Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan
-
Upload
octatheweel -
Category
Documents
-
view
91 -
download
7
description
Transcript of Pedoman Operasi Pengambilan Dan Pembuangan
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
KERANGKA ACUAN KERJAOPERASI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN INTAKE & SANDTRAP
PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW DI DESA TAMBOLI KABUPATEN KOLAKASULAWESI TENGGARA
1. LATAR BELAKANG
Bangunan bendung, pengambilan dan bak perangkap pasir terletak di sungai Tamboli
desa Tamboli kecamatan Samaturu kabupaten Kolaka propinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi
bendungan dipilih bersamaan dengan bangunan lain seperti bangunan pengambilan,
perangkap pasir dan saluran penghantar dengan mengacu pada elevasi air yang dibutuhkan.
Bendungan PLTA tamboli merupakan bendung gerak yang dibangun melintang terhadap
sungai tamboli. Lebar sungai rata-rata 18 meter berpenampang “V” dengan kemiringan rata-
rata tebing disebelah kanan 60 dan disebelah kiri 45. Disekitar lokasi bendung terdiri dari
tanah berbatu, yang diantaranya berupa batuan boulder dan batuan susun dan ditutupi oleh
hutan. Adapun luas daerah aliran sungai yaitu 231,115 km2 dengan curah hujan tahunan rata-
rata 1816,5 mm/tahun. Debit rata-rata sungai tamboli adalah 11,2 m3/s dan debit banjir
rencana 100 tahunan sebesar 500 m3/s. Dengan debit banjir yang cukup besar sehingga
dipilih bendung gerak agar mampu menanggulangi debit yang besar pada saat terjadi banjir.
Secara umum lay-out sistem PLTA Tamboli adalah pembangkit listrik dengan tipe
kombinasi antara Run-of-the River yaitu tipe pembangkit yang mengambil air dari sungai
dengan cara dibendung menggunakan tubuh bendung yang dirancang dari pasangan beton
bertulang dan pintu-pintu baja. Air akan masuk ke saluran penghantar untuk kemudian
ditampung di kolam penampung (Headpond) yang akan masuk ke pipa pesat untuk
menggerakan turbin. Komponen sistem PLTA Tamboli tersebut terdiri dari bangunan
Bendung (weir), Pengambilan (intake), Saluran Pengarah, Bak Pengendap Pasir (sandtrap),
Saluran Pelimpah (spillway), Saluran Pembawa (waterway), Bak Penenang (headpond), Pipa
Pesat (penstock), Rumah Pembangkit (power house) dan Saluran Pembuangan Akhir (tail
race).
Bangunan Bendung merupakan bangunan utama yang terletak di samping pengambilan
yang menggunakan 5 pintu angkat baja berukuran 5,5m x 4,5 m dengan pemisah pilar beton
berukuran lebar 2 m untuk mengatur debit air yang masuk ke dalam bangunan pengambilan
dan menjaga agar permukaan air pada bagian hulu dari pengambilan tetap terjaga pada
1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
elevasi tertentu. Elevasi puncak pintu bendung adalah + 303,5 m dpl dan elevasi puncak pilar
+306,6 m dpl. Bangunan bendung juga dilengkapi dengan bangunan pembilas dengan lebar
3,5 m dengan menggunakan pintu angkat baja setinggi 4,5 m. Semua pintu direncanakan
diangkat secara otomatis dengan pengangkat pintu terletak 6 meter diatas pilar sehingga
mampu menggangkat pintu hingga keluar dari pilar bila ada perbaikan.
Bangunan Pengambilan (Intake) merupakan bangunan pemasok air menuju saluran
penghantar, bak pengendap pasir, saluran pembawa dan ditampung di kolam penenang.
Bangunan ini dilengkapi dengan 2 slide gate baja yang dioperasikan secara vertikal. Masing-
masing pintu dilengkapi dengan saringan sampah (trashrack). Pengoperasian dilakukan
secara ketat untuk menjaga pasokan air di headpond tercukupi sehingga turbin dapat bekerja
sesuai fungsinya.
Saluran Pengarah digunakan untuk mengarahkan air pada saat keluar dari intake menuju
perangkap pasir (Sandtrap). Jenis Saluran Pengarah yang direncanakan adalah saluran
terbuka (open channel) mengingat kondisi topografi PLTA Tamboli yang relatif landai.
Bangunan Pengendap Pasir (sandtrap) diperlukan untuk mengendapkan sedimen layang
dan sedimen dasar sebelum air masuk ke saluran pembawa (waterway) dengan spesifikasi
panjang bangunan 44 m dengan kemiringan dasar saluran 1 : 25 dan lebar bangunan 12 m.
Sandtrap dilengkapi Pembilas (flushing) dengan pintu angkat baja setinggi 1,5 m dengan
lebar 1 m. Sandtrap berfungsi mencegah masuknya bahan-bahan endapan ke saluran
pembawa. Ukuran partikel minimum yang masih dapat diendapkan adalah 0,25 mm.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan
berdasarkan kegiatan hasil desain dan konstruksi sehingga pemenuhan kebutuhan air untuk
menggerakkan turbin dapat dicapai sesuai dengan spesifikasi yang telah direncanakan.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan perawatan bangunan sehingga bangunan dapat
berfungsi sesuai dengan fungsinya serta dapat mencapai umur operasi semaksimal
mungkin.
2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan
pelengkapnya, meliputi :
1) Peta wilayah kerja PLTA (terlampir)
2) Peta daerah PLTA (terlampir)
3) General layout PLTA tamboli (terlampir)
4) Skema rencana penggunaan air (terlampir)
5) Data debit sungai (terlampir)
3.2. Persyaratan
3.2.1. Operasi
Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan bangunan penunjang bendung
(pembilas, pengambilan dan pengendap pasir) dapat terlaksana dengan baik disyaratkan
hal-hal berikut :
1) Kondisi pintu dapat dioperasikan dengan baik.
2) Instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat daun pintu dapat berfungsi dengan baik.
3) Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan
fungsi dan manfaat pintu.
4) Operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.
5) Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung gerak
manual, elektrikal dan mekanikal.
3.2.2. Pemeliharaan
Persyaratan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1) Bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan
pemeliharaan.
2) Bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab.
4) Fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi.
3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
3.3. Operasi
3.3.1. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan untuk mengatur air yang masuk
ke dalam saluran, mencegah endapan masuk ke dalam saluran, dan mencegah air banjir
masuk ke dalam saluran. Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir
akan menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir
atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup. Adapun
yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau
elevasi yang telah ditetapkan.
2) Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas.
3) Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir.
4) Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan.
5) Karena pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung
tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang
diperbaiki.
6) Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan
pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
7) Karena di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampah
dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan,
pola pengoperasian adalah sebagai berikut :
1) Pada musim kemarau atau debit normal.
Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil, maka dilakukan operasi
kolam tenang (still pond regulation). Pada cara ini, pintu pembilas ditutup dan air
dialirkan melalui bangunan pengambilan (intake) sehingga endapan yang ada akan
masuk ke bangunan Perangkap Pasir (sandtrap). Dengan demikian endapan pada
bendung akan relatif kecil dan tidak memerlukan pembilasan. Namun apabila pada
pembilas bendung (flushing) harus dilakukan pembilasan yaitu dengan ketinggian
endapan 30 sampai 50 cm dibawah ambang Pengambilan (intake), maka dilakukan
4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
dengan menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas bendung (flushing
gate). Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit sisa
dari pembilasan dialirkan melalui bendung gerak (spillway bay), dengan membuka
semua pintu bendung gerak sama besar atau dibiarkan melimpah melalui puncak
pintu bendung. Apabila ada endapan dimuka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu
tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan. Setelah selesai pembilasan,
pintu pembilas ditutup dan pintu pengambilan dibuka kembali.
2) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan periode 20 tahun.
Pada musim banjir kecil, dilakukan operasi kolam semi tenang. Pada cara ini
kelebihan air dialirkan ke hilir bendung melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian.
Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua
lapisan. Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan
lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi
ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan
melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-
kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi
pengendapan di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah
endapan terus menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang
dilakukan pada cara operasi kolam tenang.
3) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun.
Pada saat ini dilakukan Operasi Pengaliran Terbuka, yaitu semua pintu (pintu
bendung dan pintu bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup.
Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu
pengambilan dibuka lagi dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil
seperti diterangkan terdahulu.
3.3.2. Perangkap Pasir
Dua cara pengoperasian Perangkap Pasir (Sandtrap) sebagai berikut :
1) Pengurasan Berkala
Pengurasan berkala dilakukan pada saat terjadi pengendapan di Perangkap Pasir. Pada
saat ini, kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada
5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
saat endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaan ini
Perangkap Pasir harus dikuras.
Operasi dilakukan dengan cara berikut :
a) Pintu saluran ditutup menggunakan stop log dengan demikian pengaliran di
Perangkap Pasir terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama
dengan permukaan air di hulu bendung.
b) Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang masuk
sama dengan debit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,2 dari debit
rencana), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.
c) Dengan urutan seperti itu permukaan air di Perangkap Pasir turun dan air mulai
masuk ke Perangkap Pasir sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan.
Akibat kecepatan air endapan di dasar Perangkap Pasir mulai terkuras. Setelah
pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di Perangkap Pasir
kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu
pengambilan dibuka penuh dan setelah itu stoplog pada saluran dibuka kembali.
2) Pengurasan terus-menerus
Pada Perangkap Pasir endapan tidak dibiarkan mengendap melainkan dikuras terus
menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung Penangkap Pasir. Oleh
karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan harus lebih besar,
sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi
operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan
dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapat diadakan
pengurasan berkala. Agar di saat banjir air dari hilir bendung tidak masuk ke dalam
Perangkap Pasir melalui pintu penguras, maka dasar Perangkap Pasir dibuat lebih
tinggi dari muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir bendung lebih
tinggi dari dasar Penangkap Pasir, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran
air ke saluran dihentikan.
3.4. Pemeliharaan
3.4.1. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi dan
atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu
2) Menghalau binatang (sapi dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran
3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau
rambu-rambu peringatan
3.4.2. Kegiatan Perawatan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan,
tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti serta dilaksanakan
setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan utama dan bangunan penunjang
bendung meliputi :
a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus dipotong
atau dibersihkan
b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok,
batang/ranting pohon, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran
harus dibersihkan
c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing saluran,
bila akan menimbulkan bocoran/ mengganggu aliran harus segera diperbaiki.
d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus
dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran.
e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan
secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung dilakukan sebagai
berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan
normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun
sekali harus di cat kembali
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan
7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEMBANGUNAN PLTA TAMBOLI 4 X 5,5 MW
KOLAKA – SULAWESI TENGGARA
d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus dibongkar
atau dibersihkan
3.4.3. Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan.
Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan
dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya
rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia;
misal: tanggul jebol, pintu air macet.
2) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi
dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat
maupun memperbaiki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan
dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen. Kegiatan
permanen meliputi :
a) Tanggul longsor cukup berat
b) Tanggul bocor cukup berat
c) Sayap bangunan patah cukup berat
d) Koperan bangunan patah
e) Pintu air rusak berat
f) Pelindung talud runtuh
3.4.4. Kegiatan Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian
komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi
dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :
a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat
b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru
c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu
diganti yang baru.
8