PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri...

120
PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh: Melia Fitri NIM: 107052002067 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M

Transcript of PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri...

Page 1: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN PONDOK AREN KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

Melia Fitri NIM: 107052002067

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H./2014 M

Page 2: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 3: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 4: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (SI) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2014

Penulis

Melia Fitri NIM: 107052002067

Page 5: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

i

ABSTRAK

Melia Fitri

“Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan" Pernikahan dapat memelihara seseorang dari perbuatan-perbuatan tercela. Dengan pernikahan, nafsu syahwat dapat disalurkan melalui jalan yang ditentukan. Tujuan pernikahan tidak hanya terbatas pada hubungan syahwat, akan tetapi jauh dari itu mencakup tuntutan kehidupan yang penuh rasa kasih sayang, sehingga manusia dapat hidup tenang baik dalam keluarga maupun masyarakatnya. Dengan pernikahan ditetapkan adanya hak dan kewajiban bagi suami istri, sehingga terbinalah ketentraman jiwa, bukan sekedar dalam hubungan syahwat. Untuk itu dibutuhkan persiapan baik mental, financial, dan pengetahuan tentang pernikahan. Berdasarkan konteks tersebut penulis ingin menganalisis pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di kantor urusan agama pondok aren dalam memberikan pengetahuan tentang pernikahan, faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra nikah di kantor urusan agama pondok aren. Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini penulis bermaksud melihat langsung bagaimana pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di KUA Pondok aren serta menganalisis aspek yang ada didalamnya yaitu pembimbing, metode, materi, serta faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra nikah di KUA Pondok Aren. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala KUA Pondok Aren dan pembimbing pra nikah di KUA Pondok Aren. Hasil dari Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah yang dilakukan di KUA Pondok Aren. Antara lain dapat diketahui, yakni: Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok Aren diadakan satu minggu sekali pada hari rabu untuk para pasangan calon pengantin yang akan melaksanakan pernikahan biasanya pada hari sabtu atau minggu. KUA Pondok Aren juga mengadakan pendidikan pra nikah yang ditujukan untuk anan-anak sekolah tingkat SMA sederajat dan mahasiswa-mahasiswa.

Pembimbing dalam bimbingan pra nikah di KUA terdiri dari empat orang, pembimbing tersebut bergiliran dalam memberikan bimbingan sesuai dengan jadwal yang sudah diatur oleh KUA Pondok Aren. Untuk setiap pelaksanaan bimbingan pra nikah hanya tiga orang yang bertugas untuk menyampaikan materi bimbingan. Sedangkan materi yang disampaikan dalam Bimbingan pra nikah di KUA Pondok Aren mencakup materi tentang Kesehatan reproduksi, Keluarga Sakinah, UUD Perkawinan, Kitab Munakahat tentang pernikahan, kewajiban suami dan istri, fiqih Islam, perukunan dan doa-doa untuk pasangan calon pengantin. Untuk metode yang digunakan yaitu metode ceramah. Yakni pembimbing memaparkan materi yang sudah disiapkan oleh KUA kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara calon pengantin dan pembimbing pra nikah.

Page 6: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Iman, Islam, Ihsan, serta Sehat wal’afiat yang tak terkira kepada

penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul

“Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan

Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada kekasih

Allah, yang telah memperjuangkan serta membawa umatnya dari zaman

kebodohan sampai zaman terang benderang dengan berbagai ilmu yakni Nabi

Besar Muhammad SAW.

Hidup adalah perjuangan, begitupun dalam menyelesaikan tugas akhir ini

banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi dan dirasakan. Mulai dari

persiapan pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan skripsi ini, akan tetapi

berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana

pada fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Dan penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi beserta Wakil Dekan I Dr. Suparto, M. Ed. Ph. D, Wakil Dekan

Page 7: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

iii

II Drs. Jumroni, M. Si, dan Wakil Dekan III Sunandar Ibnu Nur, MA. Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si, dan Drs. Sugiharto M.A selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Mahmud Jalal, MA, selaku dosen pembimbing dengan kesabarannya

memotivasi penulis dan dengan senantiasa meluangkan waktu untuk

memberikan pengarahan, masukan, dan dukungan dalam penulisan karya

ilmiah ini.

4. Dra. Musfirah Nurlaily, MA dan Dra. Suparto, M. Ed, Ph. D selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan koreksinya dalam penulisan

skripsi.

5. Drs. M. Luthfi, MA. Selaku Dosen Penasehat Akademik, Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah mendidik

dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh

pendidikan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya kepada

seluruh dosen jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah memberi

penulis banyak ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Seluruh Staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literature sebagai

Page 8: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

iv

referensi dalam penyusunan skripsi ini. Serta seluruh staff akademik baik tata

usaha, satpam, dan office boy fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi.

8. H. Suganda S.Ag selaku Kepala KUA Pondok Aren serta Aliyudin S.Ag dan

H. Abdul Aziz selaku penghulu di KUA Pondok Aren, Sofyan Sori M.A

selaku penyuluh di KUA Pondok Aren, Ahmad Rahmat selaku Tata Usaha di

KUA Pondok Aren yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Orang tua tersayang Alm H. Saripudin dan Hj. Nely Parmi yang telah

senantiasa membesarkan dengan cinta, sayang, dan do’a kepada penulis yang

tiada pernah tergantikan dengan apapun. Penulis hanya dapat memberikan

do’a yang indah disetiap sujud “Allahumagfirli dzunubi waliwa lidayya

warhamhuma kama robbayanisshogiro”.

10. Kakak serta kedua adik tersayang Rahmat Ali Syafar, Triwahyuni, dan Fildza

Khalisha serta suami tercinta Zainul Arif yang telah memberikan banyak do’a

juga bantuan materi ataupun non materi.

11. Teman-teman kelas yang sangat baik dan selalu memberikan motivasi kepada

penulis, Maria Ulfah, Apri, Wahyudi, Fina, Handi, Eno, Ade, Indah, Keke,

Feni, Dita, Isma, Liana, Vika dan juga semua teman BPI 2007 yang telah

menemani penulis dalam mencari ilmu dan menemani hari-hari terindah di

BPI. Juga kakak-kakak kelas di BPI angkatan 2005, angkatan 2006, adik-adik

kelas angkatan 2008, 2009, dan 2010 telah sama-sama memperjuangkan BPI

dalam setiap kegiatan.

Page 9: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

v

Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahman, Rahim, dan Rahmat

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya

kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membaca pada umumnya dan khususnya bagi segenap keluarga besar jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, Juni 2014

Penulis,

Melia Fitri

Page 10: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5

D. Metodologi Penelitian ...................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka .............................................................. 12

F. Sistematika Penulisan…………………………………. .... 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Pra Nikah

1. Pengertian Bimbingan Pra Nikah…………………. ....... 16

2. Unsur Bimbingan Islam………………………….. ........ 19

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan……………………. ....... 22

B. Perkawinan

1. Meminang dalam hukum islam………………...… ........ 23

2. Kafaah dalam perkawinan……………………….. ........ 27

3. Tujuan dan hikmah perkawinan…………………. ......... 29

4. Persiapan lahir batin dalam upaya pemilihan jodoh. ...... 35

5. Langkah-langkah menuju pernikahan…………… ......... 42

BAB III GAMBARAN UMUM KUA PONDOK AREN

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdiri………………….. ..... 47

B. Visi, Misi, dan Motto………………………………… ..... 49

C. Struktur Organisasi dan pengelolaannya……………... ..... 50

D. Program kegiatan dan tujuannya…………………….. ...... 51

Page 11: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

vii

E. Sarana dan Prasarana........................................................ 56

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Informan .......................................................... 57

B. Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah

1. Pembimbing dalam Bimbingan Pra Nikah ..................... 63

2. Terbimbing dalam Bimbingan Pra Nikah ...................... 65

3. Materi Bimbingan Pra Nikah ......................................... 66

4. Metode dalam Bimbingan Pra Nikah ............................. 70

C. Faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra

Nikah ............................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 75

B. Saran ................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 78

LAMPIRAN

Page 12: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

viii

Daftar lampiran

1. Surat izin penelitian / wawancara

2. Surat keterangan penelitian dari Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok

Aren

3. Daftar wawancara

4. Dokumentasi foto-foto

Page 13: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT menciptakan makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan, laki-

laki dan perempuan. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk mencari

pasangannya dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh syari’at. Anjuran untuk

menikah dan perintah melaksanakan perkawinan disebutkan dalam firman Allah

surat An-Nisa: 3:

“Nikahilah sebagian wanita yang baik-baik diantara kamu.”

Selain itu Rosulullah juga menganjurkan para pemuda yang telah dewasa

untuk menikah. Sebagaimana sabda beliau yang artinya:

قال رسول اهللا صل اهللا علیھ وسلم یآ معشر لشباب :عن عبد اهللا بن مسعود قال

من استطاع منكم والباء ة فلیتزوج فا نھ اغض للبصرواحصن للفرج ومن لم

) 1اه البخاري رو (یستطع فعلیھ باالصوم فا نھ لھ وجاء

“Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: Hai para pemuda, siapa saja diantara kamu mampu menanggung biaya, maka hendaklah ia nikah, karena menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Bagi siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu perisai (pengekang syahwat) baginya.”(H.R Bukhari)

1 Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Qohiroh: Dar al Maktabin) jilid III h.3

Page 14: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

2

Dari hadits di atas menunjukkan betapa besar rahmat perkawinan, karena

dapat memelihara seseorang dari perbuatan-perbuatan tercela. Dengan

perkawinan, nafsu syahwat dapat disalurkan melalui jalan yang ditentukan.

Agama dapat menunjukkan jalan bagi yang belum mampu menikah dengan jalan

berpuasa, karena berpuasa dapat membersihkan jiwa dan mempunyai daya yang

kuat untuk menahan nafsu dari perbuatan haram.

Tujuan perkawinan tidak hanya terbatas pada hubungan syahwat, akan

tetapi jauh dari itu mencakup tuntutan kehidupan yang penuh rasa kasih sayang,

sehingga manusia dapat hidup tenang, baik dalam keluarga maupun

masyarakatnya. Dengan perkawinan, ditetapkan adanya hak dan kewajiban bagi

suami istri, sehingga terbinalah ketentraman jiwa, bukan sekedar dalam hubungan

syahwat. Perkawinan merupakan ciri utama pembinaan kehidupan masyarakat,

karena manusia tidak dapat hidup secara individual.

Perkawinan adalah ikatan kuat yang menggabungkan jiwa kedua suami

istri, membuatnya merasa diikat dan memperbaurkannya sebagaimana berbaurnya

air jernih yang enak diminum. Perkawinan adalah jaminan erat antara dua anak

manusia yang dipertemukan keduanya dalam cinta, kesetiaan, ketulusan, kerja

sama, dan saling membantu2.

Di Negara kita perkawinan telah diatur dengan undang-undang nomor 1

Tahun 1974 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1944 dan Nomor 32 Tahun

1954. Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 telah disyahkan dan ditanda tangani

oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Januari 1974 di Jakarta dan

2 Ukasyah Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Penerjemah Chairul Halim,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. Ke-1, h.91.

Page 15: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

3

mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1975, berisi XIV BAB, 64 Pasal dan 100

ayat.3

Karena tujuan perkawinan tidak hanya terbatas pada hubungan syahwat

maka sebelum melaksanakan pernikahan hendaknya para calon pengantin

memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi bahtera kehidupan. Adapun bekal

yang dimaksud yakni pemahaman tentang pernikahan itu sendiri, hak dan

kewajiban suami dan istri, kemampuan financial, dan kesiapan mental. Dengan

bekal tersebut, diharapkan calon pengantin dapat menjadi keluarga sakinah

mawadah dan rahmah. Dalam firman Allah pun dijelaskan bahwa

………

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seseorang laki-laki dan seorang perempuan yang menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal…..(Qs.An-Nisa: 1) Dalam firman Allah tersebut dikatakan bahwa manusia diciptakan

berbeda-beda supaya kita bisa saling mengenal dan setelah kita mengenal diri

pasangan kita masing-masing kita dapat melangsungkan hidup berumah tangga

yang sakinah, mawaddah dan rahmah, terhindar dari perceraian, keributan,

penganiayaan, dan hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan dimurkai oleh

Allah.

KUA Pondok Aren adalah Kantor Urusan Agama yang melayani

masyarakat dalam hal agama. Diantaranya yaitu tentang pernikahan, bimbingan

3 BP.4 KUA Kecamatan Pondok Aren, Materi Penataran Catin, (Tangerang Selatan) h. 1

Page 16: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

4

haji dan umroh, informasi zakat, infak, shodaqoh, sarana ibadah, dan lain-lain.

Banyak program di KUA yang ditujukan untuk pernikahan, pecatatan, pendidikan

pra nikah, bimbingan pra nikah, dan lain-lain. Dengan berbagai program tersebut,

KUA merasa perlu untuk mengadakan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin

untuk mengurangi angka perceraian dan memberikan pengetahuan kepada calon

pengantin hal-hal yang perlu diketahui sebelum menuju jenjang pernikahan

Bertitik tolak dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian terhadap masalah tersebut yang dituangkan dalam skripsi

yang berjudul ” Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah bagi pasangan calon

pengantin di KUA Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membatasi

Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok Aren pada Empat

Pembimbing, Materi Bimbingan, Tiga Terbimbing ( Tiga Pasang Calon

Pengantin), dan Metode Bimbingan.

2. Perumusan masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Pelaksanaan bimbingan Pra Nikah bagi calon pengantin

di KUA Pondok Aren?

b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Bimbingan Pra Nikah di

KUA Pondok Aren?

Page 17: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok

Aren

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan

Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok Aren

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan diatas, maka manfaat dari penelitian ini yaitu:

a. Manfaat Teoritis

1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya pada Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah.

2) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya

pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas

dan mendalam tentang Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah.

b. Manfaat praktis

1) Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dalam

Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah .

2) Bagi lembaga, dapat dijadikan pedoman dalam Pelaksanaan

Bimbingan Pra Nikah.

3) Bagi jurusan, penelitian ini dapat menambah koleksi tentang

kajian Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah

Page 18: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

6

4) Bagi akademik, dapat menambah wawasan, informasi dan

pengetahuan tentang Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah,

khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memilih penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau

melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak.4

Adapun dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengungkapkan dan

mendeskripsikan secara faktual, aktual dan sistematis mengenai

Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok Aren.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari tanggal 1 Juni s/d 30 Juni 2014.

b. Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kantor Urusan Agama Pondok

Aren Jl. Komplek Perkantoran Kecamatan Pondok Aren No. 2 Tangerang

Selatan Banten.

4 Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah mada University Press,

1998), cet. Ke-8, h. 63.

Page 19: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

7

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Adapun Subjek penelitian ini adalah Pembimbing dalam bimbingan pra

nikah yang terdiri dari Empat orang yaitu kepala KUA, Dua Orang

Penghulu, Penyuluh, dan Tiga Pasang Calon Pegantin.

b. Objek Penelitian

Adapun obyek dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Bimbingan Pra

Nikah di KUA Pondok Aren.

4. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana

data dapat diperoleh.5 Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan

sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkrit dan yang

dapat memberikan informasi untuk memperoleh data yang diperlukan

dalam penelitian ini.6

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu;

a. Data Primer, yaitu berupa wawancara kepada Empat pembimbing

Pra Nikah di KUA Pondok Aren dan Tiga pasang calon pengantin.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

tertulis yang terdapat dalam makalah materi penataran calon

pengantin, foto-foto, rekaman suara dan dokumen-dokumen lain

yang berkaitan dengan pembahasan dalam penulisan ini.

