PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

138
i PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al- QUR’AN DI SMP IT AL-MUGHNI KUNINGAN JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Dhea Izzati Farhani NIM. 1112011000003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

Page 1: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

QUR’AN DI SMP IT AL-MUGHNI KUNINGAN

JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Dhea Izzati Farhani

NIM. 1112011000003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 3: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 4: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 5: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 6: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

v

ABSTRAK

Dhea Izzati Farhani (NIM. 1112011000003). Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz

Al-Qur’an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan tentang

pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan

Jakarta. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif melalui

metode deskriptif kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data yang diperoleh

melalui observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner/angket dan triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah dilaksanakan dengan cukup baik sesuai dengan

tujuan sekolah yaitu mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an

sebanyak 2,5 Juz dimulai dari surah an-Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah selama

tiga tahun. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi dengan

aspek penilaian meliputi fashahah, tajwid, sikap serta kelancaran dalam membaca Al-

Qur‟an, sekolah juga memfasilitasi ruangan yang memadai untuk peserta didik dan

mengadakan evaluasi penilaian pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dengan mengadakan

Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an telah mencapai 60% dari 100%.

Kata kunci: Proses Pembelajaran, Metode, Fasilitas, Evaluasi, Tahfidz Al-Qur'an.

Page 7: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

vi

ABSTRACT

Dhea Izzati Farhani (NIM.1112011000003). The Implementation of Tahfidz Al-

Qur'an Learning at SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.

This study aims to know and reveal about implementation of learning

tahfidz Al-Qur'an in SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. In this study the authors

used a qualitative approach through qualitative descriptive method, with descriptive

analysis of the data obtained through observation, interview, documentation,

questionnaire and triangulation.

The results of this study indicate that the implementation of learning tahfidz

Al-Qur'an in SMP IT Al-Mughni has been implemented well in accordance with the

purpose of the school is to deliver students to have memorized Al-Qur'an as much as

2.5 Juz starting from Surah An-Nas to Surah Al-Jumu'ah. Learning tahfidz Al-Qur'an

using Talaqqi method with aspects of assessment include fashahah, tajwid, attitude

and fluency in reading Al-Qur'an, schools also facilitate adequate space for learners

and evaluate the assessment of learning tahfidz Al-Qur'an through the execution of

the Middle Exam Semester and Final Exam Semester.

Keywords: Learning Process, Method, Facilities, Evaluation, Tahfidz Al-Qur'an.

Page 8: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman dan nikmat kesehatan yang

berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir

zaman.

Skripsi ini disusun salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini. Hal

ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan

baik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan

dukungan baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc., MA selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Muhammad Sholeh Hasan, Lc., MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam pembuatan tugas

skripsi ini.

4. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd selaku dosen pembimbing II dengan penuh

kesabaran dan keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan

Page 9: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

viii

serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi

ini.

5. Tanenji, MA selaku Dosen Penasihat Akademik yang senantiasa memberikan

bimbingan, motivasi serta arahan selama menempuh studi S1 di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Agama Islam.

6. Dosen dan staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu, khususnya yang telah memberikan ilmu pengetahuan

serta bimbingan kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah.

7. Kepala sekolah SMPIT Al-Mughni, Siti Dhurihah, S.Pd dan wakil kepala

sekolah Anasrudin Rahmani Qosim yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian di SMPIT Al-Mughni dan dukungan kepada penulis dalam

penelitian ini.

8. Izul Ramdani, S.Q, S.Th.I dan Ahmad Afifi, S.Th.I selaku guru pembimbing

tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta yang telah

meluangkan waktu untuk penulis agar penelitian tetap berjalan dan dukungan

kepada penulis dalam penelitian ini.

9. Imas Nur Aisah selaku guru dan kakak yang telah memberikan motivasi kepada

penulis hingga selesainya penelitian ini.

10. Teristimewa, orang tua (ibu Ade Handayani dan bapak Taufik) yang tak henti-

hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan

moril dan materil kepada penulis dalam setiap keadaan. Serta Geo Fikri

Muhammad dan Jibril Wahyu Mahardhika selaku saudara sekandung yang juga

terus memberikan semangat untuk penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh keluarga besar, sepupu dan sahabat yang senantiasa medoakan serta

memberikan motivasi kepada penulis.

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan PAI angkatan 2012 - 2013, khususnya Asep,

Febi, Vio, Puji, Rina, Lola, Dheca, Sarah, Hima, Imam, Haifah dan Nurul yang

Page 10: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

ix

telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk penulis, sehingga selesainya tugas

skripsi ini.

13. NANINU yang telah memberikan energi positif, pengalaman serta pengetahuan

kepada penulis, sehingga penulis tetap dapat melewati proses pada penelitian ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.

Semoga Allah Ta‟ala membalas kebaikan kalian dengan kehidupan yang

penuh berkah, kebahagiaan, dan membuka pintu datangnya ridho dan kasih

Allah Ta‟la di dunia dan di akhirat. Akhir kata mohon maaf atas segala

kekurangan skripsi ini oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan

saran yang konstruktif, namun dengan kerendahan hati, penulis sangat berharap

agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, minimal bagi penulis

sendiri.

Jakarta, Mei 2018

Dhea Izzati Farhani

Page 11: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

x

DAFTAR ISI

SAMPUL

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xivv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvv

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 6

C. Fokus Penelitian ................................................................................................. 7

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8

BAB II ........................................................................................................................ 10

KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 10

A. Tahfidz Al-Qur‟an ............................................................................................ 10

1. Pengertian Tahfidz Al-Qur‟an ......................................................................... 10

2. Hukum Menghafal Al-Qur‟an ......................................................................... 11

Page 12: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

xi

3. Keutamaan Menghafal Al-Qur‟an ................................................................... 12

B. Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ..................................................................... 14

1. Pengertian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................. 15

2. Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ........................................................ 16

3. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ....................................................... 18

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .......... 21

5. Komponen Pembelajaran ................................................................................ 24

6. Proses Pembelajaran ........................................................................................ 26

7. Guru dan Peserta Didik Tahfidz Al-Qur‟an .................................................... 27

8. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ........................................................ 30

9. Evaluasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ..................................................... 31

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................ 32

D. Hasil Penelitian Relevan .................................................................................. 33

E. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 37

BAB III ....................................................................................................................... 39

METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 39

B. Metode Penelitian............................................................................................. 39

C. Instrumen Penelitian......................................................................................... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 43

E. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 45

BAB IV ....................................................................................................................... 49

PEMBAHASAN ........................................................................................................ 49

A. Deskripsi Data .................................................................................................. 49

1. Data Observasi ................................................................................................ 49

a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di Kelas ............. 49

b. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di Luar Kelas ..... 50

Page 13: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

xii

c. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ............................. 50

d. Aktivitas Pelaksanaan Pembalajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................... 51

2. Data Wawancara ............................................................................................. 54

a. Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 54

b. Wawancara Guru Tahfidz Al-Qur‟an ....................................................... 54

c. Wawancara Peserta Didik ......................................................................... 56

3. Data Dokumentasi ........................................................................................... 56

4. Data kuesioner ................................................................................................. 57

B. Pembahasan ...................................................................................................... 73

1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ............................................... 73

2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................................................... 73

a. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................ 75

b. Media Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................. 77

c. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................................. 77

d. Pola interaksi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ...................................... 79

3. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ................................... 80

4. Implikasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an .................................................... 80

BAB V ......................................................................................................................... 82

PENUTUP .................................................................................................................. 82

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 82

B. Saran ................................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 85

LAMPIRAN ............................................................................................................... 88

Page 14: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi ........................................................................ 40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara...................................................................... 41

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket ........................................................... 42

Tabel 4.1 Peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah dihafal

dalam keseharian ............................................................................ 57

Tabel 4.2 Peserta didik mampu menghafal dengan baik ................................ 59

Tabel 4.3 Peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-Qur‟an ........... 60

Tabel 4.4 Peserta didik senantiasa berprilaku baik dalam bersosial dengan

teman maupun guru ........................................................................ 61

Tabel 4.5 Peserta didik mampu memuliakan Al-Qur‟an sebagai bentuk

penghormatan kepada Al-Qur‟an ................................................... 63

Tabel 4.6 Guru mengajar sesuai tahapan-tahapan yang telah disepakati

(talaqqi) .......................................................................................... 64

Tabel 4.7 Guru menyampaikan pelajaran dengan baik .................................. 65

Tabel 4.8 Guru memiliki prilaku yang dapat diteladani peserta didik ........... 65

Tabel 4.9 Guru membimbing peserta didik pada proses menghafal .............. 67

Tabel 4.10 Guru menguasai materi yang akan disampaikan ............................ 68

Tabel 4.11 Mengetahui hasil belajar peserta didik terutama dalam menghafal

Al-Qur‟an ....................................................................................... 69

Tabel 4.12 Guru memberikan feedback pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an ....... 70

Tabel 4.13 Kendala peserta didik dalam proses pembelajaran ......................... 71

Tabel 4.14 Motivasi peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an ...................... 72

Tabel 4.15 Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni ....... 76

Page 15: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

xiv

DAFTAR GAMBAR

Bagan 4.1 Pelaksanaan Tahfidz Al-Qur‟an ............................................................ 79

Foto Kegiatan Pembelajaran Tahfidz AL-Qur‟an ................................................ 113

Page 16: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara ............................................................................ 88

Lampiran 2 Hasil Observasi ............................................................................. 107

Lampiran 3 Foto Kegiatan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an ......................... 113

Lampiran 4 RPP ............................................................................................... 115

Lampiran 5 Hasil Belajar ................................................................................. 120

Lampiran 6 Surat Telah Melakukan Penelitian ................................................ 121

Lampiran 7 Biodata Penulis ............................................................................. 122

Page 17: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi saw. untuk

seluruh manusia yang hidup sejak Nabi Muhammad diutus menjadi rasul sampai

akhir zaman. Al-Qur‟an sebagai sumber utama Dienul Islam, di mana urusan

agama selalu dikembalikan kepada wahyu Allah. Al-Qur‟an berfungsi sebagai

petunjuk bagi seluruh umat manusia dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang

meyakini dan orang-orang yang mengimani Al-Qur‟an. Maka sebaik-baiknya

bacaan bagi orang mukmin ialah Al-Qur‟an, dengan membacanya akan

terciptanya ketenangan hati dan jiwa. “Al-Qur‟an mampu memberikan

kebahagiaan sekaligus menyelamatkan kita dari huru-hara yang akan terjadi pada

hari kiamat.”1 Sebagaimana hadis Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah

bin Mas‟ud Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Saw. bersabda:

Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu

kebaikan, sedangkan satu kebaikan (akan dibalas) dengan sepuluh kebaikan

yang sebanding. Aku tidak mengatakan bahwa Alif laam miim itu satu huruf,

namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. at-Tirmidzi)2

Karena Al-Qur‟an berfungsi sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, maka

dalam membaca Al-Qur‟an diupayakan mampu memahami makna yang

terkadung di dalamnya. Setelah seseorang membaca Al-Qur‟an dengan diikuti

pemahaman yang benar, maka diharapkan keyakinan akan kebenaran Al-Qur‟an

semakin tumbuh. Namun seseorang yang membaca Al-Qur‟an dengan modal

keyakinan dan keterbatasan kemampuan dalam memahami ayat-ayat Al-Qur‟an,

1 C. Abdulwaly, 40 Alasan Anda Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017), h. 5.

2 Sayyid Muhammad Alawi bin Abbas Al Maliki Al Maki, Khoshoisu Al Muhamadiyah, h. 201.

Page 18: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

2

tetap dinilai sebagai suatu ibadah. Demikian yang membedakan antara membaca

Al-Qur‟an dengan membaca selainnya.

Orang-orang yang mempelajari, membaca maupun menghafal Al-Qur‟an

merupakan orang-orang pilihan yang memang ditunjuk oleh Allah untuk

menerima warisan kitab suci Al-Qur‟an.3 Dalam hal ini, warisan yang diberikan

kepada umat Nabi Muhammad merupakan suatu karunia yang amat besar dari

Allah. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah surat Fathir ayat

32:

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di

antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri

mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara

mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.

Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fathir: 32)4

Dengan menghafal Al-Qur‟an, maka akan lebih dekat untuk mendapatkan

keutamaan-keutamaan yang dimiliki Al-Qur‟an sendiri. Karena dengan

menghafal seseorang akan lebih sering membuka Al-Qur‟an, menelaah,

mengulang-ulang, mengkaji, dan mengulang kembali secara berulang-ulang

untuk menjaga hafalannya.

Al-Qur‟an merupakan satu-satunya kitab suci yang kemurniannya dijamin

oleh Allah hingga akhir zaman dan tidak akan mengalami perubahan,

penambahan maupun pengurangan. Tidak ada satupun huruf yang bergeser atau

berubah dari tempatnya, serta tidak ada satu huruf atau kata yang mungkin dapat

3 Nurul Qomariah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-

Qur’an, (Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 1. 4 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), cet.

Ke-IV, jilid 8, h. 166.

Page 19: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

3

disisipkan di dalamnya.5 Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah

surat al-An‟am ayat 115:

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur’an) sebagai kalimat yang

benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya

dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-An‟am:

115)6

Demikian Allah memberikan kemudahan kepada orang-orang yang ingin

menghafal Al-Qur‟an karena menjaga Al-Qur‟an dengan mengahafal, dengan

kata lain menyimpan di dada para lelaki, wanita dan anak-anak adalah cara yang

paling agung.7 Melalui metode menghafal Al-Qur‟an yang dapat digunakan oleh

para penghafal Al-Qur‟an. Maka para penghafal Al-Qur‟an akan semakin

bertambah dari waktu ke waktu hingga akhir zaman. Pada hakikatnya para

penghafal Al-Qur‟an merupakan pilihan Allah yang menjaga dan memelihara

kemurnian Al-Qur‟an.

Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap insan sebagai

salah satu modal dasar untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan dalam

kehidupannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari

kata “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.8 Pendidikan merupakan

kumpulan dari seluruh proses yang memungkinkan seseorang dapat

mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, sikap maupun bentuk

perilaku yang positif di masyarakat.

Sedangkan “dalam UU nomer 20 Tahun 2003 bagian kesembilan Pasal 30

ayat 2 bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik

5 Qomariah, op. cit., h. 13.

6 Kemenag RI, Jilid 3, op. cit., h. 215.

7 Raghib As-Sirjani, Mukjizat Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2009), h. 21.

8 Syarif Hidayat, Teori Dan Prinsip Pendidikan, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2015), cet.

Ke-2, h. 1.

Page 20: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

4

menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai

ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.”9 Pada hakikatnya tujuan

pendidikan agama Islam adalah untuk memberikan pemahaman yang baik

tentang agama Islam, sehingga pada akhirnya akan menjadi petunjuk dalam

menjalani kehidupan dalam keseharian dan menjadikan manusia yang bertakwa

kepada Allah SWT.

Dewasa ini tahfidz Al-Qur‟an telah diterapkan sebagai salah satu kurikulum

dalam pendidikan agama Islam pada lembaga formal, non formal, maupun

informal. Pendidikan madrasah di bawah naungan Kanwil Kemenag Provinsi

DKI Jakarta telah menerapkan tahfidz Al-Qur‟an sebagai mulok. Sebagaimana

yang telah disampaikan oleh H. Murtado selaku Kepala Kanwil Kemenag

Provinsi DKI Jakarta yang peneliti kutip dari website resmi Kementrian Agama

Provinsi DKI Jakarta.

Agar karakter madrasah tetap terjaga, maka mulok hafalan Al-Qur‟an akan

diterapkan mulai tahun ajaran 2013/2014, minimal dua jam pelajaran dalam

seminggu. Adapun stukturnya untuk MI minimal menghafal Juz 30, MTS

minimal menghafal Juz 30 dan 29, MA minimal menghafal Juz 30, 29 dan 28.

Hafal Al-Qur‟an merupakan nilai tambah yang luar biasa bagi umat Islam,

dengannya pikiran serta hati menjadi jernih dan dapat meningkatkan IQ.10

Pendidikan di Indonesia menjadikan pendidikan agama Islam sebagai salah

satu mata pelajaran utama. Maka pendidikan agama Islam memerlukan metode-

metode efektif agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Namun

metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih mempertahankan

cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-

9 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), cet. Ke-5,

h. 175. 10

Humas Kementrian Agama, “Ka. Kanwil: Siswa-siswi Madrasah DKI Jakarta wajib hafal Al-

Qur‟an”, https://dki.kemenag.go.id, 25 Agustus 2017.

Page 21: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

5

praktik ibadah yang membuat peserta didik bosan, jenuh dan kurang bersemangat

dalam belajar agama.11

Hal ini dapat dibuktikan di beberapa sekolah bahwa kemampuan peserta

didik masih sangat kurang dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Peserta

didik yang membaca dan menghafal Al-Qur‟an di sekolah hanya menggugurkan

kewajiban untuk menyetorkan hafalan kepada guru, maka dari itu peserta didik

tidak memperhatikan hukum bacaan dan makharijul huruf dalam membaca dan

menghafal Al-Qur‟an. Selain itu terdapat sekolah maupun orang tua yang tidak

memperhatikan peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an. Hal ini terjadi karena

ada beberapa faktor yang kurang mendukung, seperti kurangnya alokasi waktu

dan lingkungan di sekolah maupun di rumah untuk memperdalam pembelajaran

Al-Qur‟an, serta orang tua yang lebih memperioritaskan pelajaran umum lainnya.

SMP IT Al-Mughni merupakan sekolah yang telah menjadikan tahfidz Al-

Qur‟an sebagai kurikulum wajib sejak berdirinya sekolah pada tahun 2001.

Tahfidzul Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni bertujuan mengantarkan peserta

didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an sebanyak 2,5 Juz dimulai dari surah an-

Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah.12

Dengan menggunakan metode talaqqi

dalam menyetorkan hafalan.13

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni lebih menekankan pada hafalan dengan makharijul huruf dan hukum

bacaan yang benar. Guru yang dibutuhkan untuk membimbing peserta didik

dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an tentunya guru yang memiliki kemampuan

yang sesuai dengan bidangnya dan telah menguasai materi agar dalam

pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dapat berjalan dengan baik. Proses

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dilaksanakan satu kali tatap muka dalam

seminggu, dengan masing-masing guru pembimbing yang telah ditentukan sesuai

11

Moh. Thoyib, “Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran Al-Qur‟an dengan Metode

Active Learning Berkelompok Siswa Kelas III SDN Bogempinggir Sidoarjo Tahun Ajaran 2010-

2011”, Jurnal penelitian tindakan kelas pendidikan agama Islam, Vol. 4, 2013, h. 02. 12

Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni. 13

Hasil observasi pada tanggal 6 Maret 2018 pukul 10.15 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 22: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

6

kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an peserta didik. Dengan adanya

pengelompokkan peserta didik, diharapkan peserta didik dapat membaca dan

menghafal Al-Qur‟an dengan kaidah yang baik dan benar.14

Namun walaupun sekolah telah menekankan pada aspek makharijul huruf

dan hukum bacaan dalam menghafal Al-Qur‟an, nyatanya SMP IT Al-Mughni

juga mengalami permasalahan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam

menghafal Al-Qur‟an, terdapat peserta didik yang tidak dapat mencapai target

tahfidz Al-Qur‟an yang telah ditentukan oleh sekolah.

Menurut Ramdani, “salah satu faktor penghambat peserta didik tidak dapat

mencapai target tahfidz Al-Qur‟an adalah karena orang tua yang tidak

memperioritaskan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an”. 15

Oleh karena itu, terdapat peserta didik yang kurang termotivasi untuk

mencapai target tahfidz Al-Qur‟an yang telah ditentukan oleh sekolah dan juga

peserta didik yang tidak dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik, sehingga

peserta didik kesulitan dalam proses menghafal dengan makharijul huruf dan

hukum bacaan yang baik dan benar.

Berpijak dari hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih

dalam tentang tahfidz Al-Qur‟an yang dijadikan kurikulum di SMP IT Al-

Mughni. Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat peserta didik yang tidak dapat mencapai target pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.

14

Hasil wawancara guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 21 Juli 2017 pukul 13.20 WIB di

SMP IT Al-Mughni. 15

Ibid.,

Page 23: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

7

2. Kurangnya minat peserta didik pada pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP

IT Al-Mughni.

3. Metode pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang kurang efektif di SMP IT Al-

Mughni.

4. Alokasi waktu kurang memadai dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di

SMP IT Al-Mughni.

5. Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan Al-Qur‟an peserta didik

di SMP IT Al-Mughni.

C. Fokus Penelitian

Penulis tertarik dengan masalah-masalah yang ada dalam sekolah pada

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, maka penulis akan meneliti dan mengkaji lebih

dalam mengenai pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang dijadikan sebagai

kurikulum oleh suatu instansi di kota Jakarta. Berdasarkan uraian identifikasi

masalah di atas, penulis tidak mengungkap seluruh masalah tersebut maka, perlu

adanya pembatasan masalah supaya penelitian dapat lebih terarah serta

mendekati pada fokus pencapaian tujuan. Penulis membatasi fokus penelitian ini

pada pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni

Kuningan Jakarta kelas VIII tahun ajaran 2017/2018, di antaranya mengenai

tujuan pembelajaran, metode pembelajran, materi pembelajaran, evaluasi serta

guru dan peserta didik tahfidz Al-Qur‟an. Dengan fokus penelitian ini penulis

dapat mengungkap, menganalisis, dan mendeskripsikan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an yang diterapkan baik di dalam maupun di luar kelas sebagai bentuk

proses pembelajaran yang mengarah pada tujuan pendidikan yaitu peserta didik

memiliki kemampuan dalam menghafal dan membaca ayat Al-Qur‟an dengan

baik dan benar dalam hal tajwid maupun makharijul huruf.

Page 24: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian di atas, maka perumusan

masalah terbagi menjadi dua yaitu makro dan mikro. Perumusan masalah makro

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta?”. Sedangkan perumusan

masalah mikro pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni Kuningan Jakarta?

2. Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni Kuningan Jakarta?

3. Bagaimana evaluasi (penilaian) pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP

IT Al-Mughni Kuningan Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

mengungkapkan tentang:

1. bagaimana pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni Kuningan Jakarta.

2. Bagaimana perencanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni Kuningan Jakarta.

3. Bagaimana proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni Kuningan Jakarta.

4. Bagaimana evaluasi (penilaian) pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP

IT Al-Mughni Kuningan Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat di

antaranya:

Page 25: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

9

1. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran bagi dunia

pendidikan secara umum dan bagi SMP IT Al Mugni Kuningan Jakarta

secara khusus dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam,

terutama dalam menghafal Al-Qur‟an untuk peserta didik di SMP IT AL-

Mughni Kuningan Jakarta.

2. Memberikan sikap dan pandangan positif terhadap pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an kepada peserta didik.

3. Sebagai bahan masukan untuk guru maupun calon guru agar dapat

memberikan bimbingan yang tepat kepada peserta didik agar dalam proses

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, peserta didik dapat meningkatkan

kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an.

4. Menjadi bahan rujukan bagi para pembaca dalam mengembangkan

pembelajaran bagi peserta didik.

5. Memperkaya keilmuan dalam bidang pendidikan bagi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terutama pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Menambah wawasan dan pengetahuan bidang pendidikan Islam bagi

penulis sehingga dapat menjadi modal untuk mempersiapkan diri sebagai

generasi penerus dalam pendidikan.

Page 26: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tahfidz Al-Qur’an

1. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Hafidz merupakan bentuk masdar dari kata – yang berarti

menghafal. Sedangkan penggabungan dengan kata Al-Qur‟an

bentuk idhofah yang berarti menghafalkannya. Dalam makna lain, yaitu

membaca dengan lisan sehingga menimbulkan ingatan dalam pikiran dan

meresap masuk dalam hati untuk diamalkan dalam kehidupan. Menghafal,

arti ini didapat dari kata – – dan – –

. Ini pangkal dari menghafal Al-Qur‟an dan arti menghafal dalam

kenyataannya, yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari satu ayat

ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat lainnya dan begitu seterusnya

hingga genap 30 juz.1

Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari kata – yang berarti

membaca. Sedangkan Al-Qur‟an sendiri adalah bentuk mashdar dari

yang berarti bacaan. Secara istilah, menurut Dr. Muhammad Abdullah

dalam kitabnya, Kaifa Tahfadhul Qur’an yang dikutip oleh Zaki Zamani,

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad

melalui perantara ruhul amin (malaikat Jibril), dan dinukilkan kepada kita

1 Zaki Zamani, Metode Cepat Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Al Barokah, 2014), h. 20-21.

Page 27: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

11

dengan jalan mutawatir yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali

dengan dengan surat al-Fatihah dan diakhiri surat an-Nas.2

Al-Qur‟an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah dan

panutan hidup setiap muslim. Secara mutlak, Al-Qur‟an merupakan

perkataan yang paling agung dan paling mulia. Seperti dalam firman Allah

Swt. sebagai berikut:

Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar firman Allah yang dibawa

oleh utusan yang mulia (Jibril), yang memiliki kedudukan tinggi di sisi

Allah yang memiliki Arsy, yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan

dipercaya. (QS. At-Takwir: 19-21)3

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwasanya Al-Qur‟an memiliki sifat

keagungan dan derajat yang mulia. Maka dari itu mempelajari Al-Qur‟an

baik membaca, menulis, menghafalkan, serta mempelajari isi kandungan Al-

Qur‟an merupakan suatu keharusan bagi kaum muslim.

2. Hukum Menghafal Al-Qur’an

Hukum menghafal seluruh ayat Al-Qur‟an yang telah dijelaskan oleh

as-Suyuthi di dalam Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an adalah fardhu kifayah atau

kewajiban kolektif. Pengertian fardhu kifayah sendiri adalah suatu

kewajiban yang di tujukan kepada orang-orang yang telah mukallaf secara

keseluruhan di mana jika antara mereka ada yang melaksanakannya maka

2 Ibid.,h. 13.

3 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), jilid

10, h. 567.

Page 28: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

12

gugurlah dosa yang lainnya, namun jika tidak ada satupun yang

melaksanakannya, maka berdosalah semuanya.4

Terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa menghafal Al-Qur‟an

itu hukumnya sunnah, bukan fardhu kifayah. Namun, tetap pendapat yang

paling kuat adalah yang menyatakan bahwa menghafal Al-Qur‟an adalah

fardhu kifayah. Adapun kasus untuk surat al-Fatihah yang merupakan salah

satu rukun shalat, maka hukum menghafalnya adalah fardhu ‘ain, yaitu

wajib bagi tiap-tiap mukallaf dan tidak sah shalat kecuali dengan

membacanya.5

Meskipun menghafal Al-Qur‟an hukumnya fardhu kifayah dan tidak

sampai dihukumi fardhu ‘ain karena tidak ada dalil yang menunjukkan

bahwa ia merupakan kewajiban individual yang berlaku untuk semua

mukallaf, namun hal ini tidak mengurangi pentingnya Al-Qur‟an untuk

dihafal. Adapun maksud dari menghafal Al-Qur‟an yang fardhu kifayah

adalah menuntut agar dalam setiap masa selalu ada para penghafal Al-

Qur‟an.6

3. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Ada beberapa keutamaan menghafal Al-Qur‟an menurut Imam Nawawi

dalam kitabnya At-tibyan Fi Adabi Hamalati Al-Qur’an, sebagai berikut:

a. Al-Qur‟an adalah pemberi syafaat pada hari kiamat bagi umat manusia

yang membaca, memahami, dan mengamalkannya.

4 C. Abdulwaly, 40 Alasan Anda Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2017), h.

49. 5 Ibid., h. 50.

6 Ibid., h. 51.

Page 29: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

13

b. Para penghafal Al-Qur‟an telah dijanjikan derajat yang tinggi di sisi

Allah Swt., pahala yang besar, serta penghormatan di antara sesama

manusia.7

c. Menurut Nurul Qomariyah dan Mohammad Irsyad, Allah akan

memberikan kedudukan yang tinggi dan terhormat kepada penghafal Al-

Qur‟an di antara manusia lainnya.8 Sedangkan menurut Abdulwaly, “Al-

Qur‟an adalah sumber segala ilmu, maka orang yang mempelajari dan

menghafal Al-Qur‟an sangat pantas mendapatkan derajat yang tinggi di

hadapan Allah Swt.”9, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-

Nya:

Allah akan menginginkan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-

Mujadalah: 11).10

d. Kehormatan dan kemuliaan yang diberikan Allah Swt. tidak hanya

kepada para penghafal Al-Qur‟an itu sendiri, melainkan juga bagi kedua

orang tuanya. Para penghafal Al-Qur‟an dapat memasangkan mahkota

kepada orang tuanya.11

e. Al-Qur‟an menjadi hujjah atau pembela bagi pembacanya serta sebagai

pelindung dari siksaan api neraka.

f. Para pembaca Al-Qur‟an, khususnya para penghafal Al-Qur‟an yang

kualitas dan kuantitas bacaannya lebih bagus akan bersama malaikat

yang selalu melindunginya dan mengajak pada kebaikan.

7 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),

cet. Ke-VI, h. 145. 8 Nurul Qomariyah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-

Quran, (Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 2. 9 Abdulwaly, op. cit., h. 43.

10 Kementrian Agama RI, Jilid 7, op. cit., h. 22.

11 Qomariyah, op. cit., h. 6.

Page 30: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

14

g. Para penghafal Al-Qur‟an akan mendapatkan fasilitas khusus dari Allah

Swt., yaitu berupa terkabulnya segala harapan, serta keinginan tanpa

harus memohon dan berdoa.

h. Para penghafal Al-Qur‟an berpotensi untuk mendapatkan pahala yang

banyak karena sering membaca (takrir) dan mengkaji Al-Qur‟an.12

i. Menghafalkan Al-Qur‟an merupakan nikmat rabbani yang datang dari

Allah yang diberikan kepada mereka. Karena sesungguhnya, menghafal

Al-Qur‟an adalah salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.

kepada mereka.

j. Para penghafal Al-Qur‟an dijanjikan sebuah kebaikan, keberkahan, dan

kenikmatan dari Al-Qur‟an.

k. Para penghafal Al-Qur‟an telah diberikan dan mendapatkan sesuatu

yang khusus, yaitu berupa tasyrif nabawi (penghargaan dari Rasulullah

saw).13

l. Orang yang hafal Al-Qur‟an akan memperoleh keistimewaan yang

sangat luar biasa, yaitu lisannya tidak pernah kering dan pikirannya

tidak pernah kosong karena mereka sering membaca dan mengulang-

ulang Al-Qur‟an.

m. Para penghafal Al-Qur‟an juga mempunyai ingatan yang tajam dan

bersih intuisinya.14

n. Menghafalkan Al-Qur‟an mempunyai manfaat akademis. Al-Qur‟an

merupakan pengetahuan dasar bagi para thalabul ‘ilmi dalam proses

belajarnya. Apabila ia menghafal Al-Qur‟an maka ia akan memberikan

kontribusi yang sangat besar terhadap studinya.15

B. Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

12 Wahid, op. cit., h. 146.

13 Ibid., h. 150-151.

14 Ibid., h. 154.

15 Ibid., h. 156.

Page 31: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

15

1. Pengertian Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan

sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran

adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Dapat dirumuskan pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.16

Pembelajaran menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara

sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial.

Di mana suatu peroses pembelajaran yang sismatis dan sistemik, yang

bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dan peserta didik, sumber

belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang

memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas

maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai

kompetensi yang telah ditentukan.17

Menurut Degeng, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan

peserta didik. Secara implisit, dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran

yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan meotode ini

didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada, hal ini merupakan inti dari

16

Tutik Rachmawati, Teeori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik, (Yogyakarta:

Gava Media, 2015), h. 39. 17

Zainal Arifin, Evalusi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. Ke-V, h.

10.

Page 32: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

16

perencanaan pembelajaran.18

Sedangkan menurut Prof. Dr. H. Oemar

Hamalik, Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan,

yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi, dengan cara

menuangkan pengetahuan kepada siswa.19

Jadi, pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk

memodifikasi berbagai kondisi agar seseorang dapat melakukan kegiatan

belajar dan dapat mencapai suatu tujuan kurikulum. Untuk mencapai tujuan

kurikulum memerlukan rencana pembelajaran, seperti penyampaian isi

pembelajaran, metode pembelajaran, serta dalam interaksi antara guru,

peserta didik, dan pelajaran agar dapat berfungsi secara optimal selama

pembelajaran berlangsung.

Al-Qur‟an berasal dari sisi Allah, sehingga memiliki derajat yang mulia

dan keagungan. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari

Al-Qur‟an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Maka dari itu

sebelum menghafalkan Al-Qur‟an, dianjurkan untuk terlebih dahulu

mempelajari Al-Qur‟an dalam melancarkan bacaan Al-Qur‟an, makharijul

huruf, dan hukum bacaan (tajwid). Karena cepat lambatnya dalam

menghafalkan Al-Qur‟an dipengaruhi oleh kelancaran saat membaca Al-

Qur‟an.

2. Tujuan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang ini sudah

berkembang sedemikian pesatnya. Tentu saja perkembangan ini membawa

dampak bagi kehidupan manusia. Islam juga menyadari akan pentingnya

ilmu pengetahuan, termasuk dalam hal perkembangannya. Al-Qur‟an dan

18

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), cet. Ke-VII,

h. 2. 19

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2011), cet. Ke-IV, h. 25.

Page 33: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

17

hadits yang dijadikan sebagai dasar ajaran Islam tidak hanya sebatas

mengatur tata cara ibadah saja, namun terdapat ayat-ayat maupun hadits

Nabi saw. yang memberikan isyarat tentang ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Al-Qur‟an tidak hanya menyerukan manusia untuk beragama, namun ia

juga menyeru manusia untuk mengadakan penelitian tentang berbagai ilmu

pengetahuan. Isi kandungannya tidak hanya berkaitan dengan anjuran atau

tata cara beribadah saja, namun di dalamnya juga terkandung banyak

khazanah keilmuan yang luar biasa. Di dalam Al-Qur‟an, Allah

menyebutkan bahwa orang yang di dadanya tersimpan ayat-ayat Al-Qur‟an,

berarti ia telah diberi ilmu.20

Firman Allah Swt:

Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada

orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-

ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Q.S al-„Ankabut: 49)21

Al-Qur‟an sendiri tidak hanya menjadi modal belajar ilmu-ilmu agama

saja, bahkan dapat menjadi modal utama sebelum belajar ilmu-ilmu di luar

ilmu agama. Dengan kata lain, Al-Qur‟an menjadi benteng dalam hal

pemanfaatan ilmu-ilmu diluar ilmu agama agar sesuai dengan tuntunan Al-

Qur‟an.

Menghafal Al-Qur‟an sebelum mempelajari ilmu-ilmu lainnya sangat

dibutuhkan, karena ketika seorang pelajar sudah terbiasa dalam menghafal

Al-Qur‟an, maka ia pun akan terbiasa menghafal kaidah-kaidah ilmu

lainnya. Seorang pelajar yang sudah terbiasa mengingat-ingat ayat-ayat Al-

20

Abdulwaly, op.cit., h. 111-113. 21

Kemenag RI, Jilid 7, op. cit., h. 415-416.

Page 34: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

18

Qur‟an, maka ia pun akan merasa mudah dalam mengingat-ingat pelajaran

lainnya. Otak yang terus-menerus dilatih dengan menghafal Al-Qur‟an, pasti

akan semakin meningkat kecerdasannya.22

Peserta didik yang mempunyai hafalan Al-Qur‟an dengan baik adalah

peserta didik yang unggul dalam pembelajaran lainnya.23

Melalui

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dapat di katakan kegiatan menghafalkan

Al-Qur‟an dapat membantu peserta didik dalam membiasakan diri dalam

menghafal pelajaran lainnya. Sama halnya dengan memahami pelajaran,

dalam menghafal Al-Qur‟an tidak hanya menghafal, namun memahami

makna dan kaidah hukum tajwid.

3. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an, tidaklah sama dan semudah

mengajar pelajaran lainnya. Oleh karena itu, perlu digunakan metode lain

dalam membelajarkannya. Metode merupakan salah satu hal yang penting

dalam mendidik menghafal Al-Qur‟an. Ada banyak metode yang dapat

dikembangkan dalam rangka mencari alternatif untuk mendidik menghafal

Al-Qur‟an. Berikut terdapat metode menghafal Al-Qur‟an menurut Ahsin

W. Al-Hafiz:

a. Metode Wahdah

Metode wahdah yaitu anak menghafal satu per satu ayat-ayat yang

akan dihafal. Pada tahap awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh

kali atau dua puluh kali atau lebih, sehingga peroses ini mampu

membentuk pola dalam bayangannya. Dengan demikian, anak akan

mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya, bukan hanya

dalam bayangannya, tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks

22

Abdulwaly, op. cit., h. 118. 23

Hasil wawancara dengan guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 21 Juli 2017 pukul 13.20

WIB di SMPIT Al-Mughni.

Page 35: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

19

pada lisannya. Setelah benar-benar hafal, dilanjutkan pada ayat

berikutnya dengan cara yang sama. Demikian seterusnya hingga

mencapai satu halaman dan dilanjutkan menghafalkan urutan-urutan

ayat yang telah dihafal.24

b. Metode Kitabah (Menulis)

Pada metode kitabah, orang tua atau pembimbing terlebih dahulu

menulis pada kertas ayat-ayat yang akan dihafal oleh anak. Setelah

lancar, dilanjutkan dengan menghafal ayat-ayat tersebut. Adapun ketika

menghafal, yakni dilakukan dengan menggunakan metode wahdah.

c. Metode Sima’i (Mendengar)

Metode sima’i adalah mendengar bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an yang

akan dihafal. Metode ini sangat efektif bagi anak yang mempunyai daya

ingat yang tinggi, terutama bagi anak-anak yang belum bisa membaca

Al-Qur‟an.25

d. Metode Gabungan

Metode ini merupakan gabungan antara metode wahdah dan metode

kitabah. Hanya saja, kitabah di sini memiliki fungsi sebagai uji coba

terhadap ayat-ayat yang telah dihafal. Urutannya, setelah menghafal,

anak diperintahkan untuk menulis ayat-ayat yang telah dihafalkan. Jika

ia telah mampu mereproduksi kembali ayat-ayat yang telah dihafalkan

dalam bentuk tulisan, maka ia dapat melanjutkan hafalan ke ayat-ayat

berikutnya.26

e. Metode Jama’

Yang dimaksud dengan metode jama’ adalah cara menghafal yang

dilakukan secara kolektif, yakni ayat yang dihafal dibaca secara

bersama-sama yang dipimpin oleh seorang guru. Kemudian anak-anak

24

Nurul Qomariyah, dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah Agar Anak Hafal Al-

Qur’an, (Pramban Klaten: Semesta Hikmah, 2016), h. 42. 25

Ibid., h. 43. 26

Ibid., h. 44.

Page 36: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

20

menirukan secara bersama-sama dengan cara melihat mushaf. Hal ini

dilakukan secara berulang-ulang. Setelah semua anak hafal ayat-ayat

tersebut, dapat dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya.27

Adapun metode belajar tahfidz Al-Qur‟an menurut H. Abdul Aziz

Mudzakir, S.Pd.I Al-Hafizh selaku pimpinan pesantren Tahfidz khusus anak

al-Azka:

a. Metode Musyafahah (face to face)

Pada prinsipnya metode ini dapat dilakukan melalui tiga cara:

1) Guru membaca kemudian murid mendengarkan dan sebaliknya.

2) Guru membaca dan murid hanya mendengarkan.

3) Murid membaca dan guru mendengarkan.

b. Metode Resitasi

Guru memberi tugas kepada murid untuk menghafal beberapa ayat

atau halaman sampai hafal, kemudian murid membaca hafalan tersebut

di hadapan guru.

c. Metode Takrir

Murid mengulang-ulang hafalan yang telah diperolehnya, kemudian

membaca hafalan tersebut di hadapan guru untuk kemudian dikoreksi.28

d. Metode Mudarrosah

Murid diarahkan untuk menghafal secara bergantian dan

berurutan. Sambil menunggu giliran, santri yang lain dalam kondisi

mendengarkan atau menyimak murid yang sedang mendapat giliran.

Dalam prakteknya, ada tiga cara dalam menggunakan metode

mudarrosah yaitu, Mudarrosah ayatan, Mudarrosah perhalaman

(pojokan), Mudarrosah perempatan (seperempat juz).

e. Metode Tes

27

Ibid., h. 45. 28

Abdul Aziz Mudzakir, 600 Jam Menjadi Hafizh Al-Qur’an Metode Praktis Menghafal Al-

Qur’an, (Tangerang: Azka Publishing, 2013), h. 141.

Page 37: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

21

Metode ini digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kelancaran

hafalan murid dengan menyetorkan hafalan kepada seorang

pembimbing, ustadz, atau yang ditunjuk sebagai penguji.29

Dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang dilaksanakan di SMP IT

Al-Mughni menggunakan metode talaqqi dalam menghafal Al-Qur‟an.

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an melalui metode talaqqi, peserta didik dapat

membaca ayat yang akan dihafalkan terlebih dahulu, hingga benar dalam

melafalkannya. Apabila peserta didik telah dapat melafalkannya dengan

benar, masing-masing peserta didik diberikan waktu untuk menghafalkan

ayat-ayat Al-Qur‟an.30

Peserta didik menghafalkan satu ayat atau satu baris

dengan cara diulang-ulang, sebelum peserta didik dapat menghafalnya

peserta didik tidak dianjurkan untuk menambah hafalan. Cara lain yang

dapat membantu peserta didik dalam menghafal, peserta didik dapat

mendengarkan murattal Al-Qur‟an dan memakai hafalan surat dalam

shalat.31

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Tahfidz

Al-Qur’an

Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran peserta didik harus

mempunyai pendukung eksternal maupun internal, agar dapat mencapai

tujuan pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,

karena dalam menghafal Al-Qur‟an, diperlukan dukungan yang kuat dari

eksternal maupun internal. Namun dalam pembelajaran peserta didik akan

menemukan hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berikut adalah

29

Ibid., h. 142. 30

Hasil wawancara dengan guru tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 22 September 2017 pukul

13:07 WIB di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. 31

Pedoman tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni Kunigan Jakarta.

Page 38: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

22

faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an:

a. Faktor pendukung dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an

1) Faktor kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

orang yang akan menghafalkan Al-Qur‟an. Jika tubuh sehat maka

proses menghafalkan akan menjadi lebih mudah dan cepat tanpa

adanya penghambat dan batas waktu menghafal pun menjadi relatif

lebih cepat.

2) Faktor psikologis

Kesehatan yang diperlukan oleh orang yang akan menghafalkan

Al-Qur‟an tidak hanya dari segi kesehatan lahiriah, namun dari segi

psikologinya. Karena orang yang akan menghafalkan sangat

membutuhkan ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati.

3) Faktor kecerdasan

Kecerdasan merupakan salah satu faktor pendukung dalam

menjalani proses menghafalkan Al-Qur‟an. Setiap individu

mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga, cukup

mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.

4) Faktor motivasi

Orang yang akan menghafalkan Al-Qur‟an, pasti sangat

membutuhkan motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orang tua,

keluarga, dan sanak kerabat. Dengan adanya motivasi, akan lebih

bersemangat dalam menghafal Al-Qur‟an.32

5) Intelegensi

Faktor intelegensi merupakan bawaan sejak lahir dan akan terus

konstan sepanjang hidup seseorang. Intelegensi atau kecerdasan akan

32

Wahid, op. cit., h. 141.

Page 39: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

23

mendukung proses dalam menghafal. Semakin tinggi tingkat

intelegensi seseorang, semakin mudah ia dalam menghafal. Semakin

mudah yang dimaksud adalah lebih mudah dalam menghafal

daripada seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi lebih rendah

darinya.

6) Lingkungan

Dalam menghafal Al-Qur‟an, lingkungan patut menjadi

perhatian. Lingkungan yang kondusif, baik untuk menghafal atau

pun muraja’ah Al-Qur‟an. Sebagai manusia yang merupakan

makhluk sosial, tidak dipungkiri bahwa lingkungan mempunyai

peran penting dalam pembentukan kebiasaan dan kepribadian

seseorang.33

b. Faktor penghambat dalam pembelajaran menghafal Al-Qur‟an

Dalam menghafal Al-Qur‟an menjadi sebuah kemestian adanya

cobaan dan ujian dalam proses menghafal, hal ini para penghafal Al-

Qur‟an akan mengalami kegagalan jika tidak mampu melewatinya.

Berikut hambatan yang sering terjadi, anatara lain:

1) Malas, tidak sabar, dan berputus asa

Malas adalah kesalahan yang jamak dan sering terjadi. Tidak

terkecuali dalam menghafal Al-Qur‟an. Karena setiap hari harus

bergelut dengan rutinitas yang sama. Rasa bosan akan menimbulkan

kamalasan dalam diri untuk menghafal dan muraja’ah Al-Qur‟an.

2) Tidak bisa mengatur waktu

Seorang penghafal Al-Qur‟an dituntut lebih pandai mengatur

waktu dalam menggunakannya, baik untuk urusan dunia dan terlebih

untuk hafalannya.

33

Zamani, op. cit., h. 66-67.

Page 40: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

24

3) Sering lupa

Hal ini dapat terajadi pada siapa pun dan kapan pun, yang

terpenting adalah bagaimana kita terus berusaha dan menjaga

hafalan tersebut, yaitu dengan cara banyak muraja‟ah.34

5. Komponen Pembelajaran

Dalam sebuah pembelajaran akan memberikan hasil yang maksimal jika

sesuatu yang terkait di dalamnya dapat berjalan dengan berkesinambungan.

Kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan melibatkan beberapa

komponen dalam pembelajaran. Komponen pembelajaran meliputi:

a. Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

suatu kegiatan. Sebagai unsur penting dalam kegiatan, maka dalam

kegiatan apa pun tujuan tidak dapat diabaikan. Demikian juga halnya

dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan dalam kegiatan pembelajaran

adalah suatu cita-cita yang dicapai dalam pembelajaran.35

b. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam

proses pembelajaran. Tanpa bahan pelajaran proses pembelajaran tidak

akan berjalan. Bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak dapat

diabaikan dalam pembelajaran, karena bahan pelajaran adalah inti dalam

proses pembelajaran yang diupayakan untuk peserta didik kuasai.36

c. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah inti dalam pendidikan. Dalam

kegiatan pembelajaran melibatkan semua komponen, guru, dan peserta

34

Ibid., h. 69-72. 35

Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 41. 36

Ibid., h. 44.

Page 41: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

25

didik akan terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran.

Dalam hal ini, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual

peserta didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis.37

d. Metode

Metode adalah suata cara yang dipergunakan untuk mencapai

tunjuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.38

e. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi

yaitu alat sebagai perlengkapan, dan dapat mempermudah usaha

mencapai tujuan.39

f. Sumber pelajaran

Sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu

pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi peserta didik. Segala

sesuatu dapat dijadikan sebagai sumber belajar sesuai dengan

kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.40

g. Evaluasi

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu

proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan

atau segala sesuatu yang ada hubunganya dengan dunia pendidikan.

Dengan evaluasi guru dapat mengumpulkan data-data yang

membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang

diharapkan, memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,

37

Ibid., h. 45. 38

Ibid., h. 46. 39

Ibid., h. 47. 40

Ibid., h. 48.

Page 42: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

26

perkembangan dan bakat peserta didik, serta memperbaiki mutu

pelajaran atau cara belajar maupun metode mengajar.41

6. Proses Pembelajaran

Tahap proses pembelajaran menurut standar proses terdiri menjadi dua

tahap yaitu:

a. Perencanaan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran adalah tahap pertama menurut standar

proses, yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Proses pembelajaran

Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses, yaitu

pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran.

b) Mengajukan pernyataan-pernyataan tentang materi yang

sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan

dipelajari.

c) Mengantarkan peserta didik pada suatu permasalahan atau

tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi

41

Ibid.,h. 51.

Page 43: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

27

dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan

dicapai.

d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan

tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk

menyelesaikan permasalahan atau tugas.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan, yang mencakup kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan dan mengasosiasikan, serta mengomunikasikan

hasil.

3) Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik,

baik secara individual maupun secara kelompok melakukan

kesimpulan atau merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah

dilaksanakan, diantaranya:

a) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

b) Memberikan kegiatan lanjut dalam bentuk tugas individu

maupun kelompok.

c) Menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan

selajutnya.42

7. Guru dan Peserta Didik Tahfidz Al-Qur’an

Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat

penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan

materi pelajaran. Baik tidaknya seorang guru dapat dinilai dari penguasaan

42

Herry Widyastono, Pengembangan Kurikumlum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004,

2006, ke Kurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 199-209.

Page 44: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

28

materi pelajaran.43

Dalam UU Republik Indonesia No.14 tahun 2005

tentang guru dan dosen bahwa profesi guru merupakan pekerjaan bidang

khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip, memiliki bakat, minat,

komitmen, kualifikasi akademik, tanggung jawab, dan memiliki

kesempatan mengembangkan profesinya.44

Dapat di simpulakan yang

telah dikemukakan di atas bahwa guru memiliki peranan penting dalam

dunia pendidikan dan guru harus terus meningkatkan kualitasnya dalam

proses belajar mengajar.

Dalam menghafal Al-Qur‟an, peran guru yang ahli dalam bidang

hifdzul Qur’an adalah urgen. Perannya adalah untuk memberi contoh

bacaan yang benar. Bacaan yang harus diikuti oleh murid dan

membenarkan bacaan murid jika terdapat kesalahan. Belajar Al-Qur‟an

tidak bisa serta-merta dengan otodidak, walaupun dengan tingkat

kecerdasan yang tinggi, karena dalam membaca Al-Qur‟an menuntut

adanya praktik langsung di hadapan guru sehingga sang guru dapat

menuntun murid kepada bacaan yang fasih dan shahih (benar).

Guru yang lebih diutamakan adalah yang telah memperoleh sanad.

Dengan alasan, pertama, sanad adalah bukti bahwa bacaan yang dibaca

oleh guru adalah bacaan yang mutawatir dan muttashil hingga ke Baginda

Nabi Muhammad saw., yang telah diakui oleh ulama. Kedua, guru yang

telah memiliki sanad lebih bisa diakui keahliannya dalam dunia belajar dan

menghafal Al-Qur‟an maupun dalam pengamalannya.

Selain itu, guru bisa menjadi figure bagi muridnya. Sehingga murid

akan berusaha meniru (meneladani) akhlaqul karimah dari seorang guru.

Keberadaan guru tersebut akan memotivasi murid, dengan berusaha sekuat

43

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-11, h. 21. 44

Syarif Hidayat, Teori dan Prinsip Pendidikan, (Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2015), cet.

Ke-II, h. 53.

Page 45: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

29

tenaga, untuk bisa meraih keberhasilan. Ketiga, barakah guru sangat

diidam-idamkan oleh murid.45

Pada dasarnya guru pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah guru yang

memiliki kemampuan dalam membaca dan menghafal Al-Qur‟an serta

memahami kaidah-kaidah Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Guru

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an berhak dalam memberikan materi sesuai

dengan silabus yang harus disampaikan.

Dalam bahasa Arab dikenal tiga istilah yang sering digunakan untuk

menunjukkan pada anak didik. Tiga istilah tersebut adalah murid yang

secara harfiah berarti orang yang menginginkan atau membutuhkan

sesuatu, tilmidz jamak dari talmidz yang berarti murid, dan thalib al-ilmi

yang menuntut ilmu, pelajar atau mahasiswa. Ketiga istilah tersebut

seluruhnya mengacu kepada seorang yang tengah menempuh pendidikan.

Perbedaanya hanya terletak pada penggunaannya. Dilihat dari segi

kedudukan, anak didik makhluk yang sedang berada dalam proses

perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing.

Mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke

arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Namun, anak didik tidak hanya

dianggap sebagai objek pendidikan saja, melainkan juga harus diperlukan

sebagai subjek pendidikan. Antara lain dengan cara melibatkan mereka

dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar.46

Peran

peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar,

mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar. Melalui belajar,

maka kemampuan mental peserta didik semakin meningkat.47

Menghafal Al-Qur‟an merupakan perbuatan mulia, baik di hadapan

manusia, maupun di hadapan Allah. Orang-orang yang mempelajari,

45

Zamani, op. cit., h. 35-36. 46

Abuddin Nata, Pendidikan Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 131. 47

Arifin, op. cit., h. 12.

Page 46: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

30

membaca atau menghafal Al-Qur‟an merupakan orang-orang pilihan yang

ditunjuk oleh Allah. Sebagai peserta didik yang terbiasa menghafalkan Al-

Qur‟an, akan lebih mudah dalam menghafalkan pelajaran lain. Peserta

didik yang terbisa dalam belajar atau mengkaji makna Al-Qur‟an, akan

terlihat pada prilaku baik dalam sehari-hari. Maka diperlukan seorang guru

tahfidz Al-Qur‟an yang dapat menjadi panutan peserta didik, dalam akhlak,

pengetahuan dan kemampuan dalam membaca Al-Qur‟an.

8. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan,

yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan.48

Materi pelajaran adalah segala sesuatu

yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai

dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi

setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran

merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

yang berpusat pada materi pelajaran, merupakan inti dari kegiatan

pembelajaran.49

Materi pembelajaran Al-Qur‟an meliputi pengajian membaca Al-

Qur‟an dengan tajwid, sifat huruf dan makhraj nya maupun kajian makna,

terjemahan dan tafsirnya. Para pakar pendidikan sepakat bahwa Al-Qur‟an

adalah materi pokok dalam pendidikan Islam yang harus diajarkan kepada

anak didik.50

Bagi guru, materi pembelajaran harus diajarkan atau disampaikan

dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan bagi peserta didik, materi

48

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 115. 49

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h.

141. 50

Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2014), cet. Ke II, h. 13.

Page 47: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

31

pembelajaran harus dipelajari dalam rangka mencapai kompetensi yang

akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun

berdasarkan indikator pencapaian belajar.51

Keberhasilan suatu proses

pembelajaran, ditentukan oleh seberapa banyak peserta didik dapat

menguasai materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru.

Materi yang terdapat dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT

Al-Mughni selain menghafal ayat Al-Qur‟an juga mempelajari ilmu tajwid.

Dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an jika terdapat peserta didik

belum tepat dalam melafalkan ayat Al-Qur‟an, maka akan dibimbing dalam

membaca Al-Qur‟an mengenai tajwid maupun makharijul huruf oleh

pembimbing tahfidz Al-Qur‟an.52

Ayat Al-Qur‟an yang dihafal antara lain

QS. at-Tahrim s/d QS. al-Jumu‟ah.53

9. Evaluasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Menurut Arifin, “Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan

berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu, berdasarkan

pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.”54

Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen

penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat

dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan

menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran.55

Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan

dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan,

51

Hakim, op. cit., h. 117. 52

Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 24 Juli 2017 pukul

10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni. 53

Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni. 54

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 5. 55

Ibid., h. 2.

Page 48: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

32

materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem

penilaian itu sendiri.56

Di Indonesia, evaluasi hasil banyak digunakan

dalam pendidikan. Evaluasi hasil disebut penilaian hasil belajar, meskipun

pengertiannya sama namun cakupannya berbeda. Karena hasil yang

dimaksudkan dalam evaluasi hasil adalah hasil belajar dalam pengertian

pengetahuan. Sedangkan evaluasi penilaian hasil belajar tidak hanya

berkenaan dengan domain pengetahuan tetapi juga domain keterampilan

dan sikap.57

Evaluasi pembelajaran ini tidak hanya untuk peserta didik namun guru

dan pendukung lainya. Seperti dapat membantu peserta didik dalam

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, dapat menilai

efektivitas strategi pembelajaran, program kurikulum, serta dapat

meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Evaluasi yang digunakan pada SMP IT Al-Mughni dengan cara tes

lisan.58

Tes lisan ini terdapat dua macam, yaitu menyambung ayat dan

menyetor semua ayat yang telah dihafal peserta didik di semester tersebut.

Dengan adanya evaluasi ini agar guru maupun peserta didik mengetahui

pencapaian target hafalan yang ditentukan, fashahah peserta didik dalam

menghafal, dan hukum bacaan tajwid maupun makhraj peserta didik dalam

melafalkan ayat.59

C. Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari Al-Qur‟an

dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an

yang dilaksanakan di SMP IT Al-Mughni merupakan pembelajaran wajib bagi

56

Ibid., h. 14. 57

Ibid., h. 34. 58

Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 24 Juli 2017 pukul

10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni. 59

ibid.,

Page 49: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

33

seluruh peserta didik. Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an ini telah berjalan sejak

tahun 2001. Peserta didik menghafal 3 Juz yakni, Juz 28 untuk kelas IX, Juz 29

untuk kelas VIII, dan Juz 30 untuk kelas VII. Namun terdapat inovasi baru, yang

berlaku untuk peserta didik kelas VII yakni, peserta didik menghafalkan

kumpulan ayat dari 40 surat yang sering dibacakan oleh imam-imam besar pada

beberapa negara. Walaupun adanya inovasi dalam pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an, namun tidak mengurangi ataupun menghapus tujuan dalam pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an. Melalui pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, akan menjadikan

peserta didik sebagai generasi Qur‟ani yang memiliki hafalan Al-Qur‟an dan

dapat diaplikasikan dalam keseharian.

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an memiliki satu kali pertemuan dalam

seminggu. Terdapat tiga pembimbing dalam satu kelas dengan klasifikasi

kemampuan membaca Al-Qur‟an peserta didik. Peserta didik dapat menghafal

dan memperbaiki bacaan Al-Qur‟an dengan pembimbing masing-masing dengan

metode talaqqi. Evaluasi pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an terdapat dua macam

test, yaitu tes lisan dan tulisan.60

D. Hasil Penelitian Relevan

1. Skripsi yang disusun oleh Nisma Shela Wati (3211113141), Mahasiswa IAIN

Tulungagung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI, dengan

judul “Peranan Tahfidz Al-Qur‟an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar Sawo

Campurdarat Tulungagung” pada tahun 2015. Pada skripsi tersebut Nisma

Shela Wati menjelaskan peran tahfidz Al-Qur‟an di MA Ummul Akhyar

Sawo Campurdarat Tulungagung peserta didik diwajibkan mampu

menghafalkan 2 juz dalam setahun melalui metode muraja‟ah dan metode al-

Qosimi. Selain itu, ia juga menjelaskan dengan tahfidz Al-Qur‟an dapat

mempengaruhi kecerdasan berfikir peserta didik. Begitupun dengan tujuan

60

Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, observasi dan dokumen analisis di

SMP IT Al-Mughni.

Page 50: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

34

dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai

kaitan tahfidz dengan kecerdasan berfikir peserta didik. Metode yang

digunakan oleh Nisma Shela Wati adalah metode kualitatif deskriptif, dengan

teknik pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, wawancara dan,

dokumentasi. Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan

data tersebut menunjukkan bahwa tahfidz Al-Qur‟an akan melatih sensitifitas

indera pendengaran peserta didik, melatih peserta didik untuk berkonsentrasi

tinggi, dan membantu para peserta didik mudah memahami Al-Qur‟an dan

mudah menjadi taqwa.61

2. Skripsi yang disusun oleh Suwarti (3103098), Mahasiswa IAIN Walisongo

Semarang Fakultas Tarbiyah, dengan judul “Pelaksanaan Program Tahfidz

Al-Qur‟an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan Bunda Semarang)” pada tahun

2008. Pada skripsi tersebut, Suwarti menjelaskan pelaksanaan program

tahfidz Al-Qur‟an 2 Juz di SDIT Harapan Bunda, di mana program tahfidz

Al-Qur‟an yang dilaksanakan pada kelas VI dengan alokasi waktu 2 jam

pelajaran. Selain itu dalam skripsi ini menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan program tahfidz Al-Qur‟an. Metode yang

digunakan oleh Suwarti adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik

pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan data tersebut

menunjukkan bahwa program tahfidz Al-Qur‟an di SDIT Harapan Bunda

termasuk program khas

di mana kurikulumnya termasuk dalam bentuk

kurikulum yang membedakan dengan sekolah lainnya.62

3. Tesis yang disusun oleh Sri Purwaningsih Romadhon (1320410005), dari

UIN Sunan Kalijaga dengan judul “Implementasi Pembelajaran Tahfidz

61

Nisma Shela Wati, “Peranan Tahfidz Al-Qur‟an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar Sawo

Campurdarat Tulungagung”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung,

Tulungagung, 2015, h. 71-78. 62

Surwati, “Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur‟an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan Bunda

Semarang)”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2008, h. 57-70.

Page 51: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

35

Dengan Pendekatan Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT

Hidayatullah Yogyakarta” tahun 2015. Pada tesis ini Sri Purwaningsih

Romadhon mendapati keutamaan apabila tahfidz dijadikan pembelajaran bagi

anak berkebutuhan khusus. Karena dengan tahfidz, tantrum anak berkurang

dan anak cenderung bisa diarahkan. Keberhasilan dari implementasi

pemebelajaran tahfidz dengan pendekatan humanistic mendapatkan

perbaikan akhlak dan prilaku peserta didik, peserta didik mampu mencapai

target hafalan dengan baik, sosialisai antar teman semakin baik, kepercayaan

diri peserta didik menjadi tinggi. Metode yang digunakan oleh Sri

Purwaningsih Romadhon adalah metode deskriftif kualitatif, dengan teknik

pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi,

dalam menguji kredibilitas data ia menggunakan teknik triangulasi sumber

data. Hasil penelitian yang ditunjukkan melalui teknik pengumpulan data

tersebut menunjukkan bahwa guru maupun anak berkebutuhan khusus harus

membuat perencanaan yang matang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.63

4. Jurnal yang disusun oleh Zulfitria mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Jakarta, dengan judul “Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar”. Pada jurnal ini, Zulfitria membahas

tentang pentingnya pendidikan agama khususnya pada pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an serta pembentukan karakter peserta didik melalui pendidikan.

Karena pembentukan kepribadian manusia yang seimbang, sehat, dan kuat

sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama dan internalisasi nilai keagamaan

dalam diri peserta didik. Hasil yang ditunjukkan pada penelitian ini adalah

pembentukan karakter pada peserta didik dapat dipengaruhi oleh pendidikan

agama, khususnya pada pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Maka melalui

63

Sri Purwaningsih Romadhon, “Implementasi Pembelajaran Tahfidz Dengan Pendekatan

Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT Hidayatullah Yogyakarta”, Tesis pada Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015. h. 176-179.

Page 52: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

36

pendidikan Al-Qur‟an diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam

meningkatkan derajat dan martabat peserta didik sebagai anak bangsa.64

Penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an

sebagai upaya untuk mengungkapkan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang

dilaksanakan sekolah dalam rangka mengantarkan peserta didik untuk dapat

membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar serta memiliki hafalan 2,5 Juz di

SMP IT Al-Mughni. Berkaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, terdapat hasil penelitian-penelitian yang

dilakukan peneliti lain yang sejalan dengan penelitian penulis dan memiliki

kesamaan dan perbedaan. Keempat penelitian ini memiliki persamaan,

persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang tahfidz Al-

Qur‟an. Sedangkan adanya perbedaan penelitian penulis dengan penelitian lain

yaitu, perbedaan yang pertama terdapat pada tempat dan tahun penelitian,

penelitian yang dilakukan Nisma di MA Ummul Akhyar Sawo Campurdarat

Tulungagung pada tahun 2015, penelitian yang dilakukan Surwati di SDIT

Harapan Bunda Semarang pada tahun 2008, penelitian yang dilakukan Sri di SD

IT Hidayatullah Yogyakarta pada tahun 2015, dan penelitian yang dilakukan

Zulfitria di Sekolah Dasar pada tahun 2017. Sedangkan penulis meneliti di SMP

IT Al-Mughni Kuningan Jakarta pada tahun 2018.

Perbedaan kedua terdapat pada fokus penelitian di antaranya fokus

penelitian Nisma yaitu kaitan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dengan

kecerdasan berfikir peserta didik, fokus penelitian Surwati yaitu pelaksanaan

pembelajaran tahfidz dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan program tahfidz Al-Qur‟an, fokus penelitian

Sri yaitu implementasi pembelajaran tahfidz dengan pendekatan humanistik pada

anak berkebutuhan khusus, fokus penelitian Zulfitriah yaitu pembentukan

karakter melalui pendidikan tahfidz Al-Qur‟an. Sedangkan fokus dalam

64

Zulfitria, “Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an Dalam Pendidikan Karakter di Sekolah

Dasar”, Naturalistic, Vol. 2, 2017, h. 124.

Page 53: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

37

penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-

Mughni kuningan Jakarta.

Perbedaan ketiga terdapat pada teknis penelitian di antaranya teknis

penelitian pada Nisma yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknis

penelitian pada Surwati yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi, dan

teknis penelitian pada Sri yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Sedangkan teknis penelitian yang digunakan penulis adalah observasi,

wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan triangulasi.

Perbedaan ke empat terdapat pada hasil penelitian di antaranya hasil pada

penelitian Nisma yaitu tahfidz Al-Qur‟an akan melatih sensitifitas indera

pendengaran siswa, melatih siswa untuk berkonsentrasi tinggi, dan membantu

para siswa mudah memahami Al-Qur‟an dan mudah menjadi taqwa. Hasil pada

penelitian Surwati yaitu program tahfidz Al-Qur‟an di SDIT Harapan Bunda

termasuk program khas

di mana kurikulumnya termasuk dalam bentuk

kurikulum yang membedakan dengan sekolah lainnya. Hasil pada penelitian Sri

yaitu bahwa guru maupun anak berkebutuhan khusus harus membuat

perencanaan yang matang dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil

pada penelitian Zulfitria yaitu pembentukan karakter pada peserta didik dapat

dipengaruhi oleh pendidikan agama, khususnya pada pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an. Sedangkan penulis mendapatkan hasil pada penelitian ini yaitu

pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah

berjalan dengan baik, melalui metode dan inovasi dalam pembelajaran yang

dikembangkan oleh guru tahfidz Al-Qur‟an dan sekolah.

E. Kerangka Berpikir

Al-Qur‟an sebagai Dienul Islam, dimana menjadi petunjuk bagi seluruh

umat manusia dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang meyakini dan

mengimani Al-Qur‟an. Al-Qur‟an memiliki sifat keagungan dan derajat yang

Page 54: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

38

mulia, maka dari itu bagi kaum muslim diharuskan untuk mempelajari Al-Qur‟an

baik membaca, menulis, menghafalkan, serta mempelajari isi kandungan Al-

Qur‟an.

Pencapaian dalam pendidikan yaitu memelihara dan memberi latihan

mengenai akhlak dan kecerdasan dalam mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya, dalam bentuk sikap maupun prilaku yang positif di masyarakat.

Begitupun dengan pendidikan keagamaan yang berfungsi mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan

nilai-nilai ajaran agamanya. Sehingga pada akhirnya akan menjadi petunjuk

dalam menjalani kehidupan dalam keseharian dan menjadikan manusia yang

bertakwa kepada Allah SWT.

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an adalah proses mempelajari Al-Qur‟an

dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur‟an. Menghafalkan Al-Qur‟an

dengan metode yang digunakan para penghafal Al-Qur‟an akan semakin

bertambah generasi penghafal Al-Qur‟an. Peserta didik yang menghafalkan Al-

Qur‟an akan terbiasa dalam mengingat-ingat ayat Al-Qur‟an, begitupun dengan

pelajaran lainnya ia akan merasa mudah dan terbiasa dalam menghafal atau

mengingat pelajaran.

Menghafal Al-Qur‟an atau tahfidz Al-Qur‟an kini telah diterapkan sebagai

salah satu kurikulum dalam pendidikan Islam pada lembaga formal. Salah satu

lembaga formal yang menjadikan tahfidz Al-Qur‟an bagian dari kurikulum yaitu

SMPIT Al-Mughni. Adanya kurikulum tahfidz Al-Qur‟an ini bertujuan untuk

mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an serta dapat

membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.

Page 55: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta yang

beralamat di Jln. Gatot Subroto Kav. 26 Setiabudi Jakarta Selatan. Waktu

penelitian dimulai pada bulan 26 April 2017 s/d 27 April 2018.

B. Metode Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan

secara ilmiah dalam bidang tertentu untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-

prinsip terbaru. Pada dasarnya, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.1 Penelitian kualitatif dapat

menjelaskan data-data yang membentuk lisan dan tulisan dari peristiwa-peristiwa

sosial.2 Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang.3 Pada penelitian ini penulis menggunakan

pendekatan kualitatif melalui metode deskriptif kualitatif, dengan analisis

deskriptif dari data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi,

kuesioner/angket dan triangulasi. Kegiatan pokok dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan dan menganalisis fenomenal yang diteliti yaitu, hal-hal yang

berkaitan dengan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 2.

2 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2013), h.

188. 3 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), cet. Ke-9, h. 54.

Page 56: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

40

C. Instrumen Penelitian

Agar penelitian lebih terarah, peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi

instrumen penelitian, di mana kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi acuan

membuat pedoman observasi, pedoman wawancara serta kuesioner/angket, guna

dalam mencari informasi maupun data yang peneliti butuhkan dapat tercapai.

Berikut kisi-kisi observasi pada pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

No. Objek Pengamatan Indikator

1. Pelaksanaan pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an di kelas

1.1 Kondisi ruang kelas

1.2 Suasana kegiatan belajar

1.3 Alat pembelajaran

2. Pelaksanaan pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an di luar kelas

1.1 Kondisi tempat belajar

1.2 Suasana pembelajaran

1.3 Alat pembelajaran

3. Pelaku pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an

3.1 Guru tahfidz Al-Qur‟an

3.2 Peserta didik

4. Aktivitas pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an

4.1 Proses pembelajaran

4.2 Sikap kooperatif peserta didik

dalam belajar atau menyetor

hafalan Al-Qur‟an

4.3 Metode dalam pembelajaran

Tahfidz Al-Qur‟an

4.4 Alat dan media pendukung

4.5 Evaluasi

5. Implikasi pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an

5.1 Kelancaran dalam membaca

hafalan Al-Qur‟an

Page 57: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

41

5.2 Ketetapan dalam makhraj huruf

dan tajwidnya

Instrumen penelitian pada wawancara, peneliti memberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table kisi-kisi wawancara dibawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

No. Sub Pokok

Pertanyaan

Aspek yang

Diungkap Sumber Data

Butir

Soal

1

Proses kegiatan

belajar mengajar

tahfidz Al-

Qur‟an

1.1 Peran guru

dalam

pembelajaran

1.2 Kesesuaian

antara metode,

materi dan

kemampuan

peserta didik

Kepala sekolah

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Peserta didik

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Peserta didik

5, 6

2

1, 2

8, 9

3

2

Komponen

pembelajaran

tahfidz Al-

Qur‟an

2.1 Kegiatan

pembelajaran

2.2 Kurikulum

2.3 Materi

2.4 Metode

Kepala sekolah

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Kepala sekolah

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Guru tahfidz Al-

3, 7, 8

1, 10, 11

1, 2, 4

6, 7

3, 4

5

Page 58: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

42

2.5 Evaluasi

Qur‟an

Kepala sekolah

Guru tahfidz Al-

Qur‟an

Peserta didik

9

12, 13,

14

4

Instrumen angket yang digunakan, penulis memberikan pertanyaan-

pertanyaan semi terbuka dimana pertanyaan yang diberikan alternatif

jawabannya, namun responden juga dapat menambah jawaban sesuai dengan

keinginan responden terkait dengan pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi intrumen

penelitian di bawah ini:

Table 3.3

Kisi-kisi Instrumen Angket Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

No. Sub Pokok

Pertanyaan Aspek yang Diungkap Butir

Soal

1. Peserta didik

1.1 Peserta didik dapat

mengaplikasikan ayat yang telah di

hafal dalam keseharian

1.2 Peserta didik mampu menghafal

dengan baik

1.3 Peserta didik mengikuti etika

dalam menghafal Al-Qur‟an

1.4 Peserta didik senantiasa berprilaku

baik dalam sosial dengan teman

maupun guru

1.5 Peserta didik mampu memuliakan

1, 2, 3

4, 5, 6

7, 8

9, 10,

11, 12

13, 14

Page 59: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

43

Al-Qur‟an sebagai bentuk

penghormatan kepada Al-Qur‟an

1.6 Motivasi peserta didik dalam

menghafal Al-Qur‟an

1.7 Kendala peserta didik dalam

proses pembelajaran

29, 30

31, 32

2. Metode

Pembelajaran

2.1 Guru mengajar sesuai tahapan-

tahapan yang telah disepakati

(talaqqi)

15, 16

3. Guru

3.1 Guru menyampaikan pelajaran

dengan baik

3.2 Guru memiliki prilaku yang dapat

diteladani peserta didik

3.3 Guru membimbing peserta didik

pada proses menghafal

17

18, 19,

20, 21

22, 23

4. Materi 4.1 Guru menguasai materi yang akan

disampaikan

24

5. Evaluasi

5.1 Mengetahui hasil belajar peserta

didik terutama dalam menghafal

Al-Qur‟an

5.2 Guru memberikan feedback

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an

25, 26,

27

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui penelitian

kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research), untuk

memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkakan dan

menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini.

Page 60: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

44

1. Penelitian kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

mempelajari buku-buku dan referensi yang ada hubungannya dengan objek

yang diteliti. Penelitian kepustakaan ini ditujukan untuk mencari landasan

teori yang berhubungan dengan penyusunan skripsi melalui membaca buku

referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini

dimaksudkan untuk memperoleh pengertian secara teoritis bahan yang

mendasari pengumpulan data dilapangan.

2. Penelitian lapangan

Untuk memperoleh data lapangan, penulis menggunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi, yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan

yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di sekolah.

b. Wawancara (interview), yaitu alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan

pula. Menurut Lexy dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif,

percakapan yang dilakukan oleh dua pihak dengan maksud tertentu, yaitu

pewawancara mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4 Wawancara dalam

pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti mewawancarai guru

tahfidz Al-Qur‟an dalam rangka menggali informasi tentang

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni. Kemudian

peneliti mewawancarai kepala sekolah untuk mendapatkan informasi

kegiatan pada pembelajaran tahfidz, kurikulum tahfidz serta peran guru

tahfidz dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Serta peneliti

mewawancarai peserta didik sebagai salah satu faktor berjalannya

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya), h.

186.

Page 61: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

45

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, di mana peneliti mendapatkan informasi

tentang proses dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.

c. Dokumentasi, yaitu memperoleh data yang didokumentasikan oleh pihak

sekolah. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik ini meliputi: data

tentang guru, sarana dan prasarana, serta kurikulum tahfidz Al-Qur‟an.

d. Angket atau kuesioner, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan beberapa pernyataan kepada responden atau subyek

penelitian.5 Angket atau kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data

atau informasi dari peserta didik. Teknik ini dipilih peneliti untuk

memperkuat data lain selain dengan observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi yang dikumpulkan dalam penelitian, sehingga data yang

telah terkumpul dapat mengungkapkan atau memberikan informasi yang

benar-benar dibutuhkan dalam penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi sesuatu yang dapat

dikelola, mencari dan menemukan pola.6 Analisis yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah dengan model analisis data mengalir.7 Dalam

penelitian ini digunakan teknik analisis sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang

dikumpulkan melalui observasi pada proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,

wawancara kepada guru tahfidz Al-Qur‟an, kepala sekolah, dan peserta

didik, serta studi dokumentasi. Data-data tersebut dikumpulkan dan dianalisis

kemudian disesuaikan dengan perumusan masalah penelitian.

5 Sugiyono, op. cit., h. 142.

6 Lexy, op. cit., h. 248.

7 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, h. 69.

Page 62: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

46

2. Reduksi Data

Proses reduksi data meliputi langkah penyeleksian, pemfokusan,

penyederhanaan, pengabtraksian, dan pentransformasian data mentah yang

telah diperoleh dari hasil penelitian. Dari reduksi data peneliti dapat

menganalisis data yang diperoleh hingga dapat fokus pada rumusan masalah

dengan menajamkan dan menyeleksi data yang tidak diperlukan. Sehingga

peneliti mendapatkan kesimpulan pada penelitian tersebut.

3. Penyajian Data

Bentuk penyajian data yang umum dilakukan dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif yang menceritakan secara panjang lebar tentang temuan

penelitian. Namun untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan dalam

bentuk gambar, bagan, dan tabel. Penggunaan gambar, bagan dan tabel ini

dapat memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam

memahami isi penelitian.8 Selain peneliti menjabarkan data secara deskriptif,

peneliti juga memperkuat data dengan menyertai bagan dan tabel. Bagan

dapat memperjelas pada pembahasan evaluasi pembelajaran tahfidz, dan

tabel dapat memperjelas kisi-kisi instrument penelitian, penjabaran hasil

yang diperoleh melalui kuesioner, serta materi pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.

4. Koding dan Analisis

Koding merupakan kegiatan membuat kode. Kode dapat berupa kata

atau frase yang digunakan oleh peneliti untuk mengidentifikasi,

mendeskripsikan atau meringkas kalimat teks.9 Setelah mendapatkan data,

peneliti memberikan kode-kode pada data yang diperoleh, kemudian dianalis.

Kode-kode yang diberikan pada data yang diperoleh, dapat

mengorganisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat

memunculkan gambaran topik yang diangkat. Setelah pengkodingan data,

8 ibid., h. 71.

9 Samiaji Sarosa, Dasar-DasarPenelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Indeks, 2017), h. 80.

Page 63: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

47

analisis dapat mensistematiskan data sehingga dapat menemukan data yang

penting dan dapat dijadikan pola sesuai dengan rumusan masalah penelitian.

5. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Terdapat empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan yaitu sumber, metode,

penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi

dengan sumber yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian. Hal ini dapat dicapai dengan lima cara yaitu,

pertama, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara. Kedua, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Ketiga,

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Keempat, membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan

orang sekitar dari berbagai jenis kelas sosial. Kelima, membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.10

Peneliti dapat mengecek data maupun mendapatkan data melalui teknik

triangulasi, yakni dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara. Pengamatan yang dilakukan peneliti melalui

observasi lapangan dalam hal pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an,

sedangkan wawancara, peneliti mewawancarai guru tahfidz, kepala sekolah

serta peserta didik mengenai pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Serta

kuesioner yang peneliti bagikan pada responden yaitu peserta didik sebagai

pelaksana pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.

10

Moleong, op. cit., h. 331.

Page 64: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

48

6. Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data

maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Dengan

menggunakan analisis model interaktif, analisis ini dilakukan dalam bentuk

interaktif dari ketiga komponen utama. Proses pemilihan data akan

difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,

pemaknaan, maupun untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai

dengan rumusan masalah penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta Selatan.

Page 65: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

49

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan ini mendeskripsikan hasi-hasil temuan yang didapatkan di lokasi

penelitian, diawali dengan deskripsi data melalui observasi, wawancara, dokumentasi

dan kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan deskripsi tentang variabel penelitian

yaitu pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lokasi penelitian. Penjabaran dan

analisis yang dilakukan berdasarkan instrumen yang telah ditetapkan sebelum terjun

ke lokasi penelitian. Peneliti memfokuskan pada pendalaman wawancara ditambah

dengan observasi, kuesioner juga dokumentasi yang ada, sehingga dalam pembahasan

ini berisi analisis dari peneliti.

A. Deskripsi Data

1. Data Observasi

a. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di

Kelas

Pada tahap observasi, peneliti melakukan observasi di kelas VIII.

Kelas VIII terletak di lantai 2 dan 3, dimana kelas VIII A terletak di

lantai 2 sedangkan kelas VIII B di lantai 3. Kedua kelas dilengkapi

dengan AC, papan tulis, meja guru, mading, dan dispenser. Tiap-tiap

peserta didik memiliki tempat duduk dan kursi, terdiri dari 3 banjar

horizontal, tiap banjar terdiri dari 4 atau 5 baris vertikal, tiap baris diisi

oleh satu peserta didik. Sistem tempat duduk diacak antara perempuan

dan laki-laki, dalam satu baris terdapat dua atau satu laki-laki karena

perempuan lebih banyak dari laki-laki. Untuk loker dan rak sepatu

terdapat di luar kelas. Jadi di dalam kelas hanya terdapat peralatan yang

mendukung pembelajaran peserta didik. Suasana pra pembelajaran

Page 66: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

50

sangat kondusif, guru mempersilahkan peserta didik untuk merapihkan

masing-masing posisi duduknya. Setelah peserta didik telah rapih

dengan posisi duduk beserta Al-Qur‟an masing-masing, lalu mereka

menjawab salam pembuka dari pembimbing. Sebelum memulai

pembelajaran, guru pembimbing menanyakan kesiapan peserta didik

dan bertanya adakah yang belum hadir atau berhalangan hadir.

Kemudian mereka membaca doa dan kalamun qadim.

b. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di

Luar Kelas

Pelaksanaan yang dilakukan di luar kelas, biasanya pembimbing

menggunakan ruang rapat, ruang tamu, ruang multi media, atau

perpustakaan. Pembelajaran dilaksanakan di luar kelas karena peserta

didik dibagi menjadi tiga kelompok dengan masing-masing

pembimbing, dengan kondisi yang tidak kondusif dalam proses

menghafal maupun menyetorkan hafalan tidak memungkinkan untuk

belajar dalam satu ruangan. Suasana pra pembelajaran sangat kondusif,

guru mempersilahkan peserta didik untuk merapihkan masing-masing

posisi duduknya. Setelah peserta didik telah rapih dengan posisi duduk

beserta kitabnya, lalu mereka menjawab salam pembuka dari

pembimbing. Sebelum memulai pembelajaran, guru pembimbing

menanyakan kesiapan peserta didik dan bertanya adakah yang belum

hadir atau berhalangan hadir. Kemudian mereka membaca doa dan

kalamun qadim secara khidmad.

c. Pelaku Pelaksanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

1) Peserta Didik

Peserta didik di kelas VIII A berjumlah 18 peserta didik. Terdiri

dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun latar belakang pendidikan

peserta didik adalah 7 orang lulusan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) atau

Page 67: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

51

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) dan 11 orang lulusan sekolah

Sekolah Dasar (SD). Sedangkan peserta didik di kelas VIII B

berjumlah 19 peserta didik. Terdiri dari 7 laki-laki dan 12

perempuan. Adapun latar belakang pendidikan peserta didik adalah 8

orang lulusan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) atau Sekolah Dasar Islam

Terpadu (SD IT) dan 11 oang lulusan Sekolah Dasar (SD).

Pendidikan di SMP IT Al-Mughni, dalam kesehariannya

menggunakan seragam dan jilbab bagi peserta didik perempuan.

2) Guru/Pembimbing Tahfidz Al-Qur‟an

Pembelajaran Tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni

dibimbing oleh tiga orang guru tahfidz diantaranya, Bapak Izul

Ramdani, S.Q, S.Th.I, beliau telah mengajar di SMP IT Al-Mughni

sejak tahun 2002. Beliau merupakan guru tahfidz Al-Qur‟an yang

membimbing peserta didik dengan grade A. Kemudian Bapak

Ahmad Afifi, S.Th.I, beliau telah mengajar di SMP IT Al-Mughni

sejak tahu 2004. Beliau merupakan guru tahfidz yang membimbing

peserta didik dengan grade B. Serta Bapak Wildan Al-Ghofur, S.Pd.I

telah mengajar sejak tahun 2008. Beliau merupakan guru tahfidz Al-

Qur‟an yang membimbing peserta didik dengan grade C.

d. Aktivitas Pelaksanaan Pembalajaran Tahfidz Al-Qur’an

Pada pembahasan ini peneliti membahas tentang aktivitas

pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada kelas VIII A.

Sebelum memulai pembelajaran, guru membuka pertemuan dengan

salam dilanjutkan dengan do‟a dan membaca kalamun qodim. Pada

kelompok grade A, pembimbing memberikan waktu untuk peserta didik

membaca dan menghafal sendiri-sendiri sedangkan pembimbing

menyimak, jika terdapat peserta didik yang keliru atau tidak tepat dalam

melafalkan ayat Al-Qur‟an, maka pembimbing langsung

Page 68: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

52

membenarkannya. Setelah kurang lebih lima belas menit peserta didik

mempersiapkan diri untuk menyetorkan hafalannya kepada

pembimbing. Peserta didik secara bergantian untuk menyetorkannya,

dan pembimbing menyimak, membenarkan jika terdapat tajwid maupun

makharijul huruf yang tidak tepat serta membantu peserta didik saat

peserta didik lupa pada ayat yang sedang dihafalakannya. Pada

kelompok ini terdapat 7 peserta didik, sering kali pembimbing meminta

kepada peserta didiknya untuk menyetorkan setiap pertemuan, dengan

tujuan agar selesai hafalan tepat pada waktunya, sehingga peserta didik

hanya muroja’ah saja pada akhir semester. Pada akhir pembelajaran

pembimbing mengingatkan kepada peserta didik yang belum

menyetorkan pada hari itu, dan peserta didik yang masih jauh dari

target, serta mengingatkan kepada peserta didik untuk terus muroja’ah

agar hafalan yang telah dihafal tidak hilang.1

Sedangkan aktivitas pada grade B tidak jauh berbeda dengan grade

A. Diawali dengan salam, membaca do‟a dan membaca kalamun qodim

kemudian pembimbing memberikan waktu kepada peserta didik untuk

menghafalkan atau mempersiapkan diri sebelum menyetor pada

pembimbing, dengan cara masing-masing menghafalkan secara sendiri-

sendiri maupum bersama-bersama dan pembimbingpun menyimak.

Setelah itu peserta didik secara bergantian menyetorkan hafalan kepada

pembimbing, dan pembimbing menyimak serta membenarkan bacaan

peserta didik. Bagi peserta didik yang telah selesai menyetorkan

hafalannya, peserta didik membantu temannya dalam menghafal. Pada

kelompok ini terdapat 6 peserta didik, pembimbing mengusahakan agar

dalam setiap pertemuan peserta didik dapat menyetorkan minimal tiga

atau empat ayat. Di akhir pembelajaran pembimbing mengingatkan

1 Hasil Observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 6 Maret 2018

pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 69: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

53

kepada peserta didik yang belum menyetorkan pada hari itu, dan peserta

didik yang masih jauh dari target, serta mengingatkan kepada peserta

didik untuk terus muroja’ah, dan dilanjutkan dengan membaca

hamdalah dan kafaratul majlis.2

Aktivitas pada grade C tidak jauh berbeda dengan grade A dan

grade B, diawali dengan salam, membaca do‟a dan kalamun qodim

kemudian pembimbing memberikan waktu kepada peserta didik untuk

menghafalkan ayat atau surat yang akan disetorkan pada pembimbing

dengan cara sendiri-sendiri atau dibantu oleh pembimbing dengan

metode jama’, yakni ayat yang dihafal dibaca secara bersama-sama

yang dipimpin oleh pembimbing kemudian peserta didik menirukan

secara berulang-ulang. Setelah itu peserta didik secara bergantian

menyetorkan hafalan kepada pembimbing, dan pembimbing menyimak

serta membenarkan bacaan peserta didik. Pada kelompok ini terdapat 5

peserta didik, pembimbing tidak memaksakan pada peserta didik untuk

menyetorkan hafalan, karena kemampuan peserta didik dalam membaca

Al-Qur‟an yang belum benar, sehingga dalam menghafal peserta didik

mengalami kesulitan. Maka dari itu, pembimbing memfokuskan pada

kemampuan membaca Al-Qur‟an peserta didik. Di akhir pelajaran

pembimbing memberikan motivasi agar peserta didik tetap semangat

dan istiqomah dalam belajar membaca dan menghafal Al-Qur‟an dan

dilanjutkan dengan membaca hamdalah dan kafaratul majlis.3

2 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada 26 Maret 2018 pukul 10.45

WIB di SMP IT Al-Mughni. 3 Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi pada 26 Maret

2018 pukul 10.45 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 70: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

54

2. Data Wawancara

a. Wawancara Kepala Sekolah

Untuk meningkatkan kegiatan terprogram, sekolah memfasilitasi

dan memberikan dukungan kepada guru berupa pelaksanaan

pembelajran tahfidz Al-Qur‟an. Tahfidz Al-Qur‟an termasuk dalam

pembelajaran yang lebih keperaktek pada pelaksanaannya tahfidz

diberlakukan untuk seluruh peserta didik SMP IT Al-Mughni. Untuk

standar minimal, peserta didik dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik

dan benar. Tingkat penguasaan peserta didik diukur bukan dari seberapa

banyak mereka menghafal, namun saat peserta didik melafalkan ayat

atau surat yang dihafal dengan baik dari segi tajwid maupun makharijul

huruf. Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik, bagi peserta didik

yang telah menyelesaikan hafalan sesuai target sekolah, maupun yang

melebihi target, akan diwisuda tahfidz saat kelulusan sekolah. Menurut

Shidu, “sekolah berharap setelah lulus dari SMP IT Al-Mughni peserta

didik mampu membaca Al-Qur‟an, mempunyai hafalan Al-Qur‟an

dengan baik dan menerapkan hafalannya sebagai imam pada shalat di

masyarakat luas.”4

b. Wawancara Guru Tahfidz Al-Qur’an

Menurut Izul Ramdhani, “wajib memperkenalkan Al-Qur‟an

kepada anak sejak dini ditambah dengan keadaan zaman yang semakin

modern. Setidaknya anak dapat membaca Al-Qur‟an, dengan anak telah

dapat membaca Al-Qur‟an maka tidak sulit baginya untuk menghafal

Al-Qur‟an.”5 Secara tidak langsung dalam beribadah, seperti shalat

peserta didik dapat membaca surat-surat pendek dengan benar, bahkan

4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah, Ibu Shidu pada 26 Maret 2018 pukul 09.00 WIB di

SMP IT Al-Mughni. 5 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 16 Agustus 2017

pukul 11.41 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 71: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

55

jika telah menghafal, dapat membaca surat lainnya. Selain itu, menurut

Izul Ramdhani, “pengajaran Al-Qur‟an pada anak-anak merupakan

dasar pendidikan Islam pertama yang harus diajarkan. Dengan begitu

sekolah ingin mencetak peserta didik sebagai generasi Qur‟ani yang

memiliki hafalan Al-Qur‟an dan dapat diaplikasikan dalam

keseharian.”6 Untuk mewujudkan hal tersebut, sekolah menjadikan

tahfidz Al-Qur‟an sebagai pembelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh

peserta didik. Adanya pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, peserta didik

dapat terbiasa dengan menghafal. Adapun pelaksanaan tahfidz Al-

Qur‟an diadakan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Dalam

pembelajaran peserta didik dibagi menjadi tiga kelompok, grade A,

grade B, dan grade C. Pembagian kelompok pada pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an untuk memfokuskan peserta didik sesuai dengan

kemampuannya. Menurut Afifi, bagi peserta didik yang belum lancar

dalam membaca Al-Qur‟an akan dikelompokkan di grade C agar lebih

fokus untuk melancarkan dalam membaca Al-Qur‟an.7 Untuk kelompok

grade A berisikan peserta didik yang telah lancar dalam membaca Al-

Qur‟an baik tajwid maupun makharijul huruf. Pada kelompok ini,

peserta didik lebih banyak untuk menghafal sendiri, pembimbing hanya

memperhatikan, mengingatkan, bagi peserta didik jika dalam

melafalkannya terdapat kesalahan dalam tajwid. Sedangkan pada

kelompok grade B, tidak jauh berbeda dengan grade A. Yang

membedakan hanya kekuatan dalam menghafal, kecepatan dalam

menghafal dan tajwid peserta didik.8 Sedangkan pada grade C, menurut

Afifi, grade C berisikan peserta didik dengan kemampuan membaca dan

6 Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Izul pada 6 Maret 2018

pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni. 7 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi pada 26 Maret 2018

pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni. 8 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 6 Maret 2018 pukul

09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 72: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

56

menghafal Al-Qur‟an yang lemah, pada kelompok ini guru pembimbing

memfokuskan pada bacaan peserta didik agar dalam membaca Al-

Qur‟an dengan baik dan benar pada tajwid dan makharijul huruf.

Setelah bacaan peserta didik benar, maka peserta didik diperbolehkan

untuk menghafal.9

c. Wawancara Peserta Didik

Peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik dengan cara

random, sampai peneliti menemukan titik jenuh. Kesimpulan yang

peneliti dapat ialah, dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an

peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan pembimbing

masing-masing dan dengan metode peserta didik gunakan. Karena

pembimbing membatu peserta didik yang mengalami kesulitan, dan

tidak memaksakan saat peserta didik tidak dapat menghafal karena

faktor eksternal. Dengan adanya tahfidz Al-Qur‟an peserta didik dapat

membaca Al-Qur‟an minimal setelah shalat maghrib, hafalan peserta

didik menambah dari jenjang sekolah sebelumnya, dan dapat belajar Al-

Qur‟an bagi yang belum bisa. Dan kesulitan yang dialami peserta didik

tidak jauh dari pada saat menghafal peserta didik menemukan ayat yang

panjang atau ayat yang sama dan motivasi pada peserta didik internal

maupun eksternal. Bagi peserta didik yang sedikit hafalannya atau

lambat dalam menghafal, seminimal mungkin peserta didik mempunyai

hafalan satu Juz, yaitu Juz 30.

3. Data Dokumentasi

Dokumen yang peneliti gunakan di antaranya kurikulum, silabus, RPP

dan pedoman harian peserta didik tahfidz Al-Qur‟an. Kurikulum, merupakan

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran tahfidz Al-

9 Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Afifi, op.cit.,.

Page 73: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

57

Qur‟an, kemudian silabus merupakan rencana pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an yang telah diinovasi oleh tim tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni

mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, indikator,

kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan RPP,

rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun untuk setiap kompetensi

dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dan pedoman

harian peserta didik tahfidz Al-Qur‟an yaitu berupa buku panduan yang

terdiri dari catatan setoran peserta didik, serta kumpulan ayat-ayat yang akan

dihafalkan oleh peserta didik serta target hafalan peserta didik per minggu.

4. Data kuesioner

Pada deskripsi data ini, peneliti menjelaskan tentang pendapat peserta

didik dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni.

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada peserta didik disajikan

dalam table-tabel dengan menggunakan teknik deskriptif presentase hasil

kuesioner. Adapun hasil yang diperoleh melalui kuesioner adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah dihafal dalam

keseharian

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

1 Apakah Anda membaca Al-Qur‟an

di rumah?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

17

13

0

56,7%

43,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Page 74: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

58

2 Apakah Anda senantiasa

menggunakan ayat yang telah dihafal

di sekolah dalam shalat?

a. Ya

b. Tidak

25

5

83,3%

16,7%

Jumlah (N) 30 100%

3 Apakah Anda selalu muroja‟ah ayat

yang telah dihafal?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

10

0

20

33,3%

0

66,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebanyak (56,7%)

peserta didik menyatakan bahwa peserta didik membaca Al-Qur‟an di rumah,

dan sebanyak (43,3%) peserta didik menyatakan bahwa peserta didik kadang-

kadang membaca Al-Qur‟an di rumah. Sedangkan untuk pertanyaan nomor

dua dapat dikemukakan bahwa sebanyak (83,3%) peserta didik menggunakan

ayat yang telah dihafal di sekolah dalam shalat, dan sebanyak (16,7%) peserta

didik tidak menggunakan ayat yang telah dihafal di sekolah dalam shalat.

Sedangkan pertanyaan nomor tiga dapat dikemukakan bahwa (33,3%) peserta

didik selalu muroja’ah ayat yang telah dihafal, dan (66,7%) peserta didik

kadang-kadang untuk muroja’ah ayat yang telah di hafal. Hal ini

menunjukkan bahwa peserta didik dapat mengaplikasikan ayat yang telah

dihafal dalam keseharian di sekolah maupun di rumah, dengan cara masing-

masing yang peserta didik lakukan.

Page 75: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

59

Tabel 4.2

Peserta didik mampu menghafal dengan baik

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

4 Apakah Anda menghafalkan ayat Al-

Qur‟an terlebih dahulu sebelum

Anda setorkan kepada pembimbing?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak penah

27

3

0

90%

10%

0%

Jumlah (N) 30 100%

5 Saat pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an, apakah Anda menyelesaikan

hafalan sesuai target yang telah

ditentukan?

a. Ya

b. Tidak

13

17

43,3%

56,7%

Jumlah (N) 30 100%

6 Apakah Anda selalu menyetorkan

hafalan di setiap pembelajaran

tahfidz?

a. Ya

b. Tidak

13

17

43,3%

56,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data di atas pertanyaan nomor empat, dapat dinyatakan

bahwa sebanyak (90%) peserta didik menghafalkan ayat Al-Qur‟an terlebih

dahulu sebelum menyetorkan kepada pembimbing, dan (10%) peserta didik

kadang-kadang dalam menghafalkan ayat Al-Qur‟an yang akan di setorkan

kepada pembimbing. Untuk pertanyaan nomor lima dinyatakan bahwa

(43,3%) peserta didik menyelesaikan hafalan yang telah ditargetkan,

Page 76: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

60

sedangkan (56,7%) peserta didik tidak menyelesaikan hafalan yan telah

ditargetkan. Untuk pertanyaan nomor enam, (43,3%) peserta didik tidak

menyetorkan hafalan setiap pembelajaran tahfidz, dan (56,7%) peserta didik

tidak menyetorkan hafalan setiap pembelajaran tahfidz. Hal ini menunjukkan

bahwa peserta didik tidak menyetorkan hafalan Al-Qur‟an di setiap pertemuan

tahfidz Al-Qur‟an, dikarenakan terdapat peserta didik yang belum mampu

menyelesaikan hafalan yang akan disetorkan, sehingga peserta didik tidak

dapat menyelesaikan hafalan sesuai target.

Tabel 4.3

Peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-Qur’an

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

7 Apakah Anda berwudhu terlebih

dahulu sebelum memulai pelajaran

tahfidz Al-Qur‟an?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2

24

4

6,7%

80%

13,3%

Jumlah (N) 30 100%

8 Dalam menghafal Al-Qur‟an, apakah

Anda dalam keadaan duduk dan

tertib?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8

21

1

26,7%

70%

3,3%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa (6,7%) peserta didik

berwudhu terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran tahfidz Al-Qur‟an,

Page 77: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

61

sedangkan (80%) peserta didik berwudhu terlebih dahulu sebelum pelajaran

tahfidz dimulai, dan (13,3%) peserta didik tidak berwudhu terlebih dahulu

sebelum memulai pelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan nomor

delapan, (26,7%) peserta didik menghafal Al-Qur‟an dengan duduk tertib,

sedangkan (70%) peserta didik menghafal Al-Qur‟an kadang-kadang dalam

keadaan duduk tertib, dan (3,3%) peserta didik tidak pernah duduk tertib

dalam menghafal Al-Qur‟an. Dari tabel mengenai etika dalam menghafal Al-

Qur‟an, tidak semua peserta didik mengikuti etika dalam menghafal Al-

Qur‟an.

Tabel 4.4

Peserta didik senantiasa berprilaku baik dalam bersosial dengan teman

maupun guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

9 Apabila teman Anda mengalami

kesulitan dalam membaca Al-

Qur‟an, apakah Anda senantiasa

untuk membantunya?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

15

0

15

50%

0%

50%

Jumlah (N) 30 100%

10 Apakah Anda membantu teman

Anda yang sedang dalam kesulitan

saat menghafal Al-Qur‟an?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

9

0

21

30%

0%

70%

Jumlah (N) 30 100%

Page 78: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

62

11 Apakah Anda berbicara dengan

santun kepada teman-teman Anda,

saat di kelas maupun di luar kelas?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3

27

0

10%

90%

0%

Jumlah (N) 30 100%

12 Apakah Anda berbicara dengan

santun kepada guru saat di kelas

maupun di luar kelas?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

26

4

0

86,7%

13,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan data di atas menjelaskan pada pertanyaan nomor sembilan,

(50%) peserta didik saling membantu untuk membaca Al-Qur‟an, dan (50%)

peserta didik kadang-kadang membantu temannya untuk membaca Al-Qur‟an.

Untuk pertanyaan nomor sepuluh menyatakan (30%) peserta didik membantu

teman yang kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (70%) peserta didik

kadang-kadang dalam membantu teman yang sedang kesulitan menghafal Al-

Qur‟an. Dalam hal ini dapat dilihat peserta didik berprilaku baik dalam

bersosialisasi dengan teman sejawat, dan peserta didik saling membantu

sesuai dengan kemampuannya. Untuk pertanyaan nomor sebelas, (10%)

peserta didik menyatakan selalu berbicara santun kepada teman saat di

sekolah, dan (90%) menyatakan bahwa peserta didik kadang-kadang berbicara

dengan santun kepada teman saat di sekolah. Untuk pertanyaan nomor dua

belas, (86,7%) peserta didik menyatakan bahwa selalu berbicara santun

dengan guru saat di sekolah, dan (13,3%) peserta didik menyatakan kadang-

kadang berbicara santun dengan guru. Hal ini dapat dillihat bahwa peserta

Page 79: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

63

didik dapat berprilaku baik dalam bersosial dengan teman maupun dengan

guru.

Tabel 4.5

Peserta didik mampu memuliakan Al-Qur’an sebagai bentuk penghormatan

kepada Al-Qur’an

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

13 Apakah Anda membawa Al-Qur‟an

dengan tangan kanan dan didekatkan

ke dada?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4

24

2

13,3%

80%

6,7%

Jumlah (N) 30 100%

14 Apakah Anda senantiasa meletakkan

Al-Qur‟an pada tempat yang lebih

tinggi dari Anda?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

17

13

0

56,7%

43,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada nomor tiga belas (13,3%)

peserta didik menyatakan selalu membawa Al-Qur‟an dengan tangan kanan

dan didekatkan ke dada, dan (80%) peserta didik menyatakan kadang-kadang

membawa Al-Qur‟an dengan tangan kanan dan didekatkan ke dada,

sedangkan (6,7%) peserta didik menyatakan tidak pernah membawa Al-

Qur‟an dengan tangan kanan dan didekatkan ke dada. Untuk pertanyaan

nomor empat belas, (56,7%) peserta didik meletakkan Al-Qur‟an pada tempat

Page 80: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

64

yang lebih tinggi dari mereka. Dan (43,3%) peserta didik menyatakan kadang-

kadang untuk meletakkan Al-Qur‟an pada tempat yang lebih tinggi dari

mereka. Hal ini membuat peserta didik mengetahui perlunya memuliakan Al-

Qur‟an namun peserta didik belum terbiasa untuk menjalankannya.

Tabel 4.6

Guru mengajar sesuai tahapan-tahapan yang telah disepakati (talaqqi)

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

15 Apakah cara dalam menghafal Al-

Qur‟an di sekolah membantu Anda

dalam proses menghafal?

a. Ya

b. Tidak

23

7

76,7%

23,3%

Jumlah (N) 30 100%

16 Apakah Anda mempunyai cara yang

berbeda dalam menghafal Al-

Qur‟an? Bagaimana?

a. Ya

b. Tidak

15

15

50%

50%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor lima belas dapat

diketahui (76,7%) cara menghafal di sekolah dapat membantu perserta didik

dalam menghafal, dan (23,3%) cara menghafal di sekolah tidak sepenuhnya

membantu peserta didik dalam menghafal Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan

nomor enam belas, (50%) peserta didik menyatakan mempunyai cara yang

berbeda dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (50%) peserta didik tidak

mempunyai cara yang berbeda dalam menghafalkan Al-Qur‟an. Dalam hal ini

Page 81: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

65

guru mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah disepakati, sehingga

peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Tabel 4.7

Guru menyampaikan pelajaran dengan baik

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

17 Apakah guru pembimbing tahfidz

memberikan materi (penjelasan) Al-

Qur‟an dengan baik?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

16

14

0

53,3%

46,67%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan bahwa (53,3%) peserta

didik menyatakan bahwa guru menyampaikan pelajaran dengan baik, dan

(46,67%) peserta didik menyatakan guru menyampaikan pelajaran kadang-

kadang dengan baik.

Tabel 4.8

Guru memiliki prilaku yang dapat diteladani peserta didik

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

18 Apakah guru pembimbing

mengingatkan Anda dalam

berprilaku yang baik dalam

keseharian?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

20

10

0

66,7%

33,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Page 82: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

66

19 Apakah guru pembimbing

mengingatkan Anda untuk berdo‟a

sebelum belajar menghafal Al-

Qur‟an?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

26

4

0

86,7%

13,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

20 Apakah guru selalu memberikan

contoh dalam berprilaku baik?

a. Ya

b. Tidak

28

2

93,3%

6,7%

Jumlah (N) 30 100%

21 Bagaimana kedisiplinan guru dalam

mengajar dan membimbing

menghafal Al-Qur‟an?

a. Disiplin sekali

b. Cukup disiplin

c. Kurang disiplin

0

16

14

0%

53,3%

46,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor delapan belas, (66,7%)

peserta didik menyatakan bahwa guru selalu mengingatkan agar berprilaku

baik dalam sehari-hari, dan (33,3%) peserta didik menyatakan bahwa guru

kadang-kadang mengingatkan untuk berprilaku baik dalam sehari-hari. Untuk

pertanyaan nomor sembilan belas, (86,7%) peserta didik menyatakan bahwa

guru selalu mengingatkan untuk berdo‟a sebelum pembelajaran tahfidz

dimulai, dan (13,3%) peserta didik menyatakan bahwa guru kadang-kadang

mengingatkan untuk berdo‟a sebelum pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an

dimulai. Dan untuk pertanyaan nomor dua puluh, (93,3%) peserta didik

Page 83: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

67

menyatakan bahwa guru selalu memberikan contoh dalam berprilaku baik,

sedangkan (6,7%) peserta didik menyatakan guru tidak selalu mengingatkan

dalam berperilaku baik. Untuk pertanyaan nomor dua puluh satu, (53,3%)

peserta didik menyatakan bahwa guru sangat disiplin dalam mengajar dan

membimbing tahfidz Al-Qur‟an, sedangkan (46,7%) peserta didik menyatakan

bahwa guru cukup disiplin dalam mengajar dan membimbing tahfidz Al-

Qur‟an. Hal ini dapat dikatakan, guru memiliki perilaku yang dapat diteladani

oleh peserta didik.

