PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN...

98
PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR’AN QIBLATAIN DALAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN MASJID NURUL IMAN DI PERUMAHAN PONDOK MEKARSARI PERMAI, CIMANGGIS DEPOK Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Salman Hidayatullah NIM. 11150540000019 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 M/2020 M

Transcript of PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN...

Page 1: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL-QUR’AN

QIBLATAIN DALAM PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN

MASJID NURUL IMAN DI PERUMAHAN PONDOK

MEKARSARI PERMAI, CIMANGGIS DEPOK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana

Sosial (S.Sos)

Salman Hidayatullah

NIM. 11150540000019

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 M/2020 M

Page 2: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan
Page 3: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan
Page 4: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan
Page 5: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pesantren berperan dalam kelembagaan pemberdayaan masjid

nurul iman

Penelitian bertitik tolak dari pemikiran bahwa

kelembagaan masjid atau dewan kemakmuran masjid (DKM)

dapat ditingkatkan kapasitas kelembagaannya dalam pendidikan

agama Islam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data

penulis peroleh dari pemimpin pesantren, pembina, santri, ketua

RT dan RW, ketua DKM masjid Nurul Iman, ketua remaja masjid

Nurul Iman (IPNI), melalui wawancara.

Hasilnya kelembagaan dengan pemberdayaan SDM,

program, layanan, dan pendanaan terbukti signifikan dengan

berbagai teori yaitu; 1) Teori Pesantren (Noerhayati Anin), 2)

Teori Kelembagaan (Widjaja), 3)Teori Masjid (Syahruddin,

Hanafie, dan Abdullah abud), 4) Teori Tahfidz Al-Qur‟an (Abdul

Aziz), 5) Teori Peranan (Poerwadarminta), 6) Teori

Pemberdayaan (Widjaja).

Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa

program kegiatan pemberdayaan masyarakat menghasilkan

terjadinya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat

dalam mempelajari tentang ilmu agama.

Kata kunci: Program kegiatan, pesantren, masyarakat.

Page 6: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya pada-MU satu-satunya zat

yang kusembah Allah SWT. Atas karunia, ridho dan kekuatan dari-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain Dalam Pemberdayaan

Kelembagaan Masjid Nurul Iman Di Perumahan Pondok Mekarsari

Permai, Cimanggis Depok” sebagai syarat dalam memperoleh gelar

sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan salam penulis sanjungkan

kepada Nabi Muhammad SAW, Beliau pemberi syafa‟at kelak dihari

kiamat kepada seluruh umat.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini

banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan,

kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga

kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis

menyampaikan ucapakan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak

Drs. Yusra Kilun, M. Pd selaku pembimbing yang dengan sabar, tekun,

tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan

bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga

kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh sadar

dan ketulusan pula kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sekaligus pembimbing akademik.

Page 7: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

iii

2. Ibu Dr. Siti Napsiyah sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik,

Bapak Dr. Sihabuddin N, M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, Bapak Cecep Wijaya, M.A sebagai Wakil

Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Muhtadi, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam, serta Ibu WG Pramita Ratnasari, S.Ant, M.Si.

sebagai Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Yusra Kilun, M. Pd sebagai dosen pembimbing yang

telah membimbing dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas kepada

penulis selama masa bimbingan skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalankan

perkuliahan.

6. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Yus Syamsul dan Ibu Elin

Rosinah yang selalu tulus ikhlas mendoakan penulis dan

memberikan dukungan materi maupun moril, serta memberikan

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga

setiap do‟a dan pengorbanan mendapat balasan dari Allah SWT.

Amiiiin.

7. Pengelola Pesantren tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yaitu Bapak H.

Muammar Khadafi, Lc, MA. yang senantiasa memberikan

pengarahan penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

Page 8: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

iv

8. Pembina dan santri yang berada di bawah naungan pesantren

tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam

pengerjaan skripsi ini.

9. Bapak RW, RT, DKM, Ketua Remaja Masjid perumahan pondok

Mekarsari Permai, yang ikut membantu penulis dalam pengerjaan

skripsi ini.

10. Teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

(PMI) angkatan 2015, Nur Hikmah Ardini, Dini Masrika, Chairul

Hamzah, Faskan Aditama, Fakhriy Naufal dan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, sahabat dan teman-teman seperjuangan,

dan kakak tingkat adik tingkat semuanya yang telah banyak

memberikan semangat, dukungan, masukan dan motivasi selama

dalam perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi. Terimakasih

atas dukungan dan doa yang telah diberikan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang penulis miliki

serta kesulitan dalam melaksanakan penelitian dan penulisan, oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamua‟alaikum warahmatullahi wabarkatuh,

Ciputat, 15 januari 2020

Penulis

Salman Hidayatullah

Page 9: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................ v

DAFTAR TABEL ................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

Batasan dan Perumusan Masalah ............................................... 11

1. Batasan Masalah …………………………………………………… 11

2. Perumusan Masalah ……………………………………………… 11

Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11

1. Tujuan Penelitian ……………………………... 11

2. Manfaat Penelitian ……………………………. 11

Metodologi Penelitian ................................................................ 12

1. Metode Penelitian …………………………… 12

2. Macam dan Sumber Data …………………….. 13

3. Teknik Pengumpulan Data …………………… 13

4. Teknik Penentuan Sampel atau Informan …... 15

5. Teknik Analisa Data …………………………... 16

6. Teknik Validasi Keabsahan Data …………….. 16

7. Teknik Penulisan ……………………………… 17

8. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….. 18

Tinjauan Pustaka ........................................................................ 18

Page 10: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

vi

Sistematika Penulisan ................................................................ 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ........................................... 23

A. Pengertian Peranan ………………………………... 23

B. Pengertian Pesantren ………………………………. 28

C. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an ……………………. 29

D. Pengertian Pemberdayaan ………………………… 30

E. Pengertian Kelembagaan ………………………… 33

F. Pengertian Masjid ………………………………….. 34

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................ 37

A. Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Qiblatain ………….. 37

1. Sejarah ………………………………………….. 37

2. Visi ……………………………………………….. 37

3. Misi ………………………………………………. 37

4. Tujuan .................................................................... 38

5. Identitas .................................................................. 38

6. Struktur Kepengurusan ………………………… 39

7. Keuangan ………………………………………… 39

8. Sarana dan Prasarana …………………………... 40

9. Program Pendidikan ……………………………. 40

B. Masjid Nurul Iman ......................................................... 40

1. Sejarah …………………………………………… 40

2. Tujuan ……………………………………………. 41

3. Identitas .................................................................. 41

4. Struktur Kepengurusan ………………………… 42

5. Keuangan ………………………………………… 42

6. Program ………………………………………….. 47

Page 11: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

vii

BAB IV TEMUAN LAPANGAN ........................................... 44

A. Pendekatan dan diskusi bersama SDM masjid ….. 44

B. Program kegiatan …………………………………. 47

C. Bentuk Pelayanan …………………………………. 49

BAB V ANALISIS .................................................................. 54

A. Analisis terhadap SDM masjid ……………………... 54

B. Analisis terhadap program dan pelayanan masjid ... 55

BAB VI PENUTUP …………………………………………. 66

A. Kesimpulan ………………………………………….. 66

B. Saran ………………………………………………… 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................... 73

Page 12: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Pengurus Pesantren ..................................... 39

Tabel 2. Data Narasumber ……………………………………73

Tabel 3. Kegiatan Observasi ………………………………… 83

Page 13: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Pengurus DKM ......................................... 42

Gambar 2. Foto Dokumentasi………………………………... 84

Page 14: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan pusat kegiatan ibadah umat

Islam. Di tempat tersebut seharusnya umat Islam

merancang masa depan dari segi apapun, baik dari agama,

pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, sebagaimana para

pendahulu yang memfungsikan masjid secara optimal.

Perkembangan masjid pada era modern ini begitu

pesat, dapat dilihat di kota-kota sampai ke daerah pelosok

desa. Masjid mudah kita jumpai di mana pun. Keadaan

demikian di satu sisi membuat hati begitu bahagia sebab

orang-orang mulai sadar akan pentingnya shalat. Mereka

membuat masjid di berbagai tempat dengan harapan agar

mempermudah proses ibadah, mengingat sekarang ini

banyak orang yang memiliki mobilitas tinggi, hingga

mereka dituntut untuk berpacu dengan waktu.

Di sisi lain, fenomena pertumbuhan masjid yang

semakin marak ternyata tidak diimbangi dengan upaya

untuk memakmurkannya. Tidak semua masjid yang

dibangun dapat mengoptimalkan fungsinya, sebab masjid

mulai mengalami mutilasi fungsi dan distorsi wilayah

kerja. Masjid hanya identik sebagai tempat shalat, tidak

lebih dari itu. Kalaupun lebih hanya event-event

seremonial tahunan. Itupun jika bisa berjalan dengan baik.

Bahkan ada beberapa masjid yang bahkan tidak

Page 15: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

2

digunakan shalat jamaah lagi. Sehingga banyak masjid

dibangun tetapi sepi dari jamaah. Semua itu disebabkan

oleh karena di masa yang modern ini banyak orang

membangun masjid tidak didasari dengan rasa taqwa

melainkan hanya sebagai pelengkap dan legitimasi

keislaman di suatu lingkungan.

Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat nya.

Makmur dan sepinya masjid tolak ukur nya dilihat dari

umat. Apabila umat rajin beribadah ke masjid, maka

makmurlah tempat ibadah tersebut. Namun apabila umat

enggan atau malas beribadah ke masjid maka sepi pulalah

masjid tersebut. Memang logis apabila keadaan umat

Islam diukur dengan keadaan masjid yang ada di

sekitarnya. Masjid yang makmur menunjukkan kemajuan

umat di sekitarnya, sedangkan masjid yang sepi

menunjukkan kualitas iman dan rasa tanggung jawab

umat telah menipis. Dengan adanya umat Islam di sekitar

masjid, maka umat perlu mengaktualisasikan peran dalam

mengkoordinir, baik untuk shalat jamaah, maupun

aktivitas lain, dalam rangka menyatukan potensi dan

kepemimpinan umat.

Mewujudkan masjid yang makmur dan

memaksimalkan penggunaan nya, menjadi sebuah

kewajiban bagi seluruh umat Islam. Sebab, masjid

merupakan tempat yang suci bagi kaum muslimin,

sehingga kita dituntut untuk mengelola dan

melestarikannya.

Page 16: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

3

Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam

mengelola dan melestarikan masjid. Hal yang paling

sederhana, namun memiliki nilai yang sangat besar adalah

menunaikan ibadah shalat berjamaah di masjid secara

rutin. Tidak hanya pahala yang kita dapatkan, tetapi juga

keterikatan secara emosional, menjadikan kita semakin

mencintai masjid. Rasa cinta itu yang kemudian

menjadikan jam'ah semkain mantap dalam memunculkan

keinginan untuk menghidupkan dan memajukan masjid

dari ranah ibadah hingga pembinaan umat sebagai upaya

pendidikan Islam nonformal.

Berawal dari shalat jamaah, maka bisa kita

kembangkan kegiatan pengajian rutin. Dengan kebiasaan

shalat berjamaah dan mengikuti pengajian rutin akan

membentuk niat seseorang untuk memakmurkan masjid.

Dari uraian-uraian yang telah di paparkan dapat

kita ketahui bahwa makmurnya masjid bergantung dari

bagaimana umat yang ada di lingkungan masjid tersebut.

Oleh sebab itu, orang-orang yang ingin memakmurkan

dan meramaikan masjid semata-mata hanya didasarkan

atas iman dan taqwa menjadi penting. Adapun

orang=orang yang memakmurkan masjid itu adalah

pengurus dan jamaah sendiri, sebab keberadaan pengurus

masjid sangat penting bagi kemakmuran untuk

mengoptimalkan peran dan fungsi masjid.

Untuk mengoptimalkan peran serta fungsi dari

masjid bisa dilakukan dengan menjadikan masjid selain

Page 17: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

4

sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat pembinaan

umat sebagai upaya pendidikan Islam non formal. Hal

tersebut dikarenakan pendidikan merupakan sesuatu yang

sangat penting. Dengan pendidikan, umat Islam tidak

hanya memiliki kepribadian yang baik tetapi juga

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang

ajaran Islam dengan baik sehingga dapat membedakan

yang haq dan bathil. Tujuan pendidikan di masjid adalah

memberikan pemahaman, pengetahuan dan pembelajaran

tentang Islam secara benar berdasarkan Al-Quran dan As-

Sunnah.

Pembinaan umat merupakan salah satu persoalan

yang seringkali kita lupakan. Bisa jadi sebuah masjid rutin

mengadakan pengajian, bahkan dengan mendatangkan

ustadz-ustadz kondang. Akan tetapi pengajian yang

diselenggarakan hanya sebatas untuk mengisi aktivitas

belaka agar masjid boleh dikatakan hidup.

Sebuah contoh yang seringkali terjadi pada anak-

anak. Ketika usia mereka masih anak-anak, betapa

antusiasnya mereka untuk mendatangi taman pendidikan

Al-Quran (TPA). Seiring dengan pertumbuhan nya

menjadi seorang remaja, maka TPA dirasa tidak pantas

lagi bagi mereka. Akan tetapi masjid lupa untuk

menyiapkan forum kajian untuk anak-anak yang mulai

beranjak remaja, sehingga mereka mulai enggan pergi ke

masjid dan hal itu yang akan mengakibatkan putusnya

regenerasi orang-orang yang dapat memakmurkan masjid.

Page 18: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

5

Ada juga masjid-masjid yang kebiasaannya

mengadakan pengajian dengan mendatangkan pembicara

terkenal dari luar kota, dengan anggapan akan

mendatangkan massa yang banyak. Baik memang, akan

tetapi hendaknya dipikirkan juga follow up (kelanjutan)

dari pengajian tersebut, karena kajian rutin bisa dijadikan

sebagai sarana pembinaan ruhiyah jamaah.

Masjid adalah salah satu lembaga pendidikan

Islam non formal yang paling tepat bagi proses

pendidikan kaum muslimin. Sebab di dalam sejarah,

masjid telah lama digunakan sebagai tempat pendidikan

sejak abad permulaan dakwah Islam, bahkan budaya

ta‟lim yang dilakukan di masjid masih banyak kita

temukan. Oleh sebab itu jika masjid digunakan sebagai

sarana pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat

Islam akan merasakan betul keberadaan masjid tersebut.

Dengan demikian akan bertambah banyak masjid yang

digunakan sebagai sarana pendidikan Islam non Formal,

sehingga kualitas umat Islam akan semakin bertambah

seiring dengan pertambahan kuantitasnya.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa

mengoptimalkan fungsi masjid selain sebagai tempat

ibadah juga sebagai tempat pembinaan umat dengan

segala aspeknya dapat mewujudkan masyarakat yang

selalu mendekatkan diri kepada Allah dan hubungan yang

baik sesama manusia. Dari situ akan terbentuk masyarakat

muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Page 19: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

6

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dibutuhkan

keseriusan dari para pengurus masjid dalam

mencanangkan berbagai program untuk dilaksanakan oleh

para jama'ah nya. Salah satu pendukung utama dalam

mewujudkan pembinaan terhadap masyarakat yaitu

pengurus DKM masjid yang baik. Karena DKM berguna

sebagai mediator dalam pembinaan umat tentunya harus

memberikan teladan yang baik.

Keberadaan pengurus DKM masjid sangat penting

bagi masyarakat dalam menggerakkan berbagai program

kegiatan masjid baik di dalam masjid maupun di sekitar

lingkungan masjid. Dengan adanya berbagai bentuk

aktifitas pengurus DKM masjid diharapkan menjadi salah

satu pengembang pendidikan agama Islam yang bersifat

non formal. Dengan demikian keberadaan masjid atas

segala aktifitasnya memiliki peran yang penting dalam

pembinaan umat Islam di lingkungan sekitar masjid.

Masjid Nurul Iman, merupakan salah satu masjid

yang kelembagaan nya bergerak cukup aktif. Bergerak

dalam bidang-bidang pemberdayaan, dalam

menyejahterakan masyarakat sekitar. Masjid Nurul Iman

berada di Perumahan Pondok Mekarsari Permai, dengan

total umat muslim 138 KK. Masjid ini memiliki berbagai

perencanaan program yang di bentuk oleh DKM dalam

rangka memberdayakan masyarakat.

Program-program yang dicanangkan oleh DKM

masjid nurul iman, mencakup hal-hal yang berkenaan

Page 20: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

7

dengan SDM, program, layanan, dan pendanaan

Berikut adalah berbagai program yang telah

dicanangkan oleh pihak DKM dan telah disetujui oleh

pihak masyarakat:

1. Ketua Seksi Peribadatan dan Dakwah

a. SDM : Menyiapkan imam dan muadzin untuk

shalat lima waktu setiap hari

Menyiapkan penceramah untuk pengajian ahad

shubuh atau kajian lainnya

Menyiapkan khotib/penceramah dan imam untuk

shalat tarawih bulan ramadhan

b. Program : Mengadakan tabligh akbar pada hari

besar atau moment tertentu dengan

mengundang penceramah kondang dari luar

2. Ketua Seksi Pembangunan dan Perlengkapan

a. SDM : Merencanakan dan melaksanakan

pembangunan/perluasan sarana fisik yang ada

Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana

masjid

Mengurus sertifikat dan IMB masjid nurul iman

dan TPA nurul ilmi agar masjid nurul iman dan

TPA nurul ilmi dapat dibuatkan status badan

hukumnya

Menyusun laporan harta kekayaan

organisasiberupa barang-barang inventaris dan

perlengkapan

b. Program : Membina dan mengembangkan

Page 21: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

8

potensi sumber dana yang ada, untuk dapat

menunjang program-program pengembangan dan

pemeliharaan yang dibuat DKM

c. Layanan : Mengelola dan memanfaatkan

perpustakaan untuk kepentingan jama'ah

Mengelola dan melayani kebutuhan kebutuhan

perlengkapan (tenda, kursi, keranda, perlengkapan

pemandian) untuk seksi pelayanan duka cita atau

warga Rw 017 Mekarsari

d. Pendanaan : Bidang pembangunan meminta

donatur (waqaf) ke jama'ah

3. Ketua Seksi Baitul Maal Nurul Insan

a. Program : Mengajak anak asuh dan orang tua

asuh ikut memakmurkan masjid nurul iman

dengan mengikuti kegiatan DKM

Meningkatkan jumlah peserta program orangtua

asuh dengan mensosialisasikan program orang tua

asuh kepada warga RW 017 Mekarsari dan

sekitarnya

b. Layanan : Memberikan beasiswa kepada anak-

anak yang orang tua nya kurang mampu / dhuafa

c. Pendanaan : Melaporkan dan mempertanggung

jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua

DKM dan donatur/orang tua asuh secara berkala

4. Ketua Seksi Remaja Masjid (IPNI)

a. Program : Mengadakan kegiatan rutin

keagamaan (ramadhan) bagi remaja masjid

Page 22: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

9

b. Layanan : Membina dan mengembangkan

peranan remaja dalam upaya turut memakmurkan

masjid

5. Ketua Seksi Pelayanan Duka Cita

a. SDM : Melakukan koordinasi kebutuhan

perlengkapan (tenda, kursi, keranda, perlengkapan

pemandian) dengan seksi tim perlengkapan duka

cita

b. Program : Meningkatkan jumlah peserta

pelayanan duka cita dengan mensosialisasikan

manfaat program pelayanan duka cita kepada

warga RW 017 Mekarsari

Melaksanakan ta'ziah di rumah keluarga duka

1(satu) kali/ hari dengan penceramah dari

pelayanan seksi duka

c. Layanan : Tim pelayanan duka cita memberikan

layanan pengurusan jenazah yang dimakamkan di

pemakaman di sekitar RW 017 Mekarsari,

meliputi pengurusan surat dan tempat makam,

memandikan, mengkafani,menshalatkan dan

memakamkan secara syari'at

d. Pendanaan : Memungut uang iuran tahunan

peserta pelayanan duka cita per kepala keluarga

secara tepat waktu dan dalam pelaksanaannya

berkoordinasi dengan petugas di masing-masing

RT

Tim pelayanan duka cita memberikan santunan

Page 23: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

10

uang tunai kepada ahli waris apabila jenazah

dimakamkan di luar RW 017 Mekarsari atau

jangkauan.

Masih ada satu program yang berkenaan dengan

pendidikan, yang mana dalam pembahasan pendidikan ini ada

keterkaitan antara pesantren tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain

dengan masjid nurul iman. Pesantren tahfidz Al-Qur‟an

Qiblatain sendiri merupakan suatu pesantren berbasis

masyarakat yang berlokasi di perumahan pondok Mekarsari

permai, Cimanggis Depok. Kehadiran pesantren yang

notabene berbasis masyarakat ini tentu menguntungkan

masjid dari segi hal pemberdayaan masyarakat sekitar, namun

pada pembahasan dalam penelitian ini, penulis menitik

beratkan pembahasan nya pada pemberdayaan program

pendidikan.

Maka dari itu berkesesuaian dengan uraian di atas,

maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Peranan

Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Qiblatain Dalam

Pemberdayaan Kelembagaan Masjid Nurul Iman di

Perumahan Pondok Mekarsari Permai, Cimanggis

Depok” yang mana dalam sejarah nya masjid merupakan

tempat yang memang berperan penting dalam pemberdayaan

pada masyarakat sekitar. Sehingga peranan pesantren sudah

tentu memiliki nilai positif dalam memajukan kesejahteraan

umat.

Page 24: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

11

B. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Karena demikian luasnya program kegiatan yang

terdapat dalam Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain

ini, maka penulis membatasi pembahasan terhadap

proses pemberdayaan di masjid nurul iman Perumahan

Pondok Mekarsari Permai, Cimanggis Depok.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas

maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu:

a. Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan

oleh Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain di

masjid nurul iman Pondok Mekarsari Permai,

Ciamanggis Depok?

b. Apa hasil yang diperoleh dari pemberdayaan yang

dilakukan oleh Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an

Qiblatain?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

proses/tahapan pemberdayaan masyarakat dan

mengetahui apa saja hasil pemberdayaan yang

dilakukan oleh Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain.

2. Manfaat Penelitian

Page 25: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

12

Adapun kegunaan penelitian ini secara teoritis

yaitu untuk menambah khazanah ilmu dakwah,

khususnya yang berhubungan dengan unsur-unsur

masyarakat Islam. Adapun secara praktis penelitian ini

yaitu:

a. Manfaat Akademis

2.1 Penelitian ini sebagai persyaratan tugas akhir

dan memperoleh kesarjanaan (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.2 Menambah khazanah keilmuan, khususnya

memperkaya model-model dalam

pengembangan masyarakat. Disamping itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan

sebagai alat bantu untuk menemukan dan

mengembangkan teori-teori dalam

pemberdayaan berbasis pendidikan.

b. Manfaat Praktis: Hasil penelitian ini diharapkan

menjadi contoh tahfidz Al-Qur‟an lainnya dengan

melihat dan mengaplikasikan pemberdayaan

berbasis masyarakat yang baik untuk santri.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode pada penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Kegiatan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini

Page 26: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

13

adalah mengumpulkan data yang erat hubungan nya

dengan peranan Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an

Qiblatain dalam memberdayakan masjid nurul iman di

Perumahan Pondok Mekarsari Permai, Cimanggis

Depok. Hal ini seperti apa yang dikemukakan oleh

(Syuharsimi Arikunto, 2009: 75) bahwa: “penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu

gejala yang ada yaitu sesuatu keadaan menurut apa

adanya pada saat penelitian dilakukan”

Melalui metode tersebut penulis mengumpulkan

data selengkap mungkin tentang masalah yang diteliti.

2. Macam dan Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi

dalam dua bagian, yaitu data pokok dan data

pendukung.

a. Data pokok maksudnya adalah sumber data utama,

yaitu pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an dan

ustadz/pengurus.

b. Data pendukung adalah sumber data penunjang

yang akan diperoleh dari hasil studi kepustakaan

dan beberapa dokumen.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan

dipergunakan dalam penelitian ini meliputi:

Page 27: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

14

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara penelitian untuk

memperoleh data dalam bentuk pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis tentang fenomena

yang diselidiki (Muhammad Natsir, 1998: 234).

Menurut Pauline V. Yong, observasi dalam buku

(Abu Ahmadi, 2002: 21) diartikan: “suatu

penyelidikan yang dijalankan secara sistematis,

dan dengan sengaja diadakan dengan

menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap

kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada

waktu kejadian itu terjadi. Ini berarti bahwa

observasi tidak dapat digunakan terhadap

kejadian-kejadian yang sudah lewat. Oleh karena

dalam observasi menggunakan indera, maka agar

hasil observasi menjadi baik, salah satu hal yang

dituntut adalah menggunakan alat indera dengan

sebaik-baiknya. Dalam penelitian ini, penulis

memperoleh keterangan dengan mengamati secara

langsung mengenai aktifitas pemberdayaan oleh

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an tersebut.

b. Wawancara

Wawancara yaitu penulis mengumpulkan data

melalui wawancara dan dibantu dengan alat

perekam agar materi wawancara dapat direkam

secara utuh dan lengkap.

Page 28: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

15

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dibutuhkan sebagai data-

data pendukung dalam penelitian. Studi

dokumentasi tersebut bisa berupa foto dan

rekaman suara, laporan, artikel, brosur. Studi

dokumentasi juga bisa menjadi bukti penelitian.

Dokumen ini digunakan untuk melengkapi data-

data hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, yaitu melalui observasi dan

wawancara.

4. Teknik Penelitian Sampel atau Informan

Populasi dalam suatu penelitian merupakan

kumpulan individu yang bersifat umum. Dalam hal ini

penulis menetapkan Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an

Qiblatain, Perumahan Pondok Mersari Permai,

Cimanggis Depok sebagai populasinya: Sedangkan

untuk penarikan atau pembuatan sampel dari populasi

yang berfungsi mengangkat kesimpulan penelitian

sebagai suatu yang berlaku bagi populasi tersebut,

penulis mengambil teknik purposive sampling. Penulis

memilih purposive sampling atas pertimbangan

kemampuan, waktu dan tenaga agar penelitian

berjalan dengan efisien. Berdasarkan pertimbangan

tersebut dalam penelitian ini sampel yang digunakan

adalah Pimpinan/Ketua, Para kep Mahasantri (Ustadz

dan Ustadzah) Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain.

Page 29: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

16

5. Teknis Analisa Data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan

data deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data

dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua

data yang diperoleh dari pengamatan kemudian

menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumber-

sumber yang tertulis, kemudian menyimpulkannya.

6. Teknik Validasi Keabsahan Data

Teknik validasi keabsahan data, data yang telah

digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian. Untuk menjaga keabsahan data dalam

penelitian penulis menggunakan kriterium

kredibilitas/ kepercayaan.

Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk

melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga

tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai,

kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan

hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian

kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Salah satu teknik kriterium kredibilitas

pemeriksaan yang akan digunakan dalam penelitian

adalah triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

Page 30: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

17

pembanding terhadap data itu. Salah satu teknik

triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah teknis triangulasi dengan sumber yang akan

digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini akan

dilakukan dengan jalan:

a) Membandingkan data hasil wawancara dengan

pengamatan di lapangan. Contohnya: peneliti

mendapatkan data penelitian dengan hasil

wawancara yakni dengan pimpinan Pesantren

Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain dan juga

memperlihatkan kegiatan-kegiatan yang

berlangsung di lapangan.

b) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang

dengan berbagai pendapat dan pandangan orang

lain. Contohnya: peneliti membandingkan jawaban

ustadz (kep. santri) dengan jawaban dari

wawancara yang dilakukan dengan pimpinan

tahfidz Al-Qur‟an.

7. Teknik Penulisan

Teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

Page 31: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

18

8. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Perumahan Pondok

Mekarsari Permai, Cimanggis Depok. Alasan

menentukan tempat penelitian ini didasarkan atas

pertimbangan bahwa kondisi objektif wilayah

penelitian berada pada lingkungan yang cukup islami,

Didalam lingkungan tersebut terdapat sebuah masjid

yang menjadi sarana sebagai tempat beribadah umat

muslim setempat. Masjid tersebut memiliki berbagai

bidang-bidang yang berkonsentrasi dalam

memberdayakan masyarakat. Bentuk pemberdayaan

yang dilakukan dengan baik salah satu faktor yang

mendukung adalah bentuk relasi kerjasama yang

dilakukan bersama dengan pesantren tahfidz Al-

Qur‟an Qiblatain. Selain itu, penulis berkeyakinan

bahwa di lokasi ini cukup tersedia data dan sumber

yang dibutuhkan. Pertimbangan lainnya adalah secara

geografis lokasi ini berdekatan dengan tempat tinggal

penulis sehingga lebih memudahkan dalam proses

penggalian datanya secara akurat. Adapun waktu

penelitian dilakukan dimulai dari Juli 2019 sampai

dengan selesai.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis mengadakan penelitian kemudian

menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah

awal yang penulis tempuh adalah membaca sejumlah

Page 32: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

19

skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang

akan penulis teliti. Adapun skripsi tersebut adalah:

Skripsi yang berjudul “Peranan Pondok Pesantren

Al-Ishlah Dalam Mengembangkan Dakwah di Desa

Kananga”, skripsi ini ditulis oleh Nia Najiah, mahasiswi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam tahun 2013. Skripsi ini meneliti tentang

bagaimana pihak Pondok Pesantren Al-Ishlah dalam

mengembangkan dakwah nya dan bagaimana bentuk

aktifitas dakwah yang dilakukan Pondok Pesantren di

desa Kananga. Persamaan dengan skripsi yang peneliti

bahas adalah sama-sama meneliti bagaimana Pesantren

dalam memberdayakan suatu lingkungan. Perbedaan

dengan skripsi yang peneliti bahas adalah dari segi

pemberdayaan, pemberdayaan yang dilakukan Nia Najiah

pemberdayaan yang di lakukan dalam bentuk berdakwah,

sedangkan apa yang dibahas oleh peneliti adalah dalam

bentuk pemberdayaan.

Skripsi yang berjudul “Kegiatan Keagamaan

Remaja di DKM Masjid Baitul Makmur, Srengseng

Sawah”, skripsi ini ditulis oleh Bandar Robi Attamimi,

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan

Manajemen Dakwah tahun 2014. Skripsi ini meneliti

tentang fenomena remaja yang eksistensi nya belum

begitu optimal dalam setiap kegiatan keagamaan di

Masjid Baitul Makmur, serta bagaimana mengembangkan

Page 33: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

20

strategi dalam kegiatan keagamaan. Persamaan dengan

skripsi yang peneliti bahas adalah sama-sama meneliti

tentang bagaimana remaja (santri) dalam mengoptimalkan

berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan. Perbedaan dengan

skripsi yang peneliti bahas adalah peneliti membahas

bagaimana kontribusi pesantren dalam mengambil

“peran” dalam suatu kegiatan yang ada.

Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Pengalaman

Agama pada Remaja di Masjid Safinatul Husna, Bambu

Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat”, skripsi ini ditulis

oleh Risqon Agung Pangestu, mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam tahun 2011. Skripsi ini meneliti tentang bagaimana

organisasi remaja masjid dalam melakukan sebuah

perubahan, untuk memajukan peranan remaja agar lebih

kreatif dan inovatif dalam kegiatan keagamaan di Masjid

Safinatul Husna. Persamaan dengan skripsi yang peneliti

bahas adalah sama-sama meneliti bagaimana remaja

(santri) dalam mengambil peran penting untuk

memajukan kegiatan keagamaan di lingkungan

masyarakat. Perbedaan dengan skripsi yang peneliti bahas

adalah peneliti tidak melakukan penelitian pada

pembahasan yang berdasarkan pengalaman melainkan

berfokus pada hal-hal yang berkenaan dalam kontribusi

dalam masyarakat.

Page 34: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

21

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah,

B. Batasan dan Perumusan Masalah,

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian,

D. Metodologi Penelitian,

E. Tinjauan Pustaka,

F. Sistematika Penulisan,

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Peranan,

B. Definisi Pesantren,

C. Definisi Tahfidz Al-Qur‟an,

D. Definisi Pemberdayaan.

E. Definisi Kelembagaan

F. Definisi Masjid

BAB III TEMUAN PENELITIAN

A. Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain,

B. Masjid Nurul Iman,

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

Page 35: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

22

A. Pendekatan dan diskusi bersama SDM masjid

B. Program Kegiatan

C. Bentuk Pelayanan

BAB V ANALISIS

A. Analisis terhadap SDM masjid

B. Analisis terhadap program dan pelayanan masjid

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 36: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

23

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Peranan

Peranan menurut (Poerwadarminta, 1995:751) adalah

“tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu peristiwa” Berdasarkan pendapat di

atas peranan adalah tindakan yang dilakukan orang atau

sekelompok orang dalam suatu peristiwa, peranan

merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan,

dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di

masyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk

kepentingan pengetahuan, keduanya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Menurut (Soerjono Soekanto, 2002: 243) Pengertian

Peranan adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek

dinamis kedudukan (status) apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia

menjalankan suatu peranan. Konsep tentang Peran (role)

menurut (Komarudin, 1994: 768) dalam buku

“ensiklopedia manajemen “ mengungkap sebagai berikut :

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh

manajemen;

2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu

status;

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau

Page 37: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

24

pranata;

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi

karakteristik yang ada

padanya;

5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Peranan menurut (Grass, Mason dan MC Eachern,

1995: 100) yang dikutip dalam buku pokok-pokok pikiran

dalam sosiologi karangan David Bery mendefinisikan

“peranan sebagai perangkat harapan-harapan yang

dikenakan pada individu atau kelompok yang menempati

kedudukan sosial tertentu.”

Namun, lain lagi pengertian peranan yang

dikemukakan oleh Soerjono Soekanto.

Ia mengatakan bahwa “peranan (role) merupakan aspek

dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai

kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan

(Soerjono Soekanto, 2002: 243).

Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang

dikenakan pada individu atau kelompok untuk

melaksanakan hak dan kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang

diharapkan masyarakat. Setiap orang memiliki macam-

macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan

hidupya.

Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan

Page 38: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

25

apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-

kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat

kepadanya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil

pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh

mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang

usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran

mengenai hubungan 2 (dua) variabel yang merupakan

hubungan sebab akibat.

Menurut Soerjono (Soekanto, 2002: 243), peranan

mencakup tiga hal, yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan

dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-

peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan;

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai

organisasi;

3. Peranan yang dapat dikatakan sebagai perilaku individu

yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa

setiap individu atau kelompok yang dalam hal ini adalah

dinas perhubungan, menjalankan peranan sesuai dengan

norma-norma yang dihubungkan dengan posisi dinas

perhubungan dalam masyarakat, yang artinya

Page 39: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

26

menjalankan peranan berdasarkan peraturan-peraturan

yang membimbing dinas perhubungan dalam proses

pembangunan masyarakatnya, dalam hal ini penulis

merujuk norma hukum berupa undang- undang, peraturan

pemerintah dan peraturan daerah, dan norma sosial yang

apabila peranan ini dijalankan oleh dinas perhubungan

maka akan tercipta suatu hubungan yang memunculkan

nilai pelayanan antara dinas perhubungan dengan

masyarakatnya yang disebut dengan lingkaran sosial

(social circle), yang diikuti dengan apa yang dapat

dilakukan dinas perhubungan dalam masyarakat, dan juga

perilaku dinas perhubungan yang penting bagi struktur

sosial masyarakat. Selain itu, menurut (Soekanto, 2002:

243), pembahasan perihal aneka macam peranan yang

melekat pada individu-individu dalam masyarakat,

penting bagi hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan

apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan

kelangsungannya;

2. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu-

individu yang oleh masyarakat dianggap mampu

melaksanakannya. Mereka harus terlebih dahulu terlatih

dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya;

3. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-

individu yang tak mampu melaksanakan peranannya

sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. Karena

Page 40: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

27

mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti

kepentingan- kepentingan pribadi yang terlalu banyak;

4. Apabila semua orang sanggup dan mampu

melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan

dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.

Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa

membatasi peluang- peluang tersebut. Begitu pentingnya

peranan sehingga dapat menentukan status kedudukan

seseorang dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang

dalam masyarakat merupakan unsur statis yang

menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat.

Hal inilah yang hendaknya kita fikirkan kembali, karena

kecenderungan untuk lebih mementingkan kedudukan

daripada peranan. Hal ini juga yang menunjukkan gejala

yang lebih mementingkan nilai materialisme

daripada spiritualisme. Nilai materialisme dalam

kebanyakan hal diukur dengan adanya atribut-atribut atau

ciri-ciri tertentu yang bersifat lahiriah dan di dalam

kebanyakan hal bersifat konsumtif. Tinggi rendahnya

prestise seseorang diukur dari atribut-atribut lahiriah

tersebut. Pada penelitian ini penulis menggunakan teori

yang disampaikan oleh Poerwadarminta (1995:751),

untuk dianalisis dalam pembahasan Peranan Pesantren

Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain dalam pemberdayaan

kelembagaan Taman Pendidikan Al-Qur'an.

Page 41: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

28

B. Pengertian Pesantren

Menurut asal katanya pesantren berasal dari

kata ”santri” yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan

akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya

adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren

dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” (manusia

baik) dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga

kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia

baik-baik. Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah

pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia

mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan

menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga

berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang berarti ruang

tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti

tempat tinggal yang terbuat dari bamboo (Zarkasyi Amal

Fathullah, 1998: 106)

Dapat disimpulkan bahwa Pesantren yang lebih

dikenal dengan istilah pondok pesantren merupakan

tempat atau komplek bagi para santri untuk mempelajari

ilmu pengetahuan agama dan mengaji kepada seorang kiai

atau guru ngaji, pada umumnya tempat tersebut berbentuk

sebuah asrama atau kamar-kamar kecil dengan kondisi

bangunan apa adanya, menunjukkan kesederhanaan.

(Noerhayati Anin, 2010: 47) mengutip pandangan

Soegarda Poerbakawatja bahwa pesantren berasal dari

kata santri yaitu seseorang yang belajar agama Islam,

Page 42: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

29

sehingga pesantren dapat diartikan sebagai tempat orang

berkumpul untuk belajar agama Islam.

Dari banyaknya pengertian-pengertian yang ada,

dapat dipahami bahwa pesantren merupakan suatu

lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari

ilmu-ilmu keagamaan (tafaqquh fi al-dîn) dengan

menekankan pada pembentukan moral para santri dengan

harapan santri tersebut dapat mengamalkannya, berbekal

bimbingan seorang kiai dan menjadikan kitab kuning

sebagai sumber primer, tak lupa masjid yang menjadi

pusat kegiatan. Pada penelitian ini penulis menggunakan

teori yang disampaikan oleh (Noerhayati Anin 2010: 47),

untuk dianalisis dalam pembahasan Peranan Pesantren

Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain dalam pemberdayaan

kelembagaan Taman Pendidikan Al-Qur'an.

C. Pengertian Tahfidz Al-Qur’an

Tahfidz Qur‟an terdiri dari dua suku kata, yaitu

Tahfidz dan Qur‟an, yang mana keduanya mempunyai arti

yang berbeda. yaitu tahfidz yang berarti menghafal.

Menghafal dari kata dasar hafal yang dari bahasa arab

hafidza-yahfadzu-hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu

selalu ingat dan sedikit lupa. Sedangkan menurut (Abdul

Aziz Abdul Rauf, 2004: 49) definisi menghafal adalah

“proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau

mendengar.”

Al-Qur‟an itu ialah kitab suci yang diwahyukan Allah

Page 43: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

30

SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan

petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya,

menurut harfiah, Qur‟an itu berarti bacaan (Nasrudin

Razak, 1997: 86).

Kalam Allah SWT, yang disebut “Al-Qur‟an” itu

hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena

kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi-Nabi

yang lain seperti Taurat diturunkan kepada Nabi Musa,

Injil Nabi Isa, Zabur Nabi Dawud, namun selain itu semua,

ada juga kalam Allah SWT, yang tidak disebut dengan Al-

Qur‟an sebagaimana yang telah diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW, bahkan orang yang membacanya pun

tidak dianggap sebagai ibadah, yaitu yang disebut dengan

hadits Qudsi (Mujadidul Islam Mafa, Jalaluddin Al-Akbar,

2010: 14). Pada penelitian ini penulis menggunakan teori

yang disampaikan oleh (Abdul Aziz Abdul Rauf, 2004),

untuk dianalisis dalam pembahasan Peranan Pesantren

Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain dalam pemberdayaan

kelembagaan Taman Pendidikan Al-Qur'an.

D. Pengertian Pemberdayaan

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemerkuasaan

(empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau

keberdayaan). Karena ide utama pemberdayaan

bersentuhan dengan kemampuan untuk membuat orang

lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka.

Dijelaskan bahwa pemberdayaan memiliki makna

yang sama dengan kekuasaan. Ide utama dari

Page 44: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

31

pemberdayaan sendiri berkaitan erat dengan kemampuan

dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa-

apa saja yang diinginkan apapun yang mereka sukai.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk membuat

orang lain bebas melakukan apa yang disukai nya

merupakan suatu bentuk kekuasaan.

Pemberdayaan menurut (Suhendra, 2006: 74-75)

adalah “suatu kegiatan yang berkesinambungan dinamis

secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi

yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua

potensi”.

Makna dari kutipan Suhendra tersebut adalah bahwa

pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

seluruh potensi-potensi yang ada/ yang dimilki.

Selanjutnya, seperti dikutip oleh (Suhendra, 2006),

pemberdayaan menurut Jim Ife adalah “meningkatkan

kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung

(empowerment aims to increase the power of

disadvantage)”.

Seperti pada kutipan sebelumnya, dijelaskan bahwa

pemberdayaan merupakan suatu kekuasaan, Jim Ife

sendiri mengatakan bahwasanya mereka-mereka yang

kurang beruntung dalam meningkatkan potensinya, dapat

memiliki kekuasaan yang penuh sebab oleh adanya

pemberdayaan.

Menurut (Moh. Ali Aziz dkk, 2005: 169)

pemberdayaan adalah sebuah konsep yang fokusnya

adalah kekuasaan. Pemberdayaan secara substansial

merupakan proses memutus (breakdown) dari hubungan

antara subjek dan objek.

Dapat ditela‟ah secara seksama, bahwasanya fokus

pada pemberdayaan adalah kekuasaan. Terlepas dari ada

atau tidaknya hubungan antara subjek dengan objek,

sudah sepatutnya esensi dari pemberdayaan adalah

Page 45: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

32

menguasai objek, dengan tujuan agar objek mampu untuk

menjadi mandiri dalam memenuhi kesejahteraan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa pemberdayaan adalah suatu usaha atau upaya yang

dilakukan untuk mengembangkan kemampuan serta

kemandirian individu ataupun masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan. Setelah memahami definisi dari

pemberdayaan, selanjutnya akan dibahas mengenai

definisi pemberdayaan masyarakat menurut para ahli.

Artinya bahwa masyarakat perlu memenuhi

kebutuhannya, kebutuhan itu dapat dicapai dengan

menggali potensi yang masyarakat miliki, sehingga

terciptalah kemandirian untuk memenuhi kebutuhan. Dan

potensi tersebut dapat dimiliki oleh adanya pengupayaan

untuk menggali atau mempelajari potensi melalui

pengembangan masyarakat.

Menurut (Sumaryadi, 2005) pemberdayaan

masyarakat adalah “upaya mempersiapkan masyarakat

seiring dengan langkah memperkuat kelembagaan

masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan

sosial yang berkelanjutan”.

Ini berarti bahwa keadilan sosial yang memiliki nilai-

nilai positif, yang ada dalam tatanan masyarakat dapat

dicapai melalui sistem kelembagaan yang telah

dipersiapkan dengan baik melalui pelatihan-pelatihan

kemandirian (pengembangan masyarakat).

Menurut (Widjaja, 2003: 169) pemberdayaan

masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan

potensi yang dimiliki masyarakat sehingga masyarakat

dapat mewujudkan jati diri harkat dan martabatnya secara

maksimal untuk bertahan dan mengembangkan diri secara

mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama dan

budaya.

Page 46: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

33

Diperjelas kembali bahwa pada dasarnya inti dari

pemberdayaan adalah menaungi masyarakat untuk

meningkatkan kesejahteraan nya (dalam segi apapun)

dengan menggali kemampuan/potensi yang masyarakat

miliki.

(Abu Huraerah, 2008: 87) mengatakan bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dalam

bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut

community self-reliance atau kemandirian. Dalam proses

ini masyarakat didampingi untuk membuat analisis

masalah yang dihadapi, dibantu untuk menemukan

alternatif solusi masalah tersebut, serta diperlihatkan

strategi memanfaatkan berbagai kemampuan yang

dimiliki.

Abu Huraerah disini berupaya menekankan bahwa

inti dari adanya pemberdayaan adalah sebuah

proses/tahapan dalam mengusahakan masyarakat untuyk

menganalisa apa-apa saja yang menjadi masalah, setelah

itu diberikan jalan keluar/solusi berupa strategi, dengan

melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori yang

disampaikan oleh (Widjaja, 2003), untuk dianalisis dalam

pembahasan Peranan Pesantren Tahfidz Al-Qur'an

Qiblatain dalam pemberdayaan kelembagaan Taman

Pendidikan Al-Qur'an.

E. Pengertian Kelembagaan

Menurut Veblen, kelembagaan adalah sekumpulan

norma dan kondisi-kondisi ideal (sebagai subyek dari

perubahan dramatis) yang direproduksi secara kurang

sempurna melalui kebiasaan pada masing-masing generasi

individu berikutnya (Yustika, 2013: 43). Dengan

demikian kelembagaan berperan sebagai stimulus dan

petunjuk terhadap perilaku individu. Dalam hal ini,

keinginan individu (individual preferences) bukanlah

Page 47: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

34

faktor penyebab fundamental dalam pengambilan

keputusan, sehingga pada posisi ini tidak ada tempat

untuk memulai suatu teori.

Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti

aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk

membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan

yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Ruttan

dan Hayami: 1984) dalam repository UMY.

Menurut pandangan ahli kelembagaan rentang

alternatif manusia ditentukan melalui struktur

kelembagaan. Kelembagaan hadir di masyarakat karena

kondisi masyarakat dipenuhi oleh berbagai aturan, untuk

mengatur perilaku manusia maka kelembagaan sebagai

media atau wadah dalam membentuk pola-pola yang telah

mempunyai kekuatan yang tetap dan aktivitas guna

memenuhi kebutuhan harus dijalankan melalui pola yang

ada di kelembagaan. Melalui kelembagaan yang dibuat

untuk mengatur terhadap pola perilaku dan pemenuhan

kebutuhan manusia, maka keberadaan kelembagaan akan

memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teori yang

disampaikan oleh (Ruttan dan Hayami, 1984), untuk

dianalisis dalam pembahasan Peranan Pesantren Tahfidz

Al-Qur'an Qiblatain dalam pemberdayaan kelembagaan

Taman Pendidikan Al-Qur'an.

F. Pengertian Masjid

Pengertian masjid ditinjau dari segi etimologi

berasal dari kata “masjid” yang merupakan kosakata dari

bahasa Arab yaitu lafad “sajada” yang memiliki akar kata

s-jd yang bermakna “sujud atau menundukkan kepala

hingga dahi menyentuh tanah” (Ibn Manzhur, 1976: 234).

Kata masjid merupakan kata jadian dari akar kata aslinya

yang merupakan kata benda “sajdan”.

Page 48: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

35

Kata sajdan ini berupa isim makan yaitu kata

benda yang menunjukkan tempat. Dengan demikian

masjid adalah tempat sujud atau tempat menundukkan

kepala hingga ke tanah sebagai ungkapan ketundukkan

penuh kepada Allah SWT (Dr. H. Asep Usman Ismail,

M.A dan Drs. Cecep Castrawijaya, M.M, M.A, 2010: 1).

Secara kebahasaan, kata masjid tergolong ke

dalam kategori “sima‟i”, sebuah bentuk kata yang

harakatnya menyalahi kaidah gramatika bahasa Arab.

Kata masjid semestinya memiliki bacaan “masjad” bukan

“masjid” karena menunjukkan tempat dan mengikuti

wazan “maf‟alun” bukan “maf‟ilun” (Ibn Aqil, Al-Fiyah

Ibn Malik, 1971: 132). Pengertian etimologi tersebut di

atas tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan

pengertin terminologi, dimana masjid didefinisikan

sebagai tempat shalat Jum‟at dalam konteks ke-

Indonesiaan yang memiliki bangunan fisik besar seperti

yang dikenal masyarakat muslim Indonesia. Definisi

masjid seperti ini, pada gilirannya menimbulkan salah

persepsi pada sebagian besar masyarakat muslim

Indonesia, sehingga mereka membeda-bedakan antara

tempat shalat berbentuk masjid dengan tempat shalat

berbentuk mushalla. Padahal, keduanya merupakan

tempat sujud yang dapat digunakan untuk shalat lima

waktu dan shalat Jum‟at.

Masjid adalah rumah Allah SWT yang dibangun

sebagai sarana bagi umat Islam untuk mengingat,

mensyukuri dan menyembah Allah SWT dengan baik.

Selain itu, masjid juga merupakan tempat melaksanakan

berbagai aktifitas amal shaleh, seperti tempat

bermusyawarah, pernikahan, benteng dan strategi perang,

mencari solusi permasalahan yang terjadi di tengah-

tengah umat dan sebagainya. Masjid dapat diumpamakan

dengan kolam-kolam spritual yang membersihkan segala

bentuk dosa, noda dan bekas-bekas kelengahan seorang

hamba (Yusuf Al-Qaradhawi, 2000: 8).

Page 49: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

36

Sedangkan secara umum Masjid adalah tempat

suci umat islam yang berfungsi sebagai tempat ibadah,

pusat kegiatan keagamaan, dan kemasyarakatan yang

harus dibina, dipelihara dan dikembangkan secara teratur

dan terencana. untuk menyemarakan siar islam,

meningkatkan semarak keagamaan dan menyemarakan

kualitas umat islam dalam mengabdi kepada allah,

sehingga partisipasi dan tanggung jawab umat islam

terhadap pembangunan bangsa akan lebih besar

(Syahruddin, Hanafie, Abdullah abud, 1986: 339).

Dengan demikian, masjid merupakan tempat orang

berkumpul dan melakukan shalat secara berjama‟ah,

dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturahmi di

kalangan kaum muslimin. Di masjid pulalah tempat

terbaik untuk melangsungkan shalat jum‟at. Masjid

merupakan tempat ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah

tempat ibadah yang dikhususkan untuk shalat dan I‟tikaf

semata. Masjid menjadi pusat kegiatan positif kaum

muslimin dan bermanfaat bagi umat. Dari sanalah

seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya,

baik dari segi din (agama), ekonomi, politik, sosial, dan

seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para pendahulunya

memfungsikan masjid secara maksimal.

Page 50: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

37

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Tahfidz Al-Qur’an Qiblatain

1. Sejarah

Qiblatain merupakan nama salah satu masjid yang

berada di Saudi Arabia, kebetulan pendiri Pesantren

Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yaitu bapak Muammar

Khadafi menempuh pendidikan S1 di Universitas

Islam Madinah, di mana saat menempuh pendidikan

tersebut, beliau bertempat tinggal dekat dengan masjid

Qiblatain dan sering melaksanakan shalat di masjid

tersebut. Terinspirasi dari masjid tersebutlah nama

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an yang beliau dirikan.

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an ini didirikan atas inisiatif

pribadi beliau, sebab beliau merasa bahwa masjid

yang ada di lingkungan tempat tinggalnya perlu untuk

“diramaikan”. Setelah resmi dibuat Pesantren Tahfidz

Al-Qur‟an Qiblatain memiliki santri generasi pertama

berjumlah delapan orang.

2. Visi

Mencetak Da‟i muda yang Rabbani, serta menjadi

mampu imam dan pengajar Al-Qur‟an yang

berakhlaqul karimah.

3. Misi

Mencetak generasi muda agar mencintai Al-

Page 51: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

38

Qur‟an melalui program tahsin dan tahfidz, mencetak

generasi muda agar memahami bahasa Al-Qur‟an

melalui program bahasa arab, mencetak generasi

muda agar berakhlaq Al-Qur‟an, Hadits, dan Dirasah

Islamiyyah, mencetak generasi muda agar memiliki

kemandirian dan keterampilan melalui training-

training life skill.

4. Tujuan

Membentuk generasi yang mahir dalam membaca

Al-Qur‟an, mempelajarinya, mengamalkannya,

mendakwahkannya, dan memperjuangkannya dalam

segala sendi kehidupan, membina lingkungan yang

kondusif untuk pembentukan generasi rabbani,

mempersiapkan kader/generasi hafidz untuk bisa

meneruskan estafet perjuangan risalah Rasulullah

SAW, mengintegrasikan kandungan Al-Qur‟an dalam

pola hidup generasi penerus sehingga tercipta insan

cendekia yang beramal ilmiah dan berilmu amaliah

serta berakhlaqul karimah, upaya membumikan Al-

Qur‟an dalam konteks zaman sekarang, mencetak para

pengajar Al-Qur‟an yang profesional, membentuk dan

membina masyarakat Qur‟ani.

5. Identitas

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain sebagai

pencetak generasi penghafal Al-Qur‟an telah terdaftar

di Menkumham.

Page 52: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

39

6. Struktur Kepengurusan

Tabel 1. Struktur Pengurus Pesantren

Sumber: diolah oleh peneliti

7. Keuangan

Keuangan Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain

berasal dari donatur, bpk Muammar yang juga

berprofesi sebagai pembimbing bagi haji umrah

terkadang mengirimkan pesan ke beberapa jama‟ah

untuk turut membantu, termasuk masyarakat

Ketua/Pimpinan Pondok

H. Muammar Khadafi, Lc, MA.

Sekretaris

Syamsuri (Perum Mekarsari, Rt 02)

Bendahara

Adnan (Kp. Tipar, Rw 07)

Pembimbing

Ikhwan: Ust.Azmi, Ust.Qaf, dan Ust.Ardas

Akhwat: Ustdzh.Annisa Nur Azizah, dan

Ustdzh.Rina

Santri

Ikhwan Akhwat

Renaldy

Jourdan

Al Hasan

Feri Arianto

Muh. Yusuf

Husein

Muh. Supian

Aristan

Hauzan Ariq

Muhammad Azroi Muhammad

Faiz

Andini Masyitoh

Megawati Marwan

Tri Arinda Suri

Siska Maya Astuti

Ayu Andira

Ratna Sari

Najaah

Hamidah

Sri Dewi Lestari

Fadhal Rizkiya

Aufa Dinillah

Syopuro Ali Asni D

Page 53: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

40

lingkungan mekarsari yang percaya pada Pesantren

Tahfidz Al-Qur‟an pun turut ikut membantu

keuangan.1

8. Sarana dan Prasarana

Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain memiliki: empat

rumah (tiga kontrak dan satu pinjaman), fasilitas

olahraga memiliki fasum fasilitas lapangan Muhajirin

di Rt01, peralatan untuk latihan memanah, tempat

penyewaan untuk futsal serta kolam berenang di

perum wisma harapan.

9. Program Pendidikan

Satu tahun bersama bapak Muammar, satu tahun

melancarkan hafalan (satu kali duduk 30 Juz), setelah

dua tahun di kuliahkan program beasiswa S1

(beasiswa 100%), empat tahun ke depan pesantren ikat.

B. Masjid Nurul Iman

1.Sejarah

Masjid Nurul Iman memulai pembangunan nya

pada tahun 1990, dan menyelesaikan pembangunan nya

pada tahun 1991. Biarpun telah dibangun, keadaan saat itu

masih lah minim berbagai fasilitas, bahkan sebagian

wilayah masjid masih beralaskan tanah. Sekian waktu

setelah berangsur-angsur dengan baik, masjid ini akhirnya

memiliki saran taman pendidikan Al-Qur‟an pada tahun

1992. Jama‟ah awal-awal pada saat itu hanya ada sekitar

Page 54: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

41

tujuh sampai sepuluh orang saja (satu shaff). Bapak

Yunani, yang merupakan seorang marbot masjid pertama

kali datang pada tahun 1994. Saat itu fungsi marbot masih

sangat mendetail hingga mencakup muadzin dan imam,

tidak seperti sekarang yang bisa membebaskan siapa saja

untuk bisa mengumandangkan adzan, dan memimpin

ibadah shalat lima waktu.

2.Tujuan

Tujuan tertentu atau tujuan khusus memang tidak

ada, sama seperti masjid pada umum nya, kegunaan

paling penting dengan adanya masjid nurul iman adalah

untuk mengumpulkan jama‟ah Rw 017. Di samping itu,

perumahan pondok Mekarsari permai hanya memiliki tiga

wilayah RW, yang memiliki masjid hanya satu wilayah

saja (diluar Rw 017), karena itu lah di tiap Rw dibangun

juga masjid, agar jama‟ah tidak terlalu jauh mendatangi

masjid di Rw yang lain. Dan tujuan yang terakhir adalah

untuk mengenalkan masyarakat pada ilmu-ilmu Sunnah.

3. Identitas

Tanah masjid nurul iman, merupakan tanah yang

awalnya merupakan bagian dari rawa (di sekitar

perumahan memang terdapat rawa). Tanah rawa tersebut

di keruk dan dibangun menjadi masjid. Sampai sekarang

yayasan masih mengurus IMB, sebab pemerintah tidak

memberikan surat pinjaman, dan tidak boleh di

komersilkan.

Page 55: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

42

4. Struktur Kepengurusan

Gambar 1. Struktur Pengurus DKM

Sumber: dokumen masjid nurul iman

5. Keuangan

Infaq dan shadaqah selalu di lakukan oleh warga,

khususnya ketika kajian shubuh sabtu minggu di

laksanakan. Donatur yang diberikan oleh warga umum

nya di gunakan sebagai pembangunan atau perluasan

wilayah masjid. Untuk TPA sendiri termasuk salah satu

dana yang dibantu dari jama‟ah. Orangtua dari peserta

didik pun dengan sukarela memberikan infaq pada guru.

Page 56: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

43

Donatur yang di salurkan ke masjid pun nanti nya akan

digunakan pula untuk membiayai TPA.

6. Program

Masjid nurul iman memiliki beberapa program,

yaitu :

a)Pengajaran ilmu tajwid,

b)Pengajaran tahsin dan tahfidz

c)Remaja Masjid (mengadakan agenda rutin di bulan

ramadhan)

Page 57: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

44

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

A. Pendekatan dan Diskusi bersama SDM Masjid

Sebelum melakukan pemberdayaan pada masyarakat,

Pesantren melakukan pendekatan kepada masyarakat terlebih

dahulu.

Bapak Muammar selaku pemimpin Pesantren Tahfidz Al-

Qur‟an Qiblatain melakukan pendekatan pada pihak

masyarakat melalui diskusi bersama yang dilakukan saat

beliau mengisi pengajian di lingkungan Perumahan Pondok

Mekarsari Permai. Beliau menjelaskan visi, misi, dan tujuan

kegiatan pemberdayaan sampai mendapat persetujuan dari

masyarakat karena dianggap kegiatan pemberdayaan tersebut

memiliki maksud dan tujuan yang jelas.

Berikut paparan dalam kegiatan pendekatan terhadap pihak-

pihak yang berkepentingan di Perumahan Pondok Mekarsari

Permai.

1. Bapak Muammar sendiri selaku pengelola pesantren

melakukan perizinan program pemberdayaan kepada pihak

pengurus perumahan pada tahun 2017.

2. Ketua RW mengizinkan adanya program tersebut di

perumahan ini dengan alasan beliau merasa kegiatan yang

nanti nya akan dilakukan tentu sangat bermanfaat khususnya

bagi warga yang memeluk agama Islam, selian itu ketua Rw

juga meminta pada pengelola agar dapat konsisten dalam

Page 58: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

45

membawa dampak dampak yang positif terhadap lingkungan

perumahan.

3. Untuk Ketua RT sendiri, beliau menyetujui adanya

program pemberdayaan tersebut, dalam diskusi yang

dilakukan.

4. DKM dalam hal ini berharap agar nanti nya santri dapat

dilibatkan dalam kepanitiaan masjid, serta berharap kegiatan

keagamaan yang dilakukan akan membuat cita-cita untuk

meramaikan masjid tercapai.

5. Untuk Ketua dari remaja masjid sendiri, karena pada saat

itu kebetulan remaja masjid pun baru resmi terbentuk, ketua

remaja masjid tentu sangat menyetujui adanya program

pemberdayaan ini, dengan harapan kedepannya bisa saling

bekerja sama dalam program kegiatan-kegiatan keislam-an.

6. Pembina dalam pesantren sendiri melakukan pendekatan

pada santri, guna mengajarkan kepada mereka bagaimana

cara untuk menarik hati pengurus dalam perumahan tersebut,

yang nantinya apabila pengurus telah memahami program-

program yang di sampaikan, seiring berjalan nya waktu

pengurus akan mensosialisasikan tentang program yang

disampaikan oleh santri. Dengan begitu akan memudahkan

kedekatan antara pesantren dengan pihak masyarakat sekitar.

Pembina disini mengontrol dengan baik bagaimana santri

melakukan sosialisasi, sebab tugas utama pembina dalam

mengenalkan pesantren adalah mengajarkan santri tentang

tekhnik berkomunikasi yang baik, tentunya pengajaran yang

Page 59: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

46

dilakukan tetap berkesesuaian dengan koridor yang telah di

amanatkan oleh pengelola pesantren yaitu bapak Muammar.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan berbagai kegiatan

yang disepakati bersama antara pihak yang memberdayakan

dengan yang diberdayakan.

Pada pendekatan yang dilakukan oleh bapak Muammar,

beliau menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan

pemberdayaan berbasis agama. Juga mengajak masyarakat

untuk berdiskusi bersama tentang apa apa saja program

kegiatan yang sekiranya akan dicanangkan untuk

memberdayakan masyarakat.

Diskusi bersama yang dilakukan untuk menemukan

program kegiatan seperti apa yang akan dilakukan oleh

pesantren, berikut berbagai pernyataan atas program kegiatan

pemberdayaan yang telah didiskusikan:

1. Pihak RW sendiri hanya memberikan sebuah amanat agar

santri mampu membimbing dengan baik generasi penerus

baik anak-anak maupun remaja, dengan harapan agar generasi

penerus ini dapat membaca dan mengenal lebih jauh tentang

Al-Qur'an, serta meningkatkan ketaqwaan nya pada Allah

SWT.

2. Pihak RT sendiri menginginkan kegiatan yang tentunya

berkenaan dalam jalur kegiatan keagamaan. Pihak RT

menginginkan adanya program belajar mengaji.

3. DKM hanya merekomendasi agar kegiatan yang

berlangsung antara santri dengan remaja masjid kedepan nya

Page 60: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

47

dapat dijalankan, sehingga nantinya dapat terwujud

kolaborasi yang luar biasa.

4. Ketua dari remaja masjid sendiri merekomendasi kegiatan

sosial bersama antara remaja masjid dengan santri-santri yang

ada demi meningkatkan kedekatan untuk sama-sama

mencapai target dalam menghidupkan masjid.

5. Pembina sendiri dalam diskusi tersebut sempat

menyuarakan pendapat nya mengenai program kegiatan

mengajarkan tentang Al-Qur'an, pembina berkata nantinya

apabila santri telah menguasai ilmu yang diberikan dalam

pembinaan, diharapkan santri dapat mengaplikasikan ilmu

tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan.

B. Program Kegiatan

Diskusi yang dilakukan sebelumnya, menghasilkan

berbagai ide kegiatan pemberdayaan. Hasil dari penelitian

tersebut disepakati beberapa program kegiatan.

Pada paparan sebelumnya telah dijelaskan bahwa

program-program yang dicanangkan merupakan kesepakatan

antara bapak Muammar selaku pemimpin pesantren dengan

pihak masyarakat. Program yang dicanangkan adalah

program yang cenderung berkonsentrasi pada pengajaran

tentang Al-Qur'an. Program mengajar tersebut terbagi

menjadi tiga jenis materi yaitu ilmu tajwid, tahsin, dan tahfidz.

Selain itu ada pula program kegiatan tahunan yang ada di

bulan Ramdhan.

Page 61: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

48

Berikut penulis paparkan bentuk kegiatan apa saja yang

telah disetujui dalam diskusi yang telah dilakukan pihak

pesantren dengan pengurus dalam Perumahan Pondok

Mekarsari Permai

1. Ilmu Tajwid : Mempelajari berbagai hukum-hukum

bacaan di dalam Al-Qur'an

2. Tahsin : Mengimplementasi kan ilmu yang telah di

pelajari lewat materi ilmu tajwid

3. Tahfidz : Menghafal Al-Qur'an

4. Ramadhan : Program memperdalam isi kandungan Al-

Qur'an

Dalam merealisasikan sebuah program diperlukan

perencanaan-perencanaan terlebih dahulu agar kegiatan dapat

berjalan dengan baik.

Dalam hal ini, kegiatan mengajar Al-Qur'an yang

memerlukan perencanaan terlebih dahulu ialah program

kegiatan yang berada di bulan Ramadhan. Untuk

keberlangsungan program ramadhan, pihak pesantren dan

pihak masyarakat khusus nya remaja melakukan diskusi

perencanaan. Biasanya dilakukan kira-kira sebulan sebelum

bulan ramadhan datang. Diskusi perencanaan ini dilakukan

secara aktif setidaknya satu kali dalam seminggu, sampai

pada puncak nya nanti diadakan rapat sehari sebelum kegiatan

acara berlangsung. Dari diskusi yang dilakukan tentu

menghasilkan panitia-panitia yang dihasilkan dari kolaborasi

antara pesantren dengan remaja, dalam tugasnya untuk

mensukseskan jalannya acara.

Page 62: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

49

Berikut adalah pemaparan mendetail dari perencanaan-

perencanaan yang dibuat apabila pihak pesantren akan

menyelenggarakan program kegiatan pada bulan Ramadhan

berkesesuaian dengan apa yang telah disepakati

1. Tentunya sebelum melaksanakan kegiatan pengelola

pesantren akan memberikan amanat nya pada pembina untuk

memantau kegiatan santri dalam keaktifannya pada kegiatan

yang akan dilaksanakan.

2. Santri dimasukkan dalam program kepanitian kegiatan

oleh pihak DKM maupun remaja masjid, disinilah

pembentukan struktur keorganisasian dibuat.

3. Sebelum kegiatan berlangsung, maka kepanitiaan akan

memberlangsungkan rapat dalam waktu yang cukup lama

4. Setelah diskusi dirasa cukup menemukan hasil, maka

masing-masing akan melakukan persiapan kegiatan nya

sesuai dengan tugas yang telah diberikan (biasanya dilakukan

sebulan sebelum kegiatan diadakan).

5. Jika telah selesai, maka tahapan yang terakhir adalah

sehari sebelum kegiatan semua pihak melakukan rapat

kembali untuk membahas perangkat kegiatan, sekaligus

melakukan gladi resik.

C. Bentuk Pelayanan

Berikut nya adalah penggambaran saat program kegiatan

di lakukan, tentunya setiap kegiatan pasti memiliki hambatan-

hambatan tertentu, namun sejauh ini alhamdulillah pesantren

Page 63: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

50

dalam menjalankan kegiatan nya terbilang selalu

sukses/lancar, berikut akan di paparkan bentuk gambaran

kegiatan yang dilakukan oleh pesantren:

1. Dalam kegiatan ramadhan, yang notabene melibatkan

antara pihak pesantren dengan remaja atau anak anak, umum

nya kegiatan ramadhan ini menitik beratkan kegiatan nya

pada hal-hal yang berkenaan dengan Al-Qur'an (tadarus)

dengan tujuan memanfaatkan waktu dengan baik bulan yang

suci ini, disamping itu mempelajari lebih jauh bagaimana isi

kandung yang terdapat didalam kitab suci Al-Qur'an

2. Dalam kegiatan belajar mengajar tahsin dan tahfidz,

dilaksanakan setiap Senin, Rabu, dan Jum'at, selepas shalat

maghrib. Pembina senantiasa mengontrol santri dalam

melakukan program mengajar, pembina selalu mengingatkan

santri agar senantiasa disiplin dalam mengajar dengan

harapan santri pun dapat sigap sesuai dengan amanah yang

diberikan oleh pembina, sistem tahfidz dan tahsin sendiri

adalah menerima setoran hafalan maupun bacaan Al-Quran,

santri senantiasa membenarkan bacaan, memberikan edukasi

yang benar, memberikan nasihat, dan memberikan metode-

metode yang baik dalam membaca maupun menghafal Al-

Qur'an, timbal balik terhadap santri adalah santri memiliki

gambaran yang positif dari masyarakat atas apa yang mereka

lakukan melalui program ini, dan berhasil mencapai apa yang

di inginkan oleh warga untuk meramaikan kegiatan yang ada

di masjid.

Page 64: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

51

3. Dalam kegiatan pembelajaran ilmu tajwid, dilaksanakan

setiap Senin sampai Kamis pukul 07:30-09:30 dan 15:30-

16:30. Baik pengelola pesantren maupun pembina akan aktif

memberikan pengarahan pada santri, agar santri baik dalam

menjalankan tugas nya, biasanya pengarahan dilakukan lebih

kepada hal hal yang berkenaan dengan pendekatan saat

mengajar supaya peserta didik bisa merasa nyaman dan

mudah memahami dalam mempelajari hukum-hukum bacaan

Al-Qur'an.

Dalam sebuah program kegiatan diperlukan pengoreksian

diri yang disebut dengan evaluasi, guna memperbaiki hal

yang tidak berkesesuaian agar program kegiatan berjalan

lebih baik lagi. Pesantren memonitoring hasil dari apa yang

mereka bina terhadap masyarakat. Pengevaluasian ini

tertuang dalam salah satu kegiatan santri yaitu khalaqah,

dalam khalaqah tersebut terdapat pembahasan tentang

bagaimana interaksi pihak pesantren dengan peserta didik,

pembahasan tersebut diakhiri dengan perbaikan daripada

kekhilafan yang sekiranya diperbuat oleh pihak pesantren.

Pada kesempatan lain, terdapat kegiatan rutin khusus

untuk mengevaluasi diri, kegiatan ini dilakukan selama dua

pekan, kegiatan ini membahas persoalan-personal antara

pengelola pesantren, pembina, santri, dan tentunya hubungan

dengan masyarakat, pembahasan ini dilakukan dengan

mengeluarkan pendapat masing-masing yang nantinya akan

mengerucut pada sebuah solusi.

Page 65: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

52

Penggambaran bentuk evaluasi dalam setiap program

kegiatan adalah sebagai berikut setelah program Ramadhan

dijalankan, pihak pesantren akan melakukan evaluasi bersama

guna untuk saling mengoreksi diri terhadap program yang

telah dijalankan. Hal ini bertujuan pihak pesantren diharapkan

bisa menjadi lebih baik lagi dalam mensukseskan jalan nya

program-program acara yang telah dicanangkan.

Begitupun program tahsin, tahfidz, dan ilmu tajwid

apabila telah selesai dilaksanakan, dilakukan evaluasi diantara

para pengajar. Apakah dalam pengajaran yang dilakukan

sudah baik atau belum. Karena dengan penilaian tersebut

nantinya menjadi bahan pembelajaran agar pengajar lebih

termotivasi lagi dalam giat mengajar.

Setelah melakukan evaluasi, dapat di lihat apa saja

dampak yang diterima oleh peserta didik. Dampak ini

menjadi tolak ukur untuk menilai minat atau tidak nya

terhadap program kegiatan yang diberikan.

Pesantren melakukan tolak ukur keberhasilan terhadap

program kegiatan yang telah dilakukan. Pembina melihat dari

hasil program yang berjalan, apakah program tersebut terus

berjalan atau tidak, jika iya maka tentu dapat dikatakan

berhasil, disisi lain melihat peserta yang mengikuti kegiatan,

apakah mempunyai dampak dalam mengamalkan ilmu nya

atau tidak, jika iya maka dapat dikatakan berhasil. Namun

apabila ada beberapa masyarakat yang dirasa tidak berhasil,

maka pihak pesantren pun akan memperbaiki bagaimana pola

pendekatan, seperti mengajak diskusi apa yang menyebabkan

Page 66: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

53

mereka kesulitan dalam program yang merek ikuti tersebut,

tentunya ini pun menjadi evaluasi pribadi bagi pesantren.

Pengevaluasian ini khususnya berlaku dalam program

mengajar tahfidz, tahsin, dan ilmu tajwid. Seperti yang telah

dijelaskan tolak ukur yang dilakukan adalah melihat apakah

peserta yang diajarkan berkembang atau tidak. Apabila dirasa

tidak berhasil, maka dilakukan pendekatan secara pribadi

guna menggali apa saja kesulitan yang dialami dengan

harapan agar peserta dapat konsisten menjalani program

kegiatan yang telah dilaksanakan.

Di sisi lain pesantren sendiri melihat tolak ukur

keberhasilan apabila peserta terlihat tertarik bahkan

bersemangat dalam menjalani kegiatan, santri memiliki

pandangan bahwa apabila peserta telah tertarik bahkan

bersemangat maka kunci keberhasilan yang lain adalah

pesantren itu sendiri, pesantren harus mampu melakukan

metode-metode yang meyakinkan hati peserta agar peserta

tetap memiliki sikap yang konsisten dalam menjalankan

kegiatannya.

Page 67: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

54

BAB V

ANALISIS

A. Analisis terhadap SDM Masjid

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis

lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikenal

luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi

yang efektif akan meminimalkan kelemahan danancaman.

Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini

mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu strategi

yang berhasil (Pearce Robinson, 1997: 229-230 ).

Menurut Freddy Rangkuti, analisis SWOT diartikan

sebagai : “analisa yang didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

(threats)” (Freddy Rangkuti, 2013: 19).

Berikut adalah bentuk analisis SWOT terhadap

pendekatan SDM Masjid Nurul Iman

1. Kekuatan

a. Mampu menjadikan masjid Nurul Iman sebagai masjid

yang cukup aktif memberdayakan masyarakat

b. Menjadi rekomendasi warga yang kurang mampu untuk

mendatangi setiap bengtuk kegiatan yang diadakan oleh

masjid, sehingga tercipta masjid yang ramai dengan kegiatan

2. Kelemahan

a. Kurang nya ruang atau tempat berdiskusi khusus

Page 68: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

55

b. Sedikit lambat dalam menanggapi, sehingga diperlukan

pendekatan yang cukup intens dalam melakukan kerjasama

pemberdayaan

3. Kesempatan

a. Menjadikan masjid Nurul Iman sebagai lahan dakwah

b. Menjadikan masjid Nurul Iman sebagai tempat perekrutan

jamaah baru

4. Tantangan

a. Pembangunan yang lebih luas, sesuai dengan gambaran

sejarah masjid yang selalu memperluas wilayah

b. Mempertahankan segi loyalitas jama'ah terhadap masjid

Dari bentuk penggambaran yang telah dipaparkan maka

hal ini telah berkesesuaian dengan teori masjid yang di

ungkapkan oleh Syahruddin, Hanafie, dan Abdullah abud,

yang menjelaskan bahwa masjid merupakan tempat untuk

mensyiarkan agama Islam yang bisa kita representasikan

dengan pemberdayaan, dengan tujuan memajukan umat Islam.

B. Analisis terhadap Program dan Pelayanan Masjid

1. Ilmu Tajwid

a. Latar Belakang Pembelajaran Materi Ilmu Tajwid

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan

oleh Allah Swt, pada nabi Muhammad melalui

perantaraan malaikat Jibril sebagai salah satu rahmat yang

tiada tara bagi seluruh alam semesta. AlQur‟an

memberikan pedoman serta bimbingan dalam mencapai

rahmat dan ridlo-Nya. Didalam Al-Qur'an terkumpul

wahyu Illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan

Page 69: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

56

pembelajaran bagi orang-orang yang mengimaninya,

mempelajarinya, membacanya dan mengamalkannya.

Membaca al-Qur‟an adalah salah satu ibadah dan

jembatan menuju pemahaman dan pengamalan.

Kemampuan dalam membaca tulisan Arab semata, belum

bisa dikatakan baik bagi seseorang sesuai dengan yang

diajarkan oleh Rasulullah Saw, maka dari itu dibutuhkan

ilmu untuk menuntun yaitu ilmu tajwid.

Membaca pun merupakan langkah awal untuk

dapat mengenal lebih jauh tentang Al-Qur‟an. Melalui

aktivitas membaca yang dimulai dengan membaca huruf

perhuruf, ayat per-ayat. Setiap mukmin sangat

berkeyakinan, bahwa membaca Al-Qur‟an termasuk

amalan yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala

yang berlipat ganda. Akan tetapi kategori membaca dapat

menjadi ibadah, apabila bacaannya benar dan

berkesesuaian dengan kaidah ilmu tajwid. Seseorang

tidak akan tahu apakah bacaannya itu benar atau salah,

kecuali dengan berguru dan belajar. Membaca Al-Qur‟an

tentu berbeda dengan membaca perkataan manapun,

sebab isinya merupakan perkataan-perkataan Allah yang

ayatnya disusun dengan rapih.

Pentingnya memiliki pemahaman tentang ilmu

tajwid bagi kaum muslim, dikarenakan hukum dalam

membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan kaidah (ilmu

tata baca) tajwid adalah fardzu„ain atau membaca tanpa di

Page 70: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

57

sertai kedua ilmu tersebut bacaannya hanya menjadi rusak

atau salah. Seiring dengan kewajiban akan pendidikan

dalam membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar, maka

lembaga pendidikan dituntut memberikan solusi. Oleh

karena nya Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain

memberikan materi ilmu tajwid pada lembaga Taman

Pendidikan Al-Qur'an yang ada di Perumahan Pondok

Mekarsari Permai dengan harapan peserta didik dapat

memiliki pemahaman yang tinggi serta dapat

mengaplikasikan ilmu nya ketika membaca AlQur‟an.

b. Upaya Pesantren dalam Memberikan Pemahaman

Materi Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid merupakan salah satu komponen

penting dalam literatur Al-Qur‟an. Ilmu tajwid menuntut

kita untuk mengetahui tata cara melafadzkan ayat-ayat

Allah dengan baik dan benar serta agar makna didalam

nya tetap terjaga. Namun tidak semua kaum muslim

mempunyai pemahaman yang lebih dalam penguasaan

materi tersebut. Oleh sebab itu, maka Pesantren Tahfidz

Al-Qur'an Qiblatain berupaya agar para peserta didik di

Taman Pendidikan Al-Qur'an Perumahan Pondok

Mekarsari Permai bukan hanya membaca Al- Qur‟an

tanpa disertai ilmu tajwid akan tetapi diharapkan kelak

mereka akan menjadi seorang ahli Qur‟an (takhfidz) yang

benar-benar fasih dalam membaca.

Page 71: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

58

Adapun upaya yang dilakukan oleh Pesantren

Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain dalam memberikan

pembelajaran ilmu tajwid adalah terjadwal satu minggu

empat kali tepatnya berlansung pada hari Senin sampai

Kamis jam 07:30-09:30 dan 15:30-16.30.

Selain adanya pembelajaran, pesantren juga

memiliki upaya agar pemahaman teori tersebut bisa di

aplikasikan ketika peserta didik membaca Al- Qur‟an,

pengupayaan tersebut terlihat dari adanya program tahsin.

Dari apa yang dilakukan oleh Pesantren Tahfidz

Al-Qur'an Qiblatain dalam mengajarkan pemahaman

mengenai ilmu tajwid kepada peserta didik menunjukkan

bahwa betapa pentingnya mempelajari imu tersebut.

Sebelum mendapatkan materi ilmu tajwid Pondok

Pesantren Tahfidz Al-Qur'an sendiri telah memiliki

berbagai pengalaman mendapatkan ilmu tersebut dari

latar belakang pendidikan yang mereka miliki, disamping

itu juga saat program hafalan tahfidz dilaksanakan,

pembina pesantren pun menerapkan pengajaran ilmu

tajwid ketika para santri menyetorkan hafalan nya.

Sehingga materi ilmu tajwid tersebut bukanlah hal yang

baru bagi mereka.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Materi Ilmu Tajwid

Materi ilmu tajwid sudah diajarkan sejak

berdirinya Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain,

mengingat betapa pentingnya membaca Al-Qur‟an sesuai

Page 72: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

59

dengan penggunaan kaidah ilmu tajwid. Pembelajaran

ilmu tajwid di dampingi oleh santri-santri yang terdapat

dalam Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan langkah pertama sebelum

dimulai nya proses kegiatan pembelajaran dilaksanakan,

yang tujuan nya supaya dalam proses pembelajaran

tersebut berjalan dengan sistematis sesuai dengan

prosedur. Terdapat beberapa langkah atau perencanaan

yang harus ditempuh sebelum memulai kegiatan

pembelajaran, yaitu: menentukan materi ilmu tajwid,

media pembelajaran, dan metode pembelajaran.

2. Materi Pelajaran Tajwid

Materi ilmu tajwid yang di ajarkan dalam program

Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Qiblatain adalah

mempelajari hukum-hukum yang ada dalam bacaan Al-

Qur'an seperti Idzhar, idgham, ikhfa, iklab, dll. Materi

akan disampaikan dengan sistem satu hari satu hukum

bacaan.

3. Media Pembelajaran

Media merupakan alat bantu atau pendukung yang

memiliki fungsi untuk mempermudah proses

pembelajaran dan untuk mempercepat pemahaman

peserta didik pada materi yang diajarkan. Secara umum

media yang digunakan dalam proses pembelajaran ilmu

Page 73: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

60

tajwid adalah: kitab Al-Qur‟an ketika praktek, alat tulis

dan papan tulis.

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang

digunakan oleh pengajar dalam mempermudah

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, agar tercapai tujuan

yang telah ditentukan. Secara umum metode

pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan

materi ilmu tajwid adalah ceramah. Dalam proses

pembelajaran pengajar menggunakan metode ceramah

sebab metode tersebutlah yang dirasa paling tepat dalam

memberikan pemahaman kepada peserta didik. Akan

tetapi selain ceramah, pengajar juga mempraktekkan

langsung materi yang diajarkan. Peserta didik menirukan

bacaan yang telah dipraktekkan, setelah itu pengajar

menunjuk beberapa peserta didik untuk mempraktekkan

sendiri (untuk melatih mental). Harapan dari metode

tersebut adalah peserta didik mampu menerima dengan

baik materi yang telah diajarkan.

5. Evaluasi Pembelajaran

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk

memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang

proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis

dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang

bermakna dalam pengambilan keputusan. Dalam

pembelajaran materi ilmu tajwid dilakukan bentuk

Page 74: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

61

evaluasi melalui praktek membaca, dari hal tersebut dapat

menjadi tolak ukur dalam melihat kemampuan peserta

didik. Terlepas dari hasil pembelajaran, evaluasi dari

setiap program dilakukan oelh pesantren dengan jadwal

yang telah ditetapkan, untuk menemukan solusi apabila

dirasa program kegiatan tidak berhasil.

Dari berbagai uraian di atas dapat kita Tarik

kesimpulan bahwa pembelajaran Ilmu Tajwid ini telah

berkesesuaian dengan teori:

1. Teori Pesantren (Noerhayati Anin)

dijelaskan bahwa pesantren

merupakan tempat dimana

sekelompok orang mempelajari agama

Islam. Berkesesuaian dengan uraian di

atas dimana pesantren telah

mempelajari Al-Qur‟an yang

merupakan bagian komponen penting

dalam Agama Islam

2. Teori Kelembagaan (Widjaja) dimana

pada uraian di atas telah dipaparkan

berbagai tahapan dalam mengajarkan

Al-Qur‟an. Yang mana tahapan ini

boleh kita artikan dengan sebuah

aturan (prosedur) baku yang berlaku

dalam ruang lingkung pesantren.

Page 75: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

62

2.Tahsin dan Tahfidz

a. Proses pembelajaran tahsin dan tahfidz.

Dalam proses pembelajaran tahsin dah tahfidz

yang dilakukan oleh Pesantren Tahfidz Al-Qur'an

Qiblatain, ada tiga proses yaitu : memotivasi peserta didik

sebelum menghafal Al-Qur‟ān, menyampaikan materi,

dan menyetor hafalan. Adapun tujuan dari pembelajaran

tahsin dan tahfidz adalah peserta didik dapat mempelajari

dan menghafal al-Qur‟ān dengan baik dan benar.

b. Strategi pembelajaran tahsin.

Dalam proses pembelajaran tahsin dan tahfidz,

strategi memang di butuhkan untuk memudahkan siswa

agar bisa menghafal Al- Qur‟ān dengan lancar, antara lain

sebagai berikut:

1. Peserta didik diberikan kemudahan dalam meghafal

Al-Qur‟ān yaitu teutama mulai dari surat – surat yang

pendek agar peserta didik dapat menghafal dengan baik,

untuk surat- surat yang panjang pengajar memberikan

kemudahan menghafal Al-Qur‟ān dengan cara di angsur.

2. Peserta didik boleh menghafal dengan temannya yang

sudah hafal terlebih dahulu.

3. Pengajar memberikan kelonggaran kepada peserta

didik saat menghafal Al- Qur‟ān tidak harus urut.

c. Evaluasi Pembelajaran Tahsin dan Tahfidz.

Page 76: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

63

Tujuan dari ujian pembelajaran tahsin dan tahfidz

yaitu untuk memenuhi target hafalan tahfidz. Pada

penerapan ujian yang dilaksanakan diharapkan memenuhi

target hafalan.

Dari penggambaran di atas dapat disimpulkan

berbagai hal yang dilakukan telah berkesesuaian dengan

Teori Tahfidz Al-Qur‟an (Abdul Aziz) sebab dapat dilihat

bagaimana penggambaran yang telah disampaikan bahwa

peserta didik melakukan proses pengulangan dalam setiap

hafalan supaya dapat mengimplementasikan ilmu tahfidz

dengan baik dan benar

3.Ramadhan

Adapun analisis terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam

menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an adalah sebagai

berikut:

a. Tingkat inteligensi

Tingkat intelegensi merupakan salah satu aspek

yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam

menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an. Sebab

kemampuan berfikir tiap individu tidak lah sama,

sehingga edukasi tentang intelegensi sangat diperlukan,

untuk mengoptimalkan peserta didik dalam

menyampaikan isi kandungan Al-Qur'an yang dipelajari.

b. Bimbingan

Page 77: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

64

Pembinaan atau bimbingan sangat penting

diberikan pada peserta didik dengan tujuan supaya

mereka dapat menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an

dengan baik dan benar,

c. Percaya diri

Hal ini adalah salah satu hambatan bagi peserta

didik dalam menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an.

Karena dengan timbulnya rasa tidak percaya pada

kemampuan diri dapat menyebabkan penjelasan yang

disampaikan tidak dapat difahami dengan baik.

d. Menguasai bahasa dengan baik

Dalam menjelaskan isi kandungan yang terdapat

dalam Al-Qur,an pengajar dituntut untuk mampu

menggunakan bahasa yang baik, tidak berbelit-belit dan

tidak meragukan, sebab dengan penguasaan bahasa yang

baik akan memudahkan pemahaman bagi peserta didik

dalam memahami apa yang telah disampaikan. Jadi dapat

di fahami bahwa seorang pengajar sangat dituntut untuk

menggunakan bahasa yang baik. Sebab sudah tentu ada

sebagian peserta didik yang kurang mampu memahami

penjelasan yang tekah disampaikan.

e. Motivasi

Motivasi sebagai faktor iner (bathin) berfungsi

untuk menimbulkan perbuatan-perbuatan belajar, untuk

mencapai tujuan tersebut yang menjadi penyebab adalah

Page 78: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

65

motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya,

begitu juga dalam menjelaskan isi kandungan Al-Qur‟an.

Ternyata tidak semua peserta didik memiliki semangat

atau motivasi yang tinggi dalam menjelaskan isi

kandungan Al-Qur‟an.

Berbagai faktor yang telah dijelaskan di atas

menunjukkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan

oleh pesantren telah berkesesuaian dengan teori:

1. Teori Peranan (Poerwadarminta) sebab dalam

pembahasan ini dijelaskan betul bagaimana peran besar

yang dilakukan oleh pesantren dalam memberi berbagai

faktor yang membuat maju para peserta didik

2. Teori Pemberdayaan (Widjaja) sebab dalam

pembahasan ini menggambarkan bagaiman pesantren

dengan giat nya meningkatkan kemampuan para peserta

didik dalam menggali potensi mempelajari Al-Qur‟an

Page 79: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

66

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pesantren merupakan wadah bagi para pemuda untuk

berkonsentrasi dalam menuntut ilmu agama. Umumnya

pesantren melakukan konsep isolasi terhadap masyarakat luar

dengan tujuan agar santri dalam fokus dalam melakukan

program kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak pesantren.

Dewasa ini, muncul sebuah invoasi pesantren yang

menerapkan konsep sistem berbasis masyarakat. Salah satu

yang menerapkan konsep tersebut adalah Pesantren Tahfidz

Al-Qur‟an Qiblatain di Perumahan Pondok Mekarsari Permai,

Cimanggis Depok.

Konsep bermasyarakat seperti ini akan memudahkan

santri dalam bermasyarakat. Yang perlu diketahui adalah

bahwa bermasyarakat yang dimaksud bukan hanya sebatas

pada interaksi interaksi biasa seperti mengucapkan salam atau

sekedar mengobrol saja. Konsep bermasyarakat yang

dimaksudkan adalah pesantren melakukan pemberdayaan

agama untuk masyarakat sekitar.

Program-program yang dimiliki oleh pesantren tahfidz Al-

Qur‟an Qiblatain, tentu merupakan program yang cukup

siginifikan dalam memberikan benefit dengan tujuan

menghidupkan masjid. Program kegiatan yang telah ditetapkan

ialah memberdayakan masyarakat.

Page 80: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

67

Program kegiatan tersebut terbagi menjadi beberapa

materi, yaitu: mengajarkan ilmu tajwid, mengajarkan tahsin

dan tahfidz, dan mengajarkan tentang kandungan isi Al-Qur‟an.

Dalam setiap program yang dilaksanakan, sudah tentu

terdapat berbagai macam penilaian yang positif maupun

negative. Dengan penilaian tersebut maka Pesantren Tahfidz

Al-Qur‟an Qiblatain melakukan upaya evaluasi dan melakukan

tolak ukur terhadap kegiatan yang telah berlangsung, dengan

harapan hubungan antara pesantren dengan masyarakat selalu

berjalan dengan baik.

B. Saran

1. Kepada semua pengurus Pesantren agar konsisten dalam

mempertahankan program kegiatan memberdayakan

masyarakat yang dapat mencetak peserta didik yang cerdas

dalam ilmu keislaman yang lebih luas khususnya tentang

Al-Qur‟an dan dapat menjaga ukhuwah satu sama lain

dengan lebih erat. Serta terus memperluas jaringan dakwah

agar semakin bertambah masyarakat yang merasakan

dampak keislaman dari adanya pemberdayaan tersebut.

2. Kepada para pembimbing agar terus memberi pemahaman

serta pelatihan bagi santri guna mempertahankan santri-

santri yang berkompeten dalam membina masyarakat

melalu program pesantren yaitu mengembangkan

masyarakat.

Page 81: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

68

3. Kepada warga binaan (peserta didik) agar lebih percaya diri

dalam mempelajari Al-Qur‟an supaya dapat

mengembangkan keahlian nya dalam membaca.

4. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat

mengembangkan penelitian ini untuk memperbanyak

pengetahuan mengenai bagaimana memberdayakan

masyarakat dalam basis agama sehingga mereka dapat

menjalankan kehidupan islami melalui kegiatan-kegiatan

pelatihan.

Page 82: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

69

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanuddin. (2006). Agama dalam Kehidupan Manusia:

Pengantar Antropologi Agama. Jakarta: PT. Raja

Grapindo Persada.

Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: PT RINERKA

CIPTA. Cet. Ke-2.

Ahmad, Imam. al-Kabîr. no. 853.

Allport G. W. & Ross J.M. (1967). Personal Religious

Orientation and Prejudice. Journal of Personality and

Social Psychology.

Anin, Noehayati. Kurikulum Inovasi Telaah terhadap

Perkembangan Kurikulum pendidikan Pesantren.

Yogyakarta : TERAS.

Arikunto, Syuharsimi. (2001). Manajemen Personalia dan

Sumber daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Aziz Abdul, Rauf Abdul. (2004). Kiat Sukses Menjadi Hafidz

Qur’an Da’iyah. Bandung: Pt Syaamil Cipta Media. Cet.4.

Aziz, Moh. Ali, dkk. (2005). Dakwah Pemberdayaan

Masyarakat: Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta:

PT. LKiS Pelangi Nusantara.

Berry David. (1995). Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bukhari Imam. Al Adaab Al Mufraad. Jakarta Timur: Griya Ilmu.

Et al, Yustika, Erani Ahmad. (2013). Proyeksi Ekonomi 2014

Akankah Krisis Berlanjut?. Jakarta: INDEF.

Fathullah Amal, Zarkasyi. (1998). Pondok Pesantren Sebagai

Lembaga dan Dakwah. Jakarta: Gema Insani Press.

Hamid Abdul. (2009). Ilmu Akhlak Bandung: Pustaka Cipta.

Page 83: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

70

Hayami dan Ruttan. (1984). Dilema Ekonomi Desa: Suatu

Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan

di Asia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Humam As‟ad. (1995). Buku Iqro’ Klasikal : Cara Cepat Belajar

MEmbaca Al Qur’an system Klasikal. Yogyakarta : Team

Tadarus AMM.

Huraerah, Abu. (2008). Pengorganisasian & Pengembangan

Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Isbandi Rukminto Adi. (2013). Pemberdayaan Pengembangan

Masyarakat dan Inetrvensi Komunita. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Islam Mafa Mujadijul, Jalaluddin Al-Akbar. (2010). Keajaiban

Kitab Suci Al-Qur’an. Sidayu: Delta Prima Press.

Ismail Faisal. (1997) Paradigma Kebudayaan Islam: Studi Kritis

dan Refleksi Historis. Jogyakarta: Titian Ilahi Press.

Komarudin. (1994). Ensiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi

Aksara..

Mansur, Ahmad. (2009). Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

Laporan. Bandung : PAAP FE UNPAD.

Natsir, Muhammad. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta: PT.Balai Pustaka.

Rangkuti, Freddy (2013). Analisis SWOT Teknik Membedah

Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hal.19

Razak, Nasrudin. (1997). Dienul Islam. Bandung: PT. Alma‟arif.

Robinson, Pearce. (1997). Manajemen Strategik Formulasi,

Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Bina Rupa

Aksara. hal. 229-230

Soerjono, Soekanto. (2002). Teori Peranan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 84: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

71

Suharto, Edi. (2005). membangun masyarakat memberdayakan

rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Suhendra K. (2006). Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan

Masyarakat. Bandung: STKSPRESS.

Sumaryadi. (2005). Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom

dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: CV Citra Utama.

Tim Penyusun. (1990). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Yunus Mahmud. (1990). Kamus Arab-Indonesia. Jakarta:

Hidakarya Agung.

Widjaja. (2003). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli,

Bulat dan Utuh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Zakiyah Daradjat. (2005). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan

Bintang.

WEBSITE

http://rumahtahfizqiblatain.blogspot.com/

HASIL WAWANCARA

Wawancara pribadi dengan Bapak Muammar Pemimpin

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain, di kediaman beliau,

Sabtu, 24 Agustus 2019, 07:00 WIB.

Wawancara pribadi dengan Bapak Rahmat Ilahi Ketua DKM

Masjid Nurul Iman di Masjid Nurul Iman, Selasa, 27 Agustus

2019, 18:30 WIB.

Wawancara pribadi dengan Bapak Edy Suhendra Ketua RW

Perumahan Pondok Mekarsari Permai, Cimanggis Depok di

Masjid Nurul Iman, 27 Agustus 2019, 18:30 WIB.

Page 85: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

72

Wawancara pribadi dengan Bapak Haris Marzuki Susilo Ketua

RT Perumahan Pondok Mekarsari Permai di Masjid Nurul Iman,

Cimanggis Depok, 28 Agustus 2019, 18:30 WIB.

Wawancara pribadi dengan M Taufiq Ismail Ketua Remaja

Masjid Nurul Iman (IPNI) di Masjid Nurul Iman, 15 September

2019, 18:30 WIB.

Wawancara pribadi dengan Ahmad Ardas Pembina (ikhwan)

Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain di ruang kelas TPA Nurul

Ilmi, 16 September 2019, 20:00 WIB.

Wawancara pribadi dengan Annisa Nur‟Azizah Pembina

(akhwat) Pesantren Tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain di ruang kelas

TPA Nurul Ilmi, 16 September 2019, 20:00 WIB.

Wawancara pribadi dengan Bapak Yunani Pengurus Masjid

Nurul Iman di dalam Masjid Nurul Iman. 22 Januari 2020, 14:15

WIB.

Page 86: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

73

LAMPIRAN

1. Tranksrip Wawancara

Tabel 2. DATA NARASUMBER

No. Nama Jabatan

1. H. Muammar Khadafi,

Lc, MA.

Ketua/pimpinan pondok

2. Edy Suhendra Ketua RW

3. Haris Marzuqi Susilo Ketua RT

4. Rahmat Ilahi DKM Masjid Nurul Iman

5. Ust. Ahmad Ardas Pembina (Ikhwan)

6. Ustdzh. Annisa

Nur‟Azizah

Pembina Akhwat

7. M Taufiq Ismail Ketua remaja masjid

(IPNI)

8. Yunani Pengurus Masjid

Sumber : diolah oleh peneliti

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Ketua/pimpinan

pondok

Informan : Muammar Khadafi

Waktu : Sabtu, 24 Agustus 2019

1.Bagaimana sejarah dari pesantren sendiri?

Page 87: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

74

Qiblatain itu salah satu nama masjid yang ada di Arab,

kebetulan saya saat itu kuliah S1 di Univ Islam Madinah.

Waktu saya S1 itu, tempat tinggal nya berdekatan dengan

masjid itu, jadi saya cukup sering untuk melaksanakan shalat

disitu. Nah, nama pesantren ini terinspirasi dari nama masjid

tersebut. Pesantren ini sendiri saya buat atas inisiatif pribadi

karena saya rasa lingkungan masjid yang ada di perumahan

perlu untuk diramaikan. Saat sudah terbangun, pertama kali

ada santri di pesantren, itu jumlahnya sekitar delapan orang.

2.Bisa di jelaskan pak, seperti apa identitas pesantren sendiri?

Iya, pesantren tahfidz ini sendiri kan berastatus sebagai

pencetak generasi penghafal Al-Qur’an ya, yang mana status

nya ini sudah terdaftar di menkumham.

3.Untuk keuangan pesantren sendiri, pengelolaan nya seperti apa?

Keuangan pesantren itu asal nya dari donatur, saya kan juga

pembimbing haji dan umrah ya. Kadang saya suka kirim sms

ke beberapa jama’ah sekira nya mau ngebantu, termasuk

juga ke masyarakat komplek yang sudah percaya sama

pesantren .

4.Mengenai sarana dan prasarana nya seperti apa?

Pesantren ini punya empat rumah (yang tiga ngontrak dan

yang satu minjam). Ada juga fasilitas olahraga punya fasum

fasilitas lapangan di muhajirin (Rt 01). Ada peralatan

memanah untuk pelatihan dan tempat penyewaan futsal, juga

kolam berenang yang ada di perum wisma harapan.

5.Program pendidikan dari pesantren sendiri, apa saja?

Page 88: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

75

Satu tahun bersama saya, satu tahun lagi itu fokus

melancarkan hafalan (system nya satu kali duduk 30 Juz).

Setelah nya dikuliahkan beasiswa S1, empat tahun ke depan

pesantren yang ikat.

6.Bagaimana pendekatan yang dilakukan pertama kali untuk

mencanangkan program kegiatan pemberdayaan?

Ya, pertama saya kan emang mertua saya disini jadi saya

tinggal disini juga. Mengisi pengajian di masjid Nurul Iman,

kemudian saya sampaikan inginmembuat sebuah program

kegiatan pemberdayaan. Saat itu diantaranya ada RW, RT,

DKM, dan tokoh tokoh lainnya. Disini saya sampaikan semua,

bagaimana visi misi dan apa kegiatan saya sampaikan dalam

forum pengajian itu, kalau personal-personal itu beberapa

saja, pada dasarnya izin nya menyeluruh.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Ketua RW

Informan : Edy Suhendra

Waktu : Selasa, 27 Agustus 2019

1.Bagaimana proses dan tanggapan masyarakat, berkenaan

perencanaan program pemberdayaan masyarakat (mengajar Al-

Qur‟an)?

Saya mengizinkan adanya program tersebut di komplek ini

begitupun tanggapan masyarakat, dengan alasan saya rasa

kegiatan tersebut bermanfaat. Khususnya buat warga

muslim. Saya dan masyarakat juga request supaya tetap

konsisten dalam membawa pengaruh yang baik di sini.

Page 89: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

76

2.Dalam perencanaan program kegiatan, adakah rekomendasi

program kegiatan yang diinginkan?

Saya cuma kasih amanat saja supaya pesantren ini mampu

membimbing baik-baik anak-anak dan remaja nya. Supaya

generasi penerus bisa membaca dan mengenal Al-Qur’an

lebih baik lagi, dan gak lupa meningkatkan ketaqwaan sama

Allah SWT.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Ketua RT

Informan : Haris Marzuqi Susilo

Waktu : Rabu, 28 Agustus 2019

1.Bagaimana proses dan tanggapan masyarakat, berkenaan

perencanaan program pemberdayaan masyarakat (mengajar Al-

Qur‟an)?

Baik saya maupun masyarakat setuju dengan adanya

program kegiatan bersama pesantren.

2.Dalam perencanaan program kegiatan, adakah rekomendasi

program kegiatan yang diinginkan?

Saya ingin ada kegiatan-kegiatan kalau berkenaan dengan

keagamaan nya adain program mengaji.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Ketua DKM Masjid

Nurul Iman

Informan : Rahmat Ilahi

Waktu : Selasa, 27 Agustus 2019

Page 90: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

77

1.Bagaimana proses dan tanggapan masyarakat, berkenaan

perencanaan program pemberdayaan masyarakat (mengajar Al-

Qur‟an)?

Saya dan masyarakat hanya berharap nantinya santri mohon

dilibatkan pada kepanitiaan masjid. Lalu kegiatan

keagamaan nya jangan lupa meramaikan masjid.

2.Dalam perencanaan program kegiatan, adakah rekomendasi

program kegiatan yang diinginkan?

Saya hanya merekomendasi supaya kegiatan yang

berlangsung antara santri dengan IPNI dapat berjalan, untuk

mewujudkan kolaborasi yang luar biasa.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Pembina (Ikhwan)

Informan : Ahmad Ardas

Waktu : Senin, 16 September 2019

1.Bagaimana proses dan tanggapan masyarakat, berkenaan

perencanaan program pemberdayaan (mengajar Al-Qur‟an)?

Saya selaku pembina dalam pesantren ini, perlu melakukan

pendekatan pada santri. Mengajar mereka gimana cara nya

untuk menarik hati pengurus yang ada di komplek. Karena

kalau pengurus komplek nya sudah faham dengan program

yang ada di pesantren pasti kedepan nya program tersebut

akan di sosialisasikan ke warga nya. Kalau sudah begitu kan

jadi mudah menjalin hubungan antara pesantren dengan

masyarakat. Saya disini selaku pembina, mengontrol terus

sosialisasi yang dilakukan santri ini. Tugas utama saya itu

mengajarkan santri bagaimana tekhnik komunikasi yang

Page 91: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

78

baik, tugas ini saya lakukan atas koridor dari bapak

Muammar langsung.

2.Dalam perencanaan program kegiatan, adakah rekomendasi

program kegiatan yang diinginkan?

Saya sempat menyuarakan pendapat buat nyumbang ide

kegiatan waktu itu. Belajar Al-Qur’an, nanti bisa aplikasikan

ilmu nya ke masyarakat.

3.Bagaimana gambaran perencanaan program kegiatan?

Sebelum memulai acara kegiatan, alhamdulillah dari

beberapa pengalaman selalu dilaksanakan perencanaan yang

dilakukan jauh jauh hari, dengan tujuan meninjau atau

menghindari sesuatu yang dapat mencacatkan acara. Dalam

artian dengan adanya rapat atau perencanaan dapat

meminimalisir adanya kesalahan, maka dari itu kami

melakukan pertemuan pertemuan. Kami bentuk sebuah

kepanitiaan, dari situ kami saling bertukar fikiran. Diadakan

nya rapat, salah satu hal yang yang diidam-idamkan

pengurus pengurus yang ada di komplek. Kami adakan rapat

sebulan sebelum kegiatan dan H-1 rapat yang terakhir demi

kesiapan acara esok hari. Kegiatan perencanaan seperti ini

kami lakukan pada program kegiatan ramadhan, yang mana

bentuk kegiatan nya adalah memperdalam isi kandungan Al-

Qur’an

4.Bagaimana gambaran pelaksanaan program kegiatan yang

berlangsung?

Page 92: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

79

Dalam setiap kegiatan alhamdulillah dari beberapa kegiatan

semua berjalan dengan lancar, kekurangan tertutupi dengan

kesuksesan acara. Dari pihak seksi-seksi yang tercipta dari

kolaborasi pesantren dengan masyarakat saling membantu

mensukseskan acara. Ada beberapa contoh kegiatan seperti

ramadhan di masjid ini yang bertujuan untuk

menyemarakkan bulan suci ramadhan. Program kegiatan

kami laksanakan hal yang akan memberi keuntungan pada

masyarakat. Juga kami mengajak anak anak unguk tadarrus,

dalam tadarrus saling bertukar ilmu. Ada juga kegiatan rutin

setiap senin Rabu dan Jum’at yaitu tahsin dan tahfidz

dimana kegiatan ini dibagi dalam dua aspek, tahsin belajar

membaca tahfidz menghafal alquran. Tahsin membenarkan

bacaan yang salah sedangkan tahfidz hafalan dapat ditegur

apabila ada yang keliru.

5.Bagaimana proses evaluasi dilakukan?

Tentunya setelah kegiatan selesai, tidak lepas dari apa yang

kita sebut evaluasi. Melihat kinerja dalam suatu kegiatan,

ada beberapa kegiatan di lingkungan pesantren yang

bertujuan untuk mencari sebuah solusi. Dalam satu hari

diadakan pertemuan, setiap sebelum khalaqah ditutup ada

evaluasi dengan tujuan untuk mencari solusi dari segala

aspek, yang melibatkan santri, pembina, maupun pengelola

pesantren. Kami melaksanakan rapat evaluasi dua pekan

sekali secara rutin, yang mana dalam pertemuan rutin ini

permasalahan yang dibahas jauh lebih luas dibandingkan

dengan evaluasi yang dilakukan setelah khalaqah,

Page 93: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

80

6.Bagaimana membuat tolak ukur penilaian keberhasilan suatu

program kegiatan?

Setelah evaluasi akan ada kegiatan yang namanya membuat

tolak ukur untuk melihat keberhasilan suatu program

kegiatan. Kami di lingkungan pesantren melihat tolak ukur

lewat dampak yang dirasakan oleh peserta, apabila peserta

mendapat dampak yang baik maka bisa dikatakan berhasil.

Setelah dilaksanakan suatu kegiatan ada pula beberapa

peserta yang tidak berdampak apa apa, itu yang menjadi

upaya refresif dari kami untuk melakukan pendekatan.

Upaya yang dilakukan terhadap peserta tersebut mencari tau

apa yang sebenarnya menajdi masalah. Ini juga yang

menjadi tolak ukur. Sebab dengan tolak ukur yang sudah

benar dapat memperlancar semua kegiatan yang berlangsung.

Dan lancaranya kegiatan yang berlangsung salah satu faktor

pendukung nya adalah semangat dari para peserta yang

mengikuti program kegiatan tersebut.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Pembina (Akhwat)

Informan : Annisa Nur‟Azizah

Waktu : Senin, 16 September 2019

1.Apa saja berbagai detail program kegiatan pesantren, dalam

rangka memberdayakan masyarakat (mengajar Al-Qur‟an)?

Ya, jadi di program pemberdayaan ini, ada empat jenis

kegiatan mengajar yang kami terapkan pada peserta didik.

Bentuk kegiatan mengajar nya adalah mengajarkan ilmu

tajwid, mempelajari tahsin dalam rangka mengaplikasikan

Page 94: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

81

ilmu tajwid yang sudah dipelajari sebelumnya, lalu

menghafal Al-Qur’an (tahfidz), dan yang terakhir

memperdalam isi kandungan Al-Qur’an yang dilakukan

pada bulan Ramadhan.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Ketua Remaja Masjid

(IPNI)

Informan : M Taufiq Ismail

Waktu : Minggu, 15 September 2019

1. Bagaimana proses dan tanggapan masyarakat, berkenaan

perencanaan program pemberdayaan (mengajar Al-Qur‟an)?

Kebetulan organisasi IPNI juga belum lama terbentuk, tentu

saya dan remaja lainnya sangat setuju dong dengan adanya

program pesantren ini sebab saya selaku ketua remaja

masjid memiliki ekspektasi kedepannya bisa saling bekerja

sama dengan hal-hal yang berkenaan dengan keislaman.

2. Dalam perencanaan program kegiatan, adakah rekomendasi

program kegiatan yang diinginkan?

Saya merekomendasi kegiatan sosial yang dilakukan bersama

antara remaja masjid dengan santri yang berada dalam

naungan pesantren. Dalam mencapai tujuan bersama

meningkatkan target memberdayakan masyarakat.

Transkrip Wawancara Peneliti dengan Pengurus Masjid

Informan : Yunani

Waktu : Rabu, 22 Januari 2020

1. Bagaimana proses sejarah terbentuknya Masjid Nurul Iman?

Page 95: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

82

Secara detail saya tidak tau, kedatangan saya di Mekarsari ini

tahun 1994 dan ketika saya lihat data nya beridiri 1991 mulai

dibangun 1990. Saya datang ke sini 1994 udah dalam kondusi

pagar kecil, halaman berupa tanah,, kemudian seiring berjalan nya

waktu berangsur-angsur di perbaiki lah teras nya. Pada saat itu sih

jema’ah sedikit ketika shlat lima waktu satu shaff paling tujuh

sampai sepuluh orang marbot nya sebagai muadzin sekaligus imam.

2. Apa tujuan berdirinya Masjid Nurul Iman?

Setau saya, ya tujuannya adalah mengumpulkan jama’ah pada Rw

017 ini karena untuk ibadah harian ke muhajarin jauh untuk. Jadi

untuk memfasilitasi ibadah harian warga.

3. Bagaimana status Masjid Nurul Iman?

Tanah nya sendiri tanah ngambil, tadinya rawa pinggiran rawa di

uruk ramai-ramai. sampai sekarang berusaha membuat sebuah

yayasan dibutuhkan imb dan surat waqaf, pemerintah gak ngasih.

Cukup diberi surat pinjam tanah itupun syarat nya tidak boleh

dikomersilkan.

Page 96: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

83

2. Tabel Kegiatan Observasi

Tabel 3. Tabel Kegiatan Observasi

Tanggal Kegiatan Observasi Output

Senin, 16

September 2019

Peneliti menyaksikan

bagaimana kinerja

pesantren dalam

mengajar murid TPA.

Pengajaran ini sama

dengan sekolah pada

umunya memiliki

system kelas yang

bertingkat.

Mempelajari ilmu-ilmu

agama fiqih, aqidah,

hadits, dan lain-lain.

Dilaksanakan setiap

Senin sampai Kamis

Diharapkan

murid dapat

semakin

memperbaiki

akhlaqnya.

Senantiasa

berbakti pada

orangtua. Dan

menerapkan

sikap disiplin

dalam kaidah

pagi dan sore

hari.

Senin, 16

September 2019

Peneliti melihat

bagaimana pesantren

memberikan pelatihan

bacaan Al-Qur‟an

berkesesuaian dengan

ilmu tajwid. Dibagi

dalam beberapa

kelompok kecil,

dimulai setelah waktu

maghrib hingga isya.

Menjadikan

masyarakat

semakin baik

dalam membaca

Al-Qur‟an sesuai

dengan ilmu

nya. Dapat

dikatakan

pelatihan pra

Tahfidz.

Senin, 16

September 2019

Peneliti juga sekaligus

melihat bagaimana

pesantren memberikan

metode metode yang

baik dalam menghafal

Al-Qur‟an. Kegiatan

tahfidz ini dilaksanakan

satu waktu dengan

Dari pelatihan

ini, selain

memberi

manfaat dalam

metode

menghafal, Al-

Qur‟an pun

dapat menjaga

Page 97: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

84

pelatihan tahsin. dari perbuatan

maksiat.

Selasa, 08 Oktober

2019

Peneliti mengikuti

kegiatan pesantren

yang menghadiri suatu

acara undangan salah

satu warga di jl Kerinci

IV. Dalam acara

tersebut pihak

pesantren diminta

untuk mengisi acara

dengan pengkhataman

ayat suci Al-Qur‟an 30

juz.

Dari kegiatan

menghadiri

acara tersebut

pihak pesantren

menyelipkan

do‟a yang dapat

memberi

syafa‟at bagi

yang

mengundang.

Jum‟at 12 Oktober

2019

Peneliti ikut melihat

kegiatan diskusi eva

luasi, yang mana dalam

evaluasi tersebut hal-

hal yang disinggung

adalah berkenaan

dengan peraturan

pesantren yang dirasa

perlu untuk semakin

diperketat

Kegiatan yang

dilaksanakan di

masjid hanya

boleh sampai

pukul sepuluh

malam. Santri

lebih giat dalam

membersihkan

masjid pada sore

hari. Sumber : Diolah oleh peneliti

3. Foto Dokumentasi

Gambar 2. Foto Dokumentasi

Page 98: PERANAN PESANTREN TAHFIDZ AL QUR’AN QIBLATAIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50068...tahfidz Al-Qur‟an Qiblatain yang selalu membantu penulis dalam pengerjaan

85

Sumber : Diolah oleh peneliti