PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada...

19
PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA KOPERASI (STUDI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MADANI NTB CABANG MATARAM) JURNAL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat S-1 Pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh : I MADE DWI SUHENDRA NUGRAHA D1A. 012. 183 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2017

Transcript of PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada...

Page 1: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA KOPERASI

(STUDI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MADANI NTB CABANG MATARAM)

JURNAL ILMIAH

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Untuk Mencapai Derajat S-1 Pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

I MADE DWI SUHENDRA NUGRAHA

D1A. 012. 183

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2017

Page 2: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik
Page 3: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA KOPERASI (STUDI

DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MADANI NTB CABANG MATARAM)

I MADE DWI SUHENDRA NUGRAHA

D1A. 012. 183

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan perjanjian pinjam

meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani Cabang Mataram dan cara penyelesaian

apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian pinjam meminjam uang tersebut. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian empiris dengan metode pendekatan perundang-undangan,

pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologi. Pelaksanakan perjanjian pinjam meminjam

uang pada koperasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu tahap permohonan, analisa kredit,

rapat komite, pengetikan perjanjian. verivikasi pengetikan, penandatanganan, pencairan dana,

pengarsipan, pengawasan, dan tahap penyelesaian. penyelesaian jika terjadi wanpretasi lebih

mengutamakan prinsip perkoperasian dan penyelesaian secara administrasi sebelum melalui jalur

hukum.

Kata kunci : pelaksanaan, perjanjian pinjam meminjam , koperasi

IMPLEMENTATION OF BORROWING LOAN AGREEMENT MONEY IN COOPERATION

(STUDY IN COOPERATIVE SAFETY MODERN LABOR NTB BRANCH MATARAM)

ABSTRAC

This study aims to determine the process of borrowing and borrowing money in the Cooperative

Savings and Loans Madani Branch Mataram way of settlement occurs wanprestasi in the loan

loan agreement. This study uses the type of empirical research with the approach of legislation,

conceptual approach, and sociology approach. Implementation of loans borrow money at the

cooperative done in several stages of the application stage, credit analysis, committee meetings,

typing agreement. Typing verification, signing, disbursement, archiving, supervision, and

completion stage. The settlement of the interpretation takes priority to the principle of

cooperative and formal settlement before going through legal channels.

Keywords: implementation, loan and lending agreement, cooperative

Page 4: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

I. PENDAHULUAN

Koperasi merupakan sokoguru perekonomian, sebagai pilar atau “penyangga utama” atau

“tulang punggung” perekonomian nasional karena koperasi mendidik sikap, koperasi mempunyai

sifat kemasyarakatan, dimana kepentingan masyarakat harus lebih diutamakan daripada

kepentingan diri atau golongan sendiri, Bahwa Koperasi merupakan badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

Dalam peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi taraf hidup anggotanya juga sama

mempertinggi kecerdasan para anggota karena meningkatnya kesejahteraan hidup para

anggotanya. Kebijakan kegiatan usaha simpan pinjam tertulis dalam Peraturan Koperasi tentang

usaha simpan pinjam, yang berisi tentang permodalan, besar pinjaman, bunga pinjaman,

simpanan wajib pinjam, aturan tentang angsuran pinjaman, jaminan dan sanksi yang

diberlakukan jika terjadi tunggakan oleh anggota. Adanya aturan tentang pelaksanaan kegiatan

usaha simpan pinjam ini memungkinkan terjadinya kesesuaian atau ketidaksesuaian pelaksanaan

kegiatan usaha simpan pinjam pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB

Pada ketentuan Pasal 44 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

menyebutkan pada pokoknya memberikan kewenangan terhadap koperasi untuk dapat

menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk

anggota Koperasi yang bersangkutan, Adapun koperasi simpan pinjam menjadi salah satu

alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan dana dalam upaya memperbaiki taraf kehidupan,

pemenuhan kebutuhan sehari – hari dan mengembangkan usaha, koperasi yang banyak berperan

dalam pemberian pinjaman adalah koperasi simpan pinjam sebagaimana diatur dalam ketentuan

Page 5: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Pasal 1 Angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan

Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

Berdasarkan uraian di di atas, selanjutnya penulis melakukan penelitian mengenai proses

pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani

NTB dan penyelesaian jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian pinjam meminjam uang pada

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB

Manfaat penelitian dari segi akademis, yaitu diharapkan dapat memberikan masukan dalam

penyusunan karya-karya ilmiah dan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum

dalam dunia akademi dan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu hukum khususnya

yang berkaitan dengan Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Melalui Koperasi, manfaat dari segi

praktis diharapkan hasil penelitian ini akan bisa di jadikan referensi atau menambah ilmu bagi

peneliti yang sama pada waktu yang akan datang.

Adapun tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Pelaksanaan Perjanjian

Pinjaman Meminjam Uang Pada Koperasi ( Studi Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB) serta

mengetahui dan memahami penyelesaian sengketa yang apabila terjadi wanprestasi dalam

perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait

dengan penelitian, kemudian ditarik kesimpulan yang dijabarkan dalam penulisan deskriptif.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis sosiologis (empiris), yaitu suatu

penelitian yang menggunakan bahan kepustakaan atau data sekunder sebagai data awalnya

kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data lapangan. Lokasi penelitian di Koperasi

Simpan Pinjam Madani NTB Cabang Mataram, Setelah didapatkan data-data yang

diperlukan, maka peneliti melakukan analisis kualitatif, yakni dengan melakukan penilaian

terhadap data-data yang didapatkan dilapangan dengan bantuan literatur-literatur atau bahan-

Page 6: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Setelah didapatkan data-data yang diperlukan, maka peneliti melakukan analisis kualitatif,

yakni dengan melakukan penilaian terhadap data-data yang didapatkan dilapangan dengan

bantuan literatur-literatur atau bahan-bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

kesimpulan yang dijabarkan dalam penulisan deskriptif.

Page 7: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

II. PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA KOPERASI

(STUDI DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MADANI NTB CABANG MATARAM)

Dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang di KSP Madani NTB para

pihak calon peminjam yang akan mengajukan permohonan pinjaman uang, Koperasi Simpan

Pinjam Madani NTB tidak menerima pemohon yang berusia di bawah umur yang belum

memiliki kartu identitas berupa KTP walaupun mempunyai usaha sendiri harus memenuhi

syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang diatur Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, salah satu syarat sahnya perjanjian dimana terkait dengan ini adalah Kecakapan

untuk membuat suatu perjanjian. kecakapan bertindak berkaitan dengan masalah kedewasaan

dari orang yang akan melakukan tindakan hukum. Tingkat kedewasaan seseorang dapat di

ukur dari ketentuan Pasal 330 Kitab Undang Undang Perdata menyatakan bahwa batas usia

dewasa adalah usia 21 tahun atau sudah menikah. Apabila Orang yang masih di bawah

pengampuan melakukan perjanjian dapat di batalkan karena tidak cakap melakukan suatu

perbuatan hukum. disiapkan formulir/blanko surat permohonan peminjaman dari koperasi

yang tinggal di isi oleh calon peminjam yang akan mengajukan permohonan peminjaman

uang. fungsi formulir yang diberikan kepada calon peminjam agar lebih memudahkan calon

peminjam dalam melakukan pengisian hal-hal yang tercantum dalam formulir tersebut.

Dalam pelaksanaan pemberian pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB di

laksanakan secara tertulis dan di lakukan dengan bentuk perjanjian baku atau standar dimana

hanya satu pihak yaitu pihak koperasi yang membuat atau menyiapkan perjanjian,

sedangkan calon peminjam tidak ikut membuat membuat perjanjian dan hanya

menandatangani saja perjanjian tersebut. Pada perjanjian baku hanya diperlukan pemahaman

Page 8: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

salah satu pihak yaitu pihak calon peminjam untuk melaksanakan prestasi dengan perjanjian

pinjaman yang telah dibuat oleh pihak koperasi. Perjanjian standar dikenal dengan istilah

dalam bahasa Inggris yakni standart contract. Dalam bahasa Belanda perjanjian standar

yakni standard voorwarden. Perjanjian ini dikenal juga dengan istilah “take it or leave it

contract”. Dalam bahasa Indonesia perjanjian standar dikenal juga dengan istilah perjanjian

baku. Perjanjian standar merupakan bagian dari pada perjanjian di bawah tangan yang

berbentuk secara tulisan.

Menurut Abdulkadir muhammad, istilah perjanjian baku dialih bahasakan dari

istilah yang terkenal dalam bahasa Belanda yaitu “standart voorwarden”. Kata

baku atau standar artinya tolak ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman

bagi setip konsumen yang mengadakan hubungan hukum dengan pengusaha, yang

di bakukan dengan perjanjian baku ialah model, rumusan dan ukuran.1 Model,

rumusan dan ukuran tersebut tidak dapat di ganti, di ubah atau di buat lagi dengan

cara lain karena pihak pengusaha mencetaknya dalam formulir atau blanko naskah

perjanjian lengkap di dalamnya sudah dilampiri dengan naskah syarat-syarat baku

yang wajib di penuhi oleh pihak debitur.

Menurut Johannes Gunawan penggunaan perjanjian baku menyebabkan asas

kebebasan berkontrak kurang atau tidak dapat diwujudkan, karena dalam 5 (lima)

unsur asas kebebasan berkontrak hanya 2 (dua) yang dapat diwujudkan, yaitu

kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian dan kebebasan untuk

memilih dengan siapa ia akan membuat perjanjian.2

Dalam teori baru ada tiga tahap dalam pembuatan perjanjian yaitu :3 (1) Tahap

Precontractual, yaitu adanya penawaran dan penerimaan, (2) Tahap Contractual

yaitu adanya persesuaian kehendak antara para pihak, (3) Tahap Post contractual

yaitu pelaksanaan perjanjian.

1 Abdulkadir Muhammad, Hukum perikatan, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2006, hlm 87

2 Johannes Gunawan, Penggunaan Perjanjian Standard dan Implikasinya pada Asas kebebasan

Berkontrak, Padjajaran, majalah Ilmu Hukum dan Pengetahuan masyarakat no3-4, jilid XVII, PT. Alumni,

Bandung, 1987, hlm 55

3 Salim HS, Hukum kontrak, Teori dan Teknik penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2002 hlm 26

Page 9: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Berdasarkan hal tersebut di atas jelas bahwa pracontractual sangatlah penting

sebab dalam hal ini para pihak melakukan negoisasi kontrak mulai dari tahap

pengenalan kedua belah pihak (sikap atau prilaku), pemahaman budaya hukum

masing-masing pihak, tukar menukar draf perjanjian, saling menyempurnakan

perjanjian sehingga terjadilah persesuaian kehendak para pihak dalam bentuk

penandatanganan kontrak, pada tahap ini pengenalan mengenai sikap dan prilaku para

pihak akan mencerminkan itikad baik dalam melaksanakan prestasi sesuai dengan

yang telah diperjanjikan. Itikad baik para pihak juga di cermati pada saat post

contractual atau pelaksananaan perjanjian artinya jika ada hal yang sekiranya belum

jelas dengan klausula perjanjian para pihak harus melakukan penafsiran dan perbaikan

bersama agar menghindari salah satu pihak cidera janji, jangan kemudian melakukan

penafsiran sendiri-sendiri tentunya ini sangat berbahaya bagi kelangsungan kontrak

tersebut.

Perlu di ketahui bahwa hal di atas hanya berlaku pada perjanjian yang diatur

dalam KUH Perdata dan tidak berlaku bagi perjanjian standar atau baku. Tahapan

pembuatan perjanjian di atas jelas mengacu pada asas kebebasan berkontrak yaitu : (1)

Bebas membuat atau tidak membuat perjanjian, (2) Mengadakan perjanjian dengan

siapapun, (3) Menentukan isi perjanjian, pelaksanaaan dan persyaratannya; (4)

Menentukan bentuk perjanjian yaitu tertulis atau lisan,

Dalam perjanjian yang bersifat baku atau standar, maka hanya salah satu pihak

saja yang membuat dan menyiapkan perjanjian, sedangkan pihak lainnya tidak ikut

membuat perjanjian dan hanya menandatangani saja perjanjian tersebut seperti lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan non bank seperti koperasi.

Page 10: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Dengan demikian hal tersebut, telah sesuai dengan pelaksanaan perjanjian pinjam

meminjam pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB Cabang Mataram, dimana

calon peminjam yang akan mengajukan permohonan wajib melengkapi syarat-syarat

yang dibutuhkan, dalam praktiknya Adapun tahapan perjanjian pinjam meminjam uang

pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB dijabarkan sebagai berikut:

Tahap Permohonan/Pengajuan, Pada kesempatan ini petugas harus menjelaskan

mengenai pinjaman yang berlaku di Koperasi seperti identifikasi data Awal Pemohon,

Cara pengembalian angsuran utang oleh peminjam, Jumlah angsuran dan besaran suku

bunga, Jaminan yang dapat diserahkan dan beberapa ketentuan lainnya.

Ada batasan-batasan jaminan yang bisa dijadikan jaminan dimana di tentukan oleh

koperasi seperti tabungan, kendaraan, dan tanah. Pada jaminan tabungan pemohon di

minta menyerahkan bilyet simpanan berjangka dan tanda peserta madani siaga, untuk

jaminan yang berupa kendaraan bermotor jaminannya berupa BPKB. Jaminan kendaraan

bermotor harus benar-benar milik sendiri, kalau masih atas nama orang lain, harus

dilengkapi photo copy KTP dan Kwitansi Jual-beli dari pemilik yang atas nama di BPKB

dan pembayaran pajaknya lunas. sedangkan dimana jaminan yang berupa benda tidak

bergerak, misalnya tanah, maka pihak Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB Cabang

Mataram akan meminta SKMHT ( Surat Kuasa Memasang Hak Tanggungan) yang

dibuat dihadapan Notaris. Biaya pembuatan SKMHT di tanggung oleh pemohon

pinjaman.

Tahap Analisa Pinjaman Analisa pinjaman harus dilakukan untuk memperoleh

keyakinan bahwa pinjaman uang yang diberikan dapat dikembalikan oleh peminjam.

Page 11: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Tahap Rapat Loan Comitte

Pada tahap ini adalah tahap yang sangat menentukan, karena pada tahap ini akan

diputuskan apakah permohonan pinjaman calon peminjam bisa diberikan atau tidak bisa

diberikan..

Verifikasi Hasil Pembuatan Perjanjian Kredit

Setelah perjanjian kredit atau pinjaman beserta ikutannya selesai di ketik oleh Staf

Administrasi Pinjaman, kemudian hasil pengetikan tersebut diverifikasi oleh pejabat yang

berwenang

Tahap Penandatangan Perjanjian Kredit

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas/Customer Service dalam rangka

penandatangan perjanjian kredit adalah meminta calon peminjam untuk memperlihatkan

kartu identitas diri, Meminta berkas-berkas jaminan asli, Menjelaskan kembali semua

ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian kredit/pinjaman yang akan ditandatangani

oleh peminjam.

Tahap Pencairan Pinjaman

Setelah tahap penandatangan maka akan timbul akibat hukum hak dan kewajiban hukum

di antara Koperasi dan peminjan dimana hak peminjam adalah menerima dana pinjaman

dari pemberi pinjaman sedangkan kewajiban pihak pemberi pinjaman untuk memberi

dana pinjaman sesuai jumlah yang di perjanjikan tersebut

Tahap Pembendelan atau Pengarsipan

Pada tahap ini adalah tahap yang sangat penting, karena berfungsi sebagai alat penunjang

dalam mengusahakan kredit sehat, maka penyelenggaraan pengarsipan harus dengan

tertib, aman, akurat dan up to date.

Page 12: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Tahap Monitoring/Pengawasan dan Pembinaan

Tahap ini adalah tahap yang harus terus menerus dilakukan oleh semua karyawan,

manajer dan pengurus, jadi semua kredit yang sudah dikeluarkan harus diawasi terus,

tidak boleh lengah, karna jika lengah maka akan berakibat fatal bagi kesuksesan dalam

penyaluran kredit.

Tahap Penyelesaian, pada tahap ini adalah tahap terakhir, disini merupakan puncak dari

semua proses dan tahapan pemberian pinjaman yang di lakukan, akan terlihat dengan

jelas prestasi dalam hal penyaluran pinjaman, apakah kualitas pinjaman bagus atau

banyak yang bermasalah dimana pinjaman yang bermasalah terbagi menjadi 3 jenis yaitu

pinjaman lancar, diragukan dan macet.

Penyelesaian Jika Terjadi Wanprestasi Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Uang

pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB

Dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) Madani NTB tidak lepas dari masalah wanprestasi dimana peminjam

sering lalai dan terlambat dalam melaksanakan kewajibannya membayar angsuran

pinjamannya atau sampai jatuh tempo tidak dapat melunasi pinjamannya. peminjam

sering memberikan kerugian kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB selaku

pemberi pinjaman yaitu tidak melunasi angsuran pokok dan bunganya dalam waktu yang

telah di sepakati.

wanprestasi berasal dari bahasa belanda yang artinya prestasi buruk. Wanprestasi

adalah suatu sikap dimana sesesorang tidak memenuhi atau lalai melaksanakan

Page 13: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

kewajibannya sebagaimana yang di tentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur

dan debitur.4

Lebih lanjut, J. Satrio mengemukakan wujud dari wanprestasi yaitu: 5 (1) Tidak

memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan debitur yang tidak memenuhi

prestasinya maka dikatakan debitur tidak memnuhi prestasi sama sekali; (2)

Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya apabila prestasi debitur masih dapat

diharapkan pemenuhannya, maka debitur dianggap memnuhi prestasi tetapi tidak tepat

pada wakt uny; (3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau masih keliru.

Sedangkan menurut Soebekti, jika ada pihak yang tidak melakukan isi perjanjian,

pihak itu dikatakan melakukan wanprestasi. wanprestasi dapat berupa empat macam,

yaitu:6 (1) Tidak melakukan apa yang di sanggupi akan dilakukannya, (2)

Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan; (3)

Melakukan apa yang dijanjikannya, tetapi terlambat; (4) Melakukan sesuatu yang

menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

Adapun hukuman atau akibat dari wanprestasi ada empat antara lain :7 (1)

Membayar ganti kerugian yang diderita oleh kreditur; (2) Pembatalan perjanjian; (3)

Peralihan resiko. benda yang dijadikan obyek perjanjian sejak saat tidak dipenuhi

kewajiban menjadi tanggung jawab dari debitur; (4) Membayar perkara kalau sampai

di perkarakan di depan hakim.

Apabila macam-macam bentuk wanprestasi tersebut di hubungkan dengan lalainya

peminjam dalam pengembalian angsuran pinjaman dalam perjanjian pinjam meminjam

uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB, maka ada tiga macam perbuatan yang

tergolong wanprestasi ialah (1) Pinjaman kurang lancar dimana pihak peminjam

4 Abdul R. Salman, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, kencana, Jakarta,2004, hlm 15

5 J. Satrio, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1999, hlm.84

6 Budiman N.P.D Sinaga, Hukum kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari persfektif sekertaris, PT

RajaGrafido Persada, Jakarta, 2005 hlm 24

7 Ibid., hlm 25

Page 14: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

terlambat dalam melaksanakan angsuran pinjaman. termasuk dalam jenis wanpretasi

nomor ke 3 (tiga ) sesuai yang di kemukakan soebekti “melakukan apa yang

dijanjikannya, tetapi terlambat.” (2) Pinjaman yang diragukan dimana pihak peminjam

hanya membayar sebagian angsuran pinjaman baik angsuran pokok maupun bunga, jenis

wanpestasi nomor 2 (dua) seperti yang di nyatakan Soebekti “melaksanakan apa yang

dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan.” (3) Pinjaman macet dimana

pihak peminjam sama sekali tidak dapat membayar angsuran pinjaman baik angsuran

pokok maupun pinjaman tentunya ini termasuk jenis wanprestasi nomor 1 (satu) sesuai

yang di kemukakan soebekti yaitu “tidak melakukan apa yang di sanggupi akan

dilakukannya.”

Dalam penanganan sengketa pinjaman bermasalah pada koperasi di Koperasi Simpan

Pinjam Madani NTB di lakukan menurut prinsip prinsip koperasi, Sebelum membawa

perkara pinjaman bermasalah ke jalur hukum sebagai jalan terakhir Koperasi Simpan

Pinjam Madani NTB, maka yang di lakukan upaya-upaya secara administrasi terlebih

dahulu.

Di awali dengan meningkatkan intensitas penagihan lalu memperpanjang jangka

waktu pinjaman, dengan syarat pinjaman tersebut masih terpakai dan berputar pada usaha

peminjam, tidak terdapat tunggakan bunga dan peminjam harus bersedia menandatangani

Perjanjian Perpanjangan Jangka Waktu Pinjaman, dengan membayar bea materai, biaya

administrasi, dan biaya notariil. jika hal telah dilakukan tetapi tetap peminjam tetap lalai

maka akan di lakukan tahap tahap berikut

Page 15: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Penjadwalan Kembali Pinjaman (Rescheduling)

berbeda dengan perpanjangan pada penjadwalan kembali, syarat-syarat yang

dikenakan oleh koperasi tidak seberat pada perpanjangan jangka waktu pinjaman,

karena dianggap usaha yang dijalankan peminjam menghadapi persolan berat. Jadi

syarat-syarat tersebut antara lain : a) Usaha peminjam masih mempunyai prospek

untuk bangkit kembali. b) Adanya keyakinan bahwa peminjam akan tetap berniat dan

menjalankan usahanya secara sungguh-sungguh. c). Adanya keyakinan bahwa

peminjam masih mempunyai itikad untuk membayar kembali pinjamannya.

Persyaratan Kembali Pinjaman (Reconditioning)

Cara ini hampir sama dengan rescheduling yaitu perubahan sebagian syarat atau

seluruh syarat pinjaman, misalnya dengan pembebasan sebagain bunga tunggakan,

atau penghentian bunga disamping yang menyangkut perubahan jadwal

pembayaran/angsuran pinjaman.

Penataan Kembali Pinjaman (Restructuring), pada cara restructuring, koperasi

menambah kembali jumlah pinjaman atau mengkonversi sebagian atau seluruh

pinjaman tersebut menjadi ekuitas/penyertaan koperasi terhadap usaha yang dijalankan

peminjam.

Penyitaan dan penjualan asset jaminan (Liquidation), Sebelum penjualan asset

pihak koperasi melakukan prosedur hukum yang berlaku yaitu somasi. Dimana

somasi merupakan teguran dari pihak kreditur kepada pihak debitur, agar pihak debitur

melaksanakan kewajibannya, somasi di lakukan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu.

Page 16: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

Penjualan perusahaan, jika kondisi benar-benar terpaksa, sehingga menjual

perusahaan dinilai sebagai jalan terbaik.

Pengambilalihan hutang oleh pihak ke-3 yang dinilai dapat menjamin pengembalian

kewajiban peminjam dan meminta peminjam mengupayakan dana dari pihak lain

untuk melunasi kewajiban peminjam.

Penghapusan (write off), adalah penghapusan sebagian atau seluruh pinjaman

macet..

Apabila seluruh prosedur di atas telah ditempuh dan ternyata masih terjadi

perselisihan antara pihak koperasi dengan peminjam, maka penyelesaian hukum dapat

ditempuh yang diatur menurut undang-undang perdata yang berlaku.

Penyelesaian sengketa dalam perjanjian Pinjam meminjam uang Pada Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) Madani NTB di lakukan mengutamakan upaya upaya persuasif

dilakukan secara kekeluargaan jika peminjam atau debitur yang wanprestasi ber itikad

baik dan berniat baik mau melunasi sisa pinjamannya kepada Koperasi Simpan (KSP)

Madani NTB. Apabila upaya kekeluargaan juga tidak dapat menyelesaikan sengketa

dan pihak koperasi sudah melakukan somasi berkali-kali tetapi tetap tidak

menyelesaikan masalah maka pihak koperasi akan membawa ke ranah hukum secara

perdata sesuai isi dalam perjanjiannya.

Page 17: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

III. PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan dari uraian-uraian pembahasan di atas, dan hasil penelitian yang

telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksananaan

Perjanjian Pinjam Meminjam Uang Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Madani

NTB. Dalam pelaksanaannya di mulai dari tahap permohonan dimana calon pemohon

pinjaman datang ke kantor Koperasi Madani NTB lalu menyiapkan syarat-syarat yang

di butuhkan dalam pengajuan pinjaman, pemohon lalu mengisi blanko permohonan,

setelah itu calon peminjam akan di survei oleh petugas koperasi di waktu yang telah di

sepakati bersama antara calon peminjam dengan koperasi selanjutnya hasil dari survei

yang dilakukan akan di tuangkan dalam laporan analisa yang akan menentukan

apakah permohonan di tolak atau di terima oleh koperasi yang di lakukan di tahap

rapat komite. Setelah di terima maka akan masuk ke tahap pengetikan perjanjian

pinjaman, setelah pengetikan perjanjian pinjaman kemudian perjanjian tersebut di

tanda tangani oleh calon peminjam dan pengurus koperasi sebelum melakukan tahap

pencairan dana secara tunai kepada pemohon langsung di kantor Koperasi Simpan

Pinjam Madani NTB. Setelah melakukan pencairana akan ada tahap pembedelan dan

arsip dari perjanjian pinjaman tersebut dan terakhir ada tahap penyelesaian dimana

pihak koperasi melihat bagamana kualitas pinjaman 2. Cara penyelesaian jika terjadi

wanprestasi dalam perjanjian pinjam meminjam uang pada koperasi Simpan Pinjam

(KSP) Madani Dalam Penangangan jika terjadi sengketa yang berakibat terjadinya

wanprestasi oleh peminjam pihak koperasi melakukan hal yang lebih ke upaya upaya

Page 18: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

secara administrasi terlebih dahulu yang sampai dengan penyitaan dan penjualan

jaminan sebelum sampai membawa ke jalur hukum sebagai jalan terakhir apabila

penyelesaian menemui jalan buntu. Tahap dimana penyelesaian di awali dengan

intensitas penagihan dan memperpanjang jangka waktu pinjaman dengan membayar

bea materai, biaya administrasi, dan biaya notariil. Upaya Penjadwalan kembali jangka

waktu pinjaman (rescheduling), Persyaratan kembali pinjaman (reconditioning).

Penataan kembali pinjaman (restructuring). jika tetap tidak ada itikad baik dari

peminjam maka akan dilakukan tahap lanjutan seperti penyitaan atau penjualan asset

jaminan. setelah semua hal yang di lakukan tetap menemui jalan buntu maka jalan

terakhir pihak koperasi membawa ke jalur hukum.

SARAN

1. Hendakanya pihak koperasi mendaftarkan jaminan kendaraan ke dalam

lembaga jaminan fidusia sehinggga apabila ada peminjam yang melakukan

wanprestasi dan pihak kopearasi perlu sampai melakukan eksekustorial, maka pihak

koperasi dapat menunjukan sertifkat jaminan fidusia yang dimana sebagai akta otentik

dan memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. 2 Hendaknya dalam penyaluran

pinjaman pihak koperasi tidak membebankan suku bunga yang cukup tinggi dan tidak

terlalu banyak membebankan biaya biaya tambahan kepada calon peminjam sehingga

dana yang didapat peminjam saat pencairan sesuai kebutuhan dari peminjam tidak

banyak berkurang karena hal tersebut.

Page 19: PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG PADA …€¦ · perjanjian pinjam meminjam uang pada Koperasi Simpan Pinjam Madani NTB. bahan terkait dengan penelitian, kemudian ditarik

DAFTAR PUSTAKA

-- Buku, Makalah dan Artikel

Abdul R. Salman, Esensi Hukum Bisnis Indonesia, kencana, Jakarta,2004

Abdulkadir Muhammad, Hukum perikatan, PT Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2006

Budiman N.P.D Sinaga, Hukum kontrak dan Penyelesaian Sengketa dari persfektif

sekertaris, PT RajaGrafido Persada, Jakarta, 2005

Johannes Gunawan, Penggunaan Perjanjian Standard dan Implikasinya pada Asas

kebebasan Berkontrak, Padjajaran, majalah Ilmu Hukum dan Pengetahuan

masyarakat no3-4, jilid XVII, PT. Alumni, Bandung, 1987

J. Satrio, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 1999

-- Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Indonesia, Undang Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian

Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.