PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan...

96
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DI PT WIJAYA KARYA Penulisan Hukum ( Skripsi ) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : BINUGRAHI ADI WIGUNA NIM. E1105054 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan...

Page 1: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

DI PT WIJAYA KARYA

Penulisan Hukum

( Skripsi )

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

BINUGRAHI ADI WIGUNA

NIM. E1105054

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

i

Page 2: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN

KECELAKAAN KERJA DI PT WIJAYA KARYA

Oleh

Binugrahi Adi Wiguna

NIM. E1105054

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, April 2010

Dosen Pembimbing

Pius Triwahyudi, S.H.,MSi.

NIP. 195602121985031004

iii

Page 3: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN

KECELAKAAN KERJA DI PT WIJAYA KARYA

Oleh

Binugrahi Adi Wiguna

NIM. E1105054

Telah diterima dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum ( Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada: Hari : Kamis

Tanggal : 22 April 2010 DEWAN PENGUJI 1 Purwono Sungkowo Raharjo, SH. :.................................. Ketua 2 Lego Karjoko, S.H., MH. :.................................. Sekretaris 3 Pius Triwahyudi, S.H.,MSi. :..................................

Anggota

Mengetahui Dekan,

Mohammad Jamin, S.H., M.Hum NIP 196109301986011001

iv

Page 4: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

PERNYATAAN

Nama : Binugrahi Adi Wiguna

NIM : E1105054

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DI PT

WIJAYA KARYA adalah betul-betul krya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya

dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar

pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi)

dan gelar yang diperoleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, April 2010

yang membuat pernyataan

Binugrahi Adi Wiguna

NIM. E1105054

v

Page 5: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

ABSTRAK

BINUGRAHI ADI WIGUNA, E 1105054.2010.PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA DI PT WIJAYA KARYA.Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggung jawab PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan mengetahui prosedur pemberian jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek terhadap pekerja PT Wijaya Karya.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang bersifat deskriptif,menemukan hukum in concreto ada tidaknya pelaksanaan jaminan kecelakaan kerja di PT Wijaya Karya. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder,dan bahan hukum tersier. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Analisis data yang dilaksanakan dengan interpretasi terhadap peristiwa hukum dan untuk memperoleh kesimpulan jawaban digunakan silogisme.

Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa pelaksanaan program jaminan kecelakaan kerja PT. Wijaya Karya diatur melalui Pasal 63 Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Program Jaminan Kecelakaan kerja PT. Wijaya Karya telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, karena kepada masing-masing perusahaan yang bersangkutan diberi keleluasaan dengan manfaat lebih baik untuk menyelenggarakan sendiri program keempat yaitu mengenai pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi pekerja

Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. Wijaya Karya. dalam program jamsostek telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan apabila dibandingkan dengan ketentuan mengenai pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim pada PT. Wijaya Karya. dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja , maka pelaksanaannya telah sesuai dengan Undang-Undang tersebut.

Kata kunci: Pelaksanaan, Jamsostek, Pekerja

vi

Page 6: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

ABSTRACT

BINUGRAHI ADI WIGUNA, E 1105054.2010.PELAKSANAAN WORK ACCIDENT INSURANCE PROGRAM IN PT Wijaya KARYA.Fakultas Law University Eleven in March. This study aims to determine the responsibility of PT Wijaya Karya to workers who experience accidents and know the procedures for guaranteed delivery by PT Jamsostek work placea accidents workers of PT Wjaya Karya. This study is a descriptive normative law, found the law in concreto whether there is any guarantee of work accidents in the implementation of PT Wijaya Karya. Types of data used are secondary data. Secondary data sources used include the primary legal materials, legal materials, secondary and tertiary legal material. Techniques of data collection used were interviews and literature study. Data analysis was carried out with the legal interpretations of the events and to obtain answers tou sesyllogistic conclusion. . Based on this study result that the implementation of occupational accident insurance program of PT. Wijaya Karya governed by Article 63 of the Collective Labor Agreement (CLA). Accidents Insurance Program PT. Wijaya Karya has been in accordance with applicable regulations, ie, Law No. 3 of 1992, due to each company is given the flexibility with better benefits for their own conduct that is the fourth program of health care services for workers. . Basically, the implementation of payment and procedure for filing claims of PT. Wijaya Karya. in employees' social security programs are in compliance with applicable regulations, namely Government Regulation No. 14 of 1993 on Organizing programs Labor and Social Security when compared with provisions regarding the implementation of payment and procedure for filing claims at. Wijaya Karya. Government Regulation Number 14 Year 1993 concerning Organizing Workers Social Security Program, the implementation is in accordance with the Act. . Keyword: Implementation, Social Security, Workers

Page 7: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum ini dengan baik.

Penulisan hukum merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh

dalam rangkaian kurikulum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan juga merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap

mahasiswa Fakultas Hukum dalam menempuh jenjang kesarjanaan S1.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini tidak luput dari

kekurangan, baik dari segi materi yang disajikan maupun dari segi analisisnya.

Namun penulis berharap bahwa penulisan hukum ini mampu memberikan manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembacanya.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

tulus kepada:

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang telah

memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Pius Triwahyudi,S.H. MSi selaku Pembimbing penulisan skripsi yang

telah menyediakan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan

arahan bagi tersusunnya skripsi ini.

3. Ibu Gayatri Dyah Surobowati,S.H,.M.H. selaku Pembimbing Akademik penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh karyawan Fakultas Hukum UNS.

5. Bagian Personalia PT. Wijaya Karya yang telah memberikan data dan informasi

kepada penulis selama mengadakan penelitian.

6. Keluarga besarku (Bapak, Ibu, eyang, ganjar,dito,dewi,budhe cunil,vina,siti)

untuk semangat dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

7. Buat sayang ku tercinta Siti Nurhayati yang selama ini selalu menemaniku dan

memberikan semangat dan dukungan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

8. Buat teman-teman seperjuanganku angkatan 2005.

9. Teman-teman futsal yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal budi baik yang disumbangkan kepada penulis dalam

penyusunan penulisan hukum ini mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan hukum ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan

lapang dada penulis ingin mengharapkan segala saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan penulisan hukum ini.

Akhir kata semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi kita semua

serta ilmu pengetahuan hukum.

Surakarta, Maret 2010

Penulis

vii

Page 9: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN................................................................................i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR...............................................................................................vii

DAFTAR ISI............................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

E. Metode Penelitian .......................................................................... 6

F. Sistematika Skripsi ........................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12

A. Kerangka Teori .............................................................................. 12

1. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja ............ 12

a. Tinjauan Umum Pengertian Tentang Pekerja ...................... 12

b. Pengertian Umum Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja .... 16

1) Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja………………. 16

2) Pengaturan Jamsostek…………………………………...17

Page 10: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

3) Kewajiban PT Jamsostek bagi

Perusahaan………………………………………....... 19

4) Besar / Bentuk dan Tata Cara Pembayaran dan Pelayanan

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)………………....... 21

5) Hambatan Dalam Keikutsertaan Program

Jamsostek………………………............................. 22

B. Kerangka Pemikiran................................................................... 24

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 26

A Hasil Penelitian ………………………………………………… 26

1. Deskripsi PT. Wijaya Karya................................................... 26

a. Sejarah Berdirinya PT. Wijaya Karya.............................. 26

b. Data Perusahaan PT. Wijaya Karya................. ............... 27

c. Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya............................. 28

d. Tugas, Pokok dan Fungsi PT. Wijaya Karya................... 30

2. Tanggung Jawab PT Wijaya Karya Terhadap Pekerja yang

Mengalami Kecelakaan Kerja................................................ 32

3. Prosedur Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja Oleh PT

Jamsostek Terhadap Pekerja PT Wijaya Karya .................. 42

B Hasil Pembahasan.......................................................................... 48

1. Tanggung Jawab PT Wijaya Karya Terhadap Pekerja yang

Mengalami Kecelakaan Kerja.................................................. 48

2. Prosedur Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja Oleh PT

Jamsostek Terhadap Pekerja PT Wijaya Karya .................. 49

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 51

A. Kesimpulan.................................................................................. 51

B. Saran-Saran................................................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

Page 11: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Surat Ijin Penelitian

Lampiran II. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Sosial Tenaga Kerja

Lampiran III. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Jamsostek

ix

Page 12: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Naluri manusia untuk selamat dan sehat dalam melakukan aktifitasnya terus

berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan serta

keanekaragaman penyebab kecelakaan dalam melaksanaan suatu pekerjaan. Ketika

suatu pekerjaan dilakukan secara sendiri-sendiri tidaklah terlalu sulit untuk

mencegah terjadinya suatu kecelakaan akan tetapi lain halnya apabila pekerjaan itu

dilakukan secara berkelompok di suatu tempat dalam waktu yang bersamaan.

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materil

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Di dalam pelaksanaan pembangunan nasional tersebut, tenaga

kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan

tujuan pembangunan dan dituntut dapat berpartisipasi dan berperan aktif bersama

pengusaha dalam upaya menuju perbaikan dan peningkatan taraf hidup bangsa

dengan jalan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

Peningkatan produksi dan produktifitas kerja serta kelangsungan kegiatan

usaha secara kesinambungan hanya dimungkinkan apabila telah terbentuk suatu

hubungan kerja yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara

pengusaha dan pekerja sehingga tercipta ketenangan usaha dan ketenangan kerja

sesuai asas hubungan industrial yang terbuka, transparan dan komunikatif.

Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat

dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu

kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemiliharaan dan peningkatan

kesejahtraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat maningkatkan produktivitas

nasional.

Page 13: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dalam kaitannya dengan apa yang diuraikan diatas penyelenggaraan

perlindungan tenaga kerja yang kerap kali menjadi perhatian oleh publik atau

menjadi sorotan adalah jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK.) Sesuai dengan

Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, bahwa penyelenggara program Jamsostek ini diserahkan kepada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT. Jamsostek (persero), dan PT

Jamsostek dalam rangka melaksanakan tugasnya lebih mengutamakan pelayanan

kepada peserta dalam rangka peningkatan dan kesejahteraan pekerja beserta

keluarganya.

Perkembangan dari sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dimulai pada

tahun 1700 SM oleh Raja Hamurabi di Kerajaan Babylonia yang membuat Undang-

undang yang menyatakan bahwa : “Bila seorang ahli bangunan membuat rumah

untuk seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga rumah

itu roboh dan menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersebut

harus dibunuh”.

Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, Undang-Undang Nomor 3 tahun

1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja mengatur pemberian jaminan kematian,

jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

Menurut data kepesertaan dan realisasi pembayaran pada PT. Jamsostek

menunjukkan sampai dengan bulan tahun 2009 kepesertaan dalam program

Jamsostek adalah :

Page 14: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

KEPESERTAAN (TENAGA KERJA)

PROGRAM JAMSOSTEK

PERIODE: 2006 - 2008

2008 2007 2006

Program JKK,JHT,JK 26.300.000 23.729.950 23.081.367

Program Jasa Konstruksi 3.632.072 3.332.959 2.681.635

Program JPK 1.800.000 1.621.175 1.412.352

Sumber data: http://www.jamsostek.co.id/realisasipembayaran.html>

REALISASI PEMBAYARAN JAMINAN

PT JAMSOSTEK (PERSERO)

PERIODE: 2004 - 2008

Jaminan Kecelakaan Kerja

Audited 2008 292,027,786,807

Audited 2007 234,268,995,685

Audited 2006 220,562,724,816

Audited 2005 219,231,917,907

Audited 2004 192,461,450,125

Sumber data: http://www.jamsostek.co.id/realisasipembayaran.html>

Data di atas mengindikasikan bahwa perlindungan, pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan tenaga kerja perlu sangat di perhatikan oleh pengusaha.

Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan

minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian

berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian

atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.

Page 15: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan

perubahan pada pasal 34 ayat 2, di mana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan.

Jamsostek atau jaminan sosial tenaga kerja adalah program pemerintah, untuk

memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja, guna menjaga harkat dan

mertabatnya sebagai manusia, dalam mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam

hubungan kerja. Jamsostek memberi kepastian jaminan dan perlindungan terhadap

risiko sosial-ekonomi, yang ditimbulkan kecelakaan kerja, cacat, sakit, hari tua.

Dengan beralihnya kegiatan perekonomian dunia ke revolusi industri yang

diawali di Prancis pada abad ke-18, yang juga merubah pemikiran manusia dari

bekerja secara sendiri-sendiri menjadi bekerja berkelompok, menuntut

pengembangan pemikiran untuk menjaga dan memelihara keselamatan dan

kesehatan karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan karena : “Pekerja yang

sehat dan produktif menjadi aset strategis. Bukan hanya bagi perusahaan, tapi juga

bagi masyarakat secara keseluruhan.

Hubungan kerja tentunya membutuhkan perlindungan, pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan . PT. Wika yang merupakan salah satu pabrik Insulators di

Indonesia tentunya juga ingin meningkatkan perlindungan, pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan pekerjanya. Dalam hal ini bentuk

perlindungan,pemeliharaan. dan peningkatan pekerja pada PT. Wika diselenggarakan

dalam program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) demi peningkatan

produktivitas kerja dan peningkatan kesejahtraan pekerjanya.

Pada awalnya tidak ada langkah yang diambil untuk mengurangi kecelakaan

kerja, karena apabila kecelakaan kerja maka pengusaha mempekerjakan tenaga baru

untuk pekerjaan tersebut. Lama kelamaan seiring ilmu pengetahuan yang semakin

meningkat, maka membiarkan korban tanpa menanggung kerugian bagi si-pekerja

Page 16: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

tersebut merupakan hal yang tidak manusiawi. Akhirnya para pekerja meminta

kepada pengusaha untuk mengambil langkah guna menanggulangi masalah

kecelakaan kerja yang terjadi.

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis berusaha untuk

menyusun penelitian hukum dengan judul “PELAKSANAAN PROGRAM

JAMINAN KECELAKAAN KERJA DI PT WIJAYA KARYA”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah perlu diadakan sebelum melangkah ke penelitian lebih

lanjut, sehingga tidak akan menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam serta

bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas pada hal atau

masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah yang telah dikenakan

diatas sekiranya, maka perlu dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas.

Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggung jawab PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang mengalami

kecelakaan kerja?

2. Bagaimana Prosedur pemberian jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek

terhadap pekerja PT Wijaya Karya?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang jelas

tentang apa yang hendak dicapai agar penelitian tersebut dapat membawa manfaat

baik bagi penulis sendiri maupun bagi orang lain. Dalam penelitian kali ini, tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Obyektif :

a. Untuk mengetehui tanggung jawab PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja.

Page 17: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

b. Untuk mengetahui prosedur pemberian jaminan kecelakaan kerja oleh PT

Jamsostek terhadap pekerja PT Wijaya Karya.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan utama dalam menyusun

karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan yang diwajibkan dalam meraih

gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

b. Untuk menambah, memperluas, mengembangkan pengetahuan dan

pengalaman penulis serta pemahaman aspek hukum di dalam teori dan

praktek lapangan hukum yang sangat berarti bagi penulis.

c. Untuk memberi gambaran dan sumbangan pemikiran bagi ilmu hukum

D. Manfaat Penelitian

Selain memiliki tujuan yang jelas, setiap penelitian juga tidak terlepas dari

manfaat apa yang akan diperoleh dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis:

a. Merupakan salah satu sarana bagi penulis untuk mengumpulkan data sebagai

bahan penyusunan skripsi guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar

kesarjanaan di bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

b. Untuk sedikit memberi pikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya

c. Hasil penelitian ini diharapkan untuk menambah bahan referensi bagi peneliti

lain yang akan melakukan penelitian serupa

2. Manfaat Praktis

a. Penulis berharap bahwa dari penelitian yang dilakukan dapat memberi

manfaat dan suatu sumbangan yang nantinya berguna bagi pemerintah dan

pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Page 18: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

b. Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu memberi masukan serta

tambahan pengetahuan bagi para pihak yang terkait dengan masalah-masalah

ketenagakerjaan.

E. Metode Penelitian

Pemilihan jenis metode tertentu dalam suatu penelitian sangat penting karena

akan berpengaruh pada hasil penelitian nantinya. Suatu penelitian, metode penelitian

merupakan salah satu faktor penting yang menunjang suatu kegiatan dan proses

penelitian. Metodelogi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara

seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan

yang dihadapinya ( Soerjono Soekanto, 2006 : 6 )

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan

penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis yang

menyangkut masalah kerjanya yaitu cara kerja untuk dapat memahami yang menjadi

sasaran penelitian yang bersangkutan, melalui prosedur penelitian dan teknik

penelitian (M. Iqbal Hasan, 2002:20)

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian hukum

normatif atau penelitian doktrinal, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut

disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Penelitian hukum normatif adalah

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data

sekunder belaka (Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2001:13-14).

Page 19: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

2. Sifat Penelitian

Dalam penelitian hukum ini, sifat penelitian yang digunakan adalah

penelitian Preskriptif. Penelitian Preskriptif ini diharapkan menghasilkan

argumentasi dan konsep sebagai preskripsi yang sudah mengandung nilai dan

dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang

mana untuk mrmberikan saran yang seharusnya berhubungan dengan penelitian

ini (Soerjono Soekanto, 1986 (Cet III)).

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini adalah pendekatan

dengan Perundang –undangan.

Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang – undangan

yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Suatu penelitian normatif

tentu harus menggunakan pendekatan perundang – undangan, karena yang

akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi focus sekaligus

tema sentral suatu penelitian. Untuk itu penelitian harus melihat hukum

sebagai system tertutup yang mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

a. Comprehensive artinya norma – norma hukum yang ada didalamnya

terkait antara satu dengan yang lain secara logis.

b. All – inclusive bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu

menampung permasalahan hukum yang ada kekurangan hukum.

c. Systematic bahwa disamping bertautan antara satu dengan yang lain,

norma – norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis. ( Haryono,

op.cit., hlm 3 ) ( Johnny Ibrahim 2006 : 302 - 303 )

4. Jenis Data

Dalam penelitian hukum, data yang digunakan dapat dibedakan antara

data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dan bahan-bahan

Page 20: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

kepustakaan. Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat dinamakan

data primer (data dasar), sedangkan yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka

lazimnya dinamakan data sekunder. (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,

2001:12).

Berkaitan dengan jenis penelitian yang dilakukan penulis yang merupakan

penelitian normatif, maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui Studi

Kepustakaan atau studi dokumen. Data sekunder didapat dari sejumlah

keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui

studi kepustakaan yang terdiri dari dokumen-dokumen, buku-buku literatur, hasil

penelitian terdahulu dan sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

5. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana penelitian ini diperoleh. Sumber data

dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yaitu tempat dimana diperoleh

data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :

1) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu semua bahan atau materi hukum yang

mempunyai kedudukan mengikat secara yuridis, yaitu bisa berupa norma atau

kaidah dasar, peraturan perundang-undangan, dan lain-lain. Dalam hal ini

yang menjadi bahan hukum primer antara lain :

a) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

b) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Jamsostek

2) Bahan Hukum Sekunder

Page 21: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan

penjelasan mengenai bahan hukum primer (Soerjono Soekanto dan Sri

Mamudji, 2001:13). Bahan hukum sekunder ini meliputi : jurnal, literatur,

buku, koran, laporan penelitian dan lain sebagainya yang berkaitan dengan

permasalahan yang diteliti.

3) Bahan hukum tersier

Bahan hukum tertier adalah bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder (Soerjono

Soekanto dan Sri Mamudji, 2001:13). Bahan hukum tersier seperti Kamus

Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Kamus Politik, dan Ensiklopedi.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat

penting dalam penulisan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Studi kepustakaan, yaitu suatu bentuk pengumpulan data lewat membaca buku

literatur, mengumpulkan, membaca dokumen yang berhubungan dengan

obyek penelitian, dan mengutip dari data-data sekunder yang meliputi

peraturan perundang-undangan, dokumen, dan bahan-bahan kepustakaan lain

dari beberapa buku-buku referensi, artikel-artikel dari beberapa jurnal, arsip,

hasil penelitian ilmiah, peraturan perundang-undangan, laporan, teori-teori,

media massa seperti koran, internet dan bahan-bahan kepustakaan lainnya

yang relevan dengan masalah yang diteliti.dimana beberapa data dimintakan

klarifikasi pada:

1. Manager atau badan Personalia PT. Wijaya Karya

2. Pekerja di PT. Wijaya Karya

3. Manager PT Jamsostek

Page 22: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

7. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data adalah bagaimana caranya mengolah data yang

berhasil dikumpulkan untuk memungkinkan penelitian bersangkutan melakukan

analisa yang sebaik-baiknya (Seorjono dan Abdurrahman, 2003: 46). Penulis

menggunakan model Silogisme dan model Interpretasi.

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.

Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi.

Interpretasi mempunyai dua bentuk, yaitu: arti sempit dan arti luas. Interpretasi

dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data yang dilakukan hanya sebatas

pada masalah penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan

diolah untuk keperluan penelitian tersebut. Sedang interpretasi dalam arti luas

(analik) yaitu interpretasi guna mencari makna dan hasil penelitian dengan jalan

tidak hanya menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tersebut, tetapi juga

melakukan intervensi (generalisasi) dari data yang diperoleh denagn teori-teori

yang relevan denagn hasil-hasil penelitian tersebut.

F. Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum maka

penulis menggunakan sistematika penulisan hukum. Adapaun sistematika penulisan

hukum ini terdiri dari 4 ( empat ) bab yang tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian

yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil

penelitian ini. Sistematika keseluruhan penulisan hukum ini adalah sebagi berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

Page 23: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab yang kedua ini memuat dua sub bab, yaitu kerangka teori

dan kerangka pemikiran. Dalam kerangka teori penulis akan

menguraikan Tinjauan umum tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

Tinjauan umum tentang Budaya Hukum dan Tinjauan umum tentang

Efektifitas Hukum. Sedangkan dalam kerangka pemikiran penulis akan

menampilkan bagan kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis mencoba untuk menyajikan pembahasan berupa

jawaban atas pertanyaan dalam perumusan masalah, yaitu :

a. Untuk mengetehui tanggung jawab PT Wijaya Karya terhadap

pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.

b. Untuk mengetahui prosedur pemberian jaminan kecelakaan kerja

oleh PT Jamsostek terhadap pekerja PT Wijaya Karya.

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini memuat mengenai kesimpulan dan saran penulis atas

pembahasan permasalahan tersebut dalam bab-bab sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi sumber-sumber pustaka yang dikutip dan dijadikan bahan

pemikiran dalam penulisan hukum ini.

LAMPIRAN

Page 24: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

a. Tinjauan Umum pengertian tentang Pekerja

Seperti yang kita ketahui dalam dunia kerja terdapat banyak

istilah untuk pekerja, seperti: buruh, karyawan, atau pegawai. Namun

semua istilah tersebut memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu:

orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah sebagai imbalan

(Darwin Prins; 2000 : 20). Namun kali ini penulis hanya membahas

beberapa istilah, antara lain.

(1) Pekerja

Istilah buruh sangat umum dan terkenal dalam bidang

perburuhan sejak zaman belanda, karena peraturan perundang-

undangan yang lama menggunakan istilah buruh. Pada zaman

belanda yang dimaksud dengan buruh adalah pekerja kasar seperti

kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar, orang-orang

ini disebut sebagai “Blue Collar”, sedangkan yang melakukan

pekerjaan di kantor pemerintahan atau swasta disebut sebagai

“White Collar”. Perbedaan yang membawa konsekuensi pada

perbedaan perlakuan dan hak-hak tersebut oleh pemerintah Belanda

tidak terlepas dari upaya untuk memecah belah orang-orang

pribumi.

Pengertian buruh berbeda dengan pengertian pegawai negeri

meskipun keduanya termasuk pengertian tenaga kerja. Adapun beda

buruh dengan pegawai negeri dapat diketahui segi hukumnya

maupun dari segi peraturan perundangan yang mengaturnya.

Page 25: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Bagi buruh, hubungan hukum antar buruh dengan majikan

berdasrkan hubungan hukum keperdataan, artinya hubungan hukum

tersebut harus dibuat antara dua pihak yang mempunyai kedudukan

perdata. Bagi pegawai negeri, hubungan hukum antara pegawai

negeri dengan pemerintah berdasarkan hukum publik.

Dalam hal tertentu yang tercakup dalam pengertian pekerja

atau buruh diperluas. dalam hal kecelakaan kerja, dalam Undang-

undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja

pasal 5 ayat (2), ditentukan bahwa, termasuk tenaga kerja dalam

jaminan kecelakaan kerja ialah :

(a) Magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang

menerima upah maupun yang tidak;

(b) Mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang

memborong adalah perusahaan;

(c) Narapidana yang dipekerjakan perusahaan.

Dalam pasal 1 angka 14 Undang-undang No. 40 tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Naional, memberikan pengertian : “Setiap

orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan

dalam bentuk lain”.

Dalam pasal 1 huruf d Undang-undang No. 7 tahun 1981

tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan, memberikan

pengertian bahwa buruh adalah: “Tenaga kerja yang bekerja pada

perusahaan dengan menerima upah”.

Untuk melengkapi pengertian atau perumusan buruh ini,

perlu dikemukakan Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 ini ,

meskipun dikatakan sebagai sumber utama hukum Ketenagakerjaan

Page 26: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

negara Indonesia, ternyata tidak memberikan perumusan yang jelas

tentang apa yang dimaksud dengan Buruh.

Istilah pekerja secara yuridis baru ditemukan dalam UU

No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang membedakannya

dengan pengertian tenaga kerja. Dalam UU No.13 Tahun 2003

pasal 1 angka 2 disebutkan bahwa Tenaga kerja adalah : “Setiap

orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang

dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun

untuk masyarakat”. Dari pengertian ini jelaslah bahwa pengertian

tenaga kerja sangat luas yakni mencakup semua penduduk dalam

usia kerja dalam UU No.13 Tahun 2003 minimal berumur 14 tahun.

Dari pasal 1 angka 2 Undang-undang nomor 13 tahun 2003 dapat

disimpulkan bahwa buruh adalah : “setiap orang yang melakukan

pekerjaan yang dilakukan dalam hubungan kerja yang bertujuan

untuk menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat”. Kalimat “didalam hubungan kerja” perlu digaris

bawahi karena disinilah letak kuncinya apakah orang itu tenaga

kerja atau buruh. Orang itu disebut buruh apabila dia telah

melakukan hubungan kerja dengan majikan. Kalau tidak maka dia

hanyalah “tenaga kerja”, belum termasuk buruh. Jadi disini tenaga

kerja lebih luas daripada buruh, sebab buruh merupakan bagian dari

tenag kerja. Tetapi dalam pasal 1 ayat (3) Undang-undang nomor 13

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan dalam Undang-undang

Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan walaupun

perumusannya agak berlain-lainan tentang pengertian pekerja, pada

Page 27: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

dasarnya memuat unsur yang sama, yaitu : seseorang yang bekerja

pada orang lain dengan menerima upah. Jadi pekerja pengertiannya

sama dengan kata buruh.

(2) Pengusaha

Sebelum istilah pengusaha ada, maka istilah majikan yang

digunakan untuk menyebut mereka para pengusaha yang

mempekerjakan dan membayar buruh. Sama halnya dengan istilah

buruh, istilah majikan itu tidak sesuai dengan konsep di dalam

Hubungan Industrial, karena bila kita mendengar kata majikan,

maka yang terlintas di dalam pikiran kita adalah orang yang

memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menekan buruh agar

selalu menurut kepadanya, padahal antara buruh dan majikan secara

yuridis merupakan mitra kerja yang mempunyai kedudukan yang

sama. Karena itu lebih tepat jika disebut dengan Pengusaha.

Sehubungan dengan hal tersebut, perundang-undangan yang

lahir kemudian seperti UU No.7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan, UU No. 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Nasioanal.

Undang-undang No. 7 tahun 1981 pasal 1 huruf b

memberikan pengertian sebagai berikut :

(a) Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan

sesuatu perusahaan milik sendiri;

(b) Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri

sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

(c) Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di

Indonesia, mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada

angka 1 dan angka 2, yang berkedudukan di luar Indonesia.

Page 28: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dalam pasal 1 angka 15 UU No. 40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Nasioanal, memberikan pengertian Pemberi kerja

adalah : “Orang perseorangan atau penyelenggara negara yang

mempekerjakan pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau

imbalan dalam bentuk lainnya”.

Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja, pengertian pengusaha adalah sebagai berikut :

(a) Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu

perusahaan milik sendiri;

(b) Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri

sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

(c) Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di indonesia

dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah

indonesia.

Sedangkan dalam Undang-undang No.1 Tahun 1970

Tentang Keselamatan Kerja, pengusaha adalah :

(a) Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha

milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat

kerja;

(b) Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk

keperluan itu mempergunakan tempat kerja;

(c) Orang atau badan hukum yang indonesia mewakili orang atau

badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang diwakili

berkedudukan di luar indonesia.

Adapun yang dimaksud dengan perusahaan dapat dilihat

pada pasal 1 huruf a Undang-undang No.7 Tahun 1981 tentang

Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan yang berbunyi :

Page 29: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan buruh

dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, baik milik swasta

maupun milik Negara.

Dalam pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 21 Tahun

2000 memberikan definisi tentang perusahaan adalah : “ Setiap

bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak milik orang

perseorangan, persekutuan atau badan hukum, baik milik swasta

maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja atau buruh

dengan memberi upah atau imbalan dalam bentuk lain”. Dari

pengertian tersebut jelaslah bahwa pengertian pengusaha

menunjukkan pada orangnya sedangkan perusahaan menunjuk pada

bentuk usaha atau orangnya.

Sedangkan pengertian perusahaan dalam pasal 1 angka 6 UU

nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah :

(a) setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik

orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan

hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang

mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau

imbalan dalam bentuk lain;

(b) usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai

pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar

upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dari pengertian di atas jelaslah bahwa pengertian pengusaha

menunjukkan pada orangnya sedangkan perusahaan menunjuk pada

bentuk usaha atau orangnya.

Jadi bisa dikatakan bahwa istilah pengusaha adalah yang

paling tepat dan pantas digunakan karena memberikan gambaran

Page 30: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

adanya hak dan kewajiban yang seimbang antara pihak yang saling

berkait, sehingga tercipta hubungan kerja yang tepat.

b. Pengertian Umum Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(1) Pengertian Jaminan sosial Tenaga Kerja

Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi

tyenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti

sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan

sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja

berupa kecelakaan kerja,sakit,hamil,bersalin,hari tua, dan meninggal

dunia. ( Zulaini Wahab,2001:143 )

Melihat pengertian tersebut perlindungan dalam jaminan

sosial tenaga kerja terbagi 2 (Dua), yaitu:

(a) Perlindungan bagi pekerja dalam bentuk santunan berupa uang

jaminan (kecelakaan kerja, kematian dan jaminan hari tua).

(b) Perlindungan bagi pekerja berupa pelayanan kesehatan, jaminan

pemeliharaan kesehatan.

Pemerintah didalam menjamin perlindungan bagi tenaga kerja

membuat program, yang disebut program jaminan sosial tenaga kerja

(Program Jamsostek). Program Jamsostek diadakan untuk

memberikan perlindungan dasar bagi tenaga kerja guna menjaga

harkat dan martabatnya sebagai manusia dalam mengatasi resiko-

resiko yang timbul didalam hubungan kerja (Endank Rohani,

2002:40). (“Every employer has a set of responsibilities to their

employees to ensure their environment is safe, and the risk of an

accident at work is minimal. This not only protects their workers, but

prevents work accident claims being filed against them.:) ,( Jurnal

Rekayasa Sipil, Vol 1, No 1 (2008)

Page 31: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pengertian jaminan sosial tenaga kerja menurut Pasal 1 butir

(1) Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jamsostek

menyebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau

berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang

dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil,

bersalin, hari tua, dan meninggal dunia

(2) Pengaturan Jamsotek

Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 14

tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek. Undang-

undang ini memuat pengaturan tentang penyelenggaraan jaminan

sosial tenaga kerja, program jamsostek, iuran, besarnya jaminan dan

tata cara pembayaran, badan penyelenggara, serta ketentuan pidana.

Landasan penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja diatur dalam

Undang-undang Nomor 3 tahun 1992, yaitu Pasal 3 ayat (1) dan (2)

sebagai berikut :

Ayat (1) : “Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja

diselenggarakan program kepada jaminan sosial tenaga kerja yang

pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mekanisme asuransi.

Ayat (2) : “Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga

kerja”.

Pada hakekatnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 1992, program jaminan sosial tenaga kerja memberikan

kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga

sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Jadi

pokok utama dari tujuan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

Page 32: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

adalah untuk mencapai tujuan sosial dengan memberikan ketenangan

kerja bagi buruh/karyawan yang merupakan pelaksana pembangunan

melalui perlindungan terhadap terganggunya arus penerima

penghasilan.

Ruang lingkup atau bentuk program jaminan sosial tenaga

kerja menurut Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja Pasal 6 ayat (1) menentukan bahwa Ruang

lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam Undang-undang

ini meliputi :

1) Jaminan Kecelakaan Kerja;

2) Jaminan Kematian;

3) Jaminan Hari Tua;

4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Berdasarkan hal tersebut diatas penjelasan satu persatu

mengenai bentuk program jaminan kecelakaan kerja yaitu Jaminan

Kecelakaan Kerja.

International Labour Organization (ILO) mendefinisikan

kecelakaan kerja sebagai kecelakaan fisik atau penyakit sebagai akibat

dari kerja dan tidak karena kesengajaan yang menimbulkan ketidak

mampuan bekerja untuk sementara atau tetap atau kematian ( Sendjun

Manulang, 1982:86 ).

Sedangkan yang dimaksud dengan kecelakaan kerja menurut

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dapat dilihat dalam Pasal 1

butir (6) adalah : “Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi

berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul

karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke

rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui”.

Page 33: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Kecelakaan kerja yang terjadi dalam perjalanan berangkat

kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang sama dilalui atau wajar

dilalui, juga meliputi penyakit yang timbul karena hubungan kerja

yaitu dikatakan sebagai penyakit yang mempunyai akibat langsung

bagi pekerja maka dianggap sebagai penyakit yang timbul karena

akibat hubungan kerja.

Adapun jaminan yang diberikan terhadap pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja menurut Pasal 9 Undang-Undang Nomor

3 tahun 1992 adalah :

a) Biaya pengangkutan;

b) Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan;

c) Biaya rehabilitasi;

Santunan berupa uang yang meliputi : santunan sementara

tidak mampu bekerja; santunan cacad sebagian untuk selama-

lamanya; santunan cacad total untuk selama-lamanya baik fisik

maupun mental; santunan kematian.

Selama tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja masih

belum mampu bekerja, pengusaha tetap membayar upah tenaga kerja

yang bersangkutan, sampai penetapan akibat kecelakaan kerja yang

dialami diterima oleh semua pihak.

(3) Kewajiban PT. Jamsostek Bagi Perusahaan

Jaminan sosial tenaga kerja yang diatur dalam Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek jo. Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Jamsostek dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga

kerja terhadap resiko sosial-ekonomi yang menimpa tenaga kerja

dalam melakukan pekerjaan baik berupa kecelakaan kerja, sakit, hari

tua, maupun meninggal dunia.

Page 34: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Penyelenggaraan program Jamsostek bersifat wajib dan

dilaksanakan dengan sistem asuransi sosial untuk menjamin hak-hak

peserta dan kewajiban lainnya dari badan penyelenggara dengan tidak

meninggalkan watak sosialnya (Zulaini Wahab, 2001:146).

Ciri-ciri dasar dari masing-masing program tersebut, dapat

disimpulkan bahwa program-program Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKC), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

adalah termasuk program asuransi, sedangkan program Jaminan Hari

Tua (JHT) merupakan suatu bentuk program dana pensiun yang

menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya (Zulaini Wahab,

2001:146).

Program Jamsostek diselenggarakan oleh negara,tetapi

pelaksanaanya dilakukan oleh Badan Penyelenggara yang ditunjuk.

Dalam hal ini Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang

ketenagakerjaan melimpahkan tugas dan wewenang penyelenggara

program tersebut kepada Badan Penyelenggara yang ditunjuk.

PT. Jamsostek merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) mempunyai 2 (dua) kewajiban bagi perusahaan, yaitu:

1) Mengadministrasikan kepesertaan Jaminan Hari Tua (JHT) dan

menginvestasikan dana iuran Jaminan Hari Tua (JHT)

2) Bertindak sebagai perusahaan asuransi jiwa yang mengelola

program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKC), Jaminan Kematian

(JK) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan(JPK) (Zulaini Wahab,

2001:147).

Walupun PT Jamsostek bertindak sebagai perusahaan asuransi

jiwa sebagaimana dikemukakan diatas, namun PT Jaaamsostek tidak

tunduk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian. (Zulaini Wahab, 2001:147).

Page 35: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Adapun kewajiban dasar PT. Jamsostek bagi pekerja adalah

sebagai berikut:

1) Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan

hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

2) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah

menyumbang tenaga dan pikirannya kepada perusahaan

tempatnya bekerja (Lalu Husni, 2005:153).

Oleh karena itu PT Jamsostek mendidik kemandirian pekerja

sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasih orang lain bila

dalam hubungan kerja terjadi resiko-resiko seperti kecelakan kerja,

sakit, hari tua dan lainnya (Lalu Husni, 2005:154).

(4) Besar/Bentuk dan Tata Cara Pembayaran dan Pelayanan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK)

a) Pengertian

Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja

merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam

melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya

sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya

resiko - resiko sosial seperti kematian atau cacat karena

kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan

adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan

tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga

pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan

kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% s/d 1,74% sesuai

kelompok jenis usaha.

b) Manfaat

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan

kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami

Page 36: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba

kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

Iuran untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh

perusahaan. Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis

usaha sebagaimana tercantum pada iuran.

Iuran JKK :

1. Kelompok I : 0.24 % dari upah sebulan;

2. Kelompok II : 0.54 % dari upah sebulan;

3. Kelompok III : 0.89 % dari upah sebulan;

4. Kelompok IV : 1.27 % dari upah sebulan;

5. Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;

*) sesuai dengan PP Nomor 76 tahun 2007

Tata Cara Pengajuan Jaminan:

1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi form

jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada

PT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2x24 Jam terhitung sejak

terjadinya kecelakaan.

2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh / meninggal dunia oleh

dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi form 3a (laporan

kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT. Jamsostek (persero)

tidak lebih dari 2X 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan

sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek (persero) akan

menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan

kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.

3. Form Jamsostek 3a berfungsi sebagai pengajuan permintaan

pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:

a) Fotokopi kartu peserta (KPJ).

Page 37: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

b) Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form

Jamsostek 3b atau 3c.

c) Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi

pengangkutan

(5) Hambatan Dalam Keikutsertaan Program Jamsostek

Pelita VI diperkirakan bahwa pertumbuhan jumlah tenaga

kerja mencapai sekitar 12 juta orang. Dengan kata lain setiap tahun

bertambah 2.5 juta tenaga kerja. Kalau pertambahan jumlah peserta

program Jamsostek di bawah angka pertumbuhan tenaga kerja maka

PT. Jamsostek akan mengalami kemunduran, tidak mampu

menyeimbangkan jumlah peserta dengan jumlah pertumbuhan tenaga

kerja. Untuk itu pihak PT. Jamsostek pada awal Pelita VI

menargetkan kepesertaan tenaga kerja rata-rata 25% (2 juta orang

setahun), sehingga diharapkan akhir Pelita VI terdapat 20 juta tenaga

kerja yang ikut dalam program Jamsostek. Pemenuhan target yang di

tetapkan tersebut di atas bukan hal yang mudah dan tentunya akan

mengalami hambatan-hambatan yang lebih kompleks lagi dalam

pelaksanaannya. Beberapa hambatan dalam menjaring kepesertaan

program jamsostek yang dihadapi saat ini, antara lain adalah sebagai

berikut:

1) Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab pihak

pengusaha/kontraktor/pemborong untuk mengikutsertakan tenaga

kerjanya dalam program Jamsostek.

2) Masih banyak tenaga kerja yang belum mengetahui bahwa

program Jamsostek merupakan haknya untuk mendapatkan

perlindungan. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan

mereka dan sekitar 78% tenaga kerja di Indonesia masih

berpendidikan rendah (SLTP dan SD).

Page 38: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

3) Kepesertaan program , jamsostek selama ini ada 3 macam yang

dikenal dengan istilah Peserta Daftar Sebagian (PDS), yaitu :

a) hanya sebagian tenaga kerja diikut sertakan.

b) Tidak semua dari program jamsostek diikut sertakan.

c) Kepesertaan yang tidak membayar penuh iuran (iuran tidak

dibayar berdasarkan upah yang diterima sebulan melainkan

berdasarkan upah pokok saja).

4) Beratnya beban yang ditanggung pengusaha untuk membayar

iuran JKK, JHT JKM dan JPK yang besarnya masing - masing

sekitar 0.24 - 1.74%, 3.70%, 0.30% dan 3-6% dari upah sebulan,

sehingga secara langsung menambah biaya produksi (varible

cost). Tidak mengherankan pada bulan Juli 1994 tercatat 20.326

perusahaan yang menunggak dengan total iuran yang belum

dibayar sebesar Rp. 73 milyar.

5) Kesulitan keuangan (financial) perusahaan akibat pemenuhan

kebijakan pemerintah yaitu adanya kenaikan Upah Minimum

Reginal (UMR) tenaga kerja terhitung mulai 1 April, 1995 dan di

tambah lagi adanya kenaikan UMR sekitar 10.63 persen mulai 1

April 1996.

6) Meningkatnya jumlah perusahaan asuransi swasta yang

menawarkan berbagai macam perlindungan yang sasarannya pada

seluruh lapisan masyarakat, apalagi dalam era globalisasi sekarang

ini sudah ada perusahaan asuransi swasta asing yang

mengembangkan bisnisnya di Indonesia.

Tindakan tegas terhadap pelanggar program Jamsostek, sudah

saatnya pemerintah tidak lagi bersikap toleransi terhadap pelaksanaan

UU Nomor3 tahun 1992. Ini berkaitan dengan tekad pemerintah

meningkatkan perlindungan hukum dan kesejahteraan pekerja.

Page 39: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

B. Kerangka Pemikiran

Interpretasi

Penerapan Hukum

Gambar 2 : Bagan Kerangka Pemikiran

Kesimpulan

Peristiwa hukum 1. Timbulnya akibat tanggung

jawab terhadap kecelakaan kerja,sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2. Adanya bentuk Pemberian klaim jaminan Kecelakaan kerja sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelengaraan Jamsostek

Peraturan Perundang-undangan 1. Undang-undang Nomor 3

Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelengaraan Jamsostek

Fakta Hukum 1. Tanggung jawab PT Wijaya Karya

terhadap Pekerja yang mengalami Kecelakaan Kerja

2. Prosedur Pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja oleh PT Jamsostek terhadap Pekerja

Page 40: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya

pembangunan sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang tidak

terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila dan

pelaksanaan Undang-undang Dasar 1945, diarahkan pada peningkatan harkat dan

martabat serta kemampuan manusia, juga kepercayaan pada diri sendiri dalam

rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil dan makmur baik materiil maupun

spiritual.

Peran serta pekerja dalam pembangunan semakin meningkat dengan

disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi. Oleh karena itu kepada

pekerja perlu di berikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan

kesejahteraan, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas

nasional.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan

pekerja di selenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang

diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jamsostek.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui pelaksanaan jaminan sosial

tenaga kerja di PT Wijaya Karya

Dalam pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja yang sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

Jamsostek, maka pada penulisan hukum (Skripsi) ini akan diketahui tentang cara,

tanggung jawab terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan prosedur

pemberian jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek terhadap pekerja

Page 41: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi PT. Wijaya Karya

a. Sejarah Berdirinya PT. Wijaya Karya

Didirikan pada 11 Maret 1960, PT Wijaya Karya (Persero), biasa

disebut WIKA, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah hasil

nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel

Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat NV Vis en Co. Berawal

dari perusahaan yang bergerak di bidang pekerjaan instalasi, WIKA

berkembang menjadi perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama

yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri, Perdagangan dan Realti.

WIKA mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi untuk

berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha

yang mandiri. Setelah pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah

Divisi produk beton pada tahun 1997, WIKA melanjutkan pembentukan PT

WIIKA In-trade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Peradagangan serta

PT WIKA Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000.

Keempat pilar bisnis tersebut kini dikelola oleh divisi konstruksi dan

3 anak perusahaan. Dengan demikian setiap unit usaha semakin terfokus pada

pengelolaan bidang usahanya, agar suatu saat unit-unit usaha tersebut dapat

menunjukkan diferensiasinya dan akhirnya meningkatkan nilai tambah sesuai

kondisi lingkungan.

Untuk meningkatkan daya saing, maka perusahaan memutuskan untuk:

1. Pembinaan dan pengembangan budaya mutu yang berkelanjutan

2. Pencegahan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja

3. Pengelolaan dan pengendalian lingkungan, termasuk pencegahan

terjadinya pencemaran

4. Penerapan dan pengembangan manajemen risiko

Page 42: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

5. Perlindungan informasi secara berkelanjutan di dalam pengembangan,

penggunaan, pengelolaan informasi dan pengambilan keputusan.

Komitmen tersebut dilaksanakan berdasarkan pada prinsipprinsip

tata kelola perusahaan yang baik. WIKA menjalankan program tanggung

jawab sosialnya seiring dengan perkembangannya menjadi perusahaan yang

kuat, inovatif, dan bertumbuh. Sebagai badan usaha milik negara (BUMN)

WIKA menjalankan program tanggung jawab sosialnya dalam format

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Sejarah program PKBL

berawal dari dibentuknya Unit Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan

Koperasi di Lingkungan PT Wijaya Karya (PPEL-K WIKA), dan keluarnya

SK Direksi Nomor: SK.01.06/00.185/91 pada tanggal 25 Nopember 1991.

Sesuai dengan namanya kegiatan unit tersebut hanya penyaluran pinjaman

dana ke Mitra Binaan Ekonomi Lemah dan Koperasi.

Dalam pertumbuhannya, PPEL-K bertransformasi menjadi PKBL

sesuai SK Direksi nomor: SK.01.01/ A.DIR.0394/99 tanggal 4 Nopember

1999. Transformasi tersebut memperluas program-program yang sudah ada

dengan memasukkan program Pembinaan Lingkungan.

b. Data Perusahaan

1) Nama Perusahaan : PT. Wijaya Karya

2) Didirikan : 23 Juli 1987

3) Lokasi

a) Kantor Pusat : Summitmas-1, lantai 18

Jl. Jendral Sudirman Kav. 61-62

Jakarta 12190 , Indonesia

Tel. (021)-2521734 (021)-2521883

Fax. (021)-2522560

b). Kantor cabang : Wilayah V

Jawa Tengah & D.I Yogyakarta

Page 43: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Jl. Teuku Umar No. 21 Semarang 50234

Phone : +62 24 841189

Fax : +62 24 8318135

c) Jenis Proyek : Paragon City , Semarang

Klien : PT Cakrawala Sakti

Alamat : Jl. Pemuda Semarang

Luas Lahan : 47.000 m2

Luas Bangunan : 120.000 m2

(terbagi dalam dua fase pengembangan)

Arsitek : PT Cakrawala Sakti Kencana

4) Investasi

a) Nilai Investasi : US $ 500.000.000

b) PT. Wijaya Karya sebagai kontraktor utama, dan Golden Flower Group

selaku PT Cakrawala Sakti sebagai pengelola.

5) Dewan Komisaris dan Direksi

a) Ir. Agoes Widjanarko, MIP, Presiden Komisaris

b) Pontas Tambunan, SH, Komisaris

c) Soepomo, SH, SP.N, L.LM, Komisaris

d) DR. Amanah Abdulkadir, Komisaris Independen

e) Brigjend TNI (Pur) Dadi Pratjipto, SE, Komisaris Independen

f) Bintang Perbowo , Presiden Direktur

g) Ganda Kusuma , Direktur Keuangan

h) Budi Harto , Direktur Operasional

i) Tonny Warsono , Direktur SDM

j) Slamet Maryono , Direktur Operasional II

(Sumber data sekunder: Profil perusahaan PT. Wijaya Karya)

c. Struktur Organisasi Perusahaan

Page 44: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Struktur

organisasi secara keseluruhan menceminkan pola hubungan yang tetap,

mempunyai pola interaksi tertentu dan mencerminkan cara kordinasinya.

Dalam struktur organisasi masing-masing bertanggung jawab sendiri-sendiri.

Pembagian kerja ini dimaksudkan untuk menyederhanakan keanekaragaman

dari kegiatannya

Adapun bagan atau gambar struktur organisasi dari PT. Wijaya Karya

dapat dilihat sebagai berikut

Gambar 3 : Struktur Organisasi PT Wijaya Karya

Struktur Organisasi

Presiden Komisaris

Ir. Agoes Widjanarko, MIP

Komisaris

Pontas Tambunan, SH Soepomo, SH.,SP.N

Direksi

Bintang Prabowo

Komisaris Independent

Pur. TNI Dadi Pratjipto

Komisaris Independent

DR. Amanah Abdul Kadir

DEP EPC

Anak Perusahaan WIKA BETON

WIKA INTRADE WIKA REALITY

Usaha Patungan IKPT

WIKA NGK SWEEP

GM GMPP GMOP GMKU

GMSPDN GMSU

Devisi DSU I DSU II DSU III

DBG DME DPK

Cabang

Page 45: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

d. Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab PT. Wijaya Karya

Adapun tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab yang ada di

PT. Iskandar Indah printing Textile adalah sebagai berikut :

1) General Manager Personalia & Keuangan

Fungsi

a) Memastikan tersajinya RKAP dan rencana kerja 3 tahunan.

b) Memastikan tersajinya Laporan Keuangan bulanan maupun audit.

Tanggung jawab

a) Terlaksananya pembuatan RKAP dan rencana kerja 3 tahunan.

b) Tersajinya Laporan Keuangan bulanan.

Tugas

a) Terlaksananya pmbuatan RKAP dan rencana kerja 3 tahunan.

b) Tersajinya Laporan Keuangan bulanan.

Wewenang

a) Mensyahkan pembayaran opersional pabrik.

b) Mensyahkan laporan keuangan.

2) Manager Personalia dan General Affair

Fungsi

a) Terselenggaranya proses administrasi keporsanaliaan dan operasional

Umum.

b) Terselenggaranya ketentuan instruksi dari perusahaan maupun

pemerintah Cq Depnaker.

Tanggung jawab

a) Menyelenggarakan proses rekrut sesuai dengan perencanaan

kebutuhan pegawai.

b) Pembinaan pegawai antara lain pelatihan-pelatihan.

Tugas

a) Melaksanakan rekrutmen.

Page 46: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

b) Menyiapkan kegiatan pelatihan.

Wewenang

a) Menerbitkan Surat Peringatan 1,2,3 atas dasar permintaan langsung

pegawai yang bersangkutan.

b) Verifikasi pengeluaran biaya personalia dan umum.

3) Worker

Fungsi

a) Terlaksananya produksi secara kualitas dan kuantitas.

b) Melaksanakan sistim manajemen mutu ISO 9000 dan ISO 14000.

Tanggung jawab

a) Mencapai target produksi secara kualitas dan kuantitas.

b) Melaksanakan program 5 S.

Tugas

a) Mencapai target produksi.

b) Melaksanakan standar kerja di seksi masing-masing.

Wewenang

a) Melaporkan kepada sub leader / leader jika terjadi tendensi reject atau

kerusakan mesin.

b) Melaporkan kepada sub leader / leader jika proses produksi tidak

sesuai dengan standar.

4) Perpajakan

Fungsi

a) Terselenggaranya tertib administrasi perpajakan dengan baik dan

pelaporan pajak tepat waktu.

b) Meminimalkan Perbedaan Pajak dengan pihak Kantor Pajak.

Tanggung jawab

a) Terlaksananya pelaporan pajak setiap bulan dengan tertib dan benar.

b) Meminimalkan perbedaan Pajak dengan Kantor Pajak Negara.

Page 47: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

B.Tanggung Jawab PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja

Dalam penelitian ini yang menjadi responden untuk memperoleh data

mengenai pelaksanaaan tanggung jawab terhadap pekerja pada PT. Wijaya Karya

adalah :

a. Ibu Rini Ambarwati selaku staf bagian personalia PT. Wijaya Karya

b. Bapak Soni Kuncoro selaku staf bagian personalia PT. Wijaya Karya

c. Bapak Darmadi selaku staf bagian personalia PT. Wijaya Karya

d. Bapak Jaya Kusuma selaku staf bagian personalia PT. Wijaya

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian, kondisi tenaga kerja

dalam PT Wijaya Karya adalah sebagai berikut:

Data jumlah tenaga kerja yang dipertanggung jawabkan:

Jabatan Jumlah pekerja dan

status pekerja

Tenaga kerja

yang diasuransian

Rincian Utama

Direktur 1orang,status

pekerja tetap

Asuransi jaminan tenaga kerja reguler atau

ltetap untuk

mempersiapkan

pembayaran pesangon

Tenagakerja

langsung

68orang,status

termasuk karyawan

temporer

Asuransi jaminan

keberangkatan,

Asuransi biaya

kepulangan,

Asuransi

kecelakaan

Asuransi untuk

menanggung

kecelakaan, penyakit,

atau kecelakaan di luar

kecelakaan kerja.

Karyawan 61orang,status

termasuk karyawan

Page 48: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Berdasarkan data yang telah penulis dapatkan, PT. Wijaya Karya

telah menjadi peserta Jamsostek sejak bulan Januari tahun 1988, dan

mengikusertakan 129 pekerja tetap (61 Karyawan dan 68 Tenaga Kerja

Langsung). Dengan ketentuan yang diikutkan dalam program Jamsostek pada PT.

Wijaya Karya hanya bagi pekerja tetap saja, dengan pertimbangan bagi pekerja

tidak tetap menurut wawancara penulis dengan Ibu Rini Ambarwati selaku

manager personalia mengatakan bahwa bagi pekerja tidak tetap hanya bekerja

pada PT. Wijaya Karya apabila ada proyek yang dikerjakan, selebihnya apabila

tidak ada proyek yang dikerjakan, maka pekerja-pekerja tersebut tidak lagi

bekerja pada. PT. Wijaya Karya.. Dengan pertimbangan tersebut maka bagi

pekerja tidak tetap tidak diikutsertakan dalam program Jamsostek. Sedangkan

apabila ada kecelakaan kerja bagi pekerja tidak tetap yang bekerja pada PT.

Wijaya Karya seluruhnya adalah tanggungan perusahaan, termasuk kecelakaan

yang terjadi dalam hubungan kerja, penyakit yang timbul dalam hubungan kerja

ataupun perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke

rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Dengan ketentuan bagi pekerja

tidak tetap tidak disediakan fasilitas asuransi dan tunjangan dari perusahaan.

Setiap upaya yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja hanya

akan berhasil diterapkan jika kedua pihak yaitu PT Wijaya Karya dan para

pekerja melakukan kerjasama sinergis dan harmonis. Setiap pelaku harus

bertekad dan berdisiplin memperkecil terjadinya kecelakaan kerja. PT Wijaya

Karya perlu memiliki tujuan memperkecil kejadian kecelakaan kerja sampai nol.

Manfaat bagi kepentingan karyawan berupa keselamatan kerja yang maksimum

dan begitu pula bagi PT Wijaya Karya berupa keuntungan maksimum.

Page 49: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Data kecelakaan kerja pada PT Wujaya Karya menunjukkan dari tahun

2005 sampai dengan bulan tahun 2009 adalah:

2005 2006 2007 2008 2009

Kasus

kecelakaan

kerja berat

13 kasus

kecelakaan

berat

18 kasus

kecelakaan

berat

11 kasus

kecelakaan

berat

15 kasus

kecelakaan

berat

7 kasus

kecelakaa

n berat

Kasus

kecelakaan

kerja ringan

19 kasus

kecelakaan

ringan

11 kasus

kecelakaan

ringan

11 kasus

kecelakaan

ringan

22 kasus

kecelakaan

ringan

12 kasus

kecelakaa

n ringan

Data jumlah

kasus

kecelakaan

kerja

32 kasus

kecelakaan

kerja

29 kasus

kecelakaan

kerja

22 kasus

kecelakaan

kerja

37 kasus

kecelakaan

kerja

19 kasus

kecelakaa

n kerja

Sumber data : Personalia PT Wijaya Karya

Dari keterangan data yang menunjukkan kecelakaan kerja dala PT Wijaya

Karya maka dalam hal ini penulis menentukan langakah-langkah yang ditempuh

apabila terjadi kecelakaan kerja antara lain :

1. PT Wijaya Karya Apabila terjadi kecelakaan, pemegang polis segera

memberitahukan kepada PT. Asuransi Umum Sinarmas dalam waktu 3 x 24

jam sejak kecelakaan terjadi dengan disertai keterangan-keterangan lengkap

mengenai kecelakaan dan cedera yang dialami Tertanggung (karyawan).

Kepada Tertanggung segera diadakan pengobatan/perawatan dan sama sekali

tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang dapat menghalangi penyebuhan

atau pemulihan kesehatan.

Page 50: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

2. Dalam hal meninggal dunia, segera memberitahukan kepada PT. Asuransi

Umum Sinarmas sebelum penguburan dilakukan. Jika dianggap perlu,

asuransi dapat meminta untuk diadakan pemeriksaan atas jenazah satu sama

lain berkaitan dengan masalah penentuan pemberian santunan.

3. Tertanggung dan pihak yang berkepentingan dalam pertanggungan ini harus

memberikan segala keterangan kepada PT.Asuransi Umum Sinarmas

secepatnya sesuai keadaan yang sebenarnya dilengkapi bukti tertulis sah dari

yang berwajib.

4. Jika kewajiban-kewajiban yang tersebut diatas tidak dipehuni, maka segala

hak atas santunan menjadi batal.

Dalam pelaksanaannya tanggung jawab terhadap kecelakaan kerja dilakukan

oleh PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan

kerja,dimana dalam hal ini :

a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua

syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan

semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang

bersangkutan, pada tempattempat yang mudah dilihat dan menurut petunjuk

pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar

keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya,

pada tempat-tempat yang keselamatan kerja.

c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang

diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan

bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan

petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang

diperlukan menurut petunjuk pegawai.

Hal tersebut tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

1992 tentang Jamsostek, karena menurut Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah

Page 51: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Nomor 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial tenaga Kerja

bahwa pengusaha yang telah menyelenggarakan program pelayanan

pemeliharaan kesehatan sendiri dengan manfaat lebih baik dari program

pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek, tidak wajib

untuk mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan pada PT. Jamsostek.

Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas tidak jarang pekerja mengalami

kecelakaan kerja bukan karena kelalaian dari dirinya saja tetapi juga karena

perusahaan kurang memahami dan tidak melindungi karyawan dengan alat

pengaman ketika mereka bekerja. Kalau ini dibiarkan maka motivasi dan kinerja

karyawan bakal semakin menurun. Karena itu PT Wijaya Karya sewajarnya

memiliki strategi memperkecil dan bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan

kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi yang

perlu diterapkan PT Wijaya Karya meliputi:

1. Pihak manajemen PT Wijaya Karya perlu menetapkan bentuk perlindungan

bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja. Misalnya

karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja dan

tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi

memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum.

2. Pihak manajemen PT Wijaya Karya dapat menentukan apakah peraturan

tentang keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal. Secara formal

dimaksudkan setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan

dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara secara informal dinyatakan tidak

tertulis atau konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan-

kesepakatan.

3. Pihak manajemen PT Wijaya Karya perlu proaktif dan reaktif dalam

pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan

kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus

menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan.

Page 52: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Sementara arti reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah

keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul.

4. Pihak manajemen PT Wijaya Karya dapat menggunakan tingkat derajad

keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi

perusahaan ke khalayak luas. Artinya perusahaan sangat peduli dengan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Sesuai dengan strategi di atas maka program yang diterapkan untuk

menterjemahkan strategi itu diantara perusahaan biasanya dengan pendekatan

yang berbeda. Hal ini sangat bergantung pada kondisi perusahaan. Secara umum

program memperkecil dan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja dapat

dikelompokkan : telaahan personal, pelatihan keselamatan kerja, sistem insentif,

dan pembuatan aturan penyelamatan kerja

Menurut wawancara penulis dengan Ibu Rini Ambarwati selaku manager

personalia mengatakan bahwa bagi pekerja tidak tetap hanya bekerja pada PT.

Wijaya Karya apabila ada proyek yang dikerjakan, selebihnya apabila tidak ada

proyek yang dikerjakan, maka pekerja-pekerja tersebut tidak lagi bekerja pada

PT. Wijaya Karya. Dengan pertimbangan tersebut maka bagi pekerja tidak tetap

tidak diikutsertakan dalam program Jamsostek. Sedangkan apabila ada

kecelakaan kerja bagi pekerja tidak tetap yang bekerja pada PT. Wijaya Karya

seluruhnya adalah tanggungan perusahaan, termasuk kecelakaan yang terjadi

dalam hubungan kerja, penyakit yang timbul dalam hubungan kerja ataupun

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah

melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Dengan ketentuan bagi pekerja tidak

tetap tidak disediakan fasilitas asuransi dan tunjangan dari perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, pengusaha telah menerapkan ketentuan perjanjian

kerja bersama (PKB) Pasal 63 ayat (5) dan (6) ini dengan baik, hal ini dapat

dilihat dengan penunjukan Asuransi Jiwa Sinar Mas sebagai pihak asuransi yang

menjamin jaminan kecelakaan kerja di PT. Wijaya Karya.. Asuransi Jiwa Sinar

Page 53: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Mas selaku pihak yang memberi jaminan dalam perlindungan telah memberikan

fasilitas yang terbaik bagi pekerja di PT. Wijaya Karya., hal ini dapat dibuktikan

dengan Asuransi Jiwa Sinar Mas memberikan fasilitas kesehatan berupa program

rawat inap, rawat jalan dan perawatan gigi. Berikut ini akan penulis jabarkan

pelaksanaan program jaminan Asuransi Jiwa Sinar Mas yang berhubungan

dengan jaminan keselamatan kerja di PT. Wijaya Karya.

a. Jaminan perawatan rumah sakit & pembedahan (Rawat Inap), yaitu:

1) Biaya kamar dan menginap di rumah sakit (max 90 hari)

Penggantian biaya-biaya harian akomodasi kamar, menginap dan

makan.

2) Biaya kamar semi ICU/Isolasi (max 20 hari)

Penggantian biaya-biaya harian akomodasi kamar dan menginap,

serta harus ada pernyataan tertulis dari dokter bahwa seorang peserta harus

dirawat di kamar semi ICU/Isolasi

3) Unit perawatan intensif (max 20 hari)

Penggantian biaya-biaya harian akomodasi kamar dan menginap,

serta harus ada pernyataan tertulis dari dokter bahwa seorang peserta harus

dirawat di ICU.

4) Biaya aneka perawatan rumah sakit

Obat-obat sesuai dengan resep, biaya pemeriksaan laboratrium,

pemeriksanaan radiologi, penggunaan alat-alat medis, baya perawatan,

biaya terapi, transfusi darah, pemakaian oksigen dan biaya administrasi.

5) Biaya pembedahan

Penggantian biaya yang wajar dan perlu sesuai dengan daftar

pembedahan, termasuk biaya kunjungan dokter bedah.

6) Biaya pembiusan

Penggantian biaya yang wajar dan perlu yang dibebankan oleh

dokter anastesi termasuk obat yang diberikan.

Page 54: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

7) Biaya kamar bedah

Penggantian biaya kamar bedah, obat-obatan dan sewa alat.

8) Kunjungan Dokter di Rumah Sakit

Penggantian atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengunjungi

seorang pasien.

9) Konsutasi Dokter spesialis di Rumah Sakit

Penggantian atas biaya konsultasi pada Dokter spesialis

10) Biaya ambulans

11) Biaya sebelum dan sesudah perawatan Rumah Sakit

Penggantian biaya-biaya seperti jasa konsultasi Dokter umum,

obat-obatan dan tes laboratrium yang terjadi 30 (tiga puluh) hari sebelum

dan sesudah perawatan Rumah Sakit.

12) Perawatan gigi darurat akibat kecelakaan

Penggantian biaya-biaya yang terjadi dari cedera yang terjadi pada

gigi alamiah yang benar-benar sehat.

13) Rawat jalan darurat akibat kecelakaan

Penggantian biaya-biaya untuk perawatan sebagai pasien berobat jalan

pada klinik atau rumah sakit apapun yang terdaftar dalam jangka waktu 48

(empat puluh delapan) jam setelah kecelakaan terjadi.

14) Perawatan bedah minor

Penggantian biaya pembedahan untuk penyakit yang membutuhkan

tindakan bedah sederhana, tidak dilakukan di kamar operasi dan tidak

memerlukan Dokter anastesi.

15) Santunan kematian

Pembayaran dilakukan sesuai dengan premi yang dibayarkan oleh

peserta asuransi.

16) Santunan kecelakaan

Page 55: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pembayaran dilakukan sesuai dengan premi yang dibayarkan oleh

peserta asuransi.

Dalam pelaksanaannya dalam rawat jalan ini pekerja beserta

keluarganya diberi keleluasaan untuk memilih fasilitas yang diberikan oleh

pihak rumah sakit dengan manfaat/fasilitas yang paling baik. Dengan

ketentuan apabila biaya yang dikeluarkan oleh pekerja beserta keluarganya

tidak melebihi dari premi yang dibayarkan. Maka selisih dari pembayaran

tersebut adalah tanggungan dari pekerja beserta keluarganya.

b. Program jaminan rawat jalan, yaitu:

1) Konsultasi ke Dokter Umum

Penggantian biaya untuk suatu konsultasi ke Dokter umum.

2) Konsultasi ke Dokter Spesialis

Penggantian biaya untuk suatu konsultasi ke Dokter spesialis,

tanpa harus ada surat rekomendasi dari Dokter umum.

3) Konsultasi dan obat-obatan

Penggantian biaya-biaya untuk suatu kunjungan dan obat-obatan

yang berhubungan dengan diagnosis.

4) Obat-obatan yang diberikan resep Dokter

Penggantian atas biaya resep dan ditebus di apotik.

5) Tes diagnostic

Penggantian biaya-biaya untuk tes laboratrium, serta alat-alat

pengujian diagnostic yang direkomendasikan oleh Dokter yang merawat.

6) Fisioterapi

Penggantian biaya-biaya untuk fisioterapi yang

direkomendasikan oleh Dokter.

7) Biaya administrasi

Penggantian biaya-biaya yang dibebankan untuk administrasi

berhubungan dengan pengobatan yang dilakukan.

Page 56: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dalam pelaksanaannya dalam hal rawat jalan ini, maka pihak

Asuransi Jiwa Sinar Mas hanya akan mengganti sebesar 80% dari biaya yang

telah dikeluarkan oleh para pekerja beserta keluarganya. Dengan ketentuan

tidak melelebihi dari premi yang dibayarkan. Apabila biaya yang dikeluarkan

pekerja beserta keluarganya melebihi premi yang dibayarkan maka

selebihnya adalah tanggungan yang bersangkutan (pekerja dan keluarga).

c. Program jaminan perawatan gigi, yaitu:

1) Perawatan dasar

Penggantian biaya-biaya obat-obatan berdasarkan resep Dokter

gigi, rontgen gigi yang diperlukan sebelum perawatan gigi, penambalan

gigi, pencabutan, sreta peralatan saluran akar.

2) Perawatan gusi

Penggantian biaya-biaya untuk perawatan gusi termasuk

kuretase.

3) Perawatan pencegahan

Penggantian biaya-biaya untuk pembersihan karang gigi, poles

dan prophylaxis.

4) Perawatan kompleks

Penggantian biaya-biaya untuk perawatan kompleks yang

mencakup pembedahan jaringan gigi, pelapisan emas, apicoectomy.

5) Perawatan perbaikan

Penggantian biaya-biaya untuk perawatan perbaikan yang

menyangkut cappings, mahkota dan jembatan dalam bentuk plastik atau

porselen berlapis emas.

6) Gigi palsu

Penggantian biaya-biaya untuk gigi palsu yang diperlukan sesuai

dengan kehilangan gigi karena penyakit atau cedera.

Page 57: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dalam pelaksanaannya jaminan perawatan gigi ini sama halnya

dengan jaminan rawat jalan, maka pihak Asuransi Jiwa Sinar Mas hanya akan

mengganti sebesar 80% dari biaya yang telah dikeluarkan oleh para pekerja

beserta keluarganya. Dengan ketentuan tidak melelebihi dari premi yang

dibayarkan. Apabila biaya yang dikeluarkan pekerja beserta keluarganya

melebihi premi yang dibayarkan maka selebihnya adalah tanggungan yang

bersangkutan (pekerja dan keluarga).

Pihak perusahaan akan membatasi maksimal 3 (Tiga) orang anak

yang akan diikutkan dalam program Asuransi Jiwa Sinar Mas dan bagi

pekerja perempuan yang anaknya sudah mengikuti asuransi pada kantor

suaminya, maka tidak lagi diikutkan dalam Asuransi Jiwa Sinar Mas pada PT.

Wijaya Karya, maka PT. Wijaya Karya juga mengadakan pengaturan

program jaminan sosial tenaga kerja bagi pekerja tetap untuk diselenggarakan

sendiri khususnya dalam program pemeliharaan kesehatan pada Asuransi

Jiwa Sinar Mas sesuai dengan perjanjian kerja bersama (PKB) Pasal 63 ayat

(5) dan (6). Hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1992, karena kepada masing-masing perusahaan

yang bersangkutan diberi keleluasaan dengan manfaat lebih baik untuk

menyelenggarakan sendiri program keempat yaitu mengenai pelayanan

pemeliharaan kesehatan bagi pekerja.

C. Prosedur Pemberian Jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek

terhadap pekerja PT Wijaya Karya

Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, PT Wijaya Karya:telah

mengikutsertakan seluruh tenaga kerja tetapnya mulai dari Direksi sampai

operator yang berkedudukan paling bawah kedalam program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja. Sedang yang baru dalam masa training atau masa percobaan

belum di ikutsertakan, sehingga kalau terjadi kecelakaan kerja yang menimpa,

Page 58: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

maka perusahaan yang akan bertanggung jawab. ( ”Work accident claims are

only made for injuries that the employee suffered at work, which wouldn’t

have occurred had the employer taken action to prevent the work

accident”), (journal 2009 National Accident Helpline).

Besarnya premi yang harus dibayarkan PT. Wijaya Karya .kepada PT.

Jamsostek adalah sebesar 0,89% dari gaji pokok dan tunjangan kerja sebulan dari

masing-masing pekerja. Menurut data yang telah penulis dapatkan pada

pembayaran pada 9 Desember 2009, PT. Wijaya Karya. membayar program

Jaminan Kecelakaan kerja kepada PT. Jamsostek adalah sebesar Rp.

1.094.169,00. dengan pembayaran terendah sebesar Rp. 7578,00 dan pembayaran

tertinggi sebesar. Rp. 36.445,00. Pembayaran dilakukan secara sekaligus atas

kepesertaan pekerja tetap dalam program Jaminan kecelakaan kerja, pembayaran

tersebut dilakukan setelah PT. Jamsostek menentukan jumlah yang harus dibayar

oleh PT. Wijaya Karya.Berdasarkan data-data mengenai pekerja serta upah yang

mereka terima setiap bulannya dan pembayaran dilakukan paling lambat tanggal

15 setiap bulannya setelah adanya pemberitahuan mengenai jumlah yang harus

dibayar oleh perusahaan dari PT. Jamsostek.

1) Pengajuan Klaim

Dalam pelaksanaannya pengajuan klaim yang dilakukan kepada PT.

Jamsostek terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu :

a) Tahap Pertama

(1) Bagian personalia akan melaporkan kejadian yang menimpa

pekerjanya kepada PT. Jamsostek Cabang Semarag dalam waktu

paling lama 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan kerja

dengan mengisi formulir Jamsostek 3 Adapun hal-hal yang

termuat didalam formulir jamsostek 3 adalah :

(a) Identitas Perusahaan, yaitu:

(i) Nama perusahaan

Page 59: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

(ii) Alamat dan nomor telepon

(iii) Jenis usaha

(iv) Nomor pendaftaran

(v) Nomor akte pengawasan

(b) Identitas tenaga kerja, yaitu:

(i) Nama tenaga kerja

(ii) Alamat dan nomor telepon

(iii) Tanggal lahir/umur

(iv) Jenis pekerjaan/jabatan

(v) Unit/bagian perusahaan

(c) Upah terakhir setiap bulan.

(d) Tempat, tanggal dan diuraikan kecelakaan atau penyakit yang

timbul akibat hubungan kerja.

(e) Akibat yang diderita serta bagian tubuh yang menderita

sakit/terluka.

(f) Nama serta alamat dokter yang menangani.

(g) Keadaan tenaga kerja setelah pertolongan pertama.

(2) Disamping itu bagian personalia juga akan melaporkan penyakit

yang menimpa pekerjanya sebagai akibat hubungan kerja, dengan

ketentuaan waktu sama seperti tersebut di atas.

(3) Pengobatan dan perawatan dilakukan di rumah sakit atau dokter

yang merawat dengan biaya-biaya terlebih dahulu ditanggung oleh

pihak perusahaan dan pihak perusahaan berkewajiban untuk

melakukan pertolongan pertama. Adapun bentuk pertolongan

pertama tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Apabila kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu prakter

Dokter perusahaan (15.00-18.00) maka pekerja yang

mengalami hal tersebut akan ditangani terlebih dahulu oleh

Page 60: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dokter yang disediakan perusahaan, apabila memerlukan

pemeriksaan, perawatan dan pengobatan lebih lanjut, maka

pekerja tersebut akan di rawat lebih lanjut di Rumah Sakit

yang telah ditentukan PT. Jamsostek

(b) Sedangkan kecelakaan kerja yang terjadi pada waktu di luar

prakter dokter perusahaan, maka pekerja tersebut akan di

bawa oleh panitia K3 langsung ke Rumah Sakit terdekat yang

telah ditentukan PT. Jamsostek

b) Tahap Kedua

Setelah pekerja yang telah mendapatkan perawatan ataupun

telah sembuh maka proses selanjutnya bagian personalia akan

melaporkan tahap kedua dengan mengisi formulir Jamsostek 3a dalam

waktu tidak lebih dari 2 x 24 Jam. Adapun hal-hal yang termuat didalam

formulir jamsostek 3a adalah :

(1) Identitas perusahaan, yaitu:

(a) Nama perusahaan

(b) Alamat dan nomor telepon

(c) Jenis usaha

(d) Nomor pendaftaran

(e) Nomor akte pengawasan

(2) Identitas tenaga kerja, yaitu:

(a) Nama tenaga kerja

(b) Alamat dan nomor telepon

(c) Tanggal lahir/umur

(d) Jenis pekerjaan/jabatan

(e) Unit/bagian perusahaan

(3) Tempat dan tanggal kecelakaan kerja

(4) Laporan kecelakaan kerja

Page 61: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

(5) Biaya yang telah dibayarkan perusahaan

(6) Santunan sementara tidak mampu bekerja yang telah dikeluarkan

perusahaan

(7) Nama dan alamat penerima santunan keluarga

(8) Keadaan tenaga kerja:

(a) Keadaan sementara tidak mampu bekerja

(b) Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya, atau

(c) Keadaan cacat total untuk selama-lamanya, atau

(d) Meninggal dunia.

(9) Uraian tentang cacad untuk selama-lamanya yang diderita tenaga

kerja

(10) Besarya jaminan cacad untuk selama-lamanya yang diderita tenaga

kerja

(11) Keterangan lain-lain yang perlu

Setelah itu dokter yang memberikan perawatan akan mengisi

formulir jamsostek 3b. Adapun hal-hal yang termuat didalam formulir

jamsostek tersebut adalah :

(1) Identitas tenaga kerja penderita, yaitu:

(a) Nama tenaga kerja

(b) Alamat dan nomor telepon

(c) Tempat dan tanggal lahir

(d) Jenis pekerjaan/jabatan

(e) Unit/bagian perusahaan

(2) Identitas perusahaan, yaitu:

(a) Nama perusahaan

(b) Alamat dan nomor telepon

(c) Jenis usaha

(d) Nomor pendaftaran

Page 62: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

(e) Nomor akte pengawasan

(3) Tanggal kecelakaan

(4) Tanggal pemeriksaan

(5) Hasil pemeriksaan

(6) Tindakan medis yang dilakukan

(7) Keterangan setelah pengobatan

(8) Keterangan bahwa pekerja setelah sembuh melakukan pekerjaan

(9) Lama perawatan

(10) Diberikan istirahat

(11) Tanggal meninggal dunia

Setelah bagian personalia mengisi formulir 3a dan dokter yang

merawat mengisi formulir 3b tersebut, selanjutnya bagian personalia

akan mengirimkan formulir-formulir tersebut kepada PT. Jamsostek

Cabang Semarang disertai dengan:

(1) Foto Copy kartu peserta jamsostek.

(2) Kwitansi pengobatan dan pengangkutan.

(3) Dokumen pendukung lain yang diperlukan oleh PT. Jamsostek.

Dalam hal penetapan besarnya jaminan kecelakaan kerja lebih

besar dari biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan maka

kelebihannya akan menjadi hak pekerja yang bersangkutan.

Berdasarkan data yang telah penulis dapatkan, pembayaran

Jaminan kecelakaan kerja pada pekerja pada 27 Novembaer 2009

adalah:

(1) Nama : Miftah Purnomo

(2) Umur : 29 th

(3) Upah Pekerja : Rp. 1.024.940

Setiap Bulan

Page 63: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

(4) Uraian Kecelakaan : Patah ruas jari tangan, karena terjepit

mesin

(5) Jumlah Pembayaran : Rp. 1.921.900,00

Dalam hali ini adapun hambatan-hambatan atau permasalahan

yang terjadi dalam pelaksanaan pemberian santunan kecelakaan kerja

pada PT. Wijaya Karya:yaitu

1.) Keterlambatan pada pihak Rumah Sakit yang memberikan

KK4 (laporan keadaan penderita) kepada pihak perusahaan,

sehingga perusahaan juga terlambat dalam melaporkan KK3

kepada Kantor Disnaker dan PT. Jamsostek (Persero),

sehingga pula santunan yang seharusnya diberikan kepada

tenaga kerja yang bersangkutan tepat waktu, menjadi

terlambat. Hal ini karena, penyampaian laporan atau formulir

KK3 berfungsi sebagai pengajuan permintaan pembayaran

santunan kecelakaan kerja. Dari keterlambatan tersebut, pihak

Disnaker dan PT. JAMSOSTEK (Persero) memberikan

toleransi. Hal ini karena keterlambatan tidak terlalu lama dan

selain itu KK4 menjadi tanggung jawab pihak Rumah Sakit

yang harus memberikannya kepada pihak perusahaan. Dan

dari KK4 itu, perusahaan mengajukan KK3 kepada Disnaker

dan PT. JAMOSTEK (Persero) sebagai pengajuan permintaan

pembayaran santunan kecelakaan kerja.

Keterlambatan ini tidak berlangsung sepenuhnya dari setiap kasus

kecelakaan kerja yang pernah terjadi di PT. Wijaya Karya:. Dalam

menghadapi hambatan tersebut, pihak perusahaan membantu

sepenuhnya yang berguna untuk mengurus permasalahan administrasi

agar santunan dapat segera diterima oleh penderita atau keluarganya.

Sehingga memungkinkan penderita dan keluarganya tidak terlantar

Page 64: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pada dasarnya Prosedur pemberian Jaminan kecelakaan kerja oleh

PT jamsostek terhadap pekerja PT Wijaya Karya dalam program

jamsostek telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu Peraturan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan apabila dibandingkan dengan

ketentuan mengenai pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan

klaim pada PT Wijaya Karya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14

Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga

Kerja , maka pelaksanaannya telah sesuai dengan Undang-Undang

tersebut.

Hasil Pembahasan

A. Tanggung Jawab PT Wijaya Karya terhadap pekerja yang

mengalami kecelakaan kerja

PT. Wijaya Karya telah menjadi peserta Jamsostek sejak bulan Januari

tahun 1988, dan mengikusertakan 129 pekerja tetap (61 Karyawan dan 68

Tenaga Kerja Langsung). Dengan ketentuan yang diikutkan dalam program

Jamsostek pada PT. Wijaya Karya hanya bagi pekerja tetap saja, dengan

pertimbangan bagi pekerja tidak tetap tidak diikutsertakan dalam program

Jamsostek. Sedangkan apabila ada kecelakaan kerja bagi pekerja tidak tetap yang

bekerja pada PT. Wijaya Karya seluruhnya adalah tanggungan perusahaan,

termasuk kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, penyakit yang timbul

dalam hubungan kerja ataupun perjalanan berangkat dari rumah

Dalam pelaksanaannya, PT. Wijaya Karya. telah menerapkan ketentuan

perjanjian kerja bersama (PKB) Pasal 63 ayat (5) dan (6) ini dengan baik, hal ini

dapat dilihat dengan penunjukan Asuransi Jiwa Sinar Mas sebagai pihak asuransi

yang menjamin jaminan kecelakaan kerja di PT. Wijaya Karya.. Asuransi Jiwa

Sinar Mas selaku pihak yang memberi jaminan dalam perlindungan keselamata

kerja, telah memberikan fasilitas yang terbaik bagi pekerja di PT. Wijaya

Page 65: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Karya., hal ini dapat dibuktikan dengan Asuransi Jiwa Sinar Mas memberikan

fasilitas kesehatan berupa program rawat inap, rawat jalan dan perawatan gigi.

Berikut ini akan penulis jabarkan pelaksanaan program jaminan Asuransi Jiwa

Sinar Mas yang berhubungan dengan jaminan keselamatan kerja di PT. Wijaya

Karya. Hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992, PT Wijaya Karya dalam hal ini mempunyai strategi

program yang diterapkan untuk menterjemahkan strategi itu diantara perusahaan

biasanya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini sangat bergantung pada

kondisi perusahaan. Secara umum program memperkecil dan menghilangkan

kejadian kecelakaan kerja dapat dikelompokkan : telaahan personal, pelatihan

keselamatan kerja, sistem insentif, dan pembuatan aturan penyelamatan kerja

dalam program jaminan sosial tenaga kerja. langakah-langkah yang ditempuh

apabila terjadi kecelakaan kerja antara lain,. PT Wijaya Karya Apabila terjadi

kecelakaan, pemegang polis segera memberitahukan kepada PT. Asuransi

Umum Sinarmas dalam waktu 3 x 24 jam sejak kecelakaan terjadi dengan

disertai keterangan-keterangan lengkap mengenai kecelakaan dan cedera yang

dialami Tertanggung (karyawan).,pemberian santunan apabila pekerja meninggal

dunia.. Tertanggung dan pihak yang berkepentingan dalam pertanggungan ini

harus memberikan segala keterangan kepada PT.Asuransi Umum Sinarmas

secepatnya sesuai keadaan yang sebenarnya dilengkapi bukti tertulis sah dari

yang berwajib.,Jika kewajiban-kewajiban yang tersebut diatas tidak dipehuni,

maka segala hak atas santunan menjadi batal.

B. Prosedur Pemberian Jaminan kecelakaan kerja oleh PT

Jamsostek terhadap pekerja PT Wijaya Karya

Pembayaran iuran pada PT. Wijaya Karya. baik untuk Jaminan

Kecelakaan Kerja,. Pada Jaminan kecelakaan kerja Besarnya premi yang harus

dibayarkan PT. Wijaya Karya. kepada PT. Jamsostek adalah sebesar 0,89% dari

gaji pokok dan tunjangan kerja sebulan masing-masing tenaga kerja. Apabila

Page 66: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

terjadi kecelakaan kerja maka kepada pekerja tetap yang bersangkutan harus

melaporkan hal tersebut kepada bagian personalia. Untuk dapat mengajukan

pembayaran jaminan hari tua, maka PT. Wijaya Karya. mempunyai ketentuan-

ketentuan sebagai berikut :Tenaga kerja mencapai usia 55 tahun, Menderita cacat

total tetap., Meninggal dunia, Berhenti bekerja dengan melewati masa tunggu

selama 6 (enam) bulan atau Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.

Dalam hal penetapan besarnya jaminan kecelakaan kerja lebih besar dari biaya

yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan maka kelebihannya akan menjadi hak

pekerja yang bersangkutan

Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim

PT. Wijaya Karya. dalam program jamsostek telah sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan apabila

dibandingkan dengan ketentuan mengenai pelaksanaan pembayaran dan tata cara

pengajuan klaim pada PT. Wijaya Karya. dengan Peraturan Pemerintah Nomor

14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

, maka pelaksanaannya telah sesuai dengan Undang-Undang tersebut.

Page 67: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Pelaksanaan Program

Jaminan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya ”. Penulis dapat menyimpulkan hal-

hal sebagai berikut

1. Tanggung jawab Kecelakaan kerja PT. Wijaya Karya terhadap pekerja telah

sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu, Hal tersebut tidak bertentangan

dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, karena

menurut Pasal 2 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Jaminan Sosial tenaga Kerja bahwa pengusaha yang telah

menyelenggarakan program pelayanan pemeliharaan kesehatan sendiri

dengan manfaat lebih baik dari program pemeliharaan kesehatan yang

diselenggarakan oleh PT. Jamsostek, tidak wajib untuk mengikuti program

jaminan pemeliharaan kesehatan pada PT. Jamsostek.

2. Prosedur pemberian jaminan kecelakaan kerja oleh PT Jamsostek terhadap

pekerja PT Wijaya Karya pada dasarnya telah sesuai dengan peraturan yang

berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dimana apabila

dibandingkan dengan ketentuan mengenai pelaksanaan pembayaran dan tata

cara pengajuan klaim pada PT. Wijaya Karya. dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraaan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja , maka pelaksanaannya telah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah tersebut.

Page 68: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis jabarkan diatas maka penulis

memberikan sedikit saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan

pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa saran yang ingin penulis sampaikan

adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan adanya fungsi perencanaan, pembinaan dan pengawasan dari PT

Wijaya Karya untuk dapat lebih terencana, terukur, terarah dan

berkesinambungan dalam memperhartikan pekerja dalam hal kecelakaan

kerja.

2.. Dalam bekerja harus mentaati peraturan yang telah ada sehingga angka

kecelakaan tidak terlalu besar dan dapat dihindari,karena perusahaan sudah

mengatur semua yang ada di tempat tersebut dan juga di Indonesia sendiri

sudah mempunyai undang-undangnya, sehingga kalau perusahaan tidak

mempunyai standart kerja maka perusahaan tersebut tidak mematuhi

peraturan yang berlaku di Indonesia ini.

Page 69: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Rachmad Budiono, 1995. Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta : Rajawali

Pers

Budi Agus Riswandi dan M Syamsudin, 2004. Hak Kekayaan Intelektual dan

Budaya Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada

CST Kansil.2000. Kamus Istilah Aneka Hukum, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Lalu Husni, 2003. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sendjun Manulang, 1982. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta :

Rineka Cipta

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press)

________________, 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Soleman B Taneko,1993. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Suharmoko, 1993. Masalah Tenaga Kerja dan Perundang-undangan, Jakarta :

Djambatan

Winarno Surachman, 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Tarsito

Zulaini Wahab,2001. Bandung: Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Page 70: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No7 Tahun 1981, tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NO:PER-12/MEN/VI/2007

tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,

Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Jurnal Internasional

Jurnal Rekayasa Sipil, Vol 1, No 1 (2008)

Journal 2009 National Accident Helpline).

Page 71: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

LAMPIRAN LAMPIRAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992

TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dilaksanakan

dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, dan merata baik materiil maupun spiritual;

b. bahwa dengan semakin meningkatnya peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan nasional di seluruh tanah air dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha dapat mengakibatkan semakin tinggi risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja;

c. bahwa perlindungan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja melalui program jaminan sosial tenaga kerja, selain memberikan ketenangan kerja juga mempunyai dampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan disiplin dan produktivitas tenaga kerja;

d. bahwa Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 3) dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3112) belum mengatur secara lengkap jaminan sosial tenaga kerja serta tidak sesuai lagi dengan kebutuhan;

e. bahwa untuk mencapai maksud tersebut perlu ditetapkan Undang-undang yang mengatur penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar

1945;

Page 72: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 4);

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuanketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);

4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2918);

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201);

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam

bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Pengusaha adalah: a. orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan

milik sendiri; b. orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan

perusahaan bukan miliknya;

Page 73: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

c. orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia, mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

4. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara.

5. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan, baik untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya.

6. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

7. Cacad adalah keadaan hilang atau berkurangnya fungsi anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk menjalankan pekerjaan.

8. Sakit adalah setiap gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan.

9. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

10. Pegawai pengawas ketenagakerjaan adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri.

11. Badan penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja.

12. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan.

Pasal 2

Usaha sosial dan usaha-usaha lain yang tidak berbentuk perusahaan diperlakukan sama dengan perusahaan, apabila mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain sebagaimana layaknya perusahaan mempekerjakan tenaga kerja.

BAB II PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL

TENAGA KERJA

Page 74: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pasal 3 (1) Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja diselenggarakan program

jaminan sosial tenaga kerja yang pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan mckanisme asuransi.

(2) Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. (3) Persyaratan dan tata cara penyelenggaraaan program jaminan sosial tenaga

kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 4

(1) Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

wajib dilakukan oleh setiap perusahaan bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini.

(2) Program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 5

Kebijaksanan dan pengawasan umum program jaminan sosial tenaga kerja ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

BAB III PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Bagian Pertama

Ruang Lingkup

Pasal 6

(1) Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam Undang-undang ini

meliputi: a. Jaminan Kecelakaan Kerja; b. Jaminan Kematian; c. Jaminan Hari Tua; d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

(2) Pengembangan program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 75: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pasal 7

(1) Jaminan sosial tenaga kerja sebagiamana dimaksud dalam Pasal 6

diperuntukkan bagi tenaga kerja. (2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf d

berlaku pula untuk keluarga tenaga kerja.

Bagian Kedua Jaminan Kecelakaan Kerja

Pasal 8

(1) Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima Jaminan

Kecelakaan Kerja. (2) Termasuk tenaga kerja dalam Jaminan Kecelakaan Kerja ialah:

a. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak;

b. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;

c. narapidana yang dipekerjakan di perusahaan.

Pasal 9 Jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi: a. biaya pengangkutan; b. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan; c. biaya rehabilitasi; d. santunan berupa uang yang meliputi:

1. santunan sementara tidak mampu bekerja; 2. santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya; 3. santunan cacad total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental. 4. santunan kematian.

Pasal 10

(1) Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja

kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggaraan dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.

(2) Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam setelah tenaga

Page 76: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya dinyatakan sembuh, cacad atau meninggal dunia.

(3) Pengusaha wajib mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya.

(4) Tata cara dan bentuk laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 11

Daftar jenis penyakit yang timbul karena hubungan kerja serta perubahannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Bagian Ketiga

Jaminan Kematian

Pasal 12 (1) Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja,

keluarganya berhak atas Jaminan Kematian. (2) Jaminan Kematian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:

a. biaya pemakaman; b. santunan berupa uang.

Pasal 13

Urutan penerima yang diutamakan dalam pembayaran santunan kematian dan Jaminan Kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d butir 4 dan Pasal 12 ialah: a. janda atau duda; b. anak; c. orang tua; d. cucu; e. kakek atau nenck; f. saudara kandung; g. mertua.

Bagian Keempat Jaminan Hari Tua

Page 77: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pasal 14

(1) Jaminan Hari Tua dibayarkan secara sekaligus, atau berkala, atau sebagian dan

berkala, kepada tenaga kerja karena: a. telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, atau b. cacad total tetap setelah ditetapkan oleh dokter.

(2) Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, Jaminan Hari Tua dibayarkan kepada janda atau duda atau anak yatim piatu.

Pasal 15 Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dapat dibayarkan sebelum tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, sctelah mcncapai masa kepesertaan tertentu, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kelima Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pasal 16

(1) Tenaga kerja, suami atau isteri, dan anak berhak memperoleh Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan. (2) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan meliputi:

a. rawat jalan tingkat pertama; b. rawat jalan tingkat lanjutan; c. rawat inap; d. pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan; e. penunjang diagnostik; f. pelayanan khusus; g. pelayanan gawat darurat.

BAB IV

KEPESERTAAN

Pasal 17 Pengusaha dan tenaga kerja wajib ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

Page 78: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pasal 18 (1) Pengusaha wajib memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah

beserta perubahan-perubahan, dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri.

(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pengusaha wajib menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan Penyelenggara.

(3) Apabila pengusaha dalam menyampaikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terbukti tidak benar, sehingga mengakibatkan ada tenaga kerja yang tidak terdaftar sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja, maka pengusaha wajib memberikan hak-hak tenaga kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini.

(4) Apabila pengusaha dalam menyampaikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terbukti tidak benar, sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran jaminan kepada tenaga kerja, maka pengusaha wajib memenuhi kekurangan jaminan tersebut.

(5) Apabila pengusaha dalam menyampaikan data sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terbukti tidak benar, sehingga mengakibatkan kelebihan pembayaran jaminan, maka pengusaha wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada Badan Penyelenggara.

(6) Bentuk daftar tenaga kerja, daftar upah, daftar kecelakaan kerja yang dimuat dalam buku, dan tata cara penyampaian data ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 19

(1) Pentahapan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah. (2) Dalam hal perusahaan belum ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga

kerja disebabkan adanya pentahapan kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pengusaha wajib memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja kepada tenaga kerjanya sesuai dengan Undang-undang ini.

(3) Tata cara pelaksanaan hak tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

BAB V

IURAN, BESARNYA JAMINAN, DAN TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 20

Page 79: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

(1) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, luran Jaminan Kematian, dan Iuran Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditanggung oleh pengusaha.

(2) Iuran Jaminan Hari Tua ditanggung oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Pasal 21 Besarnya iuran, tata cara, syarat pembayaran, besarnya denda, dan bentuk iuran program jaminan sosial tenaga kerja ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 22 (1) Pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang

menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Dalam hal keterlambatan pembayaran iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 23

Besarnya dan tata cara pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua,dan tata cara pelayanan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 24 (1) Perhitungan besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja yang harus dibayarkan kepada

tenaga kerja dilakukan oleh Badan Penyelenggara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Dalam hal perhitungan besarnya Jaminan Kecelakaan Kerja tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan menghitung kembali dan menetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Menteri menetapkan kecelakaan kerja, dan besarnya jaminan yang belum tercantum dalam peraturan pelaksanaan Undang-undang ini.

(4) Perbedaan pendapat dan perhitungan besarnya jumlah jaminan Kecelakaan Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) penyelesaiannya ditetapkan oleh Menteri.

BAB VI

BADAN PENYELENGGGARA

Page 80: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pasal 25 (1) Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja dilakukan oleh Badan

Penyelenggara. (2) Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah Badan

Usaha Milik Negara yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dalam

melaksanakan fungsi dan tugasnya mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya.

Pasal 26 Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), wajib membayar jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan.

Pasal 27 Pengendalian terhadap penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja oleh Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dilakukan oleh Pemerintah, sedangkan dalam pengawasan mengikutsertakan unsur pengusaha dan unsur tenaga kerja, dalam wadah yang menjalankan fungsi pegawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 28 Penempatan investasi dan pengelolaan dana program jaminan sosial tenaga kerja oleh Badan Penyclenggara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VII KETENTUAN PIDANA

Pasal 29

(1) Barang siapa tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (1); Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3); Pasal 18 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 19 ayat (2); Pasal 22 ayat (1); dan Pasal

Page 81: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

26, diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

(2) Dalam hal pengulangan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk kedua kalinya atau lebih, setelah putusan akhir telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelanggaran tersebut dipidana kurungan selama-lamanya 8 (delapan) bulan.

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.

Pasal 30 Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) terhadap pengusaha, tenaga kerja, dan Badan Penyelenggara yang tidak memenuhi ketentuan Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya dikenakan sanksi administratif, ganti rugi, atau denda yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VIII PENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada pejabat

Pegawai Negeri Sipil tertentu di Departemen yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi ketenagakerjaan, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berwenang a. melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang jaminan sosial tenaga kerja; b. melakukan penelitian terhadap orang atau badan yang diduga melakukan

tindak pidana di bidang jaminan sosial tenaga kerja; c. meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan sehubungan

dengan peristiwa tindak pidana di bidang jaminan sosial tenaga kerja; d. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat barang

bukti dan melakukan penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan barang bukti dalam perkara tindak pidana di bidang jaminan sosial tenaga kerja;

e. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian sehubungan dengan tindak pidana di bidang jaminan sosial tenaga kerja.

Page 82: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 32

Kelebihan pembayaran jaminan yang telah diterima oleh yang berhak tidak dapat diminta kembali.

BAB X KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 33

(1) Selama peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-undang

ini belum dikeluarkan, maka semua peraturan perundang-undangan yang mengatur program asuransi sosial tenaga kerja, dan penyclenggaraannya yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, telah berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.

(2) Selama peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka perusahaan yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial tenaga kerja dan jaminan sosial tenaga kerja lainnya tetap melaksanakannya.

(3) Tenaga kerja yang telah menjadi tertanggung atau peserta dalam program asuransi sosial tenaga kerja dan jaminan sosial tenaga kerja lainnya dengan berlakunya Undang-undang ini tidak boleh dirugikan.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1951 Nomor 3) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 35 Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memcrintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Page 83: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Disahkan di Jakarta pada tanggal 17 Pebruari 1992 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SOEHARTO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Pebruari 1992 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. MOERDIONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1992 NOMOR: 14

PENJELASAN ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992

TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

UMUM Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumberdaya manusia merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dengan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, dan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945, diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusia, serta kepercayaan pada diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik materiil maupun spiritual. Peranserta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitias nasional. Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat

Page 84: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong-royong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pada dasarnya program ini menekankan pada perlindungan bagi tenaga kerja yang relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah. Oleh karena itu pengusaha memikul tanggung jawab utama, dan secara moral pengusaha mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Di samping itu, sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Sudah menjadi kodrat, bahwa manusia itu berkeluarga dan berkewajiban menanggung kebutuhan keluarganya. Oleh karenanya, kesejahteraan yang perlu dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerja sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko sosial antara lain kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia, dan hari tua. Dalam rangka menciptakan landasan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, Undang-undang ini mengatur penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja sebagai perwujudan pertanggungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja. Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja ini memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek, antara lain: a. memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi

tenaga kerja beserta keluarganya; b. merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga

(dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan dalam Undang-undang ini sebagai pelaksanaan Pasal 10 dan Pasal 15 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Akan tetapi mengingat objek yang mendapat jaminan sosial tenaga kerja yang diatur dalam Undang-undang ini diprioritaskan bagi tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan, perorangan dengan menerima upah, maka kepada tenaga kerja di luar hubungan kerja atau dengan kata lain tidak bekerja pada perusahaan, pengaturan tentang jaminan sosial tenaga kerjanya akan diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah.

Page 85: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Adapun ruang lingkup yang diatur di dalam Undang-undang ini meliputi: 1. Jaminan Kecelakaan Kerja.

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacad karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan Kecelakaan Kerja. Mengingat gangguan mental akibat kecelakaan kerja sifatnya sangat relatif sehingga sulit ditetapkan derajat cacadnya, maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadinya cacad mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi.

2. Jaminan Kematian.

Tenaga Kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan Jaminan Kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Hari Tua.

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tertentu.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Oleh karena, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja. Di samping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Dengan demikian diharapkan tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai

Page 86: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

potensi yang produktif bagi pembangunan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan selain untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya. Mengingat Jaminan sosial tenaga kerja merupakan program lintas sektoral yang saling mempengaruhi dengan usaha peningkatan kesejahteraan sosial lainnya, maka program jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan secara bertahap dan saling menunjang dengan usaha-usaha pelayanan masyarakat dalam bidang kesehatan, kesempatan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja. Pengawasan terhadap Undang-undang ini, dan peraturan pelaksanaannya dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Angka 1 sampai dengan Angka 12 Cukup jelas Pasal 2 Yang dimaksud dengan usaha sosial dan usaha-usaha lain yang diperlakukan sama dengan perusahaan adalah yayasan, badan-badan, lembaga-lembaga ilmiah serta badan usaha lainnya dengan nama apapun yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan tenaga kerja. Pasal 3 Ayat (1) Dalam penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja ini dapat digunakan mekanisme asuransi untuk menjamin solvabilitas dan kecukupan dana guna memenuhi hak-hak peserta dan kewajiban lain dari Badan Penyelenggara dengan tidak meninggalkan watak sosialnya. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud dengan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja adalah orang yang bekerja pada setiap bentuk usaha (perusahaan ) atau perorangan dengan menerima upah termasuk tenaga harian lepas, borongan, dan kontrak. Mengingat jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari tenaga kerja,

Page 87: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

maka ketentuan ini menegaskan bahwa setiap perusahaan atau perorangan wajib menyelenggarakannya. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1) Lihat Penjelasan Umum Ayat (2) Ketentuan ini dimaksudkan untuk mengatur jaminan sosial tenaga kerja lainnya yang dapat diberikan kepada tenaga kerja dalam rangka meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja itu sendiri, beserta keluarganya antara lain program jaminan pesangon sebagai akibat pemutusan hubungan kerja. Pasal 7 Ayat (1) Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, setiap saat menghadapi risiko sosial berupa peristiwa yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan perlindungan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang bertujuan untuk memberikan ketenangan bekerja dan menjamin kesejahteraan tenaga kerja berserta keluarganya. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Magang merupakan tenaga kerja yang secara nyata belum penuh menjadi tenaga kerja atau karyawan suatu perusahaan, tetapi telah melakukan pekerjaan di perusahaan. Demikian pula murid atau siswa yang melakukan pekerjaan dalam rangka kerja praktek, berhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja apabila tertimpa kecelakaan kerja. Huruf b

Page 88: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Pemborong yang bukan pengusaha dianggap bekerja pada pengusaha yang memborongkan pekerjaan. Huruf c Narapidana yang dipekerjakan pada perusahaan perlu diberi perlindungan berupa jaminan Kecelakaan Kerja, jika tertimpa kecelakaan kerja. Pasal 9 Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Santunan berupa uang diberikan kepada tenaga kerja atau keluarganya. Pembayaran santunan ini pada prinsipnya diberikan secara berkala dengan maksud agar tenaga kerja atau keluarganya dapat memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya secara terus menerus. Selain pembayaran santunan secara berkala dapat juga diberikan sekaligus. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong ke arah kegiatan yang bersifat produktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Pasal 10 Ayat (1) Di samping pengusaha wajib melaporkan kejadian kecelakaan, maka keluarga, Serikat Pekerja, kawan-kawan sekerja serta masyarakat dibenarkan memberitahukan kejadian kecelakaan tersebut kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Ayat (1) Yang dimaksud dengan keluarga yang ditinggalkan adalah isteri atau suami, keturunan sedarah dari tenaga kerja menurut garis lurus ke bawah, dan garis lurus ke atas, dihitung sampai derajat kedua termasuk anak yang disahkan. Apabila garis lurus

Page 89: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

ke atas dan ke bawah tidak ada, diambil garis ke samping dan mertua. Bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai keluarga, hak atas Jaminan Kematian dibayarkan kepada pihak yang mendapat surat wasiat dari tenaga kerja yang bersangkutan atau perusahaan untuk pengurusan pemakaman. Dalam hal magang atau murid, mereka yang memborong pekerjaan, dan narapidana meninggal dunia bukan karena akibat kecelakaan kerja, maka keluarga yang ditinggalkan tidak berhak atas Jaminan Kematian. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan biaya pemakaman antara lain pembelian tanah, peti mayat, kain kafan , transportasi, dan lain-lain yang bersangkutan dengan tata cara pemakaman sesuai dengan adat-istiadat, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kondisi daerah masing-masing tenaga kerja yang bersangkutan. Huruf b Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Dalam hal tenaga kerja meninggal dunia, maka hak atas Jaminan Hari Tua yang dibayarkan secara berkala, diberikan kepada janda atau duda, atau anak yatim piatu. Apabila tenaga kerja meninggal dunia sebelum hak Jaminan Hari Tua timbul, maka. Hak atas Jaminan Hari Tua tersebut diberikan kepada janda atau duda, atau anak yatim piatu secara sekaligus atau berkala. Yang dimaksud dengan yatim piatu adalah anak yatim atau anak piatu, yang ada pada saat janda atau duda meninggal dunia masih menjadi tanggungan janda atau duda tersebut. Pasal 15 Yang dimaksud dengan masa kepesertaan tertentu adalah jangka waktu tenaga kerja telah mencapai masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Pembayaran Jaminan Hari Tua berdasarkan masa kepesertaan tertentu dapat diberikan kepada tenaga kerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Pasal 16 Ayat (1)

Page 90: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspek-aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara tidak terpisah-pisah. Namun demikian khusus untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi tenaga kerja lebih ditekankan pada aspek kuratif dan rehabilitatif tanpa mengabaikan dua aspek lain. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilakukan di Pelaksana Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Huruf b Yang dimaksud dengan rawat jalan tingkat lanjutan adalah semua jenis pemeliharaan kesehatan perorangan yang merupakan rujukan (lanjutan) dari Pelaksana Pelayanan Kesehatan rawat jalan tingkat pertama. Huruf c Yang dimaksud dengan rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan rumah sakit dimana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari Pelaksana Pelayanan Kesehatan atau rumah sakit Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain. Pelaksana Pelayanan Kesehatan rawat inap: 1. rumah sakit pemerintah pusat dan daerah; 2. rumah sakit swasta yang ditunjuk. Huruf d Yang dimaksud dengan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan adalah pertolongan persalinan normal, tidak normal dan/atau gugur kandungan. Huruf e Yang dimaksud dengan penunjang diagnostic adalah semua pemeriksaan dalam rangka menegakkan diagnosa yang dipandang perlu oleh pelaksana pengobatan lanjutan dan dilaksanakan di bagian diagnostic, rumah sakit atau di fasilitas khusus untuk itu, meliputi: 1. pemeriksaan laboratorium; 2. pemeriksaan radiologi; 3. pemeriksaan penunjang diagnosa lain. Huruf f Yang dimaksud dengan pelayanan termasuk perawatan khusus adalah pemeliharaan kesehatan yang memerlukan perawatan khusus bagi penyakit tertentu serta pemberian alat-alat organ tubuh agar dapat berfungsi seperti semula, yang meliputi: 1. kaca mata; 2. prothese gigi; 3. alat bantu dengar; 4. prothese anggota gerak; 5. prothese mata.

Page 91: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Huruf g Yang dimaksud dengan keadaan gawat darurat adalah suatu keadaan yang memerlukan pemeriksaan medis segera, yang apabila tidak dilakukan akan menyebabkan hal yang fatal bagi penderita. Pasal 17 Cukup jelas Pasal 18 Ayat (1) Daftar keluarga merupakan keterangan penting sebagai bahan untuk menetapkan siapa yang berhak atas jaminan atau santunan. Hal ini untuk mencegah agar hak tersebut tidak jatuh kepada orang lain yang bukan keluarganya. Daftar upah diperlukan untuk menentukan besarnya iuran dan jaminan atau santunan yang menjadi hak tenaga kerja. Daftar kecelakaan kerja diperlukan untuk mengetahui tingkat keparahan dan frekuensi kecelakaan kerja di perusahaan yang gunanya untuk tindakan preventif dan pelaksanaan pembayaran jaminan atau santunan. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 19 Ayat (1) Sesuai dengan tahap perkembangan pembangunan nasional yang berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat pada umumnya dan perusahaan pada khususnya dalam membiayai program jaminan sosial tenaga kerja maupun kemampuan administrasi, dipandang perlu diadakan pentahapan kepesertaan. Ayat (2) Pada prinsipnya semua tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja. Dengan adanya pentahapan kepesertaan dan tidak diberlakukannya lagi Undang-undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-undang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia, maka terdapat tenaga kerja yang tidak mendapatkan perlindungan terhadap risiko kecelakaan kerja.

Page 92: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Sesuai dengan prinsip risiko pekerjaan (risque profesionnel) dimana risiko ditimpa kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan merupakan tanggung jawab pengusaha, maka pengusaha yang belum ikut serta dalam program jaminan sosial tenaga kerja tetap bertanggung jawab atas Jaminan Kecelakaan Kerja bagi tenaga kerjanya. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan suatu risiko yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengusaha. Oleh karena itu, pembiayaan-program ini sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha, sedangkan jaminan sosial tenaga kerja lebih menekankan kepada aspek kemanusiaan, dimana pengusaha perlu memperhatikan nasib tenaga kerja serta keluarganya. Oleh karena itu, beban Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan Jaminan Kematian (ditanggung oleh pengusaha. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas Pasal 22 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Dalam hal pengusaha yang telah mempunyai itikad baik untuk membayar iuran dan mengumpulkan iuran tenaga kerjanya, tetapi ternyata terlambat membayarkan kepada Badan Penyelenggara dari waktu yang ditentukan, dapat diwajibkan membayar tambahan presentase pembayaran yang diperhitungkan dengan keterlambatannya. Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Ayat (1) Dalam rangka memberikan pelayanan, acara cepat kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan, maka Badan Penyelenggara perlu segera mengadakan perhitungan, dan secepatnya membayarkan jaminan dimaksud kepada yang berhak. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)

Page 93: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Dalam hal ketetapan Menteri belum ada, maka untuk mempercepat dan memperlancar pemberian Jaminan Kecelakaan Kerja kepada tenaga kerja, maka Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan menetapkan sementara kecelakaan kerja, dan besarnya jaminan setelah memperoleh pertimbangan dokter penasihat, sedangkan penetapan akhir oleh Menteri. Yang dimaksud dengan dokter penasihat adalah dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan atas usul dan diangkat oleh Menteri untuk keperluan pelaksanaan Undang-undang ini. Ayat (4) Cukup jelas Pasal 25 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Bentuk Badan Usaha Milik Negara sebagaimana dimaksud adalah Perusahaan Perseroan (PERSERO). Mengingat luasnya program dan besarnya jumlah kepesertaan maka program jaminan sosial tenaga kerja bila dipandang perlu dapat diselenggarakan oleh lebih dari satu Badan Usaha Milik Negara. Ayat (3) Mengingat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja melaksanakan program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja yang dananya berasal dari iuran pengusaha dan tenaga kerja, maka Badan Usaha Milik Negara yang diserahi tugas menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, sudah sewajarnya mengutamakan pelayanan kepada peserta di samping melaksanakan prinsip solvabilitas, likuiditas, dan rentabilitas. Dengan demikian Badan Penyelenggara dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik dan dapat membiayai kebutuhannya sendiri sebagai perusahaan, sehingga tidak akan membebani anggaran belanja Negara. Pasal 26 Yang dimaksud dengan tidak lebih dari 1 (satu) bulan adalah setelah dipenuhinya syarat-syarat teknis dan administratif oleh pengusaha dan atau tenaga kerja. Pasal 27 Pemberian peranan kepada unsur tenaga kerja, unsur pengusaha bersama-sama dengan unsur pemerintah dalam penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja akan meningkatkan rasa ikut memiliki, dan rasa ikut bertanggung jawab dalam rangka upaya menyukseskan penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja,

Page 94: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

mengingat sebagian besar dari kekayaan yang dimiliki oleh Badan Penyelenggara berasal dari iuran pengusaha dan tenaga kerja. Pasal 28 Upaya pengamanan kekayaan/asset Badan Penyelenggara dan investasinya harus memenuhi syarat aman, memberikan hasil, memenuhi kewajiban (likuid), dan diversifikasi dalam bentuk yang menguntungkan serta mencegah risiko yang tidak diinginkan. Mengingat program jaminan sosial tenaga kerja menyangkut kepentingan tenaga kerja yang sebagian besar mereka yang berpenghasilan rendah, maka upaya pengamanan kekayaan baik investasi, pengelolaan maupun penyimpanan uang harus terjamin. Pasal 29 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 32 Kelebihan pembayaran jaminan disengaja ataupun tidak kepada yang berhak akibat kekeliruan penetapan perhitungan, oleh Badan Penyelenggara atau Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan tidak dapat diminta kembali mengingat keadaan sosial ekonomi tenaga kerja atau keluarganya. Pasal 33 Ayat (1) Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur program asuransi sosial tenaga kerja adalah semua peraturan perundang-undangan yang mengatur Asuransi Kecelakaan Kerja, Tabungan Hari Tua yang dikaitkan dengan

Page 95: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan

Asuransi Kematian dan jaminan sosial tenaga kerja lainnya yang selama ini telah dilaksanakan. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Dengan berlakunya Undang-undang ini perusahaan yang telah mempertanggungkan tenaga kerjanya pada program jaminan sosial tenaga kerja yang lebih baik atau lebih tinggi, maka tenaga kerjanya tidak boleh dirugikan. Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR : 3468

Page 96: PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA …... · Pada dasarnya pelaksanaan pembayaran dan tata cara pengajuan klaim PT. ... Untuk menanggulangi resiko-resiko tersebut, ... jaminan