PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Transcript of PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
i
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
QUR’AN DI SMP IT AL-MUGHNI KUNINGAN
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Dhea Izzati Farhani
NIM. 1112011000003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
v
ABSTRAK
Dhea Izzati Farhani (NIM. 1112011000003). Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz
Al-Qur’an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan tentang
pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan
Jakarta. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif melalui
metode deskriptif kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data yang diperoleh
melalui observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner/angket dan triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan
tujuan sekolah yaitu mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an
sebanyak 2,5 Juz dimulai dari surah an-Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah selama
tiga tahun. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi dengan
aspek penilaian meliputi fashahah, tajwid, sikap serta kelancaran dalam membaca Al-
Qur‟an, sekolah juga memfasilitasi ruangan yang memadai untuk peserta didik dan
mengadakan evaluasi penilaian pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dengan mengadakan
Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an telah mencapai 60% dari 100%.
Kata kunci: Proses Pembelajaran, Metode, Fasilitas, Evaluasi, Tahfidz Al-Qur'an.
vi
ABSTRACT
Dhea Izzati Farhani (NIM.1112011000003). The Implementation of Tahfidz Al-
Qur'an Learning at SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.
This study aims to know and reveal about implementation of learning
tahfidz Al-Qur'an in SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. In this study the authors
used a qualitative approach through qualitative descriptive method, with descriptive
analysis of the data obtained through observation, interview, documentation,
questionnaire and triangulation.
The results of this study indicate that the implementation of learning tahfidz
Al-Qur'an in SMP IT Al-Mughni has been implemented well in accordance with the
purpose of the school is to deliver students to have memorized Al-Qur'an as much as
2.5 Juz starting from Surah An-Nas to Surah Al-Jumu'ah. Learning tahfidz Al-Qur'an
using Talaqqi method with aspects of assessment include fashahah, tajwid, attitude
and fluency in reading Al-Qur'an, schools also facilitate adequate space for learners
and evaluate the assessment of learning tahfidz Al-Qur'an through the execution of
the Middle Exam Semester and Final Exam Semester.
Keywords: Learning Process, Method, Facilities, Evaluation, Tahfidz Al-Qur'an.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman dan nikmat kesehatan yang
berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir
zaman.
Skripsi ini disusun salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal
ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan
baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc., MA selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muhammad Sholeh Hasan, Lc., MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam pembuatan tugas
skripsi ini.
4. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd selaku dosen pembimbing II dengan penuh
kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan
viii
serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi
ini.
5. Tanenji, MA selaku Dosen Penasihat Akademik yang senantiasa memberikan
bimbingan, motivasi serta arahan selama menempuh studi S1 di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam.
6. Dosen dan staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, khususnya yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah.
7. Kepala sekolah SMPIT Al-Mughni, Siti Dhurihah, S.Pd dan wakil kepala
sekolah Anasrudin Rahmani Qosim yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di SMPIT Al-Mughni dan dukungan kepada penulis dalam
penelitian ini.
8. Izul Ramdani, S.Q, S.Th.I dan Ahmad Afifi, S.Th.I selaku guru pembimbing
tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta yang telah
meluangkan waktu untuk penulis agar penelitian tetap berjalan dan dukungan
kepada penulis dalam penelitian ini.
9. Imas Nur Aisah selaku guru dan kakak yang telah memberikan motivasi kepada
penulis hingga selesainya penelitian ini.
10. Teristimewa, orang tua (ibu Ade Handayani dan bapak Taufik) yang tak henti-
hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan
moril dan materil kepada penulis dalam setiap keadaan. Serta Geo Fikri
Muhammad dan Jibril Wahyu Mahardhika selaku saudara sekandung yang juga
terus memberikan semangat untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga besar, sepupu dan sahabat yang senantiasa medoakan serta
memberikan motivasi kepada penulis.
12. Teman-teman seperjuangan Jurusan PAI angkatan 2012 - 2013, khususnya Asep,
Febi, Vio, Puji, Rina, Lola, Dheca, Sarah, Hima, Imam, Haifah dan Nurul yang
ix
telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk penulis, sehingga selesainya tugas
skripsi ini.
13. NANINU yang telah memberikan energi positif, pengalaman serta pengetahuan
kepada penulis, sehingga penulis tetap dapat melewati proses pada penelitian ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.
Semoga Allah Ta‟ala membalas kebaikan kalian dengan kehidupan yang
penuh berkah, kebahagiaan, dan membuka pintu datangnya ridho dan kasih
Allah Ta‟la di dunia dan di akhirat. Akhir kata mohon maaf atas segala
kekurangan skripsi ini oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif, namun dengan kerendahan hati, penulis sangat berharap
agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, minimal bagi penulis
sendiri.
Jakarta, Mei 2018
Dhea Izzati Farhani
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xivv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvv
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 6
C. Fokus Penelitian ................................................................................................. 7
D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8
BAB II ........................................................................................................................ 10
KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 10
A. Tahfidz Al-Qur‟an ............................................................................................ 10
1. Pengertian Tahfidz Al-Qur‟an ......................................................................... 10
2. Hukum Menghafal Al-Qur‟an ......................................................................... 11
xi
3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ................................................................... 12
B. Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ..................................................................... 14
1. Pengertian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................. 15
2. Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ........................................................ 16
3. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ....................................................... 18
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .......... 21
5. Komponen Pembelajaran ................................................................................ 24
6. Proses Pembelajaran ........................................................................................ 26
7. Guru dan Peserta Didik Tahfidz Al-Qur‟an .................................................... 27
8. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ........................................................ 30
9. Evaluasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ..................................................... 31
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................ 32
D. Hasil Penelitian Relevan .................................................................................. 33
E. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 37
BAB III ....................................................................................................................... 39
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 39
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 39
B. Metode Penelitian............................................................................................. 39
C. Instrumen Penelitian......................................................................................... 40
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 43
E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 45
BAB IV ....................................................................................................................... 49
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 49
A. Deskripsi Data .................................................................................................. 49
1. Data Observasi ................................................................................................ 49
a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di Kelas ............. 49
b. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di Luar Kelas ..... 50
xii
c. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ............................. 50
d. Aktivitas Pelaksanaan Pembalajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................... 51
2. Data Wawancara ............................................................................................. 54
a. Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 54
b. Wawancara Guru Tahfidz Al-Qur‟an ....................................................... 54
c. Wawancara Peserta Didik ......................................................................... 56
3. Data Dokumentasi ........................................................................................... 56
4. Data kuesioner ................................................................................................. 57
B. Pembahasan ...................................................................................................... 73
1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ............................................... 73
2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................................................... 73
a. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................ 75
b. Media Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................. 77
c. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................. 77
d. Pola interaksi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ...................................... 79
3. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................... 80
4. Implikasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................... 80
BAB V ......................................................................................................................... 82
PENUTUP .................................................................................................................. 82
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85
LAMPIRAN ............................................................................................................... 88
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi ........................................................................ 40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara...................................................................... 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket ........................................................... 42
Tabel 4.1 Peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah dihafal
dalam keseharian ............................................................................ 57
Tabel 4.2 Peserta didik mampu menghafal dengan baik ................................ 59
Tabel 4.3 Peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-Qur‟an ........... 60
Tabel 4.4 Peserta didik senantiasa berprilaku baik dalam bersosial dengan
teman maupun guru ........................................................................ 61
Tabel 4.5 Peserta didik mampu memuliakan Al-Qur‟an sebagai bentuk
penghormatan kepada Al-Qur‟an ................................................... 63
Tabel 4.6 Guru mengajar sesuai tahapan-tahapan yang telah disepakati
(talaqqi) .......................................................................................... 64
Tabel 4.7 Guru menyampaikan pelajaran dengan baik .................................. 65
Tabel 4.8 Guru memiliki prilaku yang dapat diteladani peserta didik ........... 65
Tabel 4.9 Guru membimbing peserta didik pada proses menghafal .............. 67
Tabel 4.10 Guru menguasai materi yang akan disampaikan ............................ 68
Tabel 4.11 Mengetahui hasil belajar peserta didik terutama dalam menghafal
Al-Qur‟an ....................................................................................... 69
Tabel 4.12 Guru memberikan feedback pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an ....... 70
Tabel 4.13 Kendala peserta didik dalam proses pembelajaran ......................... 71
Tabel 4.14 Motivasi peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an ...................... 72
Tabel 4.15 Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni ....... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Bagan 4.1 Pelaksanaan Tahfidz Al-Qur‟an ............................................................ 79
Foto Kegiatan Pembelajaran Tahfidz AL-Qur‟an ................................................ 113
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara ............................................................................ 88
Lampiran 2 Hasil Observasi ............................................................................. 107
Lampiran 3 Foto Kegiatan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................... 113
Lampiran 4 RPP ............................................................................................... 115
Lampiran 5 Hasil Belajar ................................................................................. 120
Lampiran 6 Surat Telah Melakukan Penelitian ................................................ 121
Lampiran 7 Biodata Penulis ............................................................................. 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi saw. untuk
seluruh manusia yang hidup sejak Nabi Muhammad diutus menjadi rasul sampai
akhir zaman. Al-Qur‟an sebagai sumber utama Dienul Islam, di mana urusan
agama selalu dikembalikan kepada wahyu Allah. Al-Qur‟an berfungsi sebagai
petunjuk bagi seluruh umat manusia dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang
meyakini dan orang-orang yang mengimani Al-Qur‟an. Maka sebaik-baiknya
bacaan bagi orang mukmin ialah Al-Qur‟an, dengan membacanya akan
terciptanya ketenangan hati dan jiwa. “Al-Qur‟an mampu memberikan
kebahagiaan sekaligus menyelamatkan kita dari huru-hara yang akan terjadi pada
hari kiamat.”1 Sebagaimana hadis Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah
bin Mas‟ud Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Saw. bersabda:
Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu
kebaikan, sedangkan satu kebaikan (akan dibalas) dengan sepuluh kebaikan
yang sebanding. Aku tidak mengatakan bahwa Alif laam miim itu satu huruf,
namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. at-Tirmidzi)2
Karena Al-Qur‟an berfungsi sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, maka
dalam membaca Al-Qur‟an diupayakan mampu memahami makna yang
terkadung di dalamnya. Setelah seseorang membaca Al-Qur‟an dengan diikuti
pemahaman yang benar, maka diharapkan keyakinan akan kebenaran Al-Qur‟an
semakin tumbuh. Namun seseorang yang membaca Al-Qur‟an dengan modal
keyakinan dan keterbatasan kemampuan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur‟an,
1 C. Abdulwaly, 40 Alasan Anda Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017), h. 5.
2 Sayyid Muhammad Alawi bin Abbas Al Maliki Al Maki, Khoshoisu Al Muhamadiyah, h. 201.
2
tetap dinilai sebagai suatu ibadah. Demikian yang membedakan antara membaca
Al-Qur‟an dengan membaca selainnya.
Orang-orang yang mempelajari, membaca maupun menghafal Al-Qur‟an
merupakan orang-orang pilihan yang memang ditunjuk oleh Allah untuk
menerima warisan kitab suci Al-Qur‟an.3 Dalam hal ini, warisan yang diberikan
kepada umat Nabi Muhammad merupakan suatu karunia yang amat besar dari
Allah. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah surat Fathir ayat
32:
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri
mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fathir: 32)4
Dengan menghafal Al-Qur‟an, maka akan lebih dekat untuk mendapatkan
keutamaan-keutamaan yang dimiliki Al-Qur‟an sendiri. Karena dengan
menghafal seseorang akan lebih sering membuka Al-Qur‟an, menelaah,
mengulang-ulang, mengkaji, dan mengulang kembali secara berulang-ulang
untuk menjaga hafalannya.
Al-Qur‟an merupakan satu-satunya kitab suci yang kemurniannya dijamin
oleh Allah hingga akhir zaman dan tidak akan mengalami perubahan,
penambahan maupun pengurangan. Tidak ada satupun huruf yang bergeser atau
berubah dari tempatnya, serta tidak ada satu huruf atau kata yang mungkin dapat
3 Nurul Qomariah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-
Qur’an, (Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 1. 4 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), cet.
Ke-IV, jilid 8, h. 166.
3
disisipkan di dalamnya.5 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah
surat al-An‟am ayat 115:
Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang
benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya
dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-An‟am:
115)6
Demikian Allah memberikan kemudahan kepada orang-orang yang ingin
menghafal Al-Qur‟an karena menjaga Al-Qur‟an dengan mengahafal, dengan
kata lain menyimpan di dada para lelaki, wanita dan anak-anak adalah cara yang
paling agung.7 Melalui metode menghafal Al-Qur‟an yang dapat digunakan oleh
para penghafal Al-Qur‟an. Maka para penghafal Al-Qur‟an akan semakin
bertambah dari waktu ke waktu hingga akhir zaman. Pada hakikatnya para
penghafal Al-Qur‟an merupakan pilihan Allah yang menjaga dan memelihara
kemurnian Al-Qur‟an.
Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan sebagai
salah satu modal dasar untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam
kehidupannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari
kata “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.8 Pendidikan merupakan
kumpulan dari seluruh proses yang memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sikap maupun bentuk
perilaku yang positif di masyarakat.
Sedangkan “dalam UU nomer 20 Tahun 2003 bagian kesembilan Pasal 30
ayat 2 bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
5 Qomariah, op. cit., h. 13.
6 Kemenag RI, Jilid 3, op. cit., h. 215.
7 Raghib As-Sirjani, Mukjizat Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2009), h. 21.
8 Syarif Hidayat, Teori Dan Prinsip Pendidikan, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2015), cet.
Ke-2, h. 1.
4
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.”9 Pada hakikatnya tujuan
pendidikan agama Islam adalah untuk memberikan pemahaman yang baik
tentang agama Islam, sehingga pada akhirnya akan menjadi petunjuk dalam
menjalani kehidupan dalam keseharian dan menjadikan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT.
Dewasa ini tahfidz Al-Qur‟an telah diterapkan sebagai salah satu kurikulum
dalam pendidikan agama Islam pada lembaga formal, non formal, maupun
informal. Pendidikan madrasah di bawah naungan Kanwil Kemenag Provinsi
DKI Jakarta telah menerapkan tahfidz Al-Qur‟an sebagai mulok. Sebagaimana
yang telah disampaikan oleh H. Murtado selaku Kepala Kanwil Kemenag
Provinsi DKI Jakarta yang peneliti kutip dari website resmi Kementrian Agama
Provinsi DKI Jakarta.
Agar karakter madrasah tetap terjaga, maka mulok hafalan Al-Qur‟an akan
diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, minimal dua jam pelajaran dalam
seminggu. Adapun stukturnya untuk MI minimal menghafal Juz 30, MTS
minimal menghafal Juz 30 dan 29, MA minimal menghafal Juz 30, 29 dan 28.
Hafal Al-Qur‟an merupakan nilai tambah yang luar biasa bagi umat Islam,
dengannya pikiran serta hati menjadi jernih dan dapat meningkatkan IQ.10
Pendidikan di Indonesia menjadikan pendidikan agama Islam sebagai salah
satu mata pelajaran utama. Maka pendidikan agama Islam memerlukan metode-
metode efektif agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Namun
metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan
cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-
9 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), cet. Ke-5,
h. 175. 10
Humas Kementrian Agama, “Ka. Kanwil: Siswa-siswi Madrasah DKI Jakarta wajib hafal Al-
Qur‟an”, https://dki.kemenag.go.id, 25 Agustus 2017.
5
praktik ibadah yang membuat peserta didik bosan, jenuh dan kurang bersemangat
dalam belajar agama.11
Hal ini dapat dibuktikan di beberapa sekolah bahwa kemampuan peserta
didik masih sangat kurang dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Peserta
didik yang membaca dan menghafal Al-Qur‟an di sekolah hanya menggugurkan
kewajiban untuk menyetorkan hafalan kepada guru, maka dari itu peserta didik
tidak memperhatikan hukum bacaan dan makharijul huruf dalam membaca dan
menghafal Al-Qur‟an. Selain itu terdapat sekolah maupun orang tua yang tidak
memperhatikan peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an. Hal ini terjadi karena
ada beberapa faktor yang kurang mendukung, seperti kurangnya alokasi waktu
dan lingkungan di sekolah maupun di rumah untuk memperdalam pembelajaran
Al-Qur‟an, serta orang tua yang lebih memperioritaskan pelajaran umum lainnya.
SMP IT Al-Mughni merupakan sekolah yang telah menjadikan tahfidz Al-
Qur‟an sebagai kurikulum wajib sejak berdirinya sekolah pada tahun 2001.
