PELAYANAN KEPERAWATAN

31
PELAYANAN KEPERAWATAN Disahkan Oleh Direktur RSUD DEPOK RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar Sawangan PROSEDUR TINDAKAN PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID dr.Sity Kunarisasi, MARS No : Terbit Ke : 1 (satu) hal : 1 Tanggal : 1. Nama Protap PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID 2. Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah dalam melakukan prosedur tindakan persalinan sungsang multi gravid 3. Ruang Lingkup Ruang Tindakan Kebidanan 4. Uraian Umum Persalinan sungsang adalah suatu keadaan dimana janin terletak memanjang sesuai dengan sumbu ibu dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian cavum uteri Multi gravid adalah kehamilan anak ke 2 sampai dengan ke 5 Dikenal beberapa jenis letak sungsang , yaitu : presentasi bokong , presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki Persalinan dengan janin letak sungsang bisa dilakukan pervaginam atau perabdominam ( SC ) 5. Kebijakan 1. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dapat dilakukan dengan posisi bayi : presentasi bokong , presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki 2. Tindakan persalinan multi gravid dapat dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih dan tersertivikasi 3. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dilakukan atas indikasi medis 6. Prosedur

Transcript of PELAYANAN KEPERAWATAN

Page 1: PELAYANAN KEPERAWATAN

PELAYANAN KEPERAWATANDisahkan Oleh Direktur

RSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar

Sawangan

PROSEDUR TINDAKANPARTUS SUNGSANG MULTI

GRAVID dr.Sity Kunarisasi, MARSNo : Terbit Ke : 1 (satu) hal : 1 Tanggal :1. Nama Protap PARTUS SUNGSANG MULTI GRAVID2. Tujuan Sebagai acuan langkah – langkah dalam melakukan prosedur tindakan

persalinan sungsang multi gravid3. Ruang Lingkup Ruang Tindakan Kebidanan4. Uraian Umum Persalinan sungsang adalah suatu keadaan dimana janin terletak

memanjang sesuai dengan sumbu ibu dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian cavum uteri

Multi gravid adalah kehamilan anak ke 2 sampai dengan ke 5 Dikenal beberapa jenis letak sungsang , yaitu : presentasi bokong ,

presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki

Persalinan dengan janin letak sungsang bisa dilakukan pervaginam atau perabdominam ( SC )

5. Kebijakan 1. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dapat dilakukan dengan posisi bayi : presentasi bokong , presentasi bokong kaki sempurna , presentasi bokong kaki tidak sempurna , presentasi kaki

2. Tindakan persalinan multi gravid dapat dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih dan tersertivikasi

3. Tindakan persalinan sungsang multi gravid dilakukan atas indikasi medis

6. Prosedur6.1.Persiapan Alat a. Partus set steril yang berisi :

a. 1 lembar kain steril ( duk steril )b. 2 buah klem kocherc. Pengikat tali pusatd. Gunting episiotomie. Gunting tali pusatf. Kassa sterilg. Lidi kapash. Kateter metal

b. Peralatan resusitasi bayi :a. Mesin penghisap lendirb. Saction kateter no : 8c. Laryngoscope bayid. Pipa endotracheal untuk bayi

Page 2: PELAYANAN KEPERAWATAN

e. Alat pernafasan buatanf. Oksigen dan canul oksigeng. Larutan bicarbonas natricus dengan spuit 10 cc yang siap pakai

PELAYANAN KEPERAWATAN Disahkan Oleh DirekturRSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar

Sawangan

PROSEDUR TINDAKANPARTUS SUNGSANG MULTI

GRAVIDDr.Sity Kunarisasi, MARS

No : Terbit Ke : 1 (satu) hal : 2 Tanggal :

6.2.Persiapan Penolong

6.3.Persiapan Pasien

6.4.Pelaksanaan

c. Hecting set yang berisi :1. Gunting benang2. Pinset cirurgis3. Nald fouder4. Kassa steril5. 1 lembar kain steril ( duk steril )

d. Larutan anti septic ( betadin )e. Dua bascom besar yang berisi :

1 baskom berisi larutan DTT1 baskom berisi larutan klorin

f. Meja gynekologi atau ujung meja persalinan biasa dengan tambahan tiang penyangga kaki agar pasien tidak terlalu lelah , dan memudahkan petugas melakukan tindakan

g. Cunam ( forceps ) harus siap pakai

Penolong memakai :1. Celemek2. Hanscoen3. Tutup kepala4. Sepatu bot5. Kaca mata khusus6. Masker

1. Pakaian pasien diganti dengan pakaian khusus untuk bersalin2. Dilakukan clisma untuk mengosongkan rectum3. Sedapat – dapatnya pasien dapat BAK spontan4. Rambut pubis dicukur seperlunya

a. PemeriksaanPemeriksaan ditujukan untuk mencari apakah ada kelainan – kelainan obstetric yang tidak memungkinkan untuk terjadinya persalinan sungsang pervaginam , atau indikasi – indikasi lain untuk melakukan sektio secaria , seperti :

Page 3: PELAYANAN KEPERAWATAN

Gawat janin Plasenta previa Tumor jalan lahi Bayi besar > 3500 gram Bokong kaki KPD Riwayat trauma lahir bayi sebelumnya ( dengan letak

sungsang Riwayat kematian perinatal ( dengan letak sungsang ) Imbang feto pelvic yang tidak baik

PELAYANAN KEPERAWATAN

Disahkan Oleh DirekturRSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar

Sawangan

PROSEDUR TINDAKANPARTUS SUNGSANG MULTI

GRAVIDDr.Sity Kunarisasi, MARS

No : Terbit Ke : 1 (satu) hal : 3 Tanggal :Riwayat obstetric burukPresentasi bokong tinggiPresentasi kakiDistosia

b. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan imbang feto pelvic , yaitu :Pada letak sungsang kepala janin tidak sempat terjadi moulage

seperti yang terjadi pada persalinan dengan presentasi kepala.Air ketuban banyak berperan dalam persalinan letak sungsang

sehingga KPD meningkatkan resikoApabila ada keraguan mengenai imbang feto pelvic , dilakukan

SC

c. Melakukan prosedur tindakan1. Pada persalinan kala I harus dilakukan observasi yang ketat terutama kualitas kontraksi , kemajuan persalinan ( menipisnya porsio , melebarnya pembukaan , turunnya bagian terbawah )2. Epidosin untuk membantu melunakkan porsio , dapat diberikan apabila diperlukan 1 ampul IV , dapat diulang 3 X pemberian perjam3. Apabila kontraksi rahim kurang kuat ( tidak adekuat ) dapat diberikan oksitosin secara drip intra vena untuk memperbaiki his4. Selaput ketuban tidak dipecahkan kecuali kalau bokong sudah lahir5. Pada multipara , setelah bokong lahir diusahakan atau dicoba

Page 4: PELAYANAN KEPERAWATAN

dahulu untuk melahirkan lengan dengan perasat Burns – Marshall dan bracht

6. Cara lain untuk melahirkan lengan adalah perasat klasik dan untuk melahirkan kepala perasat Mauriceau

7. Apabila kepala janin tidak dapat dilahirkan secara manual , maka dilahirkan dengan forceps pada “ after coming head “

8. Tali pusat di jepit dengan 2 buah klem kocher dan di potong di antaranya.Penjepit tali pusat dipasang dengan baik dan larutan antiseptic dibubuhkan pada ujung potongan tali pusat

9. Injeksi syntosinon 1 ampul IM diberikan sebelum plasenta lahir , sesudah plasenta lahir diberikan injeksi methergin I ampul IV

10.Vesika urinaria dikosongkan dengan kateter11.Plasenta dilahirkan secara aktif , dengan perasat Brand Andrew

atau Perasat Crede

PELAYANAN KEPERAWATANDisahkan Oleh Direktur

RSUD DEPOK

RSUD DEPOK Jl. Raya Mochtar

Sawangan

PROSEDUR TINDAKANPARTUS SUNGSANG MULTI

GRAVIDDr.Sity Kunarisasi, MARS

No : Terbit Ke : 1 (satu) hal : 4 Tanggal :

12. Luka perineum akibat episiotomi / robekan spontan di hecting dengan menggunakan cromic 2/0 secara jelujur dan subcuticuler13. Monitor perdarahan pervaginam dan periksa TTV setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam ke dua14. Yakinkan bahwa uterus tetap berkontraksi15. Mencuci daerah genetal dengan lembut memakai sabun dan air DTT16. Mengeringkan daerah genital17. Merapihkan pasien dan mengatur posisi nyaman pasien18. Kembalikan alat – alat pada tempatnya19. Petugas mencuci tangan20. Catat tindakan yang sudah dilakukan

7. Dokumen Terkait Rekam medik.

Page 5: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN

POST PARTUM ( ATONIA UTERI )NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Perdarahan postpartum adalah perdarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan postpartum terbagi dua yaitu :

a. Perdarahan postpartum dini yaitu perdarahan setelah bayi lahir dalam 24 jam pertama persalinan. Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.

b. Perdarahan postpartum lanjut yaitu perdarahan setelah 24 jam persalinan. Penyebab utamanya adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta

Atonia uteri adalah Kegagalan uterus berkontraksi dengan baik setelah persalinan.

SUBYEKTIF - Klien mengeluh keluar darah banyak- Klien tidak merasa perutnya mulas- Klien merasa pusing, dingin, agak sesak dan takut

OBYEKTIF Keluar darah lebih dari 500 cc- Uterus tidak berkontraksi dan teraba lembek- Plasenta lahir lengkap- Tampak tanda gejala syok :

Nadi cepat dan lemah ( 110x/mnt atau lebih )Tekanan darah rendah ( sistolik kurang dari 90 mmhg )Tampak pucat.Kulit teraba dingin dan lembabPernafasan cepat ( 30 x/mnt )Tampak gelisah

ASSESMENT G_ P_ A_ H_ Dengan Atonia Uteri

Page 6: PELAYANAN KEPERAWATAN

PLANNING - Observasi Tanda – tanda Vital- Masase fundus uteri - Evaluasi/ bersihkan bekuan darah/ selaput ketuban - Kosongkan kandung kemih- Lakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI) max 5 menit- Ajarkan keluarga melakukan KBE.- Berikan ergometrin 0,2 mg I.M.- Pasang infuse RL + 20 IU oksitosin guyur kolf pertama, lanjutkan

dengan maintenance 500ml/jam.- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya..

Page 7: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN RETENSIO PLASENTA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Retensio plasenta adalah : Plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir.

SUBYEKTIF - Pasien mengatakan perutnya tidak mules- Pasien mengatakan keluar darah terus-menerus

OBYEKTIF - Tidak ada tanda-tanda pelepasan plasenta- Tidak ada kontraksi uterus- Tampak darah keluar terus-menerus

ASSESMENT Ibu P__ A__ Kala III dengan retensio plasenta

PLANNING - Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta- Observasi TTV, kontraksi, perdarahan- Pasang infus NaCl 0,9% - Lakukan plasenta manual- Periksa kelengkapan plasenta- Lakukan kompresi bimanual uterus- Suntikan ergometrin 0,2 mg IM atau IV

Page 8: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN PRE EKLAMSI RINGAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Pre eklamsi ringan adalah Timbulnya hipertensi di sertai proteinuria dan edema akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 mgg atau segera setelah persalinan.

SUBYEKTIF - Klien merasa pusing

OBYEKTIF - Keadaan umum- Kesadaran- Tanda-tanda vital- Diastolik lebih dari 90 mmHg- Palpasi : Leopold I, II, III, IV- BJF- Protein urine ( + )

ASSESMENT G__P__A__H__mg dengan pre eklamsi ringan Janin __

PLANNING - Observasi TTV - Observasi DJJ- Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian obat anti hypertensi

Page 9: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN PRE EKLAMSI BERAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Pre eklamsi berat adalah Suatu komplikasi yang di tandai dengan timbulnya hipertensi > 160/ 110 mmHg disertai protein urine dan edema, pada kehamilan 20 mgg atau lebih.

SUBYEKTIF - klien merasa nyeri kepala - Klien merasa penglihatan kabur- Klien nyeri ulu hati

OBYEKTIF - Keadaan umum, Kesadaran, TTV- Diastolik lebih dari 110 mmHg- Palpasi : Leopold I, II, III, IV- BJF- Protein urine ( + + )- Oliguria - Hyperrefleksia- Refleks patella +

ASSESMENT G__P__A__H__mg Lebih dari 20 mgg dengan PEB Janin tunggal hidup intra uterin Pres Kep

PLANNING - Observasi TTV setiap 1 jam- Observasi DJJ setiap 1 jam- Observasi BJF tiap 1 jam.- Berikan nifedipin 5-10 mg sub lingual - Pasang infus RL- Berikan MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5’ perlahan segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 ( 40% ) 6 gr dlm larutan RL selama 6 jamDosis pemeliharaan: MgSO4 1 gr/ jam melalui infuse RL yang diberikan sampai 24 jam post partum.- Lakukan CTG untuk usia kehamilan di atas 32 mgg

Page 10: PELAYANAN KEPERAWATAN

- Berikan oksigen 4 – 6 lit / menit- Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian anti konfulsan dan anti Hypertensi- Lindungi klien dari kemungkinan trauma - Baringkan klien pada sisi kiri dan kepala sedikit lebih tinggi

Page 11: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN EKLAMSI

NO. DOKUMEN NO. REVISI

HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Eklampsia adalah Kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma.Sebelumnya wanita tadi menunjukan gejala-gejala preeklampsia ( kejang-kejang timbul bukan akibat kelainan neurologik )

SUBYEKTIF

OBYEKTIF - Keadaan umum, Kesadaran- TTV : TD, nadi, pernafasan, suhu- Kejang - kejang- Diastolik lebih dari 110 mmHg- Palpasi : Leopold I, II, III, IV.- BJF- Protein urine ( + + ) / lebih- Oliguria - Hyperrefleksia- Refleks patella +

ASSESMENT G __P__A__H__mg Lebih dari 20 mgg dengan Eklampsia Janin tunggal hidup intra uterin Pres Kep

PLANNING - Observasi TTV setiap 1 jam- Observasi DJJ setiap 1 jam- Observasi BJF tiap 1 jam.- Berikan nifedipin 5-10 mg sub lingual - Pasang infus RL- Berikan MgSO4 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5’ perlahan segera dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 ( 40% ) 6 gr dlm larutan RL selama 6 jam, jika kejang berulang setelah 15’, berikan MgSO4 ( 40% ) 2 gr IV selama 5’Dosis pemeliharaan: MgSO4 1 gr/ jam melalui infuse RL yang diberikan sampai 24 jam post partum.

Page 12: PELAYANAN KEPERAWATAN

- Lakukan CTG untuk usia kehamilan di atas 32 mgg- Berikan oksigen 4 – 6 lit / menit- Kolaborasi dengan dr SPOG untuk pemberian anti konfulsan dan anti Hypertensi- Lindungi klien dari kemungkinan trauma - Baringkan klien pada sisi kiri dan kepala sedikit lebih tinggi

Page 13: PELAYANAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANANPADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

( KPD )

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL TERBIT Ditetapkan :Direktur RSUD Kota Depok

Dr. Sity Kunarisasi, MARSNIP. 140 241 686

PENGERTIAN Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum proses persalinan berlangsung.

SUBYEKTIF - Pasien mengatakan keluar cairan pervaginam secara tiba-tiba.- Ibu mengatakan sedang hamil.- HPHT.- Pergerakan janin.

OBYEKTIF - Keadaan umum, Kesadaran- TTV : TD, nadi, suhu, Pernafasan- Palpasi : Leopold I, II, III, IV.- BJF - Pada pemeriksaan inspekulo tampak keluar cairan melalui ostium

uteri, dan tidak berbau.- Pembukaan servix < 4 cm.- Tes lakmus (+).

ASSESMENT Ibu G__P__A__H__ mg dengan KPD.Janin tunggal hidup intra uterine.

PLANNING - Obs. Keadaan umum, Kesadaran.- Obs. Tanda-tanda vital- Obs. BJF tiap 1 jam- Lakukan CTG.- Lakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin.- Lakukan penilaian servik : Bishop score- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya.

