Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

15
Sanitasi.Net Pedoman Pemilihan SPAL-T Modul A: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T Pelatihan Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T) Juli, 2015 Rentek-A2

Transcript of Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Page 1: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Pedoman Pemilihan SPAL-T

Modul A:

Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T

Pelatihan Perencanaan Teknis

Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T)

Juli, 2015

Rentek-A2

Page 2: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Dasar Pemilihan SPAL-T

1. Kepadatan Penduduk

2. Konsumsi Air Minum

3. Kemiringan Tanah

4. Kedalaman Air Tanah

5. Permeabilitas Tanah

6. Kemampuan Membiayai

Page 3: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk yang biasa digunakan dalam

perencanaan sistem pengelolaan air limbah adalah :

• Kepadatan tinggi : > 300 jiwa/ha

• Kepadatan sedang : 100 – 300 jiwa /ha

• Kepadatan rendah : < 100 jiwa /ha

Page 4: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Konsumsi Air Minum

• Tingkat konsumsi air minum berdasarkan atas besarnya

tingkat pelayanan dari PDAM terhadap masyarakat dan

sumber lainnya.,

• Kebutuhan air minum setiap orang di kota:

– Kota Metropolitan : berkisar 120-190 L/jiwa.hari

– Kota Besar : berkisar 100-170 L/jiwa.hari

– Kota Sedang : berkisar 90-150 L/jiwa.hari

– Kota Kecil : berkisar 60-130 L/jiwa.hari

– Ibu Kota Kecamatan : berkisar 45-100 L/jiwa.hari

Page 5: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Kemiringan Tanah

• Penggunaan sistem sewerage konvensional sesuai jika

kemiringan tanah sama dengan atau lebih dari 2%,

• Penggunaan shallow sewer dan small bore sewer dapat

digunakan pada berbagai kemiringan tanah.

Page 6: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Permeabilitas Tanah

• Permeabilitas tanah sangat mempengaruhi penentuan

SPAL khususnya untuk penerapan sistem setempat

(cubluk maupun septik tank dengan bidang resapan).

• Untuk mengetahui besar kecilnya permeabilitas tanah

dapat diperkirakan dengan memperhatikan jenis tanah

dan angka infiltrasi atau melakukan test perkolasi.

• Kisaran permeabilitas yang efektif adalah 2,7.10-7 –

4,2.10-6 m/detik, untuk jenis

tanah pasir halus sampai

dengan pasir yang

mengandung lempung.

Page 7: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Kemampuan Membiayai

• Kemampuan pemerintah atau masyarakat untuk

membiayai pembangunan SPAL akan menentukan jenis

teknologi yang dipilih.

• Faktor yang juga tidak dapat diabaikan dalam pemilihan

sistem adalah faktor sosial masyarakat untuk

menerimanya.

Page 8: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

PEMILIHAN TEKNOLOGI & SISTEM

Perencanaan Teknis SPAL-T

Page 9: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Page 10: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Pemilihan Teknologi SPAL

• Dasar pertimbangan yang utama dalam pemilihan

teknologi SPAL adalah kepadatan penduduk.

• Kepadatan penduduk > 300 jiwa/ha sudah pasti harus

melakukan sistem off- site

• Kepadatan penduduk kurang 300 jiwa/ha masih terdapat

beberapa pertimbangan lainnya, seperti :

– sumber air yang ada,

– kedalaman air tanah, permeabilitas tanah,

– kemiringan tanah, ketersediaan

lahan, dan

– kemampuan membiayai.

Page 11: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Contoh 1

• Apabila kepadatan penduduknya lebih dari 300jiwa/ha,

kedalaman air tanahnya kurang dari 1,5m dan tidak

memiliki permeabilitas tinggi, sumber air yang

disarankan adalah dilayani oleh PDAM.

– Jika kemiringan tanahnya lebih dari 2% dan kemampuan

membiayai memenuhi maka dapat menggunakan sistem off-site,

– Jika kemiringan tanahnya kurang dari 2%, maka terdapat pilihan

teknologi lain tergantung pada kemampuan membiayai dan

kecocokan teknologi yang dipilih.

Page 12: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Contoh 2

• Faktor kemampuan membiayai dan kecocokan juga

menjadi faktor yang penting dalam pemilihan teknologi

dan faktor ini dapat dilihat dari besarnya nilai PBB dari

setiap rumah.

– Apabila nilai PBBnya masih kecil walaupun kepadatan

penduduknya lebih dari 300 jiwa/ha dikhawatirkan penduduk di

kawasan tersebut

tidak mampu membayar biaya retribusi SPAL yang dibangun

– Dengan mengetahui nilai PBB dari

setiap perumahan, dapat secara

tepat memliih sistem on-site atau

off-site yang akan

digunakan.

Page 13: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Referensi

Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)

Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Page 14: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Modul Perencanaan Teknis SPAL-T

Modul

A. Dasar-dasar Perenca-naan Teknis SPAL-T

B. Unit Pelayanan

C. Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan

D. Unit Pengolahan Air Limbah

E. Teknologi Pengolahan Lumpur

F. Konstruksi Bangunan

G. Rencana Anggaran Biaya

Sub-Modul

A1 Pengantar Perencanaan SPAL-Terpusat

A2 Pedoman Pemilihan SPAL-T

A3 Komponen SPAL-T

Page 15: Pedoman Pemilihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)

Sanitasi.Net

Terimakasih

Joy Irmanputhra

AFSI FasilitatorSanitasi.Org