5 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rieneke Cipta,

1996) h. 195. 6 E Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983) h.29.

Page 20: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

8

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti menggunakan

teknik dan alat pengumpul data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan data yang

dilakukan melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul

dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena

tersebut.7 Menurut Thantawy R. dalam bukunya “Kamus Bimbingan

dan Konseling”, observasi adalah teknik pengumpulan data tentang

diri klien yang dilakukan secara sistematis melalui pengamatan

langsung menggunakan pencatatan terhadap gejala-gejala yang ingin

diselidiki dan itu digunakan dalam rangka melengkapi informasi klien

untuk keperluan pelayanan bimbingan dan konseling.8

Observasi atau pengamatan berperan serta menceritakan kepada

peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang. Dalam situasi tersebut,

peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan atau

observasi. Menurut Bogdan (1972) mendefinisikan secara tepat

observasi atau pengamatan berperan serta sebagai peneliti yang

mencirikan interaksi secara sosial memakan waktu cukup lama antara

peneliti dan subyek dalam lingkungan subyek dan selama itu data

7. E Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,(Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h.62. 8 Thantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Pamator, 1997), h.81.

Page 21: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

9

dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan

berlaku tanpa gangguan.9

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan

pengamatan dan penelitian secara langsung di KUA Pondok Aren.

Peneliti melakukan observasi sebanyak tiga kali, yaitu pada hari Senin,

02 Juni 2014 peneliti memberikan surat izin penelitian kepada Kepala

KUA Pondok Aren yaitu H. Suganda S.Ag, peneliti diizinkan untuk

melakukan penelitian dan mewawancarai Kepala KUA, Dua Orang

Penghulu, Penyuluh, dan Bagian Tata Usaha. Pada hari Rabu 04 Juni

2014 peneliti mengamati langsung proses bimbingan pra nikah yang

dilakukan oleh KUA Pondok Aren kepada Calon Pengantin.

Pembimbing memberikan materi mengenai UUD perkawinan,

Munakahat, dan keluarga sakinah. pada tanggal 11 Juni, Peneliti

mewawancarai tiga pasang calon pengantin tentang pendapat mereka

mengenai pelaksanaan bimbingan pra nikah yang diadakan oleh KUA

Pondok Aren. Untuk kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti,

peneliti kembali mengikuti pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi

calon pengantin pada tanggal 18 Juni 2014 dan 25 Juni 2014. Pada

Sabtu, 27 Juni 2014 peneliti berpamitan kepada Kepala KUA Pondok

Aren dan berfoto bersama pengurus KUA Pondok Aren.

9 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

h. 194.

Page 22: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

10

b. Wawancara

Teknik perolehan data melalui wawancara sering pula disebut

interview. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (interviewe).10 Atau salah satu metode pengumpulan

data ialah dengan cara wawancara yaitu mendapatkan informasi

dengan cara bertanya langsung kepada responden.11 Menurut

Thantawy R dalam bukunya “Kamus Bimbingan dan Konseling”,

wawancara adalah percakapan sebagai proses saling memberi

keterangan diantara pewawancara (interviewer) yang diarahkan

kepada tujuan tertentu.12

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.

Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor

yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor tersebut

adalah: pewawancara, responden, topik, situasi wawancara, dan

penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan.13dalam penelitian

ini wawancara ditujukan kepada Empat Pembimbing Pra Nikah

dengan langsung bertatap muka sekaligus mendengarkan keterangan-

keterangan. Empat Pembimbing Pra nikah yaitu Kepala KUA Bapak

H. Suganda S.Ag, Dua orang Penghulu yaitu Bapak Aliudin S.Ag dan

10 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rieneke Cipta,

1996), h. 128. 11 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LPSES,

1989), h. 192. 12 Thantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Pamator, 1997), h. 122. 13 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LPSES, 1989),

h. 192.

Page 23: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

11

Bapak H. Abdul Aziz S.Ag, Penyuluh Bapak Sopian Sori M.Ag, dan

Tata Usaha Bapak Ahmad Rahmat. Peneliti melakukan wawancara

kepada Tiga Pasang Calon Pengantin yaitu Fitri dan Zainul, Nur dan

Aris, Wati dan Ali.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, serta record

yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seseorang penyidik

atau peneliti. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian

sebagai sumber data yang dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan,

bahkan untuk meramalkan.14Dokumentasi biasanya terbagi atas

dokumen pribadi yang terdiri dari buku harian, surat pribadi,

otobiografi, dan dokumen resmi.

Dokumen resmi terdiri atas dokumen internal dan eksternal.

Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi aturan suatu

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.

Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang

dihasilkan oleh kondisi lembaga sosial masyarakat misalnya, majalah,

buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan oleh media massa.15

Dalam penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan

data-data tertulis yang terdapat di KUA Pondok Aren, dengan masalah

yang diteliti dan dokumen lainnya yang mendukung.

14 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaj Rosdakarya, 2006),

h. 194. 15 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaj Rosdakarya, 2006),

h. 219.

Page 24: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

12

6. Analisa Data

Analisa data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.16

Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan analisa

deskriptif kualitatif yaitu penulis berusaha memaparkan data sebagaimana

adanya dengan melakukan kajian penafsiran data-data tersebut sehingga

dapat menggambarkan permasalahan secara sistematis dan representative.

faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti, kemudian

dilakukan analisis.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” diterbitkan oleh CEQDA (Center For Quality

Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan suatu bagian dari penelitian yang memuat

tinjauan atas kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan,

16 Lexy J Moleong, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaj Rosdakarya, 2006),

h. 248.

Page 25: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

13

atau bahkan yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya

penelitian.17 Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah:

1. Respon Suami Istri terhadap Bimbingan Pra Nikah di KUA Kecamatan

Kedondong Lampung Selatan yang dilakukan oleh Rusfanida

mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Penelitian dalam

skripsi ini terfokus pada respon suami istri terhadap bimbingan pra

nikah.

2. Efektifitas Praktek Pelaksanaan Kursus Calon Pengantin di KUA

kecamatan Ciputat Tangerang Selatan; Studi Pelaksanaan peraturan

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama No DJ.

II/49/Tahun 2009 yang dilakukan oleh Kosim mahasiswa Konsentrasi

Peradilan Agama Program Studi Ahwal Asy-syakshiyah. Penelitian

dalam skripsi ini terfokus pada efektifitas kursus calon pengantin di

KUA Ciputat.

Dalam penelitian yang penulis lakukan di KUA Kecamatan Pondok Aren

difokuskan pada, Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin di

KUA Pondok Aren, skripsi ini meneliti pembimbing pra nikah, yang

terbimbing, metode bimbingan pra nikah, dan materi bimbingan pra nikah serta

faktor pendukung dan penghambat bimbingan pra nikah di KUA Pondok Aren,

sehingga penelitian yang penulis lakukan hasilnya tidak akan sama meskipun

sama subjeknya, yaitu di KUA.

17 Hamid Nasuhi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: CEQDA, 2007), Cet. Ke-2, h. 20.

Page 26: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

14

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis menguraikan

dalam beberapa bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori, yang tercakup didalamnya pengertian bimbingan

Pra Nikah, unsur bimbingan, tujuan dan fungsi bimbingan,

Meminang dalam hukum Islam, Kafaah dalam perkawinan, Tujuan

dan hikmah perkawinan, Persiapan Lahir Batin Dalam Upaya

Pemilihan Jodoh, Langkah-langkah menuju pernikahan.

Bab III Gambaran Umum KUA Pondok Aren, terdiri dari: Sejarah dan

latar belakang berdiri, Visi, misi, dan motto, Struktur organisasi

dan pengelolaannya, Program kegiatan dan tujuannya, Sarana dan

prasarana.

Bab IV Temuan Penelitian dan Analisis Data yakni, Karakteristik

Informan, Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di KUA Pondok

Aren yang meliputi: pembimbing, terbimbing, metode bimbingan,

dan materi-materi yang digunakan dalam Bimbingan Pra Nikah di

KUA Pondok Aren, faktor pendukung dan penghambat Bimbingan

Pra Nikah di KUA Pondok Aren.

Page 27: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

15

Bab V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan, saran, daftar pustaka,

lampiran.

Page 28: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan Pra Nikah

1. Pengertian Bimbingan Pra Nikah

Kata bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu

“guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti menunjukan,

memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat

bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang.1 Pengertian bimbingan

adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah

tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa datang.

Sedangkan bimbingan secara terminologi seperti yang dikemukakan

beberapa tokoh di bawah ini, di antaranya :

Bimo Walgito menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam hidupnya

agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan

hidup2.

Crow & Crow di dalam bukunya Prayitno yang berjudul “Dasar-Dasar

Bimbingan dan Konseling” menjelaskan: Bimbingan adalah bantuan yang

diberikan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian

yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia

1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: PT. Golden Trayon Press, 1998), h. 1

2 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta:Offset, 1995), h. 4

Page 29: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

17

untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan

pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung

bebannya sendiri.3

Menurut I Djumhur dan M Surya, dalam bukunya “Bimbingan dan

Penyuluhan di Sekolah”, membatasi pengertian bimbingan sebagai berikut:

“Suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis

kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar

tercapai kemampuan untuk memahami dirinya (Self Understanding),

kemampuan untuk menerima dirinya (Self Acceptance), kemampuan untuk

mengarahkan dirinya (Self Direction), kemampuan untuk merealisasikan

dirinya (Self Realization), sesuai dengan potensi kemampuan dalam

menyesuaikan dirinya baik dengan lingkungan keluarga, maupun dengan

masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang yang memiliki keahlian

dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut.”4

Dalam bukunya yang berjudul “bimbingan dan konseling”, hallen

memberikan definisi bahwa:

“Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus-menerus dari

seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang

membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media

dan tekhnik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai

3 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta:

2001), h.94 4 I Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,

1975), h. 28

Page 30: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

18

kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri

maupun bagi lingkungannya....”5

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan tersebut dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang

(anak-anak, remaja dan dewasa) agar mampu mengembangkan potensi

(bakat, minat, kemampuan yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri,

mengatasi persoalan-persoalan), sehingga mereka dapat menentukan sendiri

jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada orang

lain.

Kata Pra dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah awalan yang

bermakna “sebelum”.6 Pengertian Nikah dalam “Kamus Besar Bahasa

Indonesia” ialah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami

istri (dengan resmi).7

Dalam Undang-Undang Dasar 1974 No. I tentang undang-undang

perkawinan sebagai berikut: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam “Ensiklopedi Wanita Muslimah” perkawinan atau nikah ialah

“akad ikatan lahir batin di antara seorang laki-laki dan seorang wanita, yang

5 I Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,

1975), h. 9 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,

1998), h. 44-50 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,

1998), h. 614

Page 31: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

19

menjamin halalnya pergaulan sebagai suami istri dan sahnya hidup berumah

tangga, dengan membentuk keluarga sejahtera.8

Menurut Rahmat Hakim, kata nikah berasal dari bahasa arab “Nihkum”

yang merupakan masdar atau berasal dari kata kerja “Nakaha”. Menurut

bahasa kata nikah berarti “adh dhammu wattadakhul” (bertindih dan

memasukkan), menurut istilah nikah adalah “suatu akad yang menyebabkan

kebolehan bergaul antara seorang laki-laki dengan seorang wanita dan

saling menolong diantara keduanya serta menentukan batas hak dan

kewajiban di antara keduanya.9

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan nikah sebagai

landasan pokok dalam pembentukkan keluarga. Perkawinan adalah ikatan

lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Jadi. Bimbingan pra

nikah adalah upaya pembimbing dalam memberikan materi atau bekal

kepada calon pengantin sebelum melaksanakan pernikahan, mengenai

keluarga sakinah, munakahat, dan hal-hal yang dibutuhkan oleh calon

pengantin sebelum memasuki jenjang pernikahan.

2. Unsur Bimbingan Islam

a. Pembimbing.

Pengertian pembimbing dalam kamus Bahasa Indonesia sebagai

berikut, “pembimbing” diartikan menurut bahasa adalah “pemimpin”

atau “penuntun”, kata tersebut di ambil dari kata “bimbing” yang

8 Hayya Binti Mubarak Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah, 1423 H), h.97

9 Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islami (Bandung: CV Pustaka etia, 2000), h. 11&13.

Page 32: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

20

artinya “pimpin” atau “tuntun”, kemudian diberi awalan “pe” menjadi

pembimbing yang artinya “yang menyebabkan sesuatu menjadi tahu”,

arti tersebut disesuaikan dengan profesi dan disiplin ilmu yang ia

miliki.10

b. Terbimbing

Yaitu peserta atau orang yang mempunyai masalah dalam

mencapai tujuan.11

c. Metode

Kata “metode” berasal dari kata yunani “methods”, dimana

“metha” ialah menuju, melalui, mengikuti. Dan kata “hodos” ialah

jalan, perjalanan, cara, dan arah. Jadi pengertian metode adalah cara

bertindak menurut sistem aturan tertentu supaya kegiatan praktisi

terlaksana secara rasional dan terarah, agar mencapai hasil yang

optimal.12Metode-metode yang sering digunakan dalam bimbingan

Islam yaitu:

1). Metode Interview (wawancara)

Wawancara adalah melakukan dialog dengan terbimbing untuk

mendapatkan masalah-masalah yang dihadapi oleh terbimbing. Dengan

melakukan dialog, pembimbing akan masuk dalam kehidupan

10 W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1984), cet. Ke-7, h. 427. 11 Drs. H. Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: UIN Press, 2008), h. 11 12 Anton Bakher, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984), h. 10.

Page 33: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

21

terbimbing dan akan mengetahui sebab-sebab yang dikemukakan oleh

terbimbing.13

2). Metode Non Directif

Metode ini dilakukan dengan tidak mengarahkan. Yang mana dibagi

menjadi 2 yaitu:

a). Client Centered

Yaitu pengungkapan masalah-masalah yang menjadi

penghambat si terbimbing. Yaitu dilakukan dengan cara pancingan

yaitu dengan mengajukan satu dua pertanyaan selanjutnya

terbimbing diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menceritakan

segala isi batinnya yang disadari menjadi penghambatnya.

Pembimbing hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang

dianggap mendasar kemudian di akhir pertemuan pembimbing tidak

mengarahkan melainkan mengungkapkan kembali hambatan-

hambatan yang dialami sebagai penyebabnya dan apa yang harus

dilakukan untuk mengatasinya sebagaimana yang dikemukakkan

oleh terbimbing.

b). Metode Edukatif

Yaitu cara pengungkapan masalah-masalah yang menghambat

dengan cara mengoreh sampai tuntas apa yang menjadi penyebab

hambatan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam hal

ini pembimbing harus bersikap agak santai dan memberikan

13 H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan penyuluhan Agama, (Jakarta:

PT. Golden terayon Pers, 1998), h. 49.

Page 34: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

22

kesempatan yang seluas-luasnya kepada terbimbing untuk

mengingat dan mengungkapkan rahasia pribadi yang menjadi

penghambat masalah tersebut.14

3). Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan)

Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada jamaah untuk

berusaha mengatasi kesulitannya (problem) yang berpengaruh kepada

ketenangan berfikir. Pada metode ini, pembimbing memberikan saran-

saran pandangan dan nasehat bagaimana sebaiknya ia bersikap dalam

menghadapi problemnya.

3. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

Adapun Tujuan bimbingan itu sendiri menurut Aunur Rahim Faqih adalah:

a. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri

sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, dan kesempatan yang ada.

b. Membuat proses sosialisasi dan sensitifitas kepada kebutuhan orang

lain.

c. Memberikan dorongan didalam mengarahkan diri, pemecahan

masalah, pengembalian keputusan dalam keterlibatan diri dalam

masalah yang ada.

d. Mengembangkan nilai dan sikap menyeluruh serta perasaan sesuai

dengan penerimaan diri.

e. Membantu didalam memahami tingkah laku manusia.

14 H.M. alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.

179-180.

Page 35: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

23

f. Membantu klien untuk hidup di dalam kehidupan yang seimbang

dalam berbagai aspek, fisik, mental, sosial.15

Fungsi bimbingan menurut Dewa Ketut Sukardi:

a. Fungsi Preventif: sebagai pencegah terhadap timbulnya masalah

b. Fungsi Pemahaman: yang menghasilkan pemahaman tentang sesuatu

c. Fungsi Perbaikan: yang menghasilkan solusi dari berbagai

permasalahan yang dialami.

d. Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan: membantu dalam

memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara

mantap, terarah, dan berkelanjutan.16

B. Perkawinan

1. Meminang dalam hukum Islam

Islam merupakan agama yang diturunkan melalui Rasulullah SAW

untuk kemaslahatan manusia. Dalam Islam, manusia dituntut untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat, salah satu jalan untuk memperoleh

kebahagiaan itu adalah melalui pernikahan (perkawinan).

Sebelum melangkah kejenjang perkawinan terlebih dahulu dilakukan

khitbah (pinangan) yang merupakan langkah pendahuluan menuju arah

perjodohan antara seorang pria dan wanita. Islam mensyari’atkannya agar

15 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press,

2001), cet. Ke-2, hal. 54. 16 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta:

Rineke Cipta, 2000), hal. 26-27.

Page 36: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

24

masing-masing calon mempelai dapat saling kenal mengenal dan

memahami pribadi mereka.17

Untuk itu dianjurkan kepada setiap calon suami untuk “melihat” calon

istrinya (dan tentu demikian pula sebaliknya) terlebih dahulu, sehingga

pelaksanaan pernikahan atau perkawinannya nanti berdasarkan pandangan

dan penilaian yang jelas, tidak seperti membeli kucing dalam karung, yang

pada akhirnya melahirkan penyesalan bagi salah satu pihak atau bahkan

keduanya. Nabi saw, bersabda:

م لسو ھیلع ى اهللالي صبالن القف ةارما بطخ ھنة ابعش ةریغلما نع

)رواه الترمذى والنسائ وابن ماجھ(امكنیب مد وی نا ھناافھیلارظنا

Artinya:

Dari Mughiroh bin Syu’bah ra, sesungguhnya ia pernah meminang seorang wanita, maka bersabda Rasulullah saw kepadanya: “lihatlah calon istrimu, karena akan mengekalkan hubungan perjodohan kalian berdua”.(HR. Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

Makhluk termasuk manusia, remaja atau dewasa dianugrahi oleh

Tuhan rasa cinta kepada lawan seksnya, sebagaimana dalam firman Allah

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari

17 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000),

cet. Ke4, h. 57.

Page 37: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

25

jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Al-Imron : 14)

Dahulu ada sebagian ulama yang memahami sabda nabi saw, yang

membolehkan “melihat calon istrinya” sebagian “membolehkan melihat

wajah dan telapak tangan”. Kini sementara ulama memahaminya lebih dari

itu, yakni “mengenalnya lebih dekat, dengan bercakap-cakap atau bertukar

pikiran, selama ada pihak terpercaya yang menemani mereka, guna

menghindar dari segala yang tidak diinginkan oleh norma agama dan

budaya. “ketika itu, jika terjalin hubungan cinta kasih antara keduanya

meskipun itu berupa cinta kasih yang muncul sebelum menikah maka

agama tidak menghalanginya. Bukankah itu tujuan mereka saling

mengenal guna melangsungkan dan melanggengkan perkawinan.

Dalam konteks perintah nabi saw, untuk melihat calon istri yang

dikutip di atas, terbaca bahwa beliau tidak menentukan “batas-batas

tertentu” dalam “melihat”. Beliau hanya menentukan tujuan melihat dan

hal ini menunjukkan keluwesan ajaran islam dan keistimewaan, sehingga

memudahkan setiap orang pada setiap masa untuk menyesuaikan diri

dengan adat istiadat, etika, dan kepentingan mereka, selama dalam batas-

batas yang wajar. Begitu pandangan banyak ulama kontemporer.

Karena itu, pada masa pertunangan, calon pasangan tidak dihalangi

untuk duduk di beranda rumah bersama salah seorang keluarga atau dari

kejauhan orang tua telah yakin bahwa kedua calon pasangan itu tidak akan

mengorbankan kebahagiaan abadi dengan kesenangan sesaat.

Page 38: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

26

Ketika agama membenarkan hal di atas, maka itu juga menunjukkan

betapa tidak mudah menjalin hubungan yang serasi dan langgeng tanpa

saling mengenal antara pihak-pihak yang berhubungan.

Jika calon suami dan istri sudah saling “melihat” dalam batas-batas

yang dibenarkan agama, dan hati keduanya telah berkenan, maka saat itu

dapatlah calon pasangan atau yang mewakilinya mengajukan khitbah/

pinangan.

Sebelum menetapkan penerimaan pinangan, wali paling tidak harus

dapat menduga keras bahwa yang dipinang benar-benar telah setuju,

bahkan semestinya persetujuannya itu dinyatakan secara tegas. Memang

perempuan/gadis-gadis di belahan timur dunia kita pada masa lalu atau

yang mempertahankan budaya masa lalu tidak mudah mengungkap

persetujuannnya, apalagi mengucapkan “Aku cinta padanya/mu”, tetapi

ulama masa lalu menyatakan bahwa sebenarnya wali dapat mengetahui

dari sinar mata mereka ada tidaknya cinta, atau kesediaan bercinta itu.

Bahkan orang tua yang bijaksana sering kali mengetahuinya bukan saja

dari sinar mata tetapi juga dari air mata seseorang. Ibnu Hajar Al-

‘Asqalani (w.1449 M) dalam bukunya Subul Al-Salam, ketika

menguraikan hadits tentang perlunya persetujuan calon istri terhadap calon

suaminya sebelum dilangsungkan akad nikah18.

Bila khitbah itu telah dilaksanakan agama mengingatkan:

لایخطب الرجل على خطبة اخیھ حتى ینكح اویترك

18 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), cet ke-2, h. 57.

Page 39: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

27

)رواه البخارى ومسلم(

“Tidak dibenarkan seseorang meminang pada saat saudaranya meminang (wanita yang sama) sampai (jelas apakah) si peminang diterima (sehingga tidak boleh lagi meminang) atau ditinggalkan (dan ketika itu yang berminat silahkan meminang.19.(H.R. Bukhari daan Muslim) Hal Ini dilarang, karena hal tersebut dapat menimbulkan perselisihan

antara berbagai pihak, karena bisa saja si peminang kedua memburuk-

burukkan peminang pertama. Selanjutnya setelah kesepakatan kedua belah

pihak menyangkut segala sesuatu, maka ditetapkanlah saat pernikahan.20

2. Kafaah dalam perkawinan

Untuk menjamin langgengnya kerukunan antara suami istri, pergaulan

yang harmonis, tetapnya saling pengertian dan terbinanya hubungan rumah

tangga yang mesra, maka syari’at Islam menginginkan dengan sangat,

hendaklah suami itu yang sesuai (sekufu) dengan istrinya dalam segala hal

yang dinilai sebagai kemuliaan hidup manusia, khususnya yang ada

kaitannya dengan status ekonomi dan sosial.

Kufu adaalah faktor penting bagi langsungnya kehidupan berumah

tangga, bila disorot dari kedudukan suami sebagai pemimpin. Karena bila

status ekonomi dan sosial suami lebih rendah dari istrinya, maka

kedudukannya sebagai kepala keluargapun menjadi lemah, dan

19 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007), cet ke-2, h. 57. 20 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007), cet ke-2, h. 57.

Page 40: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

28

kepemimpinannya bisa gagal, hingga bisa-bisa menjadi sebab retaknya

hubungan mereka berdua kelak.21

Setingkat dalam pernikahan antara laki-laki dengan perempuan ada lima

sifat, yaitu menurut tingkat kedua ibu bapak.22

a. Agama

b. Merdeka atau hamba

c. Perusahaan

d. Kekayaan

e. Kesejahteraan

Kufu ini tidak menjadi syarat bagi pernikahan. Tetapi jika tidak dengan

keridhaan masing-masing, yang lain boleh mem-fasakh-kan pernikahan itu

dengan alasan tidak kufu (setingkat). Kufu adalah hak perempuan dan

walinya, keduanya boleh melanggarnya dengan keridhaan bersama.

Menurut pendapat yang lebih kuat, ditinjau dari alasannya, kufu itu

hanya berlaku mengenai keagamaan, baik mengenai pokok agama seperti

islam dan bukan Islam maupun kesempurnannya, misalnya orang yang

baik (taat) tidak sederajat dengan orang yang jahat atau yang tidak taat.

Dengan syarat-syarat yang tersebut di atas tadi, hendaklah diketahui,

dipelajari seperlunya, sehingga pihak lelaki yang hendak berkenalan cinta

dengan wanita tersebut, telah mengetahui perlunya, siapa gerangan dia dan

bagaimana pribadinya dalam masyarakat lingkungannya.

21 Nabil Muhammad Taufik. Assamaluthi, Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga,

(Surabaya: 1987), Cet 1, h. 246. 22 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2007), cet ke 4, h. 390.

Page 41: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

29

Dengan cara demikian, maka tahulah kita agak mendalam siapakah

yang sebenarnya wanita tersebut untuk dijadikan jodoh atau perkenalan

sementara, sebelum menjadi istri, teman hidup semati sampai tua kelak.

Kebanyakan pemuda-pemuda (pihak laki) yang berkenalan dan

langsung mengadakan perkawinan dengan seorang wanita itu, biasanya

hanya berkenalan sepintas saja, hanya dari perkenalan singkat itu, mereka

pria dan wanita tersebut, telah jatuh hati dan timbul hasrat ingin

melaksanakan perkawinan yang berat resiko dan tanggung jawabnya itu.

Kecuali perkenalan mereka, kebetulan memang sudah lama berkenalan

sejak dari kampung halaman semula, atau ada hubungan keluarga, yang

masing-masingnya sudah saling mengenal keluarganya.

Bila syarat-syarat yang dikemukakan ini dapat dilaksanakan oleh

pihak laki-laki yang ingin melangsungkan perkawinan itu, maka akibatnya

kelak akan memperoleh berkah dan akan dapat hidup bahagia dalam

rumah tangga.23

3. Tujuan dan hikmah perkawinan

a. Tujuan Perkawinan

Sebagaimana hukum-hukum yang lain ditetapkan dengan tujuan

tertentu sesuai dengan tujuan pembentuknya, demikian pula halnya

23 Amir Taat Nasution, Rahasia Perkawinan dalam Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,

1994), cet ke 4, h. 40-44.

Page 42: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

30

dengan syari’at Islam, mensyari’atkan perkawinan dengan tujuan-

tujuan tertentu pula.24

Adapun tujuan tersebut diantaranya adalah:

1). Melaksanakan libido seksualitas

Semua manusia laki-laki maupun perempuan mempunyai

insting seks, hanya kadar intensitasnya yang berbeda. Dengan

pernikahan seorang laki-laki dapat menyalurkan nafsu seksualnya

kepada seorang perempuan dengan sah dan begitu pula sebaliknya.

Maka dengan jalan pernikahan diharapkan agar manusia dapat

terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT, seperti

melakukan perzinahan, Firman Allah yang artinya:

“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu… (Al-Baqarah : 223)

2). Melanjutkan keturunan yang merupakan sambungan ridho dan

penyambung cita-cita, membentuk keluarga dan dari keluarga-

keluarga dibentuk umat, ialah umat nabi Muhammad saw atau

umat Islam, Firman Allah SWT yang artinya :

24 Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), Cet. Ke-1, h.12.

Page 43: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

31

“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik…”(An-Nahl : 72)

Ayat tersebut mengandung isyarat bahwa hanya dengan ikatan

yang sah, manusia akan dapat membentuk keluarga yang dapat

diterima di masyarakat. Dan hanya dengan berkeluargalah manusia

akan dapat di masyarakat. Dan hanya dengan berkeluargalah

manusia akan dapat melaksanakan risalah nabi Muhammad saw.

Karena jika manusia pada saatnya akan meninggal dunia, lalu

kalau tidak ada keturunan darinya, niscaya kehidupan manusia

akan terhenti. Apabila manusia tidak mempunyai keturunan, secara

jelas nabi Muhammad saw itu pun akan terputus juga. Di sinilah

pentingnya arti pernikahan, yaitu untuk melahirkan generasi

penerus penegak risalah nabi Muhammmad saw di muka bumi ini.

3). Untuk menimbulkan rasa cinta kasih antara suami dan istri,

menimbulkan rasa kasih sayang antara orang tua dan adanya rasa

kasih sayang antara sesama anggota keluarga. Rasa cinta dan kasih

sayang dalam keluarga ini akan dirasakan pula dalam masyarakat

atau umat, sehingga terbentuklah umat yang diliputi cinta dan kasih

sayang. Seperti firman Allah SWT yang artinya:

Page 44: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

32

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.(Ar-Rum : 21)

4). Untuk menghormati sunnah Rasulullah saw Nabi Muhammad

memerintahkan kepada umatnya untuk menikah sebagai bagian

dalam ajaran agama. Karena beliau tidak suka terhadap orang yang

terus menerus melakukan puasa dan beribadah kepada Allah akan

tetapi dia tidak nikah-nikah. Jadi jelaslah perkawinan adalah

mengikuti jejak Rasulullah.

5).Untuk membersihkan keturunan, yang jelas ayah, kakek, dan

sebagainya hanya diperoleh dengan jalan perkawinan. Dengan

demikian akan jelas pula orang-orang yang bertanggung jawab

terhadap anak-anak yang akan memelihara dan mendidiknya

sehingga menjadilah ia seorang muslim yang dicita-citakan.25

25 Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1974), Cet. Ke-1, h.14-15.

Page 45: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

33

b. Hikmah Perkawinan

Hikmah yang paling mudah untuk ditunjukkan ialah bahwa

perkawinan terjadi pada makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan,

maupun binatang adalah untuk menjaga kelangsungan hidup atau

mengembang biakkan makhluk yang bersangkutan. Sebagaimana

dalam firman Allah SWT yang artinya:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya;dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah SWT yang dengan (menggunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain.26 Dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”(An-Nissa (4) : 1)

Selain itu perkawinan merupakan jalan terbaik untuk membuat

anak-anak menjadi mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan

hidup manusia, serta memelihara nasab yang oleh Islam sangat

diperhatikan.

Di samping itu, supaya manusia hidup berpasangan menjadi suami

dan istri membangun rumah tangga yang damai dan tentram. Untuk itu

26 Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya

kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti:As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah

Page 46: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

34

haruslah diadakan ikatan pertalian yang kokoh dan tidak mudah putus

dan diputuskan. Ikatan itu ialah ikatan akad nikah. Bila nikah telah

dilangsungkan maka mereka telah berjanji dan setia akan membangun

satu rumah tangga yang damai dan teratur, akan sehidup semati,

sehingga mereka menjadi satu keluarga.

Selain hikmah-hikmah di atas, sayyid sabiq menyebutkan pula

hikmah-hikmah yang lain, di antaranya:

1). Kawin merupakan jalan terbaik untuk menciptakan anak-anak

menjadi mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup

manusia serta memelihara nasab yang oleh Islam sangat

diperhatikan

2). Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi

dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula

perasaan-perasaan ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat-

sifat baik yang menyempurnakan kemanusiaan seseorang.

3).Dengan perkawinan, diantaranya dapat menumbuhkan tali

kekeluargaan, memperteguh kelanggengan rasa cinta antara

keluarga, dan dapat memperkuat hubungan kemasyarakatan yang

oleh Islam direstui, ditopang dan dijunjung. Karena masyarakat

Page 47: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

35

yang saling menunjang lagi saling menyayangi akan terbentuknya

masyarakat yang kuat dan bahagia.27

4. Persiapan Lahir Batin Dalam Upaya Pemilihan Jodoh

Sebelum memasuki gerbang pernikahan, lebih dahulu hendaklah saling

kenal mengenal antar calon istri dan calon suami. Perkawinan adalah

masalah yang penting dan amat menentukan. Harmonis atau tidaknya

perkawinan akan berpengaruh pada kehidupan yang akan datang.

Perkawinan yang harmonis akan memberikan kesenangan dan ketentraman

dalam kehidupan dan menjadi lahan bagi tumbuhnya mental yang agung

dan cemerlang. Sebaliknya, perkawinan yang tidak harmonis akan

menyebabkan keputusasaan dan menghalangi tumbuhnya mental yang

sempurna.

Seorang tentara dari daerah Syama’ah menulis, ajarkanlah para

pemuda agar memilih istri dengan teliti dan pengetahuan yang selengkap-

lengkapnya, agar mereka lebih mudah mendapatkan kehidupan yang baik

dan dapat menjalin kerja sama dan cinta kasih antara keduanya. Dengan

begitu, mereka dapat membuahkan anak-anak yang sholeh dan terhormat.

Hendaklah perkawinan mereka tidak atas dasar cinta dan kasih sayang dari

satu pihak saja, karena nantinya akan tidak baik. Disamping itu,

hendaknya perkawinan itu didasarkan oleh nilai-nilai Islam.28

27 Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, (Jakarta:Kencana 2006), cet. Ke-2, h. 69-72. 28 Ibrahim Amini, Kita Memilih Jodoh Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, terjemahan

Muhammad Taqi, (Jakarta: Lentera, 1996), Cet. Ke-1, h.25

Page 48: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

36

Untuk itulah, dalam upaya pemilihan jodoh perlu adanya persiapan

lahir maupun batin, di antaranya ialah:

a. Cinta yang bertanggung jawab

Islam meletakkan dasar cinta kasih sebagai hal yang harus tumbuh

dalam sebuah pernikahan. Cinta kasih di sini adalah cinta kasih yang

muncul karena Allah, bukan semata-mata karena nafsu. Biduk rumah

tangga harus memiliki tujuan pelabuhan yang jelas, yaitu ridho dan

cinta Ilahi. Sebelum melangkah ke gerbang pernikahan, kedua belah

pihak harus memiliki keyakinan bahwa pasangannya benar-benar tidak

salah pasang niat. Karena tanpa adanya cinta yang bertanggung jawab

biduk dapat karam di tengah perjalanan.29

Suatu perkawinan, biasanya dimulai dari perasaan saling cinta

sebagai sesuatu yang indah, bergelora, mesra, menggairahkan dan rasa

ingin selalu bersama. Cinta yang sejati akan tumbuh secara wajar,

tidak dipaksakan atau diusahakan secara dangkal. Ia tumbuh dengan

sewajarnya, tidak membeku karena emosi yang berubah sewaktu-

waktu. Kedua insan yang terlibat itu mengupayakan berbagai cara

yang positif untuk mengembangkan cinta kasih mereka. Keduanya

mencari cara yang kreatif dan menyenangkan untuk saling memupuk

cinta kasih itu dan mengarahkan kepada kebahagiaan bersama. Untuk

mendasari perkawinan yang bahagia diperlukan cinta sejati, inilah

29 Wilson Nadeak, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), Cet. Ke-1, h.70

Page 49: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

37

cinta yang keluar dari sanubari yang bersih, jujur, dan penuh

keikhlasan disertai tanggung jawab dan rela berkorban.30

Dalam perkawinan hendaklah ditanamkan saling mengasihi dan

menyayangi di antara suami istri. Suami mengasihi dan menyayangi

istrinya karena kelebihan dan kekurangannya atau kelemahannya.

b. Dewasa dan Berkepribadian Matang

Pernikahan adalah ikatan kuat yang menggabungkan jiwa kedua

suami istri, membuatnya merasa diikat dan berbaur sebagaimana

berbaurnya air jernih yang enak diminum. Pernikahan adalah jalinan

erat antara dua anak manusia yang dipertemukan keduanya dalam

cinta, kesetiaan, ketulusan, kerja sama, saling membantu.31

Jelaslah bahwa pernikahan adalah suatu hal yang serius, sehingga

memerlukan persiapan yang matang dalam memilih jodoh, khususnya

dalam kedewasaan fisik dan kedewasaan mental.

1) Kedewasaan Fisik

Dilihat dari sudut seksual biologis, maka wanita sudah dapat

kawin bila ia sudah mulai haid, artinya ia sudah melepaskan telur

yang dapat dibuahi. Sedangkan seorang pria sudah dapat kawin

dilihat dari sudut seksual biologis, bila ia mulai bermimpi dengan

mengeluarkan air mani.32

30 Wilson Nadeak, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), Cet. Ke-1, h.70 31 Ukasyah Athibi, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Penerjemah Chairul Halim,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. Ke-1, h.91 32 Ali Akbar, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta: Pustaka Antara, 1995), Cet. Ke-20, h.24

Page 50: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

38

Didalam buku Indahnya Perkawinan Dini karangan

Muhammad Fauzi Adhim menyatakan bahwa kematangan fisik itu

dapat terlihat dari adanya kelenjar-kelenjar seksual mulai bekerja

aktif untuk menghasilkan hormon-hormon yang dibutuhkan. Ini

kemudian menyebabkan terjadinya dorongan untuk menyukai

lawan jenis, sebagai manifestasi dari kebutuhan seksual. Pada taraf

ini, keinginan untuk mendekati lawan jenis memang banyak

disebabkan oleh dorongan seks. Dari sudut seksual biologis ini

maka seseorang sudah diperbolehkan untuk menikah.33

2) Kedewasaan Mental

Perkawinan ialah dua pribadi atau dua jiwa yang berlainan

untuk sama-sama menempuh satu tujuan. Oleh karena itu, untuk

melaksanakan perkawinan perlu persiapan mental yang cukup.

Siap mental untuk menumbuhkan saling pengertian, saling

menyesuaikan diri dan tidak mementingkan dirinya sendiri.

Kematangan pribadi meneguhkan pernikahan, sebaliknya

ketidakdewasaan pribadi mengakibatkan stress yang sukar

ditandingi. Sikap yang suka meremehkan pasangan hidup adalah

salah satu bentuk tingkah laku pribadi yang belum matang.

Biasanya orang yang tidak memiliki pribadi yang matang sering

33 Muhammad Fauzi Adhim, Indahnya Pernikahan Dini, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), Cet. Ke-1, h.18-19

Page 51: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

39

menuntut kesempurnaan dari pihak lain. Oleh karena itu,

kedewasaan pribadi sangat diperlukan dalam perkawinan.34

c. Mengenal Pribadi Pasangan dan Keluarga Pasangan

Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda dengan

kepribadian individu lain. Pasangan yang cocok bukan berarti harus

mempunyai kepribadian yang sama, tetapi adalah pribadi-pribadi yang

bisa saling mengisi, saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan

psikologis.

Tujuan pernikahan sebagaimana yang disyariatkan oleh teks suci

dan Undang-undang dapat diwujudkan dengan baik dan sempurna jika

perkawinan tersebut sejak proses pendahuluan (muqaddimah al-zawaj)

berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh

agama.35

Agaknya Islam mengajarkan sebelum terjadinya akad nikah,

mempelai laki-laki dan perempuan mestilah saling mengenal.

Mengenal disini maksudnya bukan sekedar mengetahui tetapi juga

memahami dan juga mengerti kepribadian masing-masing. Hal ini

dipandang penting karena kedua mempelai akan membentuk keluarga

yang semula dimaksudkan kekal tanpa adanya perceraian. Realitas di

masyarakat menunjukkan perceraian sering kali terjadi karena tidak

34 Wilson Nadeak, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: kanisius, 1993), Cet. Ke-1, h.52 35 Dr. H. Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tariqan, Hukum Perdata Islam Indonesia,

(Jakarta, Kencana, 2004), Cet. Ke-2, h.82

Page 52: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

40

adanya saling pengertian, saling memahami dan menghargai masing-

masing pihak.36

Perkawinan tidak melibatkan kedua belah pihak saja, tetapi

perkawinan melibatkan keluarga besar kedua belah pihak. Untuk itu

masing-masing pihak harus saling mengenal keluarga pihak lain.

Pertama yang harus dikenal tentunya dalah calon mertua, lalu adik atau

kakak dan sanak famili lainnya.

Dalam perkenalan tersebut, hendaklah menimbulkan kesan bahwa

kedua keluarga adalah setaraf dan dengan perkawinan tersebut

hubungan keluarga antara orang tua dan anak tetap terpelihara, bahkan

akan terjalin hubungan yang baik dan mesra antara kedua belah

pihak.37

Dalam mengenal keluarga, perlu diperhatikan pula, kebiasaan-

kebiasaan agama, adat istiadat dan prinsip-prinsip yang berlaku, untuk

pertimbangan apakah kedua keluarga dapat saling menyesuaikan.

d. Agama dan Adat Istiadat

1) Harus Satu Agama

Pernikahan, pada hakikatnya adalah jalinan persaudaraan yang

sangat erat antara dua anak manusia yang berlainan jenis, dan

mencakup berbagai aspek kehidupan. Karena itu agar suami dan

36 Dr. H. Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tariqan, Hukum Perdata Islam Indonesia,

(Jakarta, Kencana, 2004), Cet. Ke-2, h.82 37 Mahmud Ashabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993)), Cet Ke-3, h.49

Page 53: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

41

istri harus ada kesamaan hati, aqidah, dan tujuan hidup dalam

mengarungi kehidupan berumah tangga.

Aqidah merupakan hal yang sangat fital dalam mengarungi

kehidupan demi meraih keselamatan, baik di dunia maupun di

akhirat. Aqidah adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan dan

diganti begitu saja. Karena itulah Allah mengharamkan seorang

muslimah menikah dengan lelaki non muslim, dan seorang lelaki

muslim diharamkan pula menikah dengan perempuan yang bukan

muslimah.

Para ulama telah sepakat tanpa terkecuali bahwa seorang

muslim tidak dihalalkan mengawini wanita musyrik, ateis, dan

murtad.

Bukti dan Dalil atas hal itu adalah firman Allah SWT:

“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.

Page 54: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

42

Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs. 2 (Al-Baqarah): 221) Ayat itu berkenaan dengan masalah Abdullah bin Rowahah dia

punya seorang hamba sahaya hitam, lalu karena marah dia

menamparnya. Kemudian dia menyesal dan datang menghadapi

nabi dan mengadu masalahnya. Maka Nabi saw bertanya:

‘Bagaimana keadaan wanita itu ya Abdullah?” Jawab Adullah:

“Dia menunaikan puasa, sholat, berwudhu dengan baik, yang

mengucapkan dua kalimat syahadat.” Jawab Nabi: “Kalau begitu ia

seorang mukminah!”. Maka jawab Abdullah: “Saya akan

membebaskan dan mengawininya.38

5. Langkah-langkah menuju pernikahan

a. Disunnatkan melihat bakal isteri sebelum perkawinan

Sebelum melangkah kejenjang perkawinan terlebih dahulu

dilakukan khitbah (pinangan) yang merupakan langkah pendahuluan

menuju arah perjodohan antara seorang pria dan wanita. Islam

mensyari’atkannya agar masing-masing calon mempelai dapat saling

kenal mengenal dan memahami pribadi mereka.39

38 Husein bin Muhammad Yusuf, Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam,

(Jakarta: Gema Insani Press, 1987), Cet. Ke-1, h.32 39 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2000),

cet. Ke4, h. 57.

Page 55: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

43

Untuk itu dianjurkan kepada setiap calon suami untuk “melihat”

calon istrinya (dan tentu demikian pula sebaliknya) terlebih dahulu,

sehingga pelaksanaan pernikahan atau perkawinannya nanti

berdasarkan pandangan dan penilaian yang jelas, tidak seperti membeli

kucing dalam karung, yang pada akhirnya melahirkan penyesalan bagi

salah satu pihak atau bahkan keduanya. Nabi saw, bersabda:

عن المغیرة شعبة انھ خطب امراة فقال النبي صلى اهللا علیھ وسلم

)رواه الترمذى والنسائ وابن ماجھ(انظرالیھافانھ ان یو دم بینكما

Dari Mughiroh bin Syu’bah ra, sesungguhnya ia pernah meminang seorang wanita, maka bersabda Rasulullah saw kepadanya: “lihatlah calon istrimu, karena akan mengekalkan hubungan perjodohan kalian berdua”.(HR. Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Makhluk termasuk manusia, remaja atau dewasa dianugrahi oleh

Tuhan rasa cinta kepada lawan seksnya, sebagaimana dalam firman

Allah:

زین للناس حب الشھوت من النساءوالبنین والقناطیرالمقنطرة من

المسومة والانعام والحرث ذلك متاع الحیوةالد الذھب والفضة والخیل

نیا واهللا عنده حسن الماب

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Al-Imron: 14)

Page 56: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

44

Dahulu ada sebagian ulama yang memahami sabda nabi saw, yang

membolehkan “melihat calon istrinya” sebagian “membolehkan

melihat wajah dan telapak tangan”. Kini sementara ulama

memahaminya lebih dari itu, yakni mengenalnya lebih dekat, dengan

bercakap-cakap atau bertukar pikiran, selama ada pihak terpercaya

yang menemani mereka, guna menghindar dari segala yang tidak

diinginkan oleh norma agama dan budaya.

b. Khitbah

Jika calon suami dan istri sudah saling “melihat” dalam batas-batas

yang dibenarkan agama, dan hati keduanya telah berkenan, maka saat

itu dapatlah calon pasangan atau yang mewakilinya mengajukan

khitbah/ pinangan. Khithbah adalah meminang (melamar) yaitu

permintaan seorang laki-laki kepada anak perempuan orang lain untuk

dinikahi, sebagai pendahuluan pernikahan, namun belum berupa aqad

nikah. Khitbah merupakan permintaan dan janji untuk mengadakan

pernikahan.

Sebelum menetapkan penerimaan pinangan, wali paling tidak harus

dapat menduga keras bahwa yang dipinang benar-benar telah setuju,

bahkan semestinya persetujuannya itu dinyatakan secara tegas. ulama

masa lalu menyatakan bahwa sebenarnya wali dapat mengetahui dari

sinar mata mereka ada tidaknya cinta, atau kesediaan bercinta itu.