Page 14: PELAYANAN KEPERAWATAN

PROTAP PADA PASIEN VK

1. PENATALAKSANAAN HEG - Infus Dextrose 5 %- Primperan Injeksi 3x 1 ampul- Antacyd syrup 3x1 sdm

2. PENATALAKSANAAN KONTRAKSI - Infus RL + 2 ampul Duvadilan 12-16 tpm- Dexamethason Injeksi 1x12 mg (2 hari)- Cefotaxim Injeksi 1 gr/IV

3. PENATALAKSANAAN HAP - Infus RL (1/2 Line tergantung kondisi)- O2 (2-3 Liter/menit)- USG

4. PENATALAKSANAAN PER - Nifedipine 3x10 mg (oral)- Kontrol 1 minggu- Istirahat cukup- Os pulang

5. PENATALAKSANAAN PEB- Infus Dextrose 5% + 8 gr MgSO4 (20 ml) 28 tpm- MgSO4 2 gr/bolus (5 cc MgSO4 + 5 ml Aquadest), selama 5 menit

perlahan-lahan.- Urin (Dauer Catheter)- Terminasi kehamilan dalam 24 jam

Syarat MgSO4 :

Page 15: PELAYANAN KEPERAWATAN

- Reflek patella (+)- Frekuensi pernapasan ≥ 16 x/menit- Urin > 30 ml/jam

6. PENATALAKSANAAN ABORTUS IMINENS - HCG Test (+)- Bedrest (Pulang)- Duvadilan tablet 2 x ½ tab

atau- Rawat- infuse RL + 2 ampul Duvadillan drip

7. PENA PENATALAKSANAAN ABORTUS INSIPIENS - Infus RL- Rencana Kuretase

8. TALAKSANAAN ABORTUS INCOMPLIT - Infus RL- Rencana Kuretase

9. PENATALAKSANAAN ABORTUS COMPLIT - Infus RL- Rencana USG- Os pulang- Terapi oral : Amoxillin, Pospargin, Asam Mefenamat.

Page 16: PELAYANAN KEPERAWATAN

RUMAH BERSALIN AL ZAM-ZAM

PELAYANAN KEPERAWATANPROSEDUR TINDAKAN IMUNISASI BIDANG

KEPERAWATAN

URAIAN UMUM Imunisasi adalah suatu metode untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.

Vaksin adalah : suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid)) yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tersebut.

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi :1. Difteri2. Pertusis3. Tetanus4. Tuberculosis5. Campak6. Poliomyelitis7. Hepatitis B

TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi melaui penerapan pengelolaan vaksin, rantai vaksin dan sebagai acuan dalam pemberian imunisasi yang memenuhi standar yang telah ditetapkan.

KEBIJAKAN Pelayanan imunisasi dapat dilakukan oleh Dokter umum dan Bidan.

PROSEDUR Jenis-jenis Imunisasi Dasar :

1. VAKSIN BCG (Bacillus Calmette Guerine)a. Indikasi :

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosa.

b. Kemasan :Kemasan dalam ampul dengan 4 ml pelarut dan flakon dengan 1 ml pelarut,sediaan beku kering.

c. Cara pemberian dan dosis : Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan lebih dulu,

melarutkan dengan menggunakan spuit 5 ml atau 3 ml. Dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali. Disuntikkan secara intracutan di daerah lengan kanan atas atau

sepertiga paha atas bagian luar dengan menggunakan Spuit

Page 17: PELAYANAN KEPERAWATAN

1ml. Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3

jam.

d. Kontraindikasi ;Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksi, furunkulosis, atau yang sedang menderita TBC.

e. Efek Samping :Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda perut. Kadang – kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher,terasa padat,tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.Reaksi ini normal,tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

2. VAKSIN DPT (DIFTERI PERTUSIS TETANUS)a. Diskripsi:

Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.

b. Indikasi: Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.

c. Kemasan: Kemasan dalam vial. 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial. 1 Vial berisi 10 dosis. Vaksin berbentuk cairan.

d. Cara pemberian dan dosis : Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5

ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,dosis selanjutnya

Page 18: PELAYANAN KEPERAWATAN

diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu <1 bulan>. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya

boleh digunakan selama Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.

Disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis.

Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu <1 bulan>.

Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu,dengan ketentuan:

1. Vaksin belum kadaluwarsa. 2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilitasnya terjaga.5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

e. Efek samping :Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti : lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, Iritabilitas dan meracau yang biasanya tejadi 24 jam setelah imunisasi.

f. Kontraindikasi ;Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosisi pertama, komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.

3. VAKSIN TT (TETANUS TOXOID)a.Diskripsi :

Vaksin jerap TT ( tetanus Toxoid ) adalah vaksin yang mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsobsi kedalam 3mg/ml aluminium fosfat, Thimerosal 0,1mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dengan mengimunisasi WUS ( Wanita Usia Subur ) atau ibu hamil, juga untuk mencegah tetanus pada ibu.

b.Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

Page 19: PELAYANAN KEPERAWATAN

c. Kemasan : 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. Vaksin TT adalah vaksin yang berbentuk cairan.

d.Cara Pemberian dan Dosis : Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis

primer yang disuntikkan secara intramusculer atau subcutan dalam, dengan dois pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis, dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian ketiga dan keempat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.

Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketntuan :

1. . Vaksin belum kadaluarsa.2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilisasinya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

e.Efek samping :Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam.

f. Kontraindikasi ;Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

4. VAKSIN DT (DIFTERI TETANUS)a.Diskripsi :

Vaksin jerap DT (difteri Tetanus) adalah vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan.

Page 20: PELAYANAN KEPERAWATAN

b.Indikasi :Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan tetanus.

c. Kemasan : 1 box vaksin tersiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. Vaksin DT adalah vaksin yang berbentuk cairan.

d.Cara Pemberian dan Dosis : Sebelum diguanakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramusculer atau subcutan dalam,

dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia dibawh 8 tahun. Untuk usia 8 tahun atau lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin TT.

Di Unit pelayanan statis vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :

1. Vaksin belum kadaluarsa.2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilisasinya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

e.Efek Samping ;Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.

f. Kontraindikasi :Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.

5. VAKSIN POLIO (ORAL POLIO VACCINE / OPV)a. Diskripsi :

Vaksin Polio Oral Hidup adalah vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

b. Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

c. Cara Pemberian dan Dosis: Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes

Page 21: PELAYANAN KEPERAWATAN

sebanyak 4 kali dosis pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.

Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.

Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan :

1. Vaksin belum kadaluarsa.2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilisasinya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

d. Efek Samping :Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17:1.000.000 ; Bull WHO 66 : 1988).

e. Kontraindikasi :Pada individu yang menderita ”Immune Deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

6. VAKSIN CAMPAKa. Diskripsi :

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 100 Invective Unit Virus Strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erytromycin.

b. Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

c. Kemasan : 1 box vaksin terdiri dari 10 vial. 1 vial berisi 10 dosis. 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml. Vaksin ini berbentuk beku kering.

Page 22: PELAYANAN KEPERAWATAN

d. Cara pemberian dan Dosis : Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus

dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.

Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulanga booster pada usia 6-7 tahun (Kelas I SD) setelah catch-up campaign campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.

e. Efek Samping :Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam rinagn dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

f. Kontraindikasi :Individu yang mengidap penyakit Immune Deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, lymphoma.

7. VAKSIN HEPATITIS Ba. Diskripsi :

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus Recombinan yang telah diinaktifkan dan bersifat non infectius, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi rekombinan.

b. Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.

c. Kemasan : Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang berbentuk cairan. Vaksin Hepatitis B terdiri dari 2 kemasan. Kemasan dalam Prefill Injection Device (PID). Kemasan dalam vial. 1 box vaksin Hepatitis B PID terdiri dari 100 HB PID. 1 box vaksin Hepatitis B vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis.

d. Cara Pemberian dan Dosis: Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID,

Page 23: PELAYANAN KEPERAWATAN

pemberian suntikan secara intra musculair, sebaiknya pada anterolateral paha.

Pemberian sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya

dengan interval minimum 4 minggu. ( 1 bulan). Untuk Hepatitis B vial di unit pelayanan statis, vaksin yang

telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :1. Vaksin belum kadaluarsa.2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilisasinya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B.

e. Efek Samping :Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 Hari.

f. Kontraindikasi :Hipersensitive terhadap komponen vaksin, sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh deberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

8. VAKSIN DPT-HBa. Diskripsi :

Vaksin mengandung DPT berupa toxoid Difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktif serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg dan bersifat non infectius.

b. Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

c. Kemasan : 1 box vaksin DPT-HB vial terdiri dari 10 vial @ 5 dosis. Warna vaksin putih keruh seperti vaksin DPT.

d. Cara pemberian dan Dosis : Pemberian dengan cara intramusculair, 0,5 ml sebanyak 3

Page 24: PELAYANAN KEPERAWATAN

dosis. Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan

interval minimal 4 minggu atau 1 bulan. Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka

hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketetuan :1. Vaksin belum kadaluarsa.2. Vaksin disimpan dalam suhu 2˚C – 8˚C.3. Tidak pernah terendam air.4. Sterilisasinya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B.