PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

22
PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERAH Oleh I Gusti Putu Artha

description

PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha. TAHAP PERSIAPAN. a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan; b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah; - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Page 1: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

PEDOMAN PELAKSANAANTAHAPAN DAN PENCALONAN

PEMILU KEPALA DAERAH

OlehI Gusti Putu Artha

Page 2: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

TAHAP PERSIAPAN a. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah

mengenai berakhirnya masa jabatan; b. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD

mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah;

c. Perencanaam penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah;

d. Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS dan KPPS;

e. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau.

1

Page 3: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

TAHAP PELAKSANAAN

a. Penetapan daftar pemilih; b. Pendaftaran dan Penetapan calon kepala

daerah/wakil kepala daerah; c. Kampanye; d. Pemungutan suara; e. Penghitungan suara; dan f. Penetapan pasangan calon kepala

daerah/wakil kepala daerah terpilih, pengesahan, dan pelantikan.

Page 4: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

8 ATAU 6 BULAN?

Tahapan, jadwal dan program, KPU, DPRD, dan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, agar mengacu kepada ketentuan UU Nomor 22 Tahun 2007 pasal 42 ayat (3) yang berbunyi ‘’PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam) bulan sebelum penyelenggaraan Pemilu dan dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara’’. Tahapan pembentukan PPK ini dimaknai sebagai tahapan Pemilu Kepala Daerah dimulai.

Page 5: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Berkenaan dengan pemberitahuan masa jabatan kepala daerah berakhir sesuai dengan UU Nomor 32 Tahun 2004 dan PP 6 Tahun 2005 dimaknai sebagai bagian dari etika pemerintahaan. Argumentasinya adalah, UU Nomor 22 Tahun 2007 kedudukan hukumnya lebih tinggi dibandingkan Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun 2005 dan dikeluarkan belakangan. Begitu pula, pasal 235 UU Nomor 12 Tahun 2008 yang memberi perintah penggabungan jadwal Pemilu KDH yang rentang waktunya 90 hari, secara otomatis menggugurkan ketentuan UU 32 Tahun 2004. Dengan demikian, secara yuridis aturan hukum yang lebih tinggi dan terbaru yang menjadi rujukan.

Page 6: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

• Tahapan 8 (delapan) bulan, dimaksudkan untuk mengakomodasi tahap verifikasi calon perseorangan, kemungkinan Pemilu Kepala Daerah berlangsung dua putaran serta antisipasi pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi yang berpeluang merekomenasikan pemungutan suara ulang. Oleh karena itu, KPU Provinsi/Kabupaten/Kota agar berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah agar memfasilitasi kebutuhan anggaran sesuai dengan tahapan tersebut.

Page 7: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

PRINSIP PENYUSUNAN TAHAPAN Jangan sampai masa jabatan kepala daerah

berakhir, tahapan masih berjalan, shg ditunjuk plt.

Jadwal disusun lebih fleksibel shg tidak berpotensi terjadi pelanggaran jadwal.

Memperhitungkan potensi putaran II, serta ekskusi putusan MK dalam bentuk pemungutan suara ulang.

Pilkada Bupati/Walikota, H-162, H putaran I, H+78

Page 8: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Pilkada Gubernur H-156, H Putaran I, H+84.Setelah hari H putaran I berturut-turut unsur

tahapan terdiri atas : rekap PPK (3), rekap Kab/kota(3), rekap prov (3), uji publik(3), PHP Pilkada (14), pleno pasca MK (3), kampanye tahap II (3), masa tenang (3). Total 36 hari.

Setelah putaran II, berturut-turut tahapan terdiri atas: rekap PPK (3), rekap Kab/kota(3), rekap prov (3), uji publik(3), Penyerahan hasil Pemilu KDH ke DPRD (3), PHP Pilkada (14), pleno pasca MK (3), proses administrasi di Mendagri (14), Pelantikan (1). Total 48.

Page 9: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

ALUR PENCALONAN PENYERAHANDUKUNGAN

PERSEORANGAN KE KPU

PROV/KAB/KOTA H-24/31

PENYERAHAN DUKUNGAN

PERSEORANGANKE PPS

Sd H-21/H-28

VERIFIKASIADMINISTRASI

DI PPSH-21/28 sd.

H-18/25

VERIFIKASI FAKTUAL DI PPSH-17/24

sd H-8/15

VERIFIKASIDI PPK

H-7/H-14sd H/H-8

VERIFIKASI DI KPU KAB/KOTA

H-7 sd H(PILGUB)

Page 10: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

PENELITIANBERKASH+8 sdH+14

PERBAIKAN BERKAS

OLEH CALONH+15 sd H+21

PENELITIANBERKASTAHAP II

H+22 sd H+28

RAPATPLENO

PENETAPANCALON

PENDAFTARANCALON

H sd H+7

Page 11: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

SYARAT PENCALONAN Tolak pendaftaran, partai politik atau gabungan partai

politik , apabila tidak memenuhi sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPRD atau perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum 2009.

Fokus perhatian adalah pemenuhan syarat jumlah dukungan formal partai politik atau gabungan partai politik. Bahwa terdapat kepengurusan ganda partai politik atau ada sebuah partai politik mengajukan lebih dari satu pasangan calon, pada saat proses verifikasi administrasi dilakukan eksekusi.

Page 12: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

KPU Kabupaten/Kota wajib memerintahkan PPS memverifikasi dukungan calon perseorangan, apabila setelah dihitung pada saat penyerahan bukti dukungan di KPU Kabupaten/Kota, pasangan calon tidak memenuhi persyaratan perolehan jumlah minimal dukungan.

Pendaftaran pasangan calon perseorangan diterima, apabila setelah dihitung pada saat penyerahan bukti dukungan berupa hasil rekapitulasi berita acara verifikasi di tingkat PPK, jumlahnya kurang dari ketentuan undang-undang.

Page 13: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Ketentuan pasal 60 ayat (3a) UU Nomor 12 Tahun 2008, salah satunya tentang perbaikan syarat dukungan calon perseorangan dimaksudkan apabila calon perseorangan ketika rekap di PPK dukungan tidak mencukupi, dimungkinkan menambah dukungan dan diverifikasi kembali sesuai ketentuan yang berlaku.

Sejak dimulainya proses verifikasi bukti dukungan di PPS, apabila salah seorang atau pasangan calon perseorangan berhalangan tetap atau mengundurkan diri, maka proses pencalonan pasangan calon tersebut dinyatakan gugur dan tidak memenuhi syarat, serta tidak dapat digantikan dengan salah seorang atau pasangan calon lain.

Page 14: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Incumbent tidak mundur dari jabatan, hanya cuti pada hari kampanye.

Bukti mundur dari jabatan struktural dan fungsional tidak dalam bentuk SK pemberhentian, tetapi dilengkapi surat bukti bahwa permintaan mundur telah diterima atasan dan akan diteruskan.

Calon tidak dapat memeriksakan kesehatan di RS lain sebagai pembanding. Cek kesehatan bersifat final mengikat.

Pemeriksaan keabsahan dokumen pencalonan (termasuk ijazah) pada tingkat kebenaran formal. Menyangkut kebenaran material diserahkan kepada putusan hukum yang final dan mengikat.

Page 15: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

TELAH MENJABAT DUA KALI

Berturut-turut maupun tidakDi kabupaten/kota yang sama atau yang

wilayah administrasinya berbeda.Dipilih sekali masa jabatan dalam pemilihan

tidak langsung dan sekali masa jabatan dalam pemilihan kepala daerah langsung;

Termasuk dalam salah satu masa jabatannya itu diperoleh karena menggantikan Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah sebelumnya yang berhalangan tetap;

Page 16: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

Menjabat sebagai bupati dalam dua kali masa jabatan dan oleh karena itu tidak memenuhi syarat untuk mendaftar kembali sebagai walikota, atau sebaliknya;

Menjabat sebagai wakil bupati dalam dua kali masa jabatan dan oleh karena itu tidak memenuhi syarat untuk mendaftar sebagai wakil walikota, atau sebaliknya;

Dihitung sekali jabatan apabila menjabat minimal 2,5 tahun.

Page 17: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

TMS ADMINISTRASI DI PPSPendukung menarik kembali dukunganDukungan ganda gugur di semua pasangan calon. Identitas kependudukan tidak berlaku lagi. Tidak terdapat tanda tangan pendukung.Nomor kartu tanda penduduk atau surat domisili

ditemukan berulang-ulang dan nomornya sama.Tidak berisi meterai seluruh dukungan gugur.Tidak berisi tanda tangan basah sepasang atau

salah seorang pasangan calon, seluruh dukungan gugur.

Page 18: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

• Tidak terdapat paraf, pendukung di halaman yang tidak terdapat paraf gugur.

• Tidak berisi lampiran identitas kependudukan, pendukung dicoret.

• Nama pendukung dan fotokopi identitas kependudukan berbeda siginifikan.

• Alamat desa/kelurahan yang berbeda dengan lokasi PPS tempat dukungan itu diverifikasi,

Page 19: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

TMS FAKTUAL DI PPS Metode sensus dan kolektif. Kolektif berkoordinasi dengan tim kampanye pasangan calon di desa

tersebut untuk menghadirkan seluruh pendukung di desa/kelurahan itu untuk hadir di lokasi tertentu pada waktu tertentu untuk dicek kebenaran dukungannya secara kolektif.

Jika tim kampanye pasangan calon tidak dapat menghadirkan pendukung sesuai dengan permintaan PPS, maka yang diverifikasi faktual adalah pendukung yang hadir.

Pendukung yang belum hadir pada verifikasi faktual kolektif, diberikan kesempatan untuk datang langsung ke petugas PPS untuk membuktikan dukungannya paling lambat 3 (tiga) hari sebelum batas akhir verifikasi.

Apabila dalam daftar nama pendukung ternyata terdapat nama pendukung yang menyatakan tidak memberikan dukungan kepada bakal pasangan calon, pendukung yang bersangkutan mengisi formulir.

Page 20: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

VERIFIKASI DI PPK

Verifikasi untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan lebih dari 1 (satu) bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan.

Paling lama 7 hari. PPK meneliti kembali kemungkinan adanya syarat

administrasi dukungan yang terlewatkan ketika dilakukan proses verifikasi oleh PPS.

Page 21: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

PENAMBAHAN DUKUNGAN PERSEORANGAN

dukungan yang ditambahkan pada masa perbaikan berkas maksimal dua kali lipat jumlah kekurangan dukungan sesuai dengan batas minimal.• surat dukungan diserahkan paling lambat 7

(tujuh) hari setelah surat pemberitahuan perbaikan berkas diterima. • dukungan yang ditambahkan adalah pendukung

baru yang belum memberikan dukungan sebelumnya kepada pasangan calon manapun.

Page 22: PEDOMAN PELAKSANAAN TAHAPAN DAN PENCALONAN PEMILU KEPALA DAERA H Oleh I Gusti Putu Artha

pasangan calon dapat menentukan desa/kelurahan dan kecamatan yang menjadi basis untuk menambah dukungan.

KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dibantu dengan PPK dan PPS setempat melakukan verifikasi terhadap tambahan dukungan dimaksud dengan metode kolektif berkoordinasi dengan pasangan calon, paling lama 14 (empat belas) hari sejak diterimanya tambahan dukungan dimaksud.KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota merekapitulasi jumlah dukungan yang memenuhi syarat administrasi dan faktual dan dituangkan dalam berita acara verifikasi.hasil rekapitulasi dukungan.