Pelaporan-korupsi

1
4. Apakah saudara akan berani melaporkan adanya tindak pidana korupsi di lingkungan saudara? Alasan ! Berani dengan catatan terdapat bukti yang jelas dan lengkap bahwa memang orang yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana korupsi. Alasan mengapa berani melaporkan adalah karena tindak pidana korupsi dapat menimbulkan kerugian terhadap berbagai pihak, dan berani melaporkan tindak pidana korupsi kepada pihak yang berwajib merupakan sebuah wujud bela negara dan langkah awal dalam pemberantasan korupsi. Dengan berani melaporkan tindak pidana korupsi kepada pihak yang berwajib diharapkan tindak pidana korupsi tersebut dapat ditindak lanjuti dan diberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada koruptor sehingga menimbulkan efek jera untuk melakukan tindakan serupa. Dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban pasal 10 ayat (1), diatur mengenai perlindungan terhadap mereka yang dikategorikan sebagai korban dan pelapor. “saksi korban dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang atau yang telah diberikannya”. Karena telah diatur di dalam undang-undang tersebut, sehingga tidak ada lagi rasa takut untuk melaporkan tindak pidana korupsi di lingkungan tempat tinggal.

description

rupsi

Transcript of Pelaporan-korupsi

Page 1: Pelaporan-korupsi

4. Apakah saudara akan berani melaporkan adanya tindak pidana korupsi di lingkungan

saudara? Alasan !

Berani dengan catatan terdapat bukti yang jelas dan lengkap bahwa memang orang

yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana korupsi.

Alasan mengapa berani melaporkan adalah karena tindak pidana korupsi dapat

menimbulkan kerugian terhadap berbagai pihak, dan berani melaporkan tindak pidana

korupsi kepada pihak yang berwajib merupakan sebuah wujud bela negara dan langkah

awal dalam pemberantasan korupsi. Dengan berani melaporkan tindak pidana korupsi

kepada pihak yang berwajib diharapkan tindak pidana korupsi tersebut dapat ditindak

lanjuti dan diberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada koruptor sehingga

menimbulkan efek jera untuk melakukan tindakan serupa.

Dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

pasal 10 ayat (1), diatur mengenai perlindungan terhadap mereka yang dikategorikan

sebagai korban dan pelapor. “saksi korban dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum

baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang atau yang telah

diberikannya”. Karena telah diatur di dalam undang-undang tersebut, sehingga tidak ada

lagi rasa takut untuk melaporkan tindak pidana korupsi di lingkungan tempat tinggal.