Peledakan jenjang

14
A. Geometri Peledakan Menurut R.L Ash. B = Kbx De 12 ft atau B = KbxDe 39,30 m Fakor Penyesuaian (adjusment factor) Af1 = faktor disesuaikan untuk batuan yang akan diledakan Af2 = faktor disesuaikan untuk handak yang dipakai Af1 = ( Ddst D ) 1 3 = ( 160 156,07 ) 1 3 = 1,01 Af2 = ( SG.Ve 2 SG ( std ) . Ve( std ) 2 ) 1 3 = ( 0,85 . 11.803 2 1,2 . 12.000 2 ) 1 3 = 0,846 Kb terkoreksi = Kb Standar x Af1 x Af2 = 30 x 1,01 x 1,846 = 26,18 Jadi, = Kbx De 39,30 m = 26,18 x 3,5 39,30 = 2,33 meter ( true Burden ) Kemiringan 70 o , maka : = Apparent Burden = B( true burden) sin70 = 2,48 meter

description

******

Transcript of Peledakan jenjang

Page 1: Peledakan jenjang

A. Geometri Peledakan Menurut R.L Ash.

B = Kbx De

12 ft atau B =

Kbx De39,30

m

Fakor Penyesuaian (adjusment factor)

Af1 = faktor disesuaikan untuk batuan yang akan diledakan

Af2 = faktor disesuaikan untuk handak yang dipakai

Af1 = (DdstD )13 = ( 160

156,07 )13 = 1,01

Af2 = ( SG.Ve2

SG ( std ) .Ve (std)2 )13

= ( 0,85 .11.8032

1,2.12.0002 )13

= 0,846

Kb terkoreksi = Kb Standar x Af1 x Af2

= 30 x 1,01 x 1,846

= 26,18

Jadi, =Kbx De39,30

m

=26,18x 3,5

39,30

= 2,33 meter ( true Burden )

Kemiringan 70o, maka :

= Apparent Burden= B (true burden)

sin 70 = 2,48 meter

Untuk jarak burden pada lubang ledak tambahan (sisi kanan dan kiri )

Maka:¿45o

¿ B'

Page 2: Peledakan jenjang

B

B’ = B x Sin 45o

= 2,33 x 0,707

= 1,63 meter

B. Spacing (S)

S= Ks x B (Ks= 1,00 – 2,00)

Pedoman penentuan spasi berdasarkan nilai spacing ratio Ks :

1. Peledakan yang dilakukan adalah peledakan serentak dalam satu baris dan beruntun untuk baris berikutnya, maka harga Ks=1

2. Jika terdapatbidang struktur lemah seperti rekahan harga Ks biasanya 1,20 – 1,80.

3. Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, maka digunakan Ks = 1,80S = 1,80 x 2,33

= 4,19 meter

C. Stemming (T)T = Kt x B (Kt = 0,75- 1,00)

= 0,75 x 2,33

= 1,75 m (minimal)

T = 1,00 x 2,33

= 2,33 (maximal)

Digunakan tinggi Stemming maksimal, yaitu 2,33 m, karena kemiringan lubang

ledak 70omaka, : Stemming ( T ) =2,33

sin 70 = 2,48 meter.

D. Subdrilling (J)

J = Kj x B (Kj = 0,20 – 0,30)

= 0,20 x 2,33

= 0,47 meter (minnimal)

J = 0320 x 2,33

Page 3: Peledakan jenjang

= 0,69 meter (maximal)

Digunakan Subdrilling minimal, yakni 0,47 m. Karena kemiringan lubang ledak

70omaka ; Jarak miring Subdrilling (J) = 0,47

sin 70o = 0,5 meter

E. Tinggi Jenjang ( L )

Tinggi jenjang tidak dirubah, sehingga tinggi jenjang sama denhan tinggi jenjang saat ini dilapangan, yaknik sebesar 5,54 meter, dengan usulan perubahan ukuran burden menjadi 2,33 meter, maka harga Stifness ratio perbaikan lebih baik daripada harga stifness ratio dilapangan, hharga Stifness Ratio sebesar 2,38 sedangkan harga ratio dilapangan 2,05.

F. Kedalaman Lubang Ledak ( H )

H = Kh x B (Kh = 1,50 – 4,00)

H =(L+J )sin 70o

= 0,5,5+0,47

0,9397

= 6,39 meter

Harga Kh = H/B

= 6,39/ 2,48

= 2,74

G. Kolom isian (PC)

PC = H – T

= 6,39 – 2,48

= 3,91 meter

H. Waktu tunda

Perbaikan waktu tunda yang digunakan adalah :

Tr = Tr x B

= 11, 50 ms/m x 2,33 meter

=26,79 ms

=25 ms (karena waktu tunda yang tersedia dilapangan)

Page 4: Peledakan jenjang

B. Geometri Peledakan Menurut ICI-Explosives

Salah satu caramerancanggeometripeledakandengan “coba-coba” atau trial and

error ataurule of thumb yang akan diberikan adalah dari ICI Explosives.

Tinggi jenjang (H) dan diameter lubangledak (d) merupakanpertimbangan

pertama yang disarankan. Jadi cara ini menitikberatkan pada alat yang tersedia

atau yang akan dimiliki, kondisi batuan setempat, peraturan tentang batas

maksimum ketinggian jenjang yang diijinkan Pemerintah, serta produksi yang

dikehendaki. Selanjutnya untuk menghitung parameter lainnya sebagai berikut:

(1) Tinggi jenjang (H): Secara empiris H = 60d – 140d.Bandingkandengan

Ld

≤ 60 di halaman 21.

(2) Burden (B) antarbaris; B = 25d – 40d

(3) Spasi antar lubang ledak sepanjang baris (S); S = 1B – 1,5B

(4) Subgrade (J); J = 8d – 12 d

(5) Stemming (T); T = 20d – 30d

(6) Powder Factor (PF);

PF=Berat bahan peledakVolume batuan

=(Berat/m ) x (Panjang isian )

(B x S x H )

Burden dan spasi, butir (2) dan (3), dapat berubah tergantung pada

sekueninisiasi yang digunakan (lihat Gambar 2.5), yaitu:

i. Tipe sistem inisiasi tergantung pada bahan peledak yang dipilih dan

peraturan setempat yang berlaku.

ii. Waktu tunda antar lubang sepanjang baris yang sama disarankan minimal 4

ms per meter panjang spasi.

iii. Waktu tunda minimum antara baris lubang yang berseberangan antara 4

ms – 8 ms per meter.

iv. Dikhawatirkan apabila lebih kecil dari angka ms tersebut tidak cukup waktu

untuk batuan bergerak kedepan dan konsekuensinya bagian bawah setiap

Page 5: Peledakan jenjang

Square, Row by Row. Drilled: B = S, square. Instantaneous row firing is not recommended by ICI

2BS

Burden EffectiveSpacing Effective

e

e

5B

S

e

e

25,3e

e

B

S

Bidangbebas

Titikawalinisiasi(Initiation Point)

B SX

X

X

X

X

X

IP

B

S

BeSe

X X X X X X X X0 2 3 4

5

6

7

1234 1

Bidangbebas

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X X X X X X X X

BS

Be

Se

X

X

X

IPBidangbebas

B

SBe

Se

X X

IPBidangbebas

X

X

X

baris material akan tertahan.

v. Waktu tunda dalam lubang (in-hole delay )untuk sistem inisiasi non eldi

rekomendasikan tidak meledak terlebih dahulu sampai detonator tunda di

permukaan (surface delay )terpropagasi seluruhnya.

Page 6: Peledakan jenjang

Gambar2.5. Tipe-tipesekueninisiasi (dari ICI explosives)

Contoh-2:ApabilaContoh-1

dilanjutkandenganmempertimbangkankemampuanjangkauanalatmuat 12 m

danketinggiantersebutmasihdidalambatasijinPemerintah. Denganmenggunakan

diameter lubangledakhasilperhitungan Contoh-1, hitunglah parameter

geometripeledakanlainnnya.

Penyelesaian-2:

(1) Tinggijenjang (H) dapatditambah 1 m,

karenatumpukanfragmentasihasilpeledakan yang

akandigalialatmuatakanlebihrendahhinggaberkurangsekitar 1 m. Jadi H =

12 + 1 = 13 m

(2) Burden (B) = 25d – 40d;

Misalnyadiambil 30d; B = 30 x 4,75 = 142,5 inci= 3,6 m

(3) Spasi(S) = 1B – 1,5B

Misalnyadiambil 1B (square pattern); S = 3,6 m

(4) Subgrade (J) = 8d – 12 d

Misalnyadiambil 9d; J = 9 x 4,75 = 42,75 inci = 1,0 m

(5) Stemming (T) = 20d – 30d

Misalnyadiambil 25d; T = 25 x 4,75 = 118,75 inci = 3,0 m

(6) Kedalamankolomlubangledak (L) = H+J = 13 + 1 = 14 m

(7) Panjangisianutama (PC) = L – T = 14 – 3 = 11 m

PerhitunganPowder Factorakandiuraikantersendiripada sub-

babberikutnyadanilustrasigeometripeledakanhasilperhitungan di

atasterlihatpadaGambar 2.6.

Page 7: Peledakan jenjang

13

3,6

3

1

14

11

Gambar2.6. Geometripeledakanhasilperhitungan

Page 8: Peledakan jenjang

C. Geometri Peledakan Menurut C. J. Konya

Perhitungan geometri peledakan berdasarkan rumusan yang telah disusun oleh C.J. Konya(1990)Diketahui:

B =budenKr =faktor koreksi terhadap jmlah baris lubang ledakKd =faktor kereksi terhadap posisi lapisan batuanKs =faktor koreksi terhadap struktur geologi setempatSge =beerat jenis bahan peledak yang dipakai=0.85SGr =berat jeniws batugamping=2.50Stv =relative bulk strength(ANFO=100)De =diameter lubang ledak=3.50 inchi=0.889m=0.29ft

a.Burden (B)Menentukan ukuran burden terdapat 3 persamaan,yaitu:

B =3,15 x De x ( SG E❑

SGE )0,33

= 3,15 x 3,50 x ( 0,85❑

250 )0,33

= 7,72 ft x 0,3048= 2,35 m

B = ((2 x SGeSGr )

+1,50) x De

= ((2 x 0,852,50 )

+1,50) x 3,50

= 7,63 ft x 0,3048

= 2,33 m

B = 0,67 x De x ( Stv❑

SGr )0,33

= 0,67 x 3,50 x ( 100❑

2,50 )0,33

=7,92 ft x 0,3048= 2,41 m

Dari ketiga persamaan tersebut,diperoleh burden belum terkoreksi:

Page 9: Peledakan jenjang

B =(2.35 + 2.33 + 2.41)/3=2.36 meter (true burden)

Untuk memperoleh burden yang terkoreksi harus dikalikan dengan faktor-faktor Yang menentukan,yaitu :

Kr =0.90 karena peledakn lebih dari 2 baris (lihat tabel 6.5) Kd =1.00 karena lapisan batugamping (strike) memotong

strike face ( muka kerja) (lihat tabel 6.6) Ks =1.30 karena massa batuan batugamping termasuk

batuan cukup lunak berdasarkan analisa Rock lab,UCS = 43.60 Mpa(lihat tabel 6.7)

Jadi burden terkoreksi :

Bc =B x Kr x Kd x Ks

=2.36 x 0.90 x 1.00 x 1.30

=2.76 meter (tue burden)

Dengan kemeringan 70º,maka:

Apparent burden =B (Trueburden)

sin 70 °

=2.94 meter

Untuk jarak burden pada lubang ledak tambahan ( sisi kanan dan kiri ) gambar sebaliknya, maka :

B` =B x Sin 45º

=2.76 x 0.707

=1.95 meter

Page 10: Peledakan jenjang

B.Spacing (S)

Karena memakai delay detonator dan L/B = 2.17 <4 (lihat tabel 6.8),maka :

S =( L= 7B )/8

=(5.54 + 7(2.76))/8

=3.11 meter

C. Stemming ( T )Menentukan Stemming menggunakan persamaan :

T =0.70 x B=0.70 x 2.76=1.93 meter

Karena kemiringan lubang ledak 70°,maka :

Stemming(T) =1.93

sin 70°

=2.05 meter

d.Subdrilling (J)Menentukan subdrilling digunakan persamaan :

J =0.30 x B=0.30 x 2.76=0.83

Dengan kemiringan lubang ledak 70º,maka :

Subdrilling (J) =0.83

sin 70°

=0.88 meter

e.Tinggi Jenjang (L)Tinggi jenjang dilakukan perubahan, hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan tenaga stiffness ratio.Tinggi jenjang perbaikan yang direncanakan menjadi 6 meter dengan tinggi jenjang saat ini di lapangan menjadi 5.45 meter.Dengan usulan perubahan ukuran burden menjadi 2.76 meter dan tinggi jenjang menjadi 6 meter,maka harga stiffness ratio perbaikan lebih baik daripada harga stiffness ratio di lapangan.Harga stiffness ratio perbaikan sebesar 2.17,sedangkan harga stiffness ratio saat ini di lapangan sebesar 2.05

f.Kedalaman lubang ledak (H)

Page 11: Peledakan jenjang

H =(L+J )sin 70°

=(6+0.83)

0.9397

=7.27 meter

g.Kolom isian (PC)Menetukan kolom isian bahan peledak menggunakan persamaan :PC =H – T

=7.27-2.05=5.22 meter

h.Waktu tundaPerbaikan waktu tunda yang digunakan adalah:Tr =Tr x B

=11.50ms/m x 2.76 meter

=31.74 ms=25ms (karena waktu tunda yang tersedia di lapangan)

Page 12: Peledakan jenjang