Pedoman Diklat Bendahara Pengeluaran 2010

download Pedoman Diklat Bendahara Pengeluaran 2010

of 25

Transcript of Pedoman Diklat Bendahara Pengeluaran 2010

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

BAB I UMUM A.Latar Belakang Pemerintahan yang bersih dan baik menuntut para pengelola keuangan negara untuk dapat bekerja sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan transparan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu, peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur negara sangat diperlukan, termasuk peningkatan kualitas dan profesionalitas bendahara pengeluaran. Penyelenggaraan Diklat Fungsional (DF) Bendahara Pengeluaran didasari oleh adanya kebutuhan tenaga pengelola keuangan negara, khususnya bendahara pengeluaran, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik dalam melaksanakan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran DIPA satuan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dengan adanya diklat tersebut diharapkan calon bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran mampu untuk mengelola pengeluaran DIPA di unit kerja masing-masing sesuai dengan perkembangan dan ketentuan yang berlaku (up to date). B.Dasar Hukum 1. Penyelenggaraan Diklat a. b. c. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian; Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 137/KMK.01/2001 tentang Pola Induk Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Keuangan; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 100/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 73/PMK.01/2009.

d. e.

2. Materi a. Undang-undang Dasar 1945; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c. Keppres No. 72 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan APBN; d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134 Tahun 2005 tentang Pedoman Dalam Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara e. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-66 /PB/2005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

C.Deskripsi Singkat Diklat Fungsional Bendahara Pengeluaran dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap bendahara pengeluaran sesuai dengan peraturan yang berlaku D.Kompetensi Aparatur yang mampu bertugas menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang persediaan untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga. E.Tujuan Kurikuler Umum Setelah menyelesaikan diklat ini, peserta mampu mengelola uang persediaan untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN di unit kerja masing-masing sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku F.Tujuan Kurikuler Khusus Setelah selesai mengikuti diklat ini, peserta mampu: 1) Melaksanakan pengelolaan Uang Persediaan 2) Melaksanakan pengujian ketersediaan dana yang dibutuhkan dan pembayaran tagihan 3) Mengelola uang persediaan/pembayaran langsung 4) Melaksanakan tugas wajib pungut pajak 5) Mengerjakan Pembukuan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran 6) Mengetahui sistem penerimaan dan pengeluaran negara 7) Mengetahui dan melaksanakan etika profesi PNS

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

BAB II INFORMASI AKADEMIK

A. Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar dilaksanakan secara tatap muka/terjadwal dalam kelas dengan menggunakan pendekatan andragogi, yaitu pendekatan belajar bagi orang dewasa. Dengan penerapan pendekatan ini maka akan tercipta suatu hubungan diagonal antara pengajar dan peserta serta antar sesama peserta. Untuk mencapai tujuan tersebut, proses belajar mengajar dalam diklat ini dilaksanakan dengan cara: 1.kuliah, ceramah; 2.diskusi, tanya jawab; dan 3. latihan-latihan, praktik simulasi, kasus. B. Persyaratan Peserta Persyaratan peserta untuk diklat ini adalah sebagai berikut: 1.Pendidikan minimal SLTA 2.Minimal Golongan II/a 3. Usia maksimal 45 tahun C. Persyaratan Pengajar Tenaga pengajar terdiri atas widyaiswara/pejabat/pegawai di lingkungan Departemen Keuangan atau instansi lain yang ada kaitannya dengan materi diklat, serta memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Menguasai materi yang akan diajarkan/memiliki keahlian tertentu, khususnya dalam mata pelajaran yang akan diberikan; 2. Mempunyai kemampuan dan/atau pengalaman mengajar; 3. Mendapat persetujuan mengajar dari Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan/atau pimpinan instansi yang bersangkutan. D. Materi Diklat Material diklat dapat terdiri atas: 1.Sebaran (hand out) 2.Buku-buku rujukan: a.Modul; b.Materi presentasi; c. Kasus. 3. dan lain-lain.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

E. Alat Bantu Diklat Alat bantu diklat dapat terdiri atas: 1.Whiteboard/papan tulis 2.Overhead Projector (OHP)/LCD Projector 3.Flip Chart 4.Data Show 5.Sebaran (hand out) 6.Buku-buku rujukan 7. dan lain-lain F. Kurikulum dan Silabus Kurikulum diklat ini meliputi 5 mata pelajaran pokok, 2 mata pelajaran penunjang, dan 2 ceramah yang diberikan selama 94 jam pelatihan (jamlat) efektif @ 45 menit. MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN POKOK 1.Pengelolaan Uang Persediaan 2.Pengujian dan Pembayaran Tagihan 0.Perpajakan Bendahara Pengeluaran 1.Pembukuan Bendahara Pengeluaran 5. Pelaporan dan Pengeluaran Pertanggungjawaban Bendahara JAMLAT 76 20 16 8 24 8

MATA PELAJARAN PENUNJANG 1.Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara 2.Etika Profesi PNS

14 8 6

CERAMAH 1.Pemberantasan Korupsi & Penyelesaian Kerugian Negara 2.Kebijakan APBN

4 2 2

Jumlah

94

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

BAB III EVALUASI A. Persyaratan Mengikuti Ujian 1. Pada dasarnya setiap peserta diklat harus mengikuti seluruh (100%) kegiatan belajar mengajar; 0. Peserta diperkenankan mengikuti ujian apabila memiliki jumlah kehadiran minimal 80% tiap mata pelajaran yang diujikan dan minimal 80% (75 jamlat) dari jamlat keseluruhan mata pelajaran (94 jamlat). Peserta yang kehadirannya kurang dari kehadiran minimal tersebut tidak diperkenankan mengikuti ujian dan dianggap mengundurkan diri dari diklat. B. Evaluasi Peserta Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar peserta perlu diadakan evaluasi yang didasarkan pada 4 (empat) komponen, yaitu : 1. Nilai Persentase ( NPR ) NPR setiap mata pelajaran ditentukan berdasarkan 3 (tiga) sub komponen, yaitu kehadiran (p), penyelesaian tugas dan/atau aktivitas (q), serta ujian tertulis (r). Semua sub komponen ini dinyatakan dalam bentuk angka dari 0 sampai degan 100. a. Kehadiran 1) Kehadiran peserta dalam kelas untuk mengikuti pelajaran mencerminkan kedisiplinan belajar. Semakin tinggi frekuensi kehadiran peserta, makin tinggi nilai yang diberikan. 2) Komponen ini diberi simbol p dengan bobot sebesar 10%. b. Penyelesaian Tugas dan/atau Aktivitas 1) Penyelesaian tugas merupakan kemampuan peserta dalam mengerjakan tugas yang diberikan, baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas. Aktivitas merupakan partisipasi aktif peserta di dalam kelas ketika bertanya atau memberikan komentar/masukan. 2) Komponen ini diberi simbol q dengan bobot 20%. c. Ujian tertulis 1) Ujian tertulis dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta dalam menjawab secara tertulis semua soal yang diujikan. 2) Komponen ini diberi simbol r dengan bobot sebesar 70%. Berdasarkan ketiga sub komponen di atas maka NPR dihitung dengan menggunakan rumus : (p x 10 ) + ( q x 20 ) + (r x 70 ) NPR = 100

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

2. Nilai Patokan ( NP ) Nilai Patokan adalah bobot yang diberikan pada setiap Mata Pelajaran Pokok dan Mata Pelajaran Penunjang yang menggambarkan tingkat pentingnya setiap mata pelajaran berdasarkan kurikulum keseluruhan dan atau lamanya jam diklat (jamlat), serta unsur-unsur yang bersangkutan terhadap keseluruhan program diklat. Jumlah Nilai Patokan secara keseluruhan adalah 100. Untuk masing-masing mata pelajaran pada DF Bendahara Pengeluaran diberikan Nilai Patokan (NP) sebagai berikut : MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN POKOK 1.Pengelolaan Uang Persediaan 2.Pengujian dan Pembayaran Tagihan 3.Perpajakan Bendahara Pengeluaran 4.Pembukuan Bendahara Pengeluaran 5. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran NP 84 22 18 9 26 9

MATA PELAJARAN PENUNJANG 1.Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara 2.Etika Profesi PNS

16 9 7

Jumlah 3. Nilai Tertimbang (NT)

100

Untuk masing-masing mata pelajaran, NT dihitung dengan menggunakan rumus : NPR X NP NT = 100 Untuk menentukan lulus/tidak lulus adalah sebagai berikut : 1.Total NT mata pelajaran yang diujikan serendah-rendahnya 65 (enam puluh lima); 2.NPR mata pelajaran pokok serendah-rendahnya 65 (enam puluh lima); 3. NPR mata pelajaran penunjang serendah-rendahnya 60 (enam puluh). Hasil Evaluasi Peserta disajikan dalam rekapitulasi/kalkulasi nilai sebagaimana contoh pada Lam piran 1.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

C. Evaluasi Pengajar Guna mengetahui kualitas para pengajar, dilakukan evaluasi oleh para peserta terhadap pengajar dengan mengisi formulir evaluasi (contoh Lampiran 2). Adapun butir-butir yang dinilai adalah sebagai berikut : 1.Penguasaan materi 2.Ketepatan waktu 3.Sistematika penyajian 4.Penggunaan metode dan alat bantu diklat 5.Empati, gaya dan sikap terhadap peserta 6.Penggunaan bahasa dan volume suara 7.Pemberian motivasi belajar kepada peserta 8.Pencapaian tujuan instruksional 9. Kesempatan tanya jawab D. Evaluasi Penyelenggaraan Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan diklat dan perbaikan di masa yang akan datang, peserta diminta mengisi kuesioner yang telah disediakan oleh panitia dan pada akhir diklat diadakan evaluasi tatap muka (contoh pada Lampiran 3). Butir-butir yang dievaluasi oleh peserta dengan mengisi kuesioner adalah sebagai berikut : 1. Bidang Akademis : A.Kurikulum dan Silabus B.Pengajar 2. Bidang Non-Akademis : A.Metode dan Alat Bantu Diklat B.Pencapaian Belajar : Pencapaian Belajar adalah hasil akhir dari proses belajar dan dipandang positif apabila memenuhi kriteria cost-effectiveness. C.Fasilitas Fisik : Fasilitas fisik merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar. D.Pelayanan Panitia : Pelayanan Panitia juga menjadi faktor penunjang keberhasilan belajar. E. Lain-lain : Tanggapan, saran, dan komentar peserta untuk penyempurnaan penyelenggaraan diklat berikutnya. E. Lain-Lain yang Berhubungan dengan Evaluasi Peserta 1. Bentuk naskah ujian dan bobot nilainya a. Pilihan ganda (multiple choice) dengan satu pilihan yang benar dari empat pilihan jawaban dengan bobot nilai 40%; b. Benar-Salah (true-false) dengan bobot nilai 20%; c. Uraian (essay) dengan bobot nilai 40%. Uraian dapat berbentuk studi kasus yang diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

2. Lama ujian untuk setiap mata pelajaran serta jumlah dan kombinasi bentuk soal (conditional) a. Waktu ujian 60 menit terdiri atas: 1.Pilihan ganda : 20 buah soal 2.Benar-Salah : 10 buah soal 3. Uraian : 2 buah soal. b. Waktu ujian 90 menit terdiri atas: 1.Pilihan ganda : 30 buah soal 2.Benar-Salah : 15 buah soal 3. Uraian : 3 buah soal. Lama ujian masing-masing mata pelajaran untuk DF Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut : Minimal : 60 menit Maksimal : 1 8 0 m e n i t 3. Tingkat Kesulitan Soal Ujian Tingkat kesulitan dan bobot setiap soal ditentukan berdasarkan tujuan instruksional mata pelajaran yang bersangkutan. 4. Penentuan Nilai Huruf serta Predikat Berdasarkan peringkat jumlah Nilai Tertimbang (NT) diberikan nilai huruf serta predikat sebagai berikut: Nilai Tertimbang 90 100 76 89,99 65 75,99 < 65 Nilai Huruf A B C D Predikat Memuaskan Sangat Baik Baik Kurang

Bagi peserta yang mempunyai nilai dalam Grade A akan diberikan rekomendasi dari Kepala Pusdiklat Anggaran. (contoh rekomendasi dalam lampiran 4).

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

5. Ketentuan Mengulang Bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus, diberi kesempatan mengulang dengan ketentuan sebagai berikut : a. Mengulang Diklat, kalau mata pelajaran yang lulus kurang dari 50 persen mata pelajaran yang diujikan. b. Mengulang Ujian untuk mata pelajaran yang tidak lulus, kalau mata pelajaran yang lulus lebih dari 50 persen mata pelajaran yang diujikan. c. Ketentuan mengulang diklat dan atau ujian tersebut pada huruf a dan b di atas hanya berlaku bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus dalam waktu 1 (satu) tahun sejak keputusan hasil pelaksanaan diklat. d. Kesempatan mengulang diklat dan atau ujian diberikan hanya 1 (satu) kali. e. Bagi peserta yang diberikan kesempatan untuk mengulang diklat dan atau ujian harus memberitahukan terlebih dahulu kepada Kepala Pusdiklat Anggaran dan mendapat izin dari unit pengirim. 6. Sertifikasi Setiap peserta yang memenuhi persyaratan peserta dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh Pusdiklat Anggaran beserta kualifikasi kelulusannya dan disampaikan melalui instansi masing- masing.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

BAB IV LAIN-LAIN A. Tata Tertib Peserta 1. Selama mengikuti pelajaran a. Setiap peserta wajib mentaati segala peraturan yang berlaku selama berlangsungnya diklat. b. Pada akhir pelajaran setiap hari para peserta harus mengisi daftar hadir. c. Peserta wajib hadir tepat pada waktu yang ditentukan dalam jadwal kuliah. d. Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban diklat, ditunjuk ketua kelas dan wakil ketua kelas. e. Ketua kelas/wakil ketua kelas bertugas sebagai penghubung antara peserta dengan panitia penyelenggara dan pengajar. f. Setiap peserta harus saling menghormati serta memupuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan. g. Setiap peserta harus berpakaian bersih, rapi, dan pantas selama berada dalam lingkungan diklat. h. Jika 10 menit setelah jam ditetapkan pengajar belum hadir, ketua kelas/wakil ketua kelas wajib segera melaporkannya kepada panitia penyelenggara. i. Pada akhir pelajaran setiap hari, daftar hadir peserta yang telah ditandatangani oleh pengajar yang bersangkutan harus diserahkan kepada panitia penyelenggara oleh Ketua/Wakil Ketua kelas. 2. Selama mengikuti ujian a. Yang diperkenankan mengikuti ujian adalah peserta yang telah memenuhi syarat dan disetujui oleh panitia. b. Setiap peserta harus menandatangani daftar hadir, yang sekaligus menyetujui dan mematuhi tata tertib ujian yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab pengawas. 0. Para peserta ujian harus sudah hadir di tempat ujian sepuluh menit sebelum ujian dimulai. a. Peserta ujian yang terlambat datang tanpa suatu alasan yang dapat diterima oleh Ketua Panitia Penyelenggara setempat, tidak diperkenankan mengikuti ujian. b. Peserta yang telah selesai mengerjakan ujian sebelum waktu yang telah ditentukan berakhir, dapat menyerahkan hasil pekerjaannya kepada pengawas ujian dan harus segera meninggalkan ruangan ujian. c. Alat tulis menulis seperti pulpen/ballpoint, karet penghapus, dan pensil disediakan sendiri oleh peserta ujian. d. Semua buku, buku catatan atau lainnya yang serupa dengan itu harus dikumpulkan di depan kelas sebelum ujian dimulai. c. Peserta ujian harus bekerja sendiri dalam menyelesaikan ujiannya. e. Selama ujian berlangsung, peserta ujian tidak diperkenankan meninggalkan ruang ujian tanpa seizin pengawas, kecuali yang tersebut pada huruf e (izin diberikan kepada peserta tidak boleh bersamaan). d. Bila ada pelanggaran tata tertib ujian ini, pengawas diwajibkan untuk mencatat dalam berita acara bentuk pelanggaran yang terjadi dan tindakan yang diambil.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

B. Tata Tertib Pengajar 1. Setiap pengajar harus memberikan pelajaran/praktik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tidak taat pada jadwal akan mengganggu urutan penyampaian materi kepada peserta. 2. Setiap pengajar harus memberikan materi teori/praktik sesuai dengan satuan acara pelatihan yang telah ditentukan oleh Pusdiklat Anggaran. 3. Dalam hal berhalangan, pengajar harus memberitahukan selambat-lambatnya satu hari sebelumnya kepada panitia penyelenggara. C. Tata Tertib Pengawas Ujian 1. Hadir 15 menit sebelum ujian dimulai. 2. Berpakaian rapi. 3. Mengedarkan daftar hadir peserta ujian. 4. Mempersilahkan peserta mengerjakan ujian sesuai dengan waktu yang ditentukan. 5. Mengisi dan menandatangani berkas-berkas administrasi seperti daftar hadir dan berita acara. 0. Mengawasi peserta dalam mengerjakan soal dan menegur atau memberi peringatan bila ada peserta ujian yang melanggar tata tertib ujian dan mencatat nama serta jenis pelanggaran dalam berita acara bila peserta yang bersangkutan tidak mengindahkan teguran tersebut. 6. Meminta peserta berhenti mengerjakan ujian bila waktu ujian telah habis. 7. Memberi nomor kode peserta ujian pada lembar jawaban peserta seperti yang dijelaskan dalam butir D. 9. Mengumpulkan hasil ujian, berita acara, daftar hadir, blanko nilai ujian, dan contoh soal yang diujikan ke dalam amplop jawaban hasil ujian. D. Pemberian Kode pada Lembar Jawaban Hasil Ujian Dalam rangka usaha untuk menjaga objektivitas penilaian pengajar terhadap peserta diklat, perlu ditetapkan ketentuan pemberian kode pada lembar jawaban hasil ujian, yaitu : 1. Lembar jawaban hasil ujian disusun dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pada bagian kiri ditulis instansi penyelenggara ujian. b. Pada bagian kanan atas ditulis identitas diklat dan identitas peserta. Bagian ini harus disobek setelah lembar jawabannya diberi kode, setelah itu disampaikan kepada pengajar. 2. Pemberian kode adalah seperti berikut. a. Peserta diklat diberi nomor urut, misalnya 1 s.d. 30. b. Unsur penilaian adalah p (kehadiran), q (tugas-tugas), dan r (nilai ujian akhir). c. Pemberian kode hanya dilakukan untuk r. Jadi untuk p dan q adalah nilai peserta sebenarnya, sedangkan r adalah nilai berdasarkan kode peserta yang dibuat.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

Misalnya: 1. Daftar Nilai P dan Q No 1 2 3 s.d. 30 Azmi Bilal Chairul Zahrah

Nama

Unsur Penilaian P Q 100 80 100 85 100 90 100 75

2. Daftar Nilai R No 1 2 3 s.d. 30 BP.08.02.01 BP.08.02.02 BP.08.02.03 BP.08.02.30

Kode

Nilai Ujian Akhir (r) Angka Huruf 70 Tujuh puluh 85 Delapan lima 65 Enam lima 90 Sembilan puluh

Keterangan: BP.10.02.01 BP : DF Bendahara Pengeluaran 10 : Tahun penyelenggaraan 2010 02 : Angkatan II 01 : Nomor urut 01 3. Daftar nilai tersebut disampaikan kepada pengajar bersama: a.Lembar jawaban yang sudah disobek namanya dan diberi kode. b.Berita Acara pelaksanaan ujian. c.Daftar Hadir ujian. d.Dan lain-lain yang dianggap perlu.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

BAB V GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN DF BENDAHARA PENGELUARAN

A. Mata Pelajaran Pokok1. Mata

Pelajaran : Pengelolaan Uang Persediaan Jumlah Jamlat : 20 jamlat a.Deskripsi Singkat Mata pelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang pengelolaan uang persediaan, meliputi uang persediaan normal (UP), perubahan uang persediaan (PUP), tambahan uang persediaan (TUP), Dispensasi Uang Persediaan (DUP), penggantian uang persediaan isi (GUP-Isi), penggantian uang persediaan nihil (GUP-Nihil), pengelolaan UP Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pengelolaan UP Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). 0.Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah menyelesaikan mata pelajaran ini setiap peserta mampu memahami tentang pengelolaan uang persediaan, meliputi UP, PUP, TUP, DUP, GUP-Isi, GUP-Nihil, pengelolaan UP PNBP, pengelolaan UP PHLN.c. Tujuan

Instruksional Khusus (TIK)

Peserta diklat mampu : 1) Mampu menerangkan, menghitung besaran, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran Uang Persediaan Normal (UP), 2) Mampu menerangkan, menghitung besaran, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran Perubahan Uang Persediaan (PUP), 3) Mampu menerangkan, menghitung besaran, menghasilkan surat persetujuan, serta melengkapi dokumen permintaan pembayaran Tambahan Uang Persediaan (TUP), 4) Mampu menerangkan, menghitung besaran, dan menghasilkan surat persetujuan Dispensasi Uang Persediaan (DUP), 5) Mampu menerangkan, menghitung, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran Penggantian Uang Persediaan Isi (GUP-Isi), 6) Mampu menerangkan, menghitung, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran Penggantian Uang Persediaan Nihil (GUP-Nihil), 7) Mampu menjelaskan, menghitung, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran UP/PUP/TUP/GUP dana DIPA yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), 8) Mampu menjelaskan, menghitung, dan melengkapi dokumen permintaan pembayaran UP/PUP/TUP/GUP dana DIPA yang bersumber dari Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN). Pokok Bahasan

d.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

1)Uang Persediaan Normal, 2)Perubahan Uang Persediaan, 3)Tambahan Uang Persediaan, 4)Dispensasi Uang Persediaan, 5)Penggantian Uang Persediaan Isi, 6)Penggantian Uang Persediaan Nihil, 7)Pengelolaan UP PNBP, 8)Pengelolaan UP PHLN.e.

Daftar Pustaka 1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara 2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara 3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 4) Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara jo. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.05/2005, Tentang Mekanisme Pembayaran atas Beban APBN 6) Perdirjen PBN Nomor : PER-66/PB/2005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN 7) Rasida, S.E., Tata Cara Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, Jakarta 2009

2. Mata

Pelajaran : Pengujian dan Pembayaran Tagihan Jumlah Jamlat : 16 jamlat a.Deskripsi Singkat Mata pelajaran ini membahas dan menguraikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengujian dan pembayaran tagihan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada kantor/satuan kerja instansi pemerintah. Mata pelajaran ini diberikan kepada peserta Diklat Fungsional (DF) Bendahara Pengeluaran, dengan maksud agar peserta diklat mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan tugas yang menjadi kewenangan dan kewajiban Bendahara dalam pelaksanaan dan pengelolaan dana APBN. b.Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah menyelesaikan mata pelajaran ini, peserta mampu memahami konsep pengujian dan pembayaran tag ihan atas beban APBN yang dilaksanakanoleh bendahara pengeluaran.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

c. Tujuan

Instruksional Khusus (TIK)

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 0) 1) 2) 3) 4) 5) 6)

Menjelaskan dasar hukum dan ruang lingkup pengujian tagihan dan pembayaran tag ihan Menguasai tatacara Pembuatan kwitansi Meng identifikasi Syarat-syarat sah nya kwitansi Mengidentifikasi Poin-poin Pokok Surat Perintah Kerja Mengidentifikasi Kelengkapan Dokumen BAST Menguasai tatacara Pembuatan Daftar Gaji (Aplikasi Gaji) Mengidentifikasi Kelengkapan SPP Gaji Mengidentifikasi Kelengkapan SPP lainnya Menguasai tatacara Pembayaran honor Menguasai tatacara Pembayaran Lembur Menguasai tatacara Pembayaran Belanja Pegawai Lainnya Menguasai tatacara pembuatan SPP Lembar A Menguasai tatacara Pembuatan SPP Lembar B Menguasai tatacara Pembuatan SPTB Menguasai tatacara Pengisian kartu induk pegawai Menguasai tatacara pembuatan/pengisian kartu Pengawasan Kredit anggaran

d.

Pokok Bahasan 1) 2) 3) 4) 5) Dasar hukum, pengertian, dan lingkup bahasan pengujian dan pembayaran tagihan; Doku men dasar pembayaran atas beban APBN Pencairan APBN dan syarat administrasi pembebanan anggaran Pengujian dokumen persyaratan administrasi belanja Pengujian dokumen persyaratan administrasi pembayaran belanja pegawai 6) Pengujian dokumen persyaratan administrasi pembayaran belanja PNBP 7) Pengujian dokumen persyaratan administrasi pembayaran pinjaman luar negeri.

e.

Daftar Pustaka 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang- undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara; Undang-Undang No.18 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP; Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu;

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

8)

Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); 9) Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU); 0) Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; 1) Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara jo. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; 2) Peraturan Menteri Keuangan nomor 134/PMK.06/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN; 3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar; 4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara; 0) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.05/2007 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara.Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2008; 5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.02/2007 tentang Standar Biaya tahun 2008; 6) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaskanaan Pelaksanaan Pembayaran atas Beban APBN; 18) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan Negara melalui Modul Penerimaan Negara.

3. Mata

Pelajaran : Perpajakan Bendahara Pengeluaran Jumlah Jamlat : 8 jamlata.

Deskripsi Singkat Penyelenggaraan Diklat Bendahara Pengeluaran didasarkan oleh kebutuhan tenaga pengelola keuangan Negara, khususnya bendahara pengeluaran yang memilki pengetahuan, keterampilan dalam menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran Negara sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) satuan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan kebutuhan tersebut, calon bendahara atau bendahara pengeluaran disamping mampu mengelola pengeluaran dari DIPA, bendahara juga dituntut untuk mampu melakukan pemotongan dan pemungutan pajak yang terkait dengan pembayaran-pembayaran yang dilakukan, di masing-masing satuan kerja sesuai dengan perkembangan yang senantiasa selalu berubah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diklat mampu memahami dan terampil melaksanakan pemotongan dan pemungutan pajak-pajak Negara. 0.Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1) 2) 3) 4) 5) 6) Mampu memahami tugas dan tanggung jawab bendahara dalam melakukan pemotongan dan pemungutan pajak-pajak negara . Mampu menghitung besarnya pajak yang terhutang atas pembayaranpembayaran yang dilakukan atas beban Keuangan Negara. Mampu melaksanakan pemungutan pajak-pajak Negara yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi bendahara. Terampil membuat bukti pemungutan pajak . Terampil menyetorkan hasil pemotongan dan pemungutan pajak yang telah dilakukan dengan tepat waktu; Terampil membuat pelaporan pajak yang telah dipungut dan disetorkan ke Kas Negara

d.

Pokok Bahasan 1)Penunjukan bendahara sebagai pemotong/pemungut pajak-pajak negara 2)Pajak penghasilan 3)Bendahara sebagai pemungut PPN dan PPnBM 4)Bea Materai

e.

Daftar Pustaka 1) Undang Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang undang nomor 28 tahun 2007 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang Undang Nomor 36 tahun 2008 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan atau Jasa dan Pajak Penjualan Barang Mewah sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang Undang nomor 47 tahun 2009 Undang Undang Nomor 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Undang Undang Nomor 13 tahun 1985 tentang Bea Meterai Undang Undang nomor 21 tahun 1997 tentang Bea perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang Undang nomor 21 tahun 2000 Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah sebagaia mana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang Undang nomor tahun 2008

2)

0)

3) 4) 5)

7)

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

8) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara 9) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan 10) Brotodihardjo R Santoso 1981 Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Bandung, Eresco NV 11) Boediono,B,Drs, Msi, 2000 Perpajakan Indonesia,Diadit Media, Jakarta 12) Budi Rahardjo, SarantaDjaka, 2005 Dasar Dasar Perpajakan Bendahara,Eko Jaya,2002 13) Budi Rahardjo, 2005 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Lindamas, Jakarta 14) Direktorat Jenderal Pajak Himpunan Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri Keuangan,Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Keputusan Direktur Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktur jenderal Pajak 15) Erly Suandy,2002 Hukum pajak, Salemba Empat,Jakarta 16) Gunadi,Dr, MSc,Akt, dkk,1997 Perpajakan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta 17) Mansury, R, Ph .d, 1996 Pajak Penghasilan Lanjutan, Ind-Hill-Co, Jakarta 18) Parlaungan Benny S,Sialagan,SH , Lubis Irwansyah, SE, 2002 Pedoman Perpajakan bagai Bendaharawan Pemerintah Pusat dan Daerah Serta Rekanan Pemerintah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 19) Rochmat Soemitro,Prof,DR, H,SH, 1986 Asas dan dasar Perpajakan 1, PT Eresco, Bandung 20) Rochmat Soemitro, Prof, Dr, H, SH, 1987 Asas dan Dasar Perpajak 2, PT Eresco, Bandung 21) Rochmat Soemitro,Prof, Dr, H, SH, 1992 Pengantar Singkat Hukum Pajak, PT Eresco,Bandung 22) Sihaloho Cyrus, Drs,2002 Modul Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 23) Waluyo, 2001 Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta

4. Mata Pelajaran : Pelaporan dan Pertanggungjawaban BP Jumlah Jamlat : 8 jamlata.

Deskripsi Singkat Laporan Pertanggungjawaban merupakan konsekuensi logis dari diberikannya wewenang kepada seseorang atau entitas untuk mengelola sumber daya sehingga hal tersebut akan menciptakan hubungan timbal balik dan komunikasi antara pemberi wewenang dengan yang diberi wewenang. Hal tersebut juga berlaku bagi Bendahara Pengeluaran

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti mata pelajaran ini, peserta memahami Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bendahara Pengeluaran, dengan tujuan agar peserta diklat dapat memperoleh standar kompetensi berupa pemahaman atas Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bendahara Pengeluaran dan dapat mengaplikasikan hal tersebut ke dalam pelaksanaan Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bendahara Pengeluaran pada satuan kerja masing-masing. c.Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1) Peserta mampu menjelaskan pengertian, Tujuan, Manfaat serta bentuk Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu. 2) Perserta mampu menyusun Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu. 3) Peserta mampu menjelaskan penyampaian dan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu.d.

Pokok Bahasan 1)Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) 2)Tata cara penyusunan LPJ 3) Penyampaian dan Verifikasi LPJ

e.

Daftar Pustaka Undang-Undang Dasar Tahun 1945. 2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4) Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 5) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 6) Peraturan Menteri Keuangan 73/PMK/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. 7) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementrian Negara / Lembaga / Kantor/ Satuan Kerja. 1)

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

B. Mata Pelajaran Penunjang 1. Mata Pelajaran : Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Negara Jumlah Jamlat :8 jamlat a.Deskripsi Singkat Materi ini penulis sajikan untuk membekali peserta diklat dengan pengetahuan tentang mekanisme penerimaan dan pengeluaran negara yang secara khusus diberikan kepada bendahara pengeluaran untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang macam dan jenis penerimaan negara serta macam dan jenis pengeluaran negara, yang harus dikelola bendahara pengeluaran sehubungan dengan tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya, serta menambah pengetahuan tentang jenis-jenis rekening yang harus dikelolanya, yang disajikan dengan mengunakan metode pelatihan berupa ceramah, diskusi, tanya jawab, pemaparan, dan simulasi. 0.Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengkuti diklat ini, peserta diklat diharapkan menguasai

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

dan memahami mekanisme penerimaan dan pengeluaran Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku, terutama berkaitan dengan pendapatan dan belanja Negara pada kantor/satuan kerja bersangkutan.c. Tujuan

Instruksional

Khusus (TIK) Setelah mengikuti mata pelajaran ini, peserta mampu menjelaskan : 1) Memahami dan dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan penerimaan Negara dan pendapatan Negara. 2) Memahami dan dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengeluaran Negara dan belanja Negara. 3) Memahami dan dapat menjelaskan macam dan jenis pengeluaran Negara. 4) Memahami dan dapat menjelelaskan macam dan jenis belanja Negara. 5) Memahami dan dapat menjelaskan para pejabat perbendaharaa n pada kantor/satuan kerja.

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

d.

Pokok Bahasan 1) Dasar hukum, pengertian, jenis-jenis penerimaan negara dan pengeluaran negara Rencana kerja anggaran kementerian negara/lembaga (RKA-K/L) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Penatausahaan penerimaan negara Mekanisme pembayaran belanja negara

2)

3) 4)

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran e. Daftar Pustaka

1) Undang-Undang Dasar 1945, Bab VIII Hal Keuangan 2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak 3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara 4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara 5) Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 6) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak 7) Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1999 tentang Tata Cara Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak. 8) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004, Tentang Rencana Kerja Pemerintah 9) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004, Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga 0) Peraturan Pemerintah Nomor : 39 Tahun 2007, Tentang 1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi pemerintah. 2) Peraturan Pemerintah Nomor : 39 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah 3) Keputusan Presiden Nomor : 72 Tahun 2004, (perubahan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002), Tentang Pedoman Pelaksanaan APBN 4) Keputusan Presiden Nomor : 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah 5) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 ( dan perubahannya ), Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 6) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 59/PMK.06/2005 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat 7) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 134/PMK.06/2005 Tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan APBN 8) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 115/PMK.06/2006, Tentang Penetapan Rekening Kas Umum Negara 9) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 91/PMK.06/2007 (perubahan PMK Nomor 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar), Tentang Bagan Akun Standard. 10) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 171/PMK.05/2007, (perubahan PMK Nomor 59/PMK.06/2005) tentang Sistem Akunta si dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 11) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara kementrian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan kerja. 12) Perdirjen PBN Nomor : PER-66/PB/2005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran

23) Perdirjen PBN Nomor : PER-24/PB/2006 Tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga 24) Perdirjen PBN Nomor : PER-44/PB/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Riviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga 25) Perdirjen PBN Nomor : PER-33/PB/2008, Tentang Pedoman Penggunaan Akun Pendapatan, Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal 26) Perdirjen PBN Nomor : PER-20/PB/2007, Tentang Tata Cara Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara 27) Perdirjen PBN Nomor : PER-47/PB/2009, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara kementrian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja

2. Mata Pelajaran : Etika Profesi PNS Jumlah Jamlat : 6 jamlat a.Deskripsi Singkat Kepentingan masyarakat harus selalu ditamakan dengan pelayanan yang efisien, tepat waktu, ekonomis dan terbuka untuk setiap lapisan masyarakat. Terwujudnya kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh pelaku di dalamnya yaitu para sumber daya manusia yang dituntut kesempurnaan dalam pengabdian tugas aparatur negara. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas memberikan layanan terbaik kepada masyarakat harus dibina terus menerus dan berkesinambungan. Melalui pembelajaran etika profesi diharapkan setelah menjadi PNS maka akan akan terus berupaya meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas. 0.Tujuan Instruksional Umum Setelah menyelesaikan mata pelajaran ini peserta akan mampu menegakkan dan melaksanakan kode Etik bagi pegawai Negeri Sipil.c. Tujuan

Instruksional Khusus

1)Memahami pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil. 2)Memahami nilai-nilai dasar bagi Pegawai Negeri Sipil. 3)Memahami dan menghayati Kode Etik Pegawai Negeri Sipil. 4)Menegakan Kode Etik Pegawaai Negeri Sipil.d.

Pokok Bahasan 1)Etika 2)Profesi PNS 3)Kode Etik PNS 4)Etika Pelayanan Prima

Pedoman DF Bendahara Pengeluaran e. Daftar Pustaka

1) Undang-Undang U 43 Tahun 1999 tentang Perubahan UU 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian 2) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil 3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004 tentang Larangan PNS Menjadi Anggota Parpol 4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS 5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 222/KMK.03/2002 tentang Kode Etik Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan 6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 223/KMK.03/2003 tentang Susunan, Tugas dan Wewenang Komite Kode Etik Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. 7) Keputusan MENPAN No 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum 8) Ali, Abbas. 1998. Scaling an Islam Work Ethic The Journal of Social Psycology. Vol. 128 (5):575-583 9) BertensBertens,K. 2004. Etika. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta 10) Kumorotomo, Wahyudi. 2002. Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 11) Madjid,Nurcholis. 1992. Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi Kehidupan Modern. Dalam Islam Doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan. Yayasan Wakaf Paramadina. Jakarta 12) Robbins,Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Konsep-KontroversiAplikasi. Jilid 1. Jakarta: PT Prehallindo 13) Salam, H. Buhanuddin,Drs.,MM. 2000. Etika Individual (Pola Dasar Filsa fat Moral). PT Rineka Cipta. Jakarta 14) Suseno,FM. 1987. Etika Dasar. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Kanisius. Yogyakarta 15) Yoesef, Darwish. A. 2000. Organizational Commitment as a Mediator of The Relationship between Islamic Work Ethic and Attitudes toward Organizational Change. Human Relations. Vol. 53(4) : 513-537