Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

33
SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

Transcript of Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Page 1: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

SELAMAT DATANG

TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

Page 2: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Pelatihan Tukang Bekisting dan

Perancah

Nomor Modul

SBW – 07

Judul Modul

TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN

BEKISTING DAN PERANCAH

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Page 3: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

No. Kode Judul Modul

1. SBW – 01 UUJK, Etika Profesi dan Etos Kerja

2. SBW – 02 K3, RKL dan RPL

3. SBW – 03 Bahan Bangunan Bekisting dan Perancah

4. SBW – 04 Konstruksi Bekisting dan Perancah

5. SBW – 05 Peralatan Bekisting dan Perancah

6. SBW– 06 Membaca Gambar Kerja Bekisting dan Perancah

7. SBW – 07 Teknik Pemasangan dan Pembongkaran Bekisting

Dan Perancah

8. SBW – 08Daftar Simak (check list) Pemasangan dan

Pembongkaran Bekisting dan Perancah

DAFTAR MODUL

Page 4: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Lembar Tujuan

A. Tujuan Pelatihan Umum

Setelah mengikuti pelatihan peserta diharapkan mampu :

Menyiapkan dan membuat bekisting dan perancah pada lokasi pekerjaan

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :

1. Menguasai rencana pembuatan bekisting

dan perancah sesuai dengan gambar kerja

dan instruksi kerja

2. Melakukan pekerjaan persiapan pembuatan bekisting

dan perancah

3. Melaksanakan pembuatan bekisting dan perancah

4. Melakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja

5. Melaksanakan pembongkaran bekisting dan perancah

Page 5: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mengikuti modul

ini peserta mampu : melakukan

pemasangan dan pembongkaran

bekisting dan perancah dilokasi

pekerjaan secara tepat sesuai

dengan gambar kerja yang

ditentukan

Page 6: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah modul ini diajarkan peserta mampu:

1. Menyebutkan fungsi bekisting dan perancah

2. Melaksanakan pekerjaan persiapan serta

memasang bouw plank/papan duga untuk

bekisting dan perancah.

3. Melaksanakan penyambungan pekerjaan kayu

untuk pekerjaan bekisting dan perancah

4. Membuat dan memasang bekisting dan

perancah

5. Melaksanakan pembongkaran bekisting dan

perancah

6. Melakukan pemeriksaan kualitas hasil kerja

Page 7: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Bab I Bekisting1.1 Fungsi sebuah Bekisting

Menjalani tiga (3) fungsi :

a. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat

b. Harus dapat menyerap dengan aman, beban yang ditimbulkan oleh spesi beton dan berbagai beban luar serta getaran

c. Harus dapat dengan cara sederhana dipasang, dilepas dan dipindahkan

Berdasarkan fungsi, sebuah konstruksi bekisting dapat

dibagi dalam:

a. Bekisting kontak

b. Konstruksi penopang

c. Penanggulangan : angin, tekukan dan penjaga kestabilan

OHT. 1

Page 8: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

1.2 Beban – beban Vertikal

a. Bekisting tradisional

- Kayu papan 150 N/m2

- Balok – balok anak 150 N/m2

- Penyangga 150 N/m2

Total sekitar 300 – 450 N/m2

b. Bekisting sistem

Permukaan kontak yang terbuat

dari triplex, balok dari kayu dan

penyangga dari baja dengan

batasan 20 % OHT. 1 -1

Page 9: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Bab II Melaksanakan Pekerjaan Persiapan serta

Memasang Bouw Plank (Papan duga) untuk

Bekisting dan Perancah

2.1 Guna mendukung pembuatan dan pemasangan bekisting dan perancah diperlukan pekerjaan tambahan

1. Pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan (Land Clearing)

2. Pekerjaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan (acces road)

3. Pekerjaan pengeringan (drainage)

Kemudian dapat dilaksanakan pemasangan bouw plank (papan duga)

OHT. 2

Page 10: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

2.2 Pembersihan lokasi pekerjaan dari rerumputan, akar – akaran, cabut tunggul, pengupasan permukaan, penimbunan dan meratakan

Pemasangan bouw plank ( papan duga), dimana sebelumnya dilakukan pengukuran titik ikat/patok tetap TBM dari titik Bench Mark (B.M) yang paling dekat dengan lokasi pekerjaan yang menunjukan ketinggian elevasi

OHT. 2 - 1

Page 11: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

2.3 Pekerjaan jalan masuk

Dalam perencanaan jalan masuk dari jaringan jalan yang telah ada perlu dipertimbangkan dengan cermat, ekonomis dan aman

2.4 Pengeringan (Drainage)

Perlu dijaga saluran pembuangan yang lancar dan dapat mengalirkan menerus sepanjang tahun sampai pembuangan akhir, sungai.

Adanya perbaikan, pemeliharaan antara lain : pengerukan, pelebaran, meninggikan tanggul.

OHT. 2 - 2

Page 12: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Bab III Melaksanakan Penyambungan Kayu

Untuk Pekerjaan Bekisting dan Perancah

3.1 Umum

Memasang sebuah bekisting adalah menyatukan elemen – elemen

Membedakan sambungan yang bersifat konstruktif

a. Terlebih dahulu dilaksanakan di tempat kerja

b. Dibuat setempat ditempat pembangunan

Dalam membuat sambungan, hendaknya kita

memperhatikan hal – hal berikut :

- Biasanya batang yang akan disambung akan mengalami pelemahan

- Penentuan letak sambungan harus dilakukan dengan cermat

- Sebuah sambungan dapat bergeser oleh pembebanan

- Batasilah banyaknya sambungan oleh suatu pendetailan yang baik

- Semua sambungan bisa menjadi mahal, jika pengerjaan menghabiskan banyak waktu

OHT. 3

Page 13: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

3.2 Alat Sambung Kayu

3.2.1 Sambungan gigi

- Sambungan gigi tunggal

- Sambungan gigi tunggal yang

diperkuat :

a. Dengan baut

b. Dengan papan pengapit

c. Dengan pelana

- Sambungan gigi rangkap

OHT. 3 - 1

Page 14: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

3.2.2 Paku

3.2.3 Baut

- Baut Biasa

- Baut kunci

- Sekrup kunci

- Baut perentang

3.2.4 Baut Pasak khusus

3.2.5 Pasak Cincin dan Bulldog Connector

- Pasak cincin

- Bulldog Connector

3.2.6 Pelat Paku

3.2.7 Perekat OHT. 3 - 2

Page 15: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Pada gambar 3.1 Sambungan Gigi Tunggal

Kependekan masing – masing berarti :

P = Gaya tekan pada kuda penopang

H = Gaya tarik pada balok loteng sebesar H = P. Cos

OHT. 3 - 3

Page 16: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Gambar 3.5

Sambungan Gigi Rangkap

OHT. 3 - 4

Page 17: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.1Bekisting dan Pekerjaan penyelesaian Pemasangan :

❖ Bekisting harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan beton, guna memperoleh bentuk permukaan yang diinginkan

❖ Bekisting harus dipasang dengan sempurna sesuai dengan bentuk – bentuk dan ukuran dalam gambar kerja

❖ Bekisting terbuat dari kayu, besi atau bahan material yang memadai

❖ Bentuk bekisting harus memiliki penguat dan penopang agar dapat menahan tekanan yang timbul akibat beban konstruksi, pengecoran dan pengerasan beton, angin dan

gaya lainnya tanpa terjadi deformasi/melendut

Bab IV Membuat Pemasangan dan Pembongkaran

Bekisting dan Perancah

OHT. 4

Page 18: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Teknik pemasangan bekisting

Setelah mempertimbangkan :

❖ Bahan bentuk, ukuran sudah terpenuhi

sesuai syarat yang ditentukan

❖ Kekuatan, kerapatan dan sambungan

memenuhi syarat

❖ Kelurusan, ketegakan, kebersihan

memenuhi syarat

❖ Tenaga kerja, peralatan, material

tersedia cukupOHT. 4 - 1

Page 19: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Pembongkaran bekisting :

1. Tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan

direksi paling tidak setelah tiga (3) hari

waktunya berlalu

2. Metode yang dipakai benar, misalnya beton

tidak boleh bergerak

3. Paku dicabut dahulu, sehingga cetakan dengan

mudah dapat dibongkar

4. Cara membongkar cetakan, arah congkelan

harus keluar sehingga tidak merusak beton

OHT. 4 - 2

Page 20: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Pemasangan Perancah :

1. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu

sambungan yang tidak disokong kearah samping

2. Bambu boleh digunakan untuk tiang perancah asalkan

dipikirkan terhadap stabilitas terutama terhadap : berat

sendiri, beban – beban lain yang timbul selama

pengecoran, serta akibat getaran alat penggetar, beban

alat, pekerja

Pembongkaran Perancah :

Menyesuaikan pembongkaran bekisting, dimana

pekerjaan beton dinyatakan secara teknis selesai

OHT. 4 - 3

Page 21: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.2 Penggunaan sebuah bekisting

1. Keamanan

Keamanan tidak hanya bergantung dari

perencanaan yang baik, melainkan juga

dari keadaan dimana konstruksi

ini dilaksanakan.

Peraturan keamanan dimaksudkan antara lain untuk menghindari serta mengurangi terjadinya bahaya kecelakaan.

OHT. 4 - 4

Page 22: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

2. Penggunaan sebuah Bekisting

Dalam kaitan dengan bekisting ditetapkan upaya –

upaya pengamanan sebagai berikut antara lain :

- Pemasangan sandaran yang memadai

- Pemakaian alat pelindung diri

- Pengontrolan dan pemeliharaan mutu semua

peralatan dan material

- Pembatasan keberadaan orang yang

tidak berkepentingan ditempat pembangunan

- Penopangan bekisting yang baik

- Menghindari beban lebih terhadap bekisting

maupun beton yang belum mengeras

- Mesin angkat hanya dimaksudkan untuk mengangkat dan memindahkan sesuatu, membantu dalam membuka bekisting dapat merugikan (beton bisa tertarik hingga lepas)

OHT. 4 - 5

Page 23: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.3 Bekisting setelah Pengecoran Beton

4.3.1 Penanganan susulan, isolasi dan penghangatan bekisting

4.3.2 Umum

4.3.3 Cara Melepaskan Bekisting :

Pada saat melepas bekisting, beban harus dipindahkan secara beraturan serta tanpa hentakan pada konstruksi beton bersangkutan.

Tidak dibenarkan penggunaan linggis dan alat penolong lainnya yang dapat memberikan gaya tarik yang besar.

Alat – alat ini dapat menimbulkan kerusakan pada kulit beton, lebih baik menggunakan pasak – pasak lebar dari kayu. Merupakan hal yang penting, bukan hanya beton saja yang dilindungi, melainkan bekisting sedapat mungkin harus dilindungi pula lewat penanganan yang dilaksanakan secara hati –hati.

OHT. 4 - 6

Page 24: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.3. 4 Urutan membuka bekisting

Waktu untuk melepas papan berbeda untuk

masing – masing bidang.

Konstruksi yang menahan beban, harus lebih

lama dibiarkan.

4.3.5 Urutan pelepasan bekisting

Dua (2) cara pelepasan bekisting :

a. Dari tahap kekuatan beton

b. Dari jangka waktu pengerasan beton

Tahap kekuatan beton yang akan ditentukan dengan bantuan :

- Uji coba pengerasan

- Uji coba pukul (sedikitnya 30 nilai)

- Pengukuran ultra sonik (± 30 pengamatan)

- Palu pukul – balok dari pengukuran ultra sonik (± 30 pengamatan yang dikombinasikan )

Ditentukan dari jangka waktu pengerasan beton, lihat tabel

OHT. 4 - 7

Page 25: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.4 Pelepasan Bekisting dari

konstruksi beton yang dipasang

lebih dulu

- Dengan memperhatikan adanya lenturan

dan perpendekan elastis.

Perpendekan yang akan menimpa konstruksi

beton sebagai akibat dari pemasangan yang

dilakukan lebih dulu adalah sekitar 15 %

dari seluruh perpendekan, turut juga

pengaruh penyusutan dan temperatur.

OHT. 4– 8

Page 26: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.5 Menangani bagian – bagian dari bekisting.

Bagaimana menciptakan suasana kerja yang lebih baik, jika lahan pembangunan, tempat pembangunan, los kerja, gudang diurus secara teratur, keamanan pun akan lebih terjamin, hingga tercipta suasana aman.

Pada waktu melepas bekisting

➢ Semua mur, pasak pen pusat dan komponen – komponen kecil lainnya segera dikumpulkan secara terpisah dalam peti atau keranjang

➢ Ulir sekrup dari baut dan pen pusat bersihkan dari sisa spesi, baut berguna lagi dan komponen – komponen yang ulir sekrupnya sudah aus dibuang.

➢ Pada waktu mengangkut dengan mesin – mesin angkat (kran) harap diperhatikan, agar satuan – satuan bekisting waktu terjadinya penguluran tidak dirusak oleh perangkat steger atau benda – benda lain yang mencuat ke luar.

➢ Bebaskan kayu dari semua paku.OHT. 4 - 9

Page 27: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.6 Berbagai persiapan pada

teknik pelaksanaan yang bersifat khusus

4.6.1 Bekisting untuk beton yang dipasang

terlebih dahulu.

Ada pertimbangan, akibat dari

momen lentur atau kekuatan aksial

Dianjurkan untuk melakukan berbagai upaya, sehingga memungkinkan bekisting melakukan gerakan vertikal dan horisontal

OHT. 4 - 10

Page 28: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

4.6.2 Beton suntik

Penggunaan beton suntik adalah terutama

pada konstruksi, beton yang bersifat massal.

Yang terlebih dahulu dimasukan ke dalam

bekisting bukanlah spesi beton, melainkan

bahan – bahan pencampurnya.

Dengan penekanan, mortel suntik, yang

mengisi lubang – lubang dan alur – alur di

sela – sela kerikil dan setelah

mengeras menyatukan massa kerikil ini.

Tekanan bekisting dalam arah

horizontal diperoleh dari tekanan

material pencampuran dan dari tekanan hidrostatik oleh mortel

OHT. 4 - 11

Page 29: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Cara membuka bekistingyang baik dan betul

Gambar 4.1 OHT. 4 - 12

Page 30: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Gambar 4.4

OHT. 4- 13

Page 31: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

Bab V Melakukan Pemeriksaan Kualitas

Hasil Kerja

5.1 Setelah pembongkaran bekisting dilakukan

berarti umur teknis dipenuhi, pengecoran dan

pengerasan berjalan lancar, sesuai prosedur maka

baru pemeriksaan kualitas hasil kerja.

Pemeriksaan kualitas hasil kerja mencakup :

5.1.1 Teknis pekerjaan

5.1.2 Fisik

OHT. 5

Page 32: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

5.1.1 Teknis pekerjaan mencakup antara lain :

- Mampu menyerap gaya yang timbul akibat proses pengecoran beton, perawatan, pengerasan, getaran , angin, stabilitas terpenuhi

- Tidak terjadi penurunan, menunjukan daya dukung tanah terpenuhi (bearing capacity)

5.1.2 Fisik pekerjaan bekisting meliputi :

- Kualitas bahan, memenuhi syarat

- Ukuran papan, balok, sambungan kayu, baut

- Kokoh dan kuat konstruksi

OHT. 5 - 1

Page 33: Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah

TERIMA KASIH