Pedoman Pemberdayaan P3A

download Pedoman Pemberdayaan P3A

of 36

description

Pedoman Pemberdayaan P3A

Transcript of Pedoman Pemberdayaan P3A

  • KATA PENGANTAR

    1. Pedoman ini memuat prinsip-prinsip umum upaya Pemberdayaan

    Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam pengelolaan irigasi.

    2. Pedoman ini dapat digunakan oleh semua pihak yang terlibat atau

    peduli dalam usaha pemberdayaan P3A, terutama oleh para

    pendamping lapangan ( Juru Pengairan, PPL dan Kepala Desa )

    3. Pedoman ini sedang dan akan dilaksanakan, sehingga tidak

    menutup kemungkinan adanya perbaikan yang dapat disesuaikan

    dengan situasi dan kondisi setempat.

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR LAMPIRAN ii DAFTAR SINGKATAN iii

    1. Pendahuluan 1

    1.1 Latar Belakang 1 1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Pemberdayaan P3A / GP3A 1 1.3 Tujuan Pemberdayaan 2 1.4 Sasaran Pemberdayaan 3

    2. PRINSIP PEMBERDAYAAN DAN METHODE PENDEKATAN 3

    2.1 Prinsip Pemberdayaan 3 2.2 Methode Pendekatan 4

    3. LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN P3A / GP3A 4

    3.1 Kegiatan Persiapan 4

    a. Sosialisasi dan Pelatihan 4 b. Profil Sosio Teknis dan Kelembagaan antara lain dengan Methode PPKP 5

    3.2 Kegiatan Proses Pemberdayaan P3A / GP3A 6

    a. Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A 6 b. Kunjungan Periodik ke Lokasi P3A / GP3A 7 c. Penelusuran Jaringan Irigasi 8 d. Penyusunan Rencana Kerja Pemberdayaan 9 e. Pelaksanaan Rencana Kerja Pemberdayaan 10 f. Melayani Permintaan Bantuan dan Bimbingan Teknis 11

    3.3 Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan P3A / GP3A 13

    a. Tolok Ukur Kegiatan Persiapan Pemberdayaan 13 b. Tolok Ukur Kegiatan Proses Pemberdayaan 14

    i

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Bentuk, Teknis dan Tolok Ukur Pemberdayaan P3A 13 Tabel 2 Bentuk Pemberdayaan dan Tolok Ukur Hasil Sosialisasi dari Pemberdayaan P3A di masing-masing Tingkatan 14 Tabel 3 Proses, bentuk dan Tolok ukur pemberdayaan P3A / GP3A Dalam Pengelolaan Irigasi 15 Tabel 4 Hasil Pemberdayaan dan Tolok Ukur Keberhasilan Pemberdayaan P3A / GP3A 16

    DAFTAR GAMBAR

    1. Tingkatan Kelembagaan Petani dalam Usaha Pemberdayaan 2. Bagan Alir Proses Pemberdayaan P3A / GP3A dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi 3. Diagram Pelaksanaan Metode PPKP dalam Kegiatan Profil Sosio Teknis Kelembagaan 4. Diagram Proses Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A 5. Urutan Langkah Kegiatan dalam Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kegiatan Profil Sosio Teknis Kelembagaan ( PSTK )

    antara lain dengan Methode PPKP

    Lampiran 2 Kegiatan Kunjungan Pendamping / Pemandu / Fasilitator Dalam Rangka Pemberdayaan P3A / GP3A

    Lampiran 3 Kegiatan Penelusuran Jaringan Irigasi oleh Pendamping / Pemandu / Fasilitator Dalam Rangka Pemberdayaan P3A / GP3A

    Lampiran 4 Laporan Penclusuran Jaringan Irigasi Tahunan oleh P3A

    Dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi

    Lampiran 5 Bimbingan Teknis dan Pemberian Bantuan untuk Perbaikan Jaringan di luar Kemampuan Petani dalam Rangka Pemberdayaan P3A / GP3A

    Lampiran 6 Bimbingan Teknis dan Pemberian Bantuan akibat Bencana Alam Dalam Rangka Pemberdayaan P3A / GP3A

    ii

  • 1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam rangka pelaksanaan Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi (PKPI) yang telah

    dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1999 tentang Pembaharuan

    Kebijaksanaan Pengelolaan Irigasi, Pemerintah melaksanakan perubahan yang fundamental

    dalam pengelolaan irigasi mencakup :

    - Redifinisi tugas dan tanggung jawab lembaga pengelola irigasi dengan memberi

    peran yang lebih besar kepada P3A dalam pengelolaan irigasi.

    - Pengembangan lembaga P3A sebagai organisasi yang otonom, mandiri dan

    mengakar kepada masyarakat, bersifat sosial ekonomi, sebagai lembaga dari,

    oleh dan untuk petani yang independen.

    - Penyerahan Pengelolaan Irigasi dari Pemerintah kepada P3A secara bertahap,

    selektif dan demokratis, dengan prinsip satu sistem satu pengelolaan, bila P3A

    belum mampu akan dilaksanakan joint management.

    - Pendanaan Operasi dan pemeliharaan dikumpulkan dari petani, oleh petani dan

    untuk petani yang tergabung dalam P3A.

    - Keberlanjutan sistem irigasi yang dilaksanakan pengelolaannya oleh P3A,

    melindungi lahan irigasi agar tak berubah fungsi dan jaringan irigasi dapat

    dilestarikan penggunaannya.

    Pelaksanaan dari kelima kebijakan tersebut di atas tidak boleh dilakukan secara terpisah

    akan tetapi dilakukan secara terintegrasi dan saling mendukung.

    Implementasi dari kebijaksanaan tersebut akan merubah pola pikir dan pendekatan yang

    semula cenderung dari atas ke bawah (top down) akan berubah menjadi pendekatan

    partisipatip, dialogis dan dari bawah ke atas (bottom up) sehingga memberi peran yang

    lebih besar kepada petani/P3A dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan jaringan

    irigasi. Sedangkan peran pemerintah/aparat daerah dalam rangka pemberdayaan adalah

    sebagai fasilitator dan pendamping untuk menumbuh kembangkan swadaya masyarakat.

    1

  • Untuk itu perlu disusun Pedoman Pemberdayaan P3A / GP3A yang bersifat umum untuk

    dapat menjadi salah satu acuan para pendamping/pemandu/fasilitator yang tergabung

    dalam kelompok Pendamping Lapangan (selanjutnya disebut KPL) dalam melaksanakan

    tugas-tugasnya di lapangan. Di samping itu diharapkan dapat pula sebagai bahan acuan

    untuk menyususn pedoman-pedoman yang terkait dengan pelaksanaan PKPI.

    1.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemberdayaan P3A / GP3A Proses pemberdayaan merupakan upaya membantu masyarakat untuk mengembangkan

    kemampuannya sendiri sehingga bebas dan mampu untuk mengatasi masalah dan

    mengambil keputusan secara mandiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan

    memberikan kewenangan ( power ), aksesibilitas terhadap sumber daya dan lingkungan

    yang akomodatif (Zimmerman, 1996, Ress, 1991 )

    Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam pembangunan dan pengelolaan

    irigasi secara partisipatif tersebut kiranya sangat sesuai dan dapat dipakai untuk mengantisipasi

    timbulnya perubahan-perubahan dalam masyarakat pemakai air beserta lingkungan

    strategisnya. Sebagai konsep dasar pembangunan irigasi partisipatif adalah melakukan upaya

    pembangunan atas dasar pemenuhan kebutuhan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat

    mampu untuk berkembang dan mengatasi permasalahannya sendiri secara mandiri,

    berkesinambungan dan berkelanjutan.

    Lingkup pemberdayaan dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang dimulai dari unit terkecil

    yaitu para petani pemilik dan penggarap tanah yang ada di unit (blok) kuarter dalam bentuk

    kelompok, kemudian ke tingkat unit tersier yang merupakan penggabungan kelompok-

    kelompok ke dalam bentuk Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A), disusul pemberdayaan

    selanjutnya terhadap P3A-P3A yang ada dalam satu wilayah jaringan sekunder atau daerah

    irigasi (untuk daerah irigasi kecil) dalam bentuk Gabungan P3A (GP3A) dan pada gilirannya

    terhadap beberapa GP3A yang ada dalam satu wilayah jaringan induk atau daerah irigasi

    (untuk daerah irigasi sedang-besar) dalam bentuk Induk P3A (I P3A).

    2

  • Mengingat hal tersebut di atas untuk menjamin terjadinya proses dialogis yang baik dan lancar,

    tugas pendamping oleh petugas khusus atau aparat pemerintah daerah juga disesuaikan dengan

    tingkatan yang setara. Sebagai contoh, pemberdayaan kelompok tani di tingkat blok kwarter

    dilaksanakan oleh petani pemandu (yakni tokoh petani yang telah dilatih untuk menjadi

    fasilitator). Sedang pemberdayaan P3A di tingkat unit tersier dilakukan oleh P3A dan

    seterusnya. Keragaman dapat terjadi antara lain tergantung pada luasan unit irigasinya.

    Pada tingkatan yang lebih tinggi, di tingkat Kecamatan dan Kabupaten, peran fasilitator

    digantikan oleh forum koordinasi secara berjenjang yaitu Forum koordinasi tingkat Daerah

    Irigasi serta Forum koordinasi tingkat Kabupaten. Dari semua tingkatan ini, peran yang paling

    mendasar dan menentukan ada pada tingkat lapangan yaitu yang Kelompok Pendamping

    Lapangan (KPL) yang terdiri dari Kepala Desa, Juru Pengairan dan Penyuluh Pertanian

    Lapangan atau PPL (ditambah pendamping yang berasal dari instansi lain yang terkait).

    Karena kemampuan untuk memberdayakan P3A tergantung pada tingkat kemampuan dari

    fasilitator, mereka dipersiapkan melalui program pelatihan dan penyegaran terhadap para

    fasilitator tersebut.

    Tingkatan kelembagaan petani pengelola irigasi dalam usulan pemberdayaan seperti tersebut

    dalam Gambar 1, sedangkan proses pemberdayaan P3A dan GP3A seperti tersebut dalam

    Gambar 2.

    1.3. Tujuan Pemberdayaan

    Pemberdayaan P3A dan GP3A ditujukan untuk dapat mengembangkan organisasi ini menjadi

    lembaga yang otonom mandiri, mantap, dan berkembang, dengan pengertian lebih

    menekankan keberfungsiannya daripada sekedar formalitasnya. Secara spesifik tujuan

    pemberdayaan tersebut mempunyai arti untuk :

    a. mendorong terciptanya kekuatan dan kemampuan lembaga petani pemakai air untuk

    secara otonom mandiri, dan mengelola dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan

    anggota.

    b. mendorong terciptanya kekuatan P3A untuk dapat mengurangi bahkan menolak

    tekanan dan ketergantungan dari pihak luar.

    3

  • c. mendorong terciptanya kemampuan lembaga NA / GP3A untuk dapat merencanakan

    kegiatannya sendiri sesuai dengan kebutuhan petani dan mengembangkan potensi

    sumber daya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat, misalnya kegiatan

    pengelolaan jaringan irigasi, organisasi, usaha tani dan wira usaha.

    Secara khusus tujuan pemberdayaan P3A / GP3A adalah untuk :

    1). Pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi dapat terus menerus dilaksanakan

    oleh P3A secara tepat guna (efektif) dan berhasil guna (efisien)

    2). Perencanaan dan pembagian air irigasi dapat dilaksanakan oleh NA / GP3A secara

    adil dan merata, baik dalam keadaan air cukup, maupun pada waktu kekurangan air.

    3). Perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi yang diperlukan dapat dilaksanakan oleh

    P3A secara tepat guna, berhasil guna dan berdaya guna, secara swadaya dan

    swadana.

    4). Tugas-tugas organisasi P3A / GP3A dapat dilaksanakan oleh para pengurus sesuai

    dengan tata kerja yang telah diatur dalam AD dan ART.

    5). Partisipasi anggota dapat terus dibina dan ditingkatkan oleh Pengurus untuk

    mendukung pelaksanaan tugas-tugas P3A / GP3A.

    6). Masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas P3A dapat diatasi

    oleh P3A / GP3A dan bilamana diperlukan dapat meminta nasehat dari para

    pemandu/fasilitator/pendamping.

    7). Lembaga P3A dan Gabungan P3A dapat ditumbuh kembangkan sebagai lembaga

    yang mandiri, bebas dan mengakar kepada masyarakat dalam melaksanakan

    kegiatan sosial, budaya dan ekonomi.

    1.4. Sasaran Pemberdayaan

    (1). Keberlanjutan fungsi dari jaringan irigasi yang dikelola P3A / GP3A

    (2). Tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat petani dalam P3A / GP3A

    (3). Terciptanya sarana kondusif bagi P3A / GP3A bersama Pendamping / Pemandu /

    fasilitator untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal yang ada.

    4

  • 2. PRINSIP PEMBERDAYAAN DAN METHODE PENDEKATAN 2.1 Prinsip Pemberdayaan

    (1). Menggali potensi sumber daya lokal yang ada untuk pemberdayaan P3A antara

    lain dengan metode PPKP ( Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan ) / PRA

    ( Participatory Rural Appraisal ) / Participatory Resources Assesment.

    (2). P3A merencanakan dan melaksanakan sendiri semua kegiatan O & P jaringan

    irigasi dan kegiatan lain yang menjadi tanggung jawabnya.

    (3). Pendampingan dalam pemberdayaan P3A berdasarkan atas permintaan dari

    kebutuhan P3A dan kemampuan pemerintah.

    2.2 Methode Pendekatan

    Dalam pelaksanaan program pemberdayaan P3A / GP3A dengan pendekatan

    1. Partisipatif dengan mengikut sertakan peran serta petani secara aktif dalam

    setiap tahapan kegiatan setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan

    kepentingan petani. Wujud dari peran serta petani dapat berupa kegiatan non

    fisik dan hasil fisik dalam bentuk kontribusi petani.

    2. Perpaduan antara " bottom up dan top down ", adanya usulan program / kegiatan

    dari petani yang dipadukan dengan program Pemerintah, sehingga terjalin

    keterkaitan kegiatan yang saling menunjang, sesuai dengan kebutuhan petani

    dan keterbatasan dana Pemerintah serta kontribusi petani, sehingga penggunaan

    dana pembangunan effisien.

    3. Mempertimbangkan Aspek Teknis dan Sosial, dalam perbaikan konstruksi

    dengan pertimbangan teknis dan sosial / sosio teknis. Misalnya dalam

    pembuatan bangunan irigasi, aturan giliran dengan mempertimbangkan

    kebiasaan petani setempat.

    4. Pendekatan dialogis dan timbal balik sosialisasi dan konsultasi antar petani,

    petani / P3A dan Pemerintah.

    5. Prinsip " Sadar Sekitar " artinya dalam proses pelaksanaan pemberdayaan irigasi

    menggunakan dan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang tersedia seperti

    tenaga kerja, material dan menjaga kelestarian lingkungan.

    5

  • 6. Pemberdayaan P3A dan Gabungan P3A secara berkesinambungan dalam

    mengelola jaringan irigasi melalui penyuluhan pengairan dan fasilitator yang

    terdiri dari unsur Pemerintah daerah, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan,

    Koperasi dan instansi lain yang terkait.

    3. LANGKAH - LANGKAH PEMBERDAYAAN P3A / GP3A

    Langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan dalam pemberdayaan MA untuk pengelolaan

    jaringan irigasi mencakup :

    3.1. Kegiatan Persiapan

    a. Sosialisasi dan Pelatihan

    Sosialisasi pemberdayaan P3A / GP3A dalam pengelolaan irigasi disampaikan

    kepada pejabat dan masyarakat / pengurus P3A / GP3A oleh para pendamping /

    pemandu / fasilitator yang sebelumnya telah diberikan pelatihan tentang

    pemberdayaan P3A / GP3A.

    Materi sosialisasi mencakup Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Ingasi (PKPI)

    Undang-undang no. 22 dan no. 25 Tahun 1999, Pemberdayaan P3A, petunjuk OP

    dan lain-lain. Proses sosialisasi dapat dilakukan melalui rapat, diskusi,

    penyuluhan, media TV / surat kabar dan lain-lain.

    Dengan sosialisasi yang dilaksanakan oleh pendamping / fasilitator terlatih maka

    petani mengetahui secara jelas program pemberdayaan P3A / GP3A dalam

    pengelolaan jaringan irigasi dan peran serta petani serta keterlibatannya dalam

    setiap tahapan kegiatan pemberdayaan.

    b. Profil Sosio Teknis dan Kelembagaan (PSTK) antara lain dengan Methode

    Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan ( PPKP )

    Proses pembuatan Profil Sosio Teknis dan Kelembagaan dilakukan antara lain

    dengan methode PPKP, ditujukan untuk menggali permasalahan yang ada di

    masyarakat, penyebab terjadinya masalah dan cara mengatasinya dengan

    6

  • menggunakan potensi sumberdaya lokal yang ada atas prinsip pemberdayaan

    kemampuan masyarakat sendiri.

    Kegiatan PSTK dilaksanakan oleh masyarakat sendiri / P3A dengan

    pendampingan petani pemandu ( petandu ) dan KPL. Dari kegiatan PSTK dapat

    diperoleh informasi / data tentang :

    Profil sosio teknis jaringan irigasi dan kondisinya

    Profil Kelembagaan yang ada

    Kebutuhan akan pelatihan ( TNA )

    Permasalahan-permasalahan dan cara mengatasinya

    Prioritas pemberdayaan masyarakat

    Proses pelaksanaan PSTK dengan methode PPKP seperti tersebut pada Gambar 3

    dan Lampiran 1. Acuan yang dipergunakan sebagai berikut :

    1). Mengumpulkan informasi kebutuhan (penelusuran kebutuhan) yang

    dilakukan oleh petani sendiri. Bahan informasi ini bisa digunakan oleh orang

    atau organisasi lain yang hendak membantu petani. Cara yang digunakan

    dengan menggunakan pendekatan partisipatif, diantaranya methode

    Pemahaman partisipatif Kondisi Pedesaan ( PPKP ).

    2) Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan ( PPKP ) adalah methode untuk

    mempelajari kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan dan oleh

    masyarakat desa itu sendiri sehingga memungkinkan masyarakat desa untuk

    saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang

    kondisi dan kehidupan desanya, membuat rencana berperan aktif dalam

    perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta tindaklanjutnya.

    3) Hasil informasi tentang kebutuhan yang diperoleh dari PSTK dengan methode

    PPKP dapat digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan, baik untuk

    organisasi dari P3A itu sendiri maupun Pemerintah dalam pemberdayaan petani.

    4) PSTK dengan methode PPKP ini dilaksanakan oleh Pemerintah bersama petani,

    yang bertugas di lapangan disebut Kelompok Pemandu Lapang (KPL ) yang

    terdiri staf Dinas Pertanian ( PPL = Penyuluh Pertanian Lapangan ),

    7

  • staf Ranting PU Pengairan ( Juru Pengairan ), dan unsur dari Pemerintah Desa

    ( misal = kaur ekbang desa, kepala desa ).

    5) Dalam PSTK dengan methode PPKP peran KPL sebatas fasilitator, sehingga

    KPL hanya memandu petani / MA untuk menelusuri kebutuhan dan

    permasalahan petani / P3A itu sendiri.

    Dari hasil PSTK dapat dipergunakan untuk penyusunan program perencanaan

    partisipatif, pengembangan kelembagaan dan pelatihan serta penyusunan program

    tahunan pemberdayaan P3A dalam pengelolaan irigasi.

    2. Kegiatan Proses Pemberdayaan P3A / GP3A

    a. Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A

    Dari hasil profil sosio-teknis kelembagaan antara lain dengan methode PPKP dapat

    diperoleh gambaran mengenai sosio-budaya masyarakat, tokoh dan kelembagaan

    pengolahan irigasi yang ada, yang seterusnya dijadikan sebagai data dasar untuk

    pembinaan dan pengembangan P3A / Gabungan P3A. Proses pembentukan P3A

    dimulai dari tingkat kelompok / blok tersier / desa secara bertahap dan secara

    demokratis dengan " pendekatan bottom up ". Wilayah kerja organisasi P3A sesuai

    dengan pilihan masyrakat.

    Diagram Proses Pembentukan dan Pengembangan P3A seperti tersebut pada

    Gambar 4.

    Untuk sistem irigasi yang mencakup beberapa desa / kecamatan / petak tersier dapat

    dibentuk Gabungan P3A. Pembentukan Gabungan P3A dilaksanakan secara

    demokratis. Instansi terkait pembinaan P3A ( KPL ) berperan sebagai fasilitator

    dalam pemilihan pengurus, memfasilitasi koordinasi dengan desa / kelembagaan

    lain, meningkatkan sumber daya manusia pengurus P3A dan Gabungan P3A serta

    mempermudah proses administratif pembentukan P3A / GP3A.

    8

  • Untuk mewujudkan kelembagaan P3A yang otonom dan mandiri, Pemerintah akan

    mendorong, memfasilitasi dan memberikan peluang kepada masyarakat secara

    demokratis untuk membentuk organisasi / unit usaha ekonomi dan bisnis di tingkat

    usaha tani yang sesuai dengan pilihannya yang dapat mewakili kepentingan seluruh

    anggotanya untuk berhubungan dengan pihak luar ( antara lain dengan koperasi atau

    kelembagaan bisnis lainnya ), menyalurkan aspirasi dalam memanfaatkan

    sumberdaya produksi termasuk sumberdaya air dan pengelolaan irigasi dengan asas

    kedaulatan, dan kemandirian dalam bidang sosial dan ekonomi.

    Urutan langkah kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan dan atau

    pengembangan P3A/GP3A untuk pengelolaan irigasi seperti tersebut pada Gambar 5.

    Kegiatan yang dilaksanakan pemandu / pendamping / fasilitator dalam pembentukan

    dan atau pengembangan P3A / GP3A adalah :

    1) Meneliti masalah kelembagaan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi di

    lokasi setempat ;

    2) Memberikan dorongan kepada para petani agar bersedia memikirkan dan

    memecahkan masalah kelembagaan untuk menghadapi tugas dalam pengelolaan

    jaringan irigasi di lokasi setempat ( satu sistem );

    3) Menjelaskan kepada para petani tentang perlunya kelembagaan P3A dan GP3A.

    4) Memberikan dorongan kepada para petani agar bersedia melaksanakan

    pembentukan dan atau pengembangan P3A / GP3A di lokasi bersangkutan.

    5) Membantu para petani untuk mencari siapa yang kiranya layak dijadikan calon

    pengurus P3A / GP3A atau pengganti pengurus jika P3A / GP3A sudah

    dibentuk;

    6) Memberikan bimbingan kepada calon pengurus P3A / GP3A dalam aspek

    teknis, organisasi, finansial dan usaha ekonomi.

    7) Membantu para calon pengurus P3A/GP3A dalam menyiapkan rancangan AD /

    ART, rencana kerja P3A / GP3A dan acara Rapat Anggota untuk pembentukan

    P3A/ GP3A

    8) Membantu penyelenggaraan Rapat Anggota P3A / GP3A.

    9) Mendampingi pengurus P3A / GP3A dalam proses pengesahan AD/ART P3A /

    GP3A dan pengurusan status Badan Hukum.

    9

  • 10) Membantu para pengurus P3A / GP3A mengaktifkan kegiatan P3A / GP3A

    sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat dalam O & P irigasi dan kegiatan

    ekonomi lain.

    11) Membantu pengurus P3A / GP3A mengatasi permasalahan yang dihadapi

    dengan pemberdayaan P3A bersama Pemerintah, menggunakan potensi

    sumberdaya lokal yang ada.

    b. Kunjungan Periodik Pendamping / Pemandu / Fasilitator ke Lokasi P3A /

    GP3A

    Kunjungan periodik kepada P3A / GP3A dilakukan oleh Pendamping /Pemandu/

    Fasilitator setiap waktu atas permintaan P3A/GP3A ataupun secara periodik dalam

    rangka pembinaan.

    Maksud kunjungan ke P3A / GP3A adalah untuk :

    1) mengetahui keadaan air dan alokasi air ke setiap blok sawah yang ada.

    2) mengetahui realisasi tata tanam sebagaimana ditetapkan oleh Panitia

    Irigasi.

    3) mengetahui potensi sumber daya lokal dan kelembagaan pengelolaan

    irigasi.

    4) mengetahui kegiatan pemeliharaan dan atau perbaikan jaringan irigasi yang

    telah, sedang dan akan dilaksanakan secara swakelola maupun kerja sama

    dengan bantuan Pemerintah.

    5) mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan O & P jaringan

    irigasi.

    6) berdiskusi dengan para pengurus dan atau anggota P3A / GP3A guna

    memecahkan masalah-masalah yang timbul

    7) memberikan fasilitasi dan pendampingan yang diperlukan guna meningkatkan

    kemampuan P3A / GP3A melaksanakan O & P jaringan irigasi.

    8) menyampaikan informasi dan penjelasan-penjelasan lain yang perlu diketahui

    oleh P3A / GP3A misalnya berkaitan dengan peraturan perundang-undangan di

    bidang terkait, kebijakan atau program-program yang sedang atau akan

    dilaksanakan oleh Pemerintah di bidang irigasi dan pertanian serta wira usaha.

    10

  • b. Langkah-langkah Pelaksanaan kegiatan kunjungan ke lokasi P3A / GP3A sebagai

    berikut :

    1). Pemandu/pendamping/fasilitator menyusun rencana jadwal kunjungan untuk

    satu musim tanam sesuai kebutuhan lapangan ke setiap P3A yang menjadi

    tanggung jawabnya. Waktu kunjungan hendaknya dilakukan sedemikian

    rupa sehingga dalam setiap bulan pemandu/pendamping/fasilitator masih

    memiliki waktu untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

    2). Menyampaikan rencana jadwal kunjungan kepada forum koordinasi dari

    lembaga terkait di tingkat Kabupaten guna memperoleh pertimbangan.

    Tembusan pemberitahuan disampaikan kepada institusi terkait.

    3). Melaksanakan kunjungan sesuai jadwal yang telah direncanakan dengan

    terlebih dahulu menemui Kepala Desa setempat untuk menyampaikan

    rencana kunjungan. Dalam kesempatan ini dapat sekaligus dikoordinasikan

    hal-hal yang menyangkut wewenang dan tanggung-jawab masing-masing

    pendamping untuk pelaksanaan pemberdayaan P3A / GP3A. Untuk

    pelaksanaan kunjungan-kunjungan selanjutnya perlu didiskusikan dan

    disepakati tata cara dan topiknya.

    4). Menjumpai Ketua P3A atau pengurus lainnya untuk memperoleh hal-hal

    yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan kunjungan. Jika diperlukan dapat

    sekaligus dilanjutkan untuk melaksanakan penelusuran jaringan irigasi

    bersama pengurus P3A. Kemungkinan ini dapat terjadi, misalnya dalam

    kasus terjadinya kerusakan jaringan irigasi akibat bencana alam dan sebab-

    sebab lainnya yang memerlukan peninjauan langsung.

    5). Pemandu/pendamping/fasilitator bersama-sama P3A / GP3A mencatat hasil

    kunjungan dan membuat laporan pelaksanaan kunjungan untuk disampaikan

    kepada forum koordinasi tingkat DI dan lembaga-lembaga terkait di tingkat

    Kecamatan dan bila perlu di tingkat Kabupaten. Jika ada hal-hal penting dan

    perlu segera memperoleh penanganan, dapat langsung menyampaikan

    kepada institusi yang terkait.

    11

  • Bagan kegiatan kunjungan pendamping / pemandu / fasilitator ke lokasi P3A /

    GP3A dapat dilihat di Lampiran 2.

    Frekuensi kunjungan ke P3A sebaiknya dilakukan oleh pendamping / pemandu /

    fasilitator setiap 2 minggu. Hal ini disesuaikan dengan frekuensi pelaporan O & P

    terutama mengenai alokasi air agar distribusi air dapat terlaksana dengan baik,

    atau sesuai dengan permintaan P3A / GP3A.

    Kegiatan kunjungan ke P3A merupakan tanggungjawab para pendamping /

    pemandu / fasilitator lapangan, khususnya Kepala Desa, Juru Pengairan dan PPL.

    Dalam pelaksanaannya sebaiknya selalu turun bersama sebagai tim, terutama

    saat-saat air irigasi sangat dibutuhkan oleh petani / tanaman.

    c. Penelusuran jaringan Irigasi

    Penelusuran jaringan irigasi adalah kegiatan menelusuri sepanjang saluran suatu

    jaringan irigasi untuk mengetahui kondisi fisik & fungsi jaringan irigasi dan

    drainasi, hasil-hasil pelaksanaan 0 & P, luas tanaman padi / palawija dan masalah-

    masalah yang terjadi di lapangan pada saat penelusuran.

    Dari hasil penelusuran jaringan dapat diperoleh informasi tentang

    1) Data kondisi fisik jaringan irigasi dan kegiatan 0 & P

    - kondisi fisik bengunan irigasi ( baik atau memerlukan perbaikan )

    - kondisi fisik saluran irigasi ( baik atau memerlukan perbaikan )

    - kondisi fisik jaringan drainasi

    - tingkat kefungsian bangunan-bangunan irigasi dan drainasi

    - kebutuhan penambahan bangunan baru atau penyempumaan bangunan-

    bangunan yang ada.

    - kebersihan saluran dari endapan lumpur, sampah / kotoran, rumput atau

    tumbuhan air.

    - kebersihan tanggul dari rumput, semak atau pepohonan yang mengganggu

    dan pelaksanaan kegiatan 0 & P, jalan inspeksi.

    - pelaksanaan pola tanam, kondisi tanaman, pembagian air / atau pergiliran

    air dan masalah-masalahnya dapat diketahui dan didiskusikan bersama.

    12

  • Kegiatan penelusuran dilaksanakan oleh pemandu / pendamping / fasilitator,

    bersama dengan para pengurus P3A. Pelaksanaannya diusahakan bersamaan

    dengan kegiatan penelusuran jaringan irigasi yang dilakukan sendiri oleh P3A

    sesuai dengan pola kegiatan yang dianjurkan.

    Penelusuran jaringan irigasi ini terutama perlu dilakukan untuk P3A - P3A yang

    masih banyak menghadapi masalah dalam pelaksanaan 0 & P jaringan irigasi dan

    perlu bantuan dari luar. Bagi P3A - P3A yang fungsi dan keadaan fisik jaringan

    irigasi dilaporkan dalam keadaan baik. Penelusuran jaringan dapat berfungsi

    sebagai alat yang dapat memberi peringatan atas hal-hal yang perlu dilakukan

    supaya fungsi jaringan tidak mengalami penurunan. Penelusuran jaringan irigasi

    juga dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh pemandu / pendamping / fasilitator

    bersama pengurus P3A, jika dalam kunjungan rutin yang dilakukan pemandu /

    pendamping / fasilitator, pengurus P3A menghendakinya.

    Bagan kegiatan penelusuran jaringan irigasi dalam rangka pemberdayaan P3A /

    GP3A seperti tersebut pada Lampiran 3.

    2. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelusuran - Pendamping / pemandu / fasilitator menyusun rencana pelaksanaan

    penelusuran jaringan irigasi untuk P3A / GP3A yang dinilai perlu mengikuti

    kegiatan penelusuran. Rencana ini dibuat dengan menyesuaikan pada jadwal

    waktu yang telah ditentukan oleh P3A / GP3A bersangkutan.

    - Menghubungi institusi-institusi terkait (misalnya Kepala Desa) untuk diajak

    mengikuti penelusuran jaringan irigasi sesuai dengan jadwal yang telah

    dibuat.

    - Melaksanakan penelusuran jaringan irigasi bersama para pengurus P3A /

    GP3A untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan sesuai

    dengan tujuan penelusuran jaringan irigasi.

    - Pendamping/Pemandu/fasilitator membantu membahas hasil-hasil penelusuran

    jaringan irigasi dalam pertemuan yang diadakan oleh P3A/GP3A, diikuti oleh

    para peserta penelusuran lainnya.

    13

  • - Hasil-hasil penelusuran ini merupakan bahan bagi penyusunan rencana kerja

    P3A / GP3A untuk periode satu tahun.

    Contoh formulir laporan hasil penelusuran seperti tersebut dalam Lampiran 4.

    Penelusuran jaringan irigasi dilakukan antara lain dengan methode PPKP,

    kunjungan periodik, saat adanya permintaan bantuan oleh P3A baik bantuan

    yang bersifat biasa maupun darurat karena bencana alam dalam.

    d. Penyusunan Rencana Kerja Pemberdayaan

    Dari hasil penelusuran jaringan dengan methode PPKP diketahui kondisi fisik

    jaringan irigasi / drainasi, pelaksanaan jadwal tanam, pelaksanaan pembagian air

    dan kegiatan OP lainnya serta permasalahan yang ada di lapangan dalam aspek

    teknis, organisasi dan finansial P3A / GP3A sebagai acuan dalam Penyusunan

    Rencana Kerja.

    Penyusunan Rencana Kerja merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

    menentukan kegiatan - kegiatan yang akan dilaksanakan P3A / GP3A dan untuk

    jangka waktu sedikit-dikitnya setahun sekali dengan bimbingan pendamping /

    pemandu / fasilitator.

    1) Maksud penyusunan renca kerja MA / GP3A adalah :

    - Untuk menghasilkan rencana kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan

    keadaan masyarakat petani / GP3A yang terus berkembang.

    - Untuk mengembangkan kemampuan pengurus P3A / GP3A dalam

    menganalisa kinerja P3A / GP3A dan merencanakan kegiatan tindak lanjut

    untuk menangani permasalahan.

    - Pengurus P3A / GP3A dan pendamping / pemandu / fasilitator dapat saling

    belajar dari pengalaman dan kesalahan untuk diperbaiki.

    - Untuk mengoptimalkan hasil, orientasi praktis dan rencana kerja

    berkelanjutan.

    2) Langkah-langkah penyusunan rencana kerja pemberdayaan :

    14

  • - MA / GP3A bersama pendamping / pemandu / fasilitator menyusun jadwal

    pertemuan bersama untuk membahas hasil penelusuran / monitoring,

    evaluasi dengan methode PPKP dan penyusunan kegiatan tindak lanjutnya.

    - dalam pertemuan diinventarisasi masalah yang dihadapi mencakup kegiatan

    O & P, kondisi fisik, pola tanam dan permasalahan yang ada serta potensi

    sumber daya lokal.

    - Dilakukan pembahasan dan disepakati cara-cara mengatasi permasalahan

    berdasarkan prioritas dengan menggunakan sumber daya lokal yang ada

    secara swadaya atau dengan bantuan Pemerintah

    - Merumuskan hasil kesepakatan dalam Rencana Kerja Pemberdayaan P3A /

    GP3A

    e. Pelaksanaan Rencana Kerja Pemberdayaan

    Pelaksanaan Rencana Kerja Pemberdayaan adalah realisasi tindak lanjut dari

    rencana kerja P3A / GP3A atas dasar pnoritas clan penggunaan sumber daya

    lokal secara swadaya atau dengan bantuan Pemerintah.

    Pelaksanaan rencana kerja dimaksudkan untuk

    - Mengembangkan sumber daya lokal antara lain tenaga, material, ketrampilan

    untuk mengatasi permasalahan yang ada.

    - melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja yang telah dibuat dan disepakati

    P3A / GP3A

    - meningkatkan partisipasi anggota P3A / GP3A melalui kegiatan-kegiatan yang

    dilaksanakan.

    - meningkatkan tata kerja antar pengurus, antara pengurus dengan anggota, antar

    anggota dan antar P3A / GP3A denan pihak lain agar dapat teraksana sesuai

    AD/ART P3A/ GP3A.

    Dalam pelaksanaan rencana perlu diperhatikan jadwal waktu kegiatan, penggunaan

    tenaga kerja swadaya / gotong royong, penyediaan material lokal clan teknologi

    lokal yang sudah dilaksanakan petani serta kwalitas hasil pekerjaan. Supervisi

    pelaksanaan pemberdayaan perlu dilakukan oleh pendamping / pemandu / fasilitator

    dalam rangka menumbuh-kembangkan lembaga P3A / GP3A.

    15

  • f. Melayani Permintaan Bantuan dan Bimbingan Teknis

    Atas dasar permintaan yang diajukan oleh P3A / GP3A, pemberian bantuan, baik

    yang bersifat fisik maupun berupa saran atau kegiatan teknis irigasi lainnya

    disesuaikan dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab pemerintah Kabupaten.

    Bagan kegiatan bimbingan teknis dan pemberian bantuan untuk jenis perbaikan

    jaringan irigasi yang di luar kemampuan petani dan jenis perbaikan darurat akibat

    bencana alam dalam rangka pemberdayaan P3A / GP3A seperti tersebut dalam

    Lampiran 5 dan 6.

    Permintaan bantuan dari P3A / GP3A kepada Pemerintah bertujuan agar :

    - Bantuan yang diminta oleh P3A / GP3A dapat dilayani dengan baik sesuai

    dengan ketentuanketentuan yang berlaku, pemberian bantuan dan bimbingan

    teknis dilaksanakan oleh Pemerintah melalui institusi yang terkait dalam

    pemberdayaan.

    - Bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan

    O&P jaringan irigasi oleh P3A / GP3A secara mandiri dan terus menerus.

    Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengusulan bantuan sebagai berikut :

    a) Untuk perbaikan di luar kemampuan P3A / GP3A

    1). Pendamping / pemandu / fasilitator bersama pengurus P3A / GP3A,

    membahas hasil penelusuran jaringan yang dilakukan sebelumnya dari

    menyusun ke dalam bentuk laporan tertulis.

    2). Pengurus P3A / GP3A mengajukan permintaan bantuan secara tertulis

    dengan dilampiri laporan hasil penelusuran dengan diketahui oleh Kepala

    Desa / Camat kepada Bupati dengan tembusan kepada anggota Forum

    koordinasi tingkat Kabupaten ( Pokja ) yang terkait (c.q. Dinas PU

    Pengairan).

    3). Membahas permintaan bantuan tersebut di lingkungan instansi terkait di

    tingkat Kabupaten sesuai dengan jenis bantuan yang diminta serta potensi

    sumber daya lokal yang ada.

    16

  • 4). Bupati memberikan jawaban secara tertulis kepada P3A / GP3A dengan

    tembusan ke Forum koordinasi Tingkat Kabupaten (Pokja) dan Pelaksana

    Tingkat Kecamatan.

    5). Bilamana permintaan tersebut dipenuhi, koordinasi dengan Kepala Desa

    harus segera dilakukan oleh pengurus P3A / GP3A. Dalam koordinasi ini,

    dapat dibahas dan disepakati hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan

    pemberian bantuan tersebut.

    6). Pemberian bantuan oleh Bupati dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku

    di masing-masing Kabupaten.

    Bimbingan teknis dan pemberian bantuan untuk perbaikan jaringan irigasi

    di luar kemampuan petani dalam pemberdayaan P3A / GP3A seperti

    tersebut dalam Lampiran 5.

    b) Untuk perbaikan akibat bencana alam :

    1). Atas dasar laparan P3A, pendamping / pemandu / fasilitator bersama

    pengurus P3A / GP3A melakukan pengechekan di lokasi kerusakan akibat

    bencana alam. Selanjutnya, P3A / GP3A melaporkan secara tertulis adanya

    kerusakan berat (sebagai akibat bencana alam) yang tidak mampu

    ditanggung sendiri oleh P3A / GP3A kepada Bupati. Laporan tersebut

    ditembuskan kepada pendamping tingkat Kecamatan dan Kabupaten (c.q.

    Dinas PU/Pengairan sebagai anggota forum yang terkait dengan masalah

    tersebut).

    2). Forum koordinasi tingkat Kabupaten membahas masalah tersebut dan

    membentuk tim (atau menugasi Forum koordinasi di Tingkat Kecamatan)

    untuk mengadakan pengechekan lapangan. Tim tersebut bersama Kepala

    Desa, pengurus P3A serta pendamping / pemandu / fasilitator

    melaksanakan pengechekan lapangan.

    3). Tim membuat laporan hasil pengechekan lapangan kepada Bupati dengan

    tembusan kepada anggota Forum koordinasi tingkat Daerah Irigasi.

    17

  • 4). Bupati bersama anggota Forum koordinasi tingkat Kabupaten ( Pokja )

    membahas laporan tersebut dan memutuskan disetujui/tidaknya bantuan.

    5). Apabila disetujui, disusun jadwal rencana kerja perbaikan oleh P3A /

    GP3A bersama Dinas PU Pengairan serta pendamping / pemandu /

    fasilitator; dan menetapkan tata cara pelaksanaannya.

    6). Pelaksanaan perbaikan sejauh mungkin oleh P3A / GP3A dengan

    bimbingan teknis dari Dinas PU/Pengairan serta pendampingan oleh

    fasilitator.

    Bimbingan teknis pemberian bantuan akibat bencana alam dalam rangka

    pemberdayaan P3A / GP3A seperti tersebut dalam Lampiran 6.

    18

  • 3.3 Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan P3A/GP3A a. Tolok Ukur Kegiatan Persiapan Pemberdayaan

    Dalam persiapan pemberdayaan P3A/GP3A dalam pengelolaan irigasi dilakukan sosialisasi dan profil sosio teknis dan kelembagaan (PSTK) antara lain dengan methode PPKP. Berdasar tingkatan persiapan pemberdayaan, tolok ukur dapat ditentukan dengan memperhatikan bentuk, tekni pemberdayaan sebagai tersebut tabel 1.

    Tabel 1. Bentuk, Teknik dan Tolok Ukur Pemberdayaan P3A

    Tingkatan Pember-dayaan

    Bentuk Pemberdayaan

    Teknik Pemberdayaan

    Tolok Ukur Pemberdayaan

    Dinas Tingkat Kabupaten

    a. Mensosialisasikan ke pembina irigasi tingkat kecamatan - Perubahan visi

    pembangunan sesuai dengan pemberdayaan

    - Menjaring kebutuhan dengan cara PPKP

    b. Menganalisa kebutuhan petani

    c. Tidak tergantung

    a. Diskusi/dialog melalui pertemuan

    b. Mensosialisasikan teknik PPKP dengan simulasi

    c. Mengklarifikasi kebutuhan petani baik fisik/non fisik

    d. Berimprovisasi

    a. Kualitas dalam pertemuan dilihat dari bagaimana fasilitator membangkitkan diskusi

    b. Peragaan simulasi dilakukan dengan sungguh 2 mirip dengan kenyataan

    c. Kesungguhan menganalisa

    d. Modifikasi disesuaikan dengan daerahnya

    Tingkat Kecamatan/Desa

    a. Menggali informasi kebutuhan petani

    b. Merekapitulasi kebutuhan petani sesuai dengan skala prioritas

    a. Diskusi kelompok b. Diskusi dan kerja sama

    tim

    a. Tim kecamatan sebagai fasilitator dan aktivisi diskusi para petani

    b. Keputusan tim adalah keputusan masyarakat

    P3A/GP3A a. Setiap anggota pengurus organisasi berinisiatif mencari pengetahuan bagaimana mengelola organisasi sesuai kebutuhan mereka

    b. Berinisiatif untuk memahami aspirasi petani

    a. Training, bertanya dan berdialog dengan siapa saja yang dianggap mengerti

    b. Menjadi bagian dari kelompok tani dalam sebuah dialog, bukan menempatkan sebagai birokrat

    a. Frekuensi training tentang keorganisasian (P3A)

    b. Tidak mendominasi dalam pengambilan keputusan

    Petani a. Berinisiatif untuk menghilangkan ketakutan berpendapat

    b. Berinisiatif memahami pentingnya berorganisasi

    a. Dialog kelompok a. Frekuensi berpendapat dalam pertemuan

    b. Menjadi anggota organisasi

    Sedangkan untuk mengetahui hasil persiapan pemberdayaan P3A/GP3A dalam pemberdayaan P3A / GP3A dalam pengelolaan irigasi berdasar peningkatan tolok ukur sebagai tersebut Tabel 2.

    19

  • Tabel 2. Bentuk Pemberdayaan dan Tolok Ukur Hasil Sosialisasi dari Pemberdayaan P3A di masing-masing tingkatan

    Tingkatan Pemberdayaan Pengetahuan dan Tindakan Tolok Ukur Pemberdayaan Dinas Tingkat Kabupaten

    a. Kemampuan memahami dan mensosialisasikan visi pembangunan yang berorientasi pemberdayaan

    b. Mampu mensosialisasikan menjaring kebutuhan petani dengan cara partisipatif dengan alat PPKP (didasarkan atas teknik PRA)

    c. Mampu m e n g a n a l i s i s kebutuhan petani dengan alat PPKP

    d. Mandiri

    a. Dapat menjelaskan kepada orang lain (tingkat kecamatan) dan kritis terhadap kesalahan maupun kebaikan pembangunan masa lalu

    b. Pensosialisasian PPKP dilakukan dengan baik melalui teknik simulasi

    c. Melakukan analisis sederhana dengan klasifikasi, akan lebih baik kalau memiliki alternatif cara sendiri

    d. Mampu merubah apa yang dirasa tidak cocok

    Tingkat Kecamatan/ Desa a. Mampu memerankan sebagai pembantu, pencatat hasil dan

    pemerhati dalam diskusi kelompok ketika menjaring informasi tentang kebutuhan

    b. Mampu membuat rekapitalisasi kebutuhan petani dengan jelas

    c. Mampu menilai fasilitator tingkat kebutuhan

    a. Mengaktifkan diskusi, bukan menggurui atau menyuluh. Mampu membedakan antara menjaring informasi dengan melakukan pengembangan. Setiap aktor memainkan peran dengan baik.

    b. Melaporkan hasil informasi kebutuhan dengan baik dan mudah dimengerti oleh tingkat kabupaten.

    c. Kritis terhadap penyelenggaraan yang asal-asalan.

    Tingkat P3A/GP3A a. Pengurus mampu mengelola organisasi sesuai dengan kompleksitas kebutuhan

    b. Mampu menampung keinginan petani dengan cara partisipatif

    c. Kreatifitas dalam mengatur organisasi

    a. Organisasi berjalan dengan fungsinya dan bukan sekedar keteraturan administrasi

    b. Memimpin petani untuk mengambil keputusannya sendiri.

    c. Kritis terhadap introduksi dari atas jika hal ini dirasa tidak cocok dengan kebutuhan petani

    Petani a. Mampu berpendapat, percaya diri dan argumentatif.

    b. Mampu menggalang kemam puan ekonomi dengan baik

    c. Kreatif dalam memberikan kontrol terhadap organisasi P3A dan Pemerintah

    d. Baik pengurus P3A maupun petani mampu menjadi petandu (petani pemandu) dalam diskusi kelompok (sekurang-kurangnya hal ini tidak harus tergantung pada pengurus P3A)

    a. Kritis terhadap segala macam yang tidak menguntungkan mereka akibat dari introduksi pihak luar yang merugikan

    b. Produksi tanaman ditunjukan dengan baik dan menguntungkan

    c. Petandu yang baik adalah petandu yang dapat membangkitkan diskusi anggota kelompok dan mensarikan keputusan kelompok.

    b. Tolok Ukur Kegiatan Proses Pemberdayaan

    Upaya pemberdayaan P3A/GP3A dalam pengelolaan irigasi dapat ditinjau dari proses dan hasil pemberdayaan berdasarkan tingkatan pemberdayaan dan bentuk pemberdayaan yang dilakukan. Tolok ukur dan bentuk pemberdayaan seperti tersebut pada Tabel 3.

    20

  • Tabel 3. Proses, bentuk dan tolok ukur pemberdayaan P3A/GP3A

    dalam pengelolaan irigasi

    Tingkatan Pemberdayaan

    Bentuk pemberdayaan yang seharusnya dilakukan Tolok ukur proses pemberdayaan

    Dinas PU Pengairan

    - Menyerahkan wewenang O&P Jl sepenuhnya kepada P3A/ GP3A

    - Memfasilitasi proses dialog dalam manajemen sumber daya air

    - Tidak adanya petugas PU di Jl setelah penyerahan

    - Berkurangnya dana OP Pemerintah serta peningkatan kinerja jaringan irigasi besar

    - Keterbukaan dalam alokasi air irigasi.

    Masyarakat petani

    - Memberikan kemudahan dan aksesibilitas dalam perolehan informasi dan sumber daya untuk pelaksanaan manajemen irigasi dan usaha tani

    - Kemudahan untuk menemui petugas - Kemudahan untuk memperoleh

    informasi tentang ketersediaan air irigasi, sarana produksi, teknologi pasca panen maupun pemasaran.

    P3A/GP3A - Melaksanakan O&P sistem jaringan irigasi secara keseluruhan dan mandiri

    - Terdapatnya institusi pengelola sistem irigasi mandiri dengan pembagian kerja yang jelas dalam OP

    - Adanya kesamaan tujuan dan visi antar anggota dalam institusi organisasi P3A/GP3A

    - Tersedianya dana OP dari swa-daya masyarakat

    Petani - Melibatkan petani dalam proses PKPI dan O&P pasca penyerahan

    - danya upaya meningkatkan kapasitas petani

    - Adanya hak dan kewajiban dalam kegiatan OP

    - Adanya pelatihan dan penyuluhan untuk peningkatan keterampilan

    Sedangkan dalam proses pemberdayaan P3A/GP3A dalam pengelolaan irigasi, penilaian manfaat pemberdayaan dapat ditinjau dari hasil pemberdayaan clan tolok ukur keberhasilan pemberdayaan seperti tersebut pada Tabel 4.

    21

  • Tabel 4. Hasil Pemberdayaan dan tolok ukur keberhasilan pemberdayaan P3A/GP3A

    Tingkatan Pemberdayaan

    Hasil pemberdayaan yang seharusnya diperoleh Tolok ukur proses pemberdayaan

    Dinas Pengairan - Pemahaman dan keinginan untuk melakukan manajemen sumberdaya air secara partisipatif

    - Adanya keterbukaan dan dialog dalam penentuan alokasi air

    - Kesedian untuk memberikan bantuan teknis apabila diperlukan/diminta

    Masyarakat petani

    - Adanya kesetaraan kedudukan baik antar organisasi petani maupun antar organisasi dengan Pemerintah

    - Keinginan untuk usaha tani naik

    - Adanya hubungan sepadan dan setara antara pemerintah, dan setiap organisasi petani

    - Meningkatnya kegiatan usaha tani P3A/GP3A - Kegiatan OP secara terorganisasi baik

    - Keinginan untuk membiayai manajemen irigasi

    - Meningkatnya kinerja manajemen irigasi ditampilkan dalam azas keadilan, keteraturan, ketepatan waktu kepuasan petani dan pemanfaatan air.

    - Adanya kemauan petani untuk membiayai OP sistem jaringan.

    Petani - Peningkatan keterlibatan individu petani dalam kegiatan OP

    - Keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan dan pengawasan OP

    - Penurunan intensitas konflik

    Evaluasi kegiatan proses pemberdayaan dapat dilakukan bersama antar pendamping / pemandu / fasilitator bersama P3A/GP3A secara priodik dalam rangka pengembangan dan peningkatan kinerja P3A/GP3A dalam Pengelolaan Irigasi.

    22

  • Gambar 1 : Tingkatan Kelembagaan Petani dalam Usaha Pemberdayaan

    Kelompok Tani Kelompok Tani

    Kelompok Tani Keterangan : : Garis Perintah / Administratif : Garis Koordinasi, Pendampingan dan Fasilitasi

    Fasilitator Pemberdayaan (Fasilitasi)

    Kelembagaan Pemerintahan

    Tingkatan System Irigasi

    Kelembagaan P3A

    Petani-petani Pemilik/Penggarap

    PPA, Petani Pemandu

    Dusun (Informal) Unit - unit Kwarter

    FP3A/ IP3A

    Forum Koordinasi Tk. Kabupaten/ Kelompok Kerja

    (Pokja-Kab)

    Pemerintahan Kabupaten

    Unit - unit Daerah Irigasi

    IP3A/ GP3A

    P3A

    Forum Koordinasi Tk. Daerah Irigasi

    ( FK - DI )

    Pemerintahan Kecamatan

    Unit - unit Sekunder/

    Daerah Irigasi

    Fasilitator/Kelompok Pendamping Lap.

    (KPL)

    Pemerintahan Desa Unit - unit Tersier

    Pada kolom kelembagaan P3A, tergantung situasi lapangan (antara lain wilayah kerja P3A/GP3A/IP3A,FP3A

    P3A : Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) G3PA : Gabungan P3A IP3A : Induk P3A FP3A : Federasi P3A

  • Gambar 3 DIAGRAM PELAKSANAAN METHODE PPKP DALAM KEGIATAN PROFIL SOSIO TEKNIS KELEMBAGAAN ( PSTK )

    persiapan 1. pemberitahuan kegiatan kepada

    pemerintah setempat 2. menentukan waktu dan tempat

    pertemuan bersama pengurus P3A

    kualifikasi peserta : mewakili kelompok petani, (hulu, tengah, hilir), petani

    penggarap,variasi pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan sampingan, dan umur & beberapa pengurus P3A

    Waktu dan tempat : Waktu longgar bagi

    petani, tempat mudah dijangkau, konsentrasi tinggal petani, tempat duduk diatur seperti tapal kuda

    Observasi lapangan 1. bersama pengurus P3A menelusuri

    jaringan. 2. wawacara informal dengan petani

    yang ditemui di lapangan 3. mengisi formulir 1

    data dan informasi yang dicatat dalam formulir 1

    Pembukaan pertemuan

    1. pemandu menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan

    2. pemandu memilih petandu ( yang akan memimpin diskusi ) secara demokratis

    petandu yang baik : rendah hati, menghargai peserta, terbuka, kreatif, tidak menggurui, akrab, santai, tidak memihak

    Pelaksanaan pertemuan 1. inventarisasi permasalahan yang menyangkut

    irigasi, pertanian dan organisasi 2. dibahas usaha pemecahan masalah yang

    ditekankan kepada penggalian potensi petani untuk memecahkannya, bantuan pemerintah (kalau ada) hanya bersifat " stimulan "

    3. disusun skala prioritas pemecahan masalah 4. Gunakan formulir 2

    penyelesaian 1. menyalin formulir 2 ke formulir 3, form PSTK

    menjelaskan temuan namun bukan merubah 2. mengirim formulir 3 dan PSTK ke tim kabupaten

    penutupan pertemuan 1. ditutup oleh pemandu dengan

    ucapan terima kasih. 2. mencoba meluruskan temuan tetapi

    tidak menjanjjikan bantuan Penyusunan skala prioritas : masalah semua petani, segera diatasi terutama dengan potensi petani,

    keberhasilannya cukup besar, serta mendasar bagi masalah

    lain

  • Gambar 4 Diagram Proses Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A

    Propinsi

    Daerah Aliran Sungai

    Kabupaten

    Daerah Irigasi

    Forum Koordinasi Tk. Daerah Irigasi

    Panitia Irigasi Tk. Propinsi

    Panitia Tata Pengelolaan Air

    Panitia Pelaksana Tata Pengelolaan

    Air

    Forum Koordinasi / Panitia Irigasi

    Tk. Kabupaten / POKJA

    Kecamatan

    Unit Sekunder

    Unit Tersier

    ( Penjaga Pintu Air )

    Desa

    Unit Kwarter

    Dusun

    TK. HIDROLOGI PENGUATAN PERWAKILAN PETANI UNSUR PENGAIRAN KOORDINASI TK. ADMI PEMERINTAHAN

    FASE PERSIAPAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN TAHAP KEGIATAN

    Sosialisasi Pelatihan PSTK PPKP

    Sosialisasi Musyawarah

    petani

    Gabungan Induk Forum

    Kelompok Tani Pemakai Air

    Panitia Pelaksana Irigasi Tk. Kecamatan

    Ranting Dinas / Cb. Dinas Kabupaten

    Induk P3A (IP3A)

    Gabungan P3A (GP3A)

    Juru Pengairan

    P3A

    Kelompok Pendamping Lapangan ( KPL )

  • Gambar 5 Urutan Langkah Kegiatan Dalam Pembentukan dan Pengembangan P3A / GP3A

    Orientasi Lapangan Identifikasi secara rinci Kelembagaan

    Petani antara lain dengan PPKP

    Memasyara- katkan Perlunya

    P3A/GP3A

    Identifikasi

    Calon-calon Pengurus

    Bimbingan Calon-calon

    Pengurus

    Penyiapan rancangan AD/ART & Rencana

    Kerja P3A/GP3A

    Rapat Anggota P3A/GP3A

    Persetujuan AD/ ART oleh Kepala

    Desa & Camat

    Identifikasi awal Kelembagaan

    Petani

    Proses Status Badan Hukum GP3A

    Notaris/Pengadilan

    Pengesahan AD/ART &

    Penetapan P3A/GP3A oleh Bupati/Walikota

    Bimbingan dan Latihan O & P Partisipatif KSP/Wira Usaha

    Penyusunan Ren-cana kegiatan O&P

    Partisipasi/KSP/ Wira Usaha

    P3A/GP3A tercatat/ BH dan siap untuk mengelola Irigasi

    P3A/GP3A mengelola

    Irigasi

    Pengembangan P3A/GP3A oleh Institusi terkait

    PROSES PEMBENTUKAN DAN ATAU PENGEMBANGAN P3A/GP3A TAHAP PERSIAPAN

  • KEGIATAN PROFIL SOSIO TEKNIS KLB ( PSTK ) ANTARA LAIN DENGAN METHODE PPKP

    No

    GP3A/P3A Pendamping/ Pemandu / Fasilitator

    Forum Koordinasi Tk. DI

    Forum Koordinasi Tk. Kab. (Pokja)

    Bupati / KDH

    Institusi *) Terkait

    1

    Konsolidasi fasilitator , pembuatan rencana kerja PSTK dengan PPKP dan penyampaian rencana tersebut kepada P3A / GP3A dan Forum Koordinasi DI dengan tembusan ke Forum Koordinasi Tk. Kabupaten ( Pokja ).

    2 Melakukan kunjungan ke P3A / GP3A dan penetapan peserta PST. Selanjutnya bersama P3A / GP3A melakukan PSTK antara lain berupa inventarisasi dan penentuan skala prioritas masalah yang perlu segera ditangani atas prinsip pemberdayaan masyarakat

    3 Berdasar hasil tersebut di atas, bersama P3A / GP3A dan Forum Koordinasi Tk. Daerah Irigasi menyusun program kegiatan lanjutan dan laporan hasil PSTK

    4 Menyampaikan hasil PSTK kepada Forum Koordinasi Tk. Kabupaten, Forum Koordinasi Tk. DI dan institusi terkait

    InstitusiJenis Kegiatan

    Keterangan : Pelaksana Terkait *) Termasuk Kepala Desa

    - Garis Horizontal menunjukkan garis koordinasi dan vertikal menunjukkan garis kesinambungan - Harapan dalam 1 - 2 tahun GP3A/P3A menjadi pelaksana, dan Pendamping / Fasilitator menjadi peserta

  • KEGIATAN KUNJUNGAN PENDAMPING/PEMANDU/FASILITATOR DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN P3A/ GP3A

    No GP3A/P3A Pendamping/

    Pemandu / Fasilitator

    Forum Koordinasi Tk. DI

    Forum Koordinasi Tk. Kab. (Pokja)

    Institusi *) Terkait

    1

    Menyusun rencana kunjungan dalam satu musim tanam

    InstitusiJenis Kegiatan

    2 Menyampaikan jadwal & rencana kunjungan ke GP3A/P3A Forum Koordinasi Tk. DI dan Institusi Terkait (a.l. Kepala Desa)

    3 Melaksanakan kunjungan untuk pemberdayaan P3A / GP3A bersama institusi terkait. (a.l. Kepala Desa)

    4 Membuat laporan pelaksanaan kunjungan dan disampaikan kepada Forum Koordinasi Tk. DI dan P3A / GP3A (Untuk kasus tertentu / sangat penting, juga dilaporkan kepada institusi yang terkait dengan masalahnya).

    Keterangan : Pelaksana Terkait *) Termasuk Kepala Desa

    - Garis Horizontal menunjukkan garis koordinasi dan vertikal menunjukkan garis kesinambungan - Harapan dalam 1 - 2 tahun GP3A/P3A menjadi pelaksana, dan Pendamping / Fasilitator menjadi peserta

  • No GP3A/P3A Pendamping/

    Pemandu / Fasilitator

    Forum Koordinasi Tk. DI

    Forum Koordinasi Tk. Kab. (Pokja)

    Institusi *) Terkait

    1

    Menyusun rencana pelaksanaan penelusuran

    KEGIATAN PENELUSURAN JARINGAN IRIGASI OLEH PENDAMPING / PEMANDU / FASILITATOR DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN P3A/ GP3A

    2 Menghubungi Ka Desa, untuk diajak melakukan penelusuran

    3 Melakukan penelusuran bersama GP3A / P3A dan Kepala Desa

    4 Membahas hasil penelusuran dan menyusun rencana kerja OF Jaringan Irigasi Pedesaan untuk satu musim tanam. Untuk penelusuran awal MH, dibuat usulan bantuan perbaikan yang di luar kernampuan petani untuk menanganinya (kalau ada)

    5 Membuat laporan hasil penelusuran untuk Forum Koordinasi Tk. Dl

    6 Membantu P3A menyusun rencana kerja atas dasar hasil penelusuran

    Keterangan : Pelaksana Terkait *) Termasuk Kepala Desa

    - Garis Horizontal menunjukkan garis koordinasi dan vertikal menunjukkan garis kesinambungan - Harapan dalam 1 - 2 tahun GP3A/P3A menjadi pelaksana, dan Pendamping / Fasilitator menjadi peserta

    InstitusiJenis Kegiatan

  • Lampiran 4

    LAPORAN PENELUSURAN JARINGAN IRIGASI TAHUNAN OLEH P3A / GP3A DALAM KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN IRIGASI

    A. Informasi dasar Jaringan Irigasi : .................. Desa : ....................... Luas Areal : .................. Kecamatan : ....................... P3A : .................. Tanggal Penelusuran : ....................... B. Indikator OP

    Tahun terakhir -s.d

    panen bulan .............

    Tahun sebelumnya Penjelasan

    1 Pembagian air secara adil dan merata baik / cukup / kurang baik / cukup / kurang

    2 Kondisi saluran baik / cukup / kurang baik / cukup / kurang

    3 Kondisi bangunan utama baik / cukup / kurang baik / cukup / kurang

    4 Kondisi bangunan lain (jumlah buah per kategori)

    baik / cukup / kurang

    ( / / )

    baik / cukup / kurang

    ( / / )

    5 Perbaikan oleh P3A (nilai rupiah ha)

    6 Intensitas tanam (%) dalam 1 tahun

    7 Produksi padi rata-rata (ton/ha)

    C. Masalah dalam Operasi dan Pemeliharaan

    1. Urutan Prioritas 2. Uraian Masalah 3. Cara pemecahan

    1. 2. 3.

    D. Tanda tangan pelaksana penelusuran

    ............................................ Ketua P3A

    ............................................ Ketua blok hulu

    ............................................ ............................................ Juru Pengairan/Fasilitator

    ............................................ Diketahui Kepala Desa

    Pelaksana teknis/ulu-ulu

    ............................................ Ketua blok hilir

  • BIMBINGAN TEKNIS DAN PEMBERIAN BANTUAN UNTUK PERBAIKAN JARINGAN DILUAR KEMAMPUAN PETANI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN P3A/ GP3A

    No GP3A/P3A Pendamping/

    Pemandu / Fasilitator

    Forum Koordinasi Tk. DI

    Forum Koordinasi Tk. Kab.(Pokja)

    Bupati Institusi *) Terkait lainnya

    1

    Pengurus P3A mengajukan permintaan tertulis kepada Bupati dengan diketahui oleh Kepala Desa. Tembusan kepada anggota Forum Koordinasi Tk. Kabupaten (c.q. Dinas PU Pengairan)

    InstitusiJenis Kegiatan

    2 Pembahasan permintaan bantuan ditingkat Kabupaten (Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten).

    3 Jawaban Bupati kepada P3A dengan tembusan ke Kepala Desa, Camat dan Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten.

    4 Bila permintaan dipenuhi, P3A mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa didampingi oleh Pendamping / Pemandu / Fasilitator

    5 Pelaksanaan perbaikan oleh P3A dengan dibimbing oleh unsur Dinas PU Pengairan serta didampingi fasilitator.

    Keterangan : Pelaksana Terkait *) Termasuk Kepala Desa

    - Garis Horizontal menunjukkan garis koordinasi dan vertikal menunjukkan garis kesinambungan - Harapan dalam 1 - 2 tahun GP3A/P3A menjadi pelaksana, dan Pendamping / Fasilitator menjadi peserta

  • No GP3A/P3A Pendamping/

    Pemandu / Fasilitator

    Forum Koordinasi Tk. DI

    Forum Koordinasi Tk. Kab.(Pokja)

    Bupati KDH

    Institusi *) Terkait lainnya

    1 Dengan diketahui Kepala Desa, P3A / GP3A membuat laporan tertulis dan permohonan bantuan kepada bupati dengan tembusan ke Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten dan pendamping/pemandu/fasilitator.

    BIMBINGAN TEKNIS DAN PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA ALAM DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN P3A / GP3A

    2 Forum Koordinasi tingkat kabupaten membahas isi laporan dan membentuk tim untuk pengecekan lapangan yang terdiri dari unsur Forum Koordinasi Tingkat Kabu-paten (c.q. Dinas PU Pengairan). Tim bersama Kepala Desa, pengurus P3A dan pendamping/pemandu/ fasilitator melakukan pengecekan lapangan

    3 Pembuatan laporan hasil pengecekan lapangan oleh Tim dan penyampaian laporan tersebut kepada Bupati. Bupati membahas hasil temuan lapangan besar Forum Koordinasi Tingkat Kabupaten dan memutuskan di setujui/tidaknya permohonan bantuan.

    4 Apabila disetujui, disusun jadwal dan rencana kerja per baikan oleh P3A bersama Dines PU Pengairan disertai pendamping/pemandu/fasilitator.

    5 Pelaksanaan pekerjaan sejauh mungkin oleh P3A dengan bimbingan teknis Dinas PU Pengairan serta pendampingnya oleh fasilitator.

    Keterangan : Pelaksana Terkait *) Termasuk Kepala Desa

    - Garis Horizontal menunjukkan garis koordinasi dan vertikal menunjukkan garis kesinambungan - Harapan dalam 1 - 2 tahun GP3A/P3A menjadi pelaksana, dan Pendamping / Fasilitator menjadi peserta

    InstitusiJenis Kegiatan

  • PEDOMAN UMUM

    PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR ( P3A )

    ( Pedoman Untuk Pendamping/Pemandu/Fasilitator )