Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

14
Pelaksanaan Kode Etik di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung (Mata kuliah etika administrasi publik) Oleh Hafidzin Sholeh 0616041039 Barita P. M. Siahaan 0616041024 Erlangga 0616041030 Fatima Agustriana 0616041035

description

 

Transcript of Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

Page 1: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

Pelaksanaan Kode Etik di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung

(Mata kuliah etika administrasi publik)

Oleh

Hafidzin Sholeh 0616041039Barita P. M. Siahaan 0616041024Erlangga 0616041030Fatima Agustriana 0616041035

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNGLAMPUNG

2008

Page 2: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kode etik adalah suatu alat untuk menunjang pencapaian tujuan suatu organisasi atau

suborganisasi atau bahkan kelompok-kelompok yang belum terikat dalam suatu

organisasi. Sesuatu alat itu tentunya bisa saja diadakan kalau ia sudah dirasakan

perlunya. Pada dasarnya kode etik adalah suatu hukum etik. Huku etik itu biasanya

dibuat oleh suatu organisasi suatu kelompok, sebagai suatu patokan tentang sikap

mental yang wajib dipatuhi oleh para anggotanya dalam menjalankan tugasnya.

(Sujatmo, hlm.32-40).

Dalam kode etik terdapat adanya rasa kemanusiaan, harga diri, martabat, dan nilai-nilai

filosofis. Kode etik juga merupakan hasil kesepakatan atau konvensi suatu kelompok

sosial. Kode etik adalah persetujuan bersama, yang timbul dari diri para anggota itu

sendiri (self regulation) untuk lebih mengarahkan perkembangan mereka sesuai dengan

nilai-niali ideal yang diharapkan. Pelaksanaan kode etik ini tidak sebatas pada

konsekuensi profesi, karena sesungguhnya setiap jenis pekerjaan dan setiap jenjang

keputusan mengandung konsekuensi moral. Dalam pelaksanaannya, kode etik

menerapkan sistem sanksi dan pengawasan yang terus menerus.

Di samping berfungsi sebagai patokan-patokan sikap mental yang ideal bagi segenap

unsur orgnasisasi, kode etik juga dapat mendorong keberhasilan organisasi itu sendiri.

Organisasi akan berhasil jika para pegawai memiliki inisiatif-inisiatif yang baik teliti,

jjur, dan memiliki loyalitas yang tinggi. Kualitas-kualitas seperti inilah yang hendak

dicapai melalui perumusan dan pelaksanaan kode etik. Manfaat lain yang akan didapat

dari perumusan kode etik ialah bahwa para aparat akan memiliki kesadaran moral atas

kedudukan yang diperolehnya dari negara atas nama rakyat. Pejabat yang menaati

norma-norma dalam kode etik akan menempatkan kewajibannya sebagai aparat

pemerintah (incombency obligation) di atas kepentingan-kepentingannya akan karier

dan kedudukan. Oleh karena itu, kode etik mengandaikan bahwa para pejabat publik

dapat berperilaku sebagai pendukung nilai-nilai moral dan sekaligus pelaksana dari

nilai-nilai tersebut dalam tindakan-tindakan yang nyata. (H. George Frederickson &

Page 3: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

David K.Hart)

Sebagai aparat negara, para pejabat wajib menaati prosedur, tata kerja, dan peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah. Sebagai pelaksana

kepentingan umum, para pejabat wajib mengutamakan aspirasi masyarakat dan pek

terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut. Dengan kata lain, para pejabat

harus memiliki kewaspadaan profesional dan kewaspadaan spiritual merujuk pada

penerapan nilai-nilai kearifan, kejujuran, keuletan, sikap sederhana dan hemat, tanggung

jawab, serta akhlak dan perilaku yang baik. Namun, kebanyakan sekarang, kondisi yang

tergambarkan adalah sebuah institusi publik yang cenderung mengarah kepada

kebutuhan dari para birokrat itu sendiri. Kode etik seolah tidak hidup, tidak tahu

permsalahan ada pada kode etiknya yang bermasalah karena cenderung tidak adaptif

terhadap kebutuhan lingkungan atau pelaksaannya yang kurang maksimal.

Permaslahan klasik seperti penyalahgunaan wewenang seolah telah menjadi budaya

dalam tubuh instansi kita yang layaknya beregerak dalam sektor pelayanan masyarakat.

Seperti yang kita ketahui, bahwa pelayanan publik yang dilakukan oeh pemerintah

adalah hal yang sewajibnya dilakukan sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada

masyarakat. Maka alangkah baiknya jika kita menyoroti peraturan apa yang

dipedomankan dalam tubuh organisasi yang bersangkutan, sebab dari sanalah sebuah

kondisi kerja mulai dibentuk.

Melalui makalah ini, akan digambarkan suatu kondisi kode etik di sebuah organisasi

layanan publik dari sektor pemerintah, khusunya di dinas komunikasi dan informasi

Provinsi Lampung. Dari gambaran tersebut, akan diketahui bagaimana kode etik di

dalam organisasi tersebut mengilhami tiap karyawannya dalam menjalankan tugas-

tugasnya sebagai pelaku layanan publik dan demi terwujudnya tujuan yang hendak

dicapai dari dinas tersebut.

Page 4: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

2. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung

memiliki kode etik atau tidak.

2. Melihat bagaimana Penerapan kode etik dalam dunia kerja sehari-hari di Dinas

Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung.

3. Mengetahui bagaimana relevansi kode etik Dinas Komunikasi dan Informasi

Provinsi Lampung dalam rangka pengembangan profesionalisme kerja.

4. Mengetahui aturan-aturan mengenai etika yang biasanya dilanggar oleh para

pegawai Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung serta mengetahui

sangsi bagi pelanggarnya.

5. Mengetahui hal-hal yang perlu dikembangkan mengenai etika di Dinas

Komunikasi dan Informasi Provinsi Lampung.

HASIL WAWANCARA

1. Apakah instansi bapak ini memiliki kode etik? Bila ya, dalam bentuk apa?

Jawab:

Ya. Kode etik yang dimaksudkan disini adalah landasan atau pedoman, acuan

serta memberikan arah dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Komunikasi

dan Informatika Lampung. Dinas Kominfo ini sendiri sebagai sebuah Lembaga

Pemerintah Provinsi Lampung punya kode etik yang diruangkan dalam bentuk

Peraturan Daerah (Perda) nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Organisasi Organisasi dan Tata Kerja Daerah Provinsi Lampung, yang

selanjutnya di jabarkan di dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 17 Tahun

2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas pada Pemerintah

Provinsi Lampung.

2. Bagaimana penerapan kode etik dalam melaksanakan Tuagas dan fungsi di

Dinas Kominfo Provinsi Lampung ini?

Jawab:

Begini...penerapan kode etik dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Dinas ini

dijabarkan dalam bentuk uraian tugas dan fungsi masing-masing yaitu Kepala

Page 5: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

Bidang (4 Kabid), Sekretaris Dinas, 3 Kepala Sub Bagian, 10 Kepala Seksi dan

61 orang staf.

3. Apa relevansi kode etik yang digunakan dalam rangka pengembangan

profesionalisme kerja?

Jawab:

Relevansi kode etiknya dalam rangka pengembangan profesionalisme kerja

merupakan pedoman...tuntunan serta arahan dalam melaksanakan tugas yang

tercermin dalam Kinerja pejabat dan staf Dinas Kominfo. Tuntunan dan arahan

itu meliputi aspek : disiplin, loyalitas, dedikasi, keterampilan atau

kemampuandan motivasi atau semangat kerja. Tugas dan fungsi yang

dilaksanakan dengan baik sebagaimana yang sudah disebutkan tadi itu,

mencerminkan prestasi yang baik juga, yang kesemuanya mencerminkan

profesionalitas seorang pegawai.

4. Dalam hal apa saja aturan mengenai etika dilanggar oleh pegawai pada

instansi saudara dan sangsi apa yang diberikan terhadap pegawai yang

melanggar?

Jawab:

Nah,,aturan yang biasanya dilanggar oleh pegawai itu seputar masalah: disiplin

masuk dan pulang kerja yang tidak sesuai dengan peraturan yang sudah

ditetapkan, yang kedua tidak masuk keja tanpa keterangan,,,,ketiga tentang

pengajuan cuti yang tidak menunggu surat persetujuan dari atasan, keempat

mengenai selesai meaksanakan tugas tapi mereka tidak memberikan atau

membuat laporan lagi.

Sanksi yang diberikan terhada pelanggaran seperti yang pertama dan kedua

diatas dalam bentuk teguran secara lisan maupun tertulis. Kalau teguran lisan

sampai tiga kali tidak di indahkan, ditingkatkan lagi tegurannya dalam bentuk

tertulis sebanyak tiga kali lagi. Nah,,kalo teguran tertulis masih juga dihiraukan

maka mereka diberikan sanksi dalam bentuk skorsing berupa penundaan

kenaikan pangkat selama satu tahun.

Sedangkan Sanksi yang di berikan terhadap pelanggaran sebagaimana

Page 6: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

disebutkan yang ketiga dan keempat tadi itu sanksinya dalam bentuk teguran

secara lisan oleh atasan langsung, sekaligus diberikan pengarahan.

5. Hal apa saja yang perlu di kembangkan yang berkaitan dengan etika di

Instansi ini?

Jawab:

Yang perlu dikembangkan dalam melaksanakan tugas di Dinas Kominfo ini

meliputi:

Peningkatan sumber daya manusia atau SDM yang terkait dengan tugas

teknis di lapangan, khususnya tugas photography, shooting, sistem

pelaporan.

Pembinaan dan peningkatan disiplin kerja, yang dilakukan dalam bentuk

pertemuan koordinasi internal dengan seluruh pejabat dan staf di lingkungn

Kominfo. Serta kegiatan-kegiatan yang bersifat informal untuk

meningkatkan dengan semua staf.

ANALISIS

Dari hasil wawancara yang kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa kode etik yang

dimiliki oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung sama seperti

lembaga-lembaga pemerintah yang lain. Kode etik yang ada dalam lembaga pemerintah

diruangkan dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang selanjutnya dijabarkan oleh

Peraturan Gubernur. Namun, yang terjadi dalam Dinas Kominfo tersebut, informan

yang kami temui ternyata kurang mengetahui dan bahkan kurang memahami kode etik

yang jelas.

Oleh karena itu, kami mengambil kesimpulan bahwa informan yang kami temui itu pun

sebenarnya kurang mengerti mengenai kode etik pada Dinas Kominfo dengan begitu

kode etik yang seharusnya dianggap sebagai suatu alat untuk menunjang pencapaian

tujuan suatu organisasi hanya berfungsi sebagai formalitas belaka. Perumusan kode etik

tidak dapat dijadikan sebagai pedoman bertindak bagi segenap aparat publik. Hanya

sebagian aparat saja yang dapat memahami kode etik dalam lingkup kerja dinas

tersebut.

Page 7: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

Dalam Dinas Kominfo hanya dijelaskan bahwa kode etik yang dimiliki oleh dinas

tersebut dituangkan dalam bentuk peraturan daerah Nomor 11 tahun 2007 tentang

Pembentuikan Organisasi dan Tata Kerja Daerah Provinsi Lampung yang selanjutnya di

jabarkan dalam Peraturan Gubernur Lampung Nomor 17 Tahun 2008 tentang Rincian

Tugas, Fungsi dan Tata kerja Dinas pada Pemerintahan Provinsi Lampung.

Penerapan kode etik dalam melaksanakan tugas dan fungsi di Dinas Kominfo Pemprov

Lampung dijabarkan dalam bentuk tugas dan fungsi masing-masing bidang yang

terdapat dalam stuktur organisasinya. Struktur organisasi di Dinas Kominfo terdiri atas

empat kepala bidang, tiga kepala sub bagian, sepuluh kepala seksi dan enam puluh satu

orang staf. Sedangkan relevansi kode etik yang digunakan dalam rangka pengembangan

profesional kerja yang tercermin dalam kinerja pejabat dan staf Dinas Kominfo meliputi

aspek kedisplinan, loyalitas, dedikasi, keterampilan atau kemampuan dan motivasi serta

semangat kerja. Tugas dan fungsi yang dilaksanakan dengan baik sebagaimana disebut

diatas, mencerminkan prestasi dengan baik pula, yang kesemuanya mencerminkan

profesionalitas seorang pegawai.

Adapun hal-hal yang dilanggar oleh pegawai pada instansi ini mengenai masalah:

1. disiplin jam kerja (jam masuk, istirahat dan selesai kerja)

2. tidak masuk kerja tanpa alasan

3. permintaan cuti tidak menunggu surat persetujuan dari atasan

4. tidak adanya laporan terhadap hasil kerja

Seharusnya seorang pejabat harus memiliki kewaspadaan profesional dan kewaspadaan

spiritual. Kewaspadaan profesional berarti bahwa dia harus menaati kaidah kaidah

teknis dan peraturan-peraturan sehubungan dengan kedudukannya sebagai seorang

pembuat keputusan. Sedangakan kewaspadaan spiritual merujuk pada penerapan nilai-

nilai kearifan, kejujuran, keuletan, sikap sederhanadan hemat, tanggung jawab, serta

akhlak dan perilaku yang baik. Dengan adanya dua kewaspadaan ini, pelanggaran-

pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai dalam Dinas Kominfo dapat diminimalisir

(Wahyudi K, 1992).

Page 8: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

Sebagai pegawai negri, ungkapan-ungkapan yang mengandung nilai-nilai etis tetapi

merasa abstrak terdapat dalam sumpah jabatan pegawai negri yang harus diucapkan

pada saat mereka dilantik. Sumpah jabatan itu mudah untuk diucapkan, namun dalam

perenungan, penghayatan serta pengalaman dari apa yang mereka ucapkan itu yang jauh

lebih penting. Masalahnya adalah bahwa masing-masing orang sering tidak

menggunakan persepsi yang sama dalam menafsirkan buti-butir sumpah jabatan

tersebut, apalagi sejak semula sumpah jabatan itu memang hanya dimaksudkan sebagai

gagasan dasar saja. Oleh sebab itu untuk menerapkan kaidah-kaidah etis tersebut para

pegawai perlu merujuk pada peraturan-peraturan kepegawaian yang lebih operasionall

mengenai peraturan disiplin Pegawai Negri Sipil.

Dalam Wahyudi Kumorotomo yang merupakan inti dari penilaian pelaksanaan

pekerjaan Pegawai Negri Sipil terdapat delapan unsur penilaian, yaitu:

1. kesetiaan

yang dimaksud dengan kesetiaan disini merupakan ketaatan, pengebdian, dan

kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara serta

pemerintah, sedangkan yang dimaksud dengan pengabdian merupakan

penyumbangan pemikiran dan tenaga secara ikhlas dengan mengutamakan

kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan pribadi.

2. prestasi kerja

prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya. Fakator-faktor yang mempengeruhi prestasi kerja

adalah kecakapan, ketrampilan, pengalaman, kesungguhan dan kesehatan.

3. tanggung jawab

tanggung jawab berarti kesanggupan seorang pegawi dalam menyelesaikan

pkerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, tepat pada

waktunya dan berani memikul resiko atas keputusan yang dibuatnya.

4. ketaatan

ketaatan berarti kesanggupan seseorang pegawai dalam mnenaati segala

peraturan perundang undangan, peraturan kedinasan yang berlaku, peraturan

kedinasan dari atasan yang berwenang serta sanggup tidak melanggar larangan

yang ditentukan.

5. kejujuran

Page 9: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

kejujuran dapat dinilai dari keadaan berikut:

- melaksanakan tugas secara ikhlas

- tidak menyalahgunakan wewenang

- hasil kerjanya dilap[oarkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

6. kerjasama

nilai kerjasama dapat diketahui bila seorang pegawai:

- mengetahui bidang tugas orang lain yang berhubungan dengan tugas mereka.

- Mampu menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain yang

diyakini benar

7. prakarsa

prakarsa adalah kemampuan seorang pegawai untuk mengambil keputusan,

langkah-langkah serta melaksanakannya sesuai dengan tindakan yan g

diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.

8. kepemimpinan

kapemimpinan merujuk kepada kemampuan manajerial dari para pegawai yang

memiliki bawahan dan atau memangku jabatan.

Dari banyak uraian tentang nilai-nilai etika yang ditunjukan untuk jajaran pegawai

negri, sangat terasa bahwa ungkapan-ungkapan yang digunakan begitu formal dan

kaku. Uraian-uraian tersebut sebagian besar berisi daftar keseharusan dan larangan

tanpa ungkapan mengenai dasr-dasar mengapa hal tersebut dilarang tanpa

menyentuh hati nurani. Tetapi, bagi para pegwai atau pejabat yan gmemiliki

pemikiran kritis, hal seperti itu agakmua kurang menyentuh dan kurang mengajak

untuk merenungi tindakan dan prilakumereka. Setiap pengaruh yan gmengarah

kepada hal-hal yang negatif hendaknya ditolak sendiri mungkin sebelum terlampau

jauh dalam melangkah hingga sulit untuk kembali.

Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan pembinaan dan peningkatan disiplin kerja

yang dilakukan dalam bentuk pertmuan koordinasi internal dengan sekuruh pejabat

dan staf di lingkungan dinas kominfo seperti yang telah disebutkan dalam

wawancara di Dinas Kominfo.

Mengenai pelaksanaan kode etik dalam perilaku nyata, tergantung kepada niat baik

Page 10: Pelaksanaan Kode Etik Di Dinas Komunikasi Dan Informasi Provinsi Lampung

dan sentuhan moral yang ada dalam diri para pegawai Dinas Kominfo. Namun,

karena kode etik dirumuskan untuk penyempurnaan pekerjaan, menjaga hal-hal

yang buruk, dan untuk kepentingan bersama, maka setiap pegawai dan pejabat

diharapkan untuk menaati dengan kesadaran yang tulus. Apabila ada seorang

karyawan yang menyimpang dari kebaikan itu semata-mata karena dia tidak tahu

cara-cara bertindak yang menuju ke arah kebaikan. Hal utama yang diperlukan

adalah peringatan serta sentuhan nurani secara terus menerus untuk mempengaruhi

seorang pegawai dalam menggugah kesadaran moral dalam kehidupan serta

mempengaruhi instansiyang bersangkutan.