PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan...

18
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA STUDI DI PT. PEGADAIAN CABANG AMPENAN JURNAL ILMIAH Oleh : PUTRA SAKTIAWANSYAH D1A114201 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2018

Transcript of PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan...

Page 1: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

1

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

STUDI DI PT. PEGADAIAN CABANG AMPENAN

JURNAL ILMIAH

Oleh :

PUTRA SAKTIAWANSYAH

D1A114201

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

2

HALAMAN PENGESAHAN JURNAL ILMIAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

STUDI DI PT. PEGADAIAN CABANG AMPENAN

Oleh :

PUTRA SAKTIAWANSYAH

D1A 114 201

Menyetujui,

Pada tanggal,

Pembimbing Pertama

Dr. Aris Munandar, SH., M. Hum

NIP. 19610610 198703 1 001

Page 3: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

3

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

STUDI DI PT. PEGADAIAN CABANG AMPENAN

PUTRA SAKTIAWANSYAH

D1A 114 201

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian

kredit dengan jaminan fidusia serta apa yang menjadi hambatan dan upaya

penyelesaian masalah yang muncul dalam pelaksanaannya di PT. Pegadaian

(Persero). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif empiris.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, konseptual, dan

sosiologis. Pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di Pegadaian

Cabang Ampenan antara pihak debitur dengan pihak pegadaian melalui beberapa

tahapan yang dimulai dari mempelajari syarat dan ketentuan yang berlaku, hingga

sampai ketahap penandatanganan perjanjian kredit. Hambatan utama dari pelaksanaan

perjanjian kredit dengan jaminan fidusia muncul ketika terjadi wanprestasi dari pihak

debitur.

Kata kunci : Perjanjian Kredit, Jaminan Fidusia, KREASI.

ABSTRACT

This study aims to determine how the implementation of credit agreements with

fiduciary guarantees and what are the obstacles and efforts to solve problems that

arise in their implementation at PT. Pegadaian (Persero). The research method used is

empirical normative research. The approach used is a legislative, conceptual, and

sociological approach. The implementation of a fiduciary guarantee loan agreement at

Ampenan Branch Pegadaian between the debtor and the pawnshop party through

several stages starting from studying the terms and conditions in force, up to the stage

of signing the credit agreement. The main obstacle of implementing a credit

agreement with fiduciary collateral arises when a default occurs from the debtor.

Keywords : Credit Agreement, Fiduciary Guarantee, KREASI.

Page 4: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

i

I. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangannya Indonesia merupakan Negara yang sedang

dalam tahap pembangunan. Untuk mencapai arah dari pembangunan ini maka

keberadaan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat merupakan salah satu hal

yang sangat dibutuhkan, karena lembaga inilah yang bergerak dalam hal pembiayaan

sumber dana. Pembiayaan sumber dana, pada umumnya dilakukan secara kredit.

Penyediaan dan kemudahaan dalam kredit sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai

penunjang dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan usahanya khususnya

masyarakat golongan ekonomi lemah. Dalam hal pemberian kredit ini dibutuhkan

adanya beberapa syarat minimal antara lain adanya syarat pemberian jaminan bagi

kredit tersebut demi keamanan modal dan kepastian hukum bagi si pemberi kredit.

Keberadaan pegadaian merupakan sarana penunjang dalam melanjutkan

eksistensi suatu kelompok masyarakat. Perseroan pegadaian hadir sebagai institusi

yang menjadi sumber pembiayaan jangka pendek dengan syarat yang mudah. Hanya

dengan membawa agunan, apapun bentuknya asalkan berupa benda yang bernilai

ekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa

mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai taksiran barang tersebut. Produk

pegadaian sudah semakin beragam dengan dikeluarkannya bentuk jaminan baru yaitu

dengan Jaminan Fidusia. Yaitu benda jaminan tetap dikuasai oleh pihak debitur.

