PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

105
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA PLUS PGRI CIBINONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Oleh Surya Syafar Khoer NIM. 106011000191 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Transcript of PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

Page 1: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA PLUS PGRI CIBINONG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Oleh

Surya Syafar KhoerNIM. 106011000191

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA PLUS PGRI CIBINONG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-

syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Oleh

Surya Syafar KhoerNIM. 106011000191

Di Bawah Bimbingan

Dr. Akhmad Shodiq, M.AgNIP. 19710709.199803.1.001

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 3: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

Skripsi berjudul “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SMA PLUS PGRI CIBINONG” telah diujikan dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Maret 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

(S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 18 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Jurusan Tanggal Tanda tangan

Bahrissalim, M.Ag ………. ………………NIP. 19680307.199803.1.002

Sekretaris Jurusan

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ………. ………………NIP. 19670328.200003.1.001

Penguji I

Dr. Khalimi, M.A ……….. ……………….NIP. 19650515.199403.1.006

Penguji II

A. Irfan Mufid, M.A ……….. ………………..NIP. 19740318.2003112.1.002

Mengetahui:Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah

Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A. NIP. 19571005.198703.1.003

Page 4: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Surya Syafar Khoer

Tempat/Tgl. Lahir : Bogor, 27 September 1988

NIM : 106011000191

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul Skripsi : “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Plus PGRI Cibinong”

Dosen Pembimbing : Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 01 Maret 2011

Surya Syafar Khoer

NIM. 106011000191

Page 5: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

iii

ABSTRAKSI

Nama : Surya Syafar Khoer

NIM : 106011000191

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Skripsi yang penulis buat berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong Bogor”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Untuk mengetahui program-program kegiatan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian non-hipotesis yang langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Sifat dari metode deskriptif, menurut Winarno Surahman adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada. Kemudian data diolah dengan menggunakan rumus Prosentase. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara, dan angket. Teknik pengambilan sample ditetapkan secara purposive sampling(sampel bertujuan). Adapun jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 58 siswa atau 10% dari jumlah populasi 575 siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat sebuah kesimpulan bahwasannya pelaksanaan pembelajaran serta program-program di SMA Plus PGRI Cibinong berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil penghitungan angket yang disebarkan pada responden serta hasil wawancara dengan guru.

Page 6: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan banyak nikmat pada

hamba-hamba-Nya diseluruh jagad. Tak lupa salawat serta salam tercurah pada

hamba yang paling dicintai-Nya, yaitu seorang reformis dunia Nabi Muhammad

saw. Semoga kita kelak mendapatkan syafaatnya. Amin

Tak dapat dipungkiri bahwa proses penelitian dan penulisan skripsi ini

telah melibatkan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak yang ikut serta

berpartisipasi membangun teori dan mengumpulkan data, sehingga skripsi ini

dapat selesai sebagaimana mestinya.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menghanturkan penghargaan yang

setinggi-tingginya dan mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr. Akhmad Sodiq, M.A selaku pembimbing penulis yang rela

memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya.

4. Para dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dosen PAI

yang banyak mewarnai pemikiran penulis.

5. Bapak Halilintar beserta Ummi tercinta yang senantiasa mendoakan

kami anak-anaknya. Serta adikku Syiva Mauliah yang selalu

memberikan semangat kepada penulis

6. Wiwin Wijayanti tercinta yang senantiasa mendampingi penulis dalam

penulisan skripsi, yang telah memberikan semangat dan merelakan

waktu, tenaga, fikiran, serta materi.

7. Ibu Solihat, S.Pd selaku tantehku yang selalu memberikan saran-saran

yang imajinatif dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kawan-kawan Ikatan Remaja Ahli Qahwah (IRAQ) yang selalu

memberikan inspirasi-inspirasi dalam penulisan skripsi. Tak akan

pernah ku lupakan kenangan-kenangan kita bersama dengan segelas

kopi.

Page 7: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

v

9. Kawan-kawan WG Ujang, Aan, dan Jimi yang paling tabah

menghadapi tiap permasalahan. Ku yakin kita akan jadi manusia yang

berguna bagi Bangsa, Negara dan Agama.

10. Kawan-kawan PAI, khususnya kelas E angkatan tahun 2006, yang

selalu ada di dalam hatiku.

11. Saudaraku Parid Zaenuddin, Maulana Ajiz dan M. Fahri Apip yang

selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan

skripsi.

12. Kawan-kawan tiem Hajir Marawis Nurul Falah yang dengan lapang

hati memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan

penelitian.

13. Dan pihak-pihak lainnya yang membantu penulis yang mohon maaf

tidak bisa disebutkan.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,

dan karena itu penulis tidak menutup kemungkinan bila terdapat kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya hanya pada Allah swt.

sajalah penulis berharap semoga apa yang penulis kerjakan mendapat keridhaan

dan kecintaan-Nya. Amin

Jakarta, 17 Februari 2011

Surya Syafar Khoer

Page 8: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………… ii

ABSTRAKSI…………………………………………………………….... iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………. iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1

B. Identifikasi Masalah………………………………….. 3

C. Pembatasan Masalah…………………………………. 4

D. Rumusan Masalah……………………………………. 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………..………… 4

BAB II KAJIAN TEORITIS………………………………………6

A. Pembelajaran…………………………………………...6

1. Pengertian Pembelajaran…………………………..6

2. Teori Belajar……………………………………… 8

3. Tujuan Pembelajaran………………………………10

4. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap-

Sistem Pembelajaran……………………………... 10

B. Pendidikan Agama Islam……………………………… 12

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………... 12

2. Dasar Pendidikan Agama Islam…………………...13

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam………………….16

4. Visi dan Misi Pendidikan Agama Islam………….. 19

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam………... 21

Page 9: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

vii

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.……………… 21

1. Peserta Didik………………………………………22

2. Guru Agama Islam……………………………….. 23

3. Isi Pelajaran Pendidikan Agama Islam…………… 25

4. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam… 25

5. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam… 30

6. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….. 32

7. Evaluasi……………………………………………33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………….36

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………. 36

B. Metode Penelitian…………………………………....... 36

C. Sumber Data………………………………………....... 36

D. Populasi dan Sampel…………………………………... 37

E. Teknik Pengumpulan Data………………………......... 38

F. Teknik Analisis Data…………………………………...41

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………. 43

A. Gambaran umum SMA Plus PGRI Cibinong Bogor…. 43

1. Sejarah Singkat berdirinya……………………….. 43

2. Letak geografis…………………………………… 44

3. Visi dan Misi………………………………………45

4. Keadaan Guru, Siswa dan Pegawai………………. 45

5. Sarana dan Prasarana……………………………... 52

6. Struktur Organisasi……………………………….. 54

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam-

di SMA Plus PGRI Cibinong………………………….. 55

1. Sistem Pendidikan Agama Islam…………………. 55

2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam…………….. 56

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam… 57

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….. 58

Page 10: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

viii

5. Program Kegiatan Keagamaan…………………….58

6. Sarana Pendidikan Agama Islam…………………. 64

7. Evaluasi Pendidikan Agama Islam……………….. 65

C. Analisis Data Hasil Penelitian………………………….66

D. Pembahasan Data Hasil penelitian……………………..81

BAB V PENUTUP………………………………………………… 83

A. Kesimpulan……………………………………………. 83

B. Saran……..……………………………………………. 84

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skala Prosentase……………………………………………… 42

Tabel 2 Keadaan Guru SMA Plus PGRI Cibinong…………………… 45

Tabel 3 Keadaan Siswa Kelas X SMA Plus PGRI Cibinong………… 49

Tabel 4 Keadaan Siswa Kelas XI SMA Plus PGRI Cibinong……….. 49

Tabel 5 Keadaan Siswa Kelas XII SMA Plus PGRI Cibinong………. 50

Tabel 6 Keadaan Tenaga Kependidikan SMA Plus PGRI

Cibinong……………………………………………………….. 51

Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Plus PGRI

Cibinong……………………………………………………….. 52

Tabel 8 Keadaan Sarana Pendidikan Agama Islam SMA

Plus PGRI Cibinong…………………………………………… 64

Tabel 9 Tidak menyukai pelajaran Agama Islam……………………... 66

Tabel 10 Bersemangat jika waktu pelajaran Agama Islam tiba………... 67

Tabel 11 Pernah tidak masuk pelajaran Agama Islam karena

Malas…………………………………………………………… 68

Tabel 12 Memperhatikan guru saat menjelaskan materi Agama

Islam……………………………………………………………. 68

Tabel 13 Selalu menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama Islam

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan……………. 69

Tabel 14 Guru Agama datang mengajar tepat waktu………………….. 70

Tabel 15 Guru Agama menggunakan pakaian yang rapi dan

sopan…………………………………………………………… 70

Tabel 16 Di awal pelajaran, guru Agama memberikan pertanyaan

tentang materi pada pertemuan sebelumnya…………………. 71

Tabel 17 Guru Agama menguasai materi yang disampaikan………….. 72

Tabel 18 Materi pelajaran Agama Islam yang diberikan oleh

guru sulit dimengerti dan difahami…………………………… 72

Tabel 19 Metode belajar yang digunakan oleh guru Agama

tidak menarik atau kurang menyenangkan…………………… 73

Page 12: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

x

Tabel 20 Guru Agama menggunakan alat atau media yang

menarik dalam pembelajaran………………………………….. 74

Tabel 21 Guru Agama mengkondisikan kelas dengan baik…………….. 75

Tabel 22 Guru Agama membuat kelompok belajar dalam kelas……….. 75

Tabel 23 Guru Agama menjelaskan materi dengan metode

yang membosankan……………………………………………. 76

Tabel 24 Guru Agama tidak memberikan kesempatan untuk

berargumen atau berpendapat………………………………… 77

Tabel 25 Guru Agama memberikan pertanyaan atau evaluasi yang

berkaitan dengan materi yang telah disampaikan……………. 78

Tabel 26 Guru Agama tidak memberikan tugas pada akhir waktu

pelajaran Agama Islam………………………………………... 79

Tabel 27 Guru Agama memberikan penilaian yang sesuai atau

objektif…………………………………………………………. 79

Tabel 28 Guru Agama saya memperhatikan penegakan disiplin

di kelas…………………………………………………………. 80

Page 13: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dapat dimengerti bahwa semua negara di dunia pada saat ini dalam proses

memasuki era globalisasi begitu pula Indonesia. Hal ini setidaknya ditandai

oleh tiga indikator sekaligus dalam perikehidupan manusia di dunia yaitu

semakin transparan, mengglobal, dan kompetitif. Dalam era ini tidak mengenal

adanya batas geografi antar negara, yang tak mampu lagi membendung

distribusi informasi yang semakin beragam, baik jenis serta kualitasnya.

Sehingga pagar-pagar budaya bangsa akan semakin merapuh dalam menangkal

datangnya kultur-kultur bangsa lain. Oleh sebab itu diperlukan adanya daya

selektivitas pada diri bangsa Indonesia terhadap masuknya budaya dari luar.

Era yang melanda bangsa Indonesia ini merupakan salah satu hegemoni

dan pengaruh kekuasaan suatu negara atas bangsa lain yang bukan hanya pada

aspek ekonomi, intelektual, sosial, budaya dan sains teknologi. Hal ini akan

menumbuhkan nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur

bangsa Indonesia ataupun agama, sebagai contoh adalah merebaknya nilai

pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi

adalah tujuan utama hidup. Sehingga budaya yang seperti ini, akan

mempengaruhi pada pola pikir, sikap dan perilaku atau gaya hidup yang akan

teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Fenomena tersebut di atas banyak melanda di kalangan remaja, baik yang

duduk di SLTP atau SMU bahkan banyak yang telah terkontaminasi melalui

Page 14: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

2

internet, televisi dan media masa lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat lagi

oleh Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang mengungkapkan bahwa di antara

ahli jiwa, ada yang berpendapat, bahwa remaja dan problemanya, tidak lain

dari hasil akibat kemajuan zaman.1 Hal ini dikarenakan remaja masih

mempunyai emosi yang meluap-luap dan tidak stabil. Pendapat ini dapat

diketahui dari pengertian masa remaja yaitu masa yang paling banyak

mengalami perubahan, dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa.

Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi segala segi kehidupan manusia,

yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.2 Oleh karena itu kalangan

remaja sebagai penerus bangsa, negara dan agama haruslah memiliki suatu

pondasi yang kokoh agar dapat melawan dampak dari era globalisasi yang

bersifat negatif dengan timbulnya suatu kesadaran selektivitas yang tinggi

terhadap nilai-nilai yang masuk.

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk

membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi

manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh-

suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dan alam

semesta.3 Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam itu berupaya untuk

mengembangkan individu sepenuhnya. Selebihnya dengan Pendidikan Agama

Islam, remaja memiliki modal untuk dapat menentukan sikap yang positif,

pernyataan ini didukung oleh Mohammad Al-Abrosyi yang berbunyi :

pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari Pendidikan Islam, dan Islam telah

menyimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa

pendidikan Islam.4 Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam sudah dapat dipastikan bahwa di dalamnya juga diajarkan nilai-nilai

akhlak yang mulia. Selain itu tujuan dari diadakannya Pendidikan Agama

Islam adalah memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam pada anak didik dan

1 Zakiyah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978),

hlm. 362 Zakiyah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, hlm. 353 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 1534 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu), 1997, hlm. 49

Page 15: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

3

membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah saw. sebagai

perintah penyempurnaan akhlak manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja,

dan juga dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akherat.5 Dengan

demikian peran Pendidikan Agama Islam dapat memberikan kontribusi

terhadap terbangunnya fondasi nilai-nilai yang kokoh terutama pada usia

remaja baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Dalam mewujudkan peran utama Pendidikan Agama Islam, maka

dibutuhkan strategi-strategi dalam penyampaian atau dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dimaksudkan untuk terciptanya

sebuah pembelajaran yang baik. Menurut Taksonomi Bloom proses/hasil

belajar yang harus dicapai siswa itu dapat di bagi dalam tiga kategori, yaitu

jenis belajar kognitif, afektif dan psikomotor. 6

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran.

Seperti strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta

evaluasi pembelajaran khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam,

guna terciptanya sebuah pembelajaran yang baik. Sehingga dapat mencetak

siswa yang memiliki fondasi nilai-nilai keimanan yang kokoh serta berilmu

pengetahuan, baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.

Berangkat dari pemikiran dan latar belakang diatas dipandang perlu

dilakuan penelitian yang lebih luas dan dalam yang bersifat eksplanatif. Maka

penulis bermaksud untuk dapat mengetahui informasi yang akurat tentang

berbagai permasalahan berkenaan dengan PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA PLUS PGRI CIBINONG.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi

masalahnya dapat penulis urutkan sebagai berikut:

5 Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka

Dasar Operasionalisasinya, (Bandung : Trigenda Karya), 1993, hlm. 1646 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta :

Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 95

Page 16: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

4

1. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Plus PGRI Cibinong?

2. Bagaimana program kegiatan kependidikan Agama Islam di SMA Plus

PGRI Cibinong?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dapat membatasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan

oleh SMA Plus PGRI Cibinong

2. Program-program kegiatan Pendidikan Agama Islam yang dilakukan

oleh SMA Plus PGRI Cibinong

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Plus PGRI Cibinong

2. Apa saja program-program kegiatan Pendidikan Agama Islam yang

dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan penelitian atas penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Plus PGRI Cibinong

b. Untuk mengetahui program-program kegiatan Pendidikan Agama

Islam yang dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong.

2. Manfaat

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Page 17: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

5

a. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi SMA Plus PGRI Cibinong dalam menentukan arah

kebijakan yang lebih baik dalam melaksanakan program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada semua pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran Agama Islam di sekolah-

sekolah umum.

c. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis apabila

menghadapi situasi yang sama dimasa yang akan datang. Serta

dapat memberikan motivasi kepada penulis agar senantiasa

meningkatkan kualitas khususnya dalam hal Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) yang semakin berkembang saat ini.

Page 18: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran asal katanya adalah belajar, belajar adalah sebagai

perubahan yang terjadi pada tingkah laku potensial yang secara relatif tetap di

anggap sebagai hasil dari pengamatan dan latihan.1 Yang dimaksudkan

pembelajaran di sini adalah suatu kegiatan untuk merubah tingkah laku yang

diusahakan oleh 2 belah pihak yaitu antara pendidik dan peserta didik,

sehingga terjadi komunikasi 2 arah.

James W. Zanden mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari

pengalaman.2 Belajar menurut Cronbach adalah merupakan perubahan

perilaku sebagai hasil pengalaman. Menurut Cronbach belajar adalah suatu

cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu,

mendengar, dan mengikuti arah tertentu.3

Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

1 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : Ictiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects, t.t), hlm. 435

2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2006), hlm. 2373 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 5

Page 19: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

7

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.4

Syaiful Bahri menjelaskan bahwa belajar pada hakekatnya adalah

perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan

aktivitas belajar, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan

termasuk kategori belajar.5

Dengan dikemukakannya teori-teori belajar di atas, maka dapat diketahui

bahwa belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah, rumah, lingkungan

masyarakat sekitar dan lainnya. Belajar merupakan hal yang kompleks, hal ini

dapat dilihat dari dua subjek yang berbeda, yaitu dari sisi peserta didik dan

dari sisi pendidik atau guru. Dari sisi peserta didik, belajar difahami sebagai

suatu proses. Peserta didik mengalami proses mental dalam menghadapi

bahan belajar yang dapat berupa alam, hewan dan bahan-bahan lainya yang

terhimpun dalam buku-buku pelajaran atau sumber belajar lainya. Dari sisi

pendidik atau guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar

tentang sesuatu hal yang diberikan kepada peserta didik, baik berupa ilmu

pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang

sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, sikap

dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu

itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

4 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),

hlm. 25 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), hlm. 44

Page 20: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

8

Menurut Abuddin Nata pembelajaran dapat di artikan sebagai usaha agar

dengan kemauannya sendiri seseorang dapat belajar dan menjadikannya

sebagai kebutuhan hidup yang tidak dapat ditinggalkan.6

Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.7

Oemar Hamalik menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan unsur-

unsur manusiawi yaitu manusia yang terlibat dalam system pembelajaran

terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium.

Material meliputi buku-buku, papan tulis fotografi, slid dan film, audio dan

video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan

audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode

penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya.

Pasal I Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional

menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8 Maka

pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar

pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Dengan demikian orang yang telah belajar tidak sama keadaannya dengan

orang yang tidak atau belum belajar. Ciri utama orang yang belajar adalah

terjadinya perubahan dalam perilaku dan tingkah laku.

2. Teori Belajar

a. Konstruktivisme

6 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009),

hlm. 2057 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 578 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang

SIDIKNAS, (Jakarta : Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), hlm. 36

Page 21: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

9

Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan

konstruksi (bentukan) diri kita sendiri. Oleh karena itu Suparno (1997),

menyatakan pengetahuan ataupun pengertian dibentuk oleh siswa secara

aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.9 Dengan

demikian, pada teori ini pengetahuan didapatkan atau dibangun atas dasar

kesadaran diri dan dikembangkan atas dasar pemahaman.

b. Behaviorisme

Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada

tingkah laku manusia. Behaviorisme memandang individu sebagai reaktif

yang mampu memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman dan

pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.10 Dengan demikian

menurut teori ini, perilaku dibangun atas dasar kebiasaan dan

keterampilan dikembangkan atas dasar latihan.

c. Kognitif Gestalt

Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, bahwa tingkah laku

seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal

atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi

belajar, seorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh

insight untuk pemecahan masalah.11 Belajar dalam psikologi Gestal

menekankan pada pemahaman atau insight. Menurut Gestalt belajar harus

dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian.12

Jadi para tokoh teori ini berpendapat bahwa tingkah laku seseorang

lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada

di dalam suatu situasi.

9 Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Aktive Learning dalam Pembelajaran Bahasa

Arab, (Yogyakarta : UIN Malang Press, 2008), hlm. 2510 Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Aktive Learning Dalam..., hlm. 3811 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), hlm. 34-3512 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 170

Page 22: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

10

3. Tujuan Pembelajaran

Belajar dapat di definisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang

bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan,

dan sebagainya.

Dari pengertian di atas, maka tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku

b. Mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik

c. Mengubah sikap, dari negative menjadi positif

d. Mengubah keterampilan

e. Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.13

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa belajar adalah kegiatan

manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup. Karena

melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang

menyangkut kepentingan hidup.

4. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran

Terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem

pembelajaraan, di antaranya yaitu :

a. Faktor Guru

Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya

berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya tetapi juga

sebagai pengelola pembelajaran.14 Dengan demikian efektivitas proses

pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya keberhasilan suatu

13 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 49-5014 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta :

Kencana, 2010), hlm. 52

Page 23: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

11

proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan

guru.

b. Faktor Siswa

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan

tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan

seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama

perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama.15

Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang

tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.

c. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung

terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran,

alat-alat pembelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya.

Prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana dapat membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.16

d. Faktor lingkungan

Dilihat dari dimensi lingkungan, ada dua faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu :

1) Organisasi kelas, yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam

satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi

proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan

kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

15 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 5416 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 55

Page 24: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

12

2) Iklim sosial-psikologis, yaitu keharmonisan hubungan antara

orang yang terlibat dalam proses pembelajaran.17

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan perserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimanai ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.18

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan

dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan,

menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat

mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

dianutnya itu sebagai pandangan hidunya sehingga dapat mendatangkan

keselamatan dunia dan akhirat kelak.19 Sedangkan Pendidikan Agama Islam

menurut Ramayulis adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa,

berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci

Alquran dan hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta

penggunaan pengalaman.20

Sementara Menurut BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 mengenai pengertian Pendidikan agama Islam

didalam GBPP sekolah adalah : Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam

17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 5618 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 13019 Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hlm. 38 20 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia,2005), hlm. 21.

Page 25: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

13

meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui

kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan

tuntutan untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar

umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional21.

Dari definisi Pendidikan Islam di atas, maka Pendidikan Agama Islam

merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan pendidikan agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-

dasar yang cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi :

yuridis/hukum, religius, dan sosial psikologi.

a. Dasar Hukum (Yuridis)

Yang dimaksud dasar hukum (yuridis) dalam pelaksanaan pendidikan

agama adalah berasal dari peraturan undang-undang yang secara langsung

ataupun secara tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-

lembaga pendidikan di Indonesia.22

Adapun dasar dari segi Yuridis tersebut ada tiga macam, yakni dasar

ideal, dasar konstitusional dan dasar operasional.23 Adapun yang

dimaksud dengan dasar ideal yaitu Pancasila, di mana sila yang pertama

adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti menjamin setiap warga Negara

untuk memeluk, beribadah serta menjalankan aktivitas yang berhubungan

dengan pengembangan agama, termasuk pelaksanaan pendidikan agama.

21 Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, (Jakarta : Depdikbud, 1995), hlm. 122 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam…, hlm. 13223 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam…, hlm. 132

Page 26: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

14

Dengan demikian Pancasila merupakan tiang penegak untuk

dilaksanakannya pendidikan agama, karena untuk mewujudkan dan

mengamalkan sila pertama tersebut perlu usaha-usaha melalui

pendidikan.

Sedangkan dasar konstitusional adalah UUD 1945 dalam bab XI

pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

”Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu”. Dan yang dimaksud dengan operasional adalah dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah Indonesia seperti yang ditetapkan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973.24

b. Dasar Agama ( Religius )

Yang dimaksud dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-dasar

yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam ayat al-

Qur’an dan hadits firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6 :25

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Sedangkan Rasulullah saw bersabda :

24 Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983),

hlm. 2225 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT Syamil Cipta Media,

2002), hlm. 560.

Page 27: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

15

عنه لسانه فابـواه يـهودانه اويـنصرانه عل الفطرة حتى يـعرب كل مولد يـولد

)رواه ابویعلى والطبرانى والبیھقى( .اويمجسانه

“Setiap bayi itu dilahirkan selaras dengan fitrah (sifat kejadian dan tabiatnya) sampai lesannya menyatakan sendiri. Maka kedua orang tuanya lah yang menyebabkan Yahudi, Nasrani atau Majusi“. (HR Abu Ya’ala Thabarani dan Baihaqi)26

Dari ayat dan hadits tersebut di atas memberikan pengertian kepada

kita bahwa dalam ajaran Islam memang perintah untuk melaksanakan

pendidikan agama. Ini secara langsung dipahami dari perintah untuk

menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. Demikian juga hadits

nabi yang menjelaskan anak jangan dibiarkan tanpa bimbingan dan

arahan. Memang pada dasarnya semua anak itu baik, tetapi kebaikan itu

akan menjadi sirna manakala lingkungannya justru mendidik atau

membawa ia menjadi tidak baik. Dengan kata lain pendidikan agama

anak harus diperhatikan.

c. Dasar Sosial Psikologis

Semua manusia dalam hidupnya di dunia ini selalu membutuhkan

adanya suatu pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan

bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya dzat

yang maha kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka

memohon pertolongan-Nya. Mereka akan merasa tenang dan tenteram

hatinya jika mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada dzat yang

Maha Kuasa. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’du

ayat : 28 yang berbunyi :27

26 As-Sayyid Ahmad Hasimi, Mukhtar Hadits Nabawiyah, (Indonesia : Maktabatu Dar Ihya

al-Kitab al-‘Arabiyah, 1948), hlm. 130.27 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hlm. 249.

Page 28: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

16

“ Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram”(QS. Ar-Ra’du: 28)

Karena itu manusia akan terus berusaha mendekatkan diri pada

Tuhan hanya saja cara mereka mengabdi dan mendekatkan diri kepada

Tuhan itu berbeda-beda sesuai dengan ajaran agama yang dianut, itulah

sebabnya bagi orang-orang muslim diperlukan adanya pendidikan agama

Islam, agar dapat mengarahkan fitrah mereka ke arah yang benar sehingga

mereka akan dapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam.

Tanpa adanya pendidikan agama Islam dari suatu generasi ke generasi

berikutnya, maka orang akan semakin jauh dari agama yang benar.28

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaan, berbangsa dan bernegara.29

Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis Secara umum,

pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.30 Sedangkan menurut Abdurrahman Saleh

Abdullah, pendidikan agama Islam dibangun atas tiga komponen sifat dasar

28 Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan...., hlm. 25.29 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam…, hlm. 13530 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama...., hlm. 22

Page 29: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

17

manusia yakni tubuh, ruh, dan akal. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan

pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan kepada :

a. Tujuan pendidikan jasmani (Ahdaf al-Jismiyah)

Rasulullah saw. bersabda:

ر واحب ا ـــؤ المــ 31)رواه المسلم(.... ؤمن الضعيف لى االله من الم ــمن القوي خيـ

“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah ketimbang orang mukmin yang lemah.” (HR Imam Muslim).

Oleh Imam Nawawi hadis di atas ditafsirkan sebagai kekutan iman

yang ditopang oleh kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian

pokok dari tujuan pendidikan, maka pendidikan harus mempunyai tujuan

ke arah keterampilan-keterampilan fisik yang dianggap perlu bagi

tumbuhnya keperkasaan tubuh yang sehat.32 Dalam hal ini, beliau

mengemukakan bahwa pendidikan Islam mengacu pada pembicaraan

fakta-fakta terhadap jasmani yang relevan bagi para pelajar.

b. Tujuan pendidikan rohani (Ahdaf al-Ruhaniyyah)

Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan

mengembalikan ruh tersebut kepada kebenaran dan kesucian. Maka

pendidikan Islam menurut Muhammad Qutb ialah meletakkan dasar-dasar

yang harus memberi petunjuk agar manusia memelihara kontaknya terus-

menerus dengan Allah.33

c. Tujuan pendidikan akal (Ahdaf al-‘Aqliyah)

Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang

mengarahkan setiap manusia sebagai individu yang dapat menemukan

kebenaran yang sebenar-benarnya.

31 Al-Amir ‘Abdul Aziz ibn Jalawi, Shahih Muslim Lil Imami Abi Husain Muslim, (Riyadh:

Jami’a Huquq Mahfudzah Li Daris Salam Li Nasyri wa Taudzi’i, 1998), hlm. 116132 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,

2002), hlm. 2033 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi…, hlm. 20

Page 30: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

18

Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal,

seharusnya dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa

yang mereka pelajari. Di samping itu pendidikan Islam mengacu kepada

tujuan memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia.34

Pendidikan yang lebih berorientasi kepada hafalan, tidak tepat menurut

teori pendidikan Islam. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan

hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses intelektualitas

dan pemahaman dikesampingkan.

d. Tujuan pendidikan sosial. (Ahdaf al-Ijtima’iyah)

Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah

menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang

unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar

masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya.

Keharmonisan menjadi karakteristik utama yang ingin dicapai dalam

dalam tujuan pendidikan Islam.35

Sedangkan tujuan pendidikan Islam menurut al-Syaibani menjabarkan

tujuan pendidikan Islam menjadi :

a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang

berupa pengetahuan tingkah laku, jasmani dan rohani, dan

kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia

dan akhirat.

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku

masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan

kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.

34 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi…, hlm. 2135 Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi…, hlm. 21

Page 31: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

19

c. Tujuan professional yang berkaitan dengan pendidikan dan

pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai

kegiatan masyaraat.36

Mengingat tujuan pendidikan yang begitu luas, maka tujuan tersebut

dibedakan dalam beberapa bidang menurut tugas dan fungsi manusia secara

filosofis adalah sebagai berikut :

a. Tujuan individual yang menyangkut individu melalui proses belajar

dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan

ahkirat.

b. Tujuan sosial yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat

sebagai keseluruhan dan dengan tingkah laku masyarakat umumnya

serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada

pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.

c. Tujuan professional yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu seni

dan profesi serta sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat.37

4. Visi Misi Pendidikan Agama Islam

a. Visi

Visi pendidikan Islam sesungguhnya melekat pada visi ajaran Islam

itu sendiri, yaitu membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan

tunduk kepada Allah. Seperti dalam surat al-Ankabut ayat 16. Allah swt

berfirman :

36 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2007), hlm. 4937 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), hlm. 42

Page 32: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

20

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (QS Al-Ankabut : 16).38

Serta membawa rahmat bagi seluruh alam, seperti dalam surat al-Anbiya

ayat 107. 39 Allah swt. berfirman :

Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS Al-Anbiya : 107).40

Berkaitan dengan visi rahmatan lil alamin, Imam al-Maraghi

mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ayat 107 surat al-Anbiya yang

artinya: “Tidaklah Aku utus engkau Muhammad melainkan agar menjadi

rahmat bagi seluruh alam” adalah bahwa tidak lah Aku utus Engkau

Muhammad dengan al-Qur’an ini serta berbagai perumpamaan dari ajaran

agama dan hukum yang menjadi dasar rujukan untuk mencapai bahagia

dunia dan akhirat melainkan agar menjadi rahmat dan petunjuk bagi

mereka dalam segala urusan kehidupan dunia dan akhiratnya.41

b. Misi

Misi dari pendidikan agama Islam adalah terwujudnya manusia yang

sehat jasmani, rohani, dan akal fikiran, serta memiliki ilmu pengetahuan,

keterampilan, akhlak yang mulia, keterampilan hidup, (skill life) yang

memungkinkan ia dapat memanfaatkan berbagai peluang yang diberikan

Allah.42 Termasuk pula mengelola kekayaan alam yang ada di daratan,

38 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 39839 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Persfektif Al-Qur’an, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005),

hlm. 1640 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 33141 Abuddin Nata, MA, Pendidikan dalam Perspektif…, hlm. 1742 Abuddin Nata, MA, Pendidikan dalam Perspektif…, hlm. 24

Page 33: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

21

lautan, bahkan di ruang angkasa adalah merupakan misi pendidikan

Islam.