Tahfidzul Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni bertujuan mengantarkan peserta
didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an sebanyak 2,5 Juz dimulai dari surah an-
Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah.12
Dengan menggunakan metode talaqqi
dalam menyetorkan hafalan.13
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni lebih menekankan pada hafalan dengan makharijul huruf dan hukum
bacaan yang benar. Guru yang dibutuhkan untuk membimbing peserta didik
dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an tentunya guru yang memiliki kemampuan
yang sesuai dengan bidangnya dan telah menguasai materi agar dalam
pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dapat berjalan dengan baik. Proses
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dilaksanakan satu kali tatap muka dalam
seminggu, dengan masing-masing guru pembimbing yang telah ditentukan sesuai
11
Moh. Thoyib, “Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode
Active Learning Berkelompok Siswa Kelas III SDN Bogempinggir Sidoarjo Tahun Ajaran 2010-
2011”, Jurnal penelitian tindakan kelas pendidikan agama Islam, Vol. 4, 2013, h. 02. 12
Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni. 13
Hasil observasi pada tanggal 6 Maret 2018 pukul 10.15 WIB di SMP IT Al-Mughni.
6
kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an peserta didik. Dengan adanya
pengelompokkan peserta didik, diharapkan peserta didik dapat membaca dan
menghafal Al-Qur‟an dengan kaidah yang baik dan benar.14
Namun walaupun sekolah telah menekankan pada aspek makharijul huruf
dan hukum bacaan dalam menghafal Al-Qur‟an, nyatanya SMP IT Al-Mughni
juga mengalami permasalahan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam
menghafal Al-Qur‟an, terdapat peserta didik yang tidak dapat mencapai target
tahfidz Al-Qur‟an yang telah ditentukan oleh sekolah.
Menurut Ramdani, “salah satu faktor penghambat peserta didik tidak dapat
mencapai target tahfidz Al-Qur‟an adalah karena orang tua yang tidak
memperioritaskan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an”. 15
Oleh karena itu, terdapat peserta didik yang kurang termotivasi untuk
mencapai target tahfidz Al-Qur‟an yang telah ditentukan oleh sekolah dan juga
peserta didik yang tidak dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik, sehingga
peserta didik kesulitan dalam proses menghafal dengan makharijul huruf dan
hukum bacaan yang baik dan benar.
Berpijak dari hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih
dalam tentang tahfidz Al-Qur‟an yang dijadikan kurikulum di SMP IT Al-
Mughni. Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat peserta didik yang tidak dapat mencapai target pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.
14
Hasil wawancara guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 21 Juli 2017 pukul 13.20 WIB di
SMP IT Al-Mughni. 15
Ibid.,
7
2. Kurangnya minat peserta didik pada pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP
IT Al-Mughni.
3. Metode pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang kurang efektif di SMP IT Al-
Mughni.
4. Alokasi waktu kurang memadai dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di
SMP IT Al-Mughni.
5. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan Al-Qur‟an peserta didik
di SMP IT Al-Mughni.
C. Fokus Penelitian
Penulis tertarik dengan masalah-masalah yang ada dalam sekolah pada
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, maka penulis akan meneliti dan mengkaji lebih
dalam mengenai pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang dijadikan sebagai
kurikulum oleh suatu instansi di kota Jakarta. Berdasarkan uraian identifikasi
masalah di atas, penulis tidak mengungkap seluruh masalah tersebut maka, perlu
adanya pembatasan masalah supaya penelitian dapat lebih terarah serta
mendekati pada fokus pencapaian tujuan. Penulis membatasi fokus penelitian ini
pada pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni
Kuningan Jakarta kelas VIII tahun ajaran 2017/2018, di antaranya mengenai
tujuan pembelajaran, metode pembelajran, materi pembelajaran, evaluasi serta
guru dan peserta didik tahfidz Al-Qur‟an. Dengan fokus penelitian ini penulis
dapat mengungkap, menganalisis, dan mendeskripsikan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an yang diterapkan baik di dalam maupun di luar kelas sebagai bentuk
proses pembelajaran yang mengarah pada tujuan pendidikan yaitu peserta didik
memiliki kemampuan dalam menghafal dan membaca ayat Al-Qur‟an dengan
baik dan benar dalam hal tajwid maupun makharijul huruf.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian di atas, maka perumusan
masalah terbagi menjadi dua yaitu makro dan mikro. Perumusan masalah makro
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta?”. Sedangkan perumusan
masalah mikro pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni Kuningan Jakarta?
2. Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni Kuningan Jakarta?
3. Bagaimana evaluasi (penilaian) pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP
IT Al-Mughni Kuningan Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mengungkapkan tentang:
1. bagaimana pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni Kuningan Jakarta.
2. Bagaimana perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni Kuningan Jakarta.
3. Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni Kuningan Jakarta.
4. Bagaimana evaluasi (penilaian) pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP
IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat di
antaranya:
9
1. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi dunia
pendidikan secara umum dan bagi SMP IT Al Mugni Kuningan Jakarta
secara khusus dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam,
terutama dalam menghafal Al-Qur‟an untuk peserta didik di SMP IT AL-
Mughni Kuningan Jakarta.
2. Memberikan sikap dan pandangan positif terhadap pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an kepada peserta didik.
3. Sebagai bahan masukan untuk guru maupun calon guru agar dapat
memberikan bimbingan yang tepat kepada peserta didik agar dalam proses
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an.
4. Menjadi bahan rujukan bagi para pembaca dalam mengembangkan
pembelajaran bagi peserta didik.
5. Memperkaya keilmuan dalam bidang pendidikan bagi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Menambah wawasan dan pengetahuan bidang pendidikan Islam bagi
penulis sehingga dapat menjadi modal untuk mempersiapkan diri sebagai
generasi penerus dalam pendidikan.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tahfidz Al-Qur’an
1. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an
Hafidz merupakan bentuk masdar dari kata – yang berarti
menghafal. Sedangkan penggabungan dengan kata Al-Qur‟an
bentuk idhofah yang berarti menghafalkannya. Dalam makna lain, yaitu
membaca dengan lisan sehingga menimbulkan ingatan dalam pikiran dan
meresap masuk dalam hati untuk diamalkan dalam kehidupan. Menghafal,
arti ini didapat dari kata – – dan – –
. Ini pangkal dari menghafal Al-Qur‟an dan arti menghafal dalam
kenyataannya, yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari satu ayat
ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat lainnya dan begitu seterusnya
hingga genap 30 juz.1
Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari kata – yang berarti
membaca. Sedangkan Al-Qur‟an sendiri adalah bentuk mashdar dari
yang berarti bacaan. Secara istilah, menurut Dr. Muhammad Abdullah
dalam kitabnya, Kaifa Tahfadhul Qur’an yang dikutip oleh Zaki Zamani,
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad
melalui perantara ruhul amin (malaikat Jibril), dan dinukilkan kepada kita
1 Zaki Zamani, Metode Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Al Barokah, 2014), h. 20-21.
11
dengan jalan mutawatir yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali
dengan dengan surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas.2
Al-Qur‟an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah dan
panutan hidup setiap muslim. Secara mutlak, Al-Qur‟an merupakan
perkataan yang paling agung dan paling mulia. Seperti dalam firman Allah
Swt. sebagai berikut:
Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman Allah yang dibawa
oleh utusan yang mulia (Jibril), yang memiliki kedudukan tinggi di sisi
Allah yang memiliki Arsy, yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan
dipercaya. (QS. At-Takwir: 19-21)3
Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwasanya Al-Qur‟an memiliki sifat
keagungan dan derajat yang mulia. Maka dari itu mempelajari Al-Qur‟an
baik membaca, menulis, menghafalkan, serta mempelajari isi kandungan Al-
Qur‟an merupakan suatu keharusan bagi kaum muslim.
2. Hukum Menghafal Al-Qur’an
Hukum menghafal seluruh ayat Al-Qur‟an yang telah dijelaskan oleh
as-Suyuthi di dalam Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an adalah fardhu kifayah atau
kewajiban kolektif. Pengertian fardhu kifayah sendiri adalah suatu
kewajiban yang di tujukan kepada orang-orang yang telah mukallaf secara
keseluruhan di mana jika antara mereka ada yang melaksanakannya maka
2 Ibid.,h. 13.
3 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), jilid
10, h. 567.
12
gugurlah dosa yang lainnya, namun jika tidak ada satupun yang
melaksanakannya, maka berdosalah semuanya.4
Terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa menghafal Al-Qur‟an
itu hukumnya sunnah, bukan fardhu kifayah. Namun, tetap pendapat yang
paling kuat adalah yang menyatakan bahwa menghafal Al-Qur‟an adalah
fardhu kifayah. Adapun kasus untuk surat al-Fatihah yang merupakan salah
satu rukun shalat, maka hukum menghafalnya adalah fardhu ‘ain, yaitu
wajib bagi tiap-tiap mukallaf dan tidak sah shalat kecuali dengan
membacanya.5
Meskipun menghafal Al-Qur‟an hukumnya fardhu kifayah dan tidak
sampai dihukumi fardhu ‘ain karena tidak ada dalil yang menunjukkan
bahwa ia merupakan kewajiban individual yang berlaku untuk semua
mukallaf, namun hal ini tidak mengurangi pentingnya Al-Qur‟an untuk
dihafal. Adapun maksud dari menghafal Al-Qur‟an yang fardhu kifayah
adalah menuntut agar dalam setiap masa selalu ada para penghafal Al-
Qur‟an.6
3. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an
Ada beberapa keutamaan menghafal Al-Qur‟an menurut Imam Nawawi
dalam kitabnya At-tibyan Fi Adabi Hamalati Al-Qur’an, sebagai berikut:
a. Al-Qur‟an adalah pemberi syafaat pada hari kiamat bagi umat manusia
yang membaca, memahami, dan mengamalkannya.
4 C. Abdulwaly, 40 Alasan Anda Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017), h.
49. 5 Ibid., h. 50.
6 Ibid., h. 51.
13
b. Para penghafal Al-Qur‟an telah dijanjikan derajat yang tinggi di sisi
Allah Swt., pahala yang besar, serta penghormatan di antara sesama
manusia.7
c. Menurut Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Allah akan
memberikan kedudukan yang tinggi dan terhormat kepada penghafal Al-
Qur‟an di antara manusia lainnya.8 Sedangkan menurut Abdulwaly, “Al-
Qur‟an adalah sumber segala ilmu, maka orang yang mempelajari dan
menghafal Al-Qur‟an sangat pantas mendapatkan derajat yang tinggi di
hadapan Allah Swt.”9, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-
Nya:
Allah akan menginginkan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-
Mujadalah: 11).10
d. Kehormatan dan kemuliaan yang diberikan Allah Swt. tidak hanya
kepada para penghafal Al-Qur‟an itu sendiri, melainkan juga bagi kedua
orang tuanya. Para penghafal Al-Qur‟an dapat memasangkan mahkota
kepada orang tuanya.11
e. Al-Qur‟an menjadi hujjah atau pembela bagi pembacanya serta sebagai
pelindung dari siksaan api neraka.
f. Para pembaca Al-Qur‟an, khususnya para penghafal Al-Qur‟an yang
kualitas dan kuantitas bacaannya lebih bagus akan bersama malaikat
yang selalu melindunginya dan mengajak pada kebaikan.
7 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
cet. Ke-VI, h. 145. 8 Nurul Qomariyah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-
Quran, (Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 2. 9 Abdulwaly, op. cit., h. 43.
10 Kementrian Agama RI, Jilid 7, op. cit., h. 22.
11 Qomariyah, op. cit., h. 6.
14
g. Para penghafal Al-Qur‟an akan mendapatkan fasilitas khusus dari Allah
Swt., yaitu berupa terkabulnya segala harapan, serta keinginan tanpa
harus memohon dan berdoa.
h. Para penghafal Al-Qur‟an berpotensi untuk mendapatkan pahala yang
banyak karena sering membaca (takrir) dan mengkaji Al-Qur‟an.12
i. Menghafalkan Al-Qur‟an merupakan nikmat rabbani yang datang dari
Allah yang diberikan kepada mereka. Karena sesungguhnya, menghafal
Al-Qur‟an adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
kepada mereka.
j. Para penghafal Al-Qur‟an dijanjikan sebuah kebaikan, keberkahan, dan
kenikmatan dari Al-Qur‟an.
k. Para penghafal Al-Qur‟an telah diberikan dan mendapatkan sesuatu
yang khusus, yaitu berupa tasyrif nabawi (penghargaan dari Rasulullah
saw).13
l. Orang yang hafal Al-Qur‟an akan memperoleh keistimewaan yang
sangat luar biasa, yaitu lisannya tidak pernah kering dan pikirannya
tidak pernah kosong karena mereka sering membaca dan mengulang-
ulang Al-Qur‟an.
m. Para penghafal Al-Qur‟an juga mempunyai ingatan yang tajam dan
bersih intuisinya.14
n. Menghafalkan Al-Qur‟an mempunyai manfaat akademis. Al-Qur‟an
merupakan pengetahuan dasar bagi para thalabul ‘ilmi dalam proses
belajarnya. Apabila ia menghafal Al-Qur‟an maka ia akan memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap studinya.15
B. Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
12 Wahid, op. cit., h. 146.
13 Ibid., h. 150-151.
14 Ibid., h. 154.
15 Ibid., h. 156.
15
1. Pengertian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dapat dirumuskan pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.16
Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara
sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial.
Di mana suatu peroses pembelajaran yang sismatis dan sistemik, yang
bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dan peserta didik, sumber
belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas
maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai
kompetensi yang telah ditentukan.17
Menurut Degeng, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan
peserta didik. Secara implisit, dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran
yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan meotode ini
didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada, hal ini merupakan inti dari
16
Tutik Rachmawati, Teeori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik, (Yogyakarta:
Gava Media, 2015), h. 39. 17
Zainal Arifin, Evalusi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. Ke-V, h.
10.
16
perencanaan pembelajaran.18
Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Oemar
Hamalik, Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan,
yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara
menuangkan pengetahuan kepada siswa.19
Jadi, pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi agar seseorang dapat melakukan kegiatan
belajar dan dapat mencapai suatu tujuan kurikulum. Untuk mencapai tujuan
kurikulum memerlukan rencana pembelajaran, seperti penyampaian isi
pembelajaran, metode pembelajaran, serta dalam interaksi antara guru,
peserta didik, dan pelajaran agar dapat berfungsi secara optimal selama
pembelajaran berlangsung.
Al-Qur‟an berasal dari sisi Allah, sehingga memiliki derajat yang mulia
dan keagungan. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari
Al-Qur‟an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Maka dari itu
sebelum menghafalkan Al-Qur‟an, dianjurkan untuk terlebih dahulu
mempelajari Al-Qur‟an dalam melancarkan bacaan Al-Qur‟an, makharijul
huruf, dan hukum bacaan (tajwid). Karena cepat lambatnya dalam
menghafalkan Al-Qur‟an dipengaruhi oleh kelancaran saat membaca Al-
Qur‟an.
2. Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang ini sudah
berkembang sedemikian pesatnya. Tentu saja perkembangan ini membawa
dampak bagi kehidupan manusia. Islam juga menyadari akan pentingnya
ilmu pengetahuan, termasuk dalam hal perkembangannya. Al-Qur‟an dan
18
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), cet. Ke-VII,
h. 2. 19
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), cet. Ke-IV, h. 25.
17
hadits yang dijadikan sebagai dasar ajaran Islam tidak hanya sebatas
mengatur tata cara ibadah saja, namun terdapat ayat-ayat maupun hadits
Nabi saw. yang memberikan isyarat tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Al-Qur‟an tidak hanya menyerukan manusia untuk beragama, namun ia
juga menyeru manusia untuk mengadakan penelitian tentang berbagai ilmu
pengetahuan. Isi kandungannya tidak hanya berkaitan dengan anjuran atau
tata cara beribadah saja, namun di dalamnya juga terkandung banyak
khazanah keilmuan yang luar biasa. Di dalam Al-Qur‟an, Allah
menyebutkan bahwa orang yang di dadanya tersimpan ayat-ayat Al-Qur‟an,
berarti ia telah diberi ilmu.20
Firman Allah Swt:
Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada
orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-
ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Q.S al-„Ankabut: 49)21
Al-Qur‟an sendiri tidak hanya menjadi modal belajar ilmu-ilmu agama
saja, bahkan dapat menjadi modal utama sebelum belajar ilmu-ilmu di luar
ilmu agama. Dengan kata lain, Al-Qur‟an menjadi benteng dalam hal
pemanfaatan ilmu-ilmu diluar ilmu agama agar sesuai dengan tuntunan Al-
Qur‟an.
Menghafal Al-Qur‟an sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya sangat
dibutuhkan, karena ketika seorang pelajar sudah terbiasa dalam menghafal
Al-Qur‟an, maka ia pun akan terbiasa menghafal kaidah-kaidah ilmu
lainnya. Seorang pelajar yang sudah terbiasa mengingat-ingat ayat-ayat Al-
20
Abdulwaly, op.cit., h. 111-113. 21
Kemenag RI, Jilid 7, op. cit., h. 415-416.