Bentuk jaminan fidusia ini digunakan secara luas dalam transaksi pinjam

meminjam karena proses pembebanannya dianggap sederhana, mudah dan cepat,

tetapi tidak menjamin adanya kepastian hukum, karena dapat saja debitur

Page 5: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

ii

menjaminkan benda yang telah dibebani dengan Fidusia kepada pihak lain tanpa

sepengetahuan penerima Fidusia.1 Tahun 1999 Indonesia telah mengatur jaminan

fidusia dengan Undang-undang Nomor. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Jaminan kredit umumnya dipersyaratkan dalam suatu pemberian kredit sebagai upaya

pengamanan kredit untuk lebih terjaminnya pelunasan utang debitur kepada pihak

Pegadaian. Pengikatan obyek jaminan kredit melalui lembaga jaminan fidusia di

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pegadaian dilakukan apabila obyek jaminan

berupa benda bergerak. Namun dalam pelaksanaannya pembebanan jaminan fidusia

masih terdapat peermasalahan dan hambatan-hambatan yang perlu dikaji lebih lanjut

secara yuridis, seperti permasalahan eksekusi dari jaminan fidusia.

Suatu perjanjian secara ideal diharapkan dapat berjalan dan dipenuhi sesuai

dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam perjanjian, termasuk dalam hal ini

suatu pembebanan jaminan seperti fidusia, namun dalam kondisi tertentu realisasi

perjanjian kredit tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dengan semakin

meningkatnya pertumbuhan kredit biasanya disertai pula dengan meningkatnya kredit

yang bermasalah, walau porsentasi jumlah dan peningkatannya kecil, tetapi kredit

bermasalah ini akan dapat mempengaruhi kesehatan Perseroan Pegadaian.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang ingin diangkat

dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kredit dengan

jaminan fidusia di kantor Pegadaian Cabang Ampenan ?. 2. Apa hambatan-hambatan

1 Kashadi, Hukum Jaminan, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 2000, hlm.

59.

Page 6: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

iii

dan bagaimana penyelesaian masalah yang muncul dalam pelaksanaan perjanjian

kredit dengan jaminan fidusia di kantor Pegadaian Cabang Ampenan ?

Adapun tujuan penulisan penelitian ini yang hendak dicapai adalah sebagai

berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia

di Kantor Pegadaian Cabang Ampenan; 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan

dan penyelesaian masalah yang muncul dalam pelaksanaan perjanjian kredit dengan

jaminan fidusia di Kantor Pegadaian cabang Ampenan.

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1) manfaat teoritis, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang proses perjanjian kredit dengan

jaminan fidusia pada PT. Pegadaian Cabang Ampenan serta, 2) maanfaat praktis,

diharapkan dapat menjadi pegangan terhadap para pihak dalam melaksanakan

perjanjian kredit dengan jaminan fidusia di PT. Pegadaian Cabang Ampenan.

Berdasarkan judul dan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini

adalah normatif empiris dengan metode pendekatan : 1. Pendekatan perundang-

undangan; 2. Pendekatan konseptual; dan 3. Pendekatan sosiologis. Adapun sumber

dan jenis bahan hukumnya adalah : 1. Bahan hukum primer, 2.Bahan hukum skunder,

3.Bahan hukum transier. Sementara itu analisis bahan hukumnya adalah metode

deskriptif kualitatif.

Page 7: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

iv

II. PEMBAHASAN

PT. Pegadaian (Persero)

Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitian kepustakaan,

Sejarah Pegadaian dimulai pada saat VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai

lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan system gadai. Lembaga ini

sepenuhnya diusahakan oleh pemerintah, yang berjalan sampai tahun 1811. Pada

tahun 1811 terjadi peralihan kekuasaan dari pemerintah Belanda kepada Pemerintah

Inggris. Pada masa itu Raffles mengganti Bank Van Leening dengan Licentie Stelsel,

Pembentukkan Licentie Stelsel ternyata tidak mengenai sasaran, oleh karena itu pada

tahun 1814 dihapuskan dan kemudian diganti dengan Pachstelsel.2

Pada tahun 1816 Belanda kembali menguasai Indonesia, dan pada

pertengahan periode ini Pemerintah Belanda mengadakan penelitian pada tahun 1856,

sehingga pada tahun 1870 nama Pegadaian dirubah lagi pada saat itu menjadi Licentie

Stelsel, yang terus berlangsung sampai tahun 1880, sampai diganti namanya menjadi

Pachstelsel kembali. Pada waktu pemerintah Belanda ini, usaha dibidang kredit gadai

menjadi monopoli pemerintah, dengan status sebagai jawatan, yang bernaung di

bawah Departemen Keuangan. Pada masa penjajahan Jepang, Pegadaian tetap

menjadi instansi Pemerintah di bawah pengawasan kantor besar keuangan. Pada

waktu itu pemerintah Jepang mengambil kesempatan untuk mengeruk kekayaan

2http://www.pegadaian.co.id diakses pada tanggal 30 Mei 2018 jam 19:22

Page 8: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

v

rakyat dari Pegadaian, yaitu dengan menghapuskan lelang terhadap barang-barang

yang telah kadaluarsa, dan kemudian diambil dari pemerintah jepang.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,

penguasaan atas Pegadaian diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan

status sebagai jawatan dibawah Menteri Keuangan sampai kemudian terbit Peraturan

Pemerintah Nomor 178 tahun 1965 diintegrasikan dalam urusan Bank Sentral Unit

IV. Dalam mengembangkan usahanya, Pemerintah meningkatkan status Pegadaian

dari Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi Perusahaan Umum (PERUM) yang

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990.

Sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 dikeluarkan

Peraturan Pemerintah No. 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum Pegadaian,

yang memperluas maksud dan tujuan perusahaan.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan

penyaluran pinjaman maka Pemerintah sebagai pemilik BUMN merubah status badan

hukum PERUM Pegadaian menjadi PT. Pegadaian Persero berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan

Umum (Perum) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Yang kemudian

disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM sebagai badan hukum pada 4 April 2012.

Pelaksanaan Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia Di Pt. Pegadaian

Cabang Ampenan

Pada dasarnya, kredit merupakan suatu kepercayaan yang diberikan oleh

kreditur kepada debitur. Namun dalam kenyataannya, kepercayaan tersebut seringkali

Page 9: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

vi

disalahgunakan oleh debitur, sehingga resiko debitur yang tidak membayar hutangnya

menjadi tanggungan kreditur. Untuk menghindari hal tersebut, maka pihak kreditur

dalam memberikan kredit meminta jaminan kepada debitur.

PT. Pegadaian (Persero) merupakan lembaga keuangan non bank di Indonesia

yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan

berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum

gadai. PT. Pegadaian dalam pelaksanaan kegiatan usahanya, mengacu pada konsep

gadai yang termuat dalam Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal

1150-1160. Menurut Pasal 1150 KUH Perdata gadai adalah.

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak

yang diserahkan kepadanya oleh kreditur, atau oleh kuasanya, sebagai

jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk

mengambil pelunasan piutangnya dan barang itu dengan mendahului kreditur-

kreditur lain; dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan

putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya

penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu sebagai gadai

dan yang harus didahulukan”.

Gadai merupakan perjanjian Riil, artinya perjanjian yang selain adanya kata

sepakat dari kedua belah pihak juga diperlukan suatu perbuatan nyata, dalam hal ini

adalah penyerahan kekuasaan atas barang gadai.

Dalam kegiatan usahanya PT. Pegadaian (Persero) diharuskan mengikuti

kemajuan zaman, tidak hanya penyaluran dana kredit dengan jaminan yang harus

diberikan debitur kepada Pegadaian sebagaimana prinsip Inbezitstelling tetapi juga

pelayanan-pelayanan keuangan yang lain, salah satunya adalah kredit dengan jaminan

fidusia yang dinamakan Kredit Angsuran Sitem Fidusia (KREASI) pada kredit

Page 10: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

vii

fidusia ini debitur tidak perlu menyerahkan objek jaminannya secara fisik kepada PT.

Pegadaian (Persero).

Dasar hukum pelaksanaan Jaminan Fidusia oleh PT. Pegadaian (Persero) :

a. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia;

b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;

c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas;

d. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 Tentang Perubahan Bentuk Badan

Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero).

Pasal 2 ayat (1)

“Maksud dan tujuan Perusahaan Perseroan (Persero) sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 ayat (1) untuk melakukan usaha di bidang gadai dan fidusia, baik

secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk masyarakat

berpenghasilan menengah kebawah, usaha mikro, usaha kecil dan usaha

menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan dengan

menerapkan prinsip perseroan terbatas”.

Pasal 2 ayat (2)

“Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Perusahaan Perseroan (Persero) melaksanakan kegiatan usaha utama berupa:

a. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek;

b. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia; dan

c. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan

perdagangan logam mulia serta batu adi.

Usaha penganekaragaman usaha ini ditempuh agar PT. Pegadaian (Persero)

tetap eksis di masyarakat karena penuhnya persaingan usaha dibidang jasa perbankan

Page 11: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

viii

dan keuangan di Indonesia baik jasa keuangan dan perbankan nasional maupun asing.

Salah satu produk usaha Pegadaian setelah hadirnya Peraturan Pemerintah No. 51

Tahun 2011 ini adalah KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fidusia).

Kreasi merupakan pinjaman atau kredit dalam jangka waktu tertentu dengan

menggunakan konstruksi penjaminan kredit secara jaminan fidusia, yang diberikan

oleh PT. Pegadaian kepada pengusaha mikro dan pengusaha kecil yang membutuhkan

dana untuk keperluan pengembangan usahanya. Dalam hal ini barang jaminan tetap

dalam penguasaan debitur, sedangkan kreditur hanya memegang hak kepemilikannya

saja. Oleh karena itu, debitur tetap bisa mempergunakan benda yang menjadi objek

jaminan fidusia untuk keperluan usahanya.

Adapun prosedur pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia pada

PT. Pegadaian Cabang Ampenan adalah sebagai berikut :3

a. Nasabah datang ke PT. Pegadaian Cabang Ampenan untuk mengajukan

permohonan kredit. Permohonan kredit ini diajukan kepada Petugas

Fungsional Kredit dan kemudian Petugas Fungsional Kredit akan

melakukan wawancara dengan nasabah mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan kredit jaminan fidusia tersebut. Petugas Fungsional Kredit akan

memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh nasabah dalam

mengajukan permohonan kredit.

3Utma Rohdiarsya, Manager PT. Pegadaian Cabang Ampenan, Wawancara Pribadi (Jumat,

27 Juli 2018)

Page 12: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

ix

b. Setelah dilakukan wawancara, nasabah dapat mengisi formulir permohonan

kredit dengan melampirkan :4

1) Fotocopy KTP suami atau istri dan Kartu Keluarga, atau surat

keterangan domisili dari kelurahan (bagi nasabah yang alamatnya

tidak sama dengan KTP atau belum memiliki KTP;

2) Bukti pembayaran PBB tahun terakhir atau bukti pembayaran listrik

bulan terakhir;

3) BPKB asli, faktur dan fotocopy STNK serta membayar biaya cek ke

SAMSAT;

4) Fotocopy buku tabungan 3 (tiga) bulan terakhir dari bank (jika ada);

5) Menyerahkan dokumen usaha (SIUP/TDP/Surat Keterangan

Lainnya), kemudian Petugas Fungsional Kredit akan menjelaskan

mengenai jangka waktu kredit kepada nasabah. Jangka waktu kredit

ditetapkan minimal 12 (duabelas) bulan dan maksimal 24 (duapuluh

empat) bulan dengan pengembalian kredit secara angsuran (cicilan)

tiap bulan dengan tingkat bunga 1% flat.

c. Petugas Fungsional Kredit bersama nasabah melakukan peninjauan lokasi

domisili atau usaha calon nasabah untuk dasar analisis kelayakan usaha

calon nasabah. Analisis yang dilakukan meliputi :5

1) Usaha yang dijalankan oleh calon nasabah;

2) Kemampuan nasabah dalam mengembalikan pinjaman;

3) Jenis barang yang dijaminkan dan nilai barang yang dijaminkan; dan

4) Kondisi ekonomi dari nasabah.

5) Permohonan Kredit diterima.

d. Setelah adanya analisis kredit kelayakan usaha atas permohonan kredit

diterima, kemudian pihak PT. Pegadaian Cabang Ampenan

memberitahukan kepada nasabah (debitur) bahwa permohonan kreditnya

telah diterima atau disetujui. Dengan diterimanya permohonan kredit, maka

pihak PT. Pegadaian Cabang Ampenan dengan pihak nasabah

4Buku Pedoman Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) PT. Pegadaian (Persero)

5Ibid.

Page 13: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

x

menandatangani perjanjian utang piutang serta pengalihan hak klaim

asuransi. Sebenarnya analisa kredit dilakukan untuk menghindari

kemungkinan terjadinya wanprestasi atau ingkar janji, dalam dunia

perbankan hal ini disebut dengan kredit macet yaitu suatu keadaan dimana

seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada

waktunya.6

e. Pengikatan benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada PT. Pegadaian

Cabang Ampenan dilakukan baik dengan akta notaris atau akta dibawah

tangan. Suatu akta jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris atau akta

dibawah tangan tergantung pada besar kecilnya nilai pinjaman.

Hambatan Dan Upaya Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Perjanjian

Kredit Dengan Jaminan Fidusia PT. Pegadaian Cabang Ampenan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hambatan utama dari

pelaksanaan perjanjian kredit dengan Jaminan Fidusia muncul ketika terjadi

wanprestasi dari pihak debitur. Ada beberapa factor yang dapat memicu terjadinya

wanprestasi oleh debitur, yaitu :7

1. Usaha debitur mengalami kegagalan;

2. Kredit yang disalurkan tak dipergunakan sebagaimana mestinya (tidak sesuai

dengan tujuan pengajuan kredit) oleh debitur;

3. Debitur tidak beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya;

4. Keadaan perekonomian secara nasional yang juga membawa pengaruh

terhadap kondisi keuangan debitur;

6Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Djambatan,

Jakarta, 1996, hlm.131. 7Utma Rohdiarsya, Manager PT. Pegadaian Cabang Ampenan, Wawancara Pribadi, Jumat, 27

Juli 2018.

Page 14: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

xi

5. Hal-hal lain diluar prediksi.

Selain beberapa faktor diatas, meningkatnya kebutuhan hidup seorang nasabah

menjadi salah satu penyebab terjadinya kredit macet, misalnya banyaknya keperluan-

keperluan rumah tangga yang harus dipenuhi, baik untuk membiayai anak sekolah

dan kebutuhan anak yang semakin dewasa semakin banyak menuntut untuk dipenuhi

yang tidak terduga sebelumnya.8 Dalam kondisi tersebut upaya eksekusi jaminan

fidusia merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kredit yang

telah disalurkan. Upaya eksekusi merupakan upaya terakhir yang ditempuh setelah

upaya restrukturisasi dan upaya pendekatan secara musyawarah mufakat gagal

dilakukan. Dari pihak nasabah sendiri menyadari bahwa upaya eksekusi jaminan

fidusia merupakan jalan keluar bagi dirinya untuk melunasi kredit macet tersebut.9

Eksekusi jaminan fidusia adalah penyitaan dan penjualan benda yang menjadi

objek jaminan fidusia. Penyebab timbulnya eksekusi jaminan fidusia ini adalah

karena debitur atau pemberi fidusia cidera janji atau tidak memenuhi prestasinya tepat

pada waktunya kepada penerima fidusia, walaupun pemberi fidusia telah diberikan

somasi. Dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-undang No. 49 Tahun 1999 tentang Jaminan

Fidusia, diatur ada 3 (tiga) cara eksekusi benda jaminan fidusia, yaitu :

1. Pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)

oleh Penerima Fidusia;

8Hasil Wawancara dengan Munirah, Nasabah KREASI, PT. Pegadaian Cabang Ampenan,

Rabu , 5 September 2018. 9Hasil Wawancara dengan Moh. Ramli, Nasabah KREASI PT. Pegadaian Cabang Ampenan,

Rabu, 5 September 2018.

Page 15: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

xii

2. Penjualan benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia atas kekuasaan

Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil

pelunasan piutangnya dari hasil penjualan;

3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi

dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga

tertinggi yang menguntungkan para pihak.

Dalam sertifikat Jaminan Fidusia yang diterbitkan Kantor Pendaftaran Fidusia

dicantumkan kata-kata : “Demi Keadilan Berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa”.

Sertifikat jaminan fidusia ini mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Yang

dimaksud dengan kekuatan eksekutorial adalah langsung dapat dilaksanakan tanpa

melalui pengadilan dan bersifat final serta mengikat para pihak untuk melaksanakan

putusan tersebut.10

10

Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia ,Ed. 1, Cet. 10, Rajawali Pers,

Jakarta, 2017, hlm. 90.

Page 16: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

xiii

III. PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah penulis lakukan sebagaimana

diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelaksanaan perjanjian

kredit dengan jaminan fidusia di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Ampenan

dilakukan melalui pembuatan perjanjian utang piutang, Akta Jaminan Fidusia serta

pendaftaran ke Kantor Pendaftaran Fidusia untuk memperoleh Sertifikat Jaminan

Fidusia. Dalam prakteknya tidak sedikit obyek benda jaminan fidusia yang belum

didaftarkan oleh Persero Pegadaian dengan alasan bahwa nominal pinjaman debitur

tidak terlalu besar. Perjanjian utang piutang dan Akta Jaminan Fidusia dapat dibuat

secara notariil ataupun di bawah tangan, tergantung dari besar kecilnya kredit yang

diberikan oleh PT. Pegadaian (Persero) Cabang Ampenan. Namun Akta Jaminan

Fidusia yang dapat didaftarkan adalah akta yang dibuat secara notariil. Akta yang

dibuat dibawah tangan tersebut mempunyai konsekuensi : a. Akta Jaminan Fidusia

tersebut tidak dapat didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia karena untuk dapat

didaftarkan Akta Jaminan Fidusia harus dibuat dengan akta notaris; b. Apabila akta

dibuat dibawah tangan maka kreditur tidak mempunyai hak preference dalam

pelunasan utangnya. Perjanjian utang piutang antara PT. Pegadaian (Persero) Cabang

Ampenan dengan nasabah merupakan perjanjian yang mengikat kedua belah pihak

untuk memenuhi semua kewajiban dan mendapatkan hak-hak yang telah

diperjanjikan. 2. Hambatan utama dari pelaksanaan perjanjian kredit dengan Jaminan

Fidusia muncul ketika terjadi wanprestasi dari pihak debitur. Dalam kondisi tersebut

Page 17: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

xiv

upaya eksekusi merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menyelamatkan kredit

yang telah disalurkan. Upaya eksekusi adalah upaya terakhir yang ditempuh setelah

upaya restrukturisasi dan upaya pendekatan secara musyawarah mufakat gagal

dilakukan.

Saran

Dari hasil penelitian dan analisa yang penulis lakukan, ada beberapa hal yang

menjadi saran dan masukan kepada pihak PT. Pegadaian Cabang Ampenan dalam

melaksanakan perjanjian kredit dengan jaminan fidusia, antara lain : 1. Dalam

perjanjian jaminan fidusia atau produk KREASI PT. Pegadaian sebaiknya seluruh

Akta Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaril terlepas dari berapapun besar

kecilnya nilai jaminan atau jumlah kreditnya. Hal ini akan lebih menguntungkan

pihak Pegadaian karena akan lebih memberikan jaminan kepastian hukum dan

melindungi hak-hak kreditur. 2. Pihak Pegadaian harus lebih memperhatikan

penerapan formula 5 C kepada para debitur, yakni, Character/Karakter,

Capacity/Kapasitas, Capital/Kapital, Collateral/Jaminan, dan Condition Of

Economy/Kondisi Ekonomi. Hal tersebut akan meminimalisir persentasi debitur yang

macet kredit.

Page 18: PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN …eprints.unram.ac.id/11454/1/JURNAL1.pdfekonomis dan dilengkapi dengan surat kepemilikan serta identitas diri, seseoang bisa mendapatkan

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku, Majalah, Artikel

Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis,

Djambatan, Jakarta, 1996,

Kashadi, Hukum Jaminan, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro,

Semarang, 2000.

Buku Pedoman Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI) PT. Pegadaian

(Persero)

Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia ,Ed. 1, Cet. 10,

Rajawali Pers, Jakarta, 2017.

Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cet. 9, PT.

Raja Grfindo Persada, 2016.

Peraturan Perundangan-Undangan

Indonesia, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 168. Tambahan Lembaran

Negara RI Nomor 3889.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 106. Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4756.

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 Tentang Perubahan Bentuk

Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 132.

Internet

http://www.pegadaian.co.id