pedoman propesa 1

7
I. PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan terakhir dari lembaga pendidikan formal, yang melaksanakan fungsi tridharma perguruan tinggi sebagai kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan profesional guna menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Dengan adanya perbedaan kehidupan proses pembelajaran di perguruan tinggi dan di sekolah lanjutan, sejak awal mahasiswa baru harus sudah memahami dan mengerti mengenai ragam perbedaan tersebut yang akan berdampak terhadap penyikapan peran dan tugas yang dihadapinya. Penyelenggaraan kegiatan ospek dan mabim yang diselenggarakan sekarang ini sudah menjurus pada penyimpangan dari konsep yang sebenarnya dan menimbulkan ekses-ekses yang tidak diinginkan. Dalam pemahaman terhadap peran dan tugas perguruan tinggi sebagaimana disebutkan di atas, maka diperlukan program pengganti ospek, mabim dengan program lainnya yang bernuansa edukatif dan akademis sebagai wahana untuk membantu proses adaptasi dengan kehidupan kampus. Wahana tersebut diorientasikan untuk pengenalan studi dan program pendidikan di perguruan tinggi yang penamaannya diserahkan pada kearifan perguruan tinggi masing-masing. kegiatan ini dapat dijadikan forum untuk saling menumbuhkan rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara civitas akademika. Agar program pengenalan studi dan program pendidikan ini berdaya guna dan berhasil guna, maka diperlukan pedoman pelaksanaannya.

Transcript of pedoman propesa 1

Page 1: pedoman propesa 1

I. PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan terakhir dari lembaga pendidikan formal, yang melaksanakan fungsi tridharma perguruan tinggi sebagai kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan profesional guna menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Dengan adanya perbedaan kehidupan proses pembelajaran di perguruan tinggi dan di sekolah lanjutan, sejak awal mahasiswa baru harus sudah memahami dan mengerti mengenai ragam perbedaan tersebut yang akan berdampak terhadap penyikapan peran dan tugas yang dihadapinya.

Penyelenggaraan kegiatan ospek dan mabim yang diselenggarakan sekarang ini sudah menjurus pada penyimpangan dari konsep yang sebenarnya dan menimbulkan ekses-ekses yang tidak diinginkan.Dalam pemahaman terhadap peran dan tugas perguruan tinggi sebagaimana disebutkan di atas, maka diperlukan program pengganti ospek, mabim dengan program lainnya yang bernuansa edukatif dan akademis sebagai wahana untuk membantu proses adaptasi dengan kehidupan kampus.Wahana tersebut diorientasikan untuk pengenalan studi dan program pendidikan di perguruan tinggi yang penamaannya diserahkan pada kearifan perguruan tinggi masing-masing. kegiatan ini dapat dijadikan forum untuk saling menumbuhkan rasa kebersamaan dan persaudaraan di antara civitas akademika.Agar program pengenalan studi dan program pendidikan ini berdaya guna dan  berhasil guna, maka diperlukan pedoman pelaksanaannya.

1.2. LANDASAN

Untuk menghasilkan format kegiatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maupun tujuan institusional, maka harus mengacu pada landasan hukum dan landasan pemikiran sebagai berikut :1. Landasan Hukum

a. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional;b. Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi.c. Surat Keputusan Mendikbud nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kema-    hasiswaan;d. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 38/DIKTI/Kep/2000 tentang Pengaturan

Kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru di Pendidikan Tinggi;e. Surat Edaran Kopertis Wilayah IV Nomor 1106/O/04/KM/2000 tentang pengaturan kegiatan

Page 2: pedoman propesa 1

    penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi;f. Statuta Pendidikan Tinggi yang bersangkutan.

2. Landasan PemikiranLandasan pemikiran ini mengaitkan tiga unsur yang berkepentingan, yaitu :a. Pihak institusi yang akan memberikan pembekalan di bidang akademis dan

peraturan institusi, agar proses pembelajaran selanjutnya lebih mudah mencapai sasaran

b. Organisasi Kemahasiswaan untuk memberikan gambaran organisasi dan kegiatan kemahasiswaan yang ada untuk mengkondisikan sumber daya manusia yang mempunyai kecintaan terhadap pengembangan organisasi sehingga kelangsungan organisasi kemahasiswaan dapat berkembang dengan baik.

c. Mahasiswa baru yang berhak mendapat layanan informasi tentang hak dan kewajibannya demi kelancaran proses pembelajaran yang akan dihadapi dan dapat memilih kegiatan ekstra/kokurikuler yang diminatinya.

3. Nama KegiatanKegiatan Pengenalan Studi dan Program Pendidikan ini penamaannya diserahkan pada kearifan perguruan tinggi masing-masing.

4. Pengertian.Kegiatan ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab institusi untuk menggambarkan tentang kehidupan di perguruan tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaanya melibatkan unsur pimpinan perguruan tinggi serta unsur-unsur lainnya yang dipandang perlu.

5. Maksud dan Tujuana. Maksud   Dalam rangka memberikan pengenalan dan pembekalan tentang hal-hal pokok yang berkaitan    dengan proses pembelajaran dan sendi-sendi kehidupan masyarakat di perguruan tinggi, agar     mahasiswa siap melaksanakan tugasnya dengan baik.b. Tujuan1. Mahasiswa dapat mengenal unsur-unsur perguruan tinggi yang bersangkutan

dan memahami mekanisme kerja yang berlaku.2. Mahasiswa memahami civitas akademik dan peserta didik di perguruan tinggi.3. Membekali mahasiswa agar tangguh menghadapi masalah dan sanggup

mencari jalan keluarnya.4. menumbuhkan rasa kesetiakawanan (persaudaraan) dalam rangka kesatuan

dan persatuan serta peduli terhadap lingkungannya.

II. PELAKSANAAN

Page 3: pedoman propesa 1

2.1. PENGORGANISASIANPenanggung jawab penyelenggaraan kegiatan ini adalah Pimpinan Perguruan Tinggi yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan oleh wakil pimpinan bidang kemahasiswaan. adapun kelengkapan organisasinya diserahkan sepenuhnya pada kearifan Perguruan Tinggi masing-masing sesuai kebutuhan.

2.2. WAKTU DAN TEMPATa. Waktu pelaksanaan kegiatan ini selama-lamanya 3 (tiga) hari dengan

ketentuan setiap hari tidak ebih dari 8 jam (termasuk waktu persiapan dan istirahat) dan dimulai pukul 07.00 serta berakhiR pukul 15.00

b. Tempat  penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan di kampus perguruan tinggi masing-masing.

2.3. MATERIMateri dalam kegiatan ini  meliputi :a. Akademik    -  Psikologi pendidikan    -  Kurikulum    -  Proses  pembelajaran di perguruan tinggi    -  Bimbingan akademikb. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan proses pembelajaranc. Kelembagaan dan kegiatan kemahasiswaan.d. Penunjang    -  Perkenalan    -  Wawasan kebangsaan    -  Etika dan  moral    -  Kepemimpinan    -  Narkoba dan Kehidupan seks    -  Materi lain yang dipandang perlu

2.4. METODE KEGIATANUntuk mencapai tujuan dalam kegiatan ini dapat menggunakan metode :    -  Ceramah    -  Dialog    -  Seminar    -  Diskusi    -  Simulasi   

2.5. BIAYA KEGIATANBiaya penyelenggaraan kegiatan diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sepanjang hal tersebut tidak memberatkan mahasiswa.

2.6. TATA TERTIB1. Tata Tertib Panitia     a. Memahami dan mentaati Pedoman Pelaksanaan Pengenalan Studi dan

Program Pendidikan Di Perguruan Tinggi

Page 4: pedoman propesa 1

     b. Menyusun rencana kegiatan serta anggarannya     c.  Melaksanakan kegiatan sesuai rencana yang telah disetujui     d. Selama melaksanakan kegiatan, seluruh panitia diwajibkan :         - Berpakaian sopan dan rapih         - Menampilkan perilaku/akhlak yang baik.         - menjunjung tinggi harkat martabat kemanusiaan      e. Mempertanggungjawabkan kegiatan baik secara formil maupun materi kepada pimpinan           perguruan tinggi

2. Tata Tertib Peserta

a. Pakaian sopan, rapi dan bersih (kemeja putih lengan panjang dan celana hitam/abu;b. Tidak diperkenankan menggunakan atribut-atribut tambahan selain yang

telah ditetapkan panitiac. Potongan rambut pria tidak gondrong dan disisir rapi, dan  untuk wanita

boleh dikepang paling banyak dua buah

3. SanksiPelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan di atas baik yang dilakukan oleh panitia maupun peserta dapat dikenakan sanksi berupa :1. Teguran  (lisan)2. Peringatan ( tertulis )3. Bagi panitia. dikeluarkan dari kepanitiaan dan bagi peserta dinyatakan tidak lulus dan harus    mengulang pada tahun akademik berikutnya.Adapun teknis pemberian sanksi tersebut diatur lebih lanjut oleh perguruan tinggi masing-masing.

III.  PENGAWASAN DAN EVALUASI

3.1. UNSUR PENGAWASANTugas pengawasan dan evaluasi dilaksanakan oleh satuan organisasi yang dibentuk oleh perguruan tinggi masing-masing yang anggotanya terdiri atas unsur pimpinan perguruan tinggi serta dosen yang ditugaskan

3.2.  BENTUK PENGAWASANBentuk pengawasan berupa monotoring terhadap jalannya kegiatan mulai dari perencanaan sampai kegiatan berakhir. sedangkan objek evaluasi meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

3.3. INDIKATOR KEBERHASILANUntuk mengukur efektivitas pelaksanaan program pengenalan studi dan pendidikan di Perguruan Tinggi dapat digunakan standar sebagai tolak ukur

Page 5: pedoman propesa 1

keberhasilan sebagai berikut :1. Tersosialisasinya unsur-unsur perguruan tinggi di kalangan mahasiswa baru;2. Adanya kesadaran mahasiswa baru tentang arti pentingnya aktif dalam kegiatan lembaga    kemahasiswaan3. Tumbuhnya sikap persaudaraan di kalangan civitas akademika maupun karyawan di lingkungan    perguruan tinggi yang bersangkutan4. Tumbuhnya sikap yang kreatif, kritis, inovatif dan intelektual;5. Tidak terjadi gejolak dalam pelaksanaan kegiatan sebagai akibat adanya praktekpraktek    perpeloncoan, eksploitasi, dan bentuk-bentuk pelanggaran HAM lainnya.

IV. PENUTUP

4.1. PELAPORANPelaporan dilakukan (sebelum dan sesudah kegiatan) kepada pimpinan perguruan tinggi, dengan tembusan kepada ;- Yayasan- Kopertis Wilayah IV / Kopertis II- Pihak-pihak berkepentingan yang dipandang perlu

4.2. PENUTUPSegala sesuatu yang belum diatur dalam pedoman ini, akan ditambahkan dan diperbaiki di kemudian hari