Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

14

Transcript of Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Page 1: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...
Page 2: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 2 dari 14

6. Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan Sertifikat dan Logo

7. Pedoman KAN No.403 Tahun 2011, Penilaian Kesesuaian Ketentuan Umum Penggunaan Tanda kesesuaian berbasis SNI dan/atau regulasi teknis

8. Pedoman BSN No.2 Tahun 2017, tentang Tata Cara Penggunaan Tanda SNI dan Tanda Kesesuaian berbasis SNI

4. DEFINISI

4.1 Air Mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam Jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral 4.2 Air demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian destilasi, deionisasi dan reverse asmosis (RO)

Air Demineral adalah air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses demineralisasi (destilasi, deionisasi, reverse osmosis dan proses setara lainnya 4.3 Produsen air mineral adalah yang bersumber dari air tanah atau air permukaan adalah perusahaan yang memproduksi air mineral melaui proses penyaringan filtrasi,

desinfeksi, pengemasan dan memiliki sumber air baku sendiri atau kerjasama dengan pihak penyedia sumber air baku 4.4 Produsen air demineral adalah perusahaan yang memproduksi air demineral yang melalui proses pemurnian seperti destilasi, deionisasi, reverse osmosis atau proses yang

setara dan aman untuk diminum.

5. LANGKAH PELAKSANAAN

Proses Sertifikasi dilaksanakan melalui tahap-tahap penilaian sebagai berikut:

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

I SELEKSI

1 Permohonan Kelengkapan Dokumen yang harus dilengkapi: 1. Persyaratan Administrasi

a. Surat permohonan SPPT SNI dari perusahaan b. Daftar isian permohonan SPPT SNI

2. Persyarayan Perijinan a. Akta pendirian perusahaan bagi produsen dalam negeri atau akta sejenis bagi produsen luar negeri yang sudah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah. b. Izin Usaha Industri (IUI) atau sejenis bagi produsen dalam negeri atau produsen luar negeri yang sudah

diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah. c. Penggunaan merek d. Fotokopi NPWP e. Struktur Organisasi f. Angka Pengenal Importir (API-U/API-P), bagi produk impor g. Contact Agreement Manufactur dan Importer h. Daftar Induk Dokumen/Daftar Informasi Terdokumentasi i. Ilustrasi pembubuhan tanda SNI j. Sertifikat pernyataan diri/fotokopi sertifikat SPPT SNI 9001:2015 k. MOU importer dengan industri l. Kelengkapan dokumen lainnya, seperti:

- Diagram alir proses produksi - Daftar peralatan utama produksi - Daftar peralatan laboratorium mutu produk

Page 3: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 3 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

- Daftar pengendalian mutu produk dari mulai bahan baku sampai produk akhir - Gambar atau desain dan foto kemasan produk - Hasil uji percobaan produk (trial) - Sertifikat hasil uji bahan baku Air Mineral dan Air Demineral dari laboratorium penguji terakreditasi sesuai

lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 26 Tahun 2019 - Surat pernyataan diri Penerapan CPPOB bagi produsen dalam negeri minimal memenuhi persyaratan level 2

ketentuan perarturan perundang-undangan tentang Penerapan CPPOB, sedangkan luar negeri memenuhi Good Manufacturing Practice (GMP).

2 Tipe Sertifikasi Tipe 5

3 Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan

1. ISO 9001:2015 atau revisinya 2. Sistem manajemen mutu lainnya yang relevan dapat dibuktikan dengan:

a. Sertifikat SMM dari LSSM b. Menerapkan:

- CPPOB minimal level 2 dan SNI ISO 9001:2015 - SNI CAC/RCP 2011 tentang Rekomendasi Nasional Kode Praktis Prinsip Umum Higiene Pangan yang di

dalamnya termasuk HACCP dari SNI ISO 2009:2015

4 Waktu Pelaksanaan audit, termasuk organisasi memiliki lebih dari 1 lokasi pabrik

1. Dilakukan di semua lokasi 2. Mengacu pada IAF-MD 5:2015 atau minimal 4 man/days

5 Petugas Pengambil Contoh

1. PPC yang terdaftar dan ditugaskan oleh LSPro Samarinda Etam 2. Memahami Cara Pengambilan Contoh yang tercantum dalam SNI 19-0428-1998, atau revisinya

6 Cara Pengambilan Contoh

Sesuai SNI 19-0428-1998 tentang Petunjuk pengambilan contoh padatan: 1. Dalam alat pengangkut atau lini produksi: contoh diambil pada waktu bahan/produk yang sedang bergerak

melalui saluran yang mengangkut bahan atau produk dari ruang produksi/alat transportasi ke gudang atau sebaliknya. Contoh diambil dibeberapa kemasan pada periode waktu yang sama.

2. Dalam tumpukan atau gudang: contoh primer dari beberapa karton, tergantung banyaknya Jumlah karton dan pemilihan karton dilakukan secara acak.

7 Jumlah Contoh Contoh diambil sebanyak 3 (tiga) paket sesuai kebutuhan pengujian (2 untuk dikirim ke Lab Uji dan 1 ditinggal diperusahaan sebagai arsip perusahaan jika diperlukan).

8 Laboratorium Uji yang digunakan Laboratorium independen subkontrak: Laboratorium terakreditasi oleh KAN dan ditunjuk sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian yang berlaku dengan ruang lingkup mencakup semua parameter yang tercantum dalam SNI terkait produk.

Telah memiliki MOU antara LSPro dengan lab.uji subkontrak.

Page 4: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 4 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

II DETERMINASI

1 Audit Tahap 1 (Audit Kecukupan) 1. Daftar informasi terdokumentasi (untuk pemohon dari luar negeri diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia) 2. Surat pernyataan diri mengenai Penerapan CPPOB minimal level 2 sesuai dengan ketentuan peraturan

3. perundang-undangan mengenai Penerapan CPPOB bagi produsen dalam negeri atau GMP bagi produsen luar negeri.

4. Peralatan produksi minimal, yaitu: a. Air Mineral

- Bak/tangki penampung air baku - Alat penyaring makrofilter, mikrofilter, dan/atau UV/ionizer - Mesin/peralatan pengolahan pada unit pengolahan air (water treatment), termasuk peralatan disinfeksi - Alat pencuci kemasan, jika dibutuhkan - Alat pengisian dan Penutup kemasan - Tangki pengangkutan (untuk air baku yang diperoleh dari luar tangki)

b. Air Demineral - Mesin/peralatan Air Mineral ditambah dengan unit membran RO, destilasi atau deionisasi

5. Fasilitas laboratorium minimal, yaitu: a. Peralatan pengujian fisika-kimia, pH meter, turbidimeter, TDS meter, ozon meter, dan/atau konduktimeter b. Perlatan pengujian mikrobiologi, inkubator, colony counter, oven, autoklaf, peralatan gas (tabung reaksi,

cawan petri, pipet, Erlenmeyer) Pelaksanaan pengujian mikrobiologi minimal dilakukan 1 minggu sekali dan dapat disubkontrakan pada laboratorium uji yang telah terakreditasi oleh KAN.

2 Audit Tahap 2 (Audit Kesesuaian oleh Tim Auditor)

a. Tim Auditor 1. Sesuai penunjukan Kepala Balai, dengan komposisi : 1 orang lead auditor/ketua tim, 1 orang auditor/anggota, dan 1 orang PPC

2. Minimal 1 (satu) orang dari tim kesesuaian memiliki kompetensi keamanan pangan dan proses produksi Air Mineral, Air Demineral dan ditugaskan untuk mengaudit bagian produksi dan quality control

3. Tim auditor harus memastikan dan menyiapkan rencana audit (audit plan) dan rencana pengambilan contoh (sampling plan) yang disiapkan oleh PPC sesuai dengan jenis dan merek produk yang diajukan.

4. Dilakukan verifikasi lapangan terhadap Penerapan CPPOB/GMP Catatan: Auditor yang memiliki disiplin ilmu dengan latar belakang sarjana non teknis hanya dapat ditugaskan pada

bagian system manajemen mutu perusahaan.

b. Lingkup yang diaudit

1. Audit kesesuaian proses produksi dilakukan terhadap seluruh elemen dari SNI 9001:2015 atau sistem manajemen mutu lain yang diakui untuk perusahaan yang belum memperoleh sertifikasi SMM

2. Pada saat sertifikasi awal/resertifikasi, bagi yang sudah mendapatkan sertifikat SMM/SMKP berlogo KAN, audit dilakukan pada elemen kritis, sedangkan bagi yang berlogo KAN, maka audit dilakukan pada seluruh elemen

3. Audit kesesuaian proses produksi mulai dari tahapan proses dari bahan baku hingga produk akhir termasuk pengendalian mutu

Page 5: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 5 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

4. Verifikasi hasil uji air baku yang diuji sekali seminggu untuk analisa bakteri coliform 5. Verifikasi hasil uji air baku yang diuji sekali dalam enam bulan untuk analisa kimia-fisika 6. Verifikasi hasil uji air baku yang diuji pertama kali pada sumber yang sama untuk analisa radiologi 7. Jika telah memiliki sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 minimal yang diaudit:

a. Bagian manajemen sistem dokumentasi b. Bagian produksi sistem produksi, laboratorium maintenance, pembelian (tercantum pada audit plan)

Jika tidak memiliki sertifikat sistem manajemen mutu PAD, yang diaudit adalah seluruh bagian perusahaan (tercantum pada audit plan).

c. Titik kritis yang diperhatikan 1. Pemenuhan pengendalian proses produksi air mineral, air demineral, air mineral alami, dan air embun meliputi: pemasok, bahan air baku, mesin/peralatan, reservoir, water treatment termasuk peralatan diseinfeksi, alat pencuci kemasan, mesin pengisian, pengendalian kualitas produk terkait parameter: a. Keadaan (bau, rasa, warna) c. Mikrobiologi (ALT, Coliform) d. pH e. TDS f. Kekeruhan g. Ozon

2. Pengendalian dan pengujian mutu produk sesuai dengan lampiran II butir F Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 26 Tahun 2019.

3 a. Kategori Ketidaksesuaian 1. Kategori Mayor, apabila: Berhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem manajemen mutu tidak berjalan, maka tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan untuk melakukan tindakan perbaikan

2. Kategori Minor, apabila: Terdapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajamen mutu maka diberi waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan perbaikan.

b. Laporan Audit

Ketua Tim Auditor/Auditor Kepala membuat hasil audit yang dilaporkan dalam berkas laporan audit meliputi : 1. Laporan audit kecukupan dokumen (F/BISa.LSPro/4.1.2) 2. Rencana audit (F/BISa.LSPro/4.1.3) 3. Laporan evaluasi SMM (F/BISa.LSPro/4.1.4) 4. Lembar Penilaian Penerapan CPPOB (F/BISa.LSPro/4.1.5) 5. Laporan hasil audit kesesuaian (F/BISa.LSPro/4.1.6) 6. Lembar Temuan Ketidaksesuaian Hasil Pengujian (F/BISa.LSPro/4.2.5) 7. Laporan Evaluasi Mutu Produk Perusahaan (F/BISa.LSPro/4.2.4) 8. Catatan audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.03) 9. Lembar verifikasi ketidaksesuaian (F/BPPI/BRSSd.3/05.04) 10. Lembar observasi audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.06) 11. Laporan ringkas audit (F/BPPI/BRSSd.3/05.07)

Page 6: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 6 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

4 Pelaksanaan Pengambilan Contoh Pengambilan contoh dilakukan pada line produksi dan atau gudang, sesuai dengan jenis produk, sesuai dengan jenis produk yan gdiproduksi pada saat audit yang dilengkapi dengan: a. Berita acara pengambilan contoh (F/BISa.LSPro/4.2.3) b. Label contoh (F/BISa.LSPro/4.2.2) c. Rencana pengambilan contoh yang diketahui oleh Penyelia Sampling (F/BISa.LSPro/4.2.1) d. Pelaksanaan pengambilan contoh dilakukan secara aseptis oleh petugas pengambil contoh

5 Cara Pengambilan Contoh dan Jumlah Contoh Uji yang diambil

1. Sesuai Prosedur pengambilan contoh AMDK 2. Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara pengambilan contoh dan label contoh. Contoh diambil di aliran

produksi 3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi 4. Pengambilan contoh diambil secara acak 5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis (Air Mineral dan Air Demineral) untuk setiap

kemasan dengan ketentuan: a. Cup, minimal 3 Liter b. Botol plastik, minimal 3 Liter c. Botol kaca, minimal 3 Liter d. Galon, untuk pengujian fisika dan kimia dilakukan dengan memindahkan secara ke wadah yang steril, minimal

3 Liter 6. Untuk uji mikrobiologi, contoh diambil secara aseptis, minimal 2 liter 7. 1 (satu) contoh dapat mewakili sebanyak-banyaknya untuk 4 (empat) merek 8. Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan Jumlah untuk pengujian, untuk setiap

jenis dan merek. Contoh diambil sebanyak 3 (tiga) paket sesuai kebutuhan pengujian (2 untuk dikirim ke Lab Uji dan 1 ditinggal diperusahaan sebagai arsip perusahaan jika diperlukan).

6 Pengujian Contoh Uji Metode , Jumlah benda uji dan syarat lulus uji sesuai dengan: a. SNI 3553:2015 Air Mineral b. SNI 6241:2015 Air Demineral Metode, Jumlah contoh dan syarat lulus uji sesuai dengan SNI komoditi terkait. Jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, maka dilakukan pengujian ulang terhadap arsip contoh yang ada ataupun pengambilan contoh ulang kemudian diuji sesuai dengan ketentuan Permen yang berlaku.

7 Cara Pengujian Untuk pengujian Air Mineral, Air Demineral sesuai dengan SNI 3554:2015 Cara Uji Air Minum dalam Kemasan. Ketentuan : Untuk pengujian CO2 yang semula dilakukan di laboraotium penguji, dapat dilakukan di laboratorium

milik perusahaan dengan disaksikan oleh personil LSPro yang memliki kompetensi (witness)

8

Laporan Hasil uji

1. Mencantumkan kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam pemenuhan SNI terkait dan mencantumkan merek produk

2. Mencantumkan persyaratan mutu SNI dan hasil uji.

Page 7: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 7 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

III TINJAUAN

1 Tinjauan terhadap Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji

1. Pada Laporan Audit a. Jika ada ketidaksesuaian kategori mayor, maka LSPro menginformasikan kepada perusahaan untuk

melakukan tindakan perbaikan maskimal 1 (satu) bulan sejak tanggal audit b. Jika hasil verifiaksi terhadap tindak koreksi diatas (jika sesuai dilakukan di pabrik) tidak memenuhi

persyaratan sistem manajemen yang diacu maka LSPro melakukan audit ulang untuk lingkup ketidaksesuaian diatas

c. Jika hasil audit ulang tidak memenuhi persyaratan sistem manajemen yang diacu,maka permohonan dinyatakan gagal.

2. Tim Teknis a. Paling sedikit 1 (satu) orang dari Tim Teknis (Reviewer) memiliki kompetensi proses produksi, air mineral, dan

air demineral b. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit c. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan hasil uji d. Tinjauan yang dihasilkan merupakan bahan rapat Panel SPPT SNI

3. Pada Laporan Hasil uji a. Untuk parameter fisika dan kimia, jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat SNI, maka dilakukan

pengujian ulang untuk parameter tersebut terhadap arsip contoh uji atau pengambilan contoh ulang b. Untuk parameter mikro, jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, dilakukan pengambilan contoh ulang

untuk diuji seluruh parameter mikroba c. Jika hasil uji terhadap arsip contoh tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro memberitahukan ke

perusahaan untuk melakukan tindakan koreksi minimal 2 (dua) bulan untuk parameter terkait sebelum dilakukan pengambilan dan pengujian ulang untuk semua parameter SNI

d. Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan maka permohonan dinyatakan gagal e. Hasil uji laboratorium dan aspek manajemen mutu ditinjau oleh penyelia sampling dan pengujian produk

kemudian divalidasi oleh manajer teknis f. Ketentuan a dan b berlaku sepanjang bahan baku dari sumber yang sama apabila bahan baku berasal dari

sumber yang berbeda, maka dilakukan pengambilan contoh ulang untuk diuji seluruh parameter SNI dimaksud

4. Hasil tinjauan merupakan rekomendasi untuk pengambilan keputusan setifikasi 5. Hasil keputusan rapat Tim Teknis dijadikan dasar pemberian, pemeliharaan, penundaan dan pencabutan

sertifikasi

IV KEPUTUSAN

1 Keputusan Sertifikasi melalui Rapat Tim Teknis

Keputusan rapat Tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Industri Samarinda untuk penerbitan/penolakan sertifikasi, sesuai dengan IK/BISa.LSPro/7.5, Tinjauan dan Keputusan Sertifikasi.

Page 8: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 8 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

V LISENSI

1 Penerbitan SPPT SNI 1. Sebelum melakukan penerbitan SPPT SNI, LSPro harus melakukan regitrasi online ke Pusat Standardisasi Industri, BPPI, Kementerian Perindustrian

2. Masa berlaku SPPT SNI untuk tipe 5 adalah 4 (empat) tahun 3. Sesuai format LSPro Samarinda Etam No. Dokumen F/BISa.LSPro/7.7.1, Sertifikat Produk Penggunaan Tanda

SNI 4. SPPT SNI Air Mineral dan Air Demineral mencantumkan informasi sebagai berikut:

a. Nama dan alamat perusahaan b. Nama dan alamat perusahaan perwakilan/importer (bagi produsen luar negeri) c. Direksi/penanggung jawab perusahaan d. Alamat pabrik e. Merek f. Nomor dan Judul SNI g. Sistem Manajemen Mutu yang digunakan h. Tanggal dikeluarkan i. Tanggal masa berlaku sertifikat j. Komoditi/Jenis produk k. Jenis kemasan l. Tipe produk harus dinyatakan dengan jelas jenis kemasannya (Cup/mL, Botol/mL, Galon/L)

5. Dalam 1 (satu) SPPT SNI hanya dicantumkan 1 (satu) Perusahaan perwakilan/perusahaan importer 6. Surat perjanjian tanggung jawab lisensi penguna tanda SNI antara LSPro dengan perusahaan atau

perubahannya. Apabila produk berasal dari importer wajib mencantumkan nama penanggung jawab

2 Penandaan 1. Produsen yang telah memperoleh SPPT SNI wajib membubuhkan tanda SNI pada setiap kemasan dan/atau label 2. Tanda SNI dilengkapi informasi Nomor SNI 3. Tanda SNI dibubuhkan pada tempat yang mudah dibaca dan atau tidak mudah hilang

VI SURVAILEN

1 Audit Pengendalian Proses, Quality Control, Pengendalian Produk, Tinjauan Manajemen, Keluhan dan Kepuasan Pelanggan, Internal Audit, Pengendalian Produk Tidak Sesuai, Evaluasi Data dan Tindakan Perbaikan.

2 Lingkup yang diaudit 1. Pada saat sertifikasi awal/resertifikasi Sistem Manajemen Mutu berlogo KAN, audit dilakukan pada elemen kritis. Sedangkan bagi yang tidak memiliki sertifiakt Sistem Manajemen Mutu berlogo KAN maka audit dilakukan pada seluruh elemen

2. Elemen yang diakses anatara lain: pengendalian proses dan pengendalian produk Tinjauan Manajemen, keluhan dan kepuasan pelanggan, Internal Audit, Pengendalian produk tidak memenuhi syarat, evaluasi data dan tindakan perbaikan, sehingga semua elemen lainnya dilakukan bergantian dengan tujuan agar semua elemen terwakili selama periode sertifikat, serta mempertimbangkan hasil audit sebelumnya.

3 Durasi Audit Sesuai prosedur LSPro Samarinda Etam, dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali selama periode sertifikasi.

Page 9: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 9 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

4 Kategori Ketidaksesuaian 1. Kategori Mayor, apabila: Burhubungan langsung dengan mutu produk dan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan atau sistem manajemen mutu tidak berjalan, maka tindakan koreksi diberi waktu maksimal 1 (satu) bulan untuk melakukan tindakan perbaikan

2. Kategori Minor, apabila: Teradapat inkonsistensi dalam menerapkan sistem manajmen mutu maka diberi waktu 2 (dua) bulan untuk melakukan perbaikan.

5 Jumlah Contoh yang diambil 1. Sesuai prosedur pengambilan contoh AMDK 2. Contoh uji dilengkapi dengan Berita Acara pengambilan contoh dan label contoh. Contoh diambil di aliran

produksi 3. Contoh yang diambil dapat berasal dari lini produksi untuk sertifikasi awal dan resertifikasi 4. Pengambilan contoh diambil secara acak 5. Jumlah contoh yang diambil untuk pengujian mewakili setiap jenis (Air Mineral, Air Demineral, Air) untuk setiap

kemasan dengan ketentuan: a. Cup, minimal 3 Liter b. Botol plastik, minimal 3 Liter c. Botol kaca, minimal 3 Liter d. Galon, untuk pengujian fisika dan kimia dilakukan dengan memindahkan secara ke wadah yang steril,

minimal 3 Liter 6. Untuk uji mikrobiologi, contoh diambil secara aseptis, minimal 2 liter sedangkan untuk Air Mineral Alami diambil

minimal 3 (tiga) liter 7. 1 (satu) contoh dapat mewakili sebanyak-banyaknya untuk 4 (empat) merek 8. Jumlah contoh yang disimpan sebagai arsip perusahaan sama dengan Jumlah untuk pengujian, untuk setiap

jenis dan merek. Contoh diambil sebanyak 3 (tiga) paket sesuai kebutuhan pengujian (2 untuk dikirim ke Lab Uji dan 1 ditinggal diperusahaan sebagai arsip perusahaan jika diperlukan).

6

Evaluasi Terhadap Laporan Audit dan Laporan Hasil Uji dilakukan oleh Tim Teknis

1. Tim Teknis a. Paling sedikit 1 (satu) orang dari Tim Teknis (Reviewer) memiliki kompetensi proses produksi, air mineral, dan

air demineral b. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan audit c. Tim Teknis (Reviewer) melakukan tinjauan laporan hasil uji d. Tinjauan yang dihasilkan merupakan bahan rapat Panel SPPT SNI

2. Pada Laporan Hasil uji a. Untuk parameter fisika dan kimia, jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat SNI, maka dilakukan

pengujian ulang untuk parameter tersebut terhadap arsip contoh uji atau pengambilan contoh ulang b. Untuk parameter mikro, jika ada parameter yang tidak memenuhi syarat, dilakukan pengambilan contoh ulang

untuk diuji seluruh parameter mikroba c. Jika hasil uji terhadap arsip contoh tidak memenuhi persyaratan SNI, maka LSPro memberitahukan ke

Page 10: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 10 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

perusahaan untuk melakukan tindakan koreksi minimal 2 9dua) bulan untuk parameter terkait sebelum dilakukan pengambilan dan pengujian ulang untuk semua parameter SNI

d. Jika hasil uji ulang tidak memenuhi persyaratan maka permohonan dinyatakan gagal e. Hasil uji laboratorium dan aspek manajemen mutu ditinjau oleh penyelia sampling dan pengujian produk

kemudian divalidasi oleh manajer teknis f. Ketentuan a dan b berlaku sepanjang bahan baku dari sumber yang sama apabila bahan baku berasal dari

sumber yang berbeda, maka dilakukan pengambilan contoh ulang untuk diuji seluruh parameter SNI dimaksud

g. Hasil tinjauan merupakan rekomendasi untuk pengambilan keputusan sertifikasi h. Hasil keputusan rapat Tim Teknis dijadikan dasar pemberian, pemeliharaan sertifikasi

7 Keputusan Survailen melalui rapat Panel Tinjauan SPPT SNI

Keputusan rapat Tim Teknis merupakan dasar Kepala Baristand Industri Samarinda untuk pemeliharaan sertifikasi, sesuai dengan IK/BISa.LSPro/7.5, Tinjauan dan Keputusan Sertifikasi.

VII Pemberian Sertifikat

1. Pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Data Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku telah dipenuhi.

2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan telah memenuhi SNI Produk yang relevan.

3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan diterapkan sesuai dengan Dokumentasi mutu perusahaan dan standar yang digunakan

Perusahaan yang telah diberikan SPPT SNI diberi hak untuk :

a. Menggunakan tanda SNI pada produk yang dihasikannya

b. Mempublikasikan dalam pemasarannya berkaitan diperolehnya SPPT SNI

Perusahaan yang telah diberikan SPPT SNI mempunyai kewajiban untuk melaksanakan operasional perusahaan sesuai dengan :

a. Surat Perjanjian Sertifikasi

b. Syarat dan Aturan Sertifikasi

c. Surat Perjanjian Penggunaan Lisensi, Sertifikat dan Tanda Kesesuaian

Page 11: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 11 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

VIII Penundaan

1. Penundaan pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Adanya informasi bahwa telah terjadi perubahan dalam perusahaan sebagaimana pada evaluasi ulang

2. Kegagalan perusahaan dalam membantu personel LSPro Samarinda Etam dan/ atau sub kontraknya dalam proses sertifikasi

3. Perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan namun Manajemen LSPro Samarinda Etam menganggap bahwa ketidak terpenuhinya persyaratan tersebut hanya bersifat sementara

4. Atas permintaan perusahaan sendiri

IX Penolakan

1. Penolakan pemberian Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Data Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku tidak dipenuhi.

2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan tidak memenuhi SNI Produk yang relevan.

3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan tidak cukup dan tidak diterapkan sesuai dengan dokumentasi mutu perusahaan dan standar yang digunakan

LSPro Samarinda Etam akan menginformasikan adanya kesempatan untuk memberi tanggapan dan/ atau prosedur banding bagi Perusahaan yang berkeberatan atas putusan penolakan ini

X Pemeliharaan

1. Pemeliharaan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Persyaratan Administrasi (termasuk pembayaran) dan Teknis yang telah ditetapkan dalam dokumentasi mutu LSPro Samarinda Etam, peraturan teknis dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku telah dipenuhi.

2. Mutu Produk yang dihasilkan perusahaan telah memenuhi SNI Produk yang berlaku. 3. Sistem Manajemen Mutu perusahaan diterapkan sesuai dengan Dokumentasi mutu perusahaan dan standar

yang digunakan. a. Perusahaan yang SPPT SNI nya dipelihara/ dipertahankan, tetap:

• Diperkenankan menggunakan tanda SNI pada produknya

• Mempublikasikan/ membuat pernyataan dalam pemasarannya berkaitan diperolehnya SPPT SNI

b. Perusahaan memiliki kewajiban untuk melaksanakan operasional perusahaan sesuai dengan :

• Surat Perjanjian Sertifikasi

• Syarat dan Aturan Sertifikasi

• Surat Perjanjian Penggunaan Lisensi, Sertifikat dan Tanda Kesesuaian

Page 12: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 12 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

XI Pembekuan

1. Pembekuan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Laporan ketidaksesuaian tidak diselesaikan/ ditutup dalam jangka waktu yang ditetapkan.

2. Perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan namun Manajemen LSPro Samarinda Etam menganggap bahwa ketidak terpenuhinya persyaratan tersebut hanya bersifat sementara

3. Masa berlaku sertifikasi telah berakhir, sedangkan proses evaluasi belum selesai.

4. Atas Permintaan perusahaan

5. Terjadi penyalahgunaan SPPT SNI dan/atau tanda kesesuaian yang segera diperbaiki perusahaan dalam jangka waktu ditentukan

6. Kegagalan dalam membantu personel LSPro Samarinda Etam / Sub Kontrak dalam menjalankan tugas resmi.

7. Pelanggaran terhadap persyaratan dan peraturan yang ditetapkan LSPro Samarinda Etam.

8. Pelanggaran lain terhadap Ketentuan dan Tata Cara SPPT SNI

9. Selama SPPT SNInya dibekukan, Perusahaan :

a. Dilarang menggunakan Tanda SNI pada kemasan produknya sejak tanggal pembekuan

b. Dilarang menyebarluaskan pernyataan/ tulisan yang telah disertifikasi oleh LSPro Samarinda Etam.

c. Menyampaikan status pembekuan yang diterima kepada pembeli yang relevan dan potensial.

d. Dalam hal produk yang dihasilkan berbahaya maka perusahaan harus menarik produk yang dihasilkan akibat perubahan tersebut di pasaran

XII Pencabutan

1. Pencabutan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Perusahaan gagal memperbaiki tindakan perbaikan yang direkomendasi pada saat survailen dalam jangka waktu yang ditetapkan

2. Tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan tidak memadai dalam kasus pembekuan SPPT SNI.

3. Terdapat ketidaksesuaian yang serius pada hasil survailen

4. Perusahaan tidak memenuhi kewajiban pembayaran biaya SPPT SNI

5. Perusahaan tidak memperbaharui SPPT SNI

6. Produk yang disertifikasi tidak diproduksi lagi oleh perusahaan.

7. Perusahaan mengalami kebangkrutan/ pailit.

Page 13: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 13 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

8. Perusahaan yang SPPT SNInya dicabut, diwajibkan :

a. Mengembalikan sertifikat yang telah diberikan

b. Apabila produk yang dihasilkan berbahaya, maka perusahaan diwajibkan menarik produknya dipasaran

c. Dilarang menggunakan Tanda SNI pada kemasan produk dan pernyataan lisan/tulisan yang berisi pernyataan tersertifikasi oleh LSPro Samarinda Etam

XIII Perluasan Ruang Lingkup

1. Perluasan Ruang Lingkup Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Proses penambahan ruang lingkup sertifikasi produk penggunaan tanda SNI dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis (formulir resmi dari LSPro Samarinda Etam) yang disertai dokumen/ informasi tambahan yang diperlukan.

2. Proses evaluasi terhadap penambahan ruang lingkup akan dilakukan bersamaan dengan kegiatan survailen secara berkala. Permintaan penambahan ruang lingkup selain pada waktu survailen berkala dapat dipenuhi, namun survailen berkala tetap akan dilaksanakan.

3. Biaya sertifikasi penambahan ruang lingkup yang dibebankan ke perusahaan sebagaimana tertera pada Struktur Biaya Sertifikasi pada LSPro Samarinda Etam.

4. Aturan dan kriteria pemberian sertifikat atas penambahan ruang lingkup sama dengan aturan dan kriteria pada pemberian sertifikasi

XIV Pengurangan Ruang Lingkup

1. Pengurangan Ruang Lingkup Sertifikat Produk Pengunaan Tanda SNI (SPPT SNI)

1. Perusahaan gagal melakukan tindakan perbaikan yang direkomendasi atas produk pada saat survailen atau evaluasi ulang dalam jangka waktu yang ditetapkan atas salah satu produk yang dihasilkan.

2. Tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan atas salah satu mutu produk, tidak memadai dalam kasus pembekuan SPPT SNI.

3. Produk yang disertifikasi tidak diproduksi lagi oleh perusahaan.

4. Permintaan sendiri dari perusahaan

LSPro Samarinda Etam :

1. Melarang Perusahaan untuk menggunakan Tanda SNI bagi produk yang telah dicabut SPPT SNI, serta

2 Mewajibkan perusahaan memenuhi ketentuan sebagaimana pada Surat Perjanjian Sertifikasi dan Syarat dan Aturan Sertifikasi

Page 14: Pedoman KAN No.407 Tahun 2001, tentang Penerbitan ...

Hal. 14 dari 14

NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN PERSYARATAN KETERANGAN

XV Keluhan & Banding Pelanggan

1. Keluhan & Banding Pelanggan 1. Pemohon keluhan dan banding mengajukan keberatan kepada Kepala Balai baik secara langsung maupun tidak langsung (surat, email, telepon) selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak disampaikannya laporan hasil keputusan sertifikasi.

2. Kepala Balai menginstruksikan Koordinator Sertifikasi untuk mengkaji keluhan dan banding yang disampaikan pemohon.

3. Koordinator Sertifikasi melaporkan ke Kepala Balai mengenai hasil pengkajian keberatan dari pemohon.

4. Apabila keluhan dan banding ditolak maka Koordinator Sertifikasi menyampaikan secara tertulis kepada pemohon

5. Apabila keluhan dan banding diterima maka Kepala Balai membentuk tim keluhan dan banding

6. Tim keluhan dan banding mempelajari dan menganlisis keluhan dan menetapkan keputusan

7. Penyampaianya secara tertulis kepada pemohon hasil keputusan tim

8. Apabila pemohon belum puas atas keputusan Tim keluhan & banding dan pemohon mengajukan ke ranah hukum, maka LSPro Samarinda Etam akan didampingi oleh Biro Hukum Kementerian Perindustrian.