Pelaksanaan UN 2015

8
Mendikbud: UN Berbasis Komputer Bisa Menghemat Biaya Senin, 6 April 2015 | 16:30 WIB Afrian Malik/KOMPAS.comMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada jumpa pers penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015, di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/03/2015). Terkait Mendikbud: Nilai UN Tak Hanya Berupa Angka, Ada Penjelasannya! Mendikbud: Kebocoran Soal Cederai Mereka yang Jujur Butuh Mekanisme Tepat untuk Mencapai Indeks Integritas Ujian Nasional Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tetap Patuhi Prosedur Ujian Nasional 1 DEPOK, KOMPAS.com - Ujian Nasional (UN) 2015, yang bukan lagi menjadi indikator utama kelulusan bagi para siswa, merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satu terobosan lain dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terhadap pelaksanaan UN adalah

description

Kawal UN 2015

Transcript of Pelaksanaan UN 2015

Mendikbud: UN Berbasis Komputer Bisa Menghemat BiayaSenin, 6 April 2015 | 16:30 WIBAfrian Malik/KOMPAS.comMenteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada jumpa pers penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2015, di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/03/2015).Terkait Mendikbud: Nilai UN Tak Hanya Berupa Angka, Ada Penjelasannya! Mendikbud: Kebocoran Soal Cederai Mereka yang Jujur Butuh Mekanisme Tepat untuk Mencapai Indeks Integritas Ujian Nasional Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tetap Patuhi Prosedur Ujian Nasional

1

DEPOK, KOMPAS.com- Ujian Nasional (UN) 2015, yang bukan lagi menjadi indikator utama kelulusan bagi para siswa, merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Salah satu terobosan lain dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terhadap pelaksanaan UN adalah diterapkannya UN berbasis computer atau Computer Based Test (CBT).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan telah meninjau pelaksanaan uji coba UN CBT di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia. Ihwal UN berbasis komputer atau CBT dipilih sebagai suatu terobosan, Mendikbud mengatakan, jika setiap ujian diikuti oleh sekitar 7,3 juta siswa, cara tersebut mengakibatkan pemborosan logistik.

"Jadi, dengan UN berbasis komputer bisa menjadi solusi bagi pelaksanaan UN yang hemat biaya," ujar Mendikbud pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2015 di Depok, Senin (30/03/2015).

Mendikbud mengatakan, perkembangan teknologi digital terus memberikan pengaruh kepada para siswa. Para siswa telah terbiasa dengan penggunaan media digital sebagai alat belajarnya.

"Anak-anak sudah terbiasa menggunakan media digital, jadi saat ini akan mulai dicoba ke 585 sekolah di seluruh Indonesia yang sudah memiliki fasilitas komputer lengkap," kata Mendikbud

UN 2015 sebagai Perintis Perbaikan Sistem PendidikaninAkademika16 April 201500 ViewsJAKARTA Banyak hal masih harus dievaluasi dari hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 yang telah memasuki hari ketiga, Rabu (15/4/2015). Pelaksanaan UN berbasis kertas untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA)/sederajat telah selesai hari ini, sementara pelaksanaan UN berbasis komputer masih berlanjut beberapa hari lagi.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, secara umum pelaksanaan UN saat ini dalam suasana pembelajaran, bukan lagi dalam suasana ketakutan. UN memang menjadi sesuatu proses yang sakral sehingga perlu dipersiapkan saat menghadapinya.Tapi harus dilakukan dengan santai tanpa harus merasa takut. Sudah beberapa hari melakukan kunjungan ke beberapa sekolah terlihat ekspresi setiap anak yang mengikuti UN tidak stres atau ketakutan. Hal ini pastinya sangat baik bagi perkembangan pendidikan Indonesia ke depannya, ujar Mendikbud di kantor Kemendikbud.Sementara itu, Mendikbud juga mengatakan bahwa proses distribusi naskah UN selama ini berjalan dengan baik. Tidak ada laporan-laporan mengenai keterlambatan pengiriman yang signifikan.Memang, dalam proses UN kali ini masih belum sepurna 100 persen. Jika dilihat secara keseluruhan, semua prosesnya berjalan baik, katanya.Sementara itu, Mendikbud mengatakan bahwa ada kekurangan amplop soal UN atau tertukarnya label mata pelajaran. Namun, hal tersebut sudah ditangani dengan mengantisipasi menggunakan soal cadangan yang sudah disiapkan bila terjadi sesuatu dalam proses UN. Sedangkan pada UN berbasis komputer ada beberapa masalah saat pelaksanaannya, seperti listrik yang terinterupsi, login yang gagal, hingga sinkronisasi server. Permasalahan itu pun bisa ditangani dengan segera.Apa pun yang pertama kali, pasti ada kendala dan rintangan. Ini menjadi proses dalam sebuah perintisan. Tapi, bila diperhatikan dari total sekolah yang menyelenggarakan relatif kecil. Jadi, evaluasi ini nantinya dapat dilakukan untuk ke depannya agar UN bisa lebih efisien dalam segala prosesnya, ujar Mendikbud.

Mendikbud: Indeks Integritas Masih Menjadi Pencapaian Utama UNRabu, 15 April 2015 | 18:53 WIBAfrian Malik/KOMPAS.comMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan.Terkait Mendikbud: Nilai UN Tak Hanya Berupa Angka, Ada Penjelasannya! Mendikbud: Kebocoran Soal Cederai Mereka yang Jujur Butuh Mekanisme Tepat untuk Mencapai Indeks Integritas Ujian Nasional Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tetap Patuhi Prosedur Ujian Nasional

1

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2015 pada hari pertama berjalan dengan baik. Dia mengakui masih ada beberapa permasalahan, tapi hal itu bisa ditangani dengan baik oleh setiap panitia UN.

Mendikbud mengatakan pelaksanaan UN hari pertama berjalan lancar, baik untuk UN Paper Based Test (PBT), Computer Based Test (CBT), serta untuk siswa penyandang kebutuhan khusus.

"Memang, ada beberapa sekolah yang menggunakan UN CBT menemui masalah pada komputernya, tapi itu bisa ditangani dengan segera. Di Papua ada siswa SMK 2 Jayapura yang sedang melakukan UN CBT sebelum berakhir listriknya mati, tapi setelah dinyalakan soal yang telah dikerjakan tidak hilang dan bisa dilanjutkan kembali sesuai nomor terakhir yang dikerjakan," ujar Mendikbud saat sidak di SMA Negeri 2 Jakarta, Selasa (14/4/2015) kemarin.

Mendikbud mengatakan, tahun ini indeks intergritas menjadi hal terpenting dalam pelaksanaan UN. Hal itu juga seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo.

"Kami juga melakukan simulasi dengan melihat data tahun lalu ada 30 kabupaten. Selama setahun terakhir memiliki indeks integritas yang tinggi. Artinya, tingkat kecurangan tidak lebih dari lima persen," ujarnya.

Namun, lanjut Mendikbud, hal ini hanya sebuah contoh. Tahun ini Kemendikbud akan melihat sekolah yang indeks integritasnya tinggi.

"Itu akan dijadikan contoh untuk perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa ini," ucapnya.

"Tapi, yang lebih penting lagi adalah kapan wilayah atau sekolah lain bisa memberikan contoh baik dalam indeks integritas yang tinggi," tambahnya.

Laporan Kecurangan Ujian Nasional 2015 Menurun

Sejumlah siswa mengikuti ujian nasional tingkat SMA/SMK/MA berbasis komputer di Makassar,13 April 2015. TEMPO/Fahmi AliTEMPO.CO,Jakarta: Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengatakan Ujian Nasional 2015 mengalami penurunan pelaporan kecurangan. Berdasarkan pemantauan Posko Pengaduan Ujian Nasional di 46 kota kabupaten, jumlah kecurangan turun 60 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun ini, FSGI hanya menerima 91 laporan kecurangan," kata Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal FSGI, di Gedung YLBHI, Jakarta Pusat, Rabu, 15 April 2015. Ia mengatakan sebanyak 28 laporan tersebut berasal dari siswa kelas 12 yang menjadi peserta ujian nasional.

Menurut Retno, kecurangan tetap terjadi, namun jumlah laporannya menurun. Pada H-2 Ujian Nasional 2015, FSGI hanya menerima 2 laporan jual beli kunci jawaban. Laporan tersebut berasal sari Jakarta dan Jawa Timur. Sedangkan pada 2014 lalu, pada H-3 Ujian Nasional FSGI telah menerima 11 laporan terjadinya jual beli kunci jawaban.

Retno mengatakan penurunan diduga terjadi akibat kebijakan baru pemerintah yg menetapkan ujian nasional tidak lagi sebagai penentu kelulusan siswa. Sebagai pembanding, berdasarkan data yang dimiliki FSGI, kecurangan pada 2014 lalu mencapai 304 laporan.

Sedangkan dalam 5 tahun pemantauan, laporan kecurangan terbesar terjadi pada 2013, tercatat 1.035 laporan kecurangan ujian nasional

Polisi Gaet Hacker untuk Lacak Pembocor Soal UN di Google DriveBaban Gandapurnama- detikNews

Bandung- Hampir sebulan berlalu, pembocor paket soal Ujian Nasioal (UN) yang diunggah ke Google Drive masih menjadi misteri. Hingga kini polisi belum mengungkap siapa pelakunya. Ragam cara dilakukan polisi guna melacak keberadaan pembocor, salah satunya dengan hacker.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Tim Kemkominfo. Bahkan, dari tim hacker kita mintai bantuannya, tapi mereka belum juga mendapatkan titik terang," kata Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan usai meluncurkan buku karyanya berjudul 'Master Leadership' di Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Minggu (3/5/2015).

Sebanyak 30 paket soal Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dari total 11.730 paket soal bocor ke publik. Naskah UN itu dicetak di Perum Percetakan Negara RI.

Menurut Anton, pihak kepolisian sudah bekerja sama dengan Google Indonesia untuk menelusuri kebocoran paket soal UN. Namun begitu, kata dia, Google masih mengalami kesulitan menelusuri. "Mesinnya kan ada di Washington. Kalau di sini (Indonesia) bisa kita sita dan periksa. Jadi kita dengan tim Google untuk membukanya," tuturnya.

Anton menerangkan, sejauh ini proses penyelidikan belum mengantongi perkembangan terbaru. "Belum ada tersangka. Kita masih menyelisik dan meneliti kasus ini," ucap Anton.

Dia optimistis kasus ini bisa terbongkar. "Ya, tidak ada kejahatan yang sempurna. Mudah-mudahan bisa ditemukan siapa menjadi aktor utamanya," ujar jenderal polisi bintang dua ini.