Bahkan orang tua yang bijaksana sering kali mengetahuinya bukan

saja dari sinar mata tetapi juga dari air mata seseorang. Ibnu Hajar Al-

Page 57: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

45

‘Asqalani (w.1449 M) dalam bukunya Subul Al-Salam, ketika

menguraikan hadits tentang perlunya persetujuan calon istri terhadap

calon suaminya sebelum dilangsungkan akad nikah.40Bila khitbah ini

telah dilaksanakan perlu diperhatikan adab-adabnya, antara lain :

1) Tidak boleh (haram) meminang pinangan orang lain.

Umar bin Khatab berkata dalam hadis yang diriwayatkan oleh

Bukhari dan Muslim:

لایخطب الرجل على خطبة اخیھ حتى ینكح اویترك

)رواه البخارى ومسلم(

“Tidak dibenarkan seseorang meminang pada saat saudaranya meminang (wanita yang sama) sampai (jelas apakah) si peminang diterima (sehingga tidak boleh lagi meminang) atau ditinggalkan (dan ketika itu yang berminat silahkan meminang)41

Ini dilarang, karena hal tersebut dapat menimbulkan

perselisihan antara berbagai pihak, karena bisa saja si peminang

kedua memburuk-burukkan peminang pertama. Selanjutnya setelah

kesepakatan kedua belah pihak menyangkut segala sesuatu, maka

ditetapkanlah saat pernikahan.42

2) Peminang (laki-laki) tetaplah orang lain bagi wanitanya (bukan

mahrom).

40 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007), cet ke-2-60, h. 57. 41 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007), cet ke-2-60, h. 57. 42 Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007), cet ke-2-60, h. 57.

Page 58: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

46

Karena khithbah ini bukanlah aqad nikah, maka status

peminang masih tetap sebagai orang lain bagi yang dipinang

(bukan mahram), dan tidak diperkenankan untuk berkhalwat

(pacaran, atau berdua-duaan).

3) Dianjurkan menemui dan memberi hadiah.

Pertemuan yang sopan bagi laki-laki yang meminang dan

wanita yang dipinang ialah dengan kehadiran mahram wanita,

karena hal tersebut akan menambah kemudahan untuk saling

mengenal. Dengan pemberian hadiah dari peminang kepada wanita

yang dipinang diharapkan akan mempererat lagi tali silaturrahim di

antara mereka.

c. Aqad Nikah

Setelah menyelesaikan khitbah, tahap selanjutnya adalah aqad

nikah. Setelah aqad nikah inilah, si laki-laki perempuan secara syah

telah menjadi suami istri. Silahkan kalau mau pacaran (berkhalwat),

atau bahkan lebih dari itu.

d. Walimahtul ‘Urs

Walimah adalah berkumpul dan ‘urs adalah pernikahan, jadi

walimatul ‘urs adalah kenduri yang diselenggarakan dengan tujuan

menyebarkan berita tentang telah terjadinya suatu pernikahan agar

diketahui umum, sehingga terhindar dari fitnah. Jumhur ulama

berpendapat bahwa hukum walimatul ‘urs adalah sunnah, walaupun

Page 59: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

47

ada sebagian ulama Syafi’iyah yang mewajibkannya, berdasarkan

perintah Nabi SAW kepada Abdur Rahman bin Auf :

لى اهللا علیھ وسلم على شيءمن عن انس قال اولم رسول اهللا ص

)رواه البخارى ومسلم(نسآءمااولم على زینب اولم بشاة

“Dari Anas, Ia berkata Rasulullah saw mengadakan walimah dengan seekor kambing untuk istri-istrinya dan untuk zainab (H.R. Bukhori dan Muslim)43

Dalam kitab fikih,

علنوا ھذاالنكاح وجعلواه ا: النبي صلى اهللا علیھ وسلم قال عن عائشة ان

)رواه احمدوالترمیذة(فى المساجدواضربوا علیھ الدفوق

Dari Aisyah bahwasanya nabi saw bersabda, Syiarkanlah nikah dan adakanlah di masjid-masjid dan pukullah untuknya rebana-rebana. (H.R Ahmad dan Tirmidzi).44

Dari Anas, Sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda kepada

Abdurrahman sewaktu ia (Abdurrahman bin Auf) menikah, sabdanya:

لى اهللا علیھ وسلم روى على عبد الرحمن عن انس ان رسول اهللا ص

)رواه البخارى(اولم ولوبشاة : ابن عوف فقال

“Adakanlah walimah itu sekalipun hanya memotong seekor kambing (HR Bukhari)45

43 Thariq Ismail Bakhiya, Perkawinan dalam Islam, (petunjuk praktis membina keluarga

muslim), (Jakarta: cv Yasa Bunga 1987), cet ke 2 h 74 44 Tirmidzi, Sunan Tirmidzi (Beirut: Darul Fikr, 114 H/1994 M) h. 346-347 45 Husein Bahreis, Himpunan Hadits Shahih Bukhari, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1987), h.195

Page 60: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

47

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN PONDOK AREN

A. Sejarah dan Latar Belakang Berdiri

Menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama, Kantor Urusan Agama

yang disingkat KUA adalah unit pelaksana Teknis Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam yang bertugas melaksanakan sebagian tugas

Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota dibidang urusan agama Islam.

KUA sebagaimana dimaksud berkedudukan di wilayah kecamatan

Berdasarkan Keputusan Manteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 Tentang

Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, bahwa tugas KUA

Kecamatan adalah melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama

Kota/Kabupaten di bidang Urusan Agama Islam di Wilayah Kecamatan.

Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren semula berada di kelurahan

Pondok Jaya, dengan adanya ruislah (tukar tempat) maka KUA Pondok Aren

kini berlokasi di Jl. Komplek Perkantoran Kecamatan Pondok Aren No. 2

Tangerang Selatan, Banten berdekatan dengan Masjid Bani Umar. KUA

Pondok Aren merupakan pecahan dari KUA Ciledug dengan adanya

pemekaran wilayah pada tahun 1984.1

1 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Rahmat/Tata Usaha KUA, Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

Page 61: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

48

Pada Tahun 1950 ke atas, angka perceraian di Negara kita sangat tinggi

berkisar 60%-80%, banyak pula pernikahan dibawah umur dan poligami yang

dilakukan para lelaki yang tidak sehat. Dengan alasan tersebut maka

terbentuklah berbagai lembaga yang membantu menangani hal tersebut

diantarnya yaitu BP4 yang berada di Jawa Barat, P5 yang ada di DKI, dan

BKRT yang ada di Yogyakarta.2

Dengan banyaknya lembaga tersebut, tokoh masyarakat dan tokoh agama

menyetujui BP4 untuk membantu KUA dibidang penasehat. Tujuan BP4 yaitu

memberi nasehat kepada masyarakat yang membutuhkan baik yangbaru akan

melangsungkan pernikahan ataupun pasangan suami istri yang ada masalah

dalam rumah tangga, BP4 berperan untuk meningkatkan mutu perkawinan.

BP4 sudah dibentuk cukup lama namun seiring berjalannya waktu karena

lembaga ini berdiri independent tidak dibawah pemerintah maka fungsinya

lambat laun kurang efektif sehingga KUA Pondok Aren berinisiatif untuk

mengambil alih fungsi BP4 untuk membantu masyarakat memberikan nasehat

dan bimbingan mengenai pernikahan. BP4 KUA Pondok Aren kini sudah

mulai membentuk kepengurusan baru, dan fungsinya mulai berjalan yakni

memberikan undangan bagi calon pengantin, menyiapkan nara sumber, dan

lain-lain.3

Ketua BP4 diambil dari tokoh masyarakat dan tokoh agama yang

kompeten dibidangnya, tidak boleh diketuai oleh pengurus KUA tetapi untuk

kepengurusan dalam BP4 tersebut bisa diambil dari pengurus KUA yang stand

2Wawancara Pribadi dengan H.Suganda S.Ag/Kepala KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

3 Data-data hasil penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA), 26 Juni 2014

Page 62: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

49

by di Kantor KUA setiap hari. KUA menyiapkan tempat untuk BP4 dalam

menerima kedatangan masyarakat yang ingin berkonsultasi mengenai masalah

dalam keluarga dan lain-lain.4

B. Visi, Misi, dan Motto

Kantor Urusan Agama Pondok Aren adalah Lembaga pemerintah yang

mengurusi tentang urusan Agama di kecamatan Pondok Aren. Adapun Visi

KUA Pondok Aren yaitu “Terwujudnya masyarakat pondok aren yang taat

beragama, tolerans, cerdas dan modern”. Sedangkan Misi KUA Pondok Aren

yaitu :5

1. Meningkatkan pelayanan prima

2. Meningkatkan pelayanan nikah dan rujuk

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kantor

4. Meningkatkan profesionalisme pegawai KUA

5. Meningkatkan pembinaan keluarga sakinah

6. Meningkatkan penyelenggaraan BP4

7. Meningkatkan jaminan produk halal

8. Meningkatkan manajemen pengelolaan masjid

9. Meningkatkan pengelolaan zakat dan wakaf

10. Meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan haji

11. Meningkatkan bimbingan dan penyuluhan agama Islam

12. Meningkatkan kemitraan lintas sektoral

13. Meningkatkan akurasi data kearsipan, statistic, dan dokumentasi

4Wawancara Pribadi dengan H.Abdul Aziz S.Ag/Penghulu KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014

5 Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014

Page 63: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

50

6Dan Motto KUA Pondok Aren yaitu Melayani dengan “SMART”

S ~ Service : melayani dengan senang dan santun

M ~ Modern : professional dan berorientasi pada kemajuan

A ~ Akuntable : amanah dan tanggung jawab

R ~ Religious : taat beragama dan bekerja adalah ibadah

T ~ Trust : jujur dan terpercaya

C. Struktur Organisasi dan pengelolaannya

Setiap lembaga Negara lembaga masyarakat dan lembaga-lembaga yang

lain memiliki struktur organisasi yang jelas. Agar masing-masing mengetahui

fungsi jabatan masing-masing dan hasilnya lembaga yang didirikan akan

terarah dalam melaksanakan program kerja lembaga. Dibawah ini adalah

struktur lembaga dari KUA Pondok Aren Kota Tangerang Selatan (PMA

Nomor 39 Tahun 2012) yaitu :7

1. Kepala KUA Pondok Aren : H. Suganda, S.Ag

2. Partner Kerja Jabatan Fungsional Penyuluh : Sopian Sori M.Ag

3. Partner Kerja Jabatan Fungsional Pengawas : Drs. H. Hasanuddin, MM

4. Jabatan Fungsional Penghulu :a. H. Abdul Aziz S.Ag

b. Drs. H. Khaerudin

c. Aliudin S.Ag

d. Akhmad Khaotib, SHI

e. Ahmad Gozali, SHI, MH

6Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014 7 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Rahmat/Tata Usaha KUA, Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

Page 64: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

51

5. Jabatan Fungsional Umum/Pelayan : a. Ahmad Rahmat

Administrasi dan KerumahTanggaan KUA b. Drs. H. Khaerudin

c. Nur Alie

6. Pelayanan, Pengawasan, Pencatatan : a. Ahmad Khotib, SHI

Dan Pelaporan Nikah Rujuk b. Nurjanah

7. Penyusunan Statistik, Dokumentasi, :a.Hj. Nurjannah, S.Pd.I, MM

Administrasi Keuangan dan b.Siti Khodijah, SE

Pengelolaan SIMKAH

8. Pelayanan Bimbingan Keluarga Sakinah : a. H. Abdul Aziz, S.ag

b. Ety Rosmiyati, S.Pd

9. Pelayanan Bimbingan Pembinaan Syariah : a. Ahmad Gozali, SHI,MH

Dan Produk Halal b. ST. Aminah

10. Pelayanan Bimbingan Kemasjidan/Wakaf/ : a. Mastur

Zakat b. Ahmad Baihaqi

11. Penyelenggara Fungsi Lain di Bidang Agama : a. Aliudin S.Ag

Islam Dan Bimbingan Haji8 b. Drs. Taty Huryati

D. Program kegiatan dan tujuannya

Bagian administrasi KUA diperiksa dalam jangka waktu 3 bulan 1 kali

oleh KASIBINSAR yakni Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat dan

Pembinaan Syariah. Jenis pelayanan di KUA yakni :9

8 Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014 9 Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014

Page 65: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

52

1. Pencatatan Nikah

Yakni mencatat pasangan pengantin yang akan melakukan pernikahan,

selain itu mencatat data nikah dan rujuk perbulan dan pertahun. adapun

proses pelayanan pencatatan nikah sebagai berikut:

a. Ke Kantor Desa / Kelurahan

Untuk mendapatkan :

1) Surat Keterangan Untuk Nikah (model N1)

2) Surat Keterangan Asal-Usul (model N2)

3) Surat Keterangan Orang Tua (model N4)

4) Surat Keterangan ke Puskesmas untuk imunisasi TT

b. Ke Puskesmas

Untuk :

1) Imunisasi TT I bagi calon pengantin wanita

2) Imunisasi TT II dapat diperoleh di mana saja dengan

menunjukkan kartu/bukti imunisasi TT I

c. Ke Kantor Urusan Agama

Untuk :

1) Memberitahukan kehendak nikah

2) Pemeriksaan nikah

3) Membayar biaya pencatatan nikah di BRI/BNI 46 atau di

Kantor Pos

4) Pengumuman kehendak nikah

Page 66: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

53

5) Mengikuti penataran calon pengantin dan penasehatan oleh

BP4 dalam masa 30 hari sebelum akad nikah

6) Pencatatan nikah

d. Pelaksanaan Nikah

Untuk :

1) Upacara akad nikah dilaksanakan di Balai Nikah KUA

Kecamatan

2) Atas permintaan yang bersangkutan akad nikah dapat

dilakukan di luar Balai Nikah

3) Memperoleh kutipan akad nikah (model NA)

2. Rekomendasi Nikah

Yakni memberikan surat keterangan numpang nikah pada KUA yang

dituju oleh calon pengantin melangsungkan pernikahan.10

3. Duplikasi Kutipan Akta Nikah yang Hilang atau Rusak

Yakni pihak KUA siap melayani masyarakat yang meminta duplikasi

kutipan akta nikah karena yang pasangan suami istri miliki itu hilang atau

rusak.

4. Pembinaan Keluarga Sakinah

Program ini belum berjalan maksimal karena program ini sudah masuk

ke dalam program BP4 yang sudah berdiri sendiri atau independent.

10 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Rahmat/Tata Usaha KUA, Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

Page 67: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

54

5. Penasehatan Perkawinan dan Keluarga

Program ini juga sudah menjadi program BP4 namun fungsinya masih

dipegang oleh KUA karena kepengurusan BP4 belum berjalan optimal.

6. Kursus Calon Pengantin

Yaitu bimbingan pra nikah bagi pasangan calon pengantin berupa

pemberian materi mengenai kesehatan reproduksi, keluarga sakinah, dan

UUD Perkawinan. Kegiatan ini dilakukan 1 minggu sekali pada hari rabu

dari jam 8.30-12.00.

7. Pendidikan Pra Nikah

Yaitu bimbingan pra nikah bagi siswa SMA, Aliyah, Mahasiswa

mengenai pernikahan yang dilakukan 1 tahun sekali. Kegiatan ini bisa

dilakukan di KUA Kecamatan atau di sekolah yang terkait.11

8. Pendaftaran Calon Jamaah Haji

KUA kecamatan hanya berfungsi untuk memberikan bimbingan

manasik haji, mengantar jamaah, dan menjemput jamaah. Untuk

pendaftaran di kementeriaan agama. Bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan dilakukan sebanyak 7 kali, 1 kali di kabupaten, dan 1 kali di

Pondok Gede. Kegiatan ini dilakukan 1 tahun sekali.

9. Pembuatan Akta Ikrar Wakaf

Yaitu membuat keterangan wakaf seseorang akan sesuatu baik berupa

bangunan atau tanah. Pembuatan sertifikat wakaf pertanahan.

11 Wawancara Pribadi dengan Suganda S. Ag/Kepala KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

Page 68: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

55

10. Pengukuran Arah Kiblat

Program ini dilakukan sewaktu-waktu jika ada laporan dari masyarakat

atau sangkaan bahwa arah kiblat timur –barat terlalu ke kiri. Tahun 2009

pernah dilaksanakan dengan alat pengukur arah kiblat.12

11. Penyuluhan Keagamaan

Yakni dilakukan oleh partner dari KUA yang mengatur tentang izin

operasional DKM, Majlis Taklim, TPA. Serta mengunjungi majlis ta’lim

dengan memberikan penyuluhan agama.

12. Informasi Sarana Ibadah

Mendata majlis ta’lim, musholah dan .masjid,yang ada di wilayah

kecamatan Pondok Aren

13. Informasi Zakat, Infak, dan Sodaqoh

BAZCAM merupakan lembaga yang membantu KUA mendata zakat,

infak, dan shodaqoh. BAZCAM yaitu Badan Amil Zakat Kecamatan.

Kantornya berada di Kecamatan sebelah KUA. BAZCAM Pondok Aren

belum berjalan dengan baik jadi masih dibantu oleh KUA.

14. Informasi Produk Halal

Program ini dilakukan oleh MUI Kecamatan. Unuk BP4, MUI,

BAZCAM, dan LPTQ berkantor di sebelah KUA Pondok Aren.

15. Informasi Prosesi PengIslaman

Program ini juga dilakukan oleh MUI Kecamatan dengan memberikan

Sertifikat Masuk Islam bagi masyarakat yang ingin masuk Islam atau

12Wawancara Pribadi dengan Ahmad Rahmat/Tata Usaha KUA, Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014.

Page 69: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

56

menjadi Muallaf. Fungsinya yaitu menyediakan data pemeluk agama dan

sarana keagamaan/pendidikan agama.

E. Sarana dan Prasarana13

1. Ruang Arsip dan TU

2. Ruang Pernikahan dan Penataran calon pengantin

3. Ruang Arsip (formulir pendaftaran) dan Penghulu

4. Ruang Kepala KUA

5. Ruang Staff

6. Dapur

7. Ruang Sholat

13Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014

Page 70: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

57

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Informan

1. Pembimbing

Informan yang penulis wawancarai terdiri dari lima orang yang berprofesi

satu orang sebagai Kepala KUA tingkat kecamatan, satu orang sebagai Tata

Usaha di KUA Pondok Aren, satu orang sebagai penyuluh, dan dua orang

sebagai penghulu. Adapun penjelasan data mengenai informan sebagai

berikut:

a. Kepala KUA

Kepala KUA terikat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun

2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam jabatan

Struktural, Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa pengangkatan,

pemindahan, dan pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan

dengan keputusan pejabat yang berwenang (pasal 4) dan wajib dilantik dan

mengucapkan sumpah dihadapan pejabat yang berwenang (pasal 5).

Di era global ini Kantor Urusan Agama dihadapkan berbagai

persoalan umat yang kompleks, beragam, dan cenderung semakin

meningkat, karena itu kepala KUA harus memiliki berbagai kompetensi

agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik, benar, dan optimal. Sehingga

dihadapan Tuhan maupun di hadapan manusia mendapat tempat yang

terpuji.

Page 71: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

58

KUA Pondok Aren dipimpin oleh satu Kepala KUA yaitu H.

Suganda S.Ag nip 196006111984031003. Alamat Kelurahan Perigi,

Kecamatan Pondok Aren. Beliau menjabat sebagai kepala KUA Pondok

Aren selama 2 tahun.. Alasan beliau dijadikan informan dalam penelitian

ini karena beliau menjadi narasumber dalam bimbingan pra nikah di KUA

Pondok Aren. Saat ini beliau memiliki jabatan sebagai Kepala KUA

Pondok Aren.

b. Penghulu

Berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 20 Tahun 2005 dan Nomor 14 A Tahun 2005

serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan Angka

Kreditnya, Penghulu adalah Pegawai Negeri Sipil sebagai Pegawai

Pencatat Nikah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak

secara penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk melakukan

pengawasan nikah/ rujuk menurut agama Islam dan kegiatan

kepenghuluan.

Penghulu merupakan bagian dari unsur bimbingan pra nikah yang

ada di KUA yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya

pembentukan keluarga sakinah bagi calon pengantin. Tugas penghulu

adalah membantu masyarakat mengenai perkawinan terutama bagi calon

pengantin yakni membantu memberikan materi tentang keluarga sakinah

Page 72: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

59

pada saat adanya program bimbingan pra nikah atau kursus calon

pengantin.

Yang bertujuan agar calon pengantin memahami arti keluarga

sesungguhnya. Dan tidak mudah terjadinya perceraian dalam rumah

tangga khususnya pada pengantin berusia muda. Jumlah penghulu di

kantor Urusan Agama Pondok Aren ada empat orang dan penulis hanya

mengambil dua orang sebagai berikut :

1). H. Abdul Aziz, S.Ag nip 197506042000031004

Alamat Jl. Asitek RT. 06/04 Kel. LK. Gudang. Serpong-Tangerang

Selatan, beliau bekerja di Kantor Urusan Agama sudah 4 Tahun

sebelumnya di Kota Tangerang. beliau menjadi penghulu di KUA

Pondok Aren selama dua tahun.

Beliau menjadi moderator di Pemerintah Kota Tangerang Selatan.

alasan beliau dijadikan informan karena beliau mengetahui dan

menjalankan Bimbingan Pra Nikah. Saat ini beliau memiliki jabatan

sebagai Penghulu di KUA Pondok Aren. Biasanya beliau memberikan

materi tentang keluarga sakinah.

2). Aliudin, S.Ag nip 197106112005011007

Alamat KUA Kecamatan Pondok Aren. Alasan beliau dijadikan

informan adalah karena beliau merupakan pembimbing dalm

bimbingan Pra Nikah dan memberi materi tentang keluarga sakinah.

Saat ini beliau memiliki jabatan sebagai Penghulu di KUA Pondok

Aren.

Page 73: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

60

c. Penyuluh

Penyuluh Agama adalah Pembimbing umat beragama dalam

rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Secara umum pengertian penyuluh agama menurut Keputusan

Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara

nomor : 574 tahun 1999 dan nomor : 178 tahun 1999 tentang jabatan

fungsional penyuluh agama dan angka kreditnya, menyebutkan bahwa

Penyuluh Agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung

jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh yang berwenang untuk

melaksanakan bimbingan dan penyuluhan Agama dan pembangunan

kepada masyarakat melalui bahasa agama.

Tugas pokok Penyuluh yaitu Melaksanakan penyuluhan Agama,

menyusun dan menyiapkan program, melaksanakan dan melaporkan serta

mengevaluasi/memantau hasil pelaksanaan, Memberikan bimbingan dan

konsultasi, Memberi arahan dalam peningkatan ketaqwaan dan kerukunan

umat beragama serta keikutsertaan dalam keberhasilan pembangunan.

KUA Pondok Aren memiliki partner kerja satu orang penyuluh

yaitu Sopian Sori, M.Ag nip 196302122007011016. Alamat Komplek

DepKes Blok C.2 No.7 Sawah Ciputat Tangerang Selatan. Beliau

menjabat sebagai penyuluh agama fungsional sejak tahun 2007. Beliau

bertugas di KUA Pondok Aren selama satu tahun. Sebelumnya beliau

bertugas di Kabupaten Cisauk. Alasan beliau dijadikan informan karena

beliau menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah dan memberi

Page 74: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

61

materi tentang keluarga sakinah. Saat ini beliau memiliki jabatan sebagai

Penyuluh Agama yang merupakan partner KUA Pondok Aren.

Sopian Sori M.A adalah Penyuluh Agama Utama. Penyuluh

Agama utama adalah penyuluh agama yang bertugas pada masyarakat di

lingkungan para pejabat instansi pemerintah/swasta. Di Kota Tangerang

Selatan hanya terdapat sembilan Penyuluh Agama, di kecamatan Pondok

Aren hanya Sopian Sori M.A yang bertugas sebagai penyuluh untuk

sebelas kelurahan yang ada di Pondok Aren dibantu dengan dua puluh dua

penyuluh agama honorer (PAH).

d. Narasumber

Narasumber merupakan pembimbing yang memberikan materi

kepada calon pengantin dibalai nikah, yang selama ini balai tersebut

dipergunakan sebagai tempat akad nikah di kantor urusan agama (KUA)

kecamatan Pondok Aren. Materi narasumber terdiri dari keluarga sakinah,

hukum munakahat, dan membina keluarga yang sehat.

Kepala KUA, Penghulu, dan Penyuluh yang penulis wawancarai

adalah narasumber dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah. Narasumber

lain berasal dari puskesmas dan tokoh masyarakat yang ada di lingkungan

kecamatan Pondok Aren.

e. Tata Usaha

Penulis mewawancarai Ahmad Rahmat nip 196403111989031001

yang menjabat sebagai bagian tata usaha di KUA Pondok Aren untuk

melengkapi data mengenai gambaran KUA Pondok Aren. Ahmad Rahmat

Page 75: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

62

bertempat tinggal di Jl. H. Nurleman No. 6 RT 01/03 Kel. Benda Baru

Kec. Pamulang Tangerang Selatan. Alasan beliau dijadikan informan

karena beliau memiliki jabatan sebagai Tata Usaha KUA Pondok Aren.

2. Terbimbing

Terbimbing yang dimaksud disini adalah calon pengantin yang

akan melaksanakan pernikahan dalam minggu tersebut. Hampir setiap

minggu KUA Pondok Aren menikahkan warganya yang telah

mendaftrarkan pernikahannya sesuai tanggal yang diinginkan calon

pengantin tersebut. Biasanya hari pelaksanaan pernikahannya yaitu sabtu

dan minggu.

Bimbingan pra nikah bagi calon pengantin dilaksanakan oleh KUA

Pondok Aren pada hari rabu. Penulis mewawancarai 3 pasang calon

pengantin yang telah mengikuti bimbingan pra nikah. Penulis mencoba

untuk menganalisis pelaksanaan bimbingan pra nikah melalui terbimbing

atau 3 pasang calon pengantin diantaranya yaitu:

a. Wati & Ali

Wati dan ali adalah pasangan calon pengantin. Mereka bertempat

tinggal di Jl. Akasia Baru. Mereka saling kenal selama 6 tahunan

akhirnya memutuskan untuk menikah.1

1 Wati dan ali, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama (KUA)

Pondok Aren

Page 76: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

63

b. Nur & Aris

Nur dan Aris adalah pasangan calon pengantin. Mereka bertempat

tinggal di Jl. Karang Tengah. Mereka saling kenal selama 7 tahun dan

akhirnya memutuskan untuk menikah.2

c. Zainul & Fitri

Zainul dan Fitri adalah pasangan calon pengantin. Mereka

bertempat tinggal di Jl. Flamboyan. Mereka saling kenal selama 2

bulan dan akhirnya memutuskan untuk menikah.3

B. Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah

1. Pembimbing dalam Bimbingan Pra Nikah

Secara akademisi pembimbing harus memiliki wawasan ilmu

pengetahuan yang luas, serta mempunyai kemampuan dalam bidangnya dan

dalam melayani berbagai permasalahan dari jamaahnya khususnya dalam

bidang keagaaman.

Dengan demikian pembimbing diupayakan memiliki kemampuan

keagamaan yang lebih. Jadi dari segi professional setiap pembimbing

mempunyai kompetensi yang seimbang antara teoritik dan praktik.

Pembimbing Pra Nikah di KUA Pondok Aren biasa disebut

Narasumber. Pembimbing Pra Nikah KUA Pondok Aren dilihat dari segi

akademis adalah sarjana agama fakultas syariah, yang mengerti tentang

2 Nur dan Aris, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama (KUA)

Pondok Aren 3 Zainul dan Fitri, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren

Page 77: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

64

pernikahan.4 Pembimbing juga merupakan orang yang berpengalaman

dalam menangani hal itu.

Pembimbing dalam proses pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi

calon pengantin di Kantor Urusan Agama kecamatan Pondok Aren terdiri

dari kepala kua, penghulu, penyuluh. Pembimbing bimbingan pra nikah

biasa disebut narasumber. Narasumber yang ditunjuk untuk memberikan

materi adalah narasumber yang berkompeten dibidangnya, seperti untuk

materi UUD Pernikahan diberikan oleh penghulu yang menguasai materi

tersebut. Keluarga sakinah yang diberikan oleh penyuluh, kepala KUA, dan

pemuka agama. Untuk kesehatan reproduksi diberikan oleh puskesmas.

Pembimbing pra nikah berharap calon pengantin dapat membina

keluarga mereka dengan benar dan mudah-mudahan bekal yang diberikan

oleh para pembimbing pra nikah dalam hal ini yaitu KUA Pondok Aren.

Berikut kutipan wawancara penulis dengan Sopian Sori M.Ag,

“kami sebagai pembimbing hanya bisa memberikan pembekalan materi tentang pernikahan, semoga pembekalan materi ini dapat menambah pengetahuan mereka tentang keluarga sakinah, pernikahan, dan kesehatan reproduksi.”

Harapan tokoh agama dan tokoh masyarakat sama dengan harapan

KUA Pondok Aren dalam mengadakan bimbingan pra nikah atau kursus

calon pengantin, berikut kutipan wawancara pribadi penulis dengan H.

Suganda S. Ag,

“pada tahun 1950an, tokoh agama dan tokoh masyarakat bersepakat membentuk satu lembaga yang mengurusi masalah pernikahan yang disebut

4Wawancara Pribadi dengan Aliudin S. Ag/Penghulu KUA, Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren, 27 Juni 2014.

Page 78: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

65

BP4 yakni untuk mengurangi angka perceraian yang pada saat itu sangat tinggi berkisar antara 60%-80%, pada saat itu juga banyak penikahan di bawah umur dan poligami yang tidak sehat yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Terbentuknya KMA No. 85 tahun 1961 yakni di bidang penasehatan membantu KUA.5

2. Terbimbing dalam Bimbingan Pra Nikah

Terbimbing adalah 3 pasang calon pengantin yang menjadi sampel

penelitian penulis. Pada saat penlis melakukan observasi terbimbing yang

hadir tidak banyak jadi penulis hanya mengambil sampel 3 pasang calon

pengantin. Terbimbing merasakan manfaat dari bimbingan pra nikah yang

diadakan oleh KUA Pondok Aren. Materi yang diberikan oleh narasumber

menjadi bekal mereka dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Berikut

kutipan wawancara penulis dengan Zainul dan Fitri,

“apa yang disampaikan oleh narasumber menambah pengetahuan kami tentang pernikahan, bimbingan pra nikah yang diadakan KUA Pondok Aren mendekatkan pasangan calon pengantin, karena dengan diadakannya kursus calon pengantin pasangan tersebut dapat belajar bersama, mendengarkan narasumber memberikan ilmu, nasehat, bertukar pikiran. Bahkan bisa bertanya langsung kepada narasumber orang yang berkompeten dibidangnya.”6

Pendapat yang sama tentang diadakannya bimbingan pra nikah atau

kursus calon pengatin juga disampaikan oleh Nur dan Aris. Berikut kutipan

wawancara pribadi penulis dengan Nur dan Aris,

“kursus calon pengantin yang diadakan oleh KUA Pondok Aren untuk calon pengantin yang akan menikah sangat bagus. Bahkan kami baru mengetahuinya. Kebetulan bukan kami yang mengurus pendaftaran ke KUA Pondok Aren. Dengan diberikannya undangan oleh KUA Pondok Aren untuk mengikuti kursus calon pengantin, kami jadi tahu kalau KUA Pondok Aren mengadakan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin yang

5 Wawancara Pribadi dengan Suganda S. Ag/Penghulu KUA, Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren, 26 Juni 2014. 6 Zainul dan Fitri, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren

Page 79: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

66

bertujuan memberi bekal mengenai pernikahan, keluarga sakinah, kesehatan reproduksi kepada pasangan calon pengantin. Dan yang kami rasakan sangat bermanfaat.”7

3. Materi Bimbingan Pra Nikah

Dari hasil penelitian di lapangan, penulis menemukan proses

pelaksanaan bimbingan pra nikah bagi calon pengantin di Kantor Urusan

Agama kecamatan Pondok Aren yaitu memberikan materi kepada calon

pengantin. Adapun materi bimbingan pra nikah yang diberikan yaitu:

a. Undang-Undang Perkawinan

Perkawinan diatur dengan undang-undang nomor 1 tahun 1974

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1944 dan Nomor 32 Tahun

1954. Undang-undang nomor 1 Tahun 1974 telah disyahkan dan

ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2

Januari 1974 di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1975,

berisi XIV BAB, 64 Pasal dan 100 ayat. Inti dari undang-undang nomor

1 Tahun 1974 adalah apa yang disebut enam azas undang-undang

perkawinan:

1).Azas Pertama yaitu Arti dan Tujuan Perkawinan.

2).Azas Kedua yaitu Perkawinan dilakikan menurut msing-masing

agamanya, kepercaaayaannya, dan harus

dicatat Pasal 2 ayat 1 dan 2).

7 Nur dan Aris, wawancara pribadi tanggal, 12 juni 2014. Kantor Urusan Agama (KUA)

Pondok Aren

Page 80: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

67

3).Azas Ketiga yaitu perkawinan di negeri kita menganut azas

monogami (satu suami satu istri).

4). Azas keempat yaitu Perkawinan di bawah umur dilarang

5).Azas kelima yaitu Perceraian hanya dapat dilakukan di Pengadilan

Agama

6).Azas Keenam yaitu Hak dan kedudukan suami istri seimbang

b. Munakahat

1). Hukum Nikah:

a) Jaiz,

b) Sunnat, bagi orang berkehendak dan cukup nafkah sandang,

papan, pangan, dan yang lainnya

c) Wajib, bagi orang yang cukup nafkah dan dikhawatirkan

terjerumus ke lembah perzinahan

d) Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah

e) Haram, bagi orang yang berkehendak menyakiti perempuan

yang akan dinikahinya.

2). Tujuan perkawinan dalam agama Islam ada 5, yaitu:

a) Untuk mencukupi ketenangan hidup;

b) Untuk memperoleh keturunan yang sah;

c) Untuk menjauhi perbuatan maksiat, terutama zina

d) Untuk mewujudkan keluarga yang diridhoi Allah

e) Untuk memelihara keluarga dari siksa neraka.

Page 81: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

68

3). Rukun Nikah

a) Pengantin laki-laki

b) Pengantin perempuan

c) Wali

d) Dua orang saksi

e) Ijab dan qobul

4). Syarat-syarat pengantin laki-laki

a) Tidak terpaksa;

b) Tidak dalam ihrom atau umrah

c) Islam (apabila kawin dengan perempuan Islam)

5). Syarat-syarat Pengantin Perempuan

a) Bukan perempuan yang dalam iddah

b) Tidak dalam ikatan perkawinan

c) Antara laki-laki dengan perempuan bukan muhrim

d) Tidak dalam ihram atau umrah

e) Bukan perempuan musyrik

6). Syarat-syarat mas kawin

a) Benda yang suci, pekerjaan yang bermanfaat

b) Milik suami

c) Ada manfaatnya

d) Sanggup menyerahkan, mas kawin yang tidak sah dengan benda

yang hilang, atau yang sedang dirampas orang yang tidak

sanggup menyerahkannya

Page 82: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

69

e) Dapat diketahui sifat dan jumlahnya

c. Perukunan

1) Rukun Nikah ada 5 yaitu:

a) Wali

b) Calon Pengantin Perempuan

c) Calon Pengantin Laki-laki

d) Dua Orang Saksi yang adil

e) Ijab Qobul

2). Bunyi Ijab Qobul

Kata Wali : “ Wahai……bin….. Aku Nikahkan Engkau, Aku

kawinkan Engkau kepada anakku …..dengan mas

kawin…..tunai/hutang.

Jawab pengantin laki-laki: :Saya terima

nikahnya…binti…dengan mas kawin….tunai/hutang

3). Syarat Islam ada 4 Perkara:

a) Sabar kepada hokum-hukum Allah

b) Ridho kepada Qodhonya Allah

c) Ikhlas hatinya menyerahkan diri kepada Allah

d) Mentaati akan segala perintah Allah dan Rosul Nya serta

menjauhi segala larangan Allah SWT

4). Fardhu Iman dan Kesempurnaan Iman ada tiga yaitu:

a) Mengikrarkan dengan Lisan

b) Membenarkan dengan Hati

Page 83: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

70

c) Diamalkan dengan anggota badan

5). Rukun Syahadat ada Empat Perkara yaitu:

a) Menetapkan dalam hati akan adanya Zat Allah

b) Menetapkan dalam hati akan sifat Allah

c) Menetapkan dalam hati akan segala af’al (perbuatan) Allah

d) Menetapkan dalam hati akan kebenaran Rosulullah S.A.W

6). Yang dapat merusak syahadat ada empat yaitu:

a) Menduakan Allah

b) Syak di hatinya tentang adsanya Allah

c) Tidak menerima dirinya diciptakan Allah

d) Tidak menetapkan dalam hatinya akan adanya Zat Allah.

4. Metode Bimbingan Pra Nikah

Bimbingan pra nikah dilakukan selama 3 jam dalam satu minggu.

Pembimbing memberikan masukan atau bekal bagi calon pengantin yang

akan menjalani kehidupan rumah tangga. Adapun pelaksanaan bimbingan

pra nikah di KUA bertujuan sebagai pemberi bekal bagi calon pengantin.

Bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok

Aren juga berfungsi sebagai penyampai informasi tentang pentingnya

memiliki dasar pengetahuan agama bagi pasangan suami istri. Dan

menerapkannya dalam keluarga seperti sholat berjamaah, dimana laki-laki

berfungsi sebagai imam dan istri menjadi makmum, orang tua juga harus

mengajarkan nilai-nilai agama terhadap anak-anak dalam kehidupan,

Page 84: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

71

seperti mengajarkan al-qur’an, akhlak yang baik, dan mengajarkan ibadah

seperti shalat, puasa, dan lain-lain.

Oleh karena itu, pembimbing menyarankan peserta membaca dua

kalimat syahadat dengan huruf arab, ternyata ada yang tidak bisa membaca

dengan huruf arab dan ada yang membacanya belum benar sesuai tajwid.

Maka dari itu pembimbing membacakan dua kalimat syahadat di depan

peserta, dan pembimbing meminta peserta membaca dua kalimat syahadat

bersama-sama.

Pembimbing juga menanyakan rukun Islam kepada peserta dan

meminta peserta bersama-sama membacakannya. Tidak menutup

kemungkinan di antara peserta ada yang tidak mengetahui rukun Islam

padahal seharusnya sudah menjadi dasar pengetahuan mereka. Untuk itu,

penulis berpendapat bahwa masyarakat masih sangat membutuhkan

pendidikan dan informasi dari para pembimbing pra nikah sebelum

melaksanakan pernikahan dan oleh sebab itu KUA Pondok Aren

mewajibkan untuk para calon pengantin mengikuti Bimbingan Pra nikah.8

Tahap pemberian bimbingan yang dilakukan oleh KUA melalui

bimbingan pra nikah kepada calon pengantin yang akan membentuk rumah

tangga, dimaksudkan agar mereka memahami secara benar peran masing-

masing dalam kehidupan rumah tangga, dan memahami tanggung jawab

masing-masing dalam menciptakan kebahagiaan hidup rumah tangganya.

8 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di Kantor Urusan Agama (KUA)

Pondok Aren tanggal 30 Juni 2013.

Page 85: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

72

Dan calon pengantin akan membina keluarga mereka dengan benar

Karena bekal sebelum menikah sudah diberikan oleh para pembimbing pra

nikah dalam hal ini yaitu KUA Pondok Aren.

Metode yang digunakan secara garis besar adalah ceramah dan

Tanya jawab. Adanya interaksi antara narasumber dan pasangan calon

pengantin.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Bimbingan Pra Nikah

Sebuah program tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat.

Begitu pula dengan program bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok aren.

Faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya adalah :

a) Antusiasme peserta

Program bimbingan pra nikah cukup diminati oleh calon pasangan

pengantin. Semua yang hadir dalam program ini menyimak dengan baik

dan rasa ingin tahunya cukup, pertanyaan yang diajukan peserta tidak

terlalu banyak, mungkin karena mereka masih malu-malu bertanya

mengenai persooalan pernikahan. Calon pasangan yang tidak hadir pun

ada, dengan alasan tidak dapat izin dari tempat kerja.9

b) Pembimbing yang cukup kompten

Pembimbing yang berkompeten dibidangnya adalah pembimbing

yang memiliki wawasan yang luas, khususnya tentang materi yang

berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan pra nikah. Untuk materi

9 Wawancara pribadi dengan bapak sopian sori MA/penyuluh , Kantor Urusan Agama

(KUA) Pondok Aren , tanggal 27 Juni 2014.

Page 86: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

73

UUD perkawinan dan Keluarga Sakinah, narasumber bisa dari Penghulu

atau Penyuluh KUA namun untuk materi kesehatan reproduksi narasumber

berasal dari puskesmas kecamatan yang merupakan salah satu pengurus

BP4.

Pengurus BP4 sebagian merupakan pegawai KUA kecamatan yang

selalu ada di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Sehingga

memudahkan masyarakat untuk berkonsultasi mengenai persoalan

pernikahan. Untuk persoalan mengenai kesehatan atau kehidupan

bermasyarakat dapat dikonsultasikan dengan pihak puskesmas dan tokoh

masyarakat atau tokoh agama yang juga merupakan pengurus BP4. Jika

masyarakat yang ingin berkonsultasi mengenai hal tersebut maka akan

dibuatkan jadwal dengan pihak puskesmas atau tokoh masyarakat dan

agama tersebut.10

c) Sarana dan prasarana

Sarana dan pra sarana yang cukup memadai yang ada di KUA

Pondok Aren cukup mendukung berlangsungnya proses bimbingan pra

nikah, seperti ruangan khusus bimbingan, papan tulis, dan kipas angin.

Faktor Penghambat dari kegiatan ini diantaranya adalah :

a). Keterbatasan waktu

10 Wawancara pribadi penulis dengan H. Abdul Aziz/Penghulu KUA, Kantor Urusan

Agama (KUA) Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.

Page 87: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

74

Pemberian bimbingan pra nikah diisi oleh tiga orang narasumber.

Setiap narasumber diberikan waktu hanya satu jam, ini menyebabkan

terbatasnya materi yang diuraikan dan kurangnya kesempatan bagi peserta

untuk berdialog lebih banyak. Berdasarkan wawancara yang penulis

lakukan kepada keempat narasumber, mereka berpendapat bahwa waktu

bimbingan kurang. Seharusnya bimbingan diadakan 3 hari, karena

terbatasnya waktu calon pengantin maka KUA Pondok Aren melakukan

bimbingan pra nikah satu hari saja selama tiga jam. Di Negara lain,

bimbingan pra nikah diadakan 3 bulan-4 bulan.11

b). Kurangnya disiplin peserta

Banyak peserta yang sering kali datang terlambat sehingga materi

yang diterima menjadi tidak lengkap.12

c). Sebagian materi tidak dibukukan

Para pasangan calon pengantin diberikan modul oleh KUA Pondok

Aren yang berisi tentang undang-undang pernikahan, munakahat,

perukunan, dan lain-lain. Untuk materi keluarga sakinah dan kesehatan

reproduksi tidak diberikan modul sehingga bagi pasangan calon pengantin

yang datang terlambat tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh

narasumber tentang kesehatan reproduksi dan keluarga sakinah.

11 Wawancara pribadi penulis dengan H. Suganda M.A/kepala KUA, Kantor Urusan

Agama (KUA) Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014. 12Wawncara pribadi dengan bapak aliudin S.Ag/penghulu, Kantor Urusan Agama (KUA)

Pondok Aren, tanggal 27 Juni 2014.

Page 88: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan bimbingan pra

nikah di kantor urusan agama Pondok Aren, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama meliputi

pembimbing, terbimbing, materi bimbingan, dan metode bimbingan.

Bimbingan pra nikah yang disebut kursus calon pengantin diadakan

setiap hari rabu dari jam 09.00-12.00 WIB. Bimbingan pra nikah

adalah pemberian materi tentang undang-undang pernikahan,

munakahat, dan kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan oleh

pembimbing atau yang biasa disebut narasumber adalah ceramah dan

Tanya jawab. Narasumber dalam bimbingan pra nikah diantaranya

yaitu penghulu, penyuluh, kepala KUA, pihak puskesmas, tokoh

agama dan tokoh masyarakat di sekitar wilayah Pondok Aren.

Terbimbing dalam bimbingan pra nikah adalah pasangan calon

pengantin yang akan menikah, yang sudah mendaftarkan diri ke

Kantor Urusan Agama Pondok Aren.

2. Pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Pondok

Aren sangat bermanfaat bagi pasangan calon pengantin, menambah

bekal mereka tentang pernikahan. Harapan pasangan calon pengantin

Page 89: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

76

dan Pengurus KUA Pondok Aren sama yaitu ingin bimbingan pra

nikah dapat berlangsung terus menerus dan semoga semua pasangan

calon pengantin dapat mengikuti kursus calon pengantin. Pembimbing

atau narasumber bimbingan pra nikah berharap bimbingan pra nikah

ini dapat mengurangi angka perceraian dan semoga pasangan calon

pengantin dapat hidup bahagia dan saling menerima kekurangan dan

kelebihan satu sama lain.

3. Adapun faktor pendukung dalam bimbingan pra nikah diantaranya

adalah narasumber atau pembimbing yang kompeten, berpengetahuan

luas tentang masalah-masalah pernikahan, antusias peserta yang

menunjang untuk kelancaran proses kegiatan bimbingan pra nikah.

Dan faktor penghambat dalam bimbingan pra nikah yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu keterbatasan waktu

pelaksanaan bimbingan pra nikah dan faktor eksternalnya yaitu para

peserta yang berhalangan hadir dan keterlambatan hadir dalam proses

bimbingan.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian pelaksanaan

bimbingan pra nikah di Kantor urusan agam pondok aren adalah :

1. Menambah waktu pelaksanaan bimbingan pra nikah minimal dua jam

untuk masing-masing narasumber sekaligus diberikan snack dan

hiburan untuk para peserta agar tidak jenuh untuk mengikuti

bimbingan tersebut selama berjam-jam.

Page 90: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

77

2. Mengupayakan kepada DepAg RI untuk menganggarkan biaya yang

lebih besar dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah demi terwujudnya

kelancaran operasional seperti pencetakan sertifikat bimbingan pra

nikah, agar masing-masing peseta memiliki tanda telah mengikuti

bimbingan pra nikah.

3. Bagi calon pengantin, diharapkan tidak malu bertanya jika sedang

mengikuti kegiatan binbingan pra nikah. Dan manfaatkanlah kegiatan

bimbingan pra nikah tersebut untuk memperdalam keilmuan kita

tentang agama, terutama keluarga sakinah. Agar kita bisa menjadi

manusia yang berakhlak mulia.

4. Peraturan pelaksanaan bimbingan pra nikah ke depannya diharapkan

memiliki kekuatan resmi agar semua calon pengantin mengikuti

program ini sebagai bekal dalam membentuk rumah tangga yang

sakinah.

Page 91: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

78

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzi, Indahnya Pernikahan Dini, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)

Akbar, Ali, Merawat Cinta Kasih, (Jakarta: Pustaka Antara, 1995)

Amini, Ibrahim, Kita Memilih Jodoh Menurut Al-Qur’an dan Sunnah, terjemahan Muhammad Taqi, (Jakarta: Lentera, 1996)

Amti, Erman, dan Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta:

Rineka Cipta: 2001) Arifin, H. M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta:

PT. Golden Trayon Press, 1998) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.

Rieneke Cipta, 1996) Arsip-Arsip Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren, 2014 Ashabbagh, Mahmud, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1993) Athibi, Ukasyah, Wanita Mengapa Merosot Akhlaknya, Penerjemah Chairul

Halim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998) Bakher, Anton, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984)

Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Qohiroh: Dar al Maktabin) jilid III

BP.4 KUA Kecamatan Pondok Aren, Materi Penataran Catin, (Tangerang Selatan)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai

Pustaka, 1998) Djumhur, I, dan Surya Moh, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:

CV. Ilmu, 1975) Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII

Press, 2001)

Page 92: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

79

Ghazaly, Abd Rahman, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana 2006)

Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah mada University Press, 1998)

Hakim, Rahmat, Hukum Perkawinan Islami (Bandung: CV. Pustaka Etia, 2000) Luthfi, Muhammad, Dasar-dasar bimbingan dan penyuluhan Islam, (Jakarta:

Lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2009) Mubarak, Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah, 1423

H) Muhammad Yusuf, Husein bin, Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam

Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1987) Mukhtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1974) Moleong, Lexy J, Metode penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006) Nadeak, Wilson, Seraut Wajah Pernikahan, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)

Nasuhi, Hamid, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)UIN Sayrif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: CEQDA, 2007)

Nasution, Amir Taat, Rahasia Perkawinan dalam Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1994) Nuruddin, Dr. H. Amiur, dan Tariqan, Azhari Akmal, Hukum Perdata Islam

Indonesia, (Jakarta, Kencana, 2004) Paimun, Drs. H, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: UIN Press, 2008)

Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,(Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983)

Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2000) Sabri, H.M. alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005)

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:L PSES, 1989)

Page 93: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

80

Shihab, Quraish, Pengantin Al-Qur’an, (Jakarta:Lentera Hati, 2007)

Sukardi, Dewa Ketut, dasar-dasar Bimbingan dan penyluhan di sekolah, (Jakarta: Rineke Cipta, 2000)

Taufik Assamaluthi, Nabil Muhammad, pengaruh agama terhadap struktur

keluarga, (Surabaya: 1987) R, Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Pamator, 1997)

Tirmidzi, Sunan Tirmidzi (Beirut: Darul Fikr, 114 H/1994 M)

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta:Offset, 1995),

Poerwardarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1984)

Page 94: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 95: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 96: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Daftar wawancara untuk pasangan calon pengantin

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan untuk

menikah?

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

5. Bagaimana menurut anda?

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan menjawab

pertanyaan?

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah?

Page 97: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 98: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 99: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 100: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 101: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 102: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 103: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 104: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 105: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 106: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 107: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : H. Suganda S.Ag

Jabatan : Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 26 Juni 2014

1. Apa alasan diadakannya bimbingan pra nikah di KUA Pondok Aren?

Angka perceraian di negara kita sangat tinggi 60-80%, banyak

pernikahan dibawah umur, banyak poligami yang dilakukan laki-laki yang

kurang sehat.

2. Sejak kapan bimbingan pra nikah diadakan di KUA Pondok Aren?

Sudah lama, sejak diperintahkan oleh departemen agama.

3. Berapa jumlah pembimbing pra nikah di KUA Pondok Aren?

Tergantung kebutuhan

4. Apa saja materi yang diberikan diberikan dalam proses bimbingan pra

nikah?

Tentang hukum munakahat, UUD Perkawinan, Kesehatan Ibu, KDRT,

masalah ubudiyah

5. Dalam setiap pertemuan, berapa lama waktu bimbingan pra nikah

dilaksanakan?dan berapa pembimbing yang memberikan materi

bimbingan pra nikah?

Seharusnyakan tiga hari, kita mengadakan satu hari, kalau di Negara lain

tiga bulan-empat bulan sebelum nikah

Page 108: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

6. Berapa pasangan pengantin yang mengikuti bimbingan pra nikah?

Tergantung jumlah yang mau nikah, 10 pasang, 20 pasang, 2 pasang.

Dalam sebulan kira-kira 100 pasang.

7. Kendala apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan bimbingan pra nikah?

Kendalanya tiada lain anggaran. Anggaran selama ini dari masyarakat.

8. Apa harapan bapak sebagai kepala KUA Ciputat terhadap bimbingan pra

nikah?

Keinginannya adalah menjadi lebih baik, memberikan bimbingan kepada

masyarakat, tapi karena ada kendala di anggaran hal itu susah tercapai.

Page 109: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : H. Abdul Aziz S.Ag

Jabatan : Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 26 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah?

Sejak lama sekali, sejak BP4 Pusat menginstruksikan untuk melakukan

penataran bagi calon pengantin yang disini di sebut kursus calon

pengantin.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra

nikah?

Narasumber yang berkompeten untu memberikan pembekalan bagi calon

pengantin.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin?

Kita menyiapkan orang yang berkompeten, tentang kesehatan reproduksi

kita minta bantuan ke puskesmas, UUD Perkawinan oleh penghulu yang

mengerti tentang itu, Keluarga Sakinah bisa dari MUI, atau orang yang

berkompeten dibidangnya.

4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra

nikah?

Metode yang dilakukan yaitu ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

Karena fasilitas yang belum mencukupi.

Page 110: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

6. Apakah dalam bimbingan pra nikah ada Tanya jawab aktif antara calon

pengantin dan pembimbing pra nikah?

Cukup, dibilang banyak tidak, tetapi ada yang bertanya.

7. Berapa lama waktu bimbingan dalam satu kali pertemuan?

Setiap pertemuan hampir tiga jam.

8. Kendala apa saja yang ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

Kendala yang pertama yaitu financial, karena kita tidak diperkenankan

memungut biaya dari peserta bimbingan.

9. Apa harapan bapak / ibu sebagai pembimbing terhadap program

bimbingan pra nikah?

Harapannya agar fungsi bimbingan pra nikah mempunyai andil besar

dalam terbentuknya keluarga sakinah. Karena ditakutkan angka

perceraian yang tinggi karena kurangnya pengetahuan tentang rumah

tangga. Agar calon suami dan istri bisa menjadi keluarga yang sakinah,

mawaddah, warahmah. Berharap rumah tangga yang baru bisa bertahan

lama.

10. Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan

pra nikah?

Sangat baik, dari 25 pasang, 20 pasang hadir dalam bimbingan karena di

hari yang bersamaan kita juga meminta pasangan untuk melengkapi

persyaratan pernikahan yang belum terpenuhi.pemeriksaan berkas atau

penambahan mas kawin.

Page 111: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : Aliudin S.Ag

Jabatan : Penghulu Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah?

Sejak saya ditugaskan di KUA Pondok Aren

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra

nikah?

Materi yang disampaikan, undangan untuk calon pengantin.

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin?

Keluarga Sakinah, UUD Perkawinan, dan Fiqih Munakahat.

4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra

nikah?

Metodenya ceramah dan Tanya jawab.

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

Alasannya adalah karena metode ceramah adalah metode cukup praktis

dalam meyampaikan informasi kepada calon pengantin.

6. Apakah dalam bimbingan pra nikah ada Tanya jawab aktif antara calon

pengantin dan pembimbing pra nikah?

Tidak terlalu banyak yang bertanya mungkin karena malu.

7. Berapa lama waktu bimbingan dalam satu kali pertemuan?

Sekitar tiga jam kurang lebih, dari pagi sampai siang waktu zuhur.

8. Kendala apa saja yang ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

Page 112: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Kendalanya yaitu masalah financial dan berhalangan hadirnya peserta

mengikuti bimbingan pra nikah. Alasannya karena tidak dapat izin kerja.

9. Apa harapan bapak / ibu sebagai pembimbing terhadap program

bimbingan pra nikah?

Semua peserta dapat mengikuti bimbingan pra nikah dan adanya

anggaran yang dikhususkan untuk bimbingan pra nikah.

10. Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan

pra nikah?

Cukup antusias, pada hari itu juga para calon pengantin diharapkan

untuk melengkapi berkas pernikahan dan hal-hal yang diperlukan pada

saat pernikahan nanti seperti penambahan mas kawin, dan lain-lain

Page 113: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : Sopian Sori M.A

Jabatan : Penyuluh Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Sejak kapan bapak / ibu menjadi pembimbing dalam bimbingan pra nikah?

Saya diangkat 2007, di KUA Pondok Aren baru satu tahun.

2. Apa saja yang harus dipersiapkan dalam memberikan bimbingan pra

nikah?

Persiapannya materi dalam bentuk naskah

3. Materi apa saja yang diberikan kepada pasangan calon pengantin?

UUD pernikahan, fiqih munakahat, kesehatan reproduksi, dan lain-lain.

4. Metode apa saja yang digunakan dalam memberikan materi bimbingan pra

nikah?

Materi yang digunakan masih ceramah nanti dipertengahan pencapaian

materi ada Tanya jawab

5. Apa alasan bapak / ibu menggunakan metode tersebut?

Karena bersifat formatif dan tekhnis, memberikan informasi tentang ijab

qobul, munakahat, keluarga sakinah, untuk mengharapkan keluarga yang

kekal abadi sakinah, mawadah, warahmah.

6. Apakah dalam bimbingan pra nikah ada Tanya jawab aktif antara calon

pengantin dan pembimbing pra nikah?

Kita menyampaikannya dengan cara yang rileks agar peserta nyaman

mengikuti kursus calon pengantin.

Page 114: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

7. Berapa lama waktu bimbingan dalam satu kali pertemuan?

Kurang lebih tiga jam

8. Kendala apa saja yang ditemui ketika memberikan bimbingan pra nikah?

Kadang-kadang peserta menganggap ini hanya formalitas, padahal untuk

peserta yang dulunya bersekolah ditempat umum kurang mengetahui

tentang fiqih munakahat, tentang wali, dan lain-lain

9. Apa harapan bapak / ibu sebagai pembimbing terhadap program

bimbingan pra nikah?

Harapannya yu penambahan waktu, karena tingkat perceraian yang

sangat tinggi karena kurang pengetahuan tentang rumah tangga.

10. Bagaimana antusias calon pengantin dalam mengikuti program bimbingan

pra nikah?

Sangat antusias mengikuti bimbingan pra nikah karena mereka mendapat

banyak materi tentang rumah tangga

.

Page 115: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : Fitri dan Zainul

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan

untuk menikah?

Cukup singkat dua bulan.

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

Sebenarnya saya tidak tahu kalau ada bimbingan pra nikah, kebetulan

yang mendaftarkan pernikahan saya bukan saya sendiri tapi kakak saya.

Saya diberi kabar untuk hadir melengkapi berkas dan penataran.

Sebelumnya saya tidak tahu penataran itu apa, setelah saya mengikuti

ternyata hal itu penting dan saya menyesal terlambat datang dan

ketinggalan materi yang diberikan.

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

Yang saya tau, yang dibukukan yaitu UUD Pernikahan dan fiqih

munakahat. Materi yang lain saya tidak tahu karena tidak dibukukan dank

arena saya tidak mengikuti penataran dari awal.

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

Metode ceramah dan peserta yang kurang mengerti bisa bertanya.

5. Bagaimana menurut anda?

Kurang menarik, jika menggunakan infokus mungkin lebih menarik dan

tidak membuat ngantuk.

Page 116: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan

menjawab pertanyaan?

Narasumbernya adalah orang yang berpengalaman. Jadi penyampaian

materi yang diberikan banyak berupa contoh-contoh di kehidupan nyata.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah?

Harapan saya bisa berlanjut terus, dan pada saat mendaftar sampaikan

materi apa saja yang disampaikan oleh narasumber agar calon pengantin

tertarik untuk hadir dan tidak ketinggalan materi. Harap semua materi

yang disampaikan dibukukan agar calon pengantin yang terlambat dapat

membaca materi yang dibukukan tersebut. Sehingga apa yang mereka

terima lengkap. Dan bisa menjadi bekal bagi kehidupan mereka nanti.

Page 117: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : Nur dan Aris

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan

untuk menikah?

Tujuh tahun

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

Mengikuti persyaratan sebelum pernikahan

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

Tentang keluarga, rumah tangga, KDRT, dan lain-lain.

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

Pembimbing menyampaikan materi dan peserta mendengarkan. Jika ada

yang kurang mengerti peserta bisa bertanya.

5. Bagaimana menurut anda?

Monoton, kalau bertanya malu karena dilihat orang banyak.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan

menjawab pertanyaan?

Bagus, narasumber bisa menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan

mudah dimengerti.

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah?

Bisa lebih baik lagi dan bermanfaat bagi peserta.

Page 118: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang

Nama : Wati dan Ali

Tempat : Kantor Urusan Agama (KUA) Pondok Aren

Hari/tanggal : 27 Juni 2014

1. Berapa lama jangka waktu perkenalan anda sampai saat ini memutuskan

untuk menikah?

enam tahun

2. Apa alasan anda mengikuti bimbingan pra nikah?

Untuk mengetahui cara membina keluarga yang sakinah.

3. Materi apa yang anda dapat dari bimbingan pra nikah?

Banyak sekali, ijab qobul, membuna rumah tangga, syarat nikah, dan lain-

lain.

4. Metode apa yang biasa digunakan oleh narasumber?

Ceramah dan Tanya jawab

5. Bagaimana menurut anda?

Bagus dan tersampaikan dengan jelas.

6. Bagaimana kemampuan narasumber dalam memberikan materi dan

menjawab pertanyaan?

Ahli dan sudah berpengalaman

7. Bagaimana harapan anda terhadap program bimbingan pra nikah?

Lebih baik lagi dan berkembang.

Page 119: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Page 120: PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH BAGI CALON  · PDF filei ABSTRAK Melia Fitri “Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang