke sumbu x itu apa?
M: GLB kak.
P: Terus kamu pilih gerak lurus aja kenapa?
Apa bedanya gerak lurus beraturan
dengan gerak lurus?
M: Kalau gerak lurus beraturan kan
kecepatannya konstan, kalau gerak lurus itu
ya gerak lurus aja.hehe dan gerak lurus itu
dibagi jadi 2 bagian itulah GLB dan GLBB
kak.hehe
Kemarin gak baca baik-baik pilihannya
kak.hehe
YAT (MK) P: Nomor 1 kamu pilih jawaban apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
M: D kak.
P: Isi jawaban D itu apa?
M: Gerak lurus berubah beraturan dan gerak
lurus kak.
P: Berarti menurut kamu gerak parabola itu
adalah perpaduan dari gerak lurus
berubah beraturan dan gerak lurus ya?
M: Iya kak.
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya yakin kak soalnya kalau gerak parabola
bentuknya kayak gini kan:
M: Terus kalau bentuknya ke atas baru
melengkungkan GLBB, kalau dia lurus
berarti gerak lurus. Ini kan h, ya yakin aja
kalau itu gerak lurus kak karena lurus dari
bawah ke puncak tertinggi.
P: Karena geraknya lurus ke atas gitu
makanya kamu pilih gerak lurus aja
gitu?
M: Iya kak.
2 NDS (MK) P: Nomor 2 kamu pilih apa?
Kakak tanya di sini contoh gerak
parabola yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari? Nah kamu pilih
jawaban apa?
M: A kak, 1 dan 2
P: Pilihan 1 gimana?
M: Benar.
P: Ya coba ceritakan, kok kamu bisa bilang
itu gerak parabola?
M: Kan gerak parabola melengkung, Christian
Ronaldo menendang dengan membentuk
sudut berarti otomatis dia melakukan gerak
parabola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
P: Terus yang pilihan 2 gimana?
M: Kan bola dilempar lurus ke atas, otomatis
kan nanti ke bawah balik lagi jadi
bentuknya melengkung terus gak
mungkinkan dia ke atas terus jatuh ke
bawah lurus aja. Tapi aku coba baca ulang
pilihan yang lain dulu kak.
P: Kalau pilihan 3, 4, 5 gimana?
M: Harusnya sih 2 dan 4 kak.hehe Kan kalau
pesawat misalnya jatuhi bomnya mulai dari
titik A gak mungkin sampai tanah juga di
titik A lurus gitu tapi pasti jatuhnya
sebelumnya kan kak.
Jawabannya 2 dan 4 kak seharusnya.hehe
P: Terus di sini tingkat keyakinan kamu
yakin, kenapa kamu yakin?
M: Hehe yakin karena penjelasanku yang awal
kak, tapi yang benar harusnya 2 dan 4.
2. Mahasiswa
dapat
menentukan
peristiwa yang
menunjukkan
ciri-ciri dari
gerak
parabola.
3 EPG (TP) P: Nomor 3 kamu pilih jawaban apa?
M: Bagian D kak.
P: Terus kamu disini tidak yakin, ayo
ceritakan kenapa kamu pilih jawaban D
dan kamu tidak yakin dengan jawaban
kamu sendiri?
M: Bukan gak yakin juga, takut salah aja sih
makanya aku kasih gak yakin.
P: Padahal sebenarnya D itu benar gak
menurutmu?
Coba gambarkan bentuk gerak parabola.
M: Gerak parabolakan bentuknya melengkung
gini:
Nah kelajuan benda paling kecil di titik
tertinggi dan kelajuan benda paling besar di
titik terjauh.
P: Kenapa kelajuan di titik tertinggi kecil?
M: Karena suatu benda kalau dilempar ke atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
kecepatannya semakin kecil terus turun lagi
kecepatannya semakin besar.
P: Nah tapi kenapa kamu tidak yakin
dengan jawaban kamu?
M: Karena waktunya juga lumayan cepat kan
kak jadi gak sempat istirahat sebentar untuk
berpikir lagi apakah jawaban itu benar atau
gak.hehehe
TS (TP) P: Nomor 3 adek pilih jawaban apa?
M: E kak.
P: Kenapa adek pilih jawaban E?
M: Tidak tau juga kak, saya jawab asal-asalan
saja karena tidak tau konsepnya.
P: Karena tidak tau makanya kamu tidak
yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya kak.
NDS (MK) P: Nomor 3 kamu pilih E, coba cerita kenapa
kamu pilih E?
M: (Menggambar bentuk gerak parabola)
kalau kelajuan paling kecil itu di titik
tertinggi kak, kan kecepatannya kalau ke
atas semakin melambat terus kecepatan
paling besar ketika bendanya turun.
P: Terus kenapa kamu yakin dengan
jawaban kamu?
M: Iya kak saya yakin karena kan di sini
ditanya kelajuan paling kecil dan paling
besar. Paling kecil kan di titik tertinggi
terus ketika bendanya turun kecepatannya
dipercepat, jadi di titik terdangkal
kecepatannya paling besar.
P: Kok dangkal, dangkal itu seperti apa?
M: Iya dangkal kan paling bawah kak.
YAT (MK) P: Nomor 3 kenapa kamu memilih jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
C dan kamu yakin dengan jawaban
kamu?
M: Saya yakin pilih titik tertinggi dan titik
terdepan karena kalau saat di puncak titik
tertinggi, kalau titik tertinggikan
kecepatannya sama dengan nol. Terus
kecepatannya paling besar di titik terdepan.
P: Kalau titik terjauh bagaimana?
M: Kalau kita lempar semakin jauhkan
kecepatannya diperlamabat berarti
kecepatannya semakin kecil daripada di titik
terdepan.
SRG (MK) P: Kenapa kamu memilih jawaban B?
M: Saya pilih kelajuan paling kecil itu di titik
terjauh sedangkan kelajuan paling besar di
titik tertinggi karena kalau di titik tertinggi
sumbu y kan jadi berlaku percepatan
gravitasi makanya saya pilih itu, kalau dia
ke atas kelajuannya semakin besar terus
kalau dia jauh kelajuannya paling kecil.
P: Kenapa kamu yakin dengan jawaban
kamu?
M: Aku semua jawaban aku jawab yakin loh
kak.hehe
Ya aku yakin-yakin aja kak.hehe
PL (MK) P: Nomor 3 adek pilih jawaban apa?
M: C kak. Disini kan ditanya di titik manakah
kelajuan benda paling kecil dan paling
besar. Lebih kecil itu di titik tertinggi
karena di atas itu kecepatannya nol lalu
kenapa saya pilih yang titik paling besar itu
adalah titik terdepan karena dari awal kan
benda itu kecepatannya memang harus
besar supaya benda tersebut bisa
membentuk gerak parabola.
P: Kalau di titik akhir atau terjauh itu
bagaimana?
M: Oya ya, kalau benda itu ke atas kan
kecepatannya semakin kecil terus kalau dia
turun lagi kecepatannya semakin besar sih
kak.hehe
Tapi bukannya dari titik awal juga
berpengaruh ya kak karena kecepatannya
juga harus besar. Jadi kalau kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
menggunakan kelajuan maksimum makanya
terbentuk gerak parabola. Jadi yang paling
besar itu di titik terdepan kalau menurut
saya kak.
P: Terus adek yakin dengan jawaban adek?
M: Iya yakin kak.
4 NDS (MK) P: Nomor 4 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu pilih D?
M: Itukan dari bawah, berarti V0 nya di titik nol
berarti nanti dia dilempar menuju titik
tertinggi berarti gerakannya itu GLBB.
P: Nah tapi di grafik itu yang diketahui
kecepatan terhadap waktu, jadi yang
ditanya kecepatan sampai titik tertinggi,
misalnya kita lempar suatu benda ke
atas, kecepatannya itu gimana?
M: Diperlambat kak.
P: Terus grafikmu gimana?
M: Harusnya E ya kak?hehe
P: Kalau E ya bisa, terus bedanya dengan C
bagaimana?
M: Kalau yang C waktunya diketahui.
P: Terus kamu yakin kenapa?
M: Ya yakin aja dengan jawabanku yang awal
tadi kak.hehe
YAT (MK) P: Nomor 4 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Kenapa kamu memilih D dek?
M: Kalau dia gerak ke atas kan semakin tinggi
kak jadi gambarnya dari bawah ke atas jadi
saya pilih ini.
P: Ini kan grafiknya kecepatan terhadap
waktu, berarti kalau kecepatannya ke
atas harusnya bagaimana?
M: Kecil kak.
P: Terus kenapa kamu bisa memilih
jawaban D?
M: Ya karena gambarnya dari bawah ke atas
kak.hehe
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Yakin kak.
EPG (MK) P: Nomor 4 kamu memilih jawaban D dan
kamu yakin dengan jawaban kamu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
Coba ceritakan.
M: Kan di soal ditanya grafik gerak benda yang
dilempar ke atas sampai titik tertinggi, aku
pikir gak berpengaruh sama nilainya,
dibilangnya kan lempar ke atas sampai titik
tertinggi jadi aku pikirnya dari rendah ke
tinggi itu yang aku patokkan berarti sampai
titik tertinggi makanya aku pikir dari titik
rendah (nol) ke titik tinggi. Aku gak
berpatokan dengan nilai V terhadap t, aku
kira tidak berpengaruh. Kan seharusnya
semakin tinggi kecepatan/kelajuannya
semakin kecil tapi aku gak melihat itu, aku
hanya berpatokan sama titik tertinggi jadi
dari bawah sampai ke atas gitu kak.
Tapi aku baca ulang harusnya bagian E
kak.hehe
P: Kalau kamu bilang harusnya E, terus apa
bedanya dengan bagian C?
M: Kalau yang bagian E kecepatannya itu
benar-benar sampai puncaknya gitu
maksudnya kecepatannya benar-benar nol
pada saat waktu mencapai titik tertinggi.
Kalau bagian C kan, kecepatannya belum
sampai nol, waktunya sepertinya sudah
mencapai titik tertinggi tapi kecepatannya
masih ada.
SRG (MK) P: Nomor 4 kamu pilih D kenapa?
M: Saya pilih D kemarin karena ini kan grafik
V terhadap t jadi untuk gerak GLBB kan
kecepatannya itu linier jadi dari antara
pilihan A sampai E, saya liat yang lebih
tepatnya itu D soalnya dia ambil titik
acuannya dari nol sedangkan yang lain
bukan dari nol. Kalau GLBB kan
kecepatannya berubah, sedangkan GLB itu
kecepatannya konstan, jadi saya liat yang A
udah gak termasuk, terus yang D
kecepatannya semakin berubah.
P: Tapi B, C, dan E kecepatannya juga
berubah, itu bagaimana?
M: Tapi kan mulainya gak dari titik nol kak.
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Yakin kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
TS (MK) P: Nomor 4 kamu pilih jawaban D. Coba
ceritakan kenapa kamu memilih D,
kenapa tidak memilih jawaban A, B, C,
dan E?
M: Waktu itu mikirnya gambar yang ke atas
cuman D, karena kalau ke atas gerak
parabola bentuknya melengkung jadi cuman
pilihan D yang kecepatannya yang ke atas.
Kan kalau ke atas kecepatannya itu tidak
konstan karena GLBB.
P: Kalau kamu bilang karena kecepatannya
ke atas, yang bagian B juga kecepatannya
ke atas? Terus apa bedanya?
M: Yang bagian B kan kecepatannya tidak
mulai dari nol.
P: Jadi kamu cari yang kecepatannya ke atas
dan geraknya di mulai dari titik nol?
M: Iya kak.
P: Jadi kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya yakin kak.
PL (MK) P: Nomor 4 kamu pilih apa?
M: Jawaban D kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu memilih
jawaban D?
M: Saya baca ulang sih kak harusnya saya pilih
bagian E, kayaknya kemarin saya tidak
baca baik-baik soal nya deh.hehe tapi disini
saya yakin juga dengan jawaban saya.hehe
Seharusnya jawabannya E kak.
P: Kalau kamu bilang seharusnya
jawabannya E, terus bedanya dengan
jawaban C apa?
M: Kalau bagian yang C kan kecepatan
maksimumnya itu masih ada seharusnya
jawaban E karena kalau dia di titik
maksimum kecepatannya itu sudah nol. Jadi
kalau bendanya turun lagi baru ada
kecepatannya lagi.
3. Mahasiswa
dapat
menentukan
komponen-
komponen
yang bekerja
5 EPG (TP) P: Nomor 5 kenapa kamu pilih D terus kamu
tidak yakin dengan jawaban kamu?
M: Aku pilih kemarin itu sebenarnya karena dia
kan di titik tertinggi jadi aku pikirnya
karena berpengaruh sama gravitasi sih, V0 –
at, a itu diganti g maksud aku jadinya V0 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
dalam gerak
parabola.
gt soalnya titik tertinggi berpengaruh sama
gravitasi.
P: Terus kamu kenapa memilih tidak yakin
dengan jawabanmu?
M: Ya kurang yakin juga karena belum hapal
juga sih konsep-konsepnya gimana gitu
tentang gerak parabola.
YAT (MK) P: Nomor 5 kenapa kamu memilih jawaban
E?
M: Kalau menurut saya kan ditanya kecepatan
bola saat mencapai titik tertinggi berarti
Vmaks = √2𝑔ℎ , nilai h nya itu nol.
Sehingga Vmaks = √2𝑔ℎ = √2 (10 𝑚/𝑠2) . 0
= 0
P: Jadi kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Iya yakin kak.
SRG (MK) P: Nomor 5 kamu pilih B kenapa?
M: Saya pilih B karena pada gerak parabola
membentuk sudut elevasi jadi saya sih
kemarin juga tulis agak ragu-ragu ya
karena kalau saya pilih C juga bisa karena
di sini juga bisa di pakai untuk GLBB gerak
parabola. V0 + at misalnya tapi karena gak
ada sudut elevasi maka saya pilih B, karena
kalau B membentuk sudut sin. Titik tertinggi
kan kita tinjau dari sumbu y jadi pada
sumbu y itu membentuk sudut karena
pengaruh dari gravitasi jadi saya pilih V0
sin 𝜃.
P: Kamu yakin dengan jawaban kamu?
M: Yakin kak.
TS (MK) P: Nomor 5 kamu pilih jawaban apa?
M: D kak.
P: Kenapa kamu memilih D dan disini kamu
yakin dengan jawaban kamu?
M: Sebenarnya saya tidak yakin juga kak.
Kan kecepatan ke atas geraknya
diperlambat ketika dia kembali ke bawah
kecepatannya dipercepat. Karena saya tidak
suka sin atau cos jadi saya pilih V0 – at.
PL (MK) P: Nomor 5 ceritakan kenapa kamu pilih
jawaban E?
M: Iya nol kak, karena kecepatan benda saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
mencapai titik tertinggi adalah nol kak.
Pokoknya dia di titik tertinggi itu nol.
P: Kenapa kamu tidak memilih jawaban A
atau B gitu?
M: Gak kak, karena itu kan ada kecepatan V0
cos 𝜃 atau V0 sin 𝜃 berarti itu kan ada
kecepatannya, ada sudutnya juga. Kalau di
titik tertinggi kan gak ada kecepatan dan
sudutnya maka nilainya nol.
6 EPG (TP) P: Nomor 6 kamu pilih apa?
M: Aku pilih bagian B karena menurut aku
yang memang mempengaruhi ketinggian
benda yang mengalami gerak parabola
adalah kecepatan awalnya, sudut yang
dialaminya, waktunya juga, sama
percepatan gravitasi tapi aku kasih gak
yakin dengan jawabanku.hehe
P: Kenapa kamu malah pilih gak yakin?
M: Aku pilih gak yakin itu karena dalam hatiku
bilang belum tentu jawabannya benar itu
aja.hehe
P: Terus di sini ada kecepatan akhir, itu
tidak berpengaruhikah?
M: Kalau kecepatan akhir itu kan disebabkan
karena adanya kecepatan awal juga jadi
gak berpengaruh, kecepatan akhir itu ada
karena adanya keempat faktor ini:
kecepatan awalnya berapa, sudutnya
berapa, waktu yang dialaminya, sama
percepatan gravitasi. Jadi kalau keempat itu
sebabnya, kecepatan akhir itu sebagai
akibatnya.
NDS (MK) P: Kenapa kamu pilih C dan yakin dengan
jawaban kamu?
M: Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketinggian benda yang mengalami gerak
parabola adalah kecepatan awal iya, sudut
yang dialami benda iya, waktunya bingung
sih kak, kecepatan akhir iya. Kemarin saya
pilih bagian kecepatan awal, sudut yang
dialami benda sama kecepatan akhir. Tapi
karena pilihan di jawabannya ada empat
dan di pilihan yang saya pilih di situ ada
waktu jadi saya pilih itu. Sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
bingung juga dengan waktu.
P: Kecepatan akhir mempengaruhikah?
M: Iya kak.
P: Kalau percepatan gravitasi gimana?
Apakah tidak mempengaruhi?
M: Bingung sih kak.hehe
4. Mahasiswa
dapat
menghitung
serta
menganalisa
besar posisi
dan besar
kecepatan
awal benda
pada gerak
parabola.
7 YAT (TP) P: Terus nomor 7 kamu pilih jawaban B,
gimana cara kamu bisa mendapatkan
jawaban B, kamu gunakan rumus kah?
M: Tidak kak, saya minta jawaban sama teman
karena tidak tau jawabannya apa.hehe
P: Terus kamu pilih tidak yakin, kenapa?
M: Karena saya dapat jawaban dari teman,
jadi kurang yakin kalau jawaban itu benar
kak.hehe
EPG (TP) P: Nomor 7 kamu pilih B. Coba ceritakan
kenapa kamu memilih B?
M: Aku carinya begini:
makanya aku dapat nilai 30.
P: Kenapa kamu tidak yakin dengan
jawaban kamu?
M: Ya kurang yakin juga sih kak.hehe
PL (TP) P: Nomor 7 kamu pilih apa?
M: B kak.
P: Bagaimana cara pengerjaanmu sehingga
kamu pilih jawaban B?
M: Kemarin itu tidak tau cara kerjanya
makanya asal jawab aja pakai rumus x = V0
sin 𝜃 makanya dapat nilai 30.
Karena asal jawab makanya tidak yakin
dengan jawaban sendiri.
NDS (MK) P: Kenapa kamu pilih C dan yakin dengan
jawaban kamu? Gimana cara
pengerjaanmu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
M: Dalam arah vertikal berarti sudutnya sin
kan kak! tapi kok di sini aku tulis cos
ya.hehe
Berarti 60 cos 30° = 30√3 harusnya tadi sin
makanya aku pilih jawaban B yang nilainya
30.
P: Disini yang ditanya itu apa?
M: Posisi kak.
P: Posisi itu apa?
M: x kak, posisi jarak.
P: Kalau arah horisontal simbol posisinya x
dan arah vertikal simbol posisinya y. Nah
rumus y bagaimana yang kamu ingat?
M: Aku lupa kak.
SRG (MK) P: Coba ceritakan kenapa nomor 7 kamu
pilih jawaban B?
M: Kan rumus persamaan posisinya:
y = y0 + V0t + ½ gt2
y0 kan kita asumsikan nilainya nol.
Jadi kayak gini:
P: Tapi di sini kamu pilih jawaban 30?
M: Ini kayaknya salah hitung kemarin.
P: Tapi kamu pakai rumus ini juga kah?
M: Iya iya kak memang rumus ini saya pakai
kemarin mungkin saya salah masukan
nilainya atau salah hitung makanya saya
pilih nilai 30.
TS (MK) P: Nomor 7 kamu pilih jawaban apa dek?
M: E kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
P: Kenapa kamu memilih jawaban E dek?
M: Karena saya liat bentuk soal nya.
P: Bentuk soal nya bagaimana? Apakah
kamu ketika mengerjakan menggunakan
rumus-rumus gitu?
M: Saya tidak menggunakan rumus kak,
langsung jawab gitu aja. Karena kecepatan
awal nilainya 60 jadi saya pilih jawaban
yang nilainya 60.
P: Jadi kamu yakin dengan jawaban kamu
itu?
M: Ya kak, jadi yakin aja nilainya 60.
8 YAT (TP) P: Nomor 8 kamu pilih jawaban apa?
M: A kak.
P: Bagaimana cara kamu mencari
jawabannya sehingga kamu bisa pilih
jawaban A?
M: Saya tebak-tebak aja kak.
P: Tapi kamu tidak minta jawaban dari
teman lagi ini?
M: Tidak kak.
EPG (TP) P: Nomor 8 kamu pilih E dan tidak yakin.
Coba ceritakan.
M: Aduh aku lupa gimana pengerjaanku
kemarin kak.hehe soalnya aku gak coret-
coret di kertas lembar jawaban aku.
P: Tapi kamu ada coret-coret pengerjaanmu
di buku lain saat kerjakan soal ini?
M: Iya ada kak, tapi aku lupa gimana caranya
aku bisa dapat nilai 40 m/s.
P: Terus di sini kenapa kamu tidak yakin
dengan jawaban kamu?
M: Ya gak yakin aja kak.hehe
PL (TP) P: Nomor 8 kamu pilih A dan tidak yakin.
Coba ceritakan jawaban kamu.
M: Oya aku hitung tapi aku hitungnya langsung
aja kak sembarang gitu.hehe caranya
begini: 10
4 = 2,5 m/s.
P: Terus kenapa kamu tidak yakin dengan
jawaban kamu?
M: Iya tidak yakin kak karena rumusnya salah
soalnya kemarin gak tau mau kerjakannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Indikator Nomor
Soal Mahasiswa Wawancara
gimana jadi begini aja.hehe
NDS (MK) P: Nomor 8 kamu pilih jawaban apa?
M: B kak.
P: Bagaimana cara pengerjaanmu sehingga
kamu pilih jawaban B, kemarin pakai
rumus gak?
M: Gak kak, aku sembarang-sembarang
kayaknya.
P: Terus kamu yakin ni dengan jawaban
kamu?
M: Aku lupa kak kenapa aku bisa pilih
yakin.hehe
TS (MK) P: Nomor 8 kamu pilih jawaban apa dek?
M: B kak.
P: Coba ceritakan kenapa kamu memilih
jawaban B dek?
M: Kayak yang nomor 7 juga kak, saya cuman
liat bentuk soal.
P: Kamu tidak menggunakan
persamaan/rumus apa gitu untuk
mengerjakannya gitu?
M: Tidak kak, karena aku lihat ketinggiannya 4
m, jadi dari bawah kecepatan pasti nilainya
4 m/s. Jadi aku yakin-yakin aja dengan
jawaban aku kak.hehe
Keterangan tabel:
1. TP = (Tidak Paham); MK = (Miskonsepsi).
2. Pada kolom wawancara, tulisan dengan huruf P atau kalimat yang menggunakan huruf
tebal (Bolt) merupakan kalimat dari peneliti sedangkan tulisan dengan huruf M atau
kalimat yang menggunakan huruf miring (Italic) merupakan kalimat dari mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 5 Dokumentasi (Foto-foto)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI