Pelayanan Kesehatan

43
PELAYANAN KESEHATAN

Transcript of Pelayanan Kesehatan

Page 1: Pelayanan Kesehatan

PELAYANAN KESEHATAN

Page 2: Pelayanan Kesehatan

Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.

Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Page 3: Pelayanan Kesehatan

Menurut Depkes RI (2009), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Page 4: Pelayanan Kesehatan

• Tersedia dan berkesinambungan.• Dapat diterima dan bersifat wajar di kalangan

masyarakat.• Mudah dicapai.• Mudah dijangkau.• Bermutu.

Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Page 5: Pelayanan Kesehatan

Muatan UU Kesehatan No 23 tahun 1992:

Salah satu upaya pembangunan kesehatan:1.Kurasi---Penyembuhan2.Promotif---peningkatan derajat kesehatan3.Prevensi---Pencegahan4. Rehabilitasi---PemulihanUntuk mencapai keadaan sejahtera badan, jiwa, sosial---agar hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Page 6: Pelayanan Kesehatan

Stratifikasi pelayanan kesehatan• Pelayanan kesehatan tingkat pertama

Pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service). Pada umumnya bersifat pelayanan rawat jalan. • Pelayanan kesehatan tingkat kedua

Pelayanan kesehatan yang lebih lanjut telah bersifat rawat inap dan untuk menyelenggarakannya telah

dibutuhkan tenaga-tenaga spesialis.• Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

Pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

Page 7: Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan sbg satu sistem• Input : perangkat administrasi (modal, tata cara, kesanggupan)

• Proses : fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan & evalu-asi)

• Output : pelayanan kesehatan yg dimanfa-atkan oleh masyarakat

• Outcome : derajat kesehatan masyarakat

Upaya Kesehatan

Page 8: Pelayanan Kesehatan

Prinsip

­ Berkesinambungan & Paripurna, meliputi

upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan

hingga pemulihan, serta rujukan antar

tingkatan upaya.

­ Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan bagi

penerima, pemberi upaya, dan masyarakat,

serta mampu menghadapi tantangan global

dan regional.

­ Adil & Merata, utk memenuhi kebutuhan

masyarakat di bidang kesehatan di seluruh

wilayah Republik Indonesia & di luar negeri

dalam kondisi tertentu.

Upaya Kesehatan

Page 9: Pelayanan Kesehatan

Prinsip

­ Non diskriminatif, sesuai kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi & tdk membeda-bedakan suku/ ras, budaya & agama, dengan tetap memperhatikan pengarus-utamaan gender.

­ Terjangkau, harus terjangkau oleh seluruh masyarakat.

­ Teknologi Tepat Guna, berasas pada kesesuaian kebutuhan & tdk bertentangan dengan etika, moral, dan nilai agama.

­ Bekerja dlm Tim scr Cepat & Tepat, melibatkan semua pihak yg kompeten, dilakukan secara cepat dengan ketepatan/presisi yang tinggi.

Upaya Kesehatan

Page 10: Pelayanan Kesehatan

Tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yg adil, merata, terjangkau, & bermutu utk menjamin terselengga-ranya pembangunan kesehatan guna meningkat-kan derajat kesehatan masyarakat yg setinggi-tingginya.

Upaya kesehatan diutamakan pd berbagai upaya dgn daya ungkit tinggi dlm pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara lain : ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, & masyarakat miskin.

Upaya Kesehatan

Page 11: Pelayanan Kesehatan

­ Upaya kesehatan primer adalah upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama scr perorangan/ masyarakat dgn pelayanan kesehatan melalui meka-nisme rujukan timbal-balik, termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat.­ Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan

lanjutan, yang terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan sekunder & pelayanan kesehatan masya-rakat sekunder.­ Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan

unggulan yg terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan tersier & pelayanan kesehatan masyarakat tersier.

Sistem Pelayanan Kesehatan

Page 12: Pelayanan Kesehatan

Bentuk Pokok

1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

a. Primer, pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa

mengabaikan keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/ Kota yg

pelaksanaan operasionalnya dpt didele-gasikan kpd

Puskesmas.

Upaya Kesehatan

Page 13: Pelayanan Kesehatan

Masyarakat termasuk swasta dpt menyeleng-garakan pelayanan kesehatan sesuai peraturan yg berlaku dan berkerjasama dgn pemerintah. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer ditanggung oleh pemerintah bersama masyarakat, termasuk swasta.

b. Sekunder, menerima rujukan kesehatan dari pe-layanan kesehatan masyarakat primer & mem-berikan fasilitasi dlm bentuk sarana, teknologi, & sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier.

Upaya Kesehatan

Page 14: Pelayanan Kesehatan

Merupakan tanggung-jawab Dinkes Kabupaten/ Kota dan atau Provinsi sbg fungsi teknisnya, yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yg tidak sanggup/tidak memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer.

Fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta hrs mempunyai izin sesuai peraturan yang berlaku serta bekerjasama dgn unit kerja Pemda, seperti laboratorium kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan, dll.

Upaya Kesehatan

Page 15: Pelayanan Kesehatan

c. Tersier, menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan

masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk

sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan

operasional.

Merupakan tanggung-jawab Dinkes Provinsi dan Kemkes yg

didukung dgn kerja sama lintas sektor. Institut pelayanan

kesehatan masyarakat tertentu scr nasional dapat dikembangkan

untuk menampung kebutuhan.

Pelaksananya adalah Dinkes Provinsi, Unit kerja terkait di tingkat

Provinsi, Kemkes, & Unit kerja terkait di tingkat nasional.

Upaya Kesehatan

Page 16: Pelayanan Kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan Perorangan

a. Primer, kontak pertama scr perorangan sbg proses awal

pelayanan kesehatan dgn penekanan pd pengobatan &

pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan &

pencegahan, termasuk gaya hidup sehat.

Pembiayaan utk penduduk miskin dibiayai oleh pemerintah,

sedangkan golongan lainnya diatur oleh pemerintah dalam

sistem pembiayaan yang berlaku.

Upaya Kesehatan

Page 17: Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter dan dokter gigi di

puskesmas, puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan,

klinik pratama, klinik umum di balai/lembaga pelayanan

kesehatan, dan rumah sakit pratama, termasuk Pos Kesehatan

Desa (Poskesdes) dan pengobatan tradisional serta pengobatan

alternatif yang secara ilmiah telah terbukti terjamin keamanan

dan khasiatnya.

Dalam keadaan tertentu, bidan atau perawat dapat memberikan

pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Upaya Kesehatan

Page 18: Pelayanan Kesehatan

b. Sekunder, pelayanan kesehatan spesialistik yg menerima rujukan dari

pelayanan kesehatan perorangan primer, dapat juga dijadikan sebagai

wahana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan

kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan di tempat

kerja maupun fasilitas kesehatan baik Rumah Sakit setara kelas C serta

fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun

swasta oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang

menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik

Upaya Kesehatan

Page 19: Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan perorangan sekunder yang bersifat

tradisional dan komplementer dilaksanakan dengan berafiliasi

dengan atau di rumah sakit pendidikan.

3. Tersier, menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan

kesehatan di bawahnya

Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah dokter

sub-spesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan

pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai izin praktik

dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.

Upaya Kesehatan

Page 20: Pelayanan Kesehatan

Pelaksananya adalah dokter sub-spesialis atau dokter

spesialis yg telah mendapatkan pendidikan khusus/

pelatihan & mempunyai izin praktik dan didukung oleh

tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.

Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilak-sanakan di

Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus setara kelas A dan

B, baik milik pemerintah maupun swasta yg mampu

memberikan pelayanan kesehatan sub-spesialistik dan juga

termasuk klinik khusus.

Upaya Kesehatan

Page 21: Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan

kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub

spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan

pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik.

Pelayanan kesehatan perorangan tersier wajib melaksanakan

penelitian dan pengembangan dasar maupun terapan dan dapat

dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan tenaga

kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Upaya Kesehatan

Page 22: Pelayanan Kesehatan

PELAYANAN DASAR DAN RUJUKAN

Page 23: Pelayanan Kesehatan

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan atau tempat

utk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan,

pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan oleh pemerintah

dan atau masyarakat, termasuk swasta.

Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai

kebutuhan medis dimulai tingkat pertama primer hingga tingkat

ketiga/tersier.

Page 24: Pelayanan Kesehatan

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan

pelayanan kesehatan yg mengatur pelimpahan tugas/wewenang

& tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik

vertikal maupun horizontal; maupun struktural & fungsional thd

kasus/masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.

Page 25: Pelayanan Kesehatan

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Rujukan dibagi dlm rujukan medik/perorangan yg berkaitan dgn

pengobatan & pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen,

& pengetahuan tentang penyakit; serta rujukan kesehatan dikaitkan dgn

upaya pencegahan & peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi,

dan operasional.

Page 26: Pelayanan Kesehatan

Rujukan vertikal merupakan rujukan antar

pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.

Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang

lebih rendah ke tingkatan yg lebih tinggi

dilakukan apabila:

– pasien membutuhkan pelayanan kesehatan

spesialistik atau subspesialistik;

– perujuk tidak dapat memberikan pelayanan

kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien

karena keterbatasan fasilitas, peralatan

dan/atau ketenagaan.

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 27: Pelayanan Kesehatan

Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan yg lebih rendah dilakukan apabila:– permasalahan pasien dpt ditangani oleh tingkatan

pelayanan yg lebih rendah sesuai dgn kompetensi dan kewenangannya;

– kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;

– pasien memerlukan pelayanan lanjutan yg dpt ditangani oleh tingkatan pelayanan yg lebih rendah & untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau

– perujuk tdk dpt memberikan pelayanan kesehatan sesuai dgn kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 28: Pelayanan Kesehatan

Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan

dalam satu tingkatan.

Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat

memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan

pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau

ketenagaan yg sifatnya sementara atau menetap.

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 29: Pelayanan Kesehatan

Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk

pasien bila keadaan penyakit/permasalahan kesehatan

memerlukannya, kecuali dgn alasan yang sah dan mendapat

persetujuan pasien/keluarganya (pasien tdk dapat

ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau geografis).

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 30: Pelayanan Kesehatan

Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya yg diberikan setelah dijelaskan oleh tenaga kesehatan yg berwenang, sekurang-kurangnya mengenai :

– diagnosis & terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan;

– alasan dan tujuan dilakukan rujukan;

– risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan;

– transportasi rujukan; dan

– risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 31: Pelayanan Kesehatan

Perujuk sebelum melakukan rujukan harus :

­ melakukan pertolongan pertama dan/atau

tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai

indikasi medis serta sesuai dengan

kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien

selama pelaksanaan rujukan;

­ melakukan komunikasi dengan penerima

rujukan dan memastikan bhw penerima

rujukan dapat menerima pasien dalam hal

keadaan pasien gawat darurat; dan

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 32: Pelayanan Kesehatan

­ membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan. Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:

i. identitas pasien;ii. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang) yang telah dilakukan;iii. diagnosis kerja;iv. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikanv. tujuan rujukan; danvi. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 33: Pelayanan Kesehatan

Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima rujukan.Penerima rujukan berkewajiban:– menginformasikan mengenai ketersediaan

sarana & prasarana serta kompetensi & ketersediaan tenaga kesehatan

– memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien; dan

– memberikan informasi kepada perujuk mengenai perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan pelayanan.

Penerima rujukan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima rujukan.

Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

Page 34: Pelayanan Kesehatan

Perorangan/

Keluarga

Masyarakat

Masyarakat

Primer Primer

Perorangan/

Keluarga

Sekunder

Tersier

Upaya Kesehatan Keluarga Mandiri

Kader Upaya Kesehatan Keluarga Mandiri

PosyanduPolindes

UKBM

Puskesmas

Dinkes Kab/Kota, BP4, BKMM, BKOM

Kemkes,

Dinkes

Propinsi

dr. swasta, Puskesmas

BKIA, Bidan, BP

dr. Sp swasta, RSUD,

BP4, Klinik Spesialis

RSU Pusat,

RS Khusus

Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan

(Permenkes 001 tahun 2012 ttg sistem rujukan pelayanan

kesehatan perorangan)

Sekunder

Tersier

Page 35: Pelayanan Kesehatan

KEFARMASIAN

Page 36: Pelayanan Kesehatan

PELAYANAN FARMASI DAN ALKES

1. Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian melalui :– Penyempurnaan standar dan pedoman:

• Formularium Nasional• Harga obat (group purchasing)• Standar pelayanan farmasi lainnya

– Akreditasi standar pengelolaan dan pelayanan sarana kefarmasian (instalasi farmasi)

– Pemenuhan jumlah SDM farmasi di fasyankes yang dilakukan secara bertahap

– Peningkatan kompetensi SDM farmasi– Penyempurnaan Manajemen Pengelolaan Obat (dari

perencanaan, pengadaan, pendistribusian, dan pelayanan)

Page 37: Pelayanan Kesehatan

PELAYANAN FARMASI DAN ALKES

2. Penyusunan dan review regulasi yang dibutuhkan terkait dengan pelayanan kefarmasian dan alkes:– Penyediaan, pengelolaan dan pelayanan

obat dan BMHP– Standarisasi alkes– Penggunaan Alkes yang tepat guna– Pengendalian dan pemantauan

penggunaan obat secara rasional

Page 38: Pelayanan Kesehatan

Permenkes turunan Perpres Jaminan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur tentang:1. Tata cara pemberian pelayanan skrining kesehatan jenis penyakit, dan waktu pelayanan skrining

kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Lain yang Dijamin Dalam Manfaat Jaminan Kesehatan 3. Penggunaan hasil penilaian teknologi dalam Manfaat Jaminan Kesehatan 4. Jenis dan Plafon Harga Alat Bantu Kesehatan;5. Tata Cara Pembayaran Selisih Biaya (Koordinasi Manfaat)6. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan 7. Daftar dan Harga Obat dan Bahan Medis Habis Pakai8. Pemberian Kompensasi oleh BPJS Kesehatan dlm Hal di Daerah Belum Tersedia Fasilitas

pelayanan kesehatan yg penuhi Syarat Guna Memenuhi Kebutuhan Medis Sejumlah Peserta 9. Persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah/Pemerintah Daerah/Swasta yang

Bekerjasama Dengan BPJS Kesehatan 10.Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam

menyepakati besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan11.Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s);12.Standar Tarif Pelayanan Kesehatan yang Menjadi Acuan Bagi Penyelenggaraan Jaminan

Kesehatan13.Kendali mutu dan biaya penyelenggaran Jaminan Kesehatan: pelaksanaan dan pengembangan

sistem kendali mutu pelayanan serta penjaminan kendali mutu dan kendali biaya

Page 39: Pelayanan Kesehatan

Pasal 261. Pengembangan penggunaan teknologi dalam Manfaat

Jaminan Kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan medis sesuai hasil penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment).

2. Penggunaan hasil penilaian teknologi dalam Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.

3. Ketentuan mengenai tata cara penggunaan hasil penilaian teknologi (health technology assessment) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.

04/13/2023 Hasbullah Thabrany - pandangan pribadi 39

Page 40: Pelayanan Kesehatan

DASAR HUKUM PEKERJAAN KEFARMASIAN(UU 36/2009 dan PP 51/2009)

Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian dan kewenanganuntuk itu :Pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional

Page 41: Pelayanan Kesehatan

ARAH DAN STRATEGI PENGEMBANGANKEFARMASIAN DAN ALKES

KEBIJAKAN:

Meningkatkan ketersediaan,

keterjangkauan, pemerataan dan kualitas farmasi

dan Alkes

STRATEGI:1. Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan

obat, terutama esensial generik2. Peningkatakan promosi penggunaan obat dan

teknologi rasional oleh provider dan konsumen3. Penguatan kapasitas institusi dalam

manajemen suplai chain obat dan teknologi4. Peningkatan kualitas sarana produksi, distribusi

dan sarana sediaan farmasi dan alkes5. Peningkatan pelayanan kefarmasian6. Peningkatan kemandirian/produksi lokal BBO,

OT, alkes7. Peningkatan monitoring dan evaluasi harga

obat8. Penguatan pengawasan premarket dan post

market alkes dan PKRTRef: RPJMN 2014 - 2019

Page 42: Pelayanan Kesehatan

Pelayanan langsung dan bertanggung jawabkepada pasien yang berkaitan dengan sediaanfarmasi dengan maksud mencapai hasil yang

pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (PP 51/2009)

Page 43: Pelayanan Kesehatan

KONSEP PELAYANAN KEFARMASIAN

PELAYANAN KESEHATAN Patient Safety

Kolaborasi tenaga kesehatan

PELAYANANFARMASI KLINIK

PENGELOLAANOBAT DANPERBEKKES

PATIENT CEN

TREGizi

PelMedik

Pel

Penu

njan

g Lain

PelayananKeperaw

atan

Pelayanan Kefarmasi an