PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK -...

52
PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA DPR MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017 Jakarta, 16 Maret 2017 Jl. Matraman Raya No. 32 B, Jakarta Timur 13150, Indonesia. T: 021-8193324; F: 021-85912938; E:[email protected]; W: www.parlemenindonesia.org

Transcript of PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK -...

Page 1: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

PELAKSANAANTUPOKSI DPR MANGKRAK

EVALUASIPELAKSANAAN KINERJA DPR MASA SIDANG III

TAHUN SIDANG 2016-2017

Jakarta, 16 Maret 2017

Jl. Matraman Raya No. 32 B, Jakarta Timur 13150, Indonesia.T: 021-8193324; F: 021-85912938; E:[email protected];

W: www.parlemenindonesia.org

Page 2: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………………

NASKAH PRESS CONFERENCE 16 MARET 2017…………………..

EVALUASI FUNGSI LEGISLASI……………………………………..

EVALUASI FUNGSI ANGGARAN…………………………………….

EVALUASI FUNGSI PENGAWASAN…………………………………

KESIMPULAN……………………………………………………………..

REKOEMNDASI…………………………………………………………..

LAMPIRAN :

1. Tabel 1: Daftar RUU-RUU yang Mangkrak (pembahasannya

diperpanjang lebih dari 3 Masa Sidang)

2. Tabel 2: Daftar Komisi Yang Menindak Lanjuti Temuan BPK pada IHP

S-1 2016

3. Tabel 3 : Daftar Tindak Lanjut Temuan Kunker Dalam Raker/RDP

4. Tabel 4 : Daftar Kegiatan Tim Pemantau/TimwasDPR .

5. LIPUTAN MEDIA ATAS EVALUASI KINERJA DPR MS III TS 2016-

2017

Page 3: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

1. Pasal 20, 20A, 22, 23, UUD 1945, Pasal 7A dan 7B serta UU No. 17/2014sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42/2014 tentang MPR, DPR, DPDdan DPRD (UU MD3 2014) maupun Peraturan DPR No. 1/2014 tentang TataTertib, telah mengatur secara lengkap tugas pokok, fungsi, wewenang danhak-hak DPR maupun anggota secara sangat lengkap dan powerfull.

2. Masa Sidang III DPR Tahun Sidang 2016-2017 (MS III TS 2016-2017) telahberlangsung dari tanggal 10 Januari s/d 23 Februari 2017 (33 hari kerja). Masaidang ini diawali dengan Pidato Pembukaan dan diakhiri dengan pidatoPenutupan Masa Sidang oleh Ketua DPR, Setya Novanto. Menurut ketentuanPasal 225 Peraturan DPR-RI No. 1/2014 tentang Tata Tertib (Tatib), padaPidato Pembukaan Pembukaan Masa Sidang, Pimpinan DPR menguraikanpada Pidato Penutupan Masa Sidang, Pimpinan DPR menyampaikan hasilkegiatan dalam masa reses sebelumnya, hasil kegiatan selama masa sidangyang bersangkutan, serta rencana kegiatan dalam masa reses berikutnya, danmasalah- masalah yang dipandang perlu disampaikan dalam rapat paripurnaDPR.

3. Rencana kerja DPR dan hasil kinerjanya selama MS III TS 2016-2017 dapatdisimak pada Pidato Pembukaan Masa Sidang pada 10 Januari 2017 olehKetua DPR Setya Novanto, sedangkan hasilnya dicermati pada PidatoPenutupan MS III tanggal 23 Februari 2017. Dua event ini dapat diruju sebagaikerangka evaluasi dan analisis serta kesiulan karena menurut Pasal 225 ayat(1) dan (2) Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Peraturan Tata Tertib padaintinya menyatakan bahwa dalam pidato pembukaan masa sidang, PimpinanDPR menguraikan rencana kegiatan DPR dalam masa sidang yangbersangkutan; sedangkan pada pidato penutupan masa sidang, PimpinanDPR menyampaikan hasil kegiatan dalam masa reses sebelumnya, hasilkegiatan selama masa sidang yang bersangkutan, rencana kegiatan dalammasa reses berikutnya, dan masalah- masalah yang dipandang perludisampaikan dalam rapat paripurna DPR.

4. Rencana kerja DPR sebagaimana disampaikan Ketua DPR Setya Novantopada Pidato Pembukaan MS III TS 2016-2017 tanggal 10 Januari 2017,mencakup hal-hal seperti berikut: pertama, dalam fungsi legislasi, beberapaRUU prioritas perlu segera diselesaikan pembahasannya, yaitu: RUU tentangPenyelenggaraan Pemilu, RUU tentang KUHP, dan RUU tentangPemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan RUU tentang Perubahan Keduaatas UU No.17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPR; Kedua, dalam

Page 4: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

2

pelaksanaan fungsi anggaran, komisi-komisi akan mengadakan rapat kerja(Raker)/rapat dengar pendapat (RDP) untuk membahas evaluasi pelaksanaanAPBN Tahun anggaran 2016; Ketiga, terkait dengan pelaksanaan fungsipengawasan DPR direncanakan kegiatan-kegiatan berikut: (1) Komisi-komisidiharapkan agar bersungguh-sungguh menindaklanjuti hasil PemeriksaanBPK Semester I tahun 2016; (2) setiap alat kelengapan Dewan diharapkanmenindaklanjuti hasil pengawasan dan temuan yang diperoleh selamakunjungan kerja (Kunker); (3) beberapa Tim bentukan DPR pada tahun-tahunsebelunya seperti Tim Pengawas,Tim Implementasi,Tim Pemantau, dan TimPenguatan, pada tahun 2017 ini diharapkan dapat meneruskan proseskegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakandan kepatutan terhadap pemilihan pejabat public, antara lain: Calon Ketuadan Anggota BPH Migas, Calon Anggota Badan Perlindungan KonsumenNasional (BPKN), Calon Anggota BPK, Calon Dewan Pengawas LPP TVRI,dan Calon Anggota KPU serta Bawaslu.

5. Mengacu pada rencana kerja seperti diuraikan di depan, permasalahan yanghendak dievaluasi atas kinerja DPR selama MS III TS 2016-2017) mencakup:pertama, apakah rencana kerja tersebut dapat terlaksana sepenuhnya ataukahsebagian besar tidak terealisasi alias mangkrak?; kedua, berdasarkan evaluasiatas hal-hal tersebut, maka pada bagian ketiga akan ditarik beberapakesimpulan. Akhirnya, pada bagian keeempat dapat disampaikan beberaparekomendasi.

6. Melalui penelusuran dari berita-berita resmi DPR maupunKementerian/Lembaga (K/L) mitra kerja setiap Komisi dapat diketahuibahwa rencana kerja DPR selama MS III TS 2016-2017 sebagian besar tidakterealisasi alias mangkrak.

7. Mangkraknya kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1: Mangkraknya Pelaksanaan Fungsi Legislasi, Anggaran dan PengawasanDPR Selama MS III TS 2016-2017

Fungsi Target Realisasi KeteranganLegislasi 4 RUU 0 100% mangkrak, bahkan RUU-

RUU yang diputuskandiperpanjang masapembahasannya pada rapatparipurna 23 Februari 2017masih ditambah 6 RUU yaitu:RUU Sistem Perbukuan,Kebudayaan, LaranganMinuman Beralkokol,

Page 5: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

3

Penerimaan Negara BukanPajak, Perlindungan PekerjaIndonesia di Luar Negeri,Arsitek.

Anggaran(EvaluasiPelaksanaanAPBN 2016)

SemuaKomisi

8 Komisiterhadap18dari 87 K/L(20,68%)

79,32% K/L luput dari Evaluasioleh Komisi alias mangkrak

Pengawasan:1. Tindak Lanjut

Temuan BPKSM-I 2016

SemuaKomisi

5 dari 11Komisi

6 Komisi tidak ditemukan datamenindak lanjuti aliasmangkrak

2. Tindak LanjutTemuanKunker MS II2016-2017

SemuaAKD

3 Komisi 8 Komisi dan AKD lainnya tidakditemukan data lakukan tindaklanjut dalam Raker/RDP aliasmangkrak

3. Uji KelayakandanKepatutan

6 Institusi Nihil 100% mangkrak, tetapi ada 1institusi (BSBI) tidakdiagendakan pada MS IIIdilaporkan (ini siluman)

4. PengaktifanTim Pengawas(Timwas)maupun TimPemantau

6 Timwasdan TimPemantau

1 (satu) yaituTimwas,yaitu TimwasPenempatanTenaga KerjaIndonesia diLuar Negeri.

85,34% mangkrak.Timwas maupun Tim Pemantauyang lain tidak jelasinformasinya alias mangkrak.

8. Mangkraknya pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut patut diduga disebabkanoleh faktor-faktor berikut: pertama, Pimpinan DPR yang menurut Pasal 86 UUMD3 2014 seharusnya melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikanpelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPR lebihbanyak disibukkan oleh saling-silang pendapat atas peristiwa peristiwa unjukrasa massa besar-besaran (4-11-2016; 2-12-2016; 11-2-2017; dan 21-2-2017)menuntut penangkapan dan penyidangan serta penonaktifan Gubernur DKIJakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang dituduh melakukan penistaanagama maupun silang pendapat tentang perlu tidaknya digunakan hakangket; Kedua, perhatian para anggota lebih banyak pada pewacanaanpenggunaan hak angket atas isyu-isyu politik parochial (sempit) sepertiperasaan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang mendugateleponnya dengan Ketua Umum MUI disadap oleh pihak lain, maupunpengaktifan kembali Gubernur DKI Jakarta, Ahok setelah selesai masakampanye pilgub. Ketiga, para anggota DPR juga lebih disibukkan membahasrevisi kedua UU MD3 2014, serta bersilang pendapat atas pasal-pasal RUUPenyelenggaraan Pemilu. Keempat, para anggota DPR sibuk berkampanye

Page 6: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

4

pilkada serentak di 101 Provinsi/Kabupaten dan Kota pada 15 Februari 2017;Kelima, sebagian besar Fraksi-fraksi tidak melaksanakan amanat Pasal 82 ayat(4) UU MD3 2014, yakni mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, wewenang,tugas DPR, serta hak dan kewajiban anggota DPR.

9. Berdasarkan paparan di depan dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sepertiberikut: pertama, pelaksanaan tupoksi DPR di bidang legislasi, anggaranmaupun pengawasan selama MS III TS 2016-2017 hampir seluruhnyamangkrak (lihat tabel 1); Kedua, mangkraknya pelaksanaan tiga fungsi utamaDPR tersebut disebabkan oleh tidak optimalnya Pimpinan DPR dalammengkoordinasikan dan memastikan terealisasinya rencana kerja yang telahdisampaikan pada Pidato Pembukaan Masa Sidang. Mereka lebih banyakdisibukkan dengan saling silang pendapat tentang penggunaan hak angketyang tidak strategis; Ketiga, Pimpinan Fraksi-fraksi yang seharusnyamelakukan pengawasan terhadap setiap anggotanya dalam melaksanakantugas dan kewajibannya juga tidak Nampak dilakukan secara optimal;Keempat, para anggota DPR lebih disibukkan dengan pewacanaanpenggunaan hak angket atas masalah-masalah sempit dan tidak menyangkutkepentingan seluruh rakyat Indonesia. Misalnya dijadikannya 39 Lapas diIndonesia sebagai tempat peredaran narkoba, padahal sejak Desember 2014,Presiden Joko Widodo sudah menyatakan Indonesia dalam keadaan daruratnarkoba, dan karena itu dikeluarkan berbagai kebijakan penanggulangannya.Kecuali itu, mulai sejak 6 Januari 2017, Pemerintah juga menaikkan tarifpajak kendaraan bermotor roda 2, 3 maupun 4 hampir tiga kali lipat jikadibandingkan dengan PP No. 60/2010 serta ancaman PHK missal oleh PTFreeport Indonesia sebagai reaksi atas dikeluarkannya PP No. 1/2017 tentangPerubahan Keempat atas PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan KegiatanUsaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Sekalipun begitu, DPR tidakterdengar mewacanakan penggunaan hak angket terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah tersebut. Kelima, para anggota DPR juga lebih banyakmenyibukkan diri dengan mewacanakan kepentingan politik partainyasendiri maupun dirinya sendiri karena menjelang dan selama MS III TS 2016-2017 terjadi pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu serentak(Pileg danPilpres), serta pelaksanaan Pilkada serentak di 101 Provinsi/Kabupaten/Kota.Akhirnya, kondisi mangkraknya tupoksi DPR tersebut membuat citranya dimata publik makin terpuruk.

10. Berdasarkan telaah dan kesimpulan-kesimpulan sebagaimana diuraikan didepan, dapatlah disampaikan beberapa rekomendasi seperti berikut: pertama,Pimpinan DPR wajib selalu melakukan check dan recheck kepada semua alatkelengkapan DPR (Komisi, Badan maupun Tim dan Panitia) untu mamastikanterealisasinya program kerja yang telah dicanangkan pada pidato PembukaanMasa Sidang. Kedua, manakala setiap anggota DPR ingin menggunakan hak

Page 7: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

5

angket, isyu yang dipilih haruslah yang benar-benar strategis dan berdampakluas bagi kehidupan masyarakat, lebih-lebih yang mengandung potensikerugian Negara dan memberati beban rakyat. Ketiga, proses pengganggaranNegara harus transparan dan akuntabel serta menutup semua peluang bagiterjadinya korupsi secara sistematis dan berjamaah sebagaimana pernahterjadi pada proses penganggaran KTP elektronik, pembangunan wisma atlit,pembangunan sekolah olah raga di Hambalang (Bogor), pembangunan jalandi Maluku dan lain sebagainya.

Page 8: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

1

PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK

Evaluasi Kinerja DPR Masa Sidang III Tahun Sidang 2016-2017

Jakarta, 16 Maret 2017

PengantarUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

1945) sebagaimana telah diubah empat kali serta Undang-undang No. 17/2014sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42/2014 (UU MD3 2014) mengaturtugas pokok, dan fungsi (tupoksi) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pasal 72 UUMD3 2014 menegaskan bahwa DPR bertugas: (a) menyusun, membahas,menetapkan, dan menyebarluaskan program legislasi nasional; (b). menyusun,membahas, dan menyebarluaskan rancangan undang-undang; (c). menerimarancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran sertapenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dandaerah; (d) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,APBN, dan kebijakan pemerintah; (e) membahas dan menindaklanjuti hasilpemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yangdisampaikan oleh BPK; (f) memberikan persetujuan terhadap pemindahtangananaset negara yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan mendasarbagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara; (g)menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;dan (h) melaksanakan tugas lain yang diatur dalam undang-undang.

Sementara itu fungsi-fungsi DPR diatur dalam Pasal 20A UUD 1945 danPasal 69 serta Pasal 70 UU MD3 2014, yaitu: fungsi legislasi, anggaran danpengawasan.

Jl. Matraman Raya No. 32 B, Jakarta Timur 13150, Indonesia.T: 021-8193324; F: 021-85912938; E:[email protected];W: www.parlemenindonesia.org

Page 9: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

2

Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR selaku pemegangkekuasaan membentuk Undang-undang; fungsi anggaran dilaksanakan untukmembahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuanterhadap rancangan undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara yang diajukan oleh Presiden. Sedangkan fungsi pengawasandilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan APBN.

Guna memperlancar pelaksanaan tupoksi tersebut di atas, DPR dilengkapidengan Alat-alat kelengkapan Dewan (AKD) berupa: a. Pimpinan; b. Komisi-komisi dan Badan-badan terdiri atas: a. Badan Musyawarah; b. Badan Legislasi;c. Badan Anggaran; d. Badan Kerja Sama Antar-Parlemen; dan e. Badan UrusanRumah Tangga. Kecuali itu, DPR juga dilengkapi dengan panitia khusus; dan alatkelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna. Dalamrangka menjaga kehormatan anggota dan lembaga, DPR juga memilikiMahkamah Kehormatan Dewan.

Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan DPR dibantu oleh unitpendukung berupa tenaga administrasi dan tenaga ahli.1 Kecuali itu, untukmengoptimalkan pelaksanaan fungsi, wewenang, tugas DPR, serta hak dankewajiban anggota DPR dibentuk Fraksi-fraksi yang didukung oleh sekretariatdan tenaga ahli serta sarana maupun anggaran.2

Selain dari pada itu, DPR juga memiliki hak interpelasi, angket danmenyatakan pendapat. Hak interpelasi adalah hak DPR untuk memintaketerangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan Pemerintah yang penting danstrategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, danbernegara. Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadappelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yangberkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan denganperaturan perundang-undangan. Sedangkan hak menyatakan pendapat adalahhak DPR untuk menyatakan pendapat atas: (a) kebijakan pemerintah ataumengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia internasional;(b) tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket; atau (c) dugaanbahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum baikberupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana beratlainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presidentidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.3 Hakmenyatakan pendapat terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden dapatberujung pada pemberhentian mereka dalam masa jabatannya jika Mahkamah

1 Pasal 83 UU MD3 20142 Pasal 82 UU MD3 20143 Pasal 20A ayat (2) dan Pasal 79 UU MD3 2014,

Page 10: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

3

Konstitusi memvonis bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden bersalahsebagaimana diadukan oleh DPR.4

Isyu-isyu Strategis menjelang dan Selama MS III TS 2016-2017Menjelang dan selama MS III terdapat kebijakan-kebijakan Pemerintah

yang strategis dan berdampak luas. Hal itu misalnya dijadikannya 39 Lapas diseluruh Indonesia sebagai tempat peredaran narkoba, padahal sejak Desember2014, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan Indonesia dalam keadaan daruratnarkoba dan telah mengeluarkan rangkaian kebijakan penanggulangannya.

Kecuali itu Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.60/2016 tertanggal 6 Desember 2016 tentang Jenis dan Tarif atas JenisPenerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kepolisian Negara RepublikIndonesia. PP ini mulai diberlakukan pada 6 Januari 2017 Intinya adalahmenaikkan tarif pajak kendaraan bermotor roda 2, 3 maupun roda 4 hampir tigakali lipat jika dibandingkan dengan PP No. 60/2010.

Selanjutnya, pada 11 Januari 2017, Pemerintah juga mengeluarkan PP No.1/2017 tentang Perubahan Keempat atas PP No. 23/2010 tentang PelaksanaanKegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Penerbitan PP No. 1/2017dimaksudkan dalam rangka pelaksanaan peningkatan nilai tambah minerallogam melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral logam sebagaimanadimaksud dalam UU No. 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubaradan upaya mendorong terwujudnya pembangunan fasilitas pemurnian didalamnegeri. Selain itu juga untuk memberikan manfaat yang optimal bagi negara sertamemberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha bagi pemegang IUPOperasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, Kontrak Karya, Perjanjian KaryaPengusahaan Pertambangan Batubara. Namun PP 1/2017 ini berimplikasi padaancaman PHK ribuan karyawan PT Freeport Indonesia yang cukup meresahkanmereka.

PermasalahanPayung hukum bagi pelaksanaan tupoksi DPR sebagaimana diuraikan di

depan kiranya sudah sangat lengkap dan kuat. Lebih dari itu, dalammelaksanakan fungsi legislasi, DPR berhak menyetujui maupun menolak RUU-RUU maupun Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang yang diajukanoleh Pemerintah (Presiden) maupun RUU yang diusulkan oleh DewanPerwakilan Daerah (DPD).5 Dalam penggangaran Negara, DPR berhak menerimamaupun menolak APBN yang diajukan oleh Presiden.6

Terkait dengan pelaksanaan fungsi pengawasan, DPR melakukanpengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta

4 Pasal 7A dan 7B UUD 19455 Pasal 20, 21, 20A, 21 22A dan 22D UUD 19456 Pasal 23 UUD 1945

Page 11: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

4

peraturan pelaksanaannya, maupun kebijakan Pemerintah, Dalam kesehariannya,tugas pengawasan dilakukan oleh Komisi-komisi DPR terhadapKementerian/Lembaga (K/L) yang menjadi pasangan kerjanya masing-masing.Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, DPR diberikan hak yang sangat kuatpula sebagaimana diatur dalam UU MD3 2014. Diantaranya: Keputusandan/atau kesimpulan rapat kerja komisi atau rapat kerja gabungan komisibersifat mengikat antara DPR dan Pemerintah serta wajib dilaksanakan olehPemerintah.7 Lebih dari itu, dalam melaksanakan tugas penyelidikan terkaitpenggunaan hak angket, Panitia Khusus berhak meminta pejabat negara, pejabatpemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikanketerangan, dan mereka wajib hadir. Jika tidak hadir tanpa alasan yang jelas,mereka dapat dipanggil paksa dan bahkan dapat disandera paling lama 15 (limabelas) hari.8 Lebih dari itu, DPR juga diberikan hak menyatakan pendapat, baikterhadap K/L maupun Presiden. Hak untuk menyatakan pendapat terhadapPresiden dan/atau Wakil Presiden dapat berujung sampai denganmemberhentikannya dalam masa jabatannya.

Mengacu pada payung hukum seperti diuraikan di depan, permasalahanyang hendak dievaluasi atas kinerja DPR selama Masa Sidang III Tahun Sidang2016-2017 (MS III TS 2016-2017) adalah: pertama, isyu-isyu menonjol apa sajakahyang terjadi menjelang dan selama MS III TS 2016-2017?; kedua, seperti apakahrencana kerja DPR dalam pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran danpengawasan? ketiga, apakah rencana kerja tersebut dapat terlaksana sepenuhnyaataukah sebagian besar tidak terealisasi alias mangkrak?; keempat, faktor-faktorapa sajakah yang menyebabkan mangkraknya tupoksi DPR?; kelima, berdasarkanevaluasi atas hal-hal tersebut, bagian akhir dari evaluasi ini akan mengemukakankesimpulan dan rekomendasi.

Rencana Kerja DPR Pada MS III TS 2016-2017Rencana kerja DPR dan hasilnya selama MS III TS 2016-2017 dapat dirunut

dan diukur dari Pidato Pembukaan dan Penutupan Masa Sidang yangdisampaikan oleh Ketua DPR. Sebab menurut Pasal 225 ayat (1) dan (2)Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Peraturan Tata Tertib ditegaskan hal-halberikut. Ayat (1) intinya menyatakan bahwa pada pidato pembukaan masasidang, Pimpinan DPR menguraikan rencana kegiatan DPR dalam masa sidangyang bersangkutan dan masalah-masalah yang dipandang perlu disampaikandalam rapat paripurna DPR; ayat (2) intinya menyatakan bahwa pada pidatopenutupan masa sidang, Pimpinan DPR menyampaikan hasil kegiatan dalammasa reses sebelumnya, hasil kegiatan selama masa sidang yang bersangkutan,rencana kegiatan dalam masa reses berikutnya, dan masalah- masalah yangdipandang perlu disampaikan dalam rapat paripurna DPR.

7 Pasal 98 UU MD3 20148 Pasal 205 UU MD3 2014

Page 12: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

5

Pada Pidato Pembukaan MS III TS 2016-2017 tgl. 10 Januari 2017, KetuaDPR Setya Novanto antara lain mengemukakan hal-hal berikut: pertama, dalamfungsi legislasi, sesuai Rapat Paripurna DPR RI tanggal 15 Desember 2016 telahditetapkan Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2017 sebanyak 50 (lima puluh) RUU,dengan rincian 32 (tiga puluh dua) RUU berasal dari DPR, 15 (lima belas) RUUberasal dari Pemerintah, dan 3 (tiga) RUU dari DPD. Beberapa RUU prioritasperlu segera diselesaikan pembahasannya, yaitu: RUU tentang PenyelenggaraanPemilu, RU tentang KUHP, dan RUU tentang Pemberantasan Tindak PidanaTerorisme. Kecuali itu, DPR juga mengusulkan RUU tentang Perubahan Keduaatas UU No.17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPR. Oleh karena ituPimpinan berharap agar kita semua, termasuk Pemerintah, memiliki komitmenuntuk menyelesaikan RUU Prioritas Tahun 2017.

Kedua, dalam pelaksanaan fungsi anggaran, pada masa sidang ini, DPRkhususnya komisi-komisi akan mengadakan rapat kerja/rapat dengar pendapatuntuk membahas evaluasi pelaksanaan APBN Tahun anggaran 2016.

Ketiga, terkait dengan pelaksanaan fungsi pengawasan DPR, Ketua DPRSetya Novanto menyatakan hal-hal berikut: (1) Komisi-komisi diharapkan agarbersungguh-sungguh menindaklanjuti hasil Pemeriksaan BPK Semester I tahun2016 sesuai dengan komitmen yang telah dibangun bersama antara DPR dan BPKyang teruang dalam Peraturan Bersama DPR dan BPK; (2) setiap alat kelengapanDewan diharapkan menindaklanjuti hasil pengawasan dan temuan yangdiperoleh selama kunjungan kerja (Kunker); (3) beberapa Tim bentukan DPRpada tahun-tahun sebelunya seperti Tim Pengawas,Tim Implementasi,TimPemantau, dan Tim Penguatan, pada tahun 2017 ini diharapkan dapatmeneruskan proses kegiatannya.

Keempat, dalam masa sidang ini, DPR akan melakukan serangkaian prosesuji kelayakan dan kepatutan terhadap pemilihan pejabat public, antara lain:Calon Ketua dan Anggota BPH Migas, Calon Anggota Badan PerlindunganKonsumen Nasional (BPKN), Calon Anggota BPK, Calon Dewan Pengawas LPPTVRI, dan Calon Anggota KPU serta Bawaslu.

Rencana Kerja MS III TS 2016-2017 MangkrakPada pidato penutupan MS III TS 2016-2017 tanggal 23 Februari 2017,

Ketua DPR Setya Novanto mengakui belum ada produk undang-undang yangdisahkan. Mencermati Pidato Penutupan MS III TS 2016-2017 terkait pelaksanaanfungsi legislasi tersebut dapatlah dikatakan seluruhnya mangkrak. Lima RUUyang ditargetkan selesai pembahahasannya selama MS III TS 2016-2017, yaituRUU tentang Penyelenggaraan Pemilu, RUU tentang KUHP, dan RUU tentangPemberantasan Tindak Pidana Terorisme serta RUU Peruahan atas UU No.17/2017 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD juga tidak ada satupun yangterealisasi. Kecuali itu dalam rapat paripurna DPR tanggal 23 Februari 2017disepakati pula bahwa sebanyak 6 (enam) RUU diperpanjang pembahasannya.Keenam RUU tersebut terdiri atas: (1) RUU tentang Sistem Perbukuan; (2) RUU

Page 13: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

6

tentang Kebudayaan; (3) RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol; (4) RUUtentang Pendapatan Negara Bukan Pajak; (5) RUU tentang Perlindungan PekerjaIndonesia di Luar Negeri; dan (6) RUU tentang Arstitek.9 Jika dirunut kebelakang, RUU-RUU yang diperpanjang prmbahasannya itupun sebenarnyamerupakan RUU-RUU yang sudah melawati batas waktu maksimal pembahasan,yaitu 3 (tiga) kali masa sidang.10 Perpanjangan waktu pembahasan atas 6 RUUtersebut menambah akumulasi kemangkrakan pelaksanaan fungsi legislasi.Tentang RUU apa saja yang pembahasannya melewati tiga masa sidang dapatdilihat pada lampiran.

Di masa sidang III ini, DPR telah melaksanakan sejumlah fungsipengawasan, yaitu: (1) proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap BadanSupervisi Bank Indonesia (BSBI); (2) DPR juga telah memberikan pertimbanganterhadap pengangkatan enam calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh(LBBP) beberapa negara sahabat untuk Indonesia; (3) tim pengawas DPR RIterhadap perlindungan TKI telah mengadakan rapat dengar pendapat umumdengan Konjen RI di Hongkong dan juga perusahaan penyalur tenaga kerja sertamelakukan kunker ke Malaysia.

Mengenai pelaksanaan fungsi anggaran, evaluasi pelaksanaan APBN 2016hanya ditemukan di 8 (delapan) dari 11 Komisi. Kedelapan Komisi itu adalahKomisi I dengan 3 K/L, III dengan 1 K/L, K/L, IV dengan 1 K/L, V dengan 1K/L, VIII dengan 4 k/L, K/L, IX dengan 1K/L, X dengan 5 K/L, dan XI dengan 2K/L. Total Raker/RDP Komisi dengan mitra kerja hanya dilakukan terhadap 18K/L, padahal total jumlah K/L pasangan kerja seluruh Komisi (I s/d XI) palingkurang ada 87 Kementerian/Lembaga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwaselama MS III TS 2016-2017, Komisi-komisi hanya melakukan Raker/RDPsebanyak 20,68% dari total 87 K/L. Dengan demikian dapat dikatakan pulabahwa pelaksanaan fungsi anggaran juga banyak yang mangkrak.

Terkait dengan rencana kerja DPR dalam pelaksanaan fungsi pengawasanselama MS III TS 2016-2016 juga tidak kalah mangkraknya dengan dua fungsilainnya. Hal itu dapat disimak pada permintaan Ketua DPR agar Komisi-komisibersungguh-sungguh menindaklanjuti Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun2016. Namun, berdasarkan penelusuran FOTMAPPI pada web site dpr.go.idmaupun kementerian/lembaga, Komisi-komisi yang ditemukan melakukanRaker/RDP dengan Kementerian/Lembaga untuk membahas temuan BPK padaIII TS 2016-2017 hanya dilakukan oleh 5 (lima) Komisi, yaitu: Komisi I denganKementerian Pertahanan, Komisi III dengan Kapolri, Komisi IV denganKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Komisi VII denganKementerian ESDM dan SKK Migas, Komisi VIII dengan Kementerian Sosial. Hal

9http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/15638http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/1563810 Pasal 143 Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Tata Tertib DPR menyatakanbahwa pembahasan RUU dilakukan maksimal 3 (tiga) kali masa sidang.

Page 14: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

7

ini menunjukkan pula bahwa tindak lanjut oleh 6 (enam) Komisi atas temuanBPK juga mangkrak. Padahal menurut Laporan Ikhtisar Hasil PemeriksaanSemester I 2016, BPK menemukan terjadinya kerugian Negara pada Kemendikti,Kemendikbud, Kemendgari, Sekretariat Negara, dan Badan Pelaksana padaBadan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura.11

Kecuali itu, pada IHPS II 2015, BPK juga memberikan opini TidakMemberikan Pendapat (TMP)12 kepada 4 (empat) Kementerian/Lembaga, yaitu:Kementerian Sosial, Komnas HAM, Kementerian Pemuda dan Olah Raga sertaLPPTVRI, serta memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)13 kepada26 (dua puluh enam) K/L.14 Data lengkap opini BPK terhadap K/L lihatlampiran.

Pada Pidato Pembukaan MS III TS 2016-2017, Ketua DPR juga memintasetiap alat kelengapan Dewan menindaklanjuti hasil pengawasan dan temuanyang diperoleh selama kunjungan kerja (Kunker). Terkait dengan Kunker selamaMS II TS 2016-2017, FORMAPPI menemukan setidaknya ada 91 kali Kunker oleh7 (tujuh) Komisi yaitu: Komisi III, IV, V, VI, VIII, IX dan X serta 2 (dua) AKDlainnya yaitu Pimpinan DPR, dan BURT dengan aneka temuannya, antara lain:(1). Di NTB ditemukan bahwa dana BUMDes belum cair; dan adanya dobelpembiayaan atas pengelolaan bus Dishub untuk masyarakat di NTB dan Pemdatidak memperoleh bagi hasil usaha transportasi; (2) Serap anggaran (APBD) yangrendah di Provinsi Riau karena ketakutan. Sebab Gubernurnya terkena kasuskorupsi; (3) Pelaksanaan UU No. 43/2007 tentqng Perpustakaan belum bagusseperti di Sumatra Utara, tetapi ada juga yang sudah bagus, misalnya di JawaTimur. Daerah yang sudah memiliki Perda Perpustakaan secara nasional baru30%, di tingkat Provinsi baru 60%; (4) over kapasitas daya tampung Lapas-lapasdi Indonesia lebih dari 56%; (5) terdapat Tenaga Kerja Asing yang melakukankerja penanaman cabe. Jadi pengawasan TKA harus ditingkatkan.

Sekalipun begitu, tindak lanjut temuan hasil Kunker yang dibahas dalamRaker dan RDP selama MS III TS 2016-2017 hanya ditemukan di 3 (tiga) Komisi,yaitu Komisi III, VIII dan X. Karena itu tindak lanjut 4 (empat) komisi lainnyadan Pimpinan DPR serta BURT patut dipertanyakan.

Terkait dengan rencana uji kelayakan dan kepatutan calon-calon pejabatpublik sebagaimana dipidatokan oleh Ketua DPR (ada 6 institusi) tidak adasatupun yang terealisasi. Perlu dicatat bahwa Dewan Pengawas LPP TVRI sudah

11 BPK, IHPS I Tahun 2016, hlm. 28-29.12Opini TMP diberikan jika auditor BPK tidak bisa meyakini apakah laporankeuangan wajar atau tidak.13Opini WDP diberikan oleh auditor BPK jika sebagian besar informasi bebas darisalah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadipengecualian.14 http://www.bpk.go.id/assets/files/lkpp/2015/lkpp_2015_1465542879.pdf

Page 15: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

8

pernah gagal dilakukan pada MS I dan II TS 2016-2017. Oleh karena itu padaRaker Komisi I bersama Kementerian Konunikasi dan Informatika tanggal 23November 2016 disepakati memperpanjang masa tugas selama 3 (tiga) bulan bagiDewan Pengawas LPP TVRI yang lama (2011 – 2016) yang berakhir pada 21Desember 2016. Kecuali itu, uji kelayakan dan kepatutan terhadap calonKomisioner KPU dan Bawaslu baru pengganti pejabat lama yang akan habis masajabatannya pada 12 April 2017 juga tidak terealisasi. Dengan kata lain dapatdisebut bahwa proses uji kelayakan dan kepatutan calon-calon pejabat pubik olehDPR juga mangkrak.

Satu-satunya uji kelayakan dan kepatutan calon pejabat public yangberhasil dilakukan pada MS III TS 2016-2017 hanyalah Badan Supervisi BankIndonesia (BSBI). Tetapi pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan terhadap BSBIinipun tidak disebut dalam Pidato Pembukaan MS III, alias merupakan rencanakerja “siluman/selundupan.”

Terkait dengan aktivasi Tim-tim Pemantau maupun Panitia-panitiaPengawas bentukan DPR, yang melakukan kegiatannya pada MS III TS 2016-2017hanya satu, yaitu Tim Pengawas DPR RI terhadap Perlindungan Tenaga KerjaIndonesia di Luar Negeri. Kegiatannya berupa kunker ke Hongkong danMalaysia. Timwas ataupun Tim Pemantau yang lainnya tidak menunjukkankinerjanya alias mangkrak.

Penyebab MangkrakMangkraknya pelaksanaan tupoksi DPR seperti diuraikan di depan

mungkin disebabkan oleh faktor-faktor berikut: pertama, Pimpinan DPR yangmenurut Pasal 86 UU MD3 2014 seharusnya melakukan koordinasi dalam upayamenyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapanDPR lebih banyak disibukkan oleh saling-silang pendapat atas peristiwaperistiwa unjuk rasa massa besar-besaran (4-11-2016; 2-12-2016; 11-2-2017; dan 21-2-2017) menuntut penangkapan dan penyidangan serta penonaktifan GubernurDKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) yang dituduh melakukan penistaanagama maupun silang pendapat tentang perlu tidaknya digunakan hak angket.

Kedua, mangkraknya pelaksanaan tupoksi DPR juga disebabkan olehperhatian para anggota yang lebih banyak pada pewacanaan penggunaan hakangket atas isyu-isyu politik parochial (sempit) seperti perasaan Presiden Ke-6 RISusilo Bambang Yudhoyono yang menduga teleponnya dengan Ketua UmumMUI disadap oleh pihak lain, maupun pengaktifan kembali Gubernur DKIJakarta, Ahok setelah selesai masa kampanye pilgub, jadi bukan isyu-isyu/kebijakan Pemerintah yang strategis. Terkait dugaan penyadapan teleponPresiden ke-6 SBY diwacanakan penggunaan hak angket oleh sementara anggotaDPR dari Fraksi Partai Demokrat, namun ditolak oleh Fraksi PDI-P, Fraksi PPP.Fraksi Nasdem dan Fraksi Partai Hanura. Sedangkan terkait pengaktifan kembaliGubernur Ahok pasca cuti kampanye pilgub sudah ditandatangani oleh 90 oranganggota DPR, terdiri atas: 22 anggota Fraksi Gerindra, 42 anggota Fraksi

Page 16: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

9

Demokrat, 10 anggota Fraksi PAN, dan 16 anggota Fraksi PKS. Sebaliknya FraksiPDI-P, Golkar, PPP, PKB, Nasdem dan Hanura tidak setuju.

Ketiga, para anggota DPR juga lebih disibukkan membahas revisi keduaUU MD3 2014, serta bersilang pendapat atas pasal-pasal RUU PenyelenggaraanPemilu. Kecuali itu juga sibuk berkampanye pilkada serentak di 101Provinsi/Kabupaten dan Kota pada 15 Februari 2017.

KesimpulanBerdasarkan paparan di depan dapatlah ditarik beberapa kesimpulan

seperti berikut: pertama, pelaksanaan tupoksi DPR di bidang legislasi, anggaranmaupun pengawasan selama MS III TS 2016-2017 hampir seluruhnya mangkrak(lihat tabel).Tabel 1: Mangkraknya Tupoksi DPR Selama MS III TS 2016-2017

Fungsi Target Realisasi KeteranganLegislasi 4 RUU 0 100% mangkrak, bahkan RUU-

RUU yang diputuskandiperpanjang masapembahasannya pada rapatparipurna 23 Februari 2017masih ditambah 6 RUU yaitu:RUU Sistem Perbukuan,Kebudayaan, LaranganMinuman Beralkokol,Penerimaan Negara BukanPajak, Perlindungan PekerjaIndonesia di Luar Negeri,Arsitek.

Anggaran(EvaluasiPelaksanaanAPBN 2016)

SemuaKomisi

8 Komisiterhadap18dari 87 K/L(20,68%)

79,32% K/L luput dari Evaluasioleh Komisi alias mangkrak

Pengawasan:1. Tindak Lanjut

Temuan BPKSM-I 2016

SemuaKomisi

5 dari 11Komisi

6 Komisi tidak ditemukan datamenindak lanjuti aliasmangkrak

2. Tindak LanjutTemuanKunker MS II2016-2017

SemuaAKD

3 Komisi 8 Komisi dan AKD lainnya tidakditemukan data lakukan tindaklanjut dalam Raker/RDP aliasmangkrak

3. Uji KelayakandanKepatutan

6 Institusi 0 100% mangkrak, tetapi ada 1institusi (BSBI) tidakdiagendakan pada MS IIIdilaporkan (ini siluman)

Page 17: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

10

4. PengaktifanTim Pengawas(Timwas)maupun TimPemantau

6 Timwasdan TimPemantau

1 (satu) yaituTimwas,yaitu TimwasPenempatanTenaga KerjaIndonesia diLuar Negeri.

85,34% mangkrak.Timwas maupun Tim Pemantauyang lain tidak jelasinformasinya alias mangkrak.

Kedua, mangkraknya pelaksanaan tiga fungsi utama DPR tersebutdisebabkan oleh tidak optimalnya Pimpinan DPR dalam mengkoordinasikan danmemastikan terealisasinya rencana kerja yang telah disampaikan pada PidatoPembukaan Masa Sidang. Mereka lebih banyak disibukkan dengan saling silangpendapat tentang penggunaan hak angket yang tidak strategis.

Ketiga, Pimpinan Fraksi-fraksi yang seharusnya melakukan pengawasanterhadap setiap anggotanya dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya jugatidak Nampak dilakukan secara optimal.

Keempat, para anggota DPR lebih disibukkan dengan pewacanaanpenggunaan hak angket atas masalah-masalah sempit dan tidak menyangkutkepentingan seluruh rakyat Indonesia. Misalnya dijadikannya 39 Lapas diIndonesia sebagai tempat peredaran narkoba, padahal sejak Desember 2014,Presiden Joko Widodo sudah menyatakan Indonesia dalam keadaan daruratnarkoba, dan karena itu dikeluarkan berbagai kebijakan penanggulangannya.Kecuali itu, mulai sejak 6 Januari 2017, Pemerintah juga menaikkan tarif pajakkendaraan bermotor roda 2, 3 maupun 4 hampir tiga kali lipat jika dibandingkandengan PP No. 60/2010 serta ancaman PHK missal oleh PT Freeport Indonesiasebagai reaksi atas dikeluarkannya PP No. 1/2017 tentang Perubahan Keempatatas PP No. 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineraldan Batubara. Sekalipun begitu, DPR tidak terdengar mewacanakan penggunaanhak angket terhadap kebijakan-kebijakan Pemerintah tersebut.

Kelima, para anggota DPR juga lebih banyak menyibukkan diri denganmewacanakan kepentingan politik partainya sendiri maupun dirinya sendirikarena menjelang dan selama MS III TS 2016-2017 terjadi pembahasan RUUPenyelenggaraan Pemilu serentak(Pileg dan Pilpres), serta pelaksanaan Pilkadaserentak di 101 Provinsi/Kabupaten/Kota.

Akhirnya, kondisi mangkraknya tupoksi DPR tersebut membuat citranyadi mata publik makin terpuruk.

RekomendasiBerdasarkan telaah dan kesimpulan-kesimpulan sebagaimana diuraikan di

depan, dapatlah disampaikan beberapa rekomendasi seperti berikut: pertama,Pimpinan DPR wajib selalu melakukan check dan recheck kepada semua alatkelengkapan DPR (Komisi, Badan maupun Tim dan Panitia) untu mamastikanterealisasinya program kerja yang telah dicanangkan pada pidato PembukaanMasa Sidang.

Page 18: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

11

Kedua, manakala setiap anggota DPR ingin menggunakan hak angket, isyuyang dipilih untuk diangketkan haruslah yang benar-benar strategis danberdampak luas bagi kehidupan masyarakat, lebih-lebih yang mengandungpotensi kerugian Negara dan memberati beban rakyat.

Ketiga, proses pengganggaran Negara harus transparan dan akuntabelserta menutup semua peluang bagi terjadinya korupsi secara sistematis danberjamaah sebagaimana pernah terjadi pada proses penganggaran KTPelektronik, pembangunan wisma atlit, pembangunan sekolah olah ragahambalang, pembangunan jalan di Maluku dan lain sebagainya.

Page 19: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

1

EVALUASI LENGKAP KINERJA DPR MS III TS 2016-2017

MENURUT FUNGSI

I. Evaluasi Fungsi LegislasiPada 16 Maret 2017, DPR RI telah memasuki Masa Sidang IV tahun

persidangan 2016-2017. Terkait pelaksanaan fungsi pembentukan undang-undang, sebagaimana telah disampaikan FORMAPPI melalui evaluasi tiap-tiapmasa sidang sebelumnya, terbukti bahwa DPR saat ini sangat-sangatmalas.Produktivitas mereka dalam menghasilkan legislasi berbanding terbalikdengan aneka kegaduhan yang dipicu oleh banyak kasus yang melibatkananggota DPR, mulai dari kasus korupsi hingga deretan pelanggaran etikaanggota-anggota DPR.

FORMAPPI telah berulang kali memberikan predikat buruk, jelek, danrendah dalam menilai kinerja DPR di bidang legislasi. Kami hampir kehabisankosa kata untuk melukiskan betapa DPR sebagai institusi mengalami stagnasidalam menciptakan perubahan. Predikat atau penilaian sangat-sangat-malasyang kali ini disematkan kepada institusi DPR tentu bukan tanpa alasan. Jikaselama ini kemalasan anggota DPR hanya menunjuk pada tingkat kehadirananggota di dalam rapat-rapat, kali ini kata malas mengacu pada sebuah karakterlembaga yang enggan menciptakan perubahan. Kemalasan terkait denganbudaya yang terpelihara secara sistemik oleh lembaga bernama DPR atauparlemen.

Kemalasan DPR dalam bidang legislasi bisa dimaafkan jika saja dari masasidang satu ke masa sidang lainnya ditemukan adanya grafik peningkatanproduktivitas. Namun faktanya, sepanjang 3 masa sidang awal tahun sidang2016-2017 ini baru 3 RUU yang berhasil disahkan DPR. Ketiga UU tersebutberasal dari daftar Prolegnas Prioritas 2016. Sementara dari daftar RUU Prioritas2017 belum satupun yang disahkan. Tiga RUU yang disahkan selama tahunpersidangan 2016-2017 masing-masing 2 RUU pada MS I, dan 1 RUU pada MS II.Sebagaimana disampaikan oleh Ketua DPR, Setya Novanto pada PidatoPenutupan Masa Sidang III tanggal 23 Februari 2017, tak satupun RUU yangberhasil disahkan. Ini merupakan kali keduanya DPR menutup satu masasidang tanpa satupun RUU yang berhasil disahkan. Sebelumnya di MS IV TS2015/2016 prestasi serupa juga terjadi.

Jika dibuat dalam bentuk grafik nampak sekali bagaimana tren kinerjalegislasi DPR selama tahun persidangan 2016-2017 ini memperlihatkan gejalayang terus menurun. Formasi hasil 2-1-0 dari tiga masa sidang terakhirsesungguhnya sudah menjadi alarm serius bagi DPR khususnya dan bagi publicumumnya bahwa lembaga parlemen kita nyaris gagal mempertanggung-jawabkan kepercayaan rakyat.

Page 20: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

2

Hasil sangat buruk DPR pada MS III sesungguhnya sulit dicerna akal sehat. Jikamelihat target prioritas 2017 memang nampaknya jumlah 50 RUU terlalu banyakuntuk diselesaikan dalam satu masa sidang saja. Bahkan setengah dari daftar itusaja nampaknya juga bagaikan mimpi. Akan tetapi sebagaimana disampaikanpimpinan DPR pada pidato pembukaan MS III, 10 Januari 2017, target pokok MSIII hanya fokus pada 4 RUU saja, yaitu: (1) RUU Penyelenggaraan Pemilu, (2)RUU KUHP, (3) RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dan (4)RUU tentang Perubahan UU No. 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Pengerucutan target untuk satu masa sidang ini mestinya bisa mendorongDPR untuk secepatnya menyelesaikan pembahasan RUU-RUU tersebut.Sayangnya harapan itu sia-sia. Dari keempat RUU yang menjadi prioritas MS III,tak satu pun yang selesai. Bahkan revisi terhadap RUU MD3 yang hanya terkaitbeberapa pasal saja, DPR tak sanggup untuk melakukannya dengan cepat.

Nampaknya kegagalan DPR mennyelesaikan pembahasan disebabkanoleh beberapa alasan. Alasan-alasan itu termasuk dalam bagian yang menjadiproblematic kelembagaan DPR selama ini.1. Faktor kepentingan politik. Kepentingan politik situasional DPR dalam

banyak hal menghambat keseriusan DPR dalam mengejar target utamamereka di bidang legislasi (dan juga fungsi-fungsi yang lainnya).Kepentingan politik bisa menyandera proses pembahasan RUU ketika satudan lain fraksi masing-masing ngotot dengan sikap masing-masing.Pembahasan pun tersendat sembari menunggu lobby-lobby politik antarfraksi.

2. Selain faktor kepentingan, yang spesifik dialami DPR pada MS III lalu adalahkepentingan politik terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2017. Bulan Januarimerupakan puncak kesibukan Pilkada di masing-masing daerah, dimanasebagai kader partai, anggota DPR secara langsung terlibat dalam tim-timpemenangan pasangan calon di berbagai daerah. Tuntutan wajib menanghampir pasti menyedot pikiran dan energi disamping waktu. Alhasilpekerjaan utama sebagai anggota DPR pun terbengkelai.

3. Faktor teknis perencanaan legislasi. Perencanaan legislasi di DPR seringkalidikritik karena mereka selalu nampak tak ingin dianggap lemah pada saatmembuat perencanaan. Target legislasi yang selalu fantastis terus berulangdari tahun ke tahun. Pada saat yang sama produktivkitas mereka justrusebaliknya, selalu minim, rendah.

Kebiasaan lain yang perlu disorot adalah mekanisme perencanaan danpembahasan RUU yang tanpa kepastian limit akhir pembahasannya. DPR sepertimenganut prinsip “mengalir seperti air” yang membuat hal ini terpeliharakarena hampir semua RUU yang dibahas DPR dan tidak selesai dalam batas

Page 21: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

3

waktu normal yang ditetapkan Pasal 99 UU MD3 – yakni 3 kali masa sidang perRUU – bisa terus diperpanjang sampai kapanpun DPR mau tetapi tanpa batasberapa kali masa sidang bisa diperpanjang asalkan perpanjangan tersebutdiputuskan melalui Rapat Paripurna (Peraturan Tata Tertib/Tatib DPR Pasal142 ayat 1). Aturan Tatib ini nampak percuma saja, karena dalamimplementasinya hampir mustahil bagi DPR untuk menyelesaikan pembahasanRUU dalam 3 kali MS.

Pada MS I lalu DPR memutuskan perpanjangan 9 RUU (2 diantaranyasudah disahkan), 2 RUU pada MS II, dan di MS III 6 RUU. Kebanyakanperpanjangan ini sudah dilakukan beberapa kali. Jadi setelah 3 masa sidangdurasi waktu resmi, lalu diperpanjang terus setiap masa sidang. Litaniperpanjangan waktu ini selalu berulang dan paten sehingga anggota DPRmerasa tak perlu bergegas cepat dan berpeluh keringat membahas RUU agarsegera disahkan.

Dua catatan di atas kiranya sedikit menjelaskan alasan DPR tak bisamenuntaskan satupun RUU pada MS III. Alasan-alasan itu semuanya terkaitsituasi dan kondisi mereka sendiri, bukan sesuatu yang bisa menjadipembenaran – apalagi jika itu dijadikan alasan oleh DPR demi mendapatkanpengertian dari masyarakat.

RUU Penyelenggaraan PemiluCatatan khusus perlu diberikan terhadap proses pembahasan RUU

Penyelenggaraan Pemilu. RUU ini penting untuk dikhususkan karena tuntutankehadiran UU Pemilu tak bisa tidak harus ada sebelum tahapan Pemilu 2019dimulai pada nulan Juni 2017. DPR tak bisa membuat rasionalisasi sekedaruntuk membenarkan penambahan waktu pengesahan RUU ini karena tahapanpemilu yang akan datang sudah ada di depan mata. Oleh karena itu bukanwaktunya bagi DPR untuk bermain-main dengan waktu pembahasan RUUPenyelenggaraan Pemilu. Kegiatan seperti studi banding yang dilakukan PansusRUU Pemilu semestinya tak perlu dilakukan karena bisa mengurangi waktupembahasan RUU di DPR.Apalagi sebagaimana diketahui urgensi studi bandingjuga sulit dipertanggung-jawabakan ketika diketahui bahwa dua negara, Jermandan Mexico ternyata memilikki sistem pemilu yang berbeda dengan Indonesia.

Isu-isu krusial dalam RUU Penyelenggaraan Pemilu sesungguhnya sudahdibicarakan di Pansus. Masing-masing fraksi juga sudah memilikki sikap politikterkait isu-isu tersebut sebagaimana tertuang dalam DIM (Daftar InventarisMasalah). Jika begitu sesungguhnya yang perlu dilakukan hanyalah bagaimanamemulai lobby untuk memastikan keputusan final. Dan lobby untukmemutuskan isu-isu krusial RUU Pemilu umumnya akan melibatkan pimpinanpartai dan pemerintah. Tradisi ini sesungguhnya mencederai kewenangan DPR

Page 22: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

4

di bidang legislasi. Kewenangan DPR diambil-alih langsung oleh pimpinanpartai. Jika demikian maka percuma saja Pansus RUU Pemilu sibuk hinggakeluar negeri untuk mempelajari isu-isu krusial, padahal dipenghujung nantiteori sedahsyat apapun yang dibawa dari luar negeri sama sekali tak berdaya dihadapan kepentingan pragmatis partai-partai. Ini sesungguhnya ancamankualitas legislasi pemilu kita.Pengaturan yang disepakati merupakan hasiltransaksi antar partai, bukan pengaturan ideal yang menjamin kualitas pemilu.

Terkait tahapan pemilu 2019, Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu jugaharus bertanggung jawab atas proses seleksi penyelenggara pemilu (KPU danBawaslu) yang seharusnya sudah siap dilantik mengganti komisioner yang akanmengakhiri masa tugasnya pada 12 April 2017. Permintaan Pansus RUU Pemiluuntuk menunda seleksi yang tengah berlangsung bisa merusak tahapan pemilu.Penundaan perekrutan Komisioner KPU dan Bawaslu oleh Pansus RUU Pemilunampak sulit dipahami karena sesungguhnya KPU dan Bawaslu tak tergantungpada pengesahan UU Pemilu yang baru. Penyelenggara Pemilu yang baru tetapsaja bisa bekerja dengan patokan UU Pemilu yang lama sambil menungguregulasi terbaru untuk penyesuaian teknis penyelenggaraan. Oleh karena itu takberalasan sesungguhnya DPR mengulur proses seleksi penyelenggara pemilu.Kalaupun ada hanya kepentingan politik yang bisa menjelaskan hal tersebut.

DAFTAR PERPANJANGAN PEMBAHASAN RUU TAHUN SIDANG2016/2017

MS No. NAMA RUU KETERANGANMS I 1 RUU tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di

Luar NegeriSudah 4 kali MS(Komisi IX)

2 RUU tentang Kitab Undang-Undang HukumPidana

Sudah 7 kali MS(Kom III)

3 RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 20Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara BukanPajak

Sudah 5 kali MS(Kom XI)

4 RUU tentang Wawasan Nusantara Sudah 4 kali MS5 RUU tentang Larangan Minuman Beralkohol Sudah 4 kali MS6 RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi danTransaksi Elektronik

Sudah 3 kali MS

7 RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan Sudah 3 kali MSMS II 8 RUU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Diperpanjang

sampai 2 MS kedepan

Page 23: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

5

9 RUU Wawasan Nusantara Diperpanjangsampai 2 MS kedepan

MS III 10 RUU Sistem Perbukuan11 RUU Kebudayaan12 RUU Larangan Minuman Beralkohol,13 RUU tentang Perubahan atas UU Nomor 20

Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara BukanPajak

14 RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di LuarNegeri

15 RUU Arstitek

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa DPR memang sangat malasmelaksanakan fungsi legislasi. Dengan kata lain dapat disebut bahwapelaksanaan fungsi legislasi sejak MS I, II dan III Tahun Persidangan 2016-2017“embahnya mangkrak.”

Page 24: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

6

II. Evaluasi Fungsi Anggaran

Kinerja DPR dalam pelaksanaan fungsi anggaran pada MS III TS 2016-2017 relatif tidak berbeda dengan dua masa sidang sebelumnya, yaitukinerjanya tetap rendah. Hal ini dapat diukur dari agenda kerja yangdirencanakan dengan hasil yang dicapai selama masa persidangan ketiga ini.

Meriver pidato Ketua DPR Setya Novanto,1 agenda pelaksanaan fungsianggaran yang paling pokok pada MS III ini adalah bahwa Komisi-komisi akanmengadakan rapat kerja/rapat dengar pendapat denganKementerian/Lembaga(K/L) pasangan kerja maasing-masing untukmengevaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016 dan Rencana ProgramTahun 2017.

Walaupun dalam pidato Ketua DPR pada penutupan MS III2 tidakdisebutkan secara eksplisit realisasi atas pelaksanaan agenda kerja fungsianggaran, secara faktual beberapa komisi telah melaksanakan rapat kerja/rapatdengar pendapat dengan sejumlah kementerian dan lembaga negara membahasevaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016.

Di luar lingkup evaluasi ini, adnya kasus korupsi E-KTP yang didugasejumlah anggota DPR dan hasil survey Transparansi Internasional yangmenempatkan DPR sebagai lembaga terkorup di Indonesia, semakinmemperburuk citra DPR di mata publik.

Banggar Tanpa AgendaPada MS III ini, Badan Anggaran (Banggar) DPR sama sekali tidak

memiliki agenda kerja terkait dengan pelaksanaan fungsi anggaran.Berdasarkan penelusuran dari berbagai media, termasuk website DPR(www.dpr.go.id), kegiatan Banggar satu-satunya adalah pergantian KetuaBanggar dari Kahar Muzakir kepada Azis Syamsudin (keduanya dari FraksiGolkar). Dengan pergantian ini, maka susunan Pimpinan Banggar sekarang iniadalah: Ketua dijabat Azis Syamsuddin (F-PG), Wakil Ketua yakni SaidAbdullah (F-PDI Perjuangan), Djoko Udjianto (F-PD), Ahmad Riski Sadig (F-PAN) dan Jazilul Fawaid (F-PKB).

Jika mengikuti alur proses dan tahapan penggaran di DPR,setelah APBN ditetapkan dan disahkan (sekitar Oktober), agenda kerjaBanggar adalah pembahasan RAPBN Perubahan yang diusulkan Pemerintah.Namun karena hingga MS III berakhir pemerintah belum mengajukan RAPBNPerubahan Tahun 2017, maka praktis Banggar tidak memiliki agenda kerja padamasa sidang saat ini.

1Pidato Pembukaan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2016-2017 Pada Rapat ParipurnaDPR RI, Selasa, 10 Februari 20172Pidato Penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2016-2017 Pada Rapat ParipurnaDPR RI, Kamis, 23 Februari 2017

Page 25: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

7

Catatan atas Raker/RDP Komisi dengan KLBerdasarkan Laporan Singkat (Lapsing) dan pemberitaan di website DPR

(www.dpr.go.id), selama MS III ini ada delapan komisi yang melaksanakanrapat kerja/rapat dengar pendapat dengan kementerian dan lembaga Negarayang menjadi mintra kerjanya, yakni: Komisi I, III, IV, V, VIII, IX, X, dan XI.Sementara tiga komisi tidak memiliki agenda kerja, yakni Komisi II, VI dan VII.

RAKER/RDP KOMISI-KOMISI DENGAN MITRA KERJA DALAMPELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN MS III TS 2016-2017

KOMISI MITRA KERJA

I

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan SekretarisJenderal (Sesjen) Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)Dewan PersLembaga Sensor Film (LSF)

II -III Kementerian Hukum dan HAMIV Kementerian Kelautan dan PerikananV Kementerian Desa dan PPDTVI -VII -

VIII

Badan Nasional Penanggulangan BencanaDirjen Penyelenggaraan Haji dan UmrahKementerian SosialKementerian Pemberdayaan Perempupan dan Perlindangan Anak

IX Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

X

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)Kementerian PendidikanKementerian Riset dan Pendidikan TinggiKementerian Pemuda dan Olah RagaPerpustaan Nasional

XI Kementerian KeuanganDirektorat Jenderal Pajak

Total Raker/RDP Komisi-komisi dengan KL selama MS III adalah 18 kali rapatdengan rincian: Komisi I melakukan Raker/RDP dengan 3 KL, Komisi VIIIdengan 4 KL, Komisi X dengan 5 KL,d dan Komisi XI dengan 2 KL. SementaraKomisi III, IV, V, dan IX melakukan Raker/RDP dengan masing-masing 1 KL.

Terkait dengan proses pelaksanaan agenda Raker/RDP oleh Komsi-komisi dapat disampaikan tiga catatan, yakni pertama, Raker/RDP Komisi-komisi dengan mitra kerjanya adalah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja dan

Page 26: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

8

rutin (bussiness as usual) baik dari proses pelaksanaan rapat, dinamika, maupunrespons Komisi atas laporan K/L.

Kedua, evaluasi atas pelaksanaan anggaran pemerintah(Kementerian/Lembaga) lebih menitikberatkan pencapaian penggunaananggaran dari target yang ditetapkan semata, namun tidak disertai denganevaluasi sejaumana efektifitas dari penggunaan anggaran tersebut.

Ketiga, evaluasi atas kinerja anggaran dan LHP BPK, relatif belum menjadiinstrument bagi DPR untuk memberikan reward and punishment kepada KLdalam pengajuan anggaran tahun berikutnya.

Catatan Khusus atas Pembahasan AnggaranKasus korupsi E-KTP yang heboh saat ini dan beberapa kasus korupsi

sebelumnya yang juga telah menjerat puluhan anggota DPR, semakinmempertegas bahwa proses pembahasan anggaran di DPR sangat rentan danrawan untuk terjadinya konspirasi dan praktek korupsi.

Persoalannya adalah: walaupun setiap tahun selalu saja ada anggota DPRyang terlibat kasus korupsi, tidak ada komitmen dari segenap pimpinan DPR,pimpinan AKD, dan anggota DPR serta Pimpinan Fraksi untuk mengatasimasalah fundamental ini. Misalnya bagaimana mendesain system danmekanisme di internal DPR dalam proses pembahasan anggaran yang mampumenjamin prinsip partisipasi, tranparansi dan akuntabilitas. Jika tidak, makapublik akan selalu dipertontonkan dengan OTT KPK atas kasus-kasus korupsiyang melibatkan anggota DPR.

PenutupKasus-kasus korupsi yang menjerat anggota DPR, umumnya terjadi pada

level pembahasan anggaran. Dalam masa sidang-masa sidang berikutnya, duaagenda besar DPR terkait fungsi anggaran, yakni pembahasan RAPBN-P 2017dan RAPBN 2018. Menutup evaluasi ini, pertanyaan penting patut dajukankepada DPR (dan pemerintah) adalah bagaimana memastikan dan menjamin bahwasetiap anggaran dalam APBN (khususnya program K/L) yang telah dibahas danditetapkan menjadi APBN terbebas dari praktek konspirasi yang koruptif?

Page 27: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

9

III. Evaluasi Fungsi PengawasanPada Pidato Pembukaan Masa Sidang III Tahun Sidang 2016-2017 (MS III

TS 2016-2107) 10 Januari 2017, terkait rencana pelaksanaan fungsi pengawasan,Ketua DPR, Setya Novanto menyatakan hal-hal berikut: (1) Komisi-komisidiharapkan agar bersungguh-sungguh menindaklanjuti hasil Pemeriksaan BPKSemester I tahun 2016; (2) setiap alat kelengkapan Dewan diharapkanmenindaklanjuti hasil pengawasan dan temuan yang diperoleh selamakunjungan kerja (Kunker); (2) beberapa Tim bentukan DPR pada tahun-tahunsebelunya seperti Tim Pengawas,Tim Implementasi,Tim Pemantau,dan TimPenguatan, pada tahun 2017 ini diharapkan dapat meneruskan proseskegiatannya; (3) dalam MS III TS 2016-2017, DPR akan melakukan uji kelayakandan kepatutan terhadap pemilihan pejabat public, antara lain: Calon Ketua danAnggota BPH Migas, Calon Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional(BPKN), Calon Anggota BPK, Calon Dewan Pengawas LPP TVRI, dan CalonAnggota KPU serta Bawaslu.

Sesuai dengan tugas Pimpinan sebagaimana diatur dalam UU No.17/2014 jo UU No. 42/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3 2014)dan Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Tata Tertib, diantaranya adalahmelakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agendadan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPR; menjadi juru bicaraDPR, serta melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan DPR,3 makaPidato Pembukaan tersebut di atas dapatlah dikatakan sebagai titik awal rencanakerja pengawasan selama MS III TS 2016-2017. Kecuali itu, menurut Pasal 225UU MD3 2014 pada intinya menyatakan bahwa : (1) pidato pembukaan masasidang, Pimpinan DPR menguraikan rencana kegiatan DPR dalam masa sidangyang bersangkutan dan masalah-masalah yang dipandang perlu disampaikandalam rapat paripurna DPR. Sedangkan pada ayat (2) intinya menyatakanbahwa pada pidato penutupan masa sidang, Pimpinan DPR menyampaikanhasil kegiatan dalam masa reses sebelumnya, hasil kegiatan selama masa sidangyang bersangkutan, rencana kegiatan dalam masa reses berikutnya, danmasalah- masalah yang dipandang perlu disampaikan dalam rapat paripurnaDPR.

Karena itu, setelah berakhirnya dan disampaikanny Pidato Penutupan MSIII TS 2016-2017, FORMAPPI bermaksud mengevaluasi terealisasi atau tidaknyarencana kerja dimaksud. Ruang lingkup evaluasi ini mencakup aspek-aspekberikut: (1) seperti apakah tindak lanjut Komisi-komisi terhadap IHP S-I 2016yang telah disampaikan BPK kepada DPR dalam rapat paripurna DPR 4 Oktober2016?; (2) bagaimanakah tindak lanjut temuan-temuan hasil Kunker selama MS II2016-2017?; (3) seperti apakah Timwas maupun Tim Pemantau bentukan DPRyang diputuskan untuk diaktifkan kembali dalam Rapat Paripurna DPR tanggal

3 Lihat Pasal 86 UU No. 17/2014 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 42/2014 MD32014 dan Pasal 31 Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Tata Tertib.

Page 28: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

10

24 Januari 2017?; (4) seberapa jauhkah realisasi pelaksanaan uji kelayakan dankepatutan calon-calon pejabat publik?

1. Tindak Lanjut Temuan BPK Pada IHP S- I 2016 Oleh KomisiIkhtisar Hasil Pemeriksaan BPK pada Semester I 2016 (IHP S-I 2016) atas

pengelolaan keuangan Negara telah disampaikan kepada DPR dalam RapatParipurna tanggal 4 Oktober 2016. Dalam IHP S-I 2016, BPK antara lainmenemukan permasalahan-permasalahan kerugian Negara4 di 12 (dua belas)Kementerian/Lembaga (K/L) dan temuan-temuan lainnya di K/L. Temuan dantindak lanjut oleh Komisi-komisi DPR dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 : Daftar Temuan BPK pada IHP Semester 1 Tahun 2016 dan TindakLanjutnya oleh Komisi-komisi pada TS 2016-2017

No. Nama K/L dan JumlahKerugian Negara

KomisiMitraKerja

Tindak LanjutPada TS 2016-2017(Raker/RDP)

Rekomendasi Raker/RDP

1 Kementerian PUPR(Rp. 158,96 miliar)

V TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

2 Kemensos (Rp. 7,38miliar)

VIII RAKER tanggal25 1-2017 (MSIII)

“Sepatutnya perlupeningkatankualitas laporan sehinggapada tahun ini tidak sampaidisclaimer. Perlu upayauntukmenaikkan hasil evaluasiatas kinerja dari Disclaimermenuju WDP,”

3 Kement Perhubungan(Rp, 29,44 miliar)

V TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

4 KementRistekdanDikti(Rp. 32,61 miliar)

X TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

5 Kemenkeu(Rp. 8,44 miliar)

XI TIDAKDITEMUKAN

TIDAK DITEMUKANDATA

4 Menurut BPK, permasalahan kerugian negara antara lain terjadi karena pejabatyang bertanggung jawab lalai dan tidak cermat dalam menaati dan memahamiketentuan yang berlaku, belum optimal melaksanakan tugas dantanggungjawab, serta lemah dalam melakukan pengawasan dan pengendalianatas pelaksanaan program/ kegiatan. Selain itu, permasalahan kerugian Negaraterjadi karena pengambilan kebijakan yang tidak tepat dan rekanan tidakmelaksanakan perjanjian sesuai kontrak (bpk.go.id, IHPS I 2016, Bab I, hlm. 29).

Page 29: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

11

DATA6 Kepolisian RI

(Rp. 2,97 miliar)III RAKERtanggal

22-2-2017 (MSIII)

Komisi III DPR RImengapresiasiPolri dalam memperolehpredikatWajar Tanpa Pengecualian(WTP)Dari BPK RI tahun 2015, dandiharapkan dapatdipertahankanpada laporan keuangantahunberikutnya.

7 Kemendikbud(Rp. 10,10 miliar)

X TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

8 Kement Agama(Rp. 18,26 miliar)

VIII TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

9 Kemendagri(Rp. 1,42 miliar)

II TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

10 Kemenpora(Rp. 1,38 miliar)

X TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

11 Kemensekneg(Rp.1,03 miliar)

II TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

12 KementKelautan&Perikanan(Rp. 0,96 miliar)

IV TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

13 BadanInformasiGeospasial(Rp. 24,62 miliar)

VII TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

14 BP BPWS(BadanPelaksanaBadanPengembanganWilayah Surabaya-Madura)(Rp. 1,38 miliar)

V TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

15 Kementerian ESDM VII RAKERtanggal22-11-2016 (MSII)

Mendesak Menteri Energidan SumberDaya Mineral RI untukmenyampaiKantindak lanjut atastemuan BPK RITahun anggaran 2015, baik

kualitatifmaupun kuantitatifkepadaKomisi VIIDPR RI paling lambat

Page 30: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

12

tanggal2 Desember 2016

16 KementerianPertanian IV TIDAKDITEMUKANDATA

TIDAK DITEMUKANDATA

17 Kementerian LHK IV RAKER tanggal18-1-2017 (MSIII)

Komisi IV DPR RImenerimaPenjelasan Menteri LHKatas tindaklanjut hasil pemeriksaanBPK RISemester I Tahun 2016 danmemintaKementerian LHK untukmenindakLanjuti berbagaitemuanBPK RIyang belum diselesaikanpada tahun2016, terutama terkaitinventarisasiasset dan optimalisasiPenerimaanNegara Bukan Pajak(PNBP)Bidang lingkungan hidupdanKehutanan

18 KEMHAN/TNI I RAKER tanggal6-2-2017 (MS III)

Komisi I DPR RI jugameminta kepadaKemhan/TNI untukmemperhatikanrekomendasi dari BPK atasLaporanKeuanganKemhan/TNI TA.2016, danmenjadikannya sebagaipanduanuntuk pelaksanaananggaran tahunberikutnya.

19 SKK MIGAS VII RDPtanggal 5-12-2016 (MS II)

Komisi VII DPR RI memintaSKKMigas untukmenyampaikan tindakLanju tatas temuan hasilaudit BPKRI kepadaKomisi VII DPRRI yangTerkait dengan TWUkhususnya

Page 31: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

13

Penjualan minyak ke kilangminyakTWU yang dijual dibawahharga ICP

Tindak Lanjut Temuan Kunker MS II dalam Rapat-rapat di DPR Pada MS III TS2016-2017

Selama MS II (termasuk masa reses) dalam TS 2016-2017, Komisi-komisi/Alat Kelengkapan DPR melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) sebanyak91 kali. Komisi/AKD yang melakukan Kunker ada 7 (tujuh) Komisi dan 3 (tiga)AKD (Pimpinan, BURT dan BKSAP), serta Tim Pengawas Perlindungan danPenempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan Tim PemantauPelaksanaan UU Otonomi Khusus. Komisi yang tidak melakukan Kunker:Komisi I, II, VII dan XI. Kunker dilakukan dalam rangka: (1) Pengawasanpelaksanaan UU, yaitu: UU tentang Perpustakaan; UU tentang Jaminan ProdukHalal, UU Narkotika, UU KUHP, UU Penempatan dan Perlindungan TenagaKerja Indonesia di Luar Negeri, UU Keistimewaan DIY, UU Perlindungan Anak,dan Peraturan Menteri Perikanan tentang alat tangkap dan jenis tangkapan. (2)Pengawasan pelaksanaan APBN; (3). Sosialisi Renstra DPR 2015-2019; (4)Menyerap Aspirasi Masyarakat daerah terkait rencana Revisi UU, antara lain:Sosialisasi Revisi UU Sumber Daya Hayati; (5) Memastikan pelayanan kelasutama bagi anggota-anggota DPR di RS-RS di daerah.

Dalam Kunker ditemukan pula ngambeknya Anggota DPR karena tidakditemui Gubernur/Wakil Gubernur, misalnya Komisi IV di Kalimantan Selatan,Komisi VI di Kalimantan Utara. Anggota Komisi IV kecewa atas tidak hadirnyaGubernur dan dengan kesal menyatakan: ketidaksiapan jajaran Pemda Kalselmenyambut kedatangan Tim Kunker Komisi IV bisa berdampak pada besaranalokasi APBN terkait masalah pertanian, perikanan, kelautan dan kehutananmenjadi tidak maksimal karena ketidak seriusan jajaran Pemda Kalsel sendiri.

Ada pula Kunker Komisi III yang mengundang para akademisi untukmenyampaikan aspirasi dalam Focus GroupDiscussion (FGD).

Di NTB, Kunker menemukan bahwa dana BUMDes belum cair karenaadanya kebijakan dari Kementerian Keuangan. Ditemukan pula adanya dobelpembiayaan atas pengelolaan bus Dishub untuk masyarakat di NTB dan Pemdatidak memperoleh bagi hasil usaha transportasi.

Dalam Kunker di Provinsi Riau ditemukan serap anggaran (APBD) yangrendah karena ketakutan. Sebab Gubernurnya terkena kasus korupsi.

Pelaksanaan UU No. 43/2007 tentang Perpustakaan belum bagus sepertidi Sumatra Utara, tetapi ada juga yang sudah bagus, misalnya di Jawa Timur.Daerah yang sudah memiliki Perda Perpustakaan secara nasional baru 30%, ditingkat Provinsi baru 60%.

Muncul ide dari anggota Komisi III, Arzul Sani tentang perlunya strategibaru dalam memberikan hukuman bagi pelanggar hukum karena over

Page 32: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

14

capasitynya setiap lapas di Indonesia (>56%), yakni berupa hukuman kerja sosialbagi pelaku tindak pidana ringan, misalnya pemakai narkoba.

Terkait pengawasan TKA ditemukan adanya pelanggaran berupa TKAmelakukan kerja penanaman cabe. Jadi pengawasan TKA harus ditingkatkan.Namun terdapat keanehan bahwa Renstra DPR 2015-2019 yang sudah disusuntahun 2015 baru disosialisasikan tahun 2016.

Terdapat Kunker yang tujuannya hanya untuk kepentingan anggota DPRsemata,antara lain soal Pelayanan Kesehatan Kelas Utama di RS-RS providerJamkestama anggota DPR. Tindak lanjut temuan Kunker MS II pada Raker/RDPdengan K/L selama MS III TS 2016-2017 dapat disimak pada tabel 2.

Tabel 2 : Tindak Lanjut Temuan Kunker MS II pada Sidang-sidang MS III TS 2016-2017

Komisi

TemuanKunker

TindakLanjut Kesimpulan/Rekomendasi

Raker dengan MitraKerja

RDP+Mitra

III PENGAWASAN TENAGAKERJAASING

MENKUMHAM KOMISI III DPR RImeminta Menteri Hukumdan HAM RI mengevaluasiseluruh kebijakan hukumdan implementasinyaterkait dengan KebijakanBebas Visa danPengawasan Orang Asing.

III Overkapasitasdi LembagaPemasyarakatan

MENKUMHAM KOMISI III DPR RImeminta Menteri Hukumdan HAM RI untukmeningkatkan kinerja danmerumuskan strategikebijakan yang efektifdalam upayamenyelesaikanpermasalahan Overkapasitas di berbagaiLembaga Pemasyarakatandan Rumah Tahanan diseluruh Indonesia

X PelaksanaanUU No.43/2007tentangPerpustakaan

PERPUSNAS

Mendesak Perpusnas RIuntuk menyusun strategipencapaian RKP TA 2017yang berkaitan denganpeningkatan budaya

Page 33: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

15

membaca, literasi, danakses perpustakaan.

VIII PelaksanaanUU No 17Tahun 2016atasperubahankedua UU No23 Tahun 2002tentangPerlindunganAnak

MenteriPemberdayaanPerempuan danPerlindungan AnakRI

Mendesak untuk segeramelakukan harmonisasiPeraturan Pemerintahuntukmengimplementasikan UUNo 17 Tahun 2016 atasperubahan kedua UU No23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak setelahdiundangkan.

Kegiatan Tim Pemantau dan TimwasPada Rapat Paripurna 23 Januari 2017, DPR telah memutuskan untuk

mengaktifkn kembali Tim Pemantau, Tim Pengawas dan tim-tim lain (6 Tim)agar terus melaksanakan tugasnya. Timwas dan Tim Pemantau yang ditemukanmelakukan kegiatan selama MS III TS 2016-2017 hanya ada satu, yaitu TimPengawas Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Timwa dan TimPemantau yang ditemukan melakukan kegiatan selama MS III selengkapnyadapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 : Kegiatan Tim Bentukan DPR RI selama MS III TS 2016-2017

NO TIM WAS DAN TIMPEMANTAU

TANGGAL TINDAK LANJUT SUMBER

1. Tim ImplementasiReformasi DPR RI

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

2. Tim Pemantau DPRRI

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

3. Tim Pemantau danEvaluasi UP2DP

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

4. Tim PenguatanDiplomasiParlemen

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

5 Tim Pengawas DPRRI tentangPembangunanWilayah Perbatasan

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

TIDAKDITEMUKAN DATA

6 Timwas TKI 18-2-2017 Tim Pengawas TKIDPR RI (Timwas)dipimpinWakilKet

http://dpr.go.id/berita/detail/id/15566/t/Timwas+TKI

Page 34: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

16

ua DPR RI FahriHamzahmelakukankunjungan kerjalapangan keHongkong gunamenggali informasimengenaipermasalahan TKIyang berada diHongkong sebagaisalah satu masukandalammenyelesaikanrevisi UU Nomor39 tahun 2004tentangpenempatan danperlindungantenaga kerja di luarnegeri yang saat inisedang dibahasTimwas.

+DPR+Ke+Hongkong+Pastikan+Perlindungan+TKI

TIMWAS TKI 31-1-2017 Tim Pengawas TKIDPR RI, RiekeDiahPitalokamengatakan, telahterjadi indikasiperdagangan orangke Arab Saudiberkedokpengiriman TKI.Diamengungkapkansaat ini ada 45 TKIwanita yang beradadi penampunganmilik TTCo didaerah Obhur,Jeddah terlantar diSaudi danterancam kenahukuman, lantaranmenyalahi izinkerja.

http://amanahanaknegeri.com/berita/politik/9071/Tim-Pengawas-TKI-DPR-RI-Bongkar-Kasus-Perdagangan-Orang-45-TKI-di-Arab-Saudi

TIMWAS TKI 08-2-2017 Memintapemerintah untuk

http://dpr.go.id/berita/detail/id/154

Page 35: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

17

menertibkanPerusahaan JasaTenaga KerjaIndonesia (PJTKI).Terutama kepadaPJTKI yangmelakukan overcharging atau biayapenempatanberlebih terhadapcalon tenaga kerjayang akandiberangkatkankeluar negeri.

74/t/Timwas+TKI+Minta+Pemerintah+Tertibkan+PJTKI

Pelaksanaan Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Pejabat PublikDalam Pidato Pembukaan MS III TS 2016-2017, Ketua DPR menyatakan

bahwa DPR akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon-calonpejabat public di 6 institusi. Namun dalam kenyataannya, tidak satupun calon-calon pejabat public yang dilakukan. Padahal Komisioner KPU dan Bawaslumisalnya sudah akan habis masa jabatannya pada 12 April 2017. Kecuali itu,masa jabatan Dewan Pengawas LPP TVRI sudah pernah gagal di fit and propertest pada MS II TS 2016-2017. Karena itu melalui Raker Komisi I denganKementerian Komunikasi dan Informatika, jabatan Dewas LPP TVRIdiperpanjang. Namun dalam MS III inipun para calon Dewas LPP TVRI jugagagal diselesaikan. Sebaliknya, calon pejabat public yang tidak disebut dalamPidato Pembukaan MS III TS 2016-2017 oleh Ketua DPR justru dapat diselesaian,yaitu Badan Supervisi Bank Indonesia.

KesimpulanPada 23 Februari 2017, DPR menutup MS III TS 2016-2017. Pada pidato

penutupan masa sidang itu, Ketua DPR Setya Novanto menyatakan bahwa dimasa sidang III ini, DPR telah melaksanakan sejumlah fungsi pengawasan, yaitu:pertama, proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap Badan Supervisi BankIndonesia (BSBI); kedua, DPR juga telah memberikan pertimbangan terhadappengangkatan enam calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP)beberapa negara sahabat untuk Indonesia; ketiga, tim pengawas DPR RI terhadapperlindungan TKI telah mengadakan rapat dengar pendapat umum denganKonjen RI di Malaysia dan di Hong Kong, serta perusahaan penyalur tenagakerja.

Menurut Pasal 225 ayat (2) UU MD3 2014, Pidato Penutupan Masa Sidangpada intinya berisi penyampaian hasil kegiatan dalam masa reses sebelumnya,hasil kegiatan selama masa sidang yang bersangkutan, rencana kegiatan dalam

Page 36: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

18

masa reses berikutnya, dan masalah- masalah yang dipandang perludisampaikan dalam rapat paripurna DPR. Mengacu pada ketentuan seperti itu,dan berdasarkan penelusuran pelaksanaan fungsi pengawasan melalui mediaresmi DPR maupun media massa lainnya, maka dapat disimpulkan pelaksanaanfungsi pengawasan sebagian besar tidak terealisasi alias mangkrak.Kemangkrakan pelaksanaan fungsi pengawasan tersebut dapat disimak padatabel berikut:

Tabel 4: Mangkraknya Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Selama MS III TS 2016-2017

AgendaPengawasan

Target Realisasi Keterangan

1. Tindak LanjutTemuan BPKSM-I 2016

SemuaKomisi

5 dari 11Komisi

6 Komisi tidak ditemukan datamenindak lanjuti aliasmangkrak

2. Tindak LanjutTemuanKunker MS II2016-2017

SemuaAKD

3 Komisi 8 Komisi dan AKD lainnya tidakditemukan data lakukan tindaklanjut dalam Raker/RDP aliasmangkrak

3. Uji KelayakandanKepatutan

6 Institusi 0 100% mangkrak, tetapi ada 1institusi Badan Supervisi BankIndonesia (BSBI) tidakdiagendakan pada MS IIIdilaporkan (ini siluman)

4. PengaktifanTim Pengawas(Timwas)maupun TimPemantau

6 Timwasdan TimPemantau

1 (satu) yaituTimwas,yaitu TimwasPenempatanTenaga KerjaIndonesia diLuar Negeri.

85,34% mangkrak.Timwas maupun Tim Pemantauyang lain tidak jelasinformasinya alias mangkrak.

Page 37: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

19

IV. Evaluasi KepemimpinanMenurut Pasal 86 UU MD3 2014, Pimpinan DPR antara lain bertugas

melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda danmateri kegiatan dari alat kelengkapan DPR, dan menyampaikan laporan kinerjadalam rapat paripurna DPR yang khusus diadakan untuk itu. Sedangkan Pasal225 Peraturan DPR No. 1/2014 tentang Tata Tertib, pada setiap PembukaanMasa Sidang (MS), Pimpimam DPR menyampaikan pidato yang isinya antaralain tentang rencana dan target-target yang hendak dicapai dalam masa sidangyang bersangkutan. Selanjutnya, pada Penutupan Masa Sidang, Pimpinan DPRmenyampaikan hasil kerja selama masa sidang yangbersangkutan serta rencanakerja MS berikutnya.

Dalam MS III Tahun Persidangan 2016-2017, Ketua DPR Setya Novantomengemukakan rencana dan target DPR sebagai berikut: Pertama, di bidanglegislasi, dari 50 RUU Prioritas 2017 yang ditetapkan dalam Keputusan RapatParipurna DPR-RI tanggal 15 Desember 2016, 40 RUU merupakan luncuran dariProlegnas Prioritas Tahun 2016 dan sebanyak 19 RUU sudah dalam TahapPembicaraan Tingkat I. Karena itu ia mengharapkan agar Alat KelengkapanDewan (AKD) yang ditugaskan untuk membahas RUU dapat segeramenyelesaikannya, terutama RUU yang pembahasannya sudah melebihi 3 (tiga)kali masa sidang. Beberapa RUU dalam Prioritas 2017 yang mendapat sorotandari masyarakat perlu segera diselesaikan pembahasannya, yaitu RUU tentangPenyelenggaraan Pemilu, RUU tentang KUHP, dan RUU tentang PemberantasanTindak Pidana Terorisme. Selain itu, DPR mengusulkan RUU tentang PerubahanKedua atas UU No. 17 Tahun 2014 tentang MD3.

Kedua, dalam pelaksanaan fungsi anggaran, DPR khususnya komisi-komisi akan mengadakan rapat kerja/rapat dengar pendapat untuk membahasevaluasi pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016 dan tindak lanjut HasilPemeriksaan Semester I BPK RI Tahun 2016. Pimpinan DPR meminta kepadakomisi-komisi agar bersungguh-sungguh menindaklanjuti Hasil Pemeriksaantersebut.

Ketiga, dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, Pimpinan berharap setiapalat kelengkapan dewan menindaklanjuti hasil pengawasan dan temuan yangdiperoleh selama kunjungan kerja. Selain itu, terdapat beberapa tim yang masihbekerja seperti Tim Pengawas, Tim Implementasi, Tim Pembantu, dan TimPenguatan yang sudah dibentuk pada tahun-tahun sebelumnya yangdiharapkan pada Tahun 2017 ini dapat meneruskan proses kegiatannya. DPRjuga akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan dan kepatutan terhadapcalon-calon pejabat public, seperti Calon Ketua dan Anggota Komite BPH Migas,Calon Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), CalonAnggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Calon Dewan Pengawas LPP TVRI,Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Anggota Badan PengawasPemilu (Bawaslu).

Page 38: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

20

Selain itu, DPR akan terus melaksanakan aktivitas diplomasi perlemen,antara lain menugaskan Delegasi untuk menghadiri pertemuan tahunan ke-25Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) tanggal 13 sampai dengan 20 Januari2017 di Nadi, Fiji, sidang ke-12 Parliamentary Union of the OIC Member States(PUIC) Conference and other related meetings tanggal 21 sampai dengan 29 Januari2017 di Bamako, Republik Mali, dan pertemuan tahunan Parliamentary HearingPBB tanggal 13 sampai dengan 14 Februari 2017 di New York. Dan yang tidakkalah pentingnya adalah bagaimana DPR menyikapi atau merespon berbagaiperistiwa yang terjadi akhir-akhir ini.

Di akhir masa sidang, Ketua DPR kembali menyampaikan pidato dalamrapat paripurna Penutupan Masa Sidang, yang antara lain berisi capaian-capaiandari rencana dan target-target yang telah disampaikan pada waktu PembukaanMasa Sidang. Dua momen rapat paripurna Pembukaan dan Penutupan MasaSidang akan dijadikan landasan Formappi dalam melakukan evaluasi terhadapkinerja DPR dalam MS III ini.

Pimpinan dan Kelembagaan DPRTanpa mengurangi arti penting tugas-tugas lainnya, Pimpinan DPR pada

pokoknya bertugas menyusun rencana kerja pimpinan, melakukan koordinasidan menyinergikan tugas-tugas AKD lainnya. Rencana kerja pimpinan disusundan diputuskan dalam rapat pimpinan oleh Pimpinan DPR berupa penetapanagenda dan materi yang akan menjadi kebijakan DPR. Dari rencana kerja inidapat dilihat apa saja dan bagaimana hal itu akan dikerjakan dalam satu masasidang. Materi itu dibagi-bagi berdasarkan bidang-bidang tertentu kepada parapimpinan DPR dan mengkoordinasikan masing-masing bidang itu sesuaikesepakatan. Jadi setiap pimpinan mempunyai tugas mengkoordinasikanbidang-bidang tertentu dengan alat kelengkapan DPR yang terkait bidang-bidang tersebut. Selain itu, Pimpinan DPR adalah jurubicara DPR, artinya setiappimpinan mempunyai tugas menjelaskan keputusan-keputusan yang telahdiambil DPR kepada public. Oleh karena itu, setiap pimpinan DPR tidak bolehberbicara apa saja (semaunya) terkait jabatannya.

Saling Silang Pendapat Antar PimpinanBerkaitan dengan hal-hal diatas, maka ada beberapa catatan atas perilaku

atau sikap Pimpinan DPR dalam menjalankan tugas-tugasnya, yakni: pertama,berkenaan dengan aksi Forum Umat Islam (FUI). Penerimaan Pimpinan DPRterhadap aksi FUI yang menyampaikan aspirasi patut kita apresiasi karenamerupakan suatu kemajuan dimana selama ini seringkali para wakil rakyatenggan menerima kelompok masyarakat yang hendak mengadukanpermasalahannya. FUI meminta kepada Pimpinan DPR agar terdakwa penistaanagama, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok segera dinon-aktifkan, menjagamulutnya yang terus menista agama dan ulama, serta menahan yang

Page 39: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

21

bersangkutan. Selain itu, FUI juga menyampaikan adanya dugaan kriminalisasiterhadap sejumlah ulama.5

Demo atau penyampaian aspirasi sah-sah saja dalam negara demokrasi,tetapi yang menarik adalah perbedaan sikap antar Pimpinan DPR ataspenyampaian aspirasi itu. Di satu pihak, Wakil Ketua DPR Fadli Zon denganantusias menerima dan tegas mendukung penuh aspirasi tersebut. Fadli Zonmenilai dengan tidak dicopotnya Ahok, maka Ahok dapat menggunakanposisinya untuk kepentingan Pilkada dengan membuat kebijakan yangmenguntungkan dirinya. Fadli bahkan menuduh Mendagri Tjahjo Kumolo (yangtidak segera memberhentikan Ahok) mempunyai kepentingan yang samadengan calon (Ahok dan Djarot) karena berasal dari partai yang sama, sehinggakebijakannya menjadi bias.6 Di samping itu, Fadli Zon juga akan mengirim suratberisi tuntutan 212 kepada Presiden Joko Widodo.7 Sikap Fadli ini menarikkarena sebagai Pimpinan DPR telah berpihak, padahal sebagai wakil rakyatapalagi Pimpinan DPR seharusnya bersikap netral. Fadli menuduh pihak lain(Mendagri) melakukan kebijakan yang bias, sementara sikapnya sendiri biaskarena memihak. Seperti diketahui, Fadli Zon adalah politisi Partai Gerindrayang mengusung pasangan calon Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta.

Di sisi lain, Ketua DPR Setya Novanto berpendapat bahwa aksidemonstrasi itu mestinya tidak dilakukan karena pembahasan soal angket DPRterkait pencopotan Ahok sedang dalam proses di DPR.8 Proses tersebut jugatidak perlu terburu-buru karena penting juga mendengar anggota-anggota DPRyang lain dan kejelasan status Ahok dari segi hukum.9 Sebagaimana diketahuipenggunaan hak angket juga mempunyai jalan panjang, karena draft usulan hakangket baru bisa diajukan jika telah mendapat persetujuan 25 anggota DPR dandua Fraksi. Draf angket terkait Ahok ini telah ditandatangani oleh 90 oranganggota DPR terdiri atas: 22 anggota Fraksi Gerindra, 42 anggota FraksiDemokrat, 10 anggota Fraksi PAN, dan 16 anggota Fraksi PKS, sehingga sudahmemenuhi syarat untuk diajukan. Kemudian Pimpinan DPR akan memrosesnyamelalui Rapat Pimpinan (Rapim) DPR, selanjutnya dirapatkan di BadanMusyawarah (Bamus) DPR, dan seterusnya. Jadi DPR mempunyai tahapan-

5Tiga tuntutan FUI ini disampaikan Sekjen FUI Muhammad Al-Khatthath dan diterimalangsung oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang didampingi oleh Komisi III M Syafii,Supratman Andi Atgas, dan Moreno Soeprapto di Kompleks Parlemen, Senayan, JakartaPusat, sebagaimana diberitakan https://news.detik.com/berita/d-3427103/jelang-aksi-212-fui-sampaikan-2-aspirasi-ke-pimpinan-dpr;http://www.antaranews.com/berita/613593/pimpinan-dpr-terima-kunjungan-fui-terkait-2126 tirto.id7 http://poskotanews.com/2017/02/21/soal-ahok-pimpinan-dpr-surati-jokowi/8 tirto.id9 http://politik.news.viva.co.id/news/read/885545-ketua-dpr-hak-angket-ahok-tak-perlu-tergesa-gesa

Page 40: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

22

tahapan yang jelas harus diikuti dan tidak serta merta bisa diputuskan begitusaja.

Perbedaan sikap antar Pimpinan DPR terkait jabatan (bukan sikappribadi) tentu menimbulkan pertanyaan. Perbedaan sikap antar pimpinan DPRboleh saja tetapi itu harus diselesaikan dalam rapat pimpinan dan setelahkeputusan didapat maka sikap keluar harus satu sesuai keputusan itu. Hal iniberkaitan dengan salah satu tugas Pimpinan DPR adalah menjadi jurubicaraDPR. Berbicara ke public atas nama Pimpinan DPR, siapapun boleh dari salahsatu pimpinan tersebut, namun seharusnya sikap Pimpinan DPR sama. Sebabapa yang hendak disampaikan ke public merupakan hal-hal yang telahdiputuskan dalam rapat pimpinan, sehingga materi yang disampaikan tersebuttidak boleh di luar yang sudah diputuskan. Sikap yang ditunjukkan oleh FadliZon dengan mengatasnamakan pimpinan DPR dalam pernyataan-pernyataannya tentang status Ahok tidak mencerminkan sikap DPR. Apakahsebelum menyampaikan sikapnya itu, pimpinan DPR sudah melakukan rapatpimpinan DPR mengenai status Ahok? Nyatanya ada pendapat berbeda daripimpinan DPR yang lain, yaitu Setya Novanto terkait masalah yang sama. Tidakdiketahui bagaimana sikap tiga pimpinan DPR lainnya.

Demikian pula terkait dengan rencana Pimpinan DPR menyurati PresidenJokowi sebagai tindak lanjut dari penyampaian aspirasi FUI ke DPR. Surat resmiDPR kepada lembaga Negara lain yang manapun, termasuk Presiden juga harusberdasarkan keputusan pimpinan DPR. Tidak bisa salah satu pimpinan langsungmengirim surat kepada Presiden sebelum koordinasi dengan pimpinan lain dansemuanya setuju. Selain itu, aspirasi yang menyangkut masalah hukum sepertistatus Ahok seyogyanya diselesaikan pada ranah hukum melalui pengadilan.Bukankah kasus Ahok kini tengah ditangani pengadilan, baik dakwaan dalamkasus penistaan agama dan ulama, maupun penon-aktifan Ahok sebagaiGubernur DKI Jakarta yang kini ditangani Pengadilan Tata Usaha Negara(PTUN). DPR khususnya pimpinan, seharusnya mampu memberikanpendidikan politik dan hukum kepada masyarakat agar rakyat semakinmemahami bagaimana berdemokrasi secara lebih beradab dan bermartabat.

Kedua, Wakil DPR Fahri Hamzah menghadiri aksi demonstrasi atau yangdikenal dengan “Aksi Bela Islam” di depan Istana Negara Jakarta, 4 November2016. Meski sempat dilarang oleh koleganya yang juga Ketua DPR (ketika itudijabat Ade Komarudin), tetapi ia tetap ikut demo bersama Wakil Ketua DPRFadli Zon. Bahkan Fahri Hamzah ikut berorasi, yang antara lain menyebutkanbahwa ada dua cara yang bisa dilakukan untuk menjatuhkan Presiden, yaitumenggalang mosi tidak percaya lewat parlemen ruangan atau parlemen jalananyang bertindak menuntut Presiden mundur.10 Meski alasannya hadir dalam aksi411 itu atas undangan masyarakat, tak pelak banyak pihak menganggap

10http://nasional.kompas.com/read/2016/11/04/19551281/fahri.hamzah.dua.cara.jatuhkan.presiden.lewat.parlemen.ruangan.atau.jalanan

Page 41: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

23

kehadirannya itu kontroversial. Salah satunya datang dari Barisan RelawanJokowi Presiden (BaraJP) yang menilai tindakan Fahri Hamzah sebagai dugaanpenghasutan makar dan melaporkannya ke Badan Reserse Kriminal Polri.Sebagai Wakil Ketua DPR, Fahri seharusnya menjaga kebangsaan, tetapi justrusecara serampangan membalikkan fakta dengan kalimat provokatif danmenuduh Presiden Jokowi membiarkan penistaan agama, melindungi penistaagama, dan menuduh seolah-olah Presiden harus dilengserkan.11

Selain itu, keterlibatan Fahri Hamzah dan Fadli Zon dalam aksidemonstrasi tidak termasuk dalam tupoksi DPR, yakni legislasi, anggaran, danpengawasan. Pimpinan DPR seharusnya memiliki kultur yang baik dalammenjalankan jabatannya. Setelah dilaporkan ke Bareskrim, terjadi perubahansikap yang signifikan dari Fahri dan juga Fadli Zon. Keduanya memutuskanuntuk tidak menghadiri aksi 212 (2 Desember 2016) bahkan justru pergi ke luarnegeri. Fahri ke Usbekistan memenuhi undangan menghadiri pemilu pertamasetelah Presiden Islam Karimov berkuasa selepas Usbekistan dari Uni Soviet,sementara Fadli Zon terbang ke Panama untuk menjadi pembicara soal PanamaPapers.12 Lebih aneh lagi, sekembalinya dari luar negeri, Fahri Hamzahmenyatakan bahwa bila ada yang menjatuhkan Pak Jokowi secara illegal, dirinyaakan membela secara terbuka.13 Bagaimana mungkin dari seorang pimpinanDPR yang suka berbicara dan bersikap serampangan atau “mencla-mencle”seperti ini dapat dijadikan teladan oleh anggota DPR lainnya. Sebaliknya hal ituakan berpengaruh buruk bagi anggota DPR dan dapat melakukan hal yang samakarena pimpinan mereka juga melakukannya.

Ketiga, masalah sengketa Pemerintah Indonesia dan Freeport sudah dalamtaraf yang sangat serius, masing-masing pihak tetap pada pendiriannya.Ancaman Freeport yang akan membawa kasus ini ke badan arbitraseinternasional membuat pihak Indonesia meradang. Ancaman itu muncul setelahperusahaan tambang asal Amerika Serikat itu menganggap PemerintahIndonesia berlaku tidak adil lantaran menerbitkan aturan yang mewajibkanperubahan status Kontrak Karya (KK) ke Izin Usaha Pertambangan Khusus(IUPK). DPR pun memberi dukungan kepada Pemerintah, antara lain dari WakilKetua DPR Agus Hermanto yang meminta pemerintah tidak takut terhadapancaman itu. Indonesia menghormati kerjasama dengan negara manapun, tetapisemua pihak harus mengacu pada undang-undang yang berlaku di Indonesia.Kalau Freeport ingin ekspor, harus mengikuti aturan, yaitu Peraturan Menteri(Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral yang sudah ada izin khusus itu.Selain itu, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara

11 https://nasional.tempo.co/read/news/2016/11/09/078818929/relawan-jokowi-barajp-adukan-fahri-hamzah-ke-bareskrim12 http://wartakota.tribunnews.com/2016/12/02/fadli-zon-dan-fahri-hamzah-pilih-keluar-negeri-ketimbang-datang-ke-monas13 http://www.cnnindonesia.com/politik/20161122163908-32-174497/fahri-hamzah-klaim-pasang-badan-bela-jokowi-soal-aksi-makar/

Page 42: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

24

(Minerba) mengharuskan perusahaan yang berstatus kontrak karya membangunsmelter paling lambat 5 tahun sejak undang-undang ini ditetapkan. Namunsampai saat ini smelter yang dibangun Freeport di Gresik tidak kunjung selesai.Agus Hermanto meyakini Pemerintah Indonesia akan menang di arbitraseinternasional.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon, selain mengacupada undang-undang, Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagaikeringanan kepada Freeport, semisal memperbolehkan membangun smelter diGresik. Indonesia adalah negara berdaulat maka Pemerintah harus beranimenghadapi rencana Freeport membawa masalah ini ke arbitrase internasional.Meskipun pernyataan kedua Wakil Ketua DPR itu senada, lagi-lagi menjadipertanyaan apakah itu merupakan sikap resmi DPR atau hanya pendapatpribadi masing-masing. Komunikasi antar lembaga negara, termasuk dalammengemukakan sikap seharusnya mengikuti cara-cara formal atau resmi.Pertama, sikap itu diambil setelah diputuskan dalam keputusan rapat pimpinan,dan kedua, disampaikan dengan surat resmi DPR atau bertemu langsungdengan Presiden. Karena itu tidak cukup hanya menyatakan sikap lembaga DPRmelalui pers atau media massa. Prinsip seperti itu penting guna menghindarikesimpangsiuran dalam tata kelola di internal Pimpinan.

Keempat, kasus korupsi e-KTP. Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, akanada nama-nama besar yang akan disebut dalam surat dakwaan dalam sidangpertama kasus mega korupsi e-KTP yang merugikan Negara sebesar 2,3 trilyunrupiah, anda akan sangat terkejut.14 Meski tidak menyebut nama-nama besartersebut, pernyataan Ketua KPK ini membuat banyak pihak terperangah danmeningkatkan suhu politik di tanah air. Namun jika ditilik dari sejarah peradilandi Indonesia, khususnya peradilan kasus-kasus korupsi, nama-nama besar itutidak substansial. Sebab peradilan korupsi menyangkut anggota DPR, menteri,atau bahkan presiden sudah pernah berlangsung di Indonesia. Jadi biasa-biasasaja. Yang menjadi focus perhatian seharusnya justru bagaimana kasus korupsiyang melibatkan banyak orang (legislatif, eksekutif, dan pengusaha/swasta)15

bisa terjadi dan dalam jumlah kerugian Negara yang begitu besar tidak terendusoleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), serta uang yangdikorupsi itu bisa kembali.

14 Media Indonesia, 4 Maret 2017.15 Jurubicara KPK, Febri Diansyah menjelaskan bahwa siding perdana kasus e-KTP akandilangsungkan tanggal 9 Maret 2017, dengan dakwaan terhadap mantan DirekturJenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Irman danmantan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen DukcapilKemendagri Sugiharto. Dalam dakwaan juga akan disebut beberapa nama yang didugaterkait dalam kasus ini. Selama penyidikan, ada 23 anggota DPR yang diagendakandiperiksa, namun tidak semua memenuhi panggilan. Dari kerugian Negara 2,3 trilyunrupiah, 14 orang telah mengembalikan uang sekitar Rp 30 milyar, termasuk sebagiananggota DPR periode 2009-2014. Lihat Kompas, 6 Maret 2017.

Page 43: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

25

Dalam persidangan diharapkan dapat diungkap fakta-faktapenyimpangan, mulai dari pembahasan anggaran, praktik ijon, hingga alirandana termasuk pihak-pihak yang menikmati kerugian Negara dalam kasus ini.Jika nanti terbukti bahwa para anggota DPR yang disebut dalam dakwaan jugaterlibat dalam perkara ini, mengkonfirmasi bahwa lembaga DPR menjadilembaga negara yang korup, bahkan lembaga terkorup versi hasil survey GlobalCorruption Barometer.16 Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa anggota DPRyang berpenghasilan tinggi masih melakukan korupsi? Terdapat beberapa factoryang menjadi sebab, antara lain ingin memperkaya diri sendiri atau orang lain,atau kelompok, bahkan korporasi.

Bukan rahasia lagi jika partai politik membebani para wakilnya di DPRuntuk mencari dana untuk menghidupi partainya. Inilah yang mendorong parawakil rakyat menemukan inovasi dalam memenuhi kewajibannya kepada partai,dan salah satunya adalah dengan memainkan anggaran negara. Dalam dakwaanatau orang-orang yang dipanggil KPK terkait kasus korupsi e-KTP inisetidaknya ada tiga bendahara umum partai politik yang disebut, yaituMuhammad Nazaruddin (mantan Bendahara Umum Partai Demokrat), SetyaNovanto (mantan Bendahara Umum Partai Golkar yang kini menjadi KetuaDPR), dan Olly Dondokambey (Bendahara Umum PDI-P).17 Mereka padaumumnya membantah menerima uang dari kasus e-KTP ini, tetapi jika nantiterbukti di sidang pengadilan telah menerima suap maka hal ini mengkonfirmasibahwa partai politik juga menjadi penyebab terjadinya korupsi oleh anggotaDPR. Apabila aliran dana hasil korupsi juga mengalir ke kantong partai politik,maka sebagai pihak yang menikmati hasil korupsi juga seharusnya mendapatsanksi, semisal tidak boleh mengikuti pemilu berikutnya.

Kelima, Pansus UU Pemilu DPR tetap melakukan studi banding ke Jermandan Meksiko. Alasannya masukan pakar dalam negeri tak cukup, bahkanmasukan mereka dinilai tidak bermutu.18 Kepongahan DPR ini semakin merusakcitranya, kalau memang hebat tentunya legislasi yang dihasilkan DPR mestinyabermutu. Justru produk UU yang dihasilkan sering amburadul, belum lamadisahkan langsung diajukan ke MK untuk di judicial review. Hasil studi bandingDPR juga tidak ada manfaatnya dan meremehkan pakar dalam negeri juga sikapyang a-nasional. Ini sangat menyakiti hati public, wajar mereka meminta DPRagar tidak terlalu sering bepergian ke luar negeri karena hanya menghamburkanuang mereka yang dibayarkan melalui pajak. Justru anggota DPR yang harustetap di dalam negeri dan focus pada tupoksinya, serta harus memberikesempatan kepada pakar itu untuk studi banding. Terlalu sering meninggalkantupoksinya, menjadi salah satu penyebab kinerja DPR yang selalu buruk.

16 Kompas, 8 Maret 2017.17 Kompas, 10 Maret 2017.18 Sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Pansus RUU Penyelenggaraan Pemilu DPRBenny K Harman (Fraksi Partai Demokrat) seperti dikutip Kompas, 6 Maret 2017.

Page 44: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

26

KesimpulanBerdasarkan uraian di atas, dapat diberikan beberapa kesimpulan berikut:

pertama, pimpinan DPR yang bersifat kolektif kolegial belum sepenuhnyadijalankan. Setiap pimpinan DPR seolah-olah bisa berbicara dan bersikap apasaja, padahal mereka adalah jurubicara DPR. Jika mau taat asas dan aturan,setiap pimpinan DPR harus irit bicara sesuai dengan tugasnya sebagaijurubicara.

Kedua, penyampaian pernyataan dan sikap tanpa melalui keputusan rapatpimpinan juga mencerminkan tidak berjalannya komunikasi antar pimpinan dantata kelola dengan baik, sehingga pernyataan antar mereka saling berbeda, danini bisa membingungkan public.

Ketiga, sengkarut tata kelola di tingkat pimpinan DPR dapat berimbaspada kinerja anggota DPR karena pimpinan DPR sebagai nakhkoda tidakmemberikan arahan yang benar dan suri tauladan yang baik. Tidakmengherankan kinerja DPR pada MS III ini tidak juga membaik darisebelumnya.

Keempat, anggota DPR lebih memilih jalan-jalan ke luar negeri ketimbangmenyelesaikan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi), sehingga kinerjanyasemuanya “mangkrak.”

Page 45: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

LIPUTAN MEDIA

“TUPOKSI DPR MANGKRAK”

EVALUASI MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017

JAKARTA, 16 MARET 2017

Formappi: Parlemen Lebih Sibuk Urus Angket

Husen Miftahudin • Jumat, 17 Mar 2017 06:39 WIB

Peneliti Fungsi Legislasi Formappi Lucius Karus. Foto: MTVN/Husen Miftahudin.

Metrotvnews.com, Jakarta: Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilaikinerja DPR RI selama masa sidang III tahun sidang 2016-2017, buruk. Fungsi legislasi,anggaran, dan pengawasan parlemen mendapat rapor merah karena mayoritas target tidakterlaksana.

Peneliti Fungsi Legislasi Formappi Lucius Karus mengungkapkan, hal itu disebabkan tidakoptimalnya pimpinan dalam mengkoordinasikan dan memastikan terealisasinya rencana kerjayang telah disampaikan pada pidato pembukaan masa sidang. Mereka lebih mengurus hal lain.

"Mereka lebih banyak disibukkan dengan saling silang pendapat tentang penggunaan hak angketyang tidak strategis," ujar Lucius dalam konferensi pers di Kantor Formappi, Jalan MatramanRaya, Jakarta Timur, Kamis 16 Maret 2017.

Page 46: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

Para anggota DPR, lanjut dia, mewacanakan penggunaan hak angket hanya pada masalah yanglingkupnya sempit. Padahal, ada beberapa permasalahan yang sebenarnya lebih luas cakupannyakarena menyangkut hajat hidup orang banyak.

Ada beberapa kebijakan pemerintah yang DPR seharusnya bisa mewacanakan penggunaan hakangket. Di antaranya adalah kebijakan pemerintah yang masih setengah-setengah soalmemberantas peredaran narkoba. Padahal faktanya, ada 39 lembaga pemasyarakatan di Indonesiayang dijadikan sarang peredaran narkoba.

"Presiden Jokowi juga sudah menyatakan bahwa Indonesia dalam keadaan darurat narkoba. Tapikebijakan penanggulannya sendiri masih belum punya taji," tegas dia.

Selain itu, kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2017 tentang PelaksanaanKegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Atas beleid tersebut, PT FreeportIndonesia bereaksi dengan mengancam akan merumahkan ribuan pekerjanya.

"Sekalipun begitu, DPR tidak terdengar untuk mewacanakan penggunaan hak angket terhadapkebijakan-kebijakan pemerintah tersebut. Kalau seperti itu, kondisi ini akan membuat citranya dimata publik akan semakin terpuruk," tutup Lucius.(http://news.metrotvnews.com/read/2017/03/17/672651/formappi-parlemen-lebih-sibuk-urus-angket).

Page 47: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

Ini Saran FORMAPPI Agar Tupoksi DPR Tidak MangkrakUntuk meningkatkan kinerja Tupoksi DPR, kata Lucius, proses penganggaran negara harustransparan dan akuntabel serta menutup semua peluang bagi terjadinya korupsi secarasistematis dan berjamaah.

16 Maret 2017 18:24 WIB

Pengamat FORMAPPI Lucius Carus. Jitunews/Bayu Erlangga

@jitunews http://www.jitunews.com/read/55033/ini-saran-formappi-agar-tupoksi-dpr-tidak-mangkrak#ixzz4bZrN6FuG

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Tugas Pokok dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)selama masa sidang III tahun sidang 2016-2017 banyak yang tidak terealisasi alias mangkrak.Hal itu dibuktikan oleh tidak satu pun Undang-Undang yang berhasil dihasilkan selama masasidang tersebut, padahal telah ditargetkan ada 4 RUU yang harus diselesaikan.

Pengamat Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Lucius Karusmenyarankan agar pimpinan DPR untuk selalu melakukan cek dan ricek kepada semua alatkelengkapan DPR baik itu komisi, badan, tim maupun panitia untuk memastikan terealisasinyaprogram kerja yang telah dicanangkan pada pidato pembukaan masa sidang.

Lucius juga menyarankan agar anggota DPR jika ingin menggunakan hak angket, maka isu yangdipilih untuk diangketkan harus lah yang benar-benar strategis dan berdampak luas bagikehidupan masyarakat.

"Lebih-lebih yang mengandung potensi kerugian negara dan memberatkan beban rakyat,

Page 48: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

pasalnya akhir-akhir ini DPR sering mewacanakan hak angket yang dinilai tidak perlu yangdinilai berujung pada mangkraknya kinerja DPR," tuturnya.

Selain itu, untuk meningkatkan kinerja Tupoksi DPR, kata Lucius, proses penganggaran negaraharus transparan dan akuntabel serta menutup semua peluang bagi terjadinya korupsi secarasistematis dan berjamaah.

"Kasus-kasus itu sebagaimana pernah terjadi pada proses penganggaran KTP elektronik,pembangunan Wisma Atlet, pembangunan sekolah olahraga Hambalang, pembangunan jalan diMaluku dan lain sebagainya," tutupnya.

Sebelumnya, FORMAPPI menyebut penyebab mangkraknya Tupoksi DPR dikarenakan olehfaktor-faktor seperti pimpinan DPR yang lebih banyak disibukkan oleh silang pendapat ataskasus penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki TjahajaPurnama, wacana penggunaan hak angket untuk isu-isu politik parochial (sempit) dandikarenakan Anggota DPR berkampanye Pilkada serentak di 101 wilayah kabupaten dan kotapada 15 Februari 17 yang lalu.

@jitunews http://www.jitunews.com/read/55033/ini-saran-formappi-agar-tupoksi-dpr-tidak-mangkrak#ixzz4bZsM5PGS

DPR dinilai lalai urus pembahasan undang-undang

Penulis: Fariana

Beritahati.com, Jakarta - Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia atau disingkatFormappi menilai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR)selama masa sidang III, tahun sidang 2016-2017 banyak yang tidak terealisasi alias mangkrak.

Pengamat Formappi, M Djadijono mengatakan, mangkraknya tupoksi DPR terlihat dari tidak adasatu pun Undang-undang yang dihasilkan dari target yang telah direncanakan sebelumnya. Halini terlihat dari tidak adanya undang-undang yang dihasilkan, padahal ada sekitar 50 RUU yangharus diselesaikan dan ada 4 RUU yang harusnya diselesaikan pada masa sidang III Tahunsidang 2016-2017.

Menurutnya 4 RUU belum diselesaikan itu adalah RUU tentang penyelenggaraan pemilu, RUUtentang KUHP, RUU tentang pemberantasan tindak pidana korupsi dan RUU perubahan atas UUNo. 17/2017 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

"Untuk masa sidang tiga ini ada 4 RUU yang ditargetkan akan selesai tetapi itu tidak ada yangselesai satu pun," ujarnya saat menggelar konferensi pers 'Evaluasi Kinerja DPR MS III' diKantor FORMAPPI, Matraman, Jakarta, Kamis (16/3).

Lebih buruknya lagi, RUU pada sidang-sidang sebelumnya seperti RUU sistem perbukuan, RUUkebudayaan, RUU Larangan Minuman beralkohol, RUU penerimaan negara bukan pajak, RUU

Page 49: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

perlindungan pekerja Indonesia di Luar Negeri, dan RUU Arsitek kembali diluncurkan kepembahasan berikutnya pada masa sidang ke IV, tahun sidang 2016-2017 yang baru dibuka pada14 Maret 2017 kemarin."Itu artinya ada 10 RUU yang diluncurkan untuk masa sidang kali ini,yang baru dibuka kemarin," tuturnya.

Menurutnya, mangkraknya pelaksanaan tupoksi DPR tersebut disebabkan oleh faktor-faktorseperti pimpinan DPR yang lebih banyak disibukkan oleh saling-silang pendapat atas peristiwaunjuk rasa 411, 212 dan 112 yang menuntut penangkapan dan penyidangan serta penonaktifanGubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dituduh melakukan penistaanagama maupun silang pendapat tentang perlu tidaknya digunakan hak angket.

Kemudian disebabkan oleh anggota DPR yang lebih disibukkan membahas revisi UU MD32014, serta bersilang pendapat atas pasal-pasal RUU penyelenggaraan pemilu dan jugadisibukkan berkampanye Pilkada serentak di 101 wilayah kabupaten dan kota pada 15 Februari17 yang lalu.

"Akhirnya dengan kondisi mangkraknya tupoksi DPR tersebut membuat citranya semakinterpuruk di mata publik," tutupnya. (http://beritahati.com/berita/26056/DPR-dinilai-lalai-urus-pembahasan-undang-undang).

Jumat, 17 Maret 2017

Performa Buruk, DPR Tak Hasilkan UU Selama Masa Sidang Ketiga

Tidak ada produk legislasi yang dihasilkan dalam masa sidang ketiga DPR untuk masa sidang 2016 -2017.

ADY

Dibaca: 657 Tanggapan: 0

DPR telah menetapkan 50 RUU dalam program legislasi nasional (prolegnas) prioritas 2017. Tapi daripuluhan RUU itu sampai saat ini belum ada yang disahkan. Peneliti Formappi, Lucius Karus, mencatatdalam tahun sidang 2016-2017 DPR hanya berhasil mengesahkan 3 RUU yang merupakan prolegnasprioritas 2016. Sedangkan dalam masa sidang III tahun sidang 2016-2017 tidak ada UU yang dihasilkan.Menurutnya kinerja DPR pada masa sidang III mangkrak.

Ini bukan kali pertama DPR tidak menghasilkan UU dalam satu masa sidang. Lucius mengingatsebelumnya pernah terjadi pada masa sidang 4 tahun sidang 2015-2016. Melihat kinerja itu Luciusmeragukan kemampuan DPR untuk menuntaskan seluruh RUU prolegnas prioritas 2017. "Bahkan untukmenyelesaikan setengah dari daftar RUU prolegnas prioritas 2017 itu saya rasa cuma mimpi," katanyadalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (16/3).

Pada pembukaan masa sidang III awal Januari lalu, dalam pidatonya pimpinan DPR menargetkan masasidang tersebut fokus pada 4 RUU yakni RUU Penyelenggaraan Pemilu, RUU KUHP, RUU Pemberantasan

Page 50: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

Tindak Pidana Terorisme dan RUU MD3. Menurut Lucius sedikitnya jumlah RUU yang ditargetkan ituharusnya memacu DPR untuk menyelesaikannya dengan cepat. Sayangnya, rencana itu tak terwujud.Pembahasan RUU MD3, misalnya, yang hanyamenyasar beberapa revisi beberapa pasal,pembahasannya justru berlarut karena cenderung direvisi untuk bagi-bagi kursi pimpinan parlemen.(Baca juga: DPR Bakal Kebut Pembahasan RUU Prolegnas Prioritas 2017).

Lucius berpendapat sedikitnya 2 hal yang menyebabkan DPR tidak mampu menghasilkan produk legislasiselama masa sidang III tahun sidang 2016 - 2017. Pertama, anggota DPR fokus pada pemenangan calonyang diusung partai politiknya dalam Pilkada di 101 daerah yang puncaknya 15 Februari 2017. Kegiatanitu dirasa menyedot perhatian anggota dewan sehingga tugas utamanya di DPR terbengkalai.

Kedua, teknis perencanaan legislasi. Lucius melihat DPR menargetkan jumlah RUU yang akan dibahassecara fantastis. Itu terjadi terus setiap tahun. Kemudian, tidak ada batas waktu yang ditentukan dalammembahas RUU. Padahal dalam UU MD3 ada batas waktu selama 3 kali masa sidang untuk satu RUU.Tapi, ketentuan itu juga membuka peluang bagi DPR untuk membahas suatu RUU lebih dari 3 kali masasidang. Misalnya, RUU Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (PPILN) sudah 4 kali masa sidang."Ketiadaan batas waktu ini yang membuat DPR tidak segera mengesahkan sebuah RUU," ujar Lucius.(Baca juga: RUU PPILN Adopsi Konvensi PBB 1990).

Peneliti Formappi bidang fungsi pengawasan, Djadijono, mengingatkan pada Rabu (15/3) DPR sudahmasuk masa sidang 4. Sejumlah RUU yang belum selesai pada masa sidang sebelumnya akan dibahasdalam masa sidang IV antara lain RUU KUHP dan RUU PPILN. "Ada 10 RUU yang ditargetkan untukdibahas dalam masa sidang IV," urainya.

Selain membahas UU, Djadijono mencatat pada masa sidang III DPR merencanakan melakukan ujikepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon anggota untuk enam lembaga publik yaitucalon ketua dan anggota BPH Migas, calon anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN),Badan Pemeriksa Keuangan, Dewan Pengawas LPP TVRI, calon komisioner KPU dan Bawaslu. Tapi tidakada satu pun rencana fit and proper test yang berjalan. Padahal sebagian lembaga itu membutuhkananggota yang baru seperti komisioner KPU dan Bawaslu yang akan habis masa jabatannya pada 12 April2017.

Ironisnya, DPR malah melakukan uji kelayakan dan kepatutan itu terhadap lembaga publik yang tidakdirencanakan, yakni calon anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI). "Rencana fit and proper testcalon anggota BSBI itu tidak disebut oleh pimpinan DPR saat membuka masa sidang III. Ini merupakanrencana kerja 'siluman' (selundupan)," pungkasnya(http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58cba1c396209/performa-buruk--dpr-tak-hasilkan-uu-selama-masa-sidang-ketiga).

Page 51: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

Rencana Kerja Masa Sidang III DPR Disebut Mangkrak

Husen Miftahudin • Jumat, 17 Mar 2017 06:18 WIB

Peneliti Fungsi Pengawasan Formappi Marchellinus Djadijono. Foto: MTVN/Husen Miftahudin.

Metrotvnews.com, Jakarta: Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi)menyatakan tugas pokok dan fungsi DPR dalam membentuk undang-undang (UU) mangkrak.Rencana kerja untuk masa sidang III tahun sidang 2016-2017, DPR tidak mampu menghasilkansatu pun produk UU yang disahkan.

Peneliti Fungsi Pengawasan Formappi Marchellinus Djadijono mengungkapkan, empatrancangan undang-undang (RUU) yang ditargetkan selesai pembahasannya selama masa sidangIII, nihil hasilnya. Padahal, keempat RUU itu bersifat mendesak harus segera diundangkan.

Empat RUU itu adalah RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu, RUU tentang KUHP, RUUtentang Pmeberantasan Tindak Pidana Terorisme, serta RUU MD3. "Tidak ada terealisasi UUyang disahkan," ujar Djadijono dalam konferensi pers di Kantor Formappi, Jalan MatramanRaya, Jakarta Timur, Kamis 16 Maret 2017.

Kinerja DPR di masa sidang III ini, lanjutnya, merupakan masa sidang terparah. Sebab padamasa sidang I dan II, ada UU yang berhasilkan disahkan. Masa sidang pertama DPR berhasilmenelurkan dua UU, sedangkan masa sidang kedua ada satu UU yang dihasilkan.

"Lebih parahnya lagi, ada enam RUU luncuran dari masa sidang sebelumnya yang belum juga

Page 52: PELAKSANAAN TUPOKSI DPR MANGKRAK - …parlemenindonesia.org/wp-content/uploads/2017/03/KOMPILASI-EVAKIN... · kegiatannya; Keempat, DPR akan melakukan serangkaian proses uji kelayakan

diselesaikan DPR, padahal sudah lewat tiga kali masa sidang. Sekarang, nasib enam RUUluncuran itu akan kembali diperpanjang entah sampai kapan," tukas dia.

Enam RUU luncuran yang kembali mangkrak tersebut adalah Sistem Perbukuan, Kebudayaan,Larangan Minuman Beralkohol, Penerimaan Negara Bukan Pajak, Perlindungan PekerjaIndonesia di Luar Negeri, dan Arsitek.

Djadijono menjabarkan, kinerja DPR pada masa sidang III yang mangkrak bukan karena hanyafungsi legislasi dalam mensahkan UU yang tidak selesai. Fungsi anggaran dalam evaluasipelaksanaan APBN 2016 juga tidak terlaksana sepenuhnya. "Hanya delapan komisi yangmengevaluasi pelaksanaan 18 kementerian dan lembaga (K/L), padahal ada 87 K/L. Artinya,hanya 20,68 persen yang terealisasi. Sedangkan 79,32 persen atau 69 K/L lainnya luput darievaluasi komisi alias mangkrak," cetusnya.

Selain itu, fungsi pengawasan pun luput dari tugas wakil rakyat tersebut. Soal tindak lanjuttemuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada masa sidang I, hanya lima komisi dari 11komisi yang menjalankan.

Kemudian, tindak lanjut temuan kunjungan kerja masa sidang kedua yang hanya tiga komisimerealisasikannya. Ada pula uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test, dari targetenam institusi, tidak satu pun dilaksanakan.

"Juga pengaktifan tim pengawas maupun tim pemantau, hanya satu tim pengawas yang berhasildiselesaikan, yaitu Tim Pengawas Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Timwasmaupun tim pemantau yang lain tidak jelas informasinya alias mangkrak," pungkas Djadijono.(http://news.metrotvnews.com/read/2017/03/17/672644/rencana-kerja-masa-sidang-iii-dpr-disebut-mangkrak)..