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Telah dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum,

pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Maka, untuk mencapai tujuan tersebut, ruang lingkup materi Pendidikan

Agama Islam pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu al-Qur’an

hadits, keimanan, syari’at, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh.43

Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu

al-qur’an, keimanan, akhlak, fiqh, dan bimbingan ibadah, serta tarikh/ sejarah

yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan

dan kebudayaan.

C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya pengajaran,

adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong

belajar, mau belajar dan terus-menerus mempelajari agama Islam, baik untuk

kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun

mempelajari Islam sebagai pengetahuan.44

43Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.

7944 Muhaimin. Paradigma Pendidikan…, hlm. 183

Page 34: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

22

Adapun mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam secara umum yaitu untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayata, dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.45

Dengan demikian untuk mencapai tujuan di atas terdapat beberapa komponen

yang perlu diperhatikan dalam terciptanya proses pembelajaran yang memiliki

dampak terhadap tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut. Dalam kegiatan

belajar, terdapat komponen atau unsur yang dilibatkan, serta saling berinteraksi

yang berakhir kepada tujuan. Adapun komponen-komponen tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Peserta Didik

Di antara komponen terpenting dalam pendidikan ialah peserta didik.

Dalam persfektif Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa

dan memiliki sejumlah potensi atau kemampuan dasar yang masih perlu

dikembangkan.46 Melalui paradigma tersebut, dijelaskan bahwa peserta didik

merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang

lain (guru) untuk membantu megarahkannya, mengembangkan potensinya,

serta membimbingnya menuju dewasa.

Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang

diinginkan, maka setiap peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas

dan kewajibannya. Menurut Hasan Fahmi, di antara tugas dan kewajiban yang

perlu dipenuhi peserta didik adalah :

a. Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum

menuntut ilmu.

b. Tujuan belajar hendaknya ditunjukan untuk menghiasi ruh dengan

berbagai sifat keutamaan.

45 Muhaimin. Paradigma Pendidikan…, hlm. 7846 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 47

Page 35: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

23

c. Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu di

berbagai tempat.

d. Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.

e. Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh dan tabah

dalam belajar.47

2. Guru Agama

Guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik. Kedua

peranan tersebut bisa dilihat perbedaannya, namun tidak dapat dipisahkan.

Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak.

Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral.48 Dewasa secara psikologis

berarti anak dapat hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain, dan dapat

bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Dewasa secara sosial berarti

anak dapat melakukan interaksi, menjalin hubungan sosial, dan berkerjasama

dengan orang lain dengan baik. Dewasa secara moral yaitu ia telah memiliki

pengetahuan akan baik buruknya sebuah perilaku, kemudian ia pegang teguh

dan mampu perperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.

Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan

intelektual, afektif dan psikomotor, melalui penyampaian pengetahuan,

pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan.49

Seorang guru harus memiliki kemampuan professional dalam bidang

proses belajar mengajar atau pembelajaran. Karena seorang guru harus

melaksanakan peranannya yaitu sebagai berikut :

a. Sebagai fasilitator

b. Sebagai pembimbing

c. Sebagai penyedia lingkungan

47 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan…, hlm. 50-5148 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, hlm. 25249 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi…, hlm. 253

Page 36: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

24

d. Sebagai komunikator

e. Sebagai model

f. Sebagai evaluator

g. Sebagai agen moral dan politik

h. Sebagai agen kognitif

i. Sebagai manajer.50

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) telah merumuskan

kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya

atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu kemampuan profesional, sosial,

personal.51

a. Kemampuan profesional, yang mencakup:

1) Penguasaan materi pelajaran, mencakup bahan yang akan

diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut.

2) Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan.

3) Penguasaan proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran

siswa.

b. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan

tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.

c. Kemampuan personal yang mencakup:

1) Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya

sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidik.

2) Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang

seyogyanya dimiliki guru.

3) Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan

teladan bagi para siswa.

50 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, hlm. 951 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 192-193

Page 37: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

25

3. Isi Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam GBPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 1999

bertujuan agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan

ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa

kepada Allah swt dan berakhlak mulia.52 Isi pelajaran merupakan seluruh

materi yang akan disampaikan kepada peserta didik yang tersusun secara

sistematis guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tinjauan yang lebih

dalam, saat ini muatan/isi pelajaran harus mengalami perubahan, agar sesuai

dengan kebutuhan zaman.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka isi pelajaran pada dasarnya

mencakup lima unsur pokok, yaitu :

a. Al-Qur’an-Hadits

b. Keimanan

c. Syariah

d. Ibadah

e. Muamalah

f. Akhlak

g. Tarikh (sejarah Islam).

Semua unsur di atas merupakan suatu keseluruhan yang tidak bisa

dipisahkan, saling kait-mengait, dan saling tunjang-menunjang sehingga

mewujudkan suatu pengajaran Agama Islam yang bulat dan menyeluruh.

4. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plane method, or

series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R.

Dafid, 1976). Dengan demikian strategi pembelajaran adalah perencanaan

52 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam…, hlm. 78

Page 38: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

26

yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Menurut Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 53

Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam

sebuah pembelajaran, yaitu:

a. Ekspositori (SPE)

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari

seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat

menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran

ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang

berorientasi kepada guru (teacher centered approach).54 Dalam strategi

ini guru memegang peranan yang sangat dominan.

b. Inkuiri (SPI)

Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran

yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari satu masalah yang

dipertanyakan.55 Terdapat beberapa hal ciri utama dalam strategi

pembelajaran inkuiri, yaitu:

1) Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk

mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan

siswa sebbagai subjek belajar.

53 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 12654 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 17955 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 196

Page 39: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

27

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

3) Tujuan strategi ini mengembangkan berfikir secara sistematis,

logis, dan keritis atau mengembangkan kemampuan intelektual

sebagai bagian dari proses mental.

c. Berbasis Masalah (SPBM)

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi secara ilmiah.56 Terdapat tiga ciri utama dari SPBM ini,

yaitu :

1) Merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam

inplementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan

siswa.

2) Aktifitas pembelajaran diharapkan untuk menyelesaikan masalah

3) Pemecahan masalah dilakukan dengana menggunakan

pendekatan berpikir secara ilmiah.

d. Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah

model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan

berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai

bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.57 Terdapat beberapa

hal yang terkandung dalam pengertian di atas, yaitu :

1) Model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan

kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh

56 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., 21457 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., 226

Page 40: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

28

SPPKB adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah

materi pelajaran. Akan tetapi, bagaimana siswa dapat

mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui

kemampuan berbahasa secara verbal.

2) Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan

dasar pengembangan kemampuan berpikir, artinya

pengembangan gagasan-gagasan dan ide-ide didasarkan kepada

pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari.

3) Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk

memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf

perkembangan anak.

e. Kooperatif (SPK)

Model pembelajaran kooperatif atau kelompok dalah rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam kelompok-kelompok

tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.58

SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu :

1) Komponen tugas kooperatif, berkaitan dengan hal yang

menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas

kelompok

2) Struktur insentif kooperatif, merupakan sesuatu yang

membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai

tujuan kelompok.

f. Kontekstual (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

58 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 241

Page 41: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

29

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya denga situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.59 Dari

konsep tersebut, ada tiga hal yang harus dipahami, yaitu :

1) CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk

menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada

proses pengalaman secara langsung.

2) CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara

materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya

siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara

pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata.

3) CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat

memahami materi yang dilepajarinya, akan tetapi bagaimana

materi pembelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam

kehidupan sehari-hari.

g. Afektif

Sikap (afektif) erat kaitannya dengan nilai (value) yang dimiliki

seseorang, sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki. Nilai adalah

suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya

tersembunyi, tidak berada dalam dunia yang empiris. Sikap adalah

kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek

berdasarkan nilai yang dianggapnya baik atau tidak baik.60

59 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 25560 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…., hlm. 274

Page 42: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

30

5. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang

digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran atau wawasan

yang disusun secara sistematis.61 Dengan demikian metode pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yaitu suatu prosedur yang dipergunakan pendidik

dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.62

Terdapat sejumlah metode yang dikemukakan oleh para ahli yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam,

yaitu :

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan oleh

guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan

peserta didik.63 Metode ceramah termasuk yang paling banyak digunakan,

karena biayanya cukup murah dan mudah dilakukan. Sedangkan

kelemahannya yaitu antara lain cenderung membuat peserta didik kurang

kreatif dan cenderung membosankan. Oleh karena itu, dalam metode ini

diperlukan penguasaan materi yang matang dan dilengkapi dengan

penggunaan media pengajaran, serta mengkombinasikan dengan metode

lainya.

b. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan, yang dikemukakan oleh guru yang harus dijawab oleh

siswa.64 Dalam praktiknya metode ini dimulai dengan mempersiapkan

pertanyaan yang diangkat dari bahan pelajaran yang akan diajarkan,

61 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 17662 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan…, hlm. 6663 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 18164 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 182

Page 43: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

31

mengajukan pertanyaan, menilai proses Tanya jawab yang berlangsung,

dan diakhiri dengan tindak lanjut.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran

melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan

jalan bertukar pikiran, bantah-membantah dan memeriksa dengan teliti

hubungan yang terdapat di dalamnya dengan jalan menguraikan,

membanding-bandingkan dan mengambil kesimpulan.65

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang

sebenarnya maupun tiruan.66

e. Metode Penugasan

Metode penugasan adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana

guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan

belajar.67 Penugasan yang diberikan tersebut sebagai bentuk latihan agar

suatu saat peserta didik dapat melaksanakan tugas yang sesungguhnya di

lingkungan masyarakat.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun,

metode hanyalah cara atau langkah-langkah, sedangkan keberhasilannya

sangat bergantung pada guru yang menggunakannya.

65 Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 44

66 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 18367 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 185-186

Page 44: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

32

Dalam menentukan sebuah metode dalam pembelajaran, diperlukan

pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

a. Tujuan dan bahan pelajaran

b. Peserta didik

c. Lingkungan

d. Alat dan sumber belajar

e. Kesiapan guru.68

6. Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Media apabila difahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap.69 Namun media dapat difahami secara

khusus yaitu sebagai alat grafis, poto grafis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali visual atau verbal.

Kaitannya dengan pembelajaran, media dapat diartikan sebagai media

pembelajaran yang meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder,

kaset, video camera, video recorder, film, slide, poto, gambar, grafik, televisi

dan komputer.70

Dalam perkembangan media pembelajaran yang mengikuti

perkembangan teknologi, media dapat dikelompokan ke dalam empat

kelompok, yaitu :

a. Media hasil teknologi cetak

b. Media hasil teknologi audio visual

c. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

68 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 199-20269 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 370 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, hlm. 4

Page 45: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

33

d. Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.71

Dalam memilih bentuk media yang akan digunakan dalam pembelajaran,

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu :

a. Kesesuaian dengan tujuan pengajaran

b. Ketepatan dalam memilih media pengajaran

c. Objektivitas

d. Program pengajaran

e. Sasaran program

f. Situasi dan kondisi

g. Kualitas teknik

h. Keefektifan dan efisiensi.72

7. Evaluasi

Evaluasi memiliki beberapa definisi yang berbeda, evaluasi merupakan

proses yang menentukan kondisi, dimana satu tujuan telah dapat dicapai.73

Dari definisi tersebut, menerangkan bahwa hubungan evaluasi dengan tujuan

merupakan suatu kegiatan sangat erat. Karena evaluasi merupakan proses

dalam pengambilan sebuah keputusan dalam proses belajar mengajar,

khususnya dalam menentukan metode dan media pembelajaran.

Definisi lain menerangkan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian

pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.74 Pencapaian

perkembangan siswa perlu diukur, karena pada umumnya siswa memiliki

kemampuan yang bervariasi. Guru dapat mengetahui perkembangan siswa

dalam belajar dengan dua cara, yaitu :

71 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, hlm. 2972 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi…, hlm. 305-30773 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009),

hlm. 174 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip…., hlm. 2

Page 46: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

34

a. Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang

ditentukan

b. Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas.

Adapun prinsip-prinsip dalam sebuah evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah

ditentukan

b. Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secata komprehensif

c. Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru

dan peserta didik

d. Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu

e. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang

berlaku.75

Dalam sebuah evaluasi, terdapat model-model evaluasi. Diantaranya

adalah model evaluasi sumatif dan formatif. Kedua model ini telah banyak

dipahami dan digunakan oleh para guru, karena model ini dianjurkan oleh

pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan termasuk dalam lingkup evaluasi

pembelajaran di kelas. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi Sumatif

Dalam proses belajar mengajar, evaluasi dilakukan oleh para

evaluator untuk memperoleh informasi guna menentukan keputusan para

siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.76 Evaluasi ini dilakukan

oleh para guru setelah mengikuti pembelajaran pada waktu tertentu,

misalnya dilakukan pada akhir semester. Evaluasi sumatif ini secara

umum bertujuan untuk menentukna posisi siswa dalam kaitannya dengan

75 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip…, hlm. 476 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip…, hlm. 57

Page 47: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

35

penguasaan materi pembelajaran yang telah diikuti selama satu proses

pembelajaran.

b. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif dilakukan untuk memperoleh informasi yang

diperlukan oleh seorang evaluator tentang siswa guna menentukan tingkat

`perkembangan siswa dalam satuan unit proses belajar mengajar.77

Adapun fungsinya yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran maupun

strategi pengajaran yang telah diterapkan. Evaluasi ini dilaksanakan

secara kontinu dan bisa dilakukan di awal, tengah, ataupun akhir dari

sebuah pembelajaran.

77 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip…, hlm. 58

Page 48: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan umum, lebih tepatnya di

SMA Plus PGRI Cibinong Kabupaten Bogor. Adapun waktu pelaksanaan

penelitian tersebut yaitu dilakukan pada bulan November sampai dengan

Desember

B. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu

metode penelitian non-hipotesis yang langkah penelitiannya tidak perlu

merumuskan hipotesis. Sifat dari metode deskriptif, menurut Winarno

Surahman adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada.1

C. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari mana data dapat

diperoleh2. Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, Suharsimi

Arikunto mengklasifikasikannya menjadi tiga bagian yaitu :

a. Person, ialah sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban

lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

1 Winarno Surahman, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Torito, 1990), hlm. 1392 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), hlm. 114

Page 49: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

37

b. Place, adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan

diam (ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain)

dan bergerak (aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyayian, gerak

tari , sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya).

Keduanya merupakan obyek untuk penggunaan metode observasi.

c. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,

angka, gambar, atau simbol-simbol lain, yang cocok untuk penggunaan

metode dokumentasi 3

Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber person yakni :

a. Guru Pendidikan Agama Islam

b. Karyawan SMA Plus PGRI Cibinong

c. Siswa-siswa SMA Plus PGRI Cibinong

D. Populasi dan Sampel

Untuk menentukan sumber data dari kalangan siswa maupun guru bidang

studi lain, maka penulis menggunakan teknik purposive sampling atau sampel

bertujuan yaitu pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau

daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.4 Tujuan dari penggunaan

teknik ini adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan

dan teori yang muncul. Secara terperinci penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas maupun di

luar kelas. Sehingga dipilih sumber data yang hanya terlibat secara langsung,

dalam hal ini siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

Kemudian penentuan jumlah sampel untuk siswa dengan sampel bertujuan,

maka penulis mengambil kelas II baik dari kelas Bahasa, IPA dan IPS dari

siswa siswi SMA Plus PGRI Cibinong sejumlah yang diperlukan. Seperti yang

dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto “teknik ini biasanya dilakukan karena

beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu...., hlm. 114-1154 Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia, 1981), hlm. 115

Page 50: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

38

sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh”.5 Namun syarat-

syarat dari sampel tersebut adalah :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau

karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi

b. Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi

(key subject).

Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan. Studi pendahuluan tersebut dapat dilakukan dengan membaca

literatur, mendatangkan ahli-ahli atau manusia sumber untuk berkonsultasi dan

memperoleh informasi, serta mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi

penelitian untuk melihat benda atau peristiwa.6

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi, yaitu :

1. Penelitian kepustakaan (library reseach)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data atau teori dari

berbagai sumber seperti buku, majalah, atau sumber-sumber lain yang ada

hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan (field reseach)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke

objek penelitian yaitu SMA Plus PGRI Cibinong Bogor. Untuk

mendapatkan data di lapangan ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu..., hlm. 1276 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu..., hlm. 42

Page 51: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

39

a. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi berarti pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang akan

diselidiki.7 Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Alat yang dapat

digunakan diantaranya dengan mengadakan kuesioner. Kuesioner

diberikan kepada respon untuk mengamati aspek-aspek yang ingin

diselidiki. Dalam hal ini penulis tidak melakukan tes.

Observasi yang penulis ambil adalah tersistematis. Sehingga

penulis membutuhkan adanya pedoman observasi. Pedoman observasi

penulis yakni sistem tanda (sign system). Maka dibutuhkan adanya

daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Metode

ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh siswa

seperti sholat berjama’ah, sholat jum’at, khotbah, dan pengajian rutin

yang pelaksanaannya telah dijadwalkan.

Dengan demikian metode observasi ini menjadi metode yang

penting dalam penelitian ini, sebab melalui metode observasi ini

penulis dapat mengungkapkan gejala-gejala yang ditampilkan oleh

sampel dalam penelitian secara optimal.

b. Metode Wawancara

Yang dimaksud metode wawancara adalah suatu metode

pengumpulan data melalui pengamatan dengan melakukan tanya

jawab yang dilakukan secara lisan8. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan dan memperoleh tanggapan, pendapat, ataupun

keterangan secara lisan dari responden. Dalam pelaksanaan

wawancara, penulis menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin,

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hlm.

1368 Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyaraka, hlm. 162

Page 52: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

40

hal ini dimaksudkan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

terperinci, namun penyampaian responden secara bebas tidak terikat.

Metode wawancara ini penulis gunakan untuk mencari informasi

mengenai pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Plus PGRI Cibinong

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya.9 Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya

yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda

peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol.10 Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan : gambaran umum tentang keadaan sekolah SMA

Plus PGRI Cibinong yaitu berupa letak geografisnya, sejarah singkat

berdirinya, jumlah siswa, keadaan guru, tenaga administrasi, struktur

organisasi, peraturan sekolah, kurikulum pendidikan, materi

Pendidikan Agama Islam, dan sarana fasilitasnya. Sehingga metode

ini juga mendukung penulis guna memperoleh data yang lebih valid.

Untuk itu dibuat data dokumentasi.

d. Metode Angket

Pengertian metode angket adalah cara pengumpulan data

berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar

pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.11

Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu..., hlm. 13510 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu..., hlm. 13611 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1989), hlm. 27

Page 53: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

41

dari pembelajaran program pendidikan agama Islam dengan

responden kelas XI sebanyak 58 siswa atau 10% dari jumlah populasi

575 siswa untuk mengisi beberapa item pertanyaan yang diajukan

penulis dalam bentuk multiple choise questios.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

Untuk data kuantitatif penulis akan menggunakan analisis data

statistik, yaitu teknik pengumpulan data penyusun, penyajian dan

penganalisaan berdasarkan hasil angket. Dalam hal ini akan menggunakan

rumus prosentase :

P = 100N

F%

Keterangan:

P = adalah angka prosentase

F = adalah angka yang sedang dicari prosentasenya

N = adalah Number of Case (banyaknya individu)12.

Seandainya ada 60 siswa yang menjawab point A, maka 60x100%

dibagi banyaknya individu yang menjawab angket misal,100 siswa. Maka

hasil yang diperoleh sebanyak 60% siswa yang codong untuk menjawab A

dari pada pilihan lainnya.

12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 40-41

Page 54: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

42

Tabel 1

Skala Prosentase

No. Prosentase Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90%-99% Hampir seluruhnya

3 60%-89% Sebagian besar

4 51%-59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40%-49% Hampir setengahnya

7 10%-39% Sebagian kecil

8 1%-9% Sedikit kecil

9 0% Tidak ada sama sekali

2. Analisis Data Kualitatif

Untuk data kualitatif penulis akan menggunakan analisis diskriptif

yaitu dengan cara berfikir deduktif dan induktif. Deduktif maksudnya

adalah metode berpikir yang berangkat dari fenomena-fenomena yang

bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Induktif

maksudnya adalah metode berfikir yang berawal dari fenomena-fenomena

yang bersifat khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum13.

Dalam hal ini analisa data tidak menggunakan angka melainkan dalam

bentuk laporan atau uraian diskriptif tentang program pengembangan

pendidikan agama Islam baik pelaksanaannya maupun usaha-usaha yang

dilakukan guna penunjang program tersebut. Penggunaan analisa data

kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kesimpulan

terhadap tanggapan yang telah dituliskan responden.

13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, hlm. 36-42

Page 55: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum SMA Plus PGRI Cibinong Bogor

1. Sejarah Singkat berdirinya

SMA PGRI Cibinong berdiri pada tahun 1978/1979, sampai tahun

1985/1986 masih menumpang di SMAN dan SD Cibinong. Setelah itu

SMA Plus PGRI Cibinong melakukan pencanangan program jangka

panjang 25 tahun, baru pada tahun 1983-1985 melakukan pengadaan tanah

dan melakukan pembangunan gedung pada tahun 1985-1991. Pada tahun

1993/1994 SMA Plus PGRI Cibinong mulai pembangunan jangka

panjang. Tahun 2002/2003 Tanggal 11 Desember 2003 Diresmikan

Sebagai SMA PLUS PGRI CIBINONG.

SMA Plus PGRI Cibinong telah mengalami pergantian Kepala

Sekolah yaitu pada tahun 1978-1979, Drs. E. Sanusi menjabat sebagai

Kepala Sekolah pertama di SMA Plus PGRI Cibinong. Pada tahun 1979-

1982, digantikan dengan Sri Yoseph, BA dan pada tahun 1983 sampai

sekarang, Drs. Basyarudin Thayib, M.Pd menjabat sebagai Kepala Sekolah

di SMA Plus PGRI Cibinong.

SMA Plus PGRI Cibinong termasuk dalam 32 Sekolah terbaik se-

Indonesia. Oleh karena itu, SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah

yang dijadikan percontohan (Model) bagi sekolah-sekolah yang ada di

Indonesia. SMA Plus PGRI Cibinong telah terakreditasi dengan nilai A.

Page 56: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

44

Berbagai prestasi telah didapatkan oleh SMA Plus PGRI Cibinong,

yaitu antara lain:

a. Putaran I tahun 1989/1990 Juara II wilayah Bogor

b. Putaran II tahun 1993/1994 Juara III tingkat Propinsi Jawa Barat

c. Putaran III tahun 1987/1998 Juara II tingkat Propinsi Jawa Barat

d. Putaran IV tahun 2003/2004 Juara I tingkat Propinsi Jawa Barat

e. Tahun 2007 terpilih menjadi Perintisan Sekolah Kategori Mandiri

(SKM)

f. Tahun 2008 terpilih menjadi Learning Resource Center / Pusat

Sumber Belajar (PSB)

g. Tanggal 29 April 2010 penetapan 132 SMA Pelaksana Program

SMA Model SKM-PBKL-PSB tahun pelajan 2010/2011

Kurikulum SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan Pendekatan

Quantum Learning (UU. No. 20 TAHUN 2003 PASAL 40) dengan

menggunakan konsep pendukung yaitu:

a. Quantum learning

b. Quantum teaching

c. Accelerated learning

d. Emotional intelligence

e. Multiple intelligences

f. Spiritual intelligence

g. Learning revolution

2. Letak Geografis

SMA Plus PGRI Cibinong termasuk dalam klasifikasi georgafis

perkotaan, secara georafis terletak di Jl. Golf Kelurahan Ciriung

Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Kode Pos 16918, Tlp. 021-

8753773, Fax. 021 8753773, Website www.smapluspgri.sch.id.

Secara geografis letak SMA Plus PGRI Cibinong sangat strategis

karena jauh dari keramaian / kebisingan dan terletak di kota kecamatan

yang mudah transportasinya karena dilalui jalur transportasi umum.

Page 57: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

45

3. Visi dan Misi SMA Plus PGRI Cibinong

a. Visi

Unggul Dalam Mutu Dan Prestasi, Berwawasan Global, Religius,

Entrepreneur, Sebagai Agen Perubahan dan Pendidikan Budaya

Bangsa

b. Misi

1) Pengelolaan sekolah secara professional

2) Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran

3) Peningkatan dan pengembangan kompetensi professional

guru.

4) Pengembangan keterampilan belajar siswa (learning skill

5) Penggunaan teknologi informasi dalam mendukung proses

pembelajaran

6) Penanaman nilai-nilai iman dan taqwa bagi seluruh warga

sekolah, dan menampilkan dalam segala aspek kegiatan.

7) Penerapan metode pembelajaran modern sesuai dengan

konsep dan paradigma baru pendidikan.

8) Pemantapan pelaksanaan Catur Budaya sekolah yakni :

9) Budaya belajar, Budaya disiplin, Budaya bersih dan Budaya

persatuan dan persaudaraan.

10) Pemantapan jati diri sebagai lembaga pendidikan PGRI.

4. Keadaan Guru, Siswa dan Pegawai

a. Guru

Tabel 2

Keadaan Guru SMA Plus PGRI Cibinong

No.Nama Kepala Sekolah

dan Guru

PendidikanNIP/NUPTK

JabatanMengajar MP

1 Dr.H.Basyarudin Thayib, M.Pd S2 195012251977101001 Kepala

Page 58: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

46

Sekolah/Ekon

2 Drs. Agus Rohiman M.Pd S2 196507131991031011 Matematika

3 Dra. Naomi M. Sihombing S1 196206301988032004 Bhs. Inggris

4 Dra. Wina Tresnawati S1 196110281986022002 Bhs. Indonesia

5 Dra. Indiati Sri Haryono S1 196412281991032005 Biologi

6 Dra. Eny Nurwati, M.Pd S2 196202181989032004 Biologi

7 R. Sri Wilujeng S.Pd,M.Pd S2 196807161992032006 Matematika

8 Sri Wasti BA S1 1046721622300003 B.Indonesia

9 Drs. Iyan Supiyan S1 3549732637200003 Olahraga

10 Jajat Abidin D3 - Fisika

11 Drs.Salom Gultom S1 8433742644200242 Kimia

12 Dede Hendra M, S.Pd S18243747648200003

Pendidikan Seni

13 Ir. Iskandar S1 8241740644200003 Matematika

14 Drs. Abas Saeful Hamami S1 9254745648300043 Pend. A. Islam

15 Dra. Ai Nurfaridah S1 7241745649300013 Agama Islam

16 Een Siti Nurjanah, S.Pd S17433748651300162

Ekonomi Akun.

17 Dra. Kania Dewi S1 - Bhs. Indonesia

18 Suryawati Ningsih D, A.Md D3 7953744647300042 B.Inggris

19 Nasukha Z A.Md D3 6559744646200013 Fisika

20 Iwan Gunawan S.Pd S1 7162747650200013 Olahraga

21 Freddy Siahaan S.Pd S1 8849748650200042 Ekonomi

22 Dra. Rini Komalasari S1 7953744647300042 Bahasa Jepang

23 Markus Pianggigil SMEA9662749651200032

AgamaKristen

24 H.Totoy Fadillah S.Pd S14339749652200023

Pendidikan Seni

25 Asih Mulyani S.Kom S1 7851754655300022 Komputer

26 Muzayanah S.Pd S1 952757658300062 Bhs. Inggris

27 Syarifah S.Pd.I S1 8144759659300003 Agama Islam

28 Drs. Suhartono S1 4339749652200023 Agama Islam

29 Bahman S.Pd S1 0260757658200013 Fisika

Page 59: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

47

30 Endro Nurhadi, A.Md D3 5554730634200003 Seni Lukis

31 Ike Yuniawati S.Pd S1 0946759660200032 Bhs. Inggris

32 Tri Rahayu S.Pd S1 2049758659300073 Sejarah

33 Ahmad Mudif Fuad STM 3451738640200023 Otomotif

34 Fery Yantini S.Pd S1 8542758659300062 Sosiologi

35 Ahmad Muhammad.S.Kom S1 2543756658200033 Komputer

36 Gina Fariani S.Pd S1 4537753655300053 Antropologi

37 Juju Juriah S.Pd S1 3839757658300062 Kimia

38 Dra. Rini Diah Astuti S1 - Tata Boga

39 Iwan Sutiawan S.Pd S1 4061760661200023 Bahasa Inggris

40 Fia Fianti S.Pd S19348752654200023

Geografi/ Sejarah

41 Nur'ani S.Pd S1 7437759660300082 Ekonomi

42 Dedi Masri S.Pd S1 539750653200013 Sejarah

43 Dian Andesti, S.Pd S1 4541763663300003 Jurnalistik

44 Arie Sucipto, S.Ss S1 2858763664200012 Bahasa Jepang

45 Liddia Hendriati S.Pd S1 2433760661300192 Bhs. Indonesia

46 Roro Ratna S.Pd S1 1055764665300033 BK

47 Eneng Hindayah S.Sn S1 5138762663300053 Seni Tari

48 Rahayu Purnama, S,Pd S1 1055764665300033 Modeling

49 Selly Amaliya S.Pd S15138762663300053

Bahasa Indonesia

50 Ukemar SGO4055741643200033

Multimedia (TI)

51 Muhidin D2 6857752654200022 Progremer

52 Rohajon D2 - Elektro

53 Giyanty S.Pd S11549762664300000

Bahasa Indonesia

54 Dhiena Farida S.T S1 2434759659300012 BK

55 Ike Septianawati, S.Pd S1 0946759660200032 Bhs.Inggris

56 Desty Ekasaty U,S.Pd S1 - Matematika

57 Sumartiningsih, S.Pd S1 - Matematika

58 Iwan Cakrayana S.T S1 2854759660200022 T I K

Page 60: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

48

59 Fredy Anggiat S.Pd S1 - PLH

60 Dra. Imas Suprihatin S1 - Bahasa Sunda

61 Elis Sukarsih,S.Sos S1 - Bahasa Sunda

62 Irna Susiani , S.Pd S1 - Biologi

63 Lulu Hulyati, S,Pd S1 - Biologi

64 Angesti Betty R.I S,Si S1 - Kimia

65 Afra Fitriyani D2 - Bahasa Inggris

66 Fian Firmansyah S.Si S1 - Fisika

67 Fachrudin S.Pd S1 - Geografi

68 Sri Haryati D2-

Bahasa Indonesia

69 Rino Cahyono, A.Md D3 - Bahasa Jepang

70 Imas masriah, S.Pd S1 - Matematika

71 Rully Muladi S,Pd S1 - Penjas

72 Roni Hermawan D2 - Modeling

73 Asmiyati Rum SE S1 - Ekonomi

74 Ema Rachmawati, S.Pd S1 - Kimia

75 Sri Mildawati S.Pd S1 - Matematika

76 Irma Windiarani, S.Pd S1 - Geografi

77 Lia Komalasari, S.Pd S1 - PKN

78 Dewinta Nurhayati, S.Pd S1 - Tata Busana

79 Eki Syukeri, S.Pd S1 - Bahasa Sunda

80 Siti Ubahiyah, SE S1 - BP

81 Rr. Atrina Irmaya Dewy, S.Pd S1 - Fisika

82 Fitria Fatma D2 - Fisika

83 Julia Putri Noor, Adm D3 - Sekretaris

84 Winda Yulinda, S. S S1 - Bahasa Inggris

85 Hosiawatie, SE, MM S1-

Bahasa Mandarin

b. Siswa

1) Siswa Kelas X

Page 61: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

49

Tabel 3

Keadaan Siswa Kelas X SMA Plus PGRI Cibinong

No. Wali Kelas Kelas Lk. Pr JML

1 Giyanti, S.Pd X. U 1 20 16 36

2 Dra. Indiati Sri Haryono X. U 2 22 13 35

3 Syarifah, S.PdI X. U 3 19 16 35

4 Imas Masriah, S.Pd X. U 4 22 14 36

5 Ika Septianawati, S.Pd X. U 5 22 14 36

6 R. Sri Wilujeng, M.Pd X. U 6 19 17 36

Kelas X.Unggulan 124 90 214

7 Sri Mildawati, ST X.1 21 23 44

8 Freddy Siahaan, S.Pd X.2 24 22 46

9 Dra. Wina Tresnawati X.3 24 22 46

10 Fredy Anggiat, S.Pd X.4 22 23 45

11 Irma Windiarani, S.Pd X.5 23 22 45

12 Dra. Naomi M Sihombing X.6 24 22 46

13 Liddia Hendriati, S.Pd X.7 21 24 45

14 Juju Juriah, SP X.8 22 24 46

15 Tri Rahayu, S.Pd X.9 22 24 46

Kelas X.Reguler 203 206 409

Jumlah Siswa Kelas X --> 327 296 623

2) Siswa Kelas XI

Tabel 4

Keadaan Siswa Kelas XI SMA Plus PGRI Cibinong

No. Wali Kelas Kelas Lk. Pr JML

1 Arie Sucipto, S.S XI.Bhs 9 20 29

2 Ema Rahmawati, S.Pd XI.IPA.U.1 17 18 35

3 Muzayanah, S.Pd XI.IPA.U 2 18 16 34

4 Sri Hayati, S.Pd XI.IPA.1 21 27 48

Page 62: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

50

5 Lia Komalasari, S.Pd XI.IPA.2 19 29 48

6 Irna Susyani, S.Pd. XI.IPA.3 21 27 48

7 Sumartiningsih, S.Pd XI.IPA.4 21 27 48

8 Rino Chayono, S.S XI.IPA.5 21 27 48

Jml. XI. PA 138 171 309

9 Jajat Abidin XI.IPS.1 25 22 47

10 Fachrudin, S.Pd XI.IPS.2 26 21 47

11 Selly Amaliya, S.Pd XI.IPS.3 26 21 47

12 Afra Fitriani XI.IPS.4 25 22 48

13 Desty Ekasari Utami, S.Pd XI.IPS.5 25 23 48

Jml. XI. IPS 127 109 237

Jumlah Siswa Kelas XI -----> 274 300 575

3) Siswa Kelas XII

Tabel 5

Keadaan Siswa Kelas XII SMA Plus PGRI Cibinong

No. Wali Kelas Kelas Lk. Pr JML

1 Drs. Salom Gultom XII.IPA.U 12 23 35

2 Dra. Ai Nurfaridah XII.IPA.1 17 28 45

3 Dra. Kania Dewi XII.IPA.2 16 29 45

4 Ike Yuniawati, S.Pd XII.IPA.3 16 28 44

5 Dra. Rini Komalasari XII.IPA.4 16 28 44

6 Lulu Hulyati, S.Pd XII.IPA.5 16 28 44

7 Fian Furmansyah, S.Pd XII.IPA.6 17 26 43

Jml. XII.IPA 110 190 300

8 Fia Fianti, S.Pd XII.IPS.1 21 18 39

9 Gina Fariani, SP XII.IPS.2 22 18 40

10 Fery Yantini, S.Pd XII.IPS.3 18 21 39

11 Nur'aeni, S.Pd XII.IPS.4 22 18 40

12 Dedi Masri, S.Pd XII.IPS.5 21 19 40

Page 63: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

51

Jml. XII.IPS 104 94 198

Jumlah Siswa Kelas XII -----> 214 284 498

Jumlah Kelas X,XI dan XII 815 880 1.696

c. Pegawai

1) Tenaga Kependidikan

Tabel 6

Keadaan Tenaga Kependidikan SMA Plus PGRI Cibinong

No. Nama NIP/NUPTK Jabatan

1 Hasan Basri 8441750653200013 Kepala Tata Usaha

2 Hj.Poppy Mulwita 9259737638300023 Bendahara Sekolah

3 Tri Wahyuningsih 9437736638300033 Bendahara Koperasi

4 Drs. Rs. Wintolo 4951739640200022 Sie. Perpustakaan

5 Azhari Dahlan 5440737641200003 Sie. BP/BK

6 Andi Lala 3435758660200033 IT

7 Acep Muhtadin 1643755657200022 DKM Al-Mizan

8 Joni Setiawan 7040761662200013 Sie. Keuangan

9 Nanang Supriyono 4237754657200013 Sie. Perpustakaan

10 Sudarman 3244757660200013 Sie. Koperasi

11 M. Khapip 0935762663200022 Sie. Koperasi

12 Nunut Suprapto 2941755657200032 Sie. Koperasi

13 Muhamad Martin, S.Pd.I 5651762662200002 DKM Al-Mizan

14 Riana Lidya 2356766667200003 Sie. TI

15 Chamelia Asmarafuti Sie. Kesiswaan

16 Andri Aseri Sie. Perpustakaan

17 Agustian Sie. Keuangan/Adm.

18 Ari Mustina, S,Pd Sie. Laboran IPA

Page 64: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

52

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana terdiri dari Tanah dan Gedung. Tanah

sepenuhnya milik Yayasan Penyelenggara yaitu YPLP-PGRI. Adapun

spesifikasinya adalah sebagai berikut:

Tabel

Keadaan Sarana dan Prasarana SMA Plus PGRI Cibinong

NO SARANA DAN PRASARANA JUMLAH LUAS M2 KET.

1 Luas Lahan 10.375 Sertifikat

a. Bangunan 6.144

b. Halaman/Taman 3.811

c. Lapangan Olahraga 420

2 Ruang Teori/Kelas 34 1.632 Baik

3 Jumlah Ruang Penunjang :

a. Laboraturium Kimia 1 72 Baik

b. Laboraturium Fisika 1 48 Baik

c. Laboraturium Komputer 2 144 Baik

d. Laboraturium Multimedia 1 36 Baik

e. Ruang Perpustakaan 1 168 Baik

f. Ruang UKS 1 65 Baik

g. Ruang Multimedia 1 32 Baik

h. Ruang BK 1 32 Baik

i. Ruang Kepala Sekolah 1 36 Baik

j. Ruang Guru 1 176 Baik

k. Ruanga TU 1 64 Baik

l. Ruang OSIS 1 32 Baik

m. Ruang Ibadah/Masjid 1 210 Baik

n. WC Guru Laki-Laki 8 52 Baik

o. WC Guru Perempuan 8 52 Baik

p. WC Siswa Laki-Laki 14 84 Baik

Page 65: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

53

q. WC Siswa Perempuan 14 84 Baik

r. Koperasi/Toko 2 8 Baik

s. Gudang 3 28 Baik

4 Perlengkapan Administrasi

a. Komputer/Laptop TU 4 Baik

b. Printer TU 7 Baik

c. Scanner 2 Baik

d. Digital Camera 3 Baik

e. Server 2 Baik

f. Mesin Ketik 2 Baik

g. Mesik Fotocopy 2 Baik

h. Brankas 1 Baik

i. Lemari 5 Baik

j. Meja TU 6 Baik

k. Kursi TU 11 Baik

l. Meja Guru 18 Baik

m. Kursi Guru 52 Baik

5 Perlengkapan KBM

a. Komputer/Laptop 75 Baik

b. Printer 8 Baik

c. LCD 4 Baik

d. Lemari 3 Baik

e. TV Audio 4 Baik

f. Meja Siswa 565 Baik

g. Kursi Siswa 1.241 Baik

Page 66: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

54

6. Struktur Organisasi

Diagram

Sruktur Kepengurusan SMA Plus PGRI Cibinong

Kepala SekolahDrs. Basyarudin Thayib, M.Pd.

WakasekSenior

Pengawas pengendali mutu

Pengawas pengendali mutu

Drs. Agus Rohiman, M.Pd

Sri Wasti S, BA Ir. Iskandar

WK. Urs. KesiswaanWk. Urs.

KurikulumWk. Urs. Sarana Wk. Urs. Humas

1. Iwan Gunawan, S.Pd 1.Nasukha1. Drs. Iyan Supiyan

1. Suryawati Ningsih D.

2. Drs. Salom Gultom2. Sri Wilujeng,

S.Pd, M.Pd2. Freddy Siahaan S.Pd

2. Liddia Hendriati S.Pd

Kep Seksi Rumah Tangga

Bendahara Kepala Tata Usaha

Tri Wahyuningsih Hj. Poppy Mulwita Hasan Basri

Wali KelasKoord. BP

GuruSie. Lab. IPA

Lab. Kom. & Bhs

Perpustakaan

Dra. Eni Nurwati, M.Pd

Dra. Indiati Sri H Bahman S.Pd.Heri Heryadi,

S.IP

SISWA

Page 67: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

55

B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Plus

PGRI Cibinong

1. Sistem Pendidikan Agama Islam

Sistem dalam sebuah pembelajaran dapat dikatakan sebagai

keseluruhan komponen yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan

untuk berkerjasama mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan.

Sistem Pendidikan Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong

memiliki beberapa komponen untuk mencapai tujuan yang di harapkan,

yaitu:

a. Mengidentifikasi masalah berdasarkan kebutuhan. Masalah

merupakan kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi rill

dari kebutuhan yang diinginkan. Sebagai contoh, kondisi ideal

untuk memudahkan belajar, hal ini diperlukan alat atau media

yang cocok dan sesuai dengan karakteristik isi mata pelajaran

Agama Islam. Akan tetapi, kondisi riilnya guru tidak mampu

menggunakan media yang cocok dan sesuai dengan karakteristik

isi mata pelajaran Agama Islam.

b. Menentukan alternatif pemecahannya. Untuk memecahkan suatu

masalah perlu dilakukan identifikasi prasyarat, yaitu faktor-faktor

pendukung dan faktor-faktor yang dapat menghambat pemecahan

masalah. Misalnya, faktor ketersediaan dana, fasilitas, personal

dan waktu sehingga dapat dipilih alternatif pemecahan masalah

terbaik. Sebagai contoh, kasus guru tidak dapat menggunakan

media pembelajaran, jika ditinjau dari faktor pendukung perlu ada

anggaran peningkatan kualitas tenaga pengajar, bimbingan tenaga

ahli media, dan mengadakan pelatihan penggunaan media

pembelajaran.

c. Memilih strategi pemecahan berdasarkan alternatif pemecahan

terpilih yang dianggap relevan dan paling efektif untuk

menetapkan metode atau strategi pelaksanaannya. Misalnya,

alternatif terpilih yaitu mengadakan pelatihan maka harus

Page 68: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

56

ditetapkan tujuan dan metode pelatihan, sasaran pelatihan, materi

pelatihan dan evaluasi pelatihannya.

d. Melaksanakan strategi yang terpilih. Misalnya, alternatif yang

terpilih mengadakan pelatihan, maka perlu ditetapkan

pelaksanaannya, berapa hari pelaksanaannya, berapa dana yang

diperlukan, orang-orang yang terlibat, dan sebagainya sehingga

dapat memperlancar efektifitas pemecahan masalahnya.

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sejauh

mana efektifitas penggunaan metode terpilih dapat menyelesaikan

masalah. Karena evaluasi merupakan kegiatan yang berproses,

maka evaluasi perlu dilakukan secara terus-menerus mulai dari

persiapan, proses pelaksanaan, hingga hasil yang dicapai.

f. Mengadakan revisi pada setiap langkah bila diperlukan.

Pembelajaran merupakan proses yang membutuhkan waktu lama.

Karena itu, dalam setiap bagian kegiatan bila perlu dilakukan

revisi guna mencapai hasil yang optimal.

Komponen-komponen di atas merupakan sebuah sistem yang

dilakukan oleh SMA Plus PGRI Cibinong dalam menciptakan kualitas

pembelajaran di setiap bidang studi atau mata pelajaran, khususnya pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar terciptanya kualitas yang

baik.

2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Definisi mengenai kurikulum sangat beragam, hal ini diakibatkan oleh

fungsi kurikulum itu sendiri yang sangat luas. Namun mayoritas

mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan

mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum memiliki

peranan yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Kaitannya dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam, SMA Plus

PGRI Cibinong menggunakan atau berpedoman pada Kurikulum Tingkat

Page 69: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

57

Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan (SNP) untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Plus

PGRI Cibinong dilandasi oleh undang-undang dan peraturan sebagai

berikut:

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1

b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 17 Ayat 2 dan Pasal 29 Ayat 1

c. Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

d. Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan

e. Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23

3. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Strategi pembelajaran pada intinya yaitu sebuah kegiatan yang

terencana serta sistematik yang ditunjukan untuk menggerakan peserta

didik agar mau melakukan kegiatan belajar dengan kemauan dan

kemampuannya sendiri.

Dalam hal ini, SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan pendekatan

Quantum Learning. Asas utama pembelajaran quantum adalah membawa

dunia siswa ke dalam dunia guru, dan mengantarkan dunia guru ke dunia

siswa. Subjek belajar adalah siswa. Guru hanya sebagai fasilitator,

sehingga guru harus memahami potensi siswa terlebih dahulu. Salah satu

cara yang dapat digunakan dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang akan

diajarkan dengan peristiwa- peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan

yang diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah, maupun

di lingkungan masyarakat.

Tujuan pokok pembelajaran quantum yaitu meningkatkan partisipasi

siswa melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat

Page 70: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

58

belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan,

meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.

4. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Proses pembelajaran dapat dikatakan dengan kegiatan yang dilakukan

dalam pembelajaran. Kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam yaitu

kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Di SMA Plus PGRI Cibinong kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Akan tetapi kegiatan

pembelajaran dilakukan di luar kelas yang diarahkan oleh guru Agama

Islam dan DKM Al-Mizan yang merupakan staf khusus yang dibentuk

oleh sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran di luar sekolah.

Mengenai pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Plus PGRI Cibinong, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya

diberikan alokasi waktu dua jam dalam satu minggu. Maka, pihak sekolah

merasa perlu menambah alokasi waktu yang sangat singkat tersebut

dengan membuat kegiatan-kegiatan keagamaan di luar kelas yang

pelaksanaannya dilakukan oleh Guru Agama Islam dan bekerja sama

dengan DKM Al-Mizan yang merupakan staf khusus yang dibentuk oleh

sekolah SMA Plus PGRI Cibinong.

Hal ini diharapkan agar penanaman nilai-nilai agama yang sangat

membutuhkan waktu yang banyak, dapat terbantu dengan adanya

kegiatan-kegiatan keagamaan di luar kelas. Karena SMA Plus PGRI

Cibinong memiliki misi menanamkan nilai-nilai Iman dan Taqwa bagi

seluruh warga sekolah, dan menampilkan dalam segala aspek kegiatan.

5. Program Kegiatan Keagamaan

a. Program Rutin Harian

1) Shalat Berjamaah

Setiap kelas terjadwal sebagai pelaksana utama sholat

berjamaah

Page 71: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

59

Sholat berjamaah di laksanakan setiap hari secara

bergantian

Pelaksana utama sholat berjamaah dzuhur terdiri dari

siswa/i kelas XI dan XII

Pelaksana utama sholat berjamaah ashar terdiri dari

siswa/I kelas X

Setiap pelaksanaan kegiatan sholat berjamaah ,di absen

pembimbing keagamaan dan di ketahui oleh wali kelas

masing – masing

2) BBQ ( Bimbingan Belajar Quran )

Setiap kelas terjadwal sebagai pelaksana utama BBQ

Pelaksanaan BBQ di bagi 2 ( dua ) kelompok Yaitu pagi

dan siang

Pelaksana BBQ pagi terdiri dari siswa/i kelas X, dan

pelaksana BBQ siang terdiri dari kelas XI dan XII

Peserta BBQ terdiri dari 4 level yakni : level A bagi yang

Al-Qur’an level B bagi IQRO 5 dan 6, level C 2 untuk

IQRO 3 dan 4, sedangkan level C 1 bagi yang IQRO 1 dan

2

Setiap level mendapatkan pengajaran dan pembimbing

yang berbeda

Setiap siswa mendapatkan kartu prestasi/alat kontrol

dalam setiap pertemuan, karena masing-masing level

memiliki target yang harus dicapai

Setiap pelaksanaan BBQ diabsen oleh pembimbing/staf

DKM Al-Mizan

Page 72: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

60

b. Program Rutin Mingguan

1) Sholat Jum’at

Setiap kelas terjadwal sebagai pelaksana utama sholat

jum’at lima kelas secara bergantian

Petugas sholat jum’at dilaksanakan oleh pelaksana utama

tiap-tiap kelas dari mulai persiapan sampai dengan

pelaksanaan sholat jum’at dilaksanakan.

Setiap pelaksanaan sholat jum’at diabsen oleh

pembimbing/staf DKM Al-Mizan

2) Infaq Jum’at

Penarikan infaq dilaksanakan setiap pada hari jum’at yang

dikoordinir oleh ketua kelas masing-masing dan

diserahkan kepada bendahara sekolah melalui staf DKM

Al-Mizan

Setiap penerimaan infaq selalu dicatat melalui absen oleh

ketua kelas dab diketahui oleh Pembina DKM. AL-

MIZAN/ketua DKM AL-Mizan

3) Mentoring

Mentoring adalah pembelajaran dalam rangka pemantapan

serta pemahaman pendidikan agama islam

Mentoring dilaksanakan setiap pada hari sabtu sebelum

Student Day

Pembimbing mentoring terdiri dari para aktifis dakwah di

Kabupaten Bogor

Setiap siswa dibentuk kelompok masing-masing tujuh

orang siswa dengan efektifitas pembelajaran dan

memudahkan kontroling pembimbing kepada peserta

Setiap pelaksanaan diabsen oleh pembimbing

4) Kuliah Duha

Kuliah Duha adalah kajian umum tentang ilmu agama

Page 73: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

61

Pelaksana Kuliah Duha teridiri dari lima kelas secara

bergiliran

Kuliah Duha dilaksanakan pada setiap hari minggu

Pembimbing Kuliah Duha terdiri dari guru-guru agama

islam SMA Plus PGRI Cibinong dan sewaktu-waktu

mengundang tokoh dari luar

Setiap pelaksanaan Kuliah Duha diabsen oleh pembimbing

5) Qiro’at Al-Qur’an

Qiro’at Al-Qur’an adalah seni baca Al-Qur’an yang hanya

diikuti oleh siswa yang sudah menguasai tajwid dan

memiliki potensi dan bakat dalam bidang tersebut

Qiro’at AL-Qur’an dilaksanakan pada setiap hari sabtu

Setiap pelaksanaan kegiatan diabsen oleh pembimbing

6) Hifdzil Al-Qur’an

Hifdzil Al-Qur’an adalah program hafalan khususnya pada

juz 30

Hifdzil Al-Qur’an diwajibkan bagi siswa yang sudah

berada di level BBQ A

Hifdzil Al-Qur’an menggunakan sistem setoran setiap

pertemuan minimal setor hafalan satu surat kepada

pembimbing

Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal

Setiap pelaksanaan kegiatan diabsen oleh pembimibng

7) Seni Nasyid

Kegiatan dilaksanakan setiap hari jum’at siang

Nasyid hanya bagi siswa yang memiliki potensi dan bakat

Setiap pelaksaan kegiatan diabsen oleh pembimbing

Page 74: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

62

c. Program Rutin Bulanan

1) Bhakti Sosial (Baksos)

Baksos dilaksanakan sebulan sekali pada minggu pertama

Sasaran kegiatan ditujukan kepada para anak Yatim/Piatu

dan Fakir Miskin khususnya masyarakat wilayah sekitar

2) Qiyamul lail

Pembinaan khusus bagi anak DKM. AL-MIZAN

Tautsiah dan Muhasabah

3) Bedah buku

Peserta terdiri dari Siswa kelas 1,2 dan 3 secara bergiliran

Judul buku disesuaikan dengan materi agama Islam

d. Program Rutin Tahunan

1) Muhasabah / dzikir bersama

Muhasabah dilaksanakan pada setiap tanggal 1 Muharram

dalam rangka menyambut tahun baru Hijriah.

Susunan kegiatan Muhasabah di ikuti oleh seluruh siswa

secara bersamaan,

Setiap pelaksanaan kegiatan di absen oleh panitia

pelaksana.

2) Santunan anak yatim / Peduli dhuafa

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram.Dalam

rangka memperingati ari Raya Anak Yatim.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh pengurus DKM. AL-

MIZAN dan dilaksanakan oleh seluruh siswa dan guru

SMA Plus PGRI Cibinong.

Susunan kegiatan dilakukan kepada anak yatim / piatu dan

dhuafa khususnya masyarakat wilayah sekitar.

Setiap pelaksanaan kegiatan di absent oleh panitia

pelaksana.

Page 75: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

63

3) Maulid Nabi Muhammad SAW

Kegiatan di laksanakan pada setiap bulan Maulid dengan

berbagai macam perlombaan kreativitas islam.

Kegiatan perlombaan di ikuti dan perwakilan tiap-tiap

kelas dan disaksikan oleh seluruh siswa SMA Plus PGRI

Cibinong.

Setiap pelaksanaan kegiatan di absent oleh panitia

pelaksana.

4) Isro Mi’raj

Isri Mi’raj dilaksanakan pada setiap bulan Rajab dengan

kegiatan Tabligh Akbar.

Kegiatan tersebut di ikuti oleh seluruh siswa dan keluarga

besar SMA Plus PGRI Cibinong serta mengundang

sekolah SMP,SMA yang berada di kecamatan Cibinong.

5) Pesantren Kilat

Pesantren Kilat di laksanakan pada setiap bulan suci

Ramadhan. Selama tiga hari secara bergantian.

Pelaksanaan pesantren kilat dimulai dari pagi hingga

berbuka puasa bersama dan shalat maghrib berjama’ah.

Acara pesantren kilat diantaranya :

Shalat Duha

Tadarus Al-Quran

Kajian Islam

Game

Shalat berjama’ah

Penayangan CD Islami

Diskusi umum

Ceramah Umum

Kreasi Islami

Pengisi acara SANLAT terdiri dari guru-guru agama dan

tokoh-tokoh dari luar.

Page 76: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

64

6) Idul Qurban

Idul Qurban dilakukan pada setiap hari Raya Idul Adha

dengan penyembelihan hewan Qurban dan didistribusikan

kepada masyarakat

6. Sarana Pendidikan Agama Islam

Sarana dalam sebuah pembelajaran, merupakan elemen yang memiliki

peranan yang cukup signifikan. Karena sarana dapat membantu dalam

berjalannya sebuah pembelajaran yang baik. Akan tetapi, bukan

merupakan sebuah jaminan jika sarana memadai maka kualitas

pembelajaran akan baik. Setidaknya dengan adanya sarana, maka dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar akan terbantu guna terciptanya suasana

pembelajaran yang baik.

Sarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara langsung

maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk

mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Adapun sarana pendidikan

di SMA Plus PGRI Cibinong khususnya pada Pendidikan Agama Islam

adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Keadaan Sarana Pendidikan Agama Islam SMA Plus PGRI Cibinong

No Jenis Sarana Banyaknya Keterangan

1 Masjid 1 buah Baik

2 Kantor DKM 1 buah Baik

3 Ruang Eksis 1 buah Baik

4 Ka’bah 1 buah Baik

5 Iqro besar 126 buah Baik

6 Iqro kecil 41 buah Baik

7 Buku Bacaan Keagamaan 37 buah Baik

8 Buku DEPAG 152 buah Baik

Page 77: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

65

9 Al-Qur’an 158 buah Baik

10 Kitab Rawi 3 buah Baik

7. Evaluasi Pendidikan Agama Islam

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan

nilai daripada sesuatu. Dalam pendidikan, evaluasi dijadikan sebagai alat

penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik menuju

kearah tujuan dan nilai-nilai yang diterapkan dalam kurikulum.

Evaluasi di SMA Plus PGRI Cibinong kaitannya dengan proses

pembelajaran merupakan sebuah alat dalam menentukan kebijakan-

kebijakan yang akan digunakan dalam hal proses pembelajaran khususnya

pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Disamping itu, evaluasi dijadikan

sebagai alat ukur kemajuan belajar siswa.

Dalam hal ini, guru Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong

melakukan beberapa bentuk dalam mengevaluasi peserta didiknya, yaitu:

a. Tes Diagnostik

Tes diagnostik yaitu tes yang digunakan guru Agama untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam belajar. Dalam hal ini,

guru agama melakukan ulangan harian, yaitu ulangan dilakukan pada

setiap materi/pembahasan yang diajarkan oleh guru Agama. Dengan

demikian, guru Agama Islam dapat mengetahui siswa yang memiliki

kesulitan dalam belajar dan dapat dilakukan dengan perbaikan-

perbaikan yang tepat dalam pembelajaran.

b. Tes Formatif

Tes formatif yaitu tes yang dilakukan setiap selesai melakukan

program satuan pelajaran atau topik pembahasan. Tujuannya yaitu

untuk mengukur sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan

pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dengan melihat dari hasil

tes tersebut, maka akan diketahui kemampuan siswa dan keberhasilan

guru dalam mengajar di kelas.

Page 78: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

66

c. Tes Sumatif

Tes yang dilaksanakan pada setiap selesai mengikuti pelajaran

selama satu semester atau akhir tahun pelajaran. Penilaian ini

dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan pengajaran

yang telah dilaksanakan selama satu semester. Maka melakukan tes

sumatif akan diketahui kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam

proses pembelajaran untuk kemudian diadakan perbaikan-perbaikan di

masa yang akan datang.

Namun tidak hanya evaluasi yang telah dijelaskan di atas yang

dilakukan guru Agama. Kaitannya dengan perilaku siswa di luar kelas,

guru Agama berkerjasama dengan staf DKM. AL-MIZAN dalam hal

memberikan penilaian diluar pembelajaran di kelas. Hal ini dilakukan

dengan program-program yang dilakukan oleh DKM. AL-MIZAN beserta

guru Agama, apakah siswa telah mengikuti program-program tersebut

dengan baik atau tidak. Karena program-program tersebut merupakan

tindak lanjut dari sebuah pembelajaran di kelas.

C. Analisis Data Hasil Penelitian

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dua jam

perminggu, yang mencakup pelajaran Fiqih, Al-qur’an Hadits, Akidah Akhlak,

dan Sejarah Islam.

Dengan menggunakan pedoman kurikulum KTSP untuk kelas X, XI, dan

XII, serta model pembelajaran yang digunakan yaitu dengan menggunakan

model Quantum Learning.

Maka untuk mengetahui pengamalan Pendidikan Agama Islam siswa kelas

XI di SMA Plus PGRI Cibinong khususnya dalam proses pembelajaran di

kelas, dapat dilihat dari hasil penelitian yang terdiri dari tabel-tabel berikut ini:

Tabel 9

Tidak menyukai pelajaran Agama Islam

Option Frekwensi Prosentase

Page 79: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

67

Selalu - -

Sering 2 4 %

Kadang-Kadang 11 18,97 %

Tidak Pernah 45 77,59 %

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas, dapat dikemukakan bahwa sebagian besar siswa

menjawab tidak pernah (77,59%) tidak menyukai pelajaran Agama Islam,

sebagian kecil (18,97%) menyatakan kadang-kadang dan sedikit kecil (4%)

menyatakan sering, serta tidak ada yang menyatakan selalu tidak menyukai

pelajaran Agama Islam. Kesimpulannya bahwa sebagian besar siswa memiliki

motivasi dalam mengikuti pelajaran Agama Islam, hal ini dapat dilihat bahwa

siswa menyukai pelajaran Agama Islam.

Tabel 10

Bersemangat jika waktu pelajaran Agama Islam tiba

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 22 37,93 %

Sering 24 41,38 %

Kadang-Kadang 12 20,69 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (41,38%)

siswa menjawab sering bersemangat jika waktu pelajaran Agama Islam tiba,

dan sebagian kecil (37,93%) siswa menjawab selalu bersemangat jika waktu

pelajaran Agama Islam tiba, dan sebagian kecil (20,69%) siswa menjawab

kadang-kadang bersemangat jika waktu pelajaran Agama Islam tiba, dan tidak

ada yang menjawab tidak pernah bersemangat jika waktu pelajaran Agama

Islam tiba. Kesimpulannya bahwa siswa di SMA Plus PGRI cibinong memiliki

semangat yang baik dalam mengikuti pelajaran Agama Islam.

Page 80: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

68

Tabel 11

Pernah tidak masuk pelajaran Agama Islam karena malas

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 1 1,72 %

Sering - -

Kadang-Kadang 12 20,69 %

Tidak Pernah 45 77,59 %

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (77,59%)

siswa menjawab tidak pernah tidak masuk pelajaran Agama Islam karena

malas, sebagian kecil (20,69%) siswa menjawab kadang-kadang pernah tidak

masuk pelajaran Agama Islam karena malas, dan sedikit kecil (1,72%) siswa

menjawab selalu pernah tidak masuk pelajaran Agama Islam karena malas, dan

tidak ada siswa yang menjawab sering pernah tidak masuk pelajaran Agama

Islam karena malas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

siswa tidak pernah membolos pada pelajaran Agama Islam.

Tabel 12

Memperhatikan guru saat menjelaskan materi Agama Islam

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 34 58,62 %

Sering 21 36,21 %

Kadang-Kadang 3 5,17 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya

(58,62%) siswa menjawab selalu memperhatikan guru saat menjelaskan materi

pelajaran Agama Islam, sebagian kecil (36,21%) siswa menjawab sering

memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran Agama Islam, sedikit

kecil (5,17%) siswa yang menjawab kadang-kadang memperhatikan guru saat

menjelaskan materi pelajaran Agama Islam, dan tidak ada siswa yang

Page 81: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

69

menjawab tidak pernah memperhatikan guru saat menjelaskan materi pelajaran

Agama Islam. Dengan demikian perhatian siswa kepada guru Agama Islam

pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan dengan baik.

Dari kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa guru Agama Islam di

SMA Plus PGRI Cibinong telah menggunakan metode pembelajaran yang

baik, karena sebagian besar siswa menjawab selalu memperhatikan guru saat

menjelaskan materi pelajaran Agama Islam.

Tabel 13

Selalu menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama Islam tidak sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 1 1,72 %

Sering 6 10,34 %

Kadang-Kadang 25 43,11 %

Tidak Pernah 26 44,83 %

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (44,83%)

siswa menjawab tidak pernah menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama Islam

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, hampir setengahnya (43,1%)

siswa menjawab kadang-kadang menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama

Islam tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sebagian kecil

(10,34%) siswa menjwab sering menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama

Islam tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan sedikit kecil

(1,72%) siswa yang menjawab selalu menyerahkan tugas-tugas pelajaran

Agama Islam tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran

Agama Islam dengan baik, karena telah mengumpulkan tugas-tugas pelajaran

Agama Islam tepat pada waktunya.

Dari tabel 1 - 5 dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa terhadap

pelajaran Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong sangat baik. Hal ini

Page 82: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

70

dilihat dari hasil pengamatan melaui angket yang diberikan kepada responden

(siswa). Dari tabel 1 - 5 menunjukan nilai yang positif terhadap motivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong.

Tabel 14

Guru Agama datang mengajar tepat waktu

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 22 37,93 %

Sering 23 39,66 %

Kadang-Kadang 13 22,41 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (39,66%) siswa

menjawab guru sering datang untuk mengajar tepat waktu, sebagian kecil

(37,93%) siswa menjawab guru selalu datang untuk mengajar dengan tepat

waktu, dan sebagian kecil (22,41%) siswa menjawab kadang-kadang guru

datang mengajar tepat waktu, dan tidak ada siswa yang menjawab bahwa guru

datang tidak pernah tepat waktu. Dengan kata lain guru Agama Islam di SMA

Plus PGRI Cibinong sudah datang untuk mengajar tepat waktu.

Tabel 15

Guru Agama menggunakan pakaian yang rapi dan sopan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 53 91,38 %

Sering 5 8,62 %

Kadang-Kadang - -

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruhnya (91,38%)

siswa menjawab bahwa guru selalu berpakaian rapi dan sopan, sedikit kecil

(8,62%) siswa menjawab guru sering menggunakan pakaian yang rapi dan

Page 83: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

71

sopan, dan tidak ada siswa yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah

guru Agama menggunakan pakaian yang rapi dan sopan. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam selalu berpakaian yang rapid an

sopan ketika mengajar pelajaran Agama Islam.

Dari tabel 6 dan 7 menggambarkan bahwa guru Agama di SMA Plus PGRI

Cibinong memiliki kepribadian yang baik. Hal ini ditunjukan dari nilai positif

yang diberikan kepada guru Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong.

Tabel 16

Di awal pelajaran, guru Agama memberikan pertanyaan tentang

materi pada pertemuan sebelumnya

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 4 6,9 %

Sering 18 31,03 %

Kadang-Kadang 31 53,45 %

Tidak Pernah 5 8,62 %

Jumlah 58 100 %

Dari hasil tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya

(53,45%) siswa menjawab kadang-kadang di awal pelajaran guru Agama

memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya, sebagian

kecil (31,03%) siswa menjawab selalu di awal pelajaran guru Agama

memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya, sedikit

kecil (8,62%) siswa menjawab tidak pernah di awal pelajaran guru Agama

memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya, dan

sedikit kecil (6,9%) siswa yang menjawab selalu di awal pelajaran guru Agama

memberikan pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam di SMA Plus PGRI

Cibinong telah cukup memberikan pertanyaan tentang materi pertemuan

sebelumnya di awal pelajaran.

Page 84: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

72

Tabel 17

Guru Agama menguasai materi yang disampaikan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 43 74,14 %

Sering 15 25,86 %

Kadang-Kadang - -

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (74,14%)

siswa menjawab selalu guru Agama menguasai materi yang disampaikan,

sebagian kecil (25,86%) siswa menjawab sering guru Agama menguasai materi

yang disampaikan, dan tidak ada siswa yang menjawab kadang-kadang dan

tidak pernah guru Agama menguasai materi yang disampaikan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam telah menguasai materi

pelajaran dengan baik.

Tabel 18

Materi pelajaran Agama Islam yang diberikan oleh guru sulit

dimengerti dan difahami

Option Frekwensi Prosentase

Selalu - -

Sering 3 5,17 %

Kadang-Kadang 31 53,43 %

Tidak Pernah 24 41,38 %

Jumlah 58 100 %

Materi pelajaran merupakan pokok utama dalam sebuah proses

pembelajaran, hendaknya seorang guru menyampaikan materi dengan

menggunakan strategi serta menguasai materi yang akan disampaikan. Hal ini

dimaksudkan agar materi mudah difahami oleh siswa.

Pada tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya

(53,43%) siswa menjawab kadang-kadang materi pelajaran Agama Islam yang

Page 85: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

73

diberikan oleh guru sulit dimengerti dan difahami, hampir setengahnya

(41,38%) siswa menjawab tidak pernah materi pelajaran Agama Islam yang

diberikan oleh guru Agama Islam sulit dimengerti dan difahami, sedikit kecil

(5,17%) siswa menjawab dengan sering materi pelajaran Agama Islam yang

diberikan oleh guru Agama Islam sulit dimengerti dan difahami, dan tidak ada

siswa yang menjawab dengan selalu materi pelajaran Agama Islam yang

diberikan oleh guru Agama Islam sulit dimengerti dan difahami. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam memberikan materi

pelajaran Agama Islam dapat difahami dan dimengerti dengan baik oleh siswa.

Materi pelajaran Agama Islam yang disampaikan cukup mudah dimengerti

dan difahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan oleh metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru Agama Islam di SMA Plus PGRI cibinong cukup baik,

serta guru menguasai materi Agama Islam dengan baik.

Tabel 19

Metode belajar yang digunakan oleh guru Agama tidak menarik atau

kurang menyenangkan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu - -

Sering 2 3,45 %

Kadang-Kadang 20 34,48 %

Tidak Pernah 36 62,07 %

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (62,07%)

siswa menjawab tidak pernah guru Agama Islam menggunakan metode

pembelajaran yang tidak menyenangkan dan tidak menarik, sebagian kecil

(34,48%) siswa menjawab kadang-kadang guru Agama Islam menggunakan

metode pembelajaran yang tidak menyenangkan dan tidak menarik, sedikit

kecil (3,45%) siswa menjawab sering guru Agama Islam menggunakan metode

pembelajaran yang tidak menyenangkan dan tidak menarik, dan tidak ada

siswa yang menjawab selalu guru Agama Islam menggunakan metode

Page 86: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

74

pembelajaran yang tidak menyenangkan dan tidak menarik. Maka dapat

disimpulkan bahwa guru Agama Islam menggunakan metode pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan dengan baik, sehingga pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Plus PGRI Cibinong berjalan dengan baik

dan tidak membosankan.

Tabel 20

Guru Agama menggunakan alat atau media yang menarik dalam

pembelajaran

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 5 8,62 %

Sering 21 36,21 %

Kadang-Kadang 23 39,66 %

Tidak Pernah 9 15,52 %

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian kecil (39,66%) siswa

menjawab kadang-kadang guru Agama Islam menggunakan alat atau media

pembelajaran yang menarik pada saat proses pembelajaran berlangsung,

sebagian kecil (36,21%) siswa menjawab sering guru agama menggunakan alat

atau media pembelajaran yang menarik pada saat proses pembelajaran

berlangsung, sebagian kecil (15,52%) siswa menjawab tidak pernah guru

Agama menggunakan alat atau media pembelajaran yang menarik pada saat

proses pembelajaran berlangsung, dan sedikit kecil (8,62%) siswa menjawab

selalu guru Agama Islam menggunakan alat atau media pembelajaran yang

menarik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam di SMA

Plus PGRI Cibinong masih perlu meningkatkan penggunaan alat atau media

pembelajaran yang menarik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Karena, alat atau media pembelajaran sangat penting dalam sebuah proses

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Alat atau media pembelajaran dapat

dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaaan, perhatian dan kemampuan

Page 87: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

75

atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

pada diri siswa.

Tabel 21

Guru Agama mengkondisikan kelas dengan baik

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 35 60,34 %

Sering 16 27,59 %

Kadang-Kadang 7 12,07 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (60,34%)

siswa menjawab selalu guru Agama Islam mengkondisikan kelas dengan baik

pada saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian kecil (27,59%) siswa

menjawab sering guru Agama Islam mengkondisikan kelas dengan baik pada

saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian kecil (12,07%) siswa

menjawab kadang-kadang guru Agama Islam mengkondisikan kelas dengan

baik pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan tidak ada siswa yang

menjawab tidak pernah guru Agama Islam mengkondisikan kelas dengan baik

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Maka dengan demikian, guru Agama Islam pada saat proses pembelajaran

berlangsung mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga keadaan siswa pada

saat proses pembelajaran berlangsung tertib dan berjalan dengan baik.

Tabel 22

Guru Agama membuat kelompok belajar dalam kelas

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 19 32,76 %

Sering 24 41,38 %

Kadang-Kadang 14 24,14 %

Page 88: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

76

Tidak Pernah 1 1,72

Jumlah 58 100 %

Dalam proses pembelajaran, strategi belajar perlu dilakukan oleh seorang

guru agar terciptannya proses pembelajaran yang variatif dan efektif. Hal ini

dapat berupa membuat kelompok belajar.

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (41,38%)

siswa menjawab sering guru Agama Islam membuat kelompok belajar dalam

kelas, sebagian kecil (32,76%) siswa menjawab selalu guru Agama Islam

membuat kelompok belajar dalam kelas, sebagian kecil (24,14%) siswa

menjawab kadang-kadang guru Agama Islam membuat kelompok belajar

dalam kelas, dan sedikit kecil (1,72%) siswa yang menjawab tidak pernah guru

Agam Islam membuat kelompok belajar dalam kelas. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa guru Agama Islam telah membuat kelompok belajar dalam

kelas dengan cukup baik.

Tabel 23

Guru Agama menjelaskan materi dengan metode yang membosankan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu - -

Sering 1 1,72 %

Kadang-Kadang 17 29,31 %

Tidak Pernah 40 68,97 %

Jumlah 58 100 %

Dalam menyampaikan sebuah materi, seorang guru perlu menggunakan

metode yang bervariasi, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kejenuhan siswa

pada saat menerima materi, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima

dengan baik oleh siswa.

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (68,97%) siswa

menjawab tidak pernah guru Agama menjelaskan atau menyampaikan materi

dengan metode yang membosankan, sebagian kecil (29,31%) siswa menjawab

kadang-kadang guru Agama Islam menyampaikan materi dengan metode yang

Page 89: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

77

membosankan, sedikit kecil (1,72%) siswa menjawab dengan jawaban sering

guru Agama Islam menyampaikan materi dengan metode yang membosankan,

dan tidak ada siswa yang menjawab selalu guru Agama Islam menyampaikan

materi dengan metode yang membosankan. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa guru Agama Islam telah menyampaikan materi Agama

Islam dengan metode yang menyenangkan.

Tabel 24

Guru Agama tidak memberikan kesempatan untuk berargumen atau

berpendapat

Option Frekwensi Prosentase

Selalu - -

Sering 1 1,72 %

Kadang-Kadang 9 15,52 %

Tidak Pernah 48 82,76 %

Jumlah 58 100 %

Dalam pembelajaran, guru harus memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya kepada siswa dalam hal berpendapat, karena saat ini siswa yang

dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran, bukanlah benda mati seperti batu atau

benda lainnya yang dapat diperlakukan sesuai kehendak orang yang

memperlakukannya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih siswa untuk bertukar

pikiran, melatih siswa untuk terampil dalam mengemukakan pendapat, dan

sebagainya.

Tabel diatas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (82,76%) siswa

menjawab tidak pernah guru Agama Islam tidak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpendapat, sebagian kecil (15,52%) siswa menjawab

kadang-kadang guru Agama Islam tidak memberikan kesempatan siswa untuk

berpendapat, sedikit kecil (1,72%) siswa menjawab sering guru Agama Islam

tidak memberikan kesempatan siswa untuk berpendapat, dan tidak ada siswa

yang menjawab selalu guru Agama Islam tidak memberikan kesempatan siswa

untuk berpendapat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama

Page 90: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

78

Islam selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat dalam

proses pembelajaran berlangsung.

Tabel 25

Guru Agama memberikan pertanyaan atau evaluasi yang berkaitan

dengan materi yang telah disampaikan

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 27 46,55 %

Sering 26 44,83 %

Kadang-Kadang 5 8,62 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Dalam proses pembelajaran diperlukannya sebuah alat untuk mengukur

sejau mana pembelajaran berjalan dengan baik, sejauh mana strategi yang

digunakan berjalan efektif dan sebagainya, maka dibutuhkanya evaluasi.

Evaluasi merupakan elemen dari sebuah sistem pembelajaran yang berperan

sebagai fungsi control dan umpan balik terhadap keseluruhan proses

pembelajaran. Dengan demikian evaluasi sangat diperlukan untuk mengukur

dan mengkontrol terhadap proses pembelajaran, tentunya evaluasi yang

berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa hampir setengahnya (46,55%)

siswa menjawab selalu guru Agama Islam memberikan evaluasi yang berkaitan

dengan materi yang telah disampaikan, hampir setengahnya (44,83%) siswa

menjawab sering guru Agama Islam memberikan evaluasi yang berkaitan

dengan materi yang telah disampaikan, sedikit kecil (8,62%) siswa menjawab

kadang-kadang guru Agama Islam memberikan evaluasi yang berkaitan dengan

materi yang telah disampaikan, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak

pernah guru Agama Islam memberikan evaluasi yang berkaitan dengan materi

yang telah disampaikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru

Agama Islam memberikan evaluasi yang berkaitan dengan materi yang telah

disampaikan dengan baik serta objektif.

Page 91: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

79

Tabel 26

Guru Agama tidak memberikan tugas pada akhir waktu pelajaran

Agama Islam

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 1 1,72 %

Sering 2 3,45 %

Kadang-Kadang 24 41,38 %

Tidak Pernah 31 53,45 %

Jumlah 58 100 %

Pemberian tugas merupakan sebuah tindak lanjut dari sebuah proses

pembelajaran, karena pembelajaran tidak hanya di sekolah. Penugasan

merupakan sebuah alat agar siswa senantiasa melakukan pembelajaran di luar

sekolah secara individual maupun kelompok.

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa lebih dari setengahnya

(53,45%) siswa menjawab dengan tidak pernah guru Agama Islam tidak

memberikan tugas pada akhir waktu pelajaran Agama Islam, hampir

setengahnya (41,38%) siswa menjawab dengan kadang-kadang guru Agama

Islam tidak memberikan tugas pada akhir waktu pelajaran Agama Islam,

sedikit kecil (3,45%) siswa menjawab dengan sering guru Agama Islam tidak

memberikan tugas pada akhir waktu pelajaran Agama Islam, dan sedikit kecil

(1,72%) siswa yang menjawab dengan selalu guru Agama Islam tidak

memberikan tugas pada akhir waktu pelajaran Agama Islam. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam telah memberikan tugas pada

akhir waktu pelajaran Agama Islam dengan baik.

Tabel 27

Guru Agama memberikan penilaian yang sesuai atau objektif

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 43 74,14 %

Sering 9 15,52 %

Page 92: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

80

Kadang-Kadang 6 10,34 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Memberikan penilaian yang sesuai atau objektif merupakan salah satu alat

untuk menumbuhkan umpan balik belajar yang baik. Nilai yang buruk tidak

dapat dipersalahkan kepada siswa sebagai penyebabnya, melainkan pula terjadi

karena disebabkan oleh guru. Demikian pula nilai yang baik bisa terjadi karena

peran dan kontribusi dari guru dan murid. Maka, penilaian yang objektif dapat

menumbuhkan motivasi tersendiri baik bagi murid maupun guru.

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar (74,14%)

siswa menjawab dengan selalu guru Agama Islam memberikan penilaian yang

objektif kepada siswa, sebagian kecil (15,52%) siswa menjawab dengan sering

guru Agama Islam memberikan penilaian yang objektif kepada siswa, sebagian

kecil (10,34%) siswa menjawab dengan kadang-kadang guru Agama Islam

memberikan penilaian yang objektif kepada siswa, dan tidak ada siswa yang

menjawab dengan tidak pernah guru Agama Islam memberikan penilaian yang

objektif kepada siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru

Agama Islam telah memberikan penilaian yang objektif kepada siswa dengan

baik.

Tabel 28

Guru Agama saya memperhatikan penegakan disiplin di kelas

Option Frekwensi Prosentase

Selalu 42 72,41 %

Sering 13 22,41 %

Kadang-Kadang 3 5,17 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 58 100 %

Guru mempunyai peranan yang sangat luas, baik disekolah, keluarga, dan

masyarakat. Guru dapat berperan sebagai penegak disiplin, yaitu guru

Page 93: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

81

senantiasa menjaga agar seluruh siswanya menegakan disiplin baik di

lingkungan keluarga, masyarakat, terutama di lingkungan sekolah.

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa (72,41%) siswa menjawab

dengan selalu guru Agama Islam memperhatikan penegakan disiplin di kelas,

sebagian kecil (22,41%) siswa menjawab dengan sering guru Agama Islam

memperhatikan penegakan disiplin di kelas, sedikit kecil (5,17%) siswa

menjawab dengan kadang-kadang guru Agama Islam memperhatikan

penegakan disiplin di kelas, dan tidak ada siswa yang menjawab dengan tidak

pernah guru Agama Islam memperhatikan penegakan disiplin di kelas. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa guru Agama Islam telah memperhatikan

penegakan disiplin dengan baik.

D. Pembahasan Data Hasil penelitian

Dari data-data yang diperoleh melalui angket di atas, maka dapat diketahui

pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Plus PGRI

Cibinong berjalan dengan baik. Kesimpulan ini di dapat dari hasil yang selalu

menunjukan angka yang positif pada setiap butir pertanyaan dalam angket

tersebut.

Pada tebel 9, 10, 11, 12, 13 yang berkaitan dengan motivasi siswa, bahwa

siswa sangat menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam. Terbukti dari hasil

jawaban siswa yang menyatakan 77,59% yang menjawab tidak pernah tidak

menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam, artinya siswa selalu menyukai

pelajaran PAI. Dalam hal semangat, siswa cukup bersemangat jika pelajaran

PAI tiba, serta selalu hadir setiap jam pelajaran PAI. hal ini dilihat dari tabel 10

dan 11. Dalam proses belajar, siswa telah memperhatikan guru dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari tabel 12, 58,62% siswa menjawab selalu

memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Serta berkaitan dengan evaluasi,

siswa selalu menyerahkan tugas PAI dengan baik, hal ini dapat di lihat pada

tabel 13.

Adapun mengenai kompetensi seorang guru, kepribadian seorang guru

Agama di SMA Plus PGRI Cibinong sangat baik. Hal ini dapat dlihat pada

Page 94: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

82

tabel 14 dan 15, yang mana pada tabel tersebut dinyatakan seorang guru datang

tepat waktu dan menggunakan pakaian yang rapi.

Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Plus PGRI Cibinong, telah

berjalan cukup baik mulai dari apersepsi, penguasaan materi, isi pelajaran,

strategi pembelajaran, metode pembelajaran, evaluasi. Namun mendapatkan

kesimpulan yang kurang baik terhadap penggunaan media pembelajaran. Hal

ini berdasarkan pada tabel 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, dan 27.

Untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam kelas ketika

pembelajaran dilaksanakan, maka perlunya pengkondisian kelas dan penegakan

disiplin. Guru Agama di SMA Plus PGRI Cibinong telah melaksanakannya

yaitu telah mengkondisikan kelas dengan baik. Hal ini terlihat pada tabel 21,

dari hasil jawaban 60,34% yang menjawab selalu guru Agama mengkondisikan

kelas dengan baik. Serta guru Agama telah melakukan penegakan disiplin di

kelas, dapat dilihat pada tabel 28. Dengan demikian suasana kelas telah tercipta

dengan kondusif, serta proses pembelajaran pun berjalan dengan baik.

Page 95: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data hasil penelitian di SMA Plus PGRI Cibinong yang

berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penulis

dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Plus

PGRI Cibinong telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

hasil angket pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

selalu menunjukan nilai yang positif serta hasil wawancara dengan

sejumlah guru di SMA Plus PGRI Cibinong. Namun terdapat catatan

dalam hal penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran yang

masih dinilai kurang baik.

2. Program-program kegiatan keagamaan di SMA Plus PGRI Cibinong

terencana dan terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dari program-

program kegiatan rutin harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang

di antaranya shalat berjamaah, BBQ (Bimbingan Belajar Qur’an),

mentoring, kuliah duha, bakti sosial, qiyamul lail, peringatan Maulid

Nabi Muhammad saw, peringatan Isra’ Mi’raj, dan sebagainya.

Page 96: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

84

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai

bahan pertimbangan. Adapun saran penulis yang ingin disampaikan adalah

sebagai berikut:

1. Sekolah berusaha untuk menambah fasilitas-fasilitas yang menunjang

terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam, mendorong guru-

guru khususnya guru agama dalam melakukan upaya-upaya perbaikan

mutu pengajaran terutama dalam penggunaan media pembelajaran.

2. Bagi pendidik, kompetensi keguruan perlu dikembangkan yang

menyangkut kompetensi paedagogik, kepribadian, profesional dan

sosial. Hal ini dapat berupa mengikuti pelatihan-pelatihan guna

mengetahui perkembangan-perkembangan dalam pembelajaran.

3. Kepala Sekolah agar memberikan perhatian kepada guru-guru

khususnya guru agama agar meningkatkan pengetahuan cara mengajar

terkini yang lebih memanfaatkan unsur teknologi, hal ini dapat

dilakukan dengan melakukan pelatihan-pelatihan kependidikan.

Page 97: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

85

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang SIDIKNAS, Jakarta : Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

Arsyad, Azhar. Media pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Aziz, Al-Amir ‘Abdul ibn Jalawi, Shahih Muslim Lil Imami Abi Husain Muslim, Riyadh: Jami’a Huquq Mahfudzah Li Daris Salam Li Nasyri wa Taudzi’i, 1998

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2007

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2000

----------. Problema Remaja di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, 1978

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta : Kencana, 2004

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT Syamil Cipta Media, 2002

Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, Jakarta : Depdikbud, 1995

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaim. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta : Andi Offset, 2000

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2003

Hasimi, As-Sayyid Ahmad. Mukhtar Hadits Nabawiyah, Indonesia : Maktabatu Dar Ihya al-Kitab al-‘Arabiyah, 1948

Page 98: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

86

Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1981

Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rosyidi. Aktive Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta : UIN Malang Press, 2008

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006

Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung : Trigenda Karya, 1993

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997

----------. Pendidikan dalam Persfektif Al-Qur’an, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005

----------. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2009

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2006

----------, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2005

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2009

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2010

Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ictiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects, t.t

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali, 1989

Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara, 2009

Page 99: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

87

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007

----------, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009

Surahman, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : Torito, 1990

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007

Yusuf, Tayar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995

Zuhairini, dkk., Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1983

Page 100: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

Kisi-Kisi

Instrument Penelitian

No. Dimensi Dimensi Variabel Indikator No. Item Jumlah

1. Pelaksanaan

Pembelajaran PAI

1. Peserta Didik a. Memiliki Motivasi

untuk belajar

1, 2 2

b. Memiliki kedisiplinan

dalam mengikuti

pembelajaran PAI

3, 4, 5 3

2. Profesionalisme

Pendidik

a. Kepribadian seorang

guru

6, 7, 20 3

b. Paedagogik seorang

guru

8, 9, 10,

16

4

3. Media

Pembelajaran

a. Pemanfaatan Media

pembelajaran

12 1

4. Strategi

Pembelajaran

a. Penggunaan metode

yang menarik

11, 14, 15 3

b. Pengkondisian kelas 13 1

5. Evaluasi

Pembelajaran

a. Mengadakan evaluasi

yang objektif

17, 18, 19 3

Page 101: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

ANGKET PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA PLUS PGRI CIBINONG

PENGANTAR

Dalam rangka pengumpulan data bahan penyusunan skripsi, kami

mengharapkan bantuan siswa/siswi untuk menjawab pertanyaan kami. Dalam hal

ini tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, tetapi jawaban-jawaban yang

paling baik adalah apabila siswa/siswi memilih jawaban yang sesuai dengan apa

yang dirasakan oleh siswa/siswi SMA Plus PGRI Cibinong.

Petunjuk Pengisian Angket

Bacalah Basmalah sebelum mengisinya

Bacalah pertanyaan ini dengan teliti

Berikanlah tanda (√) pada pilihan yang sesuai dengan keadaan anda

dengan katagori:

Selalu : (S)

Sering : (SR)

Kadang-kadang : (K)

Tidak pernah : (TP)

Identitas anda

Nama :

Kelas :

NO. PERNYATAANJAWAB

S SR K TP

1 Saya tidak menyukai pelajaran Agama Islam

2 Saya bersemangat jika waktu pelajaran Agama Islam

tiba

3 Saya pernah tidak masuk pelajaran Agama Islam

karena malas

4 Saya memperhatikan guru saat menjelaskan materi

Agama Islam

Page 102: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

5 Saya selalu menyerahkan tugas-tugas pelajaran Agama

Islam tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

guru

6 Guru Agama saya datang mengajar tepat waktu

7 Guru Agama saya menggunakan pakaian yang rapi dan

sopan

8 Diawal pelajaran, guru Agama saya memberi anda

pertanyaan tentang materi pada pertemuan sebelumnya

9 Guru Agama menguasai materi yang disampaikan

10 Materi pelajaran Agama Islam yang diberikan oleh

guru sulit dimengerti dan dipahami

11 Metode belajar yang digunakan oleh guru Agama tidak

menarik / kurang menyenangkan

12 Guru Agama menggukan alat / media yang menarik

dalam pembelajaran

13 Guru Agama mengkondisikan kelas dengan baik

14 Guru Agama membuat kelompok belajar dalam kelas

15 Guru Agama menjelaskan materi dengan metode yang

membosankan

16 Guru Agama tidak memberikan kesempatan untuk

berargumen / berpendapat

17 Guru Agama memberikan pertanyaan / evaluasi yang

berkaitan dengan materi yang telah disampaikan

18 Guru Agama tidak memberikan tugas pada akhir waktu

pembelajaran Agama Islam

19 Guru Agama memberikan penilaian yang sesuai /

objektif

20 Guru Agama saya memperhatikan penegakan disiplin

di kelas

Page 103: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

BERITA WAWANCARA

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Plus PGRI Cibinong

Nama : Syarifah, S.Pd.I

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMA Plus PGRI Cibinong

Hari / Tanggal : Senin, 15 November 2010

Isi Wawancara :

Bahan Wawancara

1. Bagaimana proses dan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Agama

Islam?

2. Apa pedoman kurikulum yang dipakai pada mata pelajaran Agama Islam?

3. Apa saja metode (Strategi Pembelajaran) yang dipakai dalam proses

pembelajaran Agama Islam?

4. Apa saja alat peraga atau media pengajaran yang dipakai pada mata

pelajaran Agama Islam?

5. Berapa alokasi waktu yang diberikan untuk Pendidikan Agama Islam

dalam satu pekan?

6. Apakah sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran Agama

Islam?

7. Apasaja program kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan Agama

Islam?

8. Bagaimana melakukan evaluasi pelajaran pendidikan Agama Islam?

Hasil Wawancara

1. Proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama di SMA Plus PGRI

Cibinong tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Akan tetapi kegiatan

pembelajaran dilakukan di luar kelas yang diarahkan oleh guru Agama

Page 104: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

Islam dan DKM Al-Mizan yang merupakan staf khusus yang dibentuk

oleh sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran di luar sekolah.

2. SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan atau berpedoman pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mengacu pada

Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Kurikulum KTSP digunakan pada setiap mata

pelajaran di SMA Plus PGRI Cibinong, termasuk pada Pendidikan Agama

Islam.

3. Dalam hal strategi pembelajaran, SMA Plus PGRI Cibinong menggunakan

pendekatan Quantum Learning, termasuk pada pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Asas utama pembelajaran quantum adalah membawa dunia

siswa ke dalam dunia guru, dan mengantarkan dunia guru ke dunia siswa.

Subjek belajar adalah siswa. Guru hanya sebagai fasilitator, sehingga guru

harus memahami potensi siswa terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat

digunakan dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang akan diajarkan

dengan peristiwa- peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang

diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah, maupun di

lingkungan masyarakat. Adapun penggunaan metode itu disesuaikan

dengan bahan pelajaran, metode yang digunakan dalam pembelajaran di

antaranya adalah; metode ceramah, problem solving, diskusi, debat, dan

lainnya.

4. Dalam penggunaan media pembelajaran, kami melihat terlebih dahulu

materi yang akan di sampaikan. Apabila materi yang akan disampaikan

lebih bersifat teori-teori, maka kami menggunakan media visual dalam

bentuk slide power point. Namun jika materi yang akan disampaikan lebih

menitik beratkan pada aspek keterampilan (Praktek), maka kami akan

menggunakan alat peraga, misalnya dalam menjelaskan masalah

pelaksanaan thawaf dalam ibadah haji, kami menggunakan media Ka’bah.

5. Mengenai pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Plus PGRI Cibinong, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya

diberikan alokasi waktu dua jam dalam satu minggu. Maka, pihak sekolah

Page 105: PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA …

merasa perlu menambah alokasi waktu yang sangat singkat tersebut

dengan membuat kegiatan-kegiatan keagamaan di luar kelas yang

pelaksanaannya dilakukan oleh Guru Agama Islam dan bekerja sama

dengan DKM Al-Mizan yang merupakan staf khusus yang dibentuk oleh

sekolah SMA Plus PGRI Cibinong. Hal ini diharapkan agar penanaman

nilai-nilai agama yang sangat membutuhkan waktu yang banyak, dapat

terbantu dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di luar kelas.

Karena SMA Plus PGRI Cibinong memiliki misi menanamkan nilai-nilai

Iman dan Taqwa bagi seluruh warga sekolah, dan menampilkan dalam

segala aspek kegiatan.

6. Sarana yang mendukung pada proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu antara lain; kelas, masjid, perpustakaan keagamaan dan lain-

lain. Adapun prasarana yang mendukung antara lain; buku-buku

keagamaan, ka’bah, LCD, al-Qur’an, Iqro dan lain-lain

7. Program kegiatan keagamaan di SMA Plus PGRI Cibinong telah tersusun

secara sistematis dan terencana, adapun kegiatan tersebut yaitu; program

rutin harian seperti shalat berjama’ah, Bimbingan Belajar Qur’an (BBQ).

Adapun program rutin mingguan yaitu seperti shalat Jum’at berjamaah,

infaq Jum’at, mentoring, kuliah Duha, Qiro’at Qur’an, Hifdzil Qur’an,

kesenian Nasyid dan lain-lain. Adapun kegiatan rutin bulanan yaitu seperti

Baksos, qiyamul lail dan bedah buku. Dan yang terakhir kegiatan rutin

tahunan yaitu seperti muhasabah/zikir bersama, santunan anak

yatim/peduli du’afa, mauled Nabi Muhammad saw, Isra Mi’raj, pesantren

kilat, dan idul Qurban.

8. Cara melakukan evaluasi yaitu dengan melakukan tes diagnostik, tes

formatif dan tes sumatif. Selain itu, guru agama bekerja sama dengan

DKM. AL-MIZAN dalam melihat perkembangan siswa khususnya pada

masalah keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan.