Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW KOLAKA – SULAWESI TENGGARA KERANGKA ACUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN INTAKE & SANDTRAP PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW DI DESA TAMBOLI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA 1. LATAR BELAKANG Bangunan bendung, pengambilan dan bak perangkap pasir terletak di sungai Tamboli desa Tamboli kecamatan Samaturu kabupaten Kolaka propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi bendungan dipilih bersamaan dengan bangunan lain seperti bangunan pengambilan, perangkap pasir dan saluran penghantar dengan mengacu pada elevasi air yang dibutuhkan. Bendungan PLTA tamboli merupakan bendung gerak yang dibangun melintang terhadap sungai tamboli. Lebar sungai rata-rata 18 meter berpenampang “V” dengan kemiringan rata-rata tebing disebelah kanan 60 dan disebelah kiri 45. Disekitar lokasi bendung terdiri dari tanah berbatu, yang diantaranya berupa batuan boulder dan batuan susun dan ditutupi oleh hutan. Adapun luas daerah aliran sungai yaitu 231,115 km2 dengan curah hujan tahunan rata-rata 1816,5 mm/tahun. Debit rata-rata sungai tamboli adalah 11,2 m 3 /s dan debit banjir rencana 100 tahunan sebesar 500 m 3 /s. Dengan debit banjir yang cukup besar sehingga dipilih bendung gerak agar mampu menanggulangi debit yang besar pada saat terjadi banjir. Secara umum lay-out sistem PLTA Tamboli adalah pembangkit listrik dengan tipe kombinasi antara Run-of-the River yaitu tipe pembangkit yang mengambil air dari sungai dengan cara dibendung menggunakan tubuh bendung yang dirancang dari 1

description

s

Transcript of Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

Page 1: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

KERANGKA ACUAN KERJAOPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN INTAKE & SANDTRAP

PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW DI DESA TAMBOLI KABUPATEN KOLAKASULAWESI TENGGARA

1. LATAR BELAKANG

Bangunan bendung, pengambilan dan bak perangkap pasir terletak di sungai Tamboli

desa Tamboli kecamatan Samaturu kabupaten Kolaka propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi

bendungan dipilih bersamaan dengan bangunan lain seperti bangunan pengambilan,

perangkap pasir dan saluran penghantar dengan mengacu pada elevasi air yang dibutuhkan.

Bendungan PLTA tamboli merupakan bendung gerak yang dibangun melintang terhadap

sungai tamboli. Lebar sungai rata-rata 18 meter berpenampang “V” dengan kemiringan rata-

rata tebing disebelah kanan 60 dan disebelah kiri 45. Disekitar lokasi bendung terdiri dari

tanah berbatu, yang diantaranya berupa batuan boulder dan batuan susun dan ditutupi oleh

hutan. Adapun luas daerah aliran sungai yaitu 231,115 km2 dengan curah hujan tahunan rata-

rata 1816,5 mm/tahun. Debit rata-rata sungai tamboli adalah 11,2 m3/s dan debit banjir

rencana 100 tahunan sebesar 500 m3/s. Dengan debit banjir yang cukup besar sehingga

dipilih bendung gerak agar mampu menanggulangi debit yang besar pada saat terjadi banjir.

Secara umum lay-out sistem PLTA Tamboli adalah pembangkit listrik dengan tipe

kombinasi antara Run-of-the River yaitu tipe pembangkit yang mengambil air dari sungai

dengan cara dibendung menggunakan tubuh bendung yang dirancang dari pasangan beton

bertulang dan pintu-pintu baja. Air akan masuk ke saluran penghantar untuk kemudian

ditampung di kolam penampung (Headpond) yang akan masuk ke pipa pesat untuk

menggerakan turbin. Komponen sistem PLTA Tamboli tersebut terdiri dari bangunan

Bendung (weir), Pengambilan (intake), Saluran Pengarah, Bak Pengendap Pasir (sandtrap),

Saluran Pelimpah (spillway), Saluran Pembawa (waterway), Bak Penenang (headpond), Pipa

Pesat (penstock), Rumah Pembangkit (power house) dan Saluran Pembuangan Akhir (tail

race).

Bangunan Bendung merupakan bangunan utama yang terletak di samping pengambilan

yang menggunakan 5 pintu angkat baja berukuran 5,5m x 4,5 m dengan pemisah pilar beton

berukuran lebar 2 m untuk mengatur debit air yang masuk ke dalam bangunan pengambilan

dan menjaga agar permukaan air pada bagian hulu dari pengambilan tetap terjaga pada

1

Page 2: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

elevasi tertentu. Elevasi puncak pintu bendung adalah + 303,5 m dpl dan elevasi puncak pilar

+306,6 m dpl. Bangunan bendung juga dilengkapi dengan bangunan pembilas dengan lebar

3,5 m dengan menggunakan pintu angkat baja setinggi 4,5 m. Semua pintu direncanakan

diangkat secara otomatis dengan pengangkat pintu terletak 6 meter diatas pilar sehingga

mampu menggangkat pintu hingga keluar dari pilar bila ada perbaikan.

Bangunan Pengambilan (Intake) merupakan bangunan pemasok air menuju saluran

penghantar, bak pengendap pasir, saluran pembawa dan ditampung di kolam penenang.

Bangunan ini dilengkapi dengan 2 slide gate baja yang dioperasikan secara vertikal. Masing-

masing pintu dilengkapi dengan saringan sampah (trashrack). Pengoperasian dilakukan

secara ketat untuk menjaga pasokan air di headpond tercukupi sehingga turbin dapat bekerja

sesuai fungsinya.

Saluran Pengarah digunakan untuk mengarahkan air pada saat keluar dari intake menuju

perangkap pasir (Sandtrap). Jenis Saluran Pengarah yang direncanakan adalah saluran

terbuka (open channel) mengingat kondisi topografi PLTA Tamboli yang relatif landai.

Bangunan Pengendap Pasir (sandtrap) diperlukan untuk mengendapkan sedimen layang

dan sedimen dasar sebelum air masuk ke saluran pembawa (waterway) dengan spesifikasi

panjang bangunan 44 m dengan kemiringan dasar saluran 1 : 25 dan lebar bangunan 12 m.

Sandtrap dilengkapi Pembilas (flushing) dengan pintu angkat baja setinggi 1,5 m dengan

lebar 1 m. Sandtrap berfungsi mencegah masuknya bahan-bahan endapan ke saluran

pembawa. Ukuran partikel minimum yang masih dapat diendapkan adalah 0,25 mm.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1. Maksud

Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan

berdasarkan kegiatan hasil desain dan konstruksi sehingga pemenuhan kebutuhan air untuk

menggerakkan turbin dapat dicapai sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan.

2.2. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan perawatan bangunan sehingga bangunan dapat

berfungsi sesuai dengan fungsinya serta dapat mencapai umur operasi semaksimal

mungkin.

2

Page 3: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Pengumpulan Data dan Informasi

Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan

pelengkapnya, meliputi :

1) Peta wilayah kerja PLTA (terlampir)

2) Peta daerah PLTA (terlampir)

3) General layout PLTA tamboli (terlampir)

4) Skema rencana penggunaan air (terlampir)

5) Data debit sungai (terlampir)

3.2. Persyaratan

3.2.1. Operasi

Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan bangunan penunjang bendung

(pembilas, pengambilan dan pengendap pasir) dapat terlaksana dengan baik disyaratkan

hal-hal berikut :

1) Kondisi pintu dapat dioperasikan dengan baik.

2) Instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat daun pintu dapat berfungsi dengan baik.

3) Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan

fungsi dan manfaat pintu.

4) Operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.

5) Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung gerak

manual, elektrikal dan mekanikal.

3.2.2. Pemeliharaan

Persyaratan pemeliharaan adalah sebagai berikut :

1) Bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan

pemeliharaan.

2) Bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab.

4) Fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi.

3

Page 4: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

3.3. Operasi

3.3.1. Bangunan Pengambilan

Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan untuk mengatur air yang masuk

ke dalam saluran, mencegah endapan masuk ke dalam saluran, dan mencegah air banjir

masuk ke dalam saluran. Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir

akan menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir

atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup. Adapun

yang perlu diperhatikan yaitu:

1) Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau

elevasi yang telah ditetapkan.

2) Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas.

3) Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim

banjir.

4) Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan.

5) Karena pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung

tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang

diperbaiki.

6) Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan

pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.

7) Karena di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampah

dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.

Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan,

pola pengoperasian adalah sebagai berikut :

1) Pada musim kemarau atau debit normal.

Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil, maka dilakukan operasi

kolam tenang (still pond regulation). Pada cara ini, pintu pembilas ditutup dan air

dialirkan melalui bangunan pengambilan (intake) sehingga endapan yang ada akan

masuk ke bangunan Perangkap Pasir (sandtrap). Dengan demikian endapan pada

bendung akan relatif kecil dan tidak memerlukan pembilasan. Namun apabila pada

pembilas bendung (flushing) harus dilakukan pembilasan yaitu dengan ketinggian

endapan 30 sampai 50 cm dibawah ambang Pengambilan (intake), maka dilakukan

4

Page 5: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

dengan menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas bendung (flushing

gate). Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit sisa

dari pembilasan dialirkan melalui bendung gerak (spillway bay), dengan membuka

semua pintu bendung gerak sama besar atau dibiarkan melimpah melalui puncak

pintu bendung. Apabila ada endapan dimuka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu

tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan. Setelah selesai pembilasan,

pintu pembilas ditutup dan pintu pengambilan dibuka kembali.

2) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan periode 20 tahun.

Pada musim banjir kecil, dilakukan operasi kolam semi tenang. Pada cara ini

kelebihan air dialirkan ke hilir bendung melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian.

Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua

lapisan. Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan

lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi

ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan

melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-

kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi

pengendapan di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah

endapan terus menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang

dilakukan pada cara operasi kolam tenang.

3) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun.

Pada saat ini dilakukan Operasi Pengaliran Terbuka, yaitu semua pintu (pintu

bendung dan pintu bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup.

Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu

pengambilan dibuka lagi dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil

seperti diterangkan terdahulu.

3.3.2. Perangkap Pasir

Dua cara pengoperasian Perangkap Pasir (Sandtrap) sebagai berikut :

1) Pengurasan Berkala

Pengurasan berkala dilakukan pada saat terjadi pengendapan di Perangkap Pasir. Pada

saat ini, kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada

5

Page 6: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

saat endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaan ini

Perangkap Pasir harus dikuras.

Operasi dilakukan dengan cara berikut :

a) Pintu saluran ditutup menggunakan stop log dengan demikian pengaliran di

Perangkap Pasir terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama

dengan permukaan air di hulu bendung.

b) Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang masuk

sama dengan debit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,2 dari debit

rencana), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.

c) Dengan urutan seperti itu permukaan air di Perangkap Pasir turun dan air mulai

masuk ke Perangkap Pasir sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan.

Akibat kecepatan air endapan di dasar Perangkap Pasir mulai terkuras. Setelah

pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di Perangkap Pasir

kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu

pengambilan dibuka penuh dan setelah itu stoplog pada saluran dibuka kembali.

2) Pengurasan terus-menerus

Pada Perangkap Pasir endapan tidak dibiarkan mengendap melainkan dikuras terus

menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung Penangkap Pasir. Oleh

karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan harus lebih besar,

sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi

operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan

dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapat diadakan

pengurasan berkala. Agar di saat banjir air dari hilir bendung tidak masuk ke dalam

Perangkap Pasir melalui pintu penguras, maka dasar Perangkap Pasir dibuat lebih

tinggi dari muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir bendung lebih

tinggi dari dasar Penangkap Pasir, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran

air ke saluran dihentikan.

3.4. Pemeliharaan

3.4.1. Pengamanan dan Pencegahan

Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi dan

atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :

6

Page 7: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu

2) Menghalau binatang (sapi dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran

3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau

rambu-rambu peringatan

3.4.2. Kegiatan Perawatan

Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan,

tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan perawatan, meliputi :

1) Perawatan Rutin

Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti serta dilaksanakan

setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan utama dan bangunan penunjang

bendung meliputi :

a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus dipotong

atau dibersihkan

b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok,

batang/ranting pohon, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran

harus dibersihkan

c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing saluran,

bila akan menimbulkan bocoran/ mengganggu aliran harus segera diperbaiki.

d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus

dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran.

e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.

2) Perawatan Berkala

Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan

secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung dilakukan sebagai

berikut :

a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan

normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan

b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun

sekali harus di cat kembali

c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan

7

Page 8: Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW

KOLAKA – SULAWESI TENGGARA

d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus dibongkar

atau dibersihkan

3.4.3. Kegiatan Perbaikan

Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan.

Kegiatan perbaikan, meliputi :

1) Perbaikan Darurat

Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan

dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya

rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia;

misal: tanggul jebol, pintu air macet.

2) Perbaikan Permanen

Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi

dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat

maupun memperbaiki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan

dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen. Kegiatan

permanen meliputi :

a) Tanggul longsor cukup berat

b) Tanggul bocor cukup berat

c) Sayap bangunan patah cukup berat

d) Koperan bangunan patah

e) Pintu air rusak berat

f) Pelindung talud runtuh

3.4.4. Kegiatan Penggantian

Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian

komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi

dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :

a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat

b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru

c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu

diganti yang baru.

8