Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

11
Page | 1 KELENTURAN (FLEXIBILITY) Dimensi kelenturan melibatkan Sikap Pribadi Anda terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi yang Anda hadapi. Ini menunjukkan kesediaan Anda untuk mengubah Perspektif dan Posisi kalau keadaan memungkinkan. Berikut ini adalah 5 (lima) CIRI-CIRI POSITIF yang mereflesikan Fleksibilitas Anda : 1. KEYAKINAN DIRI (SELF CONFIDENCE) Memiliki keyakinan berarti percaya pada diri sendiri dan mempercayai penilaian dan kecerdikan Anda sendiri. Dalam banyak bukunya Dr. Nathaniel Branden mendefinisikan Harga Diri sebagai sejumlah keyakinan diri dan menghargai keyakinan diri sendiri. Keyakinan diri adalah mempercayai bahwa Anda bisa berfungsi dengan cukup baik di dunia. Orang yang mempunyai keyakinan diri tinggi juga bisa membangkitkan perasaan kredibilitas pada diri orang lain melalui pendekatan yang Proaktif, Optimistis dan Progresif. Memiliki keyakinan dalam berbagai situasi misalnya dalam memperoleh pengaruh dengan seseorang atau dalam menangani

description

Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx. Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!! Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053

Transcript of Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page 1: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 1

KELENTURAN (FLEXIBILITY)

Dimensi kelenturan melibatkan Sikap Pribadi Anda terhadap diri

sendiri, orang lain dan situasi yang Anda hadapi. Ini menunjukkan

kesediaan Anda untuk mengubah Perspektif dan Posisi kalau keadaan

memungkinkan.

Berikut ini adalah 5 (lima) CIRI-CIRI POSITIF yang mereflesikan

Fleksibilitas Anda :

1. KEYAKINAN DIRI (SELF CONFIDENCE)

Memiliki keyakinan berarti percaya pada diri sendiri dan

mempercayai penilaian dan kecerdikan Anda sendiri. Dalam banyak

bukunya Dr. Nathaniel Branden mendefinisikan Harga Diri sebagai

sejumlah keyakinan diri dan menghargai keyakinan diri sendiri.

Keyakinan diri adalah mempercayai bahwa Anda bisa berfungsi

dengan cukup baik di dunia. Orang yang mempunyai keyakinan diri

tinggi juga bisa membangkitkan perasaan kredibilitas pada diri

orang lain melalui pendekatan yang Proaktif, Optimistis dan

Progresif.

Memiliki keyakinan dalam berbagai situasi misalnya dalam

memperoleh pengaruh dengan seseorang atau dalam menangani

Page 2: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 2

beban pekerjaan, akan bermula dari pengalaman diri pribadi secara

umum yang telah terbukti dalam menghadapi tantangan hidup yang

dinilai relatif sukses.

Keyakinan diri dapat dibina dengan mencatat semua keberhasilan

dan mengukuhkan kekuatan batin yang memberikan kontribusi atas

keberhasilan tersebut. Setelah itu penting untuk mencatat Kekuatan

Yang Lebih Baru yang telah muncul demi peningkatan diri yang

berkesinambungan (continual self-improvement).

2. TOLERANSI (TOLERANCE)

Toleransi berarti terbuka terhadap pandangan-pandangan dan

praktek-praktek yang berbeda dengan pandangan dan praktek yang

kita lakukan sendiri. Banyak orang diantara kita yang harus belajar

menjadi Toleran di dunia yang berciri khas Realita Faktual adanya

perbedaan antar manusia. Perbedaan merupakan Khazanah

Realitas Hidup yang tidak akan bisa dihilangkan kenyataannya

namun hanya bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan lebih baik

untuk menghasilkan yang terbaik. Dengan demikian hal itu akan

menumbuhkan wawasan dan pikiran baru ketika secara realistis

berurusan dengan realitas orang lain – bukan hanya realitas diri kita

sendiri.

Page 3: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 3

3. EMPATI (EMPHATETIC)

Akar kata Empati adalah Pathos, kata dalam Bahasa Yunani yang

berarti Perasaan. Simpati berarti mengakui perasaan orang lain,

tetapi Empati mengatakan : “Saya memahami bagaimana Anda

merasakan. Saya bisa menempatkan diri saya pada posisi Anda”.

Bila Simpati menghasilkan kebaikan hati dan kadang-kadang belas

kasihan, maka Empati akan menghasilkan pengakuan yang

sesungguhnya tentang perasaan orang lain tanpa harus mengambil

tanggung-jawab untuk itu.

Empati jauh lebih mudah dirasakan kalau kita peduli terhadap orang

lain dan merasakan bagaimana ia merasakan. Dalam dunia Bisnis,

Politik atau Profesi rasa Empati mungkin tidak akan datang dengan

mudah. Menerapkan Empati pada prakteknya akan melibatkan

emosi, perhatian atau rasa takut kita. Ini akan melibatkan pemikiran

dan perasaan positif melalui dorongan Lemah Lembut yang akan

diberikan kepada orang lain ketika mereka membutuhkannya.

Page 4: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 4

4. SIKAP POSITIF (POSITIVE BEHAVIOR)

Sikap Positif berarti memelihara harapan optimistis tentang orang

lain atau situasi. Ini berasal jauh dari dalam jiwa kita sendiri. Sikap

positif dibina dengan cara memiliki apresiasi terhadap kehidupan

dengan berasumsi bahwa diri kita dikelilingi oleh orang-orang yang

benar-benar peduli dengan kesejahteraan kita.

Aspek-aspek dalam melaksanakan Sikap Positif :

Mengenali dan mengakui siapa diri kita dan apa tujuan hidup

kita.

Mengetahui kekuatan yang kita miliki dan yang harus kita bina

untuk mencapai maksud dan tujuan hidup kita.

Memperkuat dan melengkapi diri kita dengan sumber energi

lain atau energi pelengkap.

Misal : Hubungan yang penuh dukungan akan memberikan

semangat baru yang positif ketika sumber daya kita sendiri

semakin sedikit yang akan memulihkan diri kita dari

kemunduran dan kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan.

Page 5: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 5

5. RASA HORMAT (RESPECTFUL)

Ciri Positif ke-5 yang mencerminkan Fleksibilitas adalah Rasa

Hormat Kepada Orang Lain. Kalau kita memperlakukan orang lain

sebagaimana kita ingin diperlakuakn mungkin akan menimbulkan

Ketegangan, sebab orang lain mungkin tidak menyukai cara-cara

kita tersebut. Sebaliknya, kalau kita memperlakukan orang lain

dengan cara sebagaimana mereka ingin diperlakukan maka

hakekatnya kita telah menangkap inti dari fleksibiltas diri kita yang

sebenarnya.

Menghormati orang lain, berarti belajar memperlakukan orang lain

secara berbeda menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan mereka

bukannya menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan diri kita

sendiri. Hal ini bisa mengarah kepada pengertian Moral dan

penerimaan diantara individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal

ini juga menunjukkan INTEGRITAS PRIBADI seseorang.

Rasa hormat kepada orang lain, mungkin lebih mudah dipahami

sebagai: “usaha mencari kepentingan umum yang dibagi bersama

dan kemudian dikerjakan bersama-sama untuk mencapai hasil yang

menang-menang (win-win)”.

Page 6: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 6

KESERBA-BISAAN (CAPABILITY)

Keserba-bisaan seperti halnya kelenturan dapat terus dikembangkan.

Orang yang serba bisa cenderung mendekati berbagai situasi sebagai

suatu kesempatan baru untuk belajar dan meningkatkan diri secara

terus menerus. Setiap orang bisa memilih apakah akan menjadi serba

bisa atau tidak melalui 5 ciri khas yang utama.

Ciri-ciri khas Utama Keserba-bisaan adalah sebagai berikut :

1. KEULETAN (ADVERSITY)

Keuletan berarti mengatasi keadaan walaupun ada kemunduran,

hambatan-hambatan atau sumber daya yang terbatas. Keuletan

merupakan ukuran ketangguhan dan kegigihan. Keuletan juga

berhubungan dengan kekuatan emosional dan kekuatan mental.

Keuletan melibatkan perilaku yang akan menuju sukses akhir

melalui upaya-upaya yang gigih dan pantang menyerah (never give-

up).

Sejarah penuh dengan contoh pribadi-priadi yang “Pantang

Menyerah” yang beberapa diantara mereka lebih positif dan

memiliki keyakinan diri yang tinggi seperti diantaranya : Jenderal

Sudirman, Cut Nyak Dien, Soekarno, Albert Einstein, Thomas Alfa

Edison, Mozart, Bethoven, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Page 7: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 7

2. WAWASAN (SENSE OF FUTURE)

Wawasan merupakan kemampuan Penginderaan Jauh ke Depan

(a whole new sense of future). Seseorang yang mempunyai

wawasan bisa melihat hasil yang diinginkan untuk masa mendatang

serta bagaimana cara mencapainya. Wawasan memberikan fokus

umum untuk membangkitkan energi orang ke arah maksud dan

tujuan yang ingin dicapai serta strategi tindakan untuk sampai ke

sana.

Dengan laju kecepatan, sifat dan arah perubahan di zaman

sekarang ini tanpa adanya wawasan untuk membayangkan

kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan

datang, seseorang bisa terjebak dalam hal-hal sepele yang tanpa

tujuan yang fokus mengenai kegiatan yang harus terus dimiliki dan

dijalankan.

Wawasan dapat merupakan berbagai dimensi seperti mulai dari :

mencari uang lebih banyak, mengakhiri sebuah masalah,

meningkatkan situasi, menciptakan inovasi, atau sampai kepada

mendapatkan lebih banyak hal-hal yang menyenangkan.

Kemampuan berwawasan bisa dikembangkan dengan

membayangkan 5-10 tahun ke depan dan membayangkan

bagaimana Diri Kita dan Perusahaan Kita saat itu. Dengan

demikian kita bisa mengestimasi dan memperkirakan kesenjangan-

Page 8: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 8

kesenjangan apa saja yang ada saat ini untuk ditutup dan

dieliminasi, sehingga kita bisa menyusun rencana sehubungan

dengan ekstrapolasi tersebut.

3. PENUH PERHATIAN (ATTENTIVE)

Sikap penuh perhatian berarti menyadari “apa saja yang sedang

berlangsung di lingkungan kita”. Sikap penuh perhatian

berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat

(implicit). Ini bisa dari sesederhana memperhatikan ketika

seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan

saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.

Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-

pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari

kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk

mau melihat segala hal di luar diri kita.

Orang yang penuh perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak

dan kapan ia tidak boleh bertindak. Orang yang tergolong penuh

perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola,

variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki

sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan

ataupun saran-saran dari orang lain.

Page 9: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 9

4. KECAKAPAN (PROFESSIONAL SKILL)

Kecakapan adalah kemampuan dan keahlian spesifik pada bidang-

bidang tertentu yang telah dipilih seseorang. Kecakapan tidak

cukup hanya “mampu mengerjakan” tetapi juga memiliki

kemampuan “memecahkan masalah” (trouble shooting) di

bidangnya tersebut. Hal ini memungkinkan Anda untuk dengan

cepat dan cekatan mengembangkan dan memperagakan

pengetahuan kerja yang baru dan berbeda dalam kaitannya dengan

persoalan, orang-orang dan situasi kerja.

Memperlihatkan KECAKAPAN melibatakan keharusan dalam hal :

mengetahui apa-apa yang Anda kerjakan dan lakukan, bagaimana

cara melaksanakannya, bagaimana cara menyelesaikan masalah

yang terjadi di dalamnya, serta mengkomunikasikan dan

mensosialisasikannya secara efisien dan efektif dengan orang-

orang di dalam lingkup kerja yang lebih kecil ataupun skup

perusahaan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan atas para pencetak

prestasi yang tinggi, dikatakan bahwa kecakapan pribadi (self-

capability) memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam mencapai

kecakapan kerja (work-capability). Orang-orang yang memiliki

kecakapan pribadi tinggi akan menetapkan tujuan dan sasaran

pribadi yang realistis, mengantisipasi hambatan yang akan

mempengaruhi kemajuan dan mengambil tindakan yang bisa

Page 10: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 10

memberikan sumbangan secara terus menerus kepada

keberhasilan dan kesuksesan. Secara berkala, mereka juga akan

melakukan kontemplasi (perenungan diri) tentang apa-apa yang

sudah diperbuat dan hasil-hasil apa yang telah dicapai selama ini.

5. INTROSPEKSI (INTROSPECTION)

Introspeksi adalah kemampuan untuk memprakarsai perubahan,

mengevaluasi diri dan membuat koreksi diri yang berlangsung terus

menerus tanpa henti. Seorang ahli psikologi terkenal yang bernama

David McClelland menamakan kemampuan ini sebagai LOCUS OF

CONTROL INTERNAL.

Orang-orang yang memiliki Locus of Control Internal yang tinggi

apabila menemukan kegagalan dalam segala hal maka yang

pertama-tama ia akan melihat dulu jauh ke dalam dirinya yang

menjadi penyebab kegagalan tersebut bukan malah menyalahkan

faktor dari luar dirinya (mis: manajemen, atasan, bawahan,

perusahaan, system kerja, dsb). Ia berusaha keras untuk mencari

Umpan Balik sebagai Hadiah Cuma-Cuma untuk memecahkan

masalah kegagalan yang dihadapinya. Mereka terdorong untuk

menjadi Pribadi yang lebih baik dan bukannya menjadi Pribadi

yang paling benar. Orang-orang seperti ini akan tahu dan sadar

bila mereka memperlihatkan pola perilaku dan sikap yang tidak

produktif.

Page 11: Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas

Page | 11

Koreksi diri berfokus pada dorongan untuk mendapatkan kualitas

pribadi yang unggul, koperatif dan kolaboratif bukan malah

menjadikan pribadi yang pasif, massive atau eksklusif. Umumnya,

orang menganggap tidak perlu adanya perubahan atau memikirkan

perubahan bila dirasakan tidak adanya kesalahan (no fault) atau

bila sesuatu itu berjalan dengan baik (running well). Hanya kalau

sesuatu yang masih baru, tidak lengkap atau tidak sempurna

mereka baru melihat kesempatan untuk membuat koreksi. Padahal

ada ataupun tidak adanya hal tersebut, Peningkatan

(improvement) harus terus menerus dijalankan, karena kepastian

PERUBAHAN ke arah yang lebih baik TERUS MENERUS

BERLANGSUNG di dunia ini apapun alasannya.

Salah satu teknik yang paling sederhana untuk melakukan

introspeksi atau koreksi diri adalah dengan menyediakan waktu + 5

menit setiap harinya untuk melakukan peninjauan harian dan

mencatatnya dalam Jurnal Pribadi mengenai kemajuan-kemajuan

yang telah dicapai serta tindakan-tindakan apa saja yang harus

dilakukan selanjutnya untuk memelihara dan meningkatkan

kemajuan tersebut.

Ditulis Oleh:

M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (Managing Director of HARD-Hi SMART CONSULTING) Contact : 0878-7063-5053 Website : www.hardhismart-consulting.blogspot.com