Tabel 4.9

Guru membimbing peserta didik pada proses menghafal

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

22 Apakah guru membimbing Anda

dalam proses belajar menghafal Al-

Qur‟an?

a. Selalu membimbing

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

13

17

0

43,3%

56,7%

0%

Jumlah (N) 30 100%

23 Apakah guru pembimbing tahfidz

membantu Anda dalam melancarkan

hafalan Al-Qur‟an?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

21

9

0

70%

30%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan nomor dua puluh dua, (43,3%)

peserta didik menyatakan bahwa guru selalu membimbing dalam proses

Page 84: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

68

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an, dan (56,7%) peserta didik menyatakan guru

kadang-kadang membimbing dalam proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.

Untuk nomor dua puluh tiga, (70%) peserta didik menyatakan bahwa guru

selalu membantu peserta didik dalam melancarkan hafalan Al-Qur‟an, dan

(30%) peserta didik menyatakan guru kadang-kadang membantu dalam

melancarkan hafalan Al-Qur‟an. Dapat diketahui dalam hal ini terdapat

ketidak sinambungan antara pertanyaan peserta didik pada nomor dua puluh

dua dan dua puluh tiga, setelah peneliti menggali informasi lebih dalam, guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghafal dengan cara

mereka sendiri, namun tidak lepas dari perhatian dari guru.

Tabel 4.10

Guru menguasai materi yang akan disampaikan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

24 Dalam proses penyetoran hafalan

yang dilakukan oleh Anda, apakah

guru pembimbing mengecek bacaan

pada Al-Qur‟an?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

23

5

2

76,7%

16,7%

6,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa (76,7%) peserta

didik menyatakan guru mengecek bacaan pada Al-Qur‟an, (16,7%) peserta

didik menyatakan guru kadang-kadang mengecek bacaan pada Al-Qur‟an dan

(6,7%) peserta didik menyatakan guru tidak pernah mengecek bacaan pada

Al-Qur‟an. Dapat diketahui dalam hal ini guru menguasai materi akan tetapi

guru tetep melihat Al-Qur‟an untuk menghindari kesalahan yang tidak

disadari.

Page 85: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

69

Tabel 4.11

Mengetahui hasil belajar peserta didik terutama dalam menghafal Al-Qur’an

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

25 Apakah diadakan tes dalam

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an?

a. Selalu ada test

b. Kadang ada test

c. Tidak ada test

19

11

0

63,3%

36,7%

0%

Jumlah (N) 30 100%

26 Kapan tes tahfidz di laksanakan?

a. Setiap minggu

b. UTS dan UAS

c. Lainnya

0

28

2

0%

93,3%

6,7%

Jumlah (N) 30 100%

27 Dengan adanya tes dalam

pembelajaran Al-Qur‟an, Apakah

Anda mengetahui kemampuan

hafalan Anda?

a. Ya

b. Kadang-kadang

c. Tidak

23

7

0

76,7%

23,3%

0%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan pada tabel di atas, petanyaan pada nomor dua puluh lima

dapat dikemukakan (63,3%) peserta didik menyatakan bahwa selalu ada tes

dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dan (36,7%) peserta didik menyatakan

kadang-kadang diadakan tes dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Untuk

pertanyaan nomor dua puluh enam (93,3%) peserta didik menyatakan bahwa

tes tahfidz dilaksanakan saat UTS dan UAS dan (6,7%) peserta didik

Page 86: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

70

menyatakan bahwa tes terdapat selain pada UTS dan UAS. Untuk pertanyaan

nomor dua puluh tujuh (76,7%) peserta didik menyatakan bahwa mereka

dapat mengetahui kemampuan hafalan dengan adanya tes, dan (23,3%)

peserta didik menyatakan tidak selalu mengetahui kemampuannya dengan

adanya tes tahfidz. Hal ini dapat diketahui bahwa peserta didik dapat

mengetahui kemampuan yang dimiliki melalui tes.

Table 4.12

Guru memberikan feedback pembelajaran tahfidz Al-Qur’an

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

28 Apakah pembimbing tahfidz

memberikan bimbingan tambahan

atau metode khusus saat Anda

mengalami kesulitan?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4

17

9

13,3%

56,7%

30%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa (13,3%) peserta

didik menyatakan guru memberikan bimbingan tambahan saat peserta didik

mengalami kesulitan dalam menghafal, (56,7%) peserta didik menyatakan

guru kadang-kadang memberikan bimbingan tambahan saat peserta didik

mengalami kesulitan dalam menghafal, dan (30%) peserta didik menyatakan

guru tidak pernah bimbingan tambahan saat peserta didik mengalami

kesulitan dalam menghafal. Hal ini dapat diketahui bahwa guru memberikan

feedback pada peserta didik sesuai dengan kebutuhan peserta didik, guru pun

juga memberikan kesempatan pada peserta didik yang telah menguasai

hafalan lebih dulu untuk membantu teman yang mengalami kesulitan.

Page 87: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

71

Tabel 4.13

Kendala peserta didik dalam proses pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

29 Apakah Anda mengalami kesulitan

dalam menghafal Al-Qur‟an?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

1

29

0

3,3%

96,7%

0%

Jumlah (N) 30 100%

30 Jika Anda mengalami kesulitan,

faktor apa yang menyebabkan Anda

sulit dalam menghafal?

a. Tidak bisa membaca Al-Qur‟an

b. Banyak ayat yang sama

c. Malas

d. Lainnya

0

13

6

11

0%

43,3%

20%

36,7%

Jumlah (N) 30 100%

Berdasarkan pada tabel di atas pertanyaan pada nomor dua puluh

sembilan, (3,3%) peserta didik menyatakan bahwa selalu mengalami kesulitan

dalam menghafal Al-Qur‟an, dan (96,7%) menyatakan kadang-kadang

mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an. Untuk pertanyaan nomor

tiga puluh, (43,3%) peserta didik menyatakan bahwa peserta didik mengalami

kesulitan dalam menghafal Al-Qur‟an karena banyak ayat yang sama,

kemudian (20%) peserta didik mengalami kesulitan dalam menghafal Al-

Qur‟an karena malas, dan (36,7%) peserta didik mengalami kesulitan dalam

menghafal Al-Qur‟an karena berbagai hal seperti tidak fokus, ayat dihafal

terlalu panjang dan lain hal.

Page 88: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

72

Tabel 4.14

Motivasi peserta didik dalam menghafalAl-Qur’an

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase (P)

31 Siapa yang menjadi faktor

pendorong Anda untuk menghafal

Al-Qur‟an?

a. Orang tua

b. Diri sendiri

c. Lingkungan

d. Lainnya

11

9

8

6

36,7%

30%

26,7%

20%

Jumlah (N) 30 113,4%

32 Siapakah yang Anda teladani dalam

berprilaku? (jawaban boleh lebih dari

satu)

a. Orang tua

b. Guru

c. Saudara

d. Lainnya

17

16

1

11

56,7%

53,3%

3,3%

36,7

Jumlah (N) 30 150%

Berdasarkan tabel di atas pada nomor tiga puluh satu, (36,7%) peserta

didik menyatakan bahwa orang tua menjadi motivasi dalam menghafal Al-

Qur‟an, dan (30%) peserta didik sendirilah yang menjadi motivasi dalam

menghafal Al-Qur‟an, kemudian (26,7%) peserta didik mendapatkan motivasi

dalam meghafal Al-Qur‟an dari lingkungan, serta (20%) peserta didik

mendapatkan motivasi dalam menghafal Al-Qur‟an dari orang sekitar dan

lingkungan. Untuk nomor tiga puluh dua, (56,7%) peserta didik meneladani

perilaku dari orang tua, kemudian (53,3%) peserta didik meneladani prilaku

dari guru, dan (3,3%) peserta didik meneladani prilaku dari saudara, serta

Page 89: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

73

(36,7%) peserta didik meneladani orang-orang sekitarnya, seperti orang tua,

guru, saudara serta teman.

B. Pembahasan

1. Perencanaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Proses pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yaitu dengan memahami dan

mengaplikasikan isi kandungan Al-Qur‟an sesuai dengan kurikulum yang

ditetapkan SMP IT Al-Mughni Kuningan Jakarta. Tujuan SMP IT Al-

Mughni menjadikan tahfidz Al-Qur‟an sebagai pembelajaran untuk

menjadikan peserta didik sebagai generasi Qur‟ani dan dapat membaca

serta menghafal Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Proses pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an melalui tahapan-tahapan yang terdapat pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), di dalam RPP telah ditentukan materi,

tujuan pembelajaran, alokasi waktu, metode, media, sumber belajar serta

penilaian sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.

Izul Ramdani mengatakan bahwa “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dibuatnya jauh sebelum kegiatan semester ini dimulai, jadi ketika

mengajar sudah tidak di buat RPP lagi dan agar dalam pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah

ditentukan.”

Pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yang telah terencana dapat berjalan

sesuai dengan kurikulum sehingga peserta didik dapat mengikuti

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dan mencapai target yang telah ditentukan.

2. Proses Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Pada proses menghafal Al-Qur‟an kita akan lebih sering membuka Al-

Qur‟an untuk muroja’ah. Bagi peserta didik, jika ia terbiasa dengan

mengulang-ulang ayat yang dihafal, maka peserta didik akan terbiasa

dalam mengulang-ulang pelajaran lain.

Page 90: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

74

SMP IT Al-Mughni memberikan waktu 40 menit dalam pertemuan,

waktu tersebut pada dasarnya masih kurang untuk menghafalkan Al-

Qur‟an. Namun pada proses pembelajaran tahfidz, dalam satu kelas peserta

didik dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an berdasarkan kemampuan peserta didik dalam hal membaca dan

menghafal Al-Qur‟an. SMP IT Al-Mughni memiliki tiga guru pembimbing

tahfidz Al-Qur‟an, dalam satu kelompok terdiri dari satu guru pembimbing

tahfidz dan kurang lebih enam sampai delapan peserta didik. Sehingga

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an dalam waktu 40 menit cukup kondusif

dalam menghafal dan menyetorkan ayat. Hal ini didukung oleh guru

pembimbing yang dapat menjadikan kelas yang kondusif dalam waktu 40

menit. Peserta didik pun menghafal di luar jam pelajaran tahfidz Al-

Qur‟an, agar saat pembelajaran tahfidz tidak lagi memulai dari awal. Hal

ini juga didukung oleh guru-guru lainnya terutama wali kelas.10

Pada pelaksanaannya guru pembimbing serta peserta didik

melaksanakan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di tempat yang telah

disepakati seperti kelas, perpustakaan, ruang multi media, maupun ruang

rapat. Biasanya kelas digunakan oleh kelompok grade C dan perpustakaan

digunakan oleh kelompok grade B dan ruang multi media digunakan oleh

kelompok grade A. Saat pembelajaran berlangsung, pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi yaitu peserta didik membaca dan

menghafal sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama secara berulang-

ulang hingga hafal menggunakan Al-Qur‟an masing-masing. Kemudian

disetorkan secara bergantian kepada guru pembimbing, guru pembimbing

menyimak, membantu dan membenarkan jika terdapat bacaan peserta didik

yang tidak tepat, seperti tajwid maupun dalam makharijul huruf. Proses

penyetoran tahfidz Al-Qur‟an, telah ditentukan ayat yang harus disetorkan

10

Hasil wawancara dengan pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, Bapak Izul pada 16 Agustus 2017

pukul 11.41 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 91: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

75

disetiap pertemuan, dengan tujuan dapat menyelesaikan target pada

waktunya. Namun guru pembimbing akan menambahkan ayat yang harus

disetorkan apabila terlihat kemampuan peserta didik dalam menghafal, atau

ayat-ayat yang terlalu pendek.

Bagi peserta didik yang telah menyetorkan hafalan kepada guru

pembimbing, akan menunggu dengan tertib di dalam ruangan dan

membantu temannya yang belum dapat menghafalkan ayat yang di hafal.

Guru pembimbing memaksimalkan waktu yang tersedia untuk memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menyetorkan ayat atau surat yang

dihafalkan. Sehingga seluruh peserta didik dapat menyetorkan hafalannya.

Namun terdapat peserta didik yang tidak menyetorkan hafalan pada

pembelajaran berlangsung, hal ini dikarenakan tidak semua peserta didik

dapat menghafal dengan cepat selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya

yang menghambat proses menghafal, seperti malas, tidak sabar, berputus

asa, tidak bisa mengatur waktu, maupun sering lupa.11

Bagi peserta didik

yang mempunyai hutang setoran, guru pembimbing akan menambahkan

jam pelajaran untuk peserta didik menyetorkan hafalan, namun tambahan

jam dilakukan di luar KBM. Jika pembelajaran telah selesai dan peserta

didik telah menyetorkan, guru pembimbing menutup pertemuan dengan

membaca hamdalah dan kafaratul majlis. Selain itu guru pembimbing

mengingatkan peserta didik untuk tetap istiqomah dalam menghafal.

a. Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Metode merupakan alat penting untuk merealisasikan keberhasilan

sebuah pelajaran. Oleh karena itu pemilihan metode yang sesuai

dengan situasi dan kondisi peserta didik harus diperhatikan. SMP IT

Al-Mughni pada dasarnya menggunakan metode talaqqi dalam

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an. Dimana peserta didik membaca ayat

11

Hasil kuesioner yang diberikan kepada peserta didik kelas VIII A dan kelas VIII B tahun

ajaran 2017-2018 pada 06 Maret 2018 di SMP IT Al-Mughni.

Page 92: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

76

yang akan dihafalkan terlebih dahulu, dengan tajwid yang tepat.

Setelah itu peserta didik menghafalkan ayat tersebut secara berulang-

ulang, peserta didik diberikan waktu untuk menghafal dan

memperlancar sebelum menyetorkan hafalan kepada guru

pembimbing.12

Namun dalam menghafal, terutama menghafal Al-Qur‟an tidak

semua peserta didik dapat menggunakan metode yang sama, dengan

kata lain peserta didik mempunyai cara tersendiri untuk menghafalkan

Al-Qur‟an. Penggunaan metode yang tepat dalam menghafal Al-

Qur‟an memudahkan peserta didik untuk cepat menghafal Al-Qur‟an.

Masing-masing peserta didik memiliki pengalaman yang beragam dan

latar belakang yang berbeda-beda, sehingga metode yang digunakan

peserta didik satu belum tentu sama dengan peserta didik lainnya.

Maka dari itu, guru pembimbing memberikan kebebasan kepada

peserta didik untuk menggunakan metode menghafal Al-Qur‟an sesuai

dengan kebutuhannya. Karena setiap peserta didik yang menggunakan

suatu metode tertentu belum tentu dapat ditiru oleh peserta didik

lainnya.

Jika dianalisis lebih mendalam metode yang digunakan oleh

peserta didik SMP IT Al-Mughni merupakan metode gabungan.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk menghafalkan sendiri ayat-

ayat yang akan dihafalkan sesuai yang telah ditentukan. Hal ini terlihat

bahwa metode yang digunakan adalah metode wahdah, yaitu dengan

cara menghafal satu persatu ayat yang akan dihafalkan. Selain itu

peserta didik juga menggunakan metode sima’I yaitu mendengar

bacaan ayat-ayat Al-Qur‟an yang akan dihafal.

12

Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Izul pada 6 Maret 2018

pukul 09.26 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 93: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

77

Dapat disimpulkan bahwa peserta didik menghafalkan Al-Qur‟an

secara individual dengan melakukan muraja’ah (mengulang-ulang

surat atau ayat yang dihafalkan). Setelah peserta didik melakukan

muraja’ah terhadap ayat atau surat yang dihafalkan dan sudah siap

untuk melakukan setoran, maka peserta didik menyetorkan hafalan

kepada pembimbing.

b. Media Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Fasilitas merupakan salah satu yang menunjang keberhasilan

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada peserta didik, dengan demikian

pemenuhan sarana dan prasarana tahfidz harus dilakukan. Jika dilihat

fasilitas diberikan oleh SMP IT Al-Mughni sudah memadai. Hal ini

ditunjukkan dengan memberikan fasilitas ruang kelas, perpustakaan,

ruang rapat maupun ruang tamu bagi peserta didik untuk

menghafalkan dan menyetorkan hafalan mereka. Selain fasilitas kelas

dan ruang lainnya sebagai tempat menghafal, peserta didik juga

diberikan fasilitas buku panduan yang di dalamnya terdapat surat-surat

yang akan dihafalnya beserta pembatas hafalan yang telah ditentukan.

c. Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Materi pelajaran merupakan bagaian yang terpenting dalam proses

pembelajaran, dimana pembelajaran yang berpusat pada materi

pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.13

Materi

pembelajaran Al-Qur‟an meliputi membaca Al-Qur‟an, tajwid,

makharijul huruf, sifat huruf, kajian makna maupun terjemahannya.

Materi yang digunakan oleh SMP IT Al-Mughni berdasarkan pada

kurikulum dari pemerintah yaitu untuk sekolah mengah Juz 28, namun

kurikulum tahfidz di SMP IT Al-Mughni diinovasi oleh sekolah.

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-11, h. 141.

Page 94: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

78

Sehingga sekolah menggunakan materi yang telah diinovasi yaitu Juz

28 sampai Juz 30 QS. an-Nas s/d QS. al-Jumu‟ah.

Sehubung dengan materi tahfidz yang digunakan oleh SMP IT Al-

Mughni, materi diinovasi atas dasar pengalaman para guru tahfidz.

Tahfidz Al-Qur‟an dijadikan hal yang berbeda dengan sekolah lain,

dan menjadi program unggulan pada SMP IT Al-Mughni. Berdasarkan

hasil studi dokumentasi lebih jelasnya akan peneliti paparkan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.15

Materi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an SMP IT Al-Mughni

TARGET CAPAIAN TAHFIDZ

KLS SMT JUZ SURAH TES

VII

I 30 AN-NAS – AT-THARIQ TES I

II 30 AL-BURUJ – AN-NABA TES II

VIII

I 29 AL-MURSALAT – AL-JIN TES I

II 29 NUH – AL-MULK TES II

IX

I 28 AT-TAHRIM – AL-JUM‟AH TES I

II 30-28 MUROJA‟AH

AN-NAS – AL-JUM‟AH

TES

KOMPREHENSIF

Page 95: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

79

d. Pola interaksi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Dapat dilihat pelaksanaan tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni

dalam tabel berikut:

Bagan 4.1

Pelaksanaan Tahfidz Al-Qur’an

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan tahfidz Al-

Qur‟an di SMP IT Al-Mughni dapat dilihat dari proses hafalan, materi

yang dihafalkan, metode yang digunakan, fasilitas dan evaluasi.

Keberhasilan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an tidak hanya dari materi

atau metode hafalan yang telah disusun dalam RPP saja, namun faktor

lain seperti lingkungan, fasilitas sekolah, pembimbing serta peserta

didik pun ikut berperan dalam terlaksananya pembelajaran tahfidz.

Maka hal tersebut berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an serta hasil pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an yang dicapai oleh peserta didik.

Materi Metode

Fasilitas

Evaluasi

Pembimbing

Lingkungan

Peserta Didik

Proses Hafalan

Output

Page 96: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

80

3. Evaluasi (Penilaian) Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Evaluasi (Penilaian) merupakan terpenting dari proses pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an. Evaluasi (penilaian) dilakukan untuk mengetahui

tingkat hafalan peserta didik. Waktu penilaian diberikan sepenuhnya

kepada guru pembimbing tahfidz dengan aspek penilaian yang telah

disepakati oleh tim tahfidz dan sekolah, di antaranya: aspek fashahah,

aspek tajwid, aspek kelancaran dan sikap.

Menurut Afifi, bahwa evaluasi (penilaian) dilaksanakan untuk

mengetahui kemampuan hafalan peserta didik serta mengetahui

perkembangan peserta didik dalam menghafal, dan evaluasi dilakukan oleh

tim tahfidz sebulan sekali. Diadakan pula ujian tengah semester (UTS) dan

ujian akhir semester (UAS).14

Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir

semester saja, guru pembimbing juga mengevaluasi peserta didik yang

tidak dapat menyetorkan hafalan dalam dua kali pertemuan.

4. Implikasi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an yang dilakukan di SMP IT Al-Mughni berjalan dengan baik

yaitu, terdapat peserta didik yang dapat membaca dan menghafal Al-

Qur‟an dengan baik dan benar. Jika dilihat dari kemampuan peserta didik

dalam membaca Al-Qur‟an, peserta didik dapat membaca Al-Qur‟an

dengan lancar begitupun saat peserta didik melafalkan ayat saat

menyetorkan hafalan kepada guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an. Selain

itu peserta didik dapat melafalkan ayat Al-Qur‟an dengan tepat, dari segi

melafalkan makharijul huruf maupun hukum tajwid pada saat membaca

14

Hasil observasi dan wawancara pembimbing tahfidz Al-Qur‟an Bapak Afifi pada 26 Maret

2018 pukul 10.25 WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 97: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

81

maupun menghafalkan Al-Qur‟an.15

Kedua hal ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah

berjalan dengan baik.

15

Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an pada 26 Maret 2018 pukul 10.45

WIB di SMP IT Al-Mughni.

Page 98: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang diperoleh

dari penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an di SMP IT

Al-Mughni sebagai hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab

sebelumnya dapat peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tahfidz

Al-Qur‟an di SMP IT Al-Mughni telah dilaksanakan dengan cukup baik

dibuktikan dengan rata-rata presentase sebesar 53.05% maka dari itu program

tahfidz Al-Qur‟an sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu

mengantarkan peserta didik untuk memiliki hafalan Al-Qur‟an sebanyak 2,5 Juz

yang dimulai dari surah an-Nas sampai dengan surah al-Jumu‟ah. Terdapat tiga

guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an, dalam pembelajaran tahfidz terdapat tiga

kelompok belajar masing-masing kelompok mempunyai grade yang telah

ditentukan sesuai dengan kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur‟an

peserta didik. Hal ini salah satu strategi sekolah dalam pelaksanaan tahfidz Al-

Qur‟an untuk mencapai hafalan 2,5 Juz. Pelaksanaan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an berlangsung selama 40 menit dalam satu pertemuan. Pembelajaran

tahfidz Al-Qur‟an menggunakan metode talaqqi di mana peserta didik

menghafalkan ayat yang akan disetorkan kepada guru pembimbing dengan cara

membaca dan menghafal berulang-ulang secara bersama-sama maupun sendiri,

menggunakan Al-Qur‟an masing-masing. Setelah peserta didik hafal, maka

peserta didik menyetorkan kepada guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an. Terdapat

evaluasi dalam pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an yaitu dilaksanakan pada saat

tengah semester (UTS) dan pada akhir semester (UAS), evaluasi dilaksanakan

secara lisan. Tujuan evaluasi ini untuk mempertajam hafalan peserta didik,

karena dalam evaluasi peserta didik menghafal seluruh ayat yang telah dihafal

Page 99: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

83

untuk disetorkan kembali kepada guru pembimbing, adapun aspek penilaian

tahfidz Al-Qur‟an meliputi fashahah, tajwid, kelancaran dalam membaca dan

sikap. Keberhasilan peserta didik dalam mencapai target hafalan Al-Quran 2,5

Juz sesuai dengan kurikulum tahfidz Al-Qur‟an SMP IT Al-Mughni dapat

dibuktikan dengan presentase sebesar 60% dari 100% maka dari itu SMP IT Al-

Mughni sudah baik dalam mencapai tujuannya.

Guru pembimbing tahfidz Al-Qur‟an menjadikan pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an bukanlah sebuah beban bagi peserta didik. Suasana belajar yang nyaman

dapat mendukung peserta didik untuk menghafal, muroja’ah maupun

menyetorkan hafalan. Kemudian dengan adanya pembentukan kelompok pada

pembelajaran tahfidz, agar guru pembimbing lebih mudah untuk mengontrol

peserta didik dalam hal membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Peserta didik yang

memiliki kesulitan dalam menghafal dikarenakan belum lancar dalam membaca

Al-Qur‟an, malas, tidak dapat mengatur waktu maupun tidak sabar dalam proses

menghafal Al-Qur‟an, guru pembimbing dapat memberikan perhatian kepada

peserta didik secara intensif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka ada beberapa saran dari peneliti

sebagai berikut:

1. Sebaiknya sekolah meningkatkan program tahfidz dengan

menyempurnakan perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi secara

berkala sehingga dapat menyempurnakan program tahfidz Al-Qur‟an

dengan baik.

2. Sebaiknya sekolah mengadakan studi banding atau training kepada guru

tahfidz Al-Qur‟an untuk meningkatkan kemampuan guru sebagai modal

dalam melaksanakan program tahfidz Al-Qur‟an.

Page 100: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

84

3. Sebaiknya pihak sekolah, keluarga, dan lingkungan mempunyai rasa

tanggung jawab yang sama kepada peserta didik dalam proses

pembelajaran tahfidz Al-Qur‟an.

Page 101: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdulwaly, C. 40 Alasan Anda Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

2017.

Afifi. Wawancra dan Observasi. Jakarta, 26 Maret 2018.

Agama, Humas Kementrian. Ka. Kanwil: Siswa-siswi Madrasah DKI Jakarta wajib

hafal al-Qur’a. https://dki.kemenag.go.id, 25 Agustus 2017.

Arifin, Zainal. Evalusi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

as-Sirjani, Raghib. Mukjizat Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Zikrul Hakim, 2009.

Bahri, Saiful. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Dhurihah, Siti. Wawancara. Jakarta, 26 Maret 2018.

Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.

Hamalik, Oemar. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Hidayat, Syarif. Teori Dan Prinsip Pendidikan. Tangerang: PT Pustaka Mandiri,

2015.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Ciputat Mega Mall,

2013.

Izul. Wawancara. Jakarta, 21 Juli 2017.

-------. Wawancara. Jakarta, 24 Juli 2017.

-------. Wawancara. Jakarta, 16 Agustus 2017.

-------. Wawancara. Jakarta, 22 September 2017.

Page 102: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

86

-------. Wawancara dan Observasi. Jakarta, 6 Maret 2018.

Khon, Abdul Majid. Hadis Tarbawi Hadis-hadis Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia

Group, 2014.

Mudzakir, Abdul Aziz. 600 Jam Menjadi Hafizh al-Qur’an Metode Praktis

Menghafal al-Qur’an. Tangerang: Azka Publishing, 2013.

Muhammad Alawi, Sayyid bin Abbas Al Maliki Al Maki. Khoshoisu Al

Muhamadiyah.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Nata, Abuddin. Pendidikan Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.

Pedoman Kurikulum Tahfidz SMP IT Al-Mughni.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah.

Qomariah, Nurul, dan Mohammad Irsyad. Metode Cepat dan Mudah Agar Anak

Hafal Al-Quran. Prambanan Klaten: Semesta Hikmah, 2016.

Rachmawati, Tutik. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik.

Yogyakarta: Gava Media, 2015.

RI, Kementrian Agama. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Kementrian Agama RI,

Jilid 8, 2010.

Romadhon, Sri Purwaningsih. Implementasi Pembelajaran Tahfidz Dengan

Pendekatan Humanistik Anak Berkebutuhan Khusus di SD IT Hidayatullah

Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Samiaji Sarosa, Dasar-DasarPenelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Indeks, 2017.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana

2008.

-------. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014.

Page 103: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

87

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2011.

Surwati. Pelaksanaan Program Tahfidz Al-Qur’an 2 Juz (Studi di SDIT Harapan

Bunda Semarang. Semarang: Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, 2008.

Thoyib, Moh. Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran al-Qur’an dengan

Metode Active Learning Berkelompok Siswa Kelas III SDN Bogempinggir

Sidoarjo Tahun Ajaran 2010-2011. Jurnal penelitian tindakan kelas pendidikan

agama Islam, Vol. 4, 2013.

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.

Wahid, Wiwi Alawiyah. Cara Cepat Bisa Menghafal al-Qur’an. Jogjakarta: Diva

Press, 2013.

Wati, Nisma Shela. Peranan Tahfidz Qur’an di Madrasah Aliyah Ummul Akhyar

Sawo Campurdarat Tulungagung. Tulungagung: Skripsi Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung, 2015.

Widyastono, Herry. Pengembangan Kurikumlum di Era Otonomi Daerah dari

Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Zamani, Zaki. Metode Cepat Menghafal al-Qur’an. Yogyakarta: Al Barokah, 2014.

Zulfitria. Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Dalam Pendidikan Karakter di

Sekolah Dasar. Naturalistic, 2017.

Page 104: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 105: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 106: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 107: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 108: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 109: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 110: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 111: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 112: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 113: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 114: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 115: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 116: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 117: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 118: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 119: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 120: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 121: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 122: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 123: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 124: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 125: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 126: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 127: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 128: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 129: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

113

Kegiatan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

Suasana saat setor hafalan Al-Qur‟an kelas VIII A grade A di ruang multimedia

Suasana saat membaca kalamun qodim kelas VIII A grade B di perpustakaan

Page 130: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

114

Suasana peserta didik mempersiapkan hafalan sebelum menyetor kepada guru kelas

VIII B grade A di Perpustakaan

Suasana peserta didik setor hafalan Al-Qur‟an kelas VIII B grade B di perpustakaan

Page 131: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

115

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP IT Al-Mughni

Mata Pelajaran : Tahfidz Al-Qur‟an

Kelas/Semester : VIII/A

Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit

Pertemuan ke- : 1

A. Kompetensi Inti

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Membaca QS. Al-Qiyamah dengan fasih dan benar

1. Mengidentifikasi ayat surat Al-Qiyamah dengan benar

2. Membaca Al-Qur‟an Surat Al-Qiyamah dengan fasih dan benar

C. Tujuan Pembelajaran Setelah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan, peserta didik dapat:

1. Siswa mampu mengidentifikasi ayat surat Al- Qiyamah dengan benar

2. Siswa mampu membaca Al-Qur‟an Surat Al- Qiyamah dengan fasih dan

benar

D. Materi Pembelajaran QS. Al- Qiyamah ayat 1-8

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Pengamatan

2. Metode Tanya Jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Kitab Al-Qur‟an

2. Alat/bahan : Papan tulis dan spidol

3. Sumber Belajar : Al-Qur‟an

Page 132: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

116

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Guru dan Siswa

Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab salam

2. Peserta didik berdoa dan kalamun qodim untuk

mengawali proses pembelajaran

3. Guru mengabsen peserta didik dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi, tempat duduk

4. Guru memberi motivasi belajar peserta didik

secara kontekstual

5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau

indikator yang akan dicapai

7. Guru menyampaikan cakupan materi dan

penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

7 Menit

Kegiatan Inti Mengamati

1. Peserta didik menyimak bacaan surat Al-

Qiyamah ayat 1-8 dari guru 2. Peserta didik mengamati bacaan guru 3. Peserta didik menirukan bacaan guru

4. Guru mengarahkan pengamatan peserta didik

kepada bacaan guru

5. Guru memberi penguatan terhadap hasil

pengamatan peserta didik

Menanya

1. Guru memberikan stimulus kepada peserta

didik untuk mengungkapkan pertanyaan yang

berkenaan dengan bacaan surat Al- Qiyamah

ayat 1-8

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang

apa yang mereka amati dari bacaan guru

3. Guru mengarahkan pertanyaan yang

berhubungan dengan bacaan guru terkait

makharijul huruf dan hukum tajwid lainnya

4. Guru memberikan apresiasi atas pertanyaan

peserta didik

Mengumpulkan Informasi

1. Guru meminta peserta didik untuk mencari

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut

28 Menit

Page 133: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

117

2. Peserta didik diberi waktu untuk berdiskusi

dengan teman lainnya atau mencari jawaban

pada buku tajwid atau referensi pendukung

lainnya

3. Guru meminta peserta didik untuk mencatat

jawaban berdasarkan referensi

4. Bila ada pertanyaan yang belum terjawab,

guru dapat memberikan penjelasan singkat

atau memberikan referensi untuk peserta didik

pelajari

Mengasosiasi

1. Guru membentuk 2 kelompok untuk membaca

surat Al- Qiyamah ayat 1-8

2. Guru meminta kelompok lain menyimak dan

melanjutkan bacaan ayat

Mengomunikasikan

1. Guru meminta setiap peserta didik membaca

surat Al- Qiyamah ayat 1-8, peserta didik lain

menyimak dan memberikan tanggapan

2. Peserta didik membaca QS. Al- Qiyamah ayat

1-8 bersama-sama dan berulang-ulang

Penutup 1. Guru memberikan umpan balik terhadap

proses dan hasil pembelajaran

2. Guru menginformasikan rencana kegiatan

pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

3. Guru menutup proses pembelajaran dengan

salam

5 Menit

H. Penilaian

1. Penilaian Afektif

No. Nama Peserta Didik

Aktifitas

Kerja Sama Keaktifan Partisipasi Inisiatif

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

2

Rubrik Penilaian:

1. Apabila peserta didik belum memperlihatkan perilaku yang dinyatakan

dalam indikator

2. Apabila sudah memperlihatkan perilaku tetapi belum konsisten yang

dinyatakan dalam indikator

Page 134: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

118

3. Apabila sudah memperlihatkan perilaku dan sudah konsisten yang

dinyatakan dalam indikator

4. Apabila sudah memperlihatkan perilaku kebiasaan yang dinyatakan dalam

indikator

Catatan:

Penguasaan nilai disesuaikan dengan karakter yang diinginkan

Rentang skor = Skor Maksimal - Skor Minimal

= 16 - 4

= 12

MK 14 – 16

MB 11 – 13

MT 8 – 10

BT 4 – 7

Keterangan:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda

awal

perilaku yang dinyatakan dalam indikator)

MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya

tanda-

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)

MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai

tanda

perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)

MK : Mulai membudaya/terbiasa (apabila peserta didik terus-menerus

memperlihatkan

perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

2. Penilaian Psikomotorik

No.

Nama

Peserta

Didik

Aspek yang Dinilai Skor

Maks Nilai

Ketuntasan Tindak Lanjut

1 2 3 T T

T R P

1

2

Aspek dan rubrik penilaian:

1. Kejelasan dan kedalaman informasi.

a. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman

informasi lengkap dan sempurna, skor 30.

b. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman

informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20.

Page 135: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

119

c. Jika peserta didik tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman

informasi kurang lengkap, skor 10.

2. Keaktifan dalam diskusi.

a. Jika peserta didik tersebut berperan sangat aktif, skor 30.

b. Jika peserta didik tersebut berperan aktif, skor 20.

c. Jika peserta didik tersebut kurang aktif, skor 10.

3. Kejelasan dan kerapian presentasi.

a. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan sangat jelas dan

fasih, skor 40.

b. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan jelas dan fasih,

skor 30.

c. Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan sangat jelas dan

kurang fasih, skor 20.

Jika peserta didik tersebut dapat membacakan ayat dengan kurang fasih dan tidak

rapi, skor 10.

Page 136: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 137: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-
Page 138: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHFIDZ Al-

122

BIODATA PENULIS

Dhea Izzati Farhani, lahir di Jakarta, 08 Juli 1994 anak ke-

dua dari tiga bersaudara, sebagai anak perempuan satu-satunya

keluarga Bapak Taufik dan Ibu Ade Handayani.

Pendidikan penulis dimulai dari TK Fathahillah selama 2

tahun selesai pada tahun 2000. Kemudian, penulis melanjutkan di

MIN 8 Jakarta dan lulus pada tahun 2006. Setelah itu, Penulis

melanjutkan di MTsN 4 Jakarta dan lulus pada tahun 2009 dan di MAN 7 Jakarta

lulus pada tahun 2012. Di masa menempuh pendidikan jenjang sekolah atas, penulis

aktif berorganisasi sebagai koordinator Bela Negara MPK pada priode 2010/2011.

Selanjutnya, pendidikan terakhir penilis ditempuh di Strata 1 (S1) mulai tahun 2012

di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam.