Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas
-
Upload
shobrie-hardhi-se-cfa-cla-cphr-cptr -
Category
Self Improvement
-
view
564 -
download
1
description
Transcript of Pelatihan Fleksibilitas dan Kapabilitas
Page | 1
KELENTURAN (FLEXIBILITY)
Dimensi kelenturan melibatkan Sikap Pribadi Anda terhadap diri
sendiri, orang lain dan situasi yang Anda hadapi. Ini menunjukkan
kesediaan Anda untuk mengubah Perspektif dan Posisi kalau keadaan
memungkinkan.
Berikut ini adalah 5 (lima) CIRI-CIRI POSITIF yang mereflesikan
Fleksibilitas Anda :
1. KEYAKINAN DIRI (SELF CONFIDENCE)
Memiliki keyakinan berarti percaya pada diri sendiri dan
mempercayai penilaian dan kecerdikan Anda sendiri. Dalam banyak
bukunya Dr. Nathaniel Branden mendefinisikan Harga Diri sebagai
sejumlah keyakinan diri dan menghargai keyakinan diri sendiri.
Keyakinan diri adalah mempercayai bahwa Anda bisa berfungsi
dengan cukup baik di dunia. Orang yang mempunyai keyakinan diri
tinggi juga bisa membangkitkan perasaan kredibilitas pada diri
orang lain melalui pendekatan yang Proaktif, Optimistis dan
Progresif.
Memiliki keyakinan dalam berbagai situasi misalnya dalam
memperoleh pengaruh dengan seseorang atau dalam menangani
Page | 2
beban pekerjaan, akan bermula dari pengalaman diri pribadi secara
umum yang telah terbukti dalam menghadapi tantangan hidup yang
dinilai relatif sukses.
Keyakinan diri dapat dibina dengan mencatat semua keberhasilan
dan mengukuhkan kekuatan batin yang memberikan kontribusi atas
keberhasilan tersebut. Setelah itu penting untuk mencatat Kekuatan
Yang Lebih Baru yang telah muncul demi peningkatan diri yang
berkesinambungan (continual self-improvement).
2. TOLERANSI (TOLERANCE)
Toleransi berarti terbuka terhadap pandangan-pandangan dan
praktek-praktek yang berbeda dengan pandangan dan praktek yang
kita lakukan sendiri. Banyak orang diantara kita yang harus belajar
menjadi Toleran di dunia yang berciri khas Realita Faktual adanya
perbedaan antar manusia. Perbedaan merupakan Khazanah
Realitas Hidup yang tidak akan bisa dihilangkan kenyataannya
namun hanya bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan lebih baik
untuk menghasilkan yang terbaik. Dengan demikian hal itu akan
menumbuhkan wawasan dan pikiran baru ketika secara realistis
berurusan dengan realitas orang lain – bukan hanya realitas diri kita
sendiri.
Page | 3
3. EMPATI (EMPHATETIC)
Akar kata Empati adalah Pathos, kata dalam Bahasa Yunani yang
berarti Perasaan. Simpati berarti mengakui perasaan orang lain,
tetapi Empati mengatakan : “Saya memahami bagaimana Anda
merasakan. Saya bisa menempatkan diri saya pada posisi Anda”.
Bila Simpati menghasilkan kebaikan hati dan kadang-kadang belas
kasihan, maka Empati akan menghasilkan pengakuan yang
sesungguhnya tentang perasaan orang lain tanpa harus mengambil
tanggung-jawab untuk itu.
Empati jauh lebih mudah dirasakan kalau kita peduli terhadap orang
lain dan merasakan bagaimana ia merasakan. Dalam dunia Bisnis,
Politik atau Profesi rasa Empati mungkin tidak akan datang dengan
mudah. Menerapkan Empati pada prakteknya akan melibatkan
emosi, perhatian atau rasa takut kita. Ini akan melibatkan pemikiran
dan perasaan positif melalui dorongan Lemah Lembut yang akan
diberikan kepada orang lain ketika mereka membutuhkannya.
Page | 4
4. SIKAP POSITIF (POSITIVE BEHAVIOR)
Sikap Positif berarti memelihara harapan optimistis tentang orang
lain atau situasi. Ini berasal jauh dari dalam jiwa kita sendiri. Sikap
positif dibina dengan cara memiliki apresiasi terhadap kehidupan
dengan berasumsi bahwa diri kita dikelilingi oleh orang-orang yang
benar-benar peduli dengan kesejahteraan kita.
Aspek-aspek dalam melaksanakan Sikap Positif :
Mengenali dan mengakui siapa diri kita dan apa tujuan hidup
kita.
Mengetahui kekuatan yang kita miliki dan yang harus kita bina
untuk mencapai maksud dan tujuan hidup kita.
Memperkuat dan melengkapi diri kita dengan sumber energi
lain atau energi pelengkap.
Misal : Hubungan yang penuh dukungan akan memberikan
semangat baru yang positif ketika sumber daya kita sendiri
semakin sedikit yang akan memulihkan diri kita dari
kemunduran dan kesulitan yang kita hadapi dalam kehidupan.
Page | 5
5. RASA HORMAT (RESPECTFUL)
Ciri Positif ke-5 yang mencerminkan Fleksibilitas adalah Rasa
Hormat Kepada Orang Lain. Kalau kita memperlakukan orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakuakn mungkin akan menimbulkan
Ketegangan, sebab orang lain mungkin tidak menyukai cara-cara
kita tersebut. Sebaliknya, kalau kita memperlakukan orang lain
dengan cara sebagaimana mereka ingin diperlakukan maka
hakekatnya kita telah menangkap inti dari fleksibiltas diri kita yang
sebenarnya.
Menghormati orang lain, berarti belajar memperlakukan orang lain
secara berbeda menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan mereka
bukannya menurut kadar kebutuhan dan kepercayaan diri kita
sendiri. Hal ini bisa mengarah kepada pengertian Moral dan
penerimaan diantara individu-individu dan kelompok-kelompok. Hal
ini juga menunjukkan INTEGRITAS PRIBADI seseorang.
Rasa hormat kepada orang lain, mungkin lebih mudah dipahami
sebagai: “usaha mencari kepentingan umum yang dibagi bersama
dan kemudian dikerjakan bersama-sama untuk mencapai hasil yang
menang-menang (win-win)”.
Page | 6
KESERBA-BISAAN (CAPABILITY)
Keserba-bisaan seperti halnya kelenturan dapat terus dikembangkan.
Orang yang serba bisa cenderung mendekati berbagai situasi sebagai
suatu kesempatan baru untuk belajar dan meningkatkan diri secara
terus menerus. Setiap orang bisa memilih apakah akan menjadi serba
bisa atau tidak melalui 5 ciri khas yang utama.
Ciri-ciri khas Utama Keserba-bisaan adalah sebagai berikut :
1. KEULETAN (ADVERSITY)
Keuletan berarti mengatasi keadaan walaupun ada kemunduran,
hambatan-hambatan atau sumber daya yang terbatas. Keuletan
merupakan ukuran ketangguhan dan kegigihan. Keuletan juga
berhubungan dengan kekuatan emosional dan kekuatan mental.
Keuletan melibatkan perilaku yang akan menuju sukses akhir
melalui upaya-upaya yang gigih dan pantang menyerah (never give-
up).
Sejarah penuh dengan contoh pribadi-priadi yang “Pantang
Menyerah” yang beberapa diantara mereka lebih positif dan
memiliki keyakinan diri yang tinggi seperti diantaranya : Jenderal
Sudirman, Cut Nyak Dien, Soekarno, Albert Einstein, Thomas Alfa
Edison, Mozart, Bethoven, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Page | 7
2. WAWASAN (SENSE OF FUTURE)
Wawasan merupakan kemampuan Penginderaan Jauh ke Depan
(a whole new sense of future). Seseorang yang mempunyai
wawasan bisa melihat hasil yang diinginkan untuk masa mendatang
serta bagaimana cara mencapainya. Wawasan memberikan fokus
umum untuk membangkitkan energi orang ke arah maksud dan
tujuan yang ingin dicapai serta strategi tindakan untuk sampai ke
sana.
Dengan laju kecepatan, sifat dan arah perubahan di zaman
sekarang ini tanpa adanya wawasan untuk membayangkan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi di masa yang akan
datang, seseorang bisa terjebak dalam hal-hal sepele yang tanpa
tujuan yang fokus mengenai kegiatan yang harus terus dimiliki dan
dijalankan.
Wawasan dapat merupakan berbagai dimensi seperti mulai dari :
mencari uang lebih banyak, mengakhiri sebuah masalah,
meningkatkan situasi, menciptakan inovasi, atau sampai kepada
mendapatkan lebih banyak hal-hal yang menyenangkan.
Kemampuan berwawasan bisa dikembangkan dengan
membayangkan 5-10 tahun ke depan dan membayangkan
bagaimana Diri Kita dan Perusahaan Kita saat itu. Dengan
demikian kita bisa mengestimasi dan memperkirakan kesenjangan-
Page | 8
kesenjangan apa saja yang ada saat ini untuk ditutup dan
dieliminasi, sehingga kita bisa menyusun rencana sehubungan
dengan ekstrapolasi tersebut.
3. PENUH PERHATIAN (ATTENTIVE)
Sikap penuh perhatian berarti menyadari “apa saja yang sedang
berlangsung di lingkungan kita”. Sikap penuh perhatian
berhubungan dengan kemampuan membaca situasi yang tersirat
(implicit). Ini bisa dari sesederhana memperhatikan ketika
seseorang merasa bosan dan merasakan bahwa sekarang bukan
saatnya untuk menyampaikan gagasan-gagasan kita.
Bersikap penuh perhatian berarti mengosongkan diri dari pemikiran-
pemikiran diri kita sendiri secara subyektif (mampu melihat dari
kaca mata orang lain) dan membuka wawasan dan pikiran untuk
mau melihat segala hal di luar diri kita.
Orang yang penuh perhatian juga tahu kapan ia harus bertindak
dan kapan ia tidak boleh bertindak. Orang yang tergolong penuh
perhatian akan bermain dalam hal : kecenderungan, pola-pola,
variasi dan kesempatan. Orang yang penuh perhatian akan memiliki
sikap terbuka baik terhadap informasi yang masuk, gagasan
ataupun saran-saran dari orang lain.
Page | 9
4. KECAKAPAN (PROFESSIONAL SKILL)
Kecakapan adalah kemampuan dan keahlian spesifik pada bidang-
bidang tertentu yang telah dipilih seseorang. Kecakapan tidak
cukup hanya “mampu mengerjakan” tetapi juga memiliki
kemampuan “memecahkan masalah” (trouble shooting) di
bidangnya tersebut. Hal ini memungkinkan Anda untuk dengan
cepat dan cekatan mengembangkan dan memperagakan
pengetahuan kerja yang baru dan berbeda dalam kaitannya dengan
persoalan, orang-orang dan situasi kerja.
Memperlihatkan KECAKAPAN melibatakan keharusan dalam hal :
mengetahui apa-apa yang Anda kerjakan dan lakukan, bagaimana
cara melaksanakannya, bagaimana cara menyelesaikan masalah
yang terjadi di dalamnya, serta mengkomunikasikan dan
mensosialisasikannya secara efisien dan efektif dengan orang-
orang di dalam lingkup kerja yang lebih kecil ataupun skup
perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan atas para pencetak
prestasi yang tinggi, dikatakan bahwa kecakapan pribadi (self-
capability) memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam mencapai
kecakapan kerja (work-capability). Orang-orang yang memiliki
kecakapan pribadi tinggi akan menetapkan tujuan dan sasaran
pribadi yang realistis, mengantisipasi hambatan yang akan
mempengaruhi kemajuan dan mengambil tindakan yang bisa
Page | 10
memberikan sumbangan secara terus menerus kepada
keberhasilan dan kesuksesan. Secara berkala, mereka juga akan
melakukan kontemplasi (perenungan diri) tentang apa-apa yang
sudah diperbuat dan hasil-hasil apa yang telah dicapai selama ini.
5. INTROSPEKSI (INTROSPECTION)
Introspeksi adalah kemampuan untuk memprakarsai perubahan,
mengevaluasi diri dan membuat koreksi diri yang berlangsung terus
menerus tanpa henti. Seorang ahli psikologi terkenal yang bernama
David McClelland menamakan kemampuan ini sebagai LOCUS OF
CONTROL INTERNAL.
Orang-orang yang memiliki Locus of Control Internal yang tinggi
apabila menemukan kegagalan dalam segala hal maka yang
pertama-tama ia akan melihat dulu jauh ke dalam dirinya yang
menjadi penyebab kegagalan tersebut bukan malah menyalahkan
faktor dari luar dirinya (mis: manajemen, atasan, bawahan,
perusahaan, system kerja, dsb). Ia berusaha keras untuk mencari
Umpan Balik sebagai Hadiah Cuma-Cuma untuk memecahkan
masalah kegagalan yang dihadapinya. Mereka terdorong untuk
menjadi Pribadi yang lebih baik dan bukannya menjadi Pribadi
yang paling benar. Orang-orang seperti ini akan tahu dan sadar
bila mereka memperlihatkan pola perilaku dan sikap yang tidak
produktif.
Page | 11
Koreksi diri berfokus pada dorongan untuk mendapatkan kualitas
pribadi yang unggul, koperatif dan kolaboratif bukan malah
menjadikan pribadi yang pasif, massive atau eksklusif. Umumnya,
orang menganggap tidak perlu adanya perubahan atau memikirkan
perubahan bila dirasakan tidak adanya kesalahan (no fault) atau
bila sesuatu itu berjalan dengan baik (running well). Hanya kalau
sesuatu yang masih baru, tidak lengkap atau tidak sempurna
mereka baru melihat kesempatan untuk membuat koreksi. Padahal
ada ataupun tidak adanya hal tersebut, Peningkatan
(improvement) harus terus menerus dijalankan, karena kepastian
PERUBAHAN ke arah yang lebih baik TERUS MENERUS
BERLANGSUNG di dunia ini apapun alasannya.
Salah satu teknik yang paling sederhana untuk melakukan
introspeksi atau koreksi diri adalah dengan menyediakan waktu + 5
menit setiap harinya untuk melakukan peninjauan harian dan
mencatatnya dalam Jurnal Pribadi mengenai kemajuan-kemajuan
yang telah dicapai serta tindakan-tindakan apa saja yang harus
dilakukan selanjutnya untuk memelihara dan meningkatkan
kemajuan tersebut.
Ditulis Oleh:
M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. (Managing Director of HARD-Hi SMART CONSULTING) Contact : 0878-7063-5053 Website : www.hardhismart-consulting.blogspot.com