18
Qur‟an, maka ia pun akan merasa mudah dalam mengingat-ingat pelajaran
lainnya. Otak yang terus-menerus dilatih dengan menghafal Al-Qur‟an, pasti
akan semakin meningkat kecerdasannya.22
Peserta didik yang mempunyai hafalan Al-Qur‟an dengan baik adalah
peserta didik yang unggul dalam pembelajaran lainnya.23
Melalui
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dapat di katakan kegiatan menghafalkan
Al-Qur‟an dapat membantu peserta didik dalam membiasakan diri dalam
menghafal pelajaran lainnya. Sama halnya dengan memahami pelajaran,
dalam menghafal Al-Qur‟an tidak hanya menghafal, namun memahami
makna dan kaidah hukum tajwid.
3. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an, tidaklah sama dan semudah
mengajar pelajaran lainnya. Oleh karena itu, perlu digunakan metode lain
dalam membelajarkannya. Metode merupakan salah satu hal yang penting
dalam mendidik menghafal Al-Qur‟an. Ada banyak metode yang dapat
dikembangkan dalam rangka mencari alternatif untuk mendidik menghafal
Al-Qur‟an. Berikut terdapat metode menghafal Al-Qur‟an menurut Ahsin
W. Al-Hafiz:
a. Metode Wahdah
Metode wahdah yaitu anak menghafal satu per satu ayat-ayat yang
akan dihafal. Pada tahap awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh
kali atau dua puluh kali atau lebih, sehingga peroses ini mampu
membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian, anak akan
mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya, bukan hanya
dalam bayangannya, tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks
22
Abdulwaly, op. cit., h. 118. 23
Hasil wawancara dengan guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 21 Juli 2017 pukul 13.20
WIB di SMPIT Al-Mughni.
19
pada lisannya. Setelah benar-benar hafal, dilanjutkan pada ayat
berikutnya dengan cara yang sama. Demikian seterusnya hingga
mencapai satu halaman dan dilanjutkan menghafalkan urutan-urutan
ayat yang telah dihafal.24
b. Metode Kitabah (Menulis)
Pada metode kitabah, orang tua atau pembimbing terlebih dahulu
menulis pada kertas ayat-ayat yang akan dihafal oleh anak. Setelah
lancar, dilanjutkan dengan menghafal ayat-ayat tersebut. Adapun ketika
menghafal, yakni dilakukan dengan menggunakan metode wahdah.
c. Metode Sima’i (Mendengar)
Metode sima’i adalah mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an yang
akan dihafal. Metode ini sangat efektif bagi anak yang mempunyai daya
ingat yang tinggi, terutama bagi anak-anak yang belum bisa membaca
Al-Qur‟an.25
d. Metode Gabungan
Metode ini merupakan gabungan antara metode wahdah dan metode
kitabah. Hanya saja, kitabah di sini memiliki fungsi sebagai uji coba
terhadap ayat-ayat yang telah dihafal. Urutannya, setelah menghafal,
anak diperintahkan untuk menulis ayat-ayat yang telah dihafalkan. Jika
ia telah mampu mereproduksi kembali ayat-ayat yang telah dihafalkan
dalam bentuk tulisan, maka ia dapat melanjutkan hafalan ke ayat-ayat
berikutnya.26
e. Metode Jama’
Yang dimaksud dengan metode jama’ adalah cara menghafal yang
dilakukan secara kolektif, yakni ayat yang dihafal dibaca secara
bersama-sama yang dipimpin oleh seorang guru. Kemudian anak-anak
24
Nurul Qomariyah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-
Qur’an, (Pramban Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 42. 25
Ibid., h. 43. 26
Ibid., h. 44.
20
menirukan secara bersama-sama dengan cara melihat mushaf. Hal ini
dilakukan secara berulang-ulang. Setelah semua anak hafal ayat-ayat
tersebut, dapat dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya.27
Adapun metode belajar tahfidz Al-Qur‟an menurut H. Abdul Aziz
Mudzakir, S.Pd.I Al-Hafizh selaku pimpinan pesantren Tahfidz khusus anak
al-Azka:
a. Metode Musyafahah (face to face)
Pada prinsipnya metode ini dapat dilakukan melalui tiga cara:
1) Guru membaca kemudian murid mendengarkan dan sebaliknya.
2) Guru membaca dan murid hanya mendengarkan.
3) Murid membaca dan guru mendengarkan.
b. Metode Resitasi
Guru memberi tugas kepada murid untuk menghafal beberapa ayat
atau halaman sampai hafal, kemudian murid membaca hafalan tersebut
di hadapan guru.
c. Metode Takrir
Murid mengulang-ulang hafalan yang telah diperolehnya, kemudian
membaca hafalan tersebut di hadapan guru untuk kemudian dikoreksi.28
d. Metode Mudarrosah
Murid diarahkan untuk menghafal secara bergantian dan
berurutan. Sambil menunggu giliran, santri yang lain dalam kondisi
mendengarkan atau menyimak murid yang sedang mendapat giliran.
Dalam prakteknya, ada tiga cara dalam menggunakan metode
mudarrosah yaitu, Mudarrosah ayatan, Mudarrosah perhalaman
(pojokan), Mudarrosah perempatan (seperempat juz).
e. Metode Tes
27
Ibid., h. 45. 28
Abdul Aziz Mudzakir, 600 Jam Menjadi Hafizh Al-Qur’an Metode Praktis Menghafal Al-
Qur’an, (Tangerang: Azka Publishing, 2013), h. 141.
21
Metode ini digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kelancaran
hafalan murid dengan menyetorkan hafalan kepada seorang
pembimbing, ustadz, atau yang ditunjuk sebagai penguji.29
Dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang dilaksanakan di SMP IT
Al-Mughni menggunakan metode talaqqi dalam menghafal Al-Qur‟an.
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an melalui metode talaqqi, peserta didik dapat
membaca ayat yang akan dihafalkan terlebih dahulu, hingga benar dalam
melafalkannya. Apabila peserta didik telah dapat melafalkannya dengan
benar, masing-masing peserta didik diberikan waktu untuk menghafalkan
ayat-ayat Al-Qur‟an.30
Peserta didik menghafalkan satu ayat atau satu baris
dengan cara diulang-ulang, sebelum peserta didik dapat menghafalnya
peserta didik tidak dianjurkan untuk menambah hafalan. Cara lain yang
dapat membantu peserta didik dalam menghafal, peserta didik dapat
mendengarkan murattal Al-Qur‟an dan memakai hafalan surat dalam
shalat.31
4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidz
Al-Qur’an
Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran peserta didik harus
mempunyai pendukung eksternal maupun internal, agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,
karena dalam menghafal Al-Qur‟an, diperlukan dukungan yang kuat dari
eksternal maupun internal. Namun dalam pembelajaran peserta didik akan
menemukan hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah
29
Ibid., h. 142. 30
Hasil wawancara dengan guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 22 September 2017 pukul
13:07 WIB di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. 31
Pedoman tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni Kunigan Jakarta.
22
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an:
a. Faktor pendukung dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an
1) Faktor kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
orang yang akan menghafalkan Al-Qur‟an. Jika tubuh sehat maka
proses menghafalkan akan menjadi lebih mudah dan cepat tanpa
adanya penghambat dan batas waktu menghafal pun menjadi relatif
lebih cepat.
2) Faktor psikologis
Kesehatan yang diperlukan oleh orang yang akan menghafalkan
Al-Qur‟an tidak hanya dari segi kesehatan lahiriah, namun dari segi
psikologinya. Karena orang yang akan menghafalkan sangat
membutuhkan ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati.
3) Faktor kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor pendukung dalam
menjalani proses menghafalkan Al-Qur‟an. Setiap individu
mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga, cukup
mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.
4) Faktor motivasi
Orang yang akan menghafalkan Al-Qur‟an, pasti sangat
membutuhkan motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orang tua,
keluarga, dan sanak kerabat. Dengan adanya motivasi, akan lebih
bersemangat dalam menghafal Al-Qur‟an.32
5) Intelegensi
Faktor intelegensi merupakan bawaan sejak lahir dan akan terus
konstan sepanjang hidup seseorang. Intelegensi atau kecerdasan akan
32
Wahid, op. cit., h. 141.
23
mendukung proses dalam menghafal. Semakin tinggi tingkat
intelegensi seseorang, semakin mudah ia dalam menghafal. Semakin
mudah yang dimaksud adalah lebih mudah dalam menghafal
daripada seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi lebih rendah
darinya.
6) Lingkungan
Dalam menghafal Al-Qur‟an, lingkungan patut menjadi
perhatian. Lingkungan yang kondusif, baik untuk menghafal atau
pun muraja’ah Al-Qur‟an. Sebagai manusia yang merupakan
makhluk sosial, tidak dipungkiri bahwa lingkungan mempunyai
peran penting dalam pembentukan kebiasaan dan kepribadian
seseorang.33
b. Faktor penghambat dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an
Dalam menghafal Al-Qur‟an menjadi sebuah kemestian adanya
cobaan dan ujian dalam proses menghafal, hal ini para penghafal Al-
Qur‟an akan mengalami kegagalan jika tidak mampu melewatinya.
Berikut hambatan yang sering terjadi, anatara lain:
1) Malas, tidak sabar, dan berputus asa
Malas adalah kesalahan yang jamak dan sering terjadi. Tidak
terkecuali dalam menghafal Al-Qur‟an. Karena setiap hari harus
bergelut dengan rutinitas yang sama. Rasa bosan akan menimbulkan
kamalasan dalam diri untuk menghafal dan muraja’ah Al-Qur‟an.
2) Tidak bisa mengatur waktu
Seorang penghafal Al-Qur‟an dituntut lebih pandai mengatur
waktu dalam menggunakannya, baik untuk urusan dunia dan terlebih
untuk hafalannya.
33
Zamani, op. cit., h. 66-67.
24
3) Sering lupa
Hal ini dapat terajadi pada siapa pun dan kapan pun, yang
terpenting adalah bagaimana kita terus berusaha dan menjaga
hafalan tersebut, yaitu dengan cara banyak muraja‟ah.34
5. Komponen Pembelajaran
Dalam sebuah pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal jika
sesuatu yang terkait di dalamnya dapat berjalan dengan berkesinambungan.
Kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan melibatkan beberapa
komponen dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran meliputi:
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan
suatu kegiatan. Sebagai unsur penting dalam kegiatan, maka dalam
kegiatan apa pun tujuan tidak dapat diabaikan. Demikian juga halnya
dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan dalam kegiatan pembelajaran
adalah suatu cita-cita yang dicapai dalam pembelajaran.35
b. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses pembelajaran. Tanpa bahan pelajaran proses pembelajaran tidak
akan berjalan. Bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak dapat
diabaikan dalam pembelajaran, karena bahan pelajaran adalah inti dalam
proses pembelajaran yang diupayakan untuk peserta didik kuasai.36
c. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah inti dalam pendidikan. Dalam
kegiatan pembelajaran melibatkan semua komponen, guru, dan peserta
34
Ibid., h. 69-72. 35
Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 41. 36
Ibid., h. 44.
25
didik akan terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran.
Dalam hal ini, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual
peserta didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.37
d. Metode
Metode adalah suata cara yang dipergunakan untuk mencapai
tunjuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.38
e. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi
yaitu alat sebagai perlengkapan, dan dapat mempermudah usaha
mencapai tujuan.39
f. Sumber pelajaran
Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi peserta didik. Segala
sesuatu dapat dijadikan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.40
g. Evaluasi
Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan
atau segala sesuatu yang ada hubunganya dengan dunia pendidikan.
Dengan evaluasi guru dapat mengumpulkan data-data yang
membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang
diharapkan, memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
37
Ibid., h. 45. 38
Ibid., h. 46. 39
Ibid., h. 47. 40
Ibid., h. 48.
26
perkembangan dan bakat peserta didik, serta memperbaiki mutu
pelajaran atau cara belajar maupun metode mengajar.41
6. Proses Pembelajaran
Tahap proses pembelajaran menurut standar proses terdiri menjadi dua
tahap yaitu:
a. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah tahap pertama menurut standar
proses, yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Proses pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses, yaitu
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b) Mengajukan pernyataan-pernyataan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan
dipelajari.
c) Mengantarkan peserta didik pada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi
41
Ibid.,h. 51.
27
dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai.
d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan, yang mencakup kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengasosiasikan, serta mengomunikasikan
hasil.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik,
baik secara individual maupun secara kelompok melakukan
kesimpulan atau merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah
dilaksanakan, diantaranya:
a) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
b) Memberikan kegiatan lanjut dalam bentuk tugas individu
maupun kelompok.
c) Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan
selajutnya.42
7. Guru dan Peserta Didik Tahfidz Al-Qur’an
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat
penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Baik tidaknya seorang guru dapat dinilai dari penguasaan
42
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikumlum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004,
2006, ke Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 199-209.
28
materi pelajaran.43
Dalam UU Republik Indonesia No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen bahwa profesi guru merupakan pekerjaan bidang
khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, memiliki bakat, minat,
komitmen, kualifikasi akademik, tanggung jawab, dan memiliki
kesempatan mengembangkan profesinya.44
Dapat di simpulakan yang
telah dikemukakan di atas bahwa guru memiliki peranan penting dalam
dunia pendidikan dan guru harus terus meningkatkan kualitasnya dalam
proses belajar mengajar.
Dalam menghafal Al-Qur‟an, peran guru yang ahli dalam bidang
hifdzul Qur’an adalah urgen. Perannya adalah untuk memberi contoh
bacaan yang benar. Bacaan yang harus diikuti oleh murid dan
membenarkan bacaan murid jika terdapat kesalahan. Belajar Al-Qur‟an
tidak bisa serta-merta dengan otodidak, walaupun dengan tingkat
kecerdasan yang tinggi, karena dalam membaca Al-Qur‟an menuntut
adanya praktik langsung di hadapan guru sehingga sang guru dapat
menuntun murid kepada bacaan yang fasih dan shahih (benar).
Guru yang lebih diutamakan adalah yang telah memperoleh sanad.
Dengan alasan, pertama, sanad adalah bukti bahwa bacaan yang dibaca
oleh guru adalah bacaan yang mutawatir dan muttashil hingga ke Baginda
Nabi Muhammad saw., yang telah diakui oleh ulama. Kedua, guru yang
telah memiliki sanad lebih bisa diakui keahliannya dalam dunia belajar dan
menghafal Al-Qur‟an maupun dalam pengamalannya.
Selain itu, guru bisa menjadi figure bagi muridnya. Sehingga murid
akan berusaha meniru (meneladani) akhlaqul karimah dari seorang guru.
Keberadaan guru tersebut akan memotivasi murid, dengan berusaha sekuat
43
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-11, h. 21. 44
Syarif Hidayat, Teori dan Prinsip Pendidikan, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2015), cet.
Ke-II, h. 53.
29
tenaga, untuk bisa meraih keberhasilan. Ketiga, barakah guru sangat
diidam-idamkan oleh murid.45
Pada dasarnya guru pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah guru yang
memiliki kemampuan dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an serta
memahami kaidah-kaidah Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Guru
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an berhak dalam memberikan materi sesuai
dengan silabus yang harus disampaikan.
Dalam bahasa Arab dikenal tiga istilah yang sering digunakan untuk
menunjukkan pada anak didik. Tiga istilah tersebut adalah murid yang
secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan
sesuatu, tilmidz jamak dari talmidz yang berarti murid, dan thalib al-ilmi
yang menuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa. Ketiga istilah tersebut
seluruhnya mengacu kepada seorang yang tengah menempuh pendidikan.
Perbedaanya hanya terletak pada penggunaannya. Dilihat dari segi
kedudukan, anak didik makhluk yang sedang berada dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing.
Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke
arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Namun, anak didik tidak hanya
dianggap sebagai objek pendidikan saja, melainkan juga harus diperlukan
sebagai subjek pendidikan. Antara lain dengan cara melibatkan mereka
dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.46
Peran
peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar,
mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar. Melalui belajar,
maka kemampuan mental peserta didik semakin meningkat.47
Menghafal Al-Qur‟an merupakan perbuatan mulia, baik di hadapan
manusia, maupun di hadapan Allah. Orang-orang yang mempelajari,
45
Zamani, op. cit., h. 35-36. 46
Abuddin Nata, Pendidikan Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 131. 47
Arifin, op. cit., h. 12.
30
membaca atau menghafal Al-Qur‟an merupakan orang-orang pilihan yang
ditunjuk oleh Allah. Sebagai peserta didik yang terbiasa menghafalkan Al-
Qur‟an, akan lebih mudah dalam menghafalkan pelajaran lain. Peserta
didik yang terbisa dalam belajar atau mengkaji makna Al-Qur‟an, akan
terlihat pada prilaku baik dalam sehari-hari. Maka diperlukan seorang guru
tahfidz Al-Qur‟an yang dapat menjadi panutan peserta didik, dalam akhlak,
pengetahuan dan kemampuan dalam membaca Al-Qur‟an.
8. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan.48
Materi pelajaran adalah segala sesuatu
yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran
merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
yang berpusat pada materi pelajaran, merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran.49
Materi pembelajaran Al-Qur‟an meliputi pengajian membaca Al-
Qur‟an dengan tajwid, sifat huruf dan makhraj nya maupun kajian makna,
terjemahan dan tafsirnya. Para pakar pendidikan sepakat bahwa Al-Qur‟an
adalah materi pokok dalam pendidikan Islam yang harus diajarkan kepada
anak didik.50
Bagi guru, materi pembelajaran harus diajarkan atau disampaikan
dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagi peserta didik, materi
48
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 115. 49
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.
141. 50
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2014), cet. Ke II, h. 13.
31
pembelajaran harus dipelajari dalam rangka mencapai kompetensi yang
akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar.51
Keberhasilan suatu proses
pembelajaran, ditentukan oleh seberapa banyak peserta didik dapat
menguasai materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
Materi yang terdapat dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT
Al-Mughni selain menghafal ayat Al-Qur‟an juga mempelajari ilmu tajwid.
Dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an jika terdapat peserta didik
belum tepat dalam melafalkan ayat Al-Qur‟an, maka akan dibimbing dalam
membaca Al-Qur‟an mengenai tajwid maupun makharijul huruf oleh
pembimbing tahfidz Al-Qur‟an.52
Ayat Al-Qur‟an yang dihafal antara lain
QS. at-Tahrim s/d QS. al-Jumu‟ah.53
9. Evaluasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Menurut Arifin, “Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.”54
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat
dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.55
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan
dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan,
51
Hakim, op. cit., h. 117. 52
Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 24 Juli 2017 pukul
10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni. 53
Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni. 54
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 5. 55
Ibid., h. 2.
32
materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem
penilaian itu sendiri.56
Di Indonesia, evaluasi hasil banyak digunakan
dalam pendidikan. Evaluasi hasil disebut penilaian hasil belajar, meskipun
pengertiannya sama namun cakupannya berbeda. Karena hasil yang
dimaksudkan dalam evaluasi hasil adalah hasil belajar dalam pengertian
pengetahuan. Sedangkan evaluasi penilaian hasil belajar tidak hanya
berkenaan dengan domain pengetahuan tetapi juga domain keterampilan
dan sikap.57
Evaluasi pembelajaran ini tidak hanya untuk peserta didik namun guru
dan pendukung lainya. Seperti dapat membantu peserta didik dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, dapat menilai
efektivitas strategi pembelajaran, program kurikulum, serta dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Evaluasi yang digunakan pada SMP IT Al-Mughni dengan cara tes
lisan.58
Tes lisan ini terdapat dua macam, yaitu menyambung ayat dan
menyetor semua ayat yang telah dihafal peserta didik di semester tersebut.
Dengan adanya evaluasi ini agar guru maupun peserta didik mengetahui
pencapaian target hafalan yang ditentukan, fashahah peserta didik dalam
menghafal, dan hukum bacaan tajwid maupun makhraj peserta didik dalam
melafalkan ayat.59
C. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari Al-Qur‟an
dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an
yang dilaksanakan di SMP IT Al-Mughni merupakan pembelajaran wajib bagi
56
Ibid., h. 14. 57
Ibid., h. 34. 58
Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 24 Juli 2017 pukul
10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni. 59
ibid.,
33
seluruh peserta didik. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an ini telah berjalan sejak
tahun 2001. Peserta didik menghafal 3 Juz yakni, Juz 28 untuk kelas IX, Juz 29
untuk kelas VIII, dan Juz 30 untuk kelas VII. Namun terdapat inovasi baru, yang
berlaku untuk peserta didik kelas VII yakni, peserta didik menghafalkan
kumpulan ayat dari 40 surat yang sering dibacakan oleh imam-imam besar pada
beberapa negara. Walaupun adanya inovasi dalam pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an, namun tidak mengurangi ataupun menghapus tujuan dalam pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an. Melalui pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, akan menjadikan
peserta didik sebagai generasi Qur‟ani yang memiliki hafalan Al-Qur‟an dan
dapat diaplikasikan dalam keseharian.
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an memiliki satu kali pertemuan dalam
seminggu. Terdapat tiga pembimbing dalam satu kelas dengan klasifikasi
kemampuan membaca Al-Qur‟an peserta didik. Peserta didik dapat menghafal
dan memperbaiki bacaan Al-Qur‟an dengan pembimbing masing-masing dengan
metode talaqqi. Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an terdapat dua macam
test, yaitu tes lisan dan tulisan.60
D. Hasil Penelitian Relevan
1. Skripsi yang disusun oleh Nisma Shela Wati (3211113141), Mahasiswa IAIN
Tulungagung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI, dengan
judul “Peranan Tahfidz Al-Qur‟an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar Sawo
Campurdarat Tulungagung” pada tahun 2015. Pada skripsi tersebut Nisma
Shela Wati menjelaskan peran tahfidz Al-Qur‟an di MA Ummul Akhyar
Sawo Campurdarat Tulungagung peserta didik diwajibkan mampu
menghafalkan 2 juz dalam setahun melalui metode muraja‟ah dan metode al-
Qosimi. Selain itu, ia juga menjelaskan dengan tahfidz Al-Qur‟an dapat
mempengaruhi kecerdasan berfikir peserta didik. Begitupun dengan tujuan
60
Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, observasi dan dokumen analisis di
SMP IT Al-Mughni.
34
dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai
kaitan tahfidz dengan kecerdasan berfikir peserta didik. Metode yang
digunakan oleh Nisma Shela Wati adalah metode kualitatif deskriptif, dengan
teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara dan,
dokumentasi. Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan
data tersebut menunjukkan bahwa tahfidz Al-Qur‟an akan melatih sensitifitas
indera pendengaran peserta didik, melatih peserta didik untuk berkonsentrasi
tinggi, dan membantu para peserta didik mudah memahami Al-Qur‟an dan
mudah menjadi taqwa.61
2. Skripsi yang disusun oleh Suwarti (3103098), Mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang Fakultas Tarbiyah, dengan judul “Pelaksanaan Program Tahfidz
Al-Qur‟an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan Bunda Semarang)” pada tahun
2008. Pada skripsi tersebut, Suwarti menjelaskan pelaksanaan program
tahfidz Al-Qur‟an 2 Juz di SDIT Harapan Bunda, di mana program tahfidz
Al-Qur‟an yang dilaksanakan pada kelas VI dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran. Selain itu dalam skripsi ini menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan program tahfidz Al-Qur‟an. Metode yang
digunakan oleh Suwarti adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik
pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan data tersebut
menunjukkan bahwa program tahfidz Al-Qur‟an di SDIT Harapan Bunda
termasuk program khas
di mana kurikulumnya termasuk dalam bentuk
kurikulum yang membedakan dengan sekolah lainnya.62
3. Tesis yang disusun oleh Sri Purwaningsih Romadhon (1320410005), dari
UIN Sunan Kalijaga dengan judul “Implementasi Pembelajaran Tahfidz
61
Nisma Shela Wati, “Peranan Tahfidz Al-Qur‟an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar Sawo
Campurdarat Tulungagung”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung,
Tulungagung, 2015, h. 71-78. 62
Surwati, “Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur‟an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan Bunda
Semarang)”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2008, h. 57-70.
35
Dengan Pendekatan Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT
Hidayatullah Yogyakarta” tahun 2015. Pada tesis ini Sri Purwaningsih
Romadhon mendapati keutamaan apabila tahfidz dijadikan pembelajaran bagi
anak berkebutuhan khusus. Karena dengan tahfidz, tantrum anak berkurang
dan anak cenderung bisa diarahkan. Keberhasilan dari implementasi
pemebelajaran tahfidz dengan pendekatan humanistic mendapatkan
perbaikan akhlak dan prilaku peserta didik, peserta didik mampu mencapai
target hafalan dengan baik, sosialisai antar teman semakin baik, kepercayaan
diri peserta didik menjadi tinggi. Metode yang digunakan oleh Sri
Purwaningsih Romadhon adalah metode deskriftif kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi,
dalam menguji kredibilitas data ia menggunakan teknik triangulasi sumber
data. Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan data
tersebut menunjukkan bahwa guru maupun anak berkebutuhan khusus harus
membuat perencanaan yang matang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.63
4. Jurnal yang disusun oleh Zulfitria mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Jakarta, dengan judul “Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Dalam
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar”. Pada jurnal ini, Zulfitria membahas
tentang pentingnya pendidikan agama khususnya pada pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an serta pembentukan karakter peserta didik melalui pendidikan.
Karena pembentukan kepribadian manusia yang seimbang, sehat, dan kuat
sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama dan internalisasi nilai keagamaan
dalam diri peserta didik. Hasil yang ditunjukkan pada penelitian ini adalah
pembentukan karakter pada peserta didik dapat dipengaruhi oleh pendidikan
agama, khususnya pada pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Maka melalui
63
Sri Purwaningsih Romadhon, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Dengan Pendekatan
Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT Hidayatullah Yogyakarta”, Tesis pada Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015. h. 176-179.
36
pendidikan Al-Qur‟an diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam
meningkatkan derajat dan martabat peserta didik sebagai anak bangsa.64
Penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an
sebagai upaya untuk mengungkapkan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang
dilaksanakan sekolah dalam rangka mengantarkan peserta didik untuk dapat
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar serta memiliki hafalan 2,5 Juz di
SMP IT Al-Mughni. Berkaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, terdapat hasil penelitian-penelitian yang
dilakukan peneliti lain yang sejalan dengan penelitian penulis dan memiliki
kesamaan dan perbedaan. Keempat penelitian ini memiliki persamaan,
persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang tahfidz Al-
Qur‟an. Sedangkan adanya perbedaan penelitian penulis dengan penelitian lain
yaitu, perbedaan yang pertama terdapat pada tempat dan tahun penelitian,
penelitian yang dilakukan Nisma di MA Ummul Akhyar Sawo Campurdarat
Tulungagung pada tahun 2015, penelitian yang dilakukan Surwati di SDIT
Harapan Bunda Semarang pada tahun 2008, penelitian yang dilakukan Sri di SD
IT Hidayatullah Yogyakarta pada tahun 2015, dan penelitian yang dilakukan
Zulfitria di Sekolah Dasar pada tahun 2017. Sedangkan penulis meneliti di SMP
IT Al-Mughni Kuningan Jakarta pada tahun 2018.
Perbedaan kedua terdapat pada fokus penelitian di antaranya fokus
penelitian Nisma yaitu kaitan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dengan
kecerdasan berfikir peserta didik, fokus penelitian Surwati yaitu pelaksanaan
pembelajaran tahfidz dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan program tahfidz Al-Qur‟an, fokus penelitian
Sri yaitu implementasi pembelajaran tahfidz dengan pendekatan humanistik pada
anak berkebutuhan khusus, fokus penelitian Zulfitriah yaitu pembentukan
karakter melalui pendidikan tahfidz Al-Qur‟an. Sedangkan fokus dalam
64
Zulfitria, “Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah
Dasar”, Naturalistic, Vol. 2, 2017, h. 124.
37
penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-
Mughni kuningan Jakarta.
Perbedaan ketiga terdapat pada teknis penelitian di antaranya teknis
penelitian pada Nisma yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknis
penelitian pada Surwati yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan
teknis penelitian pada Sri yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Sedangkan teknis penelitian yang digunakan penulis adalah observasi,
wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan triangulasi.
Perbedaan ke empat terdapat pada hasil penelitian di antaranya hasil pada
penelitian Nisma yaitu tahfidz Al-Qur‟an akan melatih sensitifitas indera
pendengaran siswa, melatih siswa untuk berkonsentrasi tinggi, dan membantu
para siswa mudah memahami Al-Qur‟an dan mudah menjadi taqwa. Hasil pada
penelitian Surwati yaitu program tahfidz Al-Qur‟an di SDIT Harapan Bunda
termasuk program khas
di mana kurikulumnya termasuk dalam bentuk
kurikulum yang membedakan dengan sekolah lainnya. Hasil pada penelitian Sri
yaitu bahwa guru maupun anak berkebutuhan khusus harus membuat
perencanaan yang matang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil
pada penelitian Zulfitria yaitu pembentukan karakter pada peserta didik dapat
dipengaruhi oleh pendidikan agama, khususnya pada pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an. Sedangkan penulis mendapatkan hasil pada penelitian ini yaitu
pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah
berjalan dengan baik, melalui metode dan inovasi dalam pembelajaran yang
dikembangkan oleh guru tahfidz Al-Qur‟an dan sekolah.
E. Kerangka Berpikir
Al-Qur‟an sebagai Dienul Islam, dimana menjadi petunjuk bagi seluruh
umat manusia dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang meyakini dan
mengimani Al-Qur‟an. Al-Qur‟an memiliki sifat keagungan dan derajat yang
38
mulia, maka dari itu bagi kaum muslim diharuskan untuk mempelajari Al-Qur‟an
baik membaca, menulis, menghafalkan, serta mempelajari isi kandungan Al-
Qur‟an.
Pencapaian dalam pendidikan yaitu memelihara dan memberi latihan
mengenai akhlak dan kecerdasan dalam mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya, dalam bentuk sikap maupun prilaku yang positif di masyarakat.
Begitupun dengan pendidikan keagamaan yang berfungsi mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya. Sehingga pada akhirnya akan menjadi petunjuk
dalam menjalani kehidupan dalam keseharian dan menjadikan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT.
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari Al-Qur‟an
dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Menghafalkan Al-Qur‟an
dengan metode yang digunakan para penghafal Al-Qur‟an akan semakin
bertambah generasi penghafal Al-Qur‟an. Peserta didik yang menghafalkan Al-
Qur‟an akan terbiasa dalam mengingat-ingat ayat Al-Qur‟an, begitupun dengan
pelajaran lainnya ia akan merasa mudah dan terbiasa dalam menghafal atau
mengingat pelajaran.
Menghafal Al-Qur‟an atau tahfidz Al-Qur‟an kini telah diterapkan sebagai
salah satu kurikulum dalam pendidikan Islam pada lembaga formal. Salah satu
lembaga formal yang menjadikan tahfidz Al-Qur‟an bagian dari kurikulum yaitu
SMPIT Al-Mughni. Adanya kurikulum tahfidz Al-Qur‟an ini bertujuan untuk
mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an serta dapat
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta yang
beralamat di Jln. Gatot Subroto Kav. 26 Setiabudi Jakarta Selatan. Waktu
penelitian dimulai pada bulan 26 April 2017 s/d 27 April 2018.
B. Metode Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan
secara ilmiah dalam bidang tertentu untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-
prinsip terbaru. Pada dasarnya, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.1 Penelitian kualitatif dapat
menjelaskan data-data yang membentuk lisan dan tulisan dari peristiwa-peristiwa
sosial.2 Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang.3 Pada penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif kualitatif, dengan analisis
deskriptif dari data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi,
kuesioner/angket dan triangulasi. Kegiatan pokok dalam penelitian ini adalah
mendeskripsikan dan menganalisis fenomenal yang diteliti yaitu, hal-hal yang
berkaitan dengan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2.
2 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2013), h.
188. 3 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), cet. Ke-9, h. 54.
40
C. Instrumen Penelitian
Agar penelitian lebih terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi
instrumen penelitian, di mana kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi acuan
membuat pedoman observasi, pedoman wawancara serta kuesioner/angket, guna
dalam mencari informasi maupun data yang peneliti butuhkan dapat tercapai.
Berikut kisi-kisi observasi pada pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
No. Objek Pengamatan Indikator
1. Pelaksanaan pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an di kelas
1.1 Kondisi ruang kelas
1.2 Suasana kegiatan belajar
1.3 Alat pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an di luar kelas
1.1 Kondisi tempat belajar
1.2 Suasana pembelajaran
1.3 Alat pembelajaran
3. Pelaku pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an
3.1 Guru tahfidz Al-Qur‟an
3.2 Peserta didik
4. Aktivitas pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an
4.1 Proses pembelajaran
4.2 Sikap kooperatif peserta didik
dalam belajar atau menyetor
hafalan Al-Qur‟an
4.3 Metode dalam pembelajaran
Tahfidz Al-Qur‟an
4.4 Alat dan media pendukung
4.5 Evaluasi
5. Implikasi pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an
5.1 Kelancaran dalam membaca
hafalan Al-Qur‟an
41
5.2 Ketetapan dalam makhraj huruf
dan tajwidnya
Instrumen penelitian pada wawancara, peneliti memberikan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table kisi-kisi wawancara dibawah ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
No. Sub Pokok
Pertanyaan
Aspek yang
Diungkap Sumber Data
Butir
Soal
1
Proses kegiatan
belajar mengajar
tahfidz Al-
Qur‟an
1.1 Peran guru
dalam
pembelajaran
1.2 Kesesuaian
antara metode,
materi dan
kemampuan
peserta didik
Kepala sekolah
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Peserta didik
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Peserta didik
5, 6
2
1, 2
8, 9
3
2
Komponen
pembelajaran
tahfidz Al-
Qur‟an
2.1 Kegiatan
pembelajaran
2.2 Kurikulum
2.3 Materi
2.4 Metode
Kepala sekolah
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Kepala sekolah
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Guru tahfidz Al-
3, 7, 8
1, 10, 11
1, 2, 4
6, 7
3, 4
5
42
2.5 Evaluasi
Qur‟an
Kepala sekolah
Guru tahfidz Al-
Qur‟an
Peserta didik
9
12, 13,
14
4
Instrumen angket yang digunakan, penulis memberikan pertanyaan-
pertanyaan semi terbuka dimana pertanyaan yang diberikan alternatif
jawabannya, namun responden juga dapat menambah jawaban sesuai dengan
keinginan responden terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi intrumen
penelitian di bawah ini:
Table 3.3
Kisi-kisi Instrumen Angket Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
No. Sub Pokok
Pertanyaan Aspek yang Diungkap Butir
Soal
1. Peserta didik
1.1 Peserta didik dapat
mengaplikasikan ayat yang telah di
hafal dalam keseharian
1.2 Peserta didik mampu menghafal
dengan baik
1.3 Peserta didik mengikuti etika
dalam menghafal Al-Qur‟an
1.4 Peserta didik senantiasa berprilaku
baik dalam sosial dengan teman
maupun guru
1.5 Peserta didik mampu memuliakan
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8
9, 10,
11, 12
13, 14
43
Al-Qur‟an sebagai bentuk
penghormatan kepada Al-Qur‟an
1.6 Motivasi peserta didik dalam
menghafal Al-Qur‟an
1.7 Kendala peserta didik dalam
proses pembelajaran
29, 30
31, 32
2. Metode
Pembelajaran
2.1 Guru mengajar sesuai tahapan-
tahapan yang telah disepakati
(talaqqi)
15, 16
3. Guru
3.1 Guru menyampaikan pelajaran
dengan baik
3.2 Guru memiliki prilaku yang dapat
diteladani peserta didik
3.3 Guru membimbing peserta didik
pada proses menghafal
17
18, 19,
20, 21
22, 23
4. Materi 4.1 Guru menguasai materi yang akan
disampaikan
24
5. Evaluasi
5.1 Mengetahui hasil belajar peserta
didik terutama dalam menghafal
Al-Qur‟an
5.2 Guru memberikan feedback
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an
25, 26,
27
28
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui penelitian
kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research), untuk
memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkakan dan
menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini.
44
1. Penelitian kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
mempelajari buku-buku dan referensi yang ada hubungannya dengan objek
yang diteliti. Penelitian kepustakaan ini ditujukan untuk mencari landasan
teori yang berhubungan dengan penyusunan skripsi melalui membaca buku
referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini
dimaksudkan untuk memperoleh pengertian secara teoritis bahan yang
mendasari pengumpulan data dilapangan.
2. Penelitian lapangan
Untuk memperoleh data lapangan, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan
yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di sekolah.
b. Wawancara (interview), yaitu alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan
pula. Menurut Lexy dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif,
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud tertentu, yaitu
pewawancara mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4 Wawancara dalam
pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti mewawancarai guru
tahfidz Al-Qur‟an dalam rangka menggali informasi tentang
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni. Kemudian
peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk mendapatkan informasi
kegiatan pada pembelajaran tahfidz, kurikulum tahfidz serta peran guru
tahfidz dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Serta peneliti
mewawancarai peserta didik sebagai salah satu faktor berjalannya
4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya), h.
186.
45
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, di mana peneliti mendapatkan informasi
tentang proses dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.
c. Dokumentasi, yaitu memperoleh data yang didokumentasikan oleh pihak
sekolah. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik ini meliputi: data
tentang guru, sarana dan prasarana, serta kurikulum tahfidz Al-Qur‟an.
d. Angket atau kuesioner, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan beberapa pernyataan kepada responden atau subyek
penelitian.5 Angket atau kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data
atau informasi dari peserta didik. Teknik ini dipilih peneliti untuk
memperkuat data lain selain dengan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian, sehingga data yang
telah terkumpul dapat mengungkapkan atau memberikan informasi yang
benar-benar dibutuhkan dalam penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi sesuatu yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan pola.6 Analisis yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah dengan model analisis data mengalir.7 Dalam
penelitian ini digunakan teknik analisis sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang
dikumpulkan melalui observasi pada proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,
wawancara kepada guru tahfidz Al-Qur‟an, kepala sekolah, dan peserta
didik, serta studi dokumentasi. Data-data tersebut dikumpulkan dan dianalisis
kemudian disesuaikan dengan perumusan masalah penelitian.
5 Sugiyono, op. cit., h. 142.
6 Lexy, op. cit., h. 248.
7 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, h. 69.
46
2. Reduksi Data
Proses reduksi data meliputi langkah penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan, pengabtraksian, dan pentransformasian data mentah yang
telah diperoleh dari hasil penelitian. Dari reduksi data peneliti dapat
menganalisis data yang diperoleh hingga dapat fokus pada rumusan masalah
dengan menajamkan dan menyeleksi data yang tidak diperlukan. Sehingga
peneliti mendapatkan kesimpulan pada penelitian tersebut.
3. Penyajian Data
Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar tentang temuan
penelitian. Namun untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan dalam
bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan gambar, bagan dan tabel ini
dapat memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam
memahami isi penelitian.8 Selain peneliti menjabarkan data secara deskriptif,
peneliti juga memperkuat data dengan menyertai bagan dan tabel. Bagan
dapat memperjelas pada pembahasan evaluasi pembelajaran tahfidz, dan
tabel dapat memperjelas kisi-kisi instrument penelitian, penjabaran hasil
yang diperoleh melalui kuesioner, serta materi pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.
4. Koding dan Analisis
Koding merupakan kegiatan membuat kode. Kode dapat berupa kata
atau frase yang digunakan oleh peneliti untuk mengidentifikasi,
mendeskripsikan atau meringkas kalimat teks.9 Setelah mendapatkan data,
peneliti memberikan kode-kode pada data yang diperoleh, kemudian dianalis.
Kode-kode yang diberikan pada data yang diperoleh, dapat
mengorganisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat
memunculkan gambaran topik yang diangkat. Setelah pengkodingan data,
8 ibid., h. 71.
9 Samiaji Sarosa, Dasar-DasarPenelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Indeks, 2017), h. 80.
47
analisis dapat mensistematiskan data sehingga dapat menemukan data yang
penting dan dapat dijadikan pola sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
5. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Terdapat empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan yaitu sumber, metode,
penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi
dengan sumber yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian. Hal ini dapat dicapai dengan lima cara yaitu,
pertama, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Kedua, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Ketiga,
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Keempat, membandingkan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan
orang sekitar dari berbagai jenis kelas sosial. Kelima, membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.10
Peneliti dapat mengecek data maupun mendapatkan data melalui teknik
triangulasi, yakni dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara. Pengamatan yang dilakukan peneliti melalui
observasi lapangan dalam hal pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,
sedangkan wawancara, peneliti mewawancarai guru tahfidz, kepala sekolah
serta peserta didik mengenai pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Serta
kuesioner yang peneliti bagikan pada responden yaitu peserta didik sebagai
pelaksana pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.
10
Moleong, op. cit., h. 331.
48
6. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data
maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Dengan
menggunakan analisis model interaktif, analisis ini dilakukan dalam bentuk
interaktif dari ketiga komponen utama. Proses pemilihan data akan
difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,
pemaknaan, maupun untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai
dengan rumusan masalah penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta Selatan.
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini mendeskripsikan hasi-hasil temuan yang didapatkan di lokasi
penelitian, diawali dengan deskripsi data melalui observasi, wawancara, dokumentasi
dan kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi tentang variabel penelitian
yaitu pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lokasi penelitian. Penjabaran dan
analisis yang dilakukan berdasarkan instrumen yang telah ditetapkan sebelum terjun
ke lokasi penelitian. Peneliti memfokuskan pada pendalaman wawancara ditambah
dengan observasi, kuesioner juga dokumentasi yang ada, sehingga dalam pembahasan
ini berisi analisis dari peneliti.
A. Deskripsi Data
1. Data Observasi
a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di
Kelas
Pada tahap observasi, peneliti melakukan observasi di kelas VIII.
Kelas VIII terletak di lantai 2 dan 3, dimana kelas VIII A terletak di
lantai 2 sedangkan kelas VIII B di lantai 3. Kedua kelas dilengkapi
dengan AC, papan tulis, meja guru, mading, dan dispenser. Tiap-tiap
peserta didik memiliki tempat duduk dan kursi, terdiri dari 3 banjar
horizontal, tiap banjar terdiri dari 4 atau 5 baris vertikal, tiap baris diisi
oleh satu peserta didik. Sistem tempat duduk diacak antara perempuan
dan laki-laki, dalam satu baris terdapat dua atau satu laki-laki karena
perempuan lebih banyak dari laki-laki. Untuk loker dan rak sepatu
terdapat di luar kelas. Jadi di dalam kelas hanya terdapat peralatan yang
mendukung pembelajaran peserta didik. Suasana pra pembelajaran
50
sangat kondusif, guru mempersilahkan peserta didik untuk merapihkan
masing-masing posisi duduknya. Setelah peserta didik telah rapih
dengan posisi duduk beserta Al-Qur‟an masing-masing, lalu mereka
menjawab salam pembuka dari pembimbing. Sebelum memulai
pembelajaran, guru pembimbing menanyakan kesiapan peserta didik
dan bertanya adakah yang belum hadir atau berhalangan hadir.
Kemudian mereka membaca doa dan kalamun qadim.
b. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di
Luar Kelas
Pelaksanaan yang dilakukan di luar kelas, biasanya pembimbing
menggunakan ruang rapat, ruang tamu, ruang multi media, atau
perpustakaan. Pembelajaran dilaksanakan di luar kelas karena peserta
didik dibagi menjadi tiga kelompok dengan masing-masing
pembimbing, dengan kondisi yang tidak kondusif dalam proses
menghafal maupun menyetorkan hafalan tidak memungkinkan untuk
belajar dalam satu ruangan. Suasana pra pembelajaran sangat kondusif,
guru mempersilahkan peserta didik untuk merapihkan masing-masing
posisi duduknya. Setelah peserta didik telah rapih dengan posisi duduk
beserta kitabnya, lalu mereka menjawab salam pembuka dari
pembimbing. Sebelum memulai pembelajaran, guru pembimbing
menanyakan kesiapan peserta didik dan bertanya adakah yang belum
hadir atau berhalangan hadir. Kemudian mereka membaca doa dan
kalamun qadim secara khidmad.
c. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
1) Peserta Didik
Peserta didik di kelas VIII A berjumlah 18 peserta didik. Terdiri
dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun latar belakang pendidikan
peserta didik adalah 7 orang lulusan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) atau
51
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) dan 11 orang lulusan sekolah
Sekolah Dasar (SD). Sedangkan peserta didik di kelas VIII B
berjumlah 19 peserta didik. Terdiri dari 7 laki-laki dan 12
perempuan. Adapun latar belakang pendidikan peserta didik adalah 8
orang lulusan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) atau Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SD IT) dan 11 oang lulusan Sekolah Dasar (SD).
Pendidikan di SMP IT Al-Mughni, dalam kesehariannya
menggunakan seragam dan jilbab bagi peserta didik perempuan.
2) Guru/Pembimbing Tahfidz Al-Qur‟an
Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni
dibimbing oleh tiga orang guru tahfidz diantaranya, Bapak Izul
Ramdani, S.Q, S.Th.I, beliau telah mengajar di SMP IT Al-Mughni
sejak tahun 2002. Beliau merupakan guru tahfidz Al-Qur‟an yang
membimbing peserta didik dengan grade A. Kemudian Bapak
Ahmad Afifi, S.Th.I, beliau telah mengajar di SMP IT Al-Mughni
sejak tahu 2004. Beliau merupakan guru tahfidz yang membimbing
peserta didik dengan grade B. Serta Bapak Wildan Al-Ghofur, S.Pd.I
telah mengajar sejak tahun 2008. Beliau merupakan guru tahfidz Al-
Qur‟an yang membimbing peserta didik dengan grade C.
d. Aktivitas Pelaksanaan Pembalajaran Tahfidz Al-Qur’an
Pada pembahasan ini peneliti membahas tentang aktivitas
pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada kelas VIII A.
Sebelum memulai pembelajaran, guru membuka pertemuan dengan
salam dilanjutkan dengan do‟a dan membaca kalamun qodim. Pada
kelompok grade A, pembimbing memberikan waktu untuk peserta didik
membaca dan menghafal sendiri-sendiri sedangkan pembimbing
menyimak, jika terdapat peserta didik yang keliru atau tidak tepat dalam
melafalkan ayat Al-Qur‟an, maka pembimbing langsung
52
membenarkannya. Setelah kurang lebih lima belas menit peserta didik
mempersiapkan diri untuk menyetorkan hafalannya kepada
pembimbing. Peserta didik secara bergantian untuk menyetorkannya,
dan pembimbing menyimak, membenarkan jika terdapat tajwid maupun
makharijul huruf yang tidak tepat serta membantu peserta didik saat
peserta didik lupa pada ayat yang sedang dihafalakannya. Pada
kelompok ini terdapat 7 peserta didik, sering kali pembimbing meminta
kepada peserta didiknya untuk menyetorkan setiap pertemuan, dengan
tujuan agar selesai hafalan tepat pada waktunya, sehingga peserta didik
hanya muroja’ah saja pada akhir semester. Pada akhir pembelajaran
pembimbing mengingatkan kepada peserta didik yang belum
menyetorkan pada hari itu, dan peserta didik yang masih jauh dari
target, serta mengingatkan kepada peserta didik untuk terus muroja’ah
agar hafalan yang telah dihafal tidak hilang.1
Sedangkan aktivitas pada grade B tidak jauh berbeda dengan grade
A. Diawali dengan salam, membaca do‟a dan membaca kalamun qodim
kemudian pembimbing memberikan waktu kepada peserta didik untuk
menghafalkan atau mempersiapkan diri sebelum menyetor pada
pembimbing, dengan cara masing-masing menghafalkan secara sendiri-
sendiri maupum bersama-bersama dan pembimbingpun menyimak.
Setelah itu peserta didik secara bergantian menyetorkan hafalan kepada
pembimbing, dan pembimbing menyimak serta membenarkan bacaan
peserta didik. Bagi peserta didik yang telah selesai menyetorkan
hafalannya, peserta didik membantu temannya dalam menghafal. Pada
kelompok ini terdapat 6 peserta didik, pembimbing mengusahakan agar
dalam setiap pertemuan peserta didik dapat menyetorkan minimal tiga
atau empat ayat. Di akhir pembelajaran pembimbing mengingatkan
1 Hasil Observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 6 Maret 2018
pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.
53
kepada peserta didik yang belum menyetorkan pada hari itu, dan peserta
didik yang masih jauh dari target, serta mengingatkan kepada peserta
didik untuk terus muroja’ah, dan dilanjutkan dengan membaca
hamdalah dan kafaratul majlis.2
Aktivitas pada grade C tidak jauh berbeda dengan grade A dan
grade B, diawali dengan salam, membaca do‟a dan kalamun qodim
kemudian pembimbing memberikan waktu kepada peserta didik untuk
menghafalkan ayat atau surat yang akan disetorkan pada pembimbing
dengan cara sendiri-sendiri atau dibantu oleh pembimbing dengan
metode jama’, yakni ayat yang dihafal dibaca secara bersama-sama
yang dipimpin oleh pembimbing kemudian peserta didik menirukan
secara berulang-ulang. Setelah itu peserta didik secara bergantian
menyetorkan hafalan kepada pembimbing, dan pembimbing menyimak
serta membenarkan bacaan peserta didik. Pada kelompok ini terdapat 5
peserta didik, pembimbing tidak memaksakan pada peserta didik untuk
menyetorkan hafalan, karena kemampuan peserta didik dalam membaca
Al-Qur‟an yang belum benar, sehingga dalam menghafal peserta didik
mengalami kesulitan. Maka dari itu, pembimbing memfokuskan pada
kemampuan membaca Al-Qur‟an peserta didik. Di akhir pelajaran
pembimbing memberikan motivasi agar peserta didik tetap semangat
dan istiqomah dalam belajar membaca dan menghafal Al-Qur‟an dan
dilanjutkan dengan membaca hamdalah dan kafaratul majlis.3
2 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada 26 Maret 2018 pukul 10.45
WIB di SMP IT Al-Mughni. 3 Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi pada 26 Maret
2018 pukul 10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni.
54
2. Data Wawancara
a. Wawancara Kepala Sekolah
Untuk meningkatkan kegiatan terprogram, sekolah memfasilitasi
dan memberikan dukungan kepada guru berupa pelaksanaan
pembelajran tahfidz Al-Qur‟an. Tahfidz Al-Qur‟an termasuk dalam
pembelajaran yang lebih keperaktek pada pelaksanaannya tahfidz
diberlakukan untuk seluruh peserta didik SMP IT Al-Mughni. Untuk
standar minimal, peserta didik dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik
dan benar. Tingkat penguasaan peserta didik diukur bukan dari seberapa
banyak mereka menghafal, namun saat peserta didik melafalkan ayat
atau surat yang dihafal dengan baik dari segi tajwid maupun makharijul
huruf. Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik, bagi peserta didik
yang telah menyelesaikan hafalan sesuai target sekolah, maupun yang
melebihi target, akan diwisuda tahfidz saat kelulusan sekolah. Menurut
Shidu, “sekolah berharap setelah lulus dari SMP IT Al-Mughni peserta
didik mampu membaca Al-Qur‟an, mempunyai hafalan Al-Qur‟an
dengan baik dan menerapkan hafalannya sebagai imam pada shalat di
masyarakat luas.”4
b. Wawancara Guru Tahfidz Al-Qur’an
Menurut Izul Ramdhani, “wajib memperkenalkan Al-Qur‟an
kepada anak sejak dini ditambah dengan keadaan zaman yang semakin
modern. Setidaknya anak dapat membaca Al-Qur‟an, dengan anak telah
dapat membaca Al-Qur‟an maka tidak sulit baginya untuk menghafal
Al-Qur‟an.”5 Secara tidak langsung dalam beribadah, seperti shalat
peserta didik dapat membaca surat-surat pendek dengan benar, bahkan
4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Ibu Shidu pada 26 Maret 2018 pukul 09.00 WIB di
SMP IT Al-Mughni. 5 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 16 Agustus 2017
pukul 11.41 WIB di SMP IT Al-Mughni.
55
jika telah menghafal, dapat membaca surat lainnya. Selain itu, menurut
Izul Ramdhani, “pengajaran Al-Qur‟an pada anak-anak merupakan
dasar pendidikan Islam pertama yang harus diajarkan. Dengan begitu
sekolah ingin mencetak peserta didik sebagai generasi Qur‟ani yang
memiliki hafalan Al-Qur‟an dan dapat diaplikasikan dalam
keseharian.”6 Untuk mewujudkan hal tersebut, sekolah menjadikan
tahfidz Al-Qur‟an sebagai pembelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Adanya pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, peserta didik
dapat terbiasa dengan menghafal. Adapun pelaksanaan tahfidz Al-
Qur‟an diadakan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Dalam
pembelajaran peserta didik dibagi menjadi tiga kelompok, grade A,
grade B, dan grade C. Pembagian kelompok pada pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an untuk memfokuskan peserta didik sesuai dengan
kemampuannya. Menurut Afifi, bagi peserta didik yang belum lancar
dalam membaca Al-Qur‟an akan dikelompokkan di grade C agar lebih
fokus untuk melancarkan dalam membaca Al-Qur‟an.7 Untuk kelompok
grade A berisikan peserta didik yang telah lancar dalam membaca Al-
Qur‟an baik tajwid maupun makharijul huruf. Pada kelompok ini,
peserta didik lebih banyak untuk menghafal sendiri, pembimbing hanya
memperhatikan, mengingatkan, bagi peserta didik jika dalam
melafalkannya terdapat kesalahan dalam tajwid. Sedangkan pada
kelompok grade B, tidak jauh berbeda dengan grade A. Yang
membedakan hanya kekuatan dalam menghafal, kecepatan dalam
menghafal dan tajwid peserta didik.8 Sedangkan pada grade C, menurut
Afifi, grade C berisikan peserta didik dengan kemampuan membaca dan
6 Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Izul pada 6 Maret 2018
pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni. 7 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi pada 26 Maret 2018
pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni. 8 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 6 Maret 2018 pukul
09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.
56
menghafal Al-Qur‟an yang lemah, pada kelompok ini guru pembimbing
memfokuskan pada bacaan peserta didik agar dalam membaca Al-
Qur‟an dengan baik dan benar pada tajwid dan makharijul huruf.
Setelah bacaan peserta didik benar, maka peserta didik diperbolehkan
untuk menghafal.9
c. Wawancara Peserta Didik
Peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik dengan cara
random, sampai peneliti menemukan titik jenuh. Kesimpulan yang
peneliti dapat ialah, dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan pembimbing
masing-masing dan dengan metode peserta didik gunakan. Karena
pembimbing membatu peserta didik yang mengalami kesulitan, dan
tidak memaksakan saat peserta didik tidak dapat menghafal karena
faktor eksternal. Dengan adanya tahfidz Al-Qur‟an peserta didik dapat
membaca Al-Qur‟an minimal setelah shalat maghrib, hafalan peserta
didik menambah dari jenjang sekolah sebelumnya, dan dapat belajar Al-
Qur‟an bagi yang belum bisa. Dan kesulitan yang dialami peserta didik
tidak jauh dari pada saat menghafal peserta didik menemukan ayat yang
panjang atau ayat yang sama dan motivasi pada peserta didik internal
maupun eksternal. Bagi peserta didik yang sedikit hafalannya atau
lambat dalam menghafal, seminimal mungkin peserta didik mempunyai
hafalan satu Juz, yaitu Juz 30.
3. Data Dokumentasi
Dokumen yang peneliti gunakan di antaranya kurikulum, silabus, RPP
dan pedoman harian peserta didik tahfidz Al-Qur‟an. Kurikulum, merupakan
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran tahfidz Al-
9 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi, op.cit.,.
57
Qur‟an, kemudian silabus merupakan rencana pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an yang telah diinovasi oleh tim tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, indikator,
kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan RPP,
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun untuk setiap kompetensi
dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dan pedoman
harian peserta didik tahfidz Al-Qur‟an yaitu berupa buku panduan yang
terdiri dari catatan setoran peserta didik, serta kumpulan ayat-ayat yang akan
dihafalkan oleh peserta didik serta target hafalan peserta didik per minggu.
4. Data kuesioner
Pada deskripsi data ini, peneliti menjelaskan tentang pendapat peserta
didik dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.
Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada peserta didik disajikan
dalam table-tabel dengan menggunakan teknik deskriptif presentase hasil
kuesioner. Adapun hasil yang diperoleh melalui kuesioner adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah dihafal dalam
keseharian
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
1 Apakah Anda membaca Al-Qur‟an
di rumah?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
17
13
0
56,7%
43,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
58
2 Apakah Anda senantiasa
menggunakan ayat yang telah dihafal
di sekolah dalam shalat?
a. Ya
b. Tidak
25
5
83,3%
16,7%
Jumlah (N) 30 100%
3 Apakah Anda selalu muroja‟ah ayat
yang telah dihafal?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
10
0
20
33,3%
0
66,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebanyak (56,7%)
peserta didik menyatakan bahwa peserta didik membaca Al-Qur‟an di rumah,
dan sebanyak (43,3%) peserta didik menyatakan bahwa peserta didik kadang-
kadang membaca Al-Qur‟an di rumah. Sedangkan untuk pertanyaan nomor
dua dapat dikemukakan bahwa sebanyak (83,3%) peserta didik menggunakan
ayat yang telah dihafal di sekolah dalam shalat, dan sebanyak (16,7%) peserta
didik tidak menggunakan ayat yang telah dihafal di sekolah dalam shalat.
Sedangkan pertanyaan nomor tiga dapat dikemukakan bahwa (33,3%) peserta
didik selalu muroja’ah ayat yang telah dihafal, dan (66,7%) peserta didik
kadang-kadang untuk muroja’ah ayat yang telah di hafal. Hal ini
menunjukkan bahwa peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah
dihafal dalam keseharian di sekolah maupun di rumah, dengan cara masing-
masing yang peserta didik lakukan.
59
Tabel 4.2
Peserta didik mampu menghafal dengan baik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
4 Apakah Anda menghafalkan ayat Al-
Qur‟an terlebih dahulu sebelum
Anda setorkan kepada pembimbing?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak penah
27
3
0
90%
10%
0%
Jumlah (N) 30 100%
5 Saat pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an, apakah Anda menyelesaikan
hafalan sesuai target yang telah
ditentukan?
a. Ya
b. Tidak
13
17
43,3%
56,7%
Jumlah (N) 30 100%
6 Apakah Anda selalu menyetorkan
hafalan di setiap pembelajaran
tahfidz?
a. Ya
b. Tidak
13
17
43,3%
56,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas pertanyaan nomor empat, dapat dinyatakan
bahwa sebanyak (90%) peserta didik menghafalkan ayat Al-Qur‟an terlebih
dahulu sebelum menyetorkan kepada pembimbing, dan (10%) peserta didik
kadang-kadang dalam menghafalkan ayat Al-Qur‟an yang akan di setorkan
kepada pembimbing. Untuk pertanyaan nomor lima dinyatakan bahwa
(43,3%) peserta didik menyelesaikan hafalan yang telah ditargetkan,
60
sedangkan (56,7%) peserta didik tidak menyelesaikan hafalan yan telah
ditargetkan. Untuk pertanyaan nomor enam, (43,3%) peserta didik tidak
menyetorkan hafalan setiap pembelajaran tahfidz, dan (56,7%) peserta didik
tidak menyetorkan hafalan setiap pembelajaran tahfidz. Hal ini menunjukkan
bahwa peserta didik tidak menyetorkan hafalan Al-Qur‟an di setiap pertemuan
tahfidz Al-Qur‟an, dikarenakan terdapat peserta didik yang belum mampu
menyelesaikan hafalan yang akan disetorkan, sehingga peserta didik tidak
dapat menyelesaikan hafalan sesuai target.
Tabel 4.3
Peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-Qur’an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
7 Apakah Anda berwudhu terlebih
dahulu sebelum memulai pelajaran
tahfidz Al-Qur‟an?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2
24
4
6,7%
80%
13,3%
Jumlah (N) 30 100%
8 Dalam menghafal Al-Qur‟an, apakah
Anda dalam keadaan duduk dan
tertib?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8
21
1
26,7%
70%
3,3%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa (6,7%) peserta didik
berwudhu terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran tahfidz Al-Qur‟an,
61
sedangkan (80%) peserta didik berwudhu terlebih dahulu sebelum pelajaran
tahfidz dimulai, dan (13,3%) peserta didik tidak berwudhu terlebih dahulu
sebelum memulai pelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan nomor
delapan, (26,7%) peserta didik menghafal Al-Qur‟an dengan duduk tertib,
sedangkan (70%) peserta didik menghafal Al-Qur‟an kadang-kadang dalam
keadaan duduk tertib, dan (3,3%) peserta didik tidak pernah duduk tertib
dalam menghafal Al-Qur‟an. Dari tabel mengenai etika dalam menghafal Al-
Qur‟an, tidak semua peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-
Qur‟an.
Tabel 4.4
Peserta didik senantiasa berprilaku baik dalam bersosial dengan teman
maupun guru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
9 Apabila teman Anda mengalami
kesulitan dalam membaca Al-
Qur‟an, apakah Anda senantiasa
untuk membantunya?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
15
0
15
50%
0%
50%
Jumlah (N) 30 100%
10 Apakah Anda membantu teman
Anda yang sedang dalam kesulitan
saat menghafal Al-Qur‟an?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
9
0
21
30%
0%
70%
Jumlah (N) 30 100%
62
11 Apakah Anda berbicara dengan
santun kepada teman-teman Anda,
saat di kelas maupun di luar kelas?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3
27
0
10%
90%
0%
Jumlah (N) 30 100%
12 Apakah Anda berbicara dengan
santun kepada guru saat di kelas
maupun di luar kelas?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
26
4
0
86,7%
13,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan data di atas menjelaskan pada pertanyaan nomor sembilan,
(50%) peserta didik saling membantu untuk membaca Al-Qur‟an, dan (50%)
peserta didik kadang-kadang membantu temannya untuk membaca Al-Qur‟an.
Untuk pertanyaan nomor sepuluh menyatakan (30%) peserta didik membantu
teman yang kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (70%) peserta didik
kadang-kadang dalam membantu teman yang sedang kesulitan menghafal Al-
Qur‟an. Dalam hal ini dapat dilihat peserta didik berprilaku baik dalam
bersosialisasi dengan teman sejawat, dan peserta didik saling membantu
sesuai dengan kemampuannya. Untuk pertanyaan nomor sebelas, (10%)
peserta didik menyatakan selalu berbicara santun kepada teman saat di
sekolah, dan (90%) menyatakan bahwa peserta didik kadang-kadang berbicara
dengan santun kepada teman saat di sekolah. Untuk pertanyaan nomor dua
belas, (86,7%) peserta didik menyatakan bahwa selalu berbicara santun
dengan guru saat di sekolah, dan (13,3%) peserta didik menyatakan kadang-
kadang berbicara santun dengan guru. Hal ini dapat dillihat bahwa peserta
63
didik dapat berprilaku baik dalam bersosial dengan teman maupun dengan
guru.
Tabel 4.5
Peserta didik mampu memuliakan Al-Qur’an sebagai bentuk penghormatan
kepada Al-Qur’an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
13 Apakah Anda membawa Al-Qur‟an
dengan tangan kanan dan didekatkan
ke dada?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4
24
2
13,3%
80%
6,7%
Jumlah (N) 30 100%
14 Apakah Anda senantiasa meletakkan
Al-Qur‟an pada tempat yang lebih
tinggi dari Anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
17
13
0
56,7%
43,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada nomor tiga belas (13,3%)
peserta didik menyatakan selalu membawa Al-Qur‟an dengan tangan kanan
dan didekatkan ke dada, dan (80%) peserta didik menyatakan kadang-kadang
membawa Al-Qur‟an dengan tangan kanan dan didekatkan ke dada,
sedangkan (6,7%) peserta didik menyatakan tidak pernah membawa Al-
Qur‟an dengan tangan kanan dan didekatkan ke dada. Untuk pertanyaan
nomor empat belas, (56,7%) peserta didik meletakkan Al-Qur‟an pada tempat
64
yang lebih tinggi dari mereka. Dan (43,3%) peserta didik menyatakan kadang-
kadang untuk meletakkan Al-Qur‟an pada tempat yang lebih tinggi dari
mereka. Hal ini membuat peserta didik mengetahui perlunya memuliakan Al-
Qur‟an namun peserta didik belum terbiasa untuk menjalankannya.
Tabel 4.6
Guru mengajar sesuai tahapan-tahapan yang telah disepakati (talaqqi)
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
15 Apakah cara dalam menghafal Al-
Qur‟an di sekolah membantu Anda
dalam proses menghafal?
a. Ya
b. Tidak
23
7
76,7%
23,3%
Jumlah (N) 30 100%
16 Apakah Anda mempunyai cara yang
berbeda dalam menghafal Al-
Qur‟an? Bagaimana?
a. Ya
b. Tidak
15
15
50%
50%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor lima belas dapat
diketahui (76,7%) cara menghafal di sekolah dapat membantu perserta didik
dalam menghafal, dan (23,3%) cara menghafal di sekolah tidak sepenuhnya
membantu peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan
nomor enam belas, (50%) peserta didik menyatakan mempunyai cara yang
berbeda dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (50%) peserta didik tidak
mempunyai cara yang berbeda dalam menghafalkan Al-Qur‟an. Dalam hal ini
65
guru mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disepakati, sehingga
peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Tabel 4.7
Guru menyampaikan pelajaran dengan baik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
17 Apakah guru pembimbing tahfidz
memberikan materi (penjelasan) Al-
Qur‟an dengan baik?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
16
14
0
53,3%
46,67%
0%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa (53,3%) peserta
didik menyatakan bahwa guru menyampaikan pelajaran dengan baik, dan
(46,67%) peserta didik menyatakan guru menyampaikan pelajaran kadang-
kadang dengan baik.
Tabel 4.8
Guru memiliki prilaku yang dapat diteladani peserta didik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
18 Apakah guru pembimbing
mengingatkan Anda dalam
berprilaku yang baik dalam
keseharian?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
20
10
0
66,7%
33,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
66
19 Apakah guru pembimbing
mengingatkan Anda untuk berdo‟a
sebelum belajar menghafal Al-
Qur‟an?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
26
4
0
86,7%
13,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
20 Apakah guru selalu memberikan
contoh dalam berprilaku baik?
a. Ya
b. Tidak
28
2
93,3%
6,7%
Jumlah (N) 30 100%
21 Bagaimana kedisiplinan guru dalam
mengajar dan membimbing
menghafal Al-Qur‟an?
a. Disiplin sekali
b. Cukup disiplin
c. Kurang disiplin
0
16
14
0%
53,3%
46,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor delapan belas, (66,7%)
peserta didik menyatakan bahwa guru selalu mengingatkan agar berprilaku
baik dalam sehari-hari, dan (33,3%) peserta didik menyatakan bahwa guru
kadang-kadang mengingatkan untuk berprilaku baik dalam sehari-hari. Untuk
pertanyaan nomor sembilan belas, (86,7%) peserta didik menyatakan bahwa
guru selalu mengingatkan untuk berdo‟a sebelum pembelajaran tahfidz
dimulai, dan (13,3%) peserta didik menyatakan bahwa guru kadang-kadang
mengingatkan untuk berdo‟a sebelum pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an
dimulai. Dan untuk pertanyaan nomor dua puluh, (93,3%) peserta didik
67
menyatakan bahwa guru selalu memberikan contoh dalam berprilaku baik,
sedangkan (6,7%) peserta didik menyatakan guru tidak selalu mengingatkan
dalam berperilaku baik. Untuk pertanyaan nomor dua puluh satu, (53,3%)
peserta didik menyatakan bahwa guru sangat disiplin dalam mengajar dan
membimbing tahfidz Al-Qur‟an, sedangkan (46,7%) peserta didik menyatakan
bahwa guru cukup disiplin dalam mengajar dan membimbing tahfidz Al-
Qur‟an. Hal ini dapat dikatakan, guru memiliki perilaku yang dapat diteladani
oleh peserta didik.
Tabel 4.9
Guru membimbing peserta didik pada proses menghafal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
22 Apakah guru membimbing Anda
dalam proses belajar menghafal Al-
Qur‟an?
a. Selalu membimbing
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
13
17
0
43,3%
56,7%
0%
Jumlah (N) 30 100%
23 Apakah guru pembimbing tahfidz
membantu Anda dalam melancarkan
hafalan Al-Qur‟an?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
21
9
0
70%
30%
0%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor dua puluh dua, (43,3%)
peserta didik menyatakan bahwa guru selalu membimbing dalam proses
68
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, dan (56,7%) peserta didik menyatakan guru
kadang-kadang membimbing dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.
Untuk nomor dua puluh tiga, (70%) peserta didik menyatakan bahwa guru
selalu membantu peserta didik dalam melancarkan hafalan Al-Qur‟an, dan
(30%) peserta didik menyatakan guru kadang-kadang membantu dalam
melancarkan hafalan Al-Qur‟an. Dapat diketahui dalam hal ini terdapat
ketidak sinambungan antara pertanyaan peserta didik pada nomor dua puluh
dua dan dua puluh tiga, setelah peneliti menggali informasi lebih dalam, guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghafal dengan cara
mereka sendiri, namun tidak lepas dari perhatian dari guru.
Tabel 4.10
Guru menguasai materi yang akan disampaikan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
24 Dalam proses penyetoran hafalan
yang dilakukan oleh Anda, apakah
guru pembimbing mengecek bacaan
pada Al-Qur‟an?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
23
5
2
76,7%
16,7%
6,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa (76,7%) peserta
didik menyatakan guru mengecek bacaan pada Al-Qur‟an, (16,7%) peserta
didik menyatakan guru kadang-kadang mengecek bacaan pada Al-Qur‟an dan
(6,7%) peserta didik menyatakan guru tidak pernah mengecek bacaan pada
Al-Qur‟an. Dapat diketahui dalam hal ini guru menguasai materi akan tetapi
guru tetep melihat Al-Qur‟an untuk menghindari kesalahan yang tidak
disadari.
69
Tabel 4.11
Mengetahui hasil belajar peserta didik terutama dalam menghafal Al-Qur’an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
25 Apakah diadakan tes dalam
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an?
a. Selalu ada test
b. Kadang ada test
c. Tidak ada test
19
11
0
63,3%
36,7%
0%
Jumlah (N) 30 100%
26 Kapan tes tahfidz di laksanakan?
a. Setiap minggu
b. UTS dan UAS
c. Lainnya
0
28
2
0%
93,3%
6,7%
Jumlah (N) 30 100%
27 Dengan adanya tes dalam
pembelajaran Al-Qur‟an, Apakah
Anda mengetahui kemampuan
hafalan Anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
23
7
0
76,7%
23,3%
0%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan pada tabel di atas, petanyaan pada nomor dua puluh lima
dapat dikemukakan (63,3%) peserta didik menyatakan bahwa selalu ada tes
dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dan (36,7%) peserta didik menyatakan
kadang-kadang diadakan tes dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk
pertanyaan nomor dua puluh enam (93,3%) peserta didik menyatakan bahwa
tes tahfidz dilaksanakan saat UTS dan UAS dan (6,7%) peserta didik
70
menyatakan bahwa tes terdapat selain pada UTS dan UAS. Untuk pertanyaan
nomor dua puluh tujuh (76,7%) peserta didik menyatakan bahwa mereka
dapat mengetahui kemampuan hafalan dengan adanya tes, dan (23,3%)
peserta didik menyatakan tidak selalu mengetahui kemampuannya dengan
adanya tes tahfidz. Hal ini dapat diketahui bahwa peserta didik dapat
mengetahui kemampuan yang dimiliki melalui tes.
Table 4.12
Guru memberikan feedback pembelajaran tahfidz Al-Qur’an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
28 Apakah pembimbing tahfidz
memberikan bimbingan tambahan
atau metode khusus saat Anda
mengalami kesulitan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4
17
9
13,3%
56,7%
30%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa (13,3%) peserta
didik menyatakan guru memberikan bimbingan tambahan saat peserta didik
mengalami kesulitan dalam menghafal, (56,7%) peserta didik menyatakan
guru kadang-kadang memberikan bimbingan tambahan saat peserta didik
mengalami kesulitan dalam menghafal, dan (30%) peserta didik menyatakan
guru tidak pernah bimbingan tambahan saat peserta didik mengalami
kesulitan dalam menghafal. Hal ini dapat diketahui bahwa guru memberikan
feedback pada peserta didik sesuai dengan kebutuhan peserta didik, guru pun
juga memberikan kesempatan pada peserta didik yang telah menguasai
hafalan lebih dulu untuk membantu teman yang mengalami kesulitan.
71
Tabel 4.13
Kendala peserta didik dalam proses pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
29 Apakah Anda mengalami kesulitan
dalam menghafal Al-Qur‟an?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
1
29
0
3,3%
96,7%
0%
Jumlah (N) 30 100%
30 Jika Anda mengalami kesulitan,
faktor apa yang menyebabkan Anda
sulit dalam menghafal?
a. Tidak bisa membaca Al-Qur‟an
b. Banyak ayat yang sama
c. Malas
d. Lainnya
0
13
6
11
0%
43,3%
20%
36,7%
Jumlah (N) 30 100%
Berdasarkan pada tabel di atas pertanyaan pada nomor dua puluh
sembilan, (3,3%) peserta didik menyatakan bahwa selalu mengalami kesulitan
dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (96,7%) menyatakan kadang-kadang
mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan nomor
tiga puluh, (43,3%) peserta didik menyatakan bahwa peserta didik mengalami
kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an karena banyak ayat yang sama,
kemudian (20%) peserta didik mengalami kesulitan dalam menghafal Al-
Qur‟an karena malas, dan (36,7%) peserta didik mengalami kesulitan dalam
menghafal Al-Qur‟an karena berbagai hal seperti tidak fokus, ayat dihafal
terlalu panjang dan lain hal.
72
Tabel 4.14
Motivasi peserta didik dalam menghafalAl-Qur’an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)
31 Siapa yang menjadi faktor
pendorong Anda untuk menghafal
Al-Qur‟an?
a. Orang tua
b. Diri sendiri
c. Lingkungan
d. Lainnya
11
9
8
6
36,7%
30%
26,7%
20%
Jumlah (N) 30 113,4%
32 Siapakah yang Anda teladani dalam
berprilaku? (jawaban boleh lebih dari
satu)
a. Orang tua
b. Guru
c. Saudara
d. Lainnya
17
16
1
11
56,7%
53,3%
3,3%
36,7
Jumlah (N) 30 150%
Berdasarkan tabel di atas pada nomor tiga puluh satu, (36,7%) peserta
didik menyatakan bahwa orang tua menjadi motivasi dalam menghafal Al-
Qur‟an, dan (30%) peserta didik sendirilah yang menjadi motivasi dalam
menghafal Al-Qur‟an, kemudian (26,7%) peserta didik mendapatkan motivasi
dalam meghafal Al-Qur‟an dari lingkungan, serta (20%) peserta didik
mendapatkan motivasi dalam menghafal Al-Qur‟an dari orang sekitar dan
lingkungan. Untuk nomor tiga puluh dua, (56,7%) peserta didik meneladani
perilaku dari orang tua, kemudian (53,3%) peserta didik meneladani prilaku
dari guru, dan (3,3%) peserta didik meneladani prilaku dari saudara, serta
73
(36,7%) peserta didik meneladani orang-orang sekitarnya, seperti orang tua,
guru, saudara serta teman.
B. Pembahasan
1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yaitu dengan memahami dan
mengaplikasikan isi kandungan Al-Qur‟an sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. Tujuan SMP IT Al-
Mughni menjadikan tahfidz Al-Qur‟an sebagai pembelajaran untuk
menjadikan peserta didik sebagai generasi Qur‟ani dan dapat membaca
serta menghafal Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Proses pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an melalui tahapan-tahapan yang terdapat pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), di dalam RPP telah ditentukan materi,
tujuan pembelajaran, alokasi waktu, metode, media, sumber belajar serta
penilaian sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.
Izul Ramdani mengatakan bahwa “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dibuatnya jauh sebelum kegiatan semester ini dimulai, jadi ketika
mengajar sudah tidak di buat RPP lagi dan agar dalam pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah
ditentukan.”
Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang telah terencana dapat berjalan
sesuai dengan kurikulum sehingga peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dan mencapai target yang telah ditentukan.
2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Pada proses menghafal Al-Qur‟an kita akan lebih sering membuka Al-
Qur‟an untuk muroja’ah. Bagi peserta didik, jika ia terbiasa dengan
mengulang-ulang ayat yang dihafal, maka peserta didik akan terbiasa
dalam mengulang-ulang pelajaran lain.
74
SMP IT Al-Mughni memberikan waktu 40 menit dalam pertemuan,
waktu tersebut pada dasarnya masih kurang untuk menghafalkan Al-
Qur‟an. Namun pada proses pembelajaran tahfidz, dalam satu kelas peserta
didik dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an berdasarkan kemampuan peserta didik dalam hal membaca dan
menghafal Al-Qur‟an. SMP IT Al-Mughni memiliki tiga guru pembimbing
tahfidz Al-Qur‟an, dalam satu kelompok terdiri dari satu guru pembimbing
tahfidz dan kurang lebih enam sampai delapan peserta didik. Sehingga
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dalam waktu 40 menit cukup kondusif
dalam menghafal dan menyetorkan ayat. Hal ini didukung oleh guru
pembimbing yang dapat menjadikan kelas yang kondusif dalam waktu 40
menit. Peserta didik pun menghafal di luar jam pelajaran tahfidz Al-
Qur‟an, agar saat pembelajaran tahfidz tidak lagi memulai dari awal. Hal
ini juga didukung oleh guru-guru lainnya terutama wali kelas.10
Pada pelaksanaannya guru pembimbing serta peserta didik
melaksanakan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di tempat yang telah
disepakati seperti kelas, perpustakaan, ruang multi media, maupun ruang
rapat. Biasanya kelas digunakan oleh kelompok grade C dan perpustakaan
digunakan oleh kelompok grade B dan ruang multi media digunakan oleh
kelompok grade A. Saat pembelajaran berlangsung, pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi yaitu peserta didik membaca dan
menghafal sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama secara berulang-
ulang hingga hafal menggunakan Al-Qur‟an masing-masing. Kemudian
disetorkan secara bergantian kepada guru pembimbing, guru pembimbing
menyimak, membantu dan membenarkan jika terdapat bacaan peserta didik
yang tidak tepat, seperti tajwid maupun dalam makharijul huruf. Proses
penyetoran tahfidz Al-Qur‟an, telah ditentukan ayat yang harus disetorkan
10
Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 16 Agustus 2017
pukul 11.41 WIB di SMP IT Al-Mughni.
75
disetiap pertemuan, dengan tujuan dapat menyelesaikan target pada
waktunya. Namun guru pembimbing akan menambahkan ayat yang harus
disetorkan apabila terlihat kemampuan peserta didik dalam menghafal, atau
ayat-ayat yang terlalu pendek.
Bagi peserta didik yang telah menyetorkan hafalan kepada guru
pembimbing, akan menunggu dengan tertib di dalam ruangan dan
membantu temannya yang belum dapat menghafalkan ayat yang di hafal.
Guru pembimbing memaksimalkan waktu yang tersedia untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyetorkan ayat atau surat yang
dihafalkan. Sehingga seluruh peserta didik dapat menyetorkan hafalannya.
Namun terdapat peserta didik yang tidak menyetorkan hafalan pada
pembelajaran berlangsung, hal ini dikarenakan tidak semua peserta didik
dapat menghafal dengan cepat selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya
yang menghambat proses menghafal, seperti malas, tidak sabar, berputus
asa, tidak bisa mengatur waktu, maupun sering lupa.11
Bagi peserta didik
yang mempunyai hutang setoran, guru pembimbing akan menambahkan
jam pelajaran untuk peserta didik menyetorkan hafalan, namun tambahan
jam dilakukan di luar KBM. Jika pembelajaran telah selesai dan peserta
didik telah menyetorkan, guru pembimbing menutup pertemuan dengan
membaca hamdalah dan kafaratul majlis. Selain itu guru pembimbing
mengingatkan peserta didik untuk tetap istiqomah dalam menghafal.
a. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Metode merupakan alat penting untuk merealisasikan keberhasilan
sebuah pelajaran. Oleh karena itu pemilihan metode yang sesuai
dengan situasi dan kondisi peserta didik harus diperhatikan. SMP IT
Al-Mughni pada dasarnya menggunakan metode talaqqi dalam
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Dimana peserta didik membaca ayat
11
Hasil kuesioner yang diberikan kepada peserta didik kelas VIII A dan kelas VIII B tahun
ajaran 2017-2018 pada 06 Maret 2018 di SMP IT Al-Mughni.
76
yang akan dihafalkan terlebih dahulu, dengan tajwid yang tepat.
Setelah itu peserta didik menghafalkan ayat tersebut secara berulang-
ulang, peserta didik diberikan waktu untuk menghafal dan
memperlancar sebelum menyetorkan hafalan kepada guru
pembimbing.12
Namun dalam menghafal, terutama menghafal Al-Qur‟an tidak
semua peserta didik dapat menggunakan metode yang sama, dengan
kata lain peserta didik mempunyai cara tersendiri untuk menghafalkan
Al-Qur‟an. Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Al-
Qur‟an memudahkan peserta didik untuk cepat menghafal Al-Qur‟an.
Masing-masing peserta didik memiliki pengalaman yang beragam dan
latar belakang yang berbeda-beda, sehingga metode yang digunakan
peserta didik satu belum tentu sama dengan peserta didik lainnya.
Maka dari itu, guru pembimbing memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk menggunakan metode menghafal Al-Qur‟an sesuai
dengan kebutuhannya. Karena setiap peserta didik yang menggunakan
suatu metode tertentu belum tentu dapat ditiru oleh peserta didik
lainnya.
Jika dianalisis lebih mendalam metode yang digunakan oleh
peserta didik SMP IT Al-Mughni merupakan metode gabungan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk menghafalkan sendiri ayat-
ayat yang akan dihafalkan sesuai yang telah ditentukan. Hal ini terlihat
bahwa metode yang digunakan adalah metode wahdah, yaitu dengan
cara menghafal satu persatu ayat yang akan dihafalkan. Selain itu
peserta didik juga menggunakan metode sima’I yaitu mendengar
bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an yang akan dihafal.
12
Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Izul pada 6 Maret 2018
pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.
77
Dapat disimpulkan bahwa peserta didik menghafalkan Al-Qur‟an
secara individual dengan melakukan muraja’ah (mengulang-ulang
surat atau ayat yang dihafalkan). Setelah peserta didik melakukan
muraja’ah terhadap ayat atau surat yang dihafalkan dan sudah siap
untuk melakukan setoran, maka peserta didik menyetorkan hafalan
kepada pembimbing.
b. Media Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Fasilitas merupakan salah satu yang menunjang keberhasilan
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada peserta didik, dengan demikian
pemenuhan sarana dan prasarana tahfidz harus dilakukan. Jika dilihat
fasilitas diberikan oleh SMP IT Al-Mughni sudah memadai. Hal ini
ditunjukkan dengan memberikan fasilitas ruang kelas, perpustakaan,
ruang rapat maupun ruang tamu bagi peserta didik untuk
menghafalkan dan menyetorkan hafalan mereka. Selain fasilitas kelas
dan ruang lainnya sebagai tempat menghafal, peserta didik juga
diberikan fasilitas buku panduan yang di dalamnya terdapat surat-surat
yang akan dihafalnya beserta pembatas hafalan yang telah ditentukan.
c. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Materi pelajaran merupakan bagaian yang terpenting dalam proses
pembelajaran, dimana pembelajaran yang berpusat pada materi
pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.13
Materi
pembelajaran Al-Qur‟an meliputi membaca Al-Qur‟an, tajwid,
makharijul huruf, sifat huruf, kajian makna maupun terjemahannya.
Materi yang digunakan oleh SMP IT Al-Mughni berdasarkan pada
kurikulum dari pemerintah yaitu untuk sekolah mengah Juz 28, namun
kurikulum tahfidz di SMP IT Al-Mughni diinovasi oleh sekolah.
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-11, h. 141.
78
Sehingga sekolah menggunakan materi yang telah diinovasi yaitu Juz
28 sampai Juz 30 QS. an-Nas s/d QS. al-Jumu‟ah.
Sehubung dengan materi tahfidz yang digunakan oleh SMP IT Al-
Mughni, materi diinovasi atas dasar pengalaman para guru tahfidz.
Tahfidz Al-Qur‟an dijadikan hal yang berbeda dengan sekolah lain,
dan menjadi program unggulan pada SMP IT Al-Mughni. Berdasarkan
hasil studi dokumentasi lebih jelasnya akan peneliti paparkan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15
Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an SMP IT Al-Mughni
TARGET CAPAIAN TAHFIDZ
KLS SMT JUZ SURAH TES
VII
I 30 AN-NAS – AT-THARIQ TES I
II 30 AL-BURUJ – AN-NABA TES II
VIII
I 29 AL-MURSALAT – AL-JIN TES I
II 29 NUH – AL-MULK TES II
IX
I 28 AT-TAHRIM – AL-JUM‟AH TES I
II 30-28 MUROJA‟AH
AN-NAS – AL-JUM‟AH
TES
KOMPREHENSIF
79
d. Pola interaksi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Dapat dilihat pelaksanaan tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni
dalam tabel berikut:
Bagan 4.1
Pelaksanaan Tahfidz Al-Qur’an
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan tahfidz Al-
Qur‟an di SMP IT Al-Mughni dapat dilihat dari proses hafalan, materi
yang dihafalkan, metode yang digunakan, fasilitas dan evaluasi.
Keberhasilan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an tidak hanya dari materi
atau metode hafalan yang telah disusun dalam RPP saja, namun faktor
lain seperti lingkungan, fasilitas sekolah, pembimbing serta peserta
didik pun ikut berperan dalam terlaksananya pembelajaran tahfidz.
Maka hal tersebut berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an serta hasil pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an yang dicapai oleh peserta didik.
Materi Metode
Fasilitas
Evaluasi
Pembimbing
Lingkungan
Peserta Didik
Proses Hafalan
Output
80
3. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Evaluasi (Penilaian) merupakan terpenting dari proses pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an. Evaluasi (penilaian) dilakukan untuk mengetahui
tingkat hafalan peserta didik. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya
kepada guru pembimbing tahfidz dengan aspek penilaian yang telah
disepakati oleh tim tahfidz dan sekolah, di antaranya: aspek fashahah,
aspek tajwid, aspek kelancaran dan sikap.
Menurut Afifi, bahwa evaluasi (penilaian) dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan hafalan peserta didik serta mengetahui
perkembangan peserta didik dalam menghafal, dan evaluasi dilakukan oleh
tim tahfidz sebulan sekali. Diadakan pula ujian tengah semester (UTS) dan
ujian akhir semester (UAS).14
Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir
semester saja, guru pembimbing juga mengevaluasi peserta didik yang
tidak dapat menyetorkan hafalan dalam dua kali pertemuan.
4. Implikasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an yang dilakukan di SMP IT Al-Mughni berjalan dengan baik
yaitu, terdapat peserta didik yang dapat membaca dan menghafal Al-
Qur‟an dengan baik dan benar. Jika dilihat dari kemampuan peserta didik
dalam membaca Al-Qur‟an, peserta didik dapat membaca Al-Qur‟an
dengan lancar begitupun saat peserta didik melafalkan ayat saat
menyetorkan hafalan kepada guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an. Selain
itu peserta didik dapat melafalkan ayat Al-Qur‟an dengan tepat, dari segi
melafalkan makharijul huruf maupun hukum tajwid pada saat membaca
14
Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Afifi pada 26 Maret
2018 pukul 10.25 WIB di SMP IT Al-Mughni.
81
maupun menghafalkan Al-Qur‟an.15
Kedua hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah
berjalan dengan baik.
15
Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada 26 Maret 2018 pukul 10.45
WIB di SMP IT Al-Mughni.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang diperoleh
dari penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT
Al-Mughni sebagai hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya dapat peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfidz
Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah dilaksanakan dengan cukup baik
dibuktikan dengan rata-rata presentase sebesar 53.05% maka dari itu program
tahfidz Al-Qur‟an sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu
mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an sebanyak 2,5 Juz
yang dimulai dari surah an-Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah. Terdapat tiga
guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, dalam pembelajaran tahfidz terdapat tiga
kelompok belajar masing-masing kelompok mempunyai grade yang telah
ditentukan sesuai dengan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an
peserta didik. Hal ini salah satu strategi sekolah dalam pelaksanaan tahfidz Al-
Qur‟an untuk mencapai hafalan 2,5 Juz. Pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an berlangsung selama 40 menit dalam satu pertemuan. Pembelajaran
tahfidz Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi di mana peserta didik
menghafalkan ayat yang akan disetorkan kepada guru pembimbing dengan cara
membaca dan menghafal berulang-ulang secara bersama-sama maupun sendiri,
menggunakan Al-Qur‟an masing-masing. Setelah peserta didik hafal, maka
peserta didik menyetorkan kepada guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an. Terdapat
evaluasi dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yaitu dilaksanakan pada saat
tengah semester (UTS) dan pada akhir semester (UAS), evaluasi dilaksanakan
secara lisan. Tujuan evaluasi ini untuk mempertajam hafalan peserta didik,
karena dalam evaluasi peserta didik menghafal seluruh ayat yang telah dihafal
83
untuk disetorkan kembali kepada guru pembimbing, adapun aspek penilaian
tahfidz Al-Qur‟an meliputi fashahah, tajwid, kelancaran dalam membaca dan
sikap. Keberhasilan peserta didik dalam mencapai target hafalan Al-Quran 2,5
Juz sesuai dengan kurikulum tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni dapat
dibuktikan dengan presentase sebesar 60% dari 100% maka dari itu SMP IT Al-
Mughni sudah baik dalam mencapai tujuannya.
Guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an menjadikan pembelajaran tahfidz Al-
Qur‟an bukanlah sebuah beban bagi peserta didik. Suasana belajar yang nyaman
dapat mendukung peserta didik untuk menghafal, muroja’ah maupun
menyetorkan hafalan. Kemudian dengan adanya pembentukan kelompok pada
pembelajaran tahfidz, agar guru pembimbing lebih mudah untuk mengontrol
peserta didik dalam hal membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Peserta didik yang
memiliki kesulitan dalam menghafal dikarenakan belum lancar dalam membaca
Al-Qur‟an, malas, tidak dapat mengatur waktu maupun tidak sabar dalam proses
menghafal Al-Qur‟an, guru pembimbing dapat memberikan perhatian kepada
peserta didik secara intensif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka ada beberapa saran dari peneliti
sebagai berikut:
1. Sebaiknya sekolah meningkatkan program tahfidz dengan
menyempurnakan perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi secara
berkala sehingga dapat menyempurnakan program tahfidz Al-Qur‟an
dengan baik.
2. Sebaiknya sekolah mengadakan studi banding atau training kepada guru
tahfidz Al-Qur‟an untuk meningkatkan kemampuan guru sebagai modal
dalam melaksanakan program tahfidz Al-Qur‟an.
84
3. Sebaiknya pihak sekolah, keluarga, dan lingkungan mempunyai rasa
tanggung jawab yang sama kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdulwaly, C. 40 Alasan Anda Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2017.
Afifi. Wawancra dan Observasi. Jakarta, 26 Maret 2018.
Agama, Humas Kementrian. Ka. Kanwil: Siswa-siswi Madrasah DKI Jakarta wajib
hafal al-Qur’a. https://dki.kemenag.go.id, 25 Agustus 2017.
Arifin, Zainal. Evalusi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
as-Sirjani, Raghib. Mukjizat Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Zikrul Hakim, 2009.
Bahri, Saiful. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Dhurihah, Siti. Wawancara. Jakarta, 26 Maret 2018.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.
Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Hidayat, Syarif. Teori Dan Prinsip Pendidikan. Tangerang: PT Pustaka Mandiri,
2015.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Ciputat Mega Mall,
2013.
Izul. Wawancara. Jakarta, 21 Juli 2017.
-------. Wawancara. Jakarta, 24 Juli 2017.
-------. Wawancara. Jakarta, 16 Agustus 2017.
-------. Wawancara. Jakarta, 22 September 2017.
86
-------. Wawancara dan Observasi. Jakarta, 6 Maret 2018.
Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014.
Mudzakir, Abdul Aziz. 600 Jam Menjadi Hafizh al-Qur’an Metode Praktis
Menghafal al-Qur’an. Tangerang: Azka Publishing, 2013.
Muhammad Alawi, Sayyid bin Abbas Al Maliki Al Maki. Khoshoisu Al
Muhamadiyah.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Nata, Abuddin. Pendidikan Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni.
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah.
Qomariah, Nurul, dan Mohammad Irsyad. Metode Cepat dan Mudah Agar Anak
Hafal Al-Quran. Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016.
Rachmawati, Tutik. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik.
Yogyakarta: Gava Media, 2015.
RI, Kementrian Agama. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Kementrian Agama RI,
Jilid 8, 2010.
Romadhon, Sri Purwaningsih. Implementasi Pembelajaran Tahfidz Dengan
Pendekatan Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT Hidayatullah
Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2015.
Samiaji Sarosa, Dasar-DasarPenelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Indeks, 2017.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
2008.
-------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014.
87
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011.
Surwati. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan
Bunda Semarang. Semarang: Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2008.
Thoyib, Moh. Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran al-Qur’an dengan
Metode Active Learning Berkelompok Siswa Kelas III SDN Bogempinggir
Sidoarjo Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal penelitian tindakan kelas pendidikan
agama Islam, Vol. 4, 2013.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Wahid, Wiwi Alawiyah. Cara Cepat Bisa Menghafal al-Qur’an. Jogjakarta: Diva
Press, 2013.
Wati, Nisma Shela. Peranan Tahfidz Qur’an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar
Sawo Campurdarat Tulungagung. Tulungagung: Skripsi Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung, 2015.
Widyastono, Herry. Pengembangan Kurikumlum di Era Otonomi Daerah dari
Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Zamani, Zaki. Metode Cepat Menghafal al-Qur’an. Yogyakarta: Al Barokah, 2014.
Zulfitria. Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Dalam Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar. Naturalistic, 2017.
113
Kegiatan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an
Suasana saat setor hafalan Al-Qur‟an kelas VIII A grade A di ruang multimedia
Suasana saat membaca kalamun qodim kelas VIII A grade B di perpustakaan
114
Suasana peserta didik mempersiapkan hafalan sebelum menyetor kepada guru kelas
VIII B grade A di Perpustakaan
Suasana peserta didik setor hafalan Al-Qur‟an kelas VIII B grade B di perpustakaan
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP IT Al-Mughni
Mata Pelajaran : Tahfidz Al-Qur‟an
Kelas/Semester : VIII/A
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit
Pertemuan ke- : 1
A. Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Membaca QS. Al-Qiyamah dengan fasih dan benar
1. Mengidentifikasi ayat surat Al-Qiyamah dengan benar
2. Membaca Al-Qur‟an Surat Al-Qiyamah dengan fasih dan benar
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan, peserta didik dapat:
1. Siswa mampu mengidentifikasi ayat surat Al- Qiyamah dengan benar
2. Siswa mampu membaca Al-Qur‟an Surat Al- Qiyamah dengan fasih dan
benar
D. Materi Pembelajaran QS. Al- Qiyamah ayat 1-8
E. Metode Pembelajaran
1. Metode Pengamatan
2. Metode Tanya Jawab
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Kitab Al-Qur‟an
2. Alat/bahan : Papan tulis dan spidol
3. Sumber Belajar : Al-Qur‟an
116
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa
Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab salam
2. Peserta didik berdoa dan kalamun qodim untuk
mengawali proses pembelajaran
3. Guru mengabsen peserta didik dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi, tempat duduk
4. Guru memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
indikator yang akan dicapai
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
7 Menit
Kegiatan Inti Mengamati
1. Peserta didik menyimak bacaan surat Al-
Qiyamah ayat 1-8 dari guru 2. Peserta didik mengamati bacaan guru 3. Peserta didik menirukan bacaan guru
4. Guru mengarahkan pengamatan peserta didik
kepada bacaan guru
5. Guru memberi penguatan terhadap hasil
pengamatan peserta didik
Menanya
1. Guru memberikan stimulus kepada peserta
didik untuk mengungkapkan pertanyaan yang
berkenaan dengan bacaan surat Al- Qiyamah
ayat 1-8
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang
apa yang mereka amati dari bacaan guru
3. Guru mengarahkan pertanyaan yang
berhubungan dengan bacaan guru terkait
makharijul huruf dan hukum tajwid lainnya
4. Guru memberikan apresiasi atas pertanyaan
peserta didik
Mengumpulkan Informasi
1. Guru meminta peserta didik untuk mencari
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
28 Menit
117
2. Peserta didik diberi waktu untuk berdiskusi
dengan teman lainnya atau mencari jawaban
pada buku tajwid atau referensi pendukung
lainnya
3. Guru meminta peserta didik untuk mencatat
jawaban berdasarkan referensi
4. Bila ada pertanyaan yang belum terjawab,
guru dapat memberikan penjelasan singkat
atau memberikan referensi untuk peserta didik
pelajari
Mengasosiasi
1. Guru membentuk 2 kelompok untuk membaca
surat Al- Qiyamah ayat 1-8
2. Guru meminta kelompok lain menyimak dan
melanjutkan bacaan ayat
Mengomunikasikan
1. Guru meminta setiap peserta didik membaca
surat Al- Qiyamah ayat 1-8, peserta didik lain
menyimak dan memberikan tanggapan
2. Peserta didik membaca QS. Al- Qiyamah ayat
1-8 bersama-sama dan berulang-ulang
Penutup 1. Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
2. Guru menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan
salam
5 Menit
H. Penilaian
1. Penilaian Afektif
No. Nama Peserta Didik
Aktifitas
Kerja Sama Keaktifan Partisipasi Inisiatif
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
Rubrik Penilaian:
1. Apabila peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator
2. Apabila sudah memperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang
dinyatakan dalam indikator
118
3. Apabila sudah memperlihatkan perilaku dan sudah konsisten yang
dinyatakan dalam indikator
4. Apabila sudah memperlihatkan perilaku kebiasaan yang dinyatakan dalam
indikator
Catatan:
Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan
Rentang skor = Skor Maksimal - Skor Minimal
= 16 - 4
= 12
MK 14 – 16
MB 11 – 13
MT 8 – 10
BT 4 – 7
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda
awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator)
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Mulai membudaya/terbiasa (apabila peserta didik terus-menerus
memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)
2. Penilaian Psikomotorik
No.
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang Dinilai Skor
Maks Nilai
Ketuntasan Tindak Lanjut
1 2 3 T T
T R P
1
2
Aspek dan rubrik penilaian:
1. Kejelasan dan kedalaman informasi.
a. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 30.
b. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.
119
c. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman
informasi kurang lengkap, skor 10.
2. Keaktifan dalam diskusi.
a. Jika peserta didik tersebut berperan sangat aktif, skor 30.
b. Jika peserta didik tersebut berperan aktif, skor 20.
c. Jika peserta didik tersebut kurang aktif, skor 10.
3. Kejelasan dan kerapian presentasi.
a. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan sangat jelas dan
fasih, skor 40.
b. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan jelas dan fasih,
skor 30.
c. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan sangat jelas dan
kurang fasih, skor 20.
Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan kurang fasih dan tidak
rapi, skor 10.
122
BIODATA PENULIS
Dhea Izzati Farhani, lahir di Jakarta, 08 Juli 1994 anak ke-
dua dari tiga bersaudara, sebagai anak perempuan satu-satunya
keluarga Bapak Taufik dan Ibu Ade Handayani.
Pendidikan penulis dimulai dari TK Fathahillah selama 2
tahun selesai pada tahun 2000. Kemudian, penulis melanjutkan di
MIN 8 Jakarta dan lulus pada tahun 2006. Setelah itu, Penulis
melanjutkan di MTsN 4 Jakarta dan lulus pada tahun 2009 dan di MAN 7 Jakarta
lulus pada tahun 2012. Di masa menempuh pendidikan jenjang sekolah atas, penulis
aktif berorganisasi sebagai koordinator Bela Negara MPK pada priode 2010/2011.
Selanjutnya, pendidikan terakhir penilis ditempuh di Strata 1 (S1) mulai tahun 2